PUTUSAN Nomor : 33 / PDT / 2015 / PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : SONI HUSNI GINTING, Umur 36 Tahun pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Desa Tiga Binanga Jalan Pekan Lama Desa Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo Sumatera Utara, yang dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya RIVALINO BUKIT, SH- Advokat berkantor di Kantor Advokat Rivalino Bukit, SH alamat JLn. Veteran No.148 Berastagi Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa khusus yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe No.10/2012 Januari 2012, tertanggal 30 selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula PENGGUGAT ; L A W A N : 1.dr.SRI ALEMINA BR.GINTING Sp.A, pekerjaan Dokter, beralamat di Rumah Sakit Umum Selamat Kabanjahe Jl.Kapten Ketaren Kabanjahe, Kab. Karo Sumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING I semula TERGUGAT I ; 2.RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE beralamat tinggal di Jalan kapten Selamat Ketaren Kabanjahe Kabupaten Karo- Sumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai semula TERBANDING II TERGUGAT II ; 3.RUMAH SAKIT UMUM SERASI, beralamat di Jalan Letnan Rata Perangin-angin Kabanjahe Kabupaten KaroSumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING III semula TERGUGAT III ; Pemerintah ............. 2 4.PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq.MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jl.Rasuna Said Blok X – 5, Kav.4-9 Jakarta Selatan, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING IV semula TERGUGAT IV ; Pengadilan Tinggi tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ; TENTANG DUDUK PERKARA; Membaca, gugatan Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 30 Januari 2012 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe pada tanggal 30 Januari 2012 dibawah register perkara Nomor : 02 / Pdt. G / 2012 / PN. Kbj, telah mengajukan gugatan terhadap Para Tergugat atas hal - hal sebagai berikut : 1. Bahwa RISKI GINTING seorang anak laki-laki adalah anak Keterangan kandung dari PENGGUGAT Lahir dari RSU Kabanjahe berumur 3 bulan berdasarkan tertanggal Surat 28 Juli 2011 dengan Nomor Daftar : 08/skl/2011 yang selanjutnya dalam gugatan ini disebut sebagai KORBAN ; 2. Bahwa pada tanggal 17 Nopember 2011 PENGGUGAT membawa KORBAN berobat ke tempat TERGUGAT III ; 3. Bahwa di tempat TERGUGAT III, KORBAN dan PENGGUGAT diterima oleh petugas IGD sekitar pukul 14.00 Wib dengan keluhan KORBAN panas hingga suhu tubuh 39˚ C, mulut bercak putih /sariawan dan sulit makan ; 4. Bahwa dokter jaga yang ada langsung memasang di IGD di tempat TERGUGAT III Oxygen ke hidung KORBAN dan setelah menanyakan keluhan KORBAN maka dokter yang bertugas di IGD tempat TERGUGAT III menyarankan agar KORBAN dibawa ketempat TERGUGAT II ; 5. Bahwa setelah sampai di IGD tempat TERGUGAT II maka KORBAN diterima oleh Petugas kesehatan yang jaga di ruangan IGD di tempat .............. 3 tempat TERGUGAT II dan di ruangan IGD tersebut KORBAN tidak ada dilakukan tindakan apa-apa hanya menanya identitas PENGGUGAT dan KORBAN kemudian membawa korban ke ruangan perawatan ; 6. Bahwa setelah sampai di ruang perawatan maka dilakukan tindakan pemasangan infus dan pemasangan NGT ; 7. Bahwa setelah selesai pemasangan infus dan NGT barulah KORBAN diantar ke bangsal atau tempat tidur. Seterusnya dokter mengatakan KORBAN mengalami GIZI BURUK dan menyuruh PENGGUGAT membeli obat-obatan sesuai dengan resep yang telah ditulis oleh TERGUGAT I ; 8. Bahwa terhadap KORBAN ada dilakukan Roentgen namun dari pemeriksaan Foto hasil keterangan Roentgen hingga sampai KORBAN meninggal dunia TERGUGAT I tidak ada menyampaikan hasilnya kepada PENGGUGAT ; 9. Bahwa terhadap KORBAN ada dilakukan pemeriksaan Laboratorium dan dari hasil pemeriksaan Laboratorium tersebut dikatakan oleh TERGUGAT I kepada PENGGUGAT kalau KORBAN harus di Transfusi darah PRC ; 10. Bahwa dalam hal Transfusi tersebut TERGUGAT I tidak ada menjelaskan mengenai transfusi terhadap PENGGUGAT maupun keluarga yang lain bahwa dalam hal ini sudah bertentangan dengan : a. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 22 ayat 1 c ; b. Permenkes No.585/89 Pasal 5 ayat (1) ; c. UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yakni pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi terhadap tindakan yang mungkin yang dilakukan terjadi, serta dan prognosis perkiraan biaya pengobatan ; d. Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga merupakan Undang - Undang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur dalam ............... 4 dalam pasal 52 UU No.29/2004 adalah mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3) ; 11. Bahwa dalam hal tindakan Transfusi darah tersebut baik TERGUGAT I tidak ada meminta persetujuan dari PENGGUGAT maupun keluarganya sehingga dalam hal ini sangat bertentangan dengan apa yang telah diatur dalam ; a. Peraturan pemerintah No.32 Tahun 1996 Pasal 22 ayat 1 d : meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan ; b. Peraturan Menteri Kesehatan No.585/Men.Kes/PER/XI/1989 bertanggung jawab atas Republik Pasal 12 ayat pelaksanaan Indonesia (1) Dokter ketentuan tentang persetujuan tindakan medis, (2) Pemberian persetujuan tindakan medis yang dilaksanakan di rumah sakit/klinik, maka rumah sakit/ klinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab ; 12. Bahwa berhubung karena di tempat TERGUGAT II tidak ada alat pengolahan bahan darah PRC maka dibuat rujukan ke Rumah Sakit Umum ADAM MALIK Medan ; 13. Bahwa PENGGUGAT sempat mengatakan kepada Perawat di tempat TERGUGAT II “kalau urusan mengambil darah ke RSU Adam Malik bukannya pihak RS yang mengupayakan ?, karena tidak mungkin ditenteng gitu aja kantung darah “. Namun perawat dari TERGUGAT II mengatakan “seperti itu biasanya”, pihak keluarga pasien yang ambil darah kesana. Bahwa menurut PP No.7 Tahun 2011 hal tersebut sudah bertentangan karena plasma darah yang dibawa oleh keluarga pasien tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan baik suhu maupun tempat untuk membawa yang dibutuhkan beberapa jam ; 14. Bahwa pada tanggal 25-11-2011 pukul 14.00 Wib dijemputlah darah ke RSU Adam Malik oleh PENGGUGAT ; 15. Bahwa pada pukul 19.00 Wib PENGGUGAT sampai di tempat TERGUGAT II membawa darah dan menyerahkan kepada perawat jaga dan perawat jaga menyarankan agar PENGGUGAT dekap darah tersebut agar tidak terjadi pembekuan, lalu karena merasa beresiko setelah kurang lebih 2 jam PENGGUGAT dekap maka PENGGUGAT serahkan kembali darah tersebut pukul 07.00 wib ; Bahwa .............. 5 16. Bahwa pada tanggal 26-11-2011 sekitar pukul 07.00 wib perawat melakukan Transfusi darah sebanyak 20 cc dengan menggunakan alat suntik (spuit) terhadap KORBAN, bahwa dalam hal ini sangat bertentangan dengan teori-teori medis yang mana dalam pemberian darah harus dilakukan dengan secara lambat dan hati-hati apalagi KORBAN yang masih berumur tiga bulanan yang mana kapasitas jantung dan pembuluh darah untuk menerima darah masih sangat minim sekali. Dimana dalam pemberian Transfusi darah harus benar-benar dipantau bagaimana tanda-tanda vital seorang pasien anak baik frikuensi nadi dan frikuensi pernafasan pasien, Menurut A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp, Editor : Monica Ester – Jakarta : EGC : 2004 Prosedur Kerja Transfusi Darah adalah sebagai berikut : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan ; 2. Cuci tangan ; 3. Gunakan larutan NaCi 0.9% dalam botol untuk dugunakan setelah transfusi darah ; 4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang ‘Y’ atau tunggal) ; 5. Lakukan pemberian infus NaCi 0,9% (baca : Prosedure pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah ; 6. Lakukan terlebih dahulu tarnsfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan ; 7. Buka set pemberian darah ; 1. Untuk slang ‘Y’ atur ketiga klem ; 2. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off; 8. Cara transfusi darah dengan slang ‘Y’ : 1. Tusuk kantong NaCi 0,9% ; 2. Isi slang dengan NaCi 0,9% ; Buku .............. 6 3. Buku klem pengatur pada slang ‘Y’ dan hubungkan ke kantong NaCi 0.9% ; 4. Tutup/Klem pada slang yang tidak digunakan ; 5. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk ( biarkan ruang filter terisi sebagian) ; 6. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCI 0,9% ; 7. Kantong darah perlahan di balik-balik 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah ; 9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal : 1. Tusuk kantong darah ; 2. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian ; 3. Buku klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah ; 10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah ; 11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap menit selama 1 jam berikutnya ; 12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCI 0,9% ; 13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang diberikan ; 14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan ; 17. Bahwa setengah jam setelah Transfusi dilakukan terhadap KORBAN maka KORBAN tampak gelisah, nafas sesak, cepat dan merengek ; 18. Bahwa pada pukul 19.00 wib pada hari dan tanggal yang sama perawat kembali melakukan Transfusi lagi sebanyak 10 cc dengan menggunakan spuit (alat suntik) ke tubuh KORBAN yang mana seharusnya jika Haemoglobin masih tetap rendah maka jangan diulangi dalam empat hari ; Bahwa ............... 7 19. Bahwa satu jam setelah dilakukan Transfusi darah yang kedua maka KORBAN mengalami muntah darah. Dalam hal pemberian Transfusi darah tersebut sudah sangat jelas bertentangan dengan teori atau standar dalam pemberian Transfusi darah yang mana akibatnya Korban terjadi pendarahan yang menyebabkan meningal dunia ; 20. Bahwa PENGGUGAT memanggil perawat dan bertanya “kenapa ini? “ namun perawat mengatakan itu proses dari Transfusi darah, lalu PENGGUGAT suruh panggil dokter, perawat mengatakan dokter visite hanya satu kali dalam sehari ; 21. Bahwa Perawatpun kembali ke ruangan perawatan sementara kondisi KORBAN semakin mengkhawatirkan ; 22. Bahwa dua jam kemudian KORBAN kembali muntah lagi dan bersamaan berak darah ; 23. Bahwa PENGGUGAT kembali mendatangi ruangan perawatan agar segera menghubungi dokter, namun karena maka PENGGUGAT konfirmasi TERGUGAT II dokter tidak datang, ke bagian Humas di tempat melalui SMS soal KORBAN, lalu Humaspun membalas SMS PENGGUGAT yang isinya “ia saya segera datang” kata Humas ; 24. Bahwa ketika Humas datang ke ruang 4 (tempat korban dirawat) baru kemudian datang dokter jaga dan melihat kondisi KORBAN, lalu menyuruh perawat membuat resep obat yang harus saya beli ke apotik ; 25. Bahwa setelah saya serahkan obat yang dimaksud dokter jaga tersebut, dokter jaga tersebut memberikan obat tersebut dan dokter jagapun pergi sementara kondisi anak saya tidak ada perobahan ; 26. Bahwa setengah jam kemudian kondisi KORBAN kejang-kejang, PENGGUGAT panggil perawat jaga malam, namun tidak ada yang menyauhtin karena tidur. Kemudian PENGGUGAT mengedor-ngedor namun tetap tidak ada perawat yang bangun sampai akhirnya PENGGUGAT mendengar istrinya menangis histeris, PENGGUGAT dalam keadaan panik dan pandangan berkunang-kunang PENGGUGAT lari ke tempat KORBAN dan sempat menabrak kaca, PENGGUGAT lihat KORBAN sudah tidak ber nafas lagi ; Bahwa .............. 8 27. Bahwa PENGGUGAT lari ke ruang perawat ingin memanggil perawat jaga, namun yang PENGGUGAT lihat hanyalah mahasiswa yang sedang praktik ; 28. Bahwa sekitar dua puluh menit kemudian datang dokter jaga melihat anak saya dan mengatakan anak saya benar sudah meninggal, dokterpun pergi ; 29. Bahwa tidak ada perawat yang mengurus jenazah KORBAN, hingga akhirnya PENGGUGAT sendiri yang cabut semua selang infus dari gantungannya dan PENGGUGAT beres-beres mahasiswa yang sedang praktek dan dibantu beberapa melihat kondisi tersebut mahasiswa yang pada saat itu praktek di tempat TERGUGAT II juga menangis melihat keadaan PENGGUGAT dan keluarga pada saat itu ; 30. Bahwa akhirnya PENGGUGAT pada hari Minggu tanggal 27 Nopember 2011 pukul 04.00 wib membawa KORBAN pulang untuk dikebumikan ; 31. Bahwa hingga gugatan ini diajukan pihak dari PARA TERGUGAT tidak ada sama sekali menghiraukan atas kematian korban ; 32. Bahwa berdasarkan hal-hal diatas, maka sudah jelas dan nyata bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum pada saat pasca rawat inap dan pengobatan terhadap KORBAN dimana dari tindakan medik yang dilakukan telah mengakibatkan KORBAN mengalami pendarahan yang menyebabkan KORBAN akhirnya meninggal dunia ; 33. Bahwa pasal 1365 KUHPerdata menyebutkan : “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian pada orang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian itu” ; 34. Bahwa yang menjadi dasar pertanggung-jawaban hukum dari aspek hukum perdata seorang petugas kesehatan dapat berupa : A. Pertanggung-jawaban yang didasarkan atas tiga prinsip sebagai berikut : Setiap ............. 9 1) Setiap tindakan yang mengakibatkan orang lain menyebabkan membayar kompensasi orang kerugian atas diri yang melakukan harus sebagai pertanggung-jawaban 2) Seseorang harus bertanggung-jawab tidak hanya karena kerugian ; kerugian yang dilakukan dengan sengaja tapi juga karena kelalaian dan kurang hati-hati ; 3) Seseorang harus memberikan pertanggung-jawaban tidak hanya atas kerugian yang dilakukannya sendiri, tapi juga karena tindakan orang lain yang berada dibawah pengawasannya ; Ketiga prinsip tersebut terkandung dalam rumusan pasal 1365, 1366, 1367 KUHPerdata ; B. Pertanggung-jawaban karena resiko pertanggung-jawaban karena sebagai kebalikan kesalahan dari dalam pertanggung- jawaban ini biasanya dihubungkan dengan produk tertentu, misalkan obat, peralatan medik atau alat-alat lain ( peranan informal sesaat dalam transaksi terpenting oleh Dokter Veronika Komalawati, SH,MH. Penerbit PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, halaman 97) ; 35. Bahwa didalam hal melihat aspek hukum malpraktik, maka pedoman yang harus diperhatikan adalah adanya : -- Penyimpangan dari standar profesi medis ; -- Kesalahan yang dilakukan, baik berupa kesengajaan ataupun kelalaian ; -- Akibat yang terjadi disebabkan oleh tindakan medis yang menimbulkan kerugian baik materiil/immateriil atau fisik (luka, kematian, atau mental) ; (Hukum Kedokteran oleh Dr.Danny Eiradharma, SH.MS,Jm, Penerbit Binarupa Aksara 1996, hal 92) ; 36. Bahwa perlu PENGGUGAT sampaikan bahwa seseorang dan/atau badan hukum bisa dikatakan melanggar pasal 1365 KUHPerdata karena memenuhi unsur-unsur seperti dibawah ini : - Harus ada perbuatan yang salah / bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku ; Harus .............. 10 - Harus ada peraturan/perundang-undangan yang dilanggar/ melanggar hukum subjektif orang lain ; - Harus ada menimbulkan kerugian yang nyata dapat dibuktikan secara rinci / melanggar kaidah tata susila ; - Harus melanggar PATIHA, yakni melanggar kepatutan, normanorma, kehati-hatian dalam masyarakat bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian, serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulannya dengan sesama warga masyarakat/terhadap harta benda orang lain ; 37. Bahwa dalam hal ini PARA TERGUGAT telah memenuhi unsur- unsur yang terkandung dalam pasal 1365 KUHPerdata yakni ; - TERGUGAT I telah melakukan kesalahan dalam menangani perawatan medis anak PENGGUGAT ; - TERGUGAT I tidak menjalankan seluruh peraturan yang ada mengenai Standar Profesi Medis ; - Bahwa akibat dari kelalaian yang dilakukan oleh TERGUGAT I dalam menangani perawatan KORBAN mengakibatkan KORBAN mengalami pendarahan dan akhirnya meninggal dunia; - Bahwa TERGUGAT I telah melanggar PATIHA, yakni : tidak hati-hati dan tidak teliti dalam melakukan tindakan perawatan terhadap KORBAN yang mengakibatkan KORBAN mengalami perdarahan menyebabkan KORBAN meninggal dunia ; 38. Bahwa suatu rumah sakit mempunyai aspek fungsi sosial sebagai suatu lembaga yang memberikan pelayanan perawatan dan pengobatan, bertanggung jawab atas segala peristiwa yang terjadi didalamnya, serta bertanggung jawab atas pengendalian mutu secara keseluruhan dari pelayanan yang diberikan ; 39. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 58 ayat 1 tertulis :”Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya ; Bahwa ............... 11 40. Bahwa hubungan TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut adalah hubungan antara seseorang tenaga kesehatan yang berpraktek di rumah sakit (negeri/swasta) dimana TERGUGAT I telah melakukan tindakan medis terhadap KORBAN di tempat TERGUGAT II berakibat KORBAN mengalami pendarahan yang dan menyebabkan KORBAN meninggal dunia ; 41. Bahwa dengan melihat bentuk hubungan TERGUGAT I dan TERGUGAT II dapat hukum antara dipandang sebagai hubungan hukum antara majikan dengan karyawan, maka doktrin Vicarious liability let the master answer, in casu dapat diterapkan dalam hubungan TERGUGAT I dan TERGUGAT II ; 42. Bahwa pasal 1367 KUHPerdata, mengatur tentang pertanggung- jawaban majikan atas perbuatan yang merugikan yang dilakukan oleh karyawannya. Bahwa majikan turut bertanggung jawab atas perbuatan yang merugikan yang dilakukan oleh karyawannya ; 43. Bahwa TERGUGAT I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap KORBAN dalam menangani perawatan KORBAN dimana TERGUGAT I telah melakukan kesehatan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya selaku penyelenggara kesehatan. Yang mana akibat dari kelalaian yang dilakukan oleh TERGUGAT I sehingga KORBAN mengalami pendarahan yang menyebabkan KORBAN meninggal dunia ; 44. Bahwa kedatangan KORBAN yang dibawa PENGGUGAT ke tempat TERGUGAT III TERGUGAT II dan ke tempat TERGUGAT II dikarenakan dan TERGUGAT III merupakan tempat pengobatan ( rumah sakit ) yang keberadaannya resmi (legal) sebagai tempat berobat yang resmi izin operasionalnya dikeluarkan oleh TERGUGAT IV dan diawasi oleh TERGUGAT IV ; 45. Bahwa PENGGUGAT mempunyai dasar hukum untuk menggugat TERGUGAT IV sesuai dengan ketentuan hukum positif di Indonesia tercantum pada Bab IV mengenai Tanggung Jawab Pemerintah antara lain pasal 14, pasal 15, pasal 16, pasal 17, pasal 18 dan pasal 19 Undang-Undang Kesehatan. Dimana RI No.36 Tahun TERGUGAT IV sebagai 2009 tentang pemegang dan penyelenggara otoritas dan kebijakan kesehatan untuk masyarakat Indonesia ............... 12 Indonesia sehingga mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan sekali gus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia , serta TERGUGAT IV wilayah Republik berkewajiban melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan, dan berwenang mengambil tindakan administratif terhadap lembaga kesehatan dan atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran. TERGUGAT IV adalah pemberi izin resmi kepada rumah sakit - rumah sakit di wilayah hukum Indonesia, khususnya pada saat TERGUGAT II dan TERGUGAT III memperoleh izin operasional, oleh karenanya sangat beralasan bagi PENGGUGAT untuk menuntut ganti rugi dan mohon kepada Majelis Hakim agar memerintahkan TERGUGAT IV mencabut izin operasional yang pernah diberikan kepada TERGUGAT II 46. dan TERGUGAT III ; Bahwa pada dasarnya setiap orang termasuk badan hukum harus bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya dan apabila perbuatan yang dilakukannya tersebut merugikan orang lain badan hukum, maka perbuatannya orang tersebut atau badan hukum telah merugikan atau yang karena orang lain harus bertanggung jawab secara hukum dan membayar ganti rugi atas perbuatannya tersebut. KUHPerdata yang lazim Hal ini jelas diatur disebut Perbuatan dalam pasal 1365 Melawan Hukum (onrechtmatige daad) ; 47. Bahwa akibat dari perbuatan PARA TERGUGAT, maka PENGGUGAT mengalami kerugian sebagai berikut : KERUGIAN MATERIIL ; Hilangnya sejumlah uang untuk pengobatan anah PENGGUGAT ; Biaya Perawatan dan Pemakaian Obat ; Tanggal 23 November 2011 ; - R/Obat-obatan Rp.48.000.00 - R/Obat-obatan Rp.20.000.00 - R/Obat-obatan Rp.26.000.00 Tanggal 26 November 2011 - R/Obat-obatan Rp.135.000.00 - R/Obat-obatan Rp.18.000.00 Bahwa ............. 13 Bahwa seluruh biaya yang dikeluarkan oleh PENGGUGAT untuk permbelian obat-obatan, peralatan dan pembelian kantung darah sejumlah Rp.1.200.000.00 (satu juta dua ratus ribu rupiah ) ; KERUGIAN IMMATERIIL ; Kerugian yang dialami oleh PENGGUGAT berupa trauma psikis yang berkepanjangan yang diakibatkan oleh Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh PARA PENGGUGAT menyebabkan dibenarkan secara hukum bagi PENGGUGAT untuk menuntut ganti kerugian Immateriil sebesar Rp.5.000.000.000.00 ( lima milyar rupiah) yang harus dibayar tunai secara tanggung renteng terhitung sejak gugatan ini didaftarkan ke Pengadilan Negeri Kabanjahe sampai ada keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, Sehingga total kerugian diakibatkan oleh yang diderita PENGGUGAT yang PARA PENGGUGAT yaitu sebesar Rp.5.001.200.000.00 ( lima milyar satu juta dua ratus ribu rupiah) ; 48. Bahwa karena gugatan PENGGUGAT didasarkan pada bukti yang kuat maka PARA TERGUGAT agar dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.5.000.000.00 (lima juta rupiah) perharinya dan/atau setiap 1 (satu) hari PARA TERGUGAT lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan ini diucapkan hingga sampai dilaksanakan ; 49. Bahwa karena gugatan PENGGUGAT cukup beralasan maka untuk menjamin pelaksanaan putusan ini dikemudian hari maka sangat beralasan pula apabila PENGGUGAT mohon agar Pengadilan Negeri Kabanjahe terlebih dahulu menetapkan dan meletakkan sita jaminan atas sebidang tanah berikut bangunan diatasnya serta barang bergerak dan tidak bergerak milik TERGUGAT I yang diajukan tersendiri ; 50. Bahwa karena gugatan PENGGUGAT cukup beralasan maka untuk menjamin pelaksanaan putusan ini dikemudian hari maka sangat beralasan pula apabila PENGGUGAT mohon agar Pengadilan Negeri Kabanjahe terlebih dahulu menetapkan dan meletakkan sita jaminan atas sebidang tanah berikut bangunan diatasnya serta barang bergerak dan tidak bergerak milik dari TERGUGAT II yang terletak di Jl.Kapten Selamat Ketaren yang lazim disebut rumah Sakit Umum Kabanjahe ; Bahwa ............... 14 51. Bahwa karena gugatan PENGGUGAT cukup beralasan maka untuk menjamin pelaksanaan putusan ini dikemudian hari maka sangatlah beralasan pula apabila PENGGUGAT mohon agar Pengadilan Negeri Kabanjahe terlebih dahulu menetapkan dan meletakkan sita jaminan atas sebidang tanah berikut bangunan diatasnya serta barang bergerak dan tidak bergerak milik dari TERGUGAT III yang terletak di Jl.Letnan Rata Perangin-angin Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang lazim disebut dengan Rumah Sakit Umum Serasi ; 52. Bahwa mengingat dapat dalil - dalil dan bukti - bukti diragukan kebenarannya, maka PENGGUGAT yang tidak mohon agar diputuskan secara serta merta (uitvorbaar bijvoorraad) walau ada verzet, banding maupun kasasi ; Berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan hukum tersebut diatas, maka PENGGUGAT mohon kiranya Ketua Pengadilan Negeri Kabanjahe berkenan memeriksa dan memutuskan perkara ini sebagai berikut : 1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan bahwa PARA TERGUGAT telaha melakukan perbuatan melawan hukum ; 3. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan oleh PENGGUGAT dalam perkara ini ; 4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diajukan oleh PENGGUGAT dalam perkara ini ; 5. Menyatakan bahwa akibat dari PARA TERGUGAT telah menimbulkan kerugian secara materiil sejumlah Rp.1.200.000.00 ( satu juta dua ratus ribu rupiah) dan immateriil sejumlah Rp.5.000.000.000.00 ( lima milyar rupiah), dan memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membayar kerugian yang diderita oleh PENGGUGAT ; 6. Menyatakan (dwangsom) agar dihukum sebesar untuk membayar Rp. 5.000.000.00 uang paksa ( lima juta rupiah ) perharinya ............ 15 perharinya dan/atau 1 (satu) hari memenuhi PARA TERGUGAT isi putusan, terhitung sejak putusan ini lalai diucapkan hingga sampai dilaksanakan ; 7. Memerintahkan agar TERGUGAT IV operasional dari TERGUGAT II 8. Memerintahkan untuk mencabut izin dan TERGUGAT III ; agar TERGUGAT IV untuk mencabut izin praktek dari TERGUGAT I ; 9. Menghukum dan memerintahkan meminta maaf PARA TERGUGAT kepada PENGGUGAT melalui untuk dua Harian Nasional dan tiga Televisi Nasional dengan format yang akan ditentukan oleh pihak PENGGUGAT ; 10. Menyatakan putusan ini serta merta dijalankan terlebih dahulu ( uitvoerbaar bij voorraad) walau ada verzet, banding atau kasasi dari PARA TERGUGAT ; 11. Menetapkan agar PARA TERGUGAT untuk tunduk dan patuh terhadap putusan dalam perkara ini ; 12. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ; SUBSIDAIR Apabila Pengadilan Negeri Kabanjahe berpendapat lain : Mohon putusan yang seadil-adilnya ( ex aequo et bono) ; Membaca jawaban TERGUGAT I dan II tertanggal 26 April 2012 , yang isinya sebagai berikut : 1. Bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II terlebih dahulu menyatakan dengan tegas membantah semua pendapat dalil-dalil tuntutan dan segala sesuatu yang dikemukakan oleh PENGGUGAT dalam surat gugatannya kecuali apa yang diakui kebenarannya secara tegas oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II ; 2. Bahwa benar pada tanggal 17 Nopember 2011 PENGGUGAT datang kepada TERGUGAT II dengan membawa pasien atas nama RISKI GINTING berumur 3 (tiga) bulan 20 (dua puluh) hari dengan kondisi tidak sadar, badan sangat kurus, demam, apnoe (tidak bernafas), nadi cepat dan halus, biru pada wajah dan bibir (sianosis), badan tidak bergerak ; 3.Pada ............. 16 3. Pada point 5 PENGGUGAT menyatakan bahwa setelah sampai di IGD tempat TERGUGAT II dan diruangan IGD tersebut KORBAN tidak ada dilakukan tindakan apa-apa hanya menanya identitas PENGGUGAT dan KORBAN kemudian perawatan. Untuk itu TERGUGAT II tempat TERGUGAT II dibawa keruangan membantah bahwa di IGD setelah diperiksa oleh dokter maka langsung dilakukan pemasangan oksigen, mengingat pasien adalah seorang bayi yang memerlukan penanganan dengan ketrampilan yang khusus maka oleh TERGUGAT II pasien langsung dibawa ke ruang anak untuk dilakukan tindakan medis dan perawatan kepada pasien; Bahwa pada waktu TERGUGAT I memeriksa pasien diperoleh informasi dan data sebagai berikut : a. Keterangan yang diperoleh dari ibu pasien yang menyatakan bahwa : 1. Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, tidak berhubungan dengan aktifitas ; 2. Demam sejak 3 hari yang lalu ; 3. Putih-putih dibibir, lidah dan rongga mulut sejak satu (satu) bulan yang lalu, sejak itu pasien tidak mau minum susu, karena putih-putih dimulut, orangtua membawa pasien berobat ke dukun, dan dukun menganjurkan supaya jangan memberi apapun melalui mulut, karena anjuran dukun, maka selama 10 hari pasien sama sekali tidak mendapat susu atau makanan apapun ; 4. Sejak lahir pasien tidak mendapat ASI (air susu ibu), hanya mendapat susu botol atau susu formula ; 5. Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara. Dikeluarga pasien ada saudara yang mempunyai penyakit yang sama dengan pasien, dan dirawat disalah satu Rumah Sakit Pusat rujukan di Medan, dan akhirnya meninggal ( anak ke 5 ) ; 6. Badan anak sangat kurus terutama dikeluhkan sejak pasien menderita sakit putih di mulut ; b. Data pemeriksaan ditempat TERGUGAT II oleh TERGUGAT I diperoleh data medis ; 1. Anak tidak aktif (apatis), berat badan lahir 2,9 Kg, Berat badan sekarang 3 Kg, temperature 38,5 ̊ c Pemeriksaan .............. 17 2. Pemeriksaan Fisik Wajah : muka seperti orangtua, tulang pipi menonjol ; Mulut : putih-putih diseluruh bibir, lidah dan rongga mulut ; Hidung : kembang kempis (pernapasan cuping hidung) ; Leher : kulit kering, bersisik ; Dada : sela iga jelas, setiap menarik nafas ada tarikan otot kedalam sela iga ( retraksi interkostal), tarikan didaerah tulang dada bagian atas otot (retraksi suprasternal ), tarikan otot didaerah batas dada dan perut (retraksi epigastrial), Frekwensi pernafasan 52 kali permenit, teratur tidak ada suara tambahan, Frekwensi jantung 98 kali permenit, tidak ada desah ; Perut : Buncit, hati / limpa tidak teraba, peristaltic (+), kesan normal ; Kaki dan tangan : kaki dan tangan lemah (hipotoni), kecil (hipotropi), sewaktu ditarik kulit terasa longgar karena tidak ada lemak dibawah lapisan kulit. Pada bokong tampak kulit longgar. Seluruh kulit pada kaki dan tangan kering, kasar dan bersisik berwarna kehitaman. Tidak ada tumpukan cairan dibawah kulit (oedem) pada kaki ; 3. Hasil Analisa ; Gizi buruk + infeksi akut jaringan paru ( bronkopneumoni) + jamur pada mulut ( kandidiasis) ; Selanjutnya atas hasil analisis tersebut diatas, TERGUGAT I menulis resep dan membuat surat pengantar untuk dilakukan pemeriksaan foto roengent dan mengkonsulkan pasien tersebut ke bagian gizi. Hanya saja tindakan pemenuhan resep tersebut pasien tidak ditindaklanjuti tidak mengkonsumsi oleh PENGGUGAT sehigga obat selama kurang lebih 4 (empat) hari ; Adapun alasan PENGGUGAT tidak ditindaklanjuti resep yang diberikan karena ada permintaan dari keluarga pasien bahwa pasien sedang melakukan upaya pengobatan melalui dukun ; Bahwa ............. 18 4. Bahwa dalam Surat Gugatannya pada point 8, PENGGUGAT menyatakan bahwa terhadap korban ada dilakukan pemeriksaan foto roengent hingga sampai korban meninggal dunia TERGUGAT I tidak ada menyampaikan hasil kepada PENGGUGAT, untuk ini TERGUGAT I dapat menjelaskan bahwa TERGUGAT I tidak wajib memberitahukan setiap hasil pemeriksaan kepada PENGGUGAT ( kecuali ditanyakan) karena foto tersebut TERGUGAT I digunakan oleh untuk alat bantu diagnose atau mencari penyakit penyerta dari pasien ; 5. Bahwa pada point 9, 10 dan 11 PENGGUGAT menyatakan terhadap korban ada dilakukan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium laboratorium tersebut dikatakan dan dari hasil oleh TERGUGAT I kepada PENGGUGAT kalau korban harus ditransfusi darah PRC, dalam hal transfusi tersebut TERGUGAT I tidak ada meminta persetujuan dan memberikan penjelasan mengenai transfusi kepada PENGGUGAT maupun keluarga bertentangan yang lain karenanya dengan Peraturan tentang Tenaga Pemerintah hal ini No.32 Tahun 1996 Kesehatan, Permenkes Nomor 585/89, Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UndangUndang Nomor 29 Tahun TERGUGAT I dilakukan 2004 tentang Praktik Kedokteran. membantah dalil ini dengan alasan bahwa sebelum tindakan di Rumah Sakit maka sebelumnya sudah diminta persetujuan untuk perawatan pasien dan tindakan medis terhadap pasien dari keluarga pasien sudah ditanda tangani ibu pasien. transfusi juga mengenai menyetujuinya dulu dengan PENGGUGAT Dan penjelasan telah disampaikan kepada PENGGUGAT. Setelah dijelaskan PENGGUGAT berunding dan persetujuan tersebut keluarga. dan Nenek pasien serta mengatakan akan hari kemudian baru 2 mengatakan bahwa pasien sebaiknya segera di transfusi. Dengan demikian maka pelaksanaan transfusi sudah sesuai dengan ketentuan peratura perundang- undangan ; Selanjutnya tidak TERGUGAT I memiliki pengetahuan sampaikan bahwa jelas PENGGUGAT terkait dengan peraturan dibidang kesehatan dimana Permenkes Nomor 585/89 tentang persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) telah dicabut dengan Peraturan Menteri ............. 19 Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran sejak tanggal 26 Maret 2008 sehingga layak dan pantas Gugatan Penggugat harus ditolak dan dikesampingkan ; 6. Bahwa pada point 12 dan 13 PENGGUGAT menyatakan bahwa di tempat TERGUGAT II tidak ada alat pengobatan bahan darah PRC (Sel darah Merah) maka dibuat rujukan ke Rumah Sakit Adam Malik Medan, dalam hal ini PENGGUGAT sempat menyatakan kepada TERGUGAT II menyatakan bahwa hal ini pihak Penggugatlah yang mengambilnya. Dan hal ini menurut PENGGUGAT telah bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah. TERGUGAT II membantah dalil PENGGUGAT dengan alasan bahwa penerbitan rujukan ke Rumah Sakit Adam Malik Medan untuk pengambilan darah tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah ; 7. Bahwa pada point 13, 15 dan 16 PENGGUGAT menyatakan pada tanggal 25 Nopember 2011 pukul 11.00 wib PENGGUGAT menjeput darah ke Rumah Sakit Adam Malik Medan, pukul 19.00 wib PENGGUGAT sampai di TERGUGAT II dan PENGGUGAT menyerahkan darah kepada TERGUGAT II dan pada tanggal 26 Nopember 2011 pukul 07.00 wib dilakukan transfusi darah terhadap RISKI GINTING sebanyak 20 cc dengan menggunakan alat suntik (spuit). Hal ini menurut PENGGUGAT sangat bertentangan dengan teori-teori medis yang mana dalam pemberian darah harus dilakukan dengan secara lambat dan hati-hati apalagi korban yang masih berumur tiga bulanan yang mana kapasitas jantung dan pembuluh darah untuk menerima darah masih sangat minim sekali. Dimana dalam pemberian transfusi harus benar-benar dipantau bagaimana tanda-tanda vital seorang pasien anak frekwensi nadi dan frekwensi pernapasan pasien. Dari pernyataan PENGGUGAT pada point 13, 15 dan 16 ini jelas bertentangan dengan pernyataannya pada point 9, 10 dan 11 terdahulu bahwa TERGUGAT tidak minta persetujuan transfusi. Kalau memang PENGGUGAT tidak setuju kenapa PENGGUGAT bersedia mengambil darah ke RS Adam ............ 20 Adam Malik Medan. TERGUGAT I juga membantah dalil pada point 13, 15 dan 16 ini dengan alasan bahwa setelah dilakukan perhitungan jumlah darah yang dibutuhkan oleh pasien sebanyak 40 cc dan ini akan diberikan secara bertahap. Pada tahap pertama akan diberikan sebanyak 20 cc kalau darah itu ditransfusikan secara langsung dari kantung darah seperti yang diuraikan oleh PENGGUGAT pada butir 16. Dan pemberian transfusi sebanyak 20cc ini TERGUGAT I berikan dalam waktu satu setengah jam dan ini sesuai dengan perhitungan kecepatan pemberian transfusi pada bayi (3-5 ml/Kg BB/jam), Transfusi Darah Komponen, Buku Ajar Neonatalogi edisi pertama), Semua cara-cara yang diuraikan PENGGUGAT pada butir 16 sudah dilakukan oleh TERGUGAT I perbedaannya hanya terdapat pada penggunaan kantong dan spuit. Alasan lain dilakukan dengan spuit karena pemberian dengan spuit kecepatannya lebih lambat dan dapat disesuaikan dengan kecepatan transfusi pada bayi serta dapat dihitung jumlah darah yang ditransfusi pada bayi serta dapat dihitung jumlah darah yang ditransfusikan dengan cepat ; 8. Bahwa pada point 17, 18 dan 19, 22 PENGGUGAT menyebutkan setengah jam setelah selesai transfusi dilakukan terhadap RISKI GINTING maka RISKI GINTING tampak gelisah, nafas sesak, dan merengek dan pukul 19.00 wib pada hari dan tanggal yang sama kembali dilakukan transfusi sebanyak 10 cc dengan alt suntik (spuit). Yang mana seharusnya jika hemoglobin masih tetap rendah maka jangan diulangi dalam empat hari. Dan satu jam setelah dilakukan transfusi darah yang kedua RISKI GINTING mengalami muntah darah. Dalam hal ini pemberian transfusi tersebut sudah sangat jelas bertentangan transfusi darah dengan teori atau standar dalam pemberian yang mana akibatnya RISKI GINTING terjadi pendarahan dan menyebabkan meninggal dunia. Dua jam kemudian RISKI GINTING TERGUGAT I kembali muntah dan berak darah. Untuk itu dapat menjelaskan bahwa sebelum transfusi dilakukan kondisi pasien sudah sangat jelek, hal ini jelas terlihat pada waktu pemeriksaan pertama pada waktu masuk ke tempat TERGUGAT II. Dan rencana transfusi juga baru terpenuhi 3 hari setelah transfusi dianjurkan. Sepuluh jam kemudian pada pukul 19.00 wib ............. 21 19.00 wib diberikan lagi transfusi sebanyak 10 cc karena menurut perhitungan masih dibutuhkan untuk pencapaian kadar haemoglobin yang diinginkan jam. ( pemberian dapat diulang dengan interval 6-12 Darah dan tumbuh Kembang Aspek Transfusi. Naskah lengkap pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLI halaman 55 ). Bahwa pasien ada muntah kecoklatan warna kecoklatan dan berak warna bukan karena kesalahan transfuse muntah dan diare lazim dialami oleh pasien Gizi Buruk. 9. Bahwa pada point 32 PENGGUGAT menyatakan bahwa berdasarkan hal-hal diatas , maka sudah jelas dan nyata bahwa Para tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum pada saat pasca rawat inap dan pengobatan terhadap RISKI GINTING dimana dari tindakan medik yang dilakukan telah GINTING dimana dari mengakibatkan RISKI tindakan medik GINTING mengakibatkan RISKI yang dilakukan telah mengalami pendarahan yang menyebabkan RISKI GINTING meninggal dunia. TERGUGAT I membantah dalil PENGGUGAT tersebut kematian RISKI GINTING dengan alasan bukan merupakan bahwa akibat kesalahan tindakan medis, melainkan karena kondisi pasien ketika ditangani oleh TERGUGAT I adalah sudah sangat buruk. Penyebab kematian pasien karena gizi buruk ditambahi infeksi pada paru (Brokopneumoni). Kemungkinan penyebab gizi buruk pada pasien ini adalah karena sejak lahir pasien tidak pernah mendapat ASI (Air Susu Ibu), hanya mendapat susu botol atau susu formula dan kemungkinan besar pemberian susu botol atau susu formula juga tidak benar. Hal ini merupakan kesalahan dari orang tua terutama ibu yang tidak memberikan ASI dan PENGGUGAT yang tidak mendorong si istri untuk memberikan ASI kepada pasien sejak lahir. Diperkirakan lebih dari 1 juta anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran napas, dan infeksi lainnya karena tidak disusui secara memadai. ( Pelatihan Konseling Menyusul, Panduan Peserta Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat Bina Tahun 2007, 7 ) ; Diseluruh .............. 22 Diseluruh dunia gizi buruk merupakan penyebab kematian utama pada anak berusia kurang dari 5 tahun. (Nelson Esensi Pediatri, edisi 4 EGC hal.80) Mentri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa angka kematian bayi karena gizi buruk 59 % ( Sambutan Menteri Kesehatan RI, Endang peresmian Rumah Sedyaningsih pada Pemulihan Gizi Balita di Yogyakarta, pada 12 Maret 2010 ) Gizi buruk merupakan masalah kesehatan utama di Negara berkembang dan melatar belakangi lebih dari 50 % kematian BALITA ; Mortalitas Gizi Buruk berat, dimana-mana dilaporkan tinggi. Hasil penyelidikan yang dilakukan Poey, menunjukan angka kematian 55 % dan 35 % meninggal dalam perawatan minggu pertama. 20 % sesudahnya (Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi kedua, Prof.DR.Dr.Solihin Pudjiadi, DSAK). Bahwa pasien masuk dengan tanda-tanda bahaya pada penderita gizi buruk seperti frekwensi nafas 52 x/menit. Keadaan ini dikatakan bahwa pasien terkena infeksi akut jaringan paru ( pneumonia) ( Anak Gizi Buruk Buku II Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat 2005 ) Penyakit yang dapat mematikan anak-anak ketika asupan gizinya berkurang antara lain penyakit saluran napas (pneumonia) diare, campak (Busung lapar : Potret Buram anak Indonesia di Era Otonomi daerah oleh Irianto Aritonang, Endah Priharsiwi). WHO melaporkan bahwa penyebab kematian bayi (Tetapkan dan balita mendiagnosis karena (pneumonia) adalah 19 % pneumonia berdasarkan pemeriksaan radiologi semata. Manajemen kasus respiratorik anak dalam praktek sehar-hari, Hal 83. Bahwa selain hal-hal diatas tanda bahaya lain yang dialami oleh pasien adalah demam yang menandakan adanya infeksi. Kehilangan nafsu makan, perubahan kondisi mental menjadi tidak sadar, biru pada bibir, hidung kembang kempis (pernafasan cuping hidung), tarikan dinding dada dan bagian atas tulang dada sewaktu bernafas. ( Anak Gizi Buruk. Buku II Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Keadaan ini menambah beratnya penyakit .............. 23 penyakit yang diderita oleh pasien. Bahwa melihat beratnya keadaan penyakit pasien secara teori medis dan tingginya angka kematian yang disebabkan oleh keadaan tersebut, maka usaha pengobatan dan tindakan yang dilakukan oleh Tergugat I sudah maksimal ; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas menyatakan bahwa gugatan Penggugat Tergugat I dan II tidak memenuhi unsur pasal 1365 KUHPerdata ; Berdasarkan uraian dan dasar hukum yang disampaikan TERGUGAT I dan TERGUGAT II dalam jawaban, mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberi putusan yang amarnya berbunyi : MENGADILI : 1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan perbuatan Tergugat I dan Tergugat II tidak merupakan Perbuatan Melawan Hukum ; 3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ; Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya ( ex aquo et bono ) ; Membaca jawaban dari Tergugat III tertanggal 21 Mei 2012 yang isinya sebagai berikut : 1. Bahwa sebagaimana dikemukakan PENGGUGAT dalam gugatannya halaman kesatu angka 2,3 dan 4 yang menyatakan bahwa : Angka 2 : Bahwa pada tanggal 17 Nopember 2011 PENGGUGAT membawa korban (anak Penggugat yang bernama RISKI GINTING) berobat ke tempat TERGUGAT III ; Angka 3 : Bahwa ditempat TERGUGAT III, korban dan PENGGUGAT diterima oleh petugas IGD sekitar pukul 14.00 wib dengan keluhan panas hingga suhu 39ºC, mulut bercak putih/sariawan dan sulit makan ; Angka 4 : Bahwa Dokter jaga yang ada di IGD di tempat TERGUGAT III langsung memasang oxygen ke hidung korban dan setelah menanyakan keluhan ............. 24 keluhan korban, maka dokter yang bertugas di IGD tempat TERGUGAT III menyarankan agar korban dibawa ke tempat TERGUGAT II (RSU Kabanjahe ) ; Terhadap tersebut diatas, dapat TERGUGAT III tanggapi bahwa dugaan Perbuatan Melawan Hukum yang dituduhkan kepada TERGUGAT III dalam penanganan anak kandung PENGGUGAT adalah tidak tepat, dan karenanya pelayanan harus ditolak kesehatan dan dikesampingkan, sebab yang diberikan kandung PENGGUGAT telah sesuai pemberian TERGUGAT III kepada anak dengan pelayanan kesehatan di tempat TERGUGAT III ; Untuk itu, TERGUGAT III mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini di Pengadilan Negeri Kabanjahe berkenan menyatakan untuk menolak seluruh dalil gugatan PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima ; 2. Bahwa di dalam Gugatan PENGGUGAT jelas terkesan dipaksakan dengan menarik-narik TERGUGAT III dalam perkara ini. Hal ini dapat dilihat dari gugatan PENGGUGAT yang tidak jelas baik bukti maupun alasan hukum anak kandung PENGGUGAT dilakukan di tempat TERGUGAT III telah tepat dan benar ; 3. Terhadap hal-hal lebih lanjut terkait pelayanan kesehatan terhadap anak kandung PENGGUGAT pasti TERGUGAT II akan menjelaskan sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku dalam berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat untuk anak kandung PENGGUGAT ; 4. Karena tidak ada bukti TERGUGAT III Hukum melakukan Perbuatan Melawan sebagaimana dituduhkan PENGGUGAT, maka adalah tidak beralasan menurut hukum permohonan PENGGUGAT untuk menuntut ganti rugi dari TERGUGAT III, karena sama sekali tidak ada bukti TERGUGAT III melakukan Perbuatan Melawan Hukum dan oleh sebab itu juga tidak ada alasan menuntut uang paksa sebagaimana diajukan PENGGUGAT, melainkan sebaliknya gugatan tersebut harus ditolak dan dikesampingkan seluruhnya; Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka gugatan yang ditujukan kepada TERGUGAT III harus ditolak seluruhnya atau setidak-tidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima ; Untuk ................ 25 Untuk itu TERGUGAT III mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dana mengadili perkara ini di Pengadilan Negeri Kabanjahe agar berkenan menjatuhkan Putusan yang amarnya berbunyi : - Menyatakan menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima ; - Menyatakan tidak benar TERGUGAT III melakukan Perbuatan Melawan Hukum ; - Menghukum PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini ; Membaca jawaban yang isinya dari TERGUGAT IV tertanggal 24 april 2012 sebagai berikut : I.DALAM EKSEPSI 1. Pengadilan Negeri Kabanjahe tidak berwenang mengadili gugatan terhadap TERGUGAT IV ; -- Sebagaimana dikemukakan Penggugat didalam gugatannya bahwa alasan PENGGUGAT menggugat TERGUGAT IV karena TERGUGAT IV adalah sebagai kebijakan pemegang kesehatan tanggung jawab dan penyelenggara masyarakat dalam menjaga Otoritas Indonesia sehingga sekaligus meningkatkan dan mempunyai derajat kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Republik Indonesia. Serta dimana TERGUGAT IV pengawasan terhadap penyelenggaraan berkewajiban melakukan semua kegiatan upaya kesehatan, yang pembinaan berkaitan dan berwenang dan dengan mengambil tindakan administratif terhadap lembaga kesehatan dan/atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran ; -- Bahwa berdasarkan alasan/dasar gugatan seperti dikemukakan diatas yaitu atas dasar TERGUGAT IV (Pemerintah RI Cq.Menteri Kesehatan RI ) selaku pemegang kebijakan kesehatan dan penyelenggara otoritas untuk seluruh wilayah hukum dan Republik Indonesia, maka tugas dan kewenangan tersebut adalah merupakan sebagian tugas penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik yang bukan merupakan tugas dan tanggung jawab yang bersifat keperdataan, sehingga tidak memiliki tanggung jawab dalam lingkup hukum perdata (privatatechtelijke veraantwoordelijkheid), tugas dan tanggung jawab tersebut adalah bersifat melainkan tugas dan tanggung .............. 26 tanggung jawab publik sehingga pertanggung jawabannya adalah bersifat tanggung jawab dalam lingkup hukum publik ( publiek rechtelijke eraantwoordelijkheid) ; Dengan demikian, apabila ada bukti yang sah menurut hukum, Menteri Kesehatan RI melakukan kesalahan atau kelalaian atau tidak melakukan tugas jabatannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban menurut jabatan, misalnya diberhentikan dari jabatannya (pertanggungjawaban dalam jabatan publik) dan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab dalam lingkup hukum keperdataan. apalagi, dalam perkara ini tidak jelas kesalahan atau kelalaian apa yang dilakukan TERGUGAT IV yang dapat diminta pertanggung jawaban perdata ; Berdasarkan uraian seperti tersebut diatas, maka gugatan yang diajukan PENGGUGAT ke Pengadilan Negeri Kabanjahe sebagai Pengadilan yang berwenang mengadili perkara perdata adalah keliru, karena Menteri Kesehatan dalam menjalankan tugas penyelenggarakan kebijakan dan otoritas kesehatan adalah tugas dan kewenangan Publik di bidang penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Negara yaitu di bidang Kesehatan ; Untuk itu TERGUGAT IV, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini di Pengadilan Negeri Kabanjahe yang berwenang mengadili perkara perdata untuk berkenan menyatakan dirinya tidak berwenang mengadili gugatan dalam perkara ini sepanjang gugatan yang diajukan kepada TERGUGAT IV, selanjutnya menyatakan menolak gugatan PENGGUGAT ; Karena eksepsi ini adalah eksepsi terhadap kewenangan Absolut (Absolute Competentie), TERGUGAT IV mohon pula agar eksepsi ini diputus terlebih dahulu sebelum memeriksa pokok perkara ; 2. Gugatan terhadap TERGUGAT IV Salah Alamat Sebagaimana tertuang dalam gugatan PENGGUGAT angka 45, yang berbunyi : “ Bahwa PENGGUGAT mempunyai TERGUGAT IV sesuai dengan dasar hukum ketentuan hukum untuk menggugat positif di Indonesia tercantum ............. 27 tercantum pada bab IV mengenai Tanggung Jawab Pemerintah antara lain pasal 14, pasal 15, pasal 16, pasal 17, pasal 18 dan pasal 19 UndangUndang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Dimana TERGUGAT IV sebagai pemegang dan penyelenggara otoritas dan kebijakan kesehatan untuk masyarakat Indonesia dalam menjaga sehingga mempunyai dan sekaligus meningkatkan masyarakat di seluruh tanggung jawab derajat kesehatan wilayah Republik Indonesia, serta TERGUGAT IV berkewajiban melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyenggaraan upaya kesehatan, dan berwenang mengambil tindakan administratif terhadap lembaga kesehatan dan atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran. TERGUGAT IV adalah pemberi izin resmi kepada Rumah Sakit-Rumah Sakit di wilayah hukum Indonesia, khususnya memperoleh izin pada saat TERGUGAT II operasional, oleh karenanya dan TERGUGAT III sangat beralasan bagi PENGGUGAT untuk menuntut ganti rugi dan mohon kepada Majelis Hakim agar memerintahkan TERGUGAT IV mencabut izin operasional yang pernah diberikan kepada TERGUGAT II dan TERGUGAT III ; Berdasarkan uraian diatas, maka jelas dalil yang disangkakan dalam gugatan yang diajukan PENGGUGAT salah alamat ( error in persona). Hal ini disebutkan demikian mengingat terhitung sejak disahkannya Undang-Undang tentang Rumah Sakit pada tanggal 28 Oktober 2009, maka ketentuan perundang-undangan perumahsakitan selayaknya yang berlaku dalam bidang mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kesehatan ; Bahwa sejak diberitahukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Indonesia Nomor 5072) otoritas dan kebijakan Rumah Sakit dinyatakan (Lembaran Negara Republik bahwa pemegang, penyelenggara kesehatan dalam hal penerbitan izin operasional Rumah sakit dibagi menurut kepemilikan dan kelas rumah sakit. Sehingga sebagaimana tertuang dalam pasal 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang menyatakan bahwa : Ayat (1) : “ Izin Rumah sakit Kelas A dan Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan oleh Menteri s etelah mendapat .............. 28 mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintahan daerah Provinsi “ Ayat (2) : “Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri “ ; Ayat (3) : “Izin Rumah Sakit Kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota” ; Ayat (4) : “Izin Rumah Sakit Kelas C dan Kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota” ; Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) dan IV tentang Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 16 dan 17) 82, Bab Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, maka kewenangan pencabutan izin operasional tersebut bukan menjadi kewenangan TERGUGAT IV ; Berhubung terbukti bahwa gugatan yang diajukan kepada TERGUGAT IV adalah salah alamat, TERGUGAT IV mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini di Pengadilan Negeri Kabanjahe untuk menolak gugatan PENGGUGAT seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima ; II. DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa segala sesuatu yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon dianggap merupakan bagian dari dan karenanya mohon dianggap telah pula diulangi Dalam Pokok Perkara ; Bahwa .............. 29 2. Bahwa TERGUGAT IV dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT , kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui demi keuntungan TERGUGAT IV ; 3. Bahwa terhadap permohonan PENGGUGAT dalam gugatan angka 45 dan dalam petitum angka 7 yang memohon kepada Majelis Hakim untuk memerintahkan kepada TERGUGAT IV agar mencabut izin operasional TERGUGAT II dan TERGUGAT III, maka dapat TERGUGAT IV jelaskan : a. Bahwa berdasarkan dalam pasal 27 Indonesia Nomor 44 Tahun Undang-Undang Republik 2009 tentang Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa : “Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika : -- Habis masa berlakunya ; -- Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar ; -- Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan dan/atau ; -- Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum ; b. Disebutkan pula dalam pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Rumah Sakit yang berbunyi : “Rumah Sakit yang tak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 12, pasal 13, pasal 14, pasal 15, dan diberikan atau tidak izin mendirikan, dicabut pasal 16 tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit ; Bahwa dalam pasal 7 s/d 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah mengatur tentang persyaratan penyelenggaraan Ruamh Sakit yang terdiri dari persyaratan lokasi, bangunan prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan ; c. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut diatas, maka pencabutan izin operasional suatu Rumah Sakit hanya dapat dilakukan apabila memenuhi ketentuan pasal 17 dan 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ; d. Adapun dalam perkara a quo , permohonan pencabutan izin adalah dengan alasan pihak Rumah Sakit diduga telah melakukan tindakan malpraktik kepada seorang pasien. Terhadap hal ini maka dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan ............ 30 1. Berdasarkan aspek hukum, maka permohonan pencabutan izin Rumah Sakit yang didasarkan pada dugaan malpraktik adalah tidak tepat karena tidak ada satu peraturan pun yang mengatur hal tersebut. Yang ada adalah pencabutan izin yang memenuhi ketentuan dalam pasal 17 dan 27 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Rumah Sakit ; 2. Berdasarkan aspek sosiologis, maka pencabutan izin Rumah Sakit yang hanya didasarkan pada dugaan malpraktik terhadap satu orang pasien adalah alasan yang tidak rasional karena pencabutan izin tersebut akan berdampak pada masyarakat luas, dimana masyarakat akan kehilangan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menunjang kehidupan dan kesehatan mereka. Hal ini telah diatur sebagaimana dalam : Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa : Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memlihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya “ ; Pasal 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan : “Pemerintah bentuk bertanggung upaya jawab kesehatan atas ketersediaan segala yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau” ; Sehingga sebuah tindakan yang sangat merugikan hidup orang banyak apabila pencabutan izin rumah sakit hanya didasarkan pada dugaan malpraktik kepada satu orang pasien dan bukan merupakan ukuran yang layak jika kematian seorang pasien, menjadi ukuran sebuah Rumah Sakit yang dinyatakan layak untuk dicabut izinnya, padahal ada ratusan pasien lainnya dan ribuan masyarakat yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit tersebut ; 4. Bahwa terhadap permohonan PENGGUGAT dalam petitum angka 8 yang memohon kepada Majelis Hakim agar memerintahkan TERGUGAT IV untuk mencabut izin praktik dari TERGUGAT I adalah tidak tepat dan menyesatkan, karena sesuai dengan : Pasal 36 ................ 31 a. Pasal 36 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa : “setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik” ; Pasal 37 ayat (1) : “Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 tersebut diatas dikeluarkan Kabupaten/Kota oleh Pejabat tempat praktik Kesehatan yang berwenang kedokteran dan kedokteran di gigi dilaksanakan ; b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran ; Pasal 1 ayat (4) ; Yang dimaksud dengan : Surat Izin Praktik, selanjutnya ditingkat SIP adalah bukti tertulis yang diberikan dinas kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan : Pasal 2 : (1) Setiap dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib memiliki SIP ; (2) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ; Pasal 31 : (1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran Peraturan Menteri ini ; (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa peringatan lisan, tertulis sampai dengan pencabutan SIP ; Pasal 32 : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP Dokter dan Dokter Gigi dalam hal : a. Atas dasar rekomendasi MKDKI ; b. STR Dokter dan Dokter Gigi dicabut oleh KKI ; c. Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPnya dan/atau ; dicabut ............... 32 d. Dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang yang dilakukan khusus untuk itu ; Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka jelas bahwa pencabutan Surat Izin Praktik Dokter adalah bukan merupakan kewenangan TERGUGAT IV, sehingga layak gugatan PENGGUGAT dinyatakan ditolak ; 5. Bahwa sebagaimana dikemukakan PENGGUGAT dalam gugatan angka 45, alasan yang dijadikan PENGGUGAT sebagai dasar hukum mengajukan gugatan kepada TERGUGAT IV semata-mata hanya karena sesuai Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Tergugat IV adalah sebagai pemegang dan penyelenggara otoritas dan kebijakan mempunyai kesehatan untuk masyarakat tanggung jawab Indonesia dalam menjaga sehingga dan sekali gus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Republik Indonesia, serta TERGUGAT IV berkewajiban melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan, dan berwenang mengambil tindakan administratif terhadap lembaga kesehatan dan/atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran ; 6. Karena tidak ada bukti TERGUGAT IV melakukan adalah sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana dituduhkan oleh Penggugat, maka adalah tidak beralasan menurut hukum permohonan Penggugat untuk menuntut ganti rugi dari Tergugat IV karena sama sekali tidak ada bukti Tergugat IV melakukan perbuatan melawan hukum dan oleh sebab itu juga tidak ada alasan menuntut uang paksa (dwangsoom) sebagaimana melainkan diajukan Penggugat sebaliknya gugatan dalam petitum tersebut gugatan harus ditolak butir 6, dan dikesampingkan seluruhnya ; Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka gugatan yang ditujukan kepada Tergugat IV harus ditolak seluruhnya atau setidaktidaknya harus dinyatakan tidak dapat diterima ; Untuk itu Tergugat IV kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini di Pengadilan Negeri Kabanjahe agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : MENGADILI ............... 33 MENGADILI I. DALAM EKSEPSI - Menyatakan mengabulkan Eksepsi Tergugat IV untuk seluruhnya ; - Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; II. DALAM POKOK PERKARA - Menyatakan menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; - Menyatakan tidak benar Tergugat IV melakukan perbuatan melawan hukum ; - Menghukum penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini ; Membaca, salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe tanggal 09 Oktober 2012 Nomor : 02/Pdt.G/2012/PN.Kbj, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : - Mengabulkan Eksepsi Tergugat IV ; - Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima ( niet ontvankelijke verklaard ) ; DALAM POKOK PERKARA : - Menyatakan gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidaktidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; - Menyatakan tidak benar Tergugat IV melakukan perbuatan melawan hukum ; - Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp.395.000,- (tiga ratus sembilan puluh lima ribu rupiah ) ; Membaca Akta Banding Nomor : 26/Pdt.Bdg/2012/PN.Kbj yang dibuat oleh JASMIN GINTING, SH Panitera Pengadilan Negeri Kabanjahe yang menerangkan bahwa Oktober Penggugat / Pembanding pada tanggal 23 2014 telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe 02/Pdt.G/2011/PN.Kbj ; tanggal 09 Oktober 2012 Nomor : 34 Membaca Relas Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor : 02/Pdt.G/2011/PN.Kbj, akta No.26 / 2012 : bahwa permohonan banding dari Penggugat / Pembanding telah diberitahukan kepada : 1.- Tergugat I / Terbanding I pada tanggal 21 Nopember 2014 ; 2.- Tergugat II / Terbanding II pada tanggal 21 Nopember 2014 ; 3.- Tergugat III / Terbanding III pada tanggal 27 Nopember 2014 ; 4.- Tergugat IV / Terbanding IV pada tanggal 30 Nopember 2013 ; Membaca Memori Banding yang diajukan oleh Penggugat / Pembanding tertanggal 05 Nopember 2012 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe tanggal 21 Mei 2013 dan memori banding tersebut telah diberitahukan kepada : 1.- Tergugat I / Terbanding I pada tanggal 21 Nopember 2014 ; 2.- Tergugat II / Terbanding II pada tanggal 21 Nopember 2014 - 3.- Tergugat III / Terbanding III pada tanggal 27 Nopember 2014 ; 4.- Tergugat IV / Terbanding IV pada tanggal 23 Oktober 2014 ; Membaca Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Tergugat IV / Terbanding IV yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe tertanggal 31 Oktober 2013 dan diberitahukan kepada Penggugat kontra memori banding tersebut telah / Pembanding pada tanggal 21 Nopember 2014 ; Membaca Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara Nomor : 02/Pdt.G/2014/PN.Kbj, kepada : - Tergugat IV / Terbanding IV Pembanding tanggal 25 Oktober 2014. - Tergugat I / Terbanding I tanggal 21 Nopember 2014. - Pembanding / Penggugat tanggal 21 Nopember 2014. - Tergugat III / Terbanding III tanggal 27 Nopember 2014. yang menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari 35 berkas perkara Nomor : 02/Pdt.G/2012/PN.Kbj, sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA; Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula Pengugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan banding dari Pembanding semula Penggugat dalam memori bandingnya pada pokoknya sebagai berikut : -- bahwa pada persidangan tingkat pertama, Majelis Hakim tidak memanggil siswi praktek yang jaga pada saat korban dalam keadaan kritis sampai akhirnya meninggal dunia guna dimintai keterangannya sebagai saksi ; -- bahwa pada persidangan tingkat pertama memanggil saksi ahli dari dokter Majelis Hakim kehakiman guna tidak dimintai keterangannya; -- bahwa Pembanding/Penggugat menolak / tidak sependapat terhadap putusan Yudex factie yang tidak memberikan pertimbangan hukum dan kurang memahami hukum kesehatan dalam pokok perkara ; -- bahwa dalam pemberian pelayanan kesehatan pada anak Pembanding/Penggugat oleh Terbanding I/Tergugat I,II dan III harus sesuai dengan standar pelayanan yang telah di atur oleh Terbanding IV/Tergugat IV dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota pasal 2 ayat 1, dan ayat 2 huruf a poin 10 yang bunyi ayatnya ; (1) Kabupaten/Kota harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM Kesehatan ; (2) SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indicator kinerja dan target Tahun 2010-2015 ; a. Pelayanan Kesehatan dasar : 10 cukupan pelayanan bayi gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun 2010 ; Bahwa .............. 36 -- Bahwa guna mempermudah pemeriksaan dimuka persidangan agar Terbanding IV/Tergugat IV memperlihatkan semua yang didalilkan Penggugat / Pembanding sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam memberi perlindungan kepada masyarakat, baik berupa Undang- Undang , Peraturan, Buku, Petunjuk teknis dan pedoman pelayanan kesehatan yang diuraikan oleh Pembanding / Penggugat pada poin 5 di atas ; -- Bahwa Terbanding I/Tergugat I, Terbanding II/Tergugat II pada saat persidangan di Pengadilan tingkat pertama tidak ada memberikan alat bukti Rekam Medis si Unit Gawat Darurat, Rawat Inap dan Rekam Medis Transfusi darah anak Pengugat/Pembanding ; -- Bahwa dalam pemberian darah PRC sebanyak 20cc dengan alat suntik kepada anak Pembanding / Penggugat yang dilakukan oleh perawat yang bernama MAGDALENA, dan sebanyak 10cc dengan alat suntik oleh perawat br Saragih tidak sesuai dengan petunjuk teknis tata laksana transfusi darah pada anak gizi buruk di rumah sakit; - Bahwa dalam pemberian terbukti yang dilakukan oleh perawat Terbanding I /Tergugat I telah melakukan PELANGGARAN DISPLIN KEDOKTERAN karena telah mendelegasikan kepada tenaga untuk darah PRC kesehatan melaksanakan Penggugat Dasar tertentu tranfusi yang tidak memiliki kompetensi darah PERMENKES pekerjaan kepada anak Pembanding / Nomor. 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan dokter gigi Pasal 22 ayat (1) dan ayat (3) serta PP No.7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Data pasal 16 ayat (3) yang bunyinya : Tindakan medis pemberian darah dan/atau komponennya kepada pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh dokter yang memiliki kompetensi dan kewenangan di fasilitasi pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; Bahwa .............. 37 -- Bahwa setelah anak Pembanding/Penggugat meninggal dunia Terbanding II / Tergugat II dan Terbanding I / Tergugat I melakukan terhadap perawatan jenazah, keterangan kematian, dan tidak menyediakan kepada jenazah tidak tidak ada memberi fasilitas surat ambul;ance anak Pembanding/Penggugat. Dalam hal jenazah pasien di terlantarkan tersebut diatas telah terbukti Terbanding I/ Tergugat I dan Terbanding II / Tergugat II Menteri Kesehatan STANDAR melanggar Keputusan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 PELAYANAN MINIMAL RUMAH TENTANG SAKIT BAB III yang bunyinya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit Huruf : A Jenis- jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputi angka 17 Pelayanan ambulans/kereta jenazah dan angka 18 Pelayanan pemulasaraan jenazah ; -- bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas mohon agar Pengadilan Tinggi menolak eksepsi Tergugat IV dan mengabulkan gugatan Pembanding / Penggugat untuk seluruhnya ; Menimbang, bahwa terhadap memori banding tersebut Terbanding IV semula Tergugat IV, telah mengajukan kontra memori banding yang pada pokoknya sebagai berikut : -- bahwa memori banding Pembanding / Penggugat halaman 3 angka 6 yang mengatakan bahwa guna mempermudah pemeriksaan dimuka persidangan agar Terbanding IV / Tergugat IV memperlihatkan semua yang didalilkan Pembanding / Penggugat, menunjukan bahwa Pembanding / Penggugat tidak mampu membuktikan adanya perbuatan melawan hukum yang merugikan Pembanding / Penggugat, karena Pembanding/Penggugatlah yang harus dalil-dalil gugatannya bukan berharap dari pembuktian Terbanding IV / Tergugat IV ; -- bahwa memori banding Pembanding hal 9 angka 47, pada pokoknya Terbanding IV / Tergugat IV telah melakukan cidera janji (wanprestasi ) karena terbukti melanggar Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18 dan pasal 19 adalah tidak benar karena Terbanding IV / Tergugat IV tidak melakukan perbuatan apapun dengan Pembanding/Penggugat ; bahwa ............... 38 -- bahwa memori banding Pembanding hal 10 angka 48 menyatakan bahwa pada saat dipersidangan Terbanding IV/Tergugat IV tidak ada mengajukan saksi karena antara Pembanding/Penggugat Terbanding IV / Tergugat IV tidak mempunyai hubungan dengan hukum sehingga tidak tepat mendudukan Terbanding IV / Tergugat IV sebagai pihak dalam perkara ini ; -- bahwa dalam memori banding Terbanding halaman 10 angka 50 bahwa Para tidak dapat membuktikan tersebut tidak benar dalil-dalilnya, argumentasi karena Terbanding IV / Tergugat IV, sudah menyampaikan bukti-bukti surat yang telah di nizegelen di Kantor Pos ; -- bahwa alasan-alasan yang dikemukakan Pembanding/Penggugat dalam memori bandingnya ternyata seluruhnya tidak ada yang mengandung kebenaran sehingga harus ditolak dan dikesampingkan seluruhnya dan menguatkan putusan Majelis Hakim tingkat pertama ; Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara putusan Pengadilan No.02/Pdt.G/2012/PN.Kbj Negeri Kabanjahe No.02/Pdt.G/2012/PN.Kbj, memori banding Penggugat dan kontra memori banding tanggal dan salinan resmi 09 Oktober 2012 dari Pembanding semula dari Terbanding IV semula Tergugat IV berpendapat sebagai berikut : Dalam Eksepsi Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, Terbanding IV semula Tergugat IV telah mengajukan eksepsi yaitu : 1. Pengadilan Negeri Kabanjahe tidak berwenang mengadili perkara ini 2. Gugatan terhadap Tergugat IV salah alamat ( eror in persona ) ; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan Majelis Hakim tingkat pertama yang telah menolak eksepsi ke 1 dari Terbanding IV Kabanjahe sebagaimana semula Tergugat IV , dan menyatakan Pengadilan Negeri berwenang dalam untuk memeriksa putusan Sela dan mengadili tanggal 5 perkara ini Juni 2012 No.2/Pdt.G/2012/PN.Kbj dan Pengadilan Tinggi juga sependapat dengan Pertimbangan ............ 39 pertimbangan dan kesimpulan Majelis Hakim tingkat pertama yang telah mengabulkan eksepsi dari Terbanding IV semula Tergugat IV bahwa gugatan Pembanding semula Penggugat terhadap Terbanding IV semula Tergugat IV salah alamat / Eror in persona karena dalam posita dan petitum gugatan Pembanding semula Penggugat meminta agar Terbanding IV mencabut ijin operasional Terbanding II dan III semula Tergugat II dan III, padahal berdasarkan pasal 26 ayat (4) UU. No.44 Tahun 2009, kewenangan tersebut tidak berada pada Menteri Kesehatan Terbanding IV / Tergugat IV. Oleh karena itu Pengadilan Tinggi mengambil alih pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama dalam eksepsi menjadi pertimbangan-pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding, sehingga putusan tentang eksepsi Terbanding IV semula Tergugat IV dikabulkan dapat dipertahankan ; DALAM POKOK PERKARA Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan Majelis Hakim tingkat pertama bahwa dengan dikabulkan eksepsi dari Terbanding IV semula Tergugat IV, maka konsekwensi hukumnya adalah gugatan Penggugat haruslah verklaard), sehingga dinyatakan tidak dapat diterima (Niet onvankelijk Pokok Perkara dipertimbangkan oleh karena itu dalam perkara ini tidak perlu keberatan-keberatan Pembanding semula Penggugat sebagaimana dalam memori bandingnya tersebut diatas tidak mempunyai alasan hukum yang tepat ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas pada dasarnya putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe tanggal 09 Oktober 2012 No.02/Pdt.G/2011/PN.Kbj dapat dikuatkan, akan tetapi karena pernyataan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( niet ontvankelijke verklaard ) dicantumkan oleh Majelis Hakim tingkat pertama dalam eksepsi maupun dalam Pokok Perkara, menurut Pengadilan Tinggi berlebihan, maka amar putusan tentang eksepsi perlu diperbaiki sebagaimana tersebut dalam amar putusan dibawah ini ; Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat tetap berada dipihak yang kalah maka biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan harus dibebankan kepadanya akan tetapi berdasarkan ............. 40 berdasarkan penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan No.1/Pdt/Prodeo/2013/PT.Medan, tanggal 1 Mei 2013 Pembanding semula Penggugat, telah diberi izin berperkara secara Prodeo pada tingkat banding, maka biaya perkara dalam tingkat banding Nihil ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang dan peraturan – peraturan lain yang berkenaan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I : - Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat; - Memperbaiki Oktober Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe 2012 tanggal Nomor : 02/Pdt.G/2012/PN.Kbj, tentang 09 eksepsi sehingga amar selengkapnya menjadi sebagai berikut : Dalam Eksepsi - Mengabulkan eksepsi Tergugat IV ; Dalam Pokok Perkara - Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( Niet onvankelijk verklaard ); - Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Nihil ; Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Hakim majelis pada hari Senin tanggal 30 Maret 2015 oleh kami : Hj.WAGIAH ASTUTI, SH Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Ketua Majelis, YANSEN PASARIBU,SH dan ABDUL FATTAH, SH.MH sebagai Hakim-Hakim Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 33/PDT/2015/PT-MDN tanggal 04 Pebruari 2015 dan putusan ini diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 06 April 2015 oleh Hakim Ketua Majelis dan didampingi Hakim - Hakim Anggota tersebut dengan dibantu oleh ROSELINA, SH Panitera ............. 41 Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan ,tanpa dihadiri kedua belah pihak berperkara atau Kuasa Hukumnya . HAKIM-HAKIM ANGGOTA : KETUA MAJELIS TTD TTD YANSEN PASARIBU, SH Hj.WAGIAH ASTUTI, SH TTD ABDUL FATTAH, SH.MH PANITERA PENGGANTI TTD ROSELINA, SH . Perincian Biaya : 1. Meterai Rp. 6.000,- 2. Redaksi Rp. 5.000,- 3. Pemberkasan Rp 139.000,- Jumlah Rp. 150.000,- NIP. 19630517 199103 1 003.