MANUSKRIP PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA Oleh: NI LUH MADE YUNIARTINI 0141878 PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 2 PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN. A DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA Ni Luh Made Yuniartini*, Trimawati**, Eka Adimayanti** Universitas Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa disertai darah dan lendir. Penyakit diare dapat menyebabkan masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan kekurangan volume cairan pada pasien dengan Diare di Rumah sakit Salatiga. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan. Pengelolaan kekurangan volume cairan selama 3 hari pada An. A. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil dari pengelolaan didapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan BAB cair dengan konsistensi lembek, mata terlihat cekung, BC = -502cc pasien. Masalah teratasi sebagian, intervensi selanjutnya minum air yang banyak. Saran bagi perawat di Rumah Sakit agar meningkatkan pelaynan yang lebih maksimal terutama pada pasien diare dan lebih meningkatkan penatalaksanaan kurangnya volume cairan dan mencegah terjadinya dehidrasi. Kata Kunci Kepustakaan : Diare, Kekurangan volume cairan : 30 (2007-2016) PENDAHULUAN mempengaruhi Anak merupakan bagian dari keluarga seluruh anggota keluarga (Rohman, 2009). dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak Salah satu penyakit yang sering berpusat pada keluarga. Keluarga merupakan dijumpai pada anak yaitu diare. Diare adalah sebuah system suatu terbuka dimana anggota- penyakit yang ditandai dengan anggotanya merupakan subsistem. Anak yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga sakit dapat menimbulkan suatu setres bagi anak kali sehari yang disertai dengan perubahan itu sendiri maupun pada keluarga. Pada konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau perubahan masalah kesehatan pada anak dapat tanpa disertai darah dan lendir. Diare juga dapat menyebabkan kejadian malnutrisi pada Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 1 anak berusia di bawah lima tahun. Penyakit sangat besar, makanan dan minuman sebagai diare sering menyerang balita, bila tidak segera penyakit yang ditularkan melalui makanan. diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi Penyakit yang muncul akibat masuk dan yang mengakibatkan kematian (Suraatmaja, berkembangbiaknya 2007). tubuh (usus) melalui makanan yang di konsumsi Menurut WHO, 2013 diare merupakan mikroorganisme dalam (Mubarok, 2009). penyebab kematian nomer dua di dunia. Diare Diare lebih dominan menyerang balita merupakan salah satu penyebab utama dari karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah, morbiditas dan mortalitas di negara yang sehingga sedang berkembang dengan kondisi sanitasi penyebaran bakteri penyebab diare. Jika diare lingkungan yang buruk, persediaan air yang disertai tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan). terbatas. Diare dapat menyebabkan dehidrasi Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan berat, walaupun kondisi ini dapat diatasi volume dengan pengobatan rehidrasi oral. Diare sering menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya disebabkan yang konsentrasi. Kekurangan volume cairan tubuh menyiapkan dapat ditandai dengan penurunan tekanan higienitas darah, penurunan tekanan nadi, penurunan perorangan dan pembuangan tinja/limbah. turgor kulit, membrane mukosa kering, haus, Diare akut adalah buang air besar yang peningkatan konsentrasi urin. Kasus kematian frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada balita umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan ditemukan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda- hari (Kemenkes, 2011). tanda bahaya ini (Cahyono, 2010). karena terkontaminasi, makanan yang penggunaan kebiasaan tidak higienis, air balita sangat muntah dan terhadap berkelanjutan cairan karena rentan yaitu dehidrasi biasanya dehidrasi, akan juga masih banyak terjadi karena Penyebab terjadinya diare yaitu dari faktor makanan, keracunan makanan, alergi METODE makanan, makanan yang sudah basi. Faktor Metode yang digunakan penulis yaitu makanan yaitu makanan yang terkontaminasi deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan dengan bakteri atau kuman, sehingga harus fakta secara sistematik sehingga dapat lebih diperhatikan makanan yang bersih dan yang mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data tidak terkontaminasi. Kesehatan lingkungan yang adalah pengaruh makanan terhadap kesehatan deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk dikumpulkan semata-mata Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga bersifat 2 mencari penjelasan, hipotensis, dengan output berlebihan adalah setelah mempelajari dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 implikasi. Pendekatan yang dilakukan oleh jam kebutuhan cairan teratasi dengan kriteria penulis adalah mencoba menjelaskan metode hasil tanda-tanda vital normal, turgor kulit baik, ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat. menganalisis data, dan menarik kesimpulan Intervensi yang penulis susun diantaranya. membuat prediksi, menguji maupun data tentang Pengelolaan Kekurangan Volume Intervensi yang diperoleh Cairan Pada Anak Usia 1-3 tahun di RSUD pengkajian, untuk mengatasi Salatiga (Azwar, 2016). kekurangan volume cairan Teknik pengumpulan data dilakukan dengan output yang dari masalah berhubungan berlebihan penulis dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, merencanakan tindakan keperawatan meliputi, observasi manajemen dan implementasi tindakan keperawatan. syok: tanda-tanda vital, pencegahan syok, monitor pemberian makan, memonitor berat badan, manajemen diare: HASIL timbang pasien secara berkala, monitor turgor Pengkajian kulit secara berkala, monitor tanda dan gejala, Dari pengkajian yang dilakukan pada manajemen cairan: monitor tanda-tanda vital, hari jumat, 21 Mei 2017 jam 07.00 WIB berikan cairan dengan tepat, berikan cairan terhadap An. A didatkan data subjektif ibu dengan tepat, berikan terapi IV seperti yang pasien mengatakan anaknya BAB 7kali sehari ditemukan, monitor cairan. dan pasien tampak lemas, mata terlihat cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit jelek. Implementasi Untuk mengatasi masalah di atas Diagnosa Keperawatan Diagnosa Aberdasarkan kekurangan penulis pada hari jumat tanggal 12 Mei 2017 yang muncul prioritas volume pada An. pada pukul 11.00 WIB implementasi yang sudah adalah penulis lakukan yaitu yang pertama mengukur berhubungan tanda-tanda vital. Respon subyektif yaitu ibu utama cairan dengan output yang berlebihan. klien kooperatif dan respon obyektif nadi: Intervensi 132x/menit, suhu: 37,10C, respiratori rate: Intervensi yang penulis susun untuk 24x/menit. Implementasi kedua pada 11.05 WIB pada hari jumat, 12 Mei 2017 mengatasi yaitu memonitor cairan, respon subyektif ibu kekurangan pasien mengatakan anaknya masih diare dan volume cairan berhubungan Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 3 respon obyektif balance cairan -720cc dengan fases cair, tidak ada lendir. Implementasi ketiga pada jam 11.15 mengukur berat badan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya PEMBAHASAN mengalami penurunan berat badan dan respon Dalam bab ini penulis akan membahas obyektif berat badan sebelum sakit 12 kg, berat tentang pengelolaan kekurangan volume cairan bada selama sakit 12 kg. implementasi keempat pada An. A umur 3 tahun dengan diagnosa pada jam 11.20 memonitor pemberian makan, medis Diare Akut Dehidrasi Sedang, di ruang respon mengatakan Anggrek RSUD Salatiga pada tanggal 26 April anaknya susah makan dan respon obyektif 2017. Dapat diuraikan satu persatu sebagai pasien tampak lemas. berikut: subyektif ibu pasien Implementasi yang dilakukan pada hari sabtu, 13 Mei 2017 jam 07.00 1. Pengkajian yaitu Dari hasil pengkajian pada pasien memberikan pendidikan kesehatan mengenai ditemukan data subyektif yaitu BAB cair diare, respon subyektif ibu pasien mengatakan 7kali. Sedangkan data obyektifnya pasien sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan tampak lemas, turgor kulit tidak anemis. respon obyektif ibu pasien bisa menjawab Menurut penulis dari hasil pengkajian yang pertanyaan yang di berikan. Serta pada jam didapat 07.05 implementasi yang dilakukan yaitu keperawatan kekurangan volume cairan. memberikan injeksi cefotaxime, respon obyektif pasien mengalami masalah Menurut James, Nelson & Ashwill obat masuk melalui selang infus. Pada jam dalam 07.15 implementasi yang dilakukan yaitu Nurhaeni, & Chodidjah (2013), pada kondisi mengkaji respon terhadap pemberian makan, sakit, kehilangan cairan tubuh manusia respon obyektif pasien enggan makan. diakibatkan oleh: kehilangan cairan melalui Implementasi yang terakhir pada hari minggu 14 Mei 2017 jam 07.10 hasil penelitian Purnamiasih, saluran cerna (muntah, diare, perdarahan), yaitu kehilangan cairan melalui kulit (luka bakar menyarankan pasien untuk banyak minum air, dan diaforesi), dari data yang saya dapat respon suyektif ibu pasien mengatakan anaknya dengan penyakit saluran cerna yaitu diare susah minum air dan respon obyektif pasien dengan masalah kekurangan volume cairan, tampak lemas. Implementasi pada jam 07.15 dimana cairan berfungsi dalam membantu memonitor pemberian makan, respon obyektif penyerapan nutrisi dan metabolisme dalam pasien hanya makan ¼ porsi. tubuh, elektrolit sangat penting untuk Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 4 fungsi dari sel-sel dan organ tubuh karena tekanan nadi, penurunan turgor kulit, sifatnya sebagai ion tubuh. membrane mukosa kering, haus, peningkatan konsentrasin urin (Black & 2. Diagnosa Hawks, 2014). Dari hasil data yang dilakukan yaitu Apabila masalah tersebut tidak ditangani, maka akan menyebabkan untuk menegakkan diagnosa keperawatan. kemasalahan Menurut Diagnosa volume cairan dan apabila tidak segera keperawatan anak adalah suatu pernyatan ditangani akan mengakibatkan kematian. yang anak Kurangnya volume cairan, terjadi saat air terhadap masalah kesehatan sebagai dasar dan elrktrolit yang hilang berada dalam penentuan intervensi keperawatan hingga proporsi istonik. Setyawan (2014), menggambarkan respon mencapai tumbuh kembang yang normal. actual yaitu kekurangan 3. Rencana Tindakan Dari data pengkajian penulis menemukan Penulis merencanakan tindakan prioritas utama masalah keperawatan yaitu: keperawatan pada hari jumat, 12 Mei 2017 kekurangan volume cairan berhubungan pukul dengan kekurangan output yang Kekurangan volume penurunan intravaskuler, berlebihan. cairan 10.00 WIB. Untuk volume cairan, diagnose selama adalah melakukan tindakan keperawatan 3x24 jam interstisial, penulis menentukan tujuan yaitu pasien dan/atau intraselular ini mengacu pada memperlihatkan dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa hidrasi yang adekuat dan kriteria hasil TTV perubahan kadar natrium (Herdman, 2015). normal, turgor kulit membaik, pengetahuan Alasan penulis memprioritaskan terpenuhi, dan asupan mempertahankan cairan sepenuhnya karena kebutuhan cairan yang mutlak yang merencanakan tindakan keperawatan yaitu harus terpenuhi (Mubarok & Chayatin, manajemen syok, dari hasil penelitian 2008). dari menurut Daryani (2016) manajemen syok kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi, merupakan suatu tindkan untuk menangani juga dan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai konsentrasi kondisi tidak adekuatnya transport oksigen (Sjamsunidajat dkk, 2010). Kekurangan ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan volume cairan tubuh dapat ditandai dengan oleh penurunan penulis memberikan tindakan yaitu 1) yang ditimbulkan menyebabkan menurunkan kelelahan daya tekanan darah, penurunan gangguan Dengan oral masalah ini sebagai masalah pertama Akibat adekuat. secara hemodinamik, Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga penulis dimana 5 monitor tanda-tanda vital: bertujuan untuk penelitian Posangi (2012) terapi cairan mengetahui kondisi pasien, 2) pencegahan merupakan kunci dari resusitasi. Pada syok: tujuannya untuk mencegar terjadinya pasien diare umumnya terjadi perubahan gangguan sirkulasi pada pasien, 3) monitor berupa berkurangnya ciran pada tubuh. pemberian Resiko makanan: bertujuan memenuhi nutrisi dalam untuk tubuh, 4) yang dapat berkurangnya terjadi volume cairan dengan dapat memonitor berat badan: untuk mengetahui mengalami gangguan keseimbangan cairan kenaikan dan penurunan berat badan pada maupun elektrolit pada tubuh. Dimana pasien. Tindakan selanjutnya manajemen penulis memberikan suatu tindakan yaitu 1) diare, dari hasil penelitian Wardani (2016) berikan cairan dengan tepat: tujuan untuk upaya dalam menangani masalah diare memenuhi kebutuhan cairan pada pasien, tidak dan 2) berikan terapi IV seperti yang ditentukan: berkelanjutan, maka dimungkinkan akurat. untuk memenuhi kebutuhan pengobatan Selain itu, dokumentasi yang dilakukan pasien. dilakukan dengan cepat perawat terdapat dalam pom pengkajian keperawatan tersendoiri, menjadi dengan sehingga dokter yang dokumentasi tidak 4. Implementasi Keperawatan tidak Implementasi yang dilakukan oleh dokter, perawat pertama adalah monitor cairan, di melihat dan dapatkan data: balance cairan -720cc dan mengetahui apa saja yang dilakukan oleh dilakukannya tindakan monitor cairan. Hal perawat dengan memberikan tindakan 1) ini didukung olen osmotik cairan tubuh dan timbang pasien sacara berkala: tujuannya volume cairan tubuh total (ektrasel dan untuk mengetahui perkembangan berat intrasel) yang harus selalu dalam keadaan badan pasien, 2) monitor turgor kulit secara seimbang berkala: tujuan dari tindakan ini untuk fasopressin, ginjal, dan rasa haus. yang diatur oleh arginin mengetahui kondisi pasien. Amati turgor Dari hasil penelitian Kurniawati kulit secara berkala tujuan yaitu untuk (2016), menyatakan dengan melakukan mengetahui monitor Menurut tanda-tanda penulis dengan dehidrasi. melakukan cairan mengalama pada dehidrasi pasien yang terutama pada penilaian kulit dapat mengetahui apakah penderita diare yang paling rentan pasien mengalami dehidrasi atau tidak mengalami hal tersebut dan bahwa dengan nilai normal <2 detik. Dan yang dehidrasi terakhir yaitu manajemen cairan,dari hasil ketidakseimbangan yang ditandai dengan merupakan Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga kondisi 6 defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, berkurang dengan frekuensi 4 kali. misalnya kekurangan cairan dan kelebihan Diare dapat berkurang dari 7kali asupan zat terlarut (misalnya protein dan berkurang menjadi 4kali, diare bisa membaik klorida atau natrium). Kelebihan asupan zat karena implementasi yang dilakukan perawat terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau baik tindakan mandiri perawat dan dibantu pengeluaran urine secara berlebih serta dengan obat. Hasil yang diperoleh tersebut pengeluaran keringat yang banyak dan tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dalam waktu yang lama. dan Tindakan kedua yaitu mengukur berat badan, dilakukannya pengukuran berat badan untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan pasien. Hal ini didukung oleh penelitian Afdali, Daud, dan Putri (2017), mengukur berat badab ideal merupakan cara yang paling banyak atau paling umum yang dilakukan orang. Caranya, berat badan yang terukur dalam satuan kilo gram. Tindakan yang ketiga memberikan antibiotik (cefotaxime) kegunaannya untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih penghambat yang ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Adapun faktor pendukung dari pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan yakni faktor pendukung adalah perawat mendukung dalam melakukan proses keperawatan. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Terdapat beberapa faktor penghambat yakni perawat kurang teliti dalam melakukan asuhan keperawatan alternative. Pasien kurang kooperatif pada saat dilakukan tindakan keperawatan sehingga pemecahnya adalah lebih membina hubungan saling percaya terhadap pasien. ikatan protein-penisilin yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi DAFTAR PUSTAKA sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri Afdali,Muhammad, Muhammad Daud , dan Raihan Putri. (2017). Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara Berbasis Arduino UNO. http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elko mika/article/dpwnload/1171/pdf diakses pada 13 Juli 2017 pukul 22.30 WIB sehingga menghambat biosintesis dinding sel (Nasif, Yuned, dan Muchtar 2013) SIMPULAN Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari penulis melakukan evaluasi terakhir pada tanggal 14 Mei 2017 didapatkan data subyektif: Azwar. (2016). Metode Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 7 Cahyono. (2010). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya Pencegahan Terjadinya Perdarahan Dan Syok Pada Pasien Dhf Di Rsud Pandan Arang Boyolali. http://eprints.ums.ac.id/44585/1/NASKA H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 10 Juli 2017 pukul 16.25 Herdman, T. Heather dan, Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 20015-2017. Jakarta: EGC Kemenkes. (2011). Perilaku Mencuci Tangan Dan Kejadia Diare Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Paud Desa Kalikotes Klaten. http://eprints.ums.ac.id/46279/19/NASK AH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 18 februari pukul 13.45 WIB. Kurniawati. (2016). Upaya Penanganan Dehidrasi Pada Pasien Diare Anak Di Rsud Panda Arang Boyolali, http://eprints.ums.ac.id/44543/1/NASKA H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 14 Juni 2017 pukul 20.00 Mubarok. (2009). Personal Hygiene Ibu Yang Kurang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Ruang Anak, https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja &uact=8&ved=0ahUKEwiavLvSrqbSAhUJJ ZQKHZpkBjYQFgghMAE&url=http%3A%2F %2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticl e.php%3Farticle%3D128815%26val%3D3 60&usg=AFQjCNHRr8pOzkwAZk7nB2tYIVj XHVQXKg&sig2=_NK3AngX0yIt8EqIggU8o w&bvm=bv.148073327,d.dGo diakses pada kamis 23 februari 2017 jam 20.58 Obat Intravena Di Smf Penyakit Dalam Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.ph p/PHARMACY/article/view/593/586 diakses pada 17 Juli 2017 pukul21.29 WIB Posangi, Iddo. (2012). Penatalaksanaan Cairan Perioperatif Pada Kasus Trauma. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/b iomedik/article/viewFile/743/12179 diakses pada 21 Juli 2017 pukul 22.00 WIB. Purnamiasih, Desak Putu Kristian, Nani Nurhaeni, dan Siti Chodidjah. (2013). Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan. http://jurnal.libakperngestiwaluyo.ac.id/ojs/index.php/r oy/article/viewFile/10/10, pada 18 Juni 2017 pukul 13.23 Setiawan, dkk. (2014). Keperawatan Anak & Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha Medika. Suraatmaja. (2007). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Asupan Makanan Dan Status Gizi Dengan Frekuensi Diare Balita Di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, http://eprints.ums.ac.id/47573/1/NASAK AH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada senin 20 f3bruari 2017 jam 09.04 Wardani, Septi. (2016). Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit. http://journal.umsurabaya.ac.id/index.php/JKM/article/do wnload/360/301 diakses pada 21 Juli 2017 pukul 20.30 Nasif, Hansen, Monalisa Yuned, dan Husni Muchtar. (2013). Kajian Penggunaan Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 8