BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State of Art No Nama

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 State of Art
No
1.
Nama
Judul
&
Tahun Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Peneliti
Penelitian
Isnaini
Pengaruh Iklan
Menggunakan
Variabel yang digunakan
Khasanah
Provider di Televisi
metodologi kuantitatif
dalam penelitian ini
terhadap sikap
dengan menyebarkan
adalah (X) Iklan, (Y)
pengakses Mobile
kuesioner kepada
sikap pengakses Mobile
Internet
siswa MAN
Internet. Populasi dalam
(analisis regresi iklan
Yogyakarta 2
penelitian ini adalah
Indosat versi “ 3 hari
siswa MAN Yogyakarta 2
3 malam lanjuuut”
pengguna Kartu GSM
pada siswa MAN
Indosat. Sampelnya
Yogyakarta 2
adalah 87 orang. Hasil
pengguna Kartu GSM
penelitian menunjukan
Indosat) (2013)
bahwa iklan provider
yang ditayangkan di
televisi memiliki
pengaruh yang besar dan
signifikan terhadap sikap
para pengguna mobile
internet.
Persamaan/
Dalam penelitian ini terdapat kemiripan pada variabel X dimana pada
perbedaan
kedua penelitian ini mengambil iklan di Televisi, dan perbedaannya
dalam
terletak pada variabel Y dimana variabel Y pada penelitian ini adalah sikap
penelitian
pengguna mobile internet sedangkan penulis mengambil variabel Y brand
image.
7
Terdapat juga persamaan dalam penelitian ini yaitu penggunaan indikator
Super “A” untuk pengukuran dalam variabel iklan.
Penelitian ini juga memiliki persamaan responden yang diambil secara
purposive sampling. Dan sama-sama menggunakan metode kuantitatif
2.
Nur
Viliana
Lia Pengaruh Media Iklan Menggunakan metode Variabel yang
Televisi
Terhadap Kuantitatif
Pengambilan
Keputusan
menyebarkan
Konsumen kuesioner
dengan digunakan dalam
penelitian ini adalah
kepada Pesan iklan (X1),
dalam Pembelian Kartu mahasiswa Universitas Kualitas tayangan
Operator
pada
Fakultas
Universitas
Seluler
AS Jember
Mahasiswa
(X2), Tema iklan (X3),
Musik pengiring iklan
Ekonomi
(X4) dan Bintang iklan
Jember
(X5), Keputusan
(2014)
konsumen (Y). Dengan
populasi mahasiswa
fakultas ekonomi
Univ. Jember yang
telah / pernah
memutuskan membeli
kartu AS. Sampelnya
adalah 90 responden
yang diperoleh dengan
teknik accidental
sampling. Hasil
analisis menunjukan
bahwa media iklan
yang meliputi pesan
iklan, kualitas
tayangan, tema iklan,
music pengiring iklan,
dan bintang iklan
8
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian kartu AS
pada mahasiswa fak.
Ekonomi Univ.
Jember.
Persamaan/
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan Variabel X yaitu iklan televisi, dan
perbedaan
produk yang diteliti sama-sama Kartu AS. Penelitian ini juga menggunakan
dalam
metode kuantitatif
penelitian
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel Y nya adalah keputusan
pembelian dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan kuesioner yaitu
dengan cara accidental sampling.
3
Elisabeth
Analisis Pengaruh Iklan, Kuantitatif
Variabel
yang
Desi Arista
Brand Trust dan Brand
digunakan
Image Terhadap Minat
penelitian ini adalah
Beli Konsumen Telkom
(X) iklan, brand trust
Speedy di Kota
dan brand image,
Semarang. (2011)
(Y) minat beli.
dalam
Populasi dalam
penelitian ini adalah
konsumen yang
menggunakan dan
calon pengguna
Internet Telkom
Speedy. Sampelnya
adalah 100 orang
responden yang
menggunakan Telkom
Speedy yang diambil
secara purposive
9
sampling. Hasil
penelitiannya
membuktikan bahwa
variable iklan dan
brand trust
mempunyai pengaruh
positif terhadap minat
beli Telkom Speedy
sedangkan brand
image memiliki
pengaruh negative
terhadap minat beli
Telkom Speedy.
Persamaan/
Dalam penelitian ini terdapat persamaan pada variabel X yaitu iklan dan
perbedaan
pada salah satu variabel Y yaitu brand image. Selain itu teknik yang
dalam
digunakan dalam penelitian ini juga serupa yaitu dengan menggunakan
penelitian
teknik purposive sampling. Penelitian ini juga menggunakan metode
kuantitatif.
Perbedaanya dalam penelitian ini terdapat 3 variabel sedangkan pada
penelitian penulis hanya terdapat 2 variabel saja.
4
Adekoya
The
Olusola
Advertising
Abiodun
Volume of A Product
A
Impact
case
on
study
of Kuantitatif
Sales
Penelitian ini
dilakukan untuk
mengetahui pengaruh
of
iklan pada volume
Starcomms Plc, Nigeria.
penjualan produk dari
(2011)
Starcomm Plc.
Starcomm adalah
perusahaan
telekomunikasi
terbesar di Afrika
Barat.
10
Responden yang
diambil untuk
penelitian ini adalah 30
orang karyawan dari
Starcomm Plc, Nigeria
dan 25 orang customer
Starcomm Plc, dengan
menggunakan metode
kuesioner. Hasil
penelitian ini
menunjukkan bahwa
iklan televisi
berpengaruh pada
volume penjualan
product Starcomm Plc,
Nigeria dan telah
tercipta image yang
kuat pada perusahaan.
Persamaan/
Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel X (iklan televisi) dan sama
perbedaan
sama menggunakan metode kuantitatif, selain itu pembahasan dalam
dalam
penelitian ini juga serupa yaitu mengenai perusahaan telekomunikasi
penelitian
Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel Y yang digunakan dalam
penelitian ini adalah volume penjualan
5
Mohammad
An Investigation of TV
Kuantitatif
Penelitian ini
Esmaeil
advertisement effect on
menggunakan model
Ansari
customers purchasing
AIDA untuk meneliti
and their satisfaction.
variabel iklan televisi.
(International journal of
Populasi dalam
Marketing studies) Vol
penelitian ini adalah
3,No 4; November 2011
konsumen dari
perusahaan Avishan
11
dengan sampel
sebanyak 171 orang.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
iklan televisi efektif
dalam menarik
perhatian konsumen,
menciptakan
ketertarikan, keinginan
dan perilaku
pembelian. Penelitian
menyatakan bahwa
konsumen merasa puas
dari membeli produk
Avishan.
Persamaan/
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel iklan
perbedaan
melalui media televisi. Dan juga sama-sama menggunakan metode
dalam
kuantitatif.
penelitian
Sedangkan perbedaan dalam penelitian tersebut menggunakan teori AIDA
untuk meneliti variabel iklan televise sedangkan pada penelitian ini
menggunakan teori “Super’A”. kemudian terdapat perbedaan variabel Y
dimana dalam penelitian ini variabel Y nya adalah kepuasan pelanggan
Avishan.
Tabel 2.1 State Of Art
Jurnal-jurnal tersebut merupakan jurnal dari penelitian-penelitian terdahulu yang
memiliki variabel yang sama atau mendekati sama dengan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Karena hal tersebut, maka beberapa jurnal di atas di gunakan sebagai
tambahan referensi selain referensi dari buku untuk penelitian ini.
12
2.2 Landasan Konseptual
Landasan konseptual merupakan pemaparan beberapa konsep yang bersinggungan
erat dengan bidang kajian pada penelitian yang dibuat. Berikut adalah konsep-konsep yang
digunakan oleh penulis sehubungan dengan penelitian yang dilakukan:
2.2.1 Komunikasi
2.2.1.1 Komunikasi
Komunikasi menurut Everett M. Rogers, adalah proses suatu ide
dialihkan atau diberikan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau memberikan
pesan yang ingin disampaikan dari sumber kepada penerima. (Mulyana,
2005 : 62)
Keterkaitan teori komunikasi dengan penelitian ini adalah karena
membahas cara perusahaan melakukan komunikasi kepada konsumen
melalui sebuah kegiatan promosi yaitu dengan menggunakan iklan.
2.2.2 Komunikasi Massa
2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Pada zaman yang sudah sangat berkembang seperti sekarang ini
hampir semua orang telah menggunakan media, baik itu media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid, buku dan film) maupun media elektronik (televisi
dan radio). Media media tersebut saat ini sudah bagaikan kebutuhan pokok
untuk sebagian orang. Dengan media itulah komunikasi massa bisa
tercapai, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi
massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media
massa. Massa di sini menunjuk kepada audience, penonton, pemirsa, atau
pembaca. Dan seiring teknologi yang semakin canggih dan maju kini
internet juga sudah masuk dalam bentuk komunikasi massa,
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael
W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2007:8-9). Menurut mereka
13
bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui
media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau
gabungan antara media tersebut.
2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang
tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula
dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima
pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karna itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga itupun juga
biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau
nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat
media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok
atau public dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu.
Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan
14
lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai
gatekeeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya
dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan balik
langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat
kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience
yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dengan komunikasi lain
adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu.
Definisi lain yang dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni:
“First, mass communication is communication addressed to
masses, toan extremely large science. This does not mean that the
audienceincludes all people or everyone who reads or everyone who
watchestelevision; rather it means an audience that is large and generally
ratherpoorly defined, second, mass communication is communication
mediatedby audio and/or visual transmitter. Mass communications is
perhaps most easily and most logically defined by its forms: television,
radio,newspaper, magazines, films, books, and tapes“
yang berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang
ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini
tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang
yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini
tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak sukar
untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi
massa barangkali akan lebih mudah atau lebih logis bila didefinisikan
15
menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan
pita) (Nurudin, 2007 : 11).
2.2.2.2
Fungsi Komunikasi Massa
Adapun komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.
Whitney memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
a) Menginformasikan (to inform)
Sebagai media untuk menginformasikan tentang hal-hal apa saja yang
penting maupun tidak penting kepada audience nya. Contohnya seperti
berita, baik di media televisi, radio maupun majalah.
b) Memberi hiburan (to entertain)
Sebagai media hiburan kepada para audience. contohnya acara kuis
pada televisi, musik pada radio, cerita pendek pada majalah, dan cerita
fiktif pada film.
c) Membujuk (to persuade)
membujuk dalam media massa bisa dicontohkan seperti pada saat
pilkada, bagi calon kepala daerah media massa adalah instrumen yang
akan dimaksimalkan untuk membangun komunikasi politik, untuk
mensosialisasikan pencalonan agar dipilih oleh audience yang
melihatnya.
d) Transmisi budaya (transmission of the culture)
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang
paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya
tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam bentuk komunikasi yang
mempunyai dampak pada penerimaan individu. Komunikan secara
sadar dan tidak sadar mempelajari budaya tertentu melalui media
massa.
16
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa atau mass communication
merupakan suatu proses komunikasi dengan menggunakan media massa.
2.2.3
Komunikasi Pemasaran ( Marketing Communication)
2.2.3.1
Definisi Komunikasi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. (Kotler dan Keller
2007: 9).
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan
oleh perusahaan baik itu perusahaan barang maupun jasa dalam upaya
untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana
secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan
pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar.
Pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan
dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan
melalui proses pertukaran atau transaksi jual beli. Kegiatan pemasaran
perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin
mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus
secara penuh bertanggung jawab mengenai kepuasan produk yang
ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan
harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada
akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
2.2.3.2
Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Pengertian
Marketing
Mix Secara
bahasa
adalah
Bauran
Pemasaran, sedangkan menurut istilah Marketing Mix adalah strategi
17
pemasaran yang di laksanakan secara terpadu atau strategi pemasaran yang
di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada
dalam marketing mix itu sendiri.
Strategi marketing mix menurut Kotler& Armstrong (2006:218)
mencakup 4P, yaitu:
1. Product
“Anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use,
or consumption and that might satisfy a want or need.” Artinya produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar guna
mendapatkan perhatian, pembelian penggunaan atau pemakaian dan
dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang
berwujud disebut juga dengan barang, sedangkan produk yang tidak
berwujud disebut dengan jasa.
2. Price
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen
untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga juga merupakan alat
untuk mengukur nilai suatu barang, dan juga sebagai pesan untuk
menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar.
Harga menjadi sangat penting, karena akan berpengaruh luas pada
perusahaan. Pengaruh yang dapat ditimbulkan harga adalah:
a. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar.
b. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan
mempengaruhi market share-nya.
c. Harga akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan
sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih.
d. Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran
perusahaan.
18
3. Place
Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan akan lebih berguna
bagi konsumen/pembeli apabila produk tersebut tersedia pada tempat
dan saat dimana saja dibutuhkan.
Pemilihan tempat atau lokasi yang strategis juga sangat penting untuk
pemasaran produk. Dalam pemilihan tempat atau lokasi memerlukan
berbagai pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:
a. Akses yaitu lokasi yang mudah dijangkau oleh pribadi dan juga
sarana transportasi umum.
b. Visibilitas yaitu lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dan mudah
untuk ditemukan.
c. Lalu lintas yaitu banyaknya orang yang berlalu lalang di sekitar
lokasi atau kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang justru dapat
menjadi hambatan.
d. Ekspansi yaitu ketersediaan tempat untuk perluasan usaha di
kemudian hari.
e. Lingkungan yaitu daerah sekitar lokasi.
4. Promotion
Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan
informasi dan mempengaruhi serta menarik konsumen secara lansung
terhadap produk yang dihasilkan. Ada empat macam sarana promosi
yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan
produk atau jasanya yaitu:
a. Periklanan (Advertising)
b. Promosi penjualan (Sales Promotion)
c. Hubungan masyarakat atau publisitas (Public Relation/Publicity)
d. Penjualan secara pribadi (Personal Selling)
19
2.2.4
Periklanan ( Advertising)
2.2.4.1 Definisi Periklanan
Pemasaran merupakan arti penting dalam memasarkan suatu produk
dimana dapat dilakukan dengan cara mempromosikan produk tersebut
kepada pasar. Untuk mempromosikan produknya tersebut maka Kartu As
mengeluarkan iklan televisi dengan tema “Cari Jodoh” sebagai salah satu
alat promosinya. Dengan beriklan diharapkan Kartu As dan Telkomsel dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan, selain itu beriklan merupakan suatu strategi
perusahaan untuk menghadapi persaingan dan meraih serta membentuk
image konsumen akan produk. Berikut adalah pengertian iklan menurut
beberapa ahli:.
Iklan adalah semua bentuk penyajian non-personal, promosi ide-ide,
promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh pihak lain yang diminta oleh
perusahaan dalam membantu mengkomunikasikan produk atau jasanya
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan media tertentu, seperti
media elektronik maupun non-elektronik (Surachman 2008 : 183 ).
Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi
ide, barang atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran (Kotler dan Keller 2006:653).
Iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk memberitahukan
kepada masyarakat luas dan khalayak ramai tentang produk dan atau jasa
yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk dipindahkan hak
kepemilikannya melalui proses jual beli.
Sementara itu periklanan adalah serangkaian kegiatan untuk
memasarkan produk dan jasa kepada masyarakat tertentu melalui media
tertentu dengan sesuatu pesan atau berita.
Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual
produknya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki
informasi yang memadai mengenai produk barang dan jasa yang tersedia di
pasar.
20
Dari berbagai definisi iklan yang ada dapat ditarik kesimpulan
bahwa iklan merupakan suatu sarana penyampaian informasi akan
kegunaan, keunggulan dan petunjuk praktis mengenai barang atau jasa
kepada konsumen dengan memakai media baik media elektronik maupun
media
cetak.
Sehingga
dengan
adanya
iklan
perusahaan
dapat
menyampaikan pesan informasi produknya kepada konsumen.
2.2.4.2 Tujuan Iklan
Pada
dasarnya,
tujuan
periklanan
adalah
mengubah
atau
mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikapsikap konsumen.Munculnya iklan bertujuan untuk memperkenalkan produk
maupun jasa pada konsumen. Tujuan iklan terbagi menjadi tiga kategori:
1. Periklanan informatif, yaitu iklan dilakukan besar-besaran pada tahap
awal suatu jenis produk, dimana tujuannya adalah untuk membentuk
permintaan utama.
2. Periklanan persuasive, penting dilakukan dalam tahap kompetitif, dimana
tujuannya adalah untuk membentuk permintaan seleksi untuk suatu
merek tertentu.
3. Periklanan pengingat, untuk mengingatkan konsumen atas keunggulan,
bentuk kemasan produk, yang ada di pasar (Kotler& Keller 2006 : 654).
Dengan
mengetahui
tujuan
iklan
maka
perusahaan
dapat
memperjelas sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan. Sasaran juga
sangat membentuk dalam pengembangan iklan yang ingin disampaikan,
sehingga jelas apa yang dilakukan dan bagaimana memilih pesan iklan yang
diinginkan, sasaran yang ingin dicapai melalui program periklanan sangat
beragam sesuai dengan keinginan dan tujuan pemuatan iklan itu sendiri.
Tetapi pada umumnya sasaran ini dapat dirumuskan dalam enam
yaitu (Kotler 2006:659):
21
1. Meningkatkan pengenalan akan nama, merek atau bentuk konsep produk,
serta informasi dimana atau bagaimana membeli suatu produk.
2. Mengingatkan para pembeli untuk menggunakan produk.
3. Mengubah sikap tentang penggunaan bentuk produk.
4. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek.
5. Mengubah keyakinan tentang merek.
6. Mempertahankan kesukaan akan suatu merek.
Pada dasarnya tujuan iklan merupakan hal yang sangat mendasar
bagi perusahaan, karena iklan dapat menyampaikan keunggulan produk.
Sasaran juga sangat membentuk dalam pengembangan iklan yang ingin
disampaikan, sehingga jelas apa yang dilakukan dan bagaimana memilih
pesan iklan yang diinginkan.
Agar pesan iklan berhasil disampaikan oleh Kartu As dan Telkomsel
kepada konsumennya, iklan yang ditayangkan harus melalui berbagai proses
yang panjang. Iklan juga harus di buat semenarik mungkin agar dapat
menarik perhatian masyarakat. Oleh karena itu Kartu As dan Telkomsel
harus memperhatikan elemen-elemen yang dimasukan pada iklan yang
televisi ”Cari Jodoh”, hingga pada akhirnya dapat terciptalah iklan yang
menarik dan tercipta brand image yang baik pada Kartu As dan juga PT.
Telkomsel.
Dampak Media
Dampak (efek) isi media adalah perubahan yang terjadi pada diri
penerima pesan komunikasi massa. (Wiryanto 2005:11) dampak atau
perubahan ini diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Dampak bersifat kognitif: yaitu berkaitan dengan pengetahuan dan opini.
2. Dampak bersifat afektif: yaitu berkaitan dengan perasaan dan sikap.
3. Dampak atas perilaku
22
2.2.4.3 Macam-macam iklan
Pembagian iklan menurut sifatnya.
Menurut sifatnya, iklan dikelompokkan menjadi iklan komersial dan iklan
non komersial.
1. Iklan komersial
Iklan komersial adalah iklan yang menawarkan barang dan jasa. Sebagian
besar iklan yang kita temui di berbagai tempat merupakan iklan
komersial.
2. Iklan non komersial
Iklan non komersial biasa disebut juga sebagai iklan sosial atau iklan
layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat ini tidak bertujuan untuk
menawarkan barang dan jasa. Biasanya iklan ini bertujuan untuk
pencapaian kondisi berkehidupan yang lebih baik (menurut pemasang
iklan). Contoh iklan non komersial antara lain; iklan tentang narkoba,
iklan tentang rokok, iklan tentang pemanasan global atau iklan tentang
global warming, iklan tentang pencemaran air, dan iklan tentang
penggundulan hutan.
Fungsi iklan menurut Rotzoill (Widyatama 2005:147) yang dikutip
dari jurnal penelitian Isnaini Khasanah (2013) menyebutkan bahwa iklan
mempunyai empat fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi Precipitation: mempercepat berubahnya suatu kondisi dari
keadaan yang semula tidak bisa mengambil keputusan menjadi bisa
mengambil keputusan.
2. Fungsi Persuassion: membangkitkan keinginan dari khalayak sesuai
pesan yang diinginkan
3. Fungsi Reinforcement: iklan mampu meneguhkan keputusan yang telah
diambil oleh konsumen
4. Fungsi Reminder: iklan mampu mengingatkan dan makin meneguhkan
terhadap produk yang diiklankan.
23
Baik itu iklan media cetak ataupun elektronik haruslah memiliki
tujuan serta fungsi yang jelas agar iklan dapat berhasil mempersuasif
audiensnya.
Media Televisi
Bisnis televisi dan periklanan merupakan bagian utama dari bisnis
yaitu berfungsi sebagai sistem penyampaian pada pemirsa (Whitehill King
2009:325). Dikutip dari jurnal penelitian Isnaini Khasanah (2013).
Menurut J.Thomas Russell Whitehill King karakteristik televisi
sebagai media iklan yaitu:
1. Menonton televisi menjadi populer terutama dengan adanya banyak
segmen pasar yang merupakan pasar sasaran utama pengiklan.
2. Gabungan warna, suara dan gerakan dari televisi menawarkan keluwesan
kreatif bagi setiap pesan produk
3. Televisi tetap teramat efisien bagi pengiklan besar yang perlu
menjangkau pemirsa massal.
Iklan televisi yang baik adalah iklan yang mampu mempersuasif baik
audiens ataupun konsumennya agar mau melakukan hal sesuai dengan
tujuan mengapa iklan tersebut dibuat.
Pembagian iklan menurut media yang digunakan:
1. Iklan cetak
Iklan cetak adalah iklan yang penyebarannya dilakukan melalui media
cetak. Contoh iklan cetak antara lain; poster, spanduk, baliho, reklame,
iklan baris di koran, flyer atau selebaran.
2. Iklan elektronik
Iklan elektronik adalah iklan yang penyebarannya melalui media
elektronik. Contoh dari iklan elektronik antara lain; iklan di TV, iklan di
radio, iklan di Internet. Iklan di internet ini masih terbagi menjadi
beberapa jenis, antara lain; banner, iklan baris, streaming.
24
Pembagian iklan menurut efektifitasnya.
1. Iklan Efektif
Iklan efektif adalah iklan yang dapat menyampaikan informasi dari
pemasang iklan kepada penerima iklan. Faktor-faktor yang menentukan
kefektifan suatu iklan antara lain kepadatan materi, dan kesederhanaan
bahasa.
2. Iklan tidak Efektif
Kebalikan dari iklan efektif adalah iklan tidak efektif. Secara sederhana,
iklan tidak efektif adalah iklan yang tidak mampu menyampaikan
informasi dari pemasang iklan kepada pembaca iklan. Entah karena
terlalu panjang, bertele-tele, atau bahasa yang terlalu rumit dan kurang
dipahami oleh penerima iklan.
Syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut
Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis.
b. Ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif.
c. Disusun
secara
singkat
dan
menonjolkan
bagian-bagian
yang
dipentingkan.
Isi iklan
a. Objektif dan jujur
b. Singkat dan jelas
c. Tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain
d. Menarik perhatian banyak orang.
2.2.4.4 Formula Iklan yang baik
Iklan yang kreatif dan imajinatif serta menarik akan menjadi
perhatian atau acuan keberhasilan suatu iklan. Budiman Hakim (2005:50)
25
menyatakan bahwa SUPER “A” adalah rumusan dasar untuk menilai sebuah
iklan. Setiap hurufnya mengandung makna yang harus dimiliki oleh sebuah
iklan yang baik. SUPER “A” yang dimaksud yaitu:
a. (S) Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan orang sebagai
sesuatu yang sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dalam
sekali lihat. Dalam konteks ini, pengertian simple akan tepat diartikan
dengan tidak banyak elemen namun tetap komunikatif. Komunikatif
berarti memiliki kekuatan untuk mengajak konsumennya berkomunikasi,
sehingga konsumen dapat menemukan makna lain di balik makna yang
terdapat di permukaannya. Sebuah iklan yang baik, tampilan dan
outputnya memang harus simple tapi pemikirannya sama sekali tidak
simple. Hindari penggunaan elemen terlalu banyak. Gunakan elemen
sesedikit mungkin namun iklan kita mampu berbicara semaksimal
mungkin.
b. (U) Unexpected
Dari berbagai iklan yang ada saat ini, hanya beberapa saja yang bisa kita
ingat. Kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak,
dikarenakan idenya yang unik, ide iklan yang tak disangka-sangka akan
jauh lebih diingat oleh konsumennya di tengah berbagai iklan yang
muncul.
c. (P) Persuasive
Persuasive sering juga disebut dengan daya bujuk, daya bujuk
mempunyai daya pengaruh untuk mengajak orang untuk melakukan
sesuatu. Iklan dengan daya bujuk yang kuat hampir pasti akan
menggerakan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand dan
tertarik untuk mencobanya.
26
d. (E) Entertaining
Entertaining menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Entertaining tidak
hanya berarti lucu, dalam skala yang lebih luas Entertaining berarti
mampu mempermainkan emosi konsumennya. Apapun dapat dilakukan
selama permainan emosi itu juga mengangkat simpati terhadap brand
yang dijalankan.
e. ( R ) Relevant
Semelantur apapun ide dari sebuah iklan namun hal itu harus tetap
relevan. Harus ada pertanggung jawaban, harus tetap ada rasionalisasi
dan harus ada korelasi dengan brand, baik itu brand positioning atau
brand personality karena brand adalah hero. Jadi dari asumsi yang besar
sampai yang kecil semuanya harus diperuntukkan semata-mata untuk
brand.
f. (A) ‘Acceptable’
Poin acceptable sengaja ditaruh di antara tanda kutip tunggal, karena
poin ini lebih ditujukan pada penerimaan masyarakat pada iklan yang kita
buat. Ada banyak sekali iklan yang mengundang reaksi masyarakat
karena dianggap melampaui nilai-nilai ketimuran yang kita anut. Dimana
hal tersebut tercermin dengan masyarakat Indonesia yang sangat beragam
baik dari budaya, agama, bahasa serta gaya hidup dan juga tata nilainya.
Oleh karena itu iklan yang baik adalah iklan yang bukan hanya sekedar
kreatif akan tetapi juga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
karena tidak melanggar nilai-nilai budaya tersebut.
2.2.5
Brand Image ( Citra Merek)
2.2.5.1 Definisi Brand Image (Citra Merek)
Tjiptono (2011:03) menyatakan bahwa merek merupakan nama,
istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi aribut
27
atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
diferensiasi terhadap produk pesaing.
Brand image merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali
namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna
khusus atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa uang diwakili
oleh mereknya (Kotler dan Keller 2006:268)
Selain logo, iklan juga memegang peranan penting untuk
menciptakan sebuah citra merek. Penggunaan iklan adalah untuk
meningkatkan citra merek, dimana di dalam iklan konsumen dapat melihat
langsung apa yang produk tersebut berikan. Citra merek yang dibangun
dapat menjadi identitas dan cerminan dari visi, keunggulan, standar kualitas,
pelayanan dan komitmen dari pelaku usaha atau pemiliknya.
Dapat disimpulkan bahwa brand image adalah asosiasi yang
terbentuk dalam benak konsumen sebagai hasil persepsi konsumen atas
identitas brand.
Komponen Brand Image
Terdapat 3 komponen dalam brand image menurut Erna Ferrinadewi
(2008:167) yaitu:
1. Brand Association
Brand association adalah tindakan konsumen untuk membuat asosiasi
berdasarkan pengetahuan mereka akan merek, baik itu pengetahuan yang
bersifat faktual atau yang bersumber dari pengalaman dan emosi. Brand
association sebagai sesuatu yang dihubungkan dengan memori terhadap
sebuah merek dan brand image, biasanya dalam bentuk-bentuk yang
mempunyai arti. Ketika suatu merek sering menggunakan merek yang
sama, misalnya merek air minum kemasan, biasanya tercipta asosiasi
yang kuat, unik dan positif. Asosiasi semacam ini dapat dibuktikan ketika
koresponden dapat mengingat atribut-atribut produk yang dibeli tapi
tidak mampu mengingat nama mereknya. Itu berarti brand image tersebut
telah diasosiasikan dengan kemasan, desain, atau atribut lainnya.
28
2. Brand Value
Brand value adalah tindakan konsumen dalam memilih merek.Seringkali
konsumen ini lebih karena persepsi mereka pada karakteristik merek
diikatkan dengan nilai-nilai yang mereka yakini.
3. Brand Positioning
Brand Positioning adalah persepsi konsumen akan kualitas merek yang
nantinya persepsi ini akan digunakan oleh konsumen dalam evaluasi
alternative merek yang akan dipilih. Positioning adalah upaya untuk
“menancapkan” produk merek kita dalam benak konsumen diantara
produk merek pesaing ( Kotler & Keller 2006:288).
Brand Positioning merupakan upaya mengkomunikasikan realitas
merek kepada para konsumen (Surachman 2008:15)
2.2.6
Image Theory (Teori Citra)
Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap
perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi.
Citra mencerminkan pemikiran, emosi dan persepsi individu atas apa
yang mereka ketahui, terkadang persepsi diyakini sebagai realitas karena
persepsi membentuk citra. Untuk itu, diperlukan peningkatan dan pemasaran
citra (image marketing) yang bukan hanya sekedar tampil dalam iklan dan
menyatakan sebagai yang terbaik, melainkan lebih dari itu yaitu
mengupayakan agar nama dan reputasi perusahaan atau produk serta
persepsi publik semakin positif. Kumpulan citra di benak publik akan
membentuk reputasi korporat (Corporate Reputation).
Penempatan citra merek dibenak konsumen harus dilakukan secara
terus-menerus agar citra merek yang telah tercipta tetap kuat dan dapat
diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan
positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat.
29
2.2.6.1 Jenis – Jenis Citra
1. Citra Bayangan (Mirror Image)
Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pihak luar (eksternal)
terhadap perusahaanya. Hanya merupakan pandangan atau pengalaman
seseorang terhadap organisasi atau perusahaan, citra ini timbul karena
kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi mengenai pendapat pihak luar, citra bayangan
cenderung pada persepsi positif.
2. Citra yang berlaku (Current Image)
Suatu citra atau pandangan dari eksternal perusahaan terhadap perusahaan,
Citra ini sepenuhnya ditentukan dari informasi yang mereka dapat
mengenai perusahaan.
3. Citra Harapan (Wish Image)
Suatu citra yang dibentuk sesuai dengan keinginan perusahaan atau
organisasi. Citra yang diharapkan cenderung pada hal yang baik atau
kesesuaian dengan publiknya. Sehingga dapat menarik respon masyarakat
yang lebih luas.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra secara keseluruhan yang dipandang dari kinerja internal perusahaan
yang meliputi sejarah visi & misi perusahaan, kualitas pelayanan,
keberhasilan, hingga tanggung jawab social yang dijalankan perusahaan.
Melalui hal tersebut publik akan mengetahui gambaran pesan yang ingin
disampaikan dari perusahaan tersebut.
5. Citra Majemuk (Multiple Image)
Image yang bermacam-macam dari publik terhadap perusahaan akibat
penyampaian, sikap, maupun tingkah laku yang berbeda dari setiap individu
(karyawan) yang mewakili perusahaan tersebut dengan tujuan perusahaan
6. Citra Penampil (Performance Image)
Citra ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau
penampilan diri (performance image) para professional dalam perusahaan
30
yang bersangkutan. Citra penampil lebih pada penampilan fisik atau apa
bisa dilihat sebagai representasi kinerja perusahaan tersebut.
(Ardianto:98-100)
2.2.7
Hubungan Antar Variabel
2.2.7.1 Hubungan Antara Iklan Dengan Brand Image
Iklan adalah bentuk penyajian promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh
pihak lain yang diminta oleh perusahaan dalam membantu mengkomunikasikan
produk atau jasanya untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan media,
baik media elektronik maupun non-elektronik (Surachman 2008:183). Agar pesan
iklan berhasil tersampaikan kepada konsumen dan dapat diterima dengan baik oleh
konsumen, perusahaan harus membuat iklan semenarik mungkin dan harus
memperhatikan elemen-elemen yang dimasukan pada iklan. Karena suatu iklan
akan membawa pengaruh terhadap brand image dan akan menimbulkan dampak
bagi sikap konsumen, dari iklan tersebut akan terbentuk brand image dalam benak
konsumen. Sehingga apabila brand image perusahaan baik maka sikap konsumen
akan positif, sebaliknya apabila brand image perusahaan buruk maka sikap
konsumen juga akan negatif.
Hasil penelitian sebelumnya sebagaimana dikemukakan oleh Khasanah
(2013) dalam penelitian “Pengaruh Iklan Provider di Televisi terhadap sikap
pengakses mobile internet (analisis regresi iklan Indosat versi “3 hari 3 malam
lanjuut)” menunjukkan bahwa iklan
yang ditayangkan di televisi dan
menggunakan formula iklan yang baik akan berpengaruh terhadap brand image
dari perusahaan dan akan membawa sikap yang baik dari konsumen kepada
perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian adalah bagan dari suatu alur
pemikiran seseorang terhadap apa yang sedang dipahaminya untuk dijadikan
sebagai acuan dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang diteliti
secara logis dan sistematika. Setiap bagan atau kerangka berpikir yang
31
dibuat harus mempunyai kedudukan atau tingkatan yang dilandasi dengan
teori-teori yang relevan agar permasalahan dalam penelitian tersebut dapat
dipecahkan.
Iklan (X)
•
Simple
•
Unexpected
•
Persuasive
•
Entertaining
•
Relevant
•
Acceptable
Brand Image (Y)
•
Brand Association
•
Brand Value
•
Brand Positioning
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
32
Download