103 hubungan antara pengetahuan, sikap, peran orang tua dan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, PERAN ORANG TUA DAN
KETAATAN BERAGAMA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL PADA SISWA DI SMA DHARMA WANITA PINELENG
Olfi Mamarodia*, Grace D. Kandou**, Pieter L. Suling*
*Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Penyakit menular seksual, merupakan pandemi yang menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan
ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu masuk HIV. Keberadaan infeksi
menular seksual telah menimbulkan pengaruh besar dalam pengendalian HIV/AIDS. Manado
sebagai salah satu kota tujuan pariwisata di Sulawesi Utara tidak luput dari pengaruh
modernisasi yang dapat memberi peluang terhadap perilaku penyimpangan remaja seperti
penggunaan obat-obat terlarang dan perilaku seks pranikah yang menyebabkan resiko penyakit
menular seksual. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilaksanakan di SMA Dharma Wanita Pineleng, pada bulan Oktober 2016 sampai
Januari 2017.Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa yang ada di SMA Dharma Wanita
Pineleng dan sampel sebanyak 97 siswa. Pelaksanaan analisis data digunakan perangkat
komputer SPSS (Statistical Packages for Servis Solution) versi 22 dan uji statistik dengan
menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan p=0,000, sikap p=0,000, peran orangtua p=0,000 dan ketaatan beragama
p=0,000<α=0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan antara antara ketaatan beragama
dengan tindakan pencegahan PMS pada siswa di SMA Dharma Wanita Pineleng. Pada uji
multivariate diperoleh nilai exponen beta tertinggi yaitu pengetahuan (5.946) sehingga variabel
yang paling dominan berhubungan dengan tindakan pencegahan penyakit menular seksual pada
remaja di SMA Dharma Wanita Pineleng. Kesimpulan menunjukkan terdapat hubungan antara
pengetahuan, sikap, peran orangtua dan ketaatan beragama dengan tindakan pencegahan
penyakit menular seksual pada remaja. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan
tindakan pencegahan penyakit menular seksual pada remaja di SMA Dharma Wanita Pineleng
ialah pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular seksual.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Peran Orang Tua, Ketaatan Beragama,Tindakan Pecegahan
Penyakit Menular Seksual
ABSTRACT
Sexually transmitted diseases, a pandemic that cause health problems, social and economic
development in many countries and is one of the entrances of HIV. The existence of sexually
transmitted infections has exercised a great influence in controlling HIV / AIDS. Manado as one
tourism destination in North Sulawesi did not escape the influence of modernization can provide
an opportunity to the behavior of adolescents irregularities such as the use of illegal drugs and
premarital sexual behavior which causes the risk of sexually transmitted diseases. This research is
analytic survey with cross sectional study conducted in SMA Dharma Wanita Pineleng, in October
2016 to January 2017.Populasi in this study are all students in high school Pineleng Dharma
Wanita and a sample of 97 students. Implementation of data analysis used the SPSS (Statistical
Packages for the Service Solution) version 22 and statistical tests using univariate, bivariate, and
multivariate analyzes. The results showed that knowledge of p = 0.000, p = 0.000 attitudes, the
role of parents p = 0.000 and p = 0.000 religious observance <α = 0.05, which indicates there is
a relationship between the religious devotion with STD prevention measures at high school
students in the Dharma Wanita Pineleng , On multivariate test obtained the highest beta value
exponent of knowledge (5946) so that the most dominant variable related to precautions sexually
transmitted diseases in adolescents at high school Pineleng Dharma Wanita. Conclusions
demonstrated an association between knowledge, attitudes, the role of parents and religious
devotion with precautions sexually transmitted diseases in adolescents. The most dominant
variable related to precautions sexually transmitted diseases in adolescents at high school
Pineleng Dharma Wanita is knowledge about the prevention of sexually transmitted diseases.
Keywords: Knowledge, Attitude, Role of Parents, Religious Observance, preventive measures
Sexually Transmitted Diseases
103
PENDAHULUAN
dan bayi baru lahir. Sifilis dalam
Penyakit menular seksual, merupakan
kehamilan menyebabkan 305.000 janin
pandemi yang menimbulkan masalah
dan kematian neonatal, 215.000 bayi
kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak
mengalami peningkatan risiko kematian
negara serta merupakan salah satu pintu
akibat prematuritas, berat badan lahir
masuk
infeksi
rendah atau penyakit bawaan setiap
menular seksual telah menimbulkan
tahun. IMS seperti gonore dan klamidia
pengaruh besar dalam pengendalian
merupakan penyebab dari infertilitas,
HIV/AIDS. (Anonim, 2014)
infeksi genital yang tidak diobati dapat
HIV.
Keberadaan
Penyakit menular
terutama
menjadi penyebab sampai 85% dari
ditularkan melalui hubungan seksual,
infertilitas
dan
namun penularan dapat juga terjadi dari
(Anonim, 2013)
HIV
pada
wanita.
ibu kepada janin dalam kandungan atau
Kelompok remaja dan dewasa
saat kelahiran, melalui produk darah
muda (usia 15-24 tahun) merupakan
atau
telah
kelompok umur yang beresiko paling
dapat
tinggi untuk tertular PMS. Tiga juta
kesehatan.
kasus baru tiap tahun terjadi pada
transfer
tercemar,
jaringan
kadang-kadang
ditularkan
melalui
(Djuanda,
2015)
bidang
yang
alat
Perkembangan
sosial,
remaja.
Menurut
WHO,
remaja
serta
memiliki persentase tertinggi pada virus
penduduk,
ini dibanding kelompok umur lainnya.
populasi berisiko tinggi tertular penyakit
Satu dari 20 remaja tertular PMS setiap
menular seksual akan meningkat pesat.
tahunnya, sementara hampir separuh
meningkatnya
demografik,
di
migrasi
Menurut
Health
kasus infeksi HIV baru berusia di bawah
Organization, (2013) lebih dari satu juta
25 tahun. PMS merupakan penyakit
orang
yang dapat ditularkan melalui kontak
terinfeksi
World
penyakit
menular
seksual setiap hari. Diperkirakan 499
seksual
juta kasus IMS (gonore, klamidia, sifilis
hubungan seksual dengan berganti-ganti
dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun
pasangan (multipartner) dan melakukan
disamping 536 juta orang diperkirakan
hubungan
hidup dengan herpes simplex virus tipe 2
(kondom) (Anonim, 2013).
(HSV-2).
Sekitar
291
juta
wanita
seperti
seksual
sering
tanpa
melakukan
pengaman
Salah satu fase yang mempunyai
memiliki human papilloma virus (HPV).
kerentanan
Penyakit
memiliki
penularan penyakit menular seksual
dampak besar pada kesehatan seksual
ialah remaja. Masa remaja ialah suatu
dan reproduksi seperti kematian janin
masa yang mempunyai mobilitas sosial
menular
seksual
104
yang
tinggi
terhadap
yang paling tinggi dibandingkan masa
lainnya sebagai kelompok panutan di
usia lainnya. Masa remaja merupakan
masyarakat.
periode terjadinya pertumbuhan dan
Minimnya pengetahuan remaja
perkembangan yang pesat baik secara
tentang penyakit menular seksual dan
fisik, psikologis maupun intelektual.
pencegahannya menyebabkan penularan
Sifat
PMS pada remaja masih tetap tinggi.
khas
remaja
memiliki
keingintahuan yang besar, menyukai
Purnamawati
petualangan
serta
bahwa rendahnya pemahaman yang
cenderung berani menanggung resiko
benar tentang penyakit menular seksual
atas perbuatannya tanpa didahului oleh
berdampak pada perilaku pencegahan
pertimbangan yang matang. Pada masa
pada kalangan wanita pekerja seks
perkembangan,
remaja
langsung
terpengaruh
perilaku
dan
pada
tantangan
mudah
berisiko
lokalisasi
menjelaskan
di
Kabupaten
Karawang di wilayah kerja Puskesmas
tertentu. (Sarwono, 2013)
Menurut
(2013),
Cikampek. Penelitian yang dilakukan
Lawrence
Green,
oleh Muin dkk (2013), pada remaja putri
kesehatan seseorang atau masyarakat
di
dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
menyimpulkan bahwa
yakni faktor perilaku (behavior causes),
antara pengetahuan tentang penyakit
dan faktor di luar perilaku (nonbehavior
menular seksual (PMS) dengan perilaku
causes) (Pieter & Lubis, 2011). Menurut
pencegahan.
Green
sebagian
perilaku
manusia
tersebut
SMA
Nasional
ada hubungan
Pengetahuan
besar
Makassar
responden
responden
telah
terbentuk dari tiga faktor meliputi: a).
memahami bahwa penyakit menular
Faktor
dapat
seksual dapat dicegah dengan menjaga
diwujudkan dalam pengetahuan, sikap,
kebersihan alat reproduksi eksternal dan
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
bahwa
sebagainya, b). Faktor pendukung yang
reproduksi
terwujud dalam lingkungan fisik yang
personal hygiene, tetapi juga termasuk
tersedia misalnya ketersediaan fasilitas
untuk
atau sarana-sarana kesehatan, dan c).
seksual.
predisposisi
yang
menjaga
bukan
tidak
kebersihan
hanya
melakukan
alat
tentang
hubungan
Faktor pendorong yang terwujud dalam
Mulati, dkk (2016) meneliti
perilaku petugas kesehatan, pendapat,
“Perilaku Pekerja Seks Komersial (PSK)
dukungan sosial, pengaruh teman, kritik
Terhadap
baik dari teman-teman sekerja atau
Menular Seksual (PMS) Di Lokalisasi
lingkungan
Kalinyamat
maupun
petugas
yang
Pencegahan
Bandungan”
Penyakit
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perilaku
105
PSK terhadap pencegahan PMS dilihat
gangguan
dari pengetahuan sebagian besar sudah
kehidupan seksual yang sebenarnya
mengetahui
dengan pasangannya.
penyebab,
tentang
jenis,
pengertian,
tanda
gejala
dan
seksual
Agama
ketika
dapat
memasuki
mendukung
pencegahan PMS, dari sikap yang dibagi
perubahan perilaku seksual pada remaja.
menjadi beberapa kategori ada yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
setuju dan tidak setuju, dari aktivitas
Sagrim (2011), pada mahasiswa Stikes
terhadap pencegahan sebagian besar
Papua Kota Sorong menunjukkan ada
sudah memenuhi standar kesehatan.
hubungan antara ketidaktaatan beragama
Hasil
(2014)
penelitian
Febiyantin
menunjukkan
bahwa
menular
0.001)
pergaulan
pengetahuan
(p
value
=
dengan
perilaku
berisiko
seksual.
yang
penyakit
Perubahan
telah
mengabaikan
berhubungan dengan kejadian IMS,
norma
sedangkan
perkembangan globalisasi, khususnya
tingkat
pendidikan
(p
agama
pola
disebabkan
value=0.582), sikap terhadap IMS dan
media
pencegahannya (p value=0.233), tidak
memberikan dampak positif maupun
berhubungan dengan kejadian IMS.
negatif. Dengan mudahnya mengakses
Penelitian tentang sikap yang dilakukan
situs-situs porno dapat menimbulkan
oleh
hasrat
Fadhilah
dkk
(2015),
informasi
seksual
tidak
oleh
pada
remaja
hanya
yang
menyimpulkan bahwa sebagian besar
akhirnya cenderung untuk berperilaku
responden memiliki sikap yang positif
buruk jika tidak tahu tentang dampak
terhadap kesehatan reproduksi, namun
dari perilaku seksual.
sikap positif tidak selalu diikuti dengan
tindakan
yang
positif,
tidak
SMA Dharma Wanita Pineleng
ada
merupakan salah satu SMA yang ada
hubungan antara sikap dengan tindakan
Pineleng, Kecamatan Pineleng dengan
pencegahan penyakit menular seksual
jumlah populasi siswa sebanyak 414
pada remaja di SMAN 5 Makassar.
yang terdiri dari kelas 1 sebanyak 112
Peran orang tua juga dinilai
siswa, kelas 2 sebanyak 175 siswa dan
memiliki hubungan dalam tindakan
kelas 3 sebanyak 127 siswa. Beberapa
pencegahan infeksi menular seksual
kasus yang dilaporkan oleh guru seperti
pada usia remaja, seorang anak belum
terdapatnya
dapat bertanggung jawab sepenuhnya.
dilakukan
Ketidak jelasan pendidikan seks dari
kehamilan pada siswa wanita, dan siswa
orang
menimbulkan
yang menderita infeksi menular seksual.
berbagai masalah yang mengacu pada
Manado sebagai salah satu kota tujuan
tuanya
akan
106
kasus
oleh
free
sex
beberapa
yang
siswa,
pariwisata di Sulawesi Utara tidak luput
penelitian ini yaitu seluruh siswa yang
dari pengaruh modernisasi yang dapat
ada di SMA Dharma Wanita Pineleng
memberi peluang terhadap perilaku
dan
penyimpangan
seperti
Pelaksanaan analisis data digunakan
penggunaan obat-obat terlarang dan
perangkat komputer SPSS (Statistical
perilaku
yang
Packages for Servis Solution) versi 22
menyebabkan resiko penyakit menular
dan uji statistik dengan menggunakan
seksual.
uji univariat, bivariat, dan multivariat.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN
Penelitian ini merupakan penelitian
PEMBAHASAN
survei analitik dengan pendekatan cross
1. Hubungan
remaja
seks
pranikah
sampel
sebanyak
97
siswa.
Antara
Pengetahuan
Tindakan
Pencegahan
sectional yang
Dengan
dilaksanakan di SMA Dharma Wanita
Penyakit Menular Seksual Pada
Pineleng, pada bulan Oktober 2016
Siswa Di SMA Dharma Wanita
sampai Januari 2017.Populasi dalam
Pineleng.
Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular
Seksual Pada Siswa Di SMA Dharma Wanita Pineleng.
Tindakan Pencegahan PMS
Pengetahuan
Tidak
Total
Melakukan
Melakukan
Nilai p
n
%
n
%
n
%
Baik
50
51,5
31
32,0
81
83,5
0,000
Kurang Baik
2
2,1
14
14,4
16
16,5
Total
52
53,6
45
46,4
97
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 2 responden (2,1%) dan yang
jumlah responden yang berpengetahuan
tidak melakukan tindakan pencegahan
baik sebanyak
PMS sebanyak 14 responden (14,4%).
dengan
yang
pencegahan
81 responden (83,5%)
melakukan
PMS
tindakan
sebanyak
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square
50
didapatkan
hasil
dengan
responden (51,5%) dan yang tidak
p=0,000<α=0,05
melakukan tindakan pencegahan PMS
terdapat hubungan antara pengetahuan
sebanyak
31
dengan tindakan pencegahan penyakit
sedangkan
jumlah
responden
(32,5%),
responden
yang
menunjukkan
menular seksual pada siswa di SMA
berpengetahuan kurang baik sebanyak
16 responden
yang
nilai
Dharma Wanita Pineleng.
(16,5%) dengan yang
Hasil
melakukan tindakan pencegahan PMS
(2014)
107
penelitian
Febiyantin
menunjukkan
bahwa
pengetahuan
(p
value=0.001)
berhubungan dengan kejadian IMS,
sedangkan
tingkat
pendidikan
2. Hubungan Antara Sikap Dengan
(p
Tindakan
Pencegahan
Penyakit
value=0.582), sikap terhadap IMS dan
Menular Seksual Pada Siswa Di
pencegahannya (p value=0.233), tidak
SMA Dharma Wanita Pineleng
berhubungan dengan kejadian IMS.
Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular
Seksual Pada Siswa Di SMA Dharma Wanita Pineleng.
Tindakan Pencegahan PMS
Sikap
Tidak
Total
Melakukan
Melakukan
Nilai p
n
%
n
%
n
%
Baik
50
51,5
28
28,9
78
80,4
0,000
Kurang Baik
2
2,1
17
17,5
19
19,6
Total
52
53,6
45
46,4
97
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden (17,5%). Berdasarkan hasil
jumlah responden yang bersikap baik
analisis uji chi-square didapatkan hasil
sebanyak 78 responden (80,4%) dengan
dengan
yang melakukan tindakan pencegahan
menunjukkan terdapat hubungan antara
PMS sebanyak 50 responden (51,5%)
sikap dengan tindakan pencegahan PMS
dan yang tidak melakukan tindakan
pada siswa di SMA Dharma Wanita
pencegahan
Pineleng.
PMS
sebanyak
28
nilai
p=0,000<α=0,05
yang
responden (28,9%), sedangkan jumlah
responden yang bersikap kurang baik
3. Hubungan Antara Peran Orangtua
sebanyak 19 responden (19,6%) dengan
Dengan
yang melakukan tindakan pencegahan
Penyakit Menular Seksual Pada
PMS sebanyak 2 responden (2,1%) dan
Siswa Di SMA Dharma Wanita
yang
Pineleng.
tidak
pencegahan
melakukan
PMS
tindakan
sebanyak
Tindakan
Pencegahan
17
Tabel 3. Hubungan Antara Peran Orangtua Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit
Menular Seksual Pada Siswa Di SMA Dharma Wanita Pineleng.
Tindakan Pencegahan PMS
Peran Orangtua
Tidak
Total
Melakukan
Melakukan
Nilai p
n
%
n
%
n
%
Baik
45
46,4
21
21,6
66
68,0
0,000
Kurang Baik
7
7,2
24
24,7
31
32,0
Total
52
53,6
45
46,4
97
100,0
108
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang erat antara orang tua dan remaja
jumlah responden yang memiliki peran
khususnya
orangtua baik sebanyak 66 responden
tentang
(68,0%)
perkembangannya
dengan
yang
melakukan
dalam
hal
masalah
komunikasi
seksual
dan
sehingga
remaja
tindakan pencegahan PMS sebanyak 45
terhindar dari masalah kehamilan yang
responden (46,4%) dan yang tidak
tidak
melakukan tindakan pencegahan PMS
menular
sebanyak
21
reproduksi
sedangkan
jumlah
responden
(21,6%),
responden
yang
diinginkan,
seperti
penyakit
HIV/AIDS.
Bila
remaja
diterapkan
pada
yang
perlu
lingkungan
maka
perilaku
memiliki peran orangtua kurang baik
diperhatikan adalah faktor keluarga
sebanyak 31 responden (32,0%) dengan
yaitu peran orang tua, remaja yang
yang melakukan tindakan pencegahan
berperilaku seks pra nikah banyak
PMS sebanyak 7 responden (7,2%) dan
diantaranya berasal dari keluarga yang
yang
ercerai atau pernah cerai, keluarga
tidak
pencegahan
melakukan
PMS
tindakan
sebanyak
24
dengan banyak konflik dan perpecahan.
responden (24,7%). Berdasarkan hasil
Hubungan
orang
analisis uji chi-square didapatkan hasil
harmonis
akan
dengan
kehidupan
emosional
nilai
p=0,000<α=0,05
yang
tua
yang
menumbuhkan
yang
menunjukkan terdapat hubungan antara
terhadap
peran
tindakan
anak dan sebaliknya. Penelitian nasional
pencegahan PMS pada siswa di SMA
di Amerika menunjukan bahwa anak-
Dharma Wanita Pineleng.
anak yang bisa mengkomunikasikan
orangtua
dengan
Peran orang tua juga dinilai
perkembangan
optimal
kepribadian
secara terbuka dan jujur kepada orang
memiliki hubungan dalam tindakan
tuanya
pencegahan infeksi menular seksual
mengurangi terjadinya hubungan seks
pada usia remaja, seorang anak belum
sebelum menikah dibandingkan dengan
dapat bertanggung jawab sepenuhnya.
yang tidak terbuka dengan orang tuanya.
Ketidak jelasan pendidikan seks dari
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
orang
disimpulkan bahwa peran orang tua
tuanya
akan
menimbulkan
tentang
akan
sangat
gangguan
memasuki
remaja melakukan perilaku seks pra
kehidupan seksual yang sebenarnya
nikah yang selanjutnya dapat mencegah
dengan pasangannya.
terjadinya PMS.
Mencegah
ketika
terjadinya
perilaku
seks pra nikah membutuhkan hubungan
109
untuk
sangat
berbagai masalah yang mengacu pada
seksual
diperlukan
seks
mencegah
4. Hubungan
Antara
Ketaatan
Seksual
Beragama
Dengan
Tindakan
Dharma Wanita Pineleng
Pencegahan
Penyakit
Pada
Siswa
Di
SMA
Menular
Tabel 4. Hubungan Antara Ketaatan Beragama Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit
Menular Seksual Pada Siswa Di SMA Dharma Wanita Pineleng
Tindakan Pencegahan PMS
Tidak
Total
Melakukan
Melakukan
n
%
n
%
n
%
46
47,4
25
25,8
71
73,2
6
6,2
20
20,6
26
26,8
52
53,6
45
46,4
97
100,0
Ketaatan Beragama
Baik
Kurang Baik
Total
Nilai p
0,000
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
jumlah
ketaatan
Sagrim (2011), pada mahasiswa Stikes
beragama baik sebanyak 71 responden
Papua Kota Sorong menunjukkan ada
(73,2%)
hubungan antara ketidaktaatan beragama
responden
yang
dengan
yang
melakukan
tindakan pencegahan PMS sebanyak 46
dengan
responden (47,4%) dan yang tidak
menular
melakukan tindakan pencegahan PMS
pergaulan
sebanyak
25
norma
sedangkan
jumlah
ketaatan
responden
(25,8%),
perilaku
berisiko
seksual.
yang
penyakit
Perubahan
telah
agama
pola
mengabaikan
disebabkan
oleh
responden
yang
perkembangan globalisasi, khususnya
kurang
baik
media
beragama
informasi
tidak
hanya
sebanyak 26 responden (26,8%) dengan
memberikan dampak positif maupun
yang melakukan tindakan pencegahan
negatif. Dengan mudahnya mengakses
PMS sebanyak 6 responden (6,2%) dan
situs-situs porno dapat menimbulkan
yang
hasrat
tidak
pencegahan
melakukan
pada
remaja
yang
akhirnya cenderung untuk berperilaku
responden (20,6%). Berdasarkan hasil
buruk jika tidak tahu tentang dampak
analisis uji chi-square didapatkan hasil
dari perilaku seksual.
nilai
sebanyak
seksual
20
dengan
PMS
tindakan
p=0,000<α=0,05
yang
Ketaatan agama yaitu seberapa
menunjukkan terdapat hubungan antara
jauh
antara
dengan
keyakinan, seberapa besar pelaksanaan
tindakan pencegahan PMS pada siswa di
ibadah, dan seberapa dalam penghayatan
SMA Dharma Wanita Pineleng.
atas agama yang dianut. Melalui agama
ketaatan
Agama
beragama
dapat
mendukung
pengetahuan,
seberapa
kokoh
pula yang mengatur tingkah laku baik-
perubahan perilaku seksual pada remaja.
buruk
110
manusia,
secara
psikologis
termasuk dalam moral yakni sopan
satu faktor pengendali tingkah laku
santun, tata krama, dan norma-norma
remaja. Orang agamais menemukan
masyarakat lainnya. Agama mengatur
bahwa agama memiliki dampak positif
juga tingkah laku baik-buruk, secara
bagi
psikologis termasuk dalam moral yakni
membenarkan seks pra nikah. Para
sopan santun, tata karma, dan norma-
remaja yang sering mengunjungi acara
norma
Aktivitas
keagamaan cenderung lebih banyak
berhubungan
mendengar pesan-pesan agar menjauh
aktivitas seksual pada siswa remaja
dari seks pra nikah. Keterlibatan remaja
putri, namun tidak pada siswa putra
dalam organisasi keagamaan ini akan
(Muhammad, et al. 2016).
meningkatkan peluang bagi mereka
masyarakat
keagamaan
lain.
sangat
Dalam keagamaan, ada kegiatan
pikiran,
dan
emosi
hati
untuk
setuju
tidak
tidak setuju dengan seks pra nikah.
yang
dilaksanakan atas dorongan rohani atau
kata
dimana
berkumpul dengan remaja-remaja yang
spiritual yaitu semua kegiatan baik
jasmani,
remaja,
5. Faktor Yang Paling Berhubungan
mendapatkan
Dengan
Tindakan
Pencegahan
ketenangan. Di Indonesia salah satu
Penyakit Menular Seksual Pada
moral yang sangat penting adalah
Siswa Di SMA Dharma Wanita
agama, dimana agama bisa sebagai salah
Pineleng
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Peran orangtua
Ketaatan beragama
B
1.783
1.695
1.078
1.134
S.E.
.870
.880
.601
.612
Pada uji multivariate diperoleh nilai
exponen
beta
Exp(B)
5.946
5.446
2.938
3.108
SMP Negeri 5 Tangerang, Tahun 2014
yaitu
yang berjumlah 172 orang menemukan
pengetahuan (5.946) sehingga variabel
remaja yang pernah melakukan perilaku
yang
seks pra nikah sebanyak 106 orang
paling
tertinggi
Sig.
.040
.054
.073
.064
dominan
berhubungan
dengan tindakan pencegahan penyakit
(61,6%).
menular seksual pada remaja di SMA
didapatkan pengetahuan, peran orang
Dharma
tua dan sumber informasi mempunyai
Wanita
pengetahuan
Pineleng
tentang
ialah
pencegahan
hubungan
Pada hasil analisis bivariat
yang
bermakna
dengan
penyakit menular seksual. Saputri dan
perilaku seks pra nikah pengetahuan,
Hidayani
peran orang tua, dan informasi yang
(2015)
dalam
penelitian
mereka terhadap seluruh siswa-siswi di
diberikan tentang seks belum optimal.
111
menengah atas (SMA) dan kalau perlu
KESIMPULAN
1. Terdapat
hubungan
antara
dengan
tindakan
diploma, baik sekolah
menular
swasta di Indonesia umumnya dan
SMA
Kabupaten Minahasa pada khususnya,
pengetahuan
pencegahan
penyakit
seksual pada remaja di
pada jenjang pendidikan tinggi atau
Dharma Wanita Pineleng.
melalui metode peer education yang
2. Terdapat hubungan antara sikap
dengan
tindakan
penyakit
menular
remaja di
negeri atau
bersifat youth freendly (ramah terhadap
pencegahan
seksual
remaja) dikembangkan dengan metode
pada
lain
SMA Dharma Wanita
seperti
pemasangan
mading,
kesenian sekolah atau drama teater, dan
lain – lain, yang memuat materi dasar
Pineleng
3. Terdapat hubungan antara peran
orangtua
pencegahan
dengan
tindakan
penyakit
menular
seksual pada remaja di
kesehatan reproduksi yang proporsional.
DAFTAR PUSTAKA
SMA
Anonimous. 2015. Sexually Transmitted
Dharma Wanita Pineleng.
Diseases Treatment Guidelines.
4. Terdapat hubungan antara ketaatan
Recommendations and Reports /
beragama
dengan
tindakan
Vol. 64 / No. 3. June 5, 2015
pencegahan
penyakit
menular
Department of Health and
seksual pada remaja
di SMA
human Sevices. Centers For
Dharma Wanita Pineleng
5. Variabel
yang
paling
Disease Control And
dominan
Prevention. Atlanta.
berhubungan
dengan
tindakan
___________. 2014. Situasi Kesehatan
pencegahan
penyakit
menular
Reproduksi Remaja. Pusat Data
seksual
pada
Dharma
Wanita
pengetahuan
remaja
di
SMA
dan Informasi.
Pineleng
ialah
ISSN 2442-7659. Jakarta.
tentang pencegahan
___________.
penyakit menular seksual
Kemenkes RI,
2013a.
Transmitted
Importance
Sexually
Infections.
Of
A
The
Renewed
Commitment to STI Prevention
SARAN
Disarankan
melaksanakan
agar
pihak
pendidikan
sekolah
And
kesehatan
Control
Global
In
Achieving
Sexual
reproduksi remaja di setiap jenjang
Reproductive
sekolah lanjutan di mulai pada tingkat
(World Health Organization).
pertama
(SMP)
sederajat,
sekolah
112
Health.
And
WHO
___________. 2013b. Infeksi Menular
Kebersihan
Alat
Reproduksi
seksual Dan HIV/AIDS. Buku
External Remaja Putri di SMA
Suplemen Bimbingan Teknis
Nasional
Kesehatan Reproduksi. BKKBN
Kesehatan Masyarakat UNHAS.
Jakarta.
Makassar.
___________.
2013c.
Pencegahan
Pendidikan
HIV-AIDS
di
2016. Perilaku Pekerja Seks
Komersial
Fadhilah, N., Rismayanti, dan A. D.
2015.
Pencegahan
Terhadap
Pencegahan Penyakit Menular
Tindakan
Infeksi
Fakultas
Mulati, T. S., Indarto dan P. Ratnasari.
Sekolah. Buku Pegangan Guru.
Sidik.
Makassar.
Seksual
Menular
Di
Lokalisasi
Kalinyamat Bandungan. Jurnal
Seksual Siswa Di SMAN 5
Kebidanan
Makassar. Fakultas Kesehatan
Tradisional, Volume 1, No 1,
Masyarakat,
Maret, hlm 1-99
Bagian
Epidemiologi
UNHAS.
Kesehatan
Saputri, J. I dan Hidayani. 2016. Faktor-
Makassar.
faktor
Febiyantin, C., dan K. S. Kriswiharsi.
Faktor-Faktor
Dan
yang
Berhubungan
dengan Perilaku Seks Pra Nikah
Yang
Remaja. Jurnal Ilmu Kesehatan
Berhubungan Dengan Kejadian
Masyarakat. Vol. 05, No. 01,
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Maret 2016
Pada Wanita Pekerja Seksual
Sarwono, S. W. 2013. Psikologi Remaja.
(WPS) Usia 20-24 Tahun Di
Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
Resosialisasi
Pers.
Argorejo
Semarang
Muhammad, N. A., K. Shamsuddin., Z.
Sulaiman., R. M. Amin and K.
Omar. 2016. Role of Religion in
Preventing
Youth
Sexual
Activity in Malaysia: A Mixed
Methods
Study.
J
Relig
Health. [Epub ahead of print]
Muin, M., U. Salmah dan M. Sarake.
2013. Hubungan Pengetahuan
Penyakit
(PMS)
Menular
dengan
Seksual
Tindakan
113
Download