Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 778 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIZ AL QURAN PADA ANAK USIA DINI DI TK MUTIARA QURANI BANTUL THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MEMORIZE AL QURAN IN EARLY CHILDHOOD Oleh: nurdini bismi fitria, paud/pgpaud [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran dari aspek perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar tahfiz Al Quran pada kelompok B di TK Mutiara Qurani, Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Subjek penelitian ini meliputi guru tahfiz kelompok B, kepala sekolah, dan anak kelompok B yang berjumlah 29 anak. Objek penelitian ini pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran pada kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) perencanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran tahfiz Al Quran melalui perencanaan tidak tertulis hasil rapat guru dan perencanaan tertulis dalam Rencana Kegiatan Harian, (2) pelaksanaan kegiatan tahfiz Al Quran dilaksanakan dalam kegiatan kelompok yang mengutamakan penambahan materi baru dan kegiatan tasmi yang mengutamakan pengulangan materi , (3) penilaian dilaksanakan dengan cara mengamati anak secara individual saat mengulang hafalan menggunakan catatan anekdot dan daftar cek. Kata kunci: pembelajaran, tahfiz Al Quran Abstract This study aimed to describe the implementation of memorize Al Quran learning from aspects of planning, learning activities, and learning outcomes assessment memorize Al Quran Juz 30 in group B at Mutiara Qurani kindergarten, Bantul, Yogyakarta. This type of research is descriptive. Subjects of the study include group teachers of memorize Quran, kindergarten principal, and children of group B amounts to 29 children. The object of this study is implementation of memorize Al Quran learning in group B. The data collection technique using observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis techniques The results showed that the implementation of learning memorize Al Quran in group B include;(1) planning done memorize teacher in the Quran through planning unwritten teacher meetings and planning results written in the plan daily activities, (2) implementation memorize Al Quran implemented in group activities that prioritizes the addition of new material and tasmi activities that prioritizes repetition of material, (3) assessment carried out by observing the individual child when repeating ayat use assessment tools anecdotal notes and check list. Keywords: learning, memorize Al Quran PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak berumur 0 – 6 tahun dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang diharapkan dapat membentuk kepribadian anak (Muhammad Fadlillah, 2012: 19). Nilai-nilai kebaikan pada anak usia dini dapat diajarkan melalui pendidikan agama dan moral. Pendidikan agama penting diajarkan sejak dini karena akan menjadi pondasi bagi pendidikan anak selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mansur (2005: 54) bahwa perkembangan nilai agama pada anak sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan agama anak di usia dewasa. Jika masa pengetahuan kecil agama anak dibekali yang baik, dengan maka perkembangan anak yang selanjutnya juga baik. Pendidikan agama pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan keluarga maupun lembaga pendidikan formal. 779 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar sebagai kebutuhan yang bermanfaat bagi diri anak. Komarudin Hidayat 70) pada anak Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan setiap menyebutkan lembaga sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal pendidikan anak usia dini perlu kehidupan (2003: menerapkan visi, misi, dan tujuan lembaga, serta (ucapan). mengembangkannya menjadi program kegiatan keagamaan secara verbal dan amaliah yang nyata dalam rangka pengelolaan dan peningkatan dilaksanakan berdasarkan pengalaman menurut kualitas tuntunan yang diajarkan. lembaga. Program pendidikan menggambarkan tujuan yang hendak dicapai oleh Anak agama menghafal Pengajaran Al kalimat-kalimat Quran pertama kali lembaga. Program dituangkan dalam kurikulum, dilakukan dengan memperdengarkan ayat kepada sehingga program itulah yang mencerminkan arah anak. Proses mendengar atau membaca Al Quran dan tujuan yang diinginkan dalam proses secara terus menerus sehingga anak menjadi hafal pendidikan (Jalaluddin, 2001: 165). Upaya yang disebut tahfiz Quran (Abdul Aziz Abdul Rauf, dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuan 2004: 49). Tahfiz anak usia dini dilakukan pendidikan ialah menyusun dan menjalankan dengan cara memperdengarkan bacaan Al Quran kurikulum khusus yang disesuaikan dengan oleh guru dan ditirukan oleh anak secara berulang tujuan dari lembaga sekolah. Oleh karena itu, hingga untuk melaksanakan pendidikan agama Islam diperdengarkan. Tahfiz pada anak usia dini diperlukan adanya kurikulum pendidikan Islam. biasanya dimulai dari Al Quran Juz 30 yang Pembelajaran dalam anak hafal ayat yang telah kurikulum berisi surat dengan ayat-ayat yang pendek. Hal pendidikan Islam yang pertama kali diberikan tersebut sesuai dengan pendapat Muhammad Nur kepada anak adalah mengajarkan Al Quran Abdul (Jalaluddin, 2001: 163). Mengajarkan Al Quran mengungkapkan bahwa ayat-ayat yang pendek dapat dilakukan melalui membaca, menulis, dan dan jumlah kata yang sedikit dalam Juz 30 menghafal Al Quran. Hal ini sesuai dengan memudahkan anak untuk menghafal. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Hafizh Suwais Keberhasilan (2010: dalam 337) yang pelaksanaan 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama Pasal pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh 1 ayat 24 yang berbunyi kurikulum pendidikan Al faktor kemampuan guru. Kemampuan guru Quran adalah membaca, menulis, dan menghafal meliputi penguasaan yang baik terhadap bidang ayat-ayat Al Quran, tajwid, serta menghafal doa- pengetahuan doa utama. persiapan tertulis, dan pelaksanaan mengajar Anak usia 0 – 6 tahun berada pada periode pendidikan secara langsung yaitu yang diajarkan, pembuatan (Jamil Suprihatiningrum, 2014: 96). Guru sebagai melalui pengelola kelas perlu memiliki kecakapan sebagai pembiasaan kepada hal-hal yang baik (Jalaluddin, perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, 2001: 131). Pada mulanya, anak melakukan dan kebiasaan karena dorongan dari lingkungannya, Suprihatiningrum, 2014: 107). Mengacu pada selanjutnya anak akan merasakan kebiasannya kecakapan yang harus dimiliki oleh guru, maka penilai prestasi belajar siswa (Jamil Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 780 pelaksanaaan pembelajaran tahfiz pada anak usia tahun dini terdiri dari perencanaan pembelajaran, didasarkan pada upaya untuk memaksimalkan pengelolaan kemampuan anak dalam menghafal. pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. ajaran 2015/2016. Penentuan target Pada tahun ajaran 2015/2016, peserta Salah satu Taman Kanak-kanak yang didik TK Mutiara Qurani berjumlah 74 anak, melaksanakan pembelajaran tahfiz Al Quran terdiri dari 45 anak kelompok A dan 29 anak adalah TK Mutiara Qurani, Jogonalan, Bantul. kelompok B. Kelompok A tidak ditargetkan Taman Kanak-kanak Mutiara Qurani mempunyai untuk mencapai target tertentu. Kelompok B misi salah satunya adalah membimbing anak ditargetkan dapat menghafal satu Juz 30 yang dalam memahami dan menghafal Quran, hadits, terdiri dari 38 surat. Hasil wawancara dengan doa, dan siroh Nabi dengan metode fun with kepala sekolah diperoleh informasi perbedaan learning. Berdasarkan wawancara yang dilakukan target peneliti kepada kepala TK Mutiara Qurani konsentrasi Jogonalan pada tanggal 31 Juli 2015 diperoleh menghafal. Anak kelompok A mempunyai daya hasil bahwa untuk melaksanakan misi tersebut, konsentrasi TK Mutiara Qurani Jogonalan menyelenggarakan kelompok B, sehingga penyampaian materi program khusus. Salah satu program khusus dari pembelajaran lebih sedikit dari kelompok B. TK Mutiara Qurani adalah pembelajaran tahfiz Al Sebagian Quran juz 30. mendapatkan pembelajaran tahfiz Al Quran, Wawancara dengan guru TK Mutiara Qurani pada dan kemampuan yang besar karena lebih anak perbedaan anak pendek dalam dari kelompok A anak belum sehingga pembelajaran tahfiz Al Quran adalah 2015 kegiatan pengenalan dan pembiasaan agar anak Qurani telah dapat menghafal dengan baik. Berbeda dengan melaksanakan pembelajaran tahfiz Al Quran pada kelompok B yang sebagian telah mendapatkan tahun ajaran 2014/2015. Program pembelajaran pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok A tahfiz yang diselenggarakan pada tahun ajaran sehingga kelompok B lebih mengenal dan 2014/2015 tidak mempunyai kebiasaan menghafal yang baik. mencapai target TK 4 adalah Agustus menunjukkan tanggal tersebut Mutiara mewajibkan tertentu. anak untuk Berdasarkan Hasil pengamatan yang dilakukan pada pelaksanaan program pembelajaran tahfiz pada tahun 2015 pembelajaran tahfiz di kelompok B tahun ajaran 2014/2015 tersebut, dari sembilan TK Mutiara Qurani menggambarkan terdapat jumlah anak kelompok B TK Mutiara Qurani, perbedaan materi tujuh anak di antaranya berhasil menghafal kelompok satu dan kelompok dua. Kelompok satu setengah Juz 30 dan dua anak berhasil menghafal memiliki hafalan yang lebih banyak dibandingkan satu Juz 30. Ketercapaian hasil belajar sebagian kelompok dua. Berdasarkan wawancara dengan anak kelompok B yang mampu menghafal satu kepala sekolah pada tahun ajaran 2014/2015 Juz 30 melandasi TK Mutiara Qurani untuk ketika melaksanakan program pembelajaran tahfiz Al berhalangan Quran dengan target menghafal satu Juz 30 pada digantikan salah satu untuk oleh yang telah dicapai oleh guru tahfiz mengajar, guru Al Quran pembelajaran pembelajaran lain. 781 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahfiz oleh METODE PENELITIAN guru pengganti dilaksanakan dengan tujuan agar Jenis Penelitian pembelajaran tahfiz Al Quran tetap berjalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Namun, tidak semua guru dapat melaksanakan deskripstif. Penelitian deskriptif terhadap pembelajaran yang sesuai dengan standar yang pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran pada ditentukan oleh lembaga sekolah. anak usia dini di TK Mutiara Qurani diarahkan Wawancara dengan Kepala TK Mutiara untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran, Qurani menunjukkan sebagai sekolah yang kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar mempunyai misi membimbing anak menghafal secara objektif. Al Quran, di TK Mutiara Qurani belum pernah Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan kajian mengenai pelaksanaan Penelitian ini pembelajaran tahfiz Al Quran. Belum adanya November—Desember kajian mengenai pelaksanaan pembelajaran tahfiz mengambil data dikelompok B TK Mutiara Al Quran dapat menjadi kendala pelaksanaan Qurani Bantul. TK Mutiara Qurani beralamat di pembelajaran tahfiz Al Quran di masa yang akan Jogonalan Kidul nomor 27 Tamantirto, Kasihan, datang. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. bahan yang dapat dijadikan sebagai umpan balik Subjek Penelitian dalam menilai pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran di TK Mutiara Qurani. Penelitian ini Subjek penelitian adalah anak kelompok 29 anak terdiri dari sembilan anak perempuan dan pembelajaran tahfiz Al Quran di TK Mutiara 20 anak laki-laki. Qurani melatarbelakangi Prosedur Penelitian kajian lebih perlunya dilakukan pelaksanaan Pengambilan data dilakukan selama dua pembelajaran tahfiz Al Quran. Pelaksanaan bulan. Informan pertama adalah kepala sekolah, pembelajaran meliputi rencana, kegiatan, dan dengan asumsi bahwa kepala sekolah sebagai penilaian pemimpin wajib mengetahui keadaan TK secara hasil mengenai 2015. B di TK Mutiara Qurani Bantul yang berjumlah Hasil pengamatan dan wawancara dalam lanjut dilakukan pada bulan belajar. Harapannya hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al menyeluruh. Informan kedua adalah guru Quran di TK Mutiara Qurani dapat digunakan pembelajaran tahfiz Al Quran sebagai sumber sebagai umpan balik untuk menilai pelaksanaan data dan fasilitator yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran di TK Mutiara pembelajaran tahfiz Al Quran. Qurani. Selain itu, harapannya hasil penelitian ini Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data dapat digunakan sebagai rujukan bagi sekolah Instrumen penelitian dalam penelitian lain yang akan melaksanakan pembelajaran tahfiz deskriptif pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Al Quran di sekolahnya. Quran di TK Mutiara Qurani meliputi, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman wawancara. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 782 Teknik pengumpulan data yang digunakan merujuk pada standar kompetensi profesional adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. kepala sekolah Taman Kanak-kanak adalah Observasi dilakukan dengan pengamatan yang memfasilitasi pendidik untuk menyusun rencana dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Data pembelajaran (Depdiknas, 2006: 10). Namun, instrumen bersifat Wawancara kepala sekolah TK Mutiara Qurani selain sebagai dilakukan untuk informasi kepala sekolah juga berperan sebagai guru tambahan merujuk pada kisi-kisi instrumen pembelajaran tahfiz Al Quran kelompok dua. Hal penelitian. ini membuat Si sebagai kepala sekolah juga kualitatif. mendapatkan Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa dokumen dalam mempunyai pembelaran tahfiz Al Quran. pembelajaran. Guru Teknik Analisis Data Analisa data dalam penelitian deskriptif di tugas sebagai sebagai perencana perencana kegiatan pembelajaran menyusun RKH setidaknya dengan TK Mutiara Qurani Bantul menggunakan teknik memperhatikan analisis deskriptif kualitatif. Penyajian data dalam perencanaan pembelajaran yang diarahkan pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk teks yang lima aspek (Masnur bersifat pelaksanaan perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan dan pembelajaran tahfiz Al Quran. Kesimpulan dalam pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber penelitian ini berupa deskripsi pelaksanaan belajar/media pembelajaran, skenario/kegiatan pembelajaran tahfiz anak usia dini di TK Mutiara pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Guru Qurani. mengungkapkan bahwa perencanaan perlu untuk naratif mengenai kompenen terpenting pada Muslich, 2007: 67) yaitu dibuat lebih detail sehingga bisa membantu guru HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan Namun, guru merasa bahwa kesulitan terbesar pembelajaran tahfiz Al Quran anak kelompok B yang sekarang ini menjadi kendala dalam di TK Mutiara Qurani Bantul yakni sebagai pelaksanaan pembelajaran adalah pada saat berikut: kegiatan pembelajaran itu sendiri berlangsung. 1. Perencanaan pembelajaran tahfiz Al Quran Jamil Suprihatiningrum (2014: 111) Perencanaan disusun dalam bentuk diskusi menyebutkan proses pembelajaran dimulai dari dalam rapat oleh guru pembelajaran tahfiz Al analisis situasi dan kebutuhan sebagai dasar Quran. pengembangan rencana pembelajaran sehingga Guru kelompok dua menyusun perencanaan tertulis dalam bentuk Rencana membantu guru mengorganisasikan materi, Kegiatan Harian. RKH yang disusun memuat berarti kesulitan yang dialami guru selama nama surat yang akan menjadi materi dalam pelaksanan kegiatan pembelajran tahfiz Al Quran pembelajaran tahfiz Al Quran. dapat diantisipasi dan diminimalisir melalui RKH disusun oleh guru kelompok dua yang perencanaan yang cermat dan teliti. Adanya berperan sebagai kepala sekolah. Peran kepala perencaaan yang memuat komponen-kompoen sekolah dalam penyusunan rencana pembelajaran penting dalam perencanaan pembelajaran, maka 783 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016 perencanaan dapat digunakan sebagai acuan bagi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional diinginkan. Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Perencanaan prosedur pembelajaran tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yakni dilakukan guru melalui diskusi dalam rapat pengelolaan bulanan. Namun, hasil mengenai rapat tidak meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu pembukaan, dituangkan dalam RKH yang menjadi panduan inti, dan penutup. guru dalam pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Kegiatan Quran. Hal ini mungkin dapat membantu guru menyiapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bagi apersepsi yaitu pengulangan materi pembelajaran guru, namun tidak adanya dokumen yang sebelumnya untuk mengingatkan kembali pada merekam perencanaan yang dibuat oleh guru materi yang telah dihafal. Kegiatan guru dalam selama menyiapkan anak belajar sesuai dengan pendapat pembelajaran membuat proses kegiatan pembelajaran pembuka anak dilaksanakan belajar dan dengan melakukan Jamil Pihak lain seperti orang tua tidak dapat ikut serta mengemukakan kesiapan anak dalam pembuka mengontrol meliputi kehadiran, kerapian, ketertiban, dan dengan baik karena kegiatan tidak pembelajaran adanya standar perlengkapan pelajaran. 119) Apersepsi dengan mengulang digunakan sebagai bahan evaluasi seperti yang sesuai dengan pendapat Andi Prastowo (2014: dikemukakan oleh Munif Chatib dan Alamsyah 116) bahwa kegiatan apersepsi dilaksanakan Said untuk menggali pengalaman siswa terhadap 139) lesson plan (rencana pengajaran) menjadi syarat mahautama untuk mengawal proses melanjutkannya tema/materi pembelajaran yang akan diberikan. serta Tahap kedua dalam kegiatan belajar tahfiz Al mengontrol kualitas guru sehingga kelas memiliki Quran adalah kegiatan inti. Guru menyampaikan sistem management quality control. materi pembelajaran dengan memperdengarkan 2. Kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran yang bacaan ayat Al Quran yang akan dihafal secara dilakukan guru dan anak di kelompok B TK langsung di depan anak. Bacaan guru kemudian Mutiara Qurani ditirukan oleh anak. Hal ini diulang-ulang hingga Berdasarkan hasil belajar-mengajar sebelum yang pelaksanaan dalam pembelajaran yang dapat (2012: materi (2014: TK pembelajaran sulit untuk ditelaah dengan baik. jalannya Suprihatiningrum di penelitian kegiatan anak dirasa guru telah dapat mengucapkan pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B TK dengan benar dan lancar. Setelah anak lancar Mutiara Qurani dilaksanakan dalam dua jenis mengucapkan, guru kembali mengulang bacaan kegiatan, yaitu kegiatan kelompok dengan tujuan sehingga anak dapat menghafal. Pertama guru utama menambah materi dan kegiatan tasmi meminta dengan tujuan mengulang kembali materi yang selanjutnya guru meminta anak mengulang telah dipelajari anak. Kegiatan pembelajaran kembali bersama dalam kelompok kecil yang tahfiz Al Quran dilaksanakan melalui tahap terdiri dari dua sampai tiga anak secara pembuka, inti, dan penutup. Tahapan pelaksanaan bergantian. Selanjutnya guru meminta anak anak menirukan secara klasikal, Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 784 mengulang bacaan secara individu, terutama hafalan anak sesuai dengan pendapat Herman terhadap anak yang terlihat kurang lancar dalam Syam El Hafizh (2015: 166) tasmi bermanfaat mengulang untuk menumbuhkan semangat dan percaya diri bacaan Menyampaikan materi secara dengan klasikal. memberikan serta mengingatkan akan kesalahan dalam contoh bacaan yang lebih pendek sebelum mengahafal, sehingga kesalahan tidak akan menggabungkannya menjadi satu ayat secara terulang kembali. Guru menyampaikan materi utuh. Hal ini dapat membantu anak mengenal dan petunjuk dengan baik sehingga pesan yang potongan ayat sebelum menghafal keseluruhan. disampaikan dapat diterima dengan baik oleh Pengenalan kepada anak oleh guru menurut anak. Hal ini menunjukkan peran guru dalam Mansur (2009: 133) perlu diberikan sebelum anak menyampaikan mencapai pembelajaran bahwa sebagai pengirim pesan kemampuan menghafal ayat. pesan kegiatan belajar dalam harus kegiatan Pengenalan materi mulai dari bacaan pendek dalam mempunyai hingga ayat per ayat menunjukkan materi yang kemampuan yang baik untuk menyampaikan diberikan disampaikan secara bertahap mulai dari pesan sehingga pesan yang disampaikan jelas sederhana ke rumit. Guru mengulang contoh diterima oleh anak (Wina Sanjaya, 2010: 206). bacaan tiga hingga lima kali pada setiap ayat. Hal ini ditunjukkan dengan anak dapat menirukan Setelah guru menyampaikan semua materi bacaan Al Quran dengan baik. Keterlibatan anak guru meminta anak mengulang kembali materi dalam memanfaatkan media Al Quran dan huruf yang disampaikan. Pengulangan materi dalam hijaiyah sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran sesuai (2010: dengan penerapan pembelajaran bihavioristik keterlibatan anak dalam memanfaatkan media yang dikemukakan oleh Baharuddin dan Esa Nur pembelajaran sehingga anak dapat memahami Wahyuni bisa materi belajar yang diajarkan. Meskipun anak mentransfer pesan yang didapatnya dari short belum dapat membaca ayat Al Quran, namun time memory ke long time memory dibutuhkan anak telah mengenal huruf hijaiyah dan cara pengulangan sebanyak-banyaknya. Setiap anak membacanya. Sehingga terkadang anak tertarik menerima materi dari guru, guru akan menyimak untuk sekedar melihat ayat Al Quran yang tengah hafalan anak. dibacakan oleh guru. (2015: 97) Menyimak hafalan mendengarkan bacaan agar seseorang dilakukan 207) yang menyebutkan perlunya dengan Jika dikaitkan dengan misi yang dimiliki oleh akan TK Mutiara Qurani dalam pembelajaran tahfiz Al mengoreksi bacaan anak yang masih keliru. Quran yakni pembelajaran dengan metode fun Strategi menyimak bacaan anak menurut Ahsin with learning, hal ini belum nampak dalam W. Al Hafidz (1994: 67) disebut juga strategi sebagian menyetorkan kepada guru. Pembelajaran tahfiz Pemahaman guru mengenai fun with learning Al Quran dengan memperdengarkan hafalan anak dalam pembelajaran, yakni menciptakan kegiatan kepada guru disebut tasmi. Tasmi pada kelompok pembelajaran yang menyenangkan bagi anak B dilakukan untuk menguatkan dan memperbaiki melalui permainan, lagu, ataupun berganti tempat anak. Guru besar kegiatan pembelajaran. 785 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016 untuk belajar. Pembelajaran menggunakan mengikuti petunjuk guru dengan baik sebagai permainan kurang dimanfaatkan oleh guru. Hal bagian dari perbaikan yang diupayakan guru. ini dapat diihat dari kegiatan pembelajaran yang Pengayaan dan pemberian tugas khusus ini dilaksanakan seperti pendapat yang dikemukakan oleh Jamil guru hanya menggunakan permainan pada kegiatan tasmi oleh guru Suprihatiningrum kelompok dua. kegiatan penutup setidaknya terdiri dari dua Kegiatan penutup dilaksanakan dengan (2014: 122-123) bahwa aktivitas yakni melakukan refleksi atau membuat pengulangan materi yang telah diberikan dan rangkuman pelaksanaan tindak lanjut. Kegiatan mengulang melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan materi yang telah diberikan pada kegiatan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian dari pembuka pengayaan. dan menegingatkan inti dapat kembali membantu atau guru dengan melibatkan anak dan memberikan Guru tidak menyampaikan pesan-pesan moral gambaran materi yang telah dipelajari anak dan terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan. mengetahui tingkat keberhasilan anak serta Guru keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses mengucapkan doa penutup majelis dan menjawab pembelajaran. Hal ini seperti yang disampaikan salam yang disampaikan oleh guru. Pesan-pesan oleh Abdul Majid (2014: 130) kegiatan penutup moral kurang ditunjukkan oleh guru dalam merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru menutup kegiatan belajar. Hal ini kurang sesuai untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud dengan pendapat Andi Prastowo (2014: 116) memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang mengungkapkan guru harus pintar-pintar yang telah dipelajari anak serta keterkaitannya menyimpulkan dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui mengedepankan pesan-pesan moral yang terdapat tingkat keberhasilan anak serta keberhasilan guru dalam materi pembelajaran. dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini 3. hanya membiasakan hasil anak pembelajaran untuk dengan Penilaian hasil belajar tahfiz Al Quran juga sesuai dengan pendapat Andi Prastowo kelompok B TK Mutiara Qurani (2014: 116) bahwa kegiatan penutup dapat Penilaian yang diberikan oleh guru dalam dilakukan dengan cara menanyakan kembali pembelajaran tahfiz Al Quran adalah penilaian materi yang sudah disampaikan dalam kegiatan harian dan penilaian semester. Penilaian harian inti. pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B Pengayaan dengan membacakan kelanjutan dilaksanakan berdasarkan pengamatan guru ayat dalam satu surat yang belum disampaikan terhadap proses dan hasil belajar anak berupa dalam kegiatan belajar merupakan bagian dari laporan harian kepada orang tua dalam bentuk pengayaan yang guru lakukan. Pemberian materi buku penghubung. Guru menyampaikan surat tambahan ini bertujuan agar anak dapat lebih yang tengah dihafal oleh anak dan kejadian cepat Pada khusus berkaitan dengan perkembangan anak kelompok dua guru memberikan tugas kepada selama mengikuti kegiatan pembelajaran tahfiz anak yang belum lancar menghafal atau tidak Al Quran. Penilaian dalam buku penghubung menerima materi selanjtunya. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 786 tidak memberikan rincian hasil penilain guru. dilakukan guru kurang sesuai dengan pendapat Sering kali penilaian hanya menyertakan surat tersebut karena guru lebih banyak mencatat yang sedang dihafal anak dan kendala yang perilaku negatif anak dan tidak diimbangi dengan muncul selama pembelajaran. Penilaian harian ini perilaku positif anak. Penilaian yang tidak kurang memberikan informasi mengenai sejauh mampu memberikan gambaran perkembangan mana perkembangan anak secara rinci. anak karena informasi yang tidak lengkap tidak Penilaian harian yang dilakukan oleh guru dilakukan pengamatan. seperti pendapat Anita Yus (2012: 59) bahwa Penilaian melalui kegiatan mengamati termasuk penilaian yang dilakukan harus menggambarkan metode penilaian observasi/pengamatan (Anita ketercapaian anak dalam pembelajaran, sehingga Yus, 2012: 58). Pengamatan dalam penilaian memberikan makna bagi pihak lain terutama mengamati kemampuan anak dalam mengahafal. orang tua. Guru melalui mengamati kegiatan mampu memberikan makna bagi pihak lain kelancaran anak dalam Penilaian semester dilaporkan dalam buku mengulang hafalannya. Jika anak mengulang laporan perkembangan hafalan dengan lancar berarti anak dinilai telah menggunakan mencapai perkembangan yang diinginkan. Hanya ditetapkan oleh pihak sekolah, yakni dengan saja pengamatan yang dilakukan guru tidak kriteria Lancar (L) dan Belum Lancar (BL). dicatat dengan baik. Hal ini kurang sesuai dengan Penilaian dengan metode ini disebut metode skala pendapat Harun Rasyid dkk (2009: 178) bahwa penilaian (rating scale). Kriteria penilaian yang dalam melakukan observasi, tingkah laku anak dibuat oleh guru hanya mencakup dua kriteria, perlu dideskrispsikan secara operasional dan yakni lancar dan belum lancar. Skala penilaian mudah dipahami oleh orang lain terutama oleh yang dibuat guru tahfiz Al Quran kelompok B orang tua anak itu sendiri. Penilaian harian disebut cheklist. Hal ini sesuai dengan pendapat pembelajaran tahfiz Al Quran kelompok B dalam Nana Sudjana (2014: 79) yang menyebutkan buku penghubung tidak memberikan informasi skala penilaian yang tidak dibuat dalam bentuk ayat yang tengah dihafal oleh anak dan letak rentangan nilai tetapi hanya mendeskrispsikan kesulitan anak anak dalam menghafal. Informasi apa adanya disebut daftar cek cheklist Jawaban yang diberikan hanya berkaitan kondisi khusus dalam daftar cek dikategorikan misalnya ada, anak selama belajar, seperti anak yang terlihat tidak ada, atau dilakukan, tidak dilakukan, dan tidak bersemangat belajar. kata-kata lain yang sejenis. kriteria semester. penilaian Penilaian yang telah Penilaian dengan mencatat kejadian-kejadian khusus ini menurut Anita Yus (2005: 58) disebut SIMPULAN DAN SARAN catatan anekdot yang merupakan pencatatan Simpulan peristiwa yang menggambarkan gejala tingkah Berdasarkan analisis data dan pembahasan laku anak yang berkaitan dengan sikap dan secara perilaku anak yang khusus, baik perilaku positif pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B TK maupun negatif. Namun penilaian anekdot yang keseluruhan tentang pelaksanaan 787 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016 Mutiara Qurani, maka dapat disimpulkan sebagai metode berikut: mendengarkan bacaan guru yang dibaca 1. TK Mutiara Qurani menggunakan isi Al berulang-ulang, metode kolektif dengan cara Quran Juz 30 sebagai pedoman penyusunan anak mendengarkan bacaan guru secara materi pembelajaran. Guru merencanakan klasikal, dan metode wahdah dengan cara kegiatan pembelajaran tidak tertulis melalui anak menghafal satu per satu ayat Al Quran diskusi dalam yang telah dibacakan oleh guru. rapat guru. Guru menyusun simai dengan cara anak perencanaan tertulis dalam bentuk Rencana Kegiatan tasmi bertujuan menguatkan Kegiatan Harian dengan manulis nama surat hafalan anak. Strategi utama yang digunakan yang akan menjadi materi pembelajaran. adalah menyetorkan hafalan kepada guru. 2. Kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara anak kelompok B terdiri dari dua jenis kegiatan memperdengarkan yakni kegiatan kelompok dan kegiatan tasmi. diajarkan secara individu, kelompok, maupun Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahfiz Al klasikal di depan guru. Kemudian guru Quran memperhatikan pengelolaan kegiatan mengoreksi pembelajaran kesalahan dalam pengucapan ayat. yang disebutkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang 3. Penilaian hafalan bacaan yang anak dilakukan jika melalui pernah terdapat pengamatan Standar Pendidikan Anak Usia Dini yakni dengan mengamati kelancaran anak dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup. mengulang hafalan. Guru menilai anak yang Kegiatan pembuka dilaksanakan dengan memperdengarkan hafalannya dalam kegiatan cara meminta anak duduk rapi, menanyakan pembelajaran kabar, berpasangan, kelompok, maupun klasikal. bernyanyi, membiasakan anak menjawab salam dan membaca doa, dan Penilaian mengulang hafalan. anekdot dilaksanakan dengan Kegiatan cara inti mendiktekan baik harian dan secara menggunakan dilaporkan penghubung. individu, catatan melalui Penilaian buku semester bacaan ayat kemudian anak menirukan bacaan menggunakan daftar cek dengan kriteria guru. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan Lancar dan Belum Lancar dan dilaporkan cara anak bersama-sama mengulang kembali melalui buku laporan perkembangan anak. hafalan pada kegiatan pembuka dan inti, anak mendengarkan kelanjutan ayat tanpa Saran Berdasarkan data hasil dan simpulan menirukan bacaan guru, mengulang kembali penelitian, peneliti memberikan saran yakni: kegiatan menghafal bagi anak yang tidak 1. Kepala sekolah hendaknya hendaknya pelatihan penyusunan mengikuti petunjuk guru, membiasakan anak menyelenggarakan membaca doa dan menjawab salam. perencanaan pembelajaran tahfiz Al Quran Kegiatan kelompok bertujuan menambah bagi guru pembelajaran tahfiz Al Quran dan materi pada hafalan anak. Pelaksanaannya sosialisasi pentingnya perencanaan dalam menggunakan strategi pengulangan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 788 2. Guru hendaknya menyusun rencana pembelajaran tahfiz Al Quran secara rinci Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni.(2015). Teori belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media. dan lengkap dengan menuliskan skenario pembelajaran dalam Rencana Kegiatan harian sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 3. Guru hendaknya menambah variasi permainan dalam kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran sehingga penerapan metode fun with learning dapat terlaksana dengan baik dan membantu anak dalam menyerap informasi yang diberikan secara optimal. 4. Guru hendaknya membuat penilaian harian yang rinci dan lengkap dengan Depdiknas.(2006). Standar kompetensi kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Harun Rasyid, dkk. (2009). Asesmen perkembangan anak usia dini. Yogyakarta: Multi Pressindo. Herman Syam El-Hafizh. (2015). Siapa bilang menghafal Al Quran itu sulit?.Yogyakarta: Pro-U Media. Jalaluddin. (2001). Teologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jamil Suprihatiningrum. (2014). pembelajaran. Yogyakarta: Media. Strategi Ar-Ruzz menambahkan deskripsi perilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran dan ketercapaian hasil belajar anak secara rinci dengan menyertakan rubrik penilaian sehingga penilaian yang diberikan dapat memberikan makna bagi orang tua maupun pihak lain yang berkepentingan. Komarudin Hidayat. (2003). Mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Buletin PAUD Direktorat pendidikan AUD. Jakarta: Depdiknas. Mansur. (2005). Pendidikan anak usia dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Masnur Muslich. (2007). Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdul Rauf. (2004). Kiat sukses menjadi hafidz Qur’an dai’yah. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Abdul Majid. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ahsin W. Al-Hafidz. (1994). Bimbingan praktis menghafal Al Quran. Jakarta: Bumi Aksara. Andi Prastowo. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik. Jakarta: Kencana. Anita Yus. (2012). Penilaian perkembangan belajar anak taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwais. (2010). Prophetic parenting; cara Nabi Saw mendidik anak. Penerjemah: Farid Abdul Aziz Qurusy. Yogyakarta: Pro-U Media. Muhammad Fadlillah. (2012). Desain pembelajaran PAUD. Yogyakarta: ArRuz Media. Munif Chatib dan Alamsyah Said. (2012). Sekolah anak-anak juara: berbasis kecerdasan jamak dan pendidikan berkeadilan. Bandung: Kaifa. Nana Sudjana.(2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana