MANUSKRIP PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

advertisement
MANUSKRIP
PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA
An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG
DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA
Oleh:
NI LUH MADE YUNIARTINI
0141878
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di
Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga
2
PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN. A DIARE AKUT
DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA
Ni Luh Made Yuniartini*, Trimawati**, Eka Adimayanti**
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa
disertai darah dan lendir. Penyakit diare dapat menyebabkan masalah keperawatan kekurangan volume
cairan. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan kekurangan volume cairan pada pasien dengan
Diare di Rumah sakit Salatiga.
Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan pengelolaan berupa perawatan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan. Pengelolaan kekurangan volume cairan selama 3 hari pada
An. A. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan
penunjang.
Hasil dari pengelolaan didapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan BAB cair dengan
konsistensi lembek, mata terlihat cekung, BC = -502cc pasien. Masalah teratasi sebagian, intervensi
selanjutnya minum air yang banyak.
Saran bagi perawat di Rumah Sakit agar meningkatkan pelaynan yang lebih maksimal terutama
pada pasien diare dan lebih meningkatkan penatalaksanaan kurangnya volume cairan dan mencegah
terjadinya dehidrasi.
Kata Kunci
Kepustakaan
: Diare, Kekurangan volume cairan
: 30 (2007-2016)
PENDAHULUAN
mempengaruhi
Anak merupakan bagian dari keluarga
seluruh
anggota
keluarga
(Rohman, 2009).
dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak
Salah
satu
penyakit
yang
sering
berpusat pada keluarga. Keluarga merupakan
dijumpai pada anak yaitu diare. Diare adalah
sebuah system
suatu
terbuka dimana anggota-
penyakit
yang
ditandai
dengan
anggotanya merupakan subsistem. Anak yang
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga
sakit dapat menimbulkan suatu setres bagi anak
kali sehari yang disertai dengan perubahan
itu sendiri maupun pada keluarga. Pada
konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau
perubahan masalah kesehatan pada anak dapat
tanpa disertai darah dan lendir. Diare juga
dapat menyebabkan kejadian malnutrisi pada
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
1
anak berusia di bawah lima tahun. Penyakit
sangat besar, makanan dan minuman sebagai
diare sering menyerang balita, bila tidak segera
penyakit yang ditularkan melalui makanan.
diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi
Penyakit yang muncul akibat masuk dan
yang mengakibatkan kematian (Suraatmaja,
berkembangbiaknya
2007).
tubuh (usus) melalui makanan yang di konsumsi
Menurut WHO, 2013 diare merupakan
mikroorganisme
dalam
(Mubarok, 2009).
penyebab kematian nomer dua di dunia. Diare
Diare lebih dominan menyerang balita
merupakan salah satu penyebab utama dari
karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah,
morbiditas dan mortalitas di negara yang
sehingga
sedang berkembang dengan kondisi sanitasi
penyebaran bakteri penyebab diare. Jika diare
lingkungan yang buruk, persediaan air yang
disertai
tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang
menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan).
terbatas. Diare dapat menyebabkan dehidrasi
Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan
berat, walaupun kondisi ini dapat diatasi
volume
dengan pengobatan rehidrasi oral. Diare sering
menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya
disebabkan
yang
konsentrasi. Kekurangan volume cairan tubuh
menyiapkan
dapat ditandai dengan penurunan tekanan
higienitas
darah, penurunan tekanan nadi, penurunan
perorangan dan pembuangan tinja/limbah.
turgor kulit, membrane mukosa kering, haus,
Diare akut adalah buang air besar yang
peningkatan konsentrasi urin. Kasus kematian
frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
balita
umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan
ditemukan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7
ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda-
hari (Kemenkes, 2011).
tanda bahaya ini (Cahyono, 2010).
karena
terkontaminasi,
makanan
yang
penggunaan
kebiasaan
tidak
higienis,
air
balita
sangat
muntah
dan
terhadap
berkelanjutan
cairan
karena
rentan
yaitu
dehidrasi
biasanya
dehidrasi,
akan
juga
masih
banyak
terjadi
karena
Penyebab terjadinya diare yaitu dari
faktor makanan, keracunan makanan, alergi
METODE
makanan, makanan yang sudah basi. Faktor
Metode yang digunakan penulis yaitu
makanan yaitu makanan yang terkontaminasi
deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan
dengan bakteri atau kuman, sehingga harus
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih
diperhatikan makanan yang bersih dan yang
mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data
tidak terkontaminasi. Kesehatan lingkungan
yang
adalah pengaruh makanan terhadap kesehatan
deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk
dikumpulkan
semata-mata
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
bersifat
2
mencari
penjelasan,
hipotensis,
dengan output berlebihan adalah setelah
mempelajari
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
implikasi. Pendekatan yang dilakukan oleh
jam kebutuhan cairan teratasi dengan kriteria
penulis adalah mencoba menjelaskan metode
hasil tanda-tanda vital normal, turgor kulit baik,
ilmiah yang bersifat mengumpulkan data,
asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat.
menganalisis data, dan menarik kesimpulan
Intervensi yang penulis susun diantaranya.
membuat
prediksi,
menguji
maupun
data tentang Pengelolaan Kekurangan Volume
Intervensi
yang
diperoleh
Cairan Pada Anak Usia 1-3 tahun di RSUD
pengkajian,
untuk
mengatasi
Salatiga (Azwar, 2016).
kekurangan
volume
cairan
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan
output
yang
dari
masalah
berhubungan
berlebihan
penulis
dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik,
merencanakan tindakan keperawatan meliputi,
observasi
manajemen
dan
implementasi
tindakan
keperawatan.
syok:
tanda-tanda
vital,
pencegahan syok, monitor pemberian makan,
memonitor berat badan, manajemen diare:
HASIL
timbang pasien secara berkala, monitor turgor
Pengkajian
kulit secara berkala, monitor tanda dan gejala,
Dari pengkajian yang dilakukan pada
manajemen cairan: monitor tanda-tanda vital,
hari jumat, 21 Mei 2017 jam 07.00 WIB
berikan cairan dengan tepat, berikan cairan
terhadap An. A didatkan data subjektif ibu
dengan tepat, berikan terapi IV seperti yang
pasien mengatakan anaknya BAB 7kali sehari
ditemukan, monitor cairan.
dan pasien tampak lemas, mata terlihat cekung,
mukosa bibir kering, turgor kulit jelek.
Implementasi
Untuk mengatasi masalah di atas
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
Aberdasarkan
kekurangan
penulis pada hari jumat tanggal 12 Mei 2017
yang
muncul
prioritas
volume
pada
An.
pada pukul 11.00 WIB implementasi yang sudah
adalah
penulis lakukan yaitu yang pertama mengukur
berhubungan
tanda-tanda vital. Respon subyektif yaitu ibu
utama
cairan
dengan output yang berlebihan.
klien kooperatif dan respon obyektif nadi:
Intervensi
132x/menit, suhu: 37,10C, respiratori rate:
Intervensi yang penulis susun untuk
24x/menit. Implementasi kedua pada 11.05 WIB
pada hari jumat, 12 Mei 2017 mengatasi
yaitu memonitor cairan, respon subyektif ibu
kekurangan
pasien mengatakan anaknya masih diare dan
volume
cairan
berhubungan
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
3
respon obyektif balance cairan -720cc dengan
fases cair, tidak ada lendir. Implementasi ketiga
pada jam 11.15 mengukur berat badan, respon
subyektif ibu pasien mengatakan anaknya
PEMBAHASAN
mengalami penurunan berat badan dan respon
Dalam bab ini penulis akan membahas
obyektif berat badan sebelum sakit 12 kg, berat
tentang pengelolaan kekurangan volume cairan
bada selama sakit 12 kg. implementasi keempat
pada An. A umur 3 tahun dengan diagnosa
pada jam 11.20 memonitor pemberian makan,
medis Diare Akut Dehidrasi Sedang, di ruang
respon
mengatakan
Anggrek RSUD Salatiga pada tanggal 26 April
anaknya susah makan dan respon obyektif
2017. Dapat diuraikan satu persatu sebagai
pasien tampak lemas.
berikut:
subyektif
ibu
pasien
Implementasi yang dilakukan pada hari
sabtu,
13
Mei
2017
jam
07.00
1. Pengkajian
yaitu
Dari hasil pengkajian pada pasien
memberikan pendidikan kesehatan mengenai
ditemukan data subyektif yaitu BAB cair
diare, respon subyektif ibu pasien mengatakan
7kali. Sedangkan data obyektifnya pasien
sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan
tampak lemas, turgor kulit tidak anemis.
respon obyektif ibu pasien bisa menjawab
Menurut penulis dari hasil pengkajian yang
pertanyaan yang di berikan. Serta pada jam
didapat
07.05 implementasi yang dilakukan yaitu
keperawatan kekurangan volume cairan.
memberikan injeksi cefotaxime, respon obyektif
pasien
mengalami
masalah
Menurut James, Nelson & Ashwill
obat masuk melalui selang infus. Pada jam
dalam
07.15 implementasi yang dilakukan yaitu
Nurhaeni, & Chodidjah (2013), pada kondisi
mengkaji respon terhadap pemberian makan,
sakit, kehilangan cairan tubuh manusia
respon obyektif pasien enggan makan.
diakibatkan oleh: kehilangan cairan melalui
Implementasi yang terakhir pada hari
minggu
14
Mei
2017
jam
07.10
hasil
penelitian
Purnamiasih,
saluran cerna (muntah, diare, perdarahan),
yaitu
kehilangan cairan melalui kulit (luka bakar
menyarankan pasien untuk banyak minum air,
dan diaforesi), dari data yang saya dapat
respon suyektif ibu pasien mengatakan anaknya
dengan penyakit saluran cerna yaitu diare
susah minum air dan respon obyektif pasien
dengan masalah kekurangan volume cairan,
tampak lemas. Implementasi pada jam 07.15
dimana cairan berfungsi dalam membantu
memonitor pemberian makan, respon obyektif
penyerapan nutrisi dan metabolisme dalam
pasien hanya makan ¼ porsi.
tubuh, elektrolit sangat penting untuk
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
4
fungsi dari sel-sel dan organ tubuh karena
tekanan nadi, penurunan turgor kulit,
sifatnya sebagai ion tubuh.
membrane
mukosa
kering,
haus,
peningkatan konsentrasin urin (Black &
2. Diagnosa
Hawks, 2014).
Dari hasil data yang dilakukan yaitu
Apabila masalah tersebut
tidak ditangani, maka akan menyebabkan
untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
kemasalahan
Menurut
Diagnosa
volume cairan dan apabila tidak segera
keperawatan anak adalah suatu pernyatan
ditangani akan mengakibatkan kematian.
yang
anak
Kurangnya volume cairan, terjadi saat air
terhadap masalah kesehatan sebagai dasar
dan elrktrolit yang hilang berada dalam
penentuan intervensi keperawatan hingga
proporsi istonik.
Setyawan
(2014),
menggambarkan
respon
mencapai tumbuh kembang yang normal.
actual
yaitu
kekurangan
3. Rencana Tindakan
Dari data pengkajian penulis menemukan
Penulis
merencanakan
tindakan
prioritas utama masalah keperawatan yaitu:
keperawatan pada hari jumat, 12 Mei 2017
kekurangan volume cairan berhubungan
pukul
dengan
kekurangan
output
yang
Kekurangan
volume
penurunan
intravaskuler,
berlebihan.
cairan
10.00
WIB.
Untuk
volume
cairan,
diagnose
selama
adalah
melakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
interstisial,
penulis menentukan tujuan yaitu pasien
dan/atau intraselular ini mengacu pada
memperlihatkan
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa
hidrasi yang adekuat dan kriteria hasil TTV
perubahan kadar natrium (Herdman, 2015).
normal, turgor kulit membaik, pengetahuan
Alasan
penulis
memprioritaskan
terpenuhi,
dan
asupan
mempertahankan
cairan
sepenuhnya
karena kebutuhan cairan yang mutlak yang
merencanakan tindakan keperawatan yaitu
harus terpenuhi (Mubarok & Chayatin,
manajemen syok, dari hasil penelitian
2008).
dari
menurut Daryani (2016) manajemen syok
kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi,
merupakan suatu tindkan untuk menangani
juga
dan
gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai
konsentrasi
kondisi tidak adekuatnya transport oksigen
(Sjamsunidajat dkk, 2010). Kekurangan
ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan
volume cairan tubuh dapat ditandai dengan
oleh
penurunan
penulis memberikan tindakan yaitu 1)
yang
ditimbulkan
menyebabkan
menurunkan
kelelahan
daya
tekanan
darah,
penurunan
gangguan
Dengan
oral
masalah ini sebagai masalah pertama
Akibat
adekuat.
secara
hemodinamik,
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
penulis
dimana
5
monitor tanda-tanda vital: bertujuan untuk
penelitian Posangi (2012) terapi cairan
mengetahui kondisi pasien, 2) pencegahan
merupakan kunci dari resusitasi. Pada
syok: tujuannya untuk mencegar terjadinya
pasien diare umumnya terjadi perubahan
gangguan sirkulasi pada pasien, 3) monitor
berupa berkurangnya ciran pada tubuh.
pemberian
Resiko
makanan:
bertujuan
memenuhi nutrisi dalam
untuk
tubuh,
4)
yang
dapat
berkurangnya
terjadi
volume
cairan
dengan
dapat
memonitor berat badan: untuk mengetahui
mengalami gangguan keseimbangan cairan
kenaikan dan penurunan berat badan pada
maupun elektrolit pada tubuh. Dimana
pasien. Tindakan selanjutnya manajemen
penulis memberikan suatu tindakan yaitu 1)
diare, dari hasil penelitian Wardani (2016)
berikan cairan dengan tepat: tujuan untuk
upaya dalam menangani masalah diare
memenuhi kebutuhan cairan pada pasien,
tidak
dan
2) berikan terapi IV seperti yang ditentukan:
berkelanjutan, maka dimungkinkan akurat.
untuk memenuhi kebutuhan pengobatan
Selain itu, dokumentasi yang dilakukan
pasien.
dilakukan
dengan
cepat
perawat terdapat dalam pom pengkajian
keperawatan
tersendoiri,
menjadi
dengan
sehingga
dokter
yang
dokumentasi
tidak
4. Implementasi Keperawatan
tidak
Implementasi yang dilakukan oleh
dokter,
perawat pertama adalah monitor cairan, di
melihat
dan
dapatkan data: balance cairan -720cc dan
mengetahui apa saja yang dilakukan oleh
dilakukannya tindakan monitor cairan. Hal
perawat dengan memberikan tindakan 1)
ini didukung olen osmotik cairan tubuh dan
timbang pasien sacara berkala: tujuannya
volume cairan tubuh total (ektrasel dan
untuk mengetahui perkembangan berat
intrasel) yang harus selalu dalam keadaan
badan pasien, 2) monitor turgor kulit secara
seimbang
berkala: tujuan dari tindakan ini untuk
fasopressin, ginjal, dan rasa haus.
yang
diatur
oleh
arginin
mengetahui kondisi pasien. Amati turgor
Dari hasil penelitian Kurniawati
kulit secara berkala tujuan yaitu untuk
(2016), menyatakan dengan melakukan
mengetahui
monitor
Menurut
tanda-tanda
penulis
dengan
dehidrasi.
melakukan
cairan
mengalama
pada
dehidrasi
pasien
yang
terutama
pada
penilaian kulit dapat mengetahui apakah
penderita
diare
yang
paling
rentan
pasien mengalami dehidrasi atau tidak
mengalami
hal
tersebut
dan
bahwa
dengan nilai normal <2 detik. Dan yang
dehidrasi
terakhir yaitu manajemen cairan,dari hasil
ketidakseimbangan yang ditandai dengan
merupakan
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
kondisi
6
defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi
ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah
dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
berkurang dengan frekuensi 4 kali.
misalnya kekurangan cairan dan kelebihan
Diare
dapat
berkurang
dari
7kali
asupan zat terlarut (misalnya protein dan
berkurang menjadi 4kali, diare bisa membaik
klorida atau natrium). Kelebihan asupan zat
karena implementasi yang dilakukan perawat
terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau
baik tindakan mandiri perawat dan dibantu
pengeluaran urine secara berlebih serta
dengan obat. Hasil yang diperoleh tersebut
pengeluaran keringat yang banyak dan
tidak terlepas dari adanya faktor pendukung
dalam waktu yang lama.
dan
Tindakan kedua yaitu mengukur
berat badan, dilakukannya pengukuran
berat badan untuk mengetahui kenaikan
dan penurunan berat badan pasien. Hal ini
didukung oleh penelitian Afdali, Daud, dan
Putri (2017), mengukur berat badab ideal
merupakan cara yang paling banyak atau
paling
umum
yang
dilakukan
orang.
Caranya, berat badan yang terukur dalam
satuan kilo gram.
Tindakan yang ketiga memberikan
antibiotik (cefotaxime) kegunaannya untuk
menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan berikatan dengan satu atau lebih
penghambat
yang
ditemui
dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Adapun
faktor
pendukung
dari
pelaksanaan
implementasi asuhan keperawatan yakni faktor
pendukung adalah perawat mendukung dalam
melakukan
proses
keperawatan.
Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan ini.
Terdapat beberapa faktor penghambat
yakni perawat kurang teliti dalam melakukan
asuhan keperawatan alternative. Pasien kurang
kooperatif
pada
saat
dilakukan
tindakan
keperawatan sehingga pemecahnya adalah
lebih
membina
hubungan
saling
percaya
terhadap pasien.
ikatan protein-penisilin yang selanjutnya
akan menghambat tahap transpeptidasi
DAFTAR PUSTAKA
sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri
Afdali,Muhammad, Muhammad Daud , dan
Raihan Putri. (2017). Perancangan Alat
Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat
Badan dengan Output Suara Berbasis
Arduino
UNO.
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elko
mika/article/dpwnload/1171/pdf diakses
pada 13 Juli 2017 pukul 22.30 WIB
sehingga menghambat biosintesis dinding
sel (Nasif, Yuned, dan Muchtar 2013)
SIMPULAN
Setelah dilakukan implementasi selama 3
hari penulis melakukan evaluasi terakhir pada
tanggal 14 Mei 2017 didapatkan data subyektif:
Azwar. (2016). Metode Penelitian Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
7
Cahyono. (2010). Hubungan
Sanitasi
Lingkungan Dan Personal Hygiene Ibu
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Lingkungan Pintu Angin Kelurahan
Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara
Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya
Pencegahan Terjadinya Perdarahan Dan
Syok Pada Pasien Dhf Di Rsud Pandan
Arang Boyolali.
http://eprints.ums.ac.id/44585/1/NASKA
H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses
pada 10 Juli 2017 pukul 16.25
Herdman, T. Heather dan, Kamitsuru, S. (2015).
Diagnosis Keperawatan Definisi Dan
Klasifikasi 20015-2017. Jakarta: EGC
Kemenkes. (2011). Perilaku Mencuci Tangan
Dan Kejadia Diare Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Paud Desa Kalikotes Klaten.
http://eprints.ums.ac.id/46279/19/NASK
AH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 18
februari pukul 13.45 WIB.
Kurniawati. (2016). Upaya Penanganan
Dehidrasi Pada Pasien Diare Anak Di Rsud
Panda Arang Boyolali,
http://eprints.ums.ac.id/44543/1/NASKA
H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses
pada 14 Juni 2017 pukul 20.00
Mubarok. (2009). Personal Hygiene Ibu Yang
Kurang Berhubungan Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di
Ruang Anak,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j
&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja
&uact=8&ved=0ahUKEwiavLvSrqbSAhUJJ
ZQKHZpkBjYQFgghMAE&url=http%3A%2F
%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticl
e.php%3Farticle%3D128815%26val%3D3
60&usg=AFQjCNHRr8pOzkwAZk7nB2tYIVj
XHVQXKg&sig2=_NK3AngX0yIt8EqIggU8o
w&bvm=bv.148073327,d.dGo
diakses
pada kamis 23 februari 2017 jam 20.58
Obat Intravena Di Smf Penyakit Dalam
Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.ph
p/PHARMACY/article/view/593/586
diakses pada 17 Juli 2017 pukul21.29 WIB
Posangi, Iddo. (2012). Penatalaksanaan Cairan
Perioperatif Pada Kasus Trauma.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/b
iomedik/article/viewFile/743/12179
diakses pada 21 Juli 2017 pukul 22.00
WIB.
Purnamiasih, Desak Putu Kristian, Nani
Nurhaeni, dan Siti Chodidjah. (2013).
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak
Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan.
http://jurnal.libakperngestiwaluyo.ac.id/ojs/index.php/r
oy/article/viewFile/10/10, pada 18 Juni
2017 pukul 13.23
Setiawan, dkk. (2014). Keperawatan Anak &
Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Suraatmaja. (2007). Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Asupan Makanan Dan Status
Gizi Dengan Frekuensi Diare Balita Di
Desa Bolon, Kecamatan Colomadu,
Kabupaten
Karanganyar,
http://eprints.ums.ac.id/47573/1/NASAK
AH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada senin
20 f3bruari 2017 jam 09.04
Wardani, Septi. (2016). Manajemen Diare Pada
Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit.
http://journal.umsurabaya.ac.id/index.php/JKM/article/do
wnload/360/301 diakses pada 21 Juli
2017 pukul 20.30
Nasif, Hansen, Monalisa Yuned, dan Husni
Muchtar. (2013). Kajian Penggunaan
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
8
Download