pelaksanaan pembelajaran tahfiz al quran pada anak usia dini di tk

advertisement
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 778
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIZ AL QURAN PADA ANAK USIA
DINI DI TK MUTIARA QURANI BANTUL
THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MEMORIZE AL QURAN IN EARLY CHILDHOOD
Oleh: nurdini bismi fitria, paud/pgpaud
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran dari aspek
perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar tahfiz Al Quran pada kelompok B di TK Mutiara
Qurani, Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Subjek penelitian ini meliputi guru tahfiz
kelompok B, kepala sekolah, dan anak kelompok B yang berjumlah 29 anak. Objek penelitian ini pelaksanaan
pembelajaran tahfiz Al Quran pada kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan;
(1) perencanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran tahfiz Al Quran melalui perencanaan tidak tertulis hasil
rapat guru dan perencanaan tertulis dalam Rencana Kegiatan Harian, (2) pelaksanaan kegiatan tahfiz Al Quran
dilaksanakan dalam kegiatan kelompok yang mengutamakan penambahan materi baru dan kegiatan tasmi yang
mengutamakan pengulangan materi , (3) penilaian dilaksanakan dengan cara mengamati anak secara individual saat
mengulang hafalan menggunakan catatan anekdot dan daftar cek.
Kata kunci: pembelajaran, tahfiz Al Quran
Abstract
This study aimed to describe the implementation of memorize Al Quran learning from aspects of planning,
learning activities, and learning outcomes assessment memorize Al Quran Juz 30 in group B at Mutiara Qurani
kindergarten, Bantul, Yogyakarta. This type of research is descriptive. Subjects of the study include group teachers
of memorize Quran, kindergarten principal, and children of group B amounts to 29 children. The object of this
study is implementation of memorize Al Quran learning in group B. The data collection technique using
observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis techniques
The results showed that the implementation of learning memorize Al Quran in group B include;(1) planning done
memorize teacher in the Quran through planning unwritten teacher meetings and planning results written in the
plan daily activities, (2) implementation memorize Al Quran implemented in group activities that prioritizes the
addition of new material and tasmi activities that prioritizes repetition of material, (3) assessment carried out by
observing the individual child when repeating ayat use assessment tools anecdotal notes and check list.
Keywords: learning, memorize Al Quran
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah anak berumur 0 – 6
tahun dengan pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat. Masa ini adalah masa yang tepat
untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang
diharapkan dapat membentuk kepribadian anak
(Muhammad Fadlillah, 2012: 19). Nilai-nilai
kebaikan pada anak usia dini dapat diajarkan
melalui pendidikan agama dan moral. Pendidikan
agama penting diajarkan sejak dini karena akan
menjadi
pondasi
bagi
pendidikan
anak
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mansur (2005: 54) bahwa perkembangan nilai
agama pada anak sangat besar pengaruhnya
terhadap kehidupan agama anak di usia dewasa.
Jika
masa
pengetahuan
kecil
agama
anak
dibekali
yang
baik,
dengan
maka
perkembangan anak yang selanjutnya juga baik.
Pendidikan agama pada anak dapat dilakukan
melalui pendidikan keluarga maupun lembaga
pendidikan formal.
779 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor
58
Tahun
2009
tentang
Standar
sebagai kebutuhan yang bermanfaat bagi diri
anak.
Komarudin
Hidayat
70)
pada
anak
Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan setiap
menyebutkan
lembaga
sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal
pendidikan
anak
usia
dini
perlu
kehidupan
(2003:
menerapkan visi, misi, dan tujuan lembaga, serta
(ucapan).
mengembangkannya menjadi program kegiatan
keagamaan secara verbal dan amaliah yang
nyata dalam rangka pengelolaan dan peningkatan
dilaksanakan berdasarkan pengalaman menurut
kualitas
tuntunan yang diajarkan.
lembaga.
Program
pendidikan
menggambarkan tujuan yang hendak dicapai oleh
Anak
agama
menghafal
Pengajaran
Al
kalimat-kalimat
Quran
pertama
kali
lembaga. Program dituangkan dalam kurikulum,
dilakukan dengan memperdengarkan ayat kepada
sehingga program itulah yang mencerminkan arah
anak. Proses mendengar atau membaca Al Quran
dan tujuan yang diinginkan dalam proses
secara terus menerus sehingga anak menjadi hafal
pendidikan (Jalaluddin, 2001: 165). Upaya yang
disebut tahfiz Quran (Abdul Aziz Abdul Rauf,
dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
2004: 49). Tahfiz anak usia dini dilakukan
pendidikan ialah menyusun dan menjalankan
dengan cara memperdengarkan bacaan Al Quran
kurikulum khusus yang disesuaikan dengan
oleh guru dan ditirukan oleh anak secara berulang
tujuan dari lembaga sekolah. Oleh karena itu,
hingga
untuk melaksanakan pendidikan agama Islam
diperdengarkan. Tahfiz pada anak usia dini
diperlukan adanya kurikulum pendidikan Islam.
biasanya dimulai dari Al Quran Juz 30 yang
Pembelajaran
dalam
anak
hafal
ayat
yang
telah
kurikulum
berisi surat dengan ayat-ayat yang pendek. Hal
pendidikan Islam yang pertama kali diberikan
tersebut sesuai dengan pendapat Muhammad Nur
kepada anak adalah mengajarkan Al Quran
Abdul
(Jalaluddin, 2001: 163). Mengajarkan Al Quran
mengungkapkan bahwa ayat-ayat yang pendek
dapat dilakukan melalui membaca, menulis, dan
dan jumlah kata yang sedikit dalam Juz 30
menghafal Al Quran. Hal ini sesuai dengan
memudahkan anak untuk menghafal.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Hafizh
Suwais
Keberhasilan
(2010:
dalam
337)
yang
pelaksanaan
55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama Pasal
pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh
1 ayat 24 yang berbunyi kurikulum pendidikan Al
faktor kemampuan guru. Kemampuan guru
Quran adalah membaca, menulis, dan menghafal
meliputi penguasaan yang baik terhadap bidang
ayat-ayat Al Quran, tajwid, serta menghafal doa-
pengetahuan
doa utama.
persiapan tertulis, dan pelaksanaan mengajar
Anak usia 0 – 6 tahun berada pada periode
pendidikan
secara
langsung
yaitu
yang
diajarkan,
pembuatan
(Jamil Suprihatiningrum, 2014: 96). Guru sebagai
melalui
pengelola kelas perlu memiliki kecakapan sebagai
pembiasaan kepada hal-hal yang baik (Jalaluddin,
perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran,
2001: 131). Pada mulanya, anak melakukan
dan
kebiasaan karena dorongan dari lingkungannya,
Suprihatiningrum, 2014: 107). Mengacu pada
selanjutnya anak akan merasakan kebiasannya
kecakapan yang harus dimiliki oleh guru, maka
penilai
prestasi
belajar
siswa
(Jamil
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 780
pelaksanaaan pembelajaran tahfiz pada anak usia
tahun
dini terdiri dari perencanaan pembelajaran,
didasarkan pada upaya untuk memaksimalkan
pengelolaan
kemampuan anak dalam menghafal.
pembelajaran,
dan
penilaian
pembelajaran.
ajaran
2015/2016.
Penentuan
target
Pada tahun ajaran 2015/2016, peserta
Salah satu Taman Kanak-kanak yang
didik TK Mutiara Qurani berjumlah 74 anak,
melaksanakan pembelajaran tahfiz Al Quran
terdiri dari 45 anak kelompok A dan 29 anak
adalah TK Mutiara Qurani, Jogonalan, Bantul.
kelompok B. Kelompok A tidak ditargetkan
Taman Kanak-kanak Mutiara Qurani mempunyai
untuk mencapai target tertentu. Kelompok B
misi salah satunya adalah membimbing anak
ditargetkan dapat menghafal satu Juz 30 yang
dalam memahami dan menghafal Quran, hadits,
terdiri dari 38 surat. Hasil wawancara dengan
doa, dan siroh Nabi dengan metode fun with
kepala sekolah diperoleh informasi perbedaan
learning. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
target
peneliti kepada kepala TK Mutiara Qurani
konsentrasi
Jogonalan pada tanggal 31 Juli 2015 diperoleh
menghafal. Anak kelompok A mempunyai daya
hasil bahwa untuk melaksanakan misi tersebut,
konsentrasi
TK Mutiara Qurani Jogonalan menyelenggarakan
kelompok B, sehingga penyampaian materi
program khusus. Salah satu program khusus dari
pembelajaran lebih sedikit dari kelompok B.
TK Mutiara Qurani adalah pembelajaran tahfiz Al
Sebagian
Quran juz 30.
mendapatkan pembelajaran tahfiz Al Quran,
Wawancara dengan guru TK Mutiara
Qurani
pada
dan
kemampuan
yang
besar
karena
lebih
anak
perbedaan
anak
pendek
dalam
dari
kelompok
A
anak
belum
sehingga pembelajaran tahfiz Al Quran adalah
2015
kegiatan pengenalan dan pembiasaan agar anak
Qurani
telah
dapat menghafal dengan baik. Berbeda dengan
melaksanakan pembelajaran tahfiz Al Quran pada
kelompok B yang sebagian telah mendapatkan
tahun ajaran 2014/2015. Program pembelajaran
pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok A
tahfiz yang diselenggarakan pada tahun ajaran
sehingga kelompok B lebih mengenal dan
2014/2015
tidak
mempunyai kebiasaan menghafal yang baik.
mencapai
target
TK
4
adalah
Agustus
menunjukkan
tanggal
tersebut
Mutiara
mewajibkan
tertentu.
anak
untuk
Berdasarkan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada
pelaksanaan program pembelajaran tahfiz pada
tahun 2015 pembelajaran tahfiz di kelompok B
tahun ajaran 2014/2015 tersebut, dari sembilan
TK Mutiara Qurani menggambarkan terdapat
jumlah anak kelompok B TK Mutiara Qurani,
perbedaan materi
tujuh anak di antaranya berhasil menghafal
kelompok satu dan kelompok dua. Kelompok satu
setengah Juz 30 dan dua anak berhasil menghafal
memiliki hafalan yang lebih banyak dibandingkan
satu Juz 30. Ketercapaian hasil belajar sebagian
kelompok dua. Berdasarkan wawancara dengan
anak kelompok B yang mampu menghafal satu
kepala sekolah pada tahun ajaran 2014/2015
Juz 30 melandasi TK Mutiara Qurani untuk
ketika
melaksanakan program pembelajaran tahfiz Al
berhalangan
Quran dengan target menghafal satu Juz 30 pada
digantikan
salah
satu
untuk
oleh
yang telah dicapai oleh
guru
tahfiz
mengajar,
guru
Al
Quran
pembelajaran
pembelajaran
lain.
781 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahfiz oleh
METODE PENELITIAN
guru pengganti dilaksanakan dengan tujuan agar
Jenis Penelitian
pembelajaran tahfiz Al Quran tetap berjalan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Namun, tidak semua guru dapat melaksanakan
deskripstif.
Penelitian
deskriptif
terhadap
pembelajaran yang sesuai dengan standar yang
pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al Quran pada
ditentukan oleh lembaga sekolah.
anak usia dini di TK Mutiara Qurani diarahkan
Wawancara dengan Kepala TK Mutiara
untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran,
Qurani menunjukkan sebagai sekolah yang
kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar
mempunyai misi membimbing anak menghafal
secara objektif.
Al Quran, di TK Mutiara Qurani belum pernah
Waktu dan Tempat Penelitian
dilakukan
kajian
mengenai
pelaksanaan
Penelitian ini
pembelajaran tahfiz Al Quran. Belum adanya
November—Desember
kajian mengenai pelaksanaan pembelajaran tahfiz
mengambil data dikelompok B TK Mutiara
Al Quran dapat menjadi kendala pelaksanaan
Qurani Bantul. TK Mutiara Qurani beralamat di
pembelajaran tahfiz Al Quran di masa yang akan
Jogonalan Kidul nomor 27 Tamantirto, Kasihan,
datang. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
bahan yang dapat dijadikan sebagai umpan balik
Subjek Penelitian
dalam menilai pelaksanaan pembelajaran tahfiz
Al Quran di TK Mutiara Qurani.
Penelitian
ini
Subjek penelitian adalah anak kelompok
29 anak terdiri dari sembilan anak perempuan dan
pembelajaran tahfiz Al Quran di TK Mutiara
20 anak laki-laki.
Qurani
melatarbelakangi
Prosedur Penelitian
kajian
lebih
perlunya dilakukan
pelaksanaan
Pengambilan data dilakukan selama dua
pembelajaran tahfiz Al Quran. Pelaksanaan
bulan. Informan pertama adalah kepala sekolah,
pembelajaran meliputi rencana, kegiatan, dan
dengan asumsi bahwa kepala sekolah sebagai
penilaian
pemimpin wajib mengetahui keadaan TK secara
hasil
mengenai
2015.
B di TK Mutiara Qurani Bantul yang berjumlah
Hasil pengamatan dan wawancara dalam
lanjut
dilakukan pada bulan
belajar.
Harapannya
hasil
penelitian pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al
menyeluruh.
Informan
kedua
adalah
guru
Quran di TK Mutiara Qurani dapat digunakan
pembelajaran tahfiz Al Quran sebagai sumber
sebagai umpan balik untuk menilai pelaksanaan
data dan fasilitator yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran tahfiz Al Quran di TK Mutiara
pembelajaran tahfiz Al Quran.
Qurani. Selain itu, harapannya hasil penelitian ini
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
dapat digunakan sebagai rujukan bagi sekolah
Instrumen penelitian dalam penelitian
lain yang akan melaksanakan pembelajaran tahfiz
deskriptif pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al
Al Quran di sekolahnya.
Quran di TK Mutiara Qurani meliputi, pedoman
observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman
wawancara.
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 782
Teknik pengumpulan data yang digunakan
merujuk pada standar kompetensi profesional
adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara.
kepala sekolah Taman Kanak-kanak adalah
Observasi dilakukan dengan pengamatan yang
memfasilitasi pendidik untuk menyusun rencana
dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Data
pembelajaran (Depdiknas, 2006: 10). Namun,
instrumen
bersifat
Wawancara
kepala sekolah TK Mutiara Qurani selain sebagai
dilakukan
untuk
informasi
kepala sekolah juga berperan sebagai guru
tambahan merujuk pada kisi-kisi instrumen
pembelajaran tahfiz Al Quran kelompok dua. Hal
penelitian.
ini membuat Si sebagai kepala sekolah juga
kualitatif.
mendapatkan
Dokumentasi
dilakukan
untuk
mendapatkan informasi berupa dokumen dalam
mempunyai
pembelaran tahfiz Al Quran.
pembelajaran.
Guru
Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian deskriptif di
tugas
sebagai
sebagai
perencana
perencana
kegiatan
pembelajaran menyusun RKH setidaknya dengan
TK Mutiara Qurani Bantul menggunakan teknik
memperhatikan
analisis deskriptif kualitatif. Penyajian data dalam
perencanaan pembelajaran yang diarahkan pada
penelitian ini dilakukan dalam bentuk teks yang
lima aspek (Masnur
bersifat
pelaksanaan
perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan dan
pembelajaran tahfiz Al Quran. Kesimpulan dalam
pengorganisasian materi ajar, pemilihan sumber
penelitian ini berupa deskripsi pelaksanaan
belajar/media pembelajaran, skenario/kegiatan
pembelajaran tahfiz anak usia dini di TK Mutiara
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Guru
Qurani.
mengungkapkan bahwa perencanaan perlu untuk
naratif
mengenai
kompenen
terpenting
pada
Muslich, 2007: 67) yaitu
dibuat lebih detail sehingga bisa membantu guru
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan
Namun, guru merasa bahwa kesulitan terbesar
pembelajaran tahfiz Al Quran anak kelompok B
yang sekarang ini menjadi kendala dalam
di TK Mutiara Qurani Bantul yakni sebagai
pelaksanaan pembelajaran adalah pada saat
berikut:
kegiatan pembelajaran itu sendiri berlangsung.
1. Perencanaan pembelajaran tahfiz Al Quran
Jamil
Suprihatiningrum
(2014:
111)
Perencanaan disusun dalam bentuk diskusi
menyebutkan proses pembelajaran dimulai dari
dalam rapat oleh guru pembelajaran tahfiz Al
analisis situasi dan kebutuhan sebagai dasar
Quran.
pengembangan rencana pembelajaran sehingga
Guru
kelompok
dua
menyusun
perencanaan tertulis dalam bentuk Rencana
membantu
guru
mengorganisasikan
materi,
Kegiatan Harian. RKH yang disusun memuat
berarti kesulitan yang dialami guru selama
nama surat yang akan menjadi materi dalam
pelaksanan kegiatan pembelajran tahfiz Al Quran
pembelajaran tahfiz Al Quran.
dapat diantisipasi dan diminimalisir melalui
RKH disusun oleh guru kelompok dua yang
perencanaan yang cermat dan teliti. Adanya
berperan sebagai kepala sekolah. Peran kepala
perencaaan yang memuat komponen-kompoen
sekolah dalam penyusunan rencana pembelajaran
penting dalam perencanaan pembelajaran, maka
783 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016
perencanaan dapat digunakan sebagai acuan bagi
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
diinginkan.
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009
Perencanaan
prosedur
pembelajaran
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yakni
dilakukan guru melalui diskusi dalam rapat
pengelolaan
bulanan. Namun, hasil mengenai rapat tidak
meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu pembukaan,
dituangkan dalam RKH yang menjadi panduan
inti, dan penutup.
guru dalam pelaksanaan pembelajaran tahfiz Al
Kegiatan
Quran. Hal ini mungkin dapat membantu guru
menyiapkan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bagi
apersepsi yaitu pengulangan materi pembelajaran
guru, namun tidak adanya dokumen yang
sebelumnya untuk mengingatkan kembali pada
merekam perencanaan yang dibuat oleh guru
materi yang telah dihafal. Kegiatan guru dalam
selama
menyiapkan anak belajar sesuai dengan pendapat
pembelajaran
membuat
proses
kegiatan
pembelajaran
pembuka
anak
dilaksanakan
belajar
dan
dengan
melakukan
Jamil
Pihak lain seperti orang tua tidak dapat ikut serta
mengemukakan kesiapan anak dalam pembuka
mengontrol
meliputi kehadiran, kerapian, ketertiban, dan
dengan
baik
karena
kegiatan
tidak
pembelajaran
adanya
standar
perlengkapan
pelajaran.
119)
Apersepsi
dengan
mengulang
digunakan sebagai bahan evaluasi seperti yang
sesuai dengan pendapat Andi Prastowo (2014:
dikemukakan oleh Munif Chatib dan Alamsyah
116) bahwa kegiatan apersepsi dilaksanakan
Said
untuk menggali pengalaman siswa terhadap
139)
lesson
plan
(rencana
pengajaran) menjadi syarat mahautama untuk
mengawal
proses
melanjutkannya
tema/materi pembelajaran yang akan diberikan.
serta
Tahap kedua dalam kegiatan belajar tahfiz Al
mengontrol kualitas guru sehingga kelas memiliki
Quran adalah kegiatan inti. Guru menyampaikan
sistem management quality control.
materi pembelajaran dengan memperdengarkan
2. Kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran yang
bacaan ayat Al Quran yang akan dihafal secara
dilakukan guru dan anak di kelompok B TK
langsung di depan anak. Bacaan guru kemudian
Mutiara Qurani
ditirukan oleh anak. Hal ini diulang-ulang hingga
Berdasarkan
hasil
belajar-mengajar
sebelum
yang
pelaksanaan dalam pembelajaran yang dapat
(2012:
materi
(2014:
TK
pembelajaran sulit untuk ditelaah dengan baik.
jalannya
Suprihatiningrum
di
penelitian
kegiatan
anak dirasa guru telah dapat mengucapkan
pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B TK
dengan benar dan lancar. Setelah anak lancar
Mutiara Qurani dilaksanakan dalam dua jenis
mengucapkan, guru kembali mengulang bacaan
kegiatan, yaitu kegiatan kelompok dengan tujuan
sehingga anak dapat menghafal. Pertama guru
utama menambah materi dan kegiatan tasmi
meminta
dengan tujuan mengulang kembali materi yang
selanjutnya guru meminta anak mengulang
telah dipelajari anak. Kegiatan pembelajaran
kembali bersama dalam kelompok kecil yang
tahfiz Al Quran dilaksanakan melalui tahap
terdiri dari dua sampai tiga anak secara
pembuka, inti, dan penutup. Tahapan pelaksanaan
bergantian. Selanjutnya guru meminta anak
anak
menirukan
secara
klasikal,
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 784
mengulang bacaan secara individu, terutama
hafalan anak sesuai dengan pendapat Herman
terhadap anak yang terlihat kurang lancar dalam
Syam El Hafizh (2015: 166) tasmi bermanfaat
mengulang
untuk menumbuhkan semangat dan percaya diri
bacaan
Menyampaikan
materi
secara
dengan
klasikal.
memberikan
serta
mengingatkan
akan
kesalahan
dalam
contoh bacaan yang lebih pendek sebelum
mengahafal, sehingga kesalahan tidak akan
menggabungkannya menjadi satu ayat secara
terulang kembali. Guru menyampaikan materi
utuh. Hal ini dapat membantu anak mengenal
dan petunjuk dengan baik sehingga pesan yang
potongan ayat sebelum menghafal keseluruhan.
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
Pengenalan kepada anak oleh guru menurut
anak. Hal ini menunjukkan peran guru dalam
Mansur (2009: 133) perlu diberikan sebelum anak
menyampaikan
mencapai
pembelajaran bahwa sebagai pengirim pesan
kemampuan
menghafal
ayat.
pesan
kegiatan
belajar
dalam
harus
kegiatan
Pengenalan materi mulai dari bacaan pendek
dalam
mempunyai
hingga ayat per ayat menunjukkan materi yang
kemampuan yang baik untuk menyampaikan
diberikan disampaikan secara bertahap mulai dari
pesan sehingga pesan yang disampaikan jelas
sederhana ke rumit. Guru mengulang contoh
diterima oleh anak (Wina Sanjaya, 2010: 206).
bacaan tiga hingga lima kali pada setiap ayat.
Hal ini ditunjukkan dengan anak dapat menirukan
Setelah guru menyampaikan semua materi
bacaan Al Quran dengan baik. Keterlibatan anak
guru meminta anak mengulang kembali materi
dalam memanfaatkan media Al Quran dan huruf
yang disampaikan. Pengulangan materi dalam
hijaiyah sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya
kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran sesuai
(2010:
dengan penerapan pembelajaran bihavioristik
keterlibatan anak dalam memanfaatkan media
yang dikemukakan oleh Baharuddin dan Esa Nur
pembelajaran sehingga anak dapat memahami
Wahyuni
bisa
materi belajar yang diajarkan. Meskipun anak
mentransfer pesan yang didapatnya dari short
belum dapat membaca ayat Al Quran, namun
time memory ke long time memory dibutuhkan
anak telah mengenal huruf hijaiyah dan cara
pengulangan sebanyak-banyaknya. Setiap anak
membacanya. Sehingga terkadang anak tertarik
menerima materi dari guru, guru akan menyimak
untuk sekedar melihat ayat Al Quran yang tengah
hafalan anak.
dibacakan oleh guru.
(2015:
97)
Menyimak
hafalan
mendengarkan
bacaan
agar
seseorang
dilakukan
207)
yang
menyebutkan
perlunya
dengan
Jika dikaitkan dengan misi yang dimiliki oleh
akan
TK Mutiara Qurani dalam pembelajaran tahfiz Al
mengoreksi bacaan anak yang masih keliru.
Quran yakni pembelajaran dengan metode fun
Strategi menyimak bacaan anak menurut Ahsin
with learning, hal ini belum nampak dalam
W. Al Hafidz (1994: 67) disebut juga strategi
sebagian
menyetorkan kepada guru. Pembelajaran tahfiz
Pemahaman guru mengenai fun with learning
Al Quran dengan memperdengarkan hafalan anak
dalam pembelajaran, yakni menciptakan kegiatan
kepada guru disebut tasmi. Tasmi pada kelompok
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak
B dilakukan untuk menguatkan dan memperbaiki
melalui permainan, lagu, ataupun berganti tempat
anak.
Guru
besar
kegiatan
pembelajaran.
785 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016
untuk
belajar.
Pembelajaran
menggunakan
mengikuti petunjuk guru dengan baik sebagai
permainan kurang dimanfaatkan oleh guru. Hal
bagian dari perbaikan yang diupayakan guru.
ini dapat diihat dari kegiatan pembelajaran yang
Pengayaan dan pemberian tugas khusus ini
dilaksanakan
seperti pendapat yang dikemukakan oleh Jamil
guru
hanya
menggunakan
permainan pada kegiatan tasmi oleh guru
Suprihatiningrum
kelompok dua.
kegiatan penutup setidaknya terdiri dari dua
Kegiatan
penutup
dilaksanakan
dengan
(2014:
122-123)
bahwa
aktivitas yakni melakukan refleksi atau membuat
pengulangan materi yang telah diberikan dan
rangkuman
pelaksanaan tindak lanjut. Kegiatan mengulang
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
materi yang telah diberikan pada kegiatan
arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian dari
pembuka
pengayaan.
dan
menegingatkan
inti
dapat
kembali
membantu
atau
guru
dengan
melibatkan
anak
dan
memberikan
Guru tidak menyampaikan pesan-pesan moral
gambaran materi yang telah dipelajari anak dan
terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan.
mengetahui tingkat keberhasilan anak serta
Guru
keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
mengucapkan doa penutup majelis dan menjawab
pembelajaran. Hal ini seperti yang disampaikan
salam yang disampaikan oleh guru. Pesan-pesan
oleh Abdul Majid (2014: 130) kegiatan penutup
moral kurang ditunjukkan oleh guru dalam
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
menutup kegiatan belajar. Hal ini kurang sesuai
untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud
dengan pendapat Andi Prastowo (2014: 116)
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa
yang mengungkapkan guru harus pintar-pintar
yang telah dipelajari anak serta keterkaitannya
menyimpulkan
dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
mengedepankan pesan-pesan moral yang terdapat
tingkat keberhasilan anak serta keberhasilan guru
dalam materi pembelajaran.
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini
3.
hanya
membiasakan
hasil
anak
pembelajaran
untuk
dengan
Penilaian hasil belajar tahfiz Al Quran
juga sesuai dengan pendapat Andi Prastowo
kelompok B TK Mutiara Qurani
(2014: 116) bahwa kegiatan penutup dapat
Penilaian yang diberikan oleh guru dalam
dilakukan dengan cara menanyakan kembali
pembelajaran tahfiz Al Quran adalah penilaian
materi yang sudah disampaikan dalam kegiatan
harian dan penilaian semester. Penilaian harian
inti.
pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B
Pengayaan dengan membacakan kelanjutan
dilaksanakan
berdasarkan
pengamatan
guru
ayat dalam satu surat yang belum disampaikan
terhadap proses dan hasil belajar anak berupa
dalam kegiatan belajar merupakan bagian dari
laporan harian kepada orang tua dalam bentuk
pengayaan yang guru lakukan. Pemberian materi
buku penghubung. Guru menyampaikan surat
tambahan ini bertujuan agar anak dapat lebih
yang tengah dihafal oleh anak dan kejadian
cepat
Pada
khusus berkaitan dengan perkembangan anak
kelompok dua guru memberikan tugas kepada
selama mengikuti kegiatan pembelajaran tahfiz
anak yang belum lancar menghafal atau tidak
Al Quran. Penilaian dalam buku penghubung
menerima
materi
selanjtunya.
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 786
tidak memberikan rincian hasil penilain guru.
dilakukan guru kurang sesuai dengan pendapat
Sering kali penilaian hanya menyertakan surat
tersebut karena guru lebih banyak mencatat
yang sedang dihafal anak dan kendala yang
perilaku negatif anak dan tidak diimbangi dengan
muncul selama pembelajaran. Penilaian harian ini
perilaku positif anak. Penilaian yang tidak
kurang memberikan informasi mengenai sejauh
mampu memberikan gambaran perkembangan
mana perkembangan anak secara rinci.
anak karena informasi yang tidak lengkap tidak
Penilaian harian yang dilakukan oleh guru
dilakukan
pengamatan.
seperti pendapat Anita Yus (2012: 59) bahwa
Penilaian melalui kegiatan mengamati termasuk
penilaian yang dilakukan harus menggambarkan
metode penilaian observasi/pengamatan (Anita
ketercapaian anak dalam pembelajaran, sehingga
Yus, 2012: 58). Pengamatan dalam penilaian
memberikan makna bagi pihak lain terutama
mengamati kemampuan anak dalam mengahafal.
orang tua.
Guru
melalui
mengamati
kegiatan
mampu memberikan makna bagi pihak lain
kelancaran
anak
dalam
Penilaian semester dilaporkan dalam buku
mengulang hafalannya. Jika anak mengulang
laporan
perkembangan
hafalan dengan lancar berarti anak dinilai telah
menggunakan
mencapai perkembangan yang diinginkan. Hanya
ditetapkan oleh pihak sekolah, yakni dengan
saja pengamatan yang dilakukan guru tidak
kriteria Lancar (L) dan Belum Lancar (BL).
dicatat dengan baik. Hal ini kurang sesuai dengan
Penilaian dengan metode ini disebut metode skala
pendapat Harun Rasyid dkk (2009: 178) bahwa
penilaian (rating scale). Kriteria penilaian yang
dalam melakukan observasi, tingkah laku anak
dibuat oleh guru hanya mencakup dua kriteria,
perlu dideskrispsikan secara operasional dan
yakni lancar dan belum lancar. Skala penilaian
mudah dipahami oleh orang lain terutama oleh
yang dibuat guru tahfiz Al Quran kelompok B
orang tua anak itu sendiri. Penilaian harian
disebut cheklist. Hal ini sesuai dengan pendapat
pembelajaran tahfiz Al Quran kelompok B dalam
Nana Sudjana (2014: 79) yang menyebutkan
buku penghubung tidak memberikan informasi
skala penilaian yang tidak dibuat dalam bentuk
ayat yang tengah dihafal oleh anak dan letak
rentangan nilai tetapi hanya mendeskrispsikan
kesulitan anak anak dalam menghafal. Informasi
apa adanya disebut daftar cek cheklist Jawaban
yang diberikan hanya berkaitan kondisi khusus
dalam daftar cek dikategorikan misalnya ada,
anak selama belajar, seperti anak yang terlihat
tidak ada, atau dilakukan, tidak dilakukan, dan
tidak bersemangat belajar.
kata-kata lain yang sejenis.
kriteria
semester.
penilaian
Penilaian
yang telah
Penilaian dengan mencatat kejadian-kejadian
khusus ini menurut Anita Yus (2005: 58) disebut
SIMPULAN DAN SARAN
catatan anekdot yang merupakan pencatatan
Simpulan
peristiwa yang menggambarkan gejala tingkah
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
laku anak yang berkaitan dengan sikap dan
secara
perilaku anak yang khusus, baik perilaku positif
pembelajaran tahfiz Al Quran di kelompok B TK
maupun negatif. Namun penilaian anekdot yang
keseluruhan
tentang
pelaksanaan
787 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 7 Tahun ke-5 2016
Mutiara Qurani, maka dapat disimpulkan sebagai
metode
berikut:
mendengarkan bacaan guru yang dibaca
1. TK Mutiara Qurani menggunakan isi Al
berulang-ulang, metode kolektif dengan cara
Quran Juz 30 sebagai pedoman penyusunan
anak mendengarkan bacaan guru secara
materi pembelajaran. Guru merencanakan
klasikal, dan metode wahdah dengan cara
kegiatan pembelajaran tidak tertulis melalui
anak menghafal satu per satu ayat Al Quran
diskusi dalam
yang telah dibacakan oleh guru.
rapat guru. Guru menyusun
simai
dengan
cara
anak
perencanaan tertulis dalam bentuk Rencana
Kegiatan tasmi bertujuan menguatkan
Kegiatan Harian dengan manulis nama surat
hafalan anak. Strategi utama yang digunakan
yang akan menjadi materi pembelajaran.
adalah menyetorkan hafalan kepada guru.
2. Kegiatan pembelajaran tahfiz Al Quran
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara anak
kelompok B terdiri dari dua jenis kegiatan
memperdengarkan
yakni kegiatan kelompok dan kegiatan tasmi.
diajarkan secara individu, kelompok, maupun
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahfiz Al
klasikal di depan guru. Kemudian guru
Quran memperhatikan pengelolaan kegiatan
mengoreksi
pembelajaran
kesalahan dalam pengucapan ayat.
yang
disebutkan
dalam
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang
3. Penilaian
hafalan
bacaan
yang
anak
dilakukan
jika
melalui
pernah
terdapat
pengamatan
Standar Pendidikan Anak Usia Dini yakni
dengan mengamati kelancaran anak dalam
kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
mengulang hafalan. Guru menilai anak yang
Kegiatan pembuka dilaksanakan dengan
memperdengarkan hafalannya dalam kegiatan
cara meminta anak duduk rapi, menanyakan
pembelajaran
kabar,
berpasangan, kelompok, maupun klasikal.
bernyanyi,
membiasakan
anak
menjawab salam dan membaca doa, dan
Penilaian
mengulang
hafalan.
anekdot
dilaksanakan
dengan
Kegiatan
cara
inti
mendiktekan
baik
harian
dan
secara
menggunakan
dilaporkan
penghubung.
individu,
catatan
melalui
Penilaian
buku
semester
bacaan ayat kemudian anak menirukan bacaan
menggunakan daftar cek dengan kriteria
guru. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan
Lancar dan Belum Lancar dan dilaporkan
cara anak bersama-sama mengulang kembali
melalui buku laporan perkembangan anak.
hafalan pada kegiatan pembuka dan inti, anak
mendengarkan
kelanjutan
ayat
tanpa
Saran
Berdasarkan
data
hasil
dan
simpulan
menirukan bacaan guru, mengulang kembali
penelitian, peneliti memberikan saran yakni:
kegiatan menghafal bagi anak yang tidak
1. Kepala
sekolah
hendaknya
hendaknya
pelatihan
penyusunan
mengikuti petunjuk guru, membiasakan anak
menyelenggarakan
membaca doa dan menjawab salam.
perencanaan pembelajaran tahfiz Al Quran
Kegiatan kelompok bertujuan menambah
bagi guru pembelajaran tahfiz Al Quran dan
materi pada hafalan anak. Pelaksanaannya
sosialisasi pentingnya perencanaan dalam
menggunakan strategi pengulangan dengan
pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran Tahfiz … (Nurdini Bismi Fitria) 788
2. Guru
hendaknya
menyusun
rencana
pembelajaran tahfiz Al Quran secara rinci
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni.(2015). Teori
belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media.
dan lengkap dengan menuliskan skenario
pembelajaran
dalam
Rencana
Kegiatan
harian sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan maksimal.
3. Guru
hendaknya
menambah
variasi
permainan dalam kegiatan pembelajaran
tahfiz Al Quran sehingga penerapan metode
fun with learning dapat terlaksana dengan
baik dan membantu anak dalam menyerap
informasi yang diberikan secara optimal.
4. Guru hendaknya membuat penilaian harian
yang
rinci
dan
lengkap
dengan
Depdiknas.(2006). Standar kompetensi kepala
sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK dan
SLB. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
Harun
Rasyid,
dkk.
(2009).
Asesmen
perkembangan anak usia dini. Yogyakarta:
Multi Pressindo.
Herman Syam El-Hafizh. (2015). Siapa bilang
menghafal
Al
Quran
itu
sulit?.Yogyakarta: Pro-U Media.
Jalaluddin. (2001). Teologi pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Jamil
Suprihatiningrum.
(2014).
pembelajaran. Yogyakarta:
Media.
Strategi
Ar-Ruzz
menambahkan deskripsi perilaku anak di
dalam
kegiatan
pembelajaran
dan
ketercapaian hasil belajar anak secara rinci
dengan
menyertakan
rubrik
penilaian
sehingga penilaian yang diberikan dapat
memberikan makna bagi orang tua maupun
pihak lain yang berkepentingan.
Komarudin Hidayat. (2003). Mengembangkan
kecerdasan spiritual anak. Buletin PAUD
Direktorat pendidikan AUD. Jakarta:
Depdiknas.
Mansur. (2005). Pendidikan anak usia dini dalam
Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masnur Muslich. (2007). Pembelajaran berbasis
kompetensi dan kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Abdul Rauf. (2004). Kiat sukses
menjadi hafidz Qur’an dai’yah. Bandung:
PT Syaamil Cipta Media.
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran tematik
terpadu.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Ahsin W. Al-Hafidz. (1994). Bimbingan praktis
menghafal Al Quran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Andi Prastowo. (2014). Pengembangan bahan
ajar tematik. Jakarta: Kencana.
Anita Yus. (2012). Penilaian perkembangan
belajar anak taman kanak-kanak. Jakarta:
Depdiknas.
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwais. (2010).
Prophetic parenting; cara Nabi Saw
mendidik anak. Penerjemah: Farid Abdul
Aziz Qurusy. Yogyakarta: Pro-U Media.
Muhammad
Fadlillah.
(2012).
Desain
pembelajaran PAUD. Yogyakarta: ArRuz Media.
Munif Chatib dan Alamsyah Said. (2012).
Sekolah anak-anak juara: berbasis
kecerdasan
jamak
dan
pendidikan
berkeadilan. Bandung: Kaifa.
Nana Sudjana.(2014). Penilaian hasil proses
belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan desain
sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana
Download