Oksigen sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk

advertisement
BAB II
TINJAUAN FUSTAKA
A. Oksigenasi
1. Pengertian
Menurut Syaifudin (2006) Oksigen sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk aktifitas, karena oksigen dapat membantu
perombakan bahan makanan dalam tubuh. Dari proses perombakan
makanan inilah energi bisa diperoleh. Sepanjang hidupnya semua
makhluk hidup harus memasukkan oksigen ke dalam tubuhnya secara
terus-menerus dan tidak boleh berhenti. Sel-sel tubuh akan rusak atau
mati bila tidak mendapatkan oksigen dalam jangka waktu tertentu. Sel
otak akan mati atau rusak bila tidak mendapatkan oksigen selama 3-4
menit. Apabila suplai oksigen didalam tubuh tidak tercukupi di
karenakan adanya ketidaknormalan suplai yang dipompa di dalam
organ jantung untuk seluruh tubuh akan menyebabkan individu merasa
kelelahan, karena aktivitas seluruh tubuh terutama organ tubuh syaraf
dan otot memerlukan proses pembakaran terutama oksigen.
2. Diagnosa Keperawatan Oksigenasi
a. Pola nafas tidak efektif
Menurut willkinson (2011) Pola nafas tidak efektif adalah
inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat.
Batasan karakteristik:
Subjektif
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1) Dipsnea
2) Hafas pendek
Objektif
1) Perubahan ekskursi dada
2) Bradipnea
3) Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi
4) Penurunan ventilasi semenit
5) Penurunan kapasitas vital
6) Nafas dalam (dewasa V T 500 ml pada saat istirahat, bayi 6-8
ml/kg)
7) Nafas cuping hidung
8) Ortopnea
9) Kecepatan inspirasi
10) Usia dewasa 14 tahun atau lebih: < 11 atau >24 (kali permenit)
11) Usia 5-14 tahun: <15 atau >25
12) Usia 1-4 tahun: <20 atau >30
13) Bayi: < 25 atau >60
14) Penggunaan otot bantu asesorius untuk bernafas
Faktor yang berhubungan:
1) Ansietas
2) Penurunan energy dan kelelahan
3) Hiperventilasi
4) Nyeri
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5) Kelelahan otot-otot pernafasan
b. Bersihan jalan nafas
Menurut
willkinson
(2011)
berihan
jalan
nafas
adalah
ketidakmampuan untuk membersihkan sekre atau obstruksi saluran
nafas guna mempertahankan jalan nafas.
Batasan karakteristik:
Subjektif
1) Dipsnea
Objektif
1) Suara nafas tambahan (misalnya, rale, crackle, ronki dan mengi)
2) Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3) Sianosis,Kesulitan untuk berbicara
4) Penurunan suara nafas
5) Gelisah,Sputum berlebihan
Faktor yang berhubungan:
1) Lingkungan: Merokok, menghirup asap rokok, dan perokok
fasif
2) Obtruksi jalan nafas: spasme jalan nafas, retensi sekre, mucus
berlebihan, adanya jalan nafas buatan, terdapat benda asing di
jalan nafas, sekre di bronchi, dan eksudat di alveoli
3) Fisiologis:
disfungsi
neuromuskuler,
hyperplasia
diding
bronkial, PPOK (penyakit paru obstruksi kronis), infeksi, asma,
jalan nafas alergik (trauma).
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Kerusakan pertukaran gas
Menurut willkinson (2011) Kerusakan pertukaran gas adalah
kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida
di membrane kapiler-alveoler.
Batasan karakteristik:
Subjektif
1) Dipsnea
2) Sakit kepala saat bangun tidur
3) Gangguan penglihatan
Objektif
1) Takikardia
2) Gelisah
3) Hipoksia
4) Nafascuping hidung
5) Hipoksemia
6) Ketidak normalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan
7) Warna kulit tidak normal (misalnya, pucat dan kehitaman)
8) Karbon dioksida menurun
9) Sianosis
10) Hiperkarbia
Factor yang berhubungan:
1) Perubahan membran kapiler-alveolar
2) Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Congesive Heart Faulire (CHF)
1. Pengertian
Gagal jantung adalah sindrom klinis ( kumpulan tanda gejala), di
tandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istiahat atau aktivitas ) yang di
sebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat
di sebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengaruh
pengisian ventrikel- (dispungsi diastolic) dan atau kontraktilitas miokart
dial yang sering di sebut dengan dispungsi sistolik (sudoyo aru,dkk 2009).
Gagal Jantung (Hearth Failure) adalah suatau keadaan yang serius,
dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung oleh setiap menitnya
(cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal
tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. Kadang orang salah mengratikan
gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebernya istilah gagal jantung
menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan
beban kerjanya (Wahyu Rahayu Ningsih , 2009).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan patofisiologis
berupa kelaianan fungsi jantung sehingga tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolism dan atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peningkatan volume diastolic secara abnormal
(Mansjoer, dkk., 2010).
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhn darah untuk metbolisme tubuh.
Gagalnya aktifits jantung terhadap pemenuhan kebutuhan metabolic tubuh
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
gagal. Fungsi pompa jantung secara keseluruhan tidak berjalan normal.
Gagal jantung merupakan kondisi yang sangat berbahaya. Meski
demikian,bukan berarti jantung tidak bisa bekerja sama sekali, hanya saja
jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya ( Sutanto, 2010 ).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan dimana jantung
tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik (Darmawan,
2012).
Kesimpulan yang dapat diambil dari kelima pengertian tersebut
adalah Congestive Heart Failure merupakan suatu keadaan dimana jantung
tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh dengan baik dalam
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA)
terbagi dalam:
1. Kriteria Framingham
Kriteria Mayor
Kriteria Minor
Paroksismal nocturnal dispne (POD)
Edema ekstremitas
Distensi vena leher
Batuk pada malam hari
Rhonhi basah halus
Dispne d’effort
Kardiomegali
Hepatomegaly
Edema paru akut
Efusi pleura
Suara tambahan jantung S3 (gllop)
Penurunana kapasitas vital 1/3 dari normal
Peningkatan vena jugularis (JVP)
Takikardia (>120/ menit)
Refluks hepatojugolar
-
Label 3.1 Kriteria Framingham
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1. Klafikasi fungsional
a) Derajat I
: Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
b) Derajat II
: Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
c) Derajat III
: Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
d) Derajat IV : Timbul sesak pada aktifitas sangat ringan atau tidak
melakukan aktivitas.
C. Anatomi Dan Fisiologi
1. Anatomi Jantung (Sistem Kardiovaskuler)
Gambar 1.1. Anatomi jantung
http://umm.edu/health/medical/reports/articles/coronary-artery-disease
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Berdasarkan gambar di atas, secara anatomis terdapat beberapa bagian
jantung
antara lain:
a. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra
b. Atrium kanan kanan berfungsi untuk menampung darah miskin
oksigen dari tubuh melalui vena kava superior dan inferior
c. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari
paru melalui keempat vena pulmoner. Darah kemudian mengalir ke
ventrikel kiri
d. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium
kanan dan memompanya ke paru melalui arteri pulmoner
e. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot,
menerima darah kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan
memompanya ke dalam system sirkulasi melalui aorta
f. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh darah yang keluar dari
dekstra menuju ke pau-paru, arteri pulmonalis membawa darah dari
ventrikel dekstra ke paru-paru (pulmo)
g. Katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium dekstra dengan
ventrikel dekstra yang terdiri dari 3 katup
h. Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra yang terdiri dari 2 katup
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
i. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra
2. Fisiologi Jantung (Sistem Kardiovaskuler)
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga
dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apeks nya
(puncak) miring ke sebelah kiri. Jantung berada di dalam thorak, antara
kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri
daripada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan.
Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung terbagi oleh
sebuah septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh
tubuh
dan
membersihkan
tubuh
dari
hasil
metabolism
(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru- paru, dimana darah akan mengambil
oksigen
dan
membuang
karbondioksida.
Jantung
kemudian
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Lapisan pembungkus jantung
Gambar 2.2 Anatomi Jantung (Perikardium)
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan
perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan
yaitu :
a. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung
yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention.
Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung
dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu
lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan,
khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan
lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena
pulmonal).
b.
Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c.
Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan
lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.
Siklus system kardioveskular (jantung)
a. Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung
selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu
konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole).
b. Siklus konduski
Sistem konduksi otot jantung merupakan rangsangan yang ritmik
dan sinkron. Sistem ini mempunyai jalur konduksi yang khusus di
dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat sebagai
berikut:
1) Otomatisasi: Kemampuan mendapat impuls secara spontan
2) Ritmisasi: Pembangkitan impuls untuk teratur
3) Kondiktifitas: Kemampuan untuk mengalirkan impuls
4) Daya Rangsangan: Kemampuan untuk menanggapi impuls
Impuls jantung terdiri dari Nodus Sinoatrial (SA) sebagai pemacu
alami jantung. SA terletak di dalam atrium kanan dekat muara vena
kava superior. Sinyal listrik yang dimulai dari SA kemudian di
hantarkan melalui jalur berkas lalu ke Atrioventrikular (AV) di atas
Septum Interventrikel, kemudian setelah di AV menuju berkas yang
ada disebelah kanan septum interventrikuler, setelah ini berakhir di
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
jaringan yang kompleks yaitu System purkinje, yang menghantarkan
ke seluruh permukaan dalam ke dalam ventrikel.
c. Curah Jantung
Menurut syaifuddin (2006) Curah jantung tergantung dari hubungan
yang terdapat antara dua buah ventrikel yaitu frekuensi jantung dan
curah sekuncup. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa
oleh ventrikel tiap menit. Frekuensi jantung sebagian besar di bawah
pengaturan denyut intrinsik antara saraf otonom serabut parasimpatik
dan saraf simpatik mempengaruhi kecepatan dan frekuensi denyut
jantung atau kontraksi impuls. Pada jantung normal maka pengaruh
sistem saraf parasimpatik tampak dominan dalam mempertahankan
kecepatan denyut jantung tetapi jantung yang abnormal maka pengaruh
sistem saraf simpatik yang dominan dalam mempertahankan
kompensasi jantung. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama
tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung akan meningkat
pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu lingkungan, sedangkan
menurun pada waktu tidur.
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
D. ETIOLOGI
1. Penyebab dari gagal jantung menurut Wahyu Rahayu Ningsih (2009)
adalah:
Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah
dapat menyebabkan gagal jantung. Beberapa penyakit dapat mengenai
otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berkontraksi
dan memompa darah. Penyebab paling sering adalah penyakit arteri
coroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah keotot jantung
dan bias meyebabkan suatu serangan jantung. Kerusakan otot jantung
bias disebabkan oleh :
a. Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus
ataumikroorganisme lainnya)
b. Diabetes
c. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
d. Kegemukan (obesitas)
Penyakit katub jantung bias menyumbat aliran darah diantara
ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu,
kebocoran katub bisa menyebabkan darah mengalir balik ketempat
asalnya. Keadaan ini meningkatkan beban kerja otot jantung, yang
pada akhirannya bisa melemahkan kekuatan lontraksi jantung.
Penyakit lainnya secara primer menyerang system konduksi listrik
jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau
tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
efektif.jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang
lama, maka otot-ototnya akan membesar. Sama halnya dengan yang
terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan
beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk
berkontraksi lebih kuat. Tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa
menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan
terjadilah gagal jantung.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung
bekerja lebih berat. Jantung juga bekerja lebih berat jika harus
mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya
penyempitan katup aorta).
Penyebab yang lain adalah kekauan pada pericardium (lapisan
tipisdan
transparan
menghalangi
yang
pengembangan
menutupi
jantung
jantung).
yang
Kekakuan
maksimal
ini
sehingga
pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal. Penyebab lain yang
lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat
makanan, sehingga jantung yang normal pun tidak mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.
2.
Penyebab dari gagal jantung menurut Smeltzer & Bare (2011) antara
lain:
a. Kelainan Otot Jantung
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan
otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup
aterosklerosis
koroner,
hipertensi
arterial
dan
penyakit
degenerative atau inflamasi.
b. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadinya hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal
(Peningkatan afterload) mengakibatkan beban kerja jantung
dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai
mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas
jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot
jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya akan
terjadi gagal jantung.
d. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini
secara
langsung
merusak
serabut
jantung
menyebabkan
kontraktilitas menurun.
e. Penyakit Jantung Lain
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.
Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran
darah melalui jantung (stenosis katup semiluner), ketidakmampuan
jantung untuk mengisi darah (tamponade pericardium, pericarditis
konstriktif), pengosongan jantung abnormal (inefisiensi katup AV),
peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan
darah sistemik dapat menyebabkan gagal jantung.
f. Faktor Sistemik
Terdapat sejumlah faktor sistemik yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatkatnya laju
metabolisme, hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia
atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis (respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas elektrolit
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
E. Patofisiologi
Respons dari fisiologis gagal jantung akan memunculkan
manifestasi seperti peningkatan frekuensi denyut jantung (takikardi),
dilatasi pulmonal, hipertrofi, dan peningkatan isi sekuncup. Hal
tersebut akan mempengaruhi peningkatan pengaruh simpatis pada pada
jantung, arteri dan vena yang menyebabkan peningkatan frekuensi
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
denyut jantung (takikardi), peningkatan aliran balik vena, dan
peningkatan kekuatan kontraksi yang akan mengakibatkan tekanan
sistolik dan diastolik tetap normal dan adanya peningkatan kebutuhan
oksigen serta peningkatan konsumsi oksigen oleh jantung.
Peningkatan kebutuhan oksigen serta peningkatan konsumsi
oksigen
oleh
jantung
akan
mempengaruhi
preload
melebihi
kemampuan pemompaan yang akan mempengaruhi kongestif vaskuler
pulmonal, berdampak pada pertukaran gas dalam paru-paru, penurunan
aliran ke ginjal, usus dan kulit ditandai dengan adanya penurunan
haluaran urine, peningkatan letargi, keringat dingin, sianosis,
mengakibatkan penahanan Na+ (ion natrium)dan H 2 O sehingga terjadi
edema dan kelebihan volume cairan.
Peningkatan kebutuhan oksigen dan peningkatan konsumsi oksigen
oleh jantung yang diakibatkan oleh peningkatan pengaruh simpatis
pada jantung, arteri dan vena yang mempengaruhi penurunan aliran
atau sirkulasi darah ke ginjal, usus dan kulit juga mengakibatkan
asidosis padajaringan yang akan memberikan pengaruh pada jaringan
lanjut (metastasis pada organ dan jaringan yang lain), dan akan
mengakibatkan iskemi miokard maka terjadi penurunan curah jantung.
Iskemi miokard ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan
tanda vital, disritmia, dispnea, pucat, berkeringat sehingga terjadi
ketidakseimbangan suplai oksigen menyebabkan aktifitas berkurang
(Huddak & Gallo, 2010).
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
F. Tanda dan Gejala
Menurut Wahyu Rahayu Ningsih (2009), manifestasi gagal dapat
digambarkan sebagai berikut:
Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan
merasakan lelah dan lemah jika melakukan aktivitas fisik karena
otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
Pembengkakan
juga
menyebabkan
berbagai
gejala.
Selain
dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi dan efek pembengkakan
juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan.
1.
Gambaran klinis gagal jantung kiri:
Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan didalam
paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang
hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan
aktivitas. Tetapi sejalan dengan membeuruknya penyakit, sesak
nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan
aktivitas. Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika
penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak kedalam paruparu. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas
atau mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan
mengalir dari paru-paru sehingga penderita lebih mudah bernafas.
Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung
tidur dengan posisi setengah duduk.
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema
pulmoner
akut)
merupakan
suatu
keadaan
darurat
yang
memerlukan pertolongan segera dan berakibat fatal.
2.
Gambaran klinis gagal jantung kanan:
Gagal
jantung
kanan
cenderung
mengakibatkan
pengumpulan darah yang mengalir kebagian kanan jantung. Hal ini
menyebabkan pembengkakan dikaki, pergelangan kaki, tungkai,
hati dan perut.
G. Penatalaksanaan Umum
Menurut Kasron (2012), Penatalaksanaan CHF meliputi:
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan
menurunkan
konsumsi
oksigen
melalui
istirahat
atau
pembatasan aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium (<4 gr/hari) untuk menurunkan
edema.
3) Menghentikan obat-obatan yang mempengaruhi NSAID karena
efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan
natrium.
4) Pembatasan cairan (± 1200-1500 cc/hari).
5) Olahraga secara teratur.
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. CHF Akut
1) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
2) Pembatasan cairan (1,5 liter/hari)
2. Farmakologis
Tujuan: Untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs; diuretic
Tujuan: Mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan
mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic. Obatnya
adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic,
metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan
pengeluaran cairan), kalium-sparing diuretic.
b. Second line drugs; ACE inhibitor
Tujuan: Membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja
jantung. Obatnya adalah:
1) Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan
untuk
kegagalan
diastolic
yang
mana
dibutuhkan
pengembangan ventrikel untuk relaksasi.
2) Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sitolik.
3) Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk
disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
4) Calsium
Chanel
Blocker;
untuk
kegagalan
diastolic,
meningkatkan relaksasi dan pengisian ventrikel (jangan dipakai
pada CHF kronik).
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5) Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan
respon miokard. Digunakan pada disfungsi diastolic untuk
mengurangi HR, mencegah iskemi miokard, menurunkan TD,
hipertofi ventrikel kiri.
3. Pendidikan Kesehatan
a. Informasikan pada pasien, keluarga dan pemberi perawatan tentang
penyakit dan penangananya.
b. Monitoring difokuskan pada; monitoring BB setiap hari dan intake
natrium.
c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF; pemberian makanan tambahan
yang banyak mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dan lainlain.
d. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat
ditoleransi dengan bantuan terapis.
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
H. Pathway
Kelainan otot
Faktor sistemik
Jantung
Aterosklerosis Hipertensi
koroner
Peradangan dan
Penyakit jantung
sistemik/ penyakit miokardium
Pulmona
degenerative
lain
Gagal jantung
Respon Fisiologi Gagal Jantung
Frekuensi denyut jantung
Dilatasi pulmonal
Hipertrofi
Isi sekuncup
Peningkatan kerja saraf simpatis pada jantung arteri dan vena
Tanda dan gejala:
- Peningkatan frekuensi denyut jantung
- Peningkatan aliran balik vena
- Peningkatan kekuatan kontraksi
Peningkatan keb. O 2
Peningkatan konsumsi
O 2 oleh jantung
Aliran ke ginjal,
Usus dan kulit
Preload melebihi
kemampuan
pemompaan
Kongesti
vaskuler
pulmonal
Asidosis tingkat jaringan
Pengaruh jaringan lanjut
Iskemi miokard
Penurunan
Curah
Jantung
Ketidakseimbangan
suplai O 2
Intoleransi Aktivitas
Manifestasi:
- Kelelahan, kelemahan
- Perubahan tanda vital
- Disritmia
Menahan Na+dan H 2 O
- Sianosis
Edema
- Pucat
- Berkeringat
Gangguan Pertukaran Gas
Tanda:
- Menurunnya haluaran urin
- Letargi meningkat
- Kulit dingin
- Sianosis
Kelebihan Volume Cairan
Gambar 2 Pathway dan perumusan diagnosa keperawatan
(Huddak & Gallo, 2010), dan (Wilkinson & Ahern, 2012)
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
I. Fokus Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
Menurut (Wilkinson, 2006) penurunan curah jantung didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak
adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolism tubuh.
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan Frekuensi/Irama Jantung
1) Aritmia
2) Brakikardia
3) Perubahan EKG
4) Palpitasi
5) Takikardia
b. Perubahan Preload
1) Edema
2) Penurunan
tekanan
vena
sentral
(central
venous
pressure/CVP)
3) Penurunan tekanan baji arteri paru (pulmonary artery
wedge pressure/PAWP)
4) Keletihan
5) Peningkatan CVP
6) Peningkatan PAWP
7) Distensi vena jugularis
8) Murmur
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9) Kenaikan berat badan
c. Perubahan Afterload
1) Kulit lembab
2) Dispnea
3) Penurunan nadi perifer
4) Penurunan resistansi vaskuler paru (pulmonary vascular
resistance/PVR)
5) Penurunan resistansi vaskuler sistemik (systemic vascular
resistance/SVR)
6) Peningkatan PVR
7) Peningkatan SVR
8) Oliguria
9) Pengisian ulang kapiler memanjang
10) Perubahan warna kulit
11) Variasi pada pembacaan tekanan darah
d. Perubahan kontraktilitas
1) Crackle
2) Batuk
3) Penurunan fraksi ejeksi
4) Penurunan left ventricular stroke work index (LVSWI)
5) Penurunan stroke volume index (SVI)
6) Penurunan indeks jantung
7) Ortopnea
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
8) Dispnea paroksimal noktural
9) Bunyi S3
10) Bunyi S4
e. Perilaku/Emosi :
1) Ansietas
2) Gelisah
Faktor yang berhubungan :
1) Perubahan Frekuensi Jantung
2) Perubahan Irama
3) Perubahan Volume Sekuncup
4) Perubahan Afterload
5) Perubahan Kontraktilitas
6) Perubahan Preload
Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan curah jantung pasien normal, dengan criteria hasil :
1) Tekanan darah sistolik dan diastolik dan rata-rata dalam
rentang yang di harapkan
2) Melakukan aktivitas tanpa dispneu dan nyeri
Nursing Intervention Classification (NIC) :
Cardiac care :
1) Monitor gejala gagal jantung dan CO menurun termasuk
nadi perifer yang kualitasnya menurun, kulit dingin dan
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
ekstremitas, RR, dispneu, HR yang tinggai, distensi vena
jugularis, penurunan kesadaran dan adanya edema
2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, ritme, adanya S3
dan S4 serta bunyi baru
3) Observasi bingung, kurang tidur, pusing
4) Observasi adanya nyeri dada/ketidaknyamanan, lokasi,
penyebaran, keparahan, kualitas, durasi, manifestasi seperti
mual dan faktor yang memperburuk dan mengurangi
5) Jika ada nyeri dada, baringkan klien, monitor ritme jantung,
beri oksigen, medikasi dan beritahu dokter
6) Monitor intake dan output per 24 jam
7) Catat hasil EKG dan X-Ray dada
8) Kaji hasil laboratorium, nilai AGD, elektrolit termasuk
kalsium
9) Monitor CBC, Natrium, kreatinin serum
10) Posisikan klien dalam posisi semi fowler atau posisi yang
nyaman
11) Selama fase akut, pastikan klien bedrest dan melakukan
aktivitas yang dapat di toleransi jantung
12) Berikan makanan rendah garam, kolesterol
13) Berikan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan
gangguan dan stressor.
14) Jadwalkan istirahat setelah makan dan aktivitas
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Intoleransi aktivitas
Adalah Suatu keadaan seorang individu yang tidak cukup mempunyai
energy fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi
kebutuhan atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan (Wilkinson,
2006).
Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan aktivitas pasien akan meningkat, dengan criteria hasil :
a. Berpartisipasi
dalam
aktivitas
fisik
tanpa
disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara
mandiri
Nursing Intervention Classification (NIC) :
a. Activity Therapy :
1) Menentukan penyebab intoleransi aktivitas
2) Berikan periode istirahat selama beraktivitas
3) Minimalkan kerja kardiovaskuker dengan
4) Berikan posisi dari tidur ke posisi setengah duduk
5) Jika memungkinkan tingkatkan aktivitas secara bertahap
6) Pastikan perubahan posisi secara perlahan
7) Monitor intake nutrisi untuk memastikankecukupan sumber
energi
8) Ajarkan tekhnik mengontrol pernafasan ketika beraktivitas
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9) Kolaborasi dengan diberikan terapi fisik untuk membantu
peningkatan level aktivitas dan kekuatan
b. Energi Management :
1) Observasi adanya pembatasan dalam melakukan aktivitas
2) Kaji factor yang menyababkan kelelahan
3) Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
4) Monitor pola tidur dan lamanya tidur istirahat klien
3. Kelebihan volume cairan
Adalah Kondisi peningkatan retensi caiaran isotonic pada seorang
individu(Wilkinson, 2006).
Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, pasien
akan menunjukkan fluid balance, dengan kriteria hasil :
1) Tekanan darah sesuai yang diharapkan
2) Frekuensi pernafasan sesuai yang diharapkan
3) Keseimbangan cairan intake dan output dalam 24 jam
4) Tidak ada asites
5) Tidak ada edema perifer
6) Serum elektrolit dalam rentang yang diharapkan
7) Hematokrit dalam rentang yang diharapkan
Nursing Intervention Classification (NIC) :
a. Fluid management :
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat selama
24 jam
2) Monitor vital sign
3) Monitor hasil laborat yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolalitas urin)
4) Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan (cracles, CVP,
edema, distensi vena leher, asites)
5) Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian
6) Pasang urin kateter jika diperlukan
7) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
8) Kaji lokasi dan luas edema
9) Berikan cairan diuretik sesuai instruksi
10) Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit
11) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
12) Konsul dengan ahli gizi
b. Fluid monitoring :
1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan serta
eliminasi
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Tentukan
kemungkinan
faktor
resiko
dari
ketidak
seimbangan cairan (hipertermia, terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
3) Monitor berat badan
4) Monitor serum dan elektrolit urine
5) Monitor parameter hemodinamik invasif
6) Catat monitor warna, jumlah dan monitor adanya distensi
leher, ronchi, edema perifer dan penambahan BB
7) Monitor tanda dan gejala dari edema
4. Kerusakan pertukaran gas
Adalah Kelebihan dan kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida di membrane kapilar-alveolar(Wilkinson, 2006).
Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, pasien
akan menunjukkan status pernafasan baik, dengan kriteria hasil :
1) Status neurologis dalam rentang yang diharapkan
2) Dispneu saat istirahat dan aktivitas tidak ada
3) Gelisah, sianosis dan keletihan tidak ada
Nursing Intervention Classification (NIC) :
a. Fluid Management :
1) Pertahankan intake dan output yang akurat
2) Monitor vital sign
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Monitor hasil laboratorium (BUN,Hematokrit,Osmolalitas
urine)
4) Monitor
indikasi
retensi/kelebihan
cairan
(CVP,edema,DVJ,asites)
5) Monitor masukan makanan/cairan
6) Pasang urine kateter
7) Monitor status hidrasi
8) Monitor status nutrisi
9) Dorong masukan oral
10) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
11) Kaji lokasi dan luas edema
12) Berikan cairan diuretic sesuai instruksi
b. Fluid Monitoring :
1) Monitor berat badan
2) Monitor serum dan elektrolit urine
3) Monitor tanda dan gejala dari edema
4) Monitor membrane mukosa dan turgor kulit, serta rasa haus
5) Berikan obat yang yang dapat meningkatkan output urine
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
Adalah Berisiko mengalami perubahan kulit yang buruk(NANDA,
2009).
Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, pasien
akan menunjukkan integritas jaringan baik, dengan kriteria hasil :
1) Suhu, elastisitas, hidrasi, warna jaringan dalam rentang
yang diharapkan
2) Terbebas dari adanya lesi jaringan
3) Keutuhan kulit
Nursing Intervention Classification (NIC) :
Perawatan luka :
1) Inspeksi adanya kemerahan
2) Inspeksi luka pada setiap pergantian balutan
3) Ajarkan pada pasien tentang prosedur perawatan luka
4) Anjurkan pasien untuk melindungi luka dari kontaminasi
urin
5) Bersihkan dan balut luka dengan teknik sterilitas/aseptic
6) Konsultasikan ke tim medis lain (dokter kulit) untuk
meningkatkan penyembuhan luka
Asuhan Keperawatan Pada..., ENJANG TURINO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download