analisis kejadian banjir dan longsor di daerah - E

advertisement
ANALISIS BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR
DI SEKITAR BEDUGUL (BULELENG) DAN
KINTAMANI (BANGLI)
TANGGAL 9 FEBRUARI 2017
https://www.balipost.com
www.news.detik.com
STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II
JEMBRANA - BALI
FEBRUARI 2017
ANALISIS CURAH HUJAN EKSTRIM DI TEJAKULA
(BULELENG) DAN KEMBANGSARI (BANGLI)
TANGGAL 9 FEBRUARI 2017
Oleh : Tim Analisa Stasiun Klimatologi Jembrana
I Made Dwi Wiratmaja, S.Si
I Wayan Andi Yuda, S.Tr
Sudarti
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi dari media massa "Balipost" (10/02/2017) menyebutkan
Bencana longsor yang diakibatkan hujan deras terjadi di Desa Songan, Kecamatan
Kintamani, Bali, pada Kamis (9/2) malam. Sedikitnya empat rumah rusak dan tujuh
orang dinyatakan meninggal dunia karena tertimbun.
Selain di Bangli, curah hujan ekstrim yang berdampak bencana banjir bandang
juga terjadi di kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti,
Tabanan. Banjir bandang membawa lumpur dan pepohonan menutup jalan utama di
jalur pinggir Danau Beratan mulai Restoran Mentari hingga Desa Pancasari, Bule leng
pada Kamis (9/2/2017) malam sekitar pukul 23.00 wita..
Gambar 1. Peta Pos Hujan di sekitar kejadian Hujan Ekstrim di Bedugul (Buleleng)
dan Kintamani (Bangli).
(Sumber: Stasiun Klimatologi Jembrana)
2.
ANALISA DINAMIKA ATMOSFER
A. Analisa Citra Satelit dan Radar Cuaca
Berdasarkan analisa citra satelit dan radar cuaca, menunjukkan adanya sebaran
jenis awan konvektif Cumulus dan Cumulunimbus (Cu dan Cb) hampir di seluruh
wilayah Bali yang menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang - lebat
sekitar pukul 17.00 WITA hingga pukul 24.00 WITA. Sebaran awan-awan konvektif
yang terpantau satelit menutupi wilayah Bali dari sore hingga malam hari. Awan yang
terpantau oleh satelit terlihat sangat tebal dengan suhu puncak awan mencapai -70° C.
Pun demikian dengan pantauan radar cuaca, dimana di wilayah Bali secara umum,
dan wilayah Bedugul dan Kintamani khususnya, terlihat kumpulan awan hujan
dengan nilai reflektifitas mencapai lebih dari 40dBZ, yang mana hal ini
mengindikasikan hujan yang turun dengan intensitas sangat deras.
Gambar 2. Citra Satelit dan Radar Cuaca tanggal 9 Februari 2017 pukul 23.00 WITA
(Sumber : www.bmkg.go.id)
B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gambar 3. Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR)
tgl 11 - 15 Februari (Sumber : CPD/JMA)
Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 1 s/d 8
Februari 2017 nilai anomali OLR disekitar Pulau Bali adalah -30 W/m2 . Anomali
OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari ratarata klimatologisnya.
C. Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperatur/SST)
Gambar 4. Sea Surface Temperatur (SST) tgl 1 - 8 Februari 2017
(Sumber : CPD/JMA)
Nilai Suhu Muka Laut dari tanggal 1 - 8 Februari 2017 di sekitar pulau Bali
bernilai 28 - 28.5 °C yang menandakan kondisi laut hangat sehingga berdampak
menambah peluang terbentuknya awan disekitar pulau Bali.
D. Tekanan Udara Permukaan Laut (Mean Sea Level Pressure)
Gambar 5.Anomali Tekanan Udara tgl 1 - 8 Februari 2017
(Sumber : CPD/JMA)
Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan Luat (MSLP) disekitar pulau Bali
bernilai -3.0 mb. Anomali tekanan udara yang bernilai negatif ini menandakan
kondisi tekanan udara yang rendah dibandingkan klimatologis nya sehingga
menambah peluang te rbentuknya awan – awan konvektif yang menimbulkan
hujan.
E. Pergerakan Angin (Streamline) pada lapisan 850 mb
Gambar 6. Streamline tanggal 1 - 8 Februari 2017
(Sumber : CPD/JMA)
Analisis Pergerakan angin (Streamline) yang terjadi pada tanggal 1 – 8
Februari 2017 seperti yang terlihat pada Gambar 6 menunjukan adanya wilayah
konvergensi di atas pulau Bali yang mengindikasikan adanya penumpukan massa
udara dan meningkatkan peluang terbentuknya awan-awan hujan.
F. Precipitable Water
Gambar 7. Anomali Precipitable Water tanggal 1 - 7 Februari 2017
(Sumber : NCEP/NCAR Reanalysis)
Analisis Anomali Precipitable Water pada tanggal 1 - 7 Februari 2017
menunjukkan nilai + 6 kg/m2 (anomali positif) yang mengindikasikan jumlah uap air
yang tersedia di atmosfer yang berpeluang turun menjadi hujan lebih banyak
dari normalnya.
3.
ANALISIS CURAH HUJAN OBSERVASI SAAT KEJADIAN
Berdasarkan data analisis curah hujan dari pos hujan kerjasama BMKG di
wilayah tersebut, terlihat bahwa curah hujan turun hampir setiap hari sejak tanggal 1
Februari 2017, dengan intensitas ringan hingga sedang. Di pos hujan Tejakula dan
Kembangsari, pada saat kejadian curah hujan yang ditakar mencapai 151 mm dan
118.5 mm, yang mana merupakan curah hujan ekstrim. Hal ini dapat menyebabkan
banjir dan bahkan tanah longsor.
Tabel 1. Data Curah Hujan Harian di Beberapa Pos Hujan Terdekat Dengan
Lokasi Longsor Kintamani, Tanggal 1 - 10 Februari 2017 (mm/hari)
Kintamani
Batur
Penelokan
Pengotan
Kembangsari
1
13
45
2
70
5.5
2
30
27
4
24
28
3
19
11
3.5
20
13
4
15
7.5
23
0
8
5
9
0
13
0
3
6
0
0
35
2
0
7
0
0
17
38
39
8
293
101
31
47
95
9
155
103.5
26
183
119
10
181
70.5
219.5
9
140
Gambar 9. Grafik curah hujan harian di beberapa pos hujan terdekat dengan
kejadian longsor di kintamani, Bangli Tanggal 1 - 10 Februari 2017
(Sumber : Staklim Jembrana Bali)
Gambar 10. Grafik curah hujan tgl 1 - 10 Februari 2017 beberapa pos hujan
dibandingkan dengan rata-rata dan ambang batas ekstrimnya.
(Sumber : Staklim Jembrana Bali)
Tabel 2. Data Curah Hujan Harian di Beberapa Pos Hujan Terdekat Dengan Lokasi
Banjir Bandang Bedugul, Tanggal 1 - 10 Februari 2017 (mm/hari)
Baturiti
Candikuning
Wanagiri
Munduk
Gitgit
1
2
11
23
12
35
2
31
28
46
49
0
3
10
15
47.5
30
0
4
9
0
14.5
43
0
5
0
0
3
0
0
6
0
5
0
3
0
7
0
0
16.5
0
25
8
0
98
140
76
83
9
20
38
117
8
26
10
91
278
253
189
65
Gambar 11. Grafik curah hujan harian di beberapa pos hujan terdekat dengan
kejadian Banjir bandang di Bedugul, Tabanan Tanggal 1 - 10 Februari 2017
(Sumber : Staklim Jembrana Bali)
Gambar 12. Grafik curah hujan tgl 1 - 10 Februari 2017 beberapa pos hujan
dibandingkan dengan rata-rata dan ambang batas ekstrimnya.
(Sumber : Staklim Jembrana Bali)
Analisis curah hujan tanggal 1-10 Februari 2017 terhadap nilai Normal (ratarata) dan Ambang Batas Ekstrimnya (percentile 95%) di beberapa pos hujan disekitar
Bedugul dan Kintamani menunjukkan hujan yang turun hingga tanggal 10 Februari
2017 sudah berada diatas normal dasarian II Februari nya, bahkan di beberapa titik
seperti Kintamani, Batur, Penelokan, Pengotan, Candikuning dan Munduk melewati
ambang batas ekstrimnya. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan telah terjadi
hujan ekstrim (baik ekstrim harian dan ekstrim dasarian) di sekitar wilayah Bedugul
dan Kintamani, yang mengakibatkan banjir bandang dan juga tanah longsor.
KESIMPULAN
1. Adanya tutupan awan-awan konvektif yang sangat tebal di hampir seluruh
wilayah Bali dari sore hingga malam hari menandakan hujan turun dengan
intensitas sedang hingga sangat lebat.
2. Kondisi dinamis Atmosfer di sekitar Bali pada dasarian 1 Februari 2017
sangat mendukung terjadinya cuaca ekstrim dalam sepekan terakhir (Anomali
OLR bernilai negatif, Anomali Tekanan Udara Permukaan Laut (MSLP)
bernilai negatif, Suhu Muka Laut cenderung hangat dan angin baratan yang
menguat).
3. Analisis curah hujan dasarian terhadap normal dan
nilai ambang batas
ekstrimnya (percentile 95%) di beberapa pos hujan di wilayah Bedugul dan
Kintamani menunjukkan bahwa nilai curah hujan dari tanggal 1 s/d 10
Februari 2017 telah melewati nilai ambang batas ekstrimnya, yang memicu
terjadinya banjir bandang di sekitar Bedugul, serta tanah longsor di Kintamani.
Kepala Stasiun
Klimatologi Jembrana, Bali
Ttd
Negara, 10 Februari 2017
Prakirawan
1. I Made Dwi Wiratmaja, S.Si
NIP. 19840223 2008011012
RAKHMAT PRASETIA, SP, M.Si
NIP. 19800914 2002121003
2. I Wayan Andi Yuda, S.Tr
NIP. 19920807 2012101001
3. Sudarti
NIP. 19760313 1999032001
Download