Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Daun Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Round Table Problem Solving Pada Siswa Kelas VIII-E Semester II Di SMP Negeri 1 Sine Tahun Pelajaran 2014-2015 Oleh : Esti Handayani, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Sine ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran Kooperatif Model Round Table Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Sine Ngawi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif model round table problem solving ini ada peningkatan antara lain : Daya seraf siswa terhadap pemahaman materi Struktur dan Fungsi Daun pada siklus 1 nilai rata-rata 65,9, meningkat yaitu menjadi 75,9 pada siklus ke-2. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus 1 mencapai 55,9%, pada siklus 2 meningkat menjadi 94,1%. Aktifitas siswa selama pembelajaran pada siklus 1 mencapai 62%, pada siklus 2 meningkat menjadi 91%. Sedangan nilai hasil kerja diskusi setelah dianalisis juga ada peningkatan, dari rata-rata 62 pada siklus 1 menjadi 91 pada siklus ke 2. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif model round table problem solving dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar IPA-Biologi khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Daun pada siswa kelas VIII-E SMP Negeri 1 Sine Ngawi. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Round Table Problem Solving, Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Maraknya globalisasi yang terjadi di semua bidang mengimbas juga pada dunia pendidikan. Perubahan banyak terjadi di semua sektor. Terjadinya perubahan begitu cepat kadang sering terjadi diluar dugaan, kita terkejut karena belum siap menghadapinya. Produk teknologi berubah, anak didik berubah, masyarakat pun berubah begitu cepat. Kebijaksanaan pemerintah mengenai kurikulum, baik kurikulum berbasis kompetensi maupun KTSP, sistem pembelajaranpun harus mengarah pada pembelajaran berbasis komptensi. Pembelajaran berbasis kompetensi dimana sistem pembelajaran menekankan pada hasil belajar berupa kompetensi dan harus dikuasai siswa yang perlu dirumuskan dahulu secara jelas. Hasil belajar dimaksud berupa komptensi yang JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 41 mencakup ranah : kognitif, psikomorik dan afektif yang diharapkan dapat dicapai secara seimbang dan komperhensip (Diknas , 3 : 2002). Guru harus mau dan bisa merubah cara pandang dan pola pikir tentang hakekat belajar mengajar . Peran siswa perlu digeser dari peran ” konsumen gagasan ”ke arah” produsen gagasan”. Siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif. Seperti mencatat, mendengar, meniru dll. Namun siswa berperan sebagai produsen, yang menghasilkan karya /gagasan, menulis gagasan, merancang membuat model, meneliti, memecahkan masalah, menemukan rumus/gagasan baru. Sedang peran guru harus dirubah dari peran” penghambat proses belajar ” (learning destoyer) yang sering terjadi secara tidak sengaja ke ” peran pemermudah/ pemicu proses belajar (learning facilitator ). Dalam pembelajaran, guru harus menyadari setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang kainnya. Adanya kompetensi yang bebeda tersebut, membuat guru harus pandai-pandai dalam memilih metode pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan baik dan membuahkan hasil yang baik pula, yaitu tercapainya tujuan yang diinginkan. Guru sering mengalami kegagalan dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini terlihat, pada akhir pembelajaran dan diadakan evaluasi dalam bentuk postest, tidak sedikit siswa yang mendapatkan nilai rendah tidak sesuai dengan harapan. Kegagalan dalam proses pembelajaran itu disebabkan banyak hal. Salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang sesuai dengan kondisi siswa. Guru harus berani mencoba untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif model round table problem solving, dapat dipakai sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dimana model pembelajaran kooperatif ini menekankan pada siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dalam duduk dengan meja melingkar. Dalam mata pelajaran IPABiologi yang merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di SMP baik negeri maupun swasta. Pelajaran IPA-Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang secara nasional mempunyai peran yang sangat penting dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang wawasan pengetahuan alam sekitar secara menyeluruh yang amat berguna dan bermanfaat dalam kehidupan pribadi, masyarakat berbangsa dan bernegara. Inovasi pembelajaran harus segera dilakukan agar siswa dalam melakukan aktifitas belajar mendapatkan motivasi yang kuat yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa sendiri. Karena motivasi belajar merupakan keseluruhan daya JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 42 penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah bagi kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Realita dilapangan yang ada sekarang, masih banyak guru yang belum mau merubah cara mengajarnya. Masih banyak sekali guru yang dalam mengajar belum mampu menciptakan belajar mengajar yang berorientasi pada siswa. Kebanyakan metode ceramah sangat mendominasi guru. Sehingga tidak sedikit suasana belajar mengajar menjadi kaku, siswa banyak yang pasif. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Suasana pembelajar an yang menyenangkan siswa, pembel ajaran yang dapat menimbulkan kreatifitas siswa. Mendasar pada hal – hal tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Apakah dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif model round table problem solving dalam mata pelajaran IPABiologi materi pokok Struktur dan Fungsi Daun dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII-E SMP Negeri 1 Sine Ngawi Semester 2 tahun 2014-2015? B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Setiap peserta didik melakukan kegiatan belajar, selalu bertujuan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, perlu sekiranya diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Soemadi Surya brata dalam bukunya psikologi pendidikan, menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Adapun faktorfaktor tersebut antara lain : a. Faktor Intern : JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 43 Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis. (1983 : 30) Faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi tertentu. Sedangkan faktor psikologis misalnya cita-cita, minat, perhatian dan intelegensi. b. Faktor Extern Faktor extern adalah faktor yang adanya diluar siswa yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial , yaitu adanya orang-orang lain disekitar pada saat siswa belajar, seringkali mengganggu aktifitas belajar. Sedangkan faktor non sosial adalah keadaan udara, cuaca ,waktu, alat belajar, letak gedung. menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Pembelajaran Kooperative model round Table Problem Solving Pembelajaran Kooperatif model round table problem solving yaitu pembelajaran kooperatif yang mana siswa berkelompok menghadap meja, dimana meja disusun berbentuk bundar sebagai tempat untuk mengerjakan suatu tugas dari guru (Asmarawati, 200). Dalam pembelajaran kooperatif model round table problem solving Setiap kelompok mengerjakan tugas yang dibuat oleh guru dalam waktu yang telah ditentukan. Soal atau masalah yang akan didiskusikan oleh kelompok ditulis dalam kartu soal. Masalah tersebut menggambarkan isi dari materi yang diajarkan /pokok bahasan. Model pembelajaran ini hemat penulis sangat menarik dan dapat meningkatkan aktifitas belajar sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu perlu untuk dicoba diterapkan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA-Biologi. 2. Pembelajaran Kooperative Konsep Pembelajaran Kooperative Model pembelajaran kelompok/ kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Nina Sanjaya ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu : adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan dalam kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, adanya tujuan yang harus dicapai (2006 : 239 ) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupa Model Round Table Problem Solving. kan model pembelajaran dengan JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 44 Tahapan Penerapan model pembelajar 6. Guru berperan sebagai fasilitaor. an ini sebagai berikut: 7. Sewaktu terjadi diskusi , guru mengamati jalannya diskusi Tahap Persiapan Dalam tahap ini guru melakukan haldengan cara memberi tanda ceklist hal sebagai berikut : pada lembar pengamatan dan 1. Guru mengadakan pretes kepada mencatat kejadian yang ada selama siswa-siswa materi Struktur dan diskusi berlangsung. Fungsi Daun 8. Setelah waktu yang ditentukan 2. Guru menjelaskan tujuan materi habis kartu soal materi Struktur pelajaran yang akan dicapai. dan Fungsi Daun dan lembar 3. Guru membuat kartu soal yang jawaban hasil diskusi kelompok menggambarkan materi dikumpulkan. pembelajaran, materi Struktur dan Fungsi Daun Tahap Penutup 4. Guru membentuk kelompok , Dalam tahap ini yang dilaksanakan setiap kelompok terdiri 5-8 siswa. guru adalah.: 5. Guru menjelaskan mekanisme 1. Guru mengadakan refleksi bersama kerja kelompok. siswa. 2. Guru mengadakan postest materi Struktur dan Fungsi Daun Tahap Pelaksanaan Dalam tahap ini jalanya pembelajaran 3. Guru mengadakan analisis dan adalah sebagai berikut : menilai hasil kerja kelompok 1. Format tempat duduk siswa /diskusi. berbentuk bundar dalam kelompok 4. Guru menyarankan siswa untuk kecil. memahami materi Struktur dan 2. Guru memberi kartu soal materi Fungsi Daun kembali. Struktur dan Fungsi Daun kepada 3. Materi Pelajaran Struktur dan masing-masing meja. Fungsi Daun 3. Siswa mulai mendiskusikan soalDaun adalah organ tumbuhan soal dari guru dan menulis hasilnya yang umumnya pipih, melebar, dan pada lembar kertas kosong. berwarna hijau. Serta berfungsi untuk 4. Kartu soal materi Struktur dan fotosintesis dan transpirasi. Daun Fungsi Daun setelah dikerjakan hanya terdapat pada batang saja dan digeser dengan pola , meja 1 tidak pernah terdapat pada bagian lain kemeja 2, meja 2 ke tiga, meja tiga pada tubuh tumbuhan. Daun berasal ke meja 4 dan seterus, meja dari suatu jaringan meristem ujung terakhir ke meja satu. suatu kuncup yang menonjol ke 5. Setiap ganti kartu siswa samping sehingga membentuk suatu mendiskusikan dan menulis hasil bagian yang tidak terpisahkan dari diskusinya pada lembar jawaban. suatu sistem pucuk. JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 45 Jaringan penyusun daun dibedakan ada jaringan epidermis. Jaringan ini terdapat di permukaan atas dan bawah. Epidermis terdiri atas selapis sel yang berfungsi sebagai pelindung jaringan di bagian dalamnya. Dinding sela epidermis mengalami penebalan dan pada bagian yang menghadap ke luar membentuk lapisan lilin (kutikula). Struktur daun yang lengkap mempunyai bagian seperti upih daun atau pelepah daun, tangki daun dan helaian daun. Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan, antar lain : rumputrumputan, pohon pisangm pohon pinang, dan pohon bambu. Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jenisnya. Setiap daun mempunyai tulang daun yang berguna untuk memberi kekuatan pada daun dan sebgai tempat berkas pengankut. Menurut besar kecilnya tulang daun dibedakan ada ibu tulang daun, tulang cabang daun,urat daun. Lapisan kutikula berperan penting dalam membatasi penguapan (transpirasi) pada daun, terutama pada siang hari. Sel epidermis atas atau bawah terdapat lubang kecil, disebut stomata. Stomata ini berfungsi untuk pertukaran gas antara amosfer dan sistem ruang antar sel yang berada pada jaringan bunga karang. Stomata terdapat pada permukaan daun bagian bawah, kecualai daun tumbuhan yang JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 46 terapung diatas air stomata terdapat di permukaan daun bagian atas. Jaringan dasar mesofil terletak antara epidermis atas dan epdermis bawah membentuk jaringan palisade dan jaringan bunga karang (spon). Jaringan palisade terletak di sebelah atas dan jaringan bunga karang berada di bawahnya. Jaringan berkas pengangkut pada daun membentuk suatu sistem percabanganseperti jala yang kompleks disebut tulang daun pada tempat pertemuan antar jaringan palisade dan jaringan bunga karang. Fungsi daun adalah tempat berlangsungnya peroses fotosintesis dan tranpirasi. Pada sel-sel penyusun daun terutama pada bagian jarigan palisade dan jaringan bunga karang mengandung kloropas. Di dalam kloroplas terdapat klorofil yang mampu menyerap energi cahaya untuk membentuk zat makanan (gula). Transpiransi pada umumnya terdapat pada siang hari. Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uang melalui stomata, lentisel, atau lapisan kutikula. Transpirasi banyak terdapat pada stomata. C. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action reseach). Penelitian tindakan kelas sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencaan, tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas digambarkan dalam bentuk spiral tindakan menurut Hopkin (dalam Aqip , 2001 : 6) adalah sebagai berikut : JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 47 Identifikasi Masalah Perencanaa n Refleksi Aksi Observasi SIKLUS I Perencanaan Ulang Refleksi Observasi SIKLUS II Menurut gambar di atas, bahwa penelitian tindakan kelas dapat dilakukan berulang ulang sampai tujuan pembelajaran tercapai. Tindakan itu bisa satu siklus, dua siklus, tiga siklus dan seterusnya. Sedangkan penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan di SMP Negeri 1 Sine Ngawi ini menggunakan 2 ( dua ) siklus. 2. Subyek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-E pada semester 2 di SMP Negeri 1 Sine Ngawi yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 17 laki-laki dan 17 orang perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juli 2015 3. Instrumen Penelitian Aksi Untuk penjaringan data pelaksanaan pembelajaran cooperative dengan model round table problem solving diperlukan format / panduan observasi dan alat-alat/instrumen tes (pretest dan postest). Soal tes disusun peneliti berdasarkan materi sturktur dan fungsi duan yang disajikan kepada siswa. Soal untuk pretest sama dengan soal postest ( tetap) . 4. Pengumpulan Data Prosedur penulis dalam pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: a. Observasi Pada tahap pengamatan pendahuluan dilakukan observasi non sistematis (tidak menggunakan instrument). Observasi ini digunakan dalam rangka identifikasi masalah. Penulis JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 48 mengobservasi pelaksanaan tentang pelaksanaan pembelajaran pembelajaran IPA-Biologi pada cooperative model round table materi Struktur dan Fungsi daun problem solving. yang sedang berlangsung. c. Test Pada tahap pelaksanaan Untuk mengetahui tingkat tindakan (siklus 1 dan 2) peneliti pemahaman dan aplikasi serta menggunakan observasi sistematis, penalaran siswa terhadap konsep yaitu observasi yang dilakukan digunakan test. Setiap siklus dengan memakai dilaksanakan pretest dan posttes. pedoman/instrumen pengamatan. Soal tes yang penulis buat Peneliti mengadakan pengamatan berbentuk pilihan ganda dan uraian terhadap pelaksanaan pembelajaran . Untuk tugas dalam kegiatan cooperative dengan penerapan diskusi disusun dengan Bobot nilai model round table problem solving setiap nomor, nilai yang benar 12,5. dengan mengisi check list pada Nilai akhir diperoleh dengan rumus format observasi . Dalam observasi rumus : Skor perolehan ini data yang penulis kumpulkan N = -----------------X 100 berupa : a) keaktifan siswa dalam Skor maksimal. belajar, b) kekompakan atau d. Analisis Data kerjasama dalam memecahkan Penulis mengadakan masalah , c) keberanian siswa kegiatan analisis setelah semua data dalam mengemukakan pendapat. terkumpul. Untuk data yang Hasil observasi ini selanjutnya diperoleh melalui pengamatan dianalisis. proses belajar berupa keaktifan b. Wawancara siswa, kerja sama siswa berupa Penulis juga menggunakan hasil diskusi bersamaa maupun wawancara dalam pengumpulan hasil test belajar, maka data-data data. Wawancara yang digunakan ini akan dianalisis menggunakan dalam penelitian ini merupakan menggunakan skala prosentase wawancara tidak terstruktur dan dengan rumus . dilaksanakan secara bebas. Pada R tahap pengamatan pendahuluan (pra NP = ------ X 100 PTK) wawancara dilakukan dengan SM peserta didik, sebagai informasi Sedangkan untuk mencari nilai pendukung dan pedoman dalam rata-rata digunakan rumus sebagai perencanaan awal. Pada tahap berikut pelaksanaan tindakan (siklus 1 dan ΣX 2), wawancara digunakan untuk M = -----N mengumpulkan data tentang siswa , keadaan kelas , dan reaksi siswa Kriteria Ketuntasan JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 49 1. Ketuntasan Perorangan atau kelas tersebut telah Seorang siswa dikatakan mencapai ketuntasan berhasil (mencapai ketuntasan) perorangan. dalam penelitian tindakan kelas Apabila sudah terdapat ini, jika telah mencapai nilai 85% dari banyaknya siswa yang minimal 70. Siswa yang mencapai tingkat ketuntasan nilainya kurang dari 70 belajar maka kelas yang diberikan remidi tema yang bersangkutan dapat melanjutkan belum dikuasai, sedang siswa pada pembelajaran berikutnya. yang telah mencapai nilai 70 atau lebih dapat melanjutkan ke D. HASIL DAN PEMBAHASAN tema berikutnya. Hasil Penelitian 2. Ketuntasan Klasikal Siklus I Ketuntasan klasikal atau Dari hasil pengamatan dapat suatu kelas dikatakan berhasil disampaikan bahwa tingkat keaktifan (mencapai ketuntasan belajar) mencapai 62 % siswa aktif. dalam penelitian tindakan kelas ini, jika paling sedikit ada 85% dari jumlah dalam kelompok Tabel 1. Hasil Evaluasi Pre-test siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Siswa Sri Wahyuni Andry Setiawan Kiki Ninik Hindrawati Listika Migi Marsih Novilia Handayani Okta Rosita Rudi Irawan Wahyu Setyo N Ana Ismi Nur Anisa Beti Cahaya Ningtyas Desi Uswatun K Ifnu Yusuf Efendy Muhamad Abdul F Narulita Eka Cahyati Siti Nuryani Andika Leo Saputra Anton Wahyu Saputro Setya Winarsih Suci Utami Nilai Ketuntasan 71 64 70 70 72 71 60 60 58 70 70 56 60 60 70 58 56 70 54 Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 50 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Andika Pratama Bayu Suseno Danang Widodo Dega Raprasta M Ardian Dwi Renaldi Aris Widodo Danang Supriyanto Maya Nofitasari Nita Wahyu Utami Rini Astati Marsita Utaminingsih Mila Sartika Naning Yuli Ekawati Hajar Pakerti Setyo W Hendy Purnama Jumlah Rata-rata 71 54 71 70 71 70 72 68 72 65 71 71 70 58 68 2242 65,9 Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas 19 siswa 55,9% Tabel 2. Tingkat Aktifitas siswa dalam kerja kelompok No Kel 1 2 3 4 5 Jumlah Jumlah Anggota 7 7 7 7 6 34 Anggota Aktif 5 4 5 4 3 21 Dari data di atas, dapat Anggota Aktif (%) 71% 57% 71% 57% 50% 62% Anggota Pasif 2 3 2 3 3 13 Anggota Pasif (%) 29% 43% 29% 43% 50% 38% pemecahan masalah menunjukkan diketahui bahwa keaktifan siswa hasil cukup baik. Sebagaimana mencapai 62 % Sementera itu hasil tampak dalam tabel dibawah ini : Tabel 3. Analisis Hasil Kerja Kelompok No Kel 1 2 3 4 5 Jumlah Tugas 7 7 7 7 6 Rata-rata Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil kerja kelompok Tugas Benar Jumlah nilai 4 4 5 4 4 57% 57% 71% 57% 66% 308/62% ( Diskusi ) diperoleh % JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 Rata-rata 62 51 Hasil akhir kegiatan pembelajaran berupa postest mengalami peningkatan dari hasil pretest, sebesar 70,6. nilai rata-rata Tabel 4. Hasil Evaluasi Post-test siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Siswa Sri Wahyuni Andry Setiawan Kiki Ninik Hindrawati Listika Migi Marsih Novilia Handayani Okta Rosita Rudi Irawan Wahyu Setyo Nugroho Ana Ismi Nur Anisa Beti Cahaya Ningtyas Desi Uswatun K Ifnu Yusuf Efendy Muhamad Abdul F Narulita Eka Cahyati Siti Nuryani Andika Leo Saputra Anton Wahyu Saputro Setya Winarsih Suci Utami Andika Pratama Bayu Suseno Danang Widodo Dega Raprasta M Ardian Dwi Renaldi Aris Widodo Danang Supriyanto Maya Nofitasari Nita Wahyu Utami Rini Astati Marsita Utaminingsih Mila Sartika Naning Yuli Ekawati Hajar Pakerti Setyo W Hendy Purnama Jumlah Rata-rata Perbandingan hasil pretest Nilai Ketuntasan 71 66 67 68 74 75 70 74 72 72 74 62 70 64 74 72 60 70 64 72 72 71 70 70 66 70 71 72 68 72 66 74 72 72 2377 Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 24 69,9 70,6% dilihat pada tabel di bawah : dengan postes pada siklus 1 dapat JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 52 Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postets Pada siklus 1 Tes Siswa Skor Rerata Nilai 65,9 Pretes Ketuntasan 55,9% Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pada pembelajaran cooperative model round table problem solving telah menunjuk kan hasil yang lebih baik dari pembelajaran konvensional. Pada tindakan siklus 1 ini telah ditemu kan beberapa hal antara lain : a. Belum semua aktif dalam diskusi. b. Masih ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar pada hasil postest. c. Nilai Hasil kerja kelompok masih ada yang dibawah standar. Nilai 69,9 Postest Ketuntasan 70,6% d. Masih ada siswa yang berusaha membuka buku pada saat postet. e. Masih banyak siswa yang belum berani mengemukakan pendapat/ bertanya. Berdasar temuan di atas, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran cooperative model round table problem solving pada siklus 1 masih ada kekurangan terhadap pemahaman konsep pada siswa. Hal ini terlihat adanya nilai yang masih di bawah standar. Oleh karena itu temuan-temuan pada sklus 1 perlu diperbaiki pada siklus berikutnya ( siklus 2 ) Siklus 2 Tabel 6. Hasil Evaluasi Pre-test siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Siswa Sri Wahyuni Andry Setiawan Kiki Ninik H Listika Migi M Novilia Handayani Okta Rosita Rudi Irawan Wahyu Setyo N Ana Ismi Nur A Beti Cahaya N Desi Uswatun K Ifnu Yusuf Efendy Muhamad Abdul F Narulita Eka C Siti Nuryani Andika Leo S Nilai Ketuntasan 72 70 70 72 72 74 68 66 60 70 72 66 66 68 74 72 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 53 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Anton Wahyu S Setya Winarsih Suci Utami Andika Pratama Bayu Suseno Danang Widodo Dega Raprasta M Ardian Dwi R Aris Widodo Danang Supriyanto Maya Nofitasari Nita Wahyu Utami Rini Astati Marsita Utami Mila Sartika Naning Yuli E Hajar Pakerti Setyo Hendy Purnama Jumlah Rata-rata 66 70 70 72 66 71 72 74 76 78 74 86 84 86 88 90 92 70 2497 Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 26 73,4 76,5% Tabel 7.Tingkat Aktifitas siswa dalam kerja kelompok No Kel 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Jumlah Anggota 5 5 4 4 4 4 4 4 34 Anggota Aktif 5 4 4 4 3 4 3 4 31 Anggota Aktif (%) 100% 80% 100% 100% 75% 100% 75% 100% 91% Anggota Pasif Anggota Pasif (%) 1 20% 1 20% 1 20% 3 9% Sumber data : hasil pengamatan proses diskusi Dari data data di atas, dapat dikumpulkan diketahui bahwa keaktifan pemecahan masalah penulis analisis siswa ternyata juga berhasil dengan baik. mencapai 91% persen. Sementara itu Sebagaimana hasil dan tampak dalam tabel setelah dibawah ini . JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 54 Tabel 7. Analisis Hasil Kerja Kelompok Jumlah Tugas 5 5 4 4 4 4 4 4 Jumlah Rata-rata No Kel Tugas Benar Jumlah nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 5 4 4 4 3 4 3 4 100 80 100 100 75 100 75 100 730 91 Dari data diatas dapat diketahui yang signifikan dari hasil pretest, nilai bahwa hasil kerja kelompok ( Diskusi ) rata-rata yang diperoleh sebesar73,4. pada siklus 2 diperoleh Rata-tara 91 % (Hasil postest dapat dilihat pada tabel Hasil akhir kegiatan pembelajaran 8). berupa postest mengalami peningkatan Tabel 8. Hasil Evaluasi Post-test siklus II No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Sri Wahyuni Andry Setiawan Kiki Ninik Hindrawati Listika Migi Marsih Novilia Handayani Okta Rosita Rudi Irawan Wahyu Setyo Nugroho Ana Ismi Nur Anisa Beti Cahaya Ningtyas Desi Uswatun Khasanah Ifnu Yusuf Efendy Muhamad Abdul Fatah Narulita Eka Cahyati Siti Nuryani Andika Leo Saputra Anton Wahyu Saputro Setya Winarsih Suci Utami Andika Pratama Bayu Suseno Danang Widodo Nilai Ketuntasan 82 74 74 76 72 76 74 72 68 72 76 74 72 78 76 78 68 76 84 78 74 74 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 55 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Dega Raprasta Ardian Dwi Renaldi Aris Widodo Danang Supriyanto Maya Nofitasari Nita Wahyu Utami Rini Astati Marsita Utaminingsih Mila Sartika Naning Yuli Ekawati Hajar Pakerti Setyo W Hendy Purnama Jumlah Rata-rata 74 78 74 76 77 78 74 84 72 74 94 78 2581 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 32 75,9 94,1% Perbandingan hasil pretest dengan postes pada siklus 2 sebagai berikut Tabel 9. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postets Pada siklus 2 Tes Siswa Skor Rerata Nilai 73,4 Pretes Ketuntasan 76,5 Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pada pembelajaran cooperative model round table problem solving telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding dengan tindakan siklus I dengan penerapan pembelajaran konvensional. Namun pada tindakan siklus 2 ini masih juga ditemukan beberapa hal anatara lain : a. Belum semua aktif dalam diskusi b. Masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar pada pembelajaran materi struktur dan fungsi daun, terlihat dari hasil postest meskipun jumlahnya sangat kecil ( 2 anak ). c. Nilai Hasil kerja kelompok materi struktur dan fungsi daun sudah baik namun belum bisa maksimal Nilai 75,9 Postest Ketuntasan 94,1 d. Masih ada beberapa siswa yang berusaha membuka buku pada saat postet. Dari hasil temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran cooperative model round table problem solving pada siklus 2 masih ada kekurangan terhadap pemahaman konsep pada siswa. Namun secara keseluruhan tindakan pada siklus 2 sudah ada peningkatan. Hal ini terlihat masih ada nilai di bawah standar, walaupun hanya 3 siswa. Tetapi karena temuan itu hanya terdapat pada sebagian kecil siswa saja, maka tidak diadakan tindakan lagi, cukup dilaksanakan remedi. JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 56 E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Setiap siswa mempunyai potensi yang berbeda-beda, oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan potensi- potensi siswa tersebut. 2. Bahwa penerapan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model round Table Problem Solving yang diterapkan di kelas VIII-E SMP Negeri 1 Sine Ngawi pada mata pelajaran IPABiologi, khususnya pada materi struktur dan fungsi daun dapat meningkatkan : Hasil belajar belajar siswa, Aktifitas Pembelajaran siswa, Kerja kelompok siswa, Pembelajaran menjadi hidup dan menarik. Saran 1. Guru hendaknya dituntut untuk selalu berinovasi dalam pembelajaran. 2. Penerapan pembelajaran Kooperatif model round table problem solving diberikan sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik kelas. 3. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif ini belum sempurna, maka diharapkan menyempurnakan bagi peneliti berikutnya. Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Eineka Cippta. Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penilaian, Bandung : Ganesindo Bobbi Deporter, 2002, Quantum Learning, Bandung : Kaifa. Budiono, 2001, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Tahun 1994, Jakarta : Balitbank Depdiknas. Dave Meir, 2002, The Accelerated Learning, Bandung : Kaifa. Degeng. INS, 1989, Ilmu Pengajaran; Taksonomi Variabel, Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikte P2LPTK. Dave Meir, 2001, Revolosi Paradigma Pendidikan, Memasuki Era Kesemrawutan Global, Malang : Llniversitas Negeri Malang. Depdikbud 1985, Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan, Jakarta : Proyek Pengembangan LPTK. DAFTAR PUSTAKA JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 57 Gunawan, Adi 2003, Genius Learning Strategy, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Hamalik, Umar, 2001, Pendidikan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung : Sinar Baru Algensindo. Ibrahim, 1996,Perencanaan Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta. Jamaluddin, 2001,Pembelajaran Yang Efektif, Jakarta : Bagian proyek EMIS Perguruan Agama Islam Tingkat Dasar. Kadaryanto, dkk, 2005, Sains Biologi 2 Mengungkap Rahasia Alam Sekitar, Jakarta : Yudhistira. Mudjiono, 1993, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Mel Silberman, 1996, Active Learning 101 Strategi to Teach Any Subject, Bandung : Kaifa. Moloe, L.T. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif; P.T. Remaja Bandung. Rosdakarya. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. P.T. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nur, M. 2004. Strategi-strategi Belajar. Edisi Kedua. Universitas Negeri Surabaya. Nurhadi, Yasin, B., & Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK Edisi Kedua. Universitas Negeri Malang. Nur Hadi, 2002, Pendekatan Kontekstual, Malang : Universitas Negeri Malang. Roestiyak, NK, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta. Sardiman, 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sujana, Nana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjarwo, 2001, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 58 Belajar, Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa. Sumartono, 1971, Test Hasil Belajar, Semarang : Kanwil P&K. Riyanto, Yatim, 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC. Zainul, A & Nasoetion, N, 1993, Penilaian Hasil Belajar, Jakarta : PAU Dirjen, Dikte Depdikbud. Winata, Putra, 2002, Kami Bangsa Indonesia (Project Citizen), Calabasas, California, USA, Center for Civic Education. JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-ISSN2503-2542 e-ISSN 2503-2550 59