Aplikasi KwH (Kilo What Hour) Meter Berbasis

advertisement
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
117
Aplikasi KwH (Kilo What Hour) Meter Berbasis Microntroller
Atmega 32 Untuk Memonitor Beban Listrik
Fatsyahrina Fitriastuti dan Siswadi
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Janabadra
[email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang bagaimana merancang dan membangun KWH (Kilo Watt
Hour) Meter berbasis microcontroller ATMega 32 yang terhubung dengan komputer. Studi kasus
dilakukan pada pemondokan yang memiliki beberapa kamar, dengan setiap kamar memiliki
konsumsi daya listrik yang berbeda-beda. Alat ini dibuat untuk dapat mengukur pemakaian listrik
pada setiap kamar sehingga setiap penghuni kamar dapat memonitor sejauh mana penggunaan
daya listrik yang terpakai dan membayar tagihan listrik sesuai dengan jumlah daya listrik yang
dipakai.
Kata Kunci: KWH meter, Mikrokontroler, daya listrik, AT Mega32
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
KWH (Kilo Watt Hour) meter merupakan
salah satu instrumen yang memiliki fungsi
utama untuk melakukan pengukuran energi
listrik. KWH meter yang dikenal luas oleh
masyarakat umum adalah KWH meter
konvensional yang memiliki keterbatasan.
KWH
meter
konvensional
hanya
melakukan pengukuran energi aktif serta
hasil pengukurannya hanya dapat dibaca
pada tampilan KWH meter tersebut
sehingga selalu dibutuhkan operator
manusia
yang
bertugas
melakukan
pencatatan data. Hasil dari pengukuran
alat tersebut menunjukkan berapa besar
pemakaian listrik dalam jangka waktu
tertentu sehingga pelanggan listrik dapat
mengetahui besarnya pemakaian listriknya
melalui alat tersebut, dan dari hasil
tersebut pihak PLN dapat melakukan
perhitungan besarnya biaya yang harus
dibayar oleh pelanggan kepada PLN.
Seiring dengan terus meningkatnya Tarif
Dasar Listrik (TDL), maka penggunaan
listrik harus lebih diperhatikan supaya
tidak terjadi pembengkakan biaya listrik.
Permasalah ini biasa muncul di tempattempat yang digunakan lebih dari satu
keluarga atau disebut rumah kontrakan
atau di pemondokan/indekost. Yogyakarta
merupakan kota pelajar dimana banyak
pelajar atau mahasiswa dari dalam
ataupun luar daerah yang datang ke
Yogyakarta untuk menuntut ilmu, hal inilah
yang
memicu
munculnya
banyak
pemondokan atau yang sering disebut
indekost. Dalam suatu pemondokan
terdapat beberapa kamar. Setiap kamar
mengkonsumsi daya yang berbeda-beda
tetapi dalam tagihan listrik bulanan untuk
setiap kamar biasanya dilakukan dengan
membagi
rata
biaya
total
untuk
pemondokan itu dengan jumlah penghuni
kamar yang ada. Hal ini sering
menimbulkan protes bagi pihak yang
merasa tidak terlalu banyak pemakaian
listriknya
karena
merasa
dirugikan.
Sehingga perlu bagi pemilik pemondokan
atau
rumah
kontrakan
memantau
pemakaian listrik di setiap kamar dan dapat
memperkirakan besarnya biaya yang harus
dibayarkan
oleh
sertiap
penghuni
kamar/rumah kontrakan setiap bulannya,
sehingga penghuni membayar listrik sesuai
dengan besarnya pemakaian.
Perkembangan
teknologi
informasi
dikombinasikan dengan elektronika dapat
dimanfaatkan
untuk
mengatasi
permasalahan
diatas.
Penelitian
ini
merancang dan membangun suatu alat
yang dapat mengukur dan memantau
pemakaian listrik melalui komputer. KWH
118
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
meter ini dirancang dengan berbasis
mikrokontroller
ATMega
32
yang
dihubungkan dengan komputer sebagai
media pembacanya.
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana membangun alat KWH
Meter digital bebasis mikrokontroler
ATMega 32 yang dapat dihubungkan
dengan komputer sehingga hasil
perhitungan KWH Meter dapat terbaca
oleh komputer?
2. Bagaimana merancang dan membuat
perangkat lunak yang dapat membaca
hasil perhitungan dari KWH Meter
digital, menampilkan informasi hasil
perhitungan, pembatasan pemakaian
listrik dan biaya pemakaian listrik
dalam waktu tertentu pada komputer
menggunakan Borland Delphi 7?
3. Bagaimana cara menyimpan data hasil
paerhitungan
daya
meggunakan
MySql dan memanfaatkan ODBC
(Open Database Connectivity) sebagai
media koneksi basis data dengan
perangkat lunak?
1.2. Tujuan
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
merancang dan membangun alat KWH
meter berbasis mikrokontroler Atmega 32
yang dapat digunakan untuk memantau
dan mengontrol penggunaan listrik dengan
mengunakan
komputer
dan
dapat
mengetahui besarnya pemakaian listrik
dalam jangka waktu tertentu.
1.3. Tinjauan Pustaka
1.3.1 KWH Meter
Energi listrik diukur dalam watthour,
wattsecond, atau joule. Meteran pengukur
energi dikenal sebagai watthour meter atau
kilowatthour meter . Meteran ini bekerja
berdasarkan prinsip dan lebih kurang
menyerupai wattmeter. Tapi medan arus
dan
medan
tegangannya
tidak
menggerakan jarum penunjuk melainkan
memutar sebuah motor listrik. Cara kerja
KWH Meter dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. : Skema cara kerja kwh Meter
(Sumber:http://www.ilmuku.com/mod/wiki/view.
php?id=1834&page=links/watt+hour)
Keterangan:
 Huruf A menunjukkan gir mekanik.
 Huruf B menunjukkan kumparan arus.
 Huruf
C menunjukkan kumparan
tegangan.
 Huruf
D
menunjukkan
piringan
alumunium.
 Huruf E menunjukkan arah aliran arus.
Gigi-gigi
motor
menggerakkan
tuas
penunjuk yang berputar seperti tuas jam.
Seribu watt yang bekerja selama satu
menit akan memutar motor tersebut
selama satu menit, gigi-gigi akan
menggerakkan tuas sepanjang busur kecil.
Bila daya yang sama bekerja selama satu
jam,
maka
gigi-gigi
motor
akan
menggerakkan tuas penunjuk 60 kali lebih
besar. Biasanya terdapat empat tuas
penunjuk, masing-masing mempunyai gigi
reduksi 10 kali penunjuk sebelumnya.
Tuas pertama membaca kilowatthour, tuas
yang ketiga ratusan kilowatthour, dan tuas
yang keempat ribuan kilowatthour. Bagian bagian utama dari sebuah KWH meter
adalah kumparan tegangan, kumparan
arus, sebuah piringan aluminium, sebuah
magnet tetap, dan sebuah gir mekanik
yang
mencatat
banyaknya
putaran
piringan. Semakin besar daya yang
terpakai,
mengakibatkan
kecepatan
piringan semakin besar, demikian pula
sebaliknya.
1.3.2 Microcontroller ATMEGA 32
Microcontroller ATMega 32 merupakan
salah satu varian dari microcontroller Alv
and Vegard’s Risc processor atau sering
disingkat AVR yang juga merupakan
microcontroller RISC 8 bit. Karena RISC
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
inilah sebagian besar kode instruksinya
dikemas dalam satu siklus clock. AVR
adalah jenis mikrokontroler yang paling
sering dipakai dalam bidang elektronika
dan instrumentasi. Secara umum, AVR
dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada
dasarnya yang membedakan masingmasing kelas adalah memori, peripheral
dan fungsinya. Keempat kelas tersebut
adalah
keluarga
ATTiny,
keluarga
AT90Sxx,
keluarga
ATMega
dan
AT86RFxx.
Mikrokontroler seri AVR pertama kali
diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun
1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah
perusahaan yang sangat terkenal dengan
produk microcontroller seri AT89S51/52
yang sampai sekarang masih banyak
digunakan di lapangan. Berbeda dengan
sistem
AT89S51/52
yang
memiliki
frekuensi
kerja
seperduabelas
kali
frekuensi
oscilator,
frekuensi
kerja
microcontroller AVR ini pada dasarnya
sama dengan frekuensi oscilator, sehingga
hal tersebut menyebabkan kecepatan kerja
AVR untuk frekuensi oscilator yang sama,
akan dua belas kali lebih cepat
dibandingkan
dengan
microcontroller
keluarga AT89S51/52.
Dengan instruksi yang sangat variatif (mirip
dengan sistem CISC-Complex Instruction
Set Computer) serta jumlah register
serbaguna (General Purpose Register)
sebanyak 32 buah yang semuanya
terhubung secara langsung ke ALU
(Arithmetic Logic Unit), kecepatan operasi
microcontroller AVR ini dapat mencapai 16
MIPS (enam belas juta instruksi per detik)
sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk
ukuran microcontroller 8 bit yang ada di
pasaran sampai saat ini. AVR muncul di
pasaran dengan tiga seri utama: tinyAVR,
ClasicAVR (AVR), megaAVR.
Diantara ketiganya, megaAVR umumnya
memiliki fitur yang paling lengkap, disusul
oleh AVR, dan terakhir tinyAVR. Untuk
memberi gambaran yang lebih jelas, tabel
1 berikut memperlihatkan perbedaan ketiga
seri AVR ditinjau dari jumlah memori yang
dimilikinya.
119
Tabel 1. Perbedaan seri AVR
berdasarkan jumlah memori
1.3.3 Borland Delphi
Borland Delphi adalah bahasa tingkat tinggi
dan terkompilasi yang mendukung bahasa
terstruktur serta Perancangan Berorientasi
Object
menggunakan bahasa Pascal,
sebuah bahasa terstruktur generasi ketiga.
Delphi menawarkan gaya pemrograman
yang bersih dan konsisten dan yang
terpenting menghasilkan aplikasi yang
lebih dapat diandalkan.
1.3.4 MySQL
MySQL adalah suatu perangkat lunak
database relasi (Relational Database
Management System atau RDBMS),
MySQL tersedia di berbagai platform Linux
dan berbagai varian Unix.
MySQL
biasanya banyak dibutuhkan dalam aplikasi
Web karena praktis untuk melakukan
paging dan jenis indeks field fulltext untuk
pencarian text. MySQL memiliki memiliki
kecepatan transaksi atau kinerja tinggi,
karakteristik ini membuat MySQL cocok
bekerja dengan aplikasi CGI, di mana di
setiap perintah request akan melakukan
koneksi, mengirimkan satu atau lebih
perintah SQL, lalu memutuskan koneksi
kembali.
1.3.5 Open Database Connectivity
ODBC (Open Database Connectivity)
merupakan komponen dari Microsoft
Windows Open Services Architecture
(WOSA). Antarmuka ODBC membuat
aplikasi-aplikasi dapat mengakses data
dari
berbagai
macam
database
management system (DBMS). ODBC
mengijinkan
interoperabilitas
secara
maksimal terhadap berbagai macam
DBMS hanya dengan melalui satu
antarmuka. Ini dapat dikatakan bahwa
suatu aplikasi akan berjalan secara
independen. Pengguna aplikasi dapat
120
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
menambah suatu software komponen yang
dinamakan driver, yang mana menciptakan
suatu antarmuka antara suatu aplikasi dan
suatu DBMS.
Secara umum skema perangkat keras
sistem dapat dilihat pada gambar 2.
ODBC dirancang untuk memaksimumkan
interoperabilitas - yaitu kemampuan
sebuah aplikasi untuk mengakses sistem
manajemen basis data (DBMS) yang
berbeda dengan kode sumber yang sama.
Aplikasi basis data memanggil fungsifungsi dalam antarmuka ODBC, yang
diimplementasikan dalam modul spesifik
basis data yang disebut driver, untuk
penggunaan aplikasi driver dari panggilan
database-spesifik yaitu dengan cara
pengguna hanya harus menambahkan
driver baru untuk mengakses sebuah
DBMS baru, tidak perlu mengkompilasi
ulang aplikasi.
2. Bagian Inti
2.1. Metode
Terdapat
beberapa
metode
yang
digunakan dalam perancangan dan
pembuatan alat KwH Meter
adalah
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Informasi dan pustaka yang berkaitan
dengan masalah ini diperoleh dari
literatur, datasheet, atau penelusuran
melalui internet.
2. Merangkai Perangkat Keras
Melakukan perakitan perangkat keras
dengan
merangkai
komponenkomponen elektronik sehingga menjadi
rangkaian KWH Meter digital yang
dapat berhubungan dengan komputer.
3. Membangun Perangkat Lunak
Metode dalam membangun perangkat
lunak yang digunakan adalah waterfall
(air terjun) yang terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
a. Definisi persyaratan.
b. Perancangan sistem dan perangkat
lunak
c. Implementasi dan pengujian unit.
d. Integrasi dan pengujian sistem.
e. Operasi dan pemeliharaan.
2.2. Perancangan Sistem
2.2.1. Perancangan Perangkat Keras
Sistem
Gambar 2. Skema perangkat keras
Keterangan dari skema perangkat keras
secara singkat adalah:
 Listrik merupakan energi yang akan di
ukur besar dayanya.
 Sensor arus merupakan bagian dari
KWH meter yang berfungsi untuk
menghitung besarnya arus listrik yang
terjadi.
 Sensor tegangan merupakan bagian
dari kwh meter yang berfungsi untuk
menghitung besarnya tegangan listrik
yang terjadi.
 ATMega 32 merupakan mikrokontroler
yang bertugas sebagai pusat pengontrol
kerja alat.
 RS 232 merupakan jalur antar muka
komunikasi antara KWH Meter dengan
komputer.
 Komputer berfungsi sebagai pengontrol
dari KWH Meter.
2.2.2. Perancangan Perangkat Lunak
Sistem
Diagram Konteks Sistem
Merupakan gerakan data melalui sebuah
sistem, mulai dari masuk sampai ke
tujuannya.
Arus
data
dapat
juga
digambarkan secara sederhana sebagai
masuk – proses – keluar, bagan alir data
yang pertama kali digambarkan adalah
yang level teratas dan diagram ini disebut
dengan context diagram.
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
Gambar 3 Diagram Konteks Sistem
121
Dari gambar diagram konteks di atas dapat
diuraikan sebagai berikut : user akan
memberikan perintah kepada KWH Meter
melalui aplikasi untuk membaca data yang
terdapat pada KWH Meter, aplikasi akan
memberikan perintah berupa perintah
protokol dimana nantinya KWH Meter
digital
akan
memberikan
respon
berdasarkan perintah protokol yang
diberikan. Aplikasi akan mengolah data
yang masuk dan akan di sampaikan
kepada user.
Diagram Level 1
Gambar 4. Bagan Alir Data
Bagan
alir
data
digunakan
untuk
menggambarkan bagaimana perangkat
lunak sistem berkomunikasi dengan modul
KWH, dan pengambilan data. Petugas
yang berhak untuk mengakses adalah
admin dan operator dengan hak akses
yang telah terdaftar sebelumnya didalam
data petugas. Admin memiliki hak akses
untuk dapat melakukan pengesetan modul
KWH seperti memberikan batasan daya,
parameter
dan
mematikan
atau
menghidupkan KWH, serta dapat pula
membaca data yang tersimpan didalam
memori KWH dan mengetahui pemakaian
daya. Hak akses yang dimiliki oleh operator
adalah membaca data modul KWH meter
dan membaca pemakaian daya.
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
122
Perancangan Basis Data
Basis data pada sistem ini digunakan untuk
menyimpan data petugas, pelanggan, data
induk, dan data pemakaian daya dengan
stuktur tabel seperti tampak pada tabel di
bawah ini:
1. Tabel petugas.
Tabel ini digunakan untuk menyimpan
data petugas yaitu berisi data-data
orang yang memilki hak akses terhadap
sistem ini. Tabel petugas dapat dilihat
pada tabel 2.
4. Tabel pemakaian. Tabel ini digunakan
untuk menyimpan data pemakaian yaitu
berisi data-data pemakaian daya KWH
meter. Tabel pemakaian dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Tabel Pemakaian
Field
Id
Type
varchar
Size
15
Tanggal
Date
100
Jumlah
varchar
Tabel 2. Tabel Petugas
Field
Kode
Type
varchar
Size
4
User
varchar
30
Nama
varchar
15
Password
varchar
45
Hak
varchar
1
Fungsi
Menyimpan id
_petugas
Menyimpan
data_user
Menyimpan
nama petugas
Menyimpan
data password
Menyimpan
data hak akses
petugas
2. Tabel pelanggan. Tabel ini digunakan
untuk menyimpan data pelanggan yaitu
berisi
data-data
pelanggan
yang
menggunakan KWH meter. Tabel
petugas dapat dilihat pada tabel 3.
Fungsi
Menyimpan id
_KWH
Menyimpan
tanggal
pemakaian
Menyimpan data
jumlah
pemakaian
2.3. Hasil dan Pembahasan
2.3.1.Tampilan Form Login
Pada saat aplikasi pertama kali di jalankan
maka sistem akan menampilkan form login
dimana setiap operator/petugas ataupun
admin yang ingin masuk kedalam sistem
harus
memasukkan
username
dan
password dengan benar. Tampilan form
login seperti tampak pada gambar 5.
Tabel 3. Tabel Pelanggan
Field
Id
Type
varchar
Size
15
Nama
varchar
30
Alamat
varchar
100
Tlp
varchar
15
Fungsi
Menyimpan id
_pelanggan
Menyimpan
nama_pelanggan
Menyimpan
alamat
pelanggan
Menyimpan no
telpon pelanggan
3. Tabel induk. Tabel ini digunakan untuk
menyimpan data kwh induk yaitu berisi
data-data KWH meter induk. Tabel
induk dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Tabel Induk
Field
Id
Type
varchar
Size
15
Ket
varchar
100
Fungsi
Menyimpan id
_KWH
Menyimpan
keterangan KWH
Gambar 5. Form login
2.3.2. Tampilan Menu Utama
Pada menu utama ini berfungsi untuk
melakukan koneksi sistem dengan alat
sehingga infomasi yang terdapat didalam
alat dapat terbaca oleh sistem sehingga
data dapat diolah. Setelah alat dengan
sistem terkoneksi maka beberapa data
dapat dilihat seperti data arus listrik, data
tegangan dan daya listrik yang terpakai.
Tampilan menu utama dapat dilihat pada
gambar 6.
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
123
2.3.4. Tampilan Form Data Pelanggan
Form ini berfungsi untuk memberikan
identitas untuk KWH yang berisi KWH id,
nama pelanggan, alamat, dan no.telpon. Form
data pelanggan dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 6. Tampilan menu utama
Pada menu ini juga terdapat sub-sub menu
diantaranya menu data terdapat submenu
induk, pelanggan, petugas, dan biaya per
KWH, sedangkan pada menu Tools
terdapat submenu KWH options dan ganti
password, dan terdapat juga menu laporan
yang berfungsi untuk mencetak laporan
daya yang telah terpakai.
2.3.3. Tampilan Form Data Induk
Form ini berfungsi untuk memberikan
identitas untuk KWH induk yang berisi
KWH id dan keterangan. Form data induk
dapat dilihat pada gambar 7.
Fungsi tombol pada form data induk:
 Tambah
:
berfungsi
untuk
menyediakan ruang kosong untuk
menyimpan data pada database .
 Edit: berfungsi untuk merubah data
yang telah disimpan.
 Hapus : berfungsi untuk menghapus
data.
 Keluar : Berfungsi untuk keluar dari
form data induk.
Gambar 8. Tampilan form data
pelanggan
2.3.5. Tampilan Form Data Petugas
Form ini berisi data-data petugas yang berhak
mengakses sistem ini, ada dua hak akses
dalam sistem ini yaitu petugas dan admin.
Dalam form ini berisi kode petugas, nama
petugas, username, Password, dan hak akses.
Tampilan form data petugas dapat dilihat
pada gambar 9.
Gambar 9. Tampilan form data petugas
2.3.6. Tampilan Form Biaya Per KWH
Gambar 7. Tampilan form data induk
Form ini berfungsi untuk pengaturan biaya
untuk setiap satu kilo watt daya yang
digunakan, sehingga biaya pemakaian
daya untuk waktu tertentu dapat di
tampilkan. Tampilan form biaya per KWH
dapat dilihat pada gambar 10.
124
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
Gambar 10. Tampilan form biaya perkwh
2.3.6. Tampilan KWH Option
Pada bagian ini berfungsi sebagai
pengaturan perangkat keras dimana
sambungan aliran listrik dapat diputus
ataupun disambung melalui sistem, dan
juga terdapat fasilitas untuk mengunci
KWH meter digital sehingga hanya admin
yang dapat melakukan pengesetan. Melalui
panel ini KWH meter digital dapat di set
tanggal, parameter, dan pembatas daya.
Tampilan KWH option dapat dilihat pada
gambar 11.
Gambar 12. Tampilan form pemakaian
daya listrik
2.3.8. Tampilan Form Jumlah Pemakaian
Daya
Perhitungan jumlah pemakaian daya dalam
waktu 1 bulan untuk semua KWH Meter
dilakukan pada form jumlah pemakaian
daya. Pada bagian ini akan dilakukan
penjumlahan pemakaian daya untuk setiap
KWH Meter yang terpasang. Tampilan
dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 11. Tampilan form kwh option
2.3.7. Tampilan Form Pemakaian Daya
Listrik
Bagian ini dilakukan proses penjumlahan
pemakaian daya listrik pada KWH meter
yang terpasang, pemakaian daya setiap
hari akan dijumlahkan sampai dengan 1
bulan dan akan di peroleh total pemakaian
daya. Tampilan untuk pemakaian daya
listrik dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 13. Tampilan form jumlah
pemakaian daya
3. Penutup
3.1. Kesimpulan
Setelah
melaksanakan
perancangan
sistem, pembuatan dan pengamatan serta
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
125
pengujian alat, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat KWH meter digital dibangun
menggunakan mikrokontroler AT Mega
32, alat ini dapat mengukur besarnya
tegangan yang terjadi, besarnya arus
listrik dan besar pemakaian listrik pada
waktu tertentu.
2. Jalur komunikasi antara KWH Meter
dengan komputer menggunakan Port
serial.
3. Aplikasi ini dibangun menggunakan
Borland Delphi 7 untuk merancang
tampilan interface dari alat ke
komputer sehingga pengguna dapat
dengan mudah memantau alat KWH
meter
dengan
MySQL
untuk
menyimpan data dan ODBC (Open
Database Conectivity) sebagai koneksi
antara Mysql dengan perangkat lunak.
4. KWH Meter ini dapat mengukur
pemakaian daya sebanyak 4 titik yaitu
1 induk dan 3 slave.
Atmel. 2007. 8 bit AVR Microcontroller with
32K
Bytes
In-System
Programmable Flash ATmega 32.
ATMEL Corporation.
3.2. Saran
Saran untuk pengembangan alat dan
aplikasi ini berikutnya adalah:
1. Alat KWH meter dapat dirancang
menggunakan mikrokontroler lain yang
ada di pasaran.
2. Jalur komunikasi antara KWH Meter
dengan komputer dapat dikembangkan
menggunakan port USB.
3. Perangkat lunak dapat di buat dengan
menggunakan bahasa pemrograman
lain.
4. KWH
meter
slave
dapat
di
kembangkan sampai 8 KWH slave.
4. Daftar Pustaka
Allegro.
2005.
ACS706ELC-20A,
Bidirectional 1.5 mΩ Hall Effect
Based Linear Current Sensor with
Voltage Isolation and 20 A Dynamic
Range,
Worcester,
Allegro
Micosystems,Inc. Diakses pada
tanggal 5 Januari 2010.
http://
www.allegromicro.com
Atmel. 2004. Application Note, SinglePhase Power/Energy Meter with
Tamper
Detection.
ATMEL
Corporation.
Budiharto, W. 2007. Panduan Praktikum
Mikrokontroler AVR ATMega 16.
Penerbit:
PT
Elex
Media
Komputindo. Jakarta.
Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Desain
Sistem Informasi. Penerbit: Andi.
Yogyakarta.
Timbul, R. 2009. Desain Dan Implementasi
Telemetri Suhu Ruang Berbasis
Mikrokontroller Atmega. Institut
Teknologi Telkom. Bandung.
126
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No. 2, Mei 2011
Download