i PENGGUNAAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS ULAT BAMBU (Erionota thrax) Oleh : BAGUS RHAMADI NIM. 120 500 113 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 ii PENGGUNAAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS ULAT BAMBU (Erionota thrax) Oleh : BAGUS RHAMADI NIM. 120 500 113 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 iii PENGGUNAAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS ULAT BAMBU (Erionota thrax) Oleh : BAGUS RHAMADI NIM. 120 500 113 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : Penggunaan Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Ulat Bambu (Erionota thrax) Nama : Bagus Rhamadi NIM : 120 500 113 Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Taufiq Rinda A, S.Si., M.Pd NIP. 19780517 200912 1 002 Penguji I, Ir. H. Taman Alex, MP NIP. 19601212 198903 1 008 Penguji II, Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003 Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003 Ir. M. Masrudy, MP NIP.19600805 198803 1 003 Lulus ujian pada tanggal : ........................... i ABSTRAK Bagus Rhamadi. Penggunaan Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Ulat Bambu (Erionota thrax) (di bawah bimbingan TAUFIQ RINDA A). Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida kimia. Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun papaya (Carica papaya L). Selain ramah lingkungan, pestisida alami merupakan pestisida yang relatif aman dalam penggunaannya dan ekonomis Ulat bambu (Erionota thrax) termasuk kedalam family Hesperidae, Ordo Lepidoptera. Telur berwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan. Larva muda yang baru menetas memotong daun pisang secara miring mulai dari bagian tepi daun lalu menggulung potongan tersebut. Stadium larva berlangsung selama 28 hari. Larva makan dari bagian dalam gulungan tersebut, kemudian membentuk gulungan yang lebih besar sesuai dengan perkembangan larva sampai akhir. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah, untuk membuat pestisida organik dari daun pepaya. Serta melakukan mortalitas terhadap ulat bambu menggunakan pestisida organik dari daun pepaya. Dari penelitian yang telah dilakukan, waktu kematian ulat bambu pada perlakuan P3 (15%) dengan pengulangan sebanyak 2 kali dalam waktu 7 menit 100% ulat bambu seluruhnya mati, sedangkan pada P2 (10%) dengan sebanyak pengulangan 2 kali dalam waktu 10 menit 100% ulat bambu seluruhnya mati dan P1 (5%) dengan pengulangan sebanyak 2 kali dibutuhkan waktu 13 menit untuk 100% ulat bambu seluruhnya mati. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan P3 (15%) paling cepat terhadap mortalitas atau kematian ulat bambu. Kata kunci : Pestisida Organik, Daun Pepaya, Ulat Bambu ii RIWAYAT HIDUP Bagus Rhamadi, lahir pada tanggal 12 Pebuari 1994 di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, merupakan putra ketiga dari pasangan suami istri Bapak Nordian dan Ibu Ratna Wati. Pendidikan Sekolah Dasarnya dimulai di SD Negeri 029 Kecamatan Loa Janan Ilir Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006, kemudian berturut-turut melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertamanya di SMP Negeri 15 Samarinda tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009, Pendidikan Sekolah Menengah Atasnya di SMA Negeri 7 Samarinda, dimulai pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Pendidikan tingginya dimulai pada tahun 2012 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian pada Program Studi Manajemen Lingkungan. Selama menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian penulis telah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 1 Maret sampai 30 April 2015 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur. Penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar dengan sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Penggunaan Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Ulat Bambu (Erionota thrax). Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca. iii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, karena hanya Dialah dzat yang pantas dipuji, Rabb semesta alam, Dialah maha pencipta, maha melihat dan maha pemberi rezeki. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi semesta alam. Atas ijin-Nya pula karya ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan judul Penggunaan Daun Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Ulat Bambu (Erionota thrax). Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis selama kurang lebih dua bulan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Taufiq Rinda A, S.Si., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan Penulis. 2. Ir. H. Taman Alex, MP selaku Dosen Penguji Satu. 3. Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Dosen Penguji Dua. 4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan Jurusan Manajemen Pertanian. 5. Bapak Ir.Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan. 6. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 7. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 8. Orang tua tercinta yang telah banyak memberi dukungan, baik dari segi moril dan material kepada penulis, 9. Keluarga, kakak tercinta yang telah banyak memberi dukungan, baik dari segi moril dan material kepada penulis. 10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Sebaik apapun penulis menyusun karya ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih baiknya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sehingga dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bagus Rhamadi Kampus Sei Keledang, Agustus 2015 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR TABEL........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3 A. Tinjauan Umum Tentang Pestisida............................................. 3 B. Tinjauan Umum Tentang Pestisida Organik............................... 5 C. Tinjauan Umum Tentang Pepaya (Carica papaya L)................. 8 D. Tinjauan Umum Tentang Ulat Bambu (Erionota thrax) .............. 9 E. Mortalitas ..................................................................................... 10 F. Konsentrasi.................................................................................. 11 BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. A. Tempat, dan Waktu Penelitian.................................................... B. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... C. Prosedur Kerja ........................................................................... D. Pengolahan Data …………………………………………………. E. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... A. Hasil............................................................................................ B. Pembahasan .............................................................................. 12 12 12 13 15 16 16 17 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 19 A. Kesimpulan................................................................................. 19 B. Saran .......................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Kematian Ulat Bambu Berdasarkan Waktu dan Dosis Pestisida Organik dari Ekstrak Daun Pepaya…………………………………….. vi 16 DAFTAR GAMBAR Nomor Lampiran Halaman 1. Persiapan Penelitian ............................................................................ 23 2. Alat Penelitian ...................................................................................... 24 3. Bahan Peneliitian ................................................................................. 24 4. Sampel Ulat Bambu ............................................................................. 25 5. Pemotongan Daun Pepaya .................................................................. 26 6. Penghalusan Daun Pepaya……………………………………………… 26 7. Penyaringan Pestisida Daun Pepaya .................................................. 27 8. Pemberian Diterjen .............................................................................. 27 9. Pestisida Daun Pepaya........................................................................ 28 10. Penyemprotan P1 (5%)........................................................................ 28 11. Penyemprotan P2 (10%)...................................................................... 29 12. Penyemprotan P3 (15%)...................................................................... 29 vii 1 BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir, pertanian organik mulai menjadi idola baru dalam dunia pertanian. Seiring dengan meningkatknya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan sehat yang aman dan bebas dari bahan-bahan kimia, produk pertanian organik juga semakin berkembang. Gaya hidup sehat konsumen yang demikian telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat dengan pesat. Produk pertanian yang selama ini identik dengan penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida kimia mulai digantikan dengan pertanian organik yang memanfaatkan bahan alami sebagai bahan pestisida dan obat-obatan untuk tanaman (Sastraoutomo, 1992). Penggunaan pestisida di Indonesia semakin meningkat. Sebagian besar pestisida digunakan dalam sektor pertanian dan perkebunan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang dapat menurunkan hasil panen. Penggunaan pestisida baik di negara-negara telah maju maupun yang sedang berkembang telah terbukti berhasil meningkatkan hasil produksi pertanian dan juga didalam mengendalikan serangga-serangga pembawa penyakit pada manusia. Kebutuhan akan pestisida akan terus meningkat sebelum adanya caracara lain yang lebih baik dan berhasil dalam mengendalikan jasad pengganggu (Sastraoutomo, 1992). Berkembangnya penggunaan pestisida kimia yang dinilai praktis oleh para petani dan pecinta tanaman untuk mencegah tanamannya dari serangan hama, ternyata membawa dampak negatif yang cukup besar bagi manusia dan lingkungan. 2 Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida (resistansi hama itu sendiri), membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil atau tidak seimbang. Cukup tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia, mendorong berbagai usaha untuk menekuni pemberdayaan atau pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida kimia. Salah satu pestisida alami yang dapat digunakan adalah ekstrak daun pepaya. Selain ramah lingkungan, pestisida alami merupakan pestisida yang relatif aman dalam penggunaannya dan ekonomis (Harpanas dan Darmawan 2010). Pemilihan ulat bambu sebagai obyek penelitian dikarenakan, ulat bambu dapat dibeli di tempat-tempat penjual burung serta makanan burung. Sehingga tidak perlu untuk mencari di habitat alaminya pada tanaman pisang. Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk membuat pestisida organik dari daun pepaya. Serta melakukan mortalitas terhadap ulat bambu menggunakan pestisida organik dari daun pepaya . Dalam penelitian ini diharapkan akan memberi hasil diantaranya, memberikan informasi mengenai cara pembuatan pestisida organik dari daun pepaya dan kegunaannya terhadap mortalitas menyemprotkannya secara langsung pada ulat bambu. ulat bambu dengan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pestisida Pembasmi hama atau pestiida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest “hama” yang diberi akhiran cide “pembasmi”. Sasarannya bermacam -macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia , ikan atau mikrobia yang dianggap mengganggu (Anonim, 2013a). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pestisida, Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk (Anonim, 1973) 1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. 2. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma. 3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. 4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. 5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. 6. Memberantas atau mencegah hama-hama air. 7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan. 4 8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang pelu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. 1. Jenis Pestisida Menurut Jasad Sasaran Ditinjau dari jenis jasad yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain (Anonim, 1973): a. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu, fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. b. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh alga. c. Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung. d. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri. e. Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan. f. Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma. g. Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratin segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga. h. Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur. i. Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan. 5 j. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh binatang pengerat. k. Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi untuk membunuh rayap. 2. Manfaat Penggunaan Pestisida Pengendalian organisme pengganggu dengan pestisida banyak digunakan secara luas oleh masyarakat, karena mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain yaitu: Dapat di aplikasikan dengan mudah. Pestisida dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat yang relatif sederhana seperti sprayer, dapat di aplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat. Pestisida dapat di aplikasikan setiap waktu (pagi, siang, sore atau malam) dan di setiap tempat, baik di tempat tertutup maupun terbuka (Anonim, 1973). B. Tinjauan Umum Tentang Pestisida Organik Pestisida organik merupakan bentuk ramuan alami pembasmi hama yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini kemudian diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin. Pestisida dari bahan organik sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani diseluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan organik sebagai pestisida (Hadisoeganda, 2004). 6 Pestisida organik adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Pestisida organik merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat, pestisida organik bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Secara ekonomis, biaya pestisida organik yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida kimia, dimana harga pestisida kimia di era sekarang lebih mahal. Pestisida organik diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita (Anonim, 2013b). Dari sisi lain pestisida organik, mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida organik bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila di aplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh, maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi (Anonim, 2013b). Penggunaan pestisida organik dimaksudkan bukan untuk meninggalkan penggunaan pestisida kimia, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida kimia dan agar penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan, sehingga kerusakan lingkungan diharapkan dapat dikurangi. Kegunaan pemakaian pestisida organik yaitu: Untuk meminimalkan pemakaian pestisida kimia sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan, Untuk mengurangi biaya usaha tani bahan pestisida organik mudah didapat yang tumbuh di sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun khususnya 7 para petani. Tidak membahayakan kesehatan bagi manusia dan ternak peliharaan (Anonim, 2013b). Pestisida organik dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida organik yaitu (Oka, 1993): 1. Merusak perkembangan telur dan larva 2. Menghambat pergantian kulit 3. Mengganggu komunikasi serangga 4. Menyebabkan serangga menolak makan 5. Menghambat reproduksi serangga betina 6. Mengurangi nafsu makan 7. Memblokir kemampuan makan serangga. 8. Mengusir serangga, dan 9. Menghambat perkembangan patogen penyakit Bahan organik mempunyai sifat yang menguntungkan karena daya racun rendah tidak mendorong resistensi, mudah terdegradasi, kisaran organisme sasaran sempit, lebih akrab lingkungan serta lebih sesuai dengan kebutuhan keberlangsungan usaha tani skala kecil. Oka (1993) juga mengemukakan bahwa pestisida organik tidak mencemari lingkungan, lebih bersifat spesifik, residu lebih pendek dan kemungkinan berkembangnya resistensi lebih kecil. C. Tinjauan Umum Tentang Pepaya (Carica papaya L) Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexico dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah- 8 daerah dataran dan pegunungan. Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman perkarangan serta penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (Kabupaten Malang), Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado) (Anonim, 2012a). Selama ini pengendalian terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan oleh petani dengan menggunakan pestisida kimia. Banyak petani awam yang menggunakan pestisida kimia secara berlebihan dengan anggapan hama akan lebih cepat mati jika diberikan pestisida dalam jumlah banyak. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan petani tentang pengendalian OPT yang tepat. Dampak dari penggunaan pestisida kimia ini antara lain hama menjadi kebal, peledakan hama baru, penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia, dan kecelakaan bagi pengguna. Oleh karena itu perlu dicari cara pengendalian OPT yang lebih aman dan ramah lingkungan (Anonim, 2012a). Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan OPT adalah dengan penggunaan pestisida organik yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di lingkungan sekitar. Pestisida organik dapat dimanfaatkan untuk memberantas organisme pengganggu tumbuhan berupa hama dan penyakit tumbuhan maupun gulma. Pestisida organik merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Sehingga para petani diharapkan mampu mengaplikasikannya dan tidak bergantung lagi pada penggunaan pestisida kimia (Anonim, 2012a). 9 Daun pepaya (Carica papaya L) mengandung berbagai macam zat, antara lain : vitaminn A 18250 SI, vitamin B1 0.15 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, lemak 2 gram, hidrat arang 11,9 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 gram, air 75,4 gram, papayotin, kautsyuk, karpain, karposit. Daun pepaya mengandung bahan aktif ”Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan ”ulat dan hama penghisap.” kandungan carposide pada daun pepaya juga berkhasiat sebagai obat cacing (Anonim, 2013c). D. Tinjauan Umum Tentang Ulat Bambu (Erionota thrax) Ulat Bambu (Erionota thrax) termasuk ke dalam family Hesperidae, Ordo Lepidoptera. Telur berwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan (Satuhu dan Supriyadi 1999). Larva muda yang baru menetas memotong daun pisang secara miring mulai dari bagian tepi daun lalu menggulung potongan tersebut. Stadium larva berlangsung selama 28 hari. Larva makan dari bagian dalam gulungan tersebut, kemudian membentuk gulungan yang lebih besar sesuai dengan perkembangan larva sampai akhir. Mortalitas larva cukup tinggi pada larva muda karena pada permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan daunnya masih terbuka (Kalshoven 1981). 1. Hama yang Menyerang Tanaman Pisang Biologi dari hama ini adalah kupu-kupu dewasa betina meletakkan telur pada permukaan bawah daun pada sore atau malam hari secara berkelompok berkisar antara 3-35 butir. Siklus hama daun pisang dari telur sampai dewasa berlangsung 35-39 hari dengan temperature 27-30oC. Serangga dewasa aktif pada sore hari atau pagi hari dan memakan nectar pisang yang sedang 10 berbunga. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Makin tinggi curah hujan maka populasi hama ini makin meningkat (Anonim, 2012b). Daun yang diserang ulat biasanya digulung sehingga menyerupai tabung, dan apabila dibuka akan ditemukan larva di dalamnya. Larva memotong bagian tepi daun kemudian digulung mengarah kedalam larva yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil. Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka larva akan pindah ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Di dalam gulungan tersebut larva akan memakan dan biasanya gulungan tersebut menjadi layu. Larva ditutupi oleh semacam lilin berwarnah putih. Kepompongnya berwarna coklat. Apabila serangan berat, daun akan habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun sehingga dapat menurunkan produksi pisang (Feakin 1971). E. Mortalitas Mortalitas adalah jumlah individu dalam populasi yang mati selama periode waktu tertentu. Dalam studi populasi biologiwan lebih tertarik pada mengapa organisme mati pada usia tertentu. Mortalitas bisa dilihat dari berbagai aspek. Sebagian besar organisme yang hidup di alam jarang pada kondisi optimum, sebagian besar hewan atau tumbuhan mati karena penyakit, predator atau ancaman alamiah lain. Laju kematian populasi nilainya negatif, karena merupakan kebalikan dari angka kelahiran. Ada 3 pengertian menyangkut motalitas: 1. Mortalitas ekologi, kematian yang terjadi karena keadaan lingkungan tertentu akibat adanya faktor ekologi tertentu. 11 2. Mortalitas minimum teoritis, kematian yang terjadi hanya karena faktor ketuaan. 3. Mortalitas khusus, persentase (tingkat) kematian dari populasi semula untuk setiap periode waktu tertentu (Anonim 2015). F. Konsentrasi Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Ada bebagai cara untuk menyatakan konsentrasi larutan: 1. Persen konsentrasi, dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. 2. Parts per million (ppm) dan parts per billion (ppb), bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts per million, ppm (bagian persejuta), dan parts per billion, pbb (bagian per milliar). 3. Fraksi mol, fraksi mol adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. 4. Molaritas, molaritas atau konsentrasi molar suatu larutan menyatakan jumlah mol (Anonim, 2012c). 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat diberi kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan pestisida organik dari daun papaya (Carica papaya L), dapat mengatasi ulat bambu (Erionota thrax) dengan menyemprotkannya secara langsung pada ulat bambu (Erionota thrax). 2. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dietahui bahwa waktu kematian ulat bambu pada perlakuan P3 (15%) dengan pengulangan sebanyak 2 kali dalam waktu 7 menit 100% ulat bambu seluruhnya mati, sedangkan pada P2 (10%) dengan sebanyak pengulangan 2 kali dalam waktu 10 menit 100% ulat bambu seluruhnya mati dan P1 (5%) dengan pengulangan sebanyak 2 kali dibutuhkan waktu 13 menit untuk 100% ulat bambu seluruhnya mati. 3. Dari hasil penelitian yang telah dilakuakan, menunjukkan bahwa pada perlakuan P3 (15%) paling cepat terhadap mortalitas atau kematian ulat bambu. B. Saran 1. Pemanfaatan pestisida organik dari daun papaya (Carica papaya L), dapat menggunakan bahan tambahan lain seperti EM-4 (Effective Microorganism4). 2. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai kegunaan pestisida organik dari daun papaya (Carica papaya L), agar dapat digunakan untuk mengatasi hewan pengganggu tanamanan lainnya selain ulat bambu (Erionota thrax). 20 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1973. Peraturan Pemerintah. Pengawasan Atas Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pestisida. Nomor 07. 6 hlm (Diakses tanggal 12 September 2014) Anonim. 2012a. Makalah Penelitian Petisida Alami Dari Daun Pepaya. http://sulistiyanto21.blogspot.com/2012/11/makalah-penelitian-pestisidaalami-dari.html (Diakses tanggal 1 September 2014) Anonim. 2012b. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Pisang. http://diarymonic. blogspot.com/2012/05/hama-dan-penyakit-utama-padatanaman.html (Diakses tanggal 24 September 2014) Anonim. 2012c. Belajar Kimia. http://kim-koslim.blogspot.com/2012/03/macammacam -konsetrasi.html (Diakses tanggal 18 Agustus 2015) Anonim. 2013a. Pestisida. http:id.wikipedia.org/wiki/Pestisida. (Diakses tanggal 3 September 2014) Anonim. 2013b. Pestisida Alami. http://fiqhiardiansyah.blogspotcom/2013/04/vbehavioruldefaultvmlo.html (Diakses tanggal 4 September 2014) Anonim. 2013c. karya tuliis pemanfaatan ekstrak dun papaya sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan. http://tonorip.blogspot.com/2013/06/karya-tulis-ekstrak-daun.html (Diakses tanggal 20 Juli 2015) Anonim. 2015. Pengertian Mortalitas. http://irwansahaja.blogspot.com/2015/02/ pengertian-mortalitas.html (Diakses tanggal 6 Agustus 2015) Feakin SD. 1971. Pest Control In Bananas Pans Manual No.1. London. England Hadisoeganda. 2004. Pestisida Botani. Balai Penelitian Tanaman Sayur. Bandung Harpenas, A dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Infonesie Oka, Y. 1993. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Bandung: Angkasa Sastroutomo S. 1992. Pestisida Dasar-Dasar dan Dampak Penggunaannya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 21 Satuhu S, Supriyadi H, 1999. Pisang: Bididaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya Sinaga, S 2009. Pestisida Insektisida Nabati Terhadap Serangan Hama Polong Pada Tanaman Kedelai Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan 22 LAMPIRAN 23 Gambar 1. Persiapan Penelitian 24 Gambar 2. Alat Penelitian Gambar 3. Bahan Penelitian 25 Gambar 4. Sampel Ulat Bambu 26 Gambar 5. Pemotongan Daun Pepaya Gambar 6. Penghalusan Daun Pepaya 27 Gambar 7. Penyaringan Pestisida Daun Pepaya Gambar 8. Pemberian Diterjen 28 Gambar 9. Pestisida Daun Pepaya Gambar 10. Penyemprotan P1 (5%) 29 Gambar 11. Penyemprotan P2 (10%) Gambar 12. Penyemprotan P3 (15%)