Kenapa Harga Listrik EBT di UEA lebih Murah Dibanding Indonesia? Kenapa Harga Listrik EBT di UEA lebih Murah Dibanding Indonesia? Tags : News Author : : Franki Terakhir disunting : : Dec 30, 2016 Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan belum lama ini mengatakan, harga energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat mahal. Harga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia berbeda jauh dengan harga PLTS di UNI Emirat Arab (UEA). Menurut Jonan harga PLTS di UEA hanya US$ 2,99 sen/kWh (Kilo Watt hours) atau setara dengan Rp 390/kWh. Sementara harga PLTS di Indonesia mencapai US$ 15 sen/kWh atau sekitar Rp 2.000/kWh. Sebagai pembanding, lanjut Jonan, biaya pokok produksi (BPP) listrik di Indonesia saat ini sekitar Rp 1.352/kWh. Energi fosil seperti batu bara saat ini masih paling banyak digunakan di dalam negeri. Mengingat harga listrik dari batu bara saat ini sekitar Rp 800/kWh. Hal ini berarti, biaya produksi listrik dari tenaga surya di UEA, jauh lebih murah ketimbang listrik batu bara di Indonesia. Menanggapi hal itu, Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengatakan, wajar saja harga listrik tenaga surya di Indonesia mahal. Karena biaya investasi dan produksi listrik dari EBT di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan UEA. "Biaya investasi dan produksi di Indonesia memang lebih tinggi, belum efisien," kata Ketua Harian APLSI, Arthur Simatupang, dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta seperti yang diberitakan Jumat (30/12). Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat harga listrik, termasuk dari tenaga surya, di Indonesia menjadi lebih mahal. Misalnya terkendala soal lahan, UEA berani memberikan lahan gratis pada pengembang PLTS. Investor yang mengembangkan EBT juga mendapat fasilitas pembebasan pajak. Perizinannya juga dipermudah, tak ada pungutanpungutan liar (pungli) ataupun biaya-biaya siluman. "Di luar sana, lahan gratis sebab padang pasir dikasih cuma-cuma sama pemerintahnya. Biaya perizinan, dan sebagainya. Sedangkan disini, harga lahan tiba-tiba melonjak saat akan dibebaskan. Belum lagi biaya dana (cost of fund) di sini mahal sekali. Di sana cuma dua persenan. Di sana juga pengusaha dapat free tax, sedangkan di sini masih ada pajaknya dan sebagainya," bebernya. Ia menerangkan, proses perizinan dan birokrasi yang panjang, memakan waktu yang lama membuat harga listrik di Indonesia sulit bersaing dengan negara lain. "Lamanya perizinan ini kan biaya juga, kita dibayang-bayangi ketidakpastian," ujar Arthur. Lebih jauh Arthur mengungkapkan, pengusaha di sana juga mendapat kesempatan membangun pembangkit dalam http://www.listrikindonesia.com/ Power By Fisip.net Created Dec 30, 2016 Kenapa Harga Listrik EBT di UEA lebih Murah Dibanding Indonesia? skala besar. "Sehingga investasinya lebih efisien. Bangun yang kecil-kecil kan biaya belanjanya yang mahal," tandas Arthur. (GF) http://www.listrikindonesia.com/ Power By Fisip.net Created Dec 30, 2016