Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 PENGARUH PENGAWASAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA MEDAN Salman Farisi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara e-mail : [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of supervision of the work performance of employees at the office of Housing and the city of Medan, to determine the effect of communication on work performance of employees at the office of Housing and the city of Medan, to determine the effect of supervision and communication simultaneously on job performance of employees at Department of Housing and Settlement of Medan. The population in this study are all permanent employees Department of Housing and Settlement of Medan which amounted to 79 people. The sample in this study amounted to 79 people. Data collection techniques that writers use in this study is a list of statements (questioner). Data analysis technique used in this study Classical Assumption Test, Regression Test, t Test, F and coefficient of determination. Based on the results of research partially known no effect on achievement monitoring significant work at the Department of Housing and the city of Medan. Likewise, there is the effect that the partial communication of the achievements of the significant work at the Department of Housing and the city of Medan. From the test results it is concluded that simultaneous surveillance and communications have a significant effect on job performance. Keywords: Control, Communications, and job performance PENDAHULUAN Didalam perusahaan terdapat hal yang tidak bisa dipisahkan oleh perusahaan itu sendiri, yaitu pegawai memegang peranan penting dalam menjalankan semua kegiatan yang ada didalam perusahaan. Pentingnya peran pegawai bagi kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan adalah untuk melakukan, menjalankan, serta melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab yang dia pegang. Karena pegawai harus mampu memberikan kontribusi terhadap perusahaan tempat dia bekerja. Agar semua yang mereka kerjakan bisa mendapatkan hasil yang maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas dan efesiensi waktu kinerja yang baik, dan kinerja guru yang baik juga berpengaruh pada prestasi kerja pegawai. Prestasi kerja memainkan peranan penting bagi peningkatan kemajuan atau perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian pada hakekatnya prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang atau tanggung jawabnya masing-masing dalam rangkai mencapai tujuan organisasi. Menurut Sutrisno (2012, hal. 150) menyatakan prestasi kerja itu sebagai hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu. Pada umumnya prestasi kerja seseorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,pengalaman dan kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan.Menurut Badriyah (2015) Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Menurut Rao (1992) prestasi kerja adalah sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara yang di inginkan oleh para atasan mereka. Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan juga komunikasi antara pemimpin dan bawahannya. SePengaruh dengan hal tersebut, maka setiap perusahaan harus dapat menopang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.Komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima, dan informasi itu di pahami oleh penerima. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berPengaruh dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. berPengaruh satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. 147 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 LANDASAN TEORI Prestasi Kerja Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda, yang saling tergantung satu dengan lainnya, yang berusaha untuk mewujudkan kepentingan bersama mereka dengan memanfaatkan sumber daya. Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin di wujudkan oleh organisasi adalah mencari keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan pegawai-pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Menurut Badriyah (2015) Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seorang pegawai menurut Byar dan Rue dalam Edy Sutrisno (2012) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu: 1) Faktor individu yang dimaksud adalah : a) Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas. b) Abbilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas. c) Role/Task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 2) Faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah: Kondisi fisik, Peralatan, Waktu, Material, Pendidikan, Supervisi, Desain Organisasi, Pelatihan dan Keberuntungan. Pengawasan Pengawasan merupakan suatu usaha untuk menjaga suatu tindakan sesuai dengan yang seharusnya dilakukan. Dalam pelaksanaannya pengawasan merupakan suatu proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi/perusahaan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Handoko (2012) bahwa Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin tujuan-tujuan organisasi dan manajeman tercapai. Ini berkenan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.Menurut Yuniarsih (2013) menyatakan "pengawasan adalah suatu proses untuk mengukur kesesuaian dan kelancaran pelaksanaan kegiatan, serta ketercapaian hasil berdasarkan rencana yang sudah ditetapkan".Adapun Handoko (2012) telah mengemukakan prosedur untuk penetapan sistem pengawasan. Pendekatannya terdiri atas lima langkah dasar yang dapat diterapkan untuk semua tipe kegiatan pengawasan yaitu : merumuskan hasil yang diinginkan, menetapkan petunjuk, menetapkan standar penunjuk dan hasil, mentapkan jaringan informasi dan umpan balik, menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Dari beberapa menurut ahli diatas tentang pengawasan seperti yang telah dijelaskan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu proses untuk mengetahui, mengoreksi, mengevaluasi serta mengarahkan kegiatan-kegiatan agar rencana yang telah ditetapkan tidak menyimpang dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Jadi pengawasan dapat dianggap juga sebagai suatu kegiatan untuk mengoreksi adanya penyimpangan atau kekeliruan, karena pengawasan sangat perlu dilakukan. Kekeliruan tersebut yaitu berupa anggapan bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesalahan dan kelemahan pegawai. Dan apabila terjadi suatu penyimpangan ataupun kesalahan maka dengan segera dapat diketahui penyebabnya lalu dilakukanlah perbaikan agar pegawai tersebut tidak melakukan kesalahan lagi. Pengawasan didalam suatu perusahaan merupakan salah satu faktor penting, karena dengan adanya pengawasan, maka perusahaan dapat mencapai tujuan. Pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi. Menurut Handoko (2012) yaitu: 1) Perubahan lingkungan organisasi 2) Peningkatan kompleksitas organisasi 3) Kesalahan-kesalahan 4) Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang 148 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Komunikasi Komunikasi merupakan peralatan (tool) manajemen yang dirancang untuk mencapai tujuan dan tidak dinilai atas dasar hasil akhir dalam komunikasi itu sendiri. Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Menurut Handoko (2012) Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterprestasikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiver atau komunikan. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pada Pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan yang berjumlah 79 Pegawai. Jumlah sampel sebagai Responden adalah 79 Pegawai. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (Questioner) dan wawancara (interview). Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Asumsi Klasik, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Hipotesis memerlukan uji asumsi klasik, karena model analisis yang dipakai adalah regresi linier berganda (Juliandi, 2013) Gambar 1. PP Plot Uji Normalitas Berdasarkan Gambar 1 di atas, hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan gambar PP Plot terlihat titik-titik data untuk variabel pengawasan,komunikasi dan prestasi kerja yang menyebar berhimpit berada di sekitar garis diagonal sehingga data telah berdistribusi secara normal. Oleh karena itu, berdasarkan uji normalitas, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengkuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (Juliandi, 2013, hal. 174) Untuk menguatkan hasil pengujian, dilakukan juga uji kolmogrof smirnov test seperti yang tertera di tabel 4.10 dibawah : 149 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 1. Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PENGAWASA N KOMUNIKASI N Normal Parametersa 79 26.1013 3.54312 .116 .116 -.084 1.028 .241 79 25.8734 3.71886 .107 .107 -.091 .948 .330 PRESTASI KERJA 79 28.1013 2.99827 .094 .083 -.094 .837 .486 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 16.0 Berdasarkan Tabel 1 hasil uji normalitas data mengunakan uji kolmogrov-smirnov terlihat semua variabel memiliki nilai sig > 0.05 sehingga dapat disimpulkan data tersebut normal. b. Uji Multikolinearitas Digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat diantara variabel independen. Apabila terdapat korelasi antar variabel bebas, maka terjadi multikolinearitas, demikian juga sebaliknya. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflasi Factor) antar variabel independen dan nilai tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10. Tabel 2. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF .818 1.222 (Constant) PENGAWASAN KOMUNIKASI .818 1.222 a. Dependent Variable: PRESTASI KERJA Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa angka Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 antara lain adalah Pengawasan dan komunikasi sebesar 1,222 < 10 maka model dikatakan terbebas dari multikolinieritas, koefisien korelasi dari variabel pengawasan 0,818 dan komunikasi 0,818 maka terjadi asumsi korelasi yang sangat kuat antar variabel bebas sehingga terjadi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas sebaliknya jika varian berbeda maka disebut heterokedastisitas. Ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melalui grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas adalah : 1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas. 150 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik - titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar 2 di atas, gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Gambar 4.2 di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol. Dari hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini bersifat homoskedastisitas. 2. Model Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 3 tersebut diperoleh regresi linier berganda sebagai berikut : Tabel 3. Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error (Constant) 10.199 2.011 PENGAWASAN .525 .073 KOMUNIKASI a. Dependent Variable: PRESTASI KERJA Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 16.0 .162 .070 1 Y= 10.199 + 0.525 + 0.162 Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda adalah: a. Jika segala sesuatu pada konstanta dianggap nol maka nilai prestasi kerja adalah sebesar 10.199 b. Jika terjadi peningkatan pengawasan sebesar 100%, maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 52,5%. c. Jika terjadi peningkatan komunikasi sebesar 100%, maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 16,2% 3. Pengujian Hipotesis a. Uji Secara Parsial (Uji t) Menurut Ghozali (2011:98) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas /independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Menurut Ghozali (2011), uji t dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan t tabel dengan ketentuan 151 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 4. Hasil Uji t Statistik Coefficientsa 1 Model t hitung (Constant) 5.071 PENGAWASAN 7.152 1.664 .000 2.320 1.664 .023 KOMUNIKASI a. Dependent Variable: PRESTASI KERJA Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 16.0 t tabel Sig. .000 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa: Pengaruh pengawasan terhadap prestasi kerja Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan: Terima H0 (tolak H1), apabila t hitung < ttabel atau Sig > a 5%. Tolak H0 (terima H1), apabila t hitung >t tabel atau Sig < a 5 % thitung sebesar 7,152 sedangkan ttabel sebesar 1,991 dan signifikan sebesar 0,000, sehingga thitung 7,152 > ttabel 1,991 dan signifikan 0,000 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan pengawasan berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja pegawai sudah tepat dan dapat digunakan. 2) Pengaruh komunikasi terhadap prestasi kerja Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan: Terima H0 (tolak H2), apabila t hitung < ttabel atau Sig > a 5%. Tolak H0 (terima H2), apabila t hitung >t tabel atau Sig < a 5 % thitung sebesar 2,320 sedangkan ttabel sebesar 1,991 dan signifikan sebesar 0,023, sehingga thitung 2,320 > ttabel 1,991 dan signifikan 0,023 < 0,05, maka H2 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan komunikasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai sudah tepat dan dapat digunakan. 1) b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Tabel 5. Uji F_statistik ANOVAb Model 1 F Regression 43.181 Sig. .000a Residual Total a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, PENGAWASAN b. Dependent Variable: PRESTASI KERJA Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 16.0 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 43.181 sedangkan Ftabel sebesar 2,72 yang dapat dilihat pada α = 0,05. Probabilitas siginifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka model regresi dapat dikatakan bahwa semakin komunikasi dan pengawasan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja dapat di terima dan digunakan. c. Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Dari pengolahan data angket dengan menggunakan alat bantu aplikasi Software SPSS 16.0 for Windows maka diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini 152 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 Tabel 6. Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 .729a .532 .520 a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, PENGAWASAN b. Dependent Variable: PRESTASI KERJA Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 16.0 Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa angka R Square 0,532 yang dapat disebut koefisien determinasi. Hal tersebut bahwa 53,2 % tingkat pengawasan dan komunikasi yang dilakukan pegawai dinas perumahan dan permukiman Kota Medan mampu mempengaruhi prestasi kerja. Sisanya, sebesar 46,8% prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor lain selain pengawasan dan komunikasi. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota Medan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengawasan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Semakin bertambah pengawasan semakin bertambah prestasi kerja pegawai pada dinas perumahan dan permukiman Kota Medan. ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra Fatria (2008) bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Mangkunegara (2013) menyatakan prestasi kerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Bertambahnya prestasi kerja itu tercipta dari sudut pandang pengawasan yang dilakukan atasan. Tingkat prestasi kerja mereka peroleh didasarkan pada harapan dengan keadaan yang mereka terima. 2. Pengaruh Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Kota Medan. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Hal ini berarti jika semakin bertambahnya komunikasi maka semakin meningkat prestasi kerja yang diterima dinas perumahan dan permukiman Kota Medan. Menurut Mangkunegara (2013) mengemukakan bahwa komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain. Prestasi kerja dapat tercapai dan berhasil jika komunikasi pegawai dengan atasan berjalan dengan baik. Penelitian terdahulu yang dilakukan Rebecca Helga (2005) bahwa ada pengaruh yang signifikan anatara komunikasi dengan prestasi kerja pegawai, hal ini berarti semakin baik dan lancar komunikasi yang ada di perusahaan berdampak pada semakin tinggi prestasi kerja pegawai tersebut. 3. Pengaruh Pengawasan Dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya pengawasan dan komunikasi secara simultan maka semakin meningkatkan prestasi kerja. Prestasi kerja di dinas perumahan dan permukiman kota medan berasal dari pengawasan yang baik dilakukan oleh atasan dan komunikasi yang baik terhadap atasan kepada para pwgawai dinas perumahan dan permukiman Kota Medan.Penelitian terdahulu yang dilakukan Herawati Saragih (2008) menyimpulkan bahwa pengawasan dan komunikasi secara bersama-sama mempunya pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh variabel Pengawasan terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. 2. Hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh variabel komunikasi terhadap prestasi kerja pegawai secara signifikan pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. 3. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh pengawasan dan komunikasi secara bersama-sama secara signifikan pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Hal ini berarti apabila pengawasan dan komunikasi berjalan dengan sesuai dengan prosedur perusahaan, maka prestasi kerja pegawai akan semakin meningkat. 153 Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016 DAFTAR PUSTAKA Juliandi, Azuar (2013) Metodeologi Penelitian Kuantitatif, Bandung : Citapustaka Media Perintis. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Sutrisno, Edy (2012) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana Prenadia Media Group. Handoko, (2012) Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA. Sugiyono (2010) Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta Sugiyono (2008) Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta Yuniarsih, Tjutju (2013) Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu penelitian. Bandung : Alfabeta Suwatno (2013) Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu penelitian. Bandung : Alfabeta Purwanto, Djoko (2003) Komunikasi Bisnis, Jakata : Erlangga Badriyah, Mila (2015) Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Pustaka 154