Pengertian Wirausaha: Berwirausaha bisa menjadi passion bagi beberapa orang yang menyukai tantangan dalam hidup. Berwirausaha benar-benar bekerja dalam ketidakjelasan. Kita yang menentukan keberlangsungan bisnis kita dan kita secara langsung turun tangan dalam pengembangannya, berbeda dengan menjadi seorang pegawai perusahaan yang sudah mapan. Berwirausaha lebih cenderung kearah kesiapan mental dan keteguhan hati, apalagi jika kamu berada di bisnis yang bisa dibilang “unit kecil”, berwirausaha macam itu sangat memberi tantangan. Bayangan akan profit yang tinggi datang seiring dengan bayangan akan resiko tinggi yang akan dihadapi. Berwirausaha merupakan suatu pilihan, suatu jalan hidup. Bagi mahasiswa, berwirausaha bisa menjadi suatu pilihan hidup, salah satu jalan yang dapat dipilih selain menjadi pegawai kantoran. Mahasiswa yang memiliki jiwa pemimpin, jiwa sosial dan keinginan untuk mendominasi menganggap bahwa berwirausaha merupakan bentuk pengekspresian diri, suatu gengsi dan suatu tantangan yang tak ternilai harganya. Mahasiswa tidak memandang wirausaha secara detail. Sebagian dari mereka berkata bahwa sesuatu yang berupa “UKM” dan sesuatu yang berupa “mandiri” bisa disebut dengan berwirausaha. Mahasiswa harus melihat definisi wirausaha secara mendetail agar tidak tejadi salah pemahaman. Memahami definisi wirausaha akan berguna untuk kedepan, sebagai acuan dalam bertindak dan berperilaku sebagai wirausahawan. Menurut pemikiran para ahli, wirausaha dapat didefinisikan sbb: Peter F Drucker: Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Thomas W Zimmerer: Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Andrew J Dubrin: Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business). Robbin & Coulter: Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan Jean Baptista Say: Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Frank Knight: Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. Joseph Schumpeter: Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk: 1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, 2. Memperkenalkan metoda produksi baru, 3. Membuka pasar yang baru (new market), 4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau 5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose: Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. Harvey Leibenstein: Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Raymond: Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan. Kasmir: Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berwirausaha menurut pandangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia: Berwirausaha bagaimanapun pasti selalu memberi suatu resiko dibalik jaminan kemakmuran yang akan didapat. Mengelola resiko menjadi suatu peluang merupakan hal mutlak yang harus dipelajari oleh mahasiswa dalam berwirausaha. Bayangkan saja jika kamu tidak berani untuk bergerak, bagaimana bisa kamu mengambil keputusan untuk pengembangan bisnismu? Mahasiswa masih menganggap berwirausaha adalah suatu tantangan yang harus dipikirkan seribu kali. Banyak pertimbangan yang ada dan yang paling utama ialah pendidikan dan modal. Pendidikan disini bukan berarti pengalaman dalam berwirausaha, tapi kearah pendidikan akademik yang sedang berjalan. Apa berani dirimu meresikokan kuliahmu demi bisnis yang akan kamu jalani? Banyak alasan yang akan terlontar seputar penggabungan antara kuliah dengan bisnis dan yang paling dominan di lingkunganku ialah alasan “kuliah”. Mengapa kuliah? Apakah kamu tidak berani meng-handle dua-duanya? Kuliah berbeda dengan bisnis dan sangat beresiko menggabungkan keduanya. Pasti ada yang akan dikorbankan dan hal-hal itu tidak mengenakkan. Banyak pihak yang akan tersakiti juga diluar kepentingan kuliah dan bisnis, terutama dengan keluarga, teman dan pacar. Mahasiswa belum berani untuk mengambil resiko tersebut. Kita dididik untuk menjadi pegawai dibandingkan pengusaha mandiri. Saya pun yang bersekolah di Fakultas Ekonomi, sangat kecewa dengan tiadanya sesuatu yang mendetail mengenai kewirausahaan. Saya belajar berbisnis di lingkungan luar kampus. Pertanyaan mengenai “Mahasiswa Berwirausaha: menjadi tujuan atau sekedar sambilan?” menjadi tema yang sangat sensitif kalau dilempar dikalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Bisa menyakiti pihak yang menganggapnya “tujuan” dan bisa menyakiti pihak yang menganggapnya “sekedar sambilan”. Jika kita menilik lebih dalam, jawaban-jawaban yang muncul ialah sebagai berikut: 1. Menjadi tujuan, karena memiliki keamanan finansial yang didapat dari orang tua. Tidak menjadi masalah karena exit plan yang dibuat berdasar pada finansial cadangan. Toh juga jika bisnis itu hancur, dengan mudah di-supply modal untuk mempertahankan atau membuat bisnis baru. 2. Sekedar sambilan, karena mindset mahasiswa tersebut lebih kearah pemaksimalan potensi diri. Kalau bisa meng-handle dua pekerjaan seperti menjadi wirausahawan dan menjadi pegawai, mengapa tidak? Kan bisa memiliki dua pendapatan dari situ. 3. Menjadi tujuan, karena sudah menjadi panggilan batin menjadi seorang wirausahawan. Tidak peduli apakah memiliki latar belakang keamanan finansial atau tidak, wirausaha adalah suatu tantangan yang berarti. 4. Sekedar sambilan, karena mahasiswa tidak yakin dengan masa depan yang ada di depannya. Lebih baik menaruh telur dalam keranjang yang berbeda sehingga jika satu keranjang pecah masih ada keranjang yang lain. 5. Menjadi tujuan, karena memiliki latar belakang usaha keluarga yang harus dilanjutkan. Mahasiswa seperti itu menganggap bisnis adalah suatu keharusan. Nilai akademis adalah sebagai nilai sampingan saja yang nantinya akan mendukung berkembangnya usaha keluarga tersebut. 6. Sekedar sambilan, karena ingin mengisi waktu luang, daripada menganggur tidak ada pekerjaan, produktif dengan cara ini menjadi solusi. Siapa tahu nantinya bisa menjadi tujuan jika kebetulan usahanya lancar? Suatu kesimpulan subyektif dari diri saya pribadi: Wirausaha dalam keadaan status kuliah masih aktif sangatlah beresiko. Banyak resiko yang akan datang mencoba untuk menghadang dirimu jika kamu benar-benar ingin berada di dalam dunia wirausaha. Kuliah, bisnis, dan lingkungan saling tarik menarik dan tidak sedikit memberikan efek positif maupun negatif untuk proyek kewirausahaanmu. Ada suatu solusi yang saya dapatkan setelah sekian lama diriku berada didalam dunia bisnis. Pahamilah SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) yang kamu miliki dan tambahlah dengan keteguhan hati. Sangat terbukti ampuh untuk menghadapi rintangan yang terjadi dalam perjalananmu. Pertanyaan mengenai “Mahasiswa Berwirausaha: menjadi tujuan atau sekedar sambilan?” akan mendapat jawaban yang bermacam-macam. Menjadi wirausahawan adalah seni dan seni itu sangat subyektif. Berbagai macam alasan akan mengikuti tiap jawaban yang telah terkontar. Bagi diri saya pribadi, berwirausaha adalah “sekedar sambilan”, alasannya: 1. Saya ingin membuktikan kemampuan otak “multi-task” saya dengan meng-handle bisnis pribadi sekaligus menjadi pegawai kantoran. 2. Alasan keamanan finansial. Bekerja di dua bidang akan memberi keamanan yang berarti jika kita dapat menjalaninya. 3. Alasan perencanaan investasi untuk kedepan. 4. Alasan sosial karena saya prihatin dengan keadaan sosial yang ada di lingkungan dan bisnis sampingan adalah solusi penyerapan tenaga kerja. Berwirausaha bagi saya saat ini adalah “sekedar sambilan”, tapi saya berencana membuatnya menjadi “tujuan” setelah saya mendapatkan modal pendidikan dan finansial yang cukup. Keikutsertaan saya dalam Lomba Artikel Blog UII ini merupakan salah satu dukungan saya dalam program kewirausahaan yang ada di Universitas Islam Indonesia. Diharapkan artikel ini dapat membantu memperkaya pengetahuan kita akan realita yang terjadi di lingkungan kewirausahaan. Banyak pebisnis yang berstatus kuliah aktif di Universitas Islam Indonesia ini. Pengadaan media penghubung diantara mereka menjadi ide yang cukup bagus untuk pengembangan kualitas dan peningkatan potensi mahasiswa. Lomba Artikel Blog UII ini bagi saya juga merupakan salah satu media yang berguna untuk penyampaian pimikiran. Referensi: Definisi wirausaha didapat dari blog http://bayuzu.blogspot.com/2011/02/pengertian-dandefinisi-wirausaha.html