PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS Sulistiyanto Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton E-mail : [email protected] ABSTRAK Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang berkembang cepat. Saat ini telah dikenal istilahistilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan teknologi GIS ini. Sistem ini akan membahas tentang Informasi sebaran tenaga kesehatan yang ada di puskesmas untuk wilayah Kabupaten Probolinggo dengan mengambil data dari Kantor Dinas Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS). Aplikasi (GIS) ini nantinya dibuat dengan menggunakan aplikasi QuantumGIS, PostgreSQL/PostGIS dan MS4W. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, HTML, Javascript, dan CSS. Dengan adanya Aplikasi ini diharapkan pengguna menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi mengenai sebaran tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas wilayah Kabupaten Probolinggo. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Puskesmas, Kesehatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi ini, kebutuhan informasi menjadi semakin kompleks dan beragam. Masyarakat memerlukan akses secara cepat dan mudah untuk memperoleh informasi. Informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini, salah satunya adalah kebutuhan informasi geografis. Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang sangat berkembang. SIG memiliki kemampuan yang baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, memodifikasi bentuk, warna, ukuran, dan symbol. Sistem Informasi Geografis merupakan bentuk dari sistem informasi yang menggambarkan tentang informasi geografis suatu daerah, seperti halnya Kabupaten Probolinggo. Kabupaten Probolinggo terletak di wilayah provinsi Jawa Timur, yang berada di posisi 112’50’-113’30’ Bujur Timur (BT) dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS), degan luas wilayah total 169.616.65 Ha atau sekitar 1.696,17 Km2. Dari luasan tersebut perlu adanya sistem infomasi geografis, seperti pemetaan sekolah, pondok pesantren, puskesmas, luas lahan sawah, dan lahan tembakau. Pemanfaatan SIG dalam bidang kesehatan merupakan bagian dari pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan salah satu alat untuk visualisasi data menjadi informasi dalam bentuk peta atau data spasial. 45 Dalam hal ini memudahkan dalam memberikan gambaran letak atau lokasi kesehatan, penyebaran penyakit, tenaga kesehatan, jumlah pasien dan lain-lain. Visualisasi dalam bentuk data spasial berpotensi secara signifikan untuk memperbaiki perencanaan dan pengambilan keputusan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana untuk mengetahui peta lokasi puskesmas di kabupaten Probolinggo dengan Quantum Gis 2. Bagaimana untuk mengetahui tenaga kesehatan di tiap puskesmas. 3. Bagaimana proses perancangan database sistem informasi puskesmas yang sesuai dengan software GIS yang dipakai. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam Penelitian ini adalah : 1. Pencarian lokasi Puskesmas bisa dengan menginputkan Latitude dan Longitude. 2. Batasan masalah dari aplikasi ini adalah memberikan informasi kepada pengguna mengenai titik-titik lokasi Puskesmas yang ada di Kabupaten Probolinggo serta informasi-informasi yang terkait di dalamnya dengan menggunakan Quantum GIS, PostgreSQL 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah sistem yang dapat memberikan informasi mengenai Puskesmas dan tenaga kesehatan yang berada di Kabupaten Probolinggo dengan Quantum Gis, sehingga membantu masyarakat dalam pemberikan informasi . Manfaat dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah: 1. Dapat memberikan informasi tentang pemetaan lokasi Puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Probolinggo. 2. Dapat mengetahui jumlah tenaga kesehatan di tiap puskesmas yang berada di kabupaten probolinggo. 3. Mendidik masyarakat supaya mengerti tentang pemanfaatan teknologi informasi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan obyekobyek yang terdapat dipermukaan bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Jadi SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. (Prahasta, 2005). 46 Suatu SIG menyediakan empat perangkat kemampuan untuk menangani data tereferensi secara geografi, yakni: (1) Input, ( 2) Data Management, (3) Manipulation and Analysis, (4) Output. Lihat Gambar 2.1. Gambar 2.1. Subsistem SIG Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut : 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan diedit. 4. Data Manipulation & Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. (Mahendra, 2009) 2.2 Komponen Sistem Informasi Geografis Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Hardware, b. Software c. Data d. Manusia e. Metode SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan. 2.3 Data Geospatial Data geospatial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen yaitu titik 47 (node), garis (line) dan luasan (polygon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah. Gambar 2.2. Konsep Lapisan (ESRI) Fungsi pengguna adalah untuk koordinatnya yang unik (di sudut grid memilih informasi yang diperlukan, (pojok), di pusat grid, atau di tempat membuat standar, membuat jadwal yang lainnya). Akurasi model data ini pemuktakhiran (updating) yang efisien, sangat bergantung pada resolusi atau menganalisis hasil yang dikeluarkan ukuran piksel- nya (sel grid) di permukaan untuk kegunaan yang diinginkandan bumi. Entitas spasial raster disimpan di merencanakan aplikasi 2.4 Quantum GIS Quantum GIS (QGIS) adalah aplikasi Sistem Informasi Geografi yang termasuk dalam kategori Open Source. Aplikasi ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial, namun QGIS didistribusikan secara gratis di dibawah lisensi GNU General Public License. Quantum GIS mendukung format data vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). Quantum GIS juga dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik. Aplikasi ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP. (http://www.qgis.org). 2.4.1 Digitasi Peta pada Quantum GIS Teknik digitasi peta pada prinsipnya adalah pembuatan peta melalui proses komputer. Penyimpanan file di komputer dari hasil digitasi peta tersebut dikelompokkan berdasarkan pada layer-layer yang sesuai dengan tipenya masing-masing. Dalam proses pembuatan digitasi peta digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe polygon (polygon), tipe titik (point) dan tipe garis (line). Pada setiap proses digitasi, ditambahkan sejumlah atribut sesuai kebutuhan masing-masing objek, yang nantinya akan ditampilkan sebagai suatu informasi pada objek 48 tersebut. Dalam pembuatan nama file .shp dan atribut menggunakan huruf kecil dan tanpa spasi.. 2.5 WebGIS dan Pemetaan Online WebGIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang berupa gambar yang statis) ke dalam sebuah situs Internet. Jika hanya menampilkan peta statis pada sebuah situs maka tidak ada perbedaan antara web mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainya. Mengacu pada pemahaman tersebut, nampaklah bahwa WebGIS didasari oleh pemetaan berbasis sistem informasi geografis yang memanfaatkan medium internet dalam melakukan pemetaan. (Andeka, 2008) Web SIG merupakan hal yang cukup untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan adanya aplikasi ini, pengguna dan profesional SIG dapat mempublikasikan data dan hasil analisis SIG melalui media web/internet dengan interaktif. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pengembangan aplikasi web SIG ini. Perlu disadari bahwa yang mendasari itu semua adalah kemajuan teknologi internet dan infrastrukturnya. Aplikasi yang cukup canggih tetapi tidak didukung oleh infrastruktur internet yang memadai akan menghasilkan produk yang tidak signifikan lagi. 2.5.1 PHP PHP Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan suatu script yang digunakan untuk membuat sebuah web menjadi lebih menarik, dinamis, dan interaktif. Dengan PHP kita dapat mengolah data yang diambil dengan sebuah form, membuat aplikasiaplikasi tertentu dalam sebuah web, ataupun membuat database dalam sebuah web. (Betha, 2001) 2.5.2 Basis Data Basis data adalah kumpulan data-data (file) non-redundat yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari table-tabelnya/ struktur data dan relasi-relasi) didalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise) (Prahasta05) Pengertian atau definisi lain dari basisdata yang dikembangkan atas dasar sudut pandang berbeda dan diambil dari pustaka (Prahasta05) a. Himpunan kelompok data (file/arsip) yang berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan saling cepat dan mudah. b. Kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan bersama sedemikian rupa tanpa pengulangan yang tidak perlu (redundency) untuk memenuhi berbagai kebutuhan. c. Kumpulan file / tabel/ arsip yang saling berhubungan dan disimpan didalam media penyimpanan elektronik 2.5.3 Pemetaan Online WebGIS bisa dikatakan sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang berupa gambar yang statis) ke dalam sebuah situs Internet. Jika hanya 49 menampilkan peta statis pada sebuah situs maka tidak perbedaan antara web mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainya. Mengacu pada pemahaman tersebut, nampaklah bahwa WebGIS didasari oleh pemetaan berbasis sistem informasi geografis yang memanfaatkan medium internet dalam melakukan pemetaan. Gambar 2.3. Konfigurasi chamelon Gambar 2.4. Alur proses webgis Dalam kerangka mendukung pemetaan online, maka kehadiran Mapserver tidak dapat dikesampingkan. Mapserver merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (WebGIS). Dalam menjalankan MapServer, maka dibutuh-kan dua file yaitu MapFile dan HTML File. Dimana MapFile berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka informasi inilah yang nantinya di tampilkan oleh MapServer. Di sisi lain, file HTML dipergunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta). III. METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah waterfall, karena mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan jenis pekerjaan pada sistem GIS. 50 Pengembangan sistem SIG cenderung dilakukan dengan menggunakan model yang bersifat dinamis dan dapat mengakomodasikan perubahan-perubahan kebutuhan secara fleksibel dengan memperhatikan faktor-faktor resiko yang mungkin akan dihadapi. Gambar 3.1. Model waterfall 3.2. Bahan, Alat dan Tempat Penelitian 3.2.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam pemetaan digital GIS berupa peta digital berformat *.shp. dari data tersebut nantinya dipisah-pisah menjadi beberapa layer. 3.2.2. Alat Alat yang dipergunakan berupa komputer yang sudah di install software Quantum GIS, Software database, Map Server, Dreamweaver. 3.2.3. Tempat Penelitian Lokasi penelitian pemetaan tenaga kesehatan puskesmas ini bertempat di kabupaten Probolinggo. 3.3. Kerangka Konsep Penelitian 3.3.1. Kerangka Konsep Penelitian Proses pembuatan WebGIS harus memisahkan data spasial dan data non spasial. Data spasial untuk keperluan digitasi peta sedangan data non spasial untuk mengisi tabel database. 51 Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini dilakukan di kabupaten Probolinggo dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. 3.3.2. Variabel – variabel penelitian Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: a. Vektor Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis) b. Raster Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. 2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengan : nama puskesmas, nama jalan, jml dokter, jml bidan, perawat, ahli gizi, farmasi, perawat dan teknisi medis. IV. PEMBAHASAN 52 Penentuan daerah wilayah untuk Sistem Infomasi Geografis harus terdapat peta suatu daerah/wilayah tertentu ataupun suatu simbol yang menggambarkan objek tertentu dan terdapat indeks warna agar informasi yang ditampilkan dapat terlihat jelas sesuai dengan daerah yang dituju. Wilayah penelitian Tenaga Kesehatan dilakukan di Kabupaten Probolinggo. Seperti yang yang terlihat di gambar dibawah ini. Gambar 4.1. Peta lokasi kabupaten probolinggo Rancangan desain Sistem Informasi Geografis sebaran tenaga kesehatan di puskesmas Kabupaten Probolinggo dengan Data Flow Diagram (DFD). 4.1 Diagram Konteks Perancangan DFD dimulai dengan pembuatan Diagram konteks, yang menggambarkan system secara global. Untuk SIG pemetaan tenaga kesehatan ini Diagram Konteks nya dapat dilihat seperti di bawah ini: Gambar 4.2. Diagram Konteks 4.2 Entity Relationship Diagram Entity Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. 53 Gambar 4.3. ER-Diagram 4.3 Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial Tahap pengumpulan data adalah tahap kedua yang dilakukan untuk menampilkan data mengenai informasi geografis yang ingin ditampilkan. Data nonspasial didapat dari hasil browsing pada media internet serta dari sedangkan data spasial diperoleh dari hasil pengabil peta google maps yang ada di internet 4.4 Digitasi Peta pada Quantum GIS Teknik digitasi peta pada prinsipnya adalah pembuatan peta melalui proses komputer. Penyimpanan file di komputer dari hasil digitasi peta tersebut dikelompokkan berdasarkan pada layer-layer yang sesuai dengan tipenya masingmasing. Dalam proses pembuatan digitasi peta Kabupaten Probolinggo ini digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe Polygon (polygon), tipe titik (point) dan tipe garis (line). Pada setiap proses digitasi, ditambahkan sejumlah atribut sesuai kebutuhan masing-masing objek, yang nantinya akan ditampilkan sebagai suatu informasi pada objek tersebut. Dalam pembuatan nama file .shp dan atribut menggunakan huruf kecil dan tanpa spasi. 4.5 Konversi File.shp menjadi Tabel pada PostgreSQL Untuk menampung konversi dari file .shp menjadi tabel-tabel menggunakan database baru dengan nama databuitenzorg, lalu file .shp tersebut akan dihubungkan melalui PostGIS connection dari software Quantum GIS. Setelah koneksi terhubung, setiap file .shp akan dikonversi ke postgresSQL. Gambar 4.4. Tabel dari file .shp Puskesmas 54 Gambar 4.5. Tampilan lebih dekat Puskesmas Kraksaan kab. Probolinggo V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Pada aplikasi rancang bangun sebaran tenaga kesehatan di puskesmas kabupaten Probolinggo ini menyajikan peta digital yang didalamnya terdapat informasi mengenai titik-titik lokasi puskesmas di Kabupaten Probolinggo serta informasi tenaga kesehatan yang terkait didalamnya. 1. Jumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Probolinggo ada 33 Puskesmas, yang tersebar di setiap kecamatan yang terdiri 24 kecamatan. 2. Untuk mengetahui berapa jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, cukup dengan klik titik lokasi puskesmas yang diinginkan, makan akan muncul informasi tersebut. 5.2. Saran Penambahan titik lokasi rumah sakit, polindes dan kantor dinas kesehatan akan menambah kelengkapan informasi sebaran tenaga kesehatan yang ada di kabupaten Probolinggo. Perlu penambahan data yang lebih rinci dari tenaga kesehatan yang ada, seperti spesialisasi dokter. 55 DAFTAR PUSTAKA BPS, 2011, Probolinggo dalam Angka, Probolinggo BPS, 2010, Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Bunafit Nugroho, 2004, Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQL, Gava Media, Yogyakarta. Jayson Rick, 2009, Basic GIS Training Using Quantum GIS, Legaspi Prahasta, Eddy, 2007, Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer, Informatika Bandung, Bandung. Prahasta, Eddy, 2002, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika Bandung, Bandung. Puntodewo, Atie, 2003, Sistem Informasi Geografis untuk pengolahan sumberdaya alam. Riyanto, 2009, Pengembangan Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Gava Media, Yogyakarta. 56