PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI METODE DISCOVERY UNTUK MENGAKTIFKAN DAN MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR LISTRIK DINAMIS KELAS X DI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh : PAULINA ENDANG SUSIANI NIM : 081424007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Susiani, P.E. 2012. Metode Discovery Untuk Mengaktifkan dan Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Belajar Listrik Dinamis Kelas X Di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode discovery: (1) dapat mengaktifkan siswa kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam pembelajaran materi listrik dinamis; (2) menaikkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam materi listrik dinamis. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-26 Mei 2012 di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta berjumlah 99 siswa.Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peneliti menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahui keaktifan peneliti menggunakan angket, foto, hasil LKS serta video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen tidak lebih pandai dari kelas control akan tetapi hasil posttestnya setara dengan kelas control. Metode discovery dapat mengaktifkan siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode discovery siswa menjadi berani bertanya baik di dalam kelompok maupun kepada peneliti, mengungkapkan pendapat, serta mengerjakan tugas-tugas serta melaksanakan tugas dalam LKS yang diberikan serta mengumpulkannya. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Susiani, P.E. 2012. Discovery method to activate and improve the students’ achievement in learning dynamic electricity in class X of SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. The purpose of this study was to determine whether the discovery method is able to: (1) activate the students of class X in SMA Stella Duce 1 Yogyakarta in learning the dynamic electricity, (2) improve the achievement of the students of class X in SMA Stella Duce 1 Yogyakarta in the dynamic electricity. The research was conducted on May 4-26, 2012 in SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. The subjects of this research were the 99 students of class X of SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. To find out the increase of the students’ achievement, the researcher used pre-test and post-test. Meanwhile, to find out about the activeness of the students, the researcher used questionnaires, photos, videos and worksheets. The results showed that the discovery method could improve the students’ achievement on the subject of Dynamic Electricity. It could be seen from the results of the pre-test which showed that the experimental class was not better than the control class but the result of the post-test showed that they were equivalent. Discovery method could improve the students’ activeness on the subject of Dynamic Electricity. It could be seen from the results of the analysis which showed that by using the discovery method, the students became more often ask questions to the researcher, to give opinions, as well as to do the tasks in the worksheets and collect them. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul METODE DISCOVERY UNTUK MENGAKTIFKAN DAN MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR LISTRIK DINAMIS KELAS X DI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA ini merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyusunan, pelaksanaan, serta penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan serta semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu setia dan sabar mendampingi penulis dalam penyusunan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. yang memberi semangat mulai dari semester-semester awal kuliah. 3. Seluruh dosen JPMIPA yang sudah memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan juga pengalaman-pengalaman hidup. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Petugas sekretariat yang sudah dengan sabar melayani kebutuhan persuratan peneliti. 5. Suster Imelda, CB M.Pd. selaku kepala sekolah yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian. 6. Bapak Ganjar selaku guru pendamping yang bersedia meluangkan waktu dan mendampingi penelitian. 7. Bapak Laboratorium sekolah yang sudah membantu menyiapkan alat selama pelaksanaan penelitian. 8. Para siswa kelas XA, XB, XC yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini. 9. Papa dan Mama yang sudah memberikan kasih sayang, semangat dorongan motivasi juga materil yang sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. 10. Yayasan Tarakanita yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. 11. Nana Efraim beserta keluarga yang sudah memberikan cinta, waktu serta semangat kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. 12. Suster Benedict, CB., Suster Agnetta, CB., Suster Giovani, CB., Suster Kristian, CB., Suster Fransisca, CB., yang sudah membimbing, menyayangi, memotivasi dan membantu membentuk pribadi saya menjadi baik. 13. Bapak A. Prasetyadi S.Si., M.Si., yang selama kuliah sudah membantu saya dan memberi semangat dalam memahami materi-materi yang kurang saya pahami. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Teman Asrama Syantikara, kak Jojo, kak Tiagita, kak Irin, kak Oneng, kak Elis, kak Mita, kak Sari, kak Lisa, mbak Wik, mbak Ika, kak Ncis, kak Tyas Nina, kak Reni Temik, kak Maya, kak Cery, kak Tia, kak Anita, kak Cindy, kak Berta, kak Widya, kak Ntin, Mbak Suprih, mbak Peni, mbak Resti, mbak Eka, mbak Yana, Gelok Astrid, Dian Panggih, Nora, Daday, Angel, Bela, Wiwit ‘Ujang’, Etta ‘Coro’, Ina, Icol Risa, Jui, serta seluruh angkatan 2008 senasib dan seperjuangan yang sudah bersama-sama dalam suka dan duka. 15. Anton Wibisono dan Nana Efraim Petters yang sudah membantu penelitian. 16. Maria Angela Astrid Santoso, Lusia Niken, Atma Suganda, Theresia Yuni, Cicilia Ari, Martinha Dacosta, kak Eko, Novi, mas Gagan, mas Beni, mbak Kenil, Sisca Harumningtyas, suster Deti, suster Renata, fr Raja, Mongkey D. Luffy, Dimas, Enggar, Salib, kak Veronica Erni, Tia ‘Te’, yang sudah memberikan semangat dan bersama-sama dalam perjuangan. 17. Seluruh teman angkatan 2008 yang selalu memberi semangat dalam persahabatan selama ini. 18. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan dan menerima kritik serta saran yang membangun guna penulisan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skrripsi ini berguna bagi pembaca. Penulis xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………... ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA…………… v ABSTRAK………………………………………………………… vi ABSTRACT………………………………………………………. vii KATA PENGANTAR…………………………………………….. viii DAFTAR ISI……………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… xvi DAFTAR TABEL………………………………………………… xvii DAFTAR GAMBAR……………………………………………… xix BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1 A. Latar Belakang ……………………………………… 1 B. Perumusan Masalah………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian…………………………………….. 4 D. Manfaat Penelitian………………………………… . 4 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………… A. Metode Discovery…………………………………… 1. Pengertian Discovery…………………………… xii 5 5 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Proses Discovery……………………………….. 5 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Discovery………………………… 6 4. Macam-Macam Discovery……….………………. 7 5. Keuntungan Discovery…………………………... 8 6. Kelemahan Discovery……………………………. 9 B. Belajar Aktif…………………………….…….……... 11 1. Pengertian Belajar Aktif…………….…………… 11 2. Proses Belajar………………….……….………… 12 3. Aktivitas Belajar…………………………..……... 13 4. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar………………………. 14 C. Prestasi Belajar………………………………………... 15 1. Pengertian Prestasi Belajar……………………….. 15 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 15 a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar…………. 15 b. Faktor-Faktor Metode Belajar………… 17 c. Faktor-Faktor Individual……………… 19 D. Listrik Dinamis……………………………………….. 21 1. Listrik Dinamis……………………………….. 21 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar……………………… 21 3. Hukum I Kirchoff…………………………….. 24 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik…….. 25 E. Kaitan Teori Dengan Langkah Penelitian…………….. 30 BAB III METODOLOGI……………………………………………. 31 A. Desain Penelitian……………………………………... 31 B. Waktu Penelitian……………………………………... 31 C. Populasi Dan Sampel………………………………… 32 D. Treatment…………………………………………….. 32 E. Instrument……………………………………………. 44 F. Analisis Data…………………………………………. 53 BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA…………………………… 56 A. Data………………………………………………….. 56 1. Pelaksanaan Penelitian Yang Terlaksana Dan Tidak 56 a) Pelaksanaan LKS…………………………. 56 b) Yang Ditemukan Siswa Dan Tidak………. 57 2. Pretest-Posttest……………………………………. 58 a) Data Pretest-Posttest Kelas Eksperiment….. 58 b) Data Pretest-Posttest Kelas Kontrol………. 60 3. Angket…………………………………………….. 62 4. Foto ……………………………….………………. 64 5. Video …………………….……………………….. 66 6. Hasil LKS ……………………….………………... 67 B. Analisis Data………………………..………………… 68 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Untuk Mengetahui Apakah Metode Pembelajaran Discovery Meningkatan Prestasi Pembelajaran Siswa Atau Tidak……………………………….… 68 2. Untuk Mengetahui Apakah Metode Discovery Mengaktifkan Siswa Atau Tidak .………..………. 73 C. Keterbatasan Dalam Penelitian……………………….. 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………….……………….. 78 A. Kesimpulan………………………….……………….. 78 B. Saran……………………………………….………… 79 DAFTAR PUSTAKA………………………………….…………… 80 LAMPIRAN………………………………………………………… 83 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Materi Ajar……………………………………….. 84 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus.…. 93 Lampiran 3. Surat Keterangan Sudah Meneliti………………… 94 Lampiran 4. Soal Pretest ……………………………..……….. 95 Lampiran 5. Soal Posttest……………………………………… 98 Lampiran 6. Kunci jawaban pretest dan posttest……………… 101 Lampiran 7. Soal Angket……………………………………… 107 Lampiran 8. Jawaban Pretest …………………………………. 108 Lampiran 9. Jawaban Posttest………………………………… 111 Lampiran 10. Jawaban Angket…………………………………. 115 Lampiran 11. Jawaban LKS…………………………………….. 116 Lampiran 12. Foto-Foto Proses Belajar Mengajar ………………… 117 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pertemuan Pertama Pembelajaran…………………….. 34 Tabel 2. Pertemuan Kedua Pembelajaran………………………. 36 Tabel 3. Pertemuan Ketiga Pembelajaran………………………. 37 Tabel 4. Pertemuan Keempat Pembelajaran…………………….. 38 Tabel 5. Tabel Data Praktikum Faktor-Faktor yang Menghambat Suatu Kawat Penghantar……………….. 40 Tabel 6. Tabel Data Praktikum Analogi Hukum I Kirchoff……. 41 Tabel 7. Tabel Data Praktikum Hukum I Kirchoff……………... 42 Tabel 8. Kisi-Kisi Test Uraian…………………………………. 44 Tabel 9. Skoring Soal No 1……………………………………. 47 Tabel 10. Skoring Soal No 2……………………………………. 48 Tabel 11. Skoring Soal No 3……………………………………. 48 Tabel 12. Skoring Soal No 4……………………………………. 49 Tabel 13. Skoring Soal No 5……………………………………. 49 Tabel 14. Skoring Soal No 6……………………………………. 50 Tabel 15. Skoring Soal No 7……………………………………. 50 Tabel 16. Kisi-Kisi Angket……………………………………… 51 Tabel 17. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperiment……. 58 Tabel 18. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol…………. 60 Tabel 19. Data Hasil LKS Ke-2 Analogi Hukum I Kirchoff…….. 67 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 20. Analisis SPSS Pretest Kelas Eksperiment Dan Kelas Kontrol…………………………………………. 68 Tabel 21. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Eksperiment…….. 69 Tabel 22. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Kontrol………….. 70 Tabel 23. Analisis SPSS Posttest Kelas Eksperiment Tabel 24. dan Kelas Kontrol……………………………………… 71 Tabel 24. Hasil Analisis Keaktifan…………………….. 76 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gravik V Versus I………………………………………. 21 Gambar 2. Bacaan Ampermeter dari A1Sampai A4 Adalah Sama… 24 Gambar 3. Jalannya Arus Pada Rangkaian Bercabang……………… 25 Gambar 4. Rangkaian Seri…………………………………………... 26 Gambar 5. Rangkaian Paralel………………………………………. 28 Gambar 6. Siswa Sedang Melakukan Praktikum Factor-Faktor yang Menghambat Suatu Kawat Penghantar………………… Gambar 7. 64 Siswa Sedang Melakukan Praktikum Analogi Hukum I Kirchoff…………………………… xix 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam berbagai macam teori belajar dikatakan bahwa agar siswa dapat belajar dengan baik maka siswa tersebut harus aktif dalam proses belajar yang berlangsung. Karena dengan aktif siswa ikut berperan serta mengolah, mencerna dan dapat menyimpulkan apa yang mereka peroleh, baik kesimpulan yang tepat maupun yang kurang tepat. Menurut Suparno (2001 : 123-124), Piaget sendiri menerangkan bahwa pengetahuan itu disebut benar apabila pengetahuan itu adalah viable (jalan) untuk menjelaskan persoalan yang terkait. Semakin pengetahuan itu dapat digunakan lebih luas dalam bidang yang beraneka, maka kebenaran pengetahuan itu semakin kuat. Menurut filsafat konstruktivisme (Suparno, 2007:72) untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apaapa . Menurut Hergenhahn & Olson (2008:31), kaum rasionalis berpendapat bahwa pikiran harus terlibat aktif dalam pencarian pengetahuan misalnya dengan berpikir, menalar atau mendeduksi. Hal ini juga dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Berdasar hasil wawancara bersama guru pendamping, siswa kelas X di SMA Stella Duce adalah siswa yang heterogen, artinya adalah siswa memiliki latar belakang dalam belajar yang sangat beragam, baik pada perilaku dalam mata pelajaran yang disukai dan cara belajar yang disukai. Siswa yang menyukai fisika akan gembira dan aktif dalam belajar, tetapi juga terdapat siswa yang menyukai fisika dan tidak aktif dalam belajar. Disisi lain, terdapat juga siswa yang kurang menyukai fisika tetapi aktif dalam belajar serta siswa yang tidak menyukai fisika dan tidak aktif dalam belajar. Selain itu keaktifan siswa juga dapat didasarkan pada pembelajaran yang dilaksanakan guru, bagaimana cara mengajar dan mengondisikan siswa agar siswa tersebut aktif. Dengan kata lain kondisi pembelajaran di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tidaklah selalu dapat membuat para siswa dapat terlibat aktif dalam belajar, sehingga prestasi nilai yang diperoleh juga beragam tergantung pada kondisi siswa dan cara pembelajaran yang dapat merangsang keingintahuan siswa. Keaktifan siswa merupakan kunci utama di mana siswa tersebut benar-benar mengolah ilmu pengetahuan yang mereka peroleh. Maka dari itu disini penulis ingin menawarkan sebuah metode pembelajaran Discovery yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Belajar adalah mengaktifkan pengetahuan dasar yang telah dipunyainya dengan cara menghubungkan pada pengetahuan baru yang diperolehnya, sehingga seseorang tersebut dapat menemukan sesuatu yang baru (Bruner 1966 dalam Suryosubroto, 2011). Dengan kata lain belajar adalah mengkontruksi sesuatu yang baru dengan pengetahuan awal yang dipunyai dan akhirnya pengetahuan awal tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 semakin luas dan berkembang sehingga siswa tersebut dapat menggunakan pengetahuannya dalam persoalan yang lebih luas. Dalam penelitian Kartika Budi menyebutkan bahwa strategi pembelajaran dengan menyatakan sendiri pengertian suatu konsep dan/atau hukum; yang dibantu dengan LKS merupakan strategi yang sangat potensial untuk melibatkan siswa secara aktif. Discovery merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif sendiri mengumpulkan, menyelidiki, mengolah, dan pada akhirnya menemukan sendiri sesuatu yang sedang ia geluti. Selain itu dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Sochibin, dkk, (2009:96) menyatakan bahwa aspek psikologi yang terkandung dalam metode inkuiri memberikan banyak keuntungan, karena memungkinkan siswa menggunakan segala potensinya terutama proses mentalnya untuk menemukan sendiri konsep dan prinsip sains ditambah proses mental lainya yang memberikan ciri orang dewasa atau ciri seorang ilmuwan, sehingga siswa dapat menemukan konsep diri, kritis dan kreatif. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah metode discovery dapat melibatkan para siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di SMA Stella Duce 1; dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Atas dasar itu penulis memberi judul penelitian: Metode Discovery Untuk Mengaktifkan dan Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Belajar Listrik Dinamis Kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 B. Perumusan Masalah a. Apakah metode discovery dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam materi listrik dinamis? b. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran materi listrik dinamis kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode discovery : a. Dapat mengaktifkan siswa kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam pembelajaran materi listrik dinamis. b. Menaikkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam materi listrik dinamis. D. Manfaat Penelitian a. Bagi para guru dan calon guru dapat menjadi referensi untuk mendidik para siswa agar mereka aktif berpikir dalam belajar dengan menggunakan metode discovery ini. b. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran fisika di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Discovery 1. Pengertian Discovery Menurut Suparno (2001 : 143) teori pengetahuan Piaget menekankan pentingnya kegiatan seorang siswa yang aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Hanya dengan keaktifannya mengolah bahan, bertanya secara aktif, dan mencerna bahan dengan kritis, siswa akan dapat menguasai bahan dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan aktif dalam proses belajar perlu ditekankan. Metode Discovery merupakan model pembelajaran melalui proses induktif, yaitu ditemukan lewat pengamatan atas suatu obyek. Sehingga metode discovery ini sangat baik digunakan dalam pembelajaran. 2. Proses Discovery Proses discovery menurut Suparno (2007 :73) meliputi : Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi. Menggolongkan. Siswa mengklasifikasikan apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas. Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi. 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan. Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan. Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang didapatkan. 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Discovery Suryosubroto (2009 : 184) menyimpulkan berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan yang disarankan oleh Gilstrap (1975) dan membandingkan dengan langkah-langkah yang ditemukan oleh Richard Scuhman, langkah-langkah metode penemuan secara sederhana adalah sebagai berikut: a. Identifikasi kebutuhan siswa. b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari. c. Seleksi bahan, dan problem / tugas-tugas. d. Membantu memperjelas. - Tugas / problem yang akan dipelajari. - Peranan masing-masing siswa. e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 f. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa. g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan. h. Membantu siswa dengan informasi / data, jika diperlukan oleh siswa. i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses. j. Merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa. k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan. l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya. 4. Macam-Macam Discovery Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, dalam Suparno : 2007 : 74) mengidentifikasikan adanya 6 tipe discovery, yaitu: Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau pengertian sendiri. Discovery teaching. Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu, seperti yang telah dibicarakan pada nomor 1 dan 2. Ini lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Inductive discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap seperti metode ilmiah. Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi tidak lengkap. Ketidaklengkapan dapat pada data yang diamati yang diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll. Unguided or pure discovery atau discovery murni: siswa diberi persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit petunjuk guru. Guided discovery: siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru menyediakan hint (petunjuk), dan arahan bagaimana memecahkan persoalan itu. 5. Keuntungan Discovery Menurut Bruner beberapa keuntungan dapat disebutkan antara lain sebagai berikut (dalam Trowbridge & Bybee, 1996, dalam Suparno, 2007 : 75) : Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan. Mengembangkan motivasi instrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam discovery siswa merasa puas secara intelektual. Kepuasan ini merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 penghargaan dari dalam diri sendiri yang akan lebih menguatkan untuk terus mau menekuni sesuatu. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal – hal lain di kemudian hari. Ingatan lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari; dan sesuatu yang ditemukan sendiri biasanya tahan lama; tidak mudah dilupakan. Discovery juga menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu (Burden & Byrd, hal.140). Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri. 6. Kelemahan Discovery Menurut Suryosubroto (2009 : 186-187) kelemahan metode discovery adalah sebagai berikut : Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya, siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentukbentuk kata tertentu. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional social secara keseluruhan. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada. Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses di bawah pembinaannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 B. Belajar Aktif 1. Pengertian Belajar Aktif Menurut Soemanto (2006 : 104-105) belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahanperubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik (2001 :154) belajar merupakan bagian dari hidup, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Lorenzen (2002), Paulson & Faust (2002) (dalam Nyoto Harjono, 2012) mensyaratkan belajar aktif sebagai cara membelajarkan siswa yang membuat siswa berpartisipasi di dalam kelas. Belajar aktif berlangsung melampaui peran siswa sebagai pendengar pasif dan membuat catatan, serta menjadikan siswa memperoleh arah dan berinisiatif selama pelajaran. Peran guru adalah mengurangi porsi berceramah, sebaliknya mengarahkan siswa agar siswa ―menemukan‖ bahan sewaktu belajar bersama siswa lainnya guna memahami bahan belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 2. Proses Belajar Proses belajar menurut Bruner (dalam Nasution, 1982 : 9 – 10) dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu: a. Informasi. Dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperhalus dan memperdalam, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. b. Transformasi. Informasi tersebut harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. c. Evaluasi. Hasil belajar dinilai sejauh mana pengetahuan yang diperoleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 3. Aktivitas Belajar Beberapa aktivitas belajar menurut Soemanto (2001 : 107-113) yaitu sebagai berikut : a. Mendengarkan; b. Memandang; c. Meraba, Mencium, dan Mencicipi/Mencecap; d. Menulis atau Mencatat; e. Membaca; f. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan, dan Menggarisbawahi; g. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram, dan Bagan-Bagan; h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja; i. Mengingat; j. Berpikir; k. Latihan atau Praktek. Menurut Indriana (2011 : 160) pemrosesan aktif mencakup melakukan sesuatu dalam dunia eksternal dengan informasi tersebut (membahasnya, menjelaskannya, atau mengujinya dalam suatu cara tertentu). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 4. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar Menurut Nana Sudjana (1992:61), keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dalam hal : a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; b. Terlibat dalam pemecahan masalah dan dalam proses memperdalam materi pelajaran; c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya dan berani mengungkapkan ide/gagasannya; d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah (berusaha untuk meningkatkan prestasi); e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya; g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis (tekun menyelesaikan tugas dan latihan); h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut prestasi belajar. (Wardojo, hal 3). Menurut Surya (dalam Anggraeni, 1997) prestasi belajar adalah seluruh kecakapan hasil achievement) yang diperoleh melalui proses belajar, yang dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Soemanto (2001 : 113 – 121) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar Yang dimaksudkan dengan stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor stimuli belajar : 1) Panjangnya bahan pelajaran Bahan yang terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Kesulitan belajar individu itu tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejemuan si pelajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 2) Kesulitan bahan pelajaran Semakin sulit bahan pelajaran, makin lambat untuk mempelajarinya. Bahan yang sulit membutuhkan aktivitas belajar yang lebih intensif. 3) Berartinya bahan pelajaran Modal pengalaman yang diperoleh diwaktu sebelumnya menentukan keberartian dari bahan yang dipelajari di waktu sekarang. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan yang berarti memungkinkan individu untuk belajar, karena individu dapat mengenalnya. 4) Berat - Ringannya Tugas Hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu. 5) Suasana Lingkungan Eksternal Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain : cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan (berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang), dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 b. Faktor-Faktor Metode Belajar Metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut : 1) Kegiatan berlatih atau praktek Jam pelajaran atau latihan yang terlalu panjang kurang efektif. Semakin pendek-pendek distribusi waktu untuk bekerja atau berlatih, semakin efektiflah pekerjaan atau latihan itu. Kegiatan berlatih secara marathon baru dimungkinkan, apabila tugas mudah dikenal, tugas mudah dilakukan, materi pernah dipelajari sebelumnya. 2) Overlearning dan Drill Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan-keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan. Overlearning berlaku untuk latihan keterampilan motorik sementara drill berlaku untuk latihan kemampuan abstrak. 3) Resitasi selama belajar Kombinasi kegiatan membaca dan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca atau pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan menghafalkan bahan kegiatan membaca, kemudian si pelajar berusaha menghafalkan tanpa melihat bacaannya, lalu dapat dilanjutkan ke bahan berikutnya dan seterusnya. 4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting. Dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian Apabila kedua prosedur dipakai secara simultan, belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan dari pada belajar mulai dari bagian-bagian. Hal ini dapat dimaklumi, karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan set yang tepat untuk belajar. 6) Penggunaan modalitas indra a) Oral : dalam membaca diperlukan membaca atau mengucapkan materi, atau mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. b) Visual : dalam belajarnya harus banyak menggunakan fungsi penglihatan. c) Kinestetik : belajar dengan banyak menggunakan fungsi motorik. 7) Penggunaan dalam belajar Arah perhatian seseorang sangat penting bagi belajarnya. 8) Bimbingan dalam belajar Bimbingan belajar yang terlalu banyak akan membuat si pelajar menjadi ketergantungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 9) Kondisi-kondisi insentif Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif bukan tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan. - Insentif instrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan - Insentif ekstrinsik, situasi atau objek yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas c. Faktor-Faktor Individual 1) Kematangan Kematangan memberikan kondisi di mana fugsi-fungsi fisiologis termasuk system saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi otak dan system saraf, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal belajar seseorang. 2) Faktor usia kronologis Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan belajar individu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 3) Faktor perbedaan jenis kelamin Fakta menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal inteligensi. 4) Pengalaman sebelumnya Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. 5) Kapasitas mental Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilan/kecakapan. Akibat dari hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa inteligensi. 6) Kondisi kesehatan jasmani Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan dapat belajar dengn efektif. 7) Kondisi kesehatan rohani Gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan. 8) Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 D. Listrik Dinamis 1. Listrik Dinamis Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya kembali lagi ke titik tersebut. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar Hambatan listrik penghantar bisa diperoleh dari pengukuran berbagai nilai kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v terhadap i (R = ). V I Gambar 1. Grafik V versus I Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu dan sifat-sifat fisik lainnya dijaga tetap, maka kemiringan dari grafik V terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 i atau R = adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan suhu. Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas. Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan (jalan berbatu berbeda dengan jalan beraspal). Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi dengan jenis bahan kawat (kawat tembaga berbeda dengan kawat besi). Jenis kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat (lambang ). Tentu saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya. Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik, panjang jalan ini analog dengan panjang kawat (lambang L). Jadi, makin panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya. Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan (lebar jalan). Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas (yang berarti makin lancar lalu lintasnya). Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas penampang kawat (simbol A). Makin besar luas penampang kawat, makin kecil hambatan listriknya. Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas, kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas kawat, yaitu : hambatan jenis kawat ( ), panjang kawat (L), dan luas penampang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 (A). Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat. Selain itu juga dapat dijelaskan dari pandangan mikroskopik terhadap arus listrik. Dimana pada kawat penghantar, misalnya, kita dapat membayangkan electron-elektron bebas bergerak kesana kemari dengan acak dengan laju tinggi, terpantul dari atom-atom kawat. Ketika medan listrik ada pada kawat, electron-elektron menerima gaya dan mulai dipercepat. Tetapi mereka akan segera mencapai laju yang kurang lebih merupakan laju rata-rata (disebabkan oleh tumbukan dengan atom-atom kawat), yang disebut sebagai laju alir, vd. laju alir pada normalnya jauh lebih kecil dari dari laju acak rata-rata electron (Giancoli, 2001: 81). Kita misalkan sutu arus I pada kawat penghantar berpenampang lintang A. Misalkan n adalah jumlah partikel-partikel pembawa muatan bebas per satuan volume. Kita asumsikan bahwa m partikel membawa muatan q dan bergerak dengan kecepatan drift (alir) vd. menempuh jarak l= vd Dalam waktu elektron-elektron akan pada rata-ratanya. Maka dalam waktu elektron dengan volume V= Al = Avd , electron- akan melalui penampang lintang A dari kawat tersebut. (Tipler, 2001: 139). Maka dari itu, dapat diasumsikan bahwa dalam kawat penghantar berpenampang A, juga memiliki hambatan jenis ( seperti jumlah partikel- partikel pembawa muatan bebas per satuan volume (n), panjang kawat (L) seperti jarak tempuh l= vd . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Oleh karena itu hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis ( ) , panjang L, dan luas penampang A dapat dihitung dengan: Persamaan hambatan listrik ……………….……………..(7-1) Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu saja luas penampang ………………………………………………………..(7-2) Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m2. 3. Hukum I Kirchhoff Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang. A1 X A4 A2 X X A3 Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A1 sampai A4 adalah sama. Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui tiap komponen (baterai atau lampu) adalah sama besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Kuat arus pada rangkaian yang bercabang Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. R2 R1 i2 i1 i3 R3 i5 R5 i4 R4 V Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang Hukum I Kirchhoff ………………………………………....(7-3) 4. Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik Susunan Seri Penghambat Listrik Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat adalah sama besar. Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 R1 R3 R2 R4 V Gambar 4. Rangkaian seri Hambatan Pengganti Seri .(7-4) Persamaan (7-8) dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Empat prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik a. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. b. Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya. ………………………………(7-5) c. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat ………………………….....(7-6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 d. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, di mana tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya. Jika ……………..(7-7) Kelemahan susunan seri Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru. Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika komponenkomponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung tiap-tiap komponen sama besar. Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiaptiap penghambatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 R1 R2 R3 V Gambar 5. Rangkaian Paralel Hambatan pengganti paralel ..(7-8) Persamaan (7-12) dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian. Empat prinsip susunan paralel komponen-komponen 1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian 2. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya. …………….………………(7-9) 3. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 ……………………….……(7-10) 4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus, di mana kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya. ……….……………….....(7-11) Jika Jika hanya dua komponen listrik dengan hambatan masing-masing dan yang disusun parallel, tentu saja, persamaan (7-8) memberikan Manfaat susunan paralel Seperti telah dijelaskan dalam susunan seri, kegagalan salah satu komponen akan memadamkan komponen-komponen lain yang masih baik. Oleh karena itu, komponen-komponen listrik di rumah Anda biasanya disusun secara paralel. Dalam susunan paralel, jika salah satu komponen rusak atau gagal (misalnya filament lampu pijar putus), komponen-komponen lain dalam rangkaian (TV, radio, dan kulkas) masih tetap bekerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 E. Kaitan Teori dengan Langkah Penelitian a. Metode Discovery Metode Discovery merupakan metode yang digunakan sebagai treatment dalam proeses penelitian yang akan di laksanakan di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. b. Teori Listrik Dinamis Listrik dinamis merupakan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, selain itu listrik dinamis merupakan instrumen dalam penelitian yang berupa pretest-posttest. c. Teori belajar aktif dan prestasi belajar Teori belajar aktif dan prestasi belajar digunakan untuk instsrumen dalam penelitian ini untuk mengetahui keaktifan yang berupa angket. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan diteliti merupakan penelitian kuantitatif eksperimental dengan design pretest-posstest kontrol group. Secara umum riset kuantitatif adalah riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik. Design pretest-posstest kontrol group adalah penelitian yang terdiri dari dua group. Satu kelompok diberi treatmen dan yang lain tidak. Lalu keduanya diukur dengan diberi pretest dan posttest untuk kedua group (Suparno, 2010:142). Dengan skema sebagai berikut: Treatmen group O X1 O Kontrol group O X2 O O adalah observation X adalah treatmen B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 s/d 26 Mei 2012 di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 C. Populasi dan Sampel Sampel merupakan suatu kelompok dimana informasi atau data didapatkan (Suparno, 2010:43). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 99 siswa yang terdiri dari siswa kelas XA, XB, dan XC SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. D. Treatment Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010 :51). Peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery sebagai treatment dengan proses sebagai berikut : 1. Membagi siswa dalam 6 kelompok. 2. Siswa mendapatkan LKS dalam kelompok. 3. Siswa memahami perintah-perintah discovery dalam LKS. 4. Siswa melakukan discovery dalam kelompok. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai percobaan. 6. Siswa mendiskusikan data yang telah diperoleh dalam kelompok secara bersama. 7. Siswa menemukan kesimpulan dari hasil discovery. 8. Bersama siswa menyimpulkan hasil discovery secara bersama dikaitkan dengan materi pelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 1. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA STELLA DUCE 1 Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/II Materi Pembelajaran : Listrik Dinamis Alokasi Waktu : 6 x 45 menit A. Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi B. Kompetensi Dasar : 5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian listrik sederhana (satu loop) C. Indikator : 1. Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan suatu penghantar 2. Menjelaskan besar dan arah kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana (satu loop) D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar dalam materi listrik dinamis 2. Siswa memiliki wawasan yang memadai tentang penerapan-penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari E. Materi Ajar Terlampir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 F. Metode Pembelajaran Discovery G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tabel 1. Pertemuan Pertama 2 X 45 Menit Tahapan Pendahuluan Kegiatan Alokasi waktu 1. Perkenalan 2. Menyampaikan KD 5.1 memformulasikan besaranbesaran listrik rangkaian listrik sederhana (satu loop) 3. Menyampaikan bahan yang akan dipelajari hari ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar 10 menit 4. Perkenalan bersama anakanak, memanggil nama lengkap dan bertanya nama panggilannya. Kegiatan Inti 1. Pretest 30 menit 2. Menganalogikan hambatan jalan dengan hambatan listrik 10 menit Keterangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 3. Meminta siswa mengungkapkan pendapatnya dan membahas secara bersamasama analogi hambatan 10 menit jalan dengan hambatan listrik 4. Siswa mengerjakan LKS 1 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar 15 menit 5. Membahas LKS 1 6. Latihan soal, mengerjakan 1 soal latihan Penutup 10 menit 1. Merangkum mata pelajaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar 2. Memberiikan PR turunan satuan 5 menit 90 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Tabel 2. Pertemuan Kedua 1x45 Menit Tahapan Kegiatan Alokasi Keterangan waktu Pendahuluan 1. Menyampaikan bahan 2 menit yang akan dipelajari yaitu Hukum I Kirchhoff Kegiatan Inti 1. Mengerjakan LKS 2 15 menit tentang analogi hukum I Kirchhoff 2. Membahas LKS 2 5 menit 3. Mengerjakan LKS 3 tentang Hukum I 15 menit Kirchhoff Penutup 4. Membahas LKS 3 5 menit 1. Merangkum mata 3 menit pelajaran tentang hukum I Kirchhoff 45 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Tabel 3. Pertemuan ketiga 2x45 menit Tahapan Kegiatan Alokasi Keterangan Waktu Pendahuluan 1. Menyampaikan materi yang akan dipelajari tentang susunan seri 15 menit paralel penghambat listrik Kegiatan Inti 1. Siswa mengerjakan LKS 20 menit 4 tentang rangkaian seriparalel penghambat listrik 2. Membahas LKS 4 10 menit 3. Memberiikaan latihan soal, 3 soal yang terdiri 15 menit dari soal seri dan paralel 4. Membahas bersama 10 menit latihan soal Penutup 1. Merangkum pelajaran tentang susunan seriparalel listrik 10 menit 90 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Tabel 4. Pertemuan ke empat 1 x 45 menit Tahapan Kegiatan Alokasi Keterangan Waktu Pendahuluan Kegiatan Inti Membagi soal Posttest 1. Siswa mengerjakan 3 menit 30 menit posttest 2. Siswa mengerjakan angket Penutup Sayonara 10 menit 2 menit 45 menit H. Alat/Sumber Belajar Marthen Kanginan. 2002. Fisika 1B. Jakarta: Erlangga. Mengetahui Yogyakarta, Mei 2012 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Sr. Imelda, CB Bapak Ganjar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 2. LKS (Lembar Kerja Siswa) LKS dalam pembelajaran ini terdiri dari 4 buah. LKS ini dibuat untuk membantu siswa dalam pembelajaran materi listrik dinamis dengan metode discovery. LKS 1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hambatan Suatu Penghantar 1. Tujuan : Siswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar 2. Alat dan bahan: 1) 1 set kawat dengan jenis bahan, diameter, dan panjang yang sama dan berbeda 2) 1 buah Ohmmeter (Multimeter) 3. Prosedur percobaan a) Siapkan Ohmmeter beserta kabel dan kawat yang hendak di ukur. b) Memposisikan jarum Ohmmeter menunjuk pada angka nol dengan cara menyentuhkan kedua soket dan memutar tombol pemutar pada Ohmmeter hingga pas di nol. c) Memilih batas ukur pada 10 kΩ, atau disesuaikan. d) Lakukan pengukuran hambatan kabel dan catat hasilnya dalam tabel berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Tabel 5. Tabel Data Praktikum Faktof-Faktor yang Menghambat Suatu Kawat Penghantar No Nama bahan Jenis bahan 1 2 Dst Nikel Tembaga … Panjang bahan Luas penampang bahan ( ) Hambatan terukur e) Lakukan pengukuran pada kawat lainnya dan catat pula hasilnya dalam tabel tersebut. f) Buatlah kesimpulanmu mengenai percobaan ini. g) Buatlah rumusan R dari hasil percobaanmu. R Ω Gambar rangkaian Cara membaca Ohm meter R yang terukur = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 LKS 2 Analogi Hukum I Kirchhoff I. Tujuan : Siswa dapat memahami Hukum I Kirchhoff tentang perjalanan arus, aliran arus dan jumlah arus. II. Alat dan bahan: 1. Bejana berhubungan 2. Gelas ukur besar dan kecil 3. Air 4. Pewarna III. Prosedur percobaan 1. Isilah gelas ukur yang besar dengan air yang sudah diberi pewarna secukupnya hingga dapat diketahui berapa liternya 2. Tempatkan gelas-gelas ukur yang kecil pada setiap mulut bejana 3. Masukkan air pada bejana tersebut 4. Amatilah apa yang terjadi 5. Ukurlah air yang berada dalam gelas ukur pada mulut-mulut bejana kedalam tabel berikut : Tabel 6. Tabel Data Praktikum Analogi Hukum I Kirchoff No 1 2 3 Air awal Sedotan 1 Sedotan 2 6. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut. Sedotan 3 Sedotan 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 LKS 3 Hukum I Kirchhoff 1. Tujuan: Siswa dapat semakin memahami Hukum I Kirchhoff 2. Alat dan bahan a. Ampermeter b. 3 buah resistor c. Baterai d. Kabel 3. Prosedur percobaan 1. Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah. 2. Ukurlah besar arus total dan besar arus pada tiap-tiap hambatannya. 3. Catatlah hasil pengukuran dalam tebel berikut : Tabel 7. Tabel Data Praktikum Hukum I Kirchoff No 1 2 3 Arus total i pada hambatan 2 i pada hambatan 3 4. Berikan kesimpulanmu mengenai percobaan tersebut R2=2 kΩ R1=2 kΩ A A A R3=2 kΩ V=3V Gambar rangkaian Cara membaca Ampermeter I yang terukur = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 LKS 4 Susunan Hambatan Seri-Paralel Listrik 1. Diberikan rangkaian : R1=2kΩ R2=2kΩ V=4V a. b. c. d. e. f. Berapakah R totalnya? Berapakah besar I totalnya? Berapakah besar I pada tiap-tiap hambatan? Berapakah besar V pada tiap-tiap hambatan? Buatlah kesimpulan mengenai R pada rangkaian. Buatlah kesimpulan mengenai I pada rangkaian tersebut berdasar pada hasil pengukuranmu g. Buatlah kesimpulan mengenai V pada rangkaian tersebut berdasar pada hasil pengukuranmu 2. Diberikan rangkaian R1=2kΩ R2=2kΩ V=4V a. b. c. d. e. f. Berapakah R totalnya? Berapakah besar I totalnya? Berapakah besar I pada tiap-tiap hambatan? Berapakah besar V pada tiap-tiap hambatan? Buatlah kesimpulan mengenai R pada rangkaian. Buatlah kesimpulan mengenai I pada rangkaian tersebut berdasar pada hasil pengukuranmu. g. Buatlah kesimpulan mengenai V pada rangkaian tersebut berdasar pada hasil pengukuranmu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 E. Instrument Instrumen pengumpulan data yang berupa tes, yang terdiri dari pretest posttest serta bentuk non tes yang berupa angket, pengamatan/observasi dan hasil LKS. 1. Pretest posttest Tes yang diberikan berupa tes uraian bebas. Menurut Kartika Budi (2009:44) tes uraian bebas adalah tes uraian dimana siswa diberi kebebasan sepenuhnya untuk mengungkapkan jawabannya. Kisi-kisi tes uraian Kisi-kisi tes uraian diturunkan dari indikatornya. Setiap soal yang disusun dapat menunjukkan indikator tertentu. Tabel 8. Kisi-Kisi Test Uraian. Kompetensi Dasar Indikator Soal Indikator yang diukur 1. 1. Dapat 1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki 1 Memformulasi menjelaskan panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan faktor-faktor jenis 6,28 x 10-8 Ωm ? kan besaranbesaran listrik yang rangkaian mempengaruhi listrik besar hambatan 2. Dari persamaan , dengan : R: hambatan (Ω) : hambatan jenis (Ωm) 1 : panjang bahan (m) sederhana (satu suatu loop) penghantar : Luas penampang bahan (m2) Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A) diperbesar dan L tetap ? serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 2. Menjelaskan 3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di 2 susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada besar dan arah baterai 12 V. kuat arus listrik Tentukanlah: dalam rangkaian sederhana (satu a. Besar hambatan pengganti seri b. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian R1= 4 Ω R2 = 2 Ω loop) V= 12 V Gambar rangkaian 4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti pada 2 rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V. Tentukanlah: a. Besar hambatan total rangkaian b. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 R2 = 2 Ω R1 = 2 Ω R3 = 2 Ω V= 3 V Gambar rangkaian 5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, menurut Hukum I Kirchhoff ? R2 R1 I2=4A I1=7A I3=…? V Gambar soal R3 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ? 2 R2 i2 = 3 A i1 =9 A i3 = …. ? R1 R3 R5 i4=5A R4 V 7. Berapakah besar arus I2 berikut? seperti pada gambar 2 R1 I2=? I1=5A V R2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Skoring Penentuan bobot - Soal no. 1, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10. Tabel 9. Skoring soal no 1 Keterangan Skor Tidak mengerjakan 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Menggunakan rumus pada soal nomor 2, tetapi tidak mengetahui apa itu , R, 3 L dan A. Hanya memasukkan angka-angkanya dan tidak selesai menghitungnya. Hanya sebatas mengganti symbol dengan angka yang sembarangan. memasukkan nilai A,diameter di jadikan A, nilai π dijadikan A. Pengerjaan hingga pada rumus. Salah pada pengerjaan A. π dikalikan dengan 5 jari-jari tetapi jari-jarinya bukan merupakan setengah diameter melainkan 2x diameter, nilai π di kalikan jari-jari yang belum di ubah satuan dari mm menjadi m. dan tidak selesai mengerjakannya Pengerjaan lebih lengkap, namun menjadikan diameter sebagai jari-jari 6 Seperti pada keterangan diatas menjadikan diameter sebagai jari-jari, tetapi 7 mengerjakannya lebih lengkap dengan menyertakan diketahui dan ditanya yang lebih jelas Memenuhi diketahui, ditanya dan jawab. Satuan tidak di ubah. Mengerjakan 8 hingga mendapatkan hasil. Dikarenakan lupa mengubah satuan maka hasil tidak sesuai Mendapatkan hasil yang benar. Namun tidak menyertakan diketahui, ditanya 9 dan dijawab secara lengkap. Mengerjakan lengkap dan hasil yang benar. 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 - Soal no. 2, memerlukan pemahaman dan satu persamaan. Bobot soal 20. Tabel 10. Skoring soal no 2 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Jawaban sama sekali tidak berhubungan 0 Menjawab sebatas menulis apa yang di ketahui dan di tanyakan lengkap 2 Menjawab dengan kalimat tetapi tidak benar 5 Menjawab dengan kalimat dan analogi, tetapi salah 7 Megerjakan sebatas analogi saja 10 Mengerjakan dengan analogi, tetapi ada tambahan kalimat 15 Mmengerjakan dengan analogi yang lebih jelas, tetapi belum menyimpulkan 18 Menjawab dengan menggunakan pengandaian angka. Dan jawabannya benar. 20 - Soal no. 3, memerlukan dua langkah dan dua persamaan. Bobot soal 15. Tabel 11. Skoring Soal no 3 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Menuliskan rumus, tetapi lupa apa itu I dan R 3 Menjawab soal a, tetapi tidak menuliskan rumusnya 5 Menjawab soal a dengan rumus lengkap 9 Menjawab soal a benar dan lengkap, dan mencoba menjawab soal b 10 tetapi tidak selesai. Atau sebaliknya Menjawab soal a dan b, tetapi salah satu soal a tidak di sertakan 12 rumusnya dan satuan Menjawab benar namun ada yang soal a dan b tidak diberi satuan pada 13 hasil akhir, memberii satuan pada hasil akhir tetapi soal b tidak dituliskan rumusnya serta prosedur menjawab kurang lengkap Menjawab benar dan satuan tidak di beri pada salah satu jawaban 14 Menjawab benar dan lengkap 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 - Soal no. 4, memerlukan tiga langkah dan tiga persamaan. Bobot soal 25. Tabel 12. Skoring Soal no 4 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Mengerjakan dengan menuliskan sembarang rumus 3 Mengerjakan soal a, tetapi tidak selesai 5 Mengerjakan soal a dan b, tetapi soal a salah dan b hanya diketahui dan 7 tidak lengkap Mengerjakan soal a saja, benar tetapi tidak lengkap 9 Mengerjakan soal a lengkap dan benar 10 Mengerjakan soal a lengkap dan benar dan menulis diketahui soal b 12 Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b tetapi tidak hingga selesai 14 Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b tetapi hingga selesai tetapi 15 tidak benar Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b benar dan lengkap, tetapi soal a 20 tidak lengkap Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b hingga selesai benar tetapi 24 kurang lengkap satuan Mengerjakan soal a, soal b benar dan lengkap - 25 Soal no. 5, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10. Tabel 13. Skoring Soal no 5 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai 3 Mengerjakan hanya menuliskan rumus lengkap 5 Mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 tetapi tidak selesai Menuliskan hasilnya, tetapi rumus menuliskan tidak teratur 7 Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan hasilnya 9 Mengerjakan lengkap dan benar 10 - Soal no. 6, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10. Tabel 14. Skoring Soal no 6 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai 3 Mengerjakan hanya salah satu dari yang ditanyakan 5 Mengerjakan salah satu dan ada tambahan dari yang ditanya pada soal 6 yang lain Mengerjakan dua-duanya tetapi pengerjaan tidak lengkap 7 Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan kedua hasilnya 9 Mengerjakan lengkap dan benar untuk keduanya 10 - Soal no. 7, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10. Tabel 15. Skoring Soal no 7 Keterangan Skor Tidak mengerjakan skor 0 Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap 2 Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai 3 Mengerjakan hanya menuliskan rumus lengkap 5 Mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka 6 tetapi tidak selesai Menuliskan hasilnya, tetapi rumus menuliskan tidak teratur 7 Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan hasilnya 9 Mengerjakan lengkap dan benar 10 Perhitungan skor = skor setiap soal dijumlahkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 2. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010:61). Yang akan digunakan adalah angket terbuka dimana para siswa nantinya menjawab angket dengan kalimatnya sendiri. Bentuk angket yang akan digunakan adalah isian. Angket ini dibuat untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta untuk mengetahui pendapat mereka tentang proses pembelajaran untuk mengetahui apakah sistem belajar yang dilaksanakan dapat membantu belajar atau tidak. Angket ini disusun berdasarkan pada landasan teori pada BAB II. Indikator dari keaktifan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1) Aktif dalam diskusi kelompok. Tabel 16. Kisi-kisi Angket Yang Indikator Soal Angket diukur Keaktifan 1. Aktif Ceritakan sejujur-jujurnya (apa adanya) apa saja yang kamu dalam rasakan selama proses belajar mengajar berlangsung? diskusi Apakah pembelajaran ini dapat membuat kamu terlibat aktif kelompok. dalam belajar? Apakah dengan aktif terlibat memberikan pengaruh dalam proses belajar, misalnya menjadi semangat, menjadi paham akan materi yang disampaikan? Mengapa? Bagaimana pendapat anda apabila anda menjadi guru dan mengajar dengan sistem pembelajaran yang sudah diberikan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 3. Pengamatan/Observasi Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan peerhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman suara, dll) (Suparno, 2010:63). Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan dengan menggunakan dokumentasi beberapa foto dan video. 4. Hasil LKS Hasil LKS merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 F. Analisis Data A. Pretest Posttest a. Menguji apakah sampel kelompok treatmen-kelompok kontrol sama. Dengan menggunakan persamaan uji T-Independen. Significant level α = 0.05; two tailed Df untuk t= (n1-1) + (n2-1) atau N-2 Persamaan yang digunakan adalah untuk n1=n2 b. Apakah sampel penelitian meningkat prestasinya. Dengan uji TDependen. (a) Pretest-posttest pada kelompok treatmen (b) Pretest posttest pada kelompok kontrol Test-T 2 untuk kelompok yang dependen D = perbedaan antara skor tiap subyek N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df= N-1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 c. Menguji apakah hasil penelitian kelas treatmen-kontrol sama. Dengan uji T-Independen, untuk mengetahui apakah kelas treatmen lebih baik dari kelas kontrol atau tidak. Test-T 2 grup yang independen Significant level α = 0.05; two tailed Df untuk t= (n1-1) + (n2-1) atau N-2 Persamaan yang digunakan adalah untuk n1=n2 B. Angket Angket yang akan dianalisis adalah angket dengan soal nomor 2. Hal ini dikarenakan angket yang telah dibuat kurang valid, karena indicator yang digunakan tidak semuanya. C. Pengamatan / Observasi Pengamatan ini akan dianalisis dengan melaporkan hasil pengamatan kegiatan siswa dalam melakukan praktikum di laboratorium fisika. Pelaporan pengamatan berupa dokumentasi foto dan video. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 D. Hasil LKS Hasil LKS ini akan dianalisis dengan melaporkan hasil LKS siswa yang dikumpulkan, apakah mereka benar-benar mengerjakan atau tidak, yang menentukan mereka aktif atau tidak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV DATA DAN ANALISA DATA I. Data 1. Pelaksanaan Penelitian Yang Terlaksana dan Tidak. a. Pelaksanaan LKS LKS yang disiapkan adalah 4 buah, yaitu factor-faktor yang menghambat suatu penghantar, analogi hukum I Kirchhoff, hukum I Kirchhoff, dan rangkaian seri-paralel penghambat listrik. Pada pelaksanaan factor-faktor yang menghambat suatu penghantar, siswa melakukan percobaan dan mendapati bahwa untuk diameter yang berbeda menghasilkan nilai R yang berbeda, untuk panjang kawat yang berbeda menghasilkan nilai R yang berbeda, untuk jenis kawat yang berbeda, menghasilkan nilai R yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh, siswa mengamati bahwa semakin besar diameter maka R semakin besar, semakin panjang kawat maka semakin besar R, serta Tembaga, Konstanta, Nikelin yang menunjukkan hambatan jenis bahan juga menghasilkan nilai R yang berbeda. Analogi hukum I Kirchhoff, siswa melakukan percobaan dengan mengukur volume awal air yang telah diberikan pewarna sebelum dituangkan kedalam gelas yang dasarnya dilubangi pipa-pipa dan mengukur volume air setelah ait dituangkan kedalam gelas melalui pipa-pipa tersebut. Dari data yang diperoleh siswa, siswa mendapati bahwa jumlah air sebelum 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 dituangkan dan jumlah air yang sesudah dituangkan yang melalui pipa-pipa jika dijumlahkan menghasilkan nilai yang sama. Pelaksanaan LKS 2 dan LKS 3 pada perencanaan akan dilaksanakan pada pertemuan yang sama, tetapi dikarenakan waktu terbuang ketika harus menunggu siswa melakukan perjalanan dari kelas menuju ke laboratorium yang berada di lantai 2 memakan waktu yang cukup lama sehingga waktu yang diperlukan tidak memadai, maka LKS 3 mengenai Hukum I Kirchhoff tidak terlaksana. Untuk pelaksanaan LKS 4 mengenai hambatan seri-paralel penghambat listrik, mengalami hambatan sehingga menyebabkan pelaksanaan percobaan tidak berjalan. Hambatan tersebut adalah, siswa sebelumnya belum mendapatkan praktik alat ukur listrik sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara merangkai dan membaca yang terukur dimana multimeter sebagai Amperemeter dan multimeter sebagai Voltmeter. b. Yang Ditemukan Siswa dan Yang Tidak Ditemukan Siswa. a) Siswa melalui percobaan LKS 1 factor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar secara discovery menemukan bahwa R = ρ . b) Melalui percobaan LKS 2 analogi hukum I Kirchhoff, siswa menemukan dimana jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang keluar. Dimana ∑Imasuk=∑Ikeluar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 c) Dikarenakan LKS 3 tidak terlaksana, siswa tidak dapat menemukan perjalanan arus dari potensial positif ke potensial negative. Siswa tidak menemukan bahwa arus yang masuk dalam suatu percabangan maka jumlahnya sama dengan arus yang keluar dari percabangan. d) Dikarenakan LKS 4 hambatan seri-paralel penghambat listrik tidak terlaksana, maka siswa tidak menemukan prinsip-prinsip hambatan pada rangkaian seri dan juga prinsip-prinsip hambatan pada rangkaian paralel. 2. Pretest dan Posttest a) Hasil skoring pretest dan posttest kelas eksperiment seperti tabel 17. Tabel 17. Data pretest dan posttest kelas eksperiment. No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Pretest 9 60 25 56 57 41 54 49 43 40 39 26 58 21 16 Post test 28 63 40 60 60 77 71 67 71 71 68 59 68 80 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean 34 45 41 29 34 19 29 35 68 77 27 4 19 9 9 26 50 56 36,5 72 75 69 78 91 65 72 73 69 77 56 72 57 62 56 63 58 81 66,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 b) Hasil skoring pretest dan posttest kelas control seperti pada tabel 18 berikut: Tabel 18. Data Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol No Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Pretest 56 65 59 33 12 49 55 48 64 71 55 69 26 69 47 78 82 47 79 64 71 37 11 35 56 32 12 22 47 11 63 Posttest 62 89 72 68 63 65 49 71 55 76 77 73 95 75 55 89 89 84 76 82 86 66 46 59 65 58 77 73 79 60 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Mean 60 33 3 43 42 60 32 61 57 59 72 35 60 50 45 59 58 48 24 8 33 34 34 25 33 60 23 53 59 67 25 56 44 61 57 46,9 66 55 53 74 67 89 69 88 80 76 73 93 66 50 80 85 73 71 74 24 77 77 68 67 66 70 74 69 83 76 76 69 70 67 75 71,2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 3. Angket Hasil angket kelas eksperiment : Keaktifan siswi selama proses pembelajaran : 1) Ya (26 anak) , karena : a) Banyak mencoba baik sendiri atau bersama teman. b) Menjadi berani bertanya ketika kurang paham. c) Lebih berani mengungkapkan pendapat kepada teman ketika dalam kelompok. 2) Tidak aktif (3 anak). 3) Biasa saja (2 anak). 4) Lumayan (2 anak). Hasil angket kelas kontrol Keaktifan siswi selama proses pembelajaran: 1) Ya (22 anak) , karena : a) Karena pembelajaran ini termasuk materi yang diujiankan jadinya menjadi aktif. b) Karena lebih tertarik lagi, SMP sudah di ajarkan. c) Karena di jelaskan dahulu setelah itu diberi latihan soal. d) Karena teman-teman berani bertanya, maka mendorong saya untuk berani bertanya juga bila ada yang belum saya pahami. e) Karena peneliti sering bertanya ketika menjelaskan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 f) Iya, terlebih karena saya menyukai bab ini. g) Karena bisa menanyakan yang belum jelas berulang-ulang. 2) Biasa saja (22 anak) a) Merasa biasa saja sama seperti mata pelajaran yang lain. b) Biasa saja, yang penting bisa. c) Yang penting memperhatikan dan tuntas. 3) Tidak aktif (18 anak) a. Merasa biasa saja sama seperti biasanya 4) Lumayan (4 anak) , karena materinya tidak sesusah materi biasanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 4. Pengamatan Keaktifan dari foto. Gambar 6. Siswa Sedang Melakukan Praktikum Faktor-Faktor yang Menghambat Suatu Kawat Penghantar Pertemuan pertama di kelas treatment adalah mengerjakan LKS mengenai faktor-faktor yang menghambat suatu penghantar listrik. Pada gambar 6 nampak Sebagian besar siswa aktif melakukan percobaan dengan mengamati multimeter, mengukur hambatan, serta membaca nilai Ohm yang terukur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Gambar 7. Siswa Sedang Melakukan Praktikum Analogi Hukum I Kirchhoff Pada pertemuan yang kedua siswa mengerjakan LKS mengenai analogi tentang hukum I Kirchhoff. Semua siswa antusias dan dengan serius mengerjakan percobaan. Semua anak terlibat aktif dalam melakukan percobaan, dengan mengukur volume awal air sebelum dan setelah dituangkan dalam gelas yang memiliki lubang-lubang pipa (gambar 7). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 5. Video Siswa membaca, menulis, mengukur, meneliti multimeter, mencatat hasil pengukuran, membuat tabel. Mereka tidak berkeliaran ke kelompok lain hanya berinteraksi dikelompoknya sendiri dengan berdiri, bertukar posisi, dan saling bergantian mengukur. Ketika mereka tidak paham apa yang harus dikerjakan atau bagaimana mengolah datanya mereka memanggil dan bertanya. Siswa:’ mbak, mau tanya…. ini udah dapat data seperti ini, terus digimanain?’ Peneliti:’ iya, sebentar… coba dibaca lagi tujuan praktikumnya…., jadi apa tujuan praktikumnya?’ Beberapa siswa:’ mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar..’ Peneliti:’ jadi?... coba di analisis bersama dulu dari data yang ada, faktorfaktor apa yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar‖. Ketika membahas data yang mereka peroleh di dalam kelompok, mereka membahas pada posisi semua anggota kelompok duduk, atau beberapa ada anggota kelompok yang berdiri. Situasi yang ada adalah kelas tidak begitu tenang, karena rata-rata para siswi melakukan percobaan sambil tertawa, bahkan ada yang eksis ketika mengetahui mereka akan di foto atau di video. Meskipun demikian, mereka tetap bekerja dan menyelesaikan praktikum dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Tetapi, ketika Pak Guru datang melihat, mereka menjadi sangat pendiam dan tekun melakukan percobaan. 6. Hasil LKS Hasil LKS analogi Hukum I Kirchoff yang dikumpulkan siswa, dapat dilihat seperti pada tabel 19 beriukut: Tabel 19. Data Hasil LKS Ke-2 Analogi Hukum I Kirchoff Kelompok 1 (6) Hasil kesimpulan a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya sama c. ∑Imasuk = ∑Ikeluar 2 (6) a. Air mengalir lebih cepat ke sedotan yang posisinya lebih turun dan lebih pendek b. Meskipun terbagi-bagi jumlah airnya tetap sama c. Jumlah air yang masuk = jumlah air yang keluar 3 (5) a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya tetap sama 4 (6) a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya tetap sama c. Yang masuk = yang keluar d. Jumlah air yang masuk 150 ml dan yang keluarpun 150ml di setiap cabangnya, meskipun jumlah percabangnya tidak sama. Pengaruhnya terletak pada tinggi dan panjang sedotan sebagai hambatan. 5 (5) a. Air yang masuk = air yang keluar b. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran 6 (5) a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 B. Analisis Data 1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran discovery meningkatkan prestasi pembelajaran siswa atau tidak a. Menguji pretest kelompok eksperiment-kelompok kontrol apakah sama. Dengan menggunakan uji t-independen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut: Tabel 20. Analisis SPSS Pretest Kelas Eksperiment Dan Kelas Control Group Statistics kode1 Pretest N Mean Std. Deviation Std. Mean Error 1 2 33 36.5152 18.38328 3.20012 66 46.9394 19.03509 2.34306 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances Pretest Equal variances assumed t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper .082 .775 -2.598 97 .011 -10.42424 4.01298 -18.38890 -2.45958 .011 -10.42424 3.96619 -18.34267 -2.50581 Equal variances not assumed -2.628 66.147 Keterangan: t= -2,628; P = 0,011 < α = 0,05 hal ini berarti Significant. Pretest kontrol dan pretest eksperiment berbeda, tidak setara. Berarti pretest kelompok control lebih tinggi dari kelompok treatment (Xeksperiment = 36,5152 dan Xkontrol = 46,9394) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 b. Apakah discovery meningkatkan prestasi siswa. Dengan uji t-dependen. Pretest-posttest pada kelompok eksperiment, diuji dengan uji tdependen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut: Tabel 21. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Eksperiment Paired Samples Statistics Pair 1 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean PretestEksperiment 36.5152 33 18.38328 3.20012 PosttestEksperiment 66.5758 33 11.70745 2.03801 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 PretestEksperiment – PosttestEksperiment Mean Std. Deviation -30.06061 18.40676 Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3.20421 -36.58736 -23.53385 T df Sig. (2tailed) -9.382 32 .000 Keterangan: t=-9,382; P = 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti Significant. Posttest berbeda dengan Pretest. Posttest lebih baik dari Pretest. Hal ini menunjukkan bahwa, pembelajaran menggunakan metode discovery meningkatkan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 c. Apakah ceramah meningkatkan prestasi siswa. Pretest posttest pada kelompok control, diuji dengan uji t-dependen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut: Tabel 22. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Control Paired Samples Statistics Pair 1 Std. Deviation Std. Error Mean Mean N PretestKontrol 46.9394 66 19.03509 2.34306 PosttestKontrol 71.2121 66 12.26316 1.50949 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 PretestKontrol PosttestKontrol - 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2tailed) -24.27273 17.67880 2.17611 -28.61872 -19.92674 -11.154 65 .000 Keterangan: t= -11,154; P = 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti Significant. Posttest berbeda dengan Pretest. Posttest lebih baik dari Pretest. Hal ini menunjukkan bahwa, pembelajaran menggunakan metode ceramah meningkatkan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 d. Menguji apakah posttest kelas eksperiment dan kelas kontrol sama. Dengan uji t-independen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut: Tabel 23. Analisis SPSS Posttest Kelas Eksperiment dan Kelas Control Group Statistics kode2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 1 33 66.5758 11.70745 2.03801 2 66 71.2121 12.26316 1.50949 Posttest Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances Postte st Equal variances assumed t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2tailed) .142 .707 -1.800 97 .075 -4.63636 .072 -4.63636 Equal variances not assumed -1.828 66.838 Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2.57603 -9.74907 .47635 2.53614 -9.69876 .42603 Keterangan: t= -1,828; P = 0,072 > α = 0,05, ini berarti tidak Significant. Posttest Kontrol dan Posttest Eksperiment tidak berbeda secara statistic. Pengajaran menggunakan metode Ceramah dan Metode Discovery menghasilkan nilai yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Dari hasil yang diperoleh, a) Kondisi awal siswa dari kelas eksperiment dan kelas kontrol tidak sama. Kelas kontrol lebih pandai dari kelas eksperiment. b) Metode discovery dan metode ceramah sama-sama meningkatkan prestasi belajar siswa. c) Posttest kelas eksperiment dengan kelas kontrol tidak berbeda. d) Karena kelas kontrol lebih pandai dari kelas eksperiment, sedangkan hasil akhirnya setara; maka prestasi belajar kelas eksperiment lebih meningkat dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti metode discovery lebih meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan metode ceramah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 2. Untuk mengetahui apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa atau tidak a. Angket Soal pertanyaan angket sebenarnya terdiri dari 4 soal, akan tetapi dikarenakan idikator keaktifan yang digunakan tidak lengkap, maka soal yang menunjukkan keaktifan hanya 1 soal, yaitu soal nomor 2. Oleh karena itu untuk melihat keaktifan didukung dengan dokumentasi, hasil LKS, serta hasil video yang ada. Dari data angket diperoleh hasil seperti berikut: Kelas Eksperimen Jumlah yang aktif 26 siswa, jumlah keseluruhan siswa 33 siswa. Maka presentase keaktifannya adalah = Keaktifan yang tampak terlihat dalam hasil angket adalah: a) Siswa banyak mencoba baik sendiri atau bersama teman. b) Menjadi berani bertanya ketika kurang paham. c) Lebih berani mengungkapkan pendapat kepada teman ketika dalam kelompok. Kelas Kontrol Jumlah yang aktif 22 siswa, jumlah keseluruhan siswa 66 siswa. Maka presentase keaktifannya adalah = Dari hasil yang diperoleh tingkat keaktifan para siswa yang belajar dengan metode discovery adalah 78,78% sedangkan untuk kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 yang diajarkan dengan metode pembelajaran ceramah adalah 33,33%. Maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, materi Listrik Dinamis di kelas X SMA Stella Duce. b. Dokumentasi Keaktifan yang tampak dalam hasil dokumentasi adalah: a) Seluruh siswa memperhatikan jalannya percobaan. b) Mendengarkan temannya yang menjelaskan pertanyaan yang diajukannya. c) Seluruh siswa dalam percobaan dengan aktif dan semangat melakukan percobaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 c. Hasil LKS LKS yang dilaksanakan ada 2 yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu kawat penghantar dan analogi hukum I Kirchoff. Akan tetapi LKS faktor—faktor yang mempengaruhi hambatan kawat suatu penghantar tidak dikumpulkan. Hasil LKS analogi Hukum I Kirchoff. a) Seluruh siswa mengumpulkan LKS hasil percobaan. b) Kesimpulan LKS yang siswa kerjakan merupakan tujuan dari LKS discovery yang diberikan, jadi terlihat bahwa selama percobaan berlangsung mereka benar-benar mengerjakan percobaan. d. Hasil video Dari hasil Video, mereka juga terlihat aktif, diantaranya: a) Siswa membaca, menulis, mengukur, meneliti multimeter, mencatat hasil pengukuran, membuat tabel. Mereka tidak berkeliaran ke kelompok lain hanya berinteraksi dikelompoknya sendiri dengan berdiri, bertukar posisi, dan saling bergantian mengukur. b) Siswa bertanya tentang hal yang belum mereka ketahui. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Tabel 24. Hasil Analisis Keaktifan Indikator pada BAB II Yang terukur a. Turut serta dalam melaksanakan tugas melakukan percobaan dengan mengamati belajarnya; multimeter, mengukur hambatan, serta b. Terlibat dalam pemecahan masalah dan membaca nilai Ohm yang terukur. dalam proses memperdalam materi mengukur volume awal air sebelum dan pelajaran setelah dituangkan dalam gelas yang memiliki lubang-lubang pipa c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada Menjadi berani bertanya ketika kurang guru apabila tidak memahami persoalan paham. yang dihadapinya dan berani Lebih berani mengungkapkan pendapat mengungkapkan ide/gagasannya; kepada teman ketika dalam kelompok. d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah (berusaha untuk meningkatkan prestasi); Siswa bertanya tentang hal yang belum mereka ketahui. e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; Siswa membaca, menulis, mengukur, meneliti multimeter, mencatat hasil pengukuran, membuat tabel. Mereka tidak berkeliaran ke kelompok lain hanya berinteraksi dikelompoknya sendiri dengan berdiri, bertukar posisi, dan saling bergantian mengukur. Siswa mengerjakan percobaan-percobaan yang diberikan f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya; g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis (tekun menyelesaikan tugas dan latihan); Seluruh siswa mengumpulkan LKS hasil percobaan. Kesimpulan LKS yang siswa kerjakan merupakan tujuan dari LKS discovery yang diberikan, jadi terlihat bahwa selama percobaan berlangsung mereka benar-benar mengerjakan percobaan Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil angket, foto, hasil LKS serta video menunjukkan bahwa metode discovery dapat mengaktifkan siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 C. Keterbatasan Dalam Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penyusunan instrument kurang teliti dan kurang lengkap, seperti: a. Soal pretest-posttest ada yang kurang lengkap, karena soal nomor 2 kurang meminta siswa untuk memberi alasan dari jawaban soal tersebut. b. Indikator dalam pembuatan angket kurang lengkap, karena yang digunakan hanya satu indikator. 2) Pelaksanaan treatment kurang teliti, seperti: a. Waktu pelaksanaan penelitian kurang, sehingga ada 2 LKS yang dikerjakan tidak maksimal. b. Penjelasan awal pada saat pelaksanaan treatment kurang lengkap karena tidak meminta siswa untuk membuat hipotesa awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Metode discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis di kelas X SMA Stella Duce I Yogyakarta. 2. Metode discovery dapat mengaktifkan siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis di kelas X SMA Stella Duce I Yogyakarta. B. Saran Berdasarkan pada hasil dan proses penelitian, maka peneliti memberikan saran agar penelitian mendatang lebih baik, yaitu sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran discovery dapat digunakan dalam pembelajaran materi fisika yang lain. 2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya : Dalam pelaksanaan metode discovery ini hendaknya disediakan waktu yang banyak supaya dapat lebih dalam menggali pengetahuan siswa dan menuntun siswa untuk menemukan pemahamannya. 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 b. Soal pretest-posttest dan penyusunan angket sebaiknya disusun selengkap mungkin. c. Pelaksanaan treatment sebaiknya dilaksanakan secara lengkap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 DAFTAR PUSTAKA Budi, Kartika. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Efektivitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. Widya Dharma, No 2 Th. XI, April 2001, hal 67. Budi, Kartika. 2010. Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta. Diktat. Dahar, Ratna W. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Harjono, Nyoto. 2012. Evaluasi Pembelajaran Siswa Aktif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 Sekolah Dasar. Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/viewFile/117/108, hal 1819 diunduh tanggal 23 juni 2012. Hergenhahn, B. R. & Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning. Jakarta : Kencana. Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta: Diva Press. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta : Erlangga. Mindo, Risma Rosa & Retnaningsih. 2008. Relationship Between Social Support Parents In Children With Learning Achievement Elementary School. Diambil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 darighttp://www.papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/downloa d/23/24 diunduh tanggal 23 Juni, 2012. Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Peoses Belajar & Mengajar. Jakarta ; Bumi Aksara. Sochibin,dkk. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD. Diambilgdarighttp://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/article/download/1017/ 927 diunduh tanggal 11 Juni 2012. Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget . Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajardi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tipler, A Paul. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Wardojo, Sri Sunaringsih Ika. Hubungan Pelaksanaan Psikotest Ditinjau Dari Aspekintelektual Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program S1 KeperawatangFakultasgIlmugKesehatan.gDiambilgdari,ghttp://ejournal.umm.ac .id/index.php/keperawatan/article/viewFile/630/650_umm_scientific_journal.pdf , hal 3 diunduh tanggal 23 juni 2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Lampiran 1. Materi Ajar Listrik Dinamis Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya kembali lagi ke titik tersebut. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar Hambatan listrik penghantar bias diperoleh dari pengukuran berbagai nilai kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v terhadap i (R = ). V I Gambar 1. Grafik V versus I Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu dan sifat-sifat fisik lainnya dijaga tetap, maka kemiringan dari grafik V terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 i atau R = adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan suhu. Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas. Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan (jalan berbatu berbeda dengan jalan beraspal). Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi dengan jenis bahan kawat (kawat tembaga berbeda dengan kawat besi). Jenis kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat (lambang ). Tentu saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya. Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik, panjang jalan ini analog dengan panjang kawat (lambang L). Jadi, makin panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya. Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan (lebar jalan). Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas (yang berarti makin lancar lalu lintasnya). Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas penampang kawat (simbol A). Makin besar luas penampang kawat, makin kecil hambatan listriknya. Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas, kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas kawat, yaitu : hambatan jenis kawat ( ), panjang kawat (L), dan luas penampang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 (A). Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat. Hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis ( ) , panjang L, dan luas penampang A dapat dihitung dengan: Persamaan hambatan listrik ……………….……………..(7-1) Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu saja luas penampang ………………………………………………………..(7-2) Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m2. Hukum I Kirchhoff Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang. A1 X A4 A2 X X A3 Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A1 sampai A4 adalah sama. Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui tiap komponen (baterai atau lampu) adalah sama besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Kuat arus pada rangkaian yang bercabang Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. R2 R1 i2 i1 i3 R3 i5 R5 i4 R4 V Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang Hukum I Kirchhoff ………………………………………....(7-7) Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik Susunan Seri Penghambat Listrik Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat adalah sama besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 R1 R3 R2 R4 V Gambar 4. Rangkaian seri Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat. Hambatan Pengganti Seri .(7-8) Persamaan (7-8) dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya. ………………………………(7-9) Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat …………………………...(7-10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Kelemahan susunan seri Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru. Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika komponenkomponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung tiap-tiap komponen sama besar. Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiaptiap penghambatnya. R1 R2 R3 V Gambar 5. Rangkaian Paralel Hambatan pengganti paralel (7-12) Persamaan (7-12) dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Prinsip susunan paralel komponen-komponen a. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian. b. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya. …………….……………(7-13) c. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya. ……………………….……(7-14) Jika hanya dua komponen listrik dengan hambatan masing-masing dan yang disusun parallel, tentu saja, persamaan (7-12) memberikan Manfaat susunan paralel Seperti telah dijelaskan dalam susunan seri, kegagalan salah satu komponen akan memadamkan komponen-komponen lain yang masih baik. Oleh karena itu, komponen-komponen listrik di rumah Anda biasanya disusun secara paralel. Dalam susunan parallel, jika salah satu komponen rusak atau gagal (misalnya filament lampu pijar putus), komponen-komponen lain dalam rangkaian (TV, radio, dan kulkas) masih tetap bekerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Latihan soal faktor-faktor yang mempengaruhi suatu penghantar 1. Seutas kawat memiliki panjang 150 m, diameter 4 mm, dan hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ω m. tentukan : a. Hambatan kawat b. Hambatan kawat kedua dari bahan dan berat yang sama, tetapi memiliki diameter 2 kali semula Latihan soal hukum I Kirchhoff 1. Perhatikan rangkaian berikut: R1 R2 I2=…? I3=…? R3 I=…? I= 2 A V Berapakah besar I2, I3 serta I yang pada rangkaian diatas? 2. Perhatikanlah rangkaian berikut ; R2 R1 I2=…? I1=…? I3=2A R3 I5=8A R5 I4=3A R4 V Berapakah besar I1 dan I2 pada rangkaian diatas? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Latihan soal rangkaian hambatan seri-paralel 1. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut? R2=3Ω R1=2 Ω R3=1Ω V 2. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut? R 1= 2 Ω R 2= 4 Ω V 3. Berapakah hambatan pengganti pada rangkaian berikut? R2=3 Ω R 1= 2 Ω R3=3Ω R4 = 3 Ω V R5=2Ω PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Lampiran 4. Soal Pretest Pretest 1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ωm ? 2. Dari persamaan , dengan : R: hambatan (Ω) : hambatan jenis (Ωm) : panjang bahan (m) : Luas penampang bahan (m2) Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A) diperbesar dan serta L tetap ? 3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada baterai 12 V. Tentukanlah: c. Besar hambatan pengganti seri d. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian R 1= 4 Ω R2= 2 Ω V= 12 V Gambar rangkaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V. Tentukanlah: e. Besar hambatan total rangkaian f. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 R2 = 2 Ω R1 = 2 Ω R3 = 2 Ω V= 3 V Gambar rangkaian 5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila berdasarkan Hukum I Kirchhoff ? R2 R1 I2=4A I1=7A I3=…? V Gambar soal R3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ? R2 i2 = 3 A i1 =9 A i5= … ? i3 = …. ? R3 R1 R5 i4=5A R4 V 7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut? R1 I2=? I1=5A V R2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Lampiran 5. Soal Posttest Pretest dan Posttest 1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ωm ? 2. Dari persamaan , dengan : R: hambatan (Ω) : hambatan jenis (Ωm) : panjang bahan (m) : Luas penampang bahan (m2) Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A) diperbesar dan serta L tetap ? 3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada baterai 12 V. Tentukanlah: g. Besar hambatan pengganti seri h. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian R 1= 4 Ω R2= 2 Ω V= 12 V Gambar rangkaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V. Tentukanlah: i. Besar hambatan total rangkaian j. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 R2 = 2 Ω R1 = 2 Ω R3 = 2 Ω V= 3 V Gambar rangkaian 5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila berdasarkan Hukum I Kirchhoff ? R2 R1 I2=4A I1=7A I3=…? V Gambar soal R3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ? R2 i2 = 3 A i1 =9 A i5= … ? i3 = …. ? R3 R1 R5 i4=5A R4 V 7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut? R1 I2=? I1=5A V R2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Lampiran 6. Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest 1. Diketahui: L=200m D=2mm=0,002m; r = 0,001m Ditanya : R=……..? Jawab : 2. Diketahui: Persamaan R=hambatan (Ω) = hambatan jenis (Ωm) panjang kawat (m) luas penampang ( Ditanya: Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang (A) diperbesar dan serta L tetap? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Jawab : Dari persamaan, dapat diketahui bahwa R berbanding lurus dengan dan berbanding terbalik dengan A. maka jika A semakin besar yang terjadi pada R akan menjadi semakin kecil. 3. Diketahui: R1=4Ω R2=2Ω V=12V Terangkai seperti gambar berikut: R1= 4 Ω R2 = 2 Ω V= 12 V Ditanya: k. Besar hambatan pengganti seri l. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian Jawab: a. Besar hambatan seri (Rs) Rs=R1+R2 = 4Ω + 2Ω = 6Ω b. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 4. Diketahui: R1=2Ω R2=2Ω R3=2Ω V=3V Terangkai seperti gambar berikut: R2 = 2 Ω R1 = 2 Ω R3 = 2 Ω V= 3 V Ditanya: c. Besar hambatan total rangkaian d. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 Jawab: a. Besar hambatan total rangkaian b. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 5. Diketahui: Seperti pada gambar berikut: R2 R1 I2=4A I1=7A I3=…? V Ditanya: Jawab: Hukum I Kirchhoff R3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 6. Diketahui: R2 i2 = 3 A i1 =9 A i3 = …. ? R1 R3 i4=5A R4 V Ditanya: Jawab: Hukum I Kirchhoff R5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 7. Diketahui: Terangkai seperti gambar berikut: R1 I2=? I1=5A V Ditanya: Jawab: R2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Lampiran 7. Soal Angket Angket 1. Ceritakan sejujur-jujurnya ( apa adanya ) apa saja yang kamu rasakan selama proses belajar mengajar berlangsung? 2. Apakah pembelajaran ini dapat membuat kamu terlibat aktif dalam belajar? 3. Apakah dengan aktif terlibat memberikan pengaruh dalam proses belajar, misalnya menjadi semangat, menjadi paham akan materi yang disampaikan? Mengapa? 4. Bagaimana pendapat anda apabila anda menjadi guru dan mengajar dengan sistem pembelajaran yang sudah kita alami bersama dalam beberapa pertemuan ini? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Lampiran 12. Foto-Foto Proses Belajar Mengajar Foto ketika siswa sedang mengerjakan LKS 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Foto ketika para siswa sedang mengerjakan LKS 2