Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 DINAMIKA EPIDEMIK TUBERCULOSIS (TB) PADA MODEL SATU STRAIN Asep Solih Awalluddin Jurusan Matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung email : [email protected] ABSTRACT This paper explains mathematical model for dynamic of tuberculosis epidemic using one strain model, with supported theorems and lemmas. One strain model is elaborated in a condition of disease-free equilibrium and unique endemic equilibrium. Keyword : Population dynamic, Tuberculosis, One strain model berguna untuk pengendalian terhadap A. Pendahuluan Penyakit penyakit Tuberkulosis adalah beberapa variabel yang berhubungan menular langsung yang oleh kuman TB menjelaskan model satu strain disertai (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian dengan penurunan secara matematis dari besar kuman TB menyerang Paru, tetapi model yang dibuat. dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. 2. Model Satu Strain disebabkan dengan model tersebut. Individu-individu Kuman ini berbentuk batang, mempunyai Tulisan exposed ini TB sifat khusus yaitu tahan terhadap asam mungkin mengalami periode laten dengan pada pewarnaan, oleh karena itu disebut masa pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kenyataannya, banyak yang mati tanpa kuman TB cepat mati dengan sinar atau sebelum berkembang menjadi TBC matahari langsung, tetapi dapat bertahan aktif). hidup beberapa jam ditempat yang gelap membawa (mengidap) bakteri ini maka dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman semakin ini dapat Dormant, tertidur lama selama menjadi beberapa tahun. kekebalan kita menjadi gawat akibat yang berbeda-beda Rupanya, semakin berkurang TBC aktif (pada lama kita perkembangan kecuali sistim Kompleksitas penyebaran kuman penyakit lain. Akibatnya, periode infeksi dan terus berkembangnya penularan dari sebagaimana periode secara kronologi penderita dan merupakan faktor penting pada kemajuan dikendalikan. Model matematika dibuat penyakit. Seberapa penting faktor ini untuk memberikan gambaran sekaligus sebagai perlu diantisipasi 231 penaksir atau pengukur Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 penyebaran pada tingkat populasi? Karena diperkirakan 10% Peluang suskes kontak sehingga individu-individu susceptible menjadi terinfeksi sebanding terinfeksi TBC berkembang menjadi aktif dengan banyaknya kontak yang terjadi selama masa hidupnya, maka aturan 10% dan proporsi individu terinfeksi (active menjadi sebuah ukuran yang berguna TB). Hal ini lebih umum dan akurat untuk pengukuran kesehatan publik kasar penggunaanya daripada sekedar sebanding dan menengah. Aturan ini berguna tetapi dengan banyaknya individu terinfeksi. pada waktu yang sama juga kurang benar. Dengan kata lain, banyaknya individu Hal ini diketahui bahwa kemajuan TBC susceptible yang I . N cS terinfeksi tidak seragam tetapi pada kenyataannya faktor-faktor Bentuk ini lebih banyak ditemukan pada lainnya seperti status gizi dan/atau akses kebanyakan model epidemik saat ini. pada berkaitan erat dengan perawatan lingkungan dan kondisi Secara matematika diketahui dengan baik (Bloom 1994). bahwa jika populasi berukuran N tetap medik hidup Penderita TBC laten dan aktif dapat konstan diobati dengan antibiotik, pengobatan ini mendekati mempunyai efek samping yang kadang- asimtotik (konvergen) maka penggunaan kadang sangat serius dan butuh waktu tingkat infeksi yang proporsional terhadap lama. Pembawa bakteri TBC (penderita SI tidak merubah sifat-sifat kualitatif pada laten) model. yang tidak mengembangkan sepanjang sebuah waktu atau konstanta Bagaimanapun juga, jika secara ketika penyakit TBC dapat diobati dengan satu memodelkan epidemik pada suatu negara obat yaitu INH yang harus dilakukan yang selama 6-9 bulan. Pengobatan terhadap populasi yang besar), penggunaan berkembang (dengan penderita aktif TBC memerlukan tiga obat jumlah I N terlihat lebih apriorit (Carlos, Feng 1996). secara simultan selama sedikitnya 12 Oleh karena pada kenyataannya bulan. Kurangnya pemenuhan terhadap kebanyakan penderita TBC obat ini merupakan masalah yang serius melewati masa latennya pada waktu yang sangat yang tidak hanya menjadikannya kambuh lama tetapi justru dapat berkembang menjadi dibandingkan dengan periode infeksinya (masa terjangkitnya gejala- antibiotic resistant TB (Carlos, Feng gejala TBC dan mampu menularkan) dan 1996). terdapat faktor pengobatan sehingga ada peluang untuk sembuh, pada bagian ini 232 Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 kami menggunakan asumsi slow route, virgin, artinya sehat dan belum pernah yaitu penderita TBC akan melewati masa terserang latennya sebelum ia menjadi aktif dan dimasukkan satu individu penderita aktif melibatkan TBC untuk mengadakan kontak langsung pengobatan faktor kemudian dengan populasi ini. Gambar 1.1 adalah permodelan ini yang juga menggunakan model transmisi infeksi dan epidemi TBC proporsi terinfeksi yang lebih umum. model satu strain, dengan penjelasan Asumsi lainnya dengan menggunakan untuk suatu populasi tertutup dan konstan yang sebagai berikut : I(t) T(t) Λ β d μ p k βs βt c re ri s I N s cS penderita TBC, dalam N(t) S(t) E(t) pada perkembangan penyakit masing-masing notasi adalah = banyaknya total populasi pada waktu t, = banyaknya susceptibles pada waktu t, = banyaknya exposed TB (terinfeksi tetapi belum menular, TB pasif) pada waktu t, = banyaknya infected TB (terinfeksi dan menular, TB aktif) pada waktu t, = banyaknya treated TBC (individu terobati) pada waktu t, = tingkat rekruitmen (diantaranya: kelahiran, treated), = tingkat transmisi infeksi perkontak individu pertahun, = tingkat kematian akibat TB pertahun, = tingkat kematian secara alami (bukan karena TB) pertahun, = tingkat perkembangan cepat dari susceptible menjadi terinfeksi aktif, = tingkat perkembangan dari laten TB menjadi aktif TB, = peluang sukses transmisi infeksi pada susceptibles perkontak dengan satu individu terinfeksi menularkan per unit waktu, = peluang sukses transmisi infeksi pada treated perkontak dengan satu individu terinfeksi menularkan per unit waktu, = banyaknya rata-rata kontak per individu per unit waktu, = proporsi pengobatan pada exposed individuals per unit waktu, = tingkat pengobatan pada infectious individuals per unit waktu, = proporsi susceptible yang berhasil terinfeksi, I = banyaknya susceptible yang berhasil terinfeksi per unit waktu, N 233 Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 1 penderita aktif TB (Active Infected Hosts) c μ Λ Susceptibles βs βt μ Exposed (Passive TB) k μ+d Infected (Active TB) re ri Treated μ Gambar 1.1. Transmisi Infeksi dan Epidemi TBC Model Satu Strain Dari ilustrasi dan asumsi transmisi sebagai model dasar dinamika epidemi TB infeksi dan epidemi di atas dapat disusun sebagai berikut: suatu sistim persamaan diferensial biasa = ( ) + ( ) + ( ) + ( ), dS I s cS S , dt N 234 (1.1) (1.2) Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 dE I s cS t cT ( k re ) E , dt N (1.3) dI kE ( d ri ) I , dt (1.4) dT I re E ri I t cT T , dt N (1.5) sc R 0 d ri k k re Pada umumnya, sistim persamaan (1.6) pada sebuah populasi susceptibles, yang diferensial di atas dikenal sebagai model merupakan SEIR, SEI atau lebih tepatnya SEIS, yang banyaknya rata-rata susceptibles yang mana individu-individu terinfeksi (laten terinfeksi atau menularkan) kembali lagi pada menularkan penyakit (βsc) selama periode susceptibles dengan pengobatan. Jika kita penularan efektifnya (1/(μ + d + ri)) asumsikan dengan proporsi populasi bertahan hidup bahwa peluang terinfeksi hasil oleh perkalian satu antara orang yang pada periode laten (k/(μ + k + re)). perkontak untuk klas treated sama dengan pada klas susceptibles, yaitu βs= βt, maka Terdapat sistim dinamik (1.1-1.5) adalah serupa kesetimbangan secara kualitatif dengan model SEIS. kesetimbangan tanpa penyakit (disease- dua kemungkinan (equilibria) yaitu free equilibrium, E0) jika R0 <1 dan Persamaan (1.6) merupakan basic reproductive number yaitu banyaknya kesetimbangan kasus kedua individu terinfeksi dan equilibrium, E*) jika R0 >1. Carlos menularkan oleh satu individu terinfeksi Castillo-Chavez dan Zhilan Feng (1996) dan menularkan (infectious individual) telah pada kasus pertama sebagai berikut: selama periode menjelaskan endemik dalam (endemic teoremanya penularan efektifnya ketika diperkenalkan Misalkan tn → ∞ dan f (tn) konvergen Lemma 1. Misalkan f : ∞) [0, pada f ∞ atau f ∞ untuk n → ∞. Maka f ' (tn) yang didefinisikan sebagai → 0 untuk n→∞. f liminf f (t ), f limsup f (t ) t t Teorema 1. terbatas dan diferensiabel dua kali dengan turunan keduanya terbatas. 235 Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 a) Jika R0 <1 maka kesetimbangan tanpa penyakit equilibrium, Dengan menggunakan persamaan (disease-free 0 E) secara asimtot b) ISSN 1979-8911 adalah global (2.4) lemma 1 diperoleh stabil 0 (globally d I kE ( d ri ) I dt asymptotically stable, g.a.s). ( d ri ) I kE Jika R0 >1 maka kesetimbangan ( d ri )I kE endemik tunggal (unique endemic equilibrium, secara * E) asimtot adalah lokal I stabil (locally (2.7) Dengan langkah serupa, pilih sebuah asymptotically stable, l.a.s). barisan sn → ∞ sedemikian hingga Bukti: E ( s n ) E : lim sup E ( s n ), a) Misalkan R0 <1, pilih sebuah barisan tn sn → ∞ sedemikian hingga I (t n ) I , k E. ri d dan d I (t n ) 0. dt d E ( s n ) 0. dt dengan menggunakan persamaan (2.3) dan persamaan (2.7) diperoleh 0 d E s cI ( k re ) E dt k s c E ( k re ) E ri d k ( k re ) E s c ri d k re k s c r d i k re s c k ri d k re ( k re ) E k re ( k re ) E R0 k re ( k re )E Karena R0 < 1 maka R0 - 1 < 0 E∞ = E∞ = 0, dan E(t) → 0 untuk akibatnya E∞ ≤ 0. t→∞ . Dan karena E : lim inf E(s n ) 0 Jika E∞ = 0 maka pada persamaan sn (2.7) maka diperoleh I∞ ≤ 0. I : lim inf I (t n ) 0 tn 236 Dan karena maka Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 diperoleh I∞ = I∞ = 0, dan I(t) → 0 Karena untuk t→∞ . penjumlahan persamaan-persamaan kita hanya dapat menganggap solusi untuk (2.2-2.5) sistim d N N dI . dt maka (2.1-2.5) N N N Dengan N (u n ) N : lim inf N (u n ), globally u n d N (u n ) 0. dt . . E0 adalah stable (g.a.s) demikian, asymptotically E 0 ,0,0 .b) Misalkan R0 >1, dengan asumsi bahwa βt = βs = β maka sistim d N N dI 0 dt persamaan (2.2-2.3) ekivalen sistim: N dI . d N N dI dt dE I c ( N E I ) ( k re ) E , dt N dI kE ( d ri ) I , dt endemik tunggal E* d ri I* k I* k ( R0 1) N*, R0 (unique endemic equilibrium) untuk sistim persamaan ini diberikan oleh E* = (N*, E*, I*) dan d ri k . dengan N* Jadi dengan titik kestabilan diberikan dengan Dan dengan lemma 1 diperoleh Ekuilibrium dengan diperoleh sedemikian hingga N persamaan N (t ) , Pilih sebuah barisan un → ∞ dan N ( t ) 0 untuk N , sehingga, tanpa mengurangi keumuman, Selanjutnya, memberikan d dt R0 dk ( R0 1) R0 Perhatikan bahwa 237 dengan Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 Untuk menyusun matriks Jacobian N * E * I * 1 . N* R0 dari sistim persamaan ini diperlukan: d N dI , N N dt N d N dI 0 , N E dt E d N N dI d , I dt I 2 dE I c( E I ) 2 cE I 2 c I 2 N dt N N N I I c cE N N I I E c c 1 N N N c I I2 c N2 N2 I N I I N E I c N NN N N I I N EI c c N N N I c I c I c ( R0 1) a(R0 1) , N R0 N R0 N c dE I c k re (aR0 k re ), E dt N dE E I I E c c 2c c1 2 I dt N N N N I I I N E N EI c c N N N N N N 1 I c I c c c aR 0 , N R0 R0 N R0 dI dI dI 0, k , ( d ri ) . N dt E dt I dt Sehingga matriks Jacobian untuk sistim persamaan di atas: 0 d c J a( R0 1) (aR0 k re ) aR0 R0 0 k ( d ri ) 238 Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 dengan tr ( J ) ( ) ( aR 0 k re ) ( d ri ) 0 , dan c D ( J ) ( ) aR 0 k re d ri da ( R 0 1) k aR 0 k 0 . R0 Polinomial karakteristik J: p( ) 3 aR0 3 k re d ri 2 aR 0 ( 2 k ri d ) ( 2 k re d ri ) aR 0 ( k ri d ) kad ( R 0 1) 3 A 2 B C 0. Karena R0 >1 maka A,B,C > 0 dan AB > C. Determinan-determinan Hurwitz: A C 0 A C 1 A , 2 , 3 1 B 0 1 B 0 A C Sehingga a0 = 1 > 0, ∆1 = A > 0, ∆2 cS 2 = AB - C > 0, ∆3 = ABC – C = (AB – C) sc strain R 0 d ri C > 0 yang memenuhi kestabilan RouthHurwitz, artinya E* adalah I . Rumusan R0 untuk model satu N locally k k re asymptotically stable (l.a.s). C. Referensi Brian M. Murphy, Benjamin H. Singer, Denise Kirschner (2002) On treatment of tuberculosis in heterogeneous pupulations, Journal of Theoretical Biology. www.elsevier.com/locate/jtbi. Science Direct YJTBI 3243:1-14. www.sciencedirect.com. Carlos Castillo-Chavez, Baojon Song (2002) An Overview of Dynamical Models of Tuberculosis: 10-17. Carlos Castillo-Chavez, Zhilan Feng (1997), To treat or not to treat: the case of tuberculosis, SpringerVerlag, J Mol Med 35:629-656. Dinas Kesehatan Jakarta, Indonesia: www.infeksi.com, www.dikes.org E. Jung, S. Lenhart, Z. Feng (2002) Optimal Control of Treatment in A Two-Strain Tuberculosis Model, B. Simpulan Model satu strain adalah model dengan peluang memberikan suskes asumsi kontak bahwa sehingga susceptible menjadi terinfeksi sebanding dengan banyaknya kontak yang terjadi dan proporsi individu terinfeksi (active TB). Hal ini lebih umum dan akurat penggunaanya dari pada sekedar sebanding dengan banyaknya individu terinfeksi. Dengan kata lain, banyaknya individu susceptible yang terinfeksi adalah 239 Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 - 2 ISSN 1979-8911 Discrete and Continuous Dynamical System Series B Volume 2 No. 4: 473-482. http://AIMsciences.org. F.G.Gantmacher (1960), The Theory of Matrices, Volume I, Chelsea Publishing Company, NY: 125-126. F.G.Gantmacher (1964), The Theory of Matrices, Volume II, Chelsea Publishing Company, NY: 194-195, 220-221. Jan Medlock (2002) Mathematical Modeling of Epidemics: 1-23. O. Diekmann, J.A.P. Heesterbeek. Mathematical Epidemiology of Infectious Diseases; Model Building, Analysis and Interpretation, John Wiley & Son, Ltd.: 3-62, 177-220. Press release WHO: www.who.org, www.whosea.org, www.who.int Sally M. Blower, Julie L. Gerberding, (1998) Understanding, predicting and controlling the emergence of drug-resistant tuberculosis: a theoretical framework, SpringerVerlag, J Mol Med 76:624-636. Tuen Wai Ng, Gabriel Turinici, Antoine Danchin (2003) A double epidemic model for SARS propagation, BMC Infectious Diseases, BioMed Central: 1-16. http://www.biomedcentral.com/14172334/3/19. Z. Feng, M. Iannelli, F.A. Milner (2002) A Two-Strain Tuberculosis Model with Age of Infection, SIAM J. Appl. Math. Vol. 62, No. 5: 16341656. 240