BUKU AJAR PENGANTAR ILMU EKONOMI Oleh : INDRA TJAHAJA AMIR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA 2005 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya maka buku Referensi yang berjudul : Perekonomian Indonesia telah dapat diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembacanya. Atas selesainya penulisan buku ajar ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penyelesaian Buku Ajar ini. Bapak Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan, serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan buku ajar ini. Akhirnya, penulis akui hanya dengan kebesaran ALLAH SWT, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini. Semoga ALLAH SWT berkenan memberikan balasan atas semua jasa, budi mulia serta amal perbuatan yang telah dicurahkan tersebut sebagai amalan sholeh fiddini wal akhirah, Amin. Surabaya, Oktober 2005 Penulis, DAFTAR ISI Halaman I. SELAYANG PANDANG SEJARAH EKONOMI 1.1. Definisi Ilmu Ekonomika 1.2. Kegiatan Ekonomika 1.3. Tingkat Pemahaman Permasalahan 1 1 3 7 II. MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI 2.1. Masalah Ekonomi 2.2. Tujuan Ekonomi 2.3. Sistem Ekonomi 2.4.Pembagian Ilmu Ekonomi Latihan 11 11 14 15 19 21 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan III III PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI 3.1. Kegiatan Produksi 3.2. Proses Produksi 3.3. Faktor Produksi 3.4. Badan Usaha Latihan 22 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan IV IV ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW) 4.1. Model Ekonomi Sederhana 4.2. Model Ekonomi Modern Latihan 39 40 40 42 47 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan V V. PENDEKATAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL 5.1. Hubungan Antara Produk Nasional, Pendapatan Nasional Menurut Alur Atas Dan Bawah 5.2. Penjelasan Latihan 48 49 49 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VI VI. PERANAN DAN KEGIATAN PEMERINTAH Latihan 55 56 61 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VII VII UANG DAN BANK 7.1. PENAWARAN UANG 7.2. Permintaan Uang 7.3. Bank Latihan 62 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan VIII 79 ii 23 24 29 33 38 50 54 63 67 68 78 VIII GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN 8.1. Teori Nilai Guna (Fungsi Utility) 8.2. Fungsi Permintaan 8.3. Elastisitas Permintaan Latihan 80 80 85 89 97 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan IX BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN 9.1. Motif Berusaha dan Hasil Produksi 9.2. Penerimaan 9.3. Biaya Produksi 9.4. Keuntungan Maksimum 9.5. Penawaran dan Elastisitas Penawaran Latihan 98 99 99 100 102 106 110 114 Satuan Acara Perkuliahan Pokok Bahasan X X. BENTUK-BENTUK PASAR 10.1. Pembentukan Harga 10.2. Bentuk-Bentuk Pasar 115 116 116 119 125 iii BAB I. SELAYANG PANDANG KEGIATAN EKONOMI 1.1. Definisi Ilmu Ekonomika Ilmu Ekonomika dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan Economics. Oleh sebab itu lebih baik diterjemahkan dengan Ilmu Ekonomika daripada Ilmu Ekonomi. Bapak ilmu ekonomika adalah Adam Smith, yang menulis buku tahun 1776 yang berjudul An Inquiry into the nature and Causes of Wealth of Nation. Buku ini mengupas pertama kali perrsoalan-persoalan ekonomi secara sistematika yang terpisah dari persoalan filsafat dan agama. Manusia memerlukan makanan, pakaian, perumahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga memerlukan kesehatan, pendidikan dan sampai barang-barang mewah yang tidak begitu dirasakan perlunya. Alat pemuas keinginan yang dibuat manusia yang dapat dilihat, diraba dan ditimbang dinamai barang, sedangkan yang tidak dapat dilihat, diraba, tetapi masih dapat diukur dan dirasakan dinamai jasa. Contoh padi, cengkeh, traktor, pakaian, serta pendidikan seni dan musik penyuluhan pertanian, jasa pemasaran, jasa buruh tani. Untuk menciptakan barang dan jasa diperlukan sesuatu yang dinamai sumberdaya produksi atau resourses atau faKtor produksi, yang meliputi sumberdaya alam/tanah, sumberdaya manusia/tenaga kerja, modal dan skill/teknologi dan pengetahuan. Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat berbentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya, dalam hal ini adalah ekonomi. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang (harga). Selain itu manusia juga memerlukan kebutuhan lain yang tidak dapat dinilai dengan uang. Jenis kebutuhan ini tidak bisa disebut dengan kebutuhan ekonomi. Sifat-sifat kebutuhan ekonomi adalah a) berbeda-beda bagi masing-masing orang, golongan, suku dan masyarakat, b) tidak sama sepanjang waktu dan generasi, c) berkembang dalam jumlah dan kualitasnya dan dapat saling melengkapi atau berlawanan. Menurut kepentingannya kebutuhan dapat dibedakan atas kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, misal makan, minum, pakaian dan rumah. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi supaya orang dapat hidup lebih baik, misal pakai yang bagus, buku bacaan, TV dan lain-lain. Menurut sifatnya, kebutuhan dibedakan kebutuhan jasmani dan rokhani. Kebutuhan jasmani (materiil) misalnya rokok, perabot rumah tangga dan perhiasan, sedangkan kebutuhan rokhani (spiritual) misalnya hiburan, olahraga dan agama. Menurut tujuannya, kebutuhan dibedakan kebutUhan sosial dan individual. Sosial misalnya taman, tempat ibadah dan individual misalnya mandi, ekolah dan rekreasi. Menurut waktunya, kebutuhan dibedakan kebutuhan masa kini dan masa depan. Contoh masa kini adalah buku pelajaran dan masa depan rumah setelah kawin, pekerjaan yang telah lulus. Bagaimana cara manusia menggunakan sumberdaya dalam memenuhi kebutuhannya merupakan inti pokok Ilmu Ekonomika. Ekonomika berarti suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di dunia ini. Terdapat beberapa penyebab utama mempelajari Ekonomika, pertama bahwa kebutuhan manusia beraneka ragam. Kedua, sebagai konsekuensi banyaknya kebutuhan manusia, maka barang dan jasa serta sumberdaya-sumberdaya yang produksi menjadi bahan yang terbatas jumlahnya (scarcity) atau langka. Hal ini karena banyak sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui kembali (non-renewable resources). Oleh karena itu, jumlah alat pemuas yang terbatas jika dibandingkan dengan keperluan dan keinginan manusia, mengharuskan memilih keinginan mana yang harus dipenuhi dulu, dan berapa banyak. Masalah utama dalam ilmu ekonomi adalah problem of choice (masalah pemilihan). Perbuatan memilih menjadi esensi atau inti ilmu Ekonomika. Ketiga, 2 Banyak sumberdaya yang tidak dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, melainkan harus diubah bentuknya, jumlahnya, dipindahkan tempatnya dan atau disimpan untuk waktu yang akan datang. Perbuatan ini dinamakan produksi dan proses produksi. Oleh karena itu kegiatan ekonomi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi empat macam kegiatan, yaitu kegiatan produksi, konsumsi, pertukaran dan distribusi. 1.2. Kegiatan Ekonomika Kegiatan Ekonomi yang pertama adalah Kegiatan Produksi, yaitu kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Kedua, kegiatan konsumsi adalah kegiatan memenuhi kebutuhan, ketiga kegiatan menjualbelikan sesuatu yang dimiliki atau Kegiatan Pertukaran/perdagangan. Keempat, Distribusi, yaitu kegiatan penyebarluasan barang dan jasa. Selain itu kegiatan ekonomi juga harus memberikan manfaat yang lebih baik terhadap barang dan jasa maupun terhadap sumberdaya yang digunakan. Manfaat dalam ilmu ekonomi sering disebut dengan utilitas (guna). Uitilitas adalah kemampuan suatu barang dan jasa dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia dan masyarakat, baik dalam waktu, tempat, maupun perubahan bentuk. Pembatasan definisi ekonomika lebih lanjut berkembang dengan memasukkan etika, filsafat, kaidah hukum dan lain-lain yang bersifat non-ekonomik. Dalam praktiknya ilmu ekonomika tidak dapat menghindari sifat non ekonomika, oleh karena itu ekonomika berkembang dalam dua jalur, yaitu ekonomika positif dan ekonomika normatif. Ekonomika positif berhubungan dengan prinsip-prinsip ekonomi yang menerangkan persoalanpersoalan ekonomi dalam rangkaian sebab dan akibat. Oleh karena itu ekonomika positif hanya menjawab pertanyaan mengenai bagaimana keadaannya, apa dan mengapa hal itu terjadi, dan tidak menerangkan keadaannya itu baik atau tidak. Ekonomika normatif berhubungan dengan nilai etika, menilai yang baik dan yang buruk, yang benar dan salah, 3 bagaimana membuat pilihan agar keadaannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu ekonomika normatif menjawab pertanyaan mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat. Ditinjau dari segi pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang, maka barang dapat diklasifikasikan : Klasifikasi Barang Barang Ekonomi Barang Bebas Menurut Tujuan Pemakaian Menurut Pemilikan Barang Privat (Private Goods) Barang Publik (Public Goods) Barang Konsumsi Barang Produksi Menurut Sifat Pemakaian Barang Subsitusi Barang Komple menter Ternyata perkembangan ini belum memuaskan dikalangan para ekonom kala itu, sepeeti Gunnar Myrdal, RL Heilbrowner, JK Galbraith, KE Boulding dan lain-lain. Gunnar Myrdal memperluas definisi ekonomika dengan memasukkan seperangkat nilai yang disebut cita-cita modernisasi, yaitu : a) Rationaliity, yaitu pertimbangan akal pikiran, b) Development and planning for development, keinginan untuk membangun dan perencanaan pembangunan, c) Rise of productivity, yaitu kenaikan produktivitas baik tenaga kerja, modal maupun tanah, d) Rise of levels of living, yaitu kenaikan tingkat hidup atau kenaikan kemakmuran negara dan masyarakat, e) Social and economic equity, yaitu keinginan ke arah persamaan status, kesempatan, kekayaan, pendapatan, dan tingkat hidup, f) Improved institusions and attitudes, yaitu perbaikan lembaga-lembaga dan sikap 4 hidup untuk menambah efisiensi tenaga, ketekunan, persaingan efektif, mobilitas, g) National consolidation, konsolidasi negara menuju pemerintahan, peradilan dan administrasi yang efektif dan berwibawa, h) National independence, kemerdekaan, kebebasan dari dominasi negara lain, I) Political democracy, j) Demokracy of the grass roots, demokrasi sampai ke tingkat rakyat, k) Social dicipline, disiplin sosial dan l) Derived value premises, yaitu nilai-nilai yang berasal dari nilai pokok yang disebut diatas. Myrdal menganggap bahwa pendekatan ekonomi melalui ekonomi kelembagaan, yaitu sejarah dan politik, teori dan ideology, struktur dan tingkat ekonomi, lapisan masyarakat, pertanian dan industri, perkembangan penduduk, kesehatan serta pendidikan tidak dapat dipisah-pisahkan dan harus dipelajari hubungannya antara satu dengan lainnya. Pada perkembangan lanjut, timbul ekonomika pembangunan. Ekonomika pembangunan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengubah dengan relatif cepat, sengaja dan penuh kesadaran, struktur ekonomi suatu negara ke arah yang dikehendaki. 1.3. Tingkat Pemahaman Permasalahan Dalam praktik sulit memisahkan mana yang perilaku ekonomi dan mana yang bukan, berhubung struktur ekonomi suatu negara adalah rumit dan komplek, maka ekonom : a) Membuat beberapa asumsi dan model dari keadaan yang diselidiki dan b) Mengadakan penelitian agar dapat menarik beberapa kesimpulan. Sebagai ilustrasi, untuk menyelidiki perilaku manusia dalam membeli telur, maka harus dibuat model, faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan telur. Apabila kita melihat pengaruh harga telur saja, maka factor yang lain seperti pendapatan, kebiasaan, dan warna telur, kemudian dibuat asumsi bahwa factor tersebut tidak mengalami perubahan atau tidak berpengaruh. Asumsi diatas disebut seteris paribus dari keadaan yang diteliti, yaitu keadaaan membeli 5 telur yang hanya dibuhungkan dengan harga telur, sedangkan factor lain dianggap tidak berpengaruh. Hubungan yang ada antara factor satu dengan lainnya dapat dibedakan menjadi hubungan kausalitas (apabila faktor yang satu timbul karena ada factor yang lain yang menyebabkan) mempengaruhi). dan hubungan fungsional (apabila dua faktor tersebut saling Contoh Hubungan kausalitas, apabila uang yang beredar bertambah akan menyebabkan harga-harga naik, menghasilkan dalam jumlah banyak akan menyebabkan biaya produksi per unit lebih rendah dan seterusnya. Semua ini terjadi dalam model seteris paribus. Contoh hubungan fungsional, jumlah telur yang dibeli dengan harga telur; hasil produksi dengan buruh yang berkerja dan seterusnya. Semua ini terjadi dalam model seteris paribus. Untuk memperoleh suatu kesimpulan yang benar harus digunakan cara berfikir induktif dan deduktif. Berfikir induktif bermula dengan observasi, mengadakan klasifikasi, kemudian mencari apakah ada kesimpulan umum yang dapat ditarik sebagai hipotesis dan menguji ghipotesis tersebut agar dapat dirumuskan menjadi suatu prinsip/hukum. Berfikir deduktif bermula dengan suatu hipotesis (membuat rumusan atau dugaan sementar yang logis dan konsisten) yang dicobakan dalam berbagai persoalan yang terjadi. Kemudian diperiksa sampai seberapa jauh kebenarana. Contoh berfikir induktif, kenaikan pajak akan mengurangi daya beli konsumen. Oleh karena itu konsumen mengurangi konsumasinya, Dengan demikianm pajak meriupakan alat yang efektif untuk menghambat laju inflasi. Contoh berfikir deduktif, semua pengusaha mencari untung, X seorang pengusaha, dengan demikian X akan mencari untung juga. Selanjutnya dalam penyelidikan ekonomi dijumpai kesulitan penting, yaitu : a) manusia mempunyai perilaku yang tidak dapat diperkirakan secara tepat, misalnya bagaimana reaksi orang/masyarakat akan kenaikan harga, b) sangat sulit mengevaluasi pengaruh bebeapa factor dalam sistem ekonomi, misal pengaruh tradisi terhadap 6 permintaaan, c) tidak mungkin mengadakan percobaan dalam kegiatan ekonomi. Laboratorium ekonomi bagi para ekonom adalah dunia nyata, dan d) sistem ekonomi selalu berkembang. Oleh karena itu prinsip/hokum ekonomi dalam ekonomika diperoleh dengan cara berfikir induktif dan deduktif harus senantiasa diuji kembali, sehingga tidak terjebak dalam ungkapan “prinsip /hokum ekonomi hanya benar dalam etori, belum tentu benar dalam prakteknya”. Yang dicari adalah teori yang benar dan actual/emphrical. Benar sebagai kesimpulan yang logis dan actual, karena model yang dipakai dalam menyusun prinsip/hukum ekonomi telah disesuaikan dengan keadaan yang selalu berkembang. Disamping itu harus diperhatikan kemungkinan Logika Palsu. ekonomika, logika palsu sering terjadi : Dalam analisis a) Kesalahan menarik kesimpulan (fallacy of coimpostion), bahwa yang benar untuk sesuatu bagian dengan sendirinya pasti benar untuk keseluruhan. Misal petani bekerja menaikkan hasil produksinya, sehingga pendapatannya akan naik. Padahal apabila semua petani bekerja keras akan meyebabkan penawaran meningkat, harga produk jatuh dan menurunkan pendapatan petani. b) Kesalahan dalam menentukan hubungan sebab dan akibat (Post hoc/ergo propter hoc). Misal perusahaan mengangkat manajer pemasaran baru, kemudian volume penjualan naik. Dengan demikian tidak berarti bahwa naiknya volume penjualan karena manajer pemasaran yang baru, sebab yang langsung berpengaruh pada kenaikan volume penjualan adalah harga yang kompetitif, pendapatan konsumen dan lainnya, c) Kesalahan dalam membuat analogi (false analogies), misal mempersamakan pengertian utang nasional/masyarakat dengan utang perorangan. 7 8 POKOK BAHASAN II MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI POKOK BAHASAN : Masalah, Tujuan dan Sistem Ekonomi SUB POKOK BAHASAN : a. Masalah Ekonomi b. Tujuan Ekonomi c. Sistem Ekonomi d. Pembagian Ilmu Ekonomika TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami masalah, tujuan dan sistem ekonomika. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: 1. Mampu menjelaskan masalah-masalah umum ilmu ekonomi. 2. Mampu memahami tujuan dan sistem ekonomi. METODE : Ceramah Latihan Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN II MASALAH, TUJUAN DAN SISTEM EKONOMI 2.1. Masalah Ekonomi Permasalahan ekonomi sebagai misal ketidak mampuan membeli barang dan jasa, baik pangan sandang maupun papan. Permasalahan yang umum dalam ekonomi adalah kemiskinan, pengangguran dan penyediaan kesempatan kerja, serta inflasi dan lainlainnya. Bilamana dilihat kemampuan suatu daerah, negara bahkan masyarakat di suatu tempat, tentunya tidak sama jika dibandingkan dengan daerah, negara dan masyarakat lainnya. Keadaan itu tercermin dalam tingkat kemakmuran masing-masing daerah maupun negara yang bersangkutan, tergantung dari banyak faktor. Faktor yang terpenting adalah faktor jumlah penduduk, bahan pangan dan subsistensi yang merosot dibawah tingkat yang diperlukan untuk hidup. Sebagai ilustrasi pesatnya perkembangan penduduk di dunia, dapat dilihat dalam table berikut : Tahap Waktu Penduduk Dunia 1930 1950 1970 1990 2000 2.044 2.486 3.621 5.346 6.407 Penduduk Negara Maju 579 858 1.084 1.282 1.368 Penduduk Negara Berkembang 1.285 1.628 2.537 4.064 5.039 Sumber : Hartowo, 2000 Penduduk merupakan landasan setiap sistem ekonomi. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori Malthus yang bertumpu pada The law of Deminishing Return. Teori mengungkapkan, bila penduduk dibiarkan begitu saja, maka cenderung bertambah menurut deret ukur dan bertambah dua kali lipat dalam satu generasi. Bersama itu makin berkurang sumberdaya alam/tanah yang dapat dikerjakan masyarakat, hal itu 11 menyebabkan berkurangnya kenaikkan hasil, pendapatan sehingga jumlah penduduk yang stabil pada tingkat subsistensi kelaparan dan penyakit. Atas dasar itulah, maka negara didunia ini dibedakan dalam negara yang maju dan negara yang berkembang. adalah kemiskinan. Menurut Partadiredja, 2000 masalah negara berkembang Indikator kemiskinan ada lima macam, yaitu makanan (pangan), pakaian (sandang), perumahan dan pemukiman (papan), kesehatan serta pendidikan. Bentuk cara untuk memerangi kemiskinan yaitu dengan pembangunan manusia. Laporan Bank Dunia disebutkan bahwa pembangunan manusia adalah tindakan-tindakan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan golongan miskin dengan langsung. Oleh karena itu pembangunan manusia harus menyertai dan membantu pertumbuhan produksi. Memerangi kemiskinan (dan hal lain yang menyertai : kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja perempuan dan ketiadaan status dan lainnya) tidak hanya memberantas kemiskinan, tetapi juga menurunkan laju pertumbuhan penduduk, sebaliknya pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan kemiskinan. Hal kontradiktif yang sering terjadi di masyarakat, keluarga miskin menganggap menambah anak merupakan segi ekonomik yang menguntungkan, yaitu menambah angkatan kerja, namun perlu diketahui penambahan ini sudah barang tentu menimbulkan kesulitan dalam usaha dalam pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, penyediaan modal untuk meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja, dan bahkan menurunkan output rata-raya tenaga kerja dan pendapatan rata-rata. Di negara-negara yang hidupnya diatas subsistensi (garis kemiskinan) masalah pokok yang dihadapi ada tiga macam. Pertama, barang dan jasa apa yang akan dihasilkan pada suatu periode tertentu. Kedua, bagaimana menghasilkan barang dan jasa yang sudah dipilih dan kalau sudah dibuat bagaimana menukarkan barang dan jasa 12 tersebut. Ketiga untuk siapa barang dan jasa itu dibuat, atau siapa yang akan memperoleh manfaat dari barang dan jasa yang dibuat itu. Menurut Partadiredja (2000) negara di dunia dikelompok dalam 4 dunia. Dunia pertama adalah bangsa-bangsa yang mempunyai tingkat kemakmuran tinggi, contoh Amerika Serikat (Income per kapita $ 12.000 per tahun), Kanada, Eropa Barat, Jepang, Australia dan Selandia baru. Dunia Kedua, negara yang hidup dengan jumlah dan aneka ragam barang yang banyak, meskipun tidak sebanyak kelompok di atas, misal Eropa Timur dan Amerika Latin. Dunia Ketiga, kelompok negara yang penduduknya melarat yang gambarannya serba suram dan menyedihkan dan tentunya terdapat pula sebagian kecil kaya raya. Dunia keempat, adalah termasuk dunia ketiga tetapi yang dianggap paling terbelakang yang memerlukan bantuan internasional khusus. Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia menjadi beberapa kelompok. a. Negara sedang berkembang (developing countries), dibagi menjadi : - Negara berpendapat rendah : PDB per kapita < $ 370 Contoh umum adalah negara pengimpor minyak - Negara berpendapat menengah : PDB per kapita > $ 370 Contoh negara pengekspor minyak. b. Negara pengekpor minyak surplus modal, contoh Irak, Kuwait, Libya, Arab Saudi, Qatar dan Emirat Arab. c. Negara industri perekonomian pasar (industrial market economics) atau juga sering disebut negara-negara industri (Industrial countries). Contoh Portugal, Spanyol, Turki. d. Negara industri perekonomian nonpasar (non-market industrial economics atau juga sering disebut Non-market Countries. Contoh Negara Eropa Barat, Rusia, Bulgaria, Ceko, Jerma, Hongaria dan Polandia. 13 Disamping masalah pokok kemiskinan, masih banyak masalah ekonomi lain yang merupakan masalah global atau nasional bahkan lokal. Pengangguran dan penyediaan kesempatan kerja adalah masalah global. Negara-negara yang sudah maju masih juga dilanda pengangguran, apalagi negara berkembang dan terbelakang yang penduduknya banyak dan pendidikannya rendah dengan banyaknya petani gurem. Inflasi juga suatu masalah ekonomi global. Laju inflasi di Indonesia terkategori lunak, karena kurang dari 25 % per tahun. Di negara lain inflasi juga disertai kemacetan atau kemandegan pertumbuhan yang disebut Stagflasi. 2.2. Tujuan Ekonomi Wannacott dan Wannacott mengemukakan 5 tujuan ekonomi, yaitu Employment tinggi, Stabilitas harga, efisiensi, distribusi pendapatan yang adil (equitable), dan pertumbuhan (growth). Tujuan pertama, Mencapai employment yang tinggi. (unemployment) merupakan masalah utama di seluruh dunia. Pengangguran Selain itu setengah pengangguran (partial unemployment) tidak hanya memotong kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, tetapi juga menurunkan derajat dan nilai kehidupan masyarakat serta penganguran tidak kentara (disguised unemployment) yang terlihat dalam pertanian. Proses produksi pertanian banyak dijumpai orang yang bekerja, tetapi masih dalam sifat subsistensinya. Menurut sensus penduduk, jumlah pengangguran di Indonesia masih diatas 8 % dari seluruh angkatan kerja. Dari jumlah tersebut, hampir 50 % adalah lulusan SMA. Bagaimana dengan kabupaten anda ? Tujuan kedua, stabilitas harga. Lawan stabilitas harga adalah inflasi maupun deflasi atau naik turunnya harga tanpa terkendali. Reaksi kenaikan harga berbeda-beda. Produsen lebih menyukai membuat barang dan kemudian menjualnya dengan harga 14 yang tinggi. Konsumen lebih menyukai harga barang rendah. Secara umum kenaikan harga yang lunak > 5 % per tahun dianggap tidak membahayakan. Karena itu pemerintah bertujuan melunakkan kenaikan harga dengan bermacam jalan. Di negara dengan sistem perencanaan terpusat harga ditetapkan oleh pemerintah, di negara yang menganut system pasar bebas dengan kekuatan supply dan demand. Tujuan ketiga, efisiensi, yang artinya perbandingan antara input dengan output, antara sumber dangan hasil. Efisiensi yang diinginkan adalah mencapai hasil yang tinggi dengan korbanan seminimal mungkin. Proses produksi yang tidak efisien apabila dengan sejumlah input masih mempunyai peluang untuk memberikan hasil yang lebih tinggi. Efisiensi bukan berarti pengeksplotasian manusia, yaitu memeras sesama manusia untuk memperoleh hasil yang tinggi, mungkin saja proses produksi kurang efisien terletak manajemennya. Coba saudara berikan contohnya. Tujuan keempat, distribusi pendapatan yang adil. Definisi tujuan keempat sulit ditegaskan, yaitu kecenderungan untuk bergerak ke arah pendapatan yang merata, tapi tidak sampai kepada merata betul, hanya mendekati saja. Contoh distribusi tidak merata adalah terlihat jurang pemisah kaya dan miskin, dilain pihak banyak orang tidak mampu makan dan lain-lainnya dipihak lain hidup dengan kemewahan. Coba saudara berikan contoh-contoh lain di pedesaan dan perkotaaan. Batas kemiskinan absolut bermacam-macam, ada yang mengatakan US 75 per tahun. Prof Sajogyo mengatakan batas miskin sekali adalah pendapatan yang setara 240 kg nilai tukar beras per orang per tahun di pedesaan dan 50 % lebih di perkotaan. 2.3. Sistem Ekonomi Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikos Nomos, atau dalam bahasa Ingris sebagai management of household, yaitu tatalaksana rumahtangga. Masalah 15 ekonomi secara tertulis pertama kali diungkapkan oleh Aristoteles (384 – 322 SM), murid Plato dan guru Iskandar Zulkarnain. Diantara bukunya terdapat Politica dan Ethika Nicomachea yang membahas masalah ekonomi, sehingga dia disebut The Fisrt Economist. Diantara topik-topik yang dibahas adalah dasar-dasar teori nilai dan pertukaran, pembagian kerja, teori uang, suku bunga dan riba. Sejak zaman Aristoteles ekonomi masih berkembang hingga zaman abad pertengahan (Zaman Renaisance), dimana banyak kecaman terhadap kaum pedagang yang mengambil laba dari usahanya. Thomas Aquinas seorang tokoh pemuka agama menyatakan bahwa waktu adalah milik tuhan, sehingga tidak boleh atau jangan dijual dengan uang, oleh karena itu di zaman memuncaknya kekuasaan gereja banyak sekali peraturan dibuat untuk mengecam pembungaan uang. Pada zaman kejayaan kekuasaan absolut Perancis, Jean Baptise Colbert, menteri keuangan Raja Lodewijk XIV menjalankan kebijakan ekonomi luar biasa. Ia menganggap sumber kekayaan negara adalah perdagangan. Ia menginginkan surplus perdagangan luar negeri digalakkan. perekonomian. Colbert berprinsip pemerintah harus berperan aktif mengurusi Dengan demikian paham Colbert disebut Paham Mercantilisme, yang artinya jual beli atau juga Colbertisme. Pada zaman tersebut yang menentang paham tersebut diantaranya adalah Legendre dan Franqois Quesney. Legendre pernah mengatakan pada Colbert, tentang Laissez nous faire (tinggalkan kami sendiri), yang dimaksudkan pemerintah jangan mencampuri urusan ekonomi dan perdagangan. Orang Perancis pertama yang menentang Merkantilisme adalah kaum Fisiokrat yaitu Franquis Quesney, dokter pribadi Lodewijk XV. Ia menolak merkantilisme bahwa kekayaan secara berpusat pada industri dan perdagangan, ia menekankan bahwa pertanianlah yang dapat menghasilkan kekayaan. Paham fisiokrat berakar dari Yunani Fisos artinya alam dan Kratos artinya 16 kekuasan. Dasar ajaran Fisiokrat adalah a) kontrol atau pengendalian perdagangan luar negeri dan industri (paham merkantilisme) justru menghambat perkembangan ekonomi, sebab arus pendapatan dan barang akan terhambat. Ajaran pertama ini menjadi dasar lahirnya ekonomi bebas (Liberalisme), b) semua pajak harus ditanggung pemilik tanah (ia membedakan pemilik tanah dan petani) serta kehidupannya yang mewah menjadi salah satu penghambat arus pendapatan rakyat. Selain Quesney, tokoh Fisiokrat adalah Jacques Turgot, Menteri keuangan Lodewijk XV. Ia telah berhasil mengemukakan pembaharuan di pelbagai segi kehidupan masyarakat dengan mengumandangkan nada pertentangan dan kecaman faham merkantilisme. Dasar pemikiran paham Fisiokrat adalah kebebasan ekonomi atau ekonomi liberal, yaitu perekonomian yang terbebas dari segala bentuk kontrol pemerintah. Cikal bakal paham ekonomi liberal adalah Dudley North, Failasuf David Hume, Berdnard Mandeville, John Locke, Sir Isaac Newton, Hugo Grotius. Pada awal abad 18, para ekonom mengembangkan teori demokrasi liberal yang berdasarkan hukum alam, sehingga timbul niat seorang professor Skotlandia Adam Smith (1723 – 1790), yang menulis buku “An Inquiry into Nature and Causes of Wealth of Nation” atau lebih dikenal dengan “Wealth of Nation”. Buku ini pertama kali merumuskan perekonomian liberal. Kekayaan bukan datang dari perdagangan dan tanah (Paham Merkantilisme dan Fisiokrat), tetapi dari human labor. Justru tenaga manusia inti pokoknya, hampir semua sumberdaya alam dirubah dulu dalam suatu usaha agar dapat dinikmati. Tanpa usaha produktif maka semua sumberdaya alam tidak bernilai (worthless). Adam Smith menjelaskan Sistem kebebasan alami (System of Nature liberty), dimana individu dipersilakan mencari kepentingannya sendiri yang akan membuahkan kekayaan sebesar-besarnya bagi masyarakat dan individu. Menurut Smith kepentingan pribadi (self interest) merupakan kekuatan pengendali perekonomian, dimana semua 17 proses berjalan menuju arah kemakmuran bangsa, seolah-olah setiap individu didorong oleh tangan gaib (the Invisible hand) untuk maju. Setiap individu berusaha menggunakan modalnya sehingga diperoleh hasil setinggi-tingginya. Ia berbuat untuk kepentingan diri sendiri, bukan menunjang kepentingan umum dan dalam hal ini ia dibimbing oleh suatu TANGAN GAIB untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan utamanya. Dengan mengejar kepentingan pribadinya, ia akan mendorong kemajuan masyarakat dengan dorongan yang seringkali bahkan lebih efektif. Pendapat Invisible hand ini sebenarnya hampir sama dengan pendapat Legendre, yaitu Laizzes nous faire (tinggalkan kami sendiri). Adam Smith yang akhirnya mendengarkan jawaban Legendre, yang istilah tersebut disingkat menjadi LAIZZES FAIRE. Itulah sebabnya Adam Smith digelari Founder of Modern Economics” atau bapak Ilmu Ekonomi Modern. Aliran/faham yang diciptakan Smith disebut paham Klasik atau paham Liberal. Tokoh aliran/paham Klasik, selain Adam Smith adalah Thomas Robert Malthus (Bapak Ilmu Penduduk), Jean Baptiste Say (dengan Law of Market atau Hukum Pasar), David Ricardo (penemu Law of Diminishing Return) dan lain-lain. Berjalan dengan berkembangnya ilmu ekonomika, masih banyak pertanyaan ekonomi yang belum terjawab. Seberapa pentingkah ilmu ekonomika perlu dipelajari. Atau mengapa kita perlu belajar Ilmu Ekonomika. Banyak orang mencoba menjawab pertanyaan Why study economics ?. Diantara banyak alasan dan keterangan atas jawaban tersebut, hanya John Maynard Keynes (digelari Lord Keynes oleh Istana Buckingham, Inggris) menulis The General Theory of Employment, Intersert and Money (1936). Buku inilah yang menyebabkan ia digelari “Founder of The New Economics” atau Bapak Ekonomi Baru yang telah merubah letak cakrawala ekonomi dunia, serta yang menandai makin ditinggalkannya paham Klasik Adam Smith. 18 2.4. Pembagian Ilmu Ekonomi Pembagian ilmu ekonomika menurut Alfred W Stonier dan Douglas C Hagues adalah : 1. Descriptive Economics (Ilmu Ekonomi deskriptif), mengamati fenomena dengan cara mengumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaran (topik) yang tertentu, misal sIstem pertanian di Bali atau industri katun di India. 2. Economic Theory (Teori ekonomi), mempelajari dengan cara memberikan penjelasan yang sederhana tentang cara suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. 3. Applied Economics (Ilmu ekonomi terapan), mengamati fenomena dengan cara mencoba mempergunakan rangka dasar umum dari analisa yang diberikan oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadiankejadian yang dilaporkan oleh para ekonom deskriptif. Selanjutnya, oleh karena buku ini adalah buku Pengantar Ilmu Ekonomi, yakni bagian kedua dari pembagian diatas, maka perhatian akan dicurahkan kepadanya. Sebagai suatu keseluruhan, teori ekonomi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Teori Ekonomi Mikro (Microekonomic Theory) dan Teori Ekonomi Makro (Macroeconomics Theory). Dengan melihat namanya saja, sudah jelas apa yang dimaksud dengan kedua pembagian tadi, namun pengetahuan tentang arti ekonomi belum memadai, karena antara teori ekonomi mikro dan makro terdapat perbedaaan yang banyak sekali. Pertama, perbedaan yang paling pokok antara keduanya adalah tentang ruang lingkupnya. Ibarat hutan, maka teori ekonomi mikro mempelajari pohon-pohonnya, sedangkan teori ekonomi makro mempelajari hutannya. Teori ekonomi mikro membicarakan bagian-bagian dari suatu perekonomian : perusahaan, pasar, serta penetapan harga dan lain-lain. Teori ekonomi makro membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan, misal terjadi mobilitas tenaga kerja dari suatu perusahaan ke perusahaan lain. Ditinjau teori ekonomi 19 mikro, perusahaan yang satu pasti upah tenaga kerja lebih rendah dibanding yang lain. Ditinjau ekonomi makro, mobilitas tenaga kerja masih terjadi dalam suatu daerah atau negara, karena tenaga kerja tidak berkurang secara analisis keseluruhan. Kedua, perbedaan tentang kesempatan kerja (employment). Ditinjau teori ekonomi mikro mengasumsikan bahwa semua sumber produktif sudah bekerja sepenuhnya (fully employed), sehingga tidak satupun yang menganggur. Teori ekonomi makro menganggap bahwa suatu perekonomian tidaklah selalu berada dalam keadaaan full employment. Perbedaan lain, teori ekonomi mikro menyatakan semua barang yang dihasilkan pasti terjual habis, akibatnya pengusaha selalu memperoleh keuntungan maksimal dari usahanya, sebaliknya teori ekonomi makro dikatakan bahwa ada saja kemungkinan terjadinya overproduksi, sehingga tidak semua hasil produksi terbeli oleh pembelinya. Secara garis besar, teori ekonomi mikro sering disebut Teori Harga (Price Theory) atau economics of the firm (teori ekonomi tentang perusahaan), sebab pada hakekatnya teori ekonomi mikro mempelajari tentang harga, yaitu gerak-gerik harga serta segala akibat daripadanya, dan tentang bagaimanakah harga itu diterapkan. Hal diatas terjadi untuk harga output maupun input. Contoh ekonom teori ekonomi mikro adalah Leon Walras, Vilfredo Pareto dan Edward Hasting Chamberlain. Adapun teori ekonomi makro sering disebut Employment Theory (Teori kesempatan Kerja) dan atau national income analysis, hal ini karena pembahasannya sekitar kesempatan kerja. Tujuan dari pembahasan teori ekonomi makro adalah keadaan full employment. Tokok-tokoh Teori ekonomi makro adalah John Maynard Keynes (Lord Keynes), D Hamberg, Sir Roy Harrod dan lain-lain. 20 POKOK BAHASAN III PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI POKOK BAHASAN : Produksi dan Proses Produksi SUB POKOK BAHASAN : a. Fungsi Utility (Teori Konsumsi) b. Proses produksi c. Teori produksi d. Law Deminishing return TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami produksi dan proses produksi. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: a. Mampu menjelaskan teori konsumsi, proses produksi dan faktor produksi b. Mampu Menjelaskan hubungan faktor produksi dengan hasil produksi, daerah produksi. METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN III PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI 3.1. Kegiatan Produksi Dalam memenuhi keinginannya manusia memerlukan sejumlah barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut (barang-barang ekonomi) tidak tersedia begitu saja, melainkan harus dibuat dengan pengorbanan tertentu yang dapat dinilai dengan uang. Para produsen harus menggunakan bahan baku dan setengah jadi dari perusahaan lain untuk diolah menjadi barang jadi yang siap dipakai oleh konsumen akhir. Sebagai contoh, dalam membuat pakaian, maka diperlukan tekstil. Dalam pembuatan tekstil diperlukan benang, dan untuk membuat benang diperlukan kapas yang diperoleh dari perkebunan kapas. Berdasarkan contoh diatas, mulai dari kapas hingga menjadi pakaian telah terjadi perubahan bentuk, warna, sifat dan sebagainya. Jadi yang dimaksud produksi adalah segala kegiatan untuk menambah guna pada barang. Jadi Produksi adalah 1) segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas sesuatu benda atau 2) segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melewati pertukaran. Dalam prakteknya ada bermacam-macam dalam menambah guna sesuatu barang. Oleh karena itu dikenal adanya guna bentuk, tempat, waktu, milik dan jasa. Guna bentuk (form utility), yaitu tambahan guna yang diperoleh dengan cara membuat dari sesuatu barang. Misalnya pengusaha tekstil yang membuat tekstil dari benag, pengusaha televisi dari suku cadang dan palstik. Di dalam pengertian ini termasuk pula pengertian reproduksi dimana tambahan guna diperoleh dengan reproduksi telur ayam dari induk ayam yang dilakukan oleh peternak. Guna tempat (place utility), yaitu tambahan guna yang diperoleh dengan jalan memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat yang memerlukan. Misalnya pengusaha angkutan barang. Guna waktu (time utility) yaitu penambahan guna yang diperoleh dengan cara menyimpan 23 sesuatu barang pada waktu berlimpah dan menyediakannya kembali pada waktu diperlukannya. Misalnya pengusaha jasa pergudangan, Bulog/Dolog atau pedagang pengumpul yang membeli beras pada waktu panen dari petani dan menjualnya kembali pada waktu di pasar kurang persediaan. Guna milik (possession utility) yaitu penambhanan guna yang diperoleh dengan jalam menyerahkan sesuatu barang dalam penguasaan orang yang memerlukannya. Misal sebidang tanah, mula-mula pemiliknya belum memanfaatkannya, tetapi setelah dikuasi orang lain, nilai gunanya besar sekali. Guna jasa (service utility) yaitu penambahan guna yang diperoleh karena sesuatu kegiatan yang berlangsung bersamaan dengan pemakaian jasa tersebut. Misal kegiatan yang dilakukan dokter, ahli hukum, dosen dan sebagainya. Dengan demikian produksi dapat diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan orang lain melalui pertukaran atau perdagangan. Bagaimana jika produksi untuk kebutuhan sendiri ? Termasuk produksi ? 3.2. Proses Produksi Sistem persaingan sempurna (perfect competition), keputusan barang apa yang diproduksi, berapa banyak yang diproduksi, bagaimana cara memproduksi, berapa banyak faktor produksi terletak kepada perusahaan. Yang menjadi pedoman adalah harga yang terbentuk akibat interaksi permintaan dan penawaran. Harga pasar ini merupakan keinginan konsumen dan produsen. Apabila harga naik karena permintaan bertambah lebih besar daripada pertambahan penawaran, maka pengusaha terdorong untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi tersebut. Dengan memproduksi lebih banyak maka keinginan konsumen terpenuhi, keuntungan produsen juga bertambah. 24 Bilamana masyarakat sudah menentukan jenis dan jumlah barang yang diinginkan dan produsen mengetahui besarnya produksi dan harga dari jenis barang yang harus diproduksi, maka produsen dapat memikirkan jenis dan jumlah barang yang akan dihasilkan. Setiap produsen hanya dapat menghasilkan sebagian kecil saja dari seluruh jumlah produk yang harus dihasilkan oleh seluruh produsen. Oleh karena itu produsen tidak dapat mempengaruhi tingkat harganya. Dengan demikian untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya, hanya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Memaksimumkan tingkat produktivitas dari faktor-faktor produksi yang digunakan b. Memimimumkan biya yang dibayarkan kepada faktor-faktor produksi yang digunakan. Antara jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah faktor-produksi yang digunakan terdapat hubungan yang sangat erat. Hubungan teknis antara jumlah keluaran (output) dan jumlah masukan (input) yang digunakan disebut Fungsi Produksi (production function). Fungsi produksi dari setiap barang ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, yaitu : Y = f (X) atau TP = f (N, R, k, T) Y = F (X). Y = fungsi dari, tergantung pada atau ditentukan oleh X. Apabila nilai X diketahui, akan diketahui nilai Y. Karena faktor produksi dalam kenyataannya lebih dari satu, maka hubungan tersebut akan dinyatakan sebagai : Y = f (X1, X2, X3, ……..Xn), dimana X1, X2, X3 melambangkan masing-masing produksi. TP = F (N, R, k, T). N = Jumlah tenaga kerja yang digunakan. K = Jumlah alat-alat modal T = Tingkat teknologi yang sedang digunakan dalam proses produksi R = sumber alam/tanah yang digunakan. Tabel berikut menggambarkan secara hipotetis fungsi produksi padi, yang menunjukkan hubungan antara produk padi dengan masukan tenaga kerja yang 25 digunakan, dengan asumsi ceteris paribus, yaitu asumsi input (masukan) lainnya dianggap konstan (dalam arti luas luas lahan sudah tetap, jumlah modal dan teknologi yang digunakan juga tetap). Tenaga Kerja / N (10orang) 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Produk Total (kw) (TP) 2 0 3 8 12 15 17 17 16 13 Produk Rata-Rata (AP) 3 0 3 4 4 3,75 2,40 2,83 2,28 1,62 Produk Marginal (MP) 4 3 5 4 3 2 0 -1 -3 Kolom 1 dan 2 = petani memperkerjakan 10 orang, maka produk totalnya 3 ton, dan lainnya. Kolom 3 = produk rata-rata (avarage product), yang merupakan hasil bagi total produk dengan jumlah tenaga kerja (N) yang digunakan. Atau AP = TP / N Kolom 4 = Produk marjinal (marginal product), yang menyatakan berapa jumlah tambahan produk yang akan dihasilan dari penambahan satu unit tenaga kerja. Atau MP = TP N atau MP = PTn – TP n -1 Berdasarkan tabel diatas penggunaan tenaga kerja ke 2, produk marjinal (MP) bertambah, setelah itu MP berkurang. Bahkan menjadi 0 pada saat TP mencapai jumlah maksimum (17, yaitu penggunaan tenaga kerja = 6). Setelah itu tambahan tenaga kerja (MP) negatif, sehingga produk totalnya juga terus menurun. Secara diagram hubungan antara kurva Produk Total (TP), Produk rata-Rata (AP) dan produk Marginal (MP) adalah sebagai berikut : 26 a. pada waktu penggunaan tenaga kerja sampai pada tingkat tertentu (titik A / inflection point) sehingga kurva TP cekung ke atas (0 sampai A), maka kurva AP kurva MP, menjadi naik, b. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang dihasilkan kurva TP yang bergerak naik dan cembung ke atas (A sampai C), kurva produk marginal (MP) menurun, c. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang menghasilkan kurva TP yang menurun, maka kurva MP berada di bawah sumbu horizontal (MP negatif), dan d. pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang membentuk garis singgung pada kurva TP persis melalui titik origin (titik 0) yaitu pada titik B dari kurva TP, maka MP = AP dan AP maksimum. Berikut ini tabel diatas diubah menjadi kurva. Produksi Padi (kw) Tahap I Tahap II Tahap III C 17 15 TP B 10 A 5 3 AP 0 1 2 3 4 5 6 7 8 (10 Tenaga Kerja). MP -3 27 Kurva produk marjinal (MP) yang menurun menggambarkan berlakunya Hukum tambahan hasil yang semakin kecil (The law of diminishing return) yang menyatakan : “An increase in some inputs relative to other comparatively fixed inputs will cause output to increase; but after a point the ekstra output resulting from the same additions of input will become less and less”. Sekalipun kenyataan sepeerti yang dinyatakan oleh hukum tersebut sudah berlaku sejak Nabi Adam, tetapi David Ricardo lah yang pertama kali menunjukkan nya. Oleh karena itu Ricardo disebut penemu hukum tersebut. Hukum tersebut menyatakan bahwa bila satu macam masukan ditambah penggunaannya sedang masukan yang lain tetap, maka tambahan keluaran yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit masukan yang ditambahkan tadi mula-mula akan menaik, tetapi setelah mencapai titik tertentu kemudian akan menurun terus bila masukan tersebut ditambah terus. Tambahan keluaran (output) yang dihasilkan dari penambahan satu unit variabel masukan (input) sering disebut Produk Marjinal dari masukan tersebut. Hukum tambahan hasil yang makin kecil sering disebut juga The law of diminishing marginal productivity atau The law of variable proportion. Implikasi hukum tambahan produktivitas yang makin kecil di indonesia, misalnya produksi beras di pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok yang luas areal pertanian tidak bertambah, sedangkan input / masukan tenaga kerja (penduduk) bertambah terus. Apabila jumlah tenaga kerja dalam areal pertanian yang sifatnya tetap (konstan), ditambah terus menerus akan menghasilkan produk marjinal makin kecil, bahkan mungkin menjadi nol atau negatif. Kalau di daerah tersebut sudah mencapai titik ini, berarti tambahan tenaga kerja (penduduk) di sektor pertanian justru mengurangi produk pertanian. Kenaikan produk (output) hanya mungkin jika ada perubahan teknologi, misalnya program Panca Usaha Tani dan atau menambah areal luas lahan di luar daerah tersebut. Misalkan skala operasi diperbesar, yaitu dengan menambah semua faktor produksi secara serentak dan dengan perbandingan yang sama, maka produk akan naik dengan jumlah 28 yang lebih besar daripada kenaikkan masukannya (Input). Jadi dalam proses produksi apabila masukan (input) dilipatduakan, maka output bertambah menjadi lebih dari dua kali lipat, kenyataan ini disebut Increasing return to scale atau bertambahnya kenaikan hasil skala. Increasing return to scale tampaknya hanya cocok untuk membentuk suatu usaha yang besar dengan hasil produk yang besar pula. Jadi bila permintaan suatu barang sangat kwecil, maka proses produksinya sederhana sambil menambah tenaga kerja, tetapi kalau permintaan menjadi besar, maka lebih menguntungkan diproduksi secara masal, dengan cara Increasing return to scale tersebut. Sebagai contoh keadaan pertanian di Jawa, dimana luar areal sudah tetap, maka akan mengakibatkan berlakunya the law of diminishing return. Tetapi untuk masa depan dapat dimbangi oleh bertambahnya kenaikan hasil skala tersebut secara masal. Fungsi produksi adalah hubungan fungsional antara tingkat masukan yang digunakan dan tingkat keluaran yang dihasilkan pada waktu tertentu. Namun demikian perlu dicermati bahwa fungsi produksi tidak hanya dipengaruhi oleh aspek teknis saja, melainkan aspek non teknis juga perlu dikembangkan, karena sangat mempengaruhi output. Sebagai contoh Korea Selatan dalam satu hektar tanah menghasilkan lima ton padi, dengan menggunakan input bibit unggul 25 kg/ha, urea 200 kg, TSP 75 kg dan lainlain. Ternyata di Indonesia dengan menggunakan input yang sama hanya menghasilkan tiga ton beras saja. Hal ini menunjukkan fungsi produksi tidak hanya menunjukkan fungsi teknis saja, tetapi juga melibatkan aspek non teknis, antara lain a) motivasi produsen, b) disiplin pelaku ekonominya, c) sikap hidup dan d) intensitas kerjanya. Jadi meskipun masukan yang digunakan sama, bila aspek-aspek non teknisnya berbeda, maka keluaran yang dihasilkan juga akan berbeda. 3.3. Faktor Produksi Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan barang-barang lain dalam bentuk yang lain yang terdapat disekitar manusia, misal sinar matahari, udara (N, O), air, tanah 29 dengan semua mineral didalamnya dan manusia sendiri. produksi. Hal ini dinamakan faktor Jadi semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut fakrtor produksi. Sebagian ahli ekonomi membagi faktor produksi dalam dua kelompok besar, yaitu modal dan tenaga kerja. Modal terbagi dalam modal buatan manusia, yang terdiri dari bangunan, mesin, jalan raya dan kereta api, bahan baku, persediaan barang jadi dan setengah jadi dalam gudang dan lahan. Sinar matahari sangat penting dalam proses produksi pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan, namun kurang penting dalam proses produksi industri. Tenaga kerja terbagi dalam tenaga kerja dalam arti sempit dan kewirausahaan (enterpreneurship), sebagai kemampuan manusia untuk mengorganisasi faktor produksi lain beserta resiko yang dipikulnya berupa keuntungan dan kerugian. Dengan demikian faktor produksi terdiri dari empat macam, yaitu modal, lahan, tenaga kerja dan kewirausahaan. Dalam teori ekonomika, faktor produksi disebut juga sumber ekonomi atau sumber produksi. Sumber produksi terbagi dalam tiga macam, yaitu a) sumberdaya alam (natural resources) yang terdiri dari sinar matahari, udara, air, tanah, mineral dan hutan, b) sumberdaya manusia (human resources) dan sumberdaya buatan (man-made resources) yang terdiri dari modal buatan manusia. Sumberdaya alam dapat dibagi menjadi sumberdaya tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources), sepert mineral dan sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources). a. Sumberdaya Lahan Yang dimaksud lahan disini bukanlah sekedar lahan untuk ditanami, atau untuk ditinggali, tetapu termasuk segala sumberdaya alam. Itulah sebabnya faktor produksi ini sering disebut natural resources disamping pula disebut land (lahan). Dengan demikian istilah lahan adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal dari atau disediakan alam, yang antara lain meliputi : 30 - Sebagai tenaga dan media pertumbuhan baik pertanian, perikanan maupun pertambangan. - Tenaga air, baik pengairan, penggaraman, maupunpelayaran, termasuk air untuk perusahan air minum. - Ikan dan mineral, baik darat, danau, tambak, kuala maupun laut. - Tanah yang diatasnya didirikan bangunan. - Living stock, seperti ternak dan binatang lain bukan ternak. - Iklim, cuaca, curah hujan dan sebagainya. - Bebatuan dan kayu-kayuan dan sebagainya. b. Sumberdaya Manusia (Tenaga kerja) Tenaga kerja (labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji, bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya, namun lebih luas lagi, yaitu human resources. Human resources atau sumberdaya manusia meliputi kemampuan mereka untuk berfikir dan bekerja yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi barang dan jasa. Dengan melihat kemampuan bekerja dan berfikir, maka tenaga kerja dapat dibedakan tiga golongan. - Pertama, tenaga kerja tidak terdidik, yaitu tenaga kerja yang tidak mempunyai pendidikan sehingga kemampuan kerjanya berasal dari kekuatan jasmaninya., misal petani, kuli batu, tukang becak, penjaga malam, pelayan toko dan lainnya. - Kedua, tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang telah memperoleh sedikit pendidikan dan latihan dalam bidang pekerjaan tertentu, misalnya tukang kayu, penjahit, ahli masak, montir dan lainnya. - Ketiga, tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, misalnya akuntan, arsitek, dokter, teknisi dan lain-lain. 31 c. Sumberdaya Modal (Real Capital Goods) Modal adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dengan maksud menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, misal jalan, peralatan industri dan lainnya. Dalam pengertian sehari-ari modal (kapital) adalah dana/uang yang merupakan tabungan masyarakat yang dapat digunakan untuk keperluan spekulasi, dipinjamkan utau membeli surat berharga dan investasi. Oleh karena itu pengertian tadi tidak dianggap sebagai faktor produksi, melainkan tabungan. Kapital dalam masyarakat terdiri dari persediaan segala sesuatu yang dimiliki masyarakat pada suatu saat tertentu. Pembuatan peralatan baru atau pembuatan tambahan kapital disebut investasi. Barang dan jasa yang dihasilkan selama setahun, sebagian dibeli oleh konsumen dan sebagian lagi dipergunakan untuk menambah peralatan yang ada atau investasi. d. Sumberdaya Kewirausahaan (Kemampuan Tata Laksana/Skill) Ketiga faktor produksi diatas adalah faktor produksi tangible (dapat diraba), tetapi faktor produksi kewirausahaan bersifat intangible, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan. Skill serting disebut juga enterpreneurship (kewirausahaan). Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan sesuatu perusahaan sehingga dapat berjalan dengan efisien dan menguntungkan. Fungsi kewirausahaan adalah mengorganisasi dan menggabungkan berbagai jenis faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Keempat faktor produksi tersebut adalah unsur-unsur yang harus bekerja demi terlaksananya proses produski, dengan demikian keempat faktor produksi harus dibayarkan balas jasanya (pendapatan). Balas jasa (pendapatan) faktor produksi tanah adalah sewa (rent). Usaha apapun tanah yang dipergunakan untuk ditanami, didirikan bangunan atau apapun juga harus dibayarkan sewanya, sekalipun lahan tersebut milik 32 sendiri. Dalam hal ini, baik diusahakan sendiri atau orang lain, maka haruslah dianggap seolah-olah disewakan untuk orang lain, sehingga sewanya tetap harus dibayarkan. Balas jasa (pendapatan) tenaga kerja adalah upah (wage), gaji (salary) dan royalty. Upah dan gaji sering lebih dikenal sebagai pendapatan tenaga kerja langsung dan tidak langsung, sedangkan royalty secara umum adalah honoraium. Royalty secara luas adalah pembayaran karena dipakainya sebuah patent, sedangkan patent adalah semacam hak untuk mengedarkan sesuatu hasil produksi dan lain-lain yang sejenis dengannya. Tenaga kerja tetap harus dibayarkan, sekalipun tenaga kerja sendiri, misal suami, istri dan anak dengan anggapan seolah-olah orang lain yang diperkerjakan. Balas jasa penggunaan modal adalah bunga (interest). Bunga adalah sewa bagi uang, baik modal uang (money capital) maupun barang modal (capital goods) dan baik modal sendiri maupun modal asing (pinjaman). Deviden adalah semacam bunga juga yang dibayarkan kepada mereka yang ikut serta dalam permodalan. Balas jasa atas pemanfaatan enterpreneurship adalah laba. Laba dapat dibagi menjadi tiga bagian, pertama pajak perusahaan (corporate tax), yaitu pembayaran pajak atas laba kepada pemerintah. Kedua, laba yang tidak dibagikan (undistributed corporate profit) karena digunakan untuk cadangan perusahaan maupun untuk usaha perluasan perusahaan. Ketiga, laba yang dibagikan dalam bentuk deviden, yakni bagian laba untuk para pemegang saham. Bagian pertama dan kedua tidak diberikan oleh enterpreneurship, hanyalah bagian ketiga yang diterima oleh enterpreneurship sebagai balas jasa. 3.4. Badan Usaha Kegiatan produksi diselenggarakan oleh badan usaha atau perusahaan, yang merupakan satuan ekonomi dalam menyelenggarakan proses produksi. Di Indonesia perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dikelompokkan ke dalam : - Perusahaan swasta. 33 - Koperasi. - Perusahaan Negara - Perusahaan Daerah. a. Perusahaan Swsata Perusahaan swasta adalah perusahaan-perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta, baik swasta nasional, asing maupun gabungan swasta asing dan nasional. Dari sudut yuridis, perusahaan swasta dibedakan menjadi : - Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang pemiliknya adalah orang seorang yang melakukan kegiatan produksi untuk mendapatkan laba. Modal perusahaan dapat berasal dari pemilik sendiri, modal pinjaman, kredit penjualan yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepadanya, atau kredit pembelian yaitu pinjaman yang diberikan calon pembeli kepadanya. Perusahaan perseorangan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas, artinya bila gagal, maka segala harta kekayaannya menjadi tanggungan dari hutang-hutangnya. Setiap orang mudah mendirikan perusahaan ini, karena undang-undang tidak memberikan peraturan tentang hal ini. Lapangan pekerjaan harus mendapatkan izin pemerintah, walaupun prakteknya banyak yang tidak mempunyai izin. Bentuk perusahaan ini paling banyak di Indonesia, contoh penjahit, pemotong rambut, angkutan, penyalur harian, reparasi radio, warung dan lainnya. - Perusahaan Persekutuan Perusahaan persekutuan dibedakan menjadi Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer. Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Mereka yang bersekutu dapat mendirikan dengan membauat akte resmi atau akte di bawah tangan. Tiap sekutu bertanggung jawab atas hutang persekutuan. Bila memperoleh keuntungan maka laba dibagikan 34 kepada para sekutu. Apabila seorang sekutu tidak menyertakan modal dan hanya tenaga kerja, maka pembagian keuntungan dan kerugian dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan modal. Persekutuan komanditer adalah perusahaan yang dijalankan persekutuan. Perusahaan ini dijalankan oleh sekutu yang bekerja (sekutu komplemen) yang bertanggung jawab sepenuhnya atas hutang piutang perushaan. Contoh lima orang menyumpulkan dana untuk mendirikan kios saprodi, dimana dua orang menjalankan usaha disebut sekutu komplemen dan tiga orang tidak menjalankan usaha disebut sekutu komanditer. - PerseroanTerbatas (PT) Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang dipisahkan dari kekayaan pribadi, dan yang dibagi atas beberapa saham. Pemegang saham sebagai pemilik yang bertanggung jawab secara terbatas, yaitu sebesar saham yang dimilki. Oleh karena itu dikenal dengan perseroan terbatas. Pendirian PT harus dengan akte notaris dan disahkan Menteri Kahakiman. Seperlima jumlah saham yang direncanakan harus sudah disanggupi para pendiri dan 10 % modal tersebut sudah disetor ke kas. Kekuasaan tertinggi PT terletak pada pemegang saham. Para pemegang saham memilih direksi (pengurus) sebagai pimpinan dan komisaris yang bertugas mengawasi direksi atau sekedar ikut serta dalam pengurusan. Pemegang saham yang memilki 100 saham mempunyai tiga hak suara, lebih dari 100 saham dibatasi maksimum 6 hak suara. Di AS masing-masing pemegang saham mempunyai sah hak suara untuk tiap saham yang dimilikinya. Jenis PT adalah satu, PT Umum, yaitu PT yang kebutuhan modalnya diperoleh dengan menjual surat saham di bursa. Kedua, PT Perseorangan, yaitu jenis PT yang seluruh sahamnya jatuh ke tangan seseorang dan sekaligus pempinan. Ketiga PT Tertutup, yaitu PT yang saham diberikan atas nama dan seringkali 35 diperkenankan membelinya adalah orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga. Keempat, PT Terbuka (tbk), yaitu jenis PT yang terbuka untuk setiap orang. b. Koperasi Koperasi merupakan lembaga ekonomi berwatak sosial, yang merupakan perusahaan yang sesuai UUD 1945, pasal 33 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Berdasarkan UU No 12 Tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Pendirian koperasi sekurang-kurangnya 20 orang dan melalui rapat anggota dipilih pengurus koperasi dan dibuat akte pendirian oleh pejabat yang berwenang. Alat perlengkapan organisasi koperasi adalah : a) rapat anggota, b) pengurus, wajib melaksanakan keputusan rapat anggota dan wajib melaksanakan tugas yang ditentukan anggaran dasar dan rumah tangga, dan c) badan pemeriksa, sewaktu-waktu berwenang meneliti segala catatan seluruh kekayaan koperasi dan kebenaran pembukuan serta mengumpulkan segala kekurangan yang diperlukan siapapun. c. Perusahaan Negara Sesuai Inpres Presiden RI No 17 Tahun 1967, maka perusahaan negara digolongkan menjadi tiga, yaitu : - Perusahaan Jawatan, mempunyai ciri yaitu a) pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat, b) merupakan bagian dari Departemen, Dirjen, Direktorat atau Pemda, c) dipimpin seorang kepala yang bertanggung jawab kepada atasan dalam hirarki pemerintah, d) memperoleh fasilitas negara dan pegawainya pegawai negari. - Perusahaan Umum, mempunyai ciri yaitu a) melayani kepentingan umum, b) memupuk keuntungan, c) berstatus badan hukum, d) bergerak di bidang jasa vital, 36 public utilities, e) hubungan hukumnya diatur secara hubungann perdata, f) modal dimilki negara, g) dipimpin direksi, h) pegawainya pegawai perusahaan negara, dan i) laporan tahunan disampaikan kepada pemerintah. - Perusahaan Terbatas (Persero), mempunyai ciri, yaitu a) memupuk keuntungan, b) sebagai badan hukum perdata yang berbentuk Perusahaan Terbatas (PT), c) seluruh/sebagian modal milik negara, d) tidak memiliki fasilitas negara, e) dipimpin direksi, f) pegawainya berstatus pegawai swasta, dan g) peranan pemerintah sebagai pemegang saham. d. Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki PEMDA. Perusahaan daerah bertujuan mencari keuntungan yang nantinya dapat dipakai untuk pembangunan daerah. Kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara untuk menghindari praktek usaha yang tidak efisien. Sesuai Skep Mendagri No 18 Tahun 1969, pengurusan Perusahan Daerah dilakukan oleh Gubennur/Kepala Derah, contoh Purosani, PD Percetakan Radya Indria, PDAM. 37 LATIHAN Jelaskan kembali konsep-konsep : a. Produk rata-rata b. Fungsi produksi c. Produk total d. Produk marjinal e. Hasil skala (return to scale) 2. Ringkankanlah hukum tambahan hasil yang makin kecil, dengan menggunakan contoh yang anda temui di kehidupan sehari-hari. 3. Diskusikan dengan teman anda : a. aspek non teknis yang mempengaruhi fungsi produksi. b. Contoh-contoh aspek non teknis di bidang pertanian. 4. Lengkapilah tabel di bawah ini dan gambarkan kurva TP, AP, dan MP dalam satu diagram. Tenaga Kerja / N (orang) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Produk Total /TP (ton) 0 2 5 9 12 14 15 15 14 12 Produk Rata-Rata (AP) Produk Marginal (MP) 38 POKOK BAHASAN IV ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW) A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan bagaimana perputaran mesin perekonomian berlangsung dalam masyarakat B. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan mengetahui : a. arti pendapatan nasional (PDB) b. fungsi masing-masing sektor kegiatan ekonomi c. komponen sistem ekonomi secara agregat METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN IV ARUS PERPUTARAN MESIN PEREKONOMIAN (CIRCULAR FLOW) Studi ekonomi yang mempelajari aktivitas ekonomi secara keseluruhan atau rata-rata dari suatu negara yaitu mempelajari kegiatan perekonomian antara komponen sistem ekonomi secara aggregat suatu negara. Komponen sistem ekonomi agregat dapat meliputi : pendapatan, employment, harga dan uang. 4.1. Model Ekonomi Sederhana Secara sederhana kegiatan perekonomian dinamakan model ekonomi dua sektor, yaitu model dengan menganggap bahwa ekonomi hanya terdiri dari sektor rumah tangga (household) dan sektor perusahaan (bisnis). perkonomian dianggap tidak terdapat kegiatan Ini berarti bahwa dalam pemerintah dan perdagangan internasional. Sektor rumahtangga (household) terdiri dari orang-orang, baik perorang, kelompok, lembaga maupun badan-badan yang berfungsi sebagai: a. Konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa dengan jalan membelanjakan semua pendapatannya. Ini berarti tidak ada orang yang menabung. b. Pemilik faktor produksi, yaitu pihak yang menawarkan berbagai jenis faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor perusahaan yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Jenis faktor produksi adalah tanah, tenaga kerja, modal dan kewiraswastaan. Sektor perusahaan terdiri dari perusahan swasta asing (PMA) dan nasional, perusahaan negara (BUMN), dan koperasi yang berfungsi sebagai: 40 a. Penjual, yaitu mereka yang menjual semua barang yang diproduksikannya. Ini berarti stok barang dari produsen tidak pernah mengalami perubahan. b. Produsen, yaitu mereka yang mengkombinasikan berbagai jenis faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa, serta membayar penggunaan faktor produksi dari pendapatan hasiil penjualan produksinya. Pada gambar dapat dilihat arus perputaran kegiatan ekonomi dengan dua sektor atau 2 (dua) mesin yang dihubungkan dengan 4 (empat) arus yang saling berlawanan. Arus bagian atas adalah arus uang (penerimaan) dan arus barang dan jasa. Arus bagian bawah meliputi arus faktor produksi dan arus uang (pendapatan). Arus Uang (Konsumsi) (Rp. 10000) SEKTOR RUMAHTANGGA (Rp. 10.000) Arus Barang dan Jasa SEKTOR PERUSAHAAN Arus Faktor Produksi (Rp. 10000) (Rp 10.000) Arus Uang (Pendapatan) Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 2 (dua) sektor Digambarkan bahwa arus faktor produksi yang mengalir dari sektor rumahtangga ke sektor perusahaan. Untuk itu rumahtangga memperoleh bajas jasa atau pembayaran atas penggunaan jenis faktor produksi yang dapat dikelompok sebagai berikut : Jenis faktor produksi : a. Tanah b. Tenaga kerja c. Modal d. Kewiraswastaan Macam Pembayaran yang Diperoleh : a. b. c. d. Sewa Upah atau gaji Bunga Laba 41 Arus balas jasa (pembayaran) ini dipandang dari rumahtangga berupa pendapatan dan bilamana dilihat dari perusahaan disebut biaya produksi. Perusahaan memproduksi barang dan jasa yang dijual kepada rumahtangga. Rumahtangga dapat membeli barang dan jasa ini karena mereka mempunyai pendapatan. Arus ini dilihat dari rumahtangga disebut pengeluaran rumahtangga dan bilamana dilihat dari segi perusahaan disebut pendapatan perusahaan. Dalam kenyataannya, transaksi bukan hanya antar perusahaan dan rumahtangga. kegiatan dapat berlangsung dari perusahaan satu dengan perusahan yang lain. Petani sebagai pengusaha membeli pupuk ke pabrik pupuk, pabrik pupuk memberi bahan baku pupuk dari perusahaan lainnya. Oleh karena itu produk perusahaan tidak langsung selalu dijual kepada konsumen, produk semacam ini disebut produk setengah jadi (intermediate product). Nilai barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan dan kemudian dibeli sektor rumahtangga yang disebut dengan Produk Nasional. Sedangkan nilai dari pengeluaran atau belanja sektor rumahtangga untuk memperoleh barang dan jasa disebut dengan Pengeluaran Nasional atau Belanja Nasional. 4.2. Model Ekonomi Modern A. Model Ekonomi Modern 2 (Dua) Sektor Kegiatan ekonomi tidak hanya seperti diatas, namun dapat juga digambarkan sebagai sistem pompa hidrolika, yang menyebabkan terjadinya kebocoran (leakage) maupun injeksi (injection). Kebocoran terjadi bila pendapatan rumahtangga tidak seluruhnya dikonsumsi, melainkan disimpan misalkan Rp. 1.000,-. Dengan demikian produsen hanya mampu menjaul produksi sebesar Rp. 9.000,-, hal demikian menunjukkan adanya kebocoran yang akan mengurangi produksi. 42 Namun demikian produsen berkeinginan membeli Rp. 1.000,- simpanan/tabungan rumahtangga untuk menambah kapasitas produksinya. dari Hal ini berarti bilamana rumahtangga berkeinginan mengurangi konsumsinya, menyebabkan adanya output yang tidak dikonsumsikan yang akan digunakan oleh produsen untuk menambah kapasitas berproduksi. Bilamana keinginan investasi sama dengan simpanan, maka keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan pada tingkat pendapatan dan produksi semula, sehingga gambar 1 dapat disempurnakan menjadi gambar 2. Arus Uang /Konsumsi (Rp. 9.000,-) Arus Barang dan Jasa (Rp. 10.000) SEKTOR RUMAHTANGGA (Rp. 10.000) SEKTOR PERUSAHAAN Arus Faktor Produksi (Rp. 1.0000) (Rp 10.000) Arus Uang (Pendapatan) (Rp. 10.000) PASAR MODAL Simpanan (Rp. 1.000) Investment (Rp. 1.000) Gambar 2. Arus Perputaran Mesin Ekonomi 2 (dua) sektor B. MODEL EKONOMI MODERN 3 (TIGA) SEKTOR Gambar 3 menunjukkan, Output total Rp. 10.000,- yang menghasilkan pendapatan sebelum dikurangi pajak Rp. 10.000,- Pemerintah menarik pajak Rp. 1.000,- dari sektor rumahtangga, sehingga pendapatan rumahtangga menjadi sebesar Rp. 9.000,-. Diasumsikan dengan menurunnya pendapatan setelah dikurangi pajak ini menyebabkan konsumsi 43 rumahtangga berkurang Rp, 900 dan simpanan juga berkurang rumahtangga Rp. 100. Dengan demikian maka simpanan menjadi Rp. 900,- dan pemerintah seharusnya bernilai Rp. 9000 sehingga menyebabkan jumlah permintaan tetap Rp. 10.000,- Arus Uang /Konsumsi (Rp. 8.100,-) Arus Barang dan Jasa (Rp. 10.000) SEKTOR RUMAHTANGGA SEKTOR PERUSAHAAN (Rp. 10.000) (Rp 10.000) Arus Faktor Produksi (Rp. 10.000) Arus Uang (Pendapatan) (Rp. 10.000) Simpanan (Rp. 900) Investment (Rp. 1.000) PASAR MODAL Rp 100 PEMERINTAH Pajak (Rp. 1000) Pembelian Pemerintah ( Rp 900) Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 3 (tiga) sektor Dapat dilihat bahwa pengeluaran pemerintah tidak sama dengan pajak, simpanan tidak sama dengan investasi. Yang perlu dipenuhi untuk mencapai keseimbangan yaitu pengeluaran harus sama dengan output total, atau dengan kata lain total kebocoran harus sama dengan injeksi. Dalam contoh di atas: pajak dan simpanan mengurangi konsumsi menjadi Rp. 8.100. Selanjutnya permintaan sisanya Rp. 1.900 yang dapat berbentuk intended investasi, pengeluaran atau kombinasi keduanya. Bilamana investasi lebih kecil dari simpanan, maka pengeluaran pemerintah harus dapat mengkompensasikan dengan cara pengeluaran pemerintah lebih besar dari pajak. 44 C. Model Ekonomi Modern 4 (Empat) Sektor Dalam kenyataannya masyarakat yang terlibat dalam arus perputaran mesin ekonomi ada empat yaitu : a. Sektor Rumahtangga b. Sektor Perusahaan (Bisnis) c. Sektor Pemerintah (Pusat, Pemprov, Pemkab/Pemkot, Pemdes) d. Sektor Luar Negeri Dengan masuknya sektor pemerintah dan luar negeri , maka arus perputarannya menjadi lebih rumit. Kerumitan ini muncul karena arus barang dan jasa dari perusahaan tidak hanya mengalir se sektor rumahtangga melainkan juga ke sektor pemerintah dan sektor luar negeri sebagai ekspor/impor (lihat gambar). Pemerintah adalah konsumen bagi barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan dan bagian pemerintah yang lain. Jadi, pemerintah dalam perekonomian Indonesia berfungsi sebagai : a. produsen barang dan jasa, seperti hankam dan hukum, listrik, air dan gas, pendidikan, kesehatan, pertambangan, pengangkutan dan lainnya. b. arus uang dari sektor rumahtangga, perusahaan, dan sektor luar negeri ke sektor pemerintah, berupa pembayaran pajak, cukai, retribusi dan lainnya. c. arus uang dari pemerintah ke sektor lainnya, berupa subsidi, hadiah, bantuan, upah dan gaji, pembelian barang dan lainnya. Sektor luar negeri mempunyai uang untuk membayar barang dan jasa yang diimpornya dari Indonesia dari berbagai sumber mereka sendiri. Uang pembayar dari luar negeri ini bernama Devisa, sebagai hasil ekspor Indonesia ke luar negeri. Sektor luar negeri juga mengirimkan barang dan jasa sebagai impor Indonesia dan sebagai balas jasanya 45 adalah pembayaran ke luar negeri dengan devisa sebagai hasil ekspor Indonesia ke luar negeri. Demikian halnya dengan faktor-faktor produksi selain digunakan oleh sekttor perusahaan juga digunakan sektor pemerintah dan luar negeri, dan tentunya sebagai balas jasa atau pembayarannya arus uang mengalir ke rumahtangga berupa upah/gaji, sewa, bunga dan laba. Demikian perputaran mesin ekonomi ini berlangsung dan tidak henti- hentinya. Apabila arus perputaran mesin ekonomi berhenti, berarti berhenti pula kegiatan produksi barang dan jasa, berhenti pula arus pendapatan, sehingga menganggurlah faktorfakrtor produksinya. Jadi penghentian arus perputaran ekonomi berarti bencana. Sebaliknya semakin giat perputaran mesin ekonominya, berarti pula semakin besar produk nasionalnya. Gaji dan Upah, Pelayanan Pemerintah, SEKTOR PEMERINTAH Faktor Produksi, Pajak SEKTOR RUMAHTANGGA Uang (Pembayaran) Barang & Jasa Arus Uang / Faktor Produksi Arus Barang dan Jasa / Pendapatan Pembayaran Luar Negeri Impor SEKTOR LUAR NEGERI Pembayaran Luar Negeri / Expor SEKTOR PERUSAHAAN (BISNIS) Impor Impor / Devisa Pembayaran Luar Negeri / Expor Gambar Arus Perputaran Mesin Ekonomi 4 (Empat) sektor 46 LATIHAN 1. Jelaskan arus kegiatan barang, faktor produksi, dan uang dalam perekonomian dengan empat sektor 2. Apakah akibatnya apabila aliran barang dan jasa dari perusahaan ke rumahtangga terputus ? 3. Jelaskan yang dimaksud denganuang pembayar dari luar negeri ini bernama Devisa. 4. Jelaskan yang dimaksud dengan rumahtangga memperoleh bajas jasa atau pembayaran atas penggunaan jenis faktor produksi yang dimilikinya. PUSTAKA Hartowo, Dewi Faunah, dan FX Winarti. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Karunika, Universitas Terbuka. Jakarta Kiptiyah, SM. 1993. Makro Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang Partadiredja, Ace. 1994. Pengantar Ekonomika. BPFE. Yogayakarta. Semaoen, Iksan, 1993. Mikroekonomi Consumer Behaviour. Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang 47 POKOK BAHASAN V PENGUKURAN PRODUK ATAU PENDAPATAN NASIONAL A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa diharapkan mengetahui bagaimana cara menghitung produk nasional (PDB). B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa diharapkan menjelaskan : a. pendekatan perhitungan pendapatan nasional b. perbedaaan GNP, NNP, NI, PI, DI c. hubungan produk nasional menurut alur atas dan bawah METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN V PENDEKATAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL Untuk menghitung nilai seluruh perekonomian dalam suatu tahun tertentu. hasil produksi yang dihasilkan suatu Untuk mengukur tingkat hasil kegiatan ekonomi dilakukan dengan tiga cara (pendekatan), yaitu: 1. Pendekatan Produksi: Nilai dari seluruh hasil produksi (output) yang diperoleh dari penjumlahan nilai-nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha yang ada dalam perekonomian. Hasil perhitungannya disebut Produk Domestik Bruto. 2. Pendekatan Pengeluaran: Nilai dari seluruh hasil produksi (output) yang diperoleh dari penjumlahan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga dan perusahaan, pemerintah dan perdagangan internasional atas produk barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara. Hasil perhitungannya disebut Pengeluaran Nasional atau Belanja Nasional. 3. Pendekatan Pendapatan: Nilai seluruh hasil produksi dalam perekonomian yang diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan seluruh faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, yaitu pendapatan dari sumberdaya alam, tenaga kerja, modal yang ditawarkan dan keahlian kepemimpinan (kewiraswasataan). Hasil perhitungannya dinamakan Pendapatan Nasional. 5.1. Hubungan Antara Produk Nasional, Pendapatan Nasional Menurut Alur Atas Dan Bawah Istilah pendapatan nasional merupakan pengertian yang agak kompleks. Dalam istilah pendapatan nasional itu terkandung lima jenis pendapatan, yaitu : 1. Produk nasional bruto 2. Produk Nasional neto 49 3. Pendapatan nasional 4. Pendapatan personal 5. Pendapatan disposabel. Hubungan antara produk nasional bruto, produk nasional neto, pendapatan nasional, pendapatan personal dan pendapatan disposabel dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. Penyusutan Investasi Bruto InvestasiNett o PP Tak Bagi LabaTak Bagi Lab tak Dibagi PajakKorporasi Transfer Payment Pajak Perorangan Tabungan Perorangan Dividen Pemerintah Pemerintah Bunga Konsumsi Upah dan Gaji Upah dan Gaji Bunga Bunga Konsumsi Sewa Konsumsi Pendapatan Perusahaan Bkn Korprs GNP NNP (Arus Produk/Alur Atas) Bawah) NNP Konsumsi Sewa Pendapatan Perusahaan Bkn Korprs NI PI DI DI (Arus Biaya&Pendapatan/Alur Gambar Hubungan Antara GNP, NNP, Ni, PI, DI Menurut Alur Atas dan Bawah 5.2. Penjelasan 1. Produk Domestik Bruto (GDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah Nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode tertentu (1 satu). 50 2. Domestik artinya produk yang dihitung dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari dalam atau luar negeri. 3. Bruto artinya termasuk sejumlah penyusutan barang-barang modal yang digunakan untuk berproduksi. 4. Produk artinya nilai tambah produk yang berbentuk barang dan jasa, dan dihitung berdasarkan kelompok lapangan usaha. 5. Pendapatan neto faktor luar negeri (PNLN) atau Net Factor Income From Abroad (NEFIFA) adalah perbedaan nilai dan pendapatan faktor produksi yang dimiliki negara lain yang digunakan negara itu dan pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi negara itu itu yang digunakan oleh negara lain. 6. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah hasil pengurangan PDB dengan Pendapatan neto faktor luar negeri (PNLN). Atau PNB adalah penjumlahan dari semua barang dan jasa akhir atau semua nilai tambah yang dihasilkan oleh warga dari suatu negara tertentu dalam periode waktu teretntu (1 tahun). 7. Negara maju : PDB < PNB, contoh AS, Jepang, Inggris, Jerman 8. Negara berkembang : PDB > PNB, contoh Indonesia. 9. PNB atau GNP menurut penggunaannya terdiri dari : a. Pengeluaran Konsumsi rumahtangga (C) b. Pengeluaran Pemerintah (G) c. Investasi bruto (I) d. Ekpor Neto (X-M) 9. Jadi GNP = C = I + G + (X-M) 51 10. Pengeluaran rumahtangga (C) adalah pengeluaran yang dibelanjakan oleh semua sektor rumahtangga. Sektor rumahtangga terdiri dari orang-orang, baik perorang, kelompok, lembaga maupun badan-badan yang berfungsi sebagai : Konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa dengan jalan membelanjakan semua pendapatannya. Ini berarti tidak ada orang yang menabung. Pemilik faktor produksi, yaitu pihak yang menawarkan berbagai jenis faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor perusahaan yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Jenis faktor produksi adalah tanah, tenaga kerja, modal dan kewiraswastaan. 11. Pengeluaran perusahaan atau Investasi (I) adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal guna mendirikan perusahaan atau memperluas perusahaannya. Investasi meliputi a) barang modal, b) persediaan bahan mentah, dan c) persediaan barang jadi dan setengah jadi. Investasi Bruto adalah investasi yang masih mengandung angka penyusutan, dan Investasi Neto adalah investasi dikurangi penyusutan 12. Pengeluaran Pemerintah (G) adalah jumlah pembelian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap barang dan jasa yang dibeli dari sektor rumahtangga, perusahaan dan luar negeri. 13. Net ekspor merupakan nilai ekspor dikurangi dengan impor. 14. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto (PNN) adalah GNP dikurangi dengan penyusutan. jadi NNP adalah barang konsumsi yang dihasilkan ditambah dengan barang modal baru, yang merupakan tamabahan pada jumlah peralatan modal yang sudah ada (investasi neto). 15. Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI) adalah jumlah seluruh penerimaan anggota masyarakat sebagai balas jasa karena ikut serta dalam proses 52 produksi atau penjumlahan dari upah, sewa, bunga dan laba. Perhitungan NI diperoleh dari NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak penjualan. 16. Personal Income (PI) adalah semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan kegiatan apapun yang diterima masyarakat suatu negara. PI dapat diperoleh dari NI dikurangi dengan dividen tidak dibagi, pajak perseroan dan iuran jaminan sosial, dan ditambahkan dengan transfer payment. 17. Transfer payment adalah pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan kegiatan apapun yang diterima masyarakat, antara lain : a. Uang pensiun b. Bantuan kaum veteran c. Bantuan bencana lam d. Bea siswa 18. Pendapatan Disposabel (PD) atau Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang siap untuk segera dibelanjakan atau dikonsumsikan oleh sektor rumahtangga dan sisanya ditabung. Perhitungan DI adalah PI dikurangi pajak perorangan, misal pajak penghasilan, pajak kekayaan dan sebagainya. 53 LATIHAN 1. Jelaskan arus kegiatan barang, faktor produksi, dan uang dalam perekonomian dengan empat sektor 2. Apakah akibatnya apabila aliran barang dan jasa dari perusahaan ke rumahtangga terputus ? 3. Sebutkan ketiga cara / pendekatan menghitung Pendapatan Nasional. apakah sebabnya bahwa ketiga cara tersebut menghasilkan jumlah yang sama. 4. Gambarkan hubungan antara PNB, PNN, PN, PP, dan PD. 5. Sebuah perusahaan agribisnis menjual salah satu perkebunan coklat yang dibelinya lima tahun lalu seharga Rp. 20 Milyard kepada seseorang. Perusahaan menyerahkan perkebunannya dan orang itu membayarkan uangnya, apakah perkebunan ini yang harganya Rp. 20 Milyard termasuk PDB tahun ini ? 6. Apakah pentingnya menghitung pendapatan per kapita dalam uang asing ? 7. Apabila sebuah pabrik pengolahan pertanian terbakar habis, dimanakah nilai pabrik yang hilang itu nampak dalam perhitungan pendapatan nasional? 8. Ada seseorang mengkritik PNB sebagai berikut : Apabila pemerintah mengeluarkan uang untuk memperbaiki sebidang tanah hingga menjadi tanah yang subur, maka pengeluaran ini tidak akan masuk PNB, jadi PNB memberikan gambaran yang keliru” Benarkah pernyataan demikian. F. PUSTAKA Hartowo, Dewi Faunah, dan FX Winarti. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Karunika, Universitas Terbuka. Jakarta Kiptiyah, SM. 1993. Makro Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang Partadiredja, Ace. 1994. Pengantar Ekonomika. BPFE. Yogayakarta. Semaoen, Iksan, 1993. Mikroekonomi Consumer Behaviour. Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang 54 POKOK BAHASAN VII UANG DAN BANK A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu menguraikan peranan uang dan fungsi perbankan dalam kehidupan ekonomi. B. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan: a. menyebutkan menjelaskanfungsi uang peranan. b. menjelaskan likuiditas perekonomian. c. menyebutkan faktor penawaran dan permintaan uang. d. menjelaskan teori kuantitas uang. METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN VII UANG DAN BANK 7.1. PENAWARAN UANG A. Proses Pertukaran Mekanisme perputaran mesin ekonomi berdasarkan pembagian kerja masyarakat yang komplek. Masing-masing pihak mempunyai kebutuhan yang hendak dipebuhi. Didalam pemenuhan kebutuhan terjadi proses pertukaran. Proses pertukaran mengalami perkembangan, yang dapat dibagi menjadi tiga macam periode, yaitu sistem ekonomi a) barter, b) uang dan c) kredit. Sistem barter berlangsung pada masyarakat primitif, yang mempunyai tiga kesulitan pokok, yaitu: a) dalm mencari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama, b) dalam menentukan standar barang yang ditukarkan, dan c) dalam membagi bagi barang yang dipertukarkan dalam satuan yang lebih kecil sesuai dengan yang diperlukan tanpa mengubah nilainya, Sejalan dengan berkembangnya proses pertukaran, ditemukan barang yang dapat diterima sebagai perantara pertukaran. Dalam sejarah dikenal dengan bulu, besi, tembaga, perak dan emas. Dalam perkembangannya hanya perak dan emas yang dapat memegang peran sebagai perantara pertukaran, karena mempunyai sifat: a) dapat diterima oelh semua pihak, b) dapat tahan lama dan homogen, dan c) dapat ditentukan kualitas dengan nilai yang relatif stabil. Setelah pemerintahan bertambah kuat dan mampu secara hukum memaksakan sesuatu benda untuk dijadikan alat tukar, maka berkembanglah uang kertas. Nilai nominal (yang tertera) uang kertas lebih tinggi daripada nilai intrinsik (material). Perkembangan uang kertas terbagi menjadi 2 bentuk uang, yaitu uang kartal dan giral. 63 Uang kartal lebih dilihat dari sisi masyarakat, sedangkan uang giral berasal dari tabungan giral di Bank, melalui cek. Perkembangan lebih lanjut dirasakan uang kertas kurang digunakan lagi terutama bila berskala besar. Bahkan uang giralpun dirasakan semakin usang. Abad komputer ini semua kerja dimekanisasikan, maka setiap orang cukup membawa credit card, yaitu suatu kartu identifikasi yang dapat dipakai dalam membayar. B. Uang dan Fungsi Uang Yang disebut uang ialah segala sesuatu yang secara luas dipakai dan secara umum diertima anggota masyrakat sebagai perantara dalam pertukaran barang atau jasa. Pada dasarnya uang mempunyai lima gungsi, yaitu sebagai: a. Alat penukar, yaitu media dalam memperoleh barang dan jasa yang hendak dipertukarkan. b. Alat penghitung, yaitu standar nilai dari barang dan jasa yang hendak dipertukarkan. c. Alat pembayar, yaitu satuan ukuran dari kewajiba-kewajiban uang harus dipenuhi. d. Alat penimbun harta, yaitu penyimpan dan penumpuk barang dan jasa yang tidak dipakai sekarang berhubung dengan daya beli yang terkandung didalamnya. e. Alat pemindah harta, yaitu pengganti kekeayaan yang dapat dialihkan di sembarang tempat dan waktu dengan mudah. Fungsi pertama dan kedua disebut dengan fungsi primer, sedang lainnya fungasu sekunder. Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat merupakan Penawaran Uang, dan diberi simbol M. Dalam arti luas, jumlah uang yang beredar secara total 64 merupakan faktor penentu kegiatan perekonomian, karena itu dinamakan LIKUIDITAS PEREKONOMIAN (diberi simbol M2). Dalam arti sempit diberi simbol M1. Uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri dari uang kartal dan giral. Uang kartal terdiri dari uang logam dan kertas (tunai). Uang logam disebut uang receh karena diubuat dengan maksud mencukupi kebutuhan dalam pertukaran harga-harga pecahan yang kecil. Uang kertas umumnya beredar dalam pecahan yang besar. Uang giral berasal dari rekening bank yang berupa tabungan atau kredit yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membayar atau melaunasi utang atau ditukarkan dengan uang tunai melalui cek yang ditarik atas permintaan sehingga rekening bank tersebut dapat berfungsi sebagai satuan hitung atau standar nilai. Uang beredar arti luas (M2) terdiri dari M1 dan uang kuasi. Sebenarnya uang kuasi bukanlah uang, melainkan merupakan kekayaan yang berlikuiditas tiinggi sehingga dalam batas-batas tertentu dapat berfungsi sebagai uang. Contoh uang kuasi adalah deposito berjangka, tabungan dan rekening valuta asing milik swasta domestik. C. Velocitas Uang dan Teori Kuantitas Uang Uang merupakan perantara dalam prose pertukaran. Karena itu uang selalau berpindah tangan. Seseorang yang menerima pembayaran dengan uang dapat menggunakan lagi pada kesempatan yang berbeda, dengan demikian uang yang sama dapat berpindah-pindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Karena itu berkembang konsep Velositas Uang (Laju kecepatan uang), dengan simbol V. Velositas Uang adalah tingkat banyaknya perpindah tanganan uang selama satu tahun untuk menutup transaksi pendapatan. Bila sejumlah uang lambat berpindah tangan maka velositas uang per tahun iku trendah, sehingga V turun. Sebaliknya apabila orang-orang senang berbelanja maka V akan tinggi. Konsep velositas diduga ada hubungan antara jumalh uang beredar dengan GNP. Secara matematik proses itu dapat dirumuskan : 65 V= dimana : NNP P1.T1 + P2.T2 + .... Pn.Tn = = M M M = Jumlah uang beredar NNP = Produk Nasional Netto P = Harga T = barang dan jasa P.T M Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nial uang internal dan eksternal. Nilai uang internal yaitu daya beli uang yang dinyatakan dalam jumlah barang dan jasa. Nilai uang eksternal yaitu harga dari mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang kita atau yang disebut nilai tukar (kurs valuta). Sekarang kita lihat uang internal yang merupakan daya beli uang, maka besar kecilnya dipengaruhi laju peredaran uang. Menurut teori kuantitas uang asli (crude guantity theory), jumlah uang beredar akan menentukan tingkat harga secara langsung dan sebanding dengan berubahnya jumlah yang beredar. Secara matematis dapat dirumuskan: M=kP dimana: M = jumlah uang beredar P = harga k = konstanta Teori kuantitas di atas sangat sederhana, karena tidak memperhatikan faktor permintaan dan velositas uang sehingga tidak sesuai kenyataan di masyarakat. Oleh Irving Fisher persamaan ditas diubah menjadi: MV = PT, oleh karena uang beredar terdiri dari uang kartal dan giral, maka persamaan Irving Fisher diperbaiki menjadi: MV + M1V1 = PT 66 Artinya: a) tingkat harga (P) bersifat pasif, dan dipewngaruhi faktor lain, b) Jumlah transaksi (T) sama dengan GNP ditentukan jumlah penduduk, sumber alam dan teknologi, c) V dan V1 tergantung pada faktor yang cukup stabil, sehingga dianggap bebas dari faktor lain, d) M1(uang giral) umumnya mempunyai perbandingan stabil dengan uang kartal. 7.2. Permintaan Uang Uang diingini seseorang dengan berbagai maksud untuk mengusasi harta benda yang dapat dibeli dengan uang itu. Makin rendah nilai uang, makin enggan untuk memegang uang semakin kuat kedudukan uang, semakin tinggi nilainya, semakin senang orang memegang uang. Dengan demikian seseorang memegang uang pasti terdapat motivasi dan dorongan untuk memiliki uang. Terdapat tiga macam motivasi atau dorongan memiliki uang, yaitu Motif Transaksi (transaction motive), Motif berjaga-jaga (precautionary motive) dan motif spekulasi (speculative motive). Motif transaksi adalah dorongan atau motive untuk memegang uang karena dapat dibelikan berbagai barang dan jasa yang diperlukan. Motif berjaga-jaga adalah dorongan atau motive untuk memegang uang karena berjaga-jaga menghadapi peristiwa yang tidak terduga, seperti sakit, meningggal, dan resiko lainnya. Motif spekulasi adalah dorongan atau motive untuk memegang uang dengan maksud untuk spekulasi. Diantara ketiga motif yang menarik para ahli di negara maju adalah motif spekulasi. Permintaan akan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulais merupakan seluruh permintaan akan uang (LIQUDITY PREFERENCE), dilambangkan dengan L. 67 7.3. Bank A. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka. Lembaga tersebut mendorong masyarakat untuk menabung pada mereka. Sebagai balas jasa mereka diberi pendapatan dalam bentuk bunga tabungan. Tabungan yang dikumpulkan oleh lembaga keuangan tersebut dipinjamkan kepada perorangan atau perusahaan yang memerlukan, sebagian yang lain dipakai untuk membeli surat-surat berharga. Menurut laporan Bank Indonesia, lembaga-lembaga keuangan di Indonesia dikelompokkan sebagai berikut: a. Kelompok Perbankan. Kelompok ini dapat dibedakan menjadi bank sentral dan bank umum/bank komersial. b. Kelompok lembaga lainnya yang dibedakan menjadi lembaga-lembaga bukan bank, pegadaian dan asuransi. 1. Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari empat jenis, yaitu jenis investasi, jenis pembangunan, jenis pembiayaan / leasing (pemilikan perumahan) dan jenis lainnya. Lembaga keuangan bukan bank jenis Investasi adalah lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya bertindak sebagai perantara dalam penerbitan surat-surat berharga tersebut. Contoh PT Private Development Finance Company of Indonesia (PDFCI), PT Indonesian Development Finance Company (IDFC atau Uppindo) dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana). Lembaga keuangan bukan bank jenis Pembangunan adalah lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya memberi pinjaman 68 jangka menengah dan jangka panjang serta melakukan penyertaan modal dalam perusahaan-perusahaan. Dana lembaga ini berasal dari pengeluaran surat berharga jangka menengah dan panjang. Contoh PT Indovest, Merincorp, Aseam, Interpasific, MIFC, Ficorinvest, Finconesia, Multicor dan IFL. Lembaga keuangan bukan bank jenis Pembiayaan (leasing) adalah lembaga keuangan bukan bank yang kegiatan utamanya memberi pinjaman jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka pemilikan rumah tidak mewah, kendaraan bermotor dan lainnya untuk golongan masyarakat berpenghasilan menengah. Dana lembaga ini berasal dari pengeluaran surat utang jangka menengah dan panjang, terutama obligasi perumahan dan menrima tabungan khusus daeri calon pembeli rumahdalam rangka memenuhi persyaratan pembiayaan sendiri. Contoh PT Papan Sejahtera dan lainnya. 2. Pegadaian yaitu perusahaan negara yang bertujuan untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat kecil dengan jumlah maksimum sebesar seratus ribu rupiah untuk setiap pinjaman. Jangka waktu pinjaman adalah 3 – 6 bulan dengan bungan 3% - 4% per bulan. 3. Perasuransian yaitu perusahaan yang memperoleh uang dengan menjanjikan akan memberikan sejumlah uang dengan perorangan, perusahaan dan badan-badan lainnya apabila sesuatu peristiwa (misalnya kecelakaan, kebakaran, kematian) berlaku atas orang, perusahaan atau badan yang membayar uang asuransi kepada perusahaan asuransi. Uang asuransi yang dikumpulkan oleh lembaga ini diinvestasikan atau dipinjamkan. 69 B. Lembaga Perbankan Bank umum merupakan lembaga keuangan yang penting dalam kegiatan ekonomi berhubung mempunyai ciri khusus yang tidak ada pada lembaga keungan lainnya. Ciri khusu bank umum yaitu: a. Dapat menciptakan tabungan yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, ATM atau kartu kredit. b. Dapat menciptakan daya beli baru atau menghapus daya beli yang ada dalam perekonomian. Apabila bank umum ingin mengadakan investasi atau memberikan pinjaman lebih banyak dapat dengan menarik lebih banyak tabungan atau dengan menciptakan tabungan giral. c. Memberikan pinjaman jangka pendek. Dengan demikian bank umum dapat membantu perusahaan dalam menyesuaikan keadaan keungannya dengan baik turunnya kegiatan ekonomi. Bank sentral adalah suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah. Lembaga tersebut diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang lain dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keungan tersebut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kalau diperhatikan peranan dan kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral di berbagai negara, maka akan diketahui bahwa pada umumnya bank sentral diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan lima kegiatan sebagai berikut: a. Bertindak sebagai Bank kepada Pemerintah Pemerintah dapat dipandang sebagai perusahan raksasa, dimana kegiatannya membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima berbagai jenis pendapatan. Misalnya pajak pendapatan, pajak penjualan dan pajak impor. Unrtuk mengurus 70 pengeluaran dan pendapatan tersebut pemerintan memerlukan jasa bank. Bank sentral didirikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bank sentral bertindak badan keuangan yang menciptakan uang milik negara dan mengirimkan uang kepada pemerintah daerah dan depertemen yang lain. Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak daripada pendapatannya, karena itu pemerintah meminjam, yang salah satu cara mengeluarkan Treasury Bill. Treasury Bill adalah pinjaman pemerintah yang akan dibayar kembali dalam jangka pendek, biasanya tiga bulan, tetapi ada yang berjangka 6 bulan, 9 bulan atau satu tahun. Treasury bills dijual kepada lembaga keuangan dan masyarakat dan juga kepada bank sentral. Di dalam penjualan Treasury bill, bank sentral memegang peranan penting, misal diberikan kekuasaan oleh pemerintah untuk menentukan dan mengubah tingkat bunga treasury bills tersebut. Cara lain adalah untuk membiayai defisit, yang dalam pengeluarannya dengan mengeluarkan surat pinjaman (obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari bank sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral sangat berlebihan, maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan maka beberapa negara membuat undang-undang tentang besarnya pinjaman yang dapat diambil pemerintah dari bank sentral. b. Bertindak sebagai Bank kepada Bank Umum Bank sentral selalu disebut “Bank dari Bank” (Bankler’s bank), atau “sumber pinjaman terakhir (lender of last resort). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan merupakan sumber pinjaman terakhir apabila bank-bank umum tidak dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya. 71 Bank sentral disebut sebagai bank dari bank-bank yang lain, karena jasa-jasa yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa bank umum kepada masyarakat. Ilustrasi: A memperoleh cek (Bank M) dari B. Oleh A cek tersebut dicairkan ke Bank N. Artinya Bank M berutang kepada Bank N, dan untuk membayarnya digunakan jasa bank sentral, Bank M akan meminta bank sentral untuk mengurangi tabungan dalam bank sentral sebesar utangnya kepada bank N dan memasukkannya dalam rekening bank N. Bank sentral disebut sebagai bank dari bank lainnya, karena bank umum dapat meminjam dari bank sentral, apabila bank tersebut kekurangan cadangan. Disamping meminjam, dapat juga menjual surat berharga yang dimiliki bank umum kepada bank sentral. Karena tugas ini maka bank sentral dinamakan “sumber pinjaman terakhir”. Maksudnya bank umum tidak dapat memperoleh uang tunai lembaga yang akan menyediakan uang tunai yang diperlukan. c. Mengawasi Kegiatan bank umum dan lembaga keuangan Lembaga keuangan termasuk bank umum merupakan perusahaan yang mencari keuntungan dengan meminjamkan uang yang dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, maka mereka mencari nasbah sebanyak-banyaknya, maka hal ini akan menimbulkan akibat buruk bagi masyarakat dan perekonomian. Ilustrasi 1: lembaga keuangan memberi pinjaman terlalu banyak, dan saat itu juga masyarakat menarik uangnya, sehingga cadangannya tidak cukup banyak untuk melakukan pembayaran. Keadaan ini dapat menyebabkan lembaga keuangan menutup usahanya dan tidak dapat membayar tabungan nasabahnya. Ilustrasi 2: lembaga keuangan memberi pinjaman berlebih-lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran dan inflasi tinggi. Tindakan ini memperburuk keadaan inflasi yang sedang dihadapi. 72 Dalam usaha menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan penggunaan tenaga kerja tinggi, maka bank sentral dapat melaksanakan kegiatan “Kebijaksanaan moneter”. Tujuannya untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau tingkat bunga dalam perekonomian agar kegiatan ekonomi meningkat. d. Mengawasi Kegiatan Luar Negeri Usaha untuk menciptakan kestabilan ekonomi adalah mempertahankan kestabilan nilai kursa uang asing. Tujuannya 1) untuk menjaga keseimbangan antara ekspor dan aliran masuk modal pihak lain, 2) untuk menjaga kecukupan cadangan mata uang asing sewaktu-waktu untuk digunakan pembayaran di luar negeri. Ilustrasi: apabila ada indikasi menurunkan nilai kurs mata uang, maka bank sentaral melakukan usaha menhapuskan tekanan tersebut, misal dengan menaikkan tingkat bunga dan membatasi impor. Dengan menaikkan tingkat bunga investasi dan pinjaman uang menjadi lebih menguntungkan dan menggalakkan aliran masuk modal. Faktor lain menjatuhkan nilai mata uang adalah perdagangan luar negeri yang impornya melebihi ekspor, maka bank sentral harus menjamin masyarakat tidak mengimpor secara berlebihan dari negara lain. e. Mencetak Uang dan Menjamin Uang Cukup Tersedia Mata uang yang beredar dikeluarkan Bank Sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada bank sentral untuk mencetak uang yang diperlukan untuk kegiatan perdagangan dan produksi. Tugas bank sentral adalah 1) menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakan pada masa tertentu, 2) menentukan pertambahan jumlah uang agar kegiatan perdagangan ekonomi yang sehat berlangsung, dan 3) juga melaksanakan kebijksanaan moneter. 73 Kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang diambil dalam rangka mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat bunga. Kebijaksanaan moneter dapat dibedakan menjadi dua kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan moneter kuantitatif dan kualitatif. 1. Kebijksanaan moneter kuantatif dapat dibedakan menjadi : a) Politik Operasi Pasar Terbuka Bank sentral mempengaruhi uang beredar melalui jual beli surat berharga. Misal saat resesi jumlah uang beredar perlu ditambah untuk mendorong kegiatan ekonomi, dengan cara pembelian surat berharga bank sentral dari cadangan bank umum yang meningkat. Saat inflasi dapat dilakukan sebaliknya. Agar operasi berjalan baik, maka dua syarat harus dipenuhi: - Bank umum tidak memiliki kelebihan cadangan cukup besar. Apabila cadangan cukup besar, maka cadangan tersebut dapat dipakai untuk membeli surat berharga dengan tidak mengurangi tabungan giral. - Bilamana perekonomian tersedia cukup banyak surat berharga melalui mekanisme pasar uang dan pasar modal. b) Politik Diskonto dan Bunga Pinjaman Untuk membantu bank umum, bank sentral dapat memberikan pinjaman atau membeli surat berharga tertentu yang tingkat likuiditasnya cukup tinggi. Bila bank umum menjual surat berharga kepada bank sentral disebut mendiskontokan surat berharga, disini bank sentral menetukan tingkat diskonto dan bunga pinjaman yang diberikan. 74 c) Politik Mengubah Cadangan Minimum Requirement atau Persentase Likuiditas) (Cash Ratio/ Reserve Bila bank umum mempunyai cadangan lebih, maka lebih tepat digunakan politik cadangan minimum. Misal bank sentral menetap cadangan minimum sebesar 22 % (Indonesia sejak tahun 1979 ditetapkan 15 %) dari tabungan giral dan mengubahnya menjadi 25 %. Ilustrasi : Neraca Gabungan dari Bank Umum Aktiva Cadangan Pinjaman Total Pasiva 100 milyar 10 milyar 110 milyar 25 milyar Tabungan Giral 85 milyar Modal 110 milyar Total Bank umum mempunyai tabungan giral Rp. 100 M dan cadangan sebesar Rp 25 M, karena bank sentral menetapkan cadangan minimum 22 %, maka terdapat kelebihan cadangan sebesar Rp 3 M. Bila bank sentral melakukan operasi pasar terbuka dengan surat berharga Rp 3 M, maka tabungan giral tidak terpengaruh. Demikian pula bila bank sentral mengubah tingkat diskonto, maka menggunakan sisa cadangannya. bank umum masih dapat Karena itu tindakan efektif adalah menaikkan tingkat cadangan minimum dari 22% menjadi 25%, maka seluruh cadangan tidak tersisa dan memaksa bank umum untuk mengurangi tabungan giralnya. Saat ini bank umum harus mempunyai cadangan minimum Rp. 25 milyar, apabila bank sentral menjual surat berharga sebesar Rp. 250 juta, maka cadangan minimum bank umum berkurang menjadi Rp 24,75 milyar. Dengan demikian bank umum harus mengurangi tabungan giral dengan cara mengurangi pinjaman yang mereka berikan. Jumlah maksimum 75 tabungan giral yang dapat terwujud adalah 99 milyar rupiah, karena itu penjualan surat berharga yang dapat dilakukan sebesar Rp 1 milyar. 2. Kebijksanaan moneter kualitatif dapat dibedakan menjadi : a) Pengawasan pinjaman selektif. Bank sentral mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan bank umum. Jadi yang ditentukan adalah jenis pinjaman untuk sektor mana yang harus dikurangi atau sektor mana yang harus digalakan. b) Pembujukan Moral. Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank umum untuk meminta langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan yang diambil pemerintah. Melalui pembujukan moral bank umum diminta mengurangi atau menabah pinjaman disemua sektor atau sektor tertentu, atau membuat perubahan tingkat bunganya. Kebijaksanaan ini tergantung dari pimpinan bank umum untuk memenuhi keinginan bank sentral. Dalam melaksanakan kebijksanaan pemerintah di bidang moneter dan dalam operasional sehari-hari semua bank di Indonesia dibina dan diawasi oleh bank sentral. Yang bertindak bank sentral adalah Bank Indonesia (BI), Tugas pokok BI adalah membantu pemerintah dalam a) mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, dan b) mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Rincian tugas tersebut adalah : 1. Mengeluarkan, mengedarkan dan menarik kembali peredaran uang kertas dan logam (Tugas sebagai Bank Sirkulasi). 2. Perbankan dan Perkreditan, yaitu a) memajukan perkembangan yang sehat dan mengadakan pengawasan terhadap kredit, b) membina perbankan, dengan 76 memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank, menetapkan ketentuan-ketentuan umum tentang solvabilitas dan likuiditas bank, dan memberikan bimbingan kepada bank guna talaksana bank sehat, c) Menyusun rencana kredi jangka waktu tertentu, menetapkan tingkat dan struktur bunga dan menetapkan pembatasan kuantitatif dan kualitatif atas pemberian kredit perbankan, dan d) Memberikan kredit likuiditas kepada bank dengan jalan penggadaian utang, menerima surat berharga dan menerima aksep. 3. Hubungan keuangan dengan pemerintah, yaitu a) bertindak sebagai pemegang kas pemerintah, b) menyelenggarakan pemindahan uang antar lembaga pemerintah, c) menempatkan surat hutang negara menata usaha dan membayar dan melunasinya, dan d) memberi kredit kepada pemerintah dengan bunga tertentu. 4. Mendorong pengerahan dana-dana masyarakat oleh perbankan untuk tujuan usaha pembangunan produktif dan terencana. 5. Hubungan internasional, yaitu a) menyusun rencana devisa, b) menguasai, mengurus dan menyelenggarakan tatusaha cadangan emas dan devisa milik negara, c) menatausaha tagihan dan kewajiban tunai maupun berjangka terhadap luar negeri, d) mengusahakan pemeliharaan jumlkah cadangan minimum emas dan devisa milik negera terhadap kewajiban internasional, e) menjalankan pekerjaan bidang pembayaran luar negeri. Kalau bank umum dibina dan diawasi bank sentral, maka bank sentral dalam merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan moneter dibantu Dewan Moneter, yang terdiri 3 orang anggota, yaitu Menteri Keuangan, Ekonomi dan Gubernur Bank Indonesia. Bank Indonesia dipimpin Gubernur dan 5 – 7 Direntur yang diangkat 77 Presiden dengan masa jabartan 5 tahun. Pengawasan Bank sentral diserahkan Komisaris Pemerintah yang diangkat dan diberhentikan Presiden dengan masa jabatan 3 tahun. 78 79 POKOK BAHASAN VIII. GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN POKOK BAHASAN : Guna, Konsumsi dan Permintaan SUB POKOK BAHASAN : a. Guna dan Kepuasan b. Fungsi Utility c. Fungsi Permintaan d. Elastisitas Permintaan TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami Fungsi utility, dan fungsi permintaan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: a. Mampu menjelaskan teori konsumsi, proses produksi dan faktor produksi b. Mampu Menjelaskan hubungan faktor produksi dengan hasil produksi, daerah produksi. METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN VIII GUNA, KONSUMSI DAN PERMINTAAN 8.1. Teori Nilai Guna (Fungsi Utility) Kegiatan produksi haruslah melalui pertukaran (salah satu kegiatan ekonomi), sehingga dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen dengan syarat menimbulkan total kepuasan (total utility) bagi konsumennya. Hal ini berati konsumen memperoleh kepuasan (guna/utility) dalam mengkonsumsi sesuatu barang dan jasa. Dalam kehidupan seharihari, manusia memerlukan barang dan jasa. Hakekatnya, manusia memerlukan barang dan jasa itu memberikan kepuasan hati, manfaat atau guna (utility), langsung dari barang dan jasa itu sendiri atau tidak langsung melalui manusia lain. Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan dalam ekonomi, yang bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dari barang yang dikonsumsinya. Analisis ekonomi yang menjelaskan sampai berapa besar kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa sering disebut analisis perilaku konsumen. Kepuasan yang diperoleh konsumen disebut nilai guna (utility). Istilah utility sinonim dengan “sesuatu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Analisis perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan fungsi utility, yang pada dasarnya fungsi utility itu menyatakan hubungan antara tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Teori utility semula dikembangkan dengan bertitik tolak pada asumsi bahwa utility dapat diukur. Konsumen dianggap mampu memberikan satuan angka yang menyatakan tingkat kepuasan atau satuan utility yang diperoleh dalam mengkonsumsi barang. Istilah “Util” digunakan sebagai satuan ukuran kepuasan. Total utility (guna total) adalah sejumlah guna (kepuasan) yang diperoleh konsumen dari barang dan jasa yang dikonsumsinya. Seseorang akan bertambah guna 80 (kepuasan) dari setiap penambahan mengkonsumsi barang dan jasa, hal ini dinamakan marginal utility (MU). Namun demikian semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi maka akan semakin kecil guna tambahan (marginal utility) yang diperoleh. Berikut ini diberikan tabel dan kurva hipotetik, dimana dapat dijelaskan bahwa menurut tabel tersebut mengkonsumsi roti sampai dengan yang kelima, memberikan tambahan kepuasan/guna, tetapi nilai guna/utility menurun. Roti keenam nilai kepuasan sama dengan roti kelima (19 util), yang artinya tambahan utility sama dengan nol. Jika ditambah lagi, maka nilai utility menurun (18 util), dan marginal utilitynya negatif (-1 util). Tabel Total Utility dan Marginal Utility Konsumsi Roti Jumlah Roti (N) Total Utility (TU) Marginal Utility (MU) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 7 13 16 18 19 19 18 7 6 3 2 1 0 -1 Apabila tabel tersebut dibuatkan grafik (kurva), maka kurva TU dilukiskan dengan menghubungkan titik koordinat yang menunjukkan besarnya TU pada masing-masing roti. Demikian pula menggambar MU, maka titik-titik koordinatnya terletak ditengah-tengah sumbu roti (X), karena menghubungkan adanya tambahan utility antara roti satu dengan lainnya. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jika suatu barang yang sama dikonsumsi secara terus menerus maka tambahan guna (MU) yang diperoleh semakin kecil, bahkan setelah mencapai titik tertentu (titik jenuh) MU menjadi negatif. Kenyataan ini ini dikenal dengan Hukum : The Law of Diminishing Return. Dalam keadaan ceteris paribus, maka hukum ini berlaku bagi semua orang, dengan asumsi : a) barang harus homogen, b) peristiwa tersebut terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu. 81 Gambar Kurva Total Utility dan Marginal Utility 18 TU 16 14 12 10 8 6 4 2 MU o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -2 -3 Berikut ini dijelaskan sesorang mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan Y. Harga barang X adalah Px = Rp2/unit dan harga barang Y adalah Py = Rp 1/unit. Jumlah uang yang dibelanjakan (M) sebesar Rp 12 dan skala margina utility (MU) barang X dan Y dari konsumen sebagaimana tabel berikut. Tabel Marginal Utility Konsumsi Roti (Barang X) dan Rokok (Barang Y) Jumlah Barang (Q) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Marginal Utility Barang X (MUx) 16 14 12 10 8 6 4 2 Marginal Utility Baraqng Y (MUy) 11 10 9 8 7 6 5 4 82 Dalam memaksimumkan kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran uang yang dimiliki dengan membeli barang dan jasa, yaitu roti dan rokok. Dalam hal ini konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika ia membeli tiga unit barang X dan enam unit barang Y, sebab pada saat itu kedua syarat keseimbangan konsumen harus terpenuhi, yaitu : a. Hukum Meratakan Guna Marginal MUx -----Px b. = MUy -----Py atau 12 ------ = Rp 2 6 -----Rp 1 Keseimbangan pendapatan : PxQx + PyQy = M atau (Rp 2 x 3) + (Rp 1 x 6) = Rp 12. Dimana : MU = marginal utility X, Y, …., n = barang yang dibeli P = harga barang yang bersangkutan Apabila uang yang dibelanjakan bertambah menjadi Rp 15, maka ia akan membeli empat unit barang x dan tujuh barang y, sebab MUx/Px = Muy/Py atau 10 / 2 = 5 / 1. PxQx + PyQy = M atau (Rp 2 x 4) + (Rp 1 x 7) = Rp 15. Bagaimana bila pengeluaran tetap, namun harga berubah, Px = Rp 4, Py = Rp 2. Jadi agar kepuasan yang diperoleh tetap maksimum, maka jumlah barang yang dibeli berubah jika jumlah uang yang dimiliki berubah atau jika harga barang yang dibeli berubah. Setiap proses menghasilkan barang dan jasa yang akan dipertukaran disebut produksi. Barang dan jasa yang dihasilkan disebut produk dan merupakan barang ekonomi, yaitu barang dan jasa yang mempunyai guna (utility) > 0 dan positif. Barang ekonomi menurut tujuan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi barang konsumsi dan 83 barang produksi. Berdasarkan lama tidaknya pemakaian, maka barang konsumsi dibagi menjadi : a) barang konsumsi tahan lama, yaitu barang yang dapat dipakai berkali-kali seperti televisi, mobil, dan lainnya, b) barang konsumsi sekali pakai, seperti makanan, minuman, bahan bakar dan lainnya. Mereka yang kebutuhannya dipenuhi lewat kegiatan produksi dan pertukaran dinamakan konsumen. Baik konsumen dan produsen dapat berupa perorangan, kelompok orang, organisasi, badan usaha atau perusahaan. Melihat contoh diatas, tampaknya pengukuran nilai guna atau kepuasan, ruang lingkupnya bukan lagi ekonomi, melainkan psikologi. Selain itu nilai guna atau kepuasan bersifat subyektif dan tidak dapat diukur atau dihitung secara pasti. Oleh karena itu para ekonomi mencari jalan ukuran utility tersebut dibandingkan dengan uang. Jadi berapa banyak kepuasannya dianalogkan senilai berapa rupiahkah kepuasan tersebut. Konsep ini berkembang menjadi konsep fungsi permintaan sebagai penjelasan dibawah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut. Harga P1 P2 0 Q1 Q2 Jumlah barang 84 Contoh diatas, menjelaskan seseorang mengkonsumsi satu macam barang, yang merupakan dasar utama dalam pemahaman teori permintaan. Marginal Utility (MU) adalah turunan pertama dari proses konsumsi dari suatu permintaan konsumen. Dengan demikian dapat dijelaskan fungsi permintaan merupakan turunan atau “derived” dari teori konsumsi, dimana semakin banyak barang dikonsumsi pasti akan mengurangi tingkat guna (kepuasan) suatu barang. Secara teori ekonomi dapat dikatakan semakin banyak permintaan maka harga suatu barang tersebut semakin rendah. Hal inilah yang disebut dengan teori permintaan. 8.2. Fungsi Permintaan Dalam kehidupan sehari-hari seringkali seseorang merasa ragu untuk membeli sesuatu barang kalau harga barang tersebut naik, atau sekurang-kurangnya akan membeli namun dengan jumlah yang makin sedkit. Demikian pula jika harga tersebut turun, maka seseorang akan membeli semakin banyak. Disini harga adalah variabel yang berdiri sendiri dan menentukan (independent variable), sedangkan jumlah yang dibeli adalah variabel yang ditentukan (dependent variable). Hubungan negatif ini dikenal dengan “Hukum kurva permintaan yang menurun” atau “the law of the downward sloping demand curve”. Istilah permitaan dalam ekonomika berarti keinginan yang didukung daya beli (uang) atau kesediaan untuk membeli. Berikut ini diberikan contoh dalam tabel. Tabel Permintaan akan Beras (Contoh Hipotetik) Alternatif Pilihan A B C D E F G Harga (Rp per kg) 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 Jumlah Yang Dibeli (Ton per Bulan) 300 400 500 600 700 800 900 85 Kalau tabel di atas digambarkan dalam bentuk grafik, maka terlihatlah sebagaimana pada gambar berikut ini. Gambar Kurva Permintaan Harga Rp/kg 5000 . A 4500 .B 4000 ,C 3500 .D 3000 .E 2500 .F 2000 .G 0 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah (ton 00) Berdasarkan tabel diatas, bilamana seseorang menerima penghasilan sebanyak Rp 400.000,- per bulan, maka ia akan menyisihkan Rp. 52.500,- untuk membeli beras 15 kg dengan harga Rp 3.500,-, dan sisanya digunakan membeli lauk pauk dan keperluan lain. Namun bilamana harga beras turun Rp 3.000,-, maka ia akan mempunyai kelebihan uang sebanyak Rp 7.500,- bila membeli beras 15 kg. Dengan kelebihan uang tersebut, maka ia akan membeli beras lebih banyak lagi, karena sesungguhnya ia menerima tambahan pendapatan sebanyak Rp 7.500,-. 86 Demikianlah setiap penurunan harga barang, tanpa perubahan harga barang lain, maka berarti terjadi kenaikan pendapatan riil. Gejala ini dinamakan efek pendapatan (income effect) dari penurunan harga. Dan bilamana kenaikan pendapatan riil tersebut dibelikan barang tersebut sejumlah kenaikan pendapatan akan gejala ini dinamakan efek substitusi (substituion effect), yaitu jumlah barang yang dapat dibeli. Kurva yang terbentuk yaitu A, B, C, D , E, F, G dinamakan kurva permintaan, yang berarti kurva yang memperlihatkan hubungan antara berbagai harga dengan berbagai jumlah yang dapat dibeli konsumen. Asumsi fungsi permintaan : a) bentuk umum kurva permintaan dari kiri ke kanan bawah, seringkali tidak lurus, namun melengkung. B) baik skedul maupun kurva adalah yang berubah-ubah naik turun itu hanyalah harga barang yang bersangkutan (willingness to pay), sedangkan yang lain lain, seperti pendapatan, selera dan barga barang lain tidak berubah. Keadaan ini dalam ekonomika disebut Ceteris paribus. Secara matematika hubungan antara harga dengan jumlah barang dapat ditulis sebagai berikut: Q = f (Q) Dimana Q = jumlah yang akan dibeli, dan P = harga barang yang bersangkutan. Karena harga dan jumlah barang mempunyai hubungan negatif, maka lereng kurva mempunyai bentuk : dQ < 0 dP (negatif). dimana d adalah perubahan baik Q maupun P. Fungsi permintaan pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan atau Q = F (P), melainkan juga dipengaruhi oleh : a. Harga barang lain, baik barang komplementer atau substitusi. b. Pendapatan konsumen 87 c. Selera d. Faktor non ekonomis, seperti pertambahan penduduk, bencana alam, faktor sospol dan keamanan. Dengan demikian mungkin sekali meskipun harga barang bersangkutan tidak berubah, tetapi jumlah yang dibeli dapat bertambah atau berkurang. Gejala ini dinamakan Perubahan atau Pergeseran Permintaan (Shifting), sebagaimana gambar berikut ini. Harga D2 C D1 D3 A B q1 q2 P1 P2 0 q3 Jumlah Gambar diatas dapat dijelaskan : a. Sepanjang Kurva D1(Willness to pay) : perubahan jumlah yang dibeli dari q1 ke q2 dapat disebabkan oleh perubahan harga barang yang bersangkutan dari p1 ke p2, disebut “Perubahan sepanjang kurva permintaan” b. Perubahan Kurva D1 ke D2 (shifting) : kenaikan jumlah yang dibeli dari q1 ke q2 disebabkan faktor lain, misal pendapatan, selera dan harga barang lain. c. Perubahan Kurva D1 ke D3 (shifting) : makin kecilnya jumlah yang dibeli dari q1 ke q2 disebabkan faktor lain, misal pendapatan, selera dan harga barang lain. 88 Secara lengkap fungsi permintaan dipengaruhi oleh harga barang yang bersangkutan, pendapatan konsumen, selera dan lainnya dapat dibuat hubungan secara matematis sebagai berikut : Qi = f(Pi, Y, Pn, S, K) Dimana : Pi = harga barang yang bersangkutan Y = pendapatan konsumen Pn = harga barang lain, yaitu barang substitusi atau komplementer S = selera (taste), kesukaan seseorang atas sesuatu barang K = faktor non ekonomis lain. Dari persamaan diatas dapat dilanjutkan bahwa : apabila harga barang yang bersangkutan naik, maka jumlah barang yang akan dibeli akan berkurang, atau d Qi d Pi Dan sebaliknya, kalau ada kenaikan dalam pendapatan konsumen, maka permintaan akan naik, atau d Qi dY >0 Sedangkan perubahan selera dan faktor non ekonomi lain tidak dapat dikuantitatifkan. 8.3. Elastisitas Permintaan a. Elastisitas Harga Lereng (slope) suatu kurva permintaan atas suatu barang ternyata memberikan gambaran tentang sifat barang tersebut. Lereng yang curam menunjukkan bahwa jumlah barang yang dibeli tidak mudah untuk berkurang atau bertambah, meskipun harganya naik turun, sedang lereng yang landai memperlihatkan perubahan jumlah yang mudah bertambah atau berkurang meskipun perubahan harganya sedikit. Perbandingan antara perubahan jumlah dengan perubahan harga ini disebut elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand), dengan rumus elastisitas harga digambarkan sebagai : 89 <0 %Q Eh = ---------- = 1 %P %Q Eh = ---------- > 1 %P %Q Eh = ---------- < 1 %P Atau persentase perubahan jumlah dibagi persentase perubahan harga. Hasil baginya disebut koefisien elastisitas. Apabila koefisien elastisitas harga (E) >1, maka permintaan tersebut elastis, jika E = 1, disebut unitary, dan E < 1 disebut inelastis. Contoh dengan harga Rp 3500 barang yang dapat dibeli 600 ton beras, kemudian perubahan harga menjadi Rp 4000, barang yang dibeli 500 ton beras, maka koefisien elastisitasnya adalah : 500 : 3500 100 600 = - 14 % = - 0,80 17 % Inelastis Diterangkan dengan grafik, akan terlihat pada gambar dibawah ini. Harga (P) In elastis unitary elastis Jumlah (Q) Apabila permintaan atas barang bersifat inelastis, maka penjual akan bertambah penerimaanya dengan kenaikan harga, sebab kenaikan harga sekian persen akan menurunkan jumlah yang akan dibeli dengan persentase yang lebih kecil, dan setiap penurunan jumlah dengan sekian persen akan menurunkan pendapatannya, karena persentase kenaikan permintaan atas barang elastis, setiap kenaikan harga sedikit saja 90 akan menurunkan penerimaan penjual dan penurunan harga berakibat kenaikan penerimaan penjual. Contoh barang yang pemintaannya inelastis adalah produk pertanian, bahan makanan, air, listrik dan minyak tanah. Kalau harga beras naik 13 %, maka jumlah yang dibeli hanya berkurang 1 – 2% saja. Contoh barang yang permintannya elastis adalah barang-barang mewah, seperti piano, kulkas, TV dan lain-lain. Banyak kegunaan mempelajari elastisitas permintaan. Sebagai contoh OPEC menaikan harga minyak mentah 400%, kenaikan ini hanya menurunkan permintaan sebanyak 3 % atau koefisien elastisitasnya 0,007 hampir inelastis sempurna. Meskipun terdapat penurunan (3%), tetapi kenaikan harganya 400%, sehingga berakibat kenaikan penerimaan yang luar biasa pada negara OPEC. Antara tahun 1973 dan 1974 penerimaan ekspor minyak negara OPEC melejit dari $ 24,2 milyar menjadi $ 100,7 milyar. Berikut ini disajikan tabel keofisen elastis sempurna dan inelastis sempurna. P D (inelastis sempurna/ perfectly inelastic demand) D (elastis sempurna perfectly elastic demand)) 0 Q Jadi pemahaman elastisitas permintaan atas suatu barang berguna untuk : 1. Perumusan kebijakan harga komoditas pertanian. Masalah berkisar pemberian subsidi harga, subsidi pupuk, apakah harga tinggi dapat meningkatkan pendapatan 91 petani, bagaimana hubungan harga pertanian dengan industri, haruskah sektor pertanian dan industri didorong agar lebih cepat berkembang dari sektor lainnya ?. 2. Penetapan upah. Elastisitas permintaan atas tenaga kerja adalah persentase perubahan jumlah tenaga kerja (orang) yang diminta dibagi persentase perubahan upah. Bilamana koefisien lebih dari satu berarti elastis, maka setiap penurunan upah akan berakibat kenaikan jumlah tenaga yang akan diserap oleh berbagai perubahan. Harus diingat bahwa dalam politik upah ini ada unsur politik dan kemanusiaan. Bilamana upah terlalu rendah meskipun akan menyerap jumlah yang banyak, akan menimbulkan kegelisahan masyarakat dan mungkin kejatuhan pemerintah atau pergantian kabinet. 3. Penetapan cukai. Haruskah cukai dikenakan atas beberapa komoditi pertanian untuk meningkatkan penerimaaan negara? Cukai yang dikenakan atas komoditi yang sifatnya inelastis, seperti tembakau akan menaikan permintaan negara tanpa mengurangi jumlah yang dibeli dengan jumlah yang berarti. Tetapi cukai yang dikenakan atas permintaan inelastis, seperti beras akan memberatkan golongan miskin. Berbagai pertimbangan tentunya harus dimasukan kedalam perhitungan dan penetapan kerbijakaksanaan disamping pertimbangan ekonomi. b. Elastisitas Silang Kenaikan dan penurunan harga sesuatu barang tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang bersangkutan, tetapi juga barang-barang lain. adalah harga beras dan jagung di Jawa Timur. Contoh yang amat jelas Penduduk setempat mengkonsumsi jagung dan nasi dalam proporsi yang berbeda-beda tergantung pada harganya masingmasing. Pada waktu panen padi umumnya harga beras turun, dan harga jagung tinggi, proporsi beras dalam menu penduduk akan naik. Sebaliknya menjelang panen jagung (Desember – Maret), maka harga jagung turun dan harga beras tinggi, proporsi jagung 92 bertambah dan beras berkurang. Harga jagung akan mempengaruhi permintaan beras dan demikian pula sebaliknya. Contoh lain adalah minyak tanah dengan kayu bakar, daging ayam dengan daging sapi. Gejala ini merupakan gejala elastisitas silang (cross elasticity) antara barang. Elastisitas silang berarti persentase perubahan jumlah barang X dibagi persentase barang Y, atau % Qx Es = ---------% Py dimana : Qx adalah jumlah barang X Py adalah harga barang Y Kalau kenaikan harga Y diikuti dengan kenaikan jumlah X yang diminta, maka kedua barang X dan Y disebut barang substitusi (substitution goods), yang pengaruhnya positif. Bilamana kenaikan harga Y diikuti dengan penurunan jumlah X yang dibeli, maka kedua barang tersebut disebut barang komplementer (complementary goods), yang pengaruhnya negatif. Contoh kompor dengan minyak tanah, mobil dengan ban dan lainlainnya. Berikan contoh di bidang pertanian ?. Bilamana kenaikan harga Y tidak mengakibatkan kenaikan atau penurunan jumlah barang X yang diminta, maka kedua barang terebut disebut barang independen. Namun contoh yang terakhir ini jarang terjadi, karena semua barang yang dibeli dengan sejumlah pendapatan tertentu, jadi pada akhirnya semua barang itu bersaingan untuk pendapatan yang sama dari seorang konsumen, meskipun tidak bersaingan secara langsung. Elasatis tidaknya suatu permintaan tergantung beberapa persoalan sebagai berikut : a. Barang tersebut merupakan barang substitusi atau barang komplementer. Barang substitusi pada umumnya permintaanya elastis, misalnya permintaan sabun mandi, sikat gigi, bahan pakaian dan lain-lain. Terhadap barang komplementer umumnya 93 permintaannya inelastis, misalnya permintaan gula pasir dan kopi. Turunnya harga kopi yang tidak disertai dengan turunnya harga gula pasir, tidak akan mempengaruhi jumlah kopi yang dibeli. b. Barang tersebut penting atau tidak. Terhadap barang kurang penting permintaannya elastis, misal permintaan sabun mandi, sikat gigi, bahan pakaian dan lain-lain. Sedangkan barang yang sangat penting permintaannya inelastis, misalnya permintaan tas sekolah, pecah belah, mainan anak-anak dan lainnya. Sedangkan barang yang sangat penting (publik) permintaannya inelastis, misalnya permintaan akan beras, minyak tanah, premium, air minum, listrik dan lainnya. c. Barang tersebut harganya relatif sudah tinggi atau belum. Terhadap barang yang harganya realtif tinggi dibandingkan dengan besarnya pendapatan (bagi barang konsumsi), atau dibanding dengan besarnya biaya (bagi barang produksi) umumnya permintaannya elastis, misal mobil, televisi, almari es dan lainnya. d. Barang tersebut digunakan sebagai tradisi atau bukan. Terhadap barang yang penggunaannya berdasarkann tradisi umumnya permintaannya inelastis, misal bunga sesaji untuk upacara keagamaan, rokok, sarung dan lainnya. e. Barang tersebut tahan lama atau tidak. Terhadap barang tahan lama umumnya permintaannya lebih elastis, karena barang tersebut biasanya diganti sebelum secara fifik rusaj atau lama sekali, misal mobil, TV dan lainnya. c. Elastisitas Pendapatan Sebagaimana dijelaskan diawal, jumlah barang yang dibeli ditentukan juga oelh tingkat pendapatan. Apabila pendapatan konsumen naik, jumlah beberapa jenis barang yang dibeli bertambah, meskipun harganya tidak berubah dan ada juga yang justru yang 94 berkurang. Gejala ini disebutkan elastisitas pendapatan dari permintaan atas suatu barang (income elasticity of demand), rumus sebagai berikut : Dimana : % Qx Ep = ---------%Y Qx adalah jumlah barang X Y adalah pendapatan konsumen Apabila permintaan suatu barang bertambah dengan bertambahnya pendapatan, maka barang tersebut disebut barang superior atau normal, dengan pengaruh positif. Apablia permintaan barang X berkurang dengan bertambahnya pendapatan maka barang tersebut dinamakan barang inferior, dengan pengaruh negatif. Konsep semacam ini amat penting bagi perumusan kebijaksanaan negara. Berbagai penelitian, menunjukkan bertambahnya pendapatan masyarakat miskin yang terbiasa mengkonsumsi ubi kayu, justru akan mengurangi mengalihkan ke konsumsi beras. permintaan ubi kayu dan Di negara maju seperti Jepang, pada awalnya permintaan beras tinggi, tetapi dengan bertambahnya pendapatan, maka mereka mengalihkan konsumsi dari beras ke daging dan sayur serta buah-buahan, dan permintaan akan beras menurun. Diduga Indonesia juga mengalami gejala yang sama. Contoh hasil penelitian, bahwa elastisitas pendapatan masyarakat miskin atas barang lokal sangat tinggi dan positif, berarti setiap kenaikan pendapatan masyarakat miskin akan digunakan untuk membeli barang-barang lokal. Contoh lain, setiap tambahan pendapatan orang yang terbiasa mengkonsumsi ubi kayu akan mengalihkan konsumsinya untuk membeli beras, dan pakaian buatan tetangganya. Sebaliknya, elastisitas pendapatan golongan kaya atas barang lokal sanagt rendah atau negatif, sedangkan barang impor sangat tinggi dan positif. Hal ini berati setiap kenaikan pendapatannya akan dialihkan ke konsumsi barang impor, seperti lemari es, piano, dengan meninggalkan barang-barang 95 lokal. Dengan demikian setiap kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk menaikan pendapatan masyarakat miskin akan mendorong perluasan barang lokal dan menyerap tenaga setempat, sebaliknya kebijakan yang menambah pendapatan golongan kaya akan memperluas produksi impor dan memperkaya negara lain. Oleh sebab itu program- program subsidi desa, bantuan pemerintah dana kompensasi tidak hanya menambah pendapatan masyarakat miskin yang langsung merasakan dampaknya, tetapi diharapkan akan mendorong produksi dan membuka kesempatan bagi setengah penganguran setempat. 96 97 POKOK BAHASAN IX BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN POKOK BAHASAN : Biaya Produksi dan Fungsi Penawaran SUB POKOK BAHASAN : a. Motivasi Usaha dan Hasil Produksi b. Penerimaan c. Biaya produksi d. Keuntungan Maksimum e. Penawaran dan Elastisitas Penawaran TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami Biaya Produksi dan Fungsi produksi. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: a. Mampu menjelaskan motivasi usaha dan hasil produksi b. Mampu Menjelaskan hubungan penerimaan, biaya produksi, keuntungan maksimum dan elastisitas penwaran. METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN IX BIAYA PRODUKSI DAN FUNGSI PENAWARAN 9.1. Motif Berusaha dan Hasil Produksi Setiap manusia dalam tindakannya selalu didasarkan motif tertentu. Motif adalah dorongan atau rangsangan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu kegiatan tertentu. Dari segi ekonomi dikenal dengan motif membeli, motif berusaha atau berproduksi dan sebagainya. Motif membeli, misalkan seseorang membeli beras organik, dengan alasan kesehatan karena sifat kimiawinya tidak ada. Sedangkan motif berusaha terjadi pada seorang produsen, misal produsen dalam menghasilkan barang dan jasa didorong oleh adanya motif-motif tertentu, antara lain a) mencari untung, memberikan pekerjaan kepada karyawan, memperleh pekerjaan, mempertahankan peranannya dalam pasar, memberikan jaminan hidup bagi masyarakat lain. Selain itu motif lainnya, yaitu motif kekuasaan, kehormatan, sosial dan sebagainya. Beberapa contoh motif, The bigger the business, the bigger the man, adalah motif yang didorong keinginan menambah penghasilan (motif usaha) dan motif kekuasaan. Seseorang mendirikan Panti Asuhan, maka tindakan ini bermotif kemanusiaan. Tujuan mendirikan perusahaan adalah bermacam-macam motif, diantaranya mencapai keuntungan sebesar-besarnya, memperoleh upah pendapatan sebagaimana bila bekerja di perusahaan lain, dan bahkan sekedar mencari pekerjaan. Secara prinsip dasar yang dipakai dalam teori ekonomi, seorang pengusaha bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, hal yang terpenting seorang pengusaha pasti akan bertanya : berapa banyak barang yang dijual (diproduksi), berapa harganya, dan berapa banyak faktor produksi yang akan digunakan. Dalam batas tertentu, misal modal usaha dalam jangka pendek dapat berubah-ubah. Sebagai contoh seorang pedagang dapat menambah atau mengurangi jumlah dagangannya sampai batas tertinggi 99 yang mampu dibawa, misal satu pikulan atau satu ruang seluas 4 meter persegi. Pabrik pupuk yang kapasitas maksimumnya 1,2 juita ton per tahun, dapat menggesar-geser jumlah produksinya selama dalam batas kapasitasnya. Semuanya tergantung pada struktur biaya dan penerimaan dari penjualan barang yang dihasilkan. Sebab biaya ratarata per satuan barang, biaya marjinal dan biaya total akan berbeda untuk masing-masing kapasitas, sehingga berbeda pula keuntungan yang dapat diperoleh. 9.2. Penerimaan Dalam pokok bahasan sebelumnya telah dibicarakan konsep produk total, rata-rata dan marginal. Konsep tersebut merupakan konsep teknik. Bagi produsen yang lebih menarik adalah konsep ekonomi, yaitu yang berkaitan dengan penerimaan dan biaya. Penerimaan (Revenue) adalah sejumlah uang yang telah diterima dari penjualan produknya kepada pedagang atau langsung kepada konsumen. Pimpinan perusahaan memulai usaha berdasarkan peralatan yang telah disediakan, kemudian menentukan berapa banyak tenaga kerja yang digunakan. Oleh karena itu tenaga kerja dianggap sebagai faktor tetap. Selain itu pimpinan perusahaan tidak hanya tertuju pada jumlah tenaga kerja, tetapi juga berapa banyak produk yang harus dihasilkan. Apakah jumlah produknya ditambah atau dikurangi maka harga produk per unitnya tetap sama. Oleh karena itu kurva TR, yang merupakan hasil perkalian jumlah produksi dengan harga yang tetap sama akan menghasilkan garis lurus yang menanjak, dengan demikian penerimaan marginal (MR) akan tetap sama. Berikut ini diberikan contoh pasar persaingan tidak sempurna dalam tabel dan gambar. Pasar persaingan tidak sempurna kurva TR menanjak dan setelah mencapai titik maksimum menurun. Pada saat itu MR mencapai titik nol (MR = 0), dan elastisitas permintaannya sama dengan satu. Titik tersebut (E = 1) terletak ditengah kurva AR, sehingga kurva MR akan selalu memotong jarak antara AR dengan sumbu vertikal di tengah-tengah. 100 Tabel Penerimaan Total, Penerimaan Rata-Rata dan Marginal Revenue dari Usahatani Mangga Jumlah Q P = AR TR = P x Q MR = TRn – TRn -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 90 180 210 240 250 240 210 160 90 0 90 70 50 30 10 - 10 - 30 - 50 - 70 - 90 Angka-angka dalam tabel dapat dilukiskan dalam bentuk kurva sebagai berikut. Penerimaan Total (TR) dan AR, MR dalam Pasar Persaingan Sempurna E=1 250 TR 200 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 90 50 40 0 - 50 AR 1 2 3 4 5 6 7 8 MR 9 =D 10 Jumlah Barang 101 Bentuk diatas merupakan perusahaan bentuk persaingan yang tidak sempurna, dan sekarang bagaimana perusahaan dalam bentuk pasar bersaing sempurna ?. Misal usahatani padi, perlu diketahui pasar bersaing sempurna, harga produksi sifatnya tetap artinya berapapun produk yang dihasilkan maka petani tidak dapat mempengaruhi harga per unit tetap sama. Oleh karena itu kurva TR merupakan perkalian jumlah produk dengan harga dan hasilnya merupakan garis lurus yang menanjak. Dengan demikian penerimaan marginal akan tetap sama dan kurva AR berimpitan dengan kurva MR dan sejajar dengan sumbu horizontal. Perlu diketahui kurva AR identik dengan kurva permintaan sebab keduanya menunjukkan hubungan antara jumlah barang (Q) dan harganya (P). Coba gambarkan kurva TR, AR dan MR pasar bersaing sempurna tersebut. 9.3. Biaya Produksi Biaya produksi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi : Biaya produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Biaya Produksi jangka pendek (short run) yaitu produsen tidak memungkinkan untuk mengubah-ubah besarnya beberapa faktor produksi, terutama biaya investasi. Biaya produksi jangka panjang (long run) yaitu produsen memungkinkan untuk dapat merubah semua faktor produksi, terumatama biaya investasi. Dalam jangka pendek, biaya terbagi dalam biaya tetap dan variabel, sedangkan biaya produksi jangka panjang semua biaya adalah biaya variabel, termasuk biaya tetap. Berikut ini yang dibahas hanyalah biaya produksi dalam jangka pendek. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya untuk faktor-faktor yang tidak dapat diubah-ubah dalam jangka pendek atau biaya yang tidak habis dalam beberapa kali proses produksi, contoh gaji karyawan tetap, sewa tanah, sewa gedung, penyusutan investasi, asuransi. Biaya tetap (FC) menunjukkan besarnya pengorbanan uang untuk memperoleh faktor tetap. Sedangkan biaya variabel (variable cost) adalah biaya untuk faktor-faktor yang dapat diubah-ubah selama jangka pendek atau biaya yang habis digunakan dalam satu kali 102 proses produksi, contoh biaya bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, upah. Biaya variabel (VC) menunjukkan besarnya pengorbanan uang untuk memperoleh faktor variabel. Biaya tetap ditambahkan biaya variabel disebut biaya total (TC / total cost). Biaya total apabila dibagi jumlah produk disebut biaya rata-rata (AC / Avarage cost). Tambahan biaya sebagai akibat tambahan produk disebut biaya marjinal (MC / marginal cost). Berikut ini merupakan proses produksi padi, dimana biaya variabelnya adalah tenaga kerja dan biaya tetap adalah sewa lahan dan penyusutan modal. Struktur biaya usahatani terlihat pada tabel berikut. 1 Biaya Tetap (FC) 2 Biaya Variabel (VC) 3 Biaya Total (TC) 4 Biaya Marginal (MC) 5 Biaya Tetap Rata-Rata (AFC) 6 Biaya Variabel Rata-Rata (AVC) 6 Biaya Total Rata-Rata (AVC) 6 0 1 2 3 4 5 6 60 60 60 60 60 60 60 0 30 40 45 55 75 120 60 90 100 105 115 135 180 30 10 5 10 20 45 0 60 30 20 15 12 10 0 30 20 15 13.75 15 20 0 90 50 35 25.75 27 30 Jumlah (Q) Masing-masing jenis biaya tersebut dapat dihitung rata-ratanya, yaitu jenis biaya tersebut dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (Q). Oleh karena itu, akan diperoleh biaya tetap rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AFC) dan biaya variabel rata-rata (AVC). Biaya marginal (MC) menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan apabi;la produknya ditambah satu unit atau MC n = TC n – TC n – 1. Berikut ini gambar kurva biaya produksi. 103 Kurva Biaya Yang Bersifat Total TR 180 150 TC 120 115 90 VC 60 40 FC 30 0 1 2 3 4 5 6 7 Kurva Biaya Yang Bersifat Rata-Rata MC, AC,AVC,AFC 90 80 70 60 MC =S 50 40 AC 30 AV C 20 10 5 0 AFC 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah (Q), menunjukkan banyaknya produk yang dihasilkan dan diletakkan pada sumbu horizontal. Berbagai jenis biaya (MC, AC, AFC, AVC) diletakkan pada sumbu 104 vertikal. FC yaitu biaya tetap yang menunjukkan banyaknya biaya yang dikeluarkan perusahaan tanpa memperhatikan jumlah produk yang dihasilkan, oleh karena itu kurvanya lurus sejajar sumbu X, misal bunga modal, penyusutan dan sewa gedung. VC yaitu biaya variabel yang menunjukkan banyaknya biaya yang dikeluarkan menurut besarnya produk yang dihasilkan, misal bahan baku, upah buruh, biaya angkutan. Oleh karena itu kurvanya bermula dari titik nol kemudian naik secara cepat dan pada tingkat output tertentu, tingkat pertumbuhannya mulai berkurang untuk kemudian meningkat kembali secara cepat, sehingga kurva yang semula berbentuk cekung ke bawah berubah menjadi cekung ke atas. TC yaitu biaya total yang menunjukkan banyaknya biaya seluruhnya, oleh karena itu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya variabel sehingga kurvanya mempunyai bentuk yang sama dengan VC, dimulai dari FC dan diatas VC sebesar FC pada semua tingkat output. AFC yaitu biaya tetap rata-rata yang merupakan FC yang dibebankan pada setiap unit produk (AFC = FC / Q ). Oleh karena itu kurvanya turun miring ke kanan. Pada saat output nol, kurva mendekati sumbu vertikal mencapai limitnya atau ). Dan dengan makin banyaknya output, kurvanya makin mendekati sumbu horizontal, tetapi tidak pernah memotongnya. AVC yaitu biaya variabel rata-rata yang merupakan VC yang dibebankan pada setiap unit produk (AVC = VC / Q ). Oleh karena itu kurvanya menyerupai huruf U. Sampai pada tingkat output tertentu, bertambahnya faktor variabel menyebabkan berkurangnya biaya variabel setiap unitnya. Setelah mencapai tingkat variabel rata-rata yang terendah maka bertambahnya faktor produksi akan menyebabkan AVC naik. AC yaitu biaya total rata-rata yang merupakan TC yang dibebankan pada setiap unit produk (ATC = TV / Q). Karena itu kurvanya berbentuk U. MC yaitu biaya marginal yang merupakan tambahan biaya total sebagai akibat bertambhanya produksi setiap satu unit output (MC n = TC n – TC n – 1). Karena itu kurva 105 MC pada awalnya menurun, setelah mencapai titik terendah MC akan naik dan memotong kurva AVC dan AC pada bagian minimumnya. Oleh karena itu pada saat AC memotong MC akan merupakan titik yang terendah. Hal ini akan selalu terjadi kerana merupakan hubungan yang pasti antara nilai rata-rata dan nilai marginalnya. Dalam analisis ekonomi, MC mempunyai kedudukan yang penting. Dengan asumsi harga input konstan, maka setiap perubahan jumlah produk yang dihasilkan akan menyebabkan naik turunnya biaya marginal. Secara teoritis, pimpinan perusahaan akan mengubah produksinya untuk disesuaikan dengan tingkat harga yang terjadi di pasar. Apabila harga produk berubah, sedang biaya produksinya tidak berubah maka jumlah produk yang dihasilkan dan yang akan dijual akan merayap sepanjang kurva MC. Oleh karena itu kurva MC merupakan kurva penawaran sesuatu produk atau kurva yang menghubungkan jumlah produk yang akan dijual pada berbagai tingkat harga yang mungkin terjadi di pasar. Proses penyesuaian jumlah produk yang dihasilkan dengan harga produk, menyangkut dua hal penting. perusahaan tidak merugi. Pertama, yaitu saat harga produk (P) = AC, maka Apabila kemudian P turun maka perusahaan mulai rugi. Kedua, yaitu pada saat harga produk (P) = AVC, maka tidak ada sisa penerimaan yang dapat dipakai untuk membayar AFC. Karena itu pimpinan perusahaan akan menutup perusahaan pada saat MC memotong AVC dibagian yang terendah. Oleh karena itu tidak seluruh kurva MC merupakan kurva penawaran, tetapi hanya bagian kurva MC yang lebih besar dari AVC. Apabila lebih kecil dari AVC perusahaan lebih baik tutup. 9.4. Keuntungan Maksimum Motivasi pengusaha dalam perproduksi salah satunya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan atau Laba () adalah selisih antara penerimaan total (TR) dan biaya total ( = TR – TC). Apabila dicapai keuntungan total yang maksimum maka 106 perusahaan dalam posis keseimbangan, yang artinya tidak kecenderungan untuk mengubah (menambah atau mengurangi) luas produksi, sebab dalam posisi tersebut dipandang sebagai keadaan yang paling baik. Syarat perusahaan mencapai keseimbangan, yaitu MR = MC. Contoh diagram berikut ini melukiskan keseimbangan perusahaan dalam pasar bersaing sempurna, dimana permintaan = MR dan penawaran = MC. Biaya, Penerimaan, Harga. MC = S P D = AR = MR AC D1 = AR = MR P’ B D2 = AR = MR P’’ AVC D3 = AR = MR P’’’ D 0 Q’’’ Q’’ Q’’’ Q Jumlah Barang Apabila harga produk = P, maka perusahaan untung, dengan produk sebesar Q. Apabila harga turun, misal P’, maka perusahaan Break even point (BEP), produk Q’ karena P’ = AC Apabila harga turun, misal < P’ dan > P’’, maka perusahaan rugi, karena AC < P’ > AVC Apabila harga turun lagi, P’’, maka perusahaan mengalami kerugian terendah, selama produk sebesar Q’’, karena P < AC dan Apabila harga turun lagi, P’’’, maka perusahaan tutup, dengan kerugian terendah selama produk sebesar Q’’, karena P = AVC . 107 Keuntungan atau kerugian perusahaan dihitung melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan total dan pendekatan marginal. a. Pendekatan Total. Dalam pasar bersaing sempurna, harga ditentukan oleh pasar. Berapa produk yang dihasilkan tidak akan mempengaruhi harga. Berikut ini digambarkan Laba-Rugi perusahaan. Penerimaan, Biaya. TR C TC B 0 100 200 300 400 500 600 700 Jumlah Barang Gambar di atas dapat dilihat ada dua titik perpotongan antara kurva TR dan TC, yaitu titik B dan C, dengan output masing-masing sebesar 200 dan 500. Kedua titik tersebut merupakan titik BEP (Break Even Point). Di sebelah kiri titik B, perusahaan menderita kerugian, karena kurva TC diatas TR, demikian pula di sebelah kanan titik C, perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan mengalami keuntungan pada dimana kurva TR di atas TC, yaitu antara output 200 unit sampai 500 unit. Keuntungan maksimum tercapai pada tingkat output 400 unit, yaitu ditunjukkan jarak kurva TR dan TC terpanjang. Pada saat itu perusahaan berada pada keseimbangan jangka pendek 108 dan mendapatkan keuntungan maksimum. Secara geometri syarat MR = MC ditunjukkan dengan garis singgung TR (yaitu MR) yang sejajar dengan garis singgung TC (yaitu MC). b. Pendekatan Marginal. Dalam pasar bersaing sempurna, harga ditentukan oleh pasar. Berapa produk yang dihasilkan tidak akan mempengaruhi harga. Berikut ini digambarkan Laba-Rugi perusahaan dengan pendekatan marginal. Penerimaan 12 10 C D E AC 8 d = AR = MR 6 B A 4 2 650 0 100 200 300 400 500 600 700 Jumlah Barang Gambar di atas menunjukkan keseimbangan perusahaan terjadi saat produksi 650 unit, saat MC = MR. Titik E terlihat bahwa MC memotong MR dari bawah. Dari titik D sampai E pada kurva MC terlihat MR > MC. Artinya perusahaan dapat menambah outputnya karena masih menguntungkan. Tetapi bila melewati titik E, dimana MR < MC penambahan output akan merugikan. Oleh karena itu keseimbangan perusahaan tercapai saat output = 650 unit. 109 9.5. Penawaran dan Elastisitas Penawaran Penawaran adalah jumlah barang yang dijual dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku dalam satu periode tertentu. Definisi tersebut terkandung hubungan antara jumlah barang yang dijual dengan harganya. Hubungan tersebut dapat disusun dalam bentuk persamaan matematik sehingga diperoleh fungsi penawaran. Penawaran dbuatkan asumsi seteris paribus, artinya faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi dianggap tidak berubah. Misal diketahui fungsi penawaran : Qsx = - 40 + 20 Px, (set par). Dimana, Qsx = jumlah barang x yang dijual Px = harga barang x Set par = ceteris paribus Kombinasi A B C D E Harga (Rp 00.000/kg) 6 5 4 3 2 Jumlah Yang Ditawarkan (ku/bulan) 80 60 40 20 0 Skala penawaran di atas dapat dilukiskan menjadi kurva penawaran, sebagai berikut: Harga 6 A 5 4 3 2 D E 1 0 20 40 60 80 Jumlah ditawarkan (Qx) 110 Selanjutnya perlu diketahui pengertian tentang penawaran sebagai berikut : - penawaran penjual perorangan disebut penawaran individual - penawaran dari semua penjual dinamakan penawaran pasar - skala penawaran pasar diperoleh dengan menjumlahkan skala penawaran individual, sebagaimana berikut: Gambar Diagram Penawaran Perorangan dan Penawaran Pasar P SA SB SP=SA+SB P3 P2 P1 0 QA3 QB2 QB3 QB2 (QA3+QB3) Keterangan : jika dalam suatu pasar ada dua orang penjual (A dan B), maka kurva penawaran pasar (SP) dapat diperoleh dengan melakukan penjumlahan horiuizontal dari kurva-kurva penawaran perseorangan penjual A dan B untuk setiap harga. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pasar adalah : a. fluktuasi harga-harga di pasar b. berubahnya teknik produksi, karena ada penemuan-penemuan baru c. berubahnya biaya produksi d. berubahnya penawaran bahan baku dan harganya e. adanya pembatasan-pembatasan penawaran, misalnya pemerintah melakukan tindakan penimbunan harga (dolog) f. kenaikan pajak g. persaingan antar penjual h. faktor-alam, misal cuaca. 111 Kurva penawaran bentuknya selalu naik dari kiri bawah ke kanan atas dan dikatakan kurvanya mempunyai arah positif, atau disebut hukum penawaran. Hukum penawaran adalah apabila harga suatu barang naik, maka jumlah yang dijual menjadi bertambah, dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun, maka jumlah yang dijual turun. Dengan asumsi faktor lain tetap konstan. Sebagaimana permintaan, penawaran dapat dihitung elastisitasnya. Elastisitas penawaran menunjukkan hubungan antara berubahnya jumlah barang yang dijual dengan berubahnya harganya. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan rumus : Es = Qx Qx: : Px Px Es = koefisien elastisitas penawaran Qx = jumlah barang x yang dijual mula-mula Px = harga barang x mula-mula Px = perubahan harga barang x Qx = perubahan jumlah barang x yang dijual Karena hubungan antara jumlah barang yang dijual dengan harganya bersifat langsung, maka hasil perhitungan koefisien elastisitas penawaran selalu posisitf. Contoh turunnya harga barang dari Rp 6.000 menjadi Rp 4.000 mengakibatkan jumlah yang dijual turun dari 8.000 unit menjadi 4.000 unit. Angka elastisitas penawarannya adalah : Es = Qx : Px Qx : Px Es = - 4000 : 8000 -2 6 = 1,5 Kalau Es > 1, berarti penawarannya elastis Kalau Es = 1, berarti penawarannya unitary Kalau Es < 1, berarti penawarannya inelastis 112 Meskipun bentuk kurva penawaran dari kiri bawah ke kanan atas, tetapi ada juga yang bengkok ke kiri lagi, sesudah lewat suatu titik. seperti gambar berikut. Harga 0 Jumlah A. Kurva penawaran Tenaga Kerja 0 jumlah B. Kurva inelastis sempurna 0 jumlah C. Kurva elastis sempurna Kurva A, adalah penawaran tenaga kerja dari orang-orang terdidik dan berpengalaman tinggi. Sampai gaji pada tingkat tertentu, penawaran tenaga kerja akan bertambah terus, namun lewat suatu tingkat gaji tertentu orang-orang merasa tidak perlu bekerja terlalu lama, namun digunakan untuk leisure, rekreasi, kegiatan spiritual lainnya. Karena itu bentuk kurva penawarannya bengkok ke belakang (backward bending supply). Beberapa kasus spesial dalam elastisitas, yang ekstrim bentuknya vertikal dan horizontal, sebagaimana gambar diatas. 113 114 POKOK BAHASAN X BENTUK-BENTUK PASAR POKOK BAHASAN : Bentuk-Bentuk Pasar SUB POKOK BAHASAN : a. Pembentukan Pasar b. Bentuk-Bentuk Pasar TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami pembentukan pasari dan bentuk-bentuk pasar. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: a. Mampu menjelaskan proses terjadi mekanisme pasar b. Mampu Menjelaskan bentuk pasar sempurna, monopoli dan lainnya. METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN X BENTUK-BENTUK PASAR 10.1. Pembentukan Harga Permintaan dan penawaran merupakan suatu rencana membeli atau menjual dalam berbagai kemungkinan tingkat harga yang terjadi di pasar. Dengan demikian terjadilah transaksi jual beli antara pembeli dan penjual. Harga yang dipertemukan rencana pembeli dan penjual disebut harga pasar atau harga keseimbangan (equilbrium price). Pasar persaingan sempurna, pembentukan harga tergantung kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Pada dasarnya permintaan dan penawaran saling mempengaruhi dan menentukan harga di pasar persaingan, yaitu: a. Dari sisi permintaan, marginal utility menentukan penilaian konsumen terhadap barang yang ada pada waktu tertentu. b. Dari sisi penawaran, biaya marginal menentukan harga yang akan ditetapkan produsen terhafap barang yang diproduksinya. c. Dalam pasar bersaing sempurna, harga sudah tertentu. d. Permintaan dan penawaran berubah-ubah, tetapi dalam posisi keseimbangan saat jumlah yang diminta = barang yang diproduksi. e. Harganya menunjukkan nilai pasar barang dan disebut harga keseimbangan. Proses pembentukan harga persaingan sempurna dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel maupun gambar grafik. Tabel Skala Permintaan dan Penawaran Harga (Rp) 6 5 4 3 2 Jumlah yang dibeli (unit) 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Jumlah yang dijual (unit) 8.000 6.000 4.000 4.000 0 Desakan terhadap harga Turun Turun Tetap Naik Naik 116 Harga 6 Excess Supply 5 S 4 E 3 2 Excess Demand 1 D 0 4.000 Jumlah Jumlah Keseimbangan Kurva permintaan (DD) berpotongan dengan kurva penawaran (SS) di titik keseimbangan E, yaitu pada harga Rp 4 dan jumlah 4.000. Pada setiap harga di bawah Rp 4 ada kekurangan barang yang ditawarkan atau kelebihan permintaan (excess demand) yang mendorong harga kembali naik. Setiap harga di atas Rp 4 ada kelebihan barang yang ditawarkan (excess supply) yang mendorong harga turun kembali ke tingkat keseimbangan. Harga keseimbangan yang telah tercapai dapat mengalami perubahan apabila terjadi poerubnahan dalam permintaan dan atau penawaran. Perubahan permintaan perubahan dalam rangkaian kombinasi antara harga dan jumlah yang dibeli . Jadi kurva permintaan secara keseluruhan bergeser ke kiri atau ke kanan. Perubahan penawaran menunjukkan perubahan dalam rangkaian kombinasi antara harga dan jumlah yang dijual. Jadi kurva penawaran secara keseluruhan bergeser ke kiri / ke kanan. Berubahnya harga keseimbangan yang disebabkan karena adanya perubahan dalam permintaan dan atau penawaran, disebut hukum harga, sebagai berikut: 117 a. Hukum harga I. Dengan asumsi penawaran tetap, maka berubahnya permintaan menyebabkan berubahnya harga dalam arah yang bersamaan. Artinya : - Apabila penawaran tetap, maka naiknya permintaan (kurva permintaan bergeser ke kanan) akan menyebabkan naiknya harga dan jumlah keseimbangan. - Apabila penawaran tetap, maka turunnya permintaan (kurva permintaan bergeser ke kiri) akan menyebabkan turunnya harga dan jumlah keseimbangan. b. Hukum harga II. Dengan asumsi permintaan tetap, maka berubahnya penawaran menyebabkan berubahnya harga dalam arah yang berlawanan. Artinya : - Apabila permintaan tetap, maka naiknya penawaran (kurva penawaran bergeser ke kanan) akan menyebabkan naiknya harga dan jumlah keseimbangan. - Apabila permintaan tetap, maka turunnya penawaran (kurva penawaran bergeser ke kiri) akan menyebabkan turunnya harga dan jumlah keseimbangan. Harga Harga D’ D S D D’’ S’ S S’’ 0 0 Jumlah Hukum Harga I Jumlah Hukum Harga II 118 10.2. Bentuk-Bentuk Pasar Kegiatan yang secara totalitas tersangkut dalam proses pertukaran disebut pasar. Tidak ada sistem ekonomi yang berfungsi tanpa didukung jaringan pasar yang menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam menukarkan barang dan jasa. Konsep pasar meliputi ciri sebagai berikut: - Tidak perlu menunjukkan pada suatu tempat tertentu atau menyangkut proses pertukaran secara fisik. - Pasar menyangkut berbagai kondisi dan hubungan yang ada antara tempat dimana jual beli akan berlangsung aerta kapan penjual dan pembeli secara efektif akan bertemu. Karena itu pasar tergantung ada ada tidaknya sekelompok penjual potensi dan sekelompok pembeli potensial. Meraka tidak perlu ada dalam satu gedung atau suatu tempat. Beberapa definisi pasar adalah : - tempat para penjual dan para pembeli mengadakan transaksi usaha. - Satu himpunan hubungan antara para penjual dan para pembeli yang potensial atau yang nyata dan yang tersebar luas. Bentuk pasar di dalam sistem ekonomi meliputi pasar persaingan sempurna, monopoli, monopsoni, oligopoli, oligopsoni, persaingan monopolistik dan lain sebagainya. a. Pasar Persaingan Sempurna Syarat pasar persaingan sempurna : - jumlah pembeli dan penjual banyak sekali sehingga tidak satupun mereka mampu mempengaruhi harga barang, - barangnya homogen, yaitu konsumen indiferen terhadap output perusahaan yang ada di pasar, 119 tidak ada gangguan terhadap kebebasan dalam penentuan pasar atau masuk - ke atau keluar dari pasar baik karena saling mengerti diantara pengusaha atau konsumen atauppun intervensi pemerintah, dan produsen dan konsumen pengetahuan mengenai harga dan jumlah. - Dalam persaingan sempurna, pembentukan harga dipengaruhi permintaan dan penawaran. Kurva permintaan adalah permintaan dari semua konsumen terhadap semua penjual atas suatu barang dalam suatu pasar. Bagi seorang penjual, harga yang terbentuk di pasar merupakan satu datum, yaitu tidak dapat dirubah lagi oleh kekuatan sendiri, maka kurva permintaan konsumen terhadap seorang pengusaha akan merupakan garis lurus mendatar, seperti gambar berikut. P P D MC S AC D1 D1 S P S K T MR=D R D 0 Q 0 a. Pembentukan Pasar Q b. Permintaan Perseorangan 0 A G H Q c. Keseimbangan Firm (Persaingan sempurna) Garis lurus mendatar (b), disebut permintaan perseorangan, dan kurva permintaan (a) merupakan penjumlahan dari semua permintaan individual (b). Mungkin yang jadi masalah, mengapa penjumlahan semua kurva mendatar akan menjadi kurva miring dan tidak mendatar pula. Jawabannya terletak pada kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga. Bagi penjual perseorangan dalam pasar persaingan sempurna, masing-masing tidak mampu mempengaruhi harga, tetapi bersama-sama dengan penjual yang lain dalam suatu pasar akan mampu mempengaruhi harga. Sehingga makin tinggi 120 harga akan semakin sedikit yang dibeli. Gambar c, menunjukkan penawaran perorangan (firm), pada persaingan sempurna kurva permintaan = MR = AR, dimana perusahaan tersebut tidak dapat mempengaruhi harga. Posisi keseimbangan persaingan sempurna P = MR = MC, maka dengan harga 0P, jumlah output sebesar 0H. Laba firm diperoleh sebesar KP dikalikan 0G, atau RT dikalakan KR, dengan demikian laba total sebesar segiempat KRTP. Dalam prakteknya pasar persaingan sempurna tidak ada, yang ada hanya yang mendekati pasar tersebut. Pasar beras mendekati pasar persaingan sempurna. Jumlah petani yang banyak, dan menjual hasilnya yang begitu sedikit, mengakibatkan petani tidak mampu mempengaruhi harga, dengan kata lain permintaan atas beras mendekati garis mendatar. Beras yang dihasilkan merupakan barang dagang yang hampir homogen. Dengan kata lain mereka akan tetap kekurangan daya tawar menawar (bargaining position) menghadapi penjual dan tengkulak. Hasil-hasil pertanian pada umumnya, seperti hasil palawija, buah-buahan dan sayuran mendekati persaingan sempurna dengan akibat harga yang rendah bagi petani. b. Pasar Monopoli, Oligopoli dan Duopoli Dalam prakteknya pasar persaingan sempurna tidak ada, yang ada hanya yang mendekati pasar persaingan sempurna, misal pasar modal dan pasar hasil pertanian. Bentuk pasar ekstrim lainnya adalah pasar monopoli dan monopsoni. Monopoli adalah penjual tunggal dan monopsoni adalah pembeli tunggal. Penjual monopoli tidak mempunyai saingan dalam menjual barang-barangnya, berarti penjual mampu menaikkan dan menurunkan harga dengan cara merubah-rubah jumlah barang yang dijual. Ia dapat menaikkan harga dengan mengurangi jumlah barang yang dijualnya, dan menurunkan harga dengan menambah jumlah yang dilemparlan ke 121 pasar. Dengan kata lain kurva permintaan atas barang yang dijual seorang monopoli adalah miring dari kiri atas ke kanan bawah, sebagaimana gambar dibawah ini. Harga MC P S AC T U MR 0 Q 5 AR = D R 10 Q Kurva permintaan sebuah perusahaan sama dengan kurva AR selalu berbentuk garis yang condong ke kanan bawah. Penerimaan rata-rata (AR) adalah harga barang per unit yang dijual. Seorang monopolis maka akan mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menghasilkan jumlah barang sebesar OR, dan harga 0P, maka laba yang dihasilkan pada saat MC = MR, yaitu sebesar PT dikalikan TU, atau sebesar segi empat PSTU. Kalau tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya, bahkan sekedar tidak untung dan tidak rugi, maka perusahaan akan menghasilkan barang sejumlah AR = AC, atau di titik R. Sebagai seorang monopoli dianggap buruk atau jahat selama bertindak seperti itu, dimana di negara Amerika Serikat monopoli dilarang dengan “Sherman Act” beserta amandemennya. Di Indonesia, monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan negara yang 122 menyelenggarakan barang untuk hajat hidup orang banyak, seperi telekomunikasi, air, gas, kereta api pertahanan. Monopsoni adalah pembeli tunggal, dikalangan konsumen jarang terjadi monopsoni, tetapi di kalangan produsen mendekati monopsoni yang terjadi pada pembelian faktor-faktor produksi, seperti BAT di Bali, NTB dan Sulawesi Selatan. Sebagai monopsoni sebuah perusahaan dapat mempengaruhi harga dengan menaikan dan menurunkan jumlah faktor produksi yang dibeli. Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang di dalamnya hanya ada beberapa penjual. Istilah ini tidak menunjukkan suatu angka mutlak, melainkan berarti tidak terlalu banyak sehingga masing-masing penjual menjadi amat kecil dan tidak hanya satu penjual saja yang berkuasa. Masing-masing penjual mempunyai pengaruh atas harga barang yang dijualnya, tetapi tidak sebesar pengaruh seorang monopolis. Antara pengusaha satu dengan lainnya ada saling ketergantungan, yang berarti perubahan harga dan jumlah yang diluncurkan suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lain. Karena itu sebelum melakukan perubahan seorang oligopoli harus berfikir dua tiga kali apa yang terjadi pengaruhnya atas perusahaan lain. Contoh perusahaan sigaret putih terdiri dari BAT yang mengusasi 35%, Faroka 10%, AIT 4% dari seluruh pasar sigaret putih di pasar Indoensia. Oligosoni adalah bebrapa pembeli, masing-masing cukup besar untuk dapat mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Antara monopoli dengan oligopoli terdapat bentuk pasar duopoli, yang berati dua penjual. Konsekunensi kedua bentuk ini sama dengan oluigopoli dan oliugopsoni. Prakteknya tidak banyak dijumpai, contoh perusahaan bentuk oligopoli, yaitu perusahaan mobil, pesawst terbang, komputer, kapal laut, dan minyak bakar. 123 c. Persaingan Monopolistik Pasar oligopoli agak banyak dalam kehidupan seharti-hari, maka pasar persaingan monopolistik dan persaingan monopsonistik adalah terbanyak kita jumpai. Ciri-ciri bentuk persaingan monopolistik dan monopsonistik sebagai berikut: - Bentuk ini mempunyai unsur monopoli/monopsonistik dan unsur persaingan. - Jumlah penjual dan pembeli agak banyak namun masing-masing perusahaan masih mempunyai sedikit pengaruh atas harga - masing-masing perusahaan tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar seperti oiogopoli/oligopsoni - Barang-barang yang diperjualbelikan tidak homogen benar, melainkan terdapat perbedaannya, meskipun hanya perbedaan merk - Terdapat sedikit perbedaan atas berdirinya perusahaan baru. Persaingan monopolistik/monopsonistik mwmpnyai beberapa sifat: 1. Jumlah pembeli dan penjual agak banyak, tetapi tidak sebanyak persaingan sempurna, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun tidak besar. 2. Barang yang diperjualberikan tidak homogen, bahkan sengaja dibeda-bedakan atas merk, bentuk, warna, mutu atau ukuran. Pembedaan produk ini dinamakan product variation. 3. Seringkali suatu poerusahaan yang sama, mengeluarkan produk yang sama dengan merk berlainan. Contoh sabun, pakaian dan lainnya. 4. Adanya perbedaan produk memungkinkan penjual untuk berusaha menambah volume penjualannya dengan berbagai cara seperti iklan, advertensi, door to door, hadiah dan lainnya. 124 125 POKOK BAHASAN XI INFLASI DAN KONJUNGTUR POKOK BAHASAN : Konjungtur dan Inflasi SUB POKOK BAHASAN : a. Konjungtur b. Inflasi dan Deflasi TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses terjadinya inflasi maupun konjungtur TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa diharapkan: a. Mampu Menjelaskan proses terjadinya konjungtur b. Mampu menjelaskan proses akselerasi. c. Mampu menjelaskan proses terjadi inflasi METODE : Ceramah Latihan Pre Test/Tanya Jawab Pekerjaaan rumah (PR) Tugas MEDIA : Papan tulis, OHP, Diktat, Buku Ajar, Handouts WAKTU : 120’ BACAAN : Ace Partadiredja, Drs Hartowo, S, Rosyidi, dan Boediono, Semaoen. POKOK BAHASAN XI KONJUNGTUR DAN INFLASI 10.1. Inflasi dan Deflasi Menurut sejarah, para ekonomi mengamati bahwa akibat Perang Dunia II (PD II) ternyata harga-harga tidak mengalami penurunan jika dibandingkan perang-perang sebelumnya yang kemungkinan terjadi dikarenakan turunnya upah tenaga kerja. Selain itu pemerintah cepat mengambil tindakan dalam mencegah depresi yang mulai muncul. Hal yang berbeda terjadi pada perang Vietnam, terjadi akselerasi merangkaknya tingkat inflasi, maka kebijaksanaan yang diambil bukannya stabilitas harga tetapi dengan mengurangi tingkat kenaikan harga. Gejala kenaikan harga tingkat umum dari barang dan jasa serta faktor produksi yang terus menerus disebut inflasi. Misal harga gula, beras, tingkat upah, dan sewa. Dikatakan tingkat harga umum karena barang, jasa dan faktor produksi jenisnya banyak sekali, karena itu ada kemungkinan harga sejumlah barang naik dan justru harga barang lain turun. Selain itu tingkat harga barang naik apabila hasil akhir perhitungan adalah naik. Sebaliknya deflasi adalah masa ketika tingkat harga umum barang dan jasa serta faktor produksi semakin turun secara terus menerus. Pengertian terus menerus artinya kenaikan harga merupakan proses berkelanjutan, dan kalau tingkat harga naik tidak secara terus menerus maka bukan dikatakan inflasi, misal harga musiman, menjelang hari raya atau kenaikan harga yang ditentukan pemerintah. Namun demikian gejala tersebut dapat dikatakan inflasi tertutup (suppressed inflation), yang suatu saat inflasi tertekan dapat berubah menjadi inflasi terbuka. Naik turunnya harga dinyatakan dalam angka indeks dari sekelompok barang yang dipilih. Karena itu dikenal beberapa indeks, yaitu indeks biaya hidup, indeks harga konsumen dan sebagainya. Kenaikan harga biasanya disertai dengan kesempatan kerja yang tinggi. Apabila kenaikan harga hanya sedikit justru akan menjadi pelincir roda perekonomian. Tingkat produksi akan mendekati kapasitas yang sebenarnya. Investasi swasta semakin berkembang. 116 Pelaku ekonomi menganggap bahwa sedikit inflasi maupun deflasi (little inflation/deflation) akan menjadikan perekonomian lebih baik. Kerugian yang diderita oleh golongan dengan pendapatan tetap biasanya lebih kecil daripada golongan masyarakat lainnya. Bahkan pekerja dengan upah relatif tetap akan bertambah baik, karena makin bertambahnya kesempatan kerja. Dilain pihak kenaikan suku bunga surat berharga menimbulkan kerugian bagi kreditur. Dalam keadaan deflasi, semakin bertambahnya penganguran tenaga kerja dan modal menyebabkan semakin berkurangnya kemakmuran total masyarakat. Pihak yang beruntung memperoleh lebih kecil daripada kerugian pihak yang rugi. Dalam kenyataannya, pada masa resesi hebat hampir setiap orang menderita kerugian. 10.2. Pengolongan Inflasi Inflasi dapat digolongkan dalam beberapa sebab: a. Inflasi yang berrdasarkan tingkat perubahan, dibedakan : - Inflasi ringan : < 5 % setahun (dianggap sehat dalam perekonomian) - Inflasi sedang : antara 10% - 30% setahun - Inflasi berat : antara 30% - 100% setahun (sly rocketing inflation) - Inflasi hiper : > 100% setahun (Hiperinflation) b. Inflasi yang disebabkan penyebabnya, dibedakan: - Demand pull inflation (Inflasi tarikan permintaan). Pada masa konjungtur naik, atau masa perluasan ekonomi permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat sehingga menyebabkan hargaharga naik. Selanjutnya mengakibatkan produksi naik sampai dengan kapasitas penuh, baik tenaga kerja (24 jam dengan 3 kali giliran kerja) maupun alat-alat produksi. Perekonomian yang sudah mencapai kapasitas penuh dinamakan full employment. Makin bertambahnya permintaan, maka indek biaya hidup maupun indek harga konsumen semakin tinggi. Contoh bertambahnya 117 pengeluaran pemerintah dengan mencetak uang, kenaikan luar negeri akan barang ekpor atau bertambahnya investasi swasta lewat kredit murah. Bilamana inflasi ini berkembang, maka pemerintah seharusnya melakukan tindakan-tindakan, seperti mengurangi pengeluaran pemerintah (G), mengetatkan pengeluaran konsumen (C), dengan cara menaikkan pajak agar daya beli konsumen berkurang dan juga menarik pajak perusahaan untuk mengurangi investasi (I). Jadi intinya dengan pengetatan G, C dan I pada tingkat perekonomian full employment akan memberikan solusi demand pull inflation. Secara matetamtis dapat dirumuskan secara matematis, yaitu : M = I PY, Dimana : M = jumlah uang yang beredar I = kebalikan dari kecepatan peredaraan uang (velocity) P = tingkat harga umum Y = Produk Domestik Bruto. Apabila PDB (Y) mencapai full employmen maka produksi tidak dapat dinaikkan lagi, dan I sudah tetap karena kebiasaan, maka bertambahnya peredaran uang (M) hanya akan berakibat kenaikan harga. Oleh karena itu pengwasan M yang paling mudah dengan cara melalui G. - Cost push Inflation (Inflasi desakan ongkos). Inflasi ini bersumber kepada kenaikan biaya produksi terutama wage dan salary. Inflasi terjadi apabila buruh menuntut kenaikan upah dan gaji yang kadang pula disertai aksi mogok. Dalam pemecahannya maka pihak perusahaan melakukan tawar menawar dengan pimpinan buruh (colletive bargaining). Bilamana diambil keputusan menaikan upah dan gaji, maka konsekuensinya adalah biaya produksi akan meningkat yang menyebabkan perusahaan rugi atau setiadak- 118 tidaknya keuntungannya menurun. Oleh pengusaha akan kenaikan biaya produksi akan membebankan kepada konsumen dengan cara menaikkan harga barang. Kenaikan harga ini akan berimbas pada kenaikan harga lainnya, terutama bila barang yang dihasilkannya merupakan barang input industri lain, misal baja, gula, semen dan bahan bakar minyak. Dengan demikian akan terjadi kenaikan harga secara umum. Solusi jenis inflasi ini adalah sangat sulit dilakukan, karena untuk mengendalikannya dengan cara pemutusan hubungan kerja. Bahkan cara ekstrim lain adalah dengan melakukan ransum (rationing), namun cara ini terkesan buruk oleh masyarakat. - Inflasi gabungan (demand and cost inflation) Inflasi ini merupakan kombinasi dari keuda macam inflasi diatas. Jenis inflasi ini yang paling sering terjadi di dunia perekonomian. Keduanya saling memperkuat. Perbedaannya adalah dilihat dari urutan proses kenaikan harga umum. Inflasi desakan permintaan, kenaikan harga akhir mendahului kenaikan harga produksi, sedangkan inflasi desakan ongkos, kenaikan harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang akhir. c. Inflasi dari dalam dan Inflasi dari luar - Inflasi dari dalam negeri. Inflasi dari dalam timbul karena anggaran negara defisit, pencetakan uang baru, kegagalan panen, dan sebagainya. - Inflasi dari luar negeri. Inflasi dari luar timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri. Karena itu merupakan penularan Inflasi. Penularan dapat melalui kenaikan harga impor, yang menyebabkan 1) secara langsung kenaikan terhadap indek biaya hidup melalui barang impor, 2) secara 119 tidak langsung kenakan indek harga, melalui ongkos alat produksi impor (cost inflation), dan 3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri, melalui kenaikan harga impor yang dibeli oleh pemerintah/swasta(demand inflation) Penularan dapat melalui kenaikan harga barang elspor dan distribusinya. Bila harag barang ekpor (kopi, teh) naik, maka indek biaya hidup akan naik. Demikian pula untuk barang lain sebagaimana barang impor. 120