pengantar ilmu ekonomi - E-learning UPN JATIM

advertisement
BUKU AJAR
PENGANTAR ILMU EKONOMI
Oleh :
INDRA TJAHAJA AMIR
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2005
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya maka buku Referensi yang berjudul : Perekonomian Indonesia telah dapat
diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembacanya.
Atas selesainya penulisan buku ajar ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan
Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam
penyelesaian Buku Ajar ini.
Bapak Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan,
serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
menyelesaikan buku ajar ini.
Akhirnya, penulis akui hanya dengan kebesaran ALLAH SWT, penulis dapat
menyelesaikan buku ajar ini. Semoga ALLAH SWT berkenan memberikan balasan atas
semua jasa, budi mulia serta amal perbuatan yang telah dicurahkan tersebut sebagai
amalan sholeh fiddini wal akhirah, Amin.
Surabaya,
Oktober 2005
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
I.
SELAYANG PANDANG SEJARAH EKONOMI
1.1. Definisi Ilmu Ekonomika
1.2. Kegiatan Ekonomika
1.3. Tingkat Pemahaman Permasalahan
1
1
3
7
II.
MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI
2.1. Masalah Ekonomi
2.2. Tujuan Ekonomi
2.3. Sistem Ekonomi
2.4.Pembagian Ilmu Ekonomi
Latihan
11
11
14
15
19
21
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan III
III
PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI
3.1. Kegiatan Produksi
3.2. Proses Produksi
3.3. Faktor Produksi
3.4. Badan Usaha
Latihan
22
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan IV
IV
ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW)
4.1. Model Ekonomi Sederhana
4.2. Model Ekonomi Modern
Latihan
39
40
40
42
47
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan V
V.
PENDEKATAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
5.1. Hubungan Antara Produk Nasional, Pendapatan Nasional Menurut
Alur Atas Dan Bawah
5.2. Penjelasan
Latihan
48
49
49
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VI
VI.
PERANAN DAN KEGIATAN PEMERINTAH
Latihan
55
56
61
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VII
VII
UANG DAN BANK
7.1. PENAWARAN UANG
7.2. Permintaan Uang
7.3. Bank
Latihan
62
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VIII
79
ii
23
24
29
33
38
50
54
63
67
68
78
VIII
GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN
8.1. Teori Nilai Guna (Fungsi Utility)
8.2. Fungsi Permintaan
8.3. Elastisitas Permintaan
Latihan
80
80
85
89
97
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan IX
BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN
9.1. Motif Berusaha dan Hasil Produksi
9.2. Penerimaan
9.3. Biaya Produksi
9.4. Keuntungan Maksimum
9.5. Penawaran dan Elastisitas Penawaran
Latihan
98
99
99
100
102
106
110
114
Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan X
X.
BENTUK-BENTUK PASAR
10.1. Pembentukan Harga
10.2. Bentuk-Bentuk Pasar
115
116
116
119
125
iii
BAB I.
SELAYANG PANDANG KEGIATAN EKONOMI
1.1.
Definisi Ilmu Ekonomika
Ilmu Ekonomika dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan Economics. Oleh sebab
itu lebih baik diterjemahkan dengan Ilmu Ekonomika daripada Ilmu Ekonomi. Bapak ilmu
ekonomika adalah Adam Smith, yang menulis buku tahun 1776 yang berjudul An Inquiry
into the nature and Causes of Wealth of Nation.
Buku ini mengupas pertama kali
perrsoalan-persoalan ekonomi secara sistematika yang terpisah dari persoalan filsafat dan
agama.
Manusia memerlukan makanan, pakaian, perumahan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga memerlukan kesehatan, pendidikan dan sampai barang-barang mewah
yang tidak begitu dirasakan perlunya. Alat pemuas keinginan yang dibuat manusia yang
dapat dilihat, diraba dan ditimbang dinamai barang, sedangkan yang tidak dapat dilihat,
diraba, tetapi masih dapat diukur dan dirasakan dinamai jasa. Contoh padi, cengkeh,
traktor, pakaian, serta pendidikan seni dan musik penyuluhan pertanian, jasa pemasaran,
jasa buruh tani.
Untuk menciptakan barang dan jasa diperlukan sesuatu yang dinamai
sumberdaya produksi atau resourses atau faKtor produksi, yang meliputi sumberdaya
alam/tanah,
sumberdaya
manusia/tenaga
kerja,
modal
dan
skill/teknologi
dan
pengetahuan.
Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat
berbentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya, dalam hal ini adalah ekonomi.
Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat
dinilai dengan uang (harga). Selain itu manusia juga memerlukan kebutuhan lain yang
tidak dapat dinilai dengan uang. Jenis kebutuhan ini tidak bisa disebut dengan kebutuhan
ekonomi.
Sifat-sifat kebutuhan ekonomi adalah a) berbeda-beda bagi masing-masing
orang, golongan, suku dan masyarakat, b) tidak sama sepanjang waktu dan generasi, c)
berkembang dalam jumlah dan kualitasnya dan dapat saling melengkapi atau berlawanan.
Menurut kepentingannya kebutuhan dapat dibedakan atas kebutuhan primer dan
sekunder.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak
harus dipenuhi, misal
makan, minum, pakaian dan rumah. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi supaya orang dapat hidup lebih baik, misal pakai yang bagus, buku bacaan, TV
dan lain-lain. Menurut sifatnya, kebutuhan dibedakan kebutuhan jasmani dan rokhani.
Kebutuhan jasmani (materiil) misalnya rokok, perabot rumah tangga dan perhiasan,
sedangkan kebutuhan rokhani (spiritual) misalnya hiburan, olahraga dan agama. Menurut
tujuannya, kebutuhan dibedakan kebutUhan sosial dan individual. Sosial misalnya taman,
tempat ibadah dan individual misalnya mandi, ekolah dan rekreasi. Menurut waktunya,
kebutuhan dibedakan kebutuhan masa kini dan masa depan. Contoh masa kini adalah
buku pelajaran dan masa depan rumah setelah kawin, pekerjaan yang telah lulus.
Bagaimana
cara
manusia
menggunakan
sumberdaya
dalam
memenuhi
kebutuhannya merupakan inti pokok Ilmu Ekonomika. Ekonomika berarti suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya yang
ada di dunia ini. Terdapat beberapa penyebab utama mempelajari Ekonomika, pertama
bahwa kebutuhan manusia beraneka ragam. Kedua, sebagai konsekuensi banyaknya
kebutuhan manusia, maka barang dan jasa serta sumberdaya-sumberdaya yang produksi
menjadi bahan yang terbatas jumlahnya (scarcity) atau langka. Hal ini karena banyak
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui kembali (non-renewable resources).
Oleh
karena itu, jumlah alat pemuas yang terbatas jika dibandingkan dengan keperluan dan
keinginan manusia, mengharuskan memilih keinginan mana yang harus dipenuhi dulu,
dan berapa banyak.
Masalah utama dalam ilmu ekonomi adalah problem of choice
(masalah pemilihan). Perbuatan memilih menjadi esensi atau inti ilmu Ekonomika. Ketiga,
2
Banyak sumberdaya yang tidak dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, melainkan harus diubah bentuknya, jumlahnya, dipindahkan tempatnya dan atau
disimpan untuk waktu yang akan datang. Perbuatan ini dinamakan produksi dan proses
produksi.
Oleh karena itu kegiatan ekonomi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi
empat macam kegiatan, yaitu kegiatan produksi, konsumsi, pertukaran dan distribusi.
1.2.
Kegiatan Ekonomika
Kegiatan Ekonomi yang pertama adalah Kegiatan Produksi, yaitu kegiatan
menghasilkan barang dan jasa. Kedua, kegiatan konsumsi adalah kegiatan memenuhi
kebutuhan, ketiga kegiatan menjualbelikan sesuatu yang dimiliki atau Kegiatan
Pertukaran/perdagangan. Keempat, Distribusi, yaitu kegiatan penyebarluasan barang dan
jasa.
Selain itu kegiatan ekonomi juga harus memberikan manfaat yang lebih baik
terhadap barang dan jasa maupun terhadap sumberdaya yang digunakan. Manfaat dalam
ilmu ekonomi sering disebut dengan utilitas (guna). Uitilitas adalah kemampuan suatu
barang dan jasa dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat,
baik dalam waktu, tempat, maupun perubahan bentuk.
Pembatasan definisi ekonomika lebih lanjut berkembang dengan memasukkan
etika, filsafat, kaidah hukum dan lain-lain yang bersifat non-ekonomik. Dalam praktiknya
ilmu ekonomika tidak dapat menghindari sifat non ekonomika, oleh karena itu ekonomika
berkembang dalam dua jalur, yaitu ekonomika positif dan ekonomika normatif. Ekonomika
positif berhubungan dengan prinsip-prinsip ekonomi yang menerangkan persoalanpersoalan ekonomi dalam rangkaian sebab dan akibat. Oleh karena itu ekonomika positif
hanya menjawab pertanyaan mengenai bagaimana keadaannya, apa dan mengapa hal itu
terjadi, dan tidak menerangkan keadaannya itu baik atau tidak.
Ekonomika normatif
berhubungan dengan nilai etika, menilai yang baik dan yang buruk, yang benar dan salah,
3
bagaimana membuat pilihan agar keadaannya menjadi lebih baik.
Oleh karena itu
ekonomika normatif menjawab pertanyaan mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh
masyarakat.
Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, maka
barang dapat diklasifikasikan :
Klasifikasi Barang
Barang Ekonomi
Barang Bebas
Menurut Tujuan
Pemakaian
Menurut Pemilikan
Barang Privat
(Private Goods)
Barang Publik
(Public Goods)
Barang
Konsumsi
Barang
Produksi
Menurut Sifat
Pemakaian
Barang
Subsitusi
Barang
Komple
menter
Ternyata perkembangan ini belum memuaskan dikalangan para ekonom kala itu,
sepeeti Gunnar Myrdal, RL Heilbrowner, JK Galbraith, KE Boulding dan lain-lain. Gunnar
Myrdal memperluas definisi ekonomika dengan memasukkan seperangkat nilai yang
disebut cita-cita modernisasi, yaitu : a) Rationaliity, yaitu pertimbangan akal pikiran, b)
Development and planning for development, keinginan untuk membangun
dan
perencanaan pembangunan, c) Rise of productivity, yaitu kenaikan produktivitas baik
tenaga kerja, modal maupun tanah, d) Rise of levels of living, yaitu kenaikan tingkat hidup
atau kenaikan kemakmuran negara dan masyarakat, e) Social and economic equity, yaitu
keinginan ke arah persamaan status, kesempatan, kekayaan, pendapatan, dan tingkat
hidup, f) Improved institusions and attitudes, yaitu perbaikan lembaga-lembaga dan sikap
4
hidup untuk menambah efisiensi tenaga, ketekunan, persaingan efektif, mobilitas, g)
National consolidation, konsolidasi negara menuju pemerintahan,
peradilan dan
administrasi yang efektif dan berwibawa, h) National independence, kemerdekaan,
kebebasan dari dominasi negara lain, I) Political democracy, j) Demokracy of the grass
roots, demokrasi sampai ke tingkat rakyat, k) Social dicipline, disiplin sosial dan l) Derived
value premises, yaitu nilai-nilai yang berasal dari nilai pokok yang disebut diatas.
Myrdal menganggap bahwa pendekatan ekonomi melalui ekonomi kelembagaan,
yaitu sejarah dan politik, teori dan ideology, struktur dan tingkat ekonomi, lapisan
masyarakat, pertanian dan industri, perkembangan penduduk, kesehatan serta pendidikan
tidak dapat dipisah-pisahkan dan harus dipelajari hubungannya antara satu dengan
lainnya.
Pada perkembangan lanjut, timbul ekonomika pembangunan.
Ekonomika
pembangunan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengubah dengan
relatif cepat, sengaja dan penuh kesadaran, struktur ekonomi suatu negara ke arah yang
dikehendaki.
1.3. Tingkat Pemahaman Permasalahan
Dalam praktik sulit memisahkan mana yang perilaku ekonomi dan mana yang
bukan, berhubung struktur ekonomi suatu negara adalah rumit dan komplek, maka
ekonom : a) Membuat beberapa asumsi dan model dari keadaan yang diselidiki dan b)
Mengadakan penelitian agar dapat menarik beberapa kesimpulan.
Sebagai ilustrasi,
untuk menyelidiki perilaku manusia dalam membeli telur, maka harus dibuat model, faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan telur. Apabila kita melihat pengaruh harga telur
saja, maka factor yang lain seperti pendapatan, kebiasaan, dan warna telur, kemudian
dibuat asumsi bahwa factor tersebut tidak mengalami perubahan atau tidak berpengaruh.
Asumsi diatas disebut seteris paribus dari keadaan yang diteliti, yaitu keadaaan membeli
5
telur yang hanya dibuhungkan dengan harga telur, sedangkan factor lain dianggap tidak
berpengaruh.
Hubungan yang ada antara factor satu dengan lainnya dapat dibedakan menjadi
hubungan kausalitas (apabila faktor yang satu timbul karena ada factor yang lain yang
menyebabkan)
mempengaruhi).
dan
hubungan
fungsional
(apabila
dua
faktor
tersebut
saling
Contoh Hubungan kausalitas, apabila uang yang beredar bertambah
akan menyebabkan harga-harga naik, menghasilkan dalam jumlah banyak akan
menyebabkan biaya produksi per unit lebih rendah dan seterusnya. Semua ini terjadi
dalam model seteris paribus.
Contoh hubungan fungsional, jumlah telur yang dibeli
dengan harga telur; hasil produksi dengan buruh yang berkerja dan seterusnya. Semua
ini terjadi dalam model seteris paribus.
Untuk memperoleh suatu kesimpulan yang benar harus digunakan cara berfikir
induktif dan deduktif. Berfikir induktif bermula dengan observasi, mengadakan klasifikasi,
kemudian mencari apakah ada kesimpulan umum yang dapat ditarik sebagai hipotesis
dan menguji ghipotesis tersebut agar dapat dirumuskan menjadi suatu prinsip/hukum.
Berfikir deduktif bermula dengan suatu hipotesis (membuat rumusan atau dugaan
sementar yang logis dan konsisten) yang dicobakan dalam berbagai persoalan yang
terjadi. Kemudian diperiksa sampai seberapa jauh kebenarana. Contoh berfikir induktif,
kenaikan pajak akan mengurangi daya beli konsumen.
Oleh karena itu konsumen
mengurangi konsumasinya, Dengan demikianm pajak meriupakan alat yang efektif untuk
menghambat laju inflasi. Contoh berfikir deduktif, semua pengusaha mencari untung, X
seorang pengusaha, dengan demikian X akan mencari untung juga.
Selanjutnya dalam penyelidikan ekonomi dijumpai kesulitan penting, yaitu : a)
manusia mempunyai perilaku yang tidak dapat diperkirakan secara tepat, misalnya
bagaimana reaksi orang/masyarakat akan kenaikan harga, b) sangat sulit mengevaluasi
pengaruh bebeapa factor dalam sistem ekonomi, misal pengaruh tradisi terhadap
6
permintaaan, c) tidak mungkin mengadakan percobaan dalam kegiatan ekonomi.
Laboratorium ekonomi bagi para ekonom adalah dunia nyata, dan d) sistem ekonomi
selalu berkembang. Oleh karena itu prinsip/hokum ekonomi dalam ekonomika diperoleh
dengan cara berfikir induktif dan deduktif harus senantiasa diuji kembali, sehingga tidak
terjebak dalam ungkapan “prinsip /hokum ekonomi hanya benar dalam etori, belum tentu
benar dalam prakteknya”.
Yang dicari adalah teori yang benar dan actual/emphrical.
Benar sebagai kesimpulan yang logis dan actual, karena model yang dipakai dalam
menyusun prinsip/hukum ekonomi telah disesuaikan dengan keadaan yang selalu
berkembang.
Disamping itu harus diperhatikan kemungkinan Logika Palsu.
ekonomika, logika palsu sering terjadi :
Dalam analisis
a) Kesalahan menarik kesimpulan (fallacy of
coimpostion), bahwa yang benar untuk sesuatu bagian dengan sendirinya pasti benar
untuk keseluruhan.
Misal petani bekerja menaikkan hasil produksinya, sehingga
pendapatannya akan naik.
Padahal apabila semua petani bekerja keras akan
meyebabkan penawaran meningkat, harga produk jatuh dan menurunkan pendapatan
petani. b) Kesalahan dalam menentukan hubungan sebab dan akibat (Post hoc/ergo
propter hoc). Misal perusahaan mengangkat manajer pemasaran baru, kemudian volume
penjualan naik. Dengan demikian tidak berarti bahwa naiknya volume penjualan karena
manajer pemasaran yang baru, sebab yang langsung berpengaruh pada kenaikan volume
penjualan adalah harga yang kompetitif, pendapatan konsumen dan lainnya, c) Kesalahan
dalam membuat analogi (false analogies), misal mempersamakan pengertian utang
nasional/masyarakat dengan utang perorangan.
7
8
POKOK BAHASAN II
MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI
POKOK BAHASAN
: Masalah, Tujuan dan Sistem Ekonomi
SUB POKOK BAHASAN
: a. Masalah Ekonomi
b. Tujuan Ekonomi
c. Sistem Ekonomi
d. Pembagian Ilmu Ekonomika
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami
masalah, tujuan dan sistem ekonomika.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menjelaskan masalah-masalah umum ilmu ekonomi.
2. Mampu memahami tujuan dan sistem ekonomi.
METODE
: Ceramah
Latihan
Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN II
MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI
2.1.
Masalah Ekonomi
Permasalahan ekonomi sebagai misal ketidak mampuan membeli barang dan jasa,
baik pangan sandang maupun papan. Permasalahan yang umum dalam ekonomi adalah
kemiskinan, pengangguran dan penyediaan kesempatan kerja, serta inflasi dan lainlainnya.
Bilamana dilihat kemampuan suatu daerah, negara bahkan masyarakat di suatu
tempat, tentunya tidak sama jika dibandingkan dengan daerah, negara dan masyarakat
lainnya.
Keadaan itu tercermin dalam tingkat kemakmuran masing-masing daerah
maupun negara yang bersangkutan, tergantung dari banyak faktor.
Faktor yang
terpenting adalah faktor jumlah penduduk, bahan pangan dan subsistensi yang merosot
dibawah tingkat yang diperlukan untuk hidup. Sebagai ilustrasi pesatnya perkembangan
penduduk di dunia, dapat dilihat dalam table berikut :
Tahap Waktu
Penduduk Dunia
1930
1950
1970
1990
2000
2.044
2.486
3.621
5.346
6.407
Penduduk Negara
Maju
579
858
1.084
1.282
1.368
Penduduk Negara
Berkembang
1.285
1.628
2.537
4.064
5.039
Sumber : Hartowo, 2000
Penduduk merupakan landasan setiap sistem ekonomi. Hal ini dapat dikaitkan
dengan teori Malthus yang bertumpu pada The law of Deminishing Return.
Teori
mengungkapkan, bila penduduk dibiarkan begitu saja, maka cenderung bertambah
menurut deret ukur dan bertambah dua kali lipat dalam satu generasi. Bersama itu makin
berkurang
sumberdaya
alam/tanah
yang
dapat
dikerjakan
masyarakat,
hal
itu
11
menyebabkan berkurangnya kenaikkan hasil, pendapatan sehingga jumlah penduduk
yang stabil pada tingkat subsistensi kelaparan dan penyakit.
Atas dasar itulah, maka negara didunia ini dibedakan dalam negara yang maju dan
negara yang berkembang.
adalah kemiskinan.
Menurut Partadiredja, 2000 masalah negara berkembang
Indikator kemiskinan ada lima macam, yaitu makanan (pangan),
pakaian (sandang), perumahan dan pemukiman (papan), kesehatan serta pendidikan.
Bentuk cara untuk memerangi kemiskinan yaitu dengan pembangunan manusia.
Laporan Bank Dunia disebutkan bahwa pembangunan manusia adalah tindakan-tindakan
untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan golongan miskin dengan langsung.
Oleh karena itu pembangunan manusia harus menyertai dan membantu pertumbuhan
produksi. Memerangi kemiskinan (dan hal lain yang menyertai : kesehatan, pendidikan,
kesempatan kerja perempuan dan ketiadaan status dan lainnya) tidak hanya
memberantas kemiskinan, tetapi juga menurunkan laju pertumbuhan penduduk,
sebaliknya pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan kemiskinan.
Hal kontradiktif yang sering terjadi di masyarakat, keluarga miskin menganggap
menambah anak merupakan segi ekonomik yang menguntungkan, yaitu menambah
angkatan kerja, namun perlu diketahui penambahan ini sudah barang tentu menimbulkan
kesulitan dalam usaha dalam pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, penyediaan
modal untuk meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja, dan bahkan menurunkan
output rata-raya tenaga kerja dan pendapatan rata-rata.
Di negara-negara yang hidupnya diatas subsistensi (garis kemiskinan) masalah
pokok yang dihadapi ada tiga macam. Pertama, barang dan jasa apa yang akan
dihasilkan pada suatu periode tertentu. Kedua, bagaimana menghasilkan barang dan jasa
yang sudah dipilih dan kalau sudah dibuat bagaimana menukarkan barang dan jasa
12
tersebut.
Ketiga untuk siapa barang dan jasa itu dibuat, atau siapa yang akan
memperoleh manfaat dari barang dan jasa yang dibuat itu.
Menurut Partadiredja (2000) negara di dunia dikelompok dalam 4 dunia. Dunia
pertama adalah bangsa-bangsa yang mempunyai tingkat kemakmuran tinggi, contoh
Amerika Serikat (Income per kapita $ 12.000 per tahun), Kanada, Eropa Barat, Jepang,
Australia dan Selandia baru. Dunia Kedua, negara yang hidup dengan jumlah dan aneka
ragam barang yang banyak, meskipun tidak sebanyak kelompok di atas, misal Eropa
Timur dan Amerika Latin. Dunia Ketiga, kelompok negara yang penduduknya melarat
yang gambarannya serba suram dan menyedihkan dan tentunya terdapat pula sebagian
kecil kaya raya.
Dunia keempat, adalah termasuk dunia ketiga tetapi yang dianggap
paling terbelakang yang memerlukan bantuan internasional khusus.
Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia menjadi beberapa kelompok.
a. Negara sedang berkembang (developing countries), dibagi menjadi :
-
Negara berpendapat rendah : PDB per kapita < $ 370
Contoh umum adalah negara pengimpor minyak
-
Negara berpendapat menengah : PDB per kapita > $ 370
Contoh negara pengekspor minyak.
b. Negara pengekpor minyak surplus modal, contoh Irak, Kuwait, Libya, Arab Saudi,
Qatar dan Emirat Arab.
c. Negara industri perekonomian pasar (industrial market economics) atau juga sering
disebut negara-negara industri (Industrial countries). Contoh Portugal, Spanyol, Turki.
d. Negara industri perekonomian nonpasar (non-market industrial economics atau juga
sering disebut Non-market Countries. Contoh Negara Eropa Barat, Rusia, Bulgaria,
Ceko, Jerma, Hongaria dan Polandia.
13
Disamping masalah pokok kemiskinan, masih banyak masalah ekonomi lain yang
merupakan masalah global atau nasional bahkan lokal. Pengangguran dan penyediaan
kesempatan kerja adalah masalah global. Negara-negara yang sudah maju masih juga
dilanda pengangguran, apalagi negara berkembang dan terbelakang yang penduduknya
banyak dan pendidikannya rendah dengan banyaknya petani gurem. Inflasi juga suatu
masalah ekonomi global. Laju inflasi di Indonesia terkategori lunak, karena kurang dari 25
% per tahun. Di negara lain inflasi juga disertai kemacetan atau kemandegan
pertumbuhan yang disebut Stagflasi.
2.2.
Tujuan Ekonomi
Wannacott dan Wannacott mengemukakan 5 tujuan ekonomi, yaitu Employment
tinggi, Stabilitas harga, efisiensi, distribusi pendapatan yang adil (equitable), dan
pertumbuhan (growth).
Tujuan
pertama,
Mencapai
employment
yang
tinggi.
(unemployment) merupakan masalah utama di seluruh dunia.
Pengangguran
Selain itu setengah
pengangguran (partial unemployment) tidak hanya memotong kesempatan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, tetapi juga menurunkan derajat dan
nilai kehidupan masyarakat serta penganguran tidak kentara (disguised unemployment)
yang terlihat dalam pertanian. Proses produksi pertanian banyak dijumpai orang yang
bekerja, tetapi masih dalam sifat subsistensinya.
Menurut sensus penduduk, jumlah
pengangguran di Indonesia masih diatas 8 % dari seluruh angkatan kerja. Dari jumlah
tersebut, hampir 50 % adalah lulusan SMA. Bagaimana dengan kabupaten anda ?
Tujuan kedua, stabilitas harga.
Lawan stabilitas harga adalah inflasi maupun
deflasi atau naik turunnya harga tanpa terkendali. Reaksi kenaikan harga berbeda-beda.
Produsen lebih menyukai membuat barang dan kemudian menjualnya dengan harga
14
yang tinggi. Konsumen lebih menyukai harga barang rendah. Secara umum kenaikan
harga yang lunak > 5 % per tahun dianggap tidak membahayakan. Karena itu pemerintah
bertujuan melunakkan kenaikan harga dengan bermacam jalan. Di negara dengan sistem
perencanaan terpusat harga ditetapkan oleh pemerintah, di negara yang menganut
system pasar bebas dengan kekuatan supply dan demand.
Tujuan ketiga, efisiensi, yang artinya perbandingan antara input dengan output,
antara sumber dangan hasil. Efisiensi yang diinginkan adalah mencapai hasil yang tinggi
dengan korbanan seminimal mungkin. Proses produksi yang tidak efisien apabila dengan
sejumlah input masih mempunyai peluang untuk memberikan hasil yang lebih tinggi.
Efisiensi bukan berarti pengeksplotasian manusia, yaitu memeras sesama manusia untuk
memperoleh hasil yang tinggi, mungkin saja proses produksi kurang efisien terletak
manajemennya. Coba saudara berikan contohnya.
Tujuan keempat, distribusi pendapatan yang adil. Definisi tujuan keempat sulit
ditegaskan, yaitu kecenderungan untuk bergerak ke arah pendapatan yang merata, tapi
tidak sampai kepada merata betul, hanya mendekati saja. Contoh distribusi tidak merata
adalah terlihat jurang pemisah kaya dan miskin, dilain pihak banyak orang tidak mampu
makan dan lain-lainnya dipihak lain hidup dengan kemewahan. Coba saudara berikan
contoh-contoh lain di pedesaan dan perkotaaan.
Batas kemiskinan absolut bermacam-macam, ada yang mengatakan US 75 per
tahun. Prof Sajogyo mengatakan batas miskin sekali adalah pendapatan yang setara 240
kg nilai tukar beras per orang per tahun di pedesaan dan 50 % lebih di perkotaan.
2.3. Sistem Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikos Nomos, atau dalam bahasa
Ingris sebagai management of household, yaitu tatalaksana rumahtangga.
Masalah
15
ekonomi secara tertulis pertama kali diungkapkan oleh Aristoteles (384 – 322 SM), murid
Plato dan guru Iskandar Zulkarnain.
Diantara bukunya terdapat Politica dan Ethika
Nicomachea yang membahas masalah ekonomi, sehingga dia disebut The Fisrt
Economist.
Diantara topik-topik yang dibahas adalah dasar-dasar teori nilai dan
pertukaran, pembagian kerja, teori uang, suku bunga dan riba. Sejak zaman Aristoteles
ekonomi masih berkembang hingga zaman abad pertengahan (Zaman Renaisance),
dimana banyak kecaman terhadap kaum pedagang yang mengambil laba dari usahanya.
Thomas Aquinas seorang tokoh pemuka agama menyatakan bahwa waktu adalah milik
tuhan, sehingga tidak boleh atau jangan dijual dengan uang, oleh karena itu di zaman
memuncaknya kekuasaan gereja banyak sekali peraturan dibuat untuk mengecam
pembungaan uang.
Pada zaman kejayaan kekuasaan absolut Perancis, Jean Baptise Colbert, menteri
keuangan Raja Lodewijk XIV menjalankan kebijakan ekonomi luar biasa. Ia menganggap
sumber kekayaan negara adalah perdagangan. Ia menginginkan surplus perdagangan
luar negeri digalakkan.
perekonomian.
Colbert berprinsip pemerintah harus berperan aktif mengurusi
Dengan demikian paham Colbert disebut Paham Mercantilisme, yang
artinya jual beli atau juga Colbertisme.
Pada zaman tersebut yang menentang paham tersebut diantaranya adalah
Legendre dan Franqois Quesney. Legendre pernah mengatakan pada Colbert, tentang
Laissez nous faire (tinggalkan kami sendiri), yang dimaksudkan pemerintah jangan
mencampuri urusan ekonomi dan perdagangan.
Orang Perancis pertama yang
menentang Merkantilisme adalah kaum Fisiokrat yaitu Franquis Quesney, dokter pribadi
Lodewijk XV. Ia menolak merkantilisme bahwa kekayaan secara berpusat pada industri
dan perdagangan, ia menekankan bahwa pertanianlah yang dapat menghasilkan
kekayaan. Paham fisiokrat berakar dari Yunani Fisos artinya alam dan Kratos artinya
16
kekuasan. Dasar ajaran Fisiokrat adalah a) kontrol atau pengendalian perdagangan luar
negeri dan industri (paham merkantilisme) justru menghambat perkembangan ekonomi,
sebab arus pendapatan dan barang akan terhambat. Ajaran pertama ini menjadi dasar
lahirnya ekonomi bebas (Liberalisme), b) semua pajak harus ditanggung pemilik tanah (ia
membedakan pemilik tanah dan petani) serta kehidupannya yang mewah menjadi salah
satu penghambat arus pendapatan rakyat.
Selain Quesney, tokoh Fisiokrat adalah
Jacques Turgot, Menteri keuangan Lodewijk XV.
Ia telah berhasil mengemukakan
pembaharuan di pelbagai segi kehidupan masyarakat dengan mengumandangkan nada
pertentangan dan kecaman faham merkantilisme.
Dasar pemikiran paham Fisiokrat adalah kebebasan ekonomi atau ekonomi liberal,
yaitu perekonomian yang terbebas dari segala bentuk kontrol pemerintah. Cikal bakal
paham ekonomi liberal adalah Dudley North, Failasuf David Hume, Berdnard Mandeville,
John Locke, Sir Isaac Newton, Hugo Grotius.
Pada awal abad 18, para ekonom
mengembangkan teori demokrasi liberal yang berdasarkan hukum alam, sehingga timbul
niat seorang professor Skotlandia Adam Smith (1723 – 1790), yang menulis buku “An
Inquiry into Nature and Causes of Wealth of Nation” atau lebih dikenal dengan “Wealth of
Nation”.
Buku ini pertama kali merumuskan perekonomian liberal.
Kekayaan bukan
datang dari perdagangan dan tanah (Paham Merkantilisme dan Fisiokrat), tetapi dari
human labor.
Justru tenaga manusia inti pokoknya, hampir semua sumberdaya alam
dirubah dulu dalam suatu usaha agar dapat dinikmati.
Tanpa usaha produktif maka
semua sumberdaya alam tidak bernilai (worthless).
Adam Smith menjelaskan Sistem kebebasan alami (System of Nature liberty),
dimana individu dipersilakan mencari kepentingannya sendiri yang akan membuahkan
kekayaan sebesar-besarnya bagi masyarakat dan individu. Menurut Smith kepentingan
pribadi (self interest) merupakan kekuatan pengendali perekonomian, dimana semua
17
proses berjalan menuju arah kemakmuran bangsa, seolah-olah setiap individu didorong
oleh tangan gaib (the Invisible hand) untuk maju. Setiap individu berusaha menggunakan
modalnya sehingga diperoleh hasil setinggi-tingginya. Ia berbuat untuk kepentingan diri
sendiri, bukan menunjang kepentingan umum dan dalam hal ini ia dibimbing oleh suatu
TANGAN GAIB untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan utamanya.
Dengan
mengejar kepentingan pribadinya, ia akan mendorong kemajuan masyarakat dengan
dorongan yang seringkali bahkan lebih efektif. Pendapat Invisible hand ini sebenarnya
hampir sama dengan pendapat Legendre, yaitu Laizzes nous faire (tinggalkan kami
sendiri).
Adam Smith yang akhirnya mendengarkan jawaban Legendre, yang istilah
tersebut disingkat menjadi LAIZZES FAIRE.
Itulah sebabnya Adam Smith digelari
Founder of Modern Economics” atau bapak Ilmu Ekonomi Modern. Aliran/faham yang
diciptakan Smith disebut paham Klasik atau paham Liberal.
Tokoh aliran/paham Klasik,
selain Adam Smith adalah Thomas Robert Malthus (Bapak Ilmu Penduduk), Jean Baptiste
Say (dengan Law of Market atau Hukum Pasar), David Ricardo (penemu Law of
Diminishing Return) dan lain-lain.
Berjalan dengan berkembangnya ilmu ekonomika, masih banyak pertanyaan
ekonomi yang belum terjawab.
Seberapa pentingkah ilmu ekonomika perlu dipelajari.
Atau mengapa kita perlu belajar Ilmu Ekonomika. Banyak orang mencoba menjawab
pertanyaan Why study economics ?.
Diantara banyak alasan dan keterangan
atas
jawaban tersebut, hanya John Maynard Keynes (digelari Lord Keynes oleh Istana
Buckingham, Inggris) menulis The General Theory of Employment, Intersert and Money
(1936). Buku inilah yang menyebabkan ia digelari “Founder of The New Economics” atau
Bapak Ekonomi Baru yang telah merubah letak cakrawala ekonomi dunia, serta yang
menandai makin ditinggalkannya paham Klasik Adam Smith.
18
2.4. Pembagian Ilmu Ekonomi
Pembagian ilmu ekonomika menurut Alfred W Stonier dan Douglas C Hagues
adalah :
1. Descriptive Economics (Ilmu Ekonomi deskriptif), mengamati fenomena dengan
cara mengumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaran
(topik) yang tertentu, misal sIstem pertanian di Bali atau industri katun di India.
2. Economic Theory (Teori ekonomi), mempelajari dengan cara memberikan
penjelasan yang sederhana tentang cara suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri
yang penting dari sistem seperti itu.
3. Applied Economics (Ilmu ekonomi terapan), mengamati fenomena dengan cara
mencoba mempergunakan rangka dasar umum dari analisa yang diberikan oleh
ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadiankejadian yang dilaporkan oleh para ekonom deskriptif.
Selanjutnya, oleh karena buku ini adalah buku Pengantar Ilmu Ekonomi, yakni bagian
kedua dari pembagian diatas, maka perhatian akan dicurahkan kepadanya.
Sebagai suatu keseluruhan, teori ekonomi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Teori
Ekonomi Mikro (Microekonomic Theory) dan Teori Ekonomi Makro (Macroeconomics
Theory). Dengan melihat namanya saja, sudah jelas apa yang dimaksud dengan kedua
pembagian tadi, namun pengetahuan tentang arti ekonomi belum memadai, karena antara
teori ekonomi mikro dan makro terdapat perbedaaan yang banyak sekali.
Pertama,
perbedaan yang paling pokok antara keduanya adalah tentang ruang lingkupnya. Ibarat
hutan, maka teori ekonomi mikro mempelajari pohon-pohonnya, sedangkan teori ekonomi
makro mempelajari hutannya. Teori ekonomi mikro membicarakan bagian-bagian dari
suatu perekonomian : perusahaan, pasar, serta penetapan harga dan lain-lain.
Teori
ekonomi makro membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan, misal terjadi
mobilitas tenaga kerja dari suatu perusahaan ke perusahaan lain. Ditinjau teori ekonomi
19
mikro, perusahaan yang satu pasti upah tenaga kerja lebih rendah dibanding yang lain.
Ditinjau ekonomi makro, mobilitas tenaga kerja masih terjadi dalam suatu daerah atau
negara, karena tenaga kerja tidak berkurang secara analisis keseluruhan.
Kedua, perbedaan tentang kesempatan kerja (employment). Ditinjau teori ekonomi mikro
mengasumsikan bahwa semua sumber produktif sudah bekerja sepenuhnya (fully
employed), sehingga tidak satupun yang menganggur.
Teori ekonomi makro
menganggap bahwa suatu perekonomian tidaklah selalu berada dalam keadaaan full
employment.
Perbedaan lain, teori ekonomi mikro menyatakan semua barang yang
dihasilkan pasti terjual habis, akibatnya pengusaha selalu memperoleh keuntungan
maksimal dari usahanya, sebaliknya teori ekonomi makro dikatakan bahwa ada saja
kemungkinan terjadinya overproduksi, sehingga tidak semua hasil produksi terbeli oleh
pembelinya.
Secara garis besar, teori ekonomi mikro sering disebut Teori Harga (Price Theory)
atau economics of the firm (teori ekonomi tentang perusahaan), sebab pada hakekatnya
teori ekonomi mikro mempelajari tentang harga, yaitu gerak-gerik harga serta segala
akibat daripadanya, dan tentang bagaimanakah harga itu diterapkan. Hal diatas terjadi
untuk harga output maupun input. Contoh ekonom teori ekonomi mikro adalah Leon
Walras, Vilfredo Pareto dan Edward Hasting Chamberlain.
Adapun teori ekonomi makro
sering disebut Employment Theory (Teori kesempatan Kerja) dan atau national income
analysis, hal ini karena pembahasannya sekitar kesempatan kerja.
Tujuan dari
pembahasan teori ekonomi makro adalah keadaan full employment. Tokok-tokoh Teori
ekonomi makro adalah John Maynard Keynes (Lord Keynes), D Hamberg, Sir Roy Harrod
dan lain-lain.
20
POKOK BAHASAN III
PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI
POKOK BAHASAN
: Produksi dan Proses Produksi
SUB POKOK BAHASAN
: a. Fungsi Utility (Teori Konsumsi)
b. Proses produksi
c. Teori produksi
d. Law Deminishing return
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami
produksi dan proses produksi.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
a.
Mampu menjelaskan teori konsumsi, proses produksi dan faktor produksi
b.
Mampu Menjelaskan hubungan faktor produksi dengan hasil produksi, daerah
produksi.
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN III
PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI
3.1.
Kegiatan Produksi
Dalam memenuhi keinginannya manusia memerlukan sejumlah barang dan jasa.
Barang dan jasa tersebut (barang-barang ekonomi) tidak tersedia begitu saja, melainkan
harus dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang.
Para
produsen harus menggunakan bahan baku dan setengah jadi dari perusahaan lain untuk
diolah menjadi barang jadi yang siap dipakai oleh konsumen akhir.
Sebagai contoh, dalam membuat pakaian, maka diperlukan tekstil.
Dalam
pembuatan tekstil diperlukan benang, dan untuk membuat benang diperlukan kapas yang
diperoleh dari perkebunan kapas. Berdasarkan contoh diatas, mulai dari kapas hingga
menjadi pakaian telah terjadi perubahan bentuk, warna, sifat dan sebagainya. Jadi yang
dimaksud produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Jadi
Produksi adalah 1) segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas
sesuatu benda atau 2) segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain
melewati pertukaran. Dalam prakteknya ada bermacam-macam dalam menambah guna
sesuatu barang. Oleh karena itu dikenal adanya guna bentuk, tempat, waktu, milik dan
jasa. Guna bentuk (form utility), yaitu tambahan guna yang diperoleh dengan cara
membuat dari sesuatu barang. Misalnya pengusaha tekstil yang membuat tekstil dari
benag, pengusaha televisi dari suku cadang dan palstik. Di dalam pengertian ini termasuk
pula pengertian reproduksi dimana tambahan guna diperoleh dengan reproduksi telur
ayam dari induk ayam yang dilakukan oleh peternak. Guna tempat (place utility), yaitu
tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu barang dari suatu
tempat ke tempat yang memerlukan.
Misalnya pengusaha angkutan barang.
Guna
waktu (time utility) yaitu penambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan
23
sesuatu barang pada waktu berlimpah dan menyediakannya kembali pada waktu
diperlukannya.
Misalnya pengusaha jasa pergudangan, Bulog/Dolog atau pedagang
pengumpul yang membeli beras pada waktu panen dari petani dan menjualnya kembali
pada waktu di pasar kurang persediaan.
Guna milik (possession utility) yaitu
penambhanan guna yang diperoleh dengan jalam menyerahkan sesuatu barang dalam
penguasaan orang yang memerlukannya. Misal sebidang tanah, mula-mula pemiliknya
belum memanfaatkannya, tetapi setelah dikuasi orang lain, nilai gunanya besar sekali.
Guna jasa (service utility) yaitu penambahan guna yang diperoleh karena sesuatu
kegiatan yang berlangsung bersamaan dengan pemakaian jasa tersebut. Misal kegiatan
yang dilakukan dokter, ahli hukum, dosen dan sebagainya.
Dengan demikian produksi dapat diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang
dan jasa yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan orang lain melalui pertukaran atau
perdagangan. Bagaimana jika produksi untuk kebutuhan sendiri ? Termasuk produksi ?
3.2.
Proses Produksi
Sistem persaingan sempurna (perfect competition), keputusan barang apa yang
diproduksi, berapa banyak yang diproduksi, bagaimana cara memproduksi, berapa
banyak faktor produksi terletak kepada perusahaan.
Yang menjadi pedoman adalah
harga yang terbentuk akibat interaksi permintaan dan penawaran.
Harga pasar ini
merupakan keinginan konsumen dan produsen. Apabila harga naik karena permintaan
bertambah lebih besar daripada pertambahan penawaran, maka pengusaha terdorong
untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi tersebut.
Dengan memproduksi lebih banyak maka keinginan konsumen terpenuhi, keuntungan
produsen juga bertambah.
24
Bilamana masyarakat sudah menentukan jenis dan jumlah barang yang diinginkan
dan produsen mengetahui besarnya produksi dan harga dari jenis barang yang harus
diproduksi, maka produsen dapat memikirkan jenis dan jumlah barang yang akan
dihasilkan. Setiap produsen hanya dapat menghasilkan sebagian kecil saja dari seluruh
jumlah produk yang harus dihasilkan oleh seluruh produsen. Oleh karena itu produsen
tidak dapat mempengaruhi tingkat harganya.
Dengan demikian untuk mencapai
keuntungan yang sebesar-besarnya, hanya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.
Memaksimumkan tingkat produktivitas dari faktor-faktor produksi yang digunakan
b.
Memimimumkan biya yang dibayarkan kepada faktor-faktor produksi yang digunakan.
Antara jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah faktor-produksi yang digunakan
terdapat hubungan yang sangat erat. Hubungan teknis antara jumlah keluaran (output) dan
jumlah masukan (input) yang digunakan disebut Fungsi Produksi (production function).
Fungsi produksi dari setiap barang ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, yaitu :
Y = f (X) atau TP = f (N, R, k, T)
Y = F (X). Y = fungsi dari, tergantung pada atau ditentukan oleh X. Apabila nilai X diketahui,
akan diketahui nilai Y. Karena faktor produksi dalam kenyataannya lebih dari satu, maka
hubungan tersebut akan dinyatakan sebagai : Y = f (X1, X2, X3, ……..Xn), dimana X1, X2,
X3 melambangkan masing-masing produksi.
TP = F (N, R, k, T).
N = Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
K = Jumlah alat-alat modal
T = Tingkat teknologi yang sedang digunakan dalam proses produksi
R = sumber alam/tanah yang digunakan.
Tabel berikut menggambarkan secara hipotetis fungsi produksi padi, yang
menunjukkan hubungan antara produk padi dengan masukan tenaga kerja yang
25
digunakan, dengan asumsi ceteris paribus, yaitu asumsi input (masukan) lainnya dianggap
konstan (dalam arti luas luas lahan sudah tetap, jumlah modal dan teknologi yang
digunakan juga tetap).
Tenaga Kerja / N
(10orang)
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Produk Total (kw)
(TP)
2
0
3
8
12
15
17
17
16
13
Produk Rata-Rata
(AP)
3
0
3
4
4
3,75
2,40
2,83
2,28
1,62
Produk Marginal
(MP)
4
3
5
4
3
2
0
-1
-3
Kolom 1 dan 2 = petani memperkerjakan 10 orang, maka produk totalnya 3 ton, dan lainnya.
Kolom 3
= produk rata-rata (avarage product), yang merupakan hasil bagi total produk
dengan jumlah tenaga kerja (N) yang digunakan. Atau AP = TP / N
Kolom 4
= Produk marjinal (marginal product), yang menyatakan berapa jumlah
tambahan produk yang akan dihasilan dari penambahan satu unit tenaga
kerja.
Atau MP =  TP
N
atau MP = PTn – TP n -1
Berdasarkan tabel diatas penggunaan tenaga kerja ke 2, produk marjinal (MP)
bertambah, setelah itu MP berkurang. Bahkan menjadi 0 pada saat TP mencapai jumlah
maksimum (17, yaitu penggunaan tenaga kerja = 6). Setelah itu tambahan tenaga kerja (MP)
negatif, sehingga produk totalnya juga terus menurun.
Secara diagram hubungan antara kurva Produk Total (TP), Produk rata-Rata (AP) dan
produk Marginal (MP) adalah sebagai berikut :
26
a. pada waktu penggunaan tenaga kerja sampai pada tingkat tertentu (titik A / inflection
point) sehingga kurva TP cekung ke atas (0 sampai A), maka kurva AP kurva MP,
menjadi naik,
b. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang dihasilkan kurva TP yang bergerak naik
dan cembung ke atas (A sampai C), kurva produk marginal (MP) menurun,
c. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan kurva TP yang menurun,
maka kurva MP berada di bawah sumbu horizontal (MP negatif), dan
d. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang membentuk garis singgung pada kurva
TP persis melalui titik origin (titik 0) yaitu pada titik B dari kurva TP, maka MP = AP dan
AP maksimum.
Berikut ini tabel diatas diubah menjadi kurva.
Produksi Padi (kw)
Tahap I
Tahap II
Tahap III
C
17
15
TP
B
10
A
5
3
AP
0
1
2
3
4
5
6
7
8
(10 Tenaga
Kerja).
MP
-3
27
Kurva produk marjinal (MP) yang menurun menggambarkan berlakunya Hukum
tambahan hasil yang semakin kecil (The law of diminishing return) yang menyatakan : “An
increase in some inputs relative to other comparatively fixed inputs will cause output to
increase; but after a point the ekstra output resulting from the same additions of input will
become less and less”. Sekalipun kenyataan sepeerti yang dinyatakan oleh hukum tersebut
sudah berlaku sejak Nabi Adam, tetapi David Ricardo lah yang pertama kali menunjukkan
nya. Oleh karena itu Ricardo disebut penemu hukum tersebut. Hukum tersebut menyatakan
bahwa bila satu macam masukan ditambah penggunaannya sedang masukan yang lain tetap,
maka tambahan keluaran yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang
ditambahkan tadi mula-mula akan menaik, tetapi setelah mencapai titik tertentu kemudian
akan menurun terus bila masukan tersebut ditambah terus.
Tambahan keluaran (output) yang dihasilkan dari penambahan satu unit variabel
masukan (input) sering disebut Produk Marjinal dari masukan tersebut. Hukum tambahan
hasil yang makin kecil sering disebut juga The law of diminishing marginal productivity atau
The law of variable proportion.
Implikasi hukum tambahan produktivitas yang makin kecil di indonesia, misalnya
produksi beras di pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok yang luas areal pertanian tidak
bertambah, sedangkan input / masukan tenaga kerja (penduduk) bertambah terus. Apabila
jumlah tenaga kerja dalam areal pertanian yang sifatnya tetap (konstan), ditambah terus
menerus akan menghasilkan produk marjinal makin kecil, bahkan mungkin menjadi nol atau
negatif.
Kalau di daerah tersebut sudah mencapai titik ini, berarti tambahan tenaga kerja
(penduduk) di sektor pertanian justru mengurangi produk pertanian. Kenaikan produk (output)
hanya mungkin jika ada perubahan teknologi, misalnya program Panca Usaha Tani dan atau
menambah areal luas lahan di luar daerah tersebut.
Misalkan skala operasi diperbesar, yaitu dengan menambah semua faktor produksi
secara serentak dan dengan perbandingan yang sama, maka produk akan naik dengan jumlah
28
yang lebih besar daripada kenaikkan masukannya (Input). Jadi dalam proses produksi apabila
masukan (input) dilipatduakan, maka output bertambah menjadi lebih dari dua kali lipat,
kenyataan ini disebut Increasing return to scale atau bertambahnya kenaikan hasil skala.
Increasing return to scale tampaknya hanya cocok untuk membentuk suatu usaha
yang besar dengan hasil produk yang besar pula. Jadi bila permintaan suatu barang
sangat kwecil, maka proses produksinya sederhana sambil menambah tenaga kerja,
tetapi kalau permintaan menjadi besar, maka lebih menguntungkan diproduksi secara
masal, dengan cara Increasing return to scale tersebut.
Sebagai contoh keadaan
pertanian di Jawa, dimana luar areal sudah tetap, maka akan mengakibatkan berlakunya
the law of diminishing return.
Tetapi untuk masa depan dapat dimbangi oleh
bertambahnya kenaikan hasil skala tersebut secara masal.
Fungsi produksi adalah hubungan fungsional antara tingkat masukan yang
digunakan dan tingkat keluaran yang dihasilkan pada waktu tertentu.
Namun demikian
perlu dicermati bahwa fungsi produksi tidak hanya dipengaruhi oleh aspek teknis saja,
melainkan aspek non teknis juga perlu dikembangkan, karena sangat mempengaruhi
output. Sebagai contoh Korea Selatan dalam satu hektar tanah menghasilkan lima ton
padi, dengan menggunakan input bibit unggul 25 kg/ha, urea 200 kg, TSP 75 kg dan lainlain. Ternyata di Indonesia dengan menggunakan input yang sama hanya menghasilkan
tiga ton beras saja. Hal ini menunjukkan fungsi produksi tidak hanya menunjukkan fungsi
teknis saja, tetapi juga melibatkan aspek non teknis, antara lain a) motivasi produsen, b)
disiplin pelaku ekonominya, c) sikap hidup dan d) intensitas kerjanya. Jadi meskipun
masukan yang digunakan sama, bila aspek-aspek non teknisnya berbeda, maka keluaran
yang dihasilkan juga akan berbeda.
3.3.
Faktor Produksi
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan barang-barang lain dalam bentuk
yang lain yang terdapat disekitar manusia, misal sinar matahari, udara (N, O), air, tanah
29
dengan semua mineral didalamnya dan manusia sendiri.
produksi.
Hal ini dinamakan faktor
Jadi semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha
memperbesar nilai barang disebut fakrtor produksi.
Sebagian ahli ekonomi membagi
faktor produksi dalam dua kelompok besar, yaitu modal dan tenaga kerja. Modal terbagi
dalam modal buatan manusia, yang terdiri dari bangunan, mesin, jalan raya dan kereta
api, bahan baku, persediaan barang jadi dan setengah jadi dalam gudang dan lahan.
Sinar matahari sangat penting dalam proses produksi pertanian, perikanan, peternakan
dan kehutanan, namun kurang penting dalam proses produksi industri.
Tenaga kerja
terbagi dalam tenaga kerja dalam arti sempit dan kewirausahaan (enterpreneurship),
sebagai kemampuan manusia untuk mengorganisasi faktor produksi lain beserta resiko
yang dipikulnya berupa keuntungan dan kerugian. Dengan demikian faktor produksi terdiri
dari empat macam, yaitu modal, lahan, tenaga kerja dan kewirausahaan.
Dalam teori ekonomika, faktor produksi disebut juga sumber ekonomi atau sumber
produksi. Sumber produksi terbagi dalam tiga macam, yaitu a) sumberdaya alam (natural
resources) yang terdiri dari sinar matahari, udara, air, tanah, mineral dan hutan,
b)
sumberdaya manusia (human resources) dan sumberdaya buatan (man-made resources)
yang terdiri dari modal buatan manusia.
Sumberdaya alam dapat dibagi menjadi
sumberdaya tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources), sepert mineral dan
sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources).
a. Sumberdaya Lahan
Yang dimaksud lahan disini bukanlah sekedar lahan untuk ditanami, atau untuk
ditinggali, tetapu termasuk segala sumberdaya alam. Itulah sebabnya faktor produksi
ini sering disebut natural resources disamping pula disebut land (lahan).
Dengan
demikian istilah lahan adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan
berasal dari atau disediakan alam, yang antara lain meliputi :
30
-
Sebagai tenaga dan media pertumbuhan baik pertanian, perikanan maupun
pertambangan.
-
Tenaga air, baik pengairan, penggaraman, maupunpelayaran, termasuk air untuk
perusahan air minum.
-
Ikan dan mineral, baik darat, danau, tambak, kuala maupun laut.
-
Tanah yang diatasnya didirikan bangunan.
-
Living stock, seperti ternak dan binatang lain bukan ternak.
-
Iklim, cuaca, curah hujan dan sebagainya.
-
Bebatuan dan kayu-kayuan dan sebagainya.
b. Sumberdaya Manusia (Tenaga kerja)
Tenaga kerja (labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul,
menggergaji, bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya, namun lebih luas lagi, yaitu
human resources. Human resources atau sumberdaya manusia meliputi kemampuan
mereka untuk berfikir dan bekerja yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan
dilakukannya produksi barang dan jasa. Dengan melihat kemampuan bekerja dan
berfikir, maka tenaga kerja dapat dibedakan tiga golongan.
-
Pertama, tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak mempunyai
pendidikan sehingga kemampuan kerjanya berasal dari kekuatan jasmaninya.,
misal petani, kuli batu, tukang becak, penjaga malam, pelayan toko dan lainnya.
-
Kedua, tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang telah memperoleh sedikit
pendidikan dan latihan dalam bidang pekerjaan tertentu, misalnya tukang kayu,
penjahit, ahli masak, montir dan lainnya.
-
Ketiga, tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkat
pendidikan yang tinggi, misalnya akuntan, arsitek, dokter, teknisi dan lain-lain.
31
c. Sumberdaya Modal (Real Capital Goods)
Modal adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dengan maksud
menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, misal jalan, peralatan
industri dan lainnya. Dalam pengertian sehari-ari modal (kapital) adalah dana/uang yang
merupakan tabungan masyarakat yang dapat digunakan untuk keperluan spekulasi,
dipinjamkan utau membeli surat berharga dan investasi. Oleh karena itu pengertian tadi
tidak dianggap sebagai faktor produksi, melainkan tabungan.
Kapital dalam masyarakat terdiri dari persediaan segala sesuatu yang dimiliki masyarakat
pada suatu saat tertentu. Pembuatan peralatan baru atau pembuatan tambahan kapital
disebut investasi. Barang dan jasa yang dihasilkan selama setahun, sebagian dibeli oleh
konsumen dan sebagian lagi dipergunakan untuk menambah peralatan yang ada atau
investasi.
d. Sumberdaya Kewirausahaan (Kemampuan Tata Laksana/Skill)
Ketiga faktor produksi diatas adalah faktor produksi tangible (dapat diraba), tetapi faktor
produksi kewirausahaan bersifat intangible, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan.
Skill serting disebut juga enterpreneurship (kewirausahaan).
Kewirausahaan adalah
kemampuan seseorang untuk menjalankan sesuatu perusahaan sehingga dapat berjalan
dengan efisien dan menguntungkan. Fungsi kewirausahaan adalah mengorganisasi dan
menggabungkan berbagai jenis faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan masyarakat.
Keempat faktor produksi tersebut adalah unsur-unsur yang harus bekerja demi
terlaksananya proses produski, dengan demikian keempat faktor produksi harus
dibayarkan balas jasanya (pendapatan). Balas jasa (pendapatan) faktor produksi tanah
adalah sewa (rent). Usaha apapun tanah yang dipergunakan untuk ditanami, didirikan
bangunan atau apapun juga harus dibayarkan sewanya, sekalipun lahan tersebut milik
32
sendiri. Dalam hal ini, baik diusahakan sendiri atau orang lain, maka haruslah dianggap
seolah-olah disewakan untuk orang lain, sehingga sewanya tetap harus dibayarkan.
Balas jasa (pendapatan) tenaga kerja adalah upah (wage), gaji (salary) dan
royalty. Upah dan gaji sering lebih dikenal sebagai pendapatan tenaga kerja langsung
dan tidak langsung, sedangkan royalty secara umum adalah honoraium. Royalty secara
luas adalah pembayaran karena dipakainya sebuah patent, sedangkan patent adalah
semacam hak untuk mengedarkan sesuatu hasil produksi dan lain-lain yang sejenis
dengannya. Tenaga kerja tetap harus dibayarkan, sekalipun tenaga kerja sendiri, misal
suami, istri dan anak dengan anggapan seolah-olah orang lain yang diperkerjakan.
Balas jasa penggunaan modal adalah bunga (interest). Bunga adalah sewa bagi
uang, baik modal uang (money capital) maupun barang modal (capital goods) dan baik
modal sendiri maupun modal asing (pinjaman). Deviden adalah semacam bunga juga
yang dibayarkan kepada mereka yang ikut serta dalam permodalan.
Balas jasa atas pemanfaatan enterpreneurship adalah laba. Laba dapat dibagi
menjadi tiga bagian, pertama pajak perusahaan (corporate tax), yaitu pembayaran pajak
atas laba kepada pemerintah. Kedua, laba yang tidak dibagikan (undistributed corporate
profit) karena digunakan untuk cadangan perusahaan maupun untuk usaha perluasan
perusahaan. Ketiga, laba yang dibagikan dalam bentuk deviden, yakni bagian laba untuk
para pemegang saham. Bagian pertama dan kedua tidak diberikan oleh enterpreneurship,
hanyalah bagian ketiga yang diterima oleh enterpreneurship sebagai balas jasa.
3.4.
Badan Usaha
Kegiatan produksi diselenggarakan oleh badan usaha atau perusahaan, yang
merupakan satuan ekonomi dalam menyelenggarakan proses produksi.
Di Indonesia
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dikelompokkan ke dalam :
-
Perusahaan swasta.
33
-
Koperasi.
-
Perusahaan Negara
-
Perusahaan Daerah.
a. Perusahaan Swsata
Perusahaan swasta adalah perusahaan-perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pihak
swasta, baik swasta nasional, asing maupun gabungan swasta asing dan nasional.
Dari sudut yuridis, perusahaan swasta dibedakan menjadi :
-
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang pemiliknya
adalah orang seorang yang melakukan kegiatan produksi untuk mendapatkan
laba. Modal perusahaan dapat berasal dari pemilik sendiri, modal pinjaman, kredit
penjualan yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepadanya, atau kredit
pembelian yaitu pinjaman yang diberikan calon pembeli kepadanya. Perusahaan
perseorangan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas, artinya bila gagal,
maka segala harta kekayaannya menjadi tanggungan dari hutang-hutangnya.
Setiap orang mudah mendirikan perusahaan ini, karena undang-undang tidak
memberikan peraturan tentang hal ini. Lapangan pekerjaan harus mendapatkan
izin pemerintah, walaupun prakteknya banyak yang tidak mempunyai izin. Bentuk
perusahaan ini paling banyak di Indonesia, contoh penjahit, pemotong rambut,
angkutan, penyalur harian, reparasi radio, warung dan lainnya.
-
Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan dibedakan menjadi Persekutuan Firma dan Persekutuan
Komanditer. Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama.
Mereka yang bersekutu dapat mendirikan dengan
membauat akte resmi atau akte di bawah tangan. Tiap sekutu bertanggung jawab
atas hutang persekutuan.
Bila memperoleh keuntungan maka laba dibagikan
34
kepada para sekutu. Apabila seorang sekutu tidak menyertakan modal dan hanya
tenaga kerja, maka pembagian keuntungan dan kerugian dipersamakan dengan
sekutu yang memasukkan modal.
Persekutuan komanditer adalah perusahaan
yang dijalankan persekutuan. Perusahaan ini dijalankan oleh sekutu yang bekerja
(sekutu komplemen) yang bertanggung jawab sepenuhnya atas hutang piutang
perushaan.
Contoh lima orang menyumpulkan dana untuk mendirikan kios
saprodi, dimana dua orang menjalankan usaha disebut sekutu komplemen dan tiga
orang tidak menjalankan usaha disebut sekutu komanditer.
-
PerseroanTerbatas (PT)
Perusahaan
Perseroan
Terbatas
(PT)
adalah
suatu
persekutuan
untuk
menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang dipisahkan dari
kekayaan pribadi, dan yang dibagi atas beberapa saham.
Pemegang saham
sebagai pemilik yang bertanggung jawab secara terbatas, yaitu sebesar saham
yang dimilki. Oleh karena itu dikenal dengan perseroan terbatas. Pendirian PT
harus dengan akte notaris dan disahkan Menteri Kahakiman. Seperlima jumlah
saham yang direncanakan harus sudah disanggupi para pendiri dan 10 % modal
tersebut sudah disetor ke kas. Kekuasaan tertinggi PT terletak pada pemegang
saham. Para pemegang saham memilih direksi (pengurus) sebagai pimpinan dan
komisaris yang bertugas mengawasi direksi atau sekedar ikut serta dalam
pengurusan. Pemegang saham yang memilki 100 saham mempunyai tiga hak
suara, lebih dari 100 saham dibatasi maksimum 6 hak suara. Di AS masing-masing
pemegang saham mempunyai sah hak suara untuk tiap saham yang dimilikinya.
Jenis PT adalah satu, PT Umum, yaitu PT yang kebutuhan modalnya diperoleh
dengan menjual surat saham di bursa.
Kedua, PT Perseorangan, yaitu jenis PT
yang seluruh sahamnya jatuh ke tangan seseorang dan sekaligus pempinan.
Ketiga PT Tertutup, yaitu PT yang saham diberikan atas nama dan seringkali
35
diperkenankan membelinya adalah orang-orang yang mempunyai hubungan
keluarga. Keempat, PT Terbuka (tbk), yaitu jenis PT yang terbuka untuk setiap
orang.
b. Koperasi
Koperasi merupakan lembaga ekonomi berwatak sosial, yang merupakan perusahaan
yang sesuai UUD 1945, pasal 33 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Berdasarkan UU
No 12 Tahun 1967, koperasi Indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Pendirian koperasi
sekurang-kurangnya 20 orang dan melalui rapat anggota dipilih pengurus koperasi dan
dibuat akte pendirian oleh pejabat yang berwenang. Alat perlengkapan organisasi
koperasi adalah : a) rapat anggota, b) pengurus, wajib melaksanakan keputusan rapat
anggota dan wajib melaksanakan tugas yang ditentukan anggaran dasar dan rumah
tangga, dan c) badan pemeriksa, sewaktu-waktu berwenang meneliti segala catatan
seluruh kekayaan koperasi dan kebenaran pembukuan serta mengumpulkan segala
kekurangan yang diperlukan siapapun.
c. Perusahaan Negara
Sesuai Inpres Presiden RI No 17 Tahun 1967, maka perusahaan negara digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
-
Perusahaan Jawatan, mempunyai ciri yaitu a) pengabdian dan pelayanan kepada
masyarakat,
b) merupakan bagian dari Departemen, Dirjen, Direktorat atau
Pemda, c) dipimpin seorang kepala yang bertanggung jawab kepada atasan dalam
hirarki pemerintah, d) memperoleh fasilitas negara dan pegawainya pegawai
negari.
-
Perusahaan Umum, mempunyai ciri yaitu a) melayani kepentingan umum, b)
memupuk keuntungan, c) berstatus badan hukum, d) bergerak di bidang jasa vital,
36
public utilities, e) hubungan hukumnya diatur secara hubungann perdata, f) modal
dimilki negara, g) dipimpin direksi, h) pegawainya pegawai perusahaan negara,
dan i) laporan tahunan disampaikan kepada pemerintah.
-
Perusahaan Terbatas (Persero), mempunyai ciri, yaitu a) memupuk keuntungan, b)
sebagai badan hukum perdata yang berbentuk Perusahaan Terbatas (PT), c)
seluruh/sebagian modal milik negara, d) tidak memiliki fasilitas negara, e) dipimpin
direksi, f) pegawainya berstatus pegawai swasta, dan g) peranan pemerintah
sebagai pemegang saham.
d. Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki PEMDA. Perusahaan
daerah
bertujuan
mencari
keuntungan
yang
nantinya
dapat
dipakai
untuk
pembangunan daerah. Kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara untuk
menghindari praktek usaha yang tidak efisien. Sesuai Skep Mendagri No 18 Tahun
1969, pengurusan Perusahan Daerah dilakukan oleh Gubennur/Kepala Derah, contoh
Purosani, PD Percetakan Radya Indria, PDAM.
37
LATIHAN
Jelaskan kembali konsep-konsep :
a. Produk rata-rata
b. Fungsi produksi
c. Produk total
d. Produk marjinal
e. Hasil skala (return to scale)
2. Ringkankanlah hukum tambahan hasil yang makin kecil, dengan menggunakan
contoh yang anda temui di kehidupan sehari-hari.
3. Diskusikan dengan teman anda :
a. aspek non teknis yang mempengaruhi fungsi produksi.
b. Contoh-contoh aspek non teknis di bidang pertanian.
4. Lengkapilah tabel di bawah ini dan gambarkan kurva TP, AP, dan MP dalam satu
diagram.
Tenaga Kerja / N
(orang)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Produk Total /TP
(ton)
0
2
5
9
12
14
15
15
14
12
Produk Rata-Rata
(AP)
Produk Marginal
(MP)
38
POKOK BAHASAN IV
ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW)
A.
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan bagaimana perputaran mesin
perekonomian berlangsung dalam masyarakat
B.
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mengetahui :
a. arti pendapatan nasional (PDB)
b. fungsi masing-masing sektor kegiatan ekonomi
c. komponen sistem ekonomi secara agregat
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN IV
ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW)
Studi ekonomi yang mempelajari aktivitas ekonomi secara keseluruhan atau
rata-rata dari suatu negara yaitu mempelajari kegiatan perekonomian antara komponen
sistem ekonomi secara aggregat suatu negara. Komponen sistem ekonomi agregat
dapat meliputi : pendapatan, employment, harga dan uang.
4.1.
Model Ekonomi Sederhana
Secara sederhana kegiatan perekonomian dinamakan model ekonomi dua
sektor, yaitu model dengan menganggap bahwa ekonomi hanya terdiri dari sektor rumah
tangga (household) dan sektor perusahaan (bisnis).
perkonomian
dianggap
tidak
terdapat
kegiatan
Ini berarti bahwa dalam
pemerintah
dan
perdagangan
internasional.
Sektor rumahtangga (household) terdiri dari orang-orang, baik perorang,
kelompok, lembaga maupun badan-badan yang berfungsi sebagai:
a. Konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa dengan jalan
membelanjakan semua pendapatannya.
Ini berarti tidak ada orang yang
menabung.
b. Pemilik faktor produksi, yaitu pihak yang menawarkan berbagai jenis faktor
produksi yang dimilikinya kepada sektor perusahaan yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Jenis faktor produksi adalah tanah, tenaga
kerja, modal dan kewiraswastaan.
Sektor perusahaan terdiri dari perusahan swasta asing (PMA) dan nasional,
perusahaan negara (BUMN), dan koperasi yang berfungsi sebagai:
40
a. Penjual, yaitu mereka yang menjual semua barang yang diproduksikannya.
Ini berarti stok barang dari produsen tidak pernah mengalami perubahan.
b. Produsen, yaitu mereka yang mengkombinasikan berbagai jenis faktor
produksi untuk memproduksi barang dan jasa, serta membayar penggunaan
faktor produksi dari pendapatan hasiil penjualan produksinya.
Pada gambar dapat dilihat arus perputaran kegiatan ekonomi dengan dua sektor
atau 2 (dua) mesin yang dihubungkan dengan 4 (empat) arus yang saling berlawanan.
Arus bagian atas adalah arus uang (penerimaan) dan arus barang dan jasa. Arus
bagian bawah meliputi arus faktor produksi dan arus uang (pendapatan).
Arus Uang (Konsumsi)
(Rp. 10000)
SEKTOR
RUMAHTANGGA
(Rp. 10.000)
Arus Barang dan Jasa
SEKTOR
PERUSAHAAN
Arus Faktor Produksi
(Rp. 10000)
(Rp 10.000)
Arus Uang (Pendapatan)
Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 2 (dua) sektor
Digambarkan bahwa arus faktor produksi yang mengalir dari sektor rumahtangga
ke sektor perusahaan. Untuk itu rumahtangga memperoleh bajas jasa atau pembayaran
atas penggunaan jenis faktor produksi yang dapat dikelompok sebagai berikut :
Jenis faktor produksi :
a. Tanah
b. Tenaga kerja
c. Modal
d. Kewiraswastaan
Macam Pembayaran yang Diperoleh :
a.
b.
c.
d.
Sewa
Upah atau gaji
Bunga
Laba
41
Arus balas jasa (pembayaran) ini dipandang dari rumahtangga berupa
pendapatan dan bilamana dilihat dari perusahaan disebut biaya produksi.
Perusahaan memproduksi barang dan jasa yang dijual kepada rumahtangga.
Rumahtangga dapat membeli barang dan jasa ini karena mereka mempunyai
pendapatan. Arus ini dilihat dari rumahtangga disebut pengeluaran rumahtangga dan
bilamana dilihat dari segi perusahaan disebut pendapatan perusahaan.
Dalam
kenyataannya,
transaksi
bukan
hanya
antar
perusahaan
dan
rumahtangga. kegiatan dapat berlangsung dari perusahaan satu dengan perusahan
yang lain. Petani sebagai pengusaha membeli pupuk ke pabrik pupuk, pabrik pupuk
memberi bahan baku pupuk dari perusahaan lainnya.
Oleh karena itu produk
perusahaan tidak langsung selalu dijual kepada konsumen, produk semacam ini disebut
produk setengah jadi (intermediate product).
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan dan kemudian dibeli
sektor rumahtangga yang disebut dengan Produk Nasional.
Sedangkan nilai dari
pengeluaran atau belanja sektor rumahtangga untuk memperoleh barang dan jasa
disebut dengan Pengeluaran Nasional atau Belanja Nasional.
4.2.
Model Ekonomi Modern
A.
Model Ekonomi Modern 2 (Dua) Sektor
Kegiatan ekonomi tidak hanya seperti diatas, namun dapat juga digambarkan
sebagai sistem pompa hidrolika, yang menyebabkan terjadinya kebocoran (leakage)
maupun injeksi (injection).
Kebocoran terjadi bila pendapatan rumahtangga tidak
seluruhnya dikonsumsi, melainkan disimpan misalkan Rp. 1.000,-. Dengan demikian
produsen hanya mampu menjaul produksi sebesar Rp. 9.000,-, hal demikian
menunjukkan adanya kebocoran yang akan mengurangi produksi.
42
Namun
demikian
produsen
berkeinginan
membeli
Rp.
1.000,-
simpanan/tabungan rumahtangga untuk menambah kapasitas produksinya.
dari
Hal ini
berarti bilamana rumahtangga berkeinginan mengurangi konsumsinya, menyebabkan
adanya output yang tidak dikonsumsikan yang akan digunakan oleh produsen untuk
menambah kapasitas berproduksi.
Bilamana keinginan investasi sama dengan
simpanan, maka keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan pada tingkat
pendapatan dan produksi semula, sehingga gambar 1 dapat disempurnakan menjadi
gambar 2.
Arus Uang /Konsumsi (Rp. 9.000,-)
Arus Barang dan Jasa (Rp. 10.000)
SEKTOR
RUMAHTANGGA
(Rp. 10.000)
SEKTOR
PERUSAHAAN
Arus Faktor Produksi (Rp. 1.0000)
(Rp 10.000)
Arus Uang (Pendapatan) (Rp. 10.000)
PASAR MODAL
Simpanan (Rp. 1.000)
Investment (Rp. 1.000)
Gambar 2. Arus Perputaran Mesin Ekonomi 2 (dua) sektor
B.
MODEL EKONOMI MODERN 3 (TIGA) SEKTOR
Gambar 3 menunjukkan, Output total Rp. 10.000,- yang menghasilkan pendapatan
sebelum dikurangi pajak Rp. 10.000,- Pemerintah menarik pajak Rp. 1.000,- dari sektor
rumahtangga, sehingga pendapatan rumahtangga menjadi sebesar Rp. 9.000,-. Diasumsikan
dengan menurunnya pendapatan setelah dikurangi pajak ini menyebabkan konsumsi
43
rumahtangga berkurang Rp, 900 dan simpanan juga berkurang rumahtangga
Rp. 100.
Dengan demikian maka simpanan menjadi Rp. 900,- dan pemerintah seharusnya bernilai Rp.
9000 sehingga menyebabkan jumlah permintaan tetap Rp. 10.000,-
Arus Uang /Konsumsi (Rp. 8.100,-)
Arus Barang dan Jasa (Rp. 10.000)
SEKTOR
RUMAHTANGGA
SEKTOR
PERUSAHAAN
(Rp. 10.000)
(Rp 10.000)
Arus Faktor Produksi (Rp. 10.000)
Arus Uang (Pendapatan) (Rp. 10.000)
Simpanan (Rp. 900)
Investment (Rp. 1.000)
PASAR MODAL
Rp 100
PEMERINTAH
Pajak (Rp. 1000)
Pembelian Pemerintah ( Rp 900)
Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 3 (tiga) sektor
Dapat dilihat bahwa pengeluaran pemerintah tidak sama dengan pajak, simpanan tidak
sama dengan investasi. Yang perlu dipenuhi untuk mencapai keseimbangan yaitu pengeluaran
harus sama dengan output total, atau dengan kata lain total kebocoran harus sama dengan
injeksi. Dalam contoh di atas: pajak dan simpanan mengurangi konsumsi menjadi Rp. 8.100.
Selanjutnya permintaan sisanya Rp. 1.900 yang dapat berbentuk intended
investasi, pengeluaran atau kombinasi keduanya. Bilamana investasi lebih kecil dari
simpanan, maka pengeluaran pemerintah harus dapat mengkompensasikan dengan
cara pengeluaran pemerintah lebih besar dari pajak.
44
C.
Model Ekonomi Modern 4 (Empat) Sektor
Dalam kenyataannya masyarakat yang terlibat dalam arus perputaran mesin
ekonomi ada empat yaitu :
a. Sektor Rumahtangga
b. Sektor Perusahaan (Bisnis)
c. Sektor Pemerintah (Pusat, Pemprov, Pemkab/Pemkot, Pemdes)
d. Sektor Luar Negeri
Dengan masuknya sektor pemerintah dan luar negeri , maka arus perputarannya
menjadi lebih rumit. Kerumitan ini muncul karena arus barang dan jasa dari perusahaan
tidak hanya mengalir se sektor rumahtangga melainkan juga ke sektor pemerintah dan
sektor luar negeri sebagai ekspor/impor (lihat gambar).
Pemerintah adalah konsumen bagi barang dan jasa yang dihasilkan sektor
perusahaan dan bagian pemerintah yang lain. Jadi, pemerintah dalam perekonomian
Indonesia berfungsi sebagai :
a. produsen barang dan jasa, seperti hankam dan hukum, listrik, air dan gas,
pendidikan, kesehatan, pertambangan, pengangkutan dan lainnya.
b. arus uang dari sektor rumahtangga, perusahaan, dan sektor luar negeri ke sektor
pemerintah, berupa pembayaran pajak, cukai, retribusi dan lainnya.
c. arus uang dari pemerintah ke sektor lainnya, berupa subsidi, hadiah, bantuan, upah dan
gaji, pembelian barang dan lainnya.
Sektor luar negeri mempunyai uang untuk membayar barang dan jasa yang
diimpornya dari Indonesia dari berbagai sumber mereka sendiri. Uang pembayar dari luar
negeri ini bernama Devisa, sebagai hasil ekspor Indonesia ke luar negeri. Sektor luar negeri
juga mengirimkan barang dan jasa sebagai impor Indonesia dan sebagai balas jasanya
45
adalah pembayaran ke luar negeri dengan devisa sebagai hasil ekspor Indonesia ke luar
negeri.
Demikian halnya dengan faktor-faktor produksi selain digunakan oleh sekttor
perusahaan juga digunakan sektor pemerintah dan luar negeri, dan tentunya sebagai balas
jasa atau pembayarannya arus uang mengalir ke rumahtangga berupa upah/gaji, sewa,
bunga dan laba.
Demikian perputaran mesin ekonomi ini berlangsung dan tidak henti-
hentinya.
Apabila arus perputaran mesin ekonomi berhenti, berarti berhenti pula kegiatan
produksi barang dan jasa, berhenti pula arus pendapatan, sehingga menganggurlah faktorfakrtor produksinya. Jadi penghentian arus perputaran ekonomi berarti bencana. Sebaliknya
semakin giat perputaran mesin ekonominya, berarti pula semakin besar produk nasionalnya.
Gaji dan Upah,
Pelayanan Pemerintah,
SEKTOR
PEMERINTAH
Faktor Produksi, Pajak
SEKTOR
RUMAHTANGGA
Uang (Pembayaran)
Barang & Jasa
Arus Uang / Faktor Produksi
Arus Barang dan Jasa / Pendapatan
Pembayaran
Luar Negeri
Impor
SEKTOR LUAR
NEGERI
Pembayaran Luar Negeri / Expor
SEKTOR
PERUSAHAAN
(BISNIS)
Impor
Impor / Devisa
Pembayaran Luar Negeri / Expor
Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 4 (Empat) sektor
46
LATIHAN
1. Jelaskan arus kegiatan barang, faktor produksi, dan uang dalam perekonomian dengan empat
sektor
2. Apakah akibatnya apabila aliran barang dan jasa dari perusahaan ke rumahtangga terputus ?
3.
Jelaskan yang dimaksud denganuang pembayar dari luar negeri ini bernama Devisa.
4.
Jelaskan yang dimaksud dengan rumahtangga memperoleh bajas jasa atau pembayaran atas
penggunaan jenis faktor produksi yang dimilikinya.
PUSTAKA
Hartowo, Dewi Faunah, dan FX Winarti. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Karunika,
Universitas Terbuka. Jakarta
Kiptiyah, SM. 1993. Makro Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Partadiredja, Ace. 1994. Pengantar Ekonomika. BPFE. Yogayakarta.
Semaoen, Iksan, 1993. Mikroekonomi Consumer Behaviour. Pascasarjana Universitas
Brawijaya. Malang
47
POKOK BAHASAN V
PENGUKURAN PRODUK ATAU PENDAPATAN NASIONAL
A.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa diharapkan mengetahui bagaimana cara menghitung produk
nasional (PDB).
B.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa diharapkan menjelaskan :
a. pendekatan perhitungan pendapatan nasional
b. perbedaaan GNP, NNP, NI, PI, DI
c. hubungan produk nasional menurut alur atas dan bawah
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN V
PENDEKATAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
Untuk
menghitung
nilai
seluruh
perekonomian dalam suatu tahun tertentu.
hasil
produksi
yang
dihasilkan
suatu
Untuk mengukur tingkat hasil kegiatan
ekonomi dilakukan dengan tiga cara (pendekatan), yaitu:
1. Pendekatan Produksi: Nilai dari seluruh hasil produksi (output) yang diperoleh dari
penjumlahan nilai-nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha
yang ada dalam perekonomian. Hasil perhitungannya disebut Produk Domestik
Bruto.
2. Pendekatan Pengeluaran: Nilai dari seluruh hasil produksi (output) yang diperoleh
dari penjumlahan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga dan
perusahaan, pemerintah dan perdagangan internasional atas produk barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara. Hasil perhitungannya disebut Pengeluaran
Nasional atau Belanja Nasional.
3. Pendekatan Pendapatan: Nilai seluruh hasil produksi dalam perekonomian yang
diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan seluruh faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi, yaitu pendapatan dari sumberdaya alam, tenaga
kerja, modal yang ditawarkan dan keahlian kepemimpinan (kewiraswasataan). Hasil
perhitungannya dinamakan Pendapatan Nasional.
5.1.
Hubungan Antara Produk Nasional, Pendapatan Nasional Menurut Alur
Atas Dan Bawah
Istilah pendapatan nasional merupakan pengertian yang agak kompleks. Dalam
istilah pendapatan nasional itu terkandung lima jenis pendapatan, yaitu :
1. Produk nasional bruto
2. Produk Nasional neto
49
3. Pendapatan nasional
4. Pendapatan personal
5. Pendapatan disposabel.
Hubungan antara produk nasional bruto, produk nasional neto, pendapatan
nasional, pendapatan personal dan pendapatan disposabel dapat dilihat dalam gambar
dibawah ini.
Penyusutan
Investasi
Bruto
InvestasiNett
o
PP Tak Bagi
LabaTak Bagi
Lab tak Dibagi
PajakKorporasi
Transfer
Payment
Pajak
Perorangan
Tabungan
Perorangan
Dividen
Pemerintah
Pemerintah
Bunga
Konsumsi
Upah dan Gaji
Upah dan Gaji
Bunga
Bunga
Konsumsi
Sewa
Konsumsi
Pendapatan
Perusahaan
Bkn Korprs
GNP
NNP
(Arus Produk/Alur Atas)
Bawah)
NNP
Konsumsi
Sewa
Pendapatan
Perusahaan
Bkn Korprs
NI
PI
DI
DI
(Arus Biaya&Pendapatan/Alur
Gambar Hubungan Antara GNP, NNP, Ni, PI, DI Menurut Alur Atas dan Bawah
5.2. Penjelasan
1. Produk Domestik Bruto (GDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah Nilai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode tertentu
(1 satu).
50
2. Domestik artinya produk yang dihitung dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara,
tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari dalam atau luar
negeri.
3. Bruto artinya termasuk sejumlah penyusutan barang-barang modal yang digunakan
untuk berproduksi.
4. Produk artinya nilai tambah produk yang berbentuk barang dan jasa, dan dihitung
berdasarkan kelompok lapangan usaha.
5. Pendapatan neto faktor luar negeri (PNLN) atau Net Factor Income From Abroad
(NEFIFA) adalah perbedaan nilai dan pendapatan faktor produksi yang dimiliki
negara lain yang digunakan negara itu dan pendapatan yang diperoleh dari faktor
produksi negara itu itu yang digunakan oleh negara lain.
6. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah hasil
pengurangan PDB dengan Pendapatan neto faktor luar negeri (PNLN). Atau PNB
adalah penjumlahan dari semua barang dan jasa akhir atau semua nilai tambah
yang dihasilkan oleh warga dari suatu negara tertentu dalam periode waktu teretntu
(1 tahun).
7. Negara maju : PDB < PNB, contoh AS, Jepang, Inggris, Jerman
8. Negara berkembang : PDB > PNB, contoh Indonesia.
9. PNB atau GNP menurut penggunaannya terdiri dari :
a. Pengeluaran Konsumsi rumahtangga (C)
b. Pengeluaran Pemerintah (G)
c. Investasi bruto (I)
d. Ekpor Neto (X-M)
9. Jadi GNP = C = I + G + (X-M)
51
10. Pengeluaran rumahtangga (C) adalah pengeluaran yang dibelanjakan oleh semua
sektor rumahtangga. Sektor rumahtangga terdiri dari orang-orang, baik perorang,
kelompok, lembaga maupun badan-badan yang berfungsi sebagai :

Konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa dengan jalan
membelanjakan semua pendapatannya. Ini berarti tidak ada orang yang
menabung.

Pemilik faktor produksi, yaitu pihak yang menawarkan berbagai jenis faktor
produksi yang dimilikinya kepada sektor perusahaan yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Jenis faktor produksi adalah tanah, tenaga kerja,
modal dan kewiraswastaan.
11. Pengeluaran perusahaan atau Investasi (I) adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
para pengusaha untuk membeli barang-barang modal guna mendirikan perusahaan
atau memperluas perusahaannya. Investasi meliputi a) barang modal, b) persediaan
bahan mentah, dan c) persediaan barang jadi dan setengah jadi. Investasi Bruto
adalah investasi yang masih mengandung angka penyusutan, dan Investasi Neto
adalah investasi dikurangi penyusutan
12. Pengeluaran Pemerintah (G) adalah jumlah pembelian yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap barang dan jasa yang dibeli dari sektor rumahtangga,
perusahaan dan luar negeri.
13. Net ekspor merupakan nilai ekspor dikurangi dengan impor.
14. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto (PNN) adalah GNP dikurangi
dengan penyusutan. jadi NNP adalah barang konsumsi yang dihasilkan ditambah
dengan barang modal baru, yang merupakan tamabahan pada jumlah peralatan
modal yang sudah ada (investasi neto).
15. Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI) adalah jumlah seluruh
penerimaan anggota masyarakat sebagai balas jasa karena ikut serta dalam proses
52
produksi atau penjumlahan dari upah, sewa, bunga dan laba. Perhitungan NI
diperoleh dari NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Contoh pajak tidak
langsung adalah pajak penjualan.
16. Personal Income (PI) adalah semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan kegiatan apapun yang diterima masyarakat suatu
negara. PI dapat diperoleh dari NI dikurangi dengan dividen tidak dibagi, pajak
perseroan dan iuran jaminan sosial, dan ditambahkan dengan transfer payment.
17. Transfer payment adalah pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan kegiatan
apapun yang diterima masyarakat, antara lain :
a. Uang pensiun
b. Bantuan kaum veteran
c. Bantuan bencana lam
d. Bea siswa
18. Pendapatan Disposabel (PD) atau Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang
siap untuk segera dibelanjakan atau dikonsumsikan oleh sektor rumahtangga dan
sisanya ditabung. Perhitungan DI adalah PI dikurangi pajak perorangan, misal pajak
penghasilan, pajak kekayaan dan sebagainya.
53
LATIHAN
1. Jelaskan arus kegiatan barang, faktor produksi, dan uang dalam perekonomian
dengan empat sektor
2. Apakah akibatnya apabila aliran barang dan jasa dari perusahaan ke rumahtangga
terputus ?
3. Sebutkan ketiga cara / pendekatan menghitung Pendapatan Nasional. apakah
sebabnya bahwa ketiga cara tersebut menghasilkan jumlah yang sama.
4. Gambarkan hubungan antara PNB, PNN, PN, PP, dan PD.
5. Sebuah perusahaan agribisnis menjual salah satu perkebunan coklat yang dibelinya
lima tahun lalu seharga Rp. 20 Milyard kepada seseorang. Perusahaan
menyerahkan perkebunannya dan orang itu membayarkan uangnya, apakah
perkebunan ini yang harganya Rp. 20 Milyard termasuk PDB tahun ini ?
6. Apakah pentingnya menghitung pendapatan per kapita dalam uang asing ?
7. Apabila sebuah pabrik pengolahan pertanian terbakar habis, dimanakah nilai pabrik
yang hilang itu nampak dalam perhitungan pendapatan nasional?
8. Ada seseorang mengkritik PNB sebagai berikut : Apabila pemerintah mengeluarkan
uang untuk memperbaiki sebidang tanah hingga menjadi tanah yang subur, maka
pengeluaran ini tidak akan masuk PNB, jadi PNB memberikan gambaran yang
keliru” Benarkah pernyataan demikian.
F.
PUSTAKA
Hartowo, Dewi Faunah, dan FX Winarti. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Karunika,
Universitas Terbuka. Jakarta
Kiptiyah, SM. 1993. Makro Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Partadiredja, Ace. 1994. Pengantar Ekonomika. BPFE. Yogayakarta.
Semaoen, Iksan, 1993. Mikroekonomi Consumer Behaviour. Pascasarjana Universitas
Brawijaya. Malang
54
POKOK BAHASAN VII
UANG DAN BANK
A.
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menguraikan peranan uang dan fungsi
perbankan dalam kehidupan ekonomi.
B.
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan:
a. menyebutkan menjelaskanfungsi uang peranan.
b. menjelaskan likuiditas perekonomian.
c. menyebutkan faktor penawaran dan permintaan uang.
d. menjelaskan teori kuantitas uang.
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN VII
UANG DAN BANK
7.1.
PENAWARAN UANG
A.
Proses Pertukaran
Mekanisme
perputaran
mesin
ekonomi
berdasarkan
pembagian
kerja
masyarakat yang komplek. Masing-masing pihak mempunyai kebutuhan yang hendak
dipebuhi. Didalam pemenuhan kebutuhan terjadi proses pertukaran. Proses pertukaran
mengalami perkembangan, yang dapat dibagi menjadi tiga macam periode, yaitu sistem
ekonomi a) barter, b) uang dan c) kredit.
Sistem barter berlangsung pada masyarakat primitif, yang mempunyai tiga
kesulitan pokok, yaitu: a) dalm mencari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang
sama, b) dalam menentukan standar barang yang ditukarkan, dan c) dalam membagi
bagi barang yang dipertukarkan dalam satuan yang lebih kecil sesuai dengan yang
diperlukan tanpa mengubah nilainya,
Sejalan dengan berkembangnya proses pertukaran, ditemukan barang yang
dapat diterima sebagai perantara pertukaran. Dalam sejarah dikenal dengan bulu, besi,
tembaga, perak dan emas.
Dalam perkembangannya hanya perak dan emas yang
dapat memegang peran sebagai perantara pertukaran, karena mempunyai sifat: a)
dapat diterima oelh semua pihak, b) dapat tahan lama dan homogen, dan c) dapat
ditentukan kualitas dengan nilai yang relatif stabil.
Setelah pemerintahan bertambah kuat dan mampu secara hukum memaksakan
sesuatu benda untuk dijadikan alat tukar, maka berkembanglah uang kertas.
Nilai
nominal (yang tertera) uang kertas lebih tinggi daripada nilai intrinsik (material).
Perkembangan uang kertas terbagi menjadi 2 bentuk uang, yaitu uang kartal dan giral.
63
Uang kartal lebih dilihat dari sisi masyarakat, sedangkan uang giral berasal dari
tabungan giral di Bank, melalui cek. Perkembangan lebih lanjut dirasakan uang kertas
kurang digunakan lagi terutama bila berskala besar. Bahkan uang giralpun dirasakan
semakin usang. Abad komputer ini semua kerja dimekanisasikan, maka setiap orang
cukup membawa credit card, yaitu suatu kartu identifikasi yang dapat dipakai dalam
membayar.
B.
Uang dan Fungsi Uang
Yang disebut uang ialah segala sesuatu yang secara luas dipakai dan secara
umum diertima anggota masyrakat sebagai perantara dalam pertukaran barang atau
jasa. Pada dasarnya uang mempunyai lima gungsi, yaitu sebagai:
a. Alat penukar, yaitu media dalam memperoleh barang dan jasa yang
hendak dipertukarkan.
b. Alat penghitung, yaitu standar nilai dari barang dan jasa yang hendak
dipertukarkan.
c. Alat pembayar, yaitu satuan ukuran dari kewajiba-kewajiban uang harus
dipenuhi.
d. Alat penimbun harta, yaitu penyimpan dan penumpuk barang dan jasa
yang tidak dipakai sekarang berhubung dengan daya beli yang
terkandung didalamnya.
e. Alat pemindah harta, yaitu pengganti kekeayaan yang dapat dialihkan di
sembarang tempat dan waktu dengan mudah.
Fungsi pertama dan kedua disebut dengan fungsi primer, sedang lainnya
fungasu sekunder.
Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat merupakan Penawaran Uang,
dan diberi simbol M.
Dalam arti luas, jumlah uang yang beredar secara total
64
merupakan faktor penentu kegiatan perekonomian, karena itu dinamakan LIKUIDITAS
PEREKONOMIAN (diberi simbol M2). Dalam arti sempit diberi simbol M1.
Uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri dari uang kartal dan giral. Uang
kartal terdiri dari uang logam dan kertas (tunai). Uang logam disebut uang receh karena
diubuat dengan maksud mencukupi kebutuhan dalam pertukaran harga-harga pecahan
yang kecil. Uang kertas umumnya beredar dalam pecahan yang besar. Uang giral
berasal dari rekening bank yang berupa tabungan atau kredit yang sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk membayar atau melaunasi utang atau ditukarkan dengan uang tunai
melalui cek yang ditarik atas permintaan sehingga rekening bank tersebut dapat
berfungsi sebagai satuan hitung atau standar nilai.
Uang beredar arti luas (M2) terdiri dari M1 dan uang kuasi. Sebenarnya uang
kuasi bukanlah uang, melainkan merupakan kekayaan yang berlikuiditas tiinggi
sehingga dalam batas-batas tertentu dapat berfungsi sebagai uang. Contoh uang kuasi
adalah deposito berjangka, tabungan dan rekening valuta asing milik swasta domestik.
C.
Velocitas Uang dan Teori Kuantitas Uang
Uang merupakan perantara dalam prose pertukaran. Karena itu uang selalau
berpindah tangan.
Seseorang yang menerima pembayaran dengan uang dapat
menggunakan lagi pada kesempatan yang berbeda, dengan demikian uang yang sama
dapat berpindah-pindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Karena itu berkembang
konsep Velositas Uang (Laju kecepatan uang), dengan simbol V.
Velositas Uang
adalah tingkat banyaknya perpindah tanganan uang selama satu tahun untuk menutup
transaksi pendapatan. Bila sejumlah uang lambat berpindah tangan maka velositas
uang per tahun iku trendah, sehingga V turun. Sebaliknya apabila orang-orang senang
berbelanja maka V akan tinggi. Konsep velositas diduga ada hubungan antara jumalh
uang beredar dengan GNP. Secara matematik proses itu dapat dirumuskan :
65
V=
dimana :
NNP
P1.T1 + P2.T2 + .... Pn.Tn
 =  =
M
M
M
= Jumlah uang beredar
NNP
= Produk Nasional Netto
P
= Harga
T
= barang dan jasa
 P.T

M
Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nial uang internal dan eksternal.
Nilai uang internal yaitu daya beli uang yang dinyatakan dalam jumlah barang dan jasa.
Nilai uang eksternal yaitu harga dari mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang
kita atau yang disebut nilai tukar (kurs valuta).
Sekarang kita lihat uang internal yang merupakan daya beli uang, maka besar
kecilnya dipengaruhi laju peredaran uang.
Menurut teori kuantitas uang asli (crude
guantity theory), jumlah uang beredar akan menentukan tingkat harga secara langsung
dan sebanding dengan berubahnya jumlah yang beredar.
Secara matematis dapat
dirumuskan:
M=kP
dimana: M = jumlah uang beredar
P = harga
k = konstanta
Teori kuantitas di atas sangat sederhana, karena tidak memperhatikan faktor
permintaan dan velositas uang sehingga tidak sesuai kenyataan di masyarakat. Oleh
Irving Fisher persamaan ditas diubah menjadi: MV = PT, oleh karena uang beredar
terdiri dari uang kartal dan giral, maka persamaan Irving Fisher diperbaiki menjadi:
MV + M1V1 = PT
66
Artinya: a) tingkat harga (P) bersifat pasif, dan dipewngaruhi faktor lain, b) Jumlah
transaksi (T) sama dengan GNP ditentukan jumlah penduduk, sumber alam dan
teknologi, c) V dan V1 tergantung pada faktor yang cukup stabil, sehingga dianggap
bebas dari faktor lain, d) M1(uang giral) umumnya mempunyai perbandingan stabil
dengan uang kartal.
7.2.
Permintaan Uang
Uang diingini seseorang dengan berbagai maksud untuk mengusasi harta benda
yang dapat dibeli dengan uang itu.
Makin rendah nilai uang, makin enggan untuk
memegang uang semakin kuat kedudukan uang, semakin tinggi nilainya, semakin
senang orang memegang uang.
Dengan demikian seseorang memegang uang pasti terdapat motivasi dan
dorongan untuk memiliki uang. Terdapat tiga macam motivasi atau dorongan memiliki
uang, yaitu Motif Transaksi (transaction motive), Motif berjaga-jaga (precautionary
motive) dan motif spekulasi (speculative motive). Motif transaksi adalah dorongan atau
motive untuk memegang uang karena dapat dibelikan berbagai barang dan jasa yang
diperlukan. Motif berjaga-jaga adalah dorongan atau motive untuk memegang uang
karena berjaga-jaga menghadapi peristiwa yang tidak terduga, seperti sakit,
meningggal, dan resiko lainnya. Motif spekulasi adalah dorongan atau motive untuk
memegang uang dengan maksud untuk spekulasi.
Diantara ketiga motif yang menarik para ahli di negara maju adalah motif
spekulasi.
Permintaan akan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulais
merupakan seluruh permintaan akan uang (LIQUDITY PREFERENCE), dilambangkan
dengan L.
67
7.3.
Bank
A.
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya adalah
meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka. Lembaga tersebut mendorong
masyarakat untuk menabung pada mereka.
Sebagai balas jasa mereka diberi
pendapatan dalam bentuk bunga tabungan. Tabungan yang dikumpulkan oleh lembaga
keuangan tersebut dipinjamkan kepada perorangan atau perusahaan yang memerlukan,
sebagian yang lain dipakai untuk membeli surat-surat berharga.
Menurut laporan Bank Indonesia, lembaga-lembaga keuangan di Indonesia
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kelompok Perbankan. Kelompok ini dapat dibedakan menjadi bank sentral dan
bank umum/bank komersial.
b. Kelompok lembaga lainnya yang dibedakan menjadi lembaga-lembaga bukan
bank, pegadaian dan asuransi.
1. Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari empat jenis, yaitu jenis
investasi, jenis pembangunan, jenis pembiayaan / leasing (pemilikan
perumahan) dan jenis lainnya.
Lembaga keuangan bukan bank jenis Investasi adalah lembaga
keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya bertindak sebagai
perantara dalam penerbitan surat-surat berharga tersebut. Contoh PT
Private Development Finance Company of Indonesia (PDFCI), PT
Indonesian Development Finance Company (IDFC atau Uppindo) dan PT
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana).
Lembaga keuangan bukan bank jenis Pembangunan adalah lembaga
keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya memberi pinjaman
68
jangka menengah dan jangka panjang serta melakukan penyertaan
modal dalam perusahaan-perusahaan. Dana lembaga ini berasal dari
pengeluaran surat berharga jangka menengah dan panjang. Contoh PT
Indovest, Merincorp, Aseam, Interpasific, MIFC, Ficorinvest, Finconesia,
Multicor dan IFL.
Lembaga keuangan bukan bank jenis Pembiayaan (leasing) adalah
lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya memberi
pinjaman jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka pemilikan
rumah tidak mewah, kendaraan bermotor dan lainnya untuk golongan
masyarakat berpenghasilan menengah. Dana lembaga ini berasal dari
pengeluaran surat utang jangka menengah dan panjang, terutama
obligasi perumahan dan menrima tabungan khusus daeri calon pembeli
rumahdalam rangka memenuhi persyaratan pembiayaan sendiri. Contoh
PT Papan Sejahtera dan lainnya.
2. Pegadaian yaitu perusahaan negara yang bertujuan untuk memberikan
pinjaman kepada masyarakat kecil dengan jumlah maksimum sebesar
seratus ribu rupiah untuk setiap pinjaman.
Jangka waktu pinjaman
adalah 3 – 6 bulan dengan bungan 3% - 4% per bulan.
3. Perasuransian yaitu perusahaan yang memperoleh uang dengan
menjanjikan akan memberikan sejumlah uang dengan perorangan,
perusahaan
dan badan-badan
lainnya
apabila
sesuatu
peristiwa
(misalnya kecelakaan, kebakaran, kematian) berlaku atas orang,
perusahaan atau badan yang membayar uang asuransi kepada
perusahaan asuransi. Uang asuransi yang dikumpulkan oleh lembaga ini
diinvestasikan atau dipinjamkan.
69
B.
Lembaga Perbankan
Bank umum merupakan lembaga keuangan yang penting dalam kegiatan
ekonomi berhubung mempunyai ciri khusus yang tidak ada pada lembaga keungan
lainnya. Ciri khusu bank umum yaitu:
a. Dapat menciptakan tabungan yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan
menggunakan cek, ATM atau kartu kredit.
b. Dapat menciptakan daya beli baru atau menghapus daya beli yang ada
dalam perekonomian. Apabila bank umum ingin mengadakan investasi atau
memberikan pinjaman lebih banyak dapat dengan menarik lebih banyak
tabungan atau dengan menciptakan tabungan giral.
c. Memberikan pinjaman jangka pendek. Dengan demikian bank umum dapat
membantu perusahaan dalam menyesuaikan keadaan keungannya dengan
baik turunnya kegiatan ekonomi.
Bank sentral adalah suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki
pemerintah.
Lembaga tersebut diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan
mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang lain dan untuk
menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keungan tersebut dapat menciptakan tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Kalau diperhatikan peranan dan kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral di
berbagai negara, maka akan diketahui bahwa pada umumnya bank sentral diberi tugas
oleh pemerintah untuk menjalankan lima kegiatan sebagai berikut:
a. Bertindak sebagai Bank kepada Pemerintah
Pemerintah dapat dipandang sebagai perusahan raksasa, dimana kegiatannya
membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima berbagai jenis pendapatan.
Misalnya pajak pendapatan, pajak penjualan dan pajak impor. Unrtuk mengurus
70
pengeluaran dan pendapatan tersebut pemerintan memerlukan jasa bank. Bank
sentral didirikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bank sentral bertindak
badan keuangan yang menciptakan uang milik negara dan mengirimkan uang
kepada pemerintah daerah dan depertemen yang lain.
Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak daripada pendapatannya,
karena itu pemerintah meminjam, yang salah satu cara mengeluarkan Treasury
Bill. Treasury Bill adalah pinjaman pemerintah yang akan dibayar kembali dalam
jangka pendek, biasanya tiga bulan, tetapi ada yang berjangka 6 bulan, 9 bulan
atau satu tahun.
Treasury bills dijual kepada lembaga keuangan dan
masyarakat dan juga kepada bank sentral. Di dalam penjualan Treasury bill,
bank sentral memegang peranan penting, misal diberikan kekuasaan oleh
pemerintah untuk menentukan dan mengubah tingkat bunga treasury bills
tersebut.
Cara lain adalah untuk membiayai defisit, yang dalam pengeluarannya dengan
mengeluarkan surat pinjaman (obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam
langsung dari bank sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral sangat
berlebihan, maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah
demikian dapat menimbulkan inflasi.
Untuk menghindari keadaan yang tidak
diinginkan maka beberapa negara membuat undang-undang tentang besarnya
pinjaman yang dapat diambil pemerintah dari bank sentral.
b. Bertindak sebagai Bank kepada Bank Umum
Bank sentral selalu disebut “Bank dari Bank” (Bankler’s bank), atau “sumber
pinjaman terakhir (lender of last resort). Artinya bank sentral adalah bank dari
bank-bank lainnya dan merupakan sumber pinjaman terakhir apabila bank-bank
umum tidak dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya.
71
Bank sentral disebut sebagai bank dari bank-bank yang lain, karena jasa-jasa
yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa bank
umum kepada masyarakat. Ilustrasi: A memperoleh cek (Bank M) dari B. Oleh
A cek tersebut dicairkan ke Bank N.
Artinya Bank M berutang kepada Bank N,
dan untuk membayarnya digunakan jasa bank sentral, Bank M akan meminta
bank sentral untuk mengurangi tabungan dalam bank sentral sebesar utangnya
kepada bank N dan memasukkannya dalam rekening bank N.
Bank sentral disebut sebagai bank dari bank lainnya, karena bank umum dapat
meminjam dari bank sentral, apabila bank tersebut kekurangan cadangan.
Disamping meminjam, dapat juga menjual surat berharga yang dimiliki bank
umum kepada bank sentral. Karena tugas ini maka bank sentral dinamakan
“sumber pinjaman terakhir”. Maksudnya bank umum tidak dapat memperoleh
uang tunai lembaga yang akan menyediakan uang tunai yang diperlukan.
c. Mengawasi Kegiatan bank umum dan lembaga keuangan
Lembaga keuangan termasuk bank umum merupakan perusahaan yang mencari
keuntungan dengan meminjamkan uang yang dimilikinya atau yang ditabungkan
kepadanya. Untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, maka mereka mencari
nasbah sebanyak-banyaknya, maka hal ini akan menimbulkan akibat buruk bagi
masyarakat dan perekonomian.
Ilustrasi 1: lembaga keuangan memberi pinjaman terlalu banyak, dan saat itu
juga masyarakat menarik uangnya, sehingga cadangannya tidak cukup banyak
untuk melakukan pembayaran.
Keadaan ini dapat menyebabkan lembaga
keuangan menutup usahanya dan tidak dapat membayar tabungan nasabahnya.
Ilustrasi 2: lembaga keuangan memberi pinjaman berlebih-lebihan pada masa
perekonomian mencapai kemakmuran dan inflasi tinggi.
Tindakan ini
memperburuk keadaan inflasi yang sedang dihadapi.
72
Dalam usaha menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan penggunaan tenaga
kerja tinggi, maka bank sentral dapat melaksanakan kegiatan “Kebijaksanaan
moneter”. Tujuannya untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau tingkat
bunga dalam perekonomian agar kegiatan ekonomi meningkat.
d. Mengawasi Kegiatan Luar Negeri
Usaha untuk menciptakan kestabilan ekonomi adalah mempertahankan
kestabilan nilai kursa uang asing. Tujuannya 1) untuk menjaga keseimbangan
antara ekspor dan aliran masuk modal pihak lain, 2) untuk menjaga kecukupan
cadangan mata uang asing sewaktu-waktu untuk digunakan pembayaran di luar
negeri.
Ilustrasi: apabila ada indikasi menurunkan nilai kurs mata uang, maka bank
sentaral melakukan usaha menhapuskan tekanan tersebut, misal dengan
menaikkan tingkat bunga dan membatasi impor.
Dengan menaikkan tingkat
bunga investasi dan pinjaman uang menjadi lebih menguntungkan dan
menggalakkan aliran masuk modal. Faktor lain menjatuhkan nilai mata uang
adalah perdagangan luar negeri yang impornya melebihi ekspor, maka bank
sentral harus menjamin masyarakat tidak mengimpor secara berlebihan dari
negara lain.
e. Mencetak Uang dan Menjamin Uang Cukup Tersedia
Mata uang yang beredar dikeluarkan Bank Sentral.
Pemerintah memberi
kekuasaan kepada bank sentral untuk mencetak uang yang diperlukan untuk
kegiatan perdagangan dan produksi. Tugas bank sentral adalah 1) menentukan
besarnya jumlah uang yang harus disediakan pada masa tertentu, 2)
menentukan pertambahan jumlah uang agar kegiatan perdagangan ekonomi
yang sehat berlangsung, dan 3) juga melaksanakan kebijksanaan moneter.
73
Kebijaksanaan
moneter adalah tindakan yang diambil dalam rangka
mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat bunga.
Kebijaksanaan moneter
dapat dibedakan menjadi dua kebijaksanaan, yaitu
kebijaksanaan moneter kuantitatif dan kualitatif.
1. Kebijksanaan moneter kuantatif dapat dibedakan menjadi :
a) Politik Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral mempengaruhi uang beredar melalui jual beli surat
berharga. Misal saat resesi jumlah uang beredar perlu ditambah untuk
mendorong kegiatan ekonomi, dengan cara pembelian surat berharga
bank sentral dari cadangan bank umum yang meningkat. Saat inflasi
dapat dilakukan sebaliknya. Agar operasi berjalan baik, maka dua syarat
harus dipenuhi:
-
Bank umum tidak memiliki kelebihan cadangan cukup besar.
Apabila cadangan cukup besar, maka cadangan tersebut dapat
dipakai untuk membeli surat berharga dengan tidak mengurangi
tabungan giral.
-
Bilamana perekonomian tersedia cukup banyak surat berharga
melalui mekanisme pasar uang dan pasar modal.
b) Politik Diskonto dan Bunga Pinjaman
Untuk membantu bank umum, bank sentral dapat memberikan pinjaman
atau membeli surat berharga tertentu yang tingkat likuiditasnya cukup
tinggi.
Bila bank umum menjual surat berharga kepada bank sentral
disebut mendiskontokan surat berharga, disini bank sentral menetukan
tingkat diskonto dan bunga pinjaman yang diberikan.
74
c) Politik Mengubah Cadangan Minimum
Requirement atau Persentase Likuiditas)
(Cash
Ratio/
Reserve
Bila bank umum mempunyai cadangan lebih, maka lebih tepat digunakan
politik cadangan minimum.
Misal bank sentral menetap cadangan
minimum sebesar 22 % (Indonesia sejak tahun 1979 ditetapkan 15 %) dari
tabungan giral dan mengubahnya menjadi 25 %. Ilustrasi :
Neraca Gabungan dari Bank Umum
Aktiva
Cadangan
Pinjaman
Total
Pasiva
100 milyar
10 milyar
110 milyar
25 milyar Tabungan Giral
85 milyar Modal
110 milyar Total
Bank umum mempunyai tabungan giral Rp. 100 M dan cadangan
sebesar Rp 25 M, karena bank sentral menetapkan cadangan minimum
22 %, maka terdapat kelebihan cadangan sebesar Rp 3 M. Bila bank
sentral melakukan operasi pasar terbuka dengan surat berharga Rp 3 M,
maka tabungan giral tidak terpengaruh. Demikian pula bila bank sentral
mengubah
tingkat
diskonto,
maka
menggunakan sisa cadangannya.
bank
umum
masih
dapat
Karena itu tindakan efektif adalah
menaikkan tingkat cadangan minimum dari 22% menjadi 25%, maka
seluruh cadangan
tidak tersisa dan memaksa bank umum untuk
mengurangi tabungan giralnya.
Saat ini bank umum harus mempunyai cadangan minimum Rp. 25 milyar,
apabila bank sentral menjual surat berharga sebesar Rp. 250 juta, maka
cadangan minimum bank umum berkurang menjadi Rp 24,75 milyar.
Dengan demikian bank umum harus mengurangi tabungan giral dengan
cara mengurangi pinjaman yang
mereka berikan.
Jumlah maksimum
75
tabungan giral yang dapat terwujud adalah 99 milyar rupiah, karena itu
penjualan surat berharga yang dapat dilakukan sebesar Rp 1 milyar.
2. Kebijksanaan moneter kualitatif dapat dibedakan menjadi :
a) Pengawasan pinjaman selektif.
Bank sentral mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan
bank umum. Jadi yang ditentukan adalah jenis pinjaman untuk sektor
mana yang harus dikurangi atau sektor mana yang harus digalakan.
b) Pembujukan Moral.
Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank
umum untuk meminta langkah tertentu dalam rangka membantu
kebijaksanaan yang diambil pemerintah. Melalui pembujukan moral bank
umum diminta mengurangi atau menabah pinjaman disemua sektor atau
sektor
tertentu,
atau
membuat
perubahan
tingkat
bunganya.
Kebijaksanaan ini tergantung dari pimpinan bank umum untuk memenuhi
keinginan bank sentral.
Dalam melaksanakan kebijksanaan pemerintah di bidang moneter dan dalam
operasional sehari-hari semua bank di Indonesia dibina dan diawasi oleh bank sentral.
Yang bertindak bank sentral adalah Bank Indonesia (BI),
Tugas pokok BI adalah
membantu pemerintah dalam a) mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, dan b) mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Rincian tugas tersebut
adalah :
1. Mengeluarkan, mengedarkan dan menarik kembali peredaran uang kertas dan
logam (Tugas sebagai Bank Sirkulasi).
2. Perbankan dan Perkreditan, yaitu a) memajukan perkembangan yang sehat dan
mengadakan pengawasan terhadap kredit, b) membina perbankan, dengan
76
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan
menyelenggarakan kliring antar bank, menetapkan ketentuan-ketentuan umum
tentang solvabilitas dan likuiditas bank, dan memberikan bimbingan kepada bank
guna talaksana bank sehat, c) Menyusun rencana kredi jangka waktu tertentu,
menetapkan tingkat dan struktur bunga dan menetapkan pembatasan kuantitatif
dan kualitatif atas pemberian kredit perbankan, dan d) Memberikan kredit
likuiditas kepada bank dengan jalan penggadaian utang, menerima surat
berharga dan menerima aksep.
3. Hubungan keuangan dengan pemerintah, yaitu a) bertindak sebagai pemegang
kas pemerintah, b) menyelenggarakan pemindahan uang antar lembaga
pemerintah, c) menempatkan surat hutang negara menata usaha dan membayar
dan melunasinya, dan d) memberi kredit kepada pemerintah dengan bunga
tertentu.
4. Mendorong pengerahan dana-dana masyarakat oleh perbankan untuk tujuan
usaha pembangunan produktif dan terencana.
5. Hubungan internasional, yaitu a) menyusun rencana devisa, b) menguasai,
mengurus dan menyelenggarakan tatusaha cadangan emas dan devisa milik
negara, c) menatausaha tagihan dan kewajiban tunai maupun berjangka
terhadap luar negeri, d) mengusahakan pemeliharaan jumlkah cadangan
minimum emas dan devisa milik negera terhadap kewajiban internasional, e)
menjalankan pekerjaan bidang pembayaran luar negeri.
Kalau bank umum dibina dan diawasi bank sentral, maka bank sentral dalam
merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan moneter dibantu Dewan Moneter, yang
terdiri 3 orang anggota, yaitu Menteri Keuangan, Ekonomi dan Gubernur Bank
Indonesia.
Bank Indonesia dipimpin Gubernur dan 5 – 7 Direntur yang diangkat
77
Presiden dengan masa jabartan 5 tahun.
Pengawasan Bank sentral diserahkan
Komisaris Pemerintah yang diangkat dan diberhentikan Presiden dengan masa jabatan
3 tahun.
78
79
POKOK BAHASAN VIII.
GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN
POKOK BAHASAN
: Guna, Konsumsi dan Permintaan
SUB POKOK BAHASAN
: a. Guna dan Kepuasan
b. Fungsi Utility
c. Fungsi Permintaan
d. Elastisitas Permintaan
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami Fungsi
utility, dan fungsi permintaan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
a.
Mampu menjelaskan teori konsumsi, proses produksi dan faktor produksi
b.
Mampu Menjelaskan hubungan faktor produksi dengan hasil produksi, daerah
produksi.
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN VIII
GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN
8.1.
Teori Nilai Guna (Fungsi Utility)
Kegiatan produksi haruslah melalui pertukaran (salah satu kegiatan ekonomi),
sehingga dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen dengan syarat menimbulkan total
kepuasan (total utility) bagi konsumennya. Hal ini berati konsumen memperoleh kepuasan
(guna/utility) dalam mengkonsumsi sesuatu barang dan jasa. Dalam kehidupan seharihari, manusia memerlukan barang dan jasa. Hakekatnya, manusia memerlukan barang
dan jasa itu memberikan kepuasan hati, manfaat atau guna (utility), langsung dari barang
dan jasa itu sendiri atau tidak langsung melalui manusia lain.
Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan dalam ekonomi, yang
bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dari barang yang dikonsumsinya. Analisis
ekonomi yang menjelaskan sampai berapa besar kepuasan yang diperoleh konsumen
dalam mengkonsumsi barang atau jasa sering disebut analisis perilaku konsumen.
Kepuasan yang diperoleh konsumen disebut nilai guna (utility).
Istilah utility sinonim
dengan “sesuatu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Analisis perilaku konsumen
dapat dijelaskan dengan menggunakan fungsi utility, yang pada dasarnya fungsi utility itu
menyatakan hubungan antara tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam
mengkonsumsi barang dan jasa.
Teori utility semula dikembangkan dengan bertitik tolak pada asumsi bahwa utility
dapat diukur. Konsumen dianggap mampu memberikan satuan angka yang menyatakan
tingkat kepuasan atau satuan utility yang diperoleh dalam mengkonsumsi barang. Istilah
“Util” digunakan sebagai satuan ukuran kepuasan.
Total utility (guna total) adalah sejumlah guna (kepuasan) yang diperoleh
konsumen dari barang dan jasa yang dikonsumsinya. Seseorang akan bertambah guna
80
(kepuasan) dari setiap penambahan mengkonsumsi barang dan jasa, hal ini dinamakan
marginal utility (MU). Namun demikian semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi
maka akan semakin kecil guna tambahan (marginal utility) yang diperoleh.
Berikut ini diberikan tabel dan kurva hipotetik, dimana dapat dijelaskan bahwa
menurut tabel tersebut mengkonsumsi roti sampai dengan yang kelima, memberikan
tambahan kepuasan/guna, tetapi nilai guna/utility menurun. Roti keenam nilai kepuasan sama
dengan roti kelima (19 util), yang artinya tambahan utility sama dengan nol. Jika ditambah
lagi, maka nilai utility menurun (18 util), dan marginal utilitynya negatif (-1 util).
Tabel Total Utility dan Marginal Utility Konsumsi Roti
Jumlah Roti (N)
Total Utility (TU)
Marginal Utility (MU)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
7
13
16
18
19
19
18
7
6
3
2
1
0
-1
Apabila tabel tersebut dibuatkan grafik (kurva), maka kurva TU dilukiskan dengan
menghubungkan titik koordinat yang menunjukkan besarnya TU pada masing-masing roti.
Demikian pula menggambar MU, maka titik-titik koordinatnya terletak ditengah-tengah
sumbu roti (X), karena menghubungkan adanya tambahan utility antara roti satu dengan
lainnya.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jika suatu barang yang sama
dikonsumsi secara terus menerus maka tambahan guna (MU) yang diperoleh semakin
kecil, bahkan setelah mencapai titik tertentu (titik jenuh) MU menjadi negatif. Kenyataan
ini ini dikenal dengan Hukum : The Law of Diminishing Return. Dalam keadaan ceteris
paribus, maka hukum ini berlaku bagi semua orang, dengan asumsi : a) barang harus
homogen, b) peristiwa tersebut terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
81
Gambar Kurva Total Utility dan Marginal Utility
18
TU
16
14
12
10
8
6
4
2
MU
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-2
-3
Berikut ini dijelaskan sesorang mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X
dan Y. Harga barang X adalah Px = Rp2/unit dan harga barang Y adalah Py = Rp 1/unit.
Jumlah uang yang dibelanjakan (M) sebesar Rp 12 dan skala margina utility (MU) barang
X dan Y dari konsumen sebagaimana tabel berikut.
Tabel Marginal Utility Konsumsi Roti (Barang X) dan Rokok (Barang Y)
Jumlah Barang (Q)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Marginal Utility Barang X
(MUx)
16
14
12
10
8
6
4
2
Marginal Utility Baraqng Y
(MUy)
11
10
9
8
7
6
5
4
82
Dalam memaksimumkan kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran uang yang dimiliki
dengan membeli barang dan jasa, yaitu roti dan rokok.
Dalam hal ini konsumen akan
memperoleh kepuasan maksimum jika ia membeli tiga unit barang X dan enam unit
barang Y, sebab pada saat itu kedua syarat keseimbangan konsumen harus terpenuhi,
yaitu :
a.
Hukum Meratakan Guna Marginal
MUx
-----Px
b.
=
MUy
-----Py
atau
12
------ =
Rp 2
6
-----Rp 1
Keseimbangan pendapatan : PxQx + PyQy = M atau
(Rp 2 x 3) + (Rp 1 x 6) = Rp 12.
Dimana : MU
= marginal utility
X, Y, …., n = barang yang dibeli
P
= harga barang yang bersangkutan
Apabila uang yang dibelanjakan bertambah menjadi Rp 15, maka ia akan membeli
empat unit barang x dan tujuh barang y, sebab
MUx/Px = Muy/Py atau 10 / 2 = 5 / 1.
PxQx + PyQy = M atau (Rp 2 x 4) + (Rp 1 x 7) = Rp 15.
Bagaimana bila pengeluaran tetap, namun harga berubah, Px = Rp 4, Py = Rp 2.
Jadi agar kepuasan yang diperoleh tetap maksimum, maka jumlah barang yang
dibeli berubah jika jumlah uang yang dimiliki berubah atau jika harga barang yang dibeli
berubah.
Setiap proses menghasilkan barang dan jasa yang akan dipertukaran disebut
produksi.
Barang dan jasa yang dihasilkan disebut produk dan merupakan barang
ekonomi, yaitu barang dan jasa yang mempunyai guna (utility) > 0 dan positif. Barang
ekonomi menurut tujuan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi barang konsumsi dan
83
barang produksi. Berdasarkan lama tidaknya pemakaian, maka barang konsumsi dibagi
menjadi : a) barang konsumsi tahan lama, yaitu barang yang dapat dipakai berkali-kali
seperti televisi, mobil, dan lainnya, b) barang konsumsi sekali pakai, seperti makanan,
minuman, bahan bakar dan lainnya. Mereka yang kebutuhannya dipenuhi lewat kegiatan
produksi dan pertukaran dinamakan konsumen.
Baik konsumen dan produsen dapat
berupa perorangan, kelompok orang, organisasi, badan usaha atau perusahaan.
Melihat contoh diatas, tampaknya pengukuran nilai guna atau kepuasan, ruang
lingkupnya bukan lagi ekonomi, melainkan psikologi. Selain itu nilai guna atau kepuasan
bersifat subyektif dan tidak dapat diukur atau dihitung secara pasti. Oleh karena itu para
ekonomi mencari jalan ukuran utility tersebut dibandingkan dengan uang. Jadi berapa
banyak kepuasannya dianalogkan senilai berapa rupiahkah kepuasan tersebut. Konsep
ini berkembang menjadi konsep fungsi permintaan sebagai penjelasan dibawah ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut.
Harga
P1
P2
0
Q1
Q2
Jumlah barang
84
Contoh diatas, menjelaskan seseorang mengkonsumsi satu macam barang, yang
merupakan dasar utama dalam pemahaman teori permintaan.
Marginal Utility (MU)
adalah turunan pertama dari proses konsumsi dari suatu permintaan konsumen. Dengan
demikian dapat dijelaskan fungsi permintaan merupakan turunan atau “derived” dari teori
konsumsi, dimana semakin banyak barang dikonsumsi pasti akan mengurangi tingkat
guna (kepuasan) suatu barang. Secara teori ekonomi dapat dikatakan semakin banyak
permintaan maka harga suatu barang tersebut semakin rendah. Hal inilah yang disebut
dengan teori permintaan.
8.2.
Fungsi Permintaan
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali seseorang merasa ragu untuk membeli
sesuatu barang kalau harga barang tersebut naik, atau sekurang-kurangnya akan
membeli namun dengan jumlah yang makin sedkit. Demikian pula jika harga tersebut
turun, maka seseorang akan membeli semakin banyak. Disini harga adalah variabel yang
berdiri sendiri dan menentukan (independent variable), sedangkan jumlah yang dibeli
adalah variabel yang ditentukan (dependent variable).
Hubungan negatif ini dikenal
dengan “Hukum kurva permintaan yang menurun” atau “the law of the downward sloping
demand curve”. Istilah permitaan dalam ekonomika berarti keinginan yang didukung daya
beli (uang) atau kesediaan untuk membeli. Berikut ini diberikan contoh dalam tabel.
Tabel Permintaan akan Beras (Contoh Hipotetik)
Alternatif
Pilihan
A
B
C
D
E
F
G
Harga
(Rp per kg)
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
Jumlah Yang Dibeli
(Ton per Bulan)
300
400
500
600
700
800
900
85
Kalau tabel di atas digambarkan dalam bentuk grafik, maka terlihatlah
sebagaimana pada gambar berikut ini.
Gambar Kurva Permintaan
Harga Rp/kg
5000
. A
4500
.B
4000
,C
3500
.D
3000
.E
2500
.F
2000
.G
0
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah (ton 00)
Berdasarkan tabel diatas, bilamana seseorang menerima penghasilan sebanyak
Rp 400.000,- per bulan, maka ia akan menyisihkan Rp. 52.500,- untuk membeli beras 15
kg dengan harga Rp 3.500,-, dan sisanya digunakan membeli lauk pauk dan keperluan
lain. Namun bilamana harga beras turun Rp 3.000,-, maka ia akan mempunyai kelebihan
uang sebanyak Rp 7.500,- bila membeli beras 15 kg. Dengan kelebihan uang tersebut,
maka ia akan membeli beras lebih banyak lagi, karena sesungguhnya ia menerima
tambahan pendapatan sebanyak Rp 7.500,-.
86
Demikianlah setiap penurunan harga barang, tanpa perubahan harga barang lain, maka
berarti terjadi kenaikan pendapatan riil. Gejala ini dinamakan efek pendapatan (income
effect) dari penurunan harga. Dan bilamana kenaikan pendapatan riil tersebut dibelikan
barang tersebut sejumlah kenaikan pendapatan akan gejala ini dinamakan efek substitusi
(substituion effect), yaitu jumlah barang yang dapat dibeli.
Kurva yang terbentuk yaitu A, B, C, D , E, F, G dinamakan kurva permintaan, yang
berarti kurva yang memperlihatkan hubungan antara berbagai harga dengan berbagai
jumlah yang dapat dibeli konsumen.
Asumsi fungsi permintaan : a) bentuk umum kurva permintaan dari kiri ke kanan
bawah, seringkali tidak lurus, namun melengkung. B) baik skedul maupun kurva adalah
yang berubah-ubah naik turun itu hanyalah harga barang yang bersangkutan (willingness
to pay), sedangkan yang lain lain, seperti pendapatan, selera dan barga barang lain tidak
berubah. Keadaan ini dalam ekonomika disebut Ceteris paribus.
Secara matematika hubungan antara harga dengan jumlah barang dapat ditulis
sebagai berikut:
Q = f (Q)
Dimana Q = jumlah yang akan dibeli, dan P = harga barang yang bersangkutan. Karena
harga dan jumlah barang mempunyai hubungan negatif, maka lereng kurva mempunyai
bentuk :
dQ < 0
dP
(negatif).
dimana d adalah perubahan baik Q maupun P.
Fungsi permintaan pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang
yang bersangkutan atau Q = F (P), melainkan juga dipengaruhi oleh :
a. Harga barang lain, baik barang komplementer atau substitusi.
b. Pendapatan konsumen
87
c. Selera
d. Faktor non ekonomis, seperti pertambahan penduduk, bencana alam, faktor sospol
dan keamanan.
Dengan demikian mungkin sekali meskipun harga barang bersangkutan tidak berubah,
tetapi jumlah yang dibeli dapat bertambah atau berkurang.
Gejala ini dinamakan
Perubahan atau Pergeseran Permintaan (Shifting), sebagaimana gambar berikut ini.
Harga
D2
C
D1 D3
A
B
q1
q2
P1
P2
0
q3
Jumlah
Gambar diatas dapat dijelaskan :
a. Sepanjang Kurva D1(Willness to pay) : perubahan jumlah yang dibeli dari q1 ke q2
dapat disebabkan oleh perubahan harga barang yang bersangkutan dari p1 ke p2,
disebut “Perubahan sepanjang kurva permintaan”
b. Perubahan Kurva D1 ke D2 (shifting) : kenaikan jumlah yang dibeli dari q1 ke q2
disebabkan faktor lain, misal pendapatan, selera dan harga barang lain.
c. Perubahan Kurva D1 ke D3 (shifting) : makin kecilnya jumlah yang dibeli dari q1 ke
q2 disebabkan faktor lain, misal pendapatan, selera dan harga barang lain.
88
Secara lengkap fungsi permintaan dipengaruhi oleh harga barang yang
bersangkutan, pendapatan konsumen, selera dan lainnya dapat dibuat hubungan secara
matematis sebagai berikut :
Qi = f(Pi, Y, Pn, S, K)
Dimana :
Pi = harga barang yang bersangkutan
Y = pendapatan konsumen
Pn = harga barang lain, yaitu barang substitusi atau komplementer
S = selera (taste), kesukaan seseorang atas sesuatu barang
K = faktor non ekonomis lain.
Dari persamaan diatas dapat dilanjutkan bahwa : apabila harga barang yang
bersangkutan naik, maka jumlah barang yang akan dibeli akan berkurang, atau
d Qi
d Pi
Dan sebaliknya, kalau ada kenaikan dalam pendapatan konsumen, maka permintaan
akan naik, atau
d Qi
dY
>0
Sedangkan perubahan selera dan faktor non ekonomi lain tidak dapat dikuantitatifkan.
8.3.
Elastisitas Permintaan
a.
Elastisitas Harga
Lereng (slope) suatu kurva permintaan atas suatu barang ternyata memberikan
gambaran tentang sifat barang tersebut. Lereng yang curam menunjukkan bahwa jumlah
barang yang dibeli tidak mudah untuk berkurang atau bertambah, meskipun harganya naik
turun, sedang lereng yang landai memperlihatkan perubahan jumlah yang mudah
bertambah atau berkurang meskipun perubahan harganya sedikit. Perbandingan antara
perubahan jumlah dengan perubahan harga ini disebut elastisitas harga dari permintaan
(price elasticity of demand), dengan rumus elastisitas harga digambarkan sebagai :
89
<0
%Q
Eh = ---------- = 1
%P
%Q
Eh = ---------- > 1
%P
%Q
Eh = ---------- < 1
%P
Atau persentase perubahan jumlah dibagi persentase perubahan harga. Hasil baginya
disebut koefisien elastisitas.
Apabila koefisien elastisitas harga (E) >1, maka
permintaan tersebut elastis, jika E = 1, disebut unitary, dan E < 1 disebut inelastis.
Contoh dengan harga Rp 3500 barang yang dapat dibeli 600 ton beras, kemudian
perubahan harga menjadi Rp 4000, barang yang dibeli 500 ton beras, maka koefisien
elastisitasnya adalah :
500 :
3500
100
600
= - 14 % = - 0,80
17 %
 Inelastis
Diterangkan dengan grafik, akan terlihat pada gambar dibawah ini.
Harga (P)
In elastis
unitary
elastis
Jumlah (Q)
Apabila permintaan atas barang bersifat inelastis, maka penjual akan bertambah
penerimaanya dengan kenaikan harga, sebab kenaikan harga sekian persen akan
menurunkan jumlah yang akan dibeli dengan persentase yang lebih kecil, dan setiap
penurunan jumlah dengan sekian persen akan menurunkan pendapatannya, karena
persentase kenaikan permintaan atas barang elastis, setiap kenaikan harga sedikit saja
90
akan menurunkan penerimaan penjual dan penurunan harga berakibat kenaikan
penerimaan penjual.
Contoh barang yang pemintaannya inelastis adalah produk pertanian, bahan
makanan, air, listrik dan minyak tanah. Kalau harga beras naik 13 %, maka jumlah yang
dibeli hanya berkurang 1 – 2% saja.
Contoh barang yang permintannya elastis adalah
barang-barang mewah, seperti piano, kulkas, TV dan lain-lain.
Banyak kegunaan mempelajari elastisitas permintaan.
Sebagai contoh OPEC
menaikan harga minyak mentah 400%, kenaikan ini hanya menurunkan permintaan
sebanyak 3 % atau koefisien elastisitasnya 0,007 hampir inelastis sempurna. Meskipun
terdapat penurunan (3%), tetapi kenaikan harganya 400%, sehingga berakibat kenaikan
penerimaan yang luar biasa pada negara OPEC.
Antara tahun 1973 dan 1974
penerimaan ekspor minyak negara OPEC melejit dari $ 24,2 milyar menjadi $ 100,7
milyar. Berikut ini disajikan tabel keofisen elastis sempurna dan inelastis sempurna.
P
D (inelastis sempurna/
perfectly inelastic demand)
D
(elastis sempurna
perfectly elastic demand))
0
Q
Jadi pemahaman elastisitas permintaan atas suatu barang berguna untuk :
1. Perumusan kebijakan harga komoditas pertanian. Masalah berkisar pemberian
subsidi harga, subsidi pupuk, apakah harga tinggi dapat meningkatkan pendapatan
91
petani, bagaimana hubungan harga pertanian dengan industri, haruskah sektor
pertanian dan industri didorong agar lebih cepat berkembang dari sektor lainnya ?.
2. Penetapan upah.
Elastisitas permintaan atas tenaga kerja adalah persentase
perubahan jumlah tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan
upah. Bilamana koefisien lebih dari satu berarti elastis, maka setiap penurunan
upah akan berakibat kenaikan jumlah tenaga yang akan diserap oleh berbagai
perubahan.
Harus diingat bahwa dalam politik upah ini ada unsur politik dan
kemanusiaan.
Bilamana upah terlalu rendah meskipun akan menyerap jumlah
yang banyak, akan menimbulkan kegelisahan masyarakat dan mungkin kejatuhan
pemerintah atau pergantian kabinet.
3. Penetapan cukai. Haruskah cukai dikenakan atas beberapa komoditi pertanian
untuk meningkatkan penerimaaan negara? Cukai yang dikenakan atas komoditi
yang sifatnya inelastis, seperti tembakau akan menaikan permintaan negara tanpa
mengurangi jumlah yang dibeli dengan jumlah yang berarti. Tetapi cukai yang
dikenakan atas permintaan inelastis, seperti beras akan memberatkan golongan
miskin. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukan kedalam perhitungan
dan penetapan kerbijakaksanaan disamping pertimbangan ekonomi.
b.
Elastisitas Silang
Kenaikan dan penurunan harga sesuatu barang tidak hanya mempengaruhi jumlah
barang yang bersangkutan, tetapi juga barang-barang lain.
adalah harga beras dan jagung di Jawa Timur.
Contoh yang amat jelas
Penduduk setempat mengkonsumsi
jagung dan nasi dalam proporsi yang berbeda-beda tergantung pada harganya masingmasing. Pada waktu panen padi umumnya harga beras turun, dan harga jagung tinggi,
proporsi beras dalam menu penduduk akan naik. Sebaliknya menjelang panen jagung
(Desember – Maret), maka harga jagung turun dan harga beras tinggi, proporsi jagung
92
bertambah dan beras berkurang. Harga jagung akan mempengaruhi permintaan beras
dan demikian pula sebaliknya. Contoh lain adalah minyak tanah dengan kayu bakar,
daging ayam dengan daging sapi. Gejala ini merupakan gejala elastisitas silang (cross
elasticity) antara barang. Elastisitas silang berarti persentase perubahan jumlah barang X
dibagi persentase barang Y, atau
%  Qx
Es = ---------%  Py
dimana :
Qx adalah jumlah barang X
Py adalah harga barang Y
Kalau kenaikan harga Y diikuti dengan kenaikan jumlah X yang diminta, maka
kedua barang X dan Y disebut barang substitusi (substitution goods), yang pengaruhnya
positif. Bilamana kenaikan harga Y diikuti dengan penurunan jumlah X yang dibeli, maka
kedua barang tersebut disebut barang komplementer (complementary goods), yang
pengaruhnya negatif. Contoh kompor dengan minyak tanah, mobil dengan ban dan lainlainnya.
Berikan contoh di bidang pertanian ?.
Bilamana kenaikan harga Y tidak
mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang X yang diminta, maka kedua
barang terebut disebut barang independen. Namun contoh yang terakhir ini jarang terjadi,
karena semua barang yang dibeli dengan sejumlah pendapatan tertentu, jadi pada
akhirnya semua barang itu bersaingan untuk pendapatan yang sama dari seorang
konsumen, meskipun tidak bersaingan secara langsung.
Elasatis tidaknya suatu permintaan tergantung beberapa
persoalan sebagai
berikut :
a. Barang tersebut merupakan barang substitusi atau barang komplementer. Barang
substitusi pada umumnya permintaanya elastis, misalnya permintaan sabun mandi,
sikat gigi, bahan pakaian dan lain-lain. Terhadap barang komplementer umumnya
93
permintaannya inelastis, misalnya permintaan gula pasir dan kopi. Turunnya harga
kopi yang tidak disertai dengan turunnya harga gula pasir, tidak akan
mempengaruhi jumlah kopi yang dibeli.
b. Barang tersebut penting atau tidak.
Terhadap barang kurang penting
permintaannya elastis, misal permintaan sabun mandi, sikat gigi, bahan pakaian
dan lain-lain. Sedangkan barang yang sangat penting permintaannya inelastis,
misalnya permintaan tas sekolah, pecah belah, mainan anak-anak dan lainnya.
Sedangkan barang yang sangat penting (publik) permintaannya inelastis, misalnya
permintaan akan beras, minyak tanah, premium, air minum, listrik dan lainnya.
c. Barang tersebut harganya relatif sudah tinggi atau belum. Terhadap barang yang
harganya realtif tinggi dibandingkan dengan besarnya pendapatan (bagi barang
konsumsi), atau dibanding dengan besarnya biaya (bagi barang produksi)
umumnya permintaannya elastis, misal mobil, televisi, almari es dan lainnya.
d. Barang tersebut digunakan sebagai tradisi atau bukan. Terhadap barang yang
penggunaannya berdasarkann tradisi umumnya permintaannya inelastis, misal
bunga sesaji untuk upacara keagamaan, rokok, sarung dan lainnya.
e. Barang tersebut tahan lama atau tidak. Terhadap barang tahan lama umumnya
permintaannya lebih elastis, karena barang tersebut biasanya diganti sebelum
secara fifik rusaj atau lama sekali, misal mobil, TV dan lainnya.
c.
Elastisitas Pendapatan
Sebagaimana dijelaskan diawal, jumlah barang yang dibeli ditentukan juga oelh
tingkat pendapatan. Apabila pendapatan konsumen naik, jumlah beberapa jenis barang
yang dibeli bertambah, meskipun harganya tidak berubah dan ada juga yang justru yang
94
berkurang.
Gejala ini disebutkan elastisitas pendapatan dari permintaan atas suatu
barang (income elasticity of demand), rumus sebagai berikut :
Dimana :
%  Qx
Ep = ---------%Y
Qx adalah jumlah barang X
Y adalah pendapatan konsumen
Apabila permintaan suatu barang bertambah dengan bertambahnya pendapatan,
maka barang tersebut disebut barang superior atau normal, dengan pengaruh positif.
Apablia permintaan barang X berkurang dengan bertambahnya pendapatan maka barang
tersebut dinamakan barang inferior, dengan pengaruh negatif.
Konsep semacam ini amat penting bagi perumusan kebijaksanaan negara.
Berbagai penelitian, menunjukkan bertambahnya pendapatan masyarakat miskin yang
terbiasa mengkonsumsi ubi kayu, justru akan mengurangi
mengalihkan ke konsumsi beras.
permintaan ubi kayu dan
Di negara maju seperti Jepang, pada awalnya
permintaan beras tinggi, tetapi dengan bertambahnya pendapatan, maka mereka
mengalihkan konsumsi dari beras ke daging dan sayur serta buah-buahan, dan
permintaan akan beras menurun. Diduga Indonesia juga mengalami gejala yang sama.
Contoh hasil penelitian, bahwa elastisitas pendapatan masyarakat miskin atas barang
lokal sangat tinggi dan positif, berarti setiap kenaikan pendapatan masyarakat miskin akan
digunakan untuk membeli barang-barang lokal. Contoh lain, setiap tambahan pendapatan
orang yang terbiasa mengkonsumsi ubi kayu akan mengalihkan konsumsinya untuk
membeli beras, dan pakaian buatan tetangganya.
Sebaliknya, elastisitas pendapatan
golongan kaya atas barang lokal sanagt rendah atau negatif, sedangkan barang impor
sangat tinggi dan positif. Hal ini berati setiap kenaikan pendapatannya akan dialihkan ke
konsumsi barang impor, seperti lemari es, piano, dengan meninggalkan barang-barang
95
lokal.
Dengan demikian setiap kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk menaikan
pendapatan masyarakat miskin akan mendorong perluasan barang lokal dan menyerap
tenaga setempat, sebaliknya kebijakan yang menambah pendapatan golongan kaya akan
memperluas produksi impor dan memperkaya negara lain.
Oleh sebab itu program-
program subsidi desa, bantuan pemerintah dana kompensasi tidak hanya menambah
pendapatan masyarakat miskin yang langsung merasakan dampaknya, tetapi diharapkan
akan mendorong produksi dan membuka kesempatan bagi setengah penganguran
setempat.
96
97
POKOK BAHASAN IX
BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN
POKOK BAHASAN
: Biaya Produksi dan Fungsi Penawaran
SUB POKOK BAHASAN
: a. Motivasi Usaha dan Hasil Produksi
b. Penerimaan
c. Biaya produksi
d. Keuntungan Maksimum
e. Penawaran dan Elastisitas Penawaran
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami Biaya
Produksi dan Fungsi produksi.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
a.
Mampu menjelaskan motivasi usaha dan hasil produksi
b.
Mampu Menjelaskan hubungan penerimaan, biaya produksi, keuntungan
maksimum dan elastisitas penwaran.
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN IX
BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN
9.1.
Motif Berusaha dan Hasil Produksi
Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan motif tertentu. Motif adalah
dorongan atau rangsangan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu kegiatan
tertentu.
Dari segi ekonomi dikenal dengan motif membeli, motif berusaha atau
berproduksi dan sebagainya. Motif membeli, misalkan seseorang membeli beras organik,
dengan alasan kesehatan karena sifat kimiawinya tidak ada. Sedangkan motif berusaha
terjadi pada seorang produsen, misal produsen dalam menghasilkan barang dan jasa
didorong oleh adanya motif-motif tertentu, antara lain a) mencari untung, memberikan
pekerjaan kepada karyawan, memperleh pekerjaan, mempertahankan peranannya dalam
pasar, memberikan jaminan hidup bagi masyarakat lain. Selain itu motif lainnya, yaitu
motif kekuasaan, kehormatan, sosial dan sebagainya. Beberapa contoh motif, The bigger
the business, the bigger the man, adalah motif yang didorong keinginan menambah
penghasilan (motif usaha) dan motif kekuasaan. Seseorang mendirikan Panti Asuhan,
maka tindakan ini bermotif kemanusiaan.
Tujuan mendirikan perusahaan adalah bermacam-macam motif, diantaranya
mencapai keuntungan sebesar-besarnya, memperoleh upah pendapatan sebagaimana
bila bekerja di perusahaan lain, dan bahkan sekedar mencari pekerjaan. Secara prinsip
dasar yang dipakai dalam teori ekonomi, seorang pengusaha bertujuan untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, hal yang terpenting seorang pengusaha
pasti akan bertanya : berapa banyak barang yang dijual (diproduksi), berapa harganya,
dan berapa banyak faktor produksi yang akan digunakan. Dalam batas tertentu, misal
modal usaha dalam jangka pendek dapat berubah-ubah.
Sebagai contoh seorang
pedagang dapat menambah atau mengurangi jumlah dagangannya sampai batas tertinggi
99
yang mampu dibawa, misal satu pikulan atau satu ruang seluas 4 meter persegi. Pabrik
pupuk yang kapasitas maksimumnya 1,2 juita ton per tahun, dapat menggesar-geser
jumlah produksinya selama dalam batas kapasitasnya.
Semuanya tergantung pada
struktur biaya dan penerimaan dari penjualan barang yang dihasilkan. Sebab biaya ratarata per satuan barang, biaya marjinal dan biaya total akan berbeda untuk masing-masing
kapasitas, sehingga berbeda pula keuntungan yang dapat diperoleh.
9.2.
Penerimaan
Dalam pokok bahasan sebelumnya telah dibicarakan konsep produk total, rata-rata
dan marginal. Konsep tersebut merupakan konsep teknik. Bagi produsen yang lebih
menarik adalah konsep ekonomi, yaitu yang berkaitan dengan penerimaan dan biaya.
Penerimaan (Revenue) adalah sejumlah uang yang telah diterima dari penjualan
produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen.
Pimpinan perusahaan memulai usaha berdasarkan
peralatan yang telah
disediakan, kemudian menentukan berapa banyak tenaga kerja yang digunakan. Oleh
karena itu tenaga kerja dianggap sebagai faktor tetap. Selain itu pimpinan perusahaan
tidak hanya tertuju pada jumlah tenaga kerja, tetapi juga berapa banyak produk yang
harus dihasilkan. Apakah jumlah produknya ditambah atau dikurangi maka harga produk
per unitnya tetap sama. Oleh karena itu kurva TR, yang merupakan hasil perkalian jumlah
produksi dengan harga yang tetap sama akan menghasilkan garis lurus yang menanjak,
dengan demikian penerimaan marginal (MR) akan tetap sama.
Berikut ini diberikan
contoh pasar persaingan tidak sempurna dalam tabel dan gambar.
Pasar persaingan tidak sempurna kurva TR menanjak dan setelah mencapai titik
maksimum menurun. Pada saat itu MR mencapai titik nol (MR = 0), dan elastisitas
permintaannya sama dengan satu. Titik tersebut (E = 1) terletak ditengah kurva AR,
sehingga kurva MR akan selalu memotong jarak antara AR dengan sumbu vertikal di
tengah-tengah.
100
Tabel Penerimaan Total, Penerimaan Rata-Rata dan Marginal Revenue dari
Usahatani Mangga
Jumlah Q
P = AR
TR = P x Q
MR =
TRn – TRn -1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0
90
180
210
240
250
240
210
160
90
0
90
70
50
30
10
- 10
- 30
- 50
- 70
- 90
Angka-angka dalam tabel dapat dilukiskan dalam bentuk kurva sebagai berikut.
Penerimaan Total (TR) dan AR, MR
dalam Pasar Persaingan Sempurna
E=1
250
TR
200
150
100
50
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
100
90
50
40
0
- 50
AR
1
2
3
4
5
6
7
8
MR
9
=D
10
Jumlah
Barang
101
Bentuk diatas merupakan perusahaan bentuk persaingan yang tidak sempurna,
dan sekarang bagaimana perusahaan dalam bentuk pasar bersaing sempurna ?. Misal
usahatani padi, perlu diketahui pasar bersaing sempurna, harga produksi sifatnya tetap
artinya berapapun produk yang dihasilkan maka petani tidak dapat mempengaruhi harga
per unit tetap sama.
Oleh karena itu kurva TR merupakan perkalian jumlah produk
dengan harga dan hasilnya merupakan garis lurus yang menanjak. Dengan demikian
penerimaan marginal akan tetap sama dan kurva AR berimpitan dengan kurva MR dan
sejajar dengan sumbu horizontal.
Perlu diketahui kurva AR identik dengan kurva
permintaan sebab keduanya menunjukkan hubungan antara jumlah barang (Q) dan
harganya (P). Coba gambarkan kurva TR, AR dan MR pasar bersaing sempurna tersebut.
9.3.
Biaya Produksi
Biaya produksi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi : Biaya produksi
Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Biaya Produksi jangka pendek (short run) yaitu
produsen tidak memungkinkan untuk mengubah-ubah besarnya beberapa faktor produksi,
terutama biaya investasi.
Biaya produksi jangka panjang (long run) yaitu produsen
memungkinkan untuk dapat merubah semua faktor produksi, terumatama biaya investasi.
Dalam jangka pendek, biaya terbagi dalam biaya tetap dan variabel, sedangkan biaya
produksi jangka panjang semua biaya adalah biaya variabel, termasuk biaya tetap.
Berikut ini yang dibahas hanyalah biaya produksi dalam jangka pendek. Biaya
tetap (fixed cost) adalah biaya untuk faktor-faktor yang tidak dapat diubah-ubah dalam
jangka pendek atau biaya yang tidak habis dalam beberapa kali proses produksi, contoh
gaji karyawan tetap, sewa tanah, sewa gedung, penyusutan investasi, asuransi. Biaya
tetap (FC) menunjukkan besarnya pengorbanan uang untuk memperoleh faktor tetap.
Sedangkan biaya variabel (variable cost) adalah biaya untuk faktor-faktor yang dapat
diubah-ubah selama jangka pendek atau biaya yang habis digunakan dalam satu kali
102
proses produksi, contoh biaya bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, upah. Biaya
variabel (VC) menunjukkan besarnya pengorbanan uang untuk memperoleh faktor
variabel.
Biaya tetap ditambahkan biaya variabel disebut biaya total (TC / total cost). Biaya
total apabila dibagi jumlah produk disebut biaya rata-rata (AC / Avarage cost). Tambahan
biaya sebagai akibat tambahan produk disebut biaya marjinal (MC / marginal cost).
Berikut ini merupakan proses produksi padi, dimana biaya variabelnya adalah tenaga kerja
dan biaya tetap adalah sewa lahan dan penyusutan modal. Struktur biaya usahatani
terlihat pada tabel berikut.
1
Biaya
Tetap
(FC)
2
Biaya
Variabel
(VC)
3
Biaya
Total
(TC)
4
Biaya
Marginal
(MC)
5
Biaya Tetap
Rata-Rata
(AFC)
6
Biaya Variabel
Rata-Rata
(AVC)
6
Biaya Total
Rata-Rata
(AVC)
6
0
1
2
3
4
5
6
60
60
60
60
60
60
60
0
30
40
45
55
75
120
60
90
100
105
115
135
180
30
10
5
10
20
45
0
60
30
20
15
12
10
0
30
20
15
13.75
15
20
0
90
50
35
25.75
27
30
Jumlah
(Q)
Masing-masing jenis biaya tersebut dapat dihitung rata-ratanya, yaitu jenis biaya
tersebut dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (Q).
Oleh karena itu, akan
diperoleh biaya tetap rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AFC) dan biaya variabel
rata-rata (AVC).
Biaya marginal (MC) menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan
apabi;la produknya ditambah satu unit atau MC n = TC n – TC n – 1. Berikut ini gambar
kurva biaya produksi.
103
Kurva Biaya Yang Bersifat Total
TR
180
150
TC
120
115
90
VC
60
40
FC
30
0
1
2
3
4
5
6
7
Kurva Biaya Yang Bersifat Rata-Rata
MC, AC,AVC,AFC
90
80
70
60
MC
=S
50
40
AC
30
AV
C
20
10
5
0
AFC
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah (Q), menunjukkan banyaknya produk yang dihasilkan dan diletakkan pada
sumbu horizontal. Berbagai jenis biaya (MC, AC, AFC, AVC) diletakkan pada sumbu
104
vertikal.
FC yaitu biaya tetap
yang menunjukkan banyaknya biaya yang dikeluarkan
perusahaan tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan, oleh karena itu
kurvanya lurus sejajar sumbu X, misal bunga modal, penyusutan dan sewa gedung. VC
yaitu biaya variabel yang menunjukkan banyaknya biaya yang dikeluarkan menurut
besarnya produk yang dihasilkan, misal bahan baku, upah buruh, biaya angkutan. Oleh
karena itu kurvanya bermula dari titik nol kemudian naik secara cepat dan pada tingkat
output tertentu, tingkat pertumbuhannya mulai berkurang untuk kemudian meningkat
kembali secara cepat, sehingga kurva yang semula berbentuk cekung ke bawah berubah
menjadi cekung ke atas.
TC yaitu biaya total yang menunjukkan banyaknya biaya
seluruhnya, oleh karena itu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya
variabel sehingga kurvanya mempunyai bentuk yang sama dengan VC, dimulai dari FC
dan diatas VC sebesar FC pada semua tingkat output.
AFC yaitu biaya tetap rata-rata yang merupakan FC yang dibebankan pada setiap
unit produk (AFC = FC / Q ). Oleh karena itu kurvanya turun miring ke kanan. Pada saat
output nol, kurva mendekati sumbu vertikal mencapai limitnya atau ). Dan dengan makin
banyaknya output, kurvanya makin mendekati sumbu horizontal, tetapi tidak pernah
memotongnya. AVC yaitu biaya variabel rata-rata yang merupakan VC yang dibebankan
pada setiap unit produk (AVC = VC / Q ). Oleh karena itu kurvanya menyerupai huruf U.
Sampai pada tingkat output tertentu, bertambahnya faktor variabel menyebabkan
berkurangnya biaya variabel setiap unitnya. Setelah mencapai tingkat variabel rata-rata
yang terendah maka bertambahnya faktor produksi akan menyebabkan AVC naik. AC
yaitu biaya total rata-rata yang merupakan TC yang dibebankan pada setiap unit produk
(ATC = TV / Q). Karena itu kurvanya berbentuk U.
MC yaitu biaya marginal yang merupakan tambahan biaya total sebagai akibat
bertambhanya produksi setiap satu unit output (MC n = TC n – TC n – 1). Karena itu kurva
105
MC pada awalnya menurun, setelah mencapai titik terendah MC akan naik dan memotong
kurva AVC dan AC pada bagian minimumnya. Oleh karena itu pada saat AC memotong
MC akan merupakan titik yang terendah. Hal ini akan selalu terjadi kerana merupakan
hubungan yang pasti antara nilai rata-rata dan nilai marginalnya.
Dalam analisis ekonomi, MC mempunyai kedudukan yang penting.
Dengan
asumsi harga input konstan, maka setiap perubahan jumlah produk yang dihasilkan akan
menyebabkan naik turunnya biaya marginal. Secara teoritis, pimpinan perusahaan akan
mengubah produksinya untuk disesuaikan dengan tingkat harga yang terjadi di pasar.
Apabila harga produk berubah, sedang biaya produksinya tidak berubah maka jumlah
produk yang dihasilkan dan yang akan dijual akan merayap sepanjang kurva MC. Oleh
karena itu kurva MC merupakan kurva penawaran sesuatu produk atau kurva yang
menghubungkan jumlah produk yang akan dijual
pada berbagai tingkat harga yang
mungkin terjadi di pasar.
Proses penyesuaian jumlah produk yang dihasilkan dengan harga produk,
menyangkut dua hal penting.
perusahaan tidak merugi.
Pertama, yaitu saat harga produk (P) = AC, maka
Apabila kemudian P turun maka perusahaan mulai rugi.
Kedua, yaitu pada saat harga produk (P) = AVC, maka tidak ada sisa penerimaan yang
dapat dipakai untuk membayar AFC. Karena itu pimpinan perusahaan akan menutup
perusahaan pada saat MC memotong AVC dibagian yang terendah. Oleh karena itu tidak
seluruh kurva MC merupakan kurva penawaran, tetapi hanya bagian kurva MC yang lebih
besar dari AVC. Apabila lebih kecil dari AVC perusahaan lebih baik tutup.
9.4.
Keuntungan Maksimum
Motivasi pengusaha dalam perproduksi salah satunya adalah mencari keuntungan
sebesar-besarnya. Keuntungan atau Laba () adalah selisih antara penerimaan total (TR)
dan biaya total ( = TR – TC). Apabila dicapai keuntungan total yang maksimum maka
106
perusahaan dalam posis keseimbangan, yang artinya tidak kecenderungan untuk
mengubah (menambah atau mengurangi) luas produksi, sebab dalam posisi tersebut
dipandang sebagai keadaan yang paling baik.
Syarat perusahaan mencapai
keseimbangan, yaitu MR = MC.
Contoh diagram berikut ini melukiskan keseimbangan perusahaan dalam pasar
bersaing sempurna, dimana permintaan = MR dan penawaran = MC.
Biaya,
Penerimaan,
Harga.
MC = S
P
D = AR = MR
AC
D1 = AR = MR
P’
B
D2 = AR = MR
P’’
AVC
D3 = AR = MR
P’’’
D
0
Q’’’
Q’’
Q’’’
Q
Jumlah Barang
Apabila harga produk = P, maka perusahaan untung, dengan produk sebesar Q.
Apabila harga turun, misal P’, maka perusahaan Break even point (BEP), produk Q’
karena P’ = AC
Apabila harga turun, misal < P’ dan > P’’, maka perusahaan rugi, karena AC < P’ > AVC
Apabila harga turun lagi, P’’, maka perusahaan mengalami kerugian terendah, selama
produk sebesar Q’’, karena P < AC dan
Apabila harga turun lagi, P’’’, maka perusahaan tutup, dengan kerugian terendah selama
produk sebesar Q’’, karena P = AVC .
107
Keuntungan atau kerugian perusahaan dihitung melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan total dan pendekatan marginal.
a. Pendekatan Total.
Dalam pasar bersaing sempurna, harga ditentukan oleh pasar. Berapa produk yang
dihasilkan tidak akan mempengaruhi harga.
Berikut ini digambarkan Laba-Rugi
perusahaan.
Penerimaan,
Biaya.
TR
C
TC
B
0
100
200
300
400
500
600
700 Jumlah Barang
Gambar di atas dapat dilihat ada dua titik perpotongan antara kurva TR dan TC,
yaitu titik B dan C, dengan output masing-masing sebesar 200 dan 500. Kedua titik
tersebut merupakan titik BEP (Break Even Point). Di sebelah kiri titik B, perusahaan
menderita kerugian, karena kurva TC diatas TR, demikian pula di sebelah kanan titik C,
perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan mengalami keuntungan pada dimana
kurva TR di atas TC, yaitu antara output 200 unit sampai 500 unit.
Keuntungan
maksimum tercapai pada tingkat output 400 unit, yaitu ditunjukkan jarak kurva TR dan
TC terpanjang. Pada saat itu perusahaan berada pada keseimbangan jangka pendek
108
dan mendapatkan keuntungan maksimum.
Secara geometri syarat MR = MC
ditunjukkan dengan garis singgung TR (yaitu MR) yang sejajar dengan garis singgung
TC (yaitu MC).
b. Pendekatan Marginal.
Dalam pasar bersaing sempurna, harga ditentukan oleh pasar. Berapa produk yang
dihasilkan tidak akan mempengaruhi harga.
Berikut ini digambarkan Laba-Rugi
perusahaan dengan pendekatan marginal.
Penerimaan
12
10
C
D
E
AC
8
d = AR = MR
6
B
A
4
2
650
0
100
200
300
400
500
600
700
Jumlah Barang
Gambar di atas menunjukkan keseimbangan perusahaan terjadi saat produksi 650 unit,
saat MC = MR. Titik E terlihat bahwa MC memotong MR dari bawah. Dari titik D sampai
E pada kurva MC terlihat MR > MC. Artinya perusahaan dapat menambah outputnya
karena masih menguntungkan.
Tetapi bila melewati titik E, dimana MR < MC
penambahan output akan merugikan.
Oleh karena itu keseimbangan perusahaan
tercapai saat output = 650 unit.
109
9.5.
Penawaran dan Elastisitas Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang dijual dalam berbagai kemungkinan harga
yang berlaku dalam satu periode tertentu. Definisi tersebut terkandung hubungan antara
jumlah barang yang dijual dengan harganya. Hubungan tersebut dapat disusun dalam
bentuk persamaan matematik sehingga diperoleh fungsi penawaran.
Penawaran
dbuatkan asumsi seteris paribus, artinya faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi
dianggap tidak berubah.
Misal diketahui fungsi penawaran : Qsx = - 40 + 20 Px, (set par).
Dimana, Qsx = jumlah barang x yang dijual
Px = harga barang x
Set par = ceteris paribus
Kombinasi
A
B
C
D
E
Harga
(Rp 00.000/kg)
6
5
4
3
2
Jumlah Yang
Ditawarkan (ku/bulan)
80
60
40
20
0
Skala penawaran di atas dapat dilukiskan menjadi kurva penawaran, sebagai berikut:
Harga
6
A
5
4
3
2
D
E
1
0
20
40
60
80 Jumlah ditawarkan (Qx)
110
Selanjutnya perlu diketahui pengertian tentang penawaran sebagai berikut :
-
penawaran penjual perorangan disebut penawaran individual
-
penawaran dari semua penjual dinamakan penawaran pasar
-
skala penawaran pasar diperoleh dengan menjumlahkan skala penawaran
individual, sebagaimana berikut:
Gambar Diagram Penawaran Perorangan dan Penawaran Pasar
P
SA
SB
SP=SA+SB
P3
P2
P1
0
QA3
QB2
QB3
QB2
(QA3+QB3)
Keterangan : jika dalam suatu pasar ada dua orang penjual (A dan B), maka kurva
penawaran pasar (SP) dapat diperoleh dengan melakukan penjumlahan horiuizontal
dari kurva-kurva penawaran perseorangan penjual A dan B untuk setiap harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pasar adalah :
a. fluktuasi harga-harga di pasar
b. berubahnya teknik produksi, karena ada penemuan-penemuan baru
c. berubahnya biaya produksi
d. berubahnya penawaran bahan baku dan harganya
e. adanya pembatasan-pembatasan penawaran, misalnya pemerintah melakukan
tindakan penimbunan harga (dolog)
f.
kenaikan pajak
g. persaingan antar penjual
h. faktor-alam, misal cuaca.
111
Kurva penawaran bentuknya selalu naik dari kiri bawah ke kanan atas dan
dikatakan kurvanya mempunyai arah positif, atau disebut hukum penawaran.
Hukum
penawaran adalah apabila harga suatu barang naik, maka jumlah yang dijual menjadi
bertambah, dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun, maka jumlah yang dijual
turun. Dengan asumsi faktor lain tetap konstan.
Sebagaimana permintaan, penawaran dapat dihitung elastisitasnya.
Elastisitas
penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang yang dijual dengan
berubahnya harganya. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus :
Es =
 Qx
Qx:
:
 Px
Px
Es = koefisien elastisitas penawaran
Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula
Px
= harga barang x mula-mula
 Px = perubahan harga barang x
 Qx = perubahan jumlah barang x yang dijual
Karena hubungan antara jumlah barang yang dijual dengan harganya bersifat
langsung, maka hasil perhitungan koefisien elastisitas penawaran selalu posisitf. Contoh
turunnya harga barang dari Rp 6.000 menjadi Rp 4.000 mengakibatkan jumlah yang dijual
turun dari 8.000 unit menjadi 4.000 unit. Angka elastisitas penawarannya adalah :
Es =  Qx :  Px
Qx :
Px
Es = - 4000 :
8000
-2
6
=
1,5
Kalau Es > 1, berarti penawarannya elastis
Kalau Es = 1, berarti penawarannya unitary
Kalau Es < 1, berarti penawarannya inelastis
112
Meskipun bentuk kurva penawaran dari kiri bawah ke kanan atas, tetapi ada juga
yang bengkok ke kiri lagi, sesudah lewat suatu titik. seperti gambar berikut.
Harga
0
Jumlah
A. Kurva penawaran
Tenaga Kerja
0
jumlah
B. Kurva inelastis
sempurna
0
jumlah
C. Kurva elastis
sempurna
Kurva A, adalah penawaran tenaga kerja dari orang-orang terdidik dan
berpengalaman tinggi. Sampai gaji pada tingkat tertentu, penawaran tenaga kerja akan
bertambah terus, namun lewat suatu tingkat gaji tertentu orang-orang merasa tidak perlu
bekerja terlalu lama, namun digunakan untuk leisure, rekreasi, kegiatan spiritual lainnya.
Karena itu bentuk kurva penawarannya bengkok ke belakang (backward bending supply).
Beberapa kasus spesial dalam elastisitas, yang ekstrim bentuknya vertikal dan
horizontal, sebagaimana gambar diatas.
113
114
POKOK BAHASAN X
BENTUK-BENTUK PASAR
POKOK BAHASAN
: Bentuk-Bentuk Pasar
SUB POKOK BAHASAN
: a. Pembentukan Pasar
b. Bentuk-Bentuk Pasar
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami
pembentukan pasari dan bentuk-bentuk pasar.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
a.
Mampu menjelaskan proses terjadi mekanisme pasar
b.
Mampu Menjelaskan bentuk pasar sempurna, monopoli dan lainnya.
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN X
BENTUK-BENTUK PASAR
10.1.
Pembentukan Harga
Permintaan dan penawaran merupakan suatu rencana membeli atau menjual dalam
berbagai kemungkinan tingkat harga yang terjadi di pasar. Dengan demikian terjadilah transaksi
jual beli antara pembeli dan penjual. Harga yang dipertemukan rencana pembeli dan penjual
disebut harga pasar atau harga keseimbangan (equilbrium price). Pasar persaingan sempurna,
pembentukan harga tergantung kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.
Pada dasarnya permintaan dan penawaran saling mempengaruhi dan menentukan
harga di pasar persaingan, yaitu:
a.
Dari sisi permintaan, marginal utility menentukan penilaian konsumen
terhadap barang yang ada pada waktu tertentu.
b.
Dari sisi penawaran, biaya marginal menentukan harga yang akan
ditetapkan produsen terhafap barang yang diproduksinya.
c.
Dalam pasar bersaing sempurna, harga sudah tertentu.
d.
Permintaan
dan
penawaran
berubah-ubah,
tetapi
dalam
posisi
keseimbangan saat jumlah yang diminta = barang yang diproduksi.
e.
Harganya
menunjukkan
nilai
pasar
barang
dan
disebut
harga
keseimbangan.
Proses pembentukan harga persaingan sempurna dapat dijelaskan dengan
menggunakan tabel maupun gambar grafik.
Tabel Skala Permintaan dan Penawaran
Harga (Rp)
6
5
4
3
2
Jumlah yang dibeli
(unit)
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
Jumlah yang
dijual (unit)
8.000
6.000
4.000
4.000
0
Desakan terhadap
harga
Turun
Turun
Tetap
Naik
Naik
116
Harga
6
Excess Supply
5
S
4
E
3
2
Excess Demand
1
D
0
4.000
Jumlah
Jumlah Keseimbangan
Kurva permintaan (DD) berpotongan dengan kurva penawaran (SS) di titik
keseimbangan E, yaitu pada harga Rp 4 dan jumlah 4.000. Pada setiap harga di bawah
Rp 4 ada kekurangan barang yang ditawarkan atau kelebihan permintaan (excess
demand) yang mendorong harga kembali naik. Setiap harga di atas Rp 4 ada kelebihan
barang yang ditawarkan (excess supply) yang mendorong harga turun kembali ke tingkat
keseimbangan. Harga keseimbangan yang telah tercapai dapat mengalami perubahan
apabila terjadi poerubnahan dalam permintaan dan atau penawaran.
Perubahan
permintaan perubahan dalam rangkaian kombinasi antara harga dan jumlah yang dibeli .
Jadi kurva permintaan secara keseluruhan bergeser ke kiri atau ke kanan. Perubahan
penawaran menunjukkan perubahan dalam rangkaian kombinasi antara harga dan jumlah
yang dijual. Jadi kurva penawaran secara keseluruhan bergeser ke kiri / ke kanan.
Berubahnya harga keseimbangan yang disebabkan karena adanya perubahan
dalam permintaan dan atau penawaran, disebut hukum harga, sebagai berikut:
117
a. Hukum harga I.
Dengan asumsi penawaran tetap, maka berubahnya permintaan menyebabkan
berubahnya harga dalam arah yang bersamaan.
Artinya :
-
Apabila penawaran tetap, maka naiknya permintaan (kurva permintaan bergeser
ke kanan) akan menyebabkan naiknya harga dan jumlah keseimbangan.
-
Apabila penawaran tetap, maka turunnya permintaan (kurva permintaan bergeser
ke kiri) akan menyebabkan turunnya harga dan jumlah keseimbangan.
b. Hukum harga II.
Dengan asumsi permintaan tetap, maka berubahnya penawaran menyebabkan
berubahnya harga dalam arah yang berlawanan.
Artinya :
-
Apabila permintaan tetap, maka naiknya penawaran (kurva penawaran bergeser
ke kanan) akan menyebabkan naiknya harga dan jumlah keseimbangan.
-
Apabila permintaan tetap, maka turunnya penawaran (kurva penawaran bergeser
ke kiri) akan menyebabkan turunnya harga dan jumlah keseimbangan.
Harga
Harga
D’
D
S
D
D’’
S’
S
S’’
0
0
Jumlah
Hukum Harga I
Jumlah
Hukum Harga II
118
10.2.
Bentuk-Bentuk Pasar
Kegiatan yang secara totalitas tersangkut dalam proses pertukaran disebut pasar.
Tidak ada sistem ekonomi yang berfungsi tanpa didukung jaringan pasar yang
menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam menukarkan barang dan jasa.
Konsep pasar meliputi ciri sebagai berikut:
-
Tidak perlu menunjukkan pada suatu tempat tertentu atau menyangkut proses
pertukaran secara fisik.
-
Pasar menyangkut berbagai kondisi dan hubungan yang ada antara tempat
dimana jual beli akan berlangsung aerta kapan penjual dan pembeli secara
efektif akan bertemu.
Karena itu pasar tergantung ada ada tidaknya
sekelompok penjual potensi dan sekelompok pembeli potensial. Meraka tidak
perlu ada dalam satu gedung atau suatu tempat.
Beberapa definisi pasar adalah :
-
tempat para penjual dan para pembeli mengadakan transaksi usaha.
-
Satu himpunan hubungan antara para penjual dan para pembeli yang potensial
atau yang nyata dan yang tersebar luas.
Bentuk pasar di dalam sistem ekonomi meliputi pasar persaingan sempurna,
monopoli, monopsoni, oligopoli, oligopsoni, persaingan monopolistik dan lain sebagainya.
a.
Pasar Persaingan Sempurna
Syarat pasar persaingan sempurna :
-
jumlah pembeli dan penjual banyak sekali sehingga tidak satupun mereka
mampu mempengaruhi harga barang,
-
barangnya homogen, yaitu konsumen indiferen terhadap output perusahaan
yang ada di pasar,
119
tidak ada gangguan terhadap kebebasan dalam penentuan pasar atau masuk
-
ke atau keluar dari pasar baik karena saling mengerti diantara pengusaha atau
konsumen atauppun intervensi pemerintah, dan
produsen dan konsumen pengetahuan mengenai harga dan jumlah.
-
Dalam persaingan sempurna, pembentukan harga dipengaruhi permintaan dan
penawaran. Kurva permintaan adalah permintaan dari semua konsumen terhadap semua
penjual atas suatu barang dalam suatu pasar.
Bagi seorang penjual, harga yang
terbentuk di pasar merupakan satu datum, yaitu tidak dapat dirubah lagi oleh kekuatan
sendiri, maka kurva permintaan konsumen terhadap seorang pengusaha akan merupakan
garis lurus mendatar, seperti gambar berikut.
P
P
D
MC
S
AC
D1
D1
S
P
S
K
T
MR=D
R
D
0
Q 0
a. Pembentukan Pasar
Q
b. Permintaan
Perseorangan
0 A
G H
Q
c. Keseimbangan Firm
(Persaingan sempurna)
Garis lurus mendatar (b), disebut permintaan perseorangan, dan kurva permintaan
(a) merupakan penjumlahan dari semua permintaan individual (b). Mungkin yang jadi
masalah, mengapa penjumlahan semua kurva mendatar akan menjadi kurva miring dan
tidak mendatar pula.
Jawabannya terletak pada kemampuan perusahaan untuk
mempengaruhi harga. Bagi penjual perseorangan dalam pasar persaingan sempurna,
masing-masing tidak mampu mempengaruhi harga, tetapi bersama-sama dengan penjual
yang lain dalam suatu pasar akan mampu mempengaruhi harga. Sehingga makin tinggi
120
harga akan semakin sedikit yang dibeli. Gambar c, menunjukkan penawaran perorangan
(firm), pada persaingan sempurna kurva permintaan = MR = AR, dimana perusahaan
tersebut tidak dapat mempengaruhi harga. Posisi keseimbangan persaingan sempurna P
= MR = MC, maka dengan harga 0P, jumlah output sebesar 0H. Laba firm diperoleh
sebesar KP dikalikan 0G, atau RT dikalakan KR, dengan demikian laba total sebesar
segiempat KRTP.
Dalam prakteknya pasar persaingan sempurna tidak ada, yang ada hanya yang
mendekati pasar tersebut. Pasar beras mendekati pasar persaingan sempurna. Jumlah
petani yang banyak, dan menjual hasilnya yang begitu sedikit, mengakibatkan petani tidak
mampu mempengaruhi harga, dengan kata lain permintaan atas beras mendekati garis
mendatar.
Beras yang dihasilkan merupakan barang dagang yang hampir homogen.
Dengan kata lain mereka akan tetap kekurangan daya tawar menawar (bargaining
position) menghadapi penjual dan tengkulak.
Hasil-hasil pertanian pada umumnya,
seperti hasil palawija, buah-buahan dan sayuran mendekati persaingan sempurna dengan
akibat harga yang rendah bagi petani.
b.
Pasar Monopoli, Oligopoli dan Duopoli
Dalam prakteknya pasar persaingan sempurna tidak ada, yang ada hanya yang
mendekati pasar persaingan sempurna, misal pasar modal dan pasar hasil pertanian.
Bentuk pasar ekstrim lainnya adalah pasar monopoli dan monopsoni.
Monopoli adalah
penjual tunggal dan monopsoni adalah pembeli tunggal.
Penjual monopoli tidak mempunyai saingan dalam menjual barang-barangnya,
berarti penjual mampu menaikkan dan menurunkan harga dengan cara merubah-rubah
jumlah barang yang dijual. Ia dapat menaikkan harga dengan mengurangi jumlah barang
yang dijualnya, dan menurunkan harga dengan menambah jumlah yang dilemparlan ke
121
pasar. Dengan kata lain kurva permintaan atas barang yang dijual seorang monopoli
adalah miring dari kiri atas ke kanan bawah, sebagaimana gambar dibawah ini.
Harga
MC
P
S
AC
T
U
MR
0
Q
5
AR = D
R
10
Q
Kurva permintaan sebuah perusahaan sama dengan kurva AR selalu berbentuk
garis yang condong ke kanan bawah. Penerimaan rata-rata (AR) adalah harga barang per
unit yang dijual.
Seorang monopolis maka akan mencari keuntungan sebesar-besarnya
dengan menghasilkan jumlah barang sebesar OR, dan harga 0P, maka laba yang
dihasilkan pada saat MC = MR, yaitu sebesar PT dikalikan TU, atau sebesar segi empat
PSTU. Kalau tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya, bahkan sekedar tidak untung
dan tidak rugi, maka perusahaan akan menghasilkan barang sejumlah AR = AC, atau di
titik R.
Sebagai seorang monopoli dianggap buruk atau jahat selama bertindak seperti itu,
dimana di negara Amerika Serikat monopoli dilarang dengan “Sherman Act”
beserta
amandemennya. Di Indonesia, monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan negara yang
122
menyelenggarakan barang untuk hajat hidup orang banyak, seperi telekomunikasi, air,
gas, kereta api pertahanan.
Monopsoni adalah pembeli tunggal, dikalangan
konsumen
jarang
terjadi
monopsoni, tetapi di kalangan produsen mendekati monopsoni yang terjadi pada
pembelian faktor-faktor produksi, seperti BAT di Bali, NTB dan Sulawesi Selatan. Sebagai
monopsoni sebuah perusahaan dapat mempengaruhi harga dengan menaikan dan
menurunkan jumlah faktor produksi yang dibeli.
Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang di dalamnya hanya ada beberapa
penjual. Istilah ini tidak menunjukkan suatu angka mutlak, melainkan berarti tidak terlalu
banyak sehingga masing-masing penjual menjadi amat kecil dan tidak hanya satu penjual
saja yang berkuasa. Masing-masing penjual mempunyai pengaruh atas harga barang
yang dijualnya, tetapi tidak sebesar pengaruh seorang monopolis. Antara pengusaha satu
dengan lainnya ada saling ketergantungan, yang berarti perubahan harga dan jumlah
yang diluncurkan suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lain. Karena itu
sebelum melakukan perubahan seorang oligopoli harus berfikir dua tiga kali apa yang
terjadi pengaruhnya atas perusahaan lain. Contoh perusahaan sigaret putih terdiri dari
BAT yang mengusasi 35%, Faroka 10%, AIT 4% dari seluruh pasar sigaret putih di pasar
Indoensia.
Oligosoni adalah bebrapa pembeli, masing-masing cukup besar untuk dapat
mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Antara monopoli dengan oligopoli terdapat
bentuk pasar duopoli, yang berati dua penjual. Konsekunensi kedua bentuk ini sama
dengan oluigopoli dan oliugopsoni. Prakteknya tidak banyak dijumpai, contoh perusahaan
bentuk oligopoli, yaitu perusahaan mobil, pesawst terbang, komputer, kapal laut, dan
minyak bakar.
123
c.
Persaingan Monopolistik
Pasar oligopoli agak banyak dalam kehidupan seharti-hari, maka pasar persaingan
monopolistik dan persaingan monopsonistik adalah terbanyak kita jumpai.
Ciri-ciri
bentuk persaingan monopolistik dan monopsonistik sebagai berikut:
-
Bentuk ini mempunyai unsur monopoli/monopsonistik dan unsur persaingan.
-
Jumlah penjual dan pembeli agak banyak namun masing-masing perusahaan
masih mempunyai sedikit pengaruh atas harga
-
masing-masing perusahaan tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar
seperti oiogopoli/oligopsoni
-
Barang-barang yang diperjualbelikan tidak homogen benar, melainkan terdapat
perbedaannya, meskipun hanya perbedaan merk
-
Terdapat sedikit perbedaan atas berdirinya perusahaan baru.
Persaingan monopolistik/monopsonistik mwmpnyai beberapa sifat:
1. Jumlah pembeli dan penjual agak banyak, tetapi tidak sebanyak persaingan
sempurna, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh
atas harga meskipun tidak besar.
2. Barang yang diperjualberikan tidak homogen, bahkan sengaja dibeda-bedakan
atas merk, bentuk, warna, mutu atau ukuran.
Pembedaan produk ini
dinamakan product variation.
3. Seringkali suatu poerusahaan yang sama, mengeluarkan produk yang sama
dengan merk berlainan. Contoh sabun, pakaian dan lainnya.
4.
Adanya perbedaan produk memungkinkan penjual untuk berusaha menambah
volume penjualannya dengan berbagai cara seperti iklan, advertensi, door to
door, hadiah dan lainnya.
124
125
POKOK BAHASAN XI
INFLASI DAN KONJUNGTUR
POKOK BAHASAN
: Konjungtur dan Inflasi
SUB POKOK BAHASAN
: a. Konjungtur
b. Inflasi dan Deflasi
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
: Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses
terjadinya inflasi maupun konjungtur
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan:
a.
Mampu Menjelaskan proses terjadinya konjungtur
b.
Mampu menjelaskan proses akselerasi.
c.
Mampu menjelaskan proses terjadi inflasi
METODE
: Ceramah
Latihan
Pre Test/Tanya Jawab
Pekerjaaan rumah (PR)
Tugas
MEDIA
: Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts
WAKTU
: 120’
BACAAN
: Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen.
POKOK BAHASAN XI
KONJUNGTUR DAN INFLASI
10.1.
Inflasi dan Deflasi
Menurut sejarah, para ekonomi mengamati bahwa
akibat Perang Dunia II (PD II)
ternyata harga-harga tidak mengalami penurunan jika dibandingkan perang-perang sebelumnya
yang kemungkinan terjadi dikarenakan turunnya upah tenaga kerja. Selain itu pemerintah cepat
mengambil tindakan dalam mencegah depresi yang mulai muncul. Hal yang berbeda terjadi
pada perang Vietnam, terjadi akselerasi merangkaknya tingkat inflasi, maka kebijaksanaan yang
diambil bukannya stabilitas harga tetapi dengan mengurangi tingkat kenaikan harga.
Gejala kenaikan harga tingkat umum dari barang dan jasa serta faktor produksi yang
terus menerus disebut inflasi. Misal harga gula, beras, tingkat upah, dan sewa. Dikatakan
tingkat harga umum karena barang, jasa dan faktor produksi jenisnya banyak sekali, karena itu
ada kemungkinan harga sejumlah barang naik dan justru harga barang lain turun. Selain itu
tingkat harga barang naik apabila hasil akhir perhitungan adalah naik. Sebaliknya deflasi adalah
masa ketika tingkat harga umum barang dan jasa serta faktor produksi semakin turun secara
terus menerus.
Pengertian terus menerus artinya kenaikan harga merupakan proses
berkelanjutan, dan kalau tingkat harga naik tidak secara terus menerus maka bukan dikatakan
inflasi, misal harga musiman, menjelang hari raya atau kenaikan harga yang ditentukan
pemerintah.
Namun demikian gejala tersebut dapat dikatakan inflasi tertutup (suppressed
inflation), yang suatu saat inflasi tertekan dapat berubah menjadi inflasi terbuka.
Naik turunnya harga dinyatakan dalam angka indeks dari sekelompok barang yang
dipilih. Karena itu dikenal beberapa indeks, yaitu indeks biaya hidup, indeks harga konsumen
dan sebagainya.
Kenaikan harga biasanya disertai dengan kesempatan kerja yang tinggi.
Apabila
kenaikan harga hanya sedikit justru akan menjadi pelincir roda perekonomian.
Tingkat
produksi akan mendekati kapasitas yang sebenarnya. Investasi swasta semakin berkembang.
116
Pelaku ekonomi menganggap bahwa sedikit inflasi maupun deflasi (little inflation/deflation) akan
menjadikan perekonomian lebih baik.
Kerugian yang diderita oleh golongan dengan
pendapatan tetap biasanya lebih kecil daripada golongan masyarakat lainnya. Bahkan pekerja
dengan upah relatif tetap akan bertambah baik, karena makin bertambahnya kesempatan kerja.
Dilain pihak kenaikan suku bunga surat berharga menimbulkan kerugian bagi kreditur.
Dalam keadaan deflasi, semakin bertambahnya penganguran tenaga kerja dan modal
menyebabkan semakin berkurangnya kemakmuran total masyarakat. Pihak yang beruntung
memperoleh lebih kecil daripada kerugian pihak yang rugi. Dalam kenyataannya, pada masa
resesi hebat hampir setiap orang menderita kerugian.
10.2.
Pengolongan Inflasi
Inflasi dapat digolongkan dalam beberapa sebab:
a. Inflasi yang berrdasarkan tingkat perubahan, dibedakan :
- Inflasi ringan : < 5 % setahun (dianggap sehat dalam perekonomian)
- Inflasi sedang : antara 10% - 30% setahun
- Inflasi berat
: antara 30% - 100% setahun (sly rocketing inflation)
- Inflasi hiper
: > 100% setahun (Hiperinflation)
b. Inflasi yang disebabkan penyebabnya, dibedakan:
-
Demand pull inflation (Inflasi tarikan permintaan).
Pada masa konjungtur naik, atau masa perluasan ekonomi permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat sehingga menyebabkan hargaharga naik. Selanjutnya mengakibatkan produksi naik sampai dengan kapasitas
penuh, baik tenaga kerja (24 jam dengan 3 kali giliran kerja) maupun alat-alat
produksi. Perekonomian yang sudah mencapai kapasitas penuh dinamakan full
employment.
Makin bertambahnya permintaan, maka indek biaya hidup
maupun indek harga konsumen semakin tinggi.
Contoh bertambahnya
117
pengeluaran pemerintah dengan mencetak uang, kenaikan luar negeri akan
barang ekpor atau bertambahnya investasi swasta lewat kredit murah.
Bilamana inflasi ini berkembang, maka pemerintah seharusnya melakukan
tindakan-tindakan,
seperti
mengurangi
pengeluaran
pemerintah
(G),
mengetatkan pengeluaran konsumen (C), dengan cara menaikkan pajak agar
daya beli konsumen berkurang dan juga menarik pajak perusahaan untuk
mengurangi investasi (I). Jadi intinya dengan pengetatan G, C dan I pada
tingkat perekonomian full employment akan memberikan solusi demand pull
inflation. Secara matetamtis dapat dirumuskan secara matematis,
yaitu : M = I PY,
Dimana :
M = jumlah uang yang beredar
I = kebalikan dari kecepatan peredaraan uang (velocity)
P = tingkat harga umum
Y = Produk Domestik Bruto.
Apabila PDB (Y) mencapai full employmen maka produksi tidak dapat dinaikkan
lagi, dan I sudah tetap karena kebiasaan, maka bertambahnya peredaran uang
(M) hanya akan berakibat kenaikan harga. Oleh karena itu pengwasan M yang
paling mudah dengan cara melalui G.
-
Cost push Inflation (Inflasi desakan ongkos).
Inflasi ini bersumber kepada kenaikan biaya produksi terutama wage dan salary.
Inflasi terjadi apabila buruh menuntut kenaikan upah dan gaji yang kadang pula
disertai aksi mogok. Dalam pemecahannya maka pihak perusahaan melakukan
tawar menawar dengan pimpinan buruh (colletive bargaining). Bilamana diambil
keputusan menaikan upah dan gaji, maka konsekuensinya adalah biaya
produksi akan meningkat yang menyebabkan perusahaan rugi atau setiadak-
118
tidaknya keuntungannya menurun.
Oleh pengusaha akan kenaikan biaya
produksi akan membebankan kepada konsumen dengan cara menaikkan harga
barang.
Kenaikan harga ini akan berimbas pada kenaikan harga lainnya,
terutama bila barang yang dihasilkannya merupakan barang input industri lain,
misal baja, gula, semen dan bahan bakar minyak. Dengan demikian akan
terjadi kenaikan harga secara umum.
Solusi jenis inflasi ini adalah sangat sulit dilakukan, karena untuk
mengendalikannya dengan cara pemutusan hubungan kerja.
Bahkan cara
ekstrim lain adalah dengan melakukan ransum (rationing), namun cara ini
terkesan buruk oleh masyarakat.
-
Inflasi gabungan (demand and cost inflation)
Inflasi ini merupakan kombinasi dari keuda macam inflasi diatas. Jenis inflasi ini
yang paling sering terjadi di dunia perekonomian.
Keduanya saling
memperkuat. Perbedaannya adalah dilihat dari urutan proses kenaikan harga
umum. Inflasi desakan permintaan, kenaikan harga akhir mendahului kenaikan
harga produksi, sedangkan inflasi desakan ongkos, kenaikan harga faktor
produksi mendahului kenaikan harga barang akhir.
c. Inflasi dari dalam dan Inflasi dari luar
-
Inflasi dari dalam negeri.
Inflasi dari dalam timbul karena anggaran negara defisit, pencetakan uang baru,
kegagalan panen, dan sebagainya.
-
Inflasi dari luar negeri.
Inflasi dari luar timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri. Karena itu
merupakan penularan Inflasi.
Penularan dapat melalui kenaikan harga impor, yang menyebabkan 1) secara
langsung kenaikan terhadap indek biaya hidup melalui barang impor, 2) secara
119
tidak langsung kenakan indek harga, melalui ongkos alat produksi impor (cost
inflation), dan 3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam
negeri,
melalui
kenaikan
harga
impor
yang
dibeli
oleh
pemerintah/swasta(demand inflation)
Penularan dapat melalui kenaikan harga barang elspor dan distribusinya. Bila
harag barang ekpor (kopi, teh) naik, maka indek biaya hidup akan naik.
Demikian pula untuk barang lain sebagaimana barang impor.
120
Download