2014-K3 Makalah

advertisement
Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Nama Dosen
: Manajemen Perubahan
: Dra. Frida Chairunisa, M.Si.
PERUBAHAN DISIPLIN MELALUI BUDAYA KERJA
PLETON III B PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOTA MAKASSAR
Disusun Oleh :
Kelompok III
No.
1.
2.
3.
4.
Nama
Mansur Achsa
Awaluddin Ahmad
Mega Buana
Siti Fatimatuzzahro
NPM
2011.232.00.0144
2011.232.00.0201
2011.232.00.0131
2011.232.00.0123
Jurusan
MPD
MPD
MPD
MPD
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Lembaga Administrasi Negara
Makassar
2014
Jabatan
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
PAKTA INTEGRITAS
Makalah ini merupakan karya asli kami dan bukan salinan sebagian atas
seluruhnya dari karya orang lain. Jika di dalamnya terdapat pendapat orang lain
maka pendapat tersebut kami kutip menurut norma, etika dan kaidah penulisan
ilmiah serta sumbernya dicantumkan dalam daftar pustaka. Jika ternyata kami
melanggar pernyataan ini maka kami bersedia memasukkan makalah pengganti
dalam waktu 3 (tiga) hari sejak pelanggaran tersebut disampaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disiplin merupakan salah satu pintu meraih kesuksesan. Kepakaran
dalam bidang ilmu pengetahuan tidak akan memiliki makna signifikan tanpa
disertai sikap disiplin. Sering kita jumpai orang berilmu tinggi tetapi tidak
mampu berbuat banyak dengan ilmunya, karena kurang disiplin. Sebaliknya,
banyak orang yang tingkat ilmunya biasa-biasa saja tetapi justru mencapai
kesuksesan luar biasa, karena sangat disiplin dalam hidupnya.
Tidak ada lembaga pendidikan yang tidak mengajarkan disiplin kepada
anak
didiknya. Demikian
pula organisasi
atau
institusi
apapun, lebih-
lebih militer, pasti sangat menekankan disiplin kepada setiap pihak yang
terlibat di dalamnya. Semua pasti sepakat, rencana sehebat apapun akan gagal
di tengah jalan ketika tidak ditunjang dengan disiplin.
Pada Tahun 2010 Pemerintah juga telah menetapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin adalah
ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan. Ketaatan berarti kesediaan hati
secara tulus untuk menepati setiap peraturan yang sudah dibuat dan disepakati
bersama. Orang hidup memang bukan untuk peraturan, tetapi setiap orang
pasti membutuhkan peraturan untuk memudahkan urusan hidupnya.
Begitu pula dengan rutinitas kedisiplinan pada Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Makassar terdapat beberapa point penting mengenai
kedisiplinan, yakni :
1. Setiap hari, apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30 WITA;
2. Setiap malam apel malam dilaksanakan untuk pleton jaga pada pukul
19.30 WITA;
3. Kesiapan dalam bertugas atau siaga dalam insiden kebakaran.
4. Pemeriksaan perlengkapan berkala;
5. Kedisiplinan dalam hal cara berpakaian;
6. Tanggal 17 setiap bulan dilakukan apel korpri bersama jajaran PDAM
Kota Makassar;
7. Pengawasan rutinitas dilakukan secara bergilir, mulai kepala dinas dan
seluruh kepala bidang dalam lingkup dinas pemadam kebakaran;
8. Setiap hari selasa dilakukan latihan olah raga senam, latihan baris
berbaris/latihan simulasi operasi pemadam kebakaran;
9. Hari jumat dilakukan kegiatan olah raga senam, latihan simulasi
pemadam kebakaran/kerja bakti;
10. Simulasi pemadam kebakaran dengan melibatkan unsur-unsur terkait;
11. Kegiatan donor darah dilakukan sekali dalam 6 bulan;
Kemampuan personil pemadam kebakaran kota makassar dari segi
kemampuan tekhnis ditinjau dari pendidikan keahlian yang telah diikuti
sangat terbatas misalnya kurangnya anggota pemadam kebakaran yang
mengikuti diklat-diklat yang diadakan Dinas Pemadam Kebakaran DKI
Jakarta yang dimana Pemadam DKI Jakarta adalah barometer Dinas Pemadam
Kebakaran di seluruh wilayah Indonesia, akan tetapi kemampuan operasional
di lapangan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan
yang sifatnya rutinitas
kedisiplinan. Namun pada kenyataannya saat ini, masih banyak rutinitas
kedisiplinan yang tidak dijalankan. Hanya beberapa rutinitas kedisiplinan saja
yang rutin dilakukan, seperti :
1. Setiap hari, apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30 WITA;
2. Setiap malam apel malam dilaksanakan untuk pleton jaga pada pukul
19.30 WITA;
3. Kesiapan dalam bertugas atau siaga dalam insiden kebakaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan perubahan mengenai disiplin dalam bentuk laporan perubahan
yang berjudul Perubahan Disiplin Melalui Budaya Kerja Pleton III B
pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana Perubahan Disiplin Melalui
Budaya Kerja Pleton III B pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. SOLUSI PERBAIKAN
Seperti yang dijelaskan di bab 1 bagian pendahuluan, bahwa tingkat
kedisiplinan dari para pegawai Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar
khususnya pada Peton IIIB masih kurang disiplin. Ditandai dengan hanya
memberlakukan atau melaksanakan sebagian daripada disiplin kerja yang ada
pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar. Ketidakdisiplinan yang
terjadi di sini bukan karena tidak mematuhinya perintah atau kebijakan yang
telah ditentukan sebelumnya, namun ada beberapa poin dari kebijakan yang
menyangkut disiplin kerja yang tidak dijalankan. Beberapa disiplin kerja yang
hanya dan tidak lupa dilakukan di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar
sendiri yaitu, hanya sekedar melakukan apel pagi, apel malam, dan pada saat
insiden kebakaran terjadi seluruh anggota pemadam kebakaran haruslah siap
siaga. Namun pada kenyataannya masih banyak yang perlu diperhatikan oleh
para pegawai yang ada di tempat tersebut. Tidak hanya sekedar menjalankan
apel pagi maupun apel malam. Beberapa diantaranya yang perlu dilakukan
oleh para pegawai yaitu pemeriksaan perlengkapan dan mobil pemadam
kebakaran secara berkala, cara berpakaian, upacara korpri dan lain
sebagainya, pegawai malah lalai dan tidak melakukan hal itu.
Maka dengan itu pihak yang terkait dalam pengkoordinasian serta
disiplin kerja tiap-tiap pleton yang ada haruslah lebih bijak dalam menyikapi
hal yang menyangkut disiplin kerja pegawai. Para pemangku jabatan yang
berwenang dalam hal mendisiplinkan pegawai yang ada haruslah membuat
kebijakan melalui pemberian reward dan punishment agar kedepannya tingkat
kedisipilinan daripada pegawai semakin membaik tanpa mengabaikan poinpoin rutinitas kedisiplinan yang menurut mereka kurang penting, hal ini bisa
dilakukan melalui budaya kerja yang ada.
Adapun reward dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reward intrinsik
dan reward ekstrinsik. Reward intrinsik yaitu reward yang diterima karyawan
untuk dirinya sendiri. Biasanya reward ini merupakan nilai positif atau rasa
puas karyawan terhadap dirinya sendiri karena telah menyelesaikan suatu
tugas yangbaginya cukup menantang. Teknik-teknik pemerkayaan pekerjaan,
seperti pemberian peran dalampengambilan keputusan, tanggung jawab yang
lebih besar, kebebasan dan keleluasaan kerja yang lebihbesar dengan tujuan
untuk meningkatkan harga diri karyawan, secara intrinsik merupakan imbalan
bagikaryawan.
Reward
ekstrinsik
mencakup
kompensasi
langsung,
kompensasi tidak langsung dan reward bukanuang. Termasuk dalam
kompensasi langsung antara lain adalah gaji pokok, upah lembur,
pembayaraninsentif, tunjangan, bonus; sedangkan termasuk kompensasi tidak
langsung antara lain jaminan sosial,asuransi, pensiun, pesangon, cuti kerja,
pelatihan dan liburan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 disebutkan tiga
tingkatan hukuman disiplin, yaitu:
1. Hukuman Disiplin Ringan, terdiri atas:
1. Teguran lisan
2. Teguran tulisan
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman Disiplin Sedang, terdiri atas:
1. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun
2. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling
lama 1 tahun
3. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun
3. Hukuman Disiplin Berat, terdiri atas:
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 tahun
2. Pembebasan dari jabatan
3. Pemberhentian dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil tidak
atas permohonan sendiri
4. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil.
B. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
1. Stakeholder Primer
Stakeholder primer merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Adapun yang termasuk dalam bagian stakeholder primer secara
keseluruhan ada 45 orang, berikut rinciannya :
No.
JABATAN
JUMLAH
1.
Komandan Pleton III B
1 Orang
2.
Wakil Komandan Pleton III B
1 Orang
3.
Komandan Regu I
1 Orang
4.
Wakil Komandan Regu I
1 Orang
5.
Komandan Regu II
1 Orang
6.
Wakil Komandan Regu II
1 Orang
7.
Komandan Regu III
1 Orang
8.
Wakil Komandan Regu III
1 Orang
9.
Operator
1 Orang
10. Sopir
9 Orang
11. Anggota
25 Orang
Jumlah Keseluruhan
43 Orang
2. Stakeholder Sekunder
Stakeholder sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek,
tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara
dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Adapun yang termasuk dalam bagian stakeholder sekunder secara
keseluruhan ada 5 orang, berikut rinciannya :
No.
JABATAN
JUMLAH
1.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran
1 Orang
2.
Kepala Bidang Operasi
1 Orang
3.
Kepala Seksi Rencana Operasi
1 Orang
4.
Kepala Seksi Bantuan Operasi
1 Orang
5.
Kepala Seksi Pengendalian Operasi
1 Orang
Jumlah Keseluruhan
5 Orang
3. Stakeholder Utama
Stakeholder utama adalah stakeholder yang di luar struktur organisasi
atau siapa-siapa saja yang berada dan terkait pada saat insiden kebakaran
terjadi, dimana yang termasuk diantaranya yaitu ketua RT/RW, kemudian
pihak kepolisian, masyarakat yang bersangkutan langsung dengan insiden
kebakaran, serta wartawan yang kemungkinan ada di lokasi kejadian untuk
meliput terjadinya insiden.
C. PENDEKATAN STAKEHOLDER
Ada beberapa model pendekatan dalam melakukan perubahan, yakni :
1. Pendekatan Rasional-Empiris
Yaitu
proses
perubahan
didahului
dengan
memberikan
pembelajaran akan pentingnya sebuah perubahan melalui informasi
empiris.
2. Pendekatan Normatif-Reeducatif
Yaitu proses perubahan didahului dengan melakukan pendidikan
ulang pada norma maupun nilai akan perlunya sebuah perubahan
dengan metode persuasif.
3. Pendekatan Power-Coersif
Dilakukan dengan sebuah asumsi yang kuat akan loyalitas tiap
pegawai pada institusi birokrasinya.
4. Pendekatan Lingkungan-Adaptif
Yaitu menciptakan lingkungan internal organisasi yang adaptif
terhadap perubahan yang terjadi.
No.
STAKEHOLDER
MODEL PENDEKATAN
1.
Stakeholder Primer
Pendekatan Normatif-Reeducatif
2.
Stakeholder Sekunder
Pendekatan Normatif-Reeducatif
3.
Stakeholder Utama
Pendekatan Normatif-Reeducatif
D. RENCANA AKSI
Kedisiplinan pada saat bekerja sangatlah penting, seperti halnya
memeriksa keadaan peralatan pemadam kebakaran, kondisi kendaraan,
simulasi, dan lain sebagainya sangatlah penting dilakukan. Tapi pada
kenyataannya banyak yang tidak dilakukan sesuai dengan yang telah
ditetapkan pada rutinitas kedisiplinan. Agar semua yang tertera pada poin
rutinitas kedisiplinan bisa berjalan sesuai yang diharapkan oleh pembuat
rutinitas kedisiplinan tersebut maka perlu dibuat kebijakan guna memberi
kemauan yang lebih daripada pegawai agar memiliki keinginan untuk
melakukannya.
1. Tim Perubahan
No.
NAMA
JABATAN
1.
Saharuddin S.
Ketua
2.
Sahabuddin
3.
Mansur Achsa
Sekretaris
4.
Jamaluddin Nur
Anggota
5.
Suryadi
Anggota
6.
Imani Ibrahim
Anggota
7.
Irwan Akbar Syam
Anggota
8.
Ahmad M.
Anggota
9.
Syamsuddin
Anggota
Wakil Ketua
10. Ansar M.
Anggota
11. Baharuddin M.
Anggota
12. Yusuf Sumantri
Anggota
13. W. Ranggono
Anggota
2. Penjadwalan
No.
NAMA
JABATAN
TUGAS
WAKTU
PELAKSANAAN
1.
Yusuf Sumantri
dan
W. Ranggono
Anggota
Merencanakan
pemanggilan
wartawan tanpa sepengetahuan
pegawai
Dinas
Kebakaran
Pemadam
kecuali
perubahan
untuk
01 April 2014
s/d
02 April 2014
tim
melihat
budaya kerja yang ada pada
Dinas Pemadam Kebakaran.
2.
Ansar M.
dan
Baharuddin M.
Anggota
Mengadakan
pemanggilan
wartawan tanpa sepengetahuan
pegawai
Dinas
Kebakaran
perubahan
Pemadam
kecuali
untuk
03 April 2014
s/d
10 April 2014
tim
melihat
budaya kerja yang ada pada
Dinas
Pemadam
Kebakaran
Kota Makassar.
3.
Ahmad M.,
Syamsuddin
dan
Irwan Akbar S.
Anggota
Memonitoring dan membantu
pelaksanaan peliputan tentang
11 April 2014
kedisiplinan mulai dari Kepala
Dinas sampai anggotanya di
Kantor
Dinas
Pemadam
Kebakaran Kota Makassar.
4.
Saharuddin S.
dan
Sahabuddin
Ketua
Menyetujui
pempublikasian
dan
Wakil Ketua hasil liputan wartawan di Dinas
Pemadam
Kebakaran
12 April 2014
Kota
Makassar.
5.
Jamaluddin N.,
Imani Ibrahim,
dan
Suryadi
Anggota
Pengevaluasian
pegawai
Kebakaran
kedisiplinan
Dinas
Kota
13 April 2014
Pemadam
s/d
Makassar
14 Mei 2014
setelah dipublikasikannya hasil
liputan wartawan.
E. STRATEGI KOMUNIKASI
Dalam kehidupan sehari-hari, berkomunikasi sangatlah penting.
Namun terkadang tidak semua orang terampil dalam berkomunikasi. Menurut
cara penyampaianya, komunikasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan yaitu komunikasi yang dilakukan secara bertatap
muka langsung atau secara lisan tanpa dibatasi oleh jarak.
Di dalam komunikasi lisan, ada dua cara dasar di dalam
berkomunikasi, yaitu:
a. Komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Di dalam komunikasi
verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan kata-kata(bahasa).
b. Komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan
tanda-tanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada
bicara dan tekanan kalimat. Sikap tubuh dan ekspresi wajah
dilakukan pada saat misalnya pegawai melanggar dimana cara
penegurannya melalui sikap tubuh yang menandakan suatu
peneguran, nada bicara dan tekanan kalimat tentu dilakukan ketika si
penegur melakukan teguran terhadap pelanggar kedisiplinan
2. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan bisa dalam
bentuk surat, naskah, blangko, gambar atau foto maupun dalam bentuk tulisan
yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dll.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan
tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Hal ini bisa dilakukan dengan misalnya
membuat slogan-slogan atau berupa poster-poster mengenai kedisiplinan
yang isinya tentang motivasi atau arahan untuk lebih mematuhi rutinitas
kedisiplinan yang telah ditentukan contoh ini termasuk dalam gambar atau
foto.
No.
STAKEHOLDER
STRATEGI KOMUNIKASI
1.
Stakeholder Primer
Komunikasi Lisan
2.
Stakeholder Sekunder
Komunikasi Lisan
3.
Stakeholder Utama
Komunikasi Lisan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada
diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan instansi. Dengan demikian,
bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam instansi itu diabaikan, maka
karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.
Melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya
seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka yang memilki disiplin
tinggi. Guna mewujudkan tujuan instansi, yang pertama harus segera
dibangun dan ditegakkan diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan
pegawainya. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu instansi
dalam mencapai tujuan.
Alhasil, dari implementasi rencana aksi melalui tim perubahan pada
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengenai perubahan disiplin
melalui budaya kerja berhasil dilaksanakan dengan sangat baik. Dengan
demikian, beberapa rutinitas kedisiplinanpun telah mulai dijalankan
sebagaimana mestinya.
B. SARAN
Sebaiknya para pegawai pada Dinas Pemadam Kota Makassar
khususnya pada Pleton III B harus dapat mempertahankan dalam menjalani
segala rutinitas kedisiplinan yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar dapat
tergolong dalam disiplin kerja yang baik dalam instansinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Muhammad Firdaus. 2013. Pengembangan Budaya Kerja Instansi
Pemerintah. Jakarta : Gaung Persada Press.
Arsip Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Makassar.
Pemangku Kepentingan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemangku_kepentingan.
(Tanggal Akses, 24 Maret 2014)
Pentingnya
Disiplin.
http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/hikmah/13/09/04/mskuuv-pentingnya-disiplin. (Tanggal Akses, 24
Maret 2014).
PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Manajemen Sumber Daya Manusia. http://www.slideshare.net/hbsaputra/reward18813659. (Tanggal Akses, 1 April 2014).
Download