MEMBANGUN KEHIDUPAN IBADAH PADA LEVEL SELANJUTNYA

advertisement
MEMBANGUN KEHIDUPAN IBADAH PADA LEVEL SELANJUTNYA (1)
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti
dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”
(Ibrani 10:25)
Salah satu problem orang Kristen di akhir zaman ini adalah hilangnya kesadaran dan
komitmen untuk semakin mendekatkan diri dalam kehidupan beribadah di suatu gereja
lokal di mana dia seharusnya ditanam oleh Tuhan. Banyak alasan yang mendorong
kepada kecenderungan tersebut, mulai dari hilangnya respek terhadap hari Minggu di
mana makna dan kuasa kebangkitan-Nya seharusnya diproklamirkan oleh umat-Nya,
sampai kepada hal mencari “jajanan rohani” dari satu gereja ke gereja lainnya tanpa
merasa perlu ditanam dalam kehidupan di suatu gereja lokal yang dipilihkan Tuhan.
Bahkan mereka yang katanya telah memiliki komitmen, ternyata tidak semuanya
menyadari peranan mereka dalam kehidupan suatu gereja lokal. Mereka melihat ibadah
di gereja hanya sebagai pusat kegiatan rohani rutin tiap minggu di mana mereka hanya
berposisi sebagai penonton yang sedang mencari hiburan di hari Minggu atau kehadiran
mereka hanya sebagai penggembira suasana ibadah di dalam gereja. Bila hal itu yang
terjadi, maka pada dasarnya mereka sebenarnya sedang melakukan hal yang sia-sia dan
percuma. Keadaan semacam itu dijelaskan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius seperti
apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Matius 15:7-9). Dan
Paulus juga menggambarkan keadaan kebanyakan orang di akhir zaman, “yang secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya” (2 Timotius 3:5 a). Ayat penuntun (Ibrani 10:25) dari subtema kita untuk bulan Maret & April ini merupakan sebuah ayat peringatan untuk
mengajak semua anggota tubuh Kristus untuk semakin giat membangun kehidupan
ibadah pada level yang selanjutnya menjelang hari Tuhan yang kian mendekat. Kita
masing-masing perlu bertanya kepada diri kita sendiri, “Apakah kehadiran saya secara
rutin dan keanggotaan saya di gereja lokal merupakan hal yang sangat penting bagi
saya? Apakah saya telah menjadi anggota gereja lokal yang bertanggung jawab?” Alkitab
dapat memberikan banyak jawaban untuk pertanyaan ini, tetapi untuk dapat
membangun kehidupan ibadah pada level selanjutnya marilah kita merenungkan
bersama Ibrani 10:19-25, karena bagian ini merupakan aplikasi praktis dari doktrin
keunggulan (superioritas) pengorbanan Kristus yang tertulis dalam Ibrani 10:1-18. Jika
di ayat 1-18 dari pasal 10 ini penulis kitab Ibrani lebih menyoroti pada aspek-aspek
penghayatan iman untuk membuktikan bahwa pengorbanan Kristus jauh lebih unggul
dibandingkan sistem pengorbanan dalam Perjanjian Lama, maka dalam ayat ke 19-39 ia
beralih pada beberapa aplikasi atau nasehat praktis (ayat 19-25), peringatan keras
terhadap mereka yang menghina pengorbanan Kristus (ayat 26-31) dan dorongan untuk
tetap bertekun (ayat 32-39). Dari konteks ini terlihat bahwa doktrin keunggulan
pengorbanan Kristus bukanlah sesuatu yang tanpa tujuan, tetapi membawa konsekuensi
praktis yang seharusnya sangat berpengaruh dalam hidup kita. Dalam hubungannya
dengan ayat 19-25, maka secara khusus di awal ayat 22, 23 dan 24 terdapat ajakanajakan yang merupakan respon praktis yang berfokus pada ibadah orang Kristen untuk
masuk pada level selanjutnya (akses ke ruang kudus melalui darah Kristus), yaitu: (1)
“Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh ....” (ayat 22); (2) “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita ...” (ayat 23); dan (3) “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita
saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik” (ayat 24). Implikasi dari
ajakan-ajakan ini mendorong kita untuk semakin giat mendekatkan diri dalam
pertemuan-pertemuan ibadah dalam kehidupan di gereja lokal tempat kita ditanamkan.
Tuhan memberkati!
Oleh: Pastor Silwanus Obadja M.Th. (Gembala Jemaat GMI)
Download