ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA RINGAN DI POLI KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN RSUD dr. SOEKARDJO
TASIKMALAYA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya Kebidanan
Oleh :
JAMILAH SOPARIAH
NIM 13DB277021
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2016
i
Judul
: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya
Penyusun
: Jamilah Sopariah
NIM
: 13DB277021
PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui
untuk mengikuti Sidang Laporan Tugas Akhir
pada Program Studi D III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Oleh:
Pembimbing I
Rosidah Solihah, SST.
Ciamis,
Juni 2016
Ciamis,
Juni 2016
NIK. 0432778609056
Pembimbing II
Asep Gunawan, S.Kep., Ners., M.Pd.
NIK. 0432777699015
Mengetahui,
Ketua Program Studi D – III Kebidanan,
Heni Heryani, SST., M.KM.
NIK. 0432778104030
ii
Judul
: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya
Penyusun
: Jamilah Sopariah
NIM
: 13DB277021
PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dan diperbaiki
sesuai dengan masukan Dewan Penguji
Pada tanggal ………………..
Mengesahkan,
Penguji I,
Penguji II,
Sri Wulan R.D, SST., M.H.Kes.
Rosidah Solihah, SST.
NIK : 0432778507043
NIK. 0432778609056
Mengetahui,
Ketua
Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis,
Program Studi D III Kebidanan,
H Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes.
Heni Heryani, SST., M.KM.
NIK. 0432777295008
NIK. 0432778104030
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya” sepenuhnya karya saya sendiri.
Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan
saya tidak melakukan pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan
institusi Prodi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini.
Ciamis, Juni 2016
Yang Membuat Pernyataan,
Jamilah Sopariah
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, shalawat serta
salam teruntuk Nabi Muhammad Saw, pendidik terbaik umat manusia yang
menjadi panutan bagi kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
Anemia Ringan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya”. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis berusaha kerjakan
dengan penuh rasa cinta dan tanggung jawab. Oleh karena itu penulis berharap
dengan terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini dapat menimbulkan suatu
manfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga kepada para pembaca dengan
memaklumi atas segala kekurangan yang ada.
Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tak lepas dari peran berbagai
pihak dengan segala dukungan, bimbingan dan pengarahan baik moril maupun
materil yang penulis jadikan sebagai motivator. Untuk itu ingin rasanya penulis
menyampaikan banyak terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. H. Dzulkarnaen, S.H., M.H, selaku ketua Badan Pengurus Harian
Muhammadiyah Ciamis,
2. H Dedi Supriadi, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.M,,Kes. selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis,
3. Heni Heryani,SST.,M.KM, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan,
4. Rosidah Solihah,SST selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
5. Asep Gunawan,S.Kep., Ners.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
6. H. Yayat Suryat,S.Ag., selaku pembimbing AIK dan Kemuhammadiyahan
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
7. Direktur RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya, yang telah memberikan ijin
untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
v
8. Bidan
Siti
Fatimah,S.ST
selaku
pembimbing
lahan
yang
telah
memberikan arahan dan bimbingan,
9. Bidan – bidan di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSUD dr.
Soekardjo Tasikmalaya, yang telah membantu penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini,
10. Seluruh staf dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah membantu
dalam penyusunan laporan Laporan Tugas Akhir ini,
11. Ny. W beserta keluarga atas kerjasamanya yang begitu tulus selama
penulis melakukan asuhan kebidanan,
12. Ibu dan bapak terkasih yang telah memberikan motivasi, dukungan, doa
yang tak henti,
13. Kakak – kakak tersayang, yang telah memberi inspirasi, dan semangat
setiap harinya.
14. Rekan ASPI 9 yang telah bersama – sama saling menguatkan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir, terima kasih atas kerjasamanya.
15. Rekan mahasiswa DIII Kebidanan angkatan X, terima kasih atas
kerjasamanya.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini tidak hanya menambah
pengetahuan,
tetapi
dapat
menjadikan
inisiatif
dan
merangsang
kreativitas dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam ilmu kebidanan.
Penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya
apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Semoga apa yang dicita – citakan kita bersama di kabulkan Alloh Swt,
amin.
Tasikmalaya, Juni 2016
Penyusun
vi
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI POLI
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA
Jamilah Sopariah2 Rosidah Solihah3 Asep Gunawan4
INTISARI
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%.
Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada
perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi
pada trimester II (Sarwono P, 2010). Gejala anemia pada kehamilan dapat
berupa kepala pusing, palvitasi, berkunang – kunang, perubahan jaringan epitel
kuku, gangguan system neurumuskular, lesu, lemah , lelah, disphagia dan
pembesaran kelenjar limfa. (Rukiyah, Y. dkk 2013) Dampak anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau prematur),
gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, dan perdarahan atonis)
gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan
stress, kurang produksi ASI) dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, BBLR, kematian perinatal). (Rukiyah, Y. dkk 2013)
Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh
pengalaman nyata dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia ringan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7
langkah varney. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan ini
dilakukan selama 4 kali kunjungan di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapat gambaran dan
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia ringan. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan anemia ringan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
dilaksanakan cukup baik. Pengkajian data dasar, interpretasi data, diagnosa
potensial, identifikasi dan kebutuhan segera, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terdapat kesesuaian dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kewenangan bidan dengan praktek yang dilakukan.
Kata Kunci
: Asuhan Kebidanan, Ibu Hamil, Anemia Ringan
Kepustakaan
: 14 buku, 3 jurnal dan 5 website (2004 – 2015)
Halaman
: i-x, 55 halaman, 11 lampiran
1
Judul Penulisan Ilmiah, 2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis,
3
Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis, 4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
INTISARI ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan ............................................................................................... 5
1.4 Manfaat ............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan ......................................................................................... 6
2.2 Anemia .............................................................................................. 26
2.3 Anemia pada Kehamilan ................................................................... 29
2.4 Wewenang Bidan .............................................................................. 35
2.5 Kajian AIK dan Kemuhammadiyahan .............................................. 37
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Metode Pengkajian ........................................................................... 40
3.2 Tempat dan Waktu Pengkajian ........................................................ 40
3.3 Subjek yang Dikaji ............................................................................ 40
3.4 Jenis Data yang digunakan .............................................................. 40
3.5 Instrumen Pengkajian ....................................................................... 41
3.6 Tinjauan Kasus ................................................................................. 43
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian Data Dasar ..................................................................... 49
4.2 Interpretasi Data................................................................................ 49
viii
4.3 Diagnosa Potensial ........................................................................... 50
4.4 Antisipasi ........................................................................................... 51
4.5 Perencanaan ..................................................................................... 51
4.6 Penatalaksanaan .............................................................................. 52
4.7 Evaluasi ............................................................................................. 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................... 54
5.2 Saran ................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Daftar tabel 2.1 Perubahan TFU dalam Kehamilan ........................................... 9
Daftar tabel 2.3.4 Penanganan Anemia dalam Kehamilan Menurut Tingkat
Pelayanan ........................................................................................................... 34
x
LEMBAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Pengkajian Asuhan Kebidanan Pemeriksaan ANC
Lampiran 2 Format Pengkajian Asuhan Kebidanan Pemeriksaan Haemoglobin
Dengan Metode Sahli
Lampiran 3 Lembar Responden
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5 Surat Pemberitahuan Izin Pra penelitian dari Dinas Perhubungan
Kota Tasikmalaya
Lampiran 6 Surat Pemberitahuan Izin Pra penelitian dari Dinas Kesehatan Kota
Tasikmalaya
Lampiran 7 Surat Pemberitahuan Izin Pra penelitian dari RSUD dr. Soekardjo
Tasikmalaya
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing 1 dan 2
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing Al – Islam dan Kemuhammadiyahan
Lampiran 10 Time Schadule Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Lampiran 11 Riwayat Hidup
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunankesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu
pembangunan yang telah memperhitungkan dengan seksama berbagai dampak
positif maupun negatif setiap kegiatan terhadap kesehatan masyarakat. Menurut
Depkes RI tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Di dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi
yang terkait dalam kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal
setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di Indonesia 2 orang ibu
meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas (WHO, 2010).
Menurut hasil survei demografi kesehatan Indonesia angka kematian ibu
(AKI) di jawa barat berjumlah 2280 jiwa dari 100.000 kelahiran hidup.Di kota
Tasikmalaya tahun 2015 berjumlah 20 jiwa dari 10.000 kelahiran hidup. Melihat
dari data tersebut menunjukan penurunan untuk angka kematian ibu tahun 2014.
AKI tahun 2014, 29 jiwa (Dinkes kota Tasikmalaya, 2015).
Di dunia pada tahun 2011, 29 % (496 juta jiwa) wanita usia subur
mengalami anemia, dan wanita hamil 38 % (32,4 juta jiwa) mengalami anemia
pada usia saat hamil 15 – 49 tahun (WHO, 2011). Menurut RISKESDAS (2013)
wanita dengan kadar hemoglobin <11gr/dl di Indonesia sebanyak 37,1%, di Jawa
Barat sebesar 71,5 % sedangkan di kota Tasikmalaya sebesar 58,3% .
Komplikasi pada saat kehamilan, melahirkan, dan paska persalinan,
merupakan penyebab utama kematian ibu. Salah satu komplikasi diantaranya
adalah perdarahan, infeksi dan eklampsi.
Komplikasi – komplikasi tersebut sebagian besar dapat di cegah bila
kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan ante natal yang
teratur dan berkesinambungan juga pertolongan persalinan yang bersih dan
aman. Salah satu caranya adalah meningkatkan pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan ibu serta perinatal di tingkat pelayanan dasar dan
pelayanan rujukan primer (Musbikin, 2010)
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis
(Mandarwati, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 208 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawiharjo, 2010).
Proses kehamilan telah tertulis secara terperinci dalam Al-quran surat AlMu’minun ayat 12 – 14 Q.S. Al- mu'minun : 12-14
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 1214)
Umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang – kadang
tidak sesuai yang di harapkan. Banyak resiko yang rentan dialami ibu selama
kehamilan, sepertiAnemia kehamilan.Sistem penilaian resiko tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil bermasalah selama kehamilan. Oleh karena itu,
program asuhan merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
ibu hamil serta mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Anemia pada ibu hamil diketahui berdampak buruk, baik bagi
kesehatanibu maupun bayinya. Rasmaliah (2014) menyebutkan bahwa anemia
merupakanpenyebab penting yang melatarbelakangi kejadian morbiditas dan
mortalitas,yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu melahirkan atau
nifassebagai akibat komplikasi kehamilan. Selain itu ibu hamil yang menderita
anemiajuga menunjukkan keadaan yang tragis, yaitu terjadinya perdarahan pada
saat melahirkan. Di samping pengaruhnya kepada kematian dan perdarahan,
anemiapada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir
rendahdan peningkatan kematian perinatal.Menurut Mochtar 2007, konsentrasi
hemoglobin pada saat ibu hamil terlihat menurun walaupun sebenarnya lebih
besar dari pada orang yang tidak hamil.
Konsentrasi hemoglobin menurun dari 12 g/dl menjadi 10 g/dl pada umur
kehamilan 32-34 minggu hal ini berkaitan dengan meningkatnya volume plasma
yang dapat mengakibatkan anemia. Selama kehamilan peningkatan volume
darah sebesar 35-40% dari wanita-wanita tidak hamil terutama untuk
peningkatan volume plasma 45-50% dan masa sel-sel darah merah sebesar 1520% pada trimester ketiga.
Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil telah diharapkan mampu menurunkan angka anemia pada ibu hamil
sebagaimana ditegaskan dalam sebuah jurnal yang berjudul “Hubungan Pola
Konsumsi Pangan Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun
2013 oleh Marissa Anggraini, Evawany Y Aritonang, Zulhaida Lubis” dengan
hasil :
Berdasarkan
konsumsi
suplemen
tablet
besi
yaitu
100%
yang
mengkonsumsi suplemen tablet besi (≥90) dengan kadar hemoglobin normal.
Yang suplemen tablet besi kurang (<90) sebesar 23,1% memiliki kadar
hemoglobin normal dan 76,9% anemia dengan suplemen tablet besi kurang
(<90). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ibu hamil masih kurang
mengkonsumsi suplemen tablet besi. Hasil uji chi square menunjukkan nilai
p=0,0001 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi
suplemen tablet besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Dari hasil survei pada tahun 2015 di Kota Tasikmalaya, ditemukan bahwa
kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 570 orang, angka tersebut mengalami
perbaikan dari tahun 2014 sebesar 631 orang. kejadian amenia pada kehamilan
di RSUD dr. Soekardjo pada tahun 2015 sebanyak 320 orang, angka tersebut
mengalami perbaikan dari tahun 2014 sebanyak 357 orang.
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%.
Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada
perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi
pada trimester II (Sarwono P, 2010).
Untuk menegakan diagnosa anemia dapat dilakukan dengan anamnesa.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan kepala pusing, mata berkunang – kunang,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neuromuskular, lesu, lemah ,
lelah, mual muntah dan pembesaran kelenjar limfa. Bila kadar Hb kurang dari
7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikutHb 11 gr% : Tidak anemia, Hb
9-10 gr% : Anemia ringan, Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang dan Hb < 7 gr% :
Anemia berat
Dari hasil kajian data primer pada responden di poliklinik kebidanan dan
kandungan RSUD dr Soekardjo, Tasikmalaya, pada hari selasa, 8 maret 2016 di
dapatkan hasil pemeriksaan, K/U sakit ringan, conjungtiva pucat, kuku jari
tangan pucat, hasil pemeriksaan Haemoglobin dengan metode sahli 10 gr/dl
(anemia ringan). Sementara dari data sekunder yang penulis dapatkan dari
catatan rekam medik dan catatan di poliklinik kandungan dan kebidanan RSUD
dr. Soekardjo, Tasikmalaya di dapatkan kasus anemia pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan pada bulan januari sampai maret sebanyak 55 orang,
dengan 37 orang menderita anemia sedang dan 18 orang menderita anemia
ringan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengkaji, mendalami dan
mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan
di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka penulis merumusan masalah sebagai berikut :
”Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
ringan
di
poliklinik
kebidanan
dan
kandungan
RSUD
dr.
Soekardjo,
Tasikmalaya?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
MelaksanakanAsuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan di
poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD dr. Soekardjo,dengan pendekatan
Manajemen
asuhan
kebidanan
kehamilan
menurut
Helen
Varney
dan
mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian secara lengkap terhadap kasus kehamilan dengan
anemia ringan.
b. Melakukan interpretasi data, masalah, dan kebutuhan ibu hamil dengan
anemia ringan.
c. Merumuskan diagnosa potensial masalah ibu hamil dengan anemia
ringan.
d. Mengidentifikasi tindakan segera kepada ibu hamil dengan anemia
ringan.
e. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
pengkajian ibu hamil dengan anemia ringan.
f.
Melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan ibu hamil
dengan anemia ringan.
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia
ringan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1
Manfaat bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis
Diharapkan Asuhan kebidanan kehamilan ini dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi belajar terhadap materi yang telah diberikan dan dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan serta acuan bagi mahasiswi kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
1.4.2
Manfaat bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam
mempertahankan kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhankebidanan
kehamilan.
1.4.3
Manfaat bagi Penulis
Diharapkan Asuhan kebidanan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi untuk selalu belajar dari teori dan kasus yang terjadi.
1.4.4
Manfaat bagi Ibu dan Keluarga
Diharapkan dapat menjadi bahan pengetahuan bagi ibu hamil,
sehingga dapat mengetahui berbagai hal yang mungkin terjadi pada masa
tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Teori
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan
adalah
merupakan
suatu
proses
merantai
yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal
tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensiintervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008 89). Kehamilan adalah proses
alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi.
Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan
persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik
perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney, 2007).
b. Diagnosis Kehamilan
Menurut
syaifudin
(2006)
berdasarkan
perubahan–perubahan
anatomik dan dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal–hal yang bermakna
pada pemeriksaan fisik maupun penunjang untuk menuju diagnosis
kehamilan.
Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu
kehamilan :
1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui :
1. Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih
panjang dan lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat
saling bersentuhan.
2. Tanda
Chadwicks
yaitu
vagina
dan
vulva
mengalami
peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak dan
kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.
3. Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran
pada unilateral pada tempat implantasi (rahim).
4. Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang
disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.
2. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim terlihat dan teraba gerakan janin,
teraba bagian – bagian janin.
b. Denyut jantung janin di dengar dengan stetoscop Laenec, alat
kardiografi dan Doppler.
c. Dilihat dengan ultrasonografi.
c. Ketidaknyamanan pada ibu hamil
Semua perubahan yang terjadi di dalam tubuh seorang ibu selama
masa kehamilan berkaitan dengan efek – efek yang ditimbulkan oleh
hormon – hormon tertentu. Perubahan ini memudahkannya merawat
janin, mempersiapkan tubuhnya untuk melahirkan, merawat payudara
dan menyimpan cadangan lemak untuk menghasilkan kalori untuk
memproduksi air susu selama masa hamil dan sesudah melahirkan.
Dengan memahami perubahan – perubahan normal, seorang bidan
dapat mendeteksi kelainan.Handayan, 2006).
d. Perubahan – perubahan fisiologis dan psikologis selama kehamilan
(Syaifudin, 2012)
Selama kehamilan terjadi perubahan baik fisologis maupun psikologis
trimester ketiga yaitu :
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berasa pertengahan antara
pusat dan xyphoid. Pada usia kehamilan 32 – 36 minggu fundus
mencapai prosesus xiphoid. Payudara penuh dan nyeri tekan.Sering
kencing kembali terjadi. Sekitar usia kehamilan 38 minggu bayi
masuk/turun ke dalam panggul. Sakit punggung dan sering kencing
meningkat.Ibu mungkin menjadi sulit tidur. Kontraksi Braxton hicks
meningkat.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada,
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Terkadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini mnyebabkan ibu meningkatkan
keaspadaaannya akan timbul tanda dan gejala akan terjadinya
persalinan. Ibu merasa sering kali khawatir atau takut kalau – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
melindungi bayinya dari ancaman benda atau orang yang dianggap akan
membahayakan bagi bayinya. Seorang ibu mungkin akan merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul waktu melahirkan.
Daftar tabel 2.1Perubahan TFU dalam Kehamilan
No.
Tinggi Fundus
Tinggi Fundus Uteri
Umur Kehamilan
Uteri (cm)
(Leopold)
(minggu)
1
12
3 jari atas simfisis
12
2
16
Pertengahan pusat dan
16
simfisis
3
20
3 jari bawah pusat
20
4
24
Sepusat
24
5
28
3 jari atas pusat
28
6
32
Pertengahan pusat
32
danprocessus
xifoideus (px)
7
36
1-2 jari bawah px
36
8
40
2-3 jari bawah px
40
Sumber: Sarwono, 2010;
e. Perubahan – Perubahan Janin (Winkjosastro, 2012)
Selama kehamilan berlangsung terjadi proses perubahan pada janin
sesuai dengan usia kehamilan antara lain pada trimester kedua dan
ketiga, perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan
panjang 16 – 17 cm. ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat
mekonium dalam usus, dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada usia
kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari satu kilogram dan
panjangnya 23 cm, ia mempunyai periode tidur dan beraktifitas,
merespons pada suara dan melakukan gerakan pernafasan. Pada usia
kehamilan 32 minggu, berat bayi 1,7 kg dan panjangnya 28 cm, kulitnya
telah mengerut dan testis telah turun pada skortum seorang bayi laki –
laki. Pada usia kehamilan 36 – 40 minggu, jika ibunya mendapat gizi
yang cukup, kebanyakan bayinya antara 3 sampai 3,5 kg dan panjangnya
45 - 52 cm.
f.
Tanda Bahaya Kehamilan (Manuaba, 2012)
1) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala pada kehamilan adalah umum, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Kadang – kadang, dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayangan.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dari preeklampsia.
2) Masalah visual
Karena pengaruh hormonal, ketajaman visual ibu dapat berubah
dalam kehamilan.Perubahan yang kecil adalah normal.Masalah visual
yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau
berbayang – bayang/berbintik – bintik.Perubahan visual ini mungkin
disertai demam sakit kepala yang hebat.Perubahan visual mendadak
merupakan suatu tanda preekamsia.
3) Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu – ibu yang akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meletakannya lebih tinggi.
4) Nyeri abdominal yang hebat
Nyeri abdominal yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal
adalah
tidak
normal.Nyeri
abdominal
yang
mungkin
menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa
appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsi plasenta, , infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
5) Bayi kurang gerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya sejak bulan ke lima atau ke
enam, bahkan beberapa ibu dapat merasakannya lebih awal.
Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik.
2.1.2 Konsep Dasar Asuhan
a. Definisi Asuhan Kehamilan (ANC)
Asuhan kehamilan yang dilakukan yakni melakukan dokumentasi
asuhan kebidanan kehamilan secara sistematis, yaitu melakukan
anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip head to toe,
melakukan
pemeriksaan vital
signs,
pemeriksaan
leopold,
medengarkan denyut jantung janin (DJJ), pemeriksaan laboratorium
sebagai pemeriksaan penunjang, melakukan konseling, memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
senam
hamil,
dan
pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) (Kusmiyati, 2010).
Menurut Handaya 2006 Asuhan antenatal adalah suatu program
terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medis pada
ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan.
Pelayanan antenatal meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
(umum kebudanan), pemeriksaan labolatorium atas indikasi, serta
intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada). Pelayanan
asuhan standar minimal termasuk ‘14 T’ yaitu timbang berat badan,
ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
tetanus toksoid lengkap, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual dan temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan, terapi kebugaran, test VDRL,
test reduksi urine, test protein urine, test Hb, terapi iodium, terapi
malaria. (Saifudin, 2012)
b. Tujuan Antenatal Care
Menurut Saifuddin (2012) tujuan antenatal careadalah :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
social ibu dan bayi.
3) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikassi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
menyiapkan untuk pemberian ASI ekslusive.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
c. Manfaat Antenatal Care
Manfaat asuhan antenatal bagi ibu adalah mengurangi dan
menegakan secara dini komplikasi kehamilan, menegakan dan
mengobati
ibu
yang
dapat
mempengaruhi
kehamilan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil untuk menghadapi persalinan, meningkatkan kesehatan ibu
setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI. Konseling
dalam pemakaian alat kontrasepsi KB, memberikan nasehat dan
petunjuk berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya
serta berusaha menetapkan penggolaongan kehamilan dengan resiko
meragukan atau risiko tinggi akan dapat menentukan pertolongan
persalinan yang aman (Manuaba, 2002).
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga
dapat mengurangi persalinan premature, berat bayi lahir rendah, juga
meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas sumber daya
manusia (Manuaba, 2012).
d. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
Menurut Haryono (2006) jadwal pemeriksaan kehamilan adalah
sebagai berikut :
1) Usia kehamilan dari pertama haid sampai 28 minggu @ setiap 4
minggu
2) Usia kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu setiap 4 minggu.
3) Usia kehamilan diatas 36 minggu setiap 1 minggu
Kecuali jika ditemukan
kelainan atau factor resiko
yang
memerlukan penatalaksanaan medic lain, pemeriksaan harus lebih
sering dan intensif.
Kunjungan pertama antenatal care bertujuan untuk :
1) Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3) Menentukan status kesehatan ibu dan janin
4) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya
factor resiko kehamilan
5) Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
e. Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
yang ditetapkan.Maksud kunjungan disini bukan berarti ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap kontak tenaga
kesehatan dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal
sesuai standar.
1) Kunjungan Ibu Hamil (K1)
Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali kapan saja
pada masa kehamilan tanpa memperhatikan usia kehamilan
disebut K1 akses. Kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan di trimester 1 atau selambat-lambatnya awal
trimester II disebut KI murni.
2) Kunjungan Ulang
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan dengan
kedua dan seterusnya, untuk mendapatka pelayanan antenatal
sesuai standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
3) K4
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke
empat atau lebih. Untuk mendapatka pelayanan antenatal sesuai
standar yang ditetapkan dengan syarat :
a) Minimal satu kali kontak pada triwulan I
b) Minimal satu kali kontak pada triwulan II
c) Minimal dua kali kontak pada triwulan III
2.1.3Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara
yang bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada
prinsipnya hindari ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara
(terminal, ruangan yang sering di pergunakan merokok).
2) Nutrisi
Ibu yang sedang hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan
yaitu pertumbuhan fertus yang ada di dalam kandungan dn
pertumbuhan berbagai organ ibu, pendukung proses kehamilan seperti
adneksa, mammae dll.
Makanan yang diperlukan untuk :
a) Pertumbuhan janin
b) Plasenta
c) Uterus
d) Payudara
e) Organ lain
b. Kebutuhan gizi ibu hamil
1)
Pada kehamilan trimester I(minggu 1-14) kebutuhan gizi masih
seperti biasa.
2)
Pada kehamilan trimester II(minggu 15-28) dimana pertumbuhan
janin cepat, ibu memerlukan kalori yang kurang lebih 285 dan protein
lebih tinggi dari biasanya menjadi 1,5 gr/kg BB.
3)
Pada kehamilan trimester III(minggu 28-lahir) kalori sama dengan
trimester II tetapi protein naik menjadi2 gr/kg BB.
4)
Ibu yang cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB yang cukup
baik. Kenaikan BB selama hamil rata-rata : 9-13,5 kg.
a) Kenaikan BB selama TM I
: min 0,7-1,4 kg
b) Kenaikan BB selama TM II
: 4,1 kg
c) Kenaikan BB selama TM III
: 9,5 kg
Uterus dan plasenta masing-masing membutuhkan 550 gr dan 50 gr
protein. Kebutuhan total protein 950 gr, Fe 0,8 gr, dan asam folik 300 µg
perhari.
Sebagai pengawasan, kecukupan ibu gizi hamil dan pertumbuhan
kandungannya
dapat
di
ukur
berdasarkan
kenaikan
berat
badannya.Kenaikan berat badan rata-rata antara 10-12 kg.kenaikan berat
badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun setelah kehamilan
triwulan kedua, harusnya menjadi perhatian.
c. Personal Hygiene
1) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan
kulit karena pada ibu hamil fungsi ekresi kringat bertambah.Dan
menggunakan sabun yang ringan lembut agar kulit tidak teriritasi. Mandi
berendam air hangat selam hamli tidak dianjurkan karena apabila suhu
tinggi akan merusak janin jika terjadi pada waktu perkembangan yang
kritis, dan pada trimester 3 mandi berendam dihindari karena resiko jatuh
lebih besar, dikarenakan keseimbangan tubuh ibu hamil sudah berubah.
Manfaat mandi :
a)
Merangsang sirkulasi
b)
Menyegarkan
c)
Menghilangkan kotoran
d)
Gunakan sabun yang mengandung antiseptic
2) Perawatan gigi
Pemerikasaan gigi minimal dilakuakan 1 kali selama hamil.Pada ibu
hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena dipengaruhi
oleh hormone kehamilan yang menyebabkan oleh hipertropi.Bersihkan
gigi dan gusi dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat
kumur.
Cara merawat gigi :
a)
Tambal gigi yang berlubang
b)
Mengobati gigi yang terinfeksi
c)
Mencegah gigi karies
3) Perawatan rambut
Rambut harus bersih, keramas 1 minggun 2-3 kali
4) Payudara
a) Puting harus dibersihkan
b) Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan kebersihan
payudara.
5) Perawatan vagina atau vulva
a) Celana dalam harus kering
b) Jangan gunakan obat atau penyemprot kedalam vagina
c) Sesudah BAB atau BAK dilap dengan lap khusus
d) Vagina touching
Sebaiknya selama hamil tidak melakukan vaginal touching bias
menyebabkan perdarahan atau embolus (udara masuk ke dalam
peredaran darah).
6) Perawatan kuku
Kuku bersih dan pendek
7) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera diobati, dan dalam pengobatan
dilakukan dengan advice dokter.
d. Pakaian
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut dan leher
2) Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi.
3) Pakailah bh yang menyokong payudara, dan harus mempunyai tali
yang besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu.
4) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
5) Pakaian dalam yang selalu bersih
e. Eliminasi
Masalah
eliminasi
tidak
mengalami
kesulitan,
bahkan
cukup
lancar.Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin
menjadi
basah.Situasi
basah
ini
menyebabkan
jamur
(trikomonas) kambuh sehingga wanita mengeluh gatal dan mengeluarkan
keputihan.Rasa gatal sangat mengganggu sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih.Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi
kandung kemih yaitu denga minum dan menjaga kebersihan sekitar alat
kelamin.
f.
Seksual
Seksualitas adalah ekpresi atau ungkapan cinta dari dua individu atau
perasaan
kasih
sayang,
menghargai,
perhatian
dan
saling
menyenangkan satu sama lain, tidak hanya terbatas pada tempat tidur
atau bagian – bagian tubuh.
2.1.4 Teori Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisirkan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan,keterampilan,dalam rangkaian tahapan
logis
untuk
pengambilan
keputusan
yang
berfokus
pada
klien(simatupang,2008).
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses preodik dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat menjadi
langkah-langkah tertentu dan dapat berubah sesuai dengan keadaan
pasien. Adapun pelaksanaan manajemen kebidanan 7 langkah Varney
tersebut adalah :
a.
Langkah pertama : Pengumpulan data dan Pengkajian data
Sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber dan
data untuk evaluasi dan mengindentifikasi status kesehatan klien
(Wulandari,2010)
Tahap ini meliputi :
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang dikatakan oleh pasien atau orang
terdekat yang mencerminakn pikiran persaan dan presepsi
mereka sendiri (Nursalam, 2014)
a) Biodata
(1) Nama
: Untuk mengetahui data pasien.
(2) Umur
: Untuk mengenal faktor resiko dari umur
pasien.
(3) Agama
: Berguna untuk memberi motivasi pasien
sesuai dengan kepercyaan.
(4) Suku/Bangsa : Untuk mengetahui adat dan kebiasaan
pasien.
(5) Pendidikan
: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu dalam bidang kesehatan.
(6) Pekerjaan
: Untuk mengetahui status sosial ekonomi
dan aktifitas ibu sehari-hari.
(7) Alamat
: Untuk
mendapatkan
gambaran
lingkungan tempat tinggal pasien.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan
menstruasi,
lamanya
mulai menstruasi, siklus
menstruasi,
banyaknya
darah
menstruasi, teratur/tidak menstruasi, sifat darah menstruasi,
keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi atau disebut
disminorea,gejala premenstrual.
Riwayat Perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin
syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun, dengan suami
usia berapa, lama perkawinan, dan sudah mempunyai anak
belum. Hal ini perlu diketahui seberapa perhatian suami
kepada istrinya ( Estiwidani dkk, 2008).
d) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran : G
(gravidarum), P (papra), A (abortus), H (hidup). Riwayat
persalinan yaitu ajarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran,
lamanya melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah/ gangguan
kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat
kelahiran kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan
bayi hidup/mati saat dilahirkan (Estiwidani dkk, 2008).
e) Riwayat Keluarga Berencana
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis
kontrasepsi, efek samping, keluhanya apa, alasan berhenti,
(bila
tidak memakai lagi),
lamanya
menggunakan alat
kontrasepsi (Ambarawati dan Wulandari, 2010).
f) Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami
penyakit
kandungan
kelamin,tumor,dan
sistem
Wulandari, 2010)
g) Riwayat kesehatan yang lalu
seperti
reproduksi
infertilisasi,penyakit
(Ambarawatidan
Dikaji untuk mengetahui apakah ada hubungan nya dengan
masalah yang dihadapi oleh klien pada saat ini.
h) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini
i)
Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah adanya penyakit menurun
dalam keluarga seperti asma,diabetes melitus, hipertensi,
jantung dan riwayat penyakit menular lainnya (jannah, 2011)
j)
Kebiasaan Sehari-hari
Pola Nutrisi
: Mengetahui
seberapa
banyak
asupan
nutrisi pada pasien dengan mengamati
adakah penurunan berat badan atau tidak
ada pada pasien (Susilawati,2008).
Pola Elminasi
: Untuk mengetahui perubahan siklus BAB
dan
BAK
sedikit
atau
jarang
(Susilawati,2008).
Pola Istirahat
: Mungkin terganggu karena adanya rasa
yang tidak nyaman (Susilawati,2008).
Pola Hygine
:
Kebiasaan
mandi
setiap
harinya
(Susilawati, 2008).
Aktivitas
: Aktivitas akan terganggu karena kondisi
tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat
penyakit
yang
dialaminya
(Susilawati,2008).
Pola Seksualitas : Untuk mengetahui kebiasaan hubungan
seksual klien dengan suami dan adakah
terdapat kelainan atau keluhan selama
hubungan seksual (Susilawati,2008).
2) Data Objektif
Data
obyektif
adalah
data
yang
pemeriksaan(Rukiyah dkk,2013) meliputi:
diperoleh
dari
data
a. Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik,cukup,atau
kurang.
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari keadaan
composmentis, apatis,sampai dengan koma.
(3) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara
90/60-130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30
mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15mmHg dari
keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2
kali berturut-turut pada selisih 1 jam(saifuddin,2006).
(4) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau
febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak
suhu di ukur dengan menggunakan skala derajat celcius. Batas
normal 36,5ºC-37,0ºC .
(5) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi klien yang dihitung dalam 1
menit,denyut nadi normal 60-80x/menit (Ambarawati dan
Wulandari, 2010).
(6) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1
menit ,respirasi normalnya 20-3-x/menit (Ambarawati dan
wulandari 2010)
b. Pemeriksaan Sistematis
a. Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,untuk
menilaiwarnanya,kelebatan,karakteristik
rambut
(Rukiyah
dkk, 2013)
b. Muka
Untuk mengetahui oedem atau tidak (Jannah, 2011)
c. Mata
Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah
muda ,warna sclera putih atau kuning (Rukiyah dkk, 2013).
d. Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan,alergi
debu atau tidak ada polip atau tidak (Sulistyawati, 2013)
e. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan
pendengaran
atau
tidak,ada
serumen
atau
tidak
(Sulistyawati, 2013).
f.
Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah ada caries,bersih
atau tidak,keadaan bibir kering atau tidak,lidah kering dan
kotor atau tidak (Sulistyawati, 2013).
g. Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar
thyroid atau limfe (Rukiyah, 2013)
h. Payudara
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak
,simetris atau tidak ,puting susu menonjol
atau tidak,ada
benjolan dan nyeri tekan atau tidak (Rukiyah, 2013)
i.
Ekstermitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak ,adanya
varices atau tidak,adanya kelainan atau tidak,reflek patella
positif atau negatif (varney, 2007).
c. Pemeriksaan khusus
1. Abdomen
a. Infeksi
Merupakan proses observasi yang di laksanakan secara
sistematik
dilakukan
dengan
menggunakan
penglihatan,pendengaran,pencium
sebagai
indera
alat
mengumpulkan data (Nursalam, 2008).
b. Palpasi

Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan
indra peraba (Nursalam, 2008). Mengukur tinggi fundus uteri
(pemeriksaan MC. Donals)

Menentukan letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala
janin (pemeriksaan Leopold)
Leopold I: Tinggi fundus uteri 3 jari bawah processus
xyphoideus,
pada
fundus
teraba
bundar
lubak
tidak
melenting.
Leopold II:Samping kiri teraba bagian keras memanjang dan
samping kanan teraba bagian kecil janin.
Leopold III:Bagian terendah janin teraba bundar keras
melenting sudah masuk PAP.
Leopold IV: Divergent, penurunan kepala 3/5.

Kontraksi
c. Auskultasi
Merupakan
teknik
pemeriksaan
dengan
menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh (Nursalam, 2008) dan pemeriksaan DJJ dengan
monoaural atau Doppler untuk menentukan kesejahteraan
janin.
d. Perkusi
Pada kasus ini dilakukan
pemeriksaan perkusi pada
ekstremitas bawah didapatkan hasil reflek patella kanan
positif dan kiri.
d. Pemeriksaan penunjang
Untuk
mengatakan
diagnosa
dari
pemeriksaan
fisik,pada kehamilan dengan anemia pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan Haemoglobin dengan metode
sahli.
b.
Langkah kedua : Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diintreprestasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik(Hidayat,dan Sujanti,2010)
c.
Langkah ketiga : Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasikan masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil mengamati klien, bidan
diharapkan agar siap-siap bila diagnosa atau masalah potensial yang
benar-benar terjadi.
d.
Langkah keempat : Antisipasi
Antisipasi adalah mengidentifikasi dan menetapkan
beberapa
kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan
pada tahap ini adalah konsultasi,kolaborasi,dan melakukan rujukan.
e.
Langkah kelima : Perencanaan
Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi dan diantisipasi,
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan rujukan yang mungkin
diperlukan (Rukiyah dkk, 2013).
f.
Langkah keenam : Penatalaksanaan
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima,mengarahkan
atau
melaksanakan
rencana
asuhan
secara
efisien
dan
bermutu(Rukiyah dkk,2013).
g.
Langkah ketujuh Evaluasi
Langkah ini merupakan
mengevaluasi kefektifan dan asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah
rencana tersebut (Rukiyah dkk,2013).
2.
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Menurut helen varney,alur berfikir bidan saat menghadapi klien
meliputi tujuh langkah , agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan
oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka dilakukan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu:
a.
Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien dan keluarga melalui anamnesa sebagai langkah I varney.
b.
Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium,dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney.
c.
Assesmentatau analisa data
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa masalah,
antisipasi diagnosa/ masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai
langkah 2,3,dan 4 varney.
d.
Planning atau penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan
implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai
langkah 5,6,7 varney.
2.2 Anemia
2.2.1 Pengertian
Anemia adalah
keadaan
saat
jumlah sel
darah
merah atau
jumlah hemoglobin(proteinpembawaoksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh
dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa
anemia
memiliki
berdasarkan
penyakit
bentuk
dasarnya.
atau morfologi sel
Anemia
darah
bisa
diklasifikasikan
merah, etiologi yang
mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara
berlebihanhemolisis atau
kekurangan
pembentukan
sel
darah
merah
( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasihemoglobin (Hb)
nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada lakilaki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36%
pada perempuan.
2.2.2 Tanda dan gejala anemia
Gejala anemia :
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada
dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala
tersebut berupa :
(a) Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
(b) Letargi
(c) Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
(d) Kepala terasa ringan
(e) Palpitasi
(f) Pucat
(g) Kekebalan Tubuh Menurun
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat
pemeriksaan yaitu :
(a) Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.
(b) Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang,
aliran murmur sistolik
(c) Gagal jantung
(d) Pendarahan retina
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :
(a) Glossitis :
terjadi
pada
pasien anemia
megaloblastik, anemia
defisiensi besi
(b) Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
(c) Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik
ringan.
(d) Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
(e) Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
(f)
Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
(g) Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari
defisiensi vitamin B12.
(h) Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati
motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.
2.2.3 Klasifikasi anemia
Klasifikasi anemia akibat Gangguan Eritropoiesis
1. Anemia Defisiensi Besi :
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis
Hb,
mengakibatkan
yanghipokromdanmikrositer.
2. Anemia Megaloblastik
timbulnya
sel
darah
merah
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada
sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah
pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum tulang,
hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
3. Anemia Aplastik
Sumsum
tulang
gagal
memproduksi
sel
darah
akibat
hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA
serta gen.
4. Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh
infiltrate
sel-sel
tumor,
kelainan granuloma,
yang
menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.
2.2.4 Etiologi
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :
1. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan
sistem imun, talasemia.
2. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik,
kekurangan nutrisi.
3. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan
akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis, dan trauma.
2.2.5 Diagnosa
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia.
Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan
jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan
tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).
2.2.6 Manajemen terapi
Terapi langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa :
1. Transfusi darah
2. Pemberian kortikosteroid atau obat-obatan lain yang dapat menekan
sistem imun.
3. Pemberian eritropoietin,
hormon
yang
berperan
pada
proses
hematopoiesis, berfungsi untuk membantuk sumsum tulang pada proses
hematopoiesis.
4. Pemberian suplemen besi, vitamin B12, vitamin-vitamin, dan mineral lain
yang dibutuhkan.
2.3 Anemia pada Kehamilan
2.3.1 Konsep dasar Anemia pada Kehamilan
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari
10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00
gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II.
Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi
terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2010).
Menurut Manuaba (2007) penyebab anemia pada kehamilan adalah:
1. Kekurangan asupan zat besi
Kecukupan akan zat besi tidak hanya dilihat dari konsumsi
makanan sumber zat besi tetapi juga tergantung variasi penyerapannya.
Yang membentuk 90% Fe pada makanan non daging (seperti biji-bijian,
sayur, telur, buah) tidak mudah diserap tubuh.
2. Peningkatan kebutuhan fisiologis
Kebutuhan
akan
Fe
meningkat
selama
kehamilan
untuk
memenuhi kebutuhan ibu, janin, dan plasenta serta untuk menggatikan
kehilangan darah saat persalinan.
3. Kebutuhan yang berlebihan
Bagi ibu yang sering mengalami kehamilan (multiparitas),
kehamilan kembar, riwayat anemia maupun perdarahan pada kehamilan
sebelumnya membutuhkan pemenuhan zat besi yang lebih banyak.
4. Malabsorbsi
Gangguan penyerapan zat besi pada usus dapat menyebabkan
pemenuhan zat besi pada ibu hamil terganggu.
5. Kehilangan
darah
yang
banyak
(persalinan
yang
lalu,
operasi,
perdarahan akibat infeksi kronis misalnya cacingan)
Faktor penyebab yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia
kehamilan dikuatkan dalam jurnal dari “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil oleh Lindung
Purbadewi, Yuliana Noor Setiawati Ulvie Universitas Muhammadiyah
Semarang, April 2013”
Hasil penelitian menunjukkan dari 27 responden yang mengalami
anemia sebanyak 8 orang (29,6%) memiliki tingkat pengetahuan tentang
anemia dalam kategori baik dan 19 orang (70,4%) memiliki tingkat
pengetahuan tentang anemia dalam kategori kurang. Dari 15 orang
responden yang tidak mengalami anemia sebanyak 13 orang (86,7%)
memiliki pengetahuan tentang anemia dalam kategori baik dan 2 orang
(13,3%) memiliki tingkat pengetahuan tentang anemia dalam kategori
kurang.
Hasil analisis dengan menggunakan chi square menunjukkan nilai chi
square hitung (X 2 hitung) sebesar 12,548. Berdasarkan nilai df (degree of
freedom) sebesar 1 dan taraf signifikansi 5% diketahui X 2 tabel sebesar
3,841. Hal ini berarti bahwa X 2 hitung > X 2 tabel (12,548 > 3,841). Selain
itu dapat dilihat dari nilai p yaitu sebesar 0,000 < 0,05 (p < α), berarti ada
hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman Yogyakarta.
Nilai contingency coeficient menunjukkan angka 0,480. Berdasarkan
pedoman interpretasi tingkat keeratan hubungan, maka nilai koefisien
kontingensi (contingency coeficient) sebesar 0,480 berada dalam interval
nilai 0,40-0,599 yang berarti hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Moyudan Sleman
Yogyakarta termasuk dalam tingkatan sedang.
Tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Moyudan masih banyak yang termasuk kategori kurang. Ibu hamil yang
mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang anemia berarti pemahaman
tentang pengertian anemia, hal-hal yang menyebabkan anemia, tanda dan
gejala anemia, hal-hal yang diakibatkan apabila terjadi anemia, maupun
tentang perilaku kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia menjadi
kurang untuk dapat menghindari terjadinya anemia kehamilan.
Pengetahuan yang kurang tentang anemia mempunyai pengaruh
terhadap perilaku kesehatan khususnya ketika seorang wanita pada saat
hamil, akan berakibat pada kurang optimalnya perilaku kesehatan ibu hamil
untuk mencegah terjadinya anemia kehamilan. Ibu hamil yang mempunyai
pengetahuan kurang tentang anemia dapat berakibat pada kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan yang
dikarenakan oleh ketidaktahuannya.
Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia
kehamilan. Anemia disebabkan: kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi
dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak saat persalinan atau
haid yang lalu, dan penyakit kronik seperti : TB paru, cacing usus, dan
malaria. Tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe atau tablet zat besi oleh
ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap kejadian anemia. Anemia
kehamilan terjadi karena cara minum tablet zat besi dengan menggunakan
kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi, sehingga zat besi tidak bisa
diabsorpsi tubuh.
2.3.2
Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 – 65% dimulai pada
trimester II kehamilan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3
bulan setelah partus.
Bertambahnya
volume
darah
dalam kehamilan
dimulai sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36
minggu (Setiawan Y, 2006).
2.3.3
Golongan Anemia Kehamilan
Menurut manuaba (2010), pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat
digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
2.3.4 Diagnosis Anemia Kehamilan
Diagnosis klinis dari anemia kehamilan sangat bervariasi bisa terjadi
hampir tanpa gejala, bisa juga gejala – gejala penyakit dasarnya yang
menonjol ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama – sama dengan
gejala penyakit dasarnya.
Gejala anemia pada kehamilan dapat berupa kepala pusing, palvitasi,
berkunang – kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system
neurumuskular, lesu, lemah , lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar
limfa.(Rukiyah, Y. dkk 2013)
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa
anemia menurut Aziz (2006):
1. Anamnesa
2. Riwayat nutrisi.
3. Latar belakang geografis.
4. Gejala dan keluhan pada penderita.
5. Pemeriksaan fisik, meliputi tanda-tanda anemia, serta yang mendasari
penyakit-penyakit tertentu penyebab anemia.
6. Pemeriksan hematologik dasar untuk pemeriksaan kadar Hb.
2.3.4
Penanganan Anemia Kehamilan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
ringanmenurut Lisnawati (2013) merupakan pelaksanaan rencana tindakan
asuhan menyeluruh, yaitu :
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. Melakukan informed consent setiap tindakan
3. Mengobservasi keadaan umum, tanda vital, his dan BJF
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
5. Memberikan tablet Fe
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan
tindakan (bila anemia sedang atau berat. Kemudian ibu mempunyai
riwayat perdarahan)
7. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan
anemia.
Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau
parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat,
fero gluconat atau Na – fero bisitrat.
Menurut Krisnatuti (2010) zat besi pada ibu hamil adalah sekitar 2030 mg setiap hari, untuk membantu mencukupi kebutuhan itu maka diberikan
suplemen tablet besi bagi setiap ibu hamil, setidaknya ibu mengkonsumsi 90
tablet besi pada masa kehamilan.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2 × 10 ml/im pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian parenteral ini
mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia
yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi
alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada
reaksi dapat diberikan seluruh dosis.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100
mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001).
Hubungan
Konsumsi
Suplemen
Tablet
Besi
dengan
Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil telah dikuatkan dalam jurnal “Hubungan Pola
Konsumsi Pangan Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester
Ketiga Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2013 oleh Marissa Anggraini, Evawany Y Aritonang, Zulhaida
Lubis” dengan hasil :
Konsumsi tablet besi adalah suplemen tablet besi yang dikonsumsi
ibu hamil selama kehamilan. Pada ibu hamil kecukupan zat besi sangat
dibutuhkan untuk membantu mensuplai oksigen keseluruh tubuh ibu dan
janin. Zat besi pada ibu hamil adalah sekitar 20-30 mg setiap hari, untuk
membantu mencukupi kebutuhan itu maka diberikan suplemen tablet besi
bagi setiap ibu hamil, setidaknya ibu mengkonsumsi 90 tablet besi pada
masa kehamilan. Krisnatuti (2000)
Berdasarkan konsumsi suplemen tablet besi yaitu 100% yang
mengkonsumsi suplemen tablet besi (≥90) dengan kadar hemoglobin normal.
Yang suplemen tablet besi kurang (<90) sebesar 23,1% memiliki kadar
hemoglobin normal dan 76,9% anemia dengan suplemen tablet besi kurang
(<90). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ibu hamil masih kurang
mengkonsumsi suplemen tablet besi. Hasil uji chi square menunjukkan nilai
p=0,0001 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi
suplemen tablet besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Daftar tabel 2.3.4 Penanganan Anemia dalam Kehamilan Menurut Tingkat
Pelayanan

Polindes
Membuat
diagnosis
:
klinik
dan
rujukan
pemeriksaan
laboratorium.
Puskesmas

Memberikan terapi oral : besi 60 mg/hari.

Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.

Membuat diagnosis dan terapi.

Menentukan
penyakit
kronik
(TBC,
Malaria)
dan
penanganannya.
Rumah

Membuat diagnosis dan terapi.
Sakit

Diagnosis thalassemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu
ternyata pembawaan sifat, perlu tes pada suami untuk
menentukan resiko pada bayi.
(Prawirohardjo, Sarwono.2010)
2.3.5 Dampak Anemia pada Kehamilan
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko menurut penelitian, tingginya
angka kematian ibu berkaitan dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel – sel tubuh tidak cukup mendapat
pasokan oksigen.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematiritas,
BBLR, dan angka kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan
postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolelir kehilangan
darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus
immatur atau prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus
lama, dan perdarahan atonis) gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim,
daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurang produksi ASI) dan gangguan
pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal).
(Rukiyah, Y. dkk 2013)
2.4 Wewenang Bidan
PERMENKES
RI
NO
1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG
IZIN
DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 10
1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal
e. Pelayanan ibu menyusui
f.
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
3. Bidan
dalam
memberikan
pelayanan
sebagaimana dimaksud
pada ayat 2berwenang untuk :
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f.
Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
h. Penyuluhan dan konseling
i.
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j.
Pemberian surat keterangan kematian
k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar, yang dikelompokan
menjadi 5 bagian besar yaitu:
A. Standar pelayanan Umum (2 standart)
B. Standar pelayanan Antenatal (6 standart)
C. Standar pelayanan Persalinan (4 standart)
D. Standar pelayanan Nifas (3 standart)
E. Standar penanganan Kegawat daruratan obstetri-neonatal (9 standart)
Standar Pelayanan Antenatal
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia , penemuan,
penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamialan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia
pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
Tindakan yang bisa dilakukan bidan contohnya , memeriksakan kadar
Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan minggu ke 28.
Memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90
hari berturut-turut. Penyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi, dll.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu diharapkan
dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan diharapkan K/U dan
tanda
vital
ibu
baik,
ibu
bersedia
minum
tablet
Fe
dan
cara
mengkonsumsinya. Ibu bersedia makan makanan yang mengandung banyak
zat besi seperti daging merah, sayuran hijau dan kacang – kacangan,
haemoglobin naik, dan tidak terjadi perdarahan (Manuaba, 2010). Jika ada
ibu hamil dengan anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu
melahirkan dengan anemia, penurunana jumlah bayi baru lahir dengan
anemia/BBLR.
2.5 Kajian AI-Islam dan Kemuhammadiyahan
Kehamilan
merupakan
suatu
proses
merantai
yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 2010).
Proses kehamilan telah tertulis secara terperinci dalam Al-quran surat
Al-Mu’minun ayat 12 – 14 Q.S. Al- mu'minun : 12-14
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 12-14)
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari
10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Safuddin, 2002). Menurut Manuaba (2007) penyebab anemia pada
kehamilan adalah:
1. Kekurangan asupan zat besi
Kecukupan akan zat besi tidak hanya dilihat dari konsumsi
makanan sumber zat besi tetapi juga tergantung variasi penyerapannya.
Yang membentuk 90% Fe pada makanan non daging (seperti biji-bijian,
sayur, telur, buah) tidak mudah diserap tubuh.
2. Peningkatan kebutuhan fisiologis
Kebutuhan
akan
Fe
meningkat
selama
kehamilan
untuk
memenuhi kebutuhan ibu, janin, dan plasenta serta untuk menggatikan
kehilangan darah saat persalinan.
3. Kebutuhan yang berlebihan
Bagi ibu yang sering mengalami kehamilan (multiparitas),
kehamilan kembar, riwayat anemia maupun perdarahan pada kehamilan
sebelumnya membutuhkan pemenuhan zat besi yang lebih banyak.
4. Malabsorbsi
Gangguan penyerapan zat besi pada usus dapat menyebabkan
pemenuhan zat besi pada ibu hamil terganggu.
5. Kehilangan
darah
yang
banyak
(persalinan
yang
lalu,
operasi,
perdarahan akibat infeksi kronis misalnya cacingan)
”Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah
itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orangorang yang memikirkan” (QS. An Nahl : 69)
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita
hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet
besi (Fe). Pengobatannya adalah:Terapi Oral adalah dengan memberikan
preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian
preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).Terapi Parenteral baru
diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya
gangguan
penyerapan,
penyakit
saluran
pencernaan
atau
masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002).
Segala penyakit pasti ada obatnya. Nabi Saw mensyariatkan bagi
penderita penyakit untuk berobat. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa
mengetahuinya
dan
tidak
diketahui
oleh
orang
yang
tidak
bisa
mengetahuinya. Seperti tercantum dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan
sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui
oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang
tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau
menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri
menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas
Zadul Ma’ad, 4/12-13)
DAFTAR PUSTAKA
Al – Quran surat Al – Mu’minun ayat 12 – 14
Al – Quran surat An – Nahl ayat 69
Hadist Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim
http://www.tafsir.web.id/2013/04/.html#sthash.YXluAR9k.dpuf [diakses 01
April 2016]
Anggraini, Marissa., Aritonang, E.Y., Lubis Zulhaid., 2013., Hubungan Pola
Konsumsi Pangan Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester
Ketiga
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2016. Data Angka Kematian Maternal dan
Neonatal dan kejadian anemia kehamilan tahun 2014 - 2015.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun
2013., PP: 7
Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Pustaka
GA, Mandriwati, 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC, 2008.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3. Jakarta : Media
Aesculapius.
Musbikin, Imam (2005) Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta :
Mitra Pustaka
Mochtar,rustam.2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba IBG. Gawat Darurat Obstetri dan Ginekologi dan Obstetri Sosial Untuk
Profesi Bidan. 2010 Jakarta : EGC
Nursalam.2004.
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Kebidanan
Keperawatan, Jakarta : Salemba Media
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Purbadewi,
Lindung.,
Setiawati
Ulvie
Y.N.,
2013.,
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.,
2(1)
RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya, 2016. Laporan Anemia Kehamilan 2014 2015.
Rukiyah,Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi) . Jakarta : CV Trans Info
Media
Saifuddin, AB, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari. 2008 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Media
World Health Organization (WHO). (2016). Data Anemia Kehamilan di Dunia.
http://www.who.int/topics/anaemia/en/ [diakses 10 April 2016]
World Health Organization (WHO). (2010). Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia.
http://www.who.int/topics/savemotherhood/en/ [diakses 12 April 2016]
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai., Yulianti, Lia. (2010) Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidana.REVISI
Jakarta : CV. Trans Info Media.
Standar Pelayanan Kebidanan. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/ [diakses
04 Mei 2016]
Permenkes Ri No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan http://Permenkes 1464/X/Menkes/2010.blogspot.com/
Download