plagiat merupakan tindakan tidak terpuji

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE DISCOVERY UNTUK MENGAKTIFKAN DAN
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR
LISTRIK DINAMIS KELAS X DI SMA STELLA DUCE 1
YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
PAULINA ENDANG SUSIANI
NIM : 081424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Susiani, P.E. 2012. Metode Discovery Untuk Mengaktifkan dan Meningkatkan
Prestasi Siswa Dalam Belajar Listrik Dinamis Kelas X Di SMA Stella Duce 1
Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode discovery: (1)
dapat mengaktifkan siswa kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam
pembelajaran materi listrik dinamis; (2) menaikkan prestasi belajar siswa kelas X SMA
Stella Duce 1 Yogyakarta dalam materi listrik dinamis.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-26 Mei 2012 di SMA Stella Duce 1
Yogyakarta.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
berjumlah 99 siswa.Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peneliti
menggunakan soal pretest dan posttest, sedangkan untuk mengetahui keaktifan peneliti
menggunakan angket, foto, hasil LKS serta video.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode discovery dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest
yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen tidak lebih pandai dari kelas control akan
tetapi hasil posttestnya setara dengan kelas control. Metode discovery dapat
mengaktifkan siswa pada pokok bahasan Listrik Dinamis, hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis yang menunjukkan bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode
discovery siswa menjadi berani bertanya baik di dalam kelompok maupun kepada
peneliti, mengungkapkan pendapat, serta mengerjakan tugas-tugas serta melaksanakan
tugas dalam LKS yang diberikan serta mengumpulkannya.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Susiani, P.E. 2012. Discovery method to activate and improve the students’
achievement in learning dynamic electricity in class X of SMA Stella Duce 1
Yogyakarta. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural
Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this study was to determine whether the discovery method is able
to: (1) activate the students of class X in SMA Stella Duce 1 Yogyakarta in learning the
dynamic electricity, (2) improve the achievement of the students of class X in SMA
Stella Duce 1 Yogyakarta in the dynamic electricity.
The research was conducted on May 4-26, 2012 in SMA Stella Duce 1
Yogyakarta. The subjects of this research were the 99 students of class X of SMA Stella
Duce 1 Yogyakarta. To find out the increase of the students’ achievement, the
researcher used pre-test and post-test. Meanwhile, to find out about the activeness of the
students, the researcher used questionnaires, photos, videos and worksheets.
The results showed that the discovery method could improve the students’
achievement on the subject of Dynamic Electricity. It could be seen from the results of
the pre-test which showed that the experimental class was not better than the control
class but the result of the post-test showed that they were equivalent. Discovery method
could improve the students’ activeness on the subject of Dynamic Electricity. It could
be seen from the results of the analysis which showed that by using the discovery
method, the students became more often ask questions to the researcher, to give
opinions, as well as to do the tasks in the worksheets and collect them.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang
berjudul
METODE
DISCOVERY
UNTUK
MENGAKTIFKAN
DAN
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR LISTRIK DINAMIS
KELAS X DI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA ini merupakan salah satu
syarat kelulusan yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi pendidikan Fisika, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan, pelaksanaan, serta penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan, dorongan serta semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu
pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu
setia dan sabar mendampingi penulis dalam penyusunan, pelaksanaan serta
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. yang memberi semangat mulai dari
semester-semester awal kuliah.
3. Seluruh dosen JPMIPA yang sudah memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan
juga pengalaman-pengalaman hidup.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Petugas sekretariat yang sudah dengan sabar melayani kebutuhan persuratan
peneliti.
5. Suster Imelda, CB M.Pd. selaku kepala sekolah
yang telah mengijinkan
peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Ganjar selaku guru pendamping yang bersedia meluangkan waktu dan
mendampingi penelitian.
7. Bapak Laboratorium sekolah yang sudah membantu menyiapkan alat selama
pelaksanaan penelitian.
8. Para siswa kelas XA, XB, XC yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.
9. Papa dan Mama yang sudah memberikan kasih sayang, semangat dorongan
motivasi juga materil yang sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Yayasan Tarakanita yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti
untuk menyelesaikan penelitian ini.
11. Nana Efraim beserta keluarga yang sudah memberikan cinta, waktu serta
semangat kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.
12. Suster Benedict, CB., Suster Agnetta, CB., Suster Giovani, CB., Suster
Kristian, CB., Suster Fransisca, CB., yang sudah membimbing, menyayangi,
memotivasi dan membantu membentuk pribadi saya menjadi baik.
13. Bapak A. Prasetyadi S.Si., M.Si., yang selama kuliah sudah membantu saya
dan memberi semangat dalam memahami materi-materi yang kurang saya
pahami.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Teman Asrama Syantikara, kak Jojo, kak Tiagita, kak Irin, kak Oneng, kak
Elis, kak Mita, kak Sari, kak Lisa, mbak Wik, mbak Ika, kak Ncis, kak Tyas
Nina, kak Reni Temik, kak Maya, kak Cery, kak Tia, kak Anita, kak Cindy,
kak Berta, kak Widya, kak Ntin, Mbak Suprih, mbak Peni, mbak Resti, mbak
Eka, mbak Yana, Gelok Astrid, Dian Panggih, Nora, Daday, Angel, Bela,
Wiwit ‘Ujang’, Etta ‘Coro’, Ina, Icol Risa, Jui, serta seluruh angkatan 2008
senasib dan seperjuangan yang sudah bersama-sama dalam suka dan duka.
15. Anton Wibisono dan Nana Efraim Petters yang sudah membantu penelitian.
16. Maria Angela Astrid Santoso, Lusia Niken, Atma Suganda, Theresia Yuni,
Cicilia Ari, Martinha Dacosta, kak Eko, Novi, mas Gagan, mas Beni, mbak
Kenil, Sisca Harumningtyas, suster Deti, suster Renata, fr Raja, Mongkey D.
Luffy, Dimas, Enggar, Salib, kak Veronica Erni, Tia ‘Te’, yang sudah
memberikan semangat dan bersama-sama dalam perjuangan.
17. Seluruh teman angkatan 2008 yang selalu memberi semangat dalam
persahabatan selama ini.
18. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan dan menerima kritik serta saran yang membangun
guna penulisan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skrripsi ini berguna bagi
pembaca.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………...
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA……………
v
ABSTRAK…………………………………………………………
vi
ABSTRACT……………………………………………………….
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………..
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………
xvi
DAFTAR TABEL…………………………………………………
xvii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………
xix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………
1
A. Latar Belakang ………………………………………
1
B. Perumusan Masalah…………………………………..
4
C. Tujuan Penelitian……………………………………..
4
D. Manfaat Penelitian………………………………… .
4
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………
A. Metode Discovery……………………………………
1. Pengertian Discovery……………………………
xii
5
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Proses Discovery………………………………..
5
3. Langkah-Langkah Pembelajaran
Menggunakan Discovery…………………………
6
4. Macam-Macam Discovery……….……………….
7
5. Keuntungan Discovery…………………………...
8
6. Kelemahan Discovery…………………………….
9
B. Belajar Aktif…………………………….…….……...
11
1. Pengertian Belajar Aktif…………….……………
11
2. Proses Belajar………………….……….…………
12
3. Aktivitas Belajar…………………………..……...
13
4. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar……………………….
14
C. Prestasi Belajar………………………………………...
15
1. Pengertian Prestasi Belajar………………………..
15
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
15
a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar………….
15
b. Faktor-Faktor Metode Belajar…………
17
c. Faktor-Faktor Individual………………
19
D. Listrik Dinamis………………………………………..
21
1. Listrik Dinamis………………………………..
21
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan
Dalam Suatu Penghantar………………………
21
3. Hukum I Kirchoff……………………………..
24
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik……..
25
E. Kaitan Teori Dengan Langkah Penelitian……………..
30
BAB III METODOLOGI…………………………………………….
31
A. Desain Penelitian……………………………………...
31
B. Waktu Penelitian……………………………………...
31
C. Populasi Dan Sampel…………………………………
32
D. Treatment……………………………………………..
32
E. Instrument…………………………………………….
44
F. Analisis Data………………………………………….
53
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA……………………………
56
A. Data…………………………………………………..
56
1. Pelaksanaan Penelitian Yang Terlaksana Dan Tidak
56
a) Pelaksanaan LKS………………………….
56
b) Yang Ditemukan Siswa Dan Tidak……….
57
2. Pretest-Posttest…………………………………….
58
a) Data Pretest-Posttest Kelas Eksperiment…..
58
b) Data Pretest-Posttest Kelas Kontrol……….
60
3. Angket……………………………………………..
62
4. Foto ……………………………….……………….
64
5. Video …………………….………………………..
66
6. Hasil LKS ……………………….………………...
67
B. Analisis Data………………………..…………………
68
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Untuk Mengetahui Apakah Metode Pembelajaran
Discovery Meningkatan Prestasi Pembelajaran
Siswa Atau Tidak……………………………….…
68
2. Untuk Mengetahui Apakah Metode Discovery
Mengaktifkan Siswa Atau Tidak .………..……….
73
C. Keterbatasan Dalam Penelitian………………………..
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………….………………..
78
A. Kesimpulan………………………….………………..
78
B. Saran……………………………………….…………
79
DAFTAR PUSTAKA………………………………….……………
80
LAMPIRAN…………………………………………………………
83
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Materi Ajar………………………………………..
84
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus.….
93
Lampiran 3.
Surat Keterangan Sudah Meneliti…………………
94
Lampiran 4.
Soal Pretest ……………………………..………..
95
Lampiran 5.
Soal Posttest………………………………………
98
Lampiran 6.
Kunci jawaban pretest dan posttest………………
101
Lampiran 7.
Soal Angket………………………………………
107
Lampiran 8.
Jawaban Pretest ………………………………….
108
Lampiran 9.
Jawaban Posttest…………………………………
111
Lampiran 10. Jawaban Angket………………………………….
115
Lampiran 11. Jawaban LKS……………………………………..
116
Lampiran 12. Foto-Foto Proses Belajar Mengajar …………………
117
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Pertemuan Pertama Pembelajaran……………………..
34
Tabel 2.
Pertemuan Kedua Pembelajaran……………………….
36
Tabel 3.
Pertemuan Ketiga Pembelajaran……………………….
37
Tabel 4.
Pertemuan Keempat Pembelajaran……………………..
38
Tabel 5.
Tabel Data Praktikum Faktor-Faktor yang
Menghambat Suatu Kawat Penghantar………………..
40
Tabel 6.
Tabel Data Praktikum Analogi Hukum I Kirchoff…….
41
Tabel 7.
Tabel Data Praktikum Hukum I Kirchoff……………...
42
Tabel 8.
Kisi-Kisi Test Uraian………………………………….
44
Tabel 9.
Skoring Soal No 1…………………………………….
47
Tabel 10.
Skoring Soal No 2…………………………………….
48
Tabel 11.
Skoring Soal No 3…………………………………….
48
Tabel 12.
Skoring Soal No 4…………………………………….
49
Tabel 13.
Skoring Soal No 5…………………………………….
49
Tabel 14.
Skoring Soal No 6…………………………………….
50
Tabel 15.
Skoring Soal No 7…………………………………….
50
Tabel 16.
Kisi-Kisi Angket………………………………………
51
Tabel 17.
Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperiment…….
58
Tabel 18.
Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol………….
60
Tabel 19.
Data Hasil LKS Ke-2 Analogi Hukum I Kirchoff……..
67
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 20.
Analisis SPSS Pretest Kelas Eksperiment Dan
Kelas Kontrol………………………………………….
68
Tabel 21.
Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Eksperiment……..
69
Tabel 22.
Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Kontrol…………..
70
Tabel 23.
Analisis SPSS Posttest Kelas Eksperiment
Tabel 24.
dan Kelas Kontrol………………………………………
71
Tabel 24. Hasil Analisis Keaktifan……………………..
76
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gravik V Versus I……………………………………….
21
Gambar 2.
Bacaan Ampermeter dari A1Sampai A4 Adalah Sama…
24
Gambar 3.
Jalannya Arus Pada Rangkaian Bercabang………………
25
Gambar 4.
Rangkaian Seri…………………………………………...
26
Gambar 5.
Rangkaian Paralel……………………………………….
28
Gambar 6.
Siswa Sedang Melakukan Praktikum Factor-Faktor yang
Menghambat Suatu Kawat Penghantar…………………
Gambar 7.
64
Siswa Sedang Melakukan Praktikum
Analogi Hukum I Kirchoff……………………………
xix
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam berbagai macam teori belajar dikatakan bahwa agar siswa dapat belajar
dengan baik maka siswa tersebut harus aktif dalam proses belajar yang berlangsung.
Karena dengan aktif siswa ikut berperan serta mengolah, mencerna dan dapat
menyimpulkan apa yang mereka peroleh, baik kesimpulan yang tepat maupun yang
kurang tepat. Menurut Suparno (2001 : 123-124), Piaget sendiri menerangkan bahwa
pengetahuan itu disebut benar apabila pengetahuan itu adalah viable (jalan) untuk
menjelaskan persoalan yang terkait. Semakin pengetahuan itu dapat digunakan lebih
luas dalam bidang yang beraneka, maka kebenaran pengetahuan itu semakin kuat.
Menurut filsafat konstruktivisme (Suparno, 2007:72) untuk dapat mengetahui
sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar
siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya
yang terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan
siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apaapa .
Menurut Hergenhahn & Olson (2008:31), kaum rasionalis berpendapat bahwa
pikiran harus terlibat aktif dalam pencarian pengetahuan misalnya dengan berpikir,
menalar atau mendeduksi. Hal ini juga dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Berdasar hasil wawancara bersama guru pendamping, siswa kelas X di SMA
Stella Duce adalah siswa yang heterogen, artinya adalah siswa memiliki latar belakang
dalam belajar yang sangat beragam, baik pada perilaku dalam mata pelajaran yang
disukai dan cara belajar yang disukai. Siswa yang menyukai fisika akan gembira dan
aktif dalam belajar, tetapi juga terdapat siswa yang menyukai fisika dan tidak aktif
dalam belajar. Disisi lain, terdapat juga siswa yang kurang menyukai fisika tetapi aktif
dalam belajar serta siswa yang tidak menyukai fisika dan tidak aktif dalam belajar.
Selain itu keaktifan siswa juga dapat didasarkan pada pembelajaran yang dilaksanakan
guru, bagaimana cara mengajar dan mengondisikan siswa agar siswa tersebut aktif.
Dengan kata lain kondisi pembelajaran di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tidaklah
selalu dapat membuat para siswa dapat terlibat aktif dalam belajar, sehingga prestasi
nilai yang diperoleh juga beragam tergantung pada kondisi siswa dan cara pembelajaran
yang dapat merangsang keingintahuan siswa.
Keaktifan siswa merupakan kunci utama di mana siswa tersebut benar-benar
mengolah ilmu pengetahuan yang mereka peroleh. Maka dari itu disini penulis ingin
menawarkan sebuah metode pembelajaran Discovery yang dapat mengaktifkan siswa
dalam belajar. Belajar adalah mengaktifkan pengetahuan dasar yang telah dipunyainya
dengan cara menghubungkan pada pengetahuan baru yang diperolehnya, sehingga
seseorang tersebut dapat menemukan sesuatu yang baru (Bruner 1966 dalam
Suryosubroto, 2011). Dengan kata lain belajar adalah mengkontruksi sesuatu yang baru
dengan pengetahuan awal yang dipunyai dan akhirnya pengetahuan awal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
semakin luas dan berkembang sehingga siswa tersebut dapat menggunakan
pengetahuannya dalam persoalan yang lebih luas.
Dalam penelitian Kartika Budi menyebutkan bahwa strategi pembelajaran
dengan menyatakan sendiri pengertian suatu konsep dan/atau hukum; yang dibantu
dengan LKS merupakan strategi yang sangat potensial untuk melibatkan siswa secara
aktif.
Discovery merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif
sendiri mengumpulkan, menyelidiki, mengolah, dan pada akhirnya menemukan sendiri
sesuatu yang sedang ia geluti. Selain itu dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Sochibin, dkk, (2009:96) menyatakan bahwa aspek psikologi yang terkandung dalam
metode inkuiri
memberikan
banyak
keuntungan,
karena memungkinkan siswa
menggunakan segala potensinya terutama proses mentalnya untuk menemukan sendiri
konsep dan prinsip sains ditambah proses mental lainya yang memberikan ciri orang
dewasa atau ciri seorang ilmuwan, sehingga siswa dapat menemukan konsep diri, kritis
dan kreatif.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui
apakah metode discovery dapat melibatkan para siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran di SMA Stella Duce 1; dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Atas
dasar itu penulis memberi judul penelitian: Metode Discovery Untuk Mengaktifkan dan
Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Belajar Listrik Dinamis Kelas X di SMA Stella
Duce 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Perumusan Masalah
a. Apakah metode discovery dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X SMA
Stella Duce 1 Yogyakarta dalam materi listrik dinamis?
b. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran materi
listrik dinamis kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode discovery :
a. Dapat mengaktifkan siswa kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam
pembelajaran materi listrik dinamis.
b. Menaikkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dalam
materi listrik dinamis.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi para guru dan calon guru dapat menjadi referensi untuk mendidik para
siswa agar mereka aktif berpikir dalam belajar dengan menggunakan metode
discovery ini.
b. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran fisika di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Discovery
1. Pengertian Discovery
Menurut Suparno (2001 : 143) teori pengetahuan Piaget menekankan
pentingnya kegiatan seorang siswa yang aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuan. Hanya dengan keaktifannya mengolah bahan, bertanya secara
aktif, dan mencerna bahan dengan kritis, siswa akan dapat menguasai bahan
dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan aktif dalam proses belajar perlu
ditekankan.
Metode Discovery merupakan model pembelajaran melalui proses induktif,
yaitu ditemukan lewat pengamatan atas suatu obyek. Sehingga metode discovery
ini sangat baik digunakan dalam pembelajaran.
2. Proses Discovery
Proses discovery menurut Suparno (2007 :73) meliputi :
Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.
Menggolongkan. Siswa mengklasifikasikan apa-apa yang ditemukan dalam
pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi
atau mengapa persoalan itu terjadi.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk
memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil
kesimpulan.
Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau
menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.
Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang
didapatkan.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Discovery
Suryosubroto (2009 : 184) menyimpulkan berdasarkan langkah-langkah
pelaksanaan metode penemuan yang disarankan oleh Gilstrap (1975) dan
membandingkan dengan langkah-langkah yang ditemukan oleh Richard
Scuhman, langkah-langkah metode penemuan secara sederhana adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi kebutuhan siswa.
b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari.
c. Seleksi bahan, dan problem / tugas-tugas.
d. Membantu memperjelas.
-
Tugas / problem yang akan dipelajari.
-
Peranan masing-masing siswa.
e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
f. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan
tugas-tugas siswa.
g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
h. Membantu siswa dengan informasi / data, jika diperlukan oleh siswa.
i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
j. Merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa.
k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya.
4. Macam-Macam Discovery
Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, dalam Suparno : 2007 : 74)
mengidentifikasikan adanya 6 tipe discovery, yaitu:
Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas,
yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau
pengertian sendiri.
Discovery teaching. Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu,
seperti yang telah dibicarakan pada nomor 1 dan 2. Ini lebih digunakan
guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Inductive discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif,
yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya lengkap
seperti metode ilmiah.
Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif, tetapi
tidak lengkap. Ketidaklengkapan dapat pada data yang diamati yang
diambil hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll.
Unguided or pure discovery atau discovery murni: siswa diberi persoalan
dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit petunjuk guru.
Guided discovery: siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru
menyediakan hint (petunjuk), dan arahan bagaimana memecahkan
persoalan itu.
5. Keuntungan Discovery
Menurut Bruner beberapa keuntungan dapat disebutkan antara lain sebagai
berikut (dalam Trowbridge & Bybee, 1996, dalam Suparno, 2007 : 75) :
Mengembangkan
potensi
intelektual.
Siswa
hanya
akan
dapat
mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan
pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan,
dilatih untuk memecahkan persoalan.
Mengembangkan motivasi instrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam
discovery siswa merasa puas secara intelektual. Kepuasan ini merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penghargaan dari dalam diri sendiri yang akan lebih menguatkan untuk
terus mau menekuni sesuatu.
Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu,
siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. Discovery
ini
adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa dalam
penemuan hal – hal lain di kemudian hari.
Ingatan lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat
akan yang dipelajari; dan sesuatu yang ditemukan sendiri biasanya tahan
lama; tidak mudah dilupakan.
Discovery juga menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa
untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu (Burden &
Byrd, hal.140).
Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa
untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.
6. Kelemahan Discovery
Menurut Suryosubroto (2009 : 186-187) kelemahan metode discovery
adalah sebagai berikut :
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnya, siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam
bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar. Misalnya
sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentukbentuk kata tertentu.
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan
guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
secara tradisional.
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
diperolehnya sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh
pengertian
atau
sebagai
perkembangan
emosional
social
secara
keseluruhan.
Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir
kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses di bawah pembinaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Belajar Aktif
1. Pengertian Belajar Aktif
Menurut Soemanto (2006 : 104-105) belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahanperubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun
hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu
belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Menurut Hamalik (2001 :154) belajar merupakan bagian dari hidup,
berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di
kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya.
Lorenzen (2002), Paulson & Faust (2002) (dalam Nyoto Harjono, 2012)
mensyaratkan belajar aktif
sebagai cara membelajarkan siswa yang membuat
siswa berpartisipasi di dalam kelas. Belajar aktif berlangsung melampaui peran
siswa sebagai pendengar pasif dan membuat catatan, serta menjadikan siswa
memperoleh arah dan berinisiatif selama pelajaran. Peran guru adalah
mengurangi porsi berceramah, sebaliknya mengarahkan siswa agar siswa
―menemukan‖ bahan sewaktu belajar bersama siswa lainnya guna memahami
bahan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Proses Belajar
Proses belajar menurut Bruner (dalam Nasution, 1982 : 9 – 10) dapat dibedakan
menjadi tiga fase yaitu:
a. Informasi. Dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, ada yang
menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperhalus dan
memperdalam, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang
telah diketahui sebelumnya.
b. Transformasi.
Informasi
tersebut
harus
dianalisis,
diubah
atau
ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar
dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan
guru sangat diperlukan.
c. Evaluasi. Hasil belajar dinilai sejauh mana pengetahuan yang diperoleh
dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Aktivitas Belajar
Beberapa aktivitas belajar menurut Soemanto (2001 : 107-113) yaitu sebagai
berikut :
a. Mendengarkan;
b. Memandang;
c. Meraba, Mencium, dan Mencicipi/Mencecap;
d. Menulis atau Mencatat;
e. Membaca;
f. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan, dan Menggarisbawahi;
g. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram, dan Bagan-Bagan;
h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja;
i. Mengingat;
j. Berpikir;
k. Latihan atau Praktek.
Menurut Indriana (2011 : 160) pemrosesan aktif mencakup melakukan
sesuatu dalam dunia eksternal dengan informasi tersebut (membahasnya,
menjelaskannya, atau mengujinya dalam suatu cara tertentu).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar
Menurut Nana Sudjana (1992:61), keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar dapat dilihat dalam hal :
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya;
b. Terlibat dalam pemecahan masalah dan dalam proses memperdalam
materi pelajaran;
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya dan berani mengungkapkan ide/gagasannya;
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah (berusaha untuk meningkatkan prestasi);
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya;
g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis (tekun
menyelesaikan tugas dan latihan);
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana
telah
mencapai
sasaran
belajar
inilah
yang
disebut prestasi
belajar.
(Wardojo, hal 3).
Menurut Surya (dalam Anggraeni, 1997) prestasi belajar adalah seluruh
kecakapan hasil achievement) yang diperoleh melalui proses belajar, yang
dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi
belajar.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Soemanto (2001 : 113 – 121) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar
Yang dimaksudkan dengan stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu
yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor stimuli belajar :
1) Panjangnya bahan pelajaran
Bahan yang terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan individu dalam
belajar. Kesulitan belajar individu itu tidak semata-mata karena
panjangnya waktu untuk belajar melainkan lebih berhubungan dengan
faktor kelelahan serta kejemuan si pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2) Kesulitan bahan pelajaran
Semakin sulit bahan pelajaran, makin lambat untuk mempelajarinya.
Bahan yang sulit membutuhkan aktivitas belajar yang lebih intensif.
3) Berartinya bahan pelajaran
Modal pengalaman yang diperoleh diwaktu sebelumnya menentukan
keberartian dari bahan yang dipelajari di waktu sekarang. Bahan yang
berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan yang berarti
memungkinkan
individu
untuk
belajar,
karena
individu
dapat
mengenalnya.
4) Berat - Ringannya Tugas
Hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas
yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu.
5) Suasana Lingkungan Eksternal
Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain : cuaca
(suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore,
malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik
kelas,
ketenangan,
kegaduhan),
penerangan
(berlampu,
bersinar
matahari, gelap, remang-remang), dan sebagainya. Faktor-faktor ini
mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya,
sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Faktor-Faktor Metode Belajar
Metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi
proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut :
1) Kegiatan berlatih atau praktek
Jam pelajaran atau latihan yang terlalu panjang kurang efektif. Semakin
pendek-pendek distribusi waktu untuk bekerja atau berlatih, semakin
efektiflah pekerjaan atau latihan itu. Kegiatan berlatih secara marathon
baru dimungkinkan, apabila tugas mudah dikenal, tugas mudah
dilakukan, materi pernah dipelajari sebelumnya.
2) Overlearning dan Drill
Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat
keterampilan-keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara
waktu
tidak
dipraktekkan.
Overlearning
berlaku
untuk
latihan
keterampilan motorik sementara drill berlaku untuk latihan kemampuan
abstrak.
3) Resitasi selama belajar
Kombinasi kegiatan membaca dan resitasi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan
kemampuan
membaca
atau
pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan
menghafalkan
bahan
kegiatan membaca,
kemudian si pelajar berusaha menghafalkan tanpa melihat bacaannya,
lalu dapat dilanjutkan ke bahan berikutnya dan seterusnya.
4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah
penting. Dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang
akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
5) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
Apabila kedua prosedur dipakai secara simultan, belajar mulai dari
keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan dari pada
belajar mulai dari bagian-bagian. Hal ini dapat dimaklumi, karena
dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan set yang tepat
untuk belajar.
6) Penggunaan modalitas indra
a) Oral : dalam membaca diperlukan membaca atau mengucapkan
materi, atau mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain.
b) Visual : dalam belajarnya harus banyak menggunakan fungsi
penglihatan.
c) Kinestetik : belajar dengan banyak menggunakan fungsi motorik.
7) Penggunaan dalam belajar
Arah perhatian seseorang sangat penting bagi belajarnya.
8) Bimbingan dalam belajar
Bimbingan belajar yang terlalu banyak akan membuat si pelajar menjadi
ketergantungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
9) Kondisi-kondisi insentif
Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif
individu. Insentif bukan tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan.
-
Insentif instrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan
fungsional dengan tugas dan tujuan
-
Insentif ekstrinsik, situasi atau objek yang tidak mempunyai
hubungan fungsional dengan tugas
c. Faktor-Faktor Individual
1) Kematangan
Kematangan memberikan kondisi di mana fugsi-fungsi fisiologis
termasuk system saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan
berkembangnya fungsi-fungsi otak dan system saraf, hal ini akan
menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal belajar
seseorang.
2) Faktor usia kronologis
Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan
belajar individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Faktor perbedaan jenis kelamin
Fakta menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria
dan wanita dalam hal inteligensi.
4) Pengalaman sebelumnya
Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang
bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
5) Kapasitas mental
Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan
berbagai keterampilan/kecakapan. Akibat dari hereditas dan lingkungan,
berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa inteligensi.
6) Kondisi kesehatan jasmani
Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
kelelahan tidak akan dapat belajar dengn efektif.
7) Kondisi kesehatan rohani
Gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat mengganggu hal
belajar orang yang bersangkutan.
8) Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat
mempengaruhi kegiatan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi
proses belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar dirasa paling berguna bagi
kehidupan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Listrik Dinamis
1. Listrik Dinamis
Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku
fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan.
Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang
bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran
partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya
elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus
listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup
adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya
kembali lagi ke titik tersebut.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar
Hambatan listrik penghantar bisa diperoleh dari pengukuran berbagai nilai
kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V
terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v
terhadap i (R =
).
V
I
Gambar 1. Grafik V versus I
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu
dan sifat-sifat fisik lainnya dijaga tetap, maka kemiringan dari grafik V terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i atau R =
adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar
suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam
paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas.
Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan (jalan berbatu
berbeda dengan jalan beraspal). Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi
dengan jenis bahan kawat (kawat tembaga berbeda dengan kawat besi). Jenis
kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat (lambang ). Tentu
saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya.
Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin
panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik,
panjang jalan ini analog dengan panjang kawat (lambang L). Jadi, makin
panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya.
Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan (lebar jalan).
Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas (yang berarti makin lancar
lalu lintasnya). Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas
penampang kawat (simbol A). Makin besar luas penampang kawat, makin kecil
hambatan listriknya.
Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas,
kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas
kawat, yaitu : hambatan jenis kawat ( ), panjang kawat (L), dan luas penampang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(A). Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah
diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat.
Selain itu juga dapat dijelaskan dari pandangan mikroskopik terhadap
arus
listrik.
Dimana
pada
kawat
penghantar,
misalnya,
kita
dapat
membayangkan electron-elektron bebas bergerak kesana kemari dengan acak
dengan laju tinggi, terpantul dari atom-atom kawat. Ketika medan listrik ada
pada kawat, electron-elektron menerima gaya dan mulai dipercepat. Tetapi
mereka akan segera mencapai laju yang kurang lebih merupakan laju rata-rata
(disebabkan oleh tumbukan dengan atom-atom kawat), yang disebut sebagai laju
alir, vd. laju alir pada normalnya jauh lebih kecil dari dari laju acak rata-rata
electron (Giancoli, 2001: 81).
Kita misalkan sutu arus I pada kawat penghantar berpenampang lintang
A. Misalkan n adalah jumlah partikel-partikel pembawa muatan bebas per satuan
volume. Kita asumsikan bahwa m partikel membawa muatan q dan bergerak
dengan kecepatan drift (alir) vd.
menempuh jarak l= vd
Dalam waktu
elektron-elektron akan
pada rata-ratanya. Maka dalam waktu
elektron dengan volume V= Al = Avd
, electron-
akan melalui penampang lintang A dari
kawat tersebut. (Tipler, 2001: 139).
Maka dari itu, dapat diasumsikan bahwa dalam kawat penghantar
berpenampang A, juga memiliki hambatan jenis (
seperti jumlah partikel-
partikel pembawa muatan bebas per satuan volume (n), panjang kawat (L)
seperti jarak tempuh l= vd
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Oleh karena itu hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis ( )
, panjang L, dan luas penampang A dapat dihitung dengan:
Persamaan hambatan listrik
……………….……………..(7-1)
Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu
saja luas penampang
………………………………………………………..(7-2)
Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang
kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m2.
3. Hukum I Kirchhoff
Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang.
A1
X
A4
A2
X
X
A3
Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A1 sampai A4 adalah sama.
Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui
tiap komponen (baterai atau lampu) adalah sama besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kuat arus pada rangkaian yang bercabang
Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
cabang itu.
R2
R1
i2
i1
i3
R3
i5
R5
i4
R4
V
Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang
Hukum I Kirchhoff
………………………………………....(7-3)
4. Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik
Susunan Seri Penghambat Listrik
Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat
disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap
penghambat adalah sama besar.
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan
penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
R1
R3
R2
R4
V
Gambar 4. Rangkaian seri
Hambatan Pengganti Seri
.(7-4)
Persamaan (7-8) dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan
untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian.
Empat prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik
a. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
b. Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama
dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
………………………………(7-5)
c. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat
………………………….....(7-6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, di mana
tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan
hambatannya.
Jika
……………..(7-7)
Kelemahan susunan seri
Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu
filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus
memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang
rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru.
Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik
Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika komponenkomponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung
tiap-tiap komponen sama besar.
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan
hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiaptiap penghambatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
R1
R2
R3
V
Gambar 5. Rangkaian Paralel
Hambatan pengganti paralel
..(7-8)
Persamaan (7-12) dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel
bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
Empat prinsip susunan paralel komponen-komponen
1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu
rangkaian
2. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
…………….………………(7-9)
3. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan
kebalikan hambatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
……………………….……(7-10)
4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus, di mana kuat arus
yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan
hambatannya.
……….……………….....(7-11)
Jika
Jika hanya dua komponen listrik dengan hambatan masing-masing
dan
yang disusun parallel, tentu saja, persamaan (7-8) memberikan
Manfaat susunan paralel
Seperti telah dijelaskan dalam susunan seri, kegagalan salah satu
komponen akan memadamkan komponen-komponen lain yang masih
baik. Oleh karena itu, komponen-komponen listrik di rumah Anda
biasanya disusun secara paralel. Dalam susunan paralel, jika salah satu
komponen rusak atau gagal (misalnya filament lampu pijar putus),
komponen-komponen lain dalam rangkaian (TV, radio, dan kulkas)
masih tetap bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. Kaitan Teori dengan Langkah Penelitian
a. Metode Discovery
Metode Discovery merupakan metode yang digunakan sebagai treatment
dalam proeses penelitian yang akan di laksanakan di SMA Stella Duce 1
Yogyakarta.
b. Teori Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian, selain itu listrik dinamis merupakan instrumen dalam penelitian
yang berupa pretest-posttest.
c. Teori belajar aktif dan prestasi belajar
Teori belajar aktif dan prestasi belajar digunakan untuk instsrumen dalam
penelitian ini untuk mengetahui keaktifan yang berupa angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Jenis
penelitian
yang
akan
diteliti
merupakan
penelitian
kuantitatif
eksperimental dengan design pretest-posstest kontrol group. Secara umum riset
kuantitatif adalah riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu
menggunakan analisis dengan statistik. Design pretest-posstest kontrol group adalah
penelitian yang terdiri dari dua group. Satu kelompok diberi treatmen dan yang lain
tidak. Lalu keduanya diukur dengan diberi pretest dan posttest untuk kedua group
(Suparno, 2010:142). Dengan skema sebagai berikut:
Treatmen group
O
X1
O
Kontrol group
O
X2
O
O adalah observation
X adalah treatmen
B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 s/d 26 Mei 2012 di SMA Stella Duce 1
Yogyakarta.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Populasi dan Sampel
Sampel merupakan suatu kelompok dimana informasi atau data didapatkan
(Suparno, 2010:43). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Stella
Duce 1 Yogyakarta dan sampel yang digunakan oleh peneliti berjumlah 99 siswa
yang terdiri dari siswa kelas XA, XB, dan XC SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
D. Treatment
Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar
nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010 :51).
Peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery sebagai treatment dengan
proses sebagai berikut :
1. Membagi siswa dalam 6 kelompok.
2. Siswa mendapatkan LKS dalam kelompok.
3. Siswa memahami perintah-perintah discovery dalam LKS.
4. Siswa melakukan discovery dalam kelompok.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai percobaan.
6. Siswa mendiskusikan data yang telah diperoleh dalam kelompok secara
bersama.
7. Siswa menemukan kesimpulan dari hasil discovery.
8. Bersama siswa menyimpulkan hasil discovery secara bersama dikaitkan
dengan materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA STELLA DUCE 1
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pembelajaran
: Listrik Dinamis
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
A. Standar Kompetensi :
5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi
B.
Kompetensi Dasar :
5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian listrik sederhana (satu loop)
C. Indikator :
1. Dapat menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi besar hambatan suatu
penghantar
2. Menjelaskan besar dan arah kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana (satu loop)
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar dalam materi
listrik dinamis
2. Siswa memiliki wawasan yang memadai tentang penerapan-penerapan listrik dalam
kehidupan sehari-hari
E.
Materi Ajar
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F.
Metode Pembelajaran
Discovery
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tabel 1. Pertemuan Pertama 2 X 45 Menit
Tahapan
Pendahuluan
Kegiatan
Alokasi
waktu
1. Perkenalan
2. Menyampaikan KD 5.1
memformulasikan besaranbesaran listrik rangkaian
listrik sederhana (satu
loop)
3. Menyampaikan bahan yang
akan dipelajari hari ini
yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi hambatan
suatu penghantar
10 menit
4. Perkenalan bersama anakanak, memanggil nama
lengkap dan bertanya nama
panggilannya.
Kegiatan Inti
1. Pretest
30 menit
2. Menganalogikan hambatan
jalan dengan hambatan
listrik
10 menit
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Meminta siswa
mengungkapkan
pendapatnya dan
membahas secara bersamasama analogi hambatan
10 menit
jalan dengan hambatan
listrik
4. Siswa mengerjakan LKS 1
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hambatan
suatu penghantar
15 menit
5. Membahas LKS 1
6. Latihan soal, mengerjakan
1 soal latihan
Penutup
10 menit
1. Merangkum mata pelajaran
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hambatan
suatu penghantar
2. Memberiikan PR turunan
satuan
5 menit
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 2. Pertemuan Kedua 1x45 Menit
Tahapan
Kegiatan
Alokasi
Keterangan
waktu
Pendahuluan
1. Menyampaikan bahan
2 menit
yang akan dipelajari
yaitu Hukum I Kirchhoff
Kegiatan Inti
1. Mengerjakan LKS 2
15 menit
tentang analogi hukum I
Kirchhoff
2. Membahas LKS 2
5 menit
3. Mengerjakan LKS 3
tentang Hukum I
15 menit
Kirchhoff
Penutup
4. Membahas LKS 3
5 menit
1. Merangkum mata
3 menit
pelajaran tentang
hukum I Kirchhoff
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3. Pertemuan ketiga 2x45 menit
Tahapan
Kegiatan
Alokasi
Keterangan
Waktu
Pendahuluan
1. Menyampaikan materi
yang akan dipelajari
tentang susunan seri
15 menit
paralel penghambat
listrik
Kegiatan Inti
1. Siswa mengerjakan LKS
20 menit
4 tentang rangkaian seriparalel penghambat
listrik
2. Membahas LKS 4
10 menit
3. Memberiikaan latihan
soal, 3 soal yang terdiri
15 menit
dari soal seri dan paralel
4. Membahas bersama
10 menit
latihan soal
Penutup
1. Merangkum pelajaran
tentang susunan seriparalel listrik
10 menit
90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4. Pertemuan ke empat 1 x 45 menit
Tahapan
Kegiatan
Alokasi
Keterangan
Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Membagi soal Posttest
1. Siswa mengerjakan
3 menit
30 menit
posttest
2. Siswa mengerjakan
angket
Penutup
Sayonara
10 menit
2 menit
45 menit
H. Alat/Sumber Belajar
Marthen Kanginan. 2002. Fisika 1B. Jakarta: Erlangga.
Mengetahui
Yogyakarta, Mei 2012
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Sr. Imelda, CB
Bapak Ganjar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
LKS dalam pembelajaran ini terdiri dari 4 buah. LKS ini dibuat untuk
membantu siswa dalam pembelajaran materi listrik dinamis dengan metode
discovery.
LKS 1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hambatan Suatu Penghantar
1. Tujuan :
Siswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu
penghantar
2. Alat dan bahan:
1) 1 set kawat dengan jenis bahan, diameter, dan panjang yang sama dan
berbeda
2) 1 buah Ohmmeter (Multimeter)
3. Prosedur percobaan
a) Siapkan Ohmmeter beserta kabel dan kawat yang hendak di ukur.
b) Memposisikan jarum Ohmmeter menunjuk pada angka nol dengan cara
menyentuhkan kedua soket dan memutar tombol pemutar pada
Ohmmeter hingga pas di nol.
c) Memilih batas ukur pada 10 kΩ, atau disesuaikan.
d) Lakukan pengukuran hambatan kabel dan catat hasilnya dalam tabel
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 5. Tabel Data Praktikum Faktof-Faktor yang Menghambat
Suatu Kawat Penghantar
No
Nama
bahan
Jenis
bahan
1
2
Dst
Nikel
Tembaga
…
Panjang
bahan
Luas
penampang
bahan (
)
Hambatan
terukur
e) Lakukan pengukuran pada kawat lainnya dan catat pula hasilnya dalam
tabel tersebut.
f) Buatlah kesimpulanmu mengenai percobaan ini.
g) Buatlah rumusan R dari hasil percobaanmu.
R
Ω
Gambar rangkaian
Cara membaca Ohm meter
R yang terukur =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
LKS 2
Analogi Hukum I Kirchhoff
I.
Tujuan :
Siswa dapat memahami Hukum I Kirchhoff tentang perjalanan arus, aliran
arus dan jumlah arus.
II.
Alat dan bahan:
1. Bejana berhubungan
2. Gelas ukur besar dan kecil
3. Air
4. Pewarna
III.
Prosedur percobaan
1. Isilah gelas ukur yang besar dengan air yang sudah diberi pewarna
secukupnya hingga dapat diketahui berapa liternya
2. Tempatkan gelas-gelas ukur yang kecil pada setiap mulut bejana
3. Masukkan air pada bejana tersebut
4. Amatilah apa yang terjadi
5. Ukurlah air yang berada dalam gelas ukur pada mulut-mulut bejana
kedalam tabel berikut :
Tabel 6. Tabel Data Praktikum Analogi Hukum I Kirchoff
No
1
2
3
Air awal
Sedotan 1
Sedotan 2
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.
Sedotan 3 Sedotan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
LKS 3
Hukum I Kirchhoff
1. Tujuan:
Siswa dapat semakin memahami Hukum I Kirchhoff
2. Alat dan bahan
a. Ampermeter
b. 3 buah resistor
c. Baterai
d. Kabel
3. Prosedur percobaan
1. Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah.
2. Ukurlah besar arus total dan besar arus pada tiap-tiap hambatannya.
3. Catatlah hasil pengukuran dalam tebel berikut :
Tabel 7. Tabel Data Praktikum Hukum I Kirchoff
No
1
2
3
Arus total
i pada hambatan 2
i pada hambatan 3
4. Berikan kesimpulanmu mengenai percobaan tersebut
R2=2 kΩ
R1=2 kΩ A
A
A
R3=2 kΩ
V=3V
Gambar rangkaian
Cara membaca Ampermeter
I yang terukur =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
LKS 4
Susunan Hambatan Seri-Paralel Listrik
1. Diberikan rangkaian :
R1=2kΩ
R2=2kΩ
V=4V
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Berapakah R totalnya?
Berapakah besar I totalnya?
Berapakah besar I pada tiap-tiap hambatan?
Berapakah besar V pada tiap-tiap hambatan?
Buatlah kesimpulan mengenai R pada rangkaian.
Buatlah kesimpulan mengenai I pada rangkaian tersebut berdasar pada
hasil pengukuranmu
g. Buatlah kesimpulan mengenai V pada rangkaian tersebut berdasar pada
hasil pengukuranmu
2. Diberikan rangkaian
R1=2kΩ
R2=2kΩ
V=4V
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Berapakah R totalnya?
Berapakah besar I totalnya?
Berapakah besar I pada tiap-tiap hambatan?
Berapakah besar V pada tiap-tiap hambatan?
Buatlah kesimpulan mengenai R pada rangkaian.
Buatlah kesimpulan mengenai I pada rangkaian tersebut berdasar pada
hasil pengukuranmu.
g. Buatlah kesimpulan mengenai V pada rangkaian tersebut berdasar pada
hasil pengukuranmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. Instrument
Instrumen pengumpulan data yang berupa tes, yang terdiri dari
pretest
posttest serta bentuk non tes yang berupa angket, pengamatan/observasi dan hasil
LKS.
1. Pretest posttest
Tes yang diberikan berupa tes uraian bebas.
Menurut Kartika Budi
(2009:44) tes uraian bebas adalah tes uraian dimana siswa diberi kebebasan
sepenuhnya untuk mengungkapkan jawabannya.
Kisi-kisi tes uraian
Kisi-kisi tes uraian diturunkan dari indikatornya. Setiap soal yang disusun
dapat menunjukkan indikator tertentu.
Tabel 8. Kisi-Kisi Test Uraian.
Kompetensi Dasar
Indikator
Soal
Indikator
yang
diukur
1.
1.
Dapat
1.
Berapakah
hambatan kawat yang memiliki
1
Memformulasi
menjelaskan
panjang 200 m, diameter 2mm dan hambatan
faktor-faktor
jenis 6,28 x 10-8 Ωm ?
kan besaranbesaran listrik
yang
rangkaian
mempengaruhi
listrik
besar hambatan
2.
Dari persamaan
, dengan :
R: hambatan (Ω)
: hambatan jenis (Ωm)
1
: panjang bahan (m)
sederhana (satu
suatu
loop)
penghantar
: Luas penampang bahan (m2)
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila
luas penampang bahan (A) diperbesar dan
L tetap ?
serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2.
Menjelaskan
3.
Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di
2
susun seri dan ujung-ujungnya di hubungkan pada
besar dan arah
baterai 12 V.
kuat arus listrik
Tentukanlah:
dalam rangkaian
sederhana (satu
a.
Besar hambatan pengganti seri
b.
Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
R1= 4 Ω
R2 = 2 Ω
loop)
V= 12 V
Gambar rangkaian
4.
Tiga buah resistor masing-masing memiliki
hambatan 2 Ω dan terangkai seperti pada
2
rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3
V.
Tentukanlah:
a.
Besar hambatan total rangkaian
b.
Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
R2 = 2 Ω
R1 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Gambar rangkaian
5.
Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar
di bawah ini, menurut Hukum I Kirchhoff ?
R2
R1
I2=4A
I1=7A
I3=…?
V
Gambar soal
R3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
6.
Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan
besar kuat arus pada i3 dan i5 ?
2
R2
i2 = 3 A
i1 =9 A
i3 = …. ?
R1
R3
R5
i4=5A
R4
V
7.
Berapakah besar arus I2
berikut?
seperti pada gambar
2
R1
I2=?
I1=5A
V
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Skoring
Penentuan bobot
-
Soal no. 1, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10.
Tabel 9. Skoring soal no 1
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Menggunakan rumus pada soal nomor 2, tetapi tidak mengetahui apa itu , R, 3
L dan A. Hanya
memasukkan angka-angkanya dan tidak selesai
menghitungnya. Hanya sebatas mengganti symbol dengan angka yang
sembarangan. memasukkan nilai A,diameter di jadikan A, nilai π dijadikan A.
Pengerjaan hingga pada rumus. Salah pada pengerjaan A. π dikalikan dengan 5
jari-jari tetapi jari-jarinya bukan merupakan setengah diameter melainkan 2x
diameter, nilai π di kalikan jari-jari yang belum di ubah satuan dari mm
menjadi m. dan tidak selesai mengerjakannya
Pengerjaan lebih lengkap, namun menjadikan diameter sebagai jari-jari
6
Seperti pada keterangan diatas menjadikan diameter sebagai jari-jari, tetapi 7
mengerjakannya lebih lengkap dengan menyertakan diketahui dan ditanya
yang lebih jelas
Memenuhi diketahui, ditanya dan jawab. Satuan tidak di ubah. Mengerjakan 8
hingga mendapatkan hasil. Dikarenakan lupa mengubah satuan maka hasil
tidak sesuai
Mendapatkan hasil yang benar. Namun tidak menyertakan diketahui, ditanya 9
dan dijawab secara lengkap.
Mengerjakan lengkap dan hasil yang benar.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
-
Soal no. 2, memerlukan pemahaman dan satu persamaan. Bobot soal 20.
Tabel 10. Skoring soal no 2
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Jawaban sama sekali tidak berhubungan
0
Menjawab sebatas menulis apa yang di ketahui dan di tanyakan lengkap
2
Menjawab dengan kalimat tetapi tidak benar
5
Menjawab dengan kalimat dan analogi, tetapi salah
7
Megerjakan sebatas analogi saja
10
Mengerjakan dengan analogi, tetapi ada tambahan kalimat
15
Mmengerjakan dengan analogi yang lebih jelas, tetapi belum menyimpulkan
18
Menjawab dengan menggunakan pengandaian angka. Dan jawabannya benar.
20
-
Soal no. 3, memerlukan dua langkah dan dua persamaan. Bobot soal 15.
Tabel 11. Skoring Soal no 3
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Menuliskan rumus, tetapi lupa apa itu I dan R
3
Menjawab soal a, tetapi tidak menuliskan rumusnya
5
Menjawab soal a dengan rumus lengkap
9
Menjawab soal a benar dan lengkap, dan mencoba menjawab soal b 10
tetapi tidak selesai. Atau sebaliknya
Menjawab soal a dan b, tetapi salah satu soal a tidak di sertakan 12
rumusnya dan satuan
Menjawab benar namun ada yang soal a dan b tidak diberi satuan pada 13
hasil akhir, memberii satuan pada hasil akhir tetapi soal b tidak dituliskan
rumusnya serta prosedur menjawab kurang lengkap
Menjawab benar dan satuan tidak di beri pada salah satu jawaban
14
Menjawab benar dan lengkap
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
-
Soal no. 4, memerlukan tiga langkah dan tiga persamaan. Bobot soal 25.
Tabel 12. Skoring Soal no 4
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Mengerjakan dengan menuliskan sembarang rumus
3
Mengerjakan soal a, tetapi tidak selesai
5
Mengerjakan soal a dan b, tetapi soal a salah dan b hanya diketahui dan 7
tidak lengkap
Mengerjakan soal a saja, benar tetapi tidak lengkap
9
Mengerjakan soal a lengkap dan benar
10
Mengerjakan soal a lengkap dan benar dan menulis diketahui soal b
12
Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b tetapi tidak hingga selesai
14
Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b tetapi hingga selesai tetapi 15
tidak benar
Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b benar dan lengkap, tetapi soal a 20
tidak lengkap
Mengerjakan soal a, mencoba menjawab soal b
hingga selesai benar tetapi 24
kurang lengkap satuan
Mengerjakan soal a, soal b benar dan lengkap
-
25
Soal no. 5, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10.
Tabel 13. Skoring Soal no 5
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai
3
Mengerjakan hanya menuliskan rumus lengkap
5
Mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
tetapi tidak selesai
Menuliskan hasilnya, tetapi rumus menuliskan tidak teratur
7
Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan hasilnya
9
Mengerjakan lengkap dan benar
10
-
Soal no. 6, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10.
Tabel 14. Skoring Soal no 6
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai
3
Mengerjakan hanya salah satu dari yang ditanyakan
5
Mengerjakan salah satu dan ada tambahan dari yang ditanya pada soal 6
yang lain
Mengerjakan dua-duanya tetapi pengerjaan tidak lengkap
7
Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan kedua hasilnya
9
Mengerjakan lengkap dan benar untuk keduanya
10
-
Soal no. 7, memerlukan satu langkah dan satu persamaan. Bobot soal 10.
Tabel 15. Skoring Soal no 7
Keterangan
Skor
Tidak mengerjakan skor
0
Mengerjakan menulis diketahui secara lengkap
2
Mengerjakan dengan menuliskan rumus tetapi tidak selesai
3
Mengerjakan hanya menuliskan rumus lengkap
5
Mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka 6
tetapi tidak selesai
Menuliskan hasilnya, tetapi rumus menuliskan tidak teratur
7
Menuliskan rumusnya tidak lengkap, tetapi menuliskan hasilnya
9
Mengerjakan lengkap dan benar
10
Perhitungan skor = skor setiap soal dijumlahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari
responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010:61). Yang akan digunakan adalah
angket terbuka dimana para siswa nantinya menjawab angket dengan kalimatnya
sendiri. Bentuk angket yang akan digunakan adalah isian. Angket ini dibuat untuk
mengetahui bagaimana keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta untuk
mengetahui pendapat mereka tentang proses pembelajaran untuk mengetahui
apakah sistem belajar yang dilaksanakan dapat membantu belajar atau tidak.
Angket ini disusun berdasarkan pada landasan teori pada BAB II.
Indikator dari keaktifan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1) Aktif dalam diskusi kelompok.
Tabel 16. Kisi-kisi Angket
Yang
Indikator
Soal Angket
diukur
Keaktifan
1. Aktif
Ceritakan sejujur-jujurnya (apa adanya) apa saja yang kamu
dalam
rasakan selama proses belajar mengajar berlangsung?
diskusi
Apakah pembelajaran ini dapat membuat kamu terlibat aktif
kelompok.
dalam belajar?
Apakah dengan aktif terlibat memberikan pengaruh dalam
proses belajar, misalnya menjadi semangat, menjadi
paham akan materi yang disampaikan? Mengapa?
Bagaimana pendapat anda apabila anda menjadi guru dan
mengajar dengan sistem pembelajaran yang sudah
diberikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan peerhatian terhadap sesuatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (penciuman, pendengaran,
peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman suara, dll) (Suparno, 2010:63).
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan dengan menggunakan
dokumentasi beberapa foto dan video.
4. Hasil LKS
Hasil LKS merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
F. Analisis Data
A. Pretest Posttest
a. Menguji apakah sampel kelompok treatmen-kelompok kontrol sama.
Dengan menggunakan persamaan uji T-Independen.
Significant level α = 0.05; two tailed
Df untuk t= (n1-1) + (n2-1) atau N-2
Persamaan yang digunakan adalah untuk n1=n2
b. Apakah sampel penelitian meningkat prestasinya. Dengan uji TDependen.
(a) Pretest-posttest pada kelompok treatmen
(b) Pretest posttest pada kelompok kontrol
Test-T 2 untuk kelompok yang dependen
D = perbedaan antara skor tiap subyek
N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
Df= N-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c. Menguji apakah hasil penelitian kelas treatmen-kontrol sama. Dengan uji
T-Independen, untuk mengetahui apakah kelas treatmen lebih baik dari
kelas kontrol atau tidak.
Test-T 2 grup yang independen
Significant level α = 0.05; two tailed
Df untuk t= (n1-1) + (n2-1) atau N-2
Persamaan yang digunakan adalah untuk n1=n2
B. Angket
Angket yang akan dianalisis adalah angket dengan soal nomor
2. Hal ini
dikarenakan angket yang telah dibuat kurang valid, karena indicator yang
digunakan tidak semuanya.
C. Pengamatan / Observasi
Pengamatan ini akan dianalisis dengan melaporkan hasil pengamatan kegiatan
siswa dalam melakukan praktikum di laboratorium fisika. Pelaporan pengamatan
berupa dokumentasi foto dan video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
D. Hasil LKS
Hasil LKS ini akan dianalisis dengan melaporkan hasil LKS siswa yang
dikumpulkan, apakah mereka benar-benar mengerjakan atau tidak, yang
menentukan mereka aktif atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
I.
Data
1. Pelaksanaan Penelitian Yang Terlaksana dan Tidak.
a. Pelaksanaan LKS
LKS yang disiapkan adalah 4 buah, yaitu factor-faktor yang menghambat
suatu penghantar, analogi hukum I Kirchhoff, hukum I Kirchhoff, dan
rangkaian seri-paralel penghambat listrik. Pada pelaksanaan factor-faktor
yang menghambat suatu penghantar, siswa melakukan percobaan dan
mendapati bahwa untuk diameter yang berbeda menghasilkan nilai R yang
berbeda, untuk panjang kawat yang berbeda menghasilkan nilai R yang
berbeda, untuk jenis kawat yang berbeda, menghasilkan nilai R yang
berbeda. Dari hasil yang diperoleh, siswa mengamati bahwa semakin besar
diameter maka R semakin besar, semakin panjang kawat maka semakin
besar R, serta Tembaga, Konstanta, Nikelin yang menunjukkan hambatan
jenis bahan juga menghasilkan nilai R yang berbeda.
Analogi hukum I Kirchhoff, siswa melakukan percobaan dengan
mengukur volume awal air yang telah diberikan pewarna sebelum
dituangkan kedalam gelas yang dasarnya dilubangi pipa-pipa dan mengukur
volume air setelah ait dituangkan kedalam gelas melalui pipa-pipa tersebut.
Dari data yang diperoleh siswa, siswa mendapati bahwa jumlah air sebelum
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dituangkan dan jumlah air yang sesudah dituangkan yang melalui pipa-pipa
jika dijumlahkan menghasilkan nilai yang sama.
Pelaksanaan LKS 2 dan LKS 3 pada perencanaan akan dilaksanakan
pada pertemuan yang sama, tetapi dikarenakan waktu terbuang ketika harus
menunggu siswa melakukan perjalanan dari kelas menuju ke laboratorium
yang berada di lantai 2 memakan waktu yang cukup lama sehingga waktu
yang diperlukan tidak memadai, maka LKS 3 mengenai Hukum I Kirchhoff
tidak terlaksana.
Untuk pelaksanaan LKS 4 mengenai hambatan seri-paralel penghambat
listrik, mengalami hambatan sehingga menyebabkan pelaksanaan percobaan
tidak berjalan. Hambatan tersebut adalah, siswa sebelumnya belum
mendapatkan praktik alat ukur listrik sehingga mereka tidak tahu
bagaimana cara merangkai dan membaca yang terukur dimana multimeter
sebagai Amperemeter dan multimeter sebagai Voltmeter.
b. Yang Ditemukan Siswa dan Yang Tidak Ditemukan Siswa.
a) Siswa melalui percobaan LKS 1 factor-faktor yang mempengaruhi
hambatan suatu penghantar secara discovery menemukan bahwa R =
ρ .
b) Melalui percobaan LKS 2 analogi hukum I Kirchhoff, siswa
menemukan dimana jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air
yang keluar. Dimana ∑Imasuk=∑Ikeluar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
c) Dikarenakan LKS 3 tidak terlaksana, siswa tidak dapat menemukan
perjalanan arus dari potensial positif ke potensial negative. Siswa
tidak menemukan bahwa arus yang masuk dalam suatu percabangan
maka jumlahnya sama dengan arus yang keluar dari percabangan.
d) Dikarenakan LKS 4 hambatan seri-paralel penghambat listrik tidak
terlaksana, maka siswa tidak menemukan prinsip-prinsip hambatan
pada rangkaian seri dan juga prinsip-prinsip hambatan pada
rangkaian paralel.
2. Pretest dan Posttest
a) Hasil skoring pretest dan posttest kelas eksperiment seperti tabel 17.
Tabel 17. Data pretest dan posttest kelas eksperiment.
No Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pretest
9
60
25
56
57
41
54
49
43
40
39
26
58
21
16
Post test
28
63
40
60
60
77
71
67
71
71
68
59
68
80
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Mean
34
45
41
29
34
19
29
35
68
77
27
4
19
9
9
26
50
56
36,5
72
75
69
78
91
65
72
73
69
77
56
72
57
62
56
63
58
81
66,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b) Hasil skoring pretest dan posttest kelas control seperti pada tabel 18
berikut:
Tabel 18. Data Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
No Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pretest
56
65
59
33
12
49
55
48
64
71
55
69
26
69
47
78
82
47
79
64
71
37
11
35
56
32
12
22
47
11
63
Posttest
62
89
72
68
63
65
49
71
55
76
77
73
95
75
55
89
89
84
76
82
86
66
46
59
65
58
77
73
79
60
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Mean
60
33
3
43
42
60
32
61
57
59
72
35
60
50
45
59
58
48
24
8
33
34
34
25
33
60
23
53
59
67
25
56
44
61
57
46,9
66
55
53
74
67
89
69
88
80
76
73
93
66
50
80
85
73
71
74
24
77
77
68
67
66
70
74
69
83
76
76
69
70
67
75
71,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Angket
Hasil angket kelas eksperiment :
Keaktifan siswi selama proses pembelajaran :
1) Ya (26 anak) , karena :
a) Banyak mencoba baik sendiri atau bersama teman.
b) Menjadi berani bertanya ketika kurang paham.
c) Lebih berani mengungkapkan pendapat kepada teman ketika dalam
kelompok.
2) Tidak aktif (3 anak).
3) Biasa saja (2 anak).
4) Lumayan (2 anak).
Hasil angket kelas kontrol
Keaktifan siswi selama proses pembelajaran:
1) Ya (22 anak) , karena :
a) Karena pembelajaran ini termasuk materi yang diujiankan jadinya
menjadi aktif.
b) Karena lebih tertarik lagi, SMP sudah di ajarkan.
c) Karena di jelaskan dahulu setelah itu diberi latihan soal.
d) Karena teman-teman berani bertanya, maka mendorong saya untuk
berani bertanya juga bila ada yang belum saya pahami.
e) Karena peneliti sering bertanya ketika menjelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
f) Iya, terlebih karena saya menyukai bab ini.
g) Karena bisa menanyakan yang belum jelas berulang-ulang.
2) Biasa saja (22 anak)
a) Merasa biasa saja sama seperti mata pelajaran yang lain.
b) Biasa saja, yang penting bisa.
c) Yang penting memperhatikan dan tuntas.
3) Tidak aktif (18 anak)
a. Merasa biasa saja sama seperti biasanya
4) Lumayan (4 anak) , karena materinya tidak sesusah materi biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4. Pengamatan Keaktifan dari foto.
Gambar 6. Siswa Sedang Melakukan Praktikum Faktor-Faktor
yang Menghambat Suatu Kawat Penghantar
Pertemuan pertama di kelas treatment adalah mengerjakan LKS
mengenai faktor-faktor yang menghambat suatu penghantar listrik. Pada
gambar 6 nampak Sebagian besar siswa aktif melakukan percobaan
dengan mengamati multimeter, mengukur hambatan, serta membaca nilai
Ohm yang terukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 7. Siswa Sedang Melakukan Praktikum Analogi Hukum I
Kirchhoff
Pada pertemuan yang kedua siswa mengerjakan LKS mengenai
analogi tentang hukum I Kirchhoff. Semua siswa antusias dan dengan
serius mengerjakan percobaan. Semua anak terlibat aktif dalam
melakukan percobaan, dengan mengukur volume awal air sebelum dan
setelah dituangkan dalam gelas yang memiliki lubang-lubang pipa
(gambar 7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5. Video
Siswa membaca, menulis, mengukur, meneliti multimeter,
mencatat hasil pengukuran, membuat tabel. Mereka tidak berkeliaran ke
kelompok lain hanya berinteraksi dikelompoknya sendiri dengan berdiri,
bertukar posisi, dan saling bergantian mengukur.
Ketika mereka tidak paham apa yang harus dikerjakan atau
bagaimana mengolah datanya mereka memanggil dan bertanya.
Siswa:’ mbak, mau tanya…. ini udah dapat data seperti ini, terus
digimanain?’
Peneliti:’ iya, sebentar… coba dibaca lagi tujuan praktikumnya…., jadi
apa tujuan praktikumnya?’
Beberapa
siswa:’
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hambatan suatu penghantar..’
Peneliti:’ jadi?... coba di analisis bersama dulu dari data yang ada, faktorfaktor apa yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar‖.
Ketika membahas data yang mereka peroleh di dalam kelompok,
mereka membahas pada posisi semua anggota kelompok duduk, atau
beberapa ada anggota kelompok yang berdiri. Situasi yang ada adalah
kelas tidak begitu tenang, karena rata-rata para siswi melakukan
percobaan sambil tertawa, bahkan ada yang eksis ketika mengetahui
mereka akan di foto atau di video. Meskipun demikian, mereka tetap
bekerja dan menyelesaikan praktikum dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tetapi, ketika Pak Guru datang melihat, mereka menjadi sangat
pendiam dan tekun melakukan percobaan.
6. Hasil LKS
Hasil LKS analogi Hukum I Kirchoff yang dikumpulkan siswa,
dapat dilihat seperti pada tabel 19 beriukut:
Tabel 19. Data Hasil LKS Ke-2 Analogi Hukum I Kirchoff
Kelompok
1 (6)
Hasil kesimpulan
a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air
b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya sama
c. ∑Imasuk = ∑Ikeluar
2 (6)
a. Air mengalir lebih cepat ke sedotan yang posisinya
lebih turun dan lebih pendek
b. Meskipun terbagi-bagi jumlah airnya tetap sama
c. Jumlah air yang masuk = jumlah air yang keluar
3 (5)
a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air
b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya tetap sama
4 (6)
a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air
b. Meskipun terbagi-bagi tetapi jumlahnya tetap sama
c. Yang masuk = yang keluar
d. Jumlah air yang masuk 150 ml dan yang keluarpun
150ml di setiap cabangnya, meskipun jumlah
percabangnya tidak sama. Pengaruhnya terletak pada
tinggi dan panjang sedotan sebagai hambatan.
5 (5)
a. Air yang masuk = air yang keluar
b. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran
6 (5)
a. Panjang dan tinggi sedotan mempengaruhi aliran air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Analisis Data
1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran discovery meningkatkan
prestasi pembelajaran siswa atau tidak
a. Menguji pretest kelompok eksperiment-kelompok kontrol apakah sama.
Dengan menggunakan uji t-independen didapatkan hasil seperti tabel
SPSS berikut:
Tabel 20. Analisis SPSS Pretest Kelas Eksperiment Dan Kelas Control
Group Statistics
kode1
Pretest
N
Mean
Std. Deviation
Std.
Mean
Error
1
2
33
36.5152
18.38328
3.20012
66
46.9394
19.03509
2.34306
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
Pretest
Equal
variances
assumed
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Lower
Upper
.082
.775
-2.598
97
.011
-10.42424
4.01298
-18.38890
-2.45958
.011
-10.42424
3.96619
-18.34267
-2.50581
Equal
variances not
assumed
-2.628 66.147
Keterangan:
t= -2,628; P = 0,011 < α = 0,05 hal ini berarti Significant. Pretest kontrol
dan pretest eksperiment berbeda, tidak setara.
Berarti pretest kelompok control lebih tinggi dari kelompok treatment
(Xeksperiment = 36,5152 dan Xkontrol = 46,9394)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Apakah discovery meningkatkan prestasi siswa. Dengan uji t-dependen.
Pretest-posttest pada kelompok eksperiment, diuji dengan uji tdependen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut:
Tabel 21. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Eksperiment
Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
PretestEksperiment
36.5152
33
18.38328
3.20012
PosttestEksperiment
66.5758
33
11.70745
2.03801
Paired Samples Test
Paired Differences
Pair 1
PretestEksperiment –
PosttestEksperiment
Mean
Std. Deviation
-30.06061
18.40676
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
3.20421 -36.58736 -23.53385
T
df
Sig. (2tailed)
-9.382
32
.000
Keterangan:
t=-9,382; P = 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti Significant.
Posttest berbeda dengan Pretest. Posttest lebih baik dari Pretest.
Hal ini menunjukkan bahwa, pembelajaran menggunakan metode discovery
meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Apakah ceramah meningkatkan prestasi siswa.
Pretest posttest pada kelompok control, diuji dengan uji t-dependen
didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut:
Tabel 22. Analisis SPSS Pretest Posttest Kelas Control
Paired Samples Statistics
Pair 1
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Mean
N
PretestKontrol
46.9394
66
19.03509
2.34306
PosttestKontrol
71.2121
66
12.26316
1.50949
Paired Samples Test
Paired Differences
Pair 1
PretestKontrol
PosttestKontrol
-
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-24.27273
17.67880
2.17611
-28.61872
-19.92674
-11.154
65
.000
Keterangan:
t= -11,154; P = 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti Significant.
Posttest berbeda dengan Pretest. Posttest lebih baik dari Pretest.
Hal ini menunjukkan bahwa, pembelajaran menggunakan metode
ceramah meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
d. Menguji apakah posttest kelas eksperiment dan kelas kontrol sama.
Dengan uji t-independen didapatkan hasil seperti tabel SPSS berikut:
Tabel 23. Analisis SPSS Posttest Kelas Eksperiment dan Kelas Control
Group Statistics
kode2
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1
33
66.5758
11.70745
2.03801
2
66
71.2121
12.26316
1.50949
Posttest
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
Postte
st
Equal variances
assumed
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
.142
.707
-1.800
97
.075
-4.63636
.072
-4.63636
Equal variances
not assumed
-1.828 66.838
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
2.57603
-9.74907
.47635
2.53614
-9.69876
.42603
Keterangan:
t= -1,828; P = 0,072 > α = 0,05, ini berarti tidak Significant.
Posttest Kontrol dan Posttest Eksperiment tidak berbeda secara statistic.
Pengajaran menggunakan metode Ceramah dan Metode Discovery
menghasilkan nilai yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari hasil yang diperoleh,
a) Kondisi awal siswa dari kelas eksperiment dan kelas kontrol tidak sama. Kelas
kontrol lebih pandai dari kelas eksperiment.
b) Metode discovery dan metode ceramah sama-sama meningkatkan prestasi
belajar siswa.
c) Posttest kelas eksperiment dengan kelas kontrol tidak berbeda.
d) Karena kelas kontrol lebih pandai dari kelas eksperiment, sedangkan hasil
akhirnya setara; maka prestasi belajar kelas eksperiment lebih meningkat
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti metode discovery lebih meningkatkan
prestasi belajar dibandingkan dengan metode ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Untuk mengetahui apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa
atau tidak
a. Angket
Soal pertanyaan angket sebenarnya terdiri dari 4 soal, akan tetapi
dikarenakan idikator keaktifan yang digunakan tidak lengkap, maka soal
yang menunjukkan keaktifan hanya 1 soal, yaitu soal nomor 2. Oleh karena
itu untuk melihat keaktifan didukung dengan dokumentasi, hasil LKS, serta
hasil video yang ada.
Dari data angket diperoleh hasil seperti berikut:
Kelas Eksperimen
Jumlah yang aktif 26 siswa, jumlah keseluruhan siswa 33 siswa. Maka
presentase keaktifannya adalah =
Keaktifan yang tampak terlihat dalam hasil angket adalah:
a) Siswa banyak mencoba baik sendiri atau bersama teman.
b) Menjadi berani bertanya ketika kurang paham.
c) Lebih berani mengungkapkan pendapat kepada teman ketika dalam
kelompok.
Kelas Kontrol
Jumlah yang aktif 22 siswa, jumlah keseluruhan siswa 66 siswa. Maka
presentase keaktifannya adalah =
Dari hasil yang diperoleh tingkat keaktifan para siswa yang
belajar dengan metode discovery adalah 78,78% sedangkan untuk kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang diajarkan dengan metode pembelajaran ceramah adalah 33,33%.
Maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode discovery dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, materi
Listrik Dinamis di kelas X SMA Stella Duce.
b. Dokumentasi
Keaktifan yang tampak dalam hasil dokumentasi adalah:
a) Seluruh siswa memperhatikan jalannya percobaan.
b) Mendengarkan
temannya
yang
menjelaskan
pertanyaan
yang
diajukannya.
c) Seluruh siswa dalam percobaan dengan aktif dan semangat melakukan
percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Hasil LKS
LKS yang dilaksanakan ada 2 yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
hambatan suatu kawat penghantar dan analogi hukum I Kirchoff. Akan tetapi
LKS faktor—faktor yang mempengaruhi hambatan kawat suatu penghantar
tidak dikumpulkan.
Hasil LKS analogi Hukum I Kirchoff.
a) Seluruh siswa mengumpulkan LKS hasil percobaan.
b) Kesimpulan LKS yang siswa kerjakan
merupakan tujuan dari LKS
discovery yang diberikan, jadi terlihat bahwa selama percobaan
berlangsung mereka benar-benar mengerjakan percobaan.
d. Hasil video
Dari hasil Video, mereka juga terlihat aktif, diantaranya:
a) Siswa membaca, menulis, mengukur, meneliti multimeter, mencatat hasil
pengukuran, membuat tabel. Mereka tidak berkeliaran ke kelompok lain
hanya berinteraksi dikelompoknya sendiri dengan berdiri, bertukar
posisi, dan saling bergantian mengukur.
b) Siswa bertanya tentang hal yang belum mereka ketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 24. Hasil Analisis Keaktifan
Indikator pada BAB II
Yang terukur
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas
melakukan percobaan dengan mengamati
belajarnya;
multimeter, mengukur hambatan, serta
b. Terlibat dalam pemecahan masalah dan
membaca nilai Ohm yang terukur.
dalam
proses
memperdalam
materi
mengukur volume awal air sebelum dan
pelajaran
setelah dituangkan dalam gelas yang
memiliki lubang-lubang pipa
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada
Menjadi berani bertanya ketika kurang
guru apabila tidak memahami persoalan
paham.
yang
dihadapinya
dan
berani
Lebih berani mengungkapkan pendapat
mengungkapkan ide/gagasannya;
kepada teman ketika dalam kelompok.
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah
(berusaha untuk meningkatkan prestasi);
Siswa bertanya tentang hal yang belum
mereka ketahui.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan petunjuk guru;
Siswa membaca, menulis, mengukur,
meneliti multimeter, mencatat hasil
pengukuran, membuat tabel. Mereka
tidak berkeliaran ke kelompok lain hanya
berinteraksi
dikelompoknya
sendiri
dengan berdiri, bertukar posisi, dan saling
bergantian mengukur.
Siswa mengerjakan percobaan-percobaan
yang diberikan
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil
yang diperolehnya;
g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau
masalah yang sejenis (tekun menyelesaikan
tugas dan latihan);
Seluruh siswa mengumpulkan LKS hasil
percobaan.
Kesimpulan LKS yang siswa kerjakan
merupakan tujuan dari LKS discovery
yang diberikan, jadi terlihat bahwa
selama percobaan berlangsung mereka
benar-benar mengerjakan percobaan
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil angket, foto, hasil LKS
serta video menunjukkan bahwa metode discovery dapat mengaktifkan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
C. Keterbatasan Dalam Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan instrument kurang teliti dan kurang lengkap, seperti:
a. Soal pretest-posttest ada yang kurang lengkap, karena soal nomor
2 kurang meminta siswa untuk memberi alasan dari jawaban soal
tersebut.
b. Indikator dalam pembuatan angket kurang lengkap, karena yang
digunakan hanya satu indikator.
2) Pelaksanaan treatment kurang teliti, seperti:
a. Waktu pelaksanaan penelitian kurang, sehingga ada 2 LKS yang
dikerjakan tidak maksimal.
b. Penjelasan awal pada saat pelaksanaan treatment kurang lengkap
karena tidak meminta siswa untuk membuat hipotesa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Metode discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok
bahasan Listrik Dinamis di kelas X SMA Stella Duce I Yogyakarta.
2. Metode discovery dapat mengaktifkan siswa pada pokok bahasan Listrik
Dinamis di kelas X SMA Stella Duce I Yogyakarta.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil dan proses penelitian, maka peneliti memberikan
saran agar penelitian mendatang lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran discovery dapat digunakan dalam pembelajaran
materi fisika yang lain.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya :
Dalam pelaksanaan metode discovery ini hendaknya disediakan waktu yang banyak
supaya dapat lebih dalam menggali pengetahuan siswa dan menuntun siswa untuk
menemukan pemahamannya.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Soal pretest-posttest dan penyusunan angket sebaiknya disusun
selengkap mungkin.
c. Pelaksanaan treatment sebaiknya dilaksanakan secara lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Kartika. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam
Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Efektivitasnya, Dan Sikap Mereka Pada
Strategi Tersebut. Widya Dharma, No 2 Th. XI, April 2001, hal 67.
Budi, Kartika. 2010. Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta. Diktat.
Dahar, Ratna W. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta : Bumi Aksara.
Harjono, Nyoto. 2012. Evaluasi Pembelajaran Siswa Aktif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Kelas
5
Sekolah
Dasar.
Diambil
dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/viewFile/117/108, hal 1819 diunduh tanggal 23 juni 2012.
Hergenhahn, B. R. & Olson, Matthew H. 2010. Theories Of Learning. Jakarta :
Kencana.
Indriana, Dina. 2011. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta:
Diva Press.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta :
Erlangga.
Mindo, Risma Rosa & Retnaningsih. 2008. Relationship Between Social Support
Parents In Children With Learning Achievement Elementary School. Diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
darighttp://www.papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/downloa
d/23/24 diunduh tanggal 23 Juni, 2012.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Peoses Belajar & Mengajar.
Jakarta ; Bumi Aksara.
Sochibin,dkk. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Untuk
Peningkatan Pemahaman Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD.
Diambilgdarighttp://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/article/download/1017/
927 diunduh tanggal 11 Juni 2012.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Suparno, Paul.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta :
Kanisius.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget . Yogyakarta:
Kanisius.
Suparno, Paul. 2007.
Metodologi Pembelajaran fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajardi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tipler, A Paul. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Wardojo, Sri Sunaringsih Ika. Hubungan Pelaksanaan Psikotest Ditinjau Dari
Aspekintelektual
Terhadap
Prestasi
Belajar
Mahasiswa
Program
S1
KeperawatangFakultasgIlmugKesehatan.gDiambilgdari,ghttp://ejournal.umm.ac
.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/630/650_umm_scientific_journal.pdf
, hal 3 diunduh tanggal 23 juni 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 1. Materi Ajar
Listrik Dinamis
Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku
fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan.
Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang
bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran
partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya
elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus
listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup
adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya
kembali lagi ke titik tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar
Hambatan listrik penghantar bias diperoleh dari pengukuran berbagai nilai
kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V
terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v
terhadap i (R =
).
V
I
Gambar 1. Grafik V versus I
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu
dan sifat-sifat fisik lainnya dijaga tetap, maka kemiringan dari grafik V terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
i atau R =
adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar
suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam
paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas.
Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan (jalan berbatu
berbeda dengan jalan beraspal). Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi
dengan jenis bahan kawat (kawat tembaga berbeda dengan kawat besi). Jenis
kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat (lambang ). Tentu
saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya.
Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin
panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik,
panjang jalan ini analog dengan panjang kawat (lambang L). Jadi, makin
panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya.
Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan (lebar jalan).
Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas (yang berarti makin lancar
lalu lintasnya). Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas
penampang kawat (simbol A). Makin besar luas penampang kawat, makin kecil
hambatan listriknya.
Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas,
kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas
kawat, yaitu : hambatan jenis kawat ( ), panjang kawat (L), dan luas penampang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(A). Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah
diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat.
Hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis ( ) , panjang L, dan luas
penampang A dapat dihitung dengan:
Persamaan hambatan listrik
……………….……………..(7-1)
Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu
saja luas penampang
………………………………………………………..(7-2)
Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang
kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m2.
Hukum I Kirchhoff
Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang.
A1
X
A4
A2
X
X
A3
Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A1 sampai A4 adalah sama.
Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui
tiap komponen (baterai atau lampu) adalah sama besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kuat arus pada rangkaian yang bercabang
Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
cabang itu.
R2
R1
i2
i1
i3
R3
i5
R5
i4
R4
V
Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang
Hukum I Kirchhoff
………………………………………....(7-7)
Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik
Susunan Seri Penghambat Listrik
Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat
disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap
penghambat adalah sama besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
R1
R3
R2
R4
V
Gambar 4. Rangkaian seri
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan
penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat.
Hambatan Pengganti Seri
.(7-8)
Persamaan (7-8) dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan
untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian.
Prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik
Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama
dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
………………………………(7-9)
Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat
…………………………...(7-10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kelemahan susunan seri
Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu
filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus
memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang
rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru.
Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik
Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika komponenkomponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung
tiap-tiap komponen sama besar.
Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan
hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiaptiap penghambatnya.
R1
R2
R3
V
Gambar 5. Rangkaian Paralel
Hambatan pengganti paralel
(7-12)
Persamaan (7-12) dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel
bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Prinsip susunan paralel komponen-komponen
a. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu
rangkaian.
b. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
…………….……………(7-13)
c. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan
kebalikan hambatannya.
……………………….……(7-14)
Jika hanya dua komponen listrik dengan hambatan masing-masing
dan
yang disusun parallel, tentu saja, persamaan (7-12)
memberikan
Manfaat susunan paralel
Seperti telah dijelaskan dalam susunan seri, kegagalan salah satu
komponen akan memadamkan komponen-komponen lain yang masih
baik. Oleh karena itu, komponen-komponen listrik di rumah Anda
biasanya disusun secara paralel. Dalam susunan parallel, jika salah satu
komponen rusak atau gagal (misalnya filament lampu pijar putus),
komponen-komponen lain dalam rangkaian (TV, radio, dan kulkas)
masih tetap bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Latihan soal faktor-faktor yang mempengaruhi suatu penghantar
1. Seutas kawat memiliki panjang 150 m, diameter 4 mm, dan hambatan jenis 6,28
x 10-8 Ω m. tentukan :
a. Hambatan kawat
b. Hambatan kawat kedua dari bahan dan berat yang sama, tetapi memiliki
diameter 2 kali semula
Latihan soal hukum I Kirchhoff
1. Perhatikan rangkaian berikut:
R1
R2
I2=…?
I3=…?
R3
I=…?
I= 2 A
V
Berapakah besar I2, I3 serta I yang pada rangkaian diatas?
2. Perhatikanlah rangkaian berikut ;
R2
R1
I2=…?
I1=…?
I3=2A
R3
I5=8A R5
I4=3A
R4
V
Berapakah besar I1 dan I2 pada rangkaian diatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Latihan soal rangkaian hambatan seri-paralel
1. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut?
R2=3Ω
R1=2 Ω
R3=1Ω
V
2. Berapakah hambatan pengganti rangkaian berikut?
R 1= 2 Ω
R 2= 4 Ω
V
3. Berapakah hambatan pengganti pada rangkaian berikut?
R2=3 Ω
R 1= 2 Ω
R3=3Ω
R4 = 3 Ω
V
R5=2Ω
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4. Soal Pretest
Pretest
1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan
hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ωm ?
2. Dari persamaan
, dengan :
R: hambatan (Ω)
: hambatan jenis (Ωm)
: panjang bahan (m)
: Luas penampang bahan (m2)
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A)
diperbesar dan
serta L tetap ?
3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya
di hubungkan pada baterai 12 V.
Tentukanlah:
c. Besar hambatan pengganti seri
d. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
R 1= 4 Ω
R2= 2 Ω
V= 12 V
Gambar rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti
pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V.
Tentukanlah:
e. Besar hambatan total rangkaian
f. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
R2 = 2 Ω
R1 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Gambar rangkaian
5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila
berdasarkan Hukum I Kirchhoff ?
R2
R1
I2=4A
I1=7A
I3=…?
V
Gambar soal
R3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ?
R2
i2 = 3 A
i1 =9 A
i5= … ?
i3 = …. ?
R3
R1
R5
i4=5A
R4
V
7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut?
R1
I2=?
I1=5A
V
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 5. Soal Posttest
Pretest dan Posttest
1. Berapakah hambatan kawat yang memiliki panjang 200 m, diameter 2mm dan
hambatan jenis 6,28 x 10-8 Ωm ?
2. Dari persamaan
, dengan :
R: hambatan (Ω)
: hambatan jenis (Ωm)
: panjang bahan (m)
: Luas penampang bahan (m2)
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang bahan (A)
diperbesar dan
serta L tetap ?
3. Dua buah resistor masing-masing 4 Ω dan 2 Ω di susun seri dan ujung-ujungnya
di hubungkan pada baterai 12 V.
Tentukanlah:
g. Besar hambatan pengganti seri
h. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
R 1= 4 Ω
R2= 2 Ω
V= 12 V
Gambar rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4. Tiga buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 Ω dan terangkai seperti
pada rangkaian pada gambar dengan tegangan baterai 3 V.
Tentukanlah:
i. Besar hambatan total rangkaian
j. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
R2 = 2 Ω
R1 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Gambar rangkaian
5. Berapakah besar arus pada i3 seperti pada gambar di bawah ini, apabila
berdasarkan Hukum I Kirchhoff ?
R2
R1
I2=4A
I1=7A
I3=…?
V
Gambar soal
R3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
6. Perhatikanlah gambar di bawah ini. Tentukan besar kuat arus pada i3 dan i5 ?
R2
i2 = 3 A
i1 =9 A
i5= … ?
i3 = …. ?
R3
R1
R5
i4=5A
R4
V
7. Berapakah besar arus I2 seperti pada gambar berikut?
R1
I2=?
I1=5A
V
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 6. Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest
Kunci Jawaban Pretest Dan Posttest
1. Diketahui:
L=200m
D=2mm=0,002m; r = 0,001m
Ditanya :
R=……..?
Jawab :
2. Diketahui:
Persamaan
R=hambatan (Ω)
= hambatan jenis (Ωm)
panjang kawat (m)
luas penampang (
Ditanya:
Apa yang akan terjadi pada hambatan (R) apabila luas penampang (A) diperbesar
dan
serta L tetap?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Jawab :
Dari persamaan, dapat diketahui bahwa R berbanding lurus dengan
dan
berbanding terbalik dengan A. maka jika A semakin besar yang terjadi pada R akan
menjadi semakin kecil.
3. Diketahui:
R1=4Ω
R2=2Ω
V=12V
Terangkai seperti gambar berikut:
R1= 4 Ω
R2 = 2 Ω
V= 12 V
Ditanya:
k. Besar hambatan pengganti seri
l. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
Jawab:
a. Besar hambatan seri (Rs)
Rs=R1+R2 = 4Ω + 2Ω = 6Ω
b. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Diketahui:
R1=2Ω
R2=2Ω
R3=2Ω
V=3V
Terangkai seperti gambar berikut:
R2 = 2 Ω
R1 = 2 Ω
R3 = 2 Ω
V= 3 V
Ditanya:
c. Besar hambatan total rangkaian
d. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
Jawab:
a. Besar hambatan total rangkaian
b. Kuat arus yang mengalir pada hambatan R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5. Diketahui:
Seperti pada gambar berikut:
R2
R1
I2=4A
I1=7A
I3=…?
V
Ditanya:
Jawab:
Hukum I Kirchhoff
R3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
6. Diketahui:
R2
i2 = 3 A
i1 =9 A
i3 = …. ?
R1
R3
i4=5A
R4
V
Ditanya:
Jawab:
Hukum I Kirchhoff
R5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
7. Diketahui:
Terangkai seperti gambar berikut:
R1
I2=?
I1=5A
V
Ditanya:
Jawab:
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 7. Soal Angket
Angket
1. Ceritakan sejujur-jujurnya ( apa adanya ) apa saja yang kamu rasakan selama
proses belajar mengajar berlangsung?
2. Apakah pembelajaran ini dapat membuat kamu terlibat aktif dalam belajar?
3. Apakah dengan aktif terlibat memberikan pengaruh dalam proses belajar,
misalnya menjadi semangat, menjadi paham akan materi yang disampaikan?
Mengapa?
4. Bagaimana pendapat anda apabila anda menjadi guru dan mengajar dengan
sistem pembelajaran yang sudah kita alami bersama dalam beberapa
pertemuan ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 12. Foto-Foto Proses Belajar Mengajar
Foto ketika siswa sedang mengerjakan LKS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Foto ketika para siswa sedang mengerjakan LKS 2
Download