728 ANALISIS ARCA DWARAPALA CANDI SEWU DAN PLASOAN JAWA TENGAH ANALYSIS OF DWARAPALA STATUE AT SEWU AND PLASOAN, CENTRAL JAVA Oleh: Riyanti, psr fbs uny. Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis dari segi bentuk dan makna pada Arca Dwarapala Candi Sewu dan Plaosan Jawa Tengah. Sebagai arca candi peninggalan kebudayaan Jawa Tengah yang bernafaskan agama Buddha. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah Arca Dwarapala pada Candi Sewu dan Plaosan Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada bentuk struktur arca dan makna atribut arca. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kualitatif. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik ketekunan pengamatan serta melibatkan pakar atau pengamat yang mengetahui tentang Arca Dwarapala Candi Sewu dan Plaosan Jawa Tengah. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat Arca Dwarapala empat buah pasang pada Candi Sewu dan dua buah pasang pada Candi Plaosan Jawa Tengah. (2) Atribut yang dipakai Arca Dwarapala memiliki makna-makna pengaruh dari Agama Buddha. (3) Arca Dwarapala secara fisik diwujudkan berbeda satu sama lain dari segi atribut yang dipakainya. (4) Arca Dwarapala mempunyai nilai fungsi sebagai penjaga bangunan suci dan pada dewasa ini diletakkan pada Candi Sewu dan Plasoan Jawa Tengah. Kata kunci: Arca Dwarapala, Candi Sewu dan Candi plaosan Abstrack The researh aimed to describe of shape and purpose on the Dwarapala statue at Sewu Temple and Plaosan Temple, Central Java, as of cultural heritage Buddhism Temples of Central Java. This research categorized by as Analytical Descriptive Research with Dwarapala statue atn Sewu and Plaosan Temple, Central Java.. The research focused on the structure and the purpose of the statue attribute. Research data obtained from observation, interview and documentation. Data were analyzed by descriptive and qualitative analysis technique. To check the data validity in this study used observation perseverance and involving experts or observers who know about the Dwarapala statue of Sewu Temple and Plaosan Temple, Central Java. The results of this study show that: (1) There are four pairs of Dwarapala statues at Sewu temple and two pairs at Plaosan Temple, Central Java. (2) The attributes used by Dwarapala statue meaningful from Buddhism influence. (3) physical manifestes of Dwarapala statues in attributtes different from each other. (4) Dwarapala statue has a functional value as a guardian of the sacred building and placed on the Yogyakarta Palace as a repellent of bad reinforcements. Keyword: Dwarapala Statue, Sewu Temple and Plaosan Temple 729 bukan mengacu pada jumlah candi, PENDAHULUAN Berbicara adalah sesuatu tentang untuk candi melainkan menyebut banyaknya perlambangan bangunan dari pusat ke semua bangunan peninggalan masa pinggir masing-masing terdiri 1, 8, lalu untuk 28, 44, 80, dan 88 adapun jumlah pemujaan pada dewa. Candi sebagai totalnya menjadi 249 candi. Pada salah satu warisan budaya harus pintu masuk candi terdapat delapan dilestarikan pada era modernisasi, raksasa karena bagian-bagian candi syarat bangunan, dan yang diduga bukan akan makna. merupakan pengaruh Hindu. Secara Bangunan candi merupakan salah keseluruhan tata letak Candi Sewu satu bentuk komunikasi budaya. mengandung Setiap dari yaitu sebuah gunung di pusat benua tokoh dikelilingi lautan tak terbatas. Bukti- kayangan dan arca memiliki maksud bukti tersebut melemahkan pendapat dan tujuan sendiri. bahwa umumnya nilai tempat simbol bagiannya ornamen, terdiri relief, Di dan tokoh- setiap pintu masuk halaman candi selalu ditempatkan halaman candi berbeda sebagai konsep penjaga kosmologis, perpindahan kerajaan Mataram Hindu ke timur adalah kesengsaraan rakyat. arca penjaga pintu. Penjaga pintu pada (yaksa) Candi Ploasan terletak di Desa Plaosan, Kecamatan penggambarannya dengan penjaga Prambanan, pintu masuk pada candi utama. Provinsi Jawa Tengah. Candi ini Penjaga pintu masuk halaman Candi letaknya dikenal dengan sebutan Dwarapala kompleks Candi Sewu dan Candi yang Prambanan. diletakkan pertama candi pada halaman (Ririn Darini 2013:58). Kabupaten berdekatan Arah Klaten, dengan hadap Candi Plaosan adalah ke arah barat. Sekitar Candi baik di barat, utara dan timur Candi Sewu adalah salah satu berbatasan dengan persawahan candi yang memiliki arca Dwarapala penduduk, sebelah selatan berbatasan di dalamnya.Mudhiuddin (2009:34) dengan jalan desa.Halaman tengah mengatakan bahwa nama Sewu 730 Candi Plaosan dibagi menjadi dua memengaruhi bagian yang masing – masing penting bagi pembuatnya ataupun bagian mempunyai candi induk, yang melihat dan menyentuhnya. yaitu candi induk utara dan candi Arca telah ada pada zaman nenek induk selatan. moyang dan telah berubah dari gaya KAJIAN TEORI dan Candi semula arca lebih digunakan pada Candi pada dasarnya dari teknik dan memiliki membuatnya. arti Pada acara-acara adat istiadat berbeda aspek bentuk dibagi menjadi tiga dengan bagian. Kaki candi atau Prasada, terdapat di depan rumah atau di sebagai simbol dunia bawah. Tubuh depan tempat yang banyak orang candi berkumpul. atau Garbagarha sebagai simbol dunia alam manusia atau Cikara dan Arupadhatu atap candi sebagai atau simbol sekarang Arca di arca biasanya indonesia lebih beragam bentuknya dan arca telah ditemukan sebelum mendapatkan kehidupan dewa di dunia atas atau pengaruh dari Hindu dan Buddha. Swaloka. Pembagian candi dalam Seni Arca di Indonesia telah sangat tiga bagian tersebut sesuai dengan berkembang ketika bangunan candi- tiga lingkungan semesta (Soekmono, candi didirikan pada zaman dahulu. 1974: 219). Selain Arca nenek moyang telah Seni Arca membentuk suatu figur pada relief Seni patung dalam hal ini adalah Arca. Perbedaan yang tipis candi Arca Dwarapala seni patung ada dalam kontek umum, Bentuk Dwarapala tetapi arca adalah perwujudankhusus bermacam-macam di untuk agama Hindu dan Buddha. yaitu: Arca merupakan salah satu unsur Bhairawa. Penjaga pintu Bhairawa dari seni rupa, yang merupakan ini digambarkan berwajah raksasa, benda berwujud tiga dimensi, lain bertangan empat dengan lukisan atau gambar yang trisula (Sula), gada, dan mangkuk berwujud dua dimensi, arca telah minum Bhairawa antaranya dan Nandi memegang ular, (Pānapātra). Sedangkan 731 Nandi Bhairawa juga berwajah dalam pengumpulan data yaitu teknik raksasa bertangan empat memegang observasi, wawancara, dokumentasi. tali (pāśa) dan khaţvāńga. Dwarapala Data diketahui dalam umumnya candi dokumen adalah penjelmaan Dewa Siwa yang Purbakala Jawa Tengah. sedang marah atau menjadi raksasa. Sumber Data resmi, pribadi, dari data Kantor penelitian diperoleh melalui observasi pada Pendekatan Penelitian penelitian yang Arca Dwarapala Candi Sewu dan digunakan adalah jenis penelitian Candi Deskriptif Margono dokumen Sumber METODE PENELITIAN Jenis berupa, Plaosan Analisis. Menurut mendatangi (2009:36) Penilitian mengadakan yaitu langsung dengan kemudian wawancara kepada deskriptif analisis lebih menekankan Ketua Unit Candi Sewu dan Ketua pada indeks-indeks dan pengukuran Unit Candi Plaosan dan Candi empiris. Deskriptif Analisis merasa Sojiwan. Selain itu juga mengambil „mengetahui tidak data dari kajian pustaka, situs resmi, yang sejarah apa yang diketahui‟ sehingga desain pembangunan, dikembangkannya selalu merupakan pengambilan rencana Dwarapala Candi Sewu dan Candi kegiatan yang bersifat gambar dan apriori dan definitif. Sedangkan di Plaosan. dalam menganalisis data dilakukan Metode Pengumpulan Data Patung tidak hanya pada akhir penelitian, Metode pengumpulan data adalah ketika semua data telah terkumpul, prosedur yang sistematis dan standar tetapi dilakukan bahkan sejak awal guna saat data baru didapat dan seadanya diperlukan. Nusa Putra (2011: 203). metode di sebutkan sebagai berikut: Data Penelitian a. Observasi Pengumpulan data yang tepat dalam penetilian memperoleh Dalam data yang pelaksanaanya Obeservasi dapat diartikan memungkinkan penilaian secara menyeluruh dan diperolehnya data yang objektif, mendetail dari objek yang diteliti, teknik penelitian yang digunakan Observasi yang dilakukan adalah 732 observasi secara langsung peneliti melakukan yaitu penelitian Instrumen penelitian merupakan hal paling utama dalam langsung di tempat dan megamati penelitian secara keseluruhan bersifat mendetail dengan didukung oleh berbagai alat dan mencatat semua informasi yang bantu atau fasilitas yang digunakan didapatkan dan dituangkan melalui peneliti dalam mengumpulkan data media. agar hasilnya cermat dan sistematis b. Dokumentasi sesuai Dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti prosedur. sendiri Instrumen pendukung yang digunakan adalah teknik ini merupakan alat pengumpul pedoman data yang utama karena pembuktian wawancara hipotesisnya yang dilakukan secara dokumentasi terstruktur yang dibuat logis dan raisional melalui pendapat, sendiri oleh peneliti. teori Teknik Pemeriksaan Keabsahan atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun observasi, pedoman dan pedoman Data yang menolong hipotesis tersebut. Teknik keabsahan Dalam dokumentasi ini di lakukan merupakan dengan memakai objek yaitu Arca mendekteksi Dwarapala Candi Sewu dan plaosan. kebenaran data yang diperoleh dalam c. Wawancara penelitian. Uji validitas data dapat Wawancara atau interview suatu data Dalam dengan cara mengajukan sejumlah menggunakan pertanyaan pengamatan lisan untuk untuk kasahihan dan dilakukan dengan beberapa teknik. adalah alat pengumpul innformasi secara teknik pemelitan teknik yang ini peneliti ketekunan dimaksudkan dijawab secara lisan pula. Ciri utama untuk melengkapi keabsahan data dari yang diperoleh dari hasil penelitian wawancara atau interview adalah kontak langsung dengan tatap serta muka antara peneliti dan sumber permasalahan informasi pengamatan dengan teliti dan rinci. menurut (2009:165). Instrumen Peneltian Margono mengamati Analisis Data yaitu pokok mengadakan 733 Anlisis data pada penelitian mengkode, penelusuran tema, kualitatif dilakukan secara induktif. membuat gugus, membuat partisi, dilakukan bersamaan dengan prosos dan menulis catatan kecil pada pengumpulan data. kejadian yang penting. c. Penyajian data a. Pengumpulan Data Hasil reduksi kemudian Pengumpulan data kualitatif disajikan dalam teks naratif. Teks dilakukan dengan teknik pengamatan naratif sesuai dengan topik masalah. observasi, dan Penyajian dara merupakan tahapan dokumentasi. Data-data di lapangan untuk memahami apa yang sedang tersebut dicatat secara deskriptif terjadi dan apa yang harus dilakukan tentang apa yang dilihat, apa yang selanjutnya, untuk dianalisis dan didengar serta apa yang dialami. diambil tindakan yang perlu. Catatan depkriptif tentang apa yang d. Verifikasi wawancara, dilihat apa adanya dari lapangan Penarikan Kesimpulan adanya komentar dari peneliti. b. Reduksi data Dan Verifikasi dan penarikan kesimpulan berusaha mencari makna Reduksi data dilakukan untuk menajamkan, dari komponen-komponen yang menggolongkan, disajikan dengan mencatat pola-pola, mengarahkan, membuang yang tidak keteraturan, penjelasan, konfigurasi, diperlukan, dan mengorganisasikan hubungan sebab-akibat dan posisi data yang disesuaikan dengan fokus dalam penelitian. Peneliti melakukan permasalahan Selama kegiatan proses pengumpulan data di dalam terhadap penelitian ini, reduksi data dilakukan konsultasi melalui pembimbing dan bantuan teman penelitian. proses pemusatan, pemilihan, penyerdehanaan, peninjauan penyajian yang diperoleh dengan menggunakan PEMBAHASAN Selanjutnya di lapangan. membuat ringkasan, dosen sejawat untuk bertukar pikiran. HASIL tertulis dara melalui dengan abstraksi dan transparasi data kasar catatan kembali PNELITIAN Penelitian ini DAN membahas tentang analisis dari segi stuktur dan 734 persamaan serta perbedaan dari mencapai nirwana, sedangkan aspek bentuk arca Dwarapala Candi pemeluk Agama Buddha Mahayana Sewu dan Candi Plaosan Jawa tidak langsung menuju nirwana, Tengah, yang dilaksanakan pada 14 tetapi harus melalui beberpa tingkat November 2016 sampai dengan 19 kebodisatwaan Desember 2016. Untuk mendapatkan (Asmito, 1988:73). data Perwujudan Arca Agama Buddha serta hasil penelitian ini dan kebudyaan diperoleh dari hasil wawancara dan Masuknya agama Buddha ke observasi kepada Kepala Candi Sewu Tanah Jawa menghasilkan beberapa dan Sojiwan yaitu Risis Purbasari bangunan candi. Di dalam sebuah S.S, Pengurus kantor Candi Plaosan candi terdapat patung dan prasasti Deny Wahyu Hidajat, SS,MA. Untuk yang menandai terbentuknya candi pengambilan dokumentasi tentang pada masa lampau. Sebagaimana di profil, sebutkan arca adalah patung yang sejarah patung dan pengambilan gambar. terdapat di dalam dan sekitar candi Dalam penelitian ini masalah yang merupakan bagian penting dari yang di dalami adalah deskripsi candi. Arca merupakan salah satu ArcaDwarapala dan perbedaan serta tinggalan arkeologi yang banyak persamaan ditemukan ArcaDwarapala Candi di Indonesia. Sewu dan Candi Plaosan Jawa meliliki Tengah dari aspek bentuk. beragam, terutama yang berasal dari Sejarah Masuknya Agama Buddha masa Klasik. Arca masa Kalsik Ke Jawa Tengah biasanya Agama Buddha mengenal bentuk Arca penggambaran ditempatkan dalam garbagraha candi. Arca yang tidak banyak mashab atau sekte. Dalam terdapat garis besarnya kita bedakan dua merupakan arca bagian dari candi hal aliran saja. Yakni Hinayana dan tersebut Mahayana. Pokok perbedan kedua mempunyai aliran tersebut terlihat nyata pada berbeda. Arca yang ditempatkan di tujuannya. Pemeluk Agama Buddha dalam garbagraha, berkedudukan Hinayana sebagai Gramadewata. Arca yang bertujuan langsung dalam candi mendasari tetaplah bahwa kedudukan arca yang 735 tidak ditempatkan dalam bangunan dibuatnya candi sehingga material candi, yang berkedudukan sebagai Kulaewataatau Istadewata dibuat serupa dengan menggunakan batu kali yang dibawa (Atmosudiro, 2008 : 79). dari sungai terdekat, hal ini menjadi Arca Dwarapala alasan ArcaDwarapala kenapa candi di buat ditemukan berdekatan dengan aliran sungai. pada pintu masuk sebuah candi Arca Dwarapala di wujudkan dengan Buddha di Jawa Tengah, bangunan sikap berjongkok atau jengking jawa kantoran dikarenakan mendapat pengaruh dari dan pada kraton di Yogyakarta. Digambarkan memiliki Jawa tubuh raksasa dan berwajah seram. Dwarapala yang berdiri terdapat di Pada Candi Buddha di Jawa tengah Candi Ceto Karanganyar, ditemukan yaitu Candi Sewu dan Candi Plaosan pada abad XIV masehi karena masih memiliki terdapat pengarh dari Jawa Timur. bentuk yang serupa, Tengah sedangkan Arca berbadan gemuk, berbadan kekar dan Arca Dwarapala digolongkan memiliki wajah seram serta mata menjadi Arca Klasik, Arca Klasik berbelalak, sedikit sulit dibedakan sendiri mempunyai pengertian suatu secara umum namun jika dilihat Arca yang telah mencapai puncak secara lebih teliti akan ditemukan kejayaannya, beberapa perbedaan yang menonjol moyang sebagai peninggalan masa antara keduanya. lampau. Terdapat empat pasang dibuat Berbeda oleh dengan nenek Arca tradisional yang dibuat oleh tangan Dwarapala pada Candi Sewu dan dua seniman dewasa ini. pasang di Candi Plaosan masing- Analisis Bentuk ArcaDwarapala masing Candi Sewu memegang senjata yang berupa „Gada‟ atribut yang lain Arca Dwarapala Candi Sewu seperti kalung dan kain yang melekat terletak pada sekeliling Candi dan pada patung memiliki arti dan belum terdapat diketahui siapa seniman arca seperti berjumlah delapan buah, dua buah halnya Candi Sewu dan Plaosan. masing-masing menghadap empat Arca di buat bersamaan dengan arah mata angin serta diletakan pada empat buah pasang 736 setiap pintu masuk. Ukuran tinggi berhadapan, setelah berbentuk dipugar 2.64m diatas mempunyai raksasa, tubuh mempunyai permukaan tanah.Pada seluruh arca ekspresi muka seram, rambut ikal pada Candi Sewu maupun Candi diikat kebelakang, sikap kaki pada Plaosan terdapat alas patung atau semua arca pada Candi Sewu dan Pustek yang terbuat dari batu andesit, Plaosan sama, kelengkapan aksesoris Pustek terdiri dari beberapa bagian yang dipakai sama, bahan pembuat seperti bagian paling bawah pustek arca yaitu memakai batu andesit. yang disebut Pelipit Datar sedangkan keduanya telah mengalami restorasi bagian tengah disebut Tiang Semu atau perbaikan. (Wawancara Perbedaan Arca Dwarapala Candi dengan Suwarna, tanggal 6 April 2017). Sewu dan Plaosan Perbedaan Analisis Bentuk ArcaDwarapala pada keduanya terdapat pada posisi atau letak arca, Candi Plaosan Candi Plaosan Lor terdapat pada arca Candi Sewu diletakan di dua buah pintu masuk dan terdapat keempat arah mata angin, sedangkan dua pasang Dwarapala, seperti pada pada Candi Plaosan hanya diletakan candi sewu yang jaraknya dekat pada sebelah selatan dan utara saja. dengan candi palosan lor Secara Pada Candi Sewu terdapat empat garis besar jika dilihat Dwarapala pasang pada candi plaosan lor hampir sama berjumlah delapan, sedangkan pada dengan yang ada di candi sewu Candi Plaosan hanya terdapat dua namun dari ukuran dan besarnya pasang atau berjumalah empat saja. sedikit berbeda. Arca Pada Dwarapala Arca atau Dwarapala Perbedaan dan Persamaan Arca Palosan pentungan hanya diletakan Dwarapala berbeda dengan di Candi Sewu yang Candi Sewu dan Plaosan pentungaan atau senjata gadanya di Persamaan Arca Dwarapala Candi angkat. Sewu dan Plaosan mahkota pada Candi plaosan mahkota yang dipakai bermotif Pada kedua Arca Dwrapala di letakan berpasangan dan saling bunga Lalu namun pada di penggunaan candi sewu 737 berbentuk ular. kelat bahu Candi dan posisi arca, sedangkan untuk Sewu menggunakan ular, sedangkan kelengkapan atribut sama. Candi Plasoan menggunakan untaian Penelitian dari aspek bentuk bunga, pada anting keduanya sama pada Arca Dwarapala Candi sewu motif bunga namun ukuran dan dan Candi Plasoan Jawa tengah bentuknya berbeda, kalung pada keseluruhan mempunyai nilai fungsi, Candi Sewu terdapat rumbai dan di sebagai penjaga bangunan suci dan candi Plaosan tidak berumbai, pisau pada dewasa ini diletakkan pada pada kraton sebagai penolak bala buruk. candi plaosan bermotif sedangkan Candi plasoan tidak, dan Dengan demikian pustek atau landasan patung Candi disimpulkan Sewu lebih indah, dan Candi Plaosan bentuk Arca Dwarapala Candi Sewu terkesan polos. dan Plasoan Jawa tengah memiliki KESIMPULAN DAN SARAN ciri khas Arca Agama Buddha dan KESIMPULAN memiliki makna yang dalam menurut Hasil penelitian analisis Arca Dwarapala Candi Sewu dan Candi Plaosan Jawa Tengah bahwa dapat dalam segi kepercayaan orang Buddha. SARAN ini Kajian tentang Analisis menunjukkan bahwa Arca ini dibuat Bentuk Arca Dwarapala Candi Sewu untuk dan Plaosan ini dapat dijadikan menjaga bangunan Candi Sewu dan Candi Plaosan dengan sebagai corak agama Buddha. Mempunyai mahasiswa jurusan Pendidikan Seni atribut Rupa sebagai seorang penjaga bahan perbadingan bagi FBS UNY dan sebagai bangunan suci dan simbol makna pengetahuan dibidang Ilmu Arca terentu. Candi dari segi bentuk dan fungsinya Hasil penelitian yang didapat dan sebagai referensi pihak-pihak berupa fungsi Arca penjaga dan lain yang ingin melakukan penelitian perbedaan serta persamaan bentuk mengenai bidang Arca klasik. yang ternyata memiliki persamaan dan perbedaan yaitu dari segi atribut 738 DAFTAR PUSTAKA Atmosudiro, Sumijati. 2008 “Agama dan Kepercayaan Masyarakat Majapahit”. Surabaya: Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Dan CV Tiga Dara. Darini, Ririn. 2013. Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa HinduBudha.Yogyakarta: Penerbit Ombak. M, Andi Mudhiuddin. 2009. Borobudur-Prambanan dan Candi Lainya.Yogyakarta: Kreasi Wacana. Putera, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. JakartaBarat: PT Indeks Permata Puri Media. Soekmono. 1974. Candi Fungsi dan pengertianya.