analisis arca dwarapala candi sewu dan plasoan jawa tengah

advertisement
728
ANALISIS ARCA DWARAPALA CANDI SEWU DAN PLASOAN JAWA
TENGAH
ANALYSIS OF DWARAPALA STATUE AT SEWU AND PLASOAN, CENTRAL JAVA
Oleh: Riyanti, psr fbs uny. Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis dari segi bentuk dan makna pada Arca
Dwarapala Candi Sewu dan Plaosan Jawa Tengah. Sebagai arca candi peninggalan kebudayaan Jawa Tengah
yang bernafaskan agama Buddha.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah Arca Dwarapala pada Candi
Sewu dan Plaosan Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada bentuk struktur arca dan makna atribut arca. Data
penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif dan kualitatif. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
ketekunan pengamatan serta melibatkan pakar atau pengamat yang mengetahui tentang Arca Dwarapala Candi
Sewu dan Plaosan Jawa Tengah.
Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat Arca Dwarapala empat buah pasang pada Candi
Sewu dan dua buah pasang pada Candi Plaosan Jawa Tengah. (2) Atribut yang dipakai Arca Dwarapala
memiliki makna-makna pengaruh dari Agama Buddha. (3) Arca Dwarapala secara fisik diwujudkan berbeda
satu sama lain dari segi atribut yang dipakainya. (4) Arca Dwarapala mempunyai nilai fungsi sebagai penjaga
bangunan suci dan pada dewasa ini diletakkan pada Candi Sewu dan Plasoan Jawa Tengah.
Kata kunci: Arca Dwarapala, Candi Sewu dan Candi plaosan
Abstrack
The researh aimed to describe of shape and purpose on the Dwarapala statue at Sewu Temple and
Plaosan Temple, Central Java, as of cultural heritage Buddhism Temples of Central Java.
This research categorized by as Analytical Descriptive Research with Dwarapala statue atn Sewu and
Plaosan Temple, Central Java.. The research focused on the structure and the purpose of the statue attribute.
Research data obtained from observation, interview and documentation. Data were analyzed by descriptive and
qualitative analysis technique. To check the data validity in this study used observation perseverance and
involving experts or observers who know about the Dwarapala statue of Sewu Temple and Plaosan Temple,
Central Java.
The results of this study show that: (1) There are four pairs of Dwarapala statues at Sewu temple and
two pairs at Plaosan Temple, Central Java. (2) The attributes used by Dwarapala statue meaningful from
Buddhism influence. (3) physical manifestes of Dwarapala statues in attributtes different from each other. (4)
Dwarapala statue has a functional value as a guardian of the sacred building and placed on the Yogyakarta
Palace as a repellent of bad reinforcements.
Keyword: Dwarapala Statue, Sewu Temple and Plaosan Temple
729
bukan mengacu pada jumlah candi,
PENDAHULUAN
Berbicara
adalah
sesuatu
tentang
untuk
candi
melainkan
menyebut
banyaknya
perlambangan
bangunan
dari
pusat
ke
semua bangunan peninggalan masa
pinggir masing-masing terdiri 1, 8,
lalu
untuk
28, 44, 80, dan 88 adapun jumlah
pemujaan pada dewa. Candi sebagai
totalnya menjadi 249 candi. Pada
salah satu warisan budaya harus
pintu masuk candi terdapat delapan
dilestarikan pada era modernisasi,
raksasa
karena bagian-bagian candi syarat
bangunan, dan yang diduga bukan
akan
makna.
merupakan pengaruh Hindu. Secara
Bangunan candi merupakan salah
keseluruhan tata letak Candi Sewu
satu bentuk komunikasi budaya.
mengandung
Setiap
dari
yaitu sebuah gunung di pusat benua
tokoh
dikelilingi lautan tak terbatas. Bukti-
kayangan dan arca memiliki maksud
bukti tersebut melemahkan pendapat
dan tujuan sendiri.
bahwa
umumnya
nilai
tempat
simbol
bagiannya
ornamen,
terdiri
relief,
Di
dan
tokoh-
setiap
pintu
masuk
halaman candi selalu ditempatkan
halaman
candi
berbeda
sebagai
konsep
penjaga
kosmologis,
perpindahan
kerajaan
Mataram Hindu ke timur adalah
kesengsaraan rakyat.
arca penjaga pintu. Penjaga pintu
pada
(yaksa)
Candi Ploasan terletak di
Desa
Plaosan,
Kecamatan
penggambarannya dengan penjaga
Prambanan,
pintu masuk pada candi utama.
Provinsi Jawa Tengah. Candi ini
Penjaga pintu masuk halaman Candi
letaknya
dikenal dengan sebutan Dwarapala
kompleks Candi Sewu dan Candi
yang
Prambanan.
diletakkan
pertama
candi
pada
halaman
(Ririn
Darini
2013:58).
Kabupaten
berdekatan
Arah
Klaten,
dengan
hadap
Candi
Plaosan adalah ke arah barat. Sekitar
Candi baik di barat, utara dan timur
Candi Sewu adalah salah satu
berbatasan
dengan
persawahan
candi yang memiliki arca Dwarapala
penduduk, sebelah selatan berbatasan
di dalamnya.Mudhiuddin (2009:34)
dengan jalan desa.Halaman tengah
mengatakan
bahwa
nama
Sewu
730
Candi Plaosan dibagi menjadi dua
memengaruhi
bagian yang masing – masing
penting bagi pembuatnya ataupun
bagian
mempunyai candi induk,
yang melihat dan menyentuhnya.
yaitu candi induk utara dan candi
Arca telah ada pada zaman nenek
induk selatan.
moyang dan telah berubah dari gaya
KAJIAN TEORI
dan
Candi
semula arca lebih digunakan pada
Candi pada dasarnya dari
teknik
dan
memiliki
membuatnya.
arti
Pada
acara-acara adat istiadat berbeda
aspek bentuk dibagi menjadi tiga
dengan
bagian. Kaki candi atau Prasada,
terdapat di depan rumah atau di
sebagai simbol dunia bawah. Tubuh
depan tempat yang banyak orang
candi
berkumpul.
atau
Garbagarha
sebagai
simbol dunia alam manusia atau
Cikara
dan
Arupadhatu
atap
candi
sebagai
atau
simbol
sekarang
Arca
di
arca
biasanya
indonesia
lebih
beragam bentuknya dan arca telah
ditemukan
sebelum
mendapatkan
kehidupan dewa di dunia atas atau
pengaruh dari Hindu dan Buddha.
Swaloka. Pembagian candi
dalam
Seni Arca di Indonesia telah sangat
tiga bagian tersebut sesuai dengan
berkembang ketika bangunan candi-
tiga lingkungan semesta (Soekmono,
candi didirikan pada zaman dahulu.
1974: 219).
Selain Arca nenek moyang telah
Seni Arca
membentuk suatu figur pada relief
Seni patung dalam hal ini
adalah Arca. Perbedaan yang tipis
candi
Arca Dwarapala
seni patung ada dalam kontek umum,
Bentuk
Dwarapala
tetapi arca adalah perwujudankhusus
bermacam-macam
di
untuk agama Hindu dan Buddha.
yaitu:
Arca merupakan salah satu unsur
Bhairawa. Penjaga pintu Bhairawa
dari seni rupa, yang merupakan
ini digambarkan berwajah raksasa,
benda berwujud tiga dimensi, lain
bertangan empat
dengan lukisan atau gambar yang
trisula (Sula), gada, dan mangkuk
berwujud dua dimensi, arca telah
minum
Bhairawa
antaranya
dan
Nandi
memegang ular,
(Pānapātra).
Sedangkan
731
Nandi
Bhairawa
juga
berwajah
dalam pengumpulan data yaitu teknik
raksasa bertangan empat memegang
observasi, wawancara, dokumentasi.
tali (pāśa) dan khaţvāńga. Dwarapala
Data
diketahui dalam umumnya candi
dokumen
adalah penjelmaan Dewa Siwa yang
Purbakala Jawa Tengah.
sedang marah atau menjadi raksasa.
Sumber Data
resmi,
pribadi,
dari
data
Kantor
penelitian
diperoleh melalui observasi pada
Pendekatan Penelitian
penelitian
yang
Arca Dwarapala Candi Sewu dan
digunakan adalah jenis penelitian
Candi
Deskriptif
Margono
dokumen
Sumber
METODE PENELITIAN
Jenis
berupa,
Plaosan
Analisis.
Menurut
mendatangi
(2009:36)
Penilitian
mengadakan
yaitu
langsung
dengan
kemudian
wawancara
kepada
deskriptif analisis lebih menekankan
Ketua Unit Candi Sewu dan Ketua
pada indeks-indeks dan pengukuran
Unit Candi Plaosan dan Candi
empiris. Deskriptif Analisis merasa
Sojiwan. Selain itu juga mengambil
„mengetahui
tidak
data dari kajian pustaka, situs resmi,
yang
sejarah
apa
yang
diketahui‟ sehingga desain
pembangunan,
dikembangkannya selalu merupakan
pengambilan
rencana
Dwarapala Candi Sewu dan Candi
kegiatan
yang
bersifat
gambar
dan
apriori dan definitif. Sedangkan di
Plaosan.
dalam menganalisis data dilakukan
Metode Pengumpulan Data
Patung
tidak hanya pada akhir penelitian,
Metode pengumpulan data adalah
ketika semua data telah terkumpul,
prosedur yang sistematis dan standar
tetapi dilakukan bahkan sejak awal
guna
saat data baru didapat dan seadanya
diperlukan.
Nusa Putra (2011: 203).
metode di sebutkan sebagai berikut:
Data Penelitian
a. Observasi
Pengumpulan data yang tepat
dalam
penetilian
memperoleh
Dalam
data
yang
pelaksanaanya
Obeservasi dapat diartikan
memungkinkan
penilaian secara menyeluruh dan
diperolehnya data yang objektif,
mendetail dari objek yang diteliti,
teknik penelitian yang digunakan
Observasi yang dilakukan adalah
732
observasi
secara
langsung
peneliti
melakukan
yaitu
penelitian
Instrumen
penelitian
merupakan hal paling utama dalam
langsung di tempat dan megamati
penelitian
secara keseluruhan bersifat mendetail
dengan didukung oleh berbagai alat
dan mencatat semua informasi yang
bantu atau fasilitas yang digunakan
didapatkan dan dituangkan melalui
peneliti dalam mengumpulkan data
media.
agar hasilnya cermat dan sistematis
b. Dokumentasi
sesuai
Dalam penelitian kualitatif
yaitu
peneliti
prosedur.
sendiri
Instrumen
pendukung yang digunakan adalah
teknik ini merupakan alat pengumpul
pedoman
data yang utama karena pembuktian
wawancara
hipotesisnya yang dilakukan secara
dokumentasi terstruktur yang dibuat
logis dan raisional melalui pendapat,
sendiri oleh peneliti.
teori
Teknik Pemeriksaan Keabsahan
atau
hukum-hukum
yang
diterima, baik mendukung maupun
observasi,
pedoman
dan
pedoman
Data
yang menolong hipotesis tersebut.
Teknik
keabsahan
Dalam dokumentasi ini di lakukan
merupakan
dengan memakai objek yaitu Arca
mendekteksi
Dwarapala Candi Sewu dan plaosan.
kebenaran data yang diperoleh dalam
c. Wawancara
penelitian. Uji validitas data dapat
Wawancara atau interview
suatu
data
Dalam
dengan cara mengajukan sejumlah
menggunakan
pertanyaan
pengamatan
lisan
untuk
untuk
kasahihan
dan
dilakukan dengan beberapa teknik.
adalah alat pengumpul innformasi
secara
teknik
pemelitan
teknik
yang
ini
peneliti
ketekunan
dimaksudkan
dijawab secara lisan pula. Ciri utama
untuk melengkapi keabsahan data
dari
yang diperoleh dari hasil penelitian
wawancara
atau
interview
adalah kontak langsung dengan tatap
serta
muka antara peneliti dan sumber
permasalahan
informasi
pengamatan dengan teliti dan rinci.
menurut
(2009:165).
Instrumen Peneltian
Margono
mengamati
Analisis Data
yaitu
pokok
mengadakan
733
Anlisis data pada penelitian
mengkode,
penelusuran
tema,
kualitatif dilakukan secara induktif.
membuat gugus, membuat partisi,
dilakukan bersamaan dengan prosos
dan menulis catatan kecil pada
pengumpulan data.
kejadian yang penting.
c. Penyajian data
a. Pengumpulan Data
Hasil
reduksi
kemudian
Pengumpulan data kualitatif
disajikan dalam teks naratif. Teks
dilakukan dengan teknik pengamatan
naratif sesuai dengan topik masalah.
observasi,
dan
Penyajian dara merupakan tahapan
dokumentasi. Data-data di lapangan
untuk memahami apa yang sedang
tersebut dicatat secara deskriptif
terjadi dan apa yang harus dilakukan
tentang apa yang dilihat, apa yang
selanjutnya, untuk dianalisis dan
didengar serta apa yang dialami.
diambil tindakan yang perlu.
Catatan depkriptif tentang apa yang
d. Verifikasi
wawancara,
dilihat apa adanya dari lapangan
Penarikan
Kesimpulan
adanya komentar dari peneliti.
b. Reduksi data
Dan
Verifikasi
dan
penarikan
kesimpulan berusaha mencari makna
Reduksi data dilakukan untuk
menajamkan,
dari
komponen-komponen
yang
menggolongkan,
disajikan dengan mencatat pola-pola,
mengarahkan, membuang yang tidak
keteraturan, penjelasan, konfigurasi,
diperlukan, dan mengorganisasikan
hubungan sebab-akibat dan posisi
data yang disesuaikan dengan fokus
dalam penelitian. Peneliti melakukan
permasalahan
Selama
kegiatan
proses pengumpulan data di dalam
terhadap
penelitian ini, reduksi data dilakukan
konsultasi
melalui
pembimbing dan bantuan teman
penelitian.
proses
pemusatan,
pemilihan,
penyerdehanaan,
peninjauan
penyajian
yang diperoleh dengan menggunakan
PEMBAHASAN
Selanjutnya
di
lapangan.
membuat
ringkasan,
dosen
sejawat untuk bertukar pikiran.
HASIL
tertulis
dara melalui
dengan
abstraksi dan transparasi data kasar
catatan
kembali
PNELITIAN
Penelitian
ini
DAN
membahas
tentang analisis dari segi stuktur dan
734
persamaan
serta
perbedaan
dari
mencapai
nirwana,
sedangkan
aspek bentuk arca Dwarapala Candi
pemeluk Agama Buddha Mahayana
Sewu dan Candi Plaosan Jawa
tidak langsung menuju nirwana,
Tengah, yang dilaksanakan pada 14
tetapi harus melalui beberpa tingkat
November 2016 sampai dengan 19
kebodisatwaan
Desember 2016. Untuk mendapatkan
(Asmito, 1988:73).
data
Perwujudan Arca Agama Buddha
serta
hasil
penelitian
ini
dan
kebudyaan
diperoleh dari hasil wawancara dan
Masuknya agama Buddha ke
observasi kepada Kepala Candi Sewu
Tanah Jawa menghasilkan beberapa
dan Sojiwan yaitu Risis Purbasari
bangunan candi. Di dalam sebuah
S.S, Pengurus kantor Candi Plaosan
candi terdapat patung dan prasasti
Deny Wahyu Hidajat, SS,MA. Untuk
yang menandai terbentuknya candi
pengambilan dokumentasi tentang
pada masa lampau. Sebagaimana di
profil,
sebutkan arca adalah patung yang
sejarah
patung
dan
pengambilan gambar.
terdapat di dalam dan sekitar candi
Dalam penelitian ini masalah
yang merupakan bagian penting dari
yang di dalami adalah deskripsi
candi. Arca merupakan salah satu
ArcaDwarapala dan perbedaan serta
tinggalan arkeologi yang banyak
persamaan
ditemukan
ArcaDwarapala
Candi
di
Indonesia.
Sewu dan Candi Plaosan Jawa
meliliki
Tengah dari aspek bentuk.
beragam, terutama yang berasal dari
Sejarah Masuknya Agama Buddha
masa Klasik. Arca masa Kalsik
Ke Jawa Tengah
biasanya
Agama
Buddha
mengenal
bentuk
Arca
penggambaran
ditempatkan
dalam
garbagraha candi. Arca yang tidak
banyak mashab atau sekte. Dalam
terdapat
garis besarnya kita bedakan dua
merupakan arca bagian dari candi hal
aliran saja. Yakni Hinayana dan
tersebut
Mahayana. Pokok perbedan kedua
mempunyai
aliran tersebut terlihat nyata pada
berbeda. Arca yang ditempatkan di
tujuannya. Pemeluk Agama Buddha
dalam garbagraha, berkedudukan
Hinayana
sebagai Gramadewata. Arca yang
bertujuan
langsung
dalam
candi
mendasari
tetaplah
bahwa
kedudukan
arca
yang
735
tidak ditempatkan dalam bangunan
dibuatnya candi sehingga material
candi,
yang
berkedudukan
sebagai
Kulaewataatau
Istadewata
dibuat
serupa
dengan
menggunakan batu kali yang dibawa
(Atmosudiro, 2008 : 79).
dari sungai terdekat, hal ini menjadi
Arca Dwarapala
alasan
ArcaDwarapala
kenapa
candi
di
buat
ditemukan
berdekatan dengan aliran sungai.
pada pintu masuk sebuah candi
Arca Dwarapala di wujudkan dengan
Buddha di Jawa Tengah, bangunan
sikap berjongkok atau jengking jawa
kantoran
dikarenakan mendapat pengaruh dari
dan
pada
kraton
di
Yogyakarta. Digambarkan memiliki
Jawa
tubuh raksasa dan berwajah seram.
Dwarapala yang berdiri terdapat di
Pada Candi Buddha di Jawa tengah
Candi Ceto Karanganyar, ditemukan
yaitu Candi Sewu dan Candi Plaosan
pada abad XIV masehi karena masih
memiliki
terdapat pengarh dari Jawa Timur.
bentuk
yang
serupa,
Tengah
sedangkan
Arca
berbadan gemuk, berbadan kekar dan
Arca Dwarapala digolongkan
memiliki wajah seram serta mata
menjadi Arca Klasik, Arca Klasik
berbelalak, sedikit sulit dibedakan
sendiri mempunyai pengertian suatu
secara umum namun jika dilihat
Arca yang telah mencapai puncak
secara lebih teliti akan ditemukan
kejayaannya,
beberapa perbedaan yang menonjol
moyang sebagai peninggalan masa
antara keduanya.
lampau.
Terdapat
empat
pasang
dibuat
Berbeda
oleh
dengan
nenek
Arca
tradisional yang dibuat oleh tangan
Dwarapala pada Candi Sewu dan dua
seniman dewasa ini.
pasang di Candi Plaosan masing-
Analisis Bentuk ArcaDwarapala
masing
Candi Sewu
memegang
senjata
yang
berupa „Gada‟ atribut yang lain
Arca Dwarapala Candi Sewu
seperti kalung dan kain yang melekat
terletak pada sekeliling Candi dan
pada patung memiliki arti dan belum
terdapat
diketahui siapa seniman arca seperti
berjumlah delapan buah, dua buah
halnya Candi Sewu dan Plaosan.
masing-masing menghadap empat
Arca di buat bersamaan dengan
arah mata angin serta diletakan pada
empat
buah
pasang
736
setiap pintu masuk. Ukuran tinggi
berhadapan,
setelah
berbentuk
dipugar
2.64m
diatas
mempunyai
raksasa,
tubuh
mempunyai
permukaan tanah.Pada seluruh arca
ekspresi muka seram, rambut ikal
pada Candi Sewu maupun Candi
diikat kebelakang, sikap kaki pada
Plaosan terdapat alas patung atau
semua arca pada Candi Sewu dan
Pustek yang terbuat dari batu andesit,
Plaosan sama, kelengkapan aksesoris
Pustek terdiri dari beberapa bagian
yang dipakai sama, bahan pembuat
seperti bagian paling bawah pustek
arca yaitu memakai batu andesit.
yang disebut Pelipit Datar sedangkan
keduanya telah mengalami restorasi
bagian tengah disebut Tiang Semu
atau perbaikan.
(Wawancara
Perbedaan Arca Dwarapala Candi
dengan
Suwarna,
tanggal 6 April 2017).
Sewu dan Plaosan
Perbedaan
Analisis Bentuk ArcaDwarapala
pada
keduanya
terdapat pada posisi atau letak arca,
Candi Plaosan
Candi Plaosan Lor terdapat
pada arca Candi Sewu diletakan di
dua buah pintu masuk dan terdapat
keempat arah mata angin, sedangkan
dua pasang Dwarapala, seperti pada
pada Candi Plaosan hanya diletakan
candi sewu yang jaraknya dekat
pada sebelah selatan dan utara saja.
dengan candi palosan lor Secara
Pada Candi Sewu terdapat empat
garis besar jika dilihat Dwarapala
pasang
pada candi plaosan lor hampir sama
berjumlah delapan, sedangkan pada
dengan yang ada di candi sewu
Candi Plaosan hanya terdapat dua
namun dari ukuran dan besarnya
pasang atau berjumalah empat saja.
sedikit berbeda.
Arca
Pada
Dwarapala
Arca
atau
Dwarapala
Perbedaan dan Persamaan Arca
Palosan pentungan hanya diletakan
Dwarapala
berbeda dengan di Candi Sewu yang
Candi
Sewu
dan
Plaosan
pentungaan atau senjata gadanya di
Persamaan Arca Dwarapala Candi
angkat.
Sewu dan Plaosan
mahkota
pada
Candi
plaosan
mahkota
yang
dipakai
bermotif
Pada kedua Arca Dwrapala di
letakan
berpasangan
dan
saling
bunga
Lalu
namun
pada
di
penggunaan
candi
sewu
737
berbentuk ular. kelat bahu Candi
dan posisi arca, sedangkan untuk
Sewu menggunakan ular, sedangkan
kelengkapan atribut sama.
Candi Plasoan menggunakan untaian
Penelitian dari aspek bentuk
bunga, pada anting keduanya sama
pada Arca Dwarapala Candi sewu
motif bunga namun ukuran dan
dan Candi Plasoan Jawa tengah
bentuknya berbeda, kalung pada
keseluruhan mempunyai nilai fungsi,
Candi Sewu terdapat rumbai dan di
sebagai penjaga bangunan suci dan
candi Plaosan tidak berumbai, pisau
pada dewasa ini diletakkan pada
pada
kraton sebagai penolak bala buruk.
candi
plaosan
bermotif
sedangkan Candi plasoan tidak, dan
Dengan
demikian
pustek atau landasan patung Candi
disimpulkan
Sewu lebih indah, dan Candi Plaosan
bentuk Arca Dwarapala Candi Sewu
terkesan polos.
dan Plasoan Jawa tengah memiliki
KESIMPULAN DAN SARAN
ciri khas Arca Agama Buddha dan
KESIMPULAN
memiliki makna yang dalam menurut
Hasil penelitian analisis Arca
Dwarapala Candi Sewu dan Candi
Plaosan
Jawa
Tengah
bahwa
dapat
dalam
segi
kepercayaan orang Buddha.
SARAN
ini
Kajian
tentang
Analisis
menunjukkan bahwa Arca ini dibuat
Bentuk Arca Dwarapala Candi Sewu
untuk
dan Plaosan ini dapat dijadikan
menjaga
bangunan
Candi
Sewu dan Candi Plaosan dengan
sebagai
corak agama Buddha. Mempunyai
mahasiswa jurusan Pendidikan Seni
atribut
Rupa
sebagai
seorang
penjaga
bahan perbadingan bagi
FBS
UNY
dan
sebagai
bangunan suci dan simbol makna
pengetahuan dibidang Ilmu Arca
terentu.
Candi dari segi bentuk dan fungsinya
Hasil penelitian yang didapat
dan sebagai referensi pihak-pihak
berupa fungsi Arca penjaga dan
lain yang ingin melakukan penelitian
perbedaan serta persamaan bentuk
mengenai bidang Arca klasik.
yang ternyata memiliki persamaan
dan perbedaan yaitu dari segi atribut
738
DAFTAR PUSTAKA
Atmosudiro, Sumijati. 2008
“Agama
dan
Kepercayaan
Masyarakat Majapahit”.
Surabaya:
Dinas
Pariwisata
Daerah
Provinsi Daerah Tingkat
I Jawa Timur Dan CV
Tiga Dara.
Darini, Ririn. 2013. Sejarah
Kebudayaan Indonesia
Masa
HinduBudha.Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
M, Andi Mudhiuddin. 2009.
Borobudur-Prambanan
dan
Candi
Lainya.Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Putera, Nusa. 2011. Penelitian
Kualitatif: Proses dan
Aplikasi.
JakartaBarat:
PT Indeks Permata Puri
Media.
Soekmono. 1974. Candi Fungsi
dan pengertianya.
Download