BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proposal W D Anemia merupakan masalah kesehatan yang sangat sering ditemukan di klinik di seluruh dunia, disamping masalah kesehatan utama masyarakat, terutama dinegara berkembang. Anemia dapat terjadi karena berkurangnya kadar hemoglobin darah. Kriteria anemia menurut WHO berdasarkan kadar hemoglobinnya untuk laki-laki dewasa < 13 g/dl, untuk wanita dewasa tidak K U hamil < 12 g/dl dan untuk wanita hamil < 11g/dl (Bakta, 2009). Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia yang sebagian besarnya tinggal di daerah tropik. Oleh karena frekuensinya yang sangat sering terjadi, anemia, terutama anemia ringan seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek © klinik (Bakta, 2009). Menurut De Maeyer, prevalensi anemia pada tahun 1985 untuk negara maju, negara berkembang maupun di seluruh dunia, paling banyak diderita oleh wanita usia 15-49 tahun yaitu untuk negara maju sekitar 14 %, di negara berkembang sekitar 59% dan di dunia sekitar 51 %. Untuk Indonesia, menurut Husaini dkk anemia terbanyak diderita oleh perempuan hamil yaitu sekitar 5070% (Bakta, 2009). Sedangkan menurut data dari WHO pada tahun 1993-2005 untuk seluruh dunia, prevalensi tertinggi anemia diderita oleh anak-anak usia prasekolah (47,4%) dan prevalensi terendah diderita oleh pria (12,7%). Namun, kelompok penduduk dengan jumlah terbesar dari individu yang terkena anemia adalah wanita yang tidak hamil yaitu sekitar 468 juta (Benoist, 2008). 1 2 Daerah WHO, Afrika dan Asia Tenggara memiliki risiko tertinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari anak usia prasekolah dan setengah dari semua perempuan yang terkena. Dalam angka, beban utama terkonsentrasi di Asia Tenggara, yaitu sekitar 40% anak-anak usia prasekolah dan 30% dari wanita hamil mengalami anemia (Benoist, 2008). Alternatif mengenai penggunaan rumput laut sebagai terapi untuk W D mengobati anemia telah diteliti. Rumput laut telah banyak digunakan untuk pengobatan terhadap penderita anemia. Pengobatan menggunakan rumput laut ini terutama digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Rumput laut diketahui memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi yang salah satunya adalah zat besi sehingga dapat K U memperbaiki status hemoglobin pada pasien anemia (Casal, 2007). Alasan pemilihan rumput laut untuk diteliti sebagai sumber mineral dan vitamin yang baik digunakan untuk memperbaiki status hemoglobin pada pasien anemia adalah karena rumput laut diketahui memiliki kandunga n vitamin dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rumput laut © kaya akan zat besi yang bisa membantu pembentukan hemoglobin (Casal, 2007). Selain itu juga diketahui bahwa rumput laut sering digunakan sebagai bahan pangan oleh masyarakat (Krishnaiah, 2008). Pada penelitian ini digunakan rumput laut jenis Spirulina sp. yang termasuk dalam kelompok alga hijau-biru sebagai diet untuk terapi tikus putih yang menderita anemia nutrisi karena rumput laut ini merupakan rumput laut yang paling banyak tersedia dan pernah diteliti memiliki kandungan yang dapat mengatasi anemia (Hoseini, 2013). Selain itu di dalam rumput laut Spirulina sp. juga terkandung vitamin dan mineral- mineral yang tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh manusia sehingga Spirulina sp. disebut sebagai “makanan super” (IIMSAM, 2010). Anemia nutrisi terjadi karena defisiensi dalam diet suatu faktor yang diperlukan untuk eritropoiesis. Produksi eritrosit bergantung pada pasokan 3 bahan-bahan mentah yang cukup, yang sebagian tidak disintesis di tubuh tetapi harus diperoleh dari makanan. Defisiensi kandungan hemoglobin dalam eritrosit dapat menyebabkan anemia (Sherwood, 2001). Berangkat dari kenyataan bahwa anemia masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak diderita baik oleh masyarakat negara berkembang maupun negara maju, maka diperlukan penanganan yang serius W D untuk menurunkan jumlah penderita anemia karena dampak dari menderita anemia bisa menurunkan kualitas seorang individu baik dalam kesehatan fisiknya maupun dalam bekerja. Penggunaan rumput laut yang alami ini diharapkan tidak memberikan efek samping dalam mengatasi anemia dan menjadi alternatif pengobatan anemia yang murah, mudah dan aman. K U Apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumput laut Spirulina dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus anemia, maka rumput laut ini dapat dikonsumsi sebagai alternatif untuk mencegah anemia di masyarakat yang kejadiannya masih cukup tinggi, khususnya pada anak-anak dan ibu hamil (Benoist, 2005). © B. Rumusan Masalah Anemia merupakan masalah yang sangat sering terjadi di berbagai negara khususnya negara berkembang serta sering dialami oleh masyarakat dari golongan ekonomi lemah. Kondisi anemia yang dibiarkan terus menerus tanpa penangan yang serius dapat berdampak buruk pada seseorang terutama pada masa kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan serta masa lanjut usia. Sehingga harus ditemukan solusi untuk mengatasi kondisi anemia yang secara finansial dan ketersediaan bahan mudah diperoleh masyarakat ekonomi lemah sekalipun. Dengan tersedianya Spirulina maka diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi anemia khususnya di Indonesia. 4 C. Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : “Apakah pemberian Spirulina efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus putih yang menderita anemia?“. W D D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa Spirulina dapat menaikkan kadar hemoglobin pada tikus putih yang menderita anemia. K U E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian nantinya diharapkan Spirulina mempunya i efektifita s yang cukup signifikan terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada tikus anemia sehingga penggunaan Spirulina dapat diaplikasikan dalam kehidupan © sehari-hari dan dapat menjadi alternatif pengobatan maupun pencegahan anemia di masyarakat yang murah, mudah, aman dan bersifat alami. F. Keaslian Penelitian Penelitian serupa untuk mengetahui efektifitas rumput laut Spirulina dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus putih anemia belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tentang efek pemberian jamu anemia terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus novergicus) yang menderita anemia sudah pernah dilakukan (Sinulingga, 2007). Penelitia n tentang efek Spirulina pada anemia dan fungsi imun pada lansia juga sudah pernah dilakukan (Selmi, 2011). Pada penelitian sebelumnya mengena i penggunaan rumput laut dalam mengatasi anemia masih belum banyak diteliti 5 dan penelitian pada manusia juga belum dikonfirmasi sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas dan keamanan spirulina untuk mengobati anemia. W D © K U