BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERIKLANAN 1. Definisi Periklanan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERIKLANAN
1. Definisi Periklanan
Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak
digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut
Jeffkins (1982 : 111) secara sederhana periklanan bertujuan membujuk
konsumen agar membeli suatu produk atau jasa. Pada dasarnya periklanan
merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran
promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), yang di
dalamnya terdapat produk, harga, promosi dan tempat yang mana bagianbagian tersebut memiliki peran masing-masing yang saling berkaitan dan
saling menunjang penjualan.
Dalam pendapatnya yang lain, menurut Jeffkins (1995 : 1) periklanan
didefinisikan sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang
diarahkan pada calon pembeli potensial atas produk barang atau jasa
tertentu dengan biaya seoptimal mungkin.
Menurut Lee dan Johnson yang dialih bahasakan oleh Munandar dan
Priatna (2007 : 3). “Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya
11
yang
12
ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal
seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau
kendaraan umum”.
Sedangkan menurut Kotler (1997 : 236) periklanan adalah segala
bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh
suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembiayaan
Dalam buku Manajemen Periklanan yang Efektif, Siswanto Sutojo
(2003 : 279) mengatakan periklanan adalah sebuah promosi penjualan
produk kepada pelanggan dan calon pembeli dengan menggunakan media
non perorangan, termasuk media masa.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas maka dapat
diketahui bahwa secara umum periklanan atau advertising dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk penyajian dan promosi non-personal
tentang gagasan, barang atau jasa, yang dibayar oleh satu pihak tertentu.
Dalam perusahaan yang kecil, periklanan ditangani oleh seseorang dalam
departemen pemasaran yang bekerja dengan agen periklanan, sedangkan
di perusahaan yang besar terdapat departemen periklanan tersendiri
dimana manajer departemen periklanan tersebut bertanggung jawab pada
direktur marketing.
2. Tujuan Periklanan
Segala macam bentuk periklanan memiliki tujuan akhir yang sama
yaitu untuk membantu penjualan suatu barang atau jasa dengan jalan
13
penyampaian pesan dan komunikasi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan pemasang iklan terhadap khalayak melalui iklan. Secara
langsung tujuan periklanan adalah menambah atau memperluas pasar
barang atau jasa. Tercapainya tujuan dari periklanan sangat tergantung
pada sikap masyarakat terhadap barang atau jasa yang diiklankan.
Menurut Jefkins (1995 : 17) pada dasarnya tujuan periklanan adalah
mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini
tentunya adalah sikap konsumen. Hal yang dapat membentuk sikap
masyarakat bukan hanya tergantung pada barang ataupun jasa saja, tetapi
juga terhadap bagaimana suatu ide tentang suatu barang atau jasa dapat
dinilai oleh masyarakat itu sendiri.
Sebagai salah satu bagian dari bauran pemasaran yaitu merupakan
bagian dari bauran promosi, periklanan merupakan salah satu bentuk
khusus dari komunikasi dalam menjalankan fungsi pemasaran. Dalam
periklanan dibutuhkan lebih dari sekedar menyampaikan informasi kepada
khalayak dalam segala bentuk kegiatannya untuk dapat mencapai fungsi
pemasaran dari periklanan itu sendiri. Periklanan harus mampu membujuk
khalayak sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi sikap khalayak
sesuai dengan strategi pemasaran untuk dapat meningkatkan penjualan.
Tujuan dari periklanan sebenarnya tidak melulu mengenai penjualan
saja, namun periklanan juga memiliki tujuan-tujuan lain menurut Kasali
(2007 : 91), diantaranya adalah:
14
a. Menambah karakteristik pada hal-hal yang dianggap menonjol dari
kelas produk.
b. Mengubah persepsi terhadap merek-merek yang bersaing pada
beberapa karakteristik yang menonjol atau penting.
c. Mempengaruhi
kekuatan
yang
paling
berpengaruh
dalam
pemilihan kriteria untuk mengevaluasi produk dari kelas tertentu.
d. Mengubah persepsi terhadap merek perusahaan pada beberapa
karakteristik yang menonjol atau penting.
Terence A. Shimp (2003 : 375) mengungkapkan bahwa tujuan
periklanan adalah pernyataan spesifik tentang eksekusi periklanan yang
direncanakan dalam pengertian tentang apa yang khususnya hendak
dicapai oleh iklan tersebut. Tujuan ini didasarkan pada situasi persaingan
terkini, atau situasi yang akan diantisipasi dalam katagori produk. Tujuan
periklanan yang baik memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi,
diantarana adalah:
a. Mencakup suatu pernyataan yang pasti tentang 5W+1H
b. Kuantitatif dan dapat diukur.
c. Menyatakan jumlah atau besarnya perubahan yang diinginkan.
d. Realistis, konsisten, jelas dan tertulis
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diketahui tujuan dari periklanan
secara umum diantaranya adalah
a. Menciptakan kesadaran merek / produk / perusahaan
15
Melalui periklanan khalayak akan mengetahui keberadaan merk,
produk maupun perusahaan.
b. Memposisikan produk
Perusahaan dapat memposisikan produknya di pasar dengan
membedakan diri dari produk pesaing melalui iklan.
c. Mendorong keinginan untuk mencoba
Melalui penyampaian pesan yang persuasif, khalayak didorong
untuk mulai mencoba menggunakan produk yang ditawarkan.
d. Mendukung terjadinya penjualan
Melalui iklan diharapkan mampu mempengauhi keputusan
pembelian konsumen
sehingga konsumen
bertindak untuk
membeli produk
e. Meningkatkan citra perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan citra produk, merk maupun
perusahaan
itu
sendiri
melalui
pesan-pesan
positif
yang
disampaikan dalam iklan.
3. Fungsi dan Peran Periklanan
Sebagai salah satu bentuk komunikasi, periklanan juga memiliki peran
dan fungsi sendiri. Menurut Shimp (2003 : 375) secara umum periklanan
memiliki fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan
organisasi lainnya.
16
Dalam pemasaran periklanan memiliki fungsi sebagai sarana
memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu
produk atau jasa demi mencapai pemenuhan kepuasanya. Agar berhasil
mempengaruhi sikap dan merangsang tindakan pembeli, menurut
Djayakusumah (1982 : 60) iklan setidaknya harus memenuhi kriteria
AIDCDA yaitu:
a. Attention : mengandung daya tarik
b. Interest : mengandung perhatian dan minat
c. Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
d. Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk
e. Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk
f. Action : mengarah tindakan untuk membeli
Bukan sekedar untuk mempengaruhi sikap khalayak atau konsumen
melalui materi produk dan visualisasinya saja, iklan juga digunakan untuk
menjaga dan mempertahankan loyalitas konsumen. Selain itu periklanan
masih memiliki beberapa fungsi lain selain beberapa fungsi yang telah
disebutkan diatas, fungsi-fungsi tersebut diantaranya adalah:
a. Sebagai sumber informasi
Iklan memberikan informasi baik mengenai produk, distribusi atau
tempat pembeliannya serta informasi lain yang berguna bagi
masyarakat. Iklan dapat menjadi sarana bagi masyarakat yang
17
mempermudah mereka dalam pemilihan alternatif produk yang
lebih baik atau lebih sesuai kebutuhan.
b. Fungsi Ekonomi
Periklanan
mendorong
pertumbuhan
perekonomian
karena
produsen didorong untuk terus memproduksi dan menjual
produknya guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus
berkembang.
c. Sumber Dana Media
Persaingan menjadi semakin ketat seiring semakin banyaknya
media-media yang bermunculan. Periklanan menjadi salah satu
sumber dana bagi media yang menunjang media untuk tetap
bertahan ditengah persaingan yang sedemikian rupa.
d. Sebagai identitas produsen
Kegiatan periklanan mampu membeikan kesadaran kepada
masyarakat akan keberadaan produk, merk dan peusahaan. Melalui
iklan masyarakat dapat mengetahui produsen mulai dari produkproduk yang dibuat, keunggulan dan sebagainya sehingga
masyarakat dapat lebih mengenal produsen.
e. Sebagai sarana kontrol produk
Periklaan memiliki fungsi memberi informasi dan petunjuk bagi
masyarakat agar tidak salah membeli produk-produk tiruan karena
tidak sedikit produk-produk barang saat ini yang merupakan
18
produk yang tidak sesuai dengan produk yang sebenarnya atau
tiruan. Melalui periklanan, masyarakat dapat membedakan produkproduk yang asli dan legal dengan yang tiruan.
4. Jenis-jenis Iklan
Seiring perkembangan dunia periklanan yang begitu pesatnya seperti
saat ini, jenis-jenis iklan pun juga semakin berkembang dan bermacammacam. Secara umum menurut Jefkins (1997 : 28), berdasarkan media
yang digunakan dan banyak sedikitnya masyarakat atau khalayak yang
dapat dijangkau, maka iklan dapat dibagi menjadi dua yaitu iklan media
lini bawah (below the line media) dan iklan media lini atas (above the line
media)
1. Iklan media lini bawah (below the line media)
Below The Line (BTL) merupakan segala kegiatan promosi
atau marketing yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan
tujuan menjangkau khalayak sehingga khalayak menjadi aware
dengan produk. Pada dasarnya definisi below the line adalah
bentuk iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media
massa, dan iklan tidak dikenakan komisi atas penyiarannya/
pemasangannya. Beberapa bentuk dari below the line atau iklan
media lini bawah antaralain adalah brosur, leaflet, folder/map,
brosur atau booklet, catalog, stationery, merchandise, sticker,
poster, branding mobil, event dan sebagainya.
19
Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui ciri-ciri dari
Below The Line (BTL) diantaranya adalah:
a. Target audien terbatas.
b. Terjadi interaksi langsung dengan audien
c. Media yang digunakan tidak dikenakan komisi
2. Iklan media lini atas (above the line media)
Above The Line (ATL) merupakan kegiatan pemasaran
produk/jasa yang dilakukan dengan menggunakan media masa
meliputi media elektronik seperti televisi, radio, dan media cetak
seperti koran, majalah, tabloid dan sebagainya, serta dapat juga
menggunakan media online atau internet. Above the line
merupakan media yang bersifat tidak langsung, karena sifatnya
yang terbatas pada penerimaan audience. Penggunaan above the
line ditujukan pada kegiatan pemasaran pasar dituju sangat luas
dan sulit atau belum bisa didefinisikan.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui ciri-ciri dari
Above The Line (ATL) diantaranya adalah:
a. Target audien yang luas.
b. Tidak ada interaksi langsung dengan audien.
c. Media yang digunakan merupakan media massa.
20
B. DESAIN GRAFIS
1. Definisi Desain Grafis
Istilah desain grafis memiliki arti yang cukup luas dan beragam
sehingga menimbulkan pendapat-pendapat atau persepsi yang berbeda
beda di masyarakat. Dari asal katanya, desain grafis terdiri dari dua kata
yaitu desain dan grafis. Desain dimaknai sebagai proses perancangan
sesuatu yang diatur dan dipikirkan sebelum dieksekusi. Desain adalah
proses kreatif yang melibatkan banyak aktivitas tinjauan ke belakang dan
pararel. Sedangkan grafis dimaknai sebagai titik atau garis ataupun
gambar. Jadi berdasarkan pengertian kata desain dan grafis diatas, desain
grafis dapat dimaknai sebagai kombinasi antara huruf, gambar, angka,
garis, ilustrasi dan foto yang membutuhkan suatu pemikiran dari individu
yang
biasa
menggabungkan
elemen-elemen
tersebut
sehingga
menghasilkan suatu karya yang berguna dalam bentuk gambar.
Secara lebih jelas, berikut beberapa pengertian desain grafis menurut
pendapat para ahli
a. Menurut
Hahn
(1999
:
188)
desain
grafis
merupakan
pengorganisasian elemen-elemen dengan menggunakan suatu
kaidah tertentu sehingga tercipta kesatuan karya seni yang indah.
Suatu proses perancangan yang dimulai dari penentuan ide,
memilih dan menyusun dengan tujuan menciptakan suatu ide
susunan (organisasi) dari unsur desain (garis, bidang, warna,
21
tekstur) sehingga mewujudkan suatu kesatuan bentuk yang
mengandung kaidah rasa, dan nilai keindahan.
b. Menurut Blanchard (1986 : 6) desain grafis didefinisikan sebagai
suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni
dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala
permukaan.
c. Menurut Warren ( 1985 : 21), desainer grafis adalah seseorang
yang menggunakan dan memvisualisasikan ide menjadi gambar
dan kata kedalam suatu daerah yang telah disesuaikan untuk
menjadikan jelas dari pernyataan grafis.
Dari beberapa pendapat ahli mengenai desain grafis diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis
(gambar) terapan yang memberi kebebasan pada desainer atau perancang
untuk memilih, mengatur, atau menciptakan gambar, titik, garis, tulisan,
ilustrasi maupun foto untuk diproduksi dan dipublikasikan kepada
khalayak atau masyarakat luas
2. Prinsip Desain Grafis
Demi mencapai hasil akhir yang baik, dalam desain grafis terdapat
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Menurut Vinsensius Sitepu dalam
buku Panduan Mengenal Desain Grafis prinsip-prinsip desain grafis
diantaranya adalah
22
a. Kesederhanaan
Karya desain yang baik bukan hanya mengenai sisi visualnya
saja yang baik saja namun juga mengenai keefektifannya
menyampaikan isi pesan. Sebuah karya desain yang baik haruslah
mampu menyampaikan isi pesan kepada target audien atau
khalayak sehingga khalayak mengerti dan tujuan dari pesan itu
sendiri pun dapat tersampaikan. Prinsip kesederhanaan sangat
disarankan oleh para pakar karena memberikan kemudahan bagi
khalayak dalam mengerti isi dan maksud dari pesan yang
disampaikan.
b. Keseimbangan (Balance)
Dalam bidang seni keseimbangan tidak dapat diukur namun
dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam
sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Karya desain
haruslah memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang.
Keseimbangan merupakan keadaan atau kesamaan antara
kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan
seimbang
diantaranya
secara
adalah
visual.
Prinsip
keseimbangan
keseimbangan
formal
ada
(simetris)
dua,
yang
memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi.
Serta keseimbangan informal yang menghasilkan kesan visual
23
dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan
posmodernis.
c. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar yang sangat
penting karena tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain
makan karya tersebut akan tampak tercerai berai sehingga tidak
nyaman dipandang mata. Kesatuan adalah kohesi, konsistensi,
ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari
komposisi. Prinsip kesatuan merupakan sebuah prinsip hubungan
yang mana jika salah satu atau beberapa dari unsur-unsur desain
mempunyai hubungan, maka telah tercapailah suatu kesatuan
dalam sebuah karya tersebut.
d. Penekanan (emphasis)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca,
sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang
dimaksud. Salah satu contoh dari penggunaan penekanan pada
suatu karya desain adalah dengan membuat ukuran judul sebuah
iklan yang lebih besar dari bodycopy. Selain itu penekanan juga
biasa dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara
tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.
e. Irama (repetisi)
24
Irama adalah pengulangan unsur-unsur pendukung karya
desain yang merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada
ruang.
Desain
grafis
mementingkan
interval
ruang
atau
kekosongan atau jarak antar obyek. Misalnya jarak antarkolom.
Jarak antar teks dengan tepi kertas, jarak antar 10 foto di dalam
satu halaman dan lain sebagainya.
3. Elemen-elemen Desain Grafis
Untuk menghasilkan karya visual desain grafis yang menarik, bernilai
seni serta efektif dan efisien, maka perlu adanya pemahaman mengenai
elemen-elemen dari desain grafis itu sendiri. Vinsensius Sitepu dalam
buku Panduan Mengenal Desain Grafis, elemen-elemen desain grafis
tersebut diantaranya adalah:
a. Bentuk (shape)
Bentuk merupakan segala hal yang memiliki diameter tinggi
dan lebar. Dalam desain grafis terdapat bentuk-bentuk dasar yang
umum dikenal orang seperti kotak (rectangle), lingkaran (circle),
dan segitiga
(triangle).
Bentuk dapat
juga
dikategorikan
berdasarkan sifatnya, diantaranya adalah
 Huruf
Huruf digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wujud
bahasa verbal dalam bentuk visual langsung, seperti A, B, C,
dan seterusnya.
25
 Simbol
Simbol digunakan untuk mewakili bentuk benda secara
sederhana
yang
dapat
dipahami
secara
umum
untuk
menggambarkan suatu bentuk benda nyata.
 Bentuk Nyata
Bentuk nyata mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek
sesungguhnya dengan detailnya.
b. Garis (line)
Dalam desain grafis garis berfungsi untuk membantu
menghubungkan atau menggabungkan 2 bidang yang berbeda,
menciptakan
keteraturan,
mengarahkan
pandangan
dan
memberikan kesan gerak. Dengan penerapan yang baik dan tepat,
penggunaan dari garis dapat meningkatkan keterbacaan, bentuk
dan pesan dari sebuah karya desain grafis.
c. Ruang (space)
Pengertian dari ruang sendiri dalam desain grafis adalah
merupakan jarak antara bentuk satu dengan bentuk lainnya yang
dapat memberi efek estetika desain. Jika suatu desain tidak
terdapat ruang maka desain pun akan tampak tidak nyaman dilihat
dan penekanan serta pembeda dalam isi pesan pun sulit diketahui
sehingga pesan sulit untuk dimengerti.
d. Tekstur (texture)
26
Menurut Vinsensius Sitepu (2006 : 20) tekstur adalah unsur
rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material), yang
sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai
bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata ataupun semu.
e. Warna (color)
Dengan
warna
orang
bisa
menampilkan
identitas,
menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk
bentuk visual secara jelas. Dalam desain grafis dikenal dua jenis
warna diantaranya adalah Additive color/RGB dan Substractive
color/CMYK. Additive color/RGB yaitu warna yang ditimbulkan
karena sinar dan biasanya digunakan untuk keperluan display
visual digital seperti pada monitor. Sedangkan Substractive
color/CMYK merupakan warna yang dibuat dengan unsur-unsur
tinta atau cat yang biasanya digunakan dalam proses cetak seperti
proses pencetakan pada media kertas, kain, plastik dan sebagainya.
4. Fungsi dan Peran Desain Grafis
Setiap aktivitas dalam desain grafis merupakan bentuk proses
pemecahan masalah, metode kreatifitas, dan evaluasi bentuk interdisiplin
dengan bidang-bidang lain. Secara umum desain grafis memiliki beberapa
fungsi, diantaranya memberi inspirasi, informasi, dan menggerakkan
audiens untuk beraksi. Selain itu desain grafis juga memiliki fungsi sosial,
fungsi fisik, dan fungsi pribadi. Secara lebih rinci menurut Yongki
27
Safanayong (2006 : 3) desain grafis memiliki empat fungsi utama,
diantaranya:
a. To Inform – yaitu untuk memberikan informasi, yang mencakup
menjelaskan, menerangkan, dan mengenalkan.
b. To Enlighten – yaitu untuk memberi penerangan, yang mencakup
membuka pikiran dan menguraikan.
c. To Persuade – yaitu untuk mem-persuasi atau membujuk yang
mencakup menganjurkan (biasanya dalam iklan), komponen di
dalamnya meliputi kepercayaan, logika, dan daya tarik.
d. To Protect – yaitu untuk melindungi, yang merupakan fungsi
khusus pada sebuah desain packaging atau kemasan dan kantong
belanja.
5. Proses Desain Grafis
Desain grafis bukan sekedar membuat sebuah karya visual seperti
halnya membuat karya seni dengan mengambil peralatan gambar lalu
membiarkan setiap ide mengalir begitu saja. Sebuah karya desain grafis
haruslah mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan terlebih
dalam penggunaannya sebagai sarana promosi untuk membantu penjualan
produk barang maupun jasa di suatu perusahaan. Berikut ini adalah
beberapa tahapan proses desain grafis secara umum:
a. Konsep
28
Tahap pertama adalah konsep yang mana konsep itu sendiri
merupakan hasil berupa pemikiran yang menentukan tujuantujuan, kelayakan dan segmen yang dituju. Hasil tersebut diperoleh
dari pengumpulan data informasi mengenai isi pesan, produk yang
bersangkutan, target audien, media dan sebagainya.
b. Media
Tahap proses desain grafis selanjutnya yaitu penentuan media.
Agar pesan yang disampaikan dapat sampai tepat kepada sasaran
atau audien maka diperlukan sebuah media yang tepat pula untuk
menjangkau sasaran yang dituju. Untuk dapat menjangkau sasaran
yang dituju tersebut, maka diperlukan pula studi kelayakan media
yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya.
c. Ide / Gagasan
Tahap selanjutnya adalah penyusunan ide/gagasan. Ide yang
kreatif dapat diperoleh melalui beberapa upaya seperti mencari
sumber inspirasi melalui referensi dari buku hingga internet,
kemudian mengaturnya kedalam bentuk yang dapat dimasukkan
dalam desain atau brainstorming.
d. Persiapan Data
Selanjutnya adalah tahap persiapan data, yakni memilah-milah
data manakah yang sangat penting sehingga harus dimunculkan
serta data mana yang kurang penting sehingga bisa ditampilkan
29
lebih kecil atau tidak digunakan. Data bisa berupa data informatif
berupa foto atau teks dan judul, maupun data estetis berupa
bingkai, background, efek grafis garis atau bidang.
e. Visualisasi
Tahap ini merupakan tahap merancang data informasi dan data
estetis menjadi satu sesuai dengan ide yang telah disusun menjadi
bentuk visual sebuah karya desain grafis. Tahap visualisasi
meliputi tahap pemilihan warna, layouting atau menyusun, menata
unsur-unsur grafis (teks dan gambar) menjadi media komunikasi
yang efektif, dan finishing atau menyempurnakan data informasi
dan estetis yang telah disusun rapi menjadi sebuah karya desain
grafis.
f. Produksi
Tahap terakhir pada proses desain adalah produksi. Sebelum
sebuah karya desain grafis diproduksi, terlebih dahulu dilakukan
pratinjau atau preview desain sebelum dicetak maupun dipublikasi
agar bial terjadi kesalahan masih dapat diatasi.
C. DESAINER GRAFIS
1. Definisi Desainer Grafis
Dalam dunia advertising dan marketing desainer grafis memegang
peranan yang besar dan penting. Desain grafis merupakan suatu bidang
30
kreatifitas bagi seorang desainer grafis yang bekerja dengan menggunakan
ide-ide kreatifnya yang menggabungkan kombinasi warna, gambar, dan
tipografi untuk membuat suatu karya desain grafis yang persuasif
mengenai produk dari suatu perusahaan.
Menurut Adi Kusrianto (2009 : 3), desainer grafis adalah orang yang
menata tampilan huruf dan komposisi ruang untuk menciptakan sebuah
rancangan yang efektif dan komunikatif. Kemampuan artistik dan
kreatifitas yang tinggi sangat perlu dimiliki oleh seorang desainer grafis.
Dengan kemampuan tersebut, desainer grafis dapat menghasilkan suatu
karya yang bernilai seni, estetis, komunikatif serta kreatif melalui ideidenya. Selain itu, seorang desainer grafis harus mampu memadukan
visinya dengan visi klien yang menggunakan jasanya.
2. Peran dan Tugas Desainer Grafis
Secara umum, dalam peranannya desainer grafis memiliki beberapa
tugas dan peran diantaranya adalah:
a. Menerjemahkan client brief
Seorang desainer grafis dituntut mampu menerjemahkan brief
yang sudah diberikan oleh klien. Pada prakteknya, sebagai seorang
desainer grafis harus mempelajari dan memahami isi brief dengan
baik sehingga mengerti maksud dan tujuan dari isi pesan yang
diharapkan klien.
31
b. Mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep desain
Desainer grafis harus mampu menggunakan kreativitasnya
dalam menyusun ide-ide yang kreatif dan inovatif untuk dapat
mengembangkannya menjadi sebuah konsep desain yang lebih
matang, serta mampu mengkomunikasikannya kepada pihak lain
sehingga dapat diketahui apakah konsep desain tersebut dapat
diterima oleh orang lain atau masih belum.
c. Mengoprasikan program pengolah grafis
Seorang desainer grafis dituntut mampu mengoprasikan
perangkat lunak desain grafis yang menjadi alat baginya untuk
menuangkan ide-ide kreatifnya dan mengkombinasikannya dengan
client brief yang telah didapatkan.
d. Membuat karya desain sesuai sesuai dengan brief
Setelah menerjemahkan client brief, seorang desainer grafis
selanjutnya dituntut untuk bisa mengaplikasikannya kedalam
elemen-elemen grafis dan menyusunnya menjadi sebuah karya
visual yang sesuai dengan keinginan klien.
e. Mempresentasikan karya desain kepada klien
Setelah proses perancangan karya desain selesai dan desain
sudah siap, selanjutnya seorang desainer grafis harus mampu
mempresentasikannya kepada klien sehingga klien mengerti alasan
dan maksud dari konsep desain yang telah dibuat.
32
f. Mengevaluasi hasil karya desain
Desainer grafis harus mampu mempertanggung jawabkan
karyanya apabila terjadi revisi karena kesalahan penerapan desain.
3. Tanggung Jawab Desainer Grafis
Adapun tanggung jawab dari seorang desainer grafis dalam profesinya
adalah sebagai berikut:
a. Bertanggungjawab terhadap desain yang dibuatnya hingga
proses produksi.
b. Mampu mempresentasikan konsep desainnya dihadapan klien,
bila diperlukan.
c. Menciptakan ide-ide kreatif dan mengalokasikannya dalam
bentuk desain.
d. Memberikan masukan dan saran kepada masing-masing kantor
bila diperlukan.
D. PROGAM PENGOLAH GRAFIS
1. Pengertian Program Pengolah Grafis
Program pengolah grafis atau dikenal juga software pengolah grafis
merupakan perangkat lunak komputer yang digunakan untuk mengolah
data grafis meliputi data informasi dan data estetis untuk berbagai macam
kebutuhan desain grafis.
33
2. Jenis Program Pengolah Grafis
Sebelum membahas mengenai jenis-jenis program pengolah grafis,
perlu diketahui bahwa desain grafis sendiri dibedakan menjadi beberapa
kategori diantaranya adalah:
a.
Percetakan (Printing): meliputi desain buku, majalah, poster,
booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang
sejenis.
b.
Web Desain: meliputi desain untuk halaman website.
c.
Film: meliputi DVD, CD multimedia untuk promosi.
d.
Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design):
merupakan desain profesional yang mencakup desain grafis,
desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.
e.
Desain Produk, packaging dan sejenisnya.
Bedasarkan kategori desain grafis tersebut diatas, dapat diketahui
kebutuhan akan desain grafis pun sangat beragam. Dengan pembagian
kategori desain grafis yang beragam tersebut maka sarana pengolahan
grafisnya pun berbeda beda, tergantung pada kebutuhan dan tujuan
pembuatan karya. Adapun beberapa progam pengolah grafis berdasakan
fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi pengolah tata letak atau layout
Program pengolah tata letak atau layout sering digunakan
untuk
keperluan
pembuatan
brosur,
leaflet,
pamflet,
34
booklet, poster, dan lain sebagainya. Program ini dapat digunakan
untuk mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari
program lain. Software yang termasuk dalam program aplikasi
pengolah tata letak diantaanya adalah:
a. Adobe FrameMaker
b. Adobe InDesign
c. Adobe PageMaker
d. Corel Ventura
e. Microsoft Publisher
2. Aplikasi pengolah vektor/garis
Program ini digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk
vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program.
Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis,
baik berupa garis lurus maupun lengkung. software yang termasuk
dalam kelompok ini diantaranya:
a. Adobe Illustrator
b. CorelDRAW
c. Macromedia Freehand
d. Metacreations Expression
e. Micrografx Designer
35
3. Aplikasi pengolah pixel
Penggunaan program pengolah pixel ini diperuntukkan untuk
kebutuhan mengolah gambar atau manipulasi foto. Program ini
berbasis pixel sehingga semua objek yang diolah dalam progam ini
merupakan kombinasi beberapa dot/titik (pixel) yang memiliki
kerapatan dan warna tertentu. Berikut adalah software yang
termasuk pada kelompok program pengolah pixel
a. Adobe Photoshop
b. Corel PHOTO-PAINT
c. Microsoft Photo Editor
d. Macromedia Fireworks
e. Macromedia Xres
f. Metacreations Painter
g. Metacreations Live Picture
h. Micrografx Picture Publisher
i.
Wright Image
4. Aplikasi pengolah video
Penggunaan program aplikasi ini adalah untuk mengolah film
dalam berbagai
macam
format.
Program
aplikasi
video
memungkinkan kita untuk menambahkan teks pada film/video
seperti memberi subtitle dan sebagainya. Selain itu program
36
aplikasi ini dapat digunakan dalam pemberian efek khusus (special
effect) ataupun musik latarbelakang (backsound) . Program
aplikasi yang termasuk dalam kategori ini diantaranya adalah
a. Adobe After Effect
b. Adobe Premier
c. Ulead Video Studio
d. Windows Movie Maker
e. Easy Media Creator
f. Element Premier
g. Nero Ultra Edition
5. Aplikasi pengolah multimedia
Program ini biasa digunakan untuk membuat sebuah karya
dalam bentuk multimedia seperti promosi, profil perusahaan,
maupun yang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD (Compact
Disk) maupun DVD yang dapat berisi film, animasi, teks, gambar,
dan suara yang desain sedemikian rupa sehingga pesan yang
disampaikan lebih interaktif dan menarik. Program aplikasi yang
termasuk dalam kelompok ini adalah
a. Hyper Studio
b. Macromedia
c. Macromedia Authorware
37
d. Macromedia Director
e.
Macromedia Flash
f. Multimedia Builder
g. Ovation Studio Pro.
3. Manfaat Program Pengolah Grafis
Segala macam kebutuhan desain grafis yang semakin berkembang
saat ini dapat dengan mudah terpenuhi akibat keberadaan program
pengolah grafis yang sangat membantu dan memudahkan para desainer
profesional yang berkecimpung di dunia desain grafis maupun bagi
masyarakat umum. Adapun manfaat dari adanya program pengolah grafis
ini adalah:
a. Memberi kemudahan dalam proses perancangan karya desain
grafis
b. Menjadi sarana untuk membuat berbagai macam kebutuhan desain
karena dengan adanya beragam program pengolah grafis maka
memungkinkan desainer untuk membuat beraneka macam desain
sesuai tujuan dan kebutuhannya.
c. Membuat proses desain menjadi lebih efektif dan efisien karena
menghemat waktu.
d. Memudahkan desainer untuk berekspresi dan menghasilkan karyakarya kreatif karena dilengkapi berbagai fitur yang menunjang.
38
e. Menjadi sarana evaluasi karya desain jika perlu dilakukan revisi
karena program pengolah grafis memungkinkan untuk menyimpan
data desain dan membukanya kembali untuk di edit.
Download