BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II NEGARA-BALI JL. LELI NO. 9 BALER BALE AGUNG NEGARA JEMBRANA-BALI 82212 TELP.(0365)4546209 FAX.(0365)4546209 Email : [email protected] ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016 http://balipost.com/: www.news.detik.com STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II NEGARA JEMBRANA - BALI DESEMBER 2016 ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016 Oleh : Tim Analisa Stasiun Klimatologi Jembrana Bali 1. PENDAHULUAN Berdasarkan informasi dari media massa "Balipost" (22/12/2016) menyebutkan akibat hujan yang turun deras di daerah Bedugul, beberapa titik mengalami banjir dengan ketinggian air hingga selutut. Bahkan dibeberapa titik tebing juga terjadi longsor sehingga membuat arus lalu lintas macet dua arah. Hujan deras disertai petir yang turun selama beberapa jam juga menyebabkan beberapa tebing longsor. Ada beberapa titik tebing yang longsor baik di Bedugul maupun di daerah Singaraja. Karena jalan tertutup material longsor, kendaraan yang menuju Singaraja dan sebaliknya tidak bisa melewati jalur Bedugul. Selain di Pancasari, hujan sangat lebat yang sudah dikategorikan ekstrim (>100 mm/ hari) juga terjadi di beberapa titik di wilayah Bali, seperti di daerah Wanagiri dan Busungbiu (Buleleng), Baturiti dan Candikuning (Tabanan), Pelaga (Badung) serta Tianyar dan Sukadana (Karangasem). Namun di wilayah Karangasem (Tianyar dan Sukadana) sampai saat ini belum diberitakan terjadi bencana akibat hujan sangat lebat tersebut. Gambar 1. Peta Pos Hujan Di Kejadian Banjir Di Pancasari Buleleng (Sumber: Stasiun Klimatologi Negara) 2. ANALISA DINAMIKA ATMOSFER A. Analisa Citra Satelit dan Radar Cuaca Berdasarkan analisa citra satelit dan radar cuaca, menunjukkan adanya sebaran jenis awan konvektif Cumulus dan Cumulunimbus (Cu dan Cb) di wilayah Bali yang menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang - lebat sekitar pukul 15.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA. Sebaran awan-awan konvektif yang terpantau satelit menutupi wilayah Bali dari sore hingga malam hari. Awan yang terpantau oleh satelit terlihat sangat tebal dengan suhu puncak awan mencapai -70° C. Hal ini mengindikasikan hujan yang turun dengan durasi yang singkat namun sangat deras. Gambar 2. Citra Satelit dan Radar Cuaca tanggal 21 Desember 2016 pukul 18.00 WITA (Sumber : www.bmkg.go.id) B. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Gambar 3. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tgl 11 - 20 Desember 2016 (Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 11 s/d 20 Desember 2016 nilai anomali OLR disekitar Pulau Bali: -30 W/m2 hingga -60 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya. C. Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperatur/SST) Gambar 4. Anomali Sea Surface Temperatur (SST) tgl 11 - 20 Desember 2016 (Sumber : http://extreme.kihou.go.jp/itacs5/) Nilai Anomali Suhu Muka Laut dari tanggal 11 - 20 Desember 2016 di sekitar pulau Bali : 0 – (-0.4)°C. Anomali Suhu Muka Laut bernilai negatif menandakan kondisi laut lebih dingin dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga mengurangi peluang terbentuknya awan disekitar pulau Bali. D. Tekanan Udara Permukaan Laut (Mean Sea Level Pressure) Gambar 5. Tekanan Udara tgl 17-21 Desember 2016 (Sumber : http://www.bom.gov.au/australia/charts/archive/index.shtml) Analisa tekanan udara dari tanggal 17 – 21 Desember 2016 terlihat daerah – daerah pola tekanan rendah (Low) disebelah selatan Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sehingga mengakibatkan terjadinya pemupukan awan hujan di wilayah tersebut. Pola tekanan rendah ini bertahan cukup lama dengan nilai pola tekanan paling rendah yang tercatat selama tanggal 17 – 21 Desember 2016 yaitu 994 HPa di tanggal 21 Desember 2016 dimana pada tanggal tersebut di wilayah Pulau Bali terdapat beberapa wilayah yang mengalami curah hujan yang sangat tinggi hingga menyebabkan banjir dan longsor. Daerah tekanan rendah tersebut pada tanggal 21 Desember 2016 sekitar pukul 20.00 WITA telah tumbuh menjadi badai tropis “YVETTE”. Melihat posisi badai yang berada di Selatan wilayah Bali, maka beberapa hari kedepan berpotensi menyebabkan gangguan cuaca seperti hujan deras yang disertai Guntur, angin kencang dan gelombang tinggi di perairan wilayah Bali. Gambar 6. Tekanan Udara tgl 16 - 20 Desember 2016 (Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/) Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan Luat (MSLP) disekitar pulau Bali bernilai -1.5 s/d -2.0 mb. Anomali tekanan udara yang bernilai negatif ini menandakan kondisi tekanan udara yang rendah dibandingkan klimatologisnya sehingga menambah peluang terbentuknya awan – awan konvektif yang menimbulkan hujan. E. Pergerakan Angin (Streamline) pada lapisan 850 mb L Gambar 7. Streamline tanggal 16 - 20 Desember 2016 (Sumber : http://extreme.kishou.go.jp/itacs5/) Analisa Pergerakan angin (Streamline) yang terjadi pada tanggal 16 – 20 Desember 2016 seperti yang terlihat pada gambar diatas, pengaruh angin dari barat yang membawa massa udara yang basah sangat kuat, hal ini menandakan di sekitar Pulau Bali peluang meningkatkan terbentuk awan – awan konvektif yang dapat menimbulkan terjadinya hujan. Ditambah lagi dengan adanya daerah tekanan rendah (Low) di wilayah selatan Pulau Bali sehingga menambah terjadinya curah hujan di wilayah Bali dan sekitarnya. 3. ANALISIS CURAH HUJAN OBSERVASI SAAT KEJADIAN Berdasarkan data analisis curah hujan dari pos hujan kerjasama BMKG di wilayah tersebut, terlihat bahwa curah hujan dengan intensitas lebat terjadi beberapa kali dalam kurun waktu tanggal 11 – 20 Desember 2016. Di pos hujan Candikuning yang merupakan titik terdekat dengan kejadian banjir, pada saat kejadian curah hujan yang ditakar mencapai 249 mm yang mana merupakan curah hujan ekstrim. Hal ini dapat menyebabkan banjir dan bahkan tanah longsor. Curah hujan ekstrim juga terjadi di daerah lain seperti Busungbiu, Wanagiri dan Baturiti. Tabel 1. Data Curah Hujan Harian di Beberapa Pos Hujan Terdekat Dengan Lokasi Banjir Tanggal 21 - 22 Desember 2016 (mm/hari) 21 22 Candikuning 29 249 Baturiti 0 101 Busungbiu 105.5 101.5 Gitgit 56 54 Wanagiri 18 192 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Gambar 8. Grafik curah hujan harian di beberapa pos hujan dengan CH ekstrim Tanggal 21 - 22 Desember 2016 (Sumber : Staklim Negara Bali) Gambar 9. Grafik curah hujan tgl 21 - 22 Desember 2016 beberapa pos hujan dibandingkan dengan rata-rata dan ambang batas ekstrimnya. (Sumber : Staklim Negara Bali) Analisis curah hujan tanggal 21-22 Desember 2016 terhadap nilai Normal (rata-rata) dan Ambang Batas Ekstrimnya (percentile 95%) di pos Candikuning menunjukkan hujan yang turun hingga tanggal 22 Desember 2016 sudah berada diatas normal dasarian III Desember nya, bahkan sudah melewati ambang batas nilai ekstrimnya. Hal yang sama juga terjadi di pos Busungbiu. Sedangkan pos hujan Wanagiri hujan yang turun hingga tanggal 22 Desember 2016 sudah berada diatas normal dasariannya, namun belum melewati ambang batas ekstrimnya. Dari data diatas, dapat dikatakan telah terjadi hujan ekstrim di wilayah Candikuning (Pancasari) yang mengakibatkan banjir dan juga tanah longsor. KESIMPULAN 1. Adanya tutupan awan-awan konfektif yang sangat tebal di hampir seluruh wilayah Bali dari sore hingga malam hari menandakan hujan turun dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. 2. Nilai anomali OLR disekitar Pulau Bali: -30 W/m2 hingga -60 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya. 3. Anomali Tekanan Udara Permukaan Laut (MSLP) disekitar pulau Bali yang bernilai negatif menandakan kondisi tekanan udara yang rendah sehingga menambah peluang terbentuknya awan – awan yang menimbulkan hujan. 4. Arah pergerakan angin lapisan 850 mb dari tanggal 16 – 21 Desember 2016 di sekitar Pulau Bali terjadi perputaran arus angin (siklonik) di sekitaran Pulau Bali, bahkan tumbuhnya badai tropis “YVETTE” di selatan Bali dapat meningkatkan peluang kejadian cuaca buruk (hujan lebat diserta Guntur, angin kencang dan gelombang laut tinggi). 5. Analisis curah hujan per dasarian terhadap normal dan nilai ambang batas ekstrimnya (percentile 95%) di pos Candikuning menunjukkan bahwa nilai curah hujan hingga tanggal 21 Desember 2016 sudah berada diatas normal dasarian III Desember nya, bahkan sudah melewati ambang batas nilai ekstrimnya. Curah hujan yang sangat tinggi di pos Candikuning ditambah dengan hujan lebat di pos Wanagiri menyebabkan daerah Pancasari dilanda banjir. TIM ANALISA STAKLIM JEMBRANA