IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN(PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X AMBARAWA PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2016 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi Oleh : SASKIA ISYARORA AGADIWANTI 050113a056 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 Scanned by CamScanner IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Richa Yuswantina1), Fania Putri L2), Saskia Isyarora A3) 4) Program Studi Farmasi Fakultas Ilmi Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo INTISARI Latar belakang : Pemicu medication error salah satunya adalah prescribing error. Kesalahan dalam peresepan (prescribing) merupakan hal yang sering terjadi dalam kesalahan pengobatan. Angka kejadian prescribing error paling besar terjadi pada kelompok anak. Anak rentan terhadap error karena anak memiliki perbedaan perkembangan fungsi organ tubuh dan farmakokinetika dengan orang dewasa. Seringkali tenaga kesehatan menyetarakan pengobatan anak dengan dewasa tanpa melihat perbedaan tersebut dan timbullah error. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase medication error pada tahap prescribing rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X di Ambarawa periode Oktober – Desember 2016. Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Pengumpulan data secara retrospektif menggunakan teknik random sampling, sehingga didapat sebanyak 80 sampel resep. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan medication error pada tahap prescribing rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X di Ambarawa pada bulan Oktober– Desember 2016 yang tertinggi berturut-turut adalah pada parameter berat badan pasien (100%) dan aturan waktu minum obat (2,5%). Kesimpulan : Berat badan pasien merupakan medication error tertinggi di Poli Anak rawat jalan RS X Ambarawa yaitu sebesar 100%. Kata kunci : medication error, prescribing, anak, berat badan. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 ABSTRACT Background: The most common cause of medication errors in children is prescribing error. Children are vulnerable to error because the child has different developmental organ functions and pharmacokinetics with adults. Health workers often equalize treatment between adults has children regardless of these differences and than will cause error. Objective: This study aimed to determine the percentage of medication errors in prescribing stage. Subjects of the research were outpatients children polyclinic at Hospital X in Ambarawa period from October to December 2016. Methods: This research was descriptive non-experimental research. Data collections used random sampling techniques, in order to get as many as 80 prescription sample. Results: The results showed the highest medication errors in prescribing stage respectively was parameters of the patients’ body weight (100%) and the rules of the time in taking medication (2.5 %). Conclusion: Patient body weight is the highest medication error in outpatients children polyclinic at Hospital X in Ambarawa which is equal to 100%. Keywords: medication error, prescribing, children, body weight. A. PENDAHULUAN Sampai saat ini medication error tetap menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang banyak menimbulkan berbagai dampak bagi pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko yang paling parah yaitu menyebabkan suatu kematian (Aronson, 2009). Angka kejadian medication error di Indonesia belum terdata secara akurat dan sistematis, tetapi angka kejadian medication error sangat sering kita jumpai diberbagai institusi pelayanan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan penelitian dari Perwitasari (2010), ditemukan 226 resep medication error yang terjadi di instalasi rawat jalan pada rumah sakit pemerintahan di Yogyakarta. Kejadian medication error, tersebut berturutturut adalah prescribing error (99,12%), pharmaceutical error (3,02%) dan dispensing (3,66%). Medication error untuk tahap prescribing memiliki potensi kesalahan paling tinggi pada parameter berat badan pasien yaitu sebesar 88 % (Susanti, 2013). Angka kejadian prescribing error paling besar terjadi pada kelompok anak. Anak rentan terhadap error karena anak memiliki perbedaan perkembangan fungsi organ tubuh dan farmakokinetika dengan orang dewasa. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Seringkali tenaga kesehatan menyetarakan pengobatan anak dengan dewasa tanpa melihat perbedaan tersebut dan timbullah error (Elisabeth, 2011) Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai medication error di Rumah Sakit X Ambarawa. Berdasarkan permasalahan kesalahan pengobatan pada tahap peresepan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang medication error pada tahap prescribing agar dapat meminimalisir kesalahan pengobatan selanjutnya khususnya di Poli Anak rawat jalan Rumah Sakit X Ambarawa, Rumah Sakit X Ambarawa menerima kurang lebih 100 pasien rawat jalan setiap harinya dan apabila terjadi medication error pada pasien rawat jalan akan sulit untuk ditangani. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui medication error pada tahap peresepan (prescribing) rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X Ambarawa periode Oktober – Desember 2016. 2. Tujuan Khusus Mengetahui presentase angka kejaian kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap peresepan (prescribing) rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X Ambarawa periode Oktober – Desember 2016 B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental, yaitu dengan cara pengambilan data secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif untuk memperoleh gambaran mengenai kemungkinan adanya angka kejadian medication error pada tahap peresepan (prescribing) di Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa. Dalam penelitian ini pengambilan data dengan melakukan pengambilan data resep pasien anak usia 5-11 tahun (Depkes RI, 2009). 1. Populasi Populasi pada penelitian ini merupakan resep anak rawat jalan di Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa yang masuk di bulan Oktober-Desember 2016. Jumlah populasi yang didapat sebesar 401 resep. 2. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 80 sampel. Teknik pengambilan yang digunakan adalah Random Sampling. KRITERIA SAMPEL: a. Kriteria Inklusi 1) Resep pasien anak rawat jalan usia 5-11 tahun (DepKes RI, 2009) di Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa. 2) Resep yang utuh/tidak sobek dan masih bisa terbaca 3) Resep BPJS b. Kriteria Eksklusi IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Resep yang tidak jelas printoutnya / tidak bisa terbaca saat pengambilan acak. ANALISIS DATA Data hasil penelitian yang diperoleh dicatat dan dikelompokkan. Kemudian dianalisis dengan metode deskriptif non analitik menggunakan rumus persentase sebagai berikut : Persentase : P = F/N x 100% Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi (jumlah) N : Responden (total jumlah) 100% : Pengali tetap Data yang dikelompokkan disajikan dalam bentuk persentase dan tabel, meliputi : 1. Karakteristik pasien a) Distribusi presentase umur b) Distribusi presentase penggunaan bentuk sediaan obat 2. Distribusi Hasil Identifikasi a) Kajian Administratif b) Kajian Farmasetis c) Kajian Pertimbangan Klinis C. HASIL DAN PEMBAHASAN I. Distribusi Pengambilan Sampel Resep Pengambilan sampel dengan metode random sampling didapat 80 sampel dengan distribusi pengambilan sampel tiap bulandapat dilihat pada : Gambar 4.1 Distribusi jumlah pengambilan resep II. Karakteristik Pasien a. Distribusi presentase umur Tabel 4.1 Distribusi hasil presentase umur Rentang Umuur Jumlah Presentase (%) Keterangan IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 5-6 49 61,25 6,1-8 6 7,5 8,1-10 14 17,5 Umur 10-11 11 13,75 80 100 Total Dari table diatas, presentase distribusi umur paling bnayak adalah pasien dengan rentang usia 5-6 tahun dengan presentase sebesar 61,25%. b. Distribusi presentase penggunaan bentuk sediaan obat Tabel 4.2 Distribusi hasil presentase penggunaan bentuk sediaan obat Keterangan Jenis bentuk Jumlah Presentase (%) sediaan Sirup 64 80 Tablet 7 8,75 Tetes mata 1 1,25 Inhaler 5 6,25 Bentuk sediaan obat Injeksi 2 2,5 Cream 1 1,25 80 100 Total Tabel diatas menunjukkan presentase distribusi penggunaan sediaan obat berupa sirup paling banyak yaitu sebesar 80%. III. Hasil Analisa Data 1. Kajian Admisintratif Tabel 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian administratif Frekuensi jumlah Persentase Kajian Administratif kejadian (%) (sampel : 80 resep) Tidak ada nama pasien 0 0 Tidak ada umur pasien 0 0 Tidak ada BB pasien 80 100 Tidak ada alamat pasien 0 0 Tidak ada nama dokter 0 0 Parameter BB pasien (100%) merupakan kejadian prescribing error terbesar pada tahap kajian aministratif. Parameter nama pasien, umur pasien, alamat pasien dan nama dokter tidak ditemukan kesalahan (Tabel 4.3. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Gambar 4.2 Distribusi hasil identifikasi kajian administrative Kesalahan peresepan akibat tidak ada nama pasien merupakan kelompok potensi resiko tinggi yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan karena dapat mengakibatkan bertukarnya obat (Gunadi, 2015). Pada penelitian tidak ditemukan prescribing error pada pencantuman nama pasien (0%). Berat badan merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan dalam perhitungan dosis, khususnya dosis anak (Mamarimbing et al., 2012). Anak-anak merupakan kelompok pasien yang beresiko terhadap penggunaan obat-obatan, apabila terjadi medication error (kajian administratif, kajian farmasetik dan kajian pertimbangan klinis). Hasil dari identifikasi resep di Poli Anak rawat jalan RS X Ambarawa ditemukan medication error pada parameter BB sebesar 100%. Hal ini dapat menjadi faktor penyebab medication error dosis pada bayi dan anak. Sehingga intervensi untuk mengurangi risiko kesalahan perhitungan dosis sangat dibutuhkan (Conroy, 2007). Tidak ada umur pasien didalam peresepan dapat menyebabkan kesalahan didalam mempertimbangkan dosis (Susanti, 2013). Perkiraan berat berdasarkan usia dan perkiraan berbasis usia mengungguli perkiraan matematis "standar emas" yang diterima saat ini diterapkan pada anakanak sampai usia 11 tahun (sekitar 35 kg). Perkiraan berbasis durasi secara statistik lebih unggul, namun keterbatasan fisik dan kendala teknis yang ditimbulkan saat mengukur secara akurat lebih digunakan penggunaan usia anak-anak untuk memberikan perkiraan berat badan mereka (Emerg Med J. 2009).Hasil dari identifikasi resep di Poli Anak rawat jalan RS X Ambarawa ditemukan medication error pada parameter umur pasien sebesar 0%. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Pencantuman alamat diperlukan karena dalam proses pelayanan peresepan sebagai pembeda ketika ditemukan nama pasien yang sama agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Keadaan darurat (misalnya salah obat) juga memerlukan informasi alamat pasien, dimana pasien dapat langsung dihubungi oleh pihak IFRS (Perwitasari, 2009). Identifikasi sampel resep di Poli anak RS X Ambarawa tidak ditemukan prescribing error pada alamat pasien (0%). Nama dokter sangat penting dalam penulisan resep, agar ketika petugas atau apoteker melakukan skrining resep kemudian terjadi kesalahan mengenai kesesuaian farmasetik, dokter penulis resep tersebut bisa langsung dihubungi untuk melakukan pemeriksaan kembali resep yang sudah dituliskannya. Hasil identifikasi di Poli anak RS X Ambarawa tidak ditemukan prescribing error pada nama dokter (0%). 2. Kajian Farmasetik Tabel 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian farmasetik Frekuensi jumlah Persentase Kajian Farmasetik kejadian (%) (sampel : 80 resep) Ketidaksesuaian bentuk 0 0 sediaan obat Kesesuaian stabilitas 0 0 obat Berdasarkan tabel 4.4 tentang menunjukkan prescribing error baik dari bentuk maupun stabilitas sediaan obat tidak mengalami kesalahan (0%). Gambar 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian farmasetik IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Penulisan bentuk sediaan jika tidak dituliskan akan merugikan pasien. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan, bentuk sediaan yang akan digunakan dan efek samping yang mungkin terjadi (Aslam dkk., 2003). Pada identifikasi resep yang diteliti, bentuk sediaan yang paling baik digunakan umumnya adalah sirup sebesar 80%, tablet 8,75%, dan inhaler sebesar 6,25%. Produk obat yang sudah didistribusikan kepada konsumen memenuhi standar mutu QC dan QA produk obat dari suatu pabrik, sehingga obat yang diberikan kepada pasien dapat dikatakan stabil dalam sediaan obat. Dalam peresepan ada yang mendapat sediaan sirup kering, biasanya diresepkan hanya untuk7-12 hari saja. Setalah dilakukan pelarutan, obat sediaan bentuk ini akan stabil hnaya pada 7-12 hari saja. Hasil identifikasi pada 80 resep pasien tidak terjadi prescribing error (0%). 3. Kajian Pertimbangan Klinis Tabel 4.5 Distribusi hasil identifikasi kajian pertimbangan klinis Frekuensi jumlah Kajian pertimbangan Persentase kejadian klinis (%) (sampel : 80 resep) Duplikasi 0 0 Tidak ada aturan waktu 2 2,5 minum obat Tidak ada pemberian 0 0 dosis obat Pada tahap kajian pertimbangan klinis, parameter duplikasi dan pemberian dosis obat masing masing 0% atau tidak terdapat prescribing error (0%). Kejadian prescribing error pada parameter aturan waktu minum obat adalah 2,5%. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Gambar 4.4 Distribusi hasil identifikasi kajian pertimbangan klinis Penelitian yang dilakukan dengan mengidentifikasi 80 resep didapat presentase 0% (tidak ada kesalahan). Duplikasi adalah pemberian lebih dari satu regimen obat tunggal/beberapa regimen yang berbeda denan efek terapetik yang sama dalam satu resep. Dimana pada evaluasi resep sampel yang didapat, tidak ditemukan adaya duplikasi pemberian obat dalam resep. Makin banyak jumlah obat yang digunakan maka akan semakin besar pula terjadinya DRPs pada pasien (Viktil dkk., 2006). Penggunaan obat dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan meningkatnya resiko pengobatan tidak tepat (interaksi obat dan duplikasi terapi), ketidakpatuhan dan efek samping obat (Hajjar, Hanlon dan Cafiero, 2007). Penelitian yang dilakukan dengan mengidentifikasi 80 resep didapat prescribing error sebesar 2,5%. Aturan waktu minum obat diperlukan untuk menghindari efek samping obat yag tidak diinginkan, seperti kekurangan dosis obat (misalnya resisten pada antibiotik) dan kelebihan dosis obat. Pemberian dosis yang berlebih akan mengakibatkan hepatotoksik, iritasi system pencernaan, dan timbul beberapa efek samping lainnya. Bukan hanya dosis berlebih saja yang akan merugikan pasien. Pemberian dosis yang kurang juga akan mengakibatkan tidak tercapainya sasaran terapi sehingga memperlama kesembuhan pasien. Dosis atau takaran suatu obatadalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seseorang penderita untuk obat dalam maupun obat luar (Syamsuni, 2006). Oleh karena itu, dosis merupakan bagian yang sangat penting dalam resep. Menentukan dosis obat yang benar untuk pasien tertentu sangat penting untuk khasiat obat yang tepat dan juga membantu dalam mengurangi efek obat yang tidak diinginkan, dengan beberapa metode untuk merancang rejimen dosis (Ankith, K et al., 2013). Hasil identifikasi pada 80 resep pasien terjadi prescribing error sebesar 0%. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap peresepan (prescribing) rawat jalan di poli anak Rumah Sskit X di Ambarawa pada bulan Oktober–Desember 2016 yang tertinggi berturut-turut adalah pada parameter BB pasien (100%) dan aturan waktu minum obat (2,5%). 2. Hasil identifikasi presentase kejadian kesalahan pengobatan pada tahap peresepan (prescribing) rawat jalan di Poli anak Rumah Sskit X di Ambarawa pada bulan Oktober–Desember 2016 menunjukkan bahwa : a. Kajian administratif Nama pasien (0%) Umur pasien (0%) BB pasien (100%) IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Alamat pasien (0%) Nama dokter (0%) b. Kajian farmasetik Bentuk sediaan (0%) Stabilitas obat (0%) c. Pertimbangan klinis Duplikasi (0%) Aturan waktu minum obat (2,5%) Penggunaan dosis obat (2,5%) E. UCAPAN TERIMAKASIH Seluruh civitas akademika UNIVERSITAS Ngudi Waluyo Ungaran, Richa Yuswantina,S.Farm.,Apt.,M.Si selaku ketua Program Studi Farmasi dan selaku pembimbing utama, Fania Putri L.,S.Farm.,Apt.,M.Si selaku pembimbing pendamping dan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. F. SARAN Perlu ditambahakan parameter BB pasien pada kelengkapan administratif resep untuk menentukan kebutuhan dosis pasien anak di Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa. DAFTAR PUSTAKA 1. Ankith Kumar Reddy B*, Subhashis Debnath, M. Niranjan Babu. 2013. A Review On Dosage Regimen. Indian Journal of Pharmaceutical Science & Research. Tersedia di : www.ijpsrjournal.com 2. Aslam, M., Chik, K. W., Adji, P. 2003. Farmasi Klinis. PT Elex Media Komputindo, Jakarta 3. Aronson JK. 2009. Medication errors : definitions and classification. Br J Clin 4. Conroy S1, Sweis D, Planner C, Yeung V, Collier J, Haines L, Wong IC. 2007. Interventions to reduce dosing errors in children: a systematic review of the literature. 30(12):1111-25. 5. Daniel R. Neuspiel1,2 and Melissa M. Taylor1. 2013. Reducing the Risk of Harm From Medication Errors in Children. Health Services Insights. 6 47– 59. 6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI,Jakarta 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014. Tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014. Tentang Standar IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016 Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 9. Emerg Med J. 2009. Can age-based estimates of weight be safely used when resuscitating children? . Jan;26(1):43-7. doi: 10.1136/emj.2008.061119. 10. Hajjar, ER, Cafiero, AC, Hanlon, JT 2007, ‘Polypharmacy in Elderly Patients’, The American Journal of Geriatric Pharmacotherapy, 5(4), pp. 345351 11. Mamarimbing, M., Fatimawali, Bodhi, W. 2012. Evaluasi Kelngkapan Resep dari Dokter Spesialis Anak padaTiga Apotek di Kota Manado. Journal of Pharmachon, 1(2) ; 45-51. 12. NCCMERP. 2016. Medication errors. Diunduh 06 maret 2017. Tersedia dari: http://www.nccmerp.org/about-medication-errors. 13. Notoatmodjo, S., 2012. Pengolahan dan Analisa Data. Dalam: Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 14. Perwitasari DA, Abror J, Wahyuningsih I. 2010. Medication errors in outpatients of a goverment hospital in Yogyakarta Indonesia, 1(1), 8–10. 15. Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC, Jakarta. 16. Vadas, E.B. 2010. Stability of Pharmaceutical Products. The Science and Pactice of Pharmacy vol. 1 : 988-989. 17. Viktil, KK, Blix, HS, Moger, TA, Reikvarn, A 2006. ‘Polypharmacy as Commonly Defined is an Indicator of Limited Value in the Assessment of Drug-Related Problems’, British Journal of Clinical Pharmacology, (63)2, pp. 187-192. IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER– DESEMBER 2016