perkembangan dan profil risiko industri jasa keuangan

advertisement
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO
INDUSTRI JASA KEUANGAN
FEBRUARI 2015
Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa
keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.
 Di tengah dinamika perekonomian global dan domestik, secara keseluruhan
sektor jasa keuangan terpantau stabil.
 Pasar saham dan pasar surat utang melanjutkan arah penguatan, dengan
capital inflow investor nonresiden yang cukup signifikan. Sepanjang 2015 (per
6/3) terdapat inflow di pasar saham dan SBN sebesar masing-masing Rp11,7
triliun dan Rp44 triliun.
 Kinerja keuangan dan profil risiko di lembaga jasa keuangan juga terpantau
masih dalam kondisi normal. Begitu pula dengan indikator Protokol
Manajemen Krisis (PMK) pada masing-masing sektor perbankan, pasar modal,
dan IKNB berada pada level normal.
 Ke depan, OJK terus mencermati perkembangan utama perekonomian global
dan domestik yang berpotensi berdampak terhadap kondisi sektor jasa
keuangan dan stabilitas sistem keuangan nasional.
 Perkembangan global yang dicermati antara lain pelaksanaan normalisasi
kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), perkembangan
ekonomi Jepang dan Eropa, pelambatan ekonomi negara-negara berkembang
khususnya Tiongkok, dan pergerakan harga komoditas dunia.
 Di dalam negeri, OJK mencermati beberapa perkembangan seperti
pergerakan nilai tukar Rupiah dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan,
serta kondisi fundamental makroekonomi domestik. Kami juga telah
melakukan uji ketahanan (stress test) untuk memastikan daya tahan sektor
jasa keuangan. Sejauh ini hasil stress test menunjukkan bahwa pelemahan
nilai tukar Rupiah dan penurunan pertumbuhan ekonomi masih dalam batas
yang dapat ditoleransi.
 OJK mempersiapkan berbagai langkah antisipasi agar faktor-faktor risiko
tersebut diatas tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional.
1
Sepanjang Februari 2015, pasar saham dan pasar surat utang menunjukkan arah
penguatan, ditopang oleh perbaikan kondisi fundamental makroekonomi
domestik, meski pelemahan nilai tukar Rupiah masih berlanjut.
 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 3,04% mtm, di tengah
tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Penguatan dipengaruhi pengaruh
sentimen global dan regional (normalisasi The Fed belum dalam waktu dekat,
kesepakatan Yunani, dan QE zona Euro), serta membaiknya kondisi
fundamental makroekonomi domestik termasuk penurunan BI Rate.
 Selama Februari, pasar surat utang menunjukkan penguatan dengan
penurunan yield SBN yang berlanjut. Penguatan ini turut didukung perbaikan
persepsi risiko pada indikator CDS.
 Update Maret 2015: Net buy investor nonresiden di pasar saham selama
bulan Maret 2015 (per 6/3) sebesar Rp893 miliar, sedangkan di pasar SBN
terdapat net sell Rp2,3 triliun. Kami memandang net sell SBN lebih merupakan
aksi portfolio rebalancing.
Perkembangan lembaga jasa keuangan masih terpantau dalam kondisi baik.
Beberapa indikator utama sektor jasa keuangan menunjukkan kinerja yang
stabil.
 Penyaluran kredit perbankan dan piutang pembiayaan tetap berlangsung. Per
Januari 2015, pertumbuhan kredit memang masih melambat, namun laju
pelambatan ini relatif mulai menurun dibandingkan pada bulan-bulan
sebelumnya.
 Pemupukan dana pihak ketiga juga relatif stabil. Pada akhirnya, Loan-toDeposit Ratio (LDR) perbankan kembali menurun dan membuka ruang bagi
penyaluran kredit lebih lanjut oleh Perbankan.
 Kondisi permodalan perbankan dalam kondisi yang sangat baik. Selama
beberapa bulan terakhir Capital Adequacy Ratio (CAR) konsisten berada pada
level di atas 19% dan bahkan mencapai 21,01% di Januari 2015 dengan rasio
modal inti (tier 1) sebesar 18,75%. Rentabilitas dan efisiensi relatif stabil. Net
Interest Margin (NIM) per Januari 2015 stabil sebesar 4,24% sejak Oktober
2
2014. Tingkat efisiensi perbankan cukup baik, dengan rasio BOPO pada level
82,15%, dan secara umum efisiensi akan membaik selama tahun berjalan.
 Di industri perasuransian, rasio kecukupan investasi asuransi jiwa dan asuransi
kerugian (untuk menutup kewajiban kepada pemegang polis) juga tercatat
masih memadai dan menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan
sebelumnya.
 Per Januari 2015, nilai investasi industri perasuransian dan dana pensiun
relatif stabil di tengah fluktuasi pasar yang relatif moderat pada bulan
tersebut.
Profil risiko sektor jasa keuangan secara umum masih dapat dikelola dengan
baik.
Risiko Likuiditas di industri perbankan, perasuransian dan pasar modal berada
pada level yang relatif rendah.
 Alat likuid yang dimiliki Perbankan masih memadai untuk mengantisipasi
potensi penarikan DPK dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing
sebesar 89,84% dan 18,18% per akhir Februari 2015. Angka ini berada jauh di
atas threshold masing-masing 50% dan 10%.
 Di pasar saham, rata-rata bid-ask spread pada Februari 2015 menunjukkan
penyempitan dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya.
Risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang
relatif rendah.
 Risiko kredit perbankan secara umum berada pada level yang relatif rendah,
dengan NPL gross dan net per Januari 2015 masing-masing sebesar 2,23% dan
1,15%, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
 Non-Performing Financing (NPF) relatif rendah meskipun menunjukkan sedikit
peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Pemantauan tetap dilakukan
mengingat masih tingginya suku bunga perbankan akan turut berdampak
terhadap level NPF.
3
Risiko pasar industri jasa keuangan relatif rendah dan masih dapat dikelola
dengan baik.
 Risiko pasar di perbankan masih dikategorikan rendah dengan rasio Posisi
Devisa Neto (PDN) per Januari sebesar 1,68%. Rata-rata rasio PDN selalu
berada di bawah 3%, jauh di bawah batas ketentuan 20%. Meskipun demikian
kami tetap memantau perkembangan nilai tukar Rupiah yang terjadi
belakangan ini.
 Di industri reksa dana, risiko pasar tergolong rendah. Net redemption yang
relatif tinggi dapat ter-offset oleh kenaikan nilai portofolio investasi sejalan
dengan penguatan pasar.
 Di industri perasuransian dan dana pensiun, risiko pasar cenderung menurun
sejalan dengan penguatan pasar bulan Januari-Februari 2015.
 Untuk perusahaan pembiayaan, tingkat utang (gearing ratio) per Januari 2015
menurun tipis di tengah peningkatan eksposur Utang Luar Negeri (ULN).
Pelemahan nilai tukar Rupiah dapat mendorong peningkatan ULN, namun
perusahaan pembiayaan secara umum telah melakukan hedging ataupun
natural hedging atas ULN.
Demikian pemaparan dari kami. Dengan hal-hal tersebut, kembali kami tekankan
bahwa kondisi sektor jasa keuangan domestik masih dalam kondisi yang kami
katakan cukup kuat untuk menghadapi gejolak yang terjadi belakangan ini.
4
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO
INDUSTRI JASA KEUANGAN
FEBRUARI 2015
Indikator Protokol Manajemen Krisis
No
Indikator PMK
Perbankan
1 Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD)
2 Posisi Devisa Neto (PDN)
3 Capital Adequacy Ratio CAR)
4 Return on Asset (ROA)
5 Non-Performing Loan (NPL) Net
6 Loan-to-Deposit Ratio (LDR)
Pasar Modal
1 Perubahan IHSG (Hari 3 − Hari 1)
2 Net redemption terhadap NAB Reksa Dana
Perasuransian
1 Pertumbuhan Nilai Investasi
Dana Pensiun
1 Pertumbuhan Nilai Wajar Investasi
2 Pertumbuhan Piutang Iuran Pendiri
Perusahaan Pembiayaan
1 Pertumbuhan Nilai Piutang Pembiayaan (mtm)
2 Pertumbuhan Nilai Ekuitas (mtm)
3 Pertumbuhan Nilai Pinjaman yg Diterima (mtm)
4 Non-Performing Financing (NPF)
Normal
Jun-14
Jul-14
Agt-14
Sep-14
Okt-14
Nov-14
Des-14
Jan-15
Feb-15*
> 50%
< 20%
> 14%
> 1.2%
< 5%
< 92%
77.55%
2.28%
19.45%
3.02%
1.11%
90.25%
80.90%
2.06%
19.39%
2.91%
1.15%
92.19%
83.47%
2.20%
19.52%
2.91%
1.17%
90.63%
92.73%
2.32%
19.50%
2.91%
1.19%
88.93%
93.00%
2.20%
19.63%
2.89%
1.14%
88.45%
98.64%
2.29%
19.67%
2.87%
1.18%
88.65%
95.48%
2.16%
19.57%
2.85%
1.01%
89.42%
92.22%
1.68%
21.01%
2.82%
1.15%
88.48%
89.69%
> -5%
< 2%
0.13%
-0.18%
-0.09%
0.17%
-0.55%
0.13%
0.10%
-0.21%
1.15%
0.28%
0.33%
0.14%
1.16%
0.06%
0.39%
0.40%
0.10%
0.13%
> -5%
5.20%
1.76%
2.91%
-2.18%
2.19%
1.88%
2.12%
-0.30%
> -5%
< 10%
0.12%
-9.87%
2.04%
3.64%
1.39%
1.47%
0.22%
-1.91%
1.11%
-5.59%
1.46%
4.01%
0.91%
-11.16%
1.74%
8.58%
> -2%
> -5%
> -3%
< 5%
2.41%
-1.75%
5.87%
1.47%
0.62%
0.70%
-0.73%
1.34%
0.08%
1.17%
-0.21%
1.50%
0.67%
1.25%
1.71%
1.51%
-0.38%
1.60%
-0.85%
1.58%
-0.10%
-1.22%
-0.71%
1.59%
0.56%
1.54%
2.32%
1.41%
0.31%
1.25%
-0.98%
1.96%
Perubahan IHSG, Kurs Rupiah dan Yield SBN
5
Perkembangan IHSG dan Kurs Rupiah
IHSG dan Net Buy Saham oleh Investor Nonresiden
IDMA dan Net Buy SBN oleh Investor Nonresiden
6
Perkembangan Kredit Perbankan
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan
Loan-to-Deposit Ratio Perbankan
Pertumbuhan Piutang Pembiayaan
Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan
7
Rasio Kecukupan Investasi Asuransi Jiwa
Rasio Kecukupan Investasi Asuransi Umum
8
Perkembangan Nilai Investasi Asuransi
Perkembangan Nilai Investasi Dana Pensiun
Perkembangan Likuditas Perbankan
9
Perkembangan Bid-Ask Spread Pasar Saham
Perkembangan NPL Perbankan
Perkembangan NPF Perusahaan Pembiayaan
10
Perkembangan Gearing Ratio Perusahaan Pembiayaan
11
Download