gambaran bakteri coliform pada air pdam dengan metode most

advertisement
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2012
ISSN 2085-7764
JURNAL KESEHATAN
RAJAWALI
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan
JURNAL ENAM BULANAN
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air PDAM dengan Metode Most Probable
Number (MPN) di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
Perbandingan Kadar Asam Urat Serum Metode Enzimatik Uricase Pada
Suhu 25°C dan Suhu 37°C
Analisis Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklampsi Di RSUD Kota
Bandung
Gambaran Pengetahuan Tentang HIV/AIDS pada
Bandung Tahun 2012
Siswa SMA YWKA
Perbandingan Relaksasi Nafas Dalam dan Relaksasi Autogenik terhadap
Respon Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi Seksio Sesarea di RSUD
Cibabat Cimahi
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Mekanisme Koping Lansia
yang Dirawat Di Instalasi Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Rajawali
Bandung
Diterbitkan oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes Rajawali Bandung)
JURNAL KESEHATAN RAJAWALI
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2012
ISSN 2085-7764
Jurnal Kesehatan Rajawali merupakan jurnal ilmu-ilmu kesehatan yang memuat naskah hasil
penelitian bidang ilmu keperawatan, kebidanan dan analis kesehatan. Diterbitkan 6 bulan
sekali pada bulan Maret dan Oktober
Penanggungjawab
Tonika Tohri. S.Kp., M.Kes.
Pemimpin Redaksi
Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes.
Wakil Pimpinan Redaksi
Ally Kafesa, S.S.T.
Redaksi Pelaksana
Iga Retia Mufti, S.S.T.
Suci Noor Hayati, S.Kep., Ners
Redaksi
Rustandi, dr., M.P.H.
H. Rachmat Sobarna, dr., Sp.O.G.
Handarini, S.Pd., M.Si.
Istianah, S.Kep., Ners
Erni Hernawati, S.S.T., M.M.
Sekretaris Redaksi
Artha Kusumawardani, S.S.T.
Humas
Faruk Rasyid, S.E.
Tata Usaha
Fotuho Woruwu, S.E.
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali
Jalan Rajawali Barat Nomor 38 Bandung
Email: [email protected]
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
GAMBARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR PDAM
DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN) DI
KOMPLEK MEGA BRATA, CIWASTRA, KOTA BANDUNG
Handarini dan Rohayati
ABSTRACT
Introduction: This research conducted to determine number of coliform bacteria population in tap
water which is used daily by citiziens in Mega Brata residents, Ciwastra, Bandung. The purpose of
this study was to determine the microbiological water quality. The method used to determine number
of bacterial population is Most Probable Numbers (MPN). There are 17 samples of tapwater from
Mega Brata residents examined based on examination results obtained 71% of the 17 subjects
studied qualified research bacteriological quality of the water, with a range of MPN <3- 4 MPN / 100
ml, whereas 29% of the 17 study subjects who had been investigating the water quality does not meet
the requirements with a wide range of 23- 93 MPN MPN / 100mL. It can be concluded that the majority
(71%) of tap water is distributed to the complex Mega Brata eligible clean water and the remainder
(29%) did not meet water quality requirements. Conclusion: This can occur by several factors,
including a lack of awareness of citizens kompek mega Brata who do not clean water reservoirs
regularly or routinely. Hence, it is need for the provision of information about the efforts of community
concern about the maintenance of cleanliness of the water so that the information obtained
independently of the public can perform self-care tap water.
Keywords: tap water, Coliform, Most Probable Number, Water
PENDAHULUAN
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi makhluk hidup dan fungsinya bagi
kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan
manusia membutuhkan air, mulai membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat
tinggalnya, menyiapkan makanan serta minuman dan sebagainya. Oleh karena itu kehidupan tidak
mungkin dapat dipertahankan tanpa air bersih.(1)
Pengertian air bersih menurut Permenkes RI No492/Menkes/PER/IX/2010 adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Miftahur (2006:5)
menyatakan bahwa secara bakteriologis air bersih seharusnya tidak boleh mengandung bakteri
patogen penyebab penyakit dan tidak boleh mengandung bakteri Coliform melebihi ambang batas
yang telah ditetapkan. Ambang batas untuk kandungan bakteri Coliform air bersih adalah sebesar 50
koloni per 100 mL sampel (air bukan perpipaan) dan 10 koloni per 100 mL sampel (air perpipaan).
Menurut Karsinah (1994) dalam Prayitno (2009:2-3) bakteri Coliform adalah kelompok bakteri
Gram negatif yang tidak dapat membentuk spora, yang berbentuk Bacillus dan ditemukan di dalam
usus halus manusia. Kelompok bakteri ini juga merupakan kelompok bakteri aerobik dan anaerobik
fakultatif dan dapat memfermentasi laktosa dengan pembentukan gas CO2 pada suhu 35-37ºC,
selama 48 jam inkubasi.
Pencemaran yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat menyebar pada
lingkungan tanah, dan bahkan terbawa pada bahan makanan bagi manusia. Lingkungan tercemar
oleh bakteri Coliform menentukan kualitas bahan berupa air, tanah, atau bahan makanan layak untuk
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
1
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
dikonsumsi atau tidak. Untuk menguji ada tidaknya bakteri Coliform dalam sampel air dapat
menggunakan suatu tes dengan metode jumlah perkiraan terdekat atau Most Probable Number
(MPN) (Novi,et al, 2010). Most Probable Number adalah metode umum yang digunakan untuk
menghitung jumlah Coliform yang ada dalam 100 mL sampel.(1,2)
Menurut Agustina (2007: I-1) penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah
perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan
dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Mutu air pada sistem distribusi
berpipa dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat mengakibatkan kontaminasi mikroba atau
kontaminasi kimia pada air minum (Widyastuti & Apriningsih, 2011: 26). Faktor yang dapat
mengkontaminasi air tersebut diantaranya serapan dari sumber pencemaran termasuk dari air kotor.
Selama tekanan air di dalam pipa sistem distribusi selalu terjamin, maka pencemaran tidak akan
terjadi. Walaupun demikian kebocoran air harus dihindari karena kebocoran ini menambah resiko
terjadinya pencemaran terhadap air.(3)
Berdasarkan analisa dari data laporan keuangan dan teknik PDAM tahun 2002, dari ± 300
PDAM di Indonesia dapat dikategorikan 9% Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sehat dan 91%
PDAM yang dikategorikan kurang sehat, tidak sehat dan kritis. Kondisi tersebut memungkinkan
adanya penurunan kinerja pengolahan air termasuk pemeliharaan pipa-pipa saluran air, sehingga
terdapat kemungkinan kualitas air bersih mengalami penurunan.(5)
Beberapa penelitian melaporkan tentang pengujian kualitas bakteriologi pada air berpipa.
Rohim (2006:130-131) melaporkan bahwa sebanyak 90 % dari masyarakat Boawae, Flores NTT yang
terlayani air bersih berasal dari sumber air perlindungan mata air (PMA) yang didistribusikan melalui
perpipaan (PP). Hasil dari pemeriksaan kualitas bakteriologis air PMA di wilayah Boawae telah
menunjukkan 64% tidak memenuhi syarat secara bakteriologis. Fakta di lapangan pada air sumber
yang digunakan Puskesmas Boawae saja, air baku yang digunakan hampir 100% tidak memenuhi
syarat bakteriologis. Jumlah total bakteri Coliform rata-rata1100 kol/100 mL air sampel dan E.coli ratarata 210 kol/100 mL air sampel.
Hapsah (2007:32-33) melaporkan pendistribusian air dari reservoar ke ruangan-ruangan
perawat bedah di Rumah Sakit Umum Cibabat dialirkan melalui perpipaan yang kualitasnya menurun
karena adanya korosi pada perpipaan yang menjadi jalan masuk bagi bakteri untuk mencemari air.
Hasil pemeriksaan pada tanggal 9 Maret dan 24 Maret 2007 terhadap sampel air bersih diperoleh
hasil 3-43 MPN/100 mL. Hasil pemeriksaan terhadap 8 sampel air bersih tersebut 5 sampel air bersih
yang memenuhi persyaratan PERMENKES NO.416 tahun 1990, serta ada 3 sampel air bersih yang
tidak memenuhi persyaratan PERMENKES NO.416 tahun 1990.
Komplek Mega Brata yang berada di Jalan Terusan Ciwastra, merupakan salah satu
perumahan yang menggunakan jasa air bersih dari PDAM yang di alirkan dari pusatnya, pusat air
PDAM yang digunakan tersebut berada di Jalan Badak Singa No. 10 yang merupakan salah satu
pengolahan dan distribusi air PDAM yang berada di Bandung.
Nilai MPN Coliform pada air PDAM di Komplek Mega Brata belum diketahui. Untuk itu,
penelitian dilakukan untuk menentukan jumlah perkiraan terdekat populasi bakteri Coliform pada air
PDAM yang berada di daerah Komplek Mega Brata, dengan harapan air PDAM yang digunakan oleh
Komplek Mega Brata tidak melebihi ambang batas syarat air bersih.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah deskriptif dengan tujuan utama untuk
mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, dengan melakukan
pemeriksaan Most Probable Number (MPN) pada air PDAM di Komplek Mega Brata.
Populasi penelitian adalah seluruh rumah yang menggunakan air PDAM yang berada di
Komplek Mega Brata sebanyak 148 rumah.
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
2
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
Jika populasi sebanyak 148 maka sampel minimal yang harus diambil sebesar 15 sampel.
Menurut Gay dan Dhiel (1992;146) dalam Heru Subaris Kasjono dan Yasril (2009) menyatakan bahwa
pada umumnya semakin besar sampel kecenderungannya makin representatif, hasil penelitian dapat
lebih digeneralisasikan. Oleh karena itu peneliti mengambil sampel sebanyak 17 sampel (lebih besar
dari sampel minimal yang harus diambil (dilakukan duplo)).
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai tanggal 21 Mei 2012 sampai dengan 07 Juni
2012. Sebanyak 17 sampel air PDAM dijadikan subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dari
148 rumah yang memakai air PDAM di Komplek Mega Brata. Subjek penelitian adalah rumah yang
menggunakan air PDAM di komplek Mega Brata dengan jarak antara bak penampungan awal dengan
tangki penampungan akhir sejauh 0-5 meter. Kriteria subjek penelitian tersebut didapatkan dari hasil
survei yang telah dilakukan oleh peneliti di komplek Mega Brata bahwa populasi di setiap rumah
komplek Mega Brata memakai bak penampungan terlebih dahulu untuk penampungan awal lalu air
ditarik ke tangki penampungan akhir yang jaraknya sejauh 0-15 meter. Untuk mengetahui jumlah
bakteri pada Penelitian air PDAM ini setiap sampel air dilakukan perhitungan Coliform menggunakan
metode Most Probable Number (MPN) yang terdiri dari uji penduga (presumtive test) dan uji
penegasan (confirmed test ).
Uji penduga merupakan tes pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri
Coliform (bakteri gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam dan gas hasil fermentasi laktosa.
Pertumbuhan bakteri dilihat dari kekeruhan pada medium laktosa dan gas yang dihasilkan dapat
dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif Coliform jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham (Fardias dalam Zuhri,
2009).
Uji penegasan merupakan tes untuk mendeteksi bakteri Coliform (gram negatif) di dalam air,
makanan, dan produk lainnya. Medium yang digunakan pada uji penegasan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri Coliform. Ada atau tidaknya
bakteri Coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas hasil fermentasi laktosa oleh bakteri
(Fardias dalam Zuhri, 2009). Uji ini dilakukan untuk menguatkan bahwa gas yang terbentuk
disebabkan oleh fermentasi beberapa spesies bakteri Coliform sehingga menghasilkan gas (Pelczar
dan Chan : 874).
Tabel 1. Kategori subjek penelitian berdasarkan Nilai Ambang Batas Kandungan Bakteri
Coliform
Katagori
Jumlah
Sampel
Persentase
<10 MPN/100 mL
> 10 MPN/100mL
12
5
71
29
Jumlah
17
100%
Keterangan
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Sayart
PEMBAHASAN
Depkes (1991: 1) melaporkan bahwa untuk kualitas air yang digunakan masyarakat harus
memenuhi syarat kesehatan, agar dapat terhindar dari beberapa penyakit maupun gangguan
kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium yang mencakup bakteriologi air. Menurut Novel, et al. (2010: 120)
pencemaran yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat menyebar pada lingkungan tanah,
dan bahkan terbawa pada bahan makanan bagi manusia. Lingkungan tercemar oleh bakteri Coliform
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
3
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
menentukan kualitas bahan berupa air, tanah, atau bahan makanan layak untuk dikonsumsi atau
tidak.
Menurut Karsinah (1994) dalam Prayitno (2009:2-3) bakteri Coliform adalah kelompok bakteri
gram negatif yang tidak dapat membentuk spora, yang berbentuk bacill dan ditemukan di dalam usus
halus manusia. Kelompok bakteri ini juga merupakan kelompok bakteri aerobik dan anaerobik
fakultatif dan dapat memfermentasi laktosa dengan pembentukan gas CO2 pada suhu 35-37ºC,
selama 48 jam inkubasi. Bakteri Coliform dapat mengkontaminasi sumber air dengan cepat. Sistem
pembuangan dalam tanah yang rusak mungkin menjadi sumber kontaminasi. Coliform dari kotoran
hewan dapat masuk langsung ke pasokan air atau dapat bermigrasi melalui tanah dan mencemari air
tanah (Saskatchewan, 2008:1)
Penelitian ini dilakukan dengan satu kali pengambilan sampel pada waktu yang sama dan
dengan dua kali pengerjaan (duplo). Sampel air PDAM yang didapatkan berasal dari sampel air warga
Komplek Mega Brata sebanyak 17 rumah. Sampel air PDAM diambil berdasarkan kriteria tertentu
yaitu rumah yang menggunakan air PDAM dengan jarak bak penampungan awal dengan tangki
penampungan air sejauh 0 – 15 meter.
Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri golongan Coliform pada sampel air bersih dari
komplek Mega Brata telah dilakukan pemeriksaan MPN Coliform mengunakan metode tabung ganda
ragam 3-3-3 yang meliputi uji perkiraan dan uji penegasan. Depkes (1991: 11) melaporkan untuk
spesimen yang sudah diolah atau angka kumannya diperkirakan rendah maka digunakan ragam 3-33, sedangkan untuk spesimen yang belum diolah atau angka kumannya diperkirakan tinggi (misalnya
air sumur, air sungai, air mata air) digunakan ragam 5-5-5. Menurut Novel, et al. (2010: 120) untuk
menguji ada tidaknya bakteri Coliform dalam sampel air dapat menggunakan suatu tes dengan
metode jumlah perkiraan terdekat atau Most Probable Number (MPN). Menurut Le Boffe dan Pierce
(2006) Most Probable Number (MPN) adalah metode umum yang digunakan untuk menghitung
jumlah Coliform yang ada dalam 100 mL sampel.
Pengujian MPN yang dilakukan terhadap air PDAM Komplek Mega Brata dilakukan pada hari
yang sama pada saat pegambilan sampel. Sampel yang telah didapat ditanam pada medium LB
(Lactosa Broth), lalu diinkubasi pada suhu 35-37ºC selama 24 jam. Menurut Fardias (1989) dalam
Zuhri, (2009) Uji penduga ini merupakan tes pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran
bakteri Coliform (bakteri Gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam dan gas hasil fermentasi
laktosa.
Hasil pada uji penduga terdapat 29% (5 subjek penelitian) menunjukkan tabung durham
positif gas. Gas tersebut merupakan indikator proses fermentasi laktosa oleh bakteri, terdapatnya gas
pada tabung durham menunjukkan bahwa sampel tersebut positif mengandung bakteri dan termasuk
yang tidak memenuhi syarat air bersih, sedangkan 71% (12 subjek penelitian) tidak menunjukkan
adanya gas pada tabung durham, tidak terdapatnya gas pada tabung durham mengindikasikan bahwa
sampel tersebut tidak terdapat bakteri dan termasuk yang memenuhi syarat air bersih. Menurut
Fardias (1989) dalam Zuhri (2009) pertumbuhan bakteri dilihat dari kekeruhan pada medium laktosa
dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung
dinyatakan positif Coliform jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung
durham
Sampel air yang telah ditanam pada medium LB (Lactosa Broth) dan menunujukan hasil
positif mengandung asam dan gas selanjutnya ditanam pada medium BGLB (Briliant Green Lactosa
Broth) dengan suhu 37ºC selama 24-48 jam. Menurut Pelczar dan Chan (1988 : 874-875) Uji ini
dilakukan untuk menguatkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh beberapa spesies bakteri
Coliform sehingga menghasilkan gas. Menurut Fardias dalam Zuhri (2009) kandungan Gram empedu
dalam Brillian Green (bile salt) telah menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif yang hanya
mengizinkan bakteri Gram negatif yang tumbuh pada medium ini. Hasil pada uji penegasan yang
positif dikonversikan pada nilai MPN Coliform ragam 3-3-3, kemudian disesuaikan dengan
PERMENKES No.416 tahun 1990 yaitu total Coliform pada air perpipaan harus 10/100 mL dan untuk
air bukan perpipaan harus 50/100 mL.
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
4
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
Hasil pada uji penegasan seiring dengan hasil pada uji pendahuluan terdapat 29% (5 subjek
penelitian) tabung durham positif gas yang menandakan adanya bakteri Gram negatif yaitu golongan
Coliform, dan hasil ini menunjukkan bahwa tidak memenuhi syarat air bersih. Sedangkan 71% (12
subjek penelitian) tidak terdapat gas pada tabung durham yang menandakan tidak adanya bakteri
Gram negatif yaitu golongan Coliform dan hasil ini menunjukkan bahwa 71% sampel air tersebut
memenuhi syarat air bersih.
Sebagai pembanding, peneliti melakukan pengujian MPN pada pusat pengolahan air PDAM
Tirtawening yang digunakan oleh warga Komplek Mega Brata. Hasil menunjukkan bahwa
pemeriksaan pada uji penduga dan uji penegasan memenuhi syarat air bersih dengan menunjukkan
nilai <3 MPN/100 mL. Jika pada pusat pengolahan air PDAM yang dijadikan pembanding memenuhi
syarat air bersih maka seharusnya nilai air PDAM warga Mega Brata yang telah diujikan menyerupai
nilai air PDAM tersebut, akan tetapi hasil yang diperoleh terdapat 29% (5 subjek penelitian) tidak
memenuhi syarat air bersih. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Higienitas tempat penampungan air PDAM
Pembersihan tempat penampungan air penting untuk mencegah masuk dan tumbuhnya bakteri
Coliform kedalam tempat penampungan air. Namun warga Komplek Mega Brata tidak melakukan
pembersihan tempat penampungan air secara rutin atau teratur, hal ini memungkinkan terjadinya
kontaminasi air PDAM oleh bakteri Coliform. Hapsah (2007) melaporkan pada saat pengambilan
sampel air reservoir dalam keadaan belum dikuras, kedaan tersebut mendukung tumbuh dan
berkembangnya alga dan ganggang dalam air. Alga dan ganggang yang mati merupakan
persediaan makanan bagi bakteri saprofit dan bakteri patogen.
2. Kontaminasi lokal pada sistem perpipaan air
Pendistribusian air PDAM dari PDAM Tirtawening ke Komplek Mega Brata dilakukan melalui
sistem perpipaan. Perpipaan yang digunakan warga di Komplek Mega Brata sampai saat ini
belum pernah dilakukan penggantian, hal ini dapat menyebabkan pipa yang sudah lama akan
mengalami penurunan kualitas yang dapat menyebabkan kebocoran, sehingga memungkinkan
bakteri Coliform untuk masuk dan mengkontaminasi air PDAM yang digunakan oleh warga
Komplek Mega Brata. Menurut Agustina (2007: I-1) penanganan akan pemenuhan kebutuhan air
bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non
perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem
non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Mutu air pada
sistem distribusi berpipa dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat mengakibatkan kontaminasi
mikroba atau kontaminasi kimia pada air minum (Widyastuti & Apriningsih, 2011:26). Hapsah
(2007:32) melaporkan penditribusian air dari resevoar ke ruangan-ruangan melalui perpipaan
yang kualitasnya menurun karena adanya korosi pada perpipaan yang akan menjadi jalan masuk
bagi bakteri untuk mencemari air.
3. Jarak perpipaan dari pusat pengolahan PDAM hingga Komplek Mega Brata
Jarak perpipaan antara pusat pengolahan PDAM Tirtawening yang berada di jalan Badak Singa
hingga Komplek Mega Brata cukup jauh yang di perkirakan ±12 km, sehingga memungkinkan
pemeliharaan pipa-pipa saluran air tersebut tidak terkontrol dan terjadi kebocoran di salah satu
perpipaan menuju Komplek Mega Brata. Hal tersebut memberi peluang bakteri Coliform
mengkontaminasi air, sehingga kualitas air mengalami penurunan. Sudibyo (2006:4-5)
melaporkan berdasarkan analisa dari data laporan keuangan dan teknik PDAM tahun 2002, dari
±300 PDAM di Indonesia dapat dikategorikan 9% Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sehat
dan 91% PDAM yang dikategorikan kurang sehat, tidak sehat dan kritis. Kondisi tersebut
memungkinkan adanya penurunan kinerja pengolahan air termasuk pemeliharaan pipa-pipa
saluran air, sehingga terdapat kemungkinan kualitas air bersih mengalami penurunan. Untuk
dapat memastikan penyebab 29% (5 subjek penelitian) tercemar bakteri seharusnya perlu
adanya penggalian informasi yang lebih dalam bentuk kuesioner kepada warga, namun peneliti
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
5
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
hanya melakukan survei lapangan tanpa adanya pembagian kuesioner kepada para warga
tersebut.
Penelitian ini memberikan informasi mengenai nilai MPN Coliform air PDAM yang digunakan oleh
warga di daerah Komplek Mega Brata. Informasi tersebut diharapkan dapat menambahkan
pengetahuan dan informasi bagi warga tentang kualitas air PDAM yang digunakan oleh warga
Komplek Mega Brata. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui lebih spesifik spesies
bakteri Coliform tersebut agar dapat diketahui asal bakteri Coliform dan dapat menangani
masalah pencemaran air tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan MPN Coliform air PDAM di daerah Komplek Mega Brata,
Ciwastra, Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan MPN Coliform PDAM yang dimulai pada tanggal 21 Mei 2012 sampai dengan 07 Juni
2012 di Komplek Mega Brata, dapat diketahui 71% dari 17 subjek penelitian yang diteliti memenuhi
syarat kualitas air bersih secara bakteriologi, dengan kisaran MPN <3- 4 MPN/100 mL, sedangkan
29% dari 17 subjek penelitian yang di telah di teliti tidak memenuhi syarat kualitas air bersih dengan
kisaran MPN mencapai 93 MPN/100mL.
SARAN
1. Perlu dilakukannya pencarian informasi tentang karakteristik sistem pengaliran dan perawatan
tempat penampungan, salah satunya dengan pembagian kuesioner kepada warga, hal ini
ditujukan untuk mendapatkan informasi lebih dalam serta memiliki data yang dapat dibakukan.
2. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan penelitian sampai pada tahap uji pelengkap
(Completed test), hal ini ditujukan untuk mengetahui lebih spesifik genus serta spesies dari
bakteri Coliform yang diteliti.
3. Perlu dilakukan penelitian tentang air PDAM dengan faktor jarak yang menjadi dasar dari
penelitian.
4. Perlu dilakukannya pemberian informasi tentang upaya yang dapat dilakukan masyarakat
menyangkut tentang pemeliharaan higienitas air sehingga dengan informasi yang diperoleh
masyarakat secara mandiri dapat melakukan sendiri pemeliharaan air PDAM
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad, R. ( 2004). Kimia Lingkungan. Jakarta. Penerbit Andi
2. Agustina, D.V. (2007). Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan
Banyumanik di Perumnas Banyumanik (Studi Kasus Perumnas Banyumanik Kel. Srondol
Wetan). Dari : http://eprints.undip.ac.id/15472/1/Dian_Vita_Agustina.pdf . (14 Febuari 2012)
3. Alaerts,G & Santika, S.S. (1984). Metode Penelitian. Surabaya. Usaha Nasional
4. Brooks. G.F., et al. (2001). Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Salemba Medika
5. Butes, J.S & Morse, S.A. (2007). Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Menick & Adebeng/ Geo.F.
Brooks. Jakarta. EGC
6. Ditjen PPM dan PLP. (1995). Pengawasan Kualitas Air untuk Penyediaan Air Bersih Pedesaan
dan Kota Kecil. Jakarta. Depkes RI
7. Dwidjoseputro, D. (2003). Dasar-dasar Mikrobiologi (Cetakan13). Jakarta. Djambatan
8. Hapsah, S. (2007). Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) Coliform Air Bersih di Ruang
perawat Bedah Rumah sakit Umum (RSU) Cibabat- Cimahi. Politeknik Kesehatan Departemen
Kesehatan RI
9. Indonesia. Dinas Kesehatan. (2001). Pedoman Upaya Air Baku Petugas Sanitasi Puskesmas.
Bandung: Proyek Penunjang Operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
10. JR,Michael, J. P., Chan, E. C.S., Krieg, Noel,R.(1986). Microbiology (Fifth Edition). Singapore.
McGraw-Hill Book Company
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
6
Vol. 2, No. 2, Oktober 2012; 1-7
11. Kasjono, H. S &Yasril. (2009). Tenik Sampling Untuk Peneilitian Kesehatan. Yogyakarta. Graha
Ilmu
12. Kusmawardani, D. (2010). Valuasi Ekonomi Air Bersih di Surabaya. Dari :
http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2275_deni%20k.pdf. (04 Febuari 2012)
13. Le boffe, M.J., & Pierce, B.E. (2006). Microbiology Laboratory Theory and Application Second
Edition. Colorado. Morton Publishing Company
14. Notoatmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
15. Novel, S.S., Wulandari, A.P., & Safitri, R. (2010). Praktikum Mikrobiologi Dasar (Edisi 3). Jakarta.
Trans Infomedia (TIM)
16. Pelczar, M.J., & Chan E.C.S. (1988). Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta. Universitas Indonesia
(UI-press)
17. Permenkes. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 210 Tentang: Persyaratan
Kualitas
Air
Minum.
Dari
:
http://www.depkes.go.id/downloads/Permenkes_492MENKESPERIV2010_tentang_Kualitas_Air_
Minum.pdf. (14 September 2012)
18. Prayitno, A. (2009). Uji Bakteri Air Baku dan Air Siap Konsumsi dari PDAM Surakarta Ditinjau dari
Jumlah Bakteri Coliform. Dari: http://etd.eprints.ums.ac.id/3821/1/A420040040.pdf. (18 Febuari
2012)
19. Reswati, D. (2009). Sejarah PDAM Kota Bandung dan Sumber Air Baku. Dari :
http://www.pambdg.co.id/index. (18 Februari 2012)
20. Rohim, M. (2006). Analisis Penerapan Metode Kaporitisasi Sederhana Terhadap Kualitas
Bakteriologis Air PMA. Dari : http://eprints.undip.ac.id/15727/1/Miftahur_Rohim.pdf. (14 Febuari
2012)
21. Saile, A,J. (1974). Fundamental Principles of Bacteriology (Seventh Edition). New Delhi. Tata Mc
Graw-Hill Publishing Company LTP
22. Saskatchewan. Government of Saskatchewan. (2008). Coliform Bacteria. Saskatchewan. Dari:
http://www.saskh2o.ca/PDF-WaterCommittee/ColiformBacteria.pdf. (11 Mei 2012)
23. Soemarno. (1987). Penuntun Praktikum Bakteriologi. Yogyakarta. CV Karyono
24. Suriawiria, U. (1995). Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung. Angkasa Bandung
25. Sudibyo, S. (2006). Pelayanan Air Bersih Melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta (Studi Kasus:
PDAM
Kabupaten
Semarang
dan
PT.
Sarana
Tirta
Ungaran).
Dari
:http://eprints.undip.ac.id/15816/1/Sidiq_Sudibyo.pdf. (15 Febuari 2012)
26. Volk, W.A & Wheeler, M.F. (1989). Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Erlangga
27. Widyastuti, P&Apriningsih. (2011). Pedoman Mutu Air (Edisi 3). Jakarta. EGC
28. Widiyanti, N. L.P.M & Ristiati, N.P. (2004). Analisa Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air
Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Dari : http://www.pusat3.litbang.depkes.go.id/.pdf. (16
Febuari 2012)
29. Zuhri, S. (2009). Pemeriksaan Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Jebres Kota
Surakarta. Dari : http://etd.eprints.ums.ac.id/5997/1/k100010048.pdf. (17 Febuari 2012)
Gambaran Bakteri Coliform Pada Air Pdam Dengan Metode Most Probable Number (MPN) Di Komplek Mega Brata, Ciwastra, Kota Bandung
(Handarini dan Rohayati) |
7
Download