UlasanEkonomiHarian

advertisement
UlasanEkonomiHarian
Kamis, 16 Maret 2017
Lana Soelistianingsih, Ekonom/Kepala Riset
(021) 2854 8828
l a [email protected]
Kilas Pasar
Indeks futures bursa Asia terlihat
mixed, indikasi indeks Asia akan
bergerak bervariasi hari ini dengan
kecenderungan
naik
karena
sentimen positif penguatan indeks
di bursa global semalam ditambah
dengan harga minyak mentah yang
pagi ini dibuka naik. Rupiah
kemungkinan menguat dengan
sentimen neraca perdagangan yang
surplus, menuju kisaran antara
Rp.13.350 s.d Rp.13.360 per USD.
Di tengah isu Fed naikkan suku bunga, beberapa mata uang Asia termasuk
rupiah ditutup menguat terhadap USDolar. Nilai tukar rupiah menguat 6 poin
menjadi Rp.13.363,5 per USD (kurs tengah Bloomberg). Sedangkan indeks di
bursa Asia ditutup bervariasi dan indeks di bursa Indonesia (IHSG) ditutup
stagnan. IHSG naik 0,8 poin menjadi 5.432,38 (2,56% ytd). Indeks global utama
kompak naik semalam. Indeks Dow naik 112,73 poin menjadi 20950,1 (6% ytd).
Prediksi hari ini
Kemungkinan indeks di bursa Asia ditutup bervariasi, terlihat dari indeks
futuresnya yang mixed namun dengan kecenderungan menguat mengikuti
sentimen penguatan indeks di bursa global semalam ditambah dengan harga
minyak mentah yang pagi ini dibuka naik. Untuk jenis WTI menjadi US$49,13
prbl dan jenis Brent menjadi US$51,81 pbrl. Pagi ini mata uang Asia utama
dibuka melemah teerhadap USDolar, namun rupiah berpotensi menguat
dengan sentimen neraca perdagangan yang surplus . Rupiah berpotensi
menguat menuju kisaran Rp.13.350 s.d Rp.13.360 per USD.
Isu Ekonomi:
BPS umumkan neraca perdagangan
Februari 2017 surplus sebesar
US$1,3 miliar, dibawah surplus
Januari 2017 sebesar US$1,4 miliar
karena nilai ekspor yang lebih besar
dibandingkan impor. Kinerja ekspor
masih terbantu dengan naiknya
harga ekspor sedangkan volume
masih turun. Di sisi impor, volume
impor naik karena impor migas dan
khususnya
minyak
mentah.
Sedangkan harga impor turun.
Namun 3 bulan menjelang bulan
puasa-lebaran yang jatuh pada
bulan Mei, impor barang konsumsi
dan bahan baku/penolong masih
turun secara bulanan.
Sesuai ekspektasi, the Fed naikkan
suku bunganya 25 bps menjadi
0,75%-1% pada pertemuan 14-15
Maret
kemarin
dengan
pertimbangan pasar tenaga kerja
yang menguat dan ekonomi yang
tumbuh moderat. Kemungkinan the
Fed masih akan naikkan 2 kali lagi di
tahun 2017 ini. The Fed meyakini
ekonomi AS menguat dan tahan
gejolak.
Februari 2017: Neraca perdagangan surplus US$1,3 miliar. Badan Pusat
Statistik (BPS) mengumumkan kemarin, neraca perdagangan Februari 2017
tercatat surplus sebesar US$1,3 miliar, dibawah surplus Januari 2017 sebesar
US$1,43 miliar. Surplus tersebut nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan
nilai impor. Secara bulanan, kinerja ekspor turun 6,17% mom walaupun naik
11,2% yoy. Penurunan terjadi untuk ekspor migas (minus 5,78% mom) dan
ekspor non migas (minus 6,21% mom). Penurunan lebih karena volume
ekspor yang turun 14,8% mom terutama dari ekspor non migas (minus 15,6%
mom), sedangkan harga ekspor naik 10,1% mom. Di sisi impor menunjukkan
impor migas naik tajam hingga 32,7% mom karena naiknya impor minyak
mentah (141,6% mom), sedangkan impor non migas turun minus 12,9% mom.
Kinerja ini karena volume impor yang naik sementara harga impor turun.
Impor barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal turun
secara bulanan. Tampaknya permintaan dalam negeri belum membaik,
padahal biasanya 3 bulan menjelang bulan puasa-lebaran yang jatuh pada
bulan Mei 2017, impor barang konsumsi dan bahan baku/penolong meningkat.
The Fed naikkan suku bunga menjadi 1%. Pertemuan the Fed pada 14-15
Maret 2017 memutuskan menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps menjadi
0,75%-1% sesuai dengan ekspektasi para analis dengan mempertimbangkan
penguatan di pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi yang moderat.
Konsensus memperkirakan the Fed masih akan menaikka n 2 kali lagi di tahun
ini sehingga menjadi 1,25%-1,5% hingga akhir tahun 2017. Gubernur the Fed
dalam pernyataan persnya menekankan kenaikan suku bunga the Fed ini
bukan menunjukkan kekawatiran the Fed terha dap inflasi yang lebih cepat dari
perkiraan. Bahkan Yellen menekankan the Fed akan mentolerir kenaikan inflasi
yang temporer diatas target the Fed 2%. The Fed meyakini adanya keyakinan
terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) yang menguat dan tahan gejolak.
The Fed perkirakan ekonomi AS 2017 ini akan tumbuh 2,1%, dengan tingkat
pengangguran 4,5%, dan angka inflasi (personal consumer expenditure) 1,9%.
This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to
others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommenda tion
contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been
obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights
reserved by PT Samuel AsetManajemen.
Hal. 1 dari 1
Download