69 meningkatkan kemandirian belajar matematika melalui metode

advertisement
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE JIGSAW BAGI SISWA KELAS XII AP
SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 JOGONALAN KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
Oleh : Dewi Yuningrih
Email :
SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar Matematika
melalui metode jigsaw bagi siswa kelas XII Administrasi Perkantoran semester gasal SMK
Negeri 1 Jogonalan . Klaten Tahun Pelajaran 2015 / 2016.
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII AP semester gasal SMK Negeri 1 Jogonalan
Klaten. Sumber data dari penelitian adalah siswa. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi,
wawancara, studi pustaka, dokumentasi, dan studi lapangan. Proses penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing – masing terdiri dari empat tahap, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan kemandirian belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini dengan
komparatif kritis yang dilengkapi dengan analisis data pencapaian ketuntasan perubahan
perilaku sikap kemandirian siswa kelas XII AP semester genap SMK Negeri 1 Jogonalan
Klaten Tahun Pelajaran 2015 / 2016 . Selama Pelaksanaan Tindakan diperoleh data
pencapaian ketuntasan perubahan perilaku sikap kemandirian adalah 41, 18%. Dan
pencapaia ketuntasan pada Siklus I meningkat menjadi 61,18%. Dan pencapaian
ketuntasan pada Siklus II adalah 82,35%. Berdasarkan pencapaian ketuntasan perubahan
perilaku sikap kemandirian belajar Matematika denga metode jigsaw maka hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran metode jigsaw dapat meningkatkan
kemandirian belajar Matematika kelas XII semester gasal SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
Tahun Pelajaran 2015 / 2016 pada Standar Kompetensi Statistika.
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Mata Pelajaran Matematika perlu
diberikan kepada semua siswa mulai SD
untuk
membekali
siswa
dengan
kemampuan berfikir logis, analisis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar siswa dapat
memiliki
kemampuan
memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
pilar
tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah
bangsa akan tegak dan mampu
menjadikan bangsa yang bermartabat.
Dalam Undang-undang No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
3, disebutkan : Pendidikan Nasional
Berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak, serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah
mengembangkan potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan
69
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang
mempunyai bidang keahlian Bisnis
Manajemen dan Teknologi Informasi.
Siswa diharapkan mempunyai jiwa
percaya diri, ulet, mandiri, dan jujur serta
berkompeten sesuai dengan program
keahliannya. Dalam hal ini matematika
merupakan
mata
pelajaran
yang
menanamkan nilai-nilai budaya dan nilainilai luhur yaitu komunikasi yang
disajikan sangat padat, singkat, dan tidak
mendua arti. Banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar Matematika
sehingga beranggapan bahwa Matematika
adalah pelajaran yang sulit dan
memerlukan pemikiran yang keras.
Terkadang siswa enggan mencoba dan
mengatakan tidak bisa sebelum mencoba
mengerjakan soal. Siswa cenderung pasif
sebelum ada petunjuk dan penjelasan guru
dalam mengerjakan soal.
Kemandirian dalam belajar sangat
diperlukan
dalam
mata
pelajaran
Matematika dan mata pelajaran yang lain.
Siswa yang memiliki kemandirian yang
baik akan menemukan konsep dan cara
belajar
sendiri
sehingga
mampu
memahami dan dapat menyelesaikan
persoalan. Siswa yang mandiri tidak akan
mudah menyerah ketika tidak mampu
menyelesaikan seluruh permasalahan,
siswa akan berusaha mencari penyelesaian
dengan bertanya pada teman yang lebih
mengerti dan mencari referensi buku atau
melalui media jaringan internet.
Upaya meningkatkan kemandirian
belajar siswa tidak mudah dicapai secara
maksimal, karena banyak faktor yang
harus dipahami oleh guru. Guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
perlu memilih dan menggunakan metode
pembelajaran.
Penggunaan
metode
pembelajaran
yang
tepat
dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berpengaruh pada sikap dan prestasi
siswa. Penerapan metode pembelajaran
model jigsaw adalah model cooperative
learning yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya. Metode
pembelajaran model jigsaw memberikan
semangat pada siswa supaya dapat
bekerjasama dan bertanggung jawab
terhadap bagian materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa. Selain itu siswa juga
bertanggung jawab untuk menyampaiakn
bagian materi yang dipelajarinya pada
siswa lain sehingga siswa saling
tergantung satu dengan yang lain dan
bekerjasama secara kooperatif.
Kesadaran siswa di SMK N 1
Jogonalan dalam belajar Matematika
masih sangat rendah. Menurut peneliti
siswa di kelas XII AP SMK N 1
Jogonalan masih 41% yang mempunyai
kesadaran untuk belajar matematika
dengan mandiri. Siswa cenderung untuk
menunggu guru menjelaskan materi yang
akan dipelajari. Pada permasalahan
menumbuhkan dan mengembangkan
kemandirian
siswa
dalam
belajar
matematika peniliti menggunakan metode
pembelajaran metode jigsaw. Siswa
diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran secara mandiri. Setiap siswa
diberi tugas dalam tanggung jawab untuk
mempelajari dan mempresentasikan di
hadapan teman – temannya dalam satu
kelompok yang heterogen kemudian
berdiskusi lagi dengan teman di lain
kelompok untuk memperdalam materi
yang dipelajarinya sehingga menjadi
kelompok homogenya yang ahli. Dengan
metode jigsaw ini diharapkan siswa dapat
lebih meningkat belajar matematika
menjadi 80%, sehingga dapat mencapai 70
sesuai kriteria ketuntasan minimal
matematika di kelas XII AP di SMK N 1
Jogonalan.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Meningkatkan
Kemandirian
Belajar
Matematika Melalui Metode Jigsaw Bagi
70
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
Siswa Kelas XII AP Semester Gasal SMK
N 1 Jogonalan Klaten Tahun 2015 adalah
:
1. Mempersiapkan siswa untuk sanggup
menghadapi persiapan di dunia kerja
dan dunia industri dengan selalu
berkembang dengan kemandirian.
2. Meningkatkan kesiapan siswa yang
berkualitas, mandiri, dan mempunyai
kepribadian yang bermoral.
3. Mengembangkan nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai luhur matematika yaitu sikap
kemandirian pada siswa di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
4. Mempersiapkan siswa SMK untuk
mandiri, kreatif, jujur, dan kompetitif
dalam kehidupan diera globalisaasi ini.
orang lain tanpa mengabaiakn saran dari
orang lain. Siswa yang mandiri mampu
bertindak sesuai dengan nilai yang baik
walaupun melawan arus. Utari Sumarno
(2004:4) memberikan tiga karakteristik
kemandirian belajar, yaitu bahwa individu
:
1. Merancang belajar sendiri sesuai
dengan tujuannya.
2. Memilih
strategi
kemudian
melaksanakan rancangan belajarnya.
3. Memantau
kemajuan
belajar,
mengevaluasi
hasilnya
dan
dibandingkan dengan standar tertentu.
Jika penerapan tiga karakteristik
kemandirian ini dapat dilaksanakan siswa
dengan baik maka kesadaran dan
kemandirian
siswa
dalam
belajar
Matematika akan maksimal.
Penerapan Model Pembelajaran
Metode pembelajaran model jigsaw
merupakan
model
pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot
Aronson’s. Model pembelajaran ini
didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung
jawab
siswa
terhadap
pembelajarannya
sendiri
dan
pembelajaran orang lain. Metode jigsaw
ini mengarahkan siswa tidak hanya
mempelajari
bagian
materi
yang
diberikan, tetapi siswa dapat memberikan
dan mengajarkan bagian materi tersebut
pada kelompoknya.
Jigsaw dalam bahasa Inggris berarti
gergaji, karena teknis penerapan model
pembelajaran ini maju mundur seperti
gergaji. Menurut Arends (1997), langkahlangkah penerapan metode pembelajaran
model jigsaw dalam Matematika, yaitu :
1. Membentuk kelompok heterogen yang
beranggotakan 4-6 orang.
2. Masing-masing kelompok membagi
bagian materi (topik) pada setiap
anggota
kelompok.
Kemudian
mengirimkan satu orang wakil
kelompok untuk membahas bagian
materi pembelajaran (topik), wakil ini
disebut kelompok ahli.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kemandirian belajar Matematika
Kemandirian adalah pilihan atas
prioritas ketergantungan kita pada sesuatu.
Kemandirian adalah cara kita memandang
bagaimana hubungan ketergantungan kita
kepada yang lain. Steven Covey
menjelaskan 3 tingkatan hubungan ini,
yaitu :
1. Bergantung pada yang lain.
2. Mandiri.
3. Membina hubugan saling bergantung.
Siswa harus dibina agar tidak
bergantug pada orang lain. Jika dalam
segala
hal
siswa
mengandalkan
kemampuan diri untuk berbuat, maka
siswa
bisa
dikatakan
mandiri.
Kemandirian selalu diikuti dengan
kejujuran. Apabila siswa sudah dapat
mandiri dalam belajar dan mengerjakan
soal-soal
dalam
mata
pelajaran
matematika, maka siswa akan bertindak
dan berkata dengan sportif dan jujur.
Kemandirian didiskripsikan sebagai
sikap dari perilaku yang tidak mudah
bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas (Zubaedi,
2011: 74). Pribadi yang mandiri berarti
mampu memilki pendamping dan pikiran
yang jelas, mampu mempu mengambil
keputusan sendiri, tidak terpengaruh pada
71
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
3. Kelompok ahli berdiskusi untuk
membahas topik yang diberikan dan
saling membahas untuk menguasai
topik tersebut.
4. Setelah
memahami
materi
pembelajaran (topik) kelompok ahli
menyebar dan kembali ke kelompok
masing-masing, kemudian mejelaskan
materi pembelajaran (topik) kepada
teman di kelompoknya.
5. Guru memberikan tes individual pada
akhir pembelajaran tentang materi telah
didiskusikan.
Metode Pembelajaran Model Jigsaw
untuk
Meningkatkan
Kemandirian Belajar.
Metode
pembelajaran
untuk
meningkatkan kemandirian siswa dalam
belajar Matematika dengan menggunakan
metode jigsaw yaitu terdiri dari beberapa
langkah, yaitu:
1. Guru membagi suatu kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen. Jumlah
anggota
kelompok
menyesuaikan
dengan
jumlah
bagian
materi
pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Setiap siswa anggota kelompok asal /
heterogen diberi tugas mempelajari
salah satu bagian materi pembelajaran
tersebut.
3. Semua
siswa
dengan
materi
pembelajaran yang sama belajar
bersama dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli (kelompok homogen).
4. Dalam
kelompok
ahli,
siswa
mendiskusikan
bagian
materi
pembelajaran yang sama, serta
menyusun
kesimpulan
untuk
disampaikan kepada temannya jika
kembali ke kelompok asal (heterogen).
5. Setelah siswa berdiskusi dalam
kelompok ahli (homogen)maupun
kelompok asal (heterogen), selanjutnya
kelompok ahli mempresentasikan hasil
diskusinya untuk menyamakan persepsi
dengan guru dan siswa yang lain.
6. Guru memberikan inplan dan evaluasi
serta kesimpulan dari hasil kelompok
ahli.
III. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan
adalah studi yang dilakukan untuk
memperbaiki diri sendiri, pengalaman
kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara
sistematis, terencana dan dengan sikap
mawas diri. Penelitian tindakan kelas
(PTK) merupakan penelitian yang bersifat
reflektif (Sutama, 2010: 134).
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti kondisi obyek yang alamiah
(natural setting). Penelitian ini merupakan
penelitian
naturalistik
karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah dan desain etnografi.
Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1
Jogonalan di kelas XII AP Semester
Gasal Tahun 2015/2016.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Juli 2015 sampai dengan bulan
Desember 2015.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah : observasi,
wawancara,
studi
pustaka,
studi
dokumentasi, dan studi lapangan.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis
data,
dalam
penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu
analisis berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya
dikembangkan
menjadi
hipotesis. Bila berdasarkan data yang
dapat dikumpulkan secara berulang-ulang
dengan teknik triangulasi, ternyata
hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi teori.
Indikator Kinerja
Peningkatan kemandirian siswa
dalam belajar Matematika melalui metode
jigsaw. Adapun prosentase indikator
72
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
pencapaian keberhasilan penelitian pada
tabel berikut :
Tabel 1.
Indikator
Peningkatan
Kemandirian Siswa dalam Belajar
Matematika.
Belajar Matematika Setelah
Tindakan Kelas Pada Siklus I
Tabel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Proses pembelajaran mata pelajaran
matematika
berkaitan
dengan
kemampuam guru dalam mengelola secara
operasional efisien terhadap komponenkomponen belajar dan mengajar, sehingga
menghasilkan nilai tambah bagi output
atau siswa. Pada penelitian ini, data yang
disajikan berupa hasil pengamata,
wawamcara, dan refleksi dari tiap siklus.
Pengamat dalam hal ini adalah guru
matematika SMK N 1 Jogonalan Klaten.
Hasil wawancara dalam penelitian ini
merupakan hasil wawancara dari beberapa
siswa kelas XII Administrasi Perkantoran
sehubungan
dengan
kegiatan
pembelajaran
Matematika
seusai
mengajarkan kemandirian belajar melalui
bentuk jigsaw tentang standar kompetensi
statistika kompetensi dasar ukuran
pemusatan data. Hasil pengamatan dan
wawancara disajikan pada pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
Tabel
2.
Ketuntasan
Pencapaian
Perubahan Sikap Kemandirian
Belajar Matematika Sebelum
Tindakan
Tabel
4.
Ketuntasan
Pencapaian
Perubahan Sikap Kemandirian
Belajar Matematika Setelah
Tindakan Kelas Pada Siklus II
Pada penyajian Data Diskripsi Data
Pencapaian Perubahan Sikap Kemandirian
siswa dalam belajar Matematika tersebut
di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan kemandirian siswa dalam
belajar Matematika dari prasiklus, siklus I,
dan siklus II. Peningkatan pencapaian
perubahan sikap kemandirian siswa dalam
belajar Matematika dengan model
pembelajaran metode jigsaw tersebut
seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Peningkatan Ketuntasan Belajar
Matematika Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa pencapaian perubaha
perilaku sikap kemandirian siswa dalam
belajar matematika melalui model
pembelajaran metode jigsaw dapat
tercapai dengan baik dari prasiklus ke
siklus I dan siklus II. Peningkatan
kemandirian
siswa
dalam
belajar
Matematika untuk kelas XII Administrasi
Perkantoran dengan ketuntasan baik dapat
dilihat dari prasiklus 41,18%, siklus I
61,18%, dan siklus II 82,35%.
Dari uraian di atas dapat
dikemukaan bahwa melalui model
pembelajaran model pembelajaran metode
3.
Ketuntasan
Pencapaian
Perubahan Sikap Kemandirian
73
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
jigsaw pada pembelajaran matematika
dapat
meningkatkan
kualitas
pembelajaran. Selain itu bagi siswa dapat
merubah sikap kemandirian belajar
Matematika. Peningkatan kemandirian
siswa
belajar
Matematika
ini
kemungkinan
siswa
ada
faktor
ketertarikan
siswa
dengan
model
pembelajaran metode jigsaw pada
kegiatan belajar mengajar Matematika.
Pada metode jigsaw ditetapakan diskusi
kelompok yang membuat siswa dapat
menyampaiakn ide-ide selama kegiatan
pembelajaran, siswa juga dapat sharing
dengan teman yang lain apalagi menemui
permasalahan
pemahaman.
Materi
pembelajaran Matematika melalui metode
jigsaw siswa lebih aktif dan tercapai
dalam kegiatan belajar mengajar.
penggunaan metode pembelajaran yang
tepat
dari
seorang
guru
akan
mempengaruhi kualitas pada kegiatan
belajar siswa. Peningkatan kemandirian
belajar
pada
Matematika
dapat
menggunakan
model
pembelajaran
metode jigsaw. Pelaksaan pembelajaran
dengan
penerapan
metode
jigsaw
menerpakan
salah
satu
model
pembelajaran yang memiliki manfaat
untuk meningkatkan kemandirian siswa
dalam belajar Matematika di rumah dan di
sekolah. Dengan model pembelajaran
metode jigsaw yang diterapakan dalam
dua
siklus
dapat
meningkatkan
kemandirian belajar siswa sehingga
pembelajaran jadi lebih variatif dan tidak
monoton yang hanya mendengarkan
penjelasan dari guru.
V. PENUTUP
Simpulan
Berdasarakan keseluruhan siklus
dari prasiklus, siklus I, dan siklus II yang
telah dilakukan dalam Penelitian Tindakan
Kelas, dapat disimpulkan bahwa :
“ Penerapan metode pembelajaran
metode jigsaw dapat meningkatkan
kemandirian belajar Matematika kelas XII
AP semester gasal SMK Negeri 1
Jogonalan Klaten Tahun 2015/2016.
Peningkatan kemandirian siswa
dalam pembelajaran Matematika yang
ditunjukan dengan adanya peningkatan
prosentase kemandirian siswa yang
termauk kriteria baik. Kemandirian siswa
juga dapat dipersiapkan dalam lingkungan
sekolah dan masyarakat. Selain itu siswa
dapat menyadari manfaat sikap mandiri
dalam kegiatan di sekolah dan di tempat
praktek kerja karena dapat meningkatkan
rasa percaya diri, tanggung jawab, dan
bangga terhadap prestasi belajar.
Implikasi
Penerapan model pembelajaran
metode jigsaw dalam pembelajaran
Matematika pada kesimpulan di atas
memberikan implikasi bahwa dengan
pembenahan
cara
mengajar
dan
Saran
Berdasarkan
hasil
Penelitian
Tindakan Kelas yang telah dilakukan
dalam usaha meningkatkan kemandirian
belajar siswa melalui metode jigsaw
dalam pembelajaran, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Model pembelajaran metode jigsaw
sebagai bahan masukan guru untuk
diterapkan dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa.
b. Jika model pembelajaran metode
jigsaw kurang bisa meningkatkan
kemandirian belajar siswa, guru
dapat
menggunakan
media
pembelajaran yang menarik lainnya
sehingga siswa lebih bersemangat
dalam belajar.
2. Bagi penulis berikutnya
Masalah
ini
hendaknya
mengembangkan dan membandingkan
penelitian
agar
pemeblajaran
Matematika
lebih
variatif
dan
menyenangkan siswa.
74
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA
Aka Hawari, 2012,
Berkarakter Kuat,
Laksana.
Isnawati N, 2010 : Guru Positif –
Motivatif, Jogjakarta : Laksana.
Guru Yang
Jogjakarta :
Moleong J. Lexy, 2005 : Metode
Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Anonim, 2009. Undanng – Undang RI
Nomor 14 Tahun 2005, Guru Dan
Dosen, Undang –
Undang
RI
Nomor 20 Tahun 2003. Sisdiknas
(Sistem Pendidikan Nasioanl) dan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Tahun 2005. SNP (Standar Nasional
Pendidikan), Jakarta : Wawancara
Intelektual.
Mulyasa, 2011 : Manajemen Pendidikan
Karekater, Jakarta : Bumi Aksara.
Munthe B, 2005 : Desain Pembelajaran,
Jogjakarta : Pustaka Insan Madani.
Rusman, 2011 : Manajeman Kurikulum,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Asmani M.J., 2011, Internasionalisasi
Pendidikan Karakter di Sekolah,
Jogjakarta : Diva
Press.
Sugiyono, 2010 : Memahami Penelitian
Kualitatif, Bandung : Alfabeta
A gib, Zaenal, 2008. Penelitian Tindakan
Kelas Untuk Guru, Bandung : CV.
Krama Yudha.
Sutama, 2011 : Metode Penelitian
Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif,
PTK , R & D, Surakarta : Fairuz
Media.
Fuas, 2008. Begini Seharusnya Menjadi
Guru, Jakarta : Darul Hag.
Gawatri, 2004 . Matematika
Yudistira, Jakarta.
Suwandi, Sarwaji, 2009 : Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
dan
Penulisan
Karya
Ilmiah,
Surakarta : Yuma Pustaka Bekerja
Sama dengan FKIP UNS.
SMK,
Hidayatullah F, 2010. Guru Sejati :
Membangun Insan Berkarakter Kuat
dan Cerdas, Surakarta : Yuma
Pustaka.
Zubaedi, 2011 : Desain Pendidikan
Karakter
:
Konsepsi
dan
Aplikasinya
dalam
Lembaga
Pendidikan, Jakarta : Kencana.
75
Download