8 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka 1. Konsep Pengembangan Masyarakat Berbasis Lingkungan. a. Definisi Pengembangan Masyarakat Berbasis Lingkungan Pengembangan masyarakat memiliki banyak definisi, diantaranya adalah: 1. Pengembangan masyarakat adalah salah satu metode pekerja sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada ada pada mereka serta menekankan prinsip partisipasi sosial.12 2. Arthur Dunham berpendapat bahwa pengembangan masyarakat adalah usaha-usaha yang terorganisir yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. 13 3. Sukriyanto berpendapat bahwa pengembangan masyarakat adalah membina dan meningkatkan kualitas masyarakat, agar mereka dapat hidup lebih baik, lebih efisien cara hidupnya, lebih sehat fisik, dan lingkunganya. 14 12 Edi Suharto, Membangun Masyrakat Memberdayakan Rakya t, (Bandung: Refika Aditama, 2009). Hal 37. 13 Http :/www.scribd.com/doc/24843114/Definisi Community Development direkam tanggal 30 April 2010 pukul 16.27 WIB 14 Hari Witono Suparlan, Pemberdayaan Masyarakat, (Sidoarjo: Paramulia Pres, 2006). Hal 01. 9 4. H.M. Ya’kub berpendapat bahwa pengembangan masyarakat adalah sebuah proses pemberdayaan. Proses ini mencakup tiga aktivitas penting, yakni: a. Menyadarkan masyarakat. b. Berupaya agar masyarakat dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapinya. c. Menggerakkan partisipasi dari etos swadaya masyarakat agar mereka dapat menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.15 Sedangkan Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang ditempati oleh semua manusia (masyarakat) yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 16 Lingkungan mempunyai dua komponen, yaitu komponen hayati berupa tumbuhan, hewan, manusia, dan komponen non hayati berupa tanah, air, udara dll.17 Jadi yang dimaksud dengan istilah pengembangan masyarakat berbasis ingkungan adalah proses penyadaran dan penggalian potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat dan dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama, untuk memenuhi kebutuhan serta mencari solusi atas permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat. 15 .Http://webcache.+konsep+pemikiran+paulo+freire+dan+relevansinya+terhadap+perkembangan +masyarakat&cd=1&hl=en&ct= direkam 2 Feb 2010 pukul 05:48:36 WIB 16 Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004). Hal 4. 17 Dwijoseputro, Ekologi Manusia Dengan Lingkunganya , (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994). Hal 53. 10 Dengan tujuan untuk menjaga kalestarian lingkungan hidup yang ada di sekitar masyarakat. Permasalah sosial merupakan kondisi yang tidak diharapkan oleh masyarakat, karena mengandung unsur yang merugikan. Untuk mengatasi masalah sosial dan bagaimana strategi yang akan digunakan dalam proses perubahan sosial, itu tergantung pada ideologi yang dipakai di dalam masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat melakukan perubahan sosial lewat aksi kolektif (kelompok). Dengan demikian, kondisi tersebut selalu memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk melakukan perubahan guna mewujudkan perbaikan bersama. 18 Jim Ife berpendapat bahwa dalam pengembangan masyarakat berbasis lingkungan perlu adanya kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya lingkungan yaitu bahwa masyarakat perlu bertanggung jawab atas perlindungan dan rehabilitasi lingkungan fisik, karena lingkungan merupakan komponen penting dari masyarakat.19 Pada dasarnya ada hubungan timbal balik antara pola perilaku sosial dengan kondisi lingkungan. Pola perilaku sosial dipengaruhi oleh karakteristik dan kualitas lingkungan, dan sebaliknya pola perilaku sosial juga mempengaruhi karakteristik dan kualitas lingkungan. 20 Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Robert C. Angel menyatakan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan 18 Soetomo, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Putra Pelajar, 2009). Hal 42. Jim Ife, Community Developmet, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Hal 469. 20 Sunyoto Usman, Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 1998). Hal 227. 19 11 lama tinggal akan mempengaruhi partisipasi seseorang dalam melakukan kegiatan dilingkungannya. Partisipasi masyarakat itu sendiri dibatasi dalam bentuk keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kebersihan, sikap spontanitas terbadap kebersihan di lingkungannya, kesediaan membayar iuran/retribusi sampah, dan pemilikan tempat sampah. 21 b. Tujuan Dari Pengembangan Masyarakat Berbasis Lingkungan. Tujuan dari pengembangan masyarakat berbasis lingkungan pada dasarnya untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat. Yang perlu ditumbuhkan dalam pengembangan lingkungan adalah timbulnya kesadaran masyarakat bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. 22 Dalam pengelolaan lingkungan hidup harus melibatkan peran aktif dari masyarakat, agar masyarakat sadar dan bisa menjaga lingkungan yang ada di sekitar mereka. Karena pada dasarnya peningkatan kesadaran masyarakat merupakan bagian inti dari pengembangan masyarakat. Adapun bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah dalam hal berikut ini: a. Proses perencanaan. 21 Http://Www.Digilib.Ui.Ac.Id//Opac/Themes/Libri2/Detail.Jsp?Id=82870&Lokasi=Lokal diakses tanggal 20 Mei 2010 pukul 15.35 WIB 22 Http://tribun pemberdayaan lingkungan. blogspot.com, diakses 8 Mei 2010 pukul 12.15 WIB 12 b. Pengambilan keputusan. c. Pelaksanaan kegiatan. d. Pembiayaan. e. Pemanfaatan hasil. f. Pemeliharaan. Masalah lingkungan hidup bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tugas bersama setiap warga masyarakat. Setiap warga masyarakat juga mamiliki kewajiban untuk memelihara lingkungnnya yang baik, menjaga supaya lingkungan tidak tercemar, dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang mencemari dan merusak lingkungan. 23 c. Teknik Pengembangan Masyarakat Berbasis Lingkungan. Teknik pengembangan masyarakat berbasis lingkungan menurut Jim Ife meliputi beberapa aktifitas penting, diantaranya adalah:24 1. Peningkatan kesadaran masyarakat. 2. Pendidikan. 3. Pengoganisasian masyarakat lokal. 4. Menetapkan tujuan secara prioritas, hasil yang ingin dicapai adalah meningkatkan kebersihan lingkungan dengan cara pengelolaan sampah swadaya. 23 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2004). Hal 217. 24 Jim Ife, Community Development…Hal 472 13 Pengembangan masyarakat akan berhasil apabila terdapat keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan bisa menentukan arah tindakan yang tepat. Selama ini kesadaran masyarakat mengenai masalah lingkungan hidup sudah mulai tumbuh, tetapi masih belum cukup untuk mempengaruhi perilaku masyarakat untuk menjadi motivasi yang kuat, yang dapat me lakukan tindakan yang nyata dalam usaha swadaya masyarakat dalam penanganan masalah lingkungan hidup baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan masih harus ditingkatkan. 25 Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pengembangan masyarakat yaitu pendekatan buttom up dan pendekatan melalui partisipasi. Pendekatan buttom up merupakan sebuah pendekatan yang prosesnya merubah masyarakat dari bawah, maksudnya masyarakat harus mampu menetapkan kebutuhan mereka sendiri dan bagaimana memenuhinya. Masyarakat pada tingkat lokal cenderung lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dengan mengarahkan semua warga masyarakat untuk berswadaya. Sedangkan dalam pendekatan partisipasi bertujuan untuk membuat setiap orang dalam masyarakat agar bisa terlibat secara aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat untuk menciptakan kembali masa depan masyarakat menjadi lebih baik. Pendekatan buttom up dan 25 Moh. Soerjani, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Universit as Indonesia, 2008). Hal 21. 14 partisipasi merupakan prinsip-prinsip fundamental dalam pengembangan masyarakat.26 d. Unsur–Unsur Pengembangan Masyarakat Unsur-unsur pengembangan masyarakat menurut Arthur Dunham ada empat perencanaan, diantaranya adalah sebagi berikut. 27 1. Program yang terfokus pada kebutuhan masyarakat (need asessment). 2. Bantuan teknis. 3. Pengintegrasian berbagai kekhususan untuk bantuan masyarakat. 4. Suatu penekanan utama self-help dan keikutsertaan oleh masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan sebuah usaha untuk mengarahkan masyarakat kepada kemandirian, sehingga mereka mampu menganalisa sendiri isu-isu sosial, serta dapat menemukan solusi atas permasalahan yang mereka rasakan. Pengembangan masyarakat sebagai satu contoh aksi sosial dalam menyelesaikan problem sosial dan memberi perhatian yang besar pada perubahan masyarakat, yakni perubahan menuju kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut dimulai dari tingkat individu masyarakat sampai pada level sosial melalui perubahan institusi sosial yang ada dalam masyarakat. Pada tingkat individu masyarakat, dibutuhkan kesadaran dari diri masyarakat, karena tanpa kesadaran perubahan dalam masyarakat 26 Jim ife, Community Development… Hal 335 Http :/www.scribd.com/doc/24843114/Definisi Community Development direkam tanggal 30 April 2020 pukul 16.27 WIB 27 15 tidak akan tercapa i. Untuk itu sangat diperlukan perubahan pada tingkat individu masyarakat, demi tercapainya kesejahteraan di masyarakat. 28 e. Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat. Ada tiga prinsip dalam pengembangan masyarakat, diantaranya adalah:29 1. Fokus perhatian ditujukan pada komunitas sebagai suatu kebulatan. 2. Berorientasi pada kebutuhan dan permasalahan komunitas. 3. Mengutamakan prakarsa, par tisipasi, dan swadya masyarakat. Conyers mengemukakan adanya tiga kriteria dalam pengertian komunitas. Pertama , konsep komunitas me miliki komponen-komponen fisik, yang menggambarkan adanya kelompok manusia yang hidup di daerah tertentu dan saling mengadakan interaksi. Kedua, anggota -anggota komunitas pada umumnya memiliki beberapa ciri khas yang sama yang menyebabkan timbulnya identifikasi mereka sebagai suatu kelompok. Ketiga, suatu komunitas pada umumnya memiliki keserasian dasar dalam hal perhatian dan aspirasi . Sementara itu Davies menyatakan bahwa elemen-elemen yang ada dalam komunitas adalah lokalitas, hubungan emosional, keterlibatan sosial, dan kepentingan bersama. Ukuran komunitas sebagai satuan kehidupan bersama yang tidak terlalu besar mengakibatkan antar anggota saling mengenal secara pribadi, sehingga menumbuhkan rasa saling 28 Http//staffisite gunadarma.ac.id /agus -dhl direkam tanggal 15 April pukul 11.45 WIB Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). Hal 82. 29 16 percaya, tetapi juga tidak terlalu kecil sehingga dapat dilakukan usaha dan aktifitas bersama secara evisien. Selanjutnya, agar tindakan bersama tersebut lebih bersandar pada partisipasi masyarakat sendiri dibutuhkan adanya kompetensi masyarakat terhadap proses pembangunan di lingkungan kehidupanya. Kompetensi yang diharapkan meliputi kompetensi pada setiap warga masyarakat secara individual maupun kompetensi komunitas sebagai keseluruhan dan kebulatan hidup bersama. Pada tingkat warga masyarakat kompetensi terhadap proses pembangunan diwujudkan dalam dua hal yaitu tanggung jawab sosial dan kapasitas. Setiap warga masyarakat merasa bahwa proses pembangunan di lingkungan komunitas untuk meningkatkan taraf hidup, merupakan tanggung jawab mereka sendiri. Di samping itu, untuk mengaktualisasikan tanggung jawab sosial tersebut warga masyarakat perlu mempunyai kapasitas untuk melakukannya, baik dalam merencanakan maupun melaksanakan pembangunan secara mandiri. 30 30 Ibid hal 83 17 f. Tahap-Tahap Dalam Pengembangan Masyarakat PERUMUSAN TUJUAN NEED ASSEMENT RENCANA TINDAKAN TINDAKAN MONITORING DAN EVALUASI TERMNASI Gambar 1 Tahap-Tahap Pengembangan Masyarakat Dalam praktik pengembangan masyarakat harus melalui beberapa tahap kegiatan. Adapun tahapan-tahapan pengembangan masyarakat menurut Abu Huraerah adalah sebagai berikut:31 1. Perumusan Tujuan. Agar program pengembangan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilanya dapat diukur, perlu dirumuskan tujuan dari program pengembangan masyarakat yang akan ditetapkan tersebut. Tujuan program pengembangan masyarakat yang baik memiliki karakteristik yang jelas dan spesifik sehingga tercemin 31 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, (Bandung: Humaniora, 2008). Hal 147. 18 bagaiman cara mencapai tujuan tersebut sesuau dengan dana, waktu, dan tenaga yang tersedia. 2. Need Assessment. Need Assessment artinya penilaian atau perkiraan kebutuhan, yaitu menilai apa saja kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Program pengembangan masyarakat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah masyarakat setempat. 3. Rencana Tindakan. Rencana tindakan yang dirumuskan seharusnya berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan pe nanganan masalah yang dirasakan dan dialami masyarakat. 4. Tindakan. Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan masyarakat. Sedangkan evaluasi adalah mengukur berhasil atau tidaknya program yang telah dilaksanakan. 19 6. Terminasi Terminasi merupakan tahap pengakhiran atau tahap pemutusan hubungan secara formal dengan masyarakat setempat sebagai sasaran program atau proyek. g. Model Pengembangan Masyarakat Menurut Jack Rothman yang dikutip oleh Abu Huraerah ada tiga model pengembangan masyarakat, diantaranya adalah: 32 1. Model pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi pada tujuan proses, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk menetukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Model perencanaan sosial, dalam perencanaan sosial mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang matang dan perubahan yang tekendali untuk mencapai tujan akhir secara sadar dan rasional, dalam pengawasan pelaksanaanya dilakukan pengawasanpengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. 3. Model aksi sosial, model ini menekankan pentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang 32 Ibid hal 48 20 tidak beruntung. Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber, dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidak adilan struktur. Tabel 1 Tiga Model Pengembangan Masyarakat PARAMETER PENGEMBANGAN PERENCANAAN MASYARAKAT SOSIAL AKSI SOSIAL LOKAL Orientasi Kemandirian, Pemecahan masalah Perubahan tujuan integrasi, dan sosial struktur kemampuan kekuasaan, masyarakat. (tujuan lembaga dan proses) sumber (tujuan proses & tugas) Asumsi Keseimbangan, Masalah sosial Ketidakadilan, mengenai kurang kemampuan nyata: kemiskinan, kesengsaraan, struktur dalam relasi dan pengangguran, ketidak masyarakat pemecahan masalah kenakalan remaja merataan, dan dan kondisi masalah ketidaksetaraan. 21 Asumsi Kepentingan umum Kepentingan yang Konflik mengenai atau perbedaan- dapat diselaraskan kepentingan kepentingan perbedaan yang dapat atau konflik yang tidak masyarakat diselaraskan kepentingan dapat diselaraskan Konsepsi Rationalist-unitary Idealist-unitary Realistindividualist mengenai kepentingan umum Orientasi Struktur kekuasaan Setruktur Struktur terhadap sebagai kolabolator, kekuasaan sebagai kekuasaan struktur perwakilan pekerja dan sponsor sebagai sasaran aksi, domonasi kekuasaan elit kekuasaan harus dihilangkan. Sistem klien Masyarakat secara Seluruh atau Sebagian atau atau sistem keseluruhan sekelompok sekelompok masyarakat, anggota termasuk masyarakat masyarakat tertentu perubahan fungsional Konsepsi Warga masyarakat Konsumen Korban 22 mengenai klien atau Negara atau penerima pelayanan Peranan Partisispasi dalam Konsumen atau Pelaku, elemen, masyarakat proses pemecahan penerima pelayanan anggota masalah Peranan Pemungkin, Peneliti, analis, Aktivis, pekerja social koordinator, fasilitator, advokasi, pembimbing pelaksanaan agitator, broker, program negotiator Media Mobilisasi kelompok- Mobiliasi Mobilisasi perubahan kelompok kecil organisasi formal organisasi masa dan politik Strategi Pelibatan masyarakat Penentuan masalah Katalisasi dan perubahan dalam pemecahan dan keputusan pengorganisasia masalah melalui tindakan n masyarakat rasional para ahli untuk mengubah struktur kekuasaan Teknik Konsensus dan Advokasi, Konflik atau perubahan diskusi kelompok, andragogy, unjuk rasa, partisipasi, brain perumusan konfrontasi atau 23 stroming, role kebijakan, tindakan playing, bimbingan perencanaan langsung, dan model program. mobilisasi penyuluhan massa, analisis kekuasaan, mediasi, agitasi, negosiasi, pembelaan h. Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengembangan Masyarakat Partisipasi masyarakat menurut Isbandi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Dalam konteks pembangunan pastisipatif, masyarakat dianggap memiliki dua status, yaitu customer dan citizen. Sebagai costumer masyarakat memiliki hak untuk menuntut pelayanan yang baik dari pemerintah. Sebagai citizen, mereka memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk membantu memajukan daerah/kota, memperlancar pelayanan publik, dan memelihara setiap asset/fasilitas kota. 24 Menurut Hoofsteede dalam Khairuddin, membagi partis ipasi menjadi 3 tingkatan yaitu: 1. Partisipasi Inisiasi (Inisiation Participation) adalah partisipasi yang mengundang inisiatif dari pemimpin lokal, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek, yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan masyarkat. 2. Partisipasi legitimasi (legitimation participation ) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. 3. Partisipasi eksekusi (execution participation ) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan. 2. Konsep Perubahan Sosial. Menurut Zaden dalam bukunya yang berjudul sosiologi pedesaan tertera bahwa perubahan sosial pada dasarnya merupakan proses yang dilalui oleh masyarakat sehingga menjadi berbeda dengan sebelumnya. 33 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori perubahan sosial mengacu pada kondisi masyarakat yang mulai meninggalkan nilai lama secara bertahap dan mulai menganut atau mengadopsi nilai baru. Pada dasarnya masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perbedaanya adalah ada suatu masyarakat yang berubah sangat cepat dan ada masyarakat yang 33 Mudjia Rahardjo, Sosiologi Pedesaan Studi Perubahan Sosia l, (Malang: Uin-Malang Pres, 2007). Hal 26. 25 berubah secara lamban. 34 Teori perubahan sosial terdapat dua tipe perubahan sosial yaitu evolusi (bertahap) dan revolusi (langsung). Perubahan sosial dalam pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan evolusioner yang disengaja dan terarah. Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu perubahan dirumuskan ole h Kotler sebagai “ 5 C ”, yaitu: a. Cause (sebab) yaitu upaya atau tujuan sosial yang dipercaya oleh pelaku perubahan dapat memberikan jawaban pada problem sosial. b. Change agency (agen perubahan) yaitu organisasi yang misi utamanya memajukan perubahan sosial. c. Change target (sasaran perubaha n) yaitu individu atau kelompok sosial yang ditunjuk sebagai sasaran upaya perubahan. d. Channel (saluran) yaitu media untuk menyampaikan pengaruh dan respon dari setiap pelaku perubahan ke sasaran perubahan. e. Change strategy (strategi perubahan) yaitu teknik utama mempengaruhi yang diterapkan oleh pelaku perubahan untuk menimbulkan dampak pada sasaran perubahan. Kotler mengemukakan bahwa upaya perubahan sosial yang terarah dalam pemberdayaan komunitas tidak terlepas kaitannya dengan masalah sosial dan aksi sosial. Tiga hal tersebut merupakan suatu rangkaian yang 34 Soetomo, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). Hal 42. 26 saling berhubungan. Adanya masalah sosial dapat menimbulkan perubahan sosial dan untuk mengarahkannya diperlukan aksi sosial. 35 Sebab Agen perubahan Sasaran perubahan Saluran Strategi perubahan Masalah sosial Aksi sosial Perubahan sosial Gambar 2 Proses Perubahan Sosial Suatu masalah dikatakan masalah sosial jika semua masyarakat merasakan resah dan mereka merasa bahwa keresahan tersebut perlu diatasi dan hanya dapat diatasi secara bersama-sama. 3. Konsep Kesadaran Sosial (Paulo Freire). Kesadaran berakar dari kata sadar. Menurut Kamus Ilmiah Populer kata sadar secara etimologi dapat diartikan sebagai ingat akan dirinya atau merasa dan insaf. 36 Sedangkan secara terminologi kesadaran adalah keinsafan akan perbuatannya serta keadaan (realitas) yang sedang dialaminya. Masyarakat belum bisa dikatakan sadar apabila belum 35 36 Http://Staffsite.Gunadarama.Ac.Id/Agus -Dhl di rekam tanggal 15 April 2010 pukul 11.45 WIB Budiono, Kamus Bahasa Indonesia Baku, (Surabaya: Alumni, 2002). Hal 258. 27 mengetahui keadaan (realitas) yang sedang dialaminya, serta belum mau merubah keadaan tersebut menja di lebih baik. Menurut pemikiran Paulo Freire kesadaran seseorang akan keadaan (realitas) yang sedang dialaminya, khususnya ketertindasan struktural dan kemiskinan, serta relevansinya terhadap proses penyadaran dan penggalian potensi masyarakat yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama dengan tujuan memenuhi kebutuhan serta mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Paulo Freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi tiga golongan, yakni: Kesadaran Magis (magical consciousness), Kesadaran Naif (naival consciousness), dan Kesadaran Kritis (critical consciousness). a. Kesadaran Magis, kesadaran masyarakat yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lain. Kesadaran Magis lebih melihat faktor di luar manusia (natural maupun supra-natural) sebagai penyebab ketidakerdayaan, seperti bahwa ketidak berdayaan mereka disebabkan oleh faktor takdir. Misalnya: Desa Janti setiap musim penghujan mengalami banjir, masyarakat yang mempunyai kesadaran magis beranggapan bahwa banjir tersebut diakibatkan karena takdir tuhan meskipun mereka berusaha sebaik-baiknya masih akan tetap banjir jika memang ditakdirkan seperti itu. b. Kesadaran Naif, kesadaran ini lebih melihat “aspek manusia” sebagai akar penyebab masalah masyarakat. Masalah etika, kreativitas, dan need 28 for achievement dalam kesadaran ini dianggap sebagai penentu perubahan sosial. Misalnya : Dalam menganalisis penyebab banjir yang ada di Desa Janti, kesalahannya terletak pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat. Yang mengakibatkan banjir di musim penghujan. c. Kesadaran Kritis, kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Pendekatan struktural menghindari “blaming the victims” (menyalahkan korban) dan melakukan analisis kritis untuk menyadari struktur dan system sosial, politik, ekonomi, dan budaya serta akibatnya terhadap keadaan masyarakat. Misalnya : Masyarakat Janti yang sudah mulai berfikiran untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik dengan cara pengelolaan sampah bersama.37 Dalam Al-qur ’an diterangkan bahwa perubahan masyarakat harus dimulai dari diri manusianya (kesadaran). Hal ini dijelaskan Di dalam Alqur’an surat Ar-Ra’d ayat 11. 38 ?ca? Ç?a?O ?Ê ? ?a? ?A?daG ?A??? a??o?o?oÊ ?Ê ??o?oÊ ?a?I?a?Ê ? ?Aa???uK ?a? a?Ê ?Ê Kƒ?a? a?Ê ?a? Ê ?a?a?a?Ê ? a?a?a?Ê ? ?c ?a?O oa??A?A? Ç? oa? a?Ê ?Ê ?Ê ??A ? a?Ê ? a??A? ?a?a? ?A? ?ca?a? ??g ?oÅ??A ? Ç?a?O ?Ê ? ?A?o?oa?oa?I?o?Ê ?a? a?Ê ?Ê ?K ?a??Ê ? ?a?o?A ? ?daG ?A 37 Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalis i, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2006). Hal 31. 38 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah , (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1995). Hal 198. 29 Artinya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang yang selalu menjaga bergiliran , dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Alloh. Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaandiri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknyadan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia . Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi menyangkut ayat tersebut, diantaranya adalah: 39 1) Ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial, bukan perubahan individu. 2) Sunnatullah yang dibicarakan ayat ini berkaitan dengan kehidupan duniawi bukan ukhrawi. 3) Ayat ini berbicara tentang dua pelaku perubahan yakni Allah dan Manusia. 4) Ayat ini menekankan bahwa perubaha n yang dilakukan oleh Allah, haruslah didahului oleh perubahan yang dilakukan oleh masyarakat menyangkut “sisi dalam” mereka. Tanpa perubahan ini, mustahil akan terjadi perubahan sosial. Karena itu boleh saja terjadi perubahan penguasa atau perubahan sistem, tetapi jika “sisi dalam” masyarakat tidak berubah, maka keadaan akan tetap bertahan sebagaimana sediakala. 39 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Bandung: Lentera Hati, 2002). Hal 564. 30 Dalam pandangan Al-Qur’an yang paling pokok guna keberhasilan suatu perubahan sosial adalah perubahan “sisi dalam manusia”, karena sisi dalam manusialah yang melahirkan aktivitas, baik positif maupun negatif, dan bentuk, sifat serta corak aktivitas itulah yang mewarnai keadaan masyarakat (positif dan negatif). 4. Konsep New Governance Good Governance melibatkan 3 pelaku utama yaitu Negara atau Pemerintah (state), Sektor swasta (private sector), dan Masyarakat madani (civil Society). pelaku tentu saja mempunyai peran dan fungsi masingmasing. Namun secara filosofis dapat dikatakan bahwa penerapan dan perwujudan merupakan tanggung jawab sepenuhnya negara atau pemerintah artinya tugas pertama ada di pundak pemerintah, sedangkan peran swasta dan masyarakat adalah pendukung dan bagian sinergisasi tanggung jawab tersebut. Konsep new governance adalah konsep manajerial. Manajerial tersebut harus tercipta dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Partisipasi masyarakat sebagai salah satu pilar new governance dalam roda pembangunan cukup luas. Tambahan teori Prinsip-prinsip new governance, yaitu: 1. Partisipasi Masyarakat Semua w arga mas yarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi 31 menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. 2. Tegaknya supremasi hukum kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. 3. Tranparansi dibangun atas dasar arus informa si yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau oleh masyarakat. 4. Peduli pada stakeholder pemerintahan harus lembaga-lembaga berusaha melayani dan seluruh semua pihak proses yang berkepentingan. 5. Berorientasi pada konsensus tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompokkelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur. 6. Kesetaraan semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. 7. Efektifita s dan efisiensi Proses -proses pemerintahan dan lembagalembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. 32 8. Akuntabilitas para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. 9. Visi strategis para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. Pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan mampu menjalankan tugasnya untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan kegiatan rakyatnya dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Sebagaimana dikatakan Laski dalam Miriam Budiarjo, masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan berkerja sama untuk mencapai keinginan-keinginan mereka bersama. Oleh karena itu dibutuhkan hubungan yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat agar tujuan-tujuan dari pembangunan bisa tercapai. Hubungan tersebut dapat dijalankan melalui koordinasi, integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi yang baik. Sehingga program dan kegiatan antara pemerintah pusat dan lokal, atau pemerintah lokal dengan masyarakat tidak tumpang tindih atau berseberangan. 33 Beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi untuk terjadinya sinergi antara masyarakat dengan pemerintah yaitu: a. Adanya komplementaritas, dimana pembagian tugas diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan komunitas dan badan pemerintah dapat menggunakan keunggulan komparatif mereka dengan sebaik-baiknya dan berbagi beban kerja sesuai dengan kesanggupan masing-masing untuk mengerjakannya dengan cara yang terbaik. b. Keterhubungan, adalah interaksi yang berkesinambungan antara pejabatpejabat instansi pemerintah dengan para individu-individu dan dengan komunitas masyarakat. c. Kedua hal diatas te ntu saja harus berdasarkan pada: 1) Kapital sosial (social capital), dimana komunitas harus memberikan sumbangan pemikiran terhadap tujuan umum, memungkinkan terlaksananya penyampaian informasi yang relevan diantara anggota dan memungkinkan untuk melakukan koordinasi usahausaha yang dilakukan oleh anggota secara individual. 2) Kapasitas instansi pemerintah (institutional capacity), instansi pemerintah harus mampu memberikan pelayanan barang kolektif dan mampu untuk mempersatukan pembagian tugas yang kompleks dengan komunitas lokal dengan agenda organisasinya. 34 Secara makro, peranan pemerintah di dalam pembangunan adalah sebagai: 1. Sebagai modernisator, pemerintah harus mampu membawa perubahanperubahan dan pembaharuan kepada masyarakat. 2. Sebagai katalisator, pemerintah harus dapat mengenali faktor -faktor yang mampu mendorong laju pembangunan nasional dan menarik manfaat yang sebesar-besarnya. 3. Sebagai dinamisator, memberikan bimbingan dan pengarahan. 4. Sebagai stabilisator, pemerintah berusaha menciptakan suasana yang tertib yang aman. 5. Sebagai pelopor, pemerintah harus mampu menunjukkan contoh-contoh nyata yang baik dan membangun dalam tindakan. Sedangakan Peran yang ada di masyarakat antara lain memberikan kontribusi atau bantuan (baik materil maupun non materil), bersikap responsif bukan reaktif terhadap perubahan atau pembangunan, komunitas yang belajar, dan berusaha untuk keluar dari masalah sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. 40 B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Setelah mencari berbagai sumber penelitian yang terdahulu, peneliti menemukan satu penelitian yang terkait dengan masalah pengelolaan sampah, yakni skripsi yang ditulis oleh Mahfud Effendi yang berjudul Pemberdayaan 40 Http:\\agustinusano.multiply.com 35 Lingkungan (Studi Tentang Peran Perempuan Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Pendidikan Daur Ulang Sampah Di Kelurahan Jambangan Kec Jambangan Surabaya) tahun 2008. Dalam skripsi yang ditulis oleh Mahfud Effendi penelitianya lebih menekakan pada peran perempuan dalam pemberdayaan lingkungan dan bentuk-bentuk pemberdayaan lingkungan yang terjadi di Kelurahan Jambangan Kec Jambangan Surabaya. Sedangkan dalam skripsi ini penulis lebih menekankan pada proses pengembangan masyarakat berbasis lingkungan dengan cara pengelolaan sampah secara swadaya masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Janti Berseri. Pengelolaan sampah tersebut dilakukan atas dasar kesadaran masyarakat sendiri yang peduli terhadap lingkungan mereka, lokasi penelitian berada di Desa Janti Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.