Anak-anak yang Yakin Memiliki Hidup Kekal

advertisement
Anak-anak yang Yakin
Memiliki Hidup Kekal
Diperbaharui dalam pengharapan iman Kristen
PANDUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN MUDA MUDI INTERNASIONAL | 2016
Anak-anak yang Yakin Memiliki Hidup Kekal
Diperbaharui dalam pengharapan iman Kristen
David V Hall Julianne Hamilton Peter Hay Jonathon Wills Richie Kaa Bruce Hamilton
Ross Wills Luke Pomery Kane McNally Michael Hall Tim Maurice Nadine Pomery
Keren McNally Kaylene Hall Lisa Hay Andrew Hay Stuart Gale
Panduan Pembelajaran untuk Pertemuan Muda Mudi Internasional 2016
Desember 2015
Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Di mana ada penekanan huruf miring
yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam
terjemahan asli
Penghargaan dari para penulis:
Kami pertama-tama mau memberikan penghargaan kepada Tuhan untuk pertolongan dan
kemurahan-Nya yang penuh kasih karunia kepada kami, sementara kami bersatu dengan
persekutuan firman-Nya yang memampukan kami untuk menulis panduan pembelajaran ini.
Komitmen Victor Hall dalam menuntun dan bersekutu dalam firman ini telah menolong kami untuk
menulis isinya. Perhatiannya yang terus-menerus untuk memelihara diskusi firman, baik secara
nasional maupun internasional, telah memastikan bahwa isi panduan ini adalah suatu firman
kebenaran masa kini dan ajaran yang sehat, yang telah memimpin dan membentuk semua orang yang
mengambil bagian di dalamnya. Jerih lelah David Hall, Luke Pomery, Peter Hay dan Tim Maurice
dalam persekutuan ini juga telah memungkinkan adanya publikasi ini.
Desain Sampul: Dan Proud
ISBN: 978-0-9587505-9-2
Diterbitkan oleh RFI Publishing
© RFI Publishing Inc. 2015
10 Old Goombungee Road
Toowoomba QLD 4350
Tlp: 1300 885 048
Email: info @ rfipublishing.org
Untuk mendapatkan katalog lengkap dari publikasi Kristen kami, silakan kunjungi:
Daftar Isi
KESABARAN ORANG-ORANG KUDUS David V Hall
5
Kesabaran orang-orang kudus
5
Budaya iman
6
Pertanyaan-pertanyaan untuk Pembelajaran – Kesabaran orang-orang kudus
8
TIDAK MALU DENGAN INJIL Julianne Hamilton
Pendahuluan
9
9
Injil adalah ‘kabar baik’
10
Kristus adalah Batu Penjuru
10
Suatu batu sandungan
11
Salib Kristus
11
Kesimpulan
12
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Tidak malu dengan injil
13
MEMBERESKAN KETERSINGGUNGAN Peter Hay
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Membereskan ketersinggungan
DIBANGKITKAN DENGAN DIA DALAM HIDUP YANG BARU Jonathon Wills
15
18
19
Pendahuluan
19
Suatu cara hidup yang baru dalam darah Kristus
19
Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru
20
Berjalan dengan Dia dalam hidup yang baru
20
Tidak menjadi lelah oleh penderitaan Kristus
20
Mengalahkan dunia
21
Menderita menurut kehendak Elohim
22
Kesimpulan
22
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru
23
BERSATU DENGAN PERSEKUTUAN PENDERITAAN KRISTUS Richie Kaa
25
Pendahuluan
25
Memperoleh kebangkitan
25
Membereskan kecenderungan kita terhadap dosa
26
Salib Kristus
26
Darah Kristus
27
Keadaan yang celaka
28
Hukum yang lain
29
i
Ketaatan Kristus
29
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus
30
SEORANG ANAK ELOHIM MENJAGA DIRINYA Bruce Hamilton
31
Menjaga dirimu
32
Tuhan adalah Penjagamu
33
Saling menjaga satu sama lain
34
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Seorang anak Elohim menjaga dirinya
35
KASIH KARUNIA UNTUK MEMBAWA BEBAN KITA SENDIRI Ross Wills
37
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Kasih karunia untuk membawa beban kita sendiri
MENANG ATAS KETIDAKADILAN Luke Pomery
40
41
Menderita dengan tidak adil
41
Yesus menanggung semua permusuhan
42
Dianiaya karena menjadi orang Kristen
42
Respon kita terhadap penderitaan
43
Suatu bagian dalam penderitaan-Nya
44
Baiklah kita tidak menjadi lemah atau putus asa
45
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menang atas ketidakadilan
46
PERJAMUAN KUDUS ADALAH PERSEKUTUAN Kane McNally
47
Persekutuan kasih yang semula
47
Perjamuan kudus adalah suatu persekutuan memberi dan menerima hidup Elohim
48
Persekutuan kasih yang semula ada bersama dengan kita setiap hari
48
Kesimpulan
49
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Perjamuan kudus adalah persekutuan
50
Inilah Perjamuan (nyanyian)
51
Inilah Perjamuan
51
JADIKAN PANGGILAN DAN PILIHANMU TEGUH Michael Hall & Peter Hay
53
Lahir dari benih yang berharga
53
Mengenal Tuhan
54
Kedewasaan dan buah sulung
54
Fondasi (dasar) dari status anak
55
Elohim Abraham, Ishak dan Yakub
55
Iman, panggilan dan pilihan
56
Kesimpulan
57
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Jadikan panggilan dan pilihanmu teguh
58
ii
MENGENAL BAPA Tim Maurice
59
Benar di dalam kita
59
Roh adopsi
60
Suatu nama pribadi
61
Pendisiplinan Bapa
61
Pertolongan Bapa
62
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Mengenal Bapa
63
ANAK-ANAK ELOHIM YANG MERUPAKAN IMAM-IMAM BAGI ELOHIM Keren McNally65
Terang dan hidup
65
Imam-imam melalui baptisan
66
Bercahaya dengan ketujuh kali lipat nyala api
66
Menyatakan terang
67
Suatu kerajaan imam
68
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Anak-anak Elohim yang merupakan imam-imam bagi
Elohim
69
MEMAHAMI MENGAPA KITA MENDERITA Kaylene Hall
70
Pendekatan kita terhadap penderitaan
71
Pikiran yang tertuju pada daging
71
Bersatu dengan penderitaan Kristus
71
Pikiran kita diperbaharui
72
Kasih Elohim dicurahkan ke dalam hati kita
72
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami mengapa kita menderita
74
MENEMUKAN DAMAI SEJAHTERA DALAM SEGALA KEADAAN Lisa Hay
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menemukan damai sejahtera dalam segala keadaan
MEMAHAMI PENCOBAAN Andrew Hay
75
78
79
Kehendak bebas dan pencobaan
79
Keinginan-keinginan kita sendiri
80
Hukum kita dan ketersandungan
80
Status anak
81
Berjaga-jaga dan berdoa
81
Persekutuan
82
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami pencobaan
83
BERDIRI TEGUH DALAM IMANMU Stuart Gale
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Berdiri teguh dalam imanmu
GLOSARIUM
84
87
89
iii
iv
KESABARAN ORANG-ORANG
KUDUS
David V Hall
Kita hidup dalam musim yang Kitab Suci sebut ‘kegenapan waktu’.1 Pada hari-hari ini roh antikristus
bangkit untuk memerintah atas bangsa-bangsa. Kedurhakaan, perlawanan terhadap kehendak
Elohim, dan kebencian terhadap umat Elohim yang setia merupakan beberapa karakteristik yang
mendefinisikan agenda antikristus di dalam dunia. Hal ini mendorong perlawanan terhadap segala
yang disebut ‘ilah’, dan melawan setiap jenis agama. Sasaran dari roh antikristus ini adalah untuk
menggantikan iman dalam Elohim dengan humanisme.2
Kitab Wahyu memberikan suatu catatan tentang sekelompok orang yang menunjukkan apa yang
disebut ‘ketekunan (kesabaran) orang-orang kudus’. Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang
‘menuruti perintah Elohim dan iman kepada Yesus’.3 Mereka menunjukkan kapasitas untuk bertahan
melewati perlawanan dan terus percaya.4 Pertanyaan bagi kita adalah, bagaimana kita menunjukkan
kesabaran orang-orang kudus?
Kesabaran orang-orang kudus
Elohim telah memberikan kita perintah untuk dengan sabar bertekun melewati banyak pengujian
dan penderitaan untuk masuk kerajaan sorga.5 Kita menunjukkan kesabaran orang-orang kudus
ketika kita menghidupi kehidupan kita oleh kasih karunia Elohim dan secara aktif menolak tekanan
roh antikristus untuk mengkompromikan status anak kita.
1
Ef 1:10
Humanisme mendorong penerapan ‘akal budi’, atau pemikiran logis umat manusia, penyelidikan ilmiah, dan
pemenuhan manusia dalam dunia alamiah. Ini tidak berhubungan dengan firman Elohim.
3
Why 14:9-13
4
Why 13:10
5
Why 3:10. Kis 14:22
2
5
Gereja di Filadelfia dipuji karena memelihara firman ketekunan-Nya di hadapan perlawanan besar
dari jemaah Iblis.6 Kristus mendorong mereka untuk mengingat iman, kasih dan pengharapan mereka
untuk masuk ke dalam perhentian-Nya dan mengalahkan lawan, meskipun melewati penderitaan.7
Mereka perlu memelihara firman Elohim dan tidak menyerah kepada sikap kedurhakaan yang
menentang penentuan sejak semula dari setiap anak Elohim.
Kesabaran orang-orang kudus dimulai dengan ketaatan kepada firman ketekunan-Nya. Ini adalah
suatu ‘sikap’ yang merupakan bagian dari budaya iman. Ini adalah suatu pendekatan kepada
hubungan-hubungan, kepada hidup dan juga kepada penderitaan. Elohim memberikan kita kasih
karunia oleh Roh Kudus-Nya untuk bertekun dalam kasih Elohim. Kita menyebut ini ‘kasih yang
semula’.
Khususnya selama musim-musim penderitaan di mana kesabaran orang-orang kudus menjadi
ketetapan teguh kita supaya kita bertekun dalam iman, kasih dan pengharapan di tengah-tengah
umat Elohim. Maka, penting untuk kita membahas tanda-tanda dari sikap ini supaya kita dapat
didorong untuk bertahan.
Budaya iman
Kita belajar kesabaran orang-orang kudus ketika kita menolak kedurhakaan, dan berkomitmen
untuk bertekun di dalam iman, kasih dan pengharapan. Kita akan menghadapi pertentangan di
tempat kerja atau sekolah, dalam hubungan-hubungan keluarga di mana beberapa mengikuti Kristus
dan yang lain tidak, dan juga di dalam gereja, di mana tidak semua orang berketetapan hati dengan
pemuridan mereka. Jika, dengan kesabaran, kita menanggung permusuhan, pencobaan dan
penderitaan, kita akan memiliki, atau menyelamatkan, jiwa kita.8
Kita mengeskpresikan iman ketika kita menyelaraskan diri kita kepada kehendak dan tujuan Elohim
bagi kehidupan kita. Ini artinya bahwa kita mempercayai firman yang memanggil kita untuk menjadi
anak-anak-Nya. Kita mempunyai hak untuk menjadi anak-anak Elohim.9 Ini juga merupakan
kesabaran orang-orang kudus. Kita tidak mengetahui apakah bentuk akhir dari status anak kita
kelak, tetapi kita tahu bahwa Yesus adalah gambaran (prototipe) dari status anak kita, dan bahwa
kita akan menjadi seperti Dia.10 Ini karena kita percaya akan janji-Nya di mana kita berketetapan hati
untuk tidak pernah melepaskan firman-Nya sehubungan dengan penentuan kita sejak semula sebagai
seorang anak Elohim.
Elohim telah mengirimkan firman-Nya dan menyatakan kerinduan-Nya kepada kita untuk memiliki
banyak anak. Ini artinya bahwa kita dapat melihat betapa besarnya kasih yang Bapa telah karuniakan
kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Elohim.11 Dia telah memberikan kasih-Nya kepada kita.
‘Kasih yang semula’ inilah yang sekarang memotivasi status anak kita, dan mengatur hubunganhubungan kita. Kita akan menjaga diri kita dalam kasih Elohim dan tidak akan membiarkan
ketersandungan atau perlawanan apapun berakar sebagai kepahitan di dalam kita.
Ini karena kita mempercayai firman tentang penentuan kita sejak semula dan mengasihi Tuhan serta
saudara-saudara-Nya yang kita pelihara dengan kesabaran sampai kita menerima warisan dari status
anak kita. Inilah yang kita rujuk sebagai ‘pengharapan’ kita. Kita mengekspresikan pengharapan kita
6
Why 3:7-13. ‘Jemaah Iblis’ menggambarkan suatu kelompok orang-orang yang sepaham, yang tidak puas, yang
menjadi sakit hati dan diberikan kuasa untuk menentang saudara-saudara yang membawakan firman Elohim
kepada mereka.
7
Why 2:2-5
8
Luk 21:19
9
Yoh 1:12
10
1Yoh 3:2-4
11
1Yoh 3:1
6
ketika kita mempercayai firman Elohim dan berlanjut dengan saudara-saudara kita menuju hadiah
akan panggilan sorgawi dalam Yesus Kristus.12
Sekarang kita dapat tinggal, atau hidup, dalam iman, kasih dan pengharapan.13 Ini adalah budaya
iman; budaya dari orang-orang yang percaya dalam janji Elohim. Alkitab mengajarkan kita bahwa
orang-orang yang percaya telah masuk ke dalam perhentian. Ini adalah kesabaran orang-orang kudus.
Kita tahu bahwa Elohim akan melaksanakan janji-janji-Nya, dan jika kita dengan sabar bertahan
sampai akhir maka kita akan diselamatkan.14
Kesabaran orang-orang kudus diekspresikan sebagai budaya iman. Melewati ketersandungan dan
perlawanan, pencobaan dan ujian, tindakan kesabaran kita memberikan kita perhentian. Kita dapat
masuk perhentian hari ini jika kita mau percaya dan menaati firman kebenaran masa kini dari
Elohim.15 Roh Kudus-lah yang datang kepada kita, menyatakan suatu firman ‘hari ini’. Kita dapat
mendengar dan menaati suatu berita ‘hari ini’ mengenai jerih lelah, atau pekerjaan kita. Kita akan
menemukan perhentian untuk jiwa kita, karena kita tidak bertanya-tanya tentang apa yang harus
dilakukan. Hal ini khususnya penting pada masa-masa ketika kita tidak dapat menemukan alasan
apapun untuk penderitaan kita. Tindakan kesabaran kita dalam iman, kasih dan pengharapan akan
memberikan kita ‘perhentian’ dari status anak kita. Dalam kesabaran kita akan memiliki jiwa kita.16
Pekerjaan kita sekarang merupakan suatu jerih lelah dari kasih untuk menanggalkan
ketidakpercayaan dan masuk ke dalam perhentian.17 Kita menanggalkan ketidakpercayaan dan
keraguan mengenai apakah Elohim serius atau tidak, akan memberikan kita suatu tempat dalam
keluarga-Nya sebagai anak-Nya. Kita percaya untuk menerima pengharapan akan menjadi anak-Nya.
Kita adalah anak-anak Elohim sekarang, tetapi kita belum memahami seperti apakah anak-anak
Elohim akan terlihat dalam langit dan bumi yang baru. Oleh karena itu, kita dengan sabar bertahan
sampai kebangkitan.
Iman menjadikan kita bertanggung jawab, tanggap (responsif) dan aktif. Jika kita tersinggung, kita
tidak dapat menyalahkan siapapun untuk respon kita. Orang Kristen memiliki suatu kewajiban,
karena iman, untuk memelihara diri mereka dalam kasih Elohim. Kita percaya bahwa Elohim telah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita di dalam Kristus. Kita terus mempercayai dalam hubunganhubungan kita dan menunjukkan bahwa kita terhubung kepada Kristus dengan menanggalkan
kekecewaan dan kemarahan. Sementara kita memelihara suatu roh pendamaian dengan memelihara
kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera, kita tidak bisa mengkompromikan status anak kita.
Inilah kesabaran orang-orang kudus.
Sebagai kesimpulan, kita diingatkan akan perkataan rasul Petrus. Karena telah dikatakan kepada kita
bahwa semua hal ini akan terjadi, dia mendorong kita supaya kita berjaga-jaga agar kita tidak jatuh
dari ketekunan kita yang teguh. Dia menasihati kita untuk ‘terus maju’ dalam kasih karunia dan
pengetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, menganggap ‘kesabaran Tuhan kita
sebagai kesempatan untuk beroleh selamat’.18 Ini bukan hanya mencakup pertambahan di dalam
kasih karunia, tetapi juga bergerak maju dalam kasih karunia. Kasih karunia Elohim membantu kita
untuk terus maju menuju warisan dari status anak yang kita telah terima, dan untuk terus percaya.
12
Flp 3:14
1Tes 1:3
14
Mat 24:13
15
Ibr 4:3
16
Luk 21:19
17
Ibr 4:3
18
2Ptr 3:14-18
13
7
Pertanyaan-pertanyaan untuk Pembelajaran – Kesabaran orangorang kudus

Kita semua mengatakan bahwa ‘kita percaya’, tetapi jarang mengambil waktu untuk memeriksa
bagaimana kita menunjukkan iman, kasih dan pengharapan kita. Renungkan kesaksianmu dalam
terang artikel ini. Bagaimana engkau belajar untuk mengekspresikan budaya iman dalam
hubungan-hubunganmu?

Renungkan kalimat ini, ‘Orang Kristen memiliki suatu kewajiban untuk memelihara diri mereka
dalam kasih Elohim.’ Apakah artinya hal ini bagimu dalam kaitannya dengan keluargamu dan
komunitas gereja?
8
TIDAK MALU DENGAN INJIL
Injil adalah kekuatan Elohim yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya. Rm 1:16
Julianne Hamilton
Pendahuluan
Baru-baru ini, suami saya dan saya sedang mengendarai mobil kami ketika kami berhenti di belakang
sebuah sedan kecil dengan sebuah stiker hitam sederhana di bagian belakang (bumper)-nya. Tertulis
dengan tulisan warna putih pada stiker ini demikian, ‘Tidak malu dengan Yesus! Tidak malu dengan
injil-Nya! Tidak malu untuk menghidupinya!’ Perkataan sederhana seperti itu segera membangkitkan
kegairahan di dalam kami dan meneguhkan ketetapan kami untuk hidup demikian. Kami tertawa
bersama pada saat itu. Kami ingin bersukacita dengan sesama orang percaya itu dan menyampaikan
dukungan kami akan imannya, tetapi berpikir lebih baik membunyikan klakson sebagai tanda
persetujuan kami. Bagaimanapun juga, kami bersukacita bersama dengan keunikan akan pernyataan
iman yang terbuka dari sesama orang percaya itu.
Kita mengetahui dengan baik bahwa perkataan yang menginspirasi stiker pada bagian belakang
(bumper) mobil itu berasal dari kesaksian rasul Paulus yang tertulis dalam suratnya kepada jemaat
Roma. Dia menuliskan, ‘Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil (terj. Bhs. Ing. ‘For I
am not ashamed of the gospel of Christ’ artinya ‘Sebab aku tidak malu dengan injil Kristus’), karena Injil adalah
kekuatan Elohim yang menyelamatkan setiap orang yang percaya’.1
1
Rm 1:16
9
Injil adalah ‘kabar baik’
Kata ‘injil’ diambil dari sebuah kata Yunani yang artinya ‘kabar baik’. Orang bijak menuliskan,
‘Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh’. 2 Yesus Kristus
adalah Utusan Perjanjian yang dikirim dari suatu negeri yang jauh untuk membawakan kabar baik
kepada kita. Kabar baik-Nya akan memampukan kita untuk ‘tinggal di dalam Dia’ selamanya.
Injil Yesus Kristus adalah ‘kabar baik’-Nya. Kemudian, mengapa kita malu dengan injil-Nya? Yesus
menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang Dia berikan kepada Yohanes Pembaptis. Ketika
Yohanes mendengar dari penjara tentang pekerjaan-pekerjaan Yesus, dia mengutus dua muridnya
untuk bertanya kepada Dia, ‘Engkaukah yang akan datang itu (Mesias)?’ Yesus menjawab mereka,
demikian, ‘Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (injil)’.3 Ini
adalah tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang menyertai pelayanan Yesus. Elohim Sendiri memberi
kesaksian akan pelayanan Yesus, dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, menurut kehendak-Nya
sendiri.4
Setelah menyebutkan banyak tanda dan mujizat yang menyertai pelayanan-Nya, Yesus mengatakan
suatu hal yang sangat aneh, ‘Dan berbahagialah (diberkatilah) orang yang tidak menjadi kecewa dan
menolak Aku’.5 Ini adalah suatu tambahan yang menarik untuk daftar panjang dari mujizat
pelayanan-Nya. Namun, dengan tambahan sederhana ini, Yesus mengkomunikasikan kepada Yohanes
Pembaptis, lebih banyak dari yang pertama-tama orang dapat sadari. Dia mengkomunikasikan bahwa
Dia adalah ‘Batu Penjuru’ dari fondasi (dasar) para rasul dan nabi, yang atasnya seluruh gereja
dibangun.6 Dan bersyukur, Yohanes Pembaptis tahu bahwa hanya Mesias Sendiri yang akan
menyatakan hal seperti itu! Ini meneguhkan bahwa Dialah Mesias, sang Batu Penjuru, yang kepadaNya Yohanes Pembaptis, seorang yang terbesar dari semua nabi, membuat (mempersiapkan) jalan.
Kristus adalah Batu Penjuru
Pada zaman dahulu, sebuah batu penjuru digunakan baik sebagai fondasi (dasar) dan standar yang
atasnya suatu bangunan didirikan. Ketika batu penjuru ditempatkan, sudut-sudut dan ukuran suatu
bangunan akan menyesuaikan dengan batu penjurunya, dan jika batu penjuru itu dipindahkan dari
tempatnya, seluruh struktur bangunan akan hancur.
Tuhan menyatakan dalam kitab Yesaya, ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion
sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang
percaya, tidak akan gelisah!’7 Batu Penjuru yang mahal (berharga) ini diletakkan untuk semua orang
yang ‘percaya’. Orang-orang yang ‘percaya’ adalah mereka yang ‘berhenti’ di atas batu penjuru yang
‘berharga’ ini. Mereka menyelaraskan kehidupan mereka dengan Batu Penjuru yang Berharga ini.
Inilah artinya ‘percaya’ di dalam Kitab Suci.
Janji bagi orang-orang yang membangun di atas Batu Penjuru yang berharga ini adalah bahwa mereka
tidak akan dipermalukan oleh ketakutan yang membuat mereka bertindak tidak bijak atau
‘gelisah/tergesa-gesa’. Mereka juga tidak akan mengenal rasa malu dari kekecewaan. Melalui hikmat
2
Ams 25:25
Mat 11:4-5
4
Ibr 2:1-4
5
Mat 11:6
6
Ef 2:20
7
Yes 28:16
3
10
dan kuasa Elohim yang tersedia bagi mereka oleh Batu Penjuru yang berharga, mereka akan membuat
jalan mereka makmur dan berhasil dalam memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan mereka.8
Pemazmur menuliskan bahwa Batu Penjuru yang Berharga yang sama ini adalah ‘Batu Penjuru’, yang
dibuang/ditolak oleh ‘tukang-tukang bangunan’.9 Yesus menyatakan dalam Injil Matius, Markus dan
Lukas bahwa perkataan pemazmur telah digenapi di dalam Dia.10 Dia menyatakan diri-Nya sebagai
Batu Penjuru yang dibuang/ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Yesaya lebih lanjut mencatat
bahwa Dia dihina dan dihindari (ditolak) oleh manusia.11
Suatu batu sandungan
Tertulis tentang Yesus Kristus, Batu Penjuru yang diletakkan di Sion, bahwa Dia dapat menjadi
‘suatu batu sandungan’. Tetapi diberkatilah dia yang tidak tersandung karena Dia!12 Dan barangsiapa
percaya kepada-Nya tidak akan menjadi malu!13 Jadi, jelas bahwa kita malu ketika kita tidak ‘percaya’
kepada-Nya; yaitu, ketika kita tidak ‘berhenti’, atau ‘membangun’, iman kita di atas-Nya, sebagai
Batu Penjuru kita.
Menarik untuk diperhatikan bahwa Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Batu Penjuru selama minggu
Paskah, sementara Dia di Yerusalem pada hari-hari sebelum penyaliban-Nya. Waktu pernyataan-Nya
itu sempurna, ketika kita menyadari bahwa salib-Nya adalah ‘berita batu penjuru’ yang atasnya
setiap ‘orang percaya’ dipanggil untuk membangun. Penyaliban-Nya dan injil-Nya adalah satu dan
sama. Injil Kristus adalah berita tentang salib-Nya!
Cukup sederhana, berita tentang salib-Nya adalah berita tentang ketaatan-Nya yang ajaib. Ketika
kita melihat Dia ditinggikan di atas salib dan melihat darah-Nya tercurah, kita tahu bahwa Dia
adalah Anak Elohim karena kita melihat ketaatan-Nya yang ajaib. Tapi, lebih dari ini, ada suatu
pewahyuan bahwa ketaatan ajaib yang sama itu adalah mungkin bagi kita. Paulus menuliskan, ‘Sebab
pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Elohim’.14 Paulus ‘tidak malu dengan injil’,
karena dia telah mengenalnya sebagai kuasa Elohim bagi dia, yang memampukan dia untuk
memenuhi kehendak Elohim dalam hidupnya.15 Bagi dia, injil Kristus adalah yang mengubahkan hidup.
Salib Kristus
Ketika kita juga membangun di atas Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru kita, jalan ketaatan yang
ajaib terbuka bagi kita oleh kuasa salib-Nya yang bekerja dalam kehidupan kita. Salib Yesus adalah
alat yang olehnya hikmat dan kuasa Elohim tersedia bagi kita, memampukan kita untuk memenuhi
kehendak Elohim dalam kehidupan kita. Rasul Paulus menuliskan, ‘Kami memberitakan Kristus yang
disalibkan, untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi
suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Elohim dan hikmat Elohim’.16
Rasul Petrus menuliskan bahwa Kristus, sang Batu Penjuru, adalah berharga bagi semua yang
‘percaya’. Akan tetapi, bagi ‘orang yang tidak percaya’, Kristus adalah suatu batu sentuhan atau suatu
8
Yos 1:8. Rm 9:33. 1Ptr 2:6. Yes 30:15. Yes 32:17
Mzm 118:22
10
Mat 21:42. Mrk 12:10. Luk 20:17
11
Yes 53:3
12
Mat 11:6
13
Rm 9:33
14
1Kor 1:18
15
Rm 1:16
16
1Kor 1:23-24
9
11
batu sandungan. Bukannya membangun di atas Kristus sebagai Batu Penjuru mereka, mereka malah
membangun iman mereka di atas perkataan hikmat manusia.17 Inilah jalan yang kelihatan benar bagi
mereka.18
Paulus menuliskan bahwa dengan melakukan hal ini mereka mengosongkan salib Kristus dari
kuasanya dalam kehidupan mereka. Mereka tidak berdaya untuk berjalan dengan taat, karena mereka
telah menolak Kristus dan berita salib-Nya sebagai batu penjuru yang di atasnya mereka membangun
iman mereka. Mereka adalah ‘tukang-tukang bangunan’ yang tidak percaya yang dikatakan dalam
Kitab Suci.19
‘Tukang-tukang bangunan’ yang tidak percaya ini tidak berhasil dalam memenuhi kehendak Elohim
dalam kehidupan mereka. Sebagai konsekuensinya, mereka mengalami kekecewaan lebih lanjut yang
rasa malu ini bawakan. Ketidakpercayaan mereka membuat mereka menjadi malu akan salib Kristus,
karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan
mereka. ‘Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Elohim; dan untuk
itu mereka juga telah disediakan’.20
Kesimpulan
Jelas bahwa kita harus mengenal Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru yang atasnya kita membangun
iman kita. Akan tetapi, kita hanya dapat benar-benar mengenal Dia jika kita melihat Dia ditinggikan
di atas salib karena pelanggaran kita, sebagai Dia yang sepenuhnya taat kepada inisiatif Bapa di sorga.
Inilah yang dialami oleh kepala pasukan di Kalvari, ketika dia memandang kepada Yesus, yang
ditinggikan. Responnya adalah, ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Elohim.’21
Injil Yesus Kristus adalah hikmat dan kuasa salib-Nya. Kita yang ‘percaya’ adalah orang-orang yang
mengetahui hikmat dan kuasa salib-Nya sebagai suatu kapasitas yang mengubahkan hidup. Dalam
pengetahuan ini, kita tidak kecewa, karena kita mendapatkan keberhasilan dalam melihat kehendak
Elohim terjadi dalam kehidupan kita. Jadi kita tidak malu dengan injil. Ini benar-benar terjadi! Kita
dimampukan untuk ‘percaya’ dan kita ‘tahu di dalam siapa kita telah percaya’. Hanya dengan
pengetahuan ini maka kita dapat benar-benar menyatakan, ‘Saya tidak malu dengan Yesus. Saya tidak
malu dengan injil-Nya, dan saya tidak malu menghidupinya!’
17
1Kor 1:17
Ams 14:12
19
Mzm 118:22
20
1Ptr 2:6-8
21
Mat 27:54
18
12
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Tidak malu dengan injil

Bagaimana engkau secara praktis menunjukkan (selain dari stiker di bagian belakang (bumper)
mobil) bahwa engkau tidak malu dengan injil Kristus?

Tertulis tentang Yesus Kristus, ‘sebuah Batu Penjuru diletakkan di Sion’, bahwa Dia akan
menjadi ‘suatu batu sandungan’ yang dibuang/ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Mzm
118:22. Tetapi diberkatilah orang yang tidak tersandung! Mat 11:6. Mengapa Kristus adalah ‘batu
sandungan’ bagi beberapa orang?

Ketika kita membangun di atas Kristus, yang dihina dan ditolak oleh manusia, kita harus
menerima bahwa kita juga kadang kala bisa dihina dan ditolak manusia. Yesus berkata, ‘Jikalau
dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu.
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena
kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia
membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih
tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya
kamu.’ Yoh 15:18-20.
Saksikan bagaimana engkau telah menerima, atau belajar menerima realitas ini.

Injil Kristus adalah berita tentang salib-Nya. Apakah kesaksianmu tentang bagaimana berita
tentang salib aktif dan nyata dalam hidupmu?
13
MEMBERESKAN
KETERSINGGUNGAN
Peter Hay
Seorang anak Elohim adalah seseorang yang telah dilahirkan dari benih hidup Elohim. Benih tersebut
adalah firman hidup yang berakar dalam hati mereka.1 Yesus menjelaskan bahwa seseorang yang
menerima firman hidup sama seperti pelita yang telah menyala. Terang hidup yang mereka telah
terima hanya dapat bertahan jika mereka tetap terhubung dengan sesama orang percaya dalam suatu
gereja kaki dian, dan terus menerima firman Elohim.2 Ini adalah kehendak Elohim bagi kita.3
Dalam terang ini, rasul Yakobus menasihati kita untuk menjadi ‘cepat untuk mendengar, tetapi
lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan
kebenaran di hadapan Elohim’.4 Yakobus membantu kita untuk menghindari respon-respon tertentu
terhadap satu sama lain yang berdampak pada kehendak Elohim yang sedang dikerjakan dalam
kehidupan kita. Alasan utama di mana kita menjadi marah dan reaktif adalah karena seseorang, atau
sesuatu telah menyinggung kita. Kita harus belajar untuk membereskan ketersinggungan kita supaya
kita bisa terus bertumbuh sebagai anak-anak Elohim.
Mudah untuk menyadari ketika kita merasa tersinggung, dan mengenali penyebab ketersinggungan
kita. Akan tetapi, kunci bagi kita adalah memahami mengapa kita tersinggung. Perasaan tersinggung
kita adalah akibat dari suatu penghakiman yang telah dibuat. Penghakiman-penghakiman ini
berdasarkan pada suatu hukum di dalam kita yang memerintah apa yang kita percaya adalah baik
atau jahat bagi kita. Dari dasar hukum ini, kita memahami hal-hal tertentu yang dikatakan, atau
dilakukan, sebagai tidak masuk akal (tidak pantas), dan menjadi tersinggung. Dengan
mengesampingkan pertanyaan apakah yang telah terjadi adil atau tidak, kita harus menyadari bahwa
hukum ini adalah bagian dari kemanusiaan kita yang telah jatuh.5 Hukum ini memotivasi perbuatan
1
Luk 8:11,15
Luk 8:16
3
Yak 1:18
4
Yak 1:19-20
5
Rom 7:23
2
15
daging kita, termasuk tindakan-tindakan seperti meledaknya amarah, perbantahan, perpecahan,
pengkhianatan, dan membawa kita ke dalam perbudakan kepada dosa.6
Jika hukum pribadi seseorang tidak dibereskan, hukum itu akan membuat mereka tidak mampu
bertumbuh sebagai seorang anak Elohim. Hati mereka akan menjadi keras melalui pengaruh yang
terus-menerus dari hukum mereka terhadap cara mereka melihat hal-hal dan berperilaku. Sebagai
akibatnya, benih hidup Elohim tidak akan berakar kuat dalam hati mereka. Di bawah panas terik dan
tekanan pengalaman-pengalaman yang membuat mereka tersinggung, benih status anak mereka akan
layu dan mati.7
Di saat yang sama, ketika mereka terus berpegang pada ketersinggungan mereka, mereka tidak akan
sanggup mengasihi yang lain. Ini karena fokus mereka ada pada diri mereka sendiri dan rasa sakit
mereka. Mereka juga tidak mau menerima firman Elohim dari mulut saudara-saudara mereka. Yesus
berkata bahwa dalam kondisi ini, bahkan hidup yang mereka pikir mereka miliki, akan diambil dan
mereka akan berada dalam kegelapan.8 Mereka tidak akan sanggup untuk melihat kebenaran tentang
masalah-masalah atau disucikan dari motivasi-motivasi mereka yang berpusat pada diri sendiri.9
Di tempat benih hidup Elohim, sesuatu yang lain berakar dalam hati seseorang yang berpegang pada
ketersinggungan mereka. Rasul Paulus menyebutnya ‘akar kepahitan’. Dia katakan bahwa akar
kepahitan bertumbuh di dalam seseorang dan menyebabkan masalah.10 Orang lain yang bersimpati
dengan ketidakpuasan yang keluar dari hati seseorang yang pahit dapat menjadi tersinggung mewakili
mereka. Inilah salah satu cara di mana orang-orang dapat dicemarkan oleh seseorang yang memiliki
akar kepahitan. Penting bagi kita untuk tidak bergabung dengan ketersinggungan dan persungutan
orang lain. Sebaliknya, kita seharusnya memikirkan urusan kita sendiri dan terus mengerjakan status
anak yang Elohim telah persiapkan untuk kita lakukan.11 Tentu saja, kita dapat mendorong sahabatsahabat kita untuk mencari pemulihan dengan saudara-saudara mereka di gereja. Kita melakukan ini
dengan roh yang lemah lembut, mempertimbangkan motivasi-motivasi kita sendiri, supaya kita tidak
tergoda untuk bereaksi terhadap sahabat-sahabat kita atas dasar hukum kita sendiri.12
Pada suatu masa atau waktu yang lain, kita semua akan mengalami ketersinggungan. Bagaimana kita
seharusnya berespon pada masa-masa ini? Berbicara mengenai akar kepahitan, Paulus berkata,
‘Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari (kekurangan) kasih karunia Elohim’.13
Inilah kuncinya! Di tengah-tengah semua penderitaan kita, termasuk yang menyebabkan
ketersinggungan, kita perlu meminta kasih karunia kepada Bapa. Elohim tidak memberikan kasih
karunia kepada orang-orang yang menuntut supaya hak mereka dibela. Dia memberikan kasih
karunia kepada orang-orang yang rendah hati dan berkomitmen untuk melakukan kehendak-Nya.14
Ketika kita merasa tersinggung, kita perlu untuk merendahkan diri kita dan menyadari bahwa
ketersinggungan ini adalah bukti dari hukum yang bekerja di dalam kita.
Tindakan pertama dari merendahkan diri kita adalah datang ke takhta kasih karunia melalui doa. 15
Ketika kita melakukan ini, kita menyatukan diri kita kepada doa Yesus di taman Getsemani. 16 Kita
6
Gal 5:1
Mat 13:21
8
Luk 8:18
9
1Yoh 1:6-7
10
Ibr 12:15
11
1Tes 4:11
12
Gal 6:1
13
Ibr 12:15
14
Yak 4:6
15
Ibr 4:16
16
Luk 22:41-44
7
16
menyerahkan diri kita kepada persekutuan penderitaan Kristus, dan menerima kasih karunia dari
Elohim untuk menanggung penderitaan yang menyebabkan kita tersinggung. Setelah menerima kasih
karunia, penderitaan kita menjadi pendisiplinan tangan Bapa atas kita untuk membereskan hukum
yang lain dalam daging kita. Dengan menerima kasih karunia dan pendisiplinan Bapa, kita diubahkan
dari kemuliaan kepada kemuliaan, menjadi anak-anak Elohim yang dewasa.
Kasih karunia adalah kuasa, otoritas dan kapasitas dari Elohim untuk mengasihi. Bukti bahwa kita
menerima kasih karunia adalah kita sanggup melewati ketersinggungan kita dan terus
mempersembahkan diri kita dalam kasih kepada saudara-saudara kita. Kita masuk ke dalam
persekutuan, bukan mundur dari persekutuan. Darah Kristus menyucikan kita sehingga kita
termotivasi dan sanggup melayani yang lain. Sama seperti kita menerima pengampunan untuk dosa
kita oleh kasih karunia Elohim, kerelaan kita untuk mengampuni orang lain yang berdosa terhadap
kita menunjukkan bahwa kita terus maju untuk menghidupi kehidupan kita oleh kasih karunia
Elohim.
Kita memasuki suatu fase di mana kasih banyak orang akan menjadi dingin.17 Kita harus belajar
membereskan ketersinggungan, kalau tidak ini (kasih yang menjadi dingin) akan menjadi
pengalaman kita. Akan tetapi kita dapat menjadi yakin bahwa Elohim membuat setiap penyediaan
bagi kita untuk menanggung musim-musim yang akan datang dan untuk sepenuhnya menjadi
dewasa sebagai anak-anak Elohim.
17
Mat 24:12
17
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Membereskan
ketersinggungan
Berpegang pada ketersinggungan kita memiliki suatu dampak yang berarti atas vitalitas (kehidupan)
status anak kita. Penting untuk kita belajar bagaimana membereskan ketersinggungan kita.



Perhatikan suatu masa ketika engkau tersinggung oleh seseorang. Apa yang menyebabkan
ketersinggungan itu, dan apa dampaknya atas hubunganmu dengan orang ini?
Bagaimana engkau pulih dari ketersinggunganmu dan memulihkan hubungan dengan saudara
atau saudari dalam Kristus?
Apa yang engkau pelajari tentang dirimu sendiri melalui proses ini?
Paulus mengajarkan bahwa akar kepahitan yang bertumbuh dalam hati seseorang yang berpegang
pada ketersinggungan mereka, mencemarkan banyak orang. ‘Mencemarkan’ sesuatu artinya bahwa
hal itu telah membuat najis atau kotor.

Dalam cara-cara apakah ketersinggungan kita dapat mencemarkan orang lain? Bagaimana
seharusnya kita berinteraksi dengan saudara dan saudari Kristen kita, yang terlihat berpegang
pada ketersinggungan mereka?
18
DIBANGKITKAN DENGAN DIA
DALAM HIDUP YANG BARU
Jonathon Wills
Pendahuluan
Hidup Kekristenan adalah hidup yang luar biasa. Ini adalah hidup yang menggairahkan, dinamis dan
penuh kuasa. Melalui baptisan ke dalam kematian Kristus, engkau telah dikaruniakan jalan masuk
setiap hari kepada Dia yang menjadikan segala sesuatu. Sementara orang-orang yang tanpa Kristus
terikat pada jalan di mana ‘hukum sebab dan akibat’ berkuasa, engkau bebas dari hidup oleh prinsipprinsip duniawi dan prinsip-prinsip kejatuhan.
Setelah mati dengan Kristus, engkau juga telah dibangkitkan dengan Kristus, oleh karya Bapa yang
mulia, untuk berjalan di jalan yang baru. Pengetahuan ini mengubahkan bagaimana engkau hidup dan
bagaimana engkau berhubungan. Hidupmu adalah hidup yang memberikan kemuliaan kepada Bapa.
Engkau selalu ada di dalam tangan-Nya, dan Dia selalu bekerja untuk membentuk dan
menyelaraskanmu ke dalam gambaran Anak-Nya.1 Setelah dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup
yang baru, engkau berjalan menurut Roh dan bukan menurut pola dunia ini.2 Pikiranmu telah tertuju
pada hal-hal yang dari atas dan engkau memiliki hikmat yang bebas dari iri hati, ambisi yang egois
dan kejahatan.3
Suatu cara hidup yang baru dalam darah Kristus
Mulai dari taman Getsemani sampai kepada salib, Yesus menegakkan suatu jalan pemercikan-darah
yang dapat membawamu mulai dari keadaan ‘mati dalam dosa’ menjadi ‘hidup bagi Elohim dalam
Kristus’.4 Dia memenuhi cawan dengan darah Perjanjian Baru dan menegakkan suatu jalan yang baru
dan yang hidup melalui darah-Nya.5 Dengan setiap curahan darah-Nya, Dia sedang dibawa kembali
1
Rm 8:29
Rm 12:1-2
3
Yak 3:15-18
4
Ef 2:5. Rm 6:11
5
Mrk 14:22-25. Mat 26:26-29. Luk 22:20
2
19
dari kematian sebagai Gembala agung segala domba, dan membawamu kembali bersama-sama
dengan Dia!6
Sebagai Anak, Dia belajar taat dari hal-hal yang Dia derita. Setelah disempurnakan, Dia menjadi
sumber dari keselamatan kekal bagi orang-orang yang menaati Dia.7 Demikian juga engkau belajar
taat ketika Kristus memberikanmu cawan yang dipenuhi dengan darah-Nya dan berkata kepadamu,
‘[Minumlah,] Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh darah-Ku’. Poin ketaatanmu itu jelas. Kristus
telah mengundangmu untuk bersatu dengan Dia dalam persekutuan penderitaan-Nya, di mana
darah-Nya berkuasa dan efektif. Dalam persekutuan ini engkau menemukan penebusan dan engkau
menerima hidup.
Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman’. 8
Dalam konteks ini, rasul Paulus mengatakan bahwa kita hanya akan dimuliakan dengan Dia jika kita
telah menderita bersama Dia.9 Penderitaan dengan Kristus menjadi jalan hidupmu. Ketika engkau
makan dan minum pada perjamuan kudus setiap minggu, engkau menerima hidupmu dari Kristus.
Untuk dibangkitkan pada kebangkitan pertama ketika Yesus kembali, harus ada hidup dalammu
ketika engkau mati. Satu-satunya hidup yang akan dibangkitkan adalah hidup Yesus Kristus. 10 Jika
hidup Kristus tidak ada di dalammu, tidak akan ada yang dibangkitkan.11
Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru
Ketika engkau dibaptis ke dalam Tuhan Yesus Kristus, ada suatu transaksi luar biasa yang terjadi.
Hidup Kristus sekarang ada di dalammu! Sama seperti benih masuk ke dalam tanah dan mati supaya
benih itu dapat bangkit dalam hidup baru, engkau juga, setelah bersatu dengan Kristus dalam
kematian-Nya, dibangkitkan dari kematian, keluar dalam hidup-Nya yang baru.12
Bukan lagi engkau ‘melakukan yang terbaik’. Tetapi, Kristus hidup di dalammu dengan kuasa
kebangkitan!13 Engkau hidup oleh iman Kristus.14 Iman ini datang kepadamu setiap kali engkau
mendengar firman Elohim disampaikan.15 Sementara engkau mendengar, jalan untuk dilalui menjadi
jelas dan hidup Kristus menjadi milikmu untuk dihidupi.16 Prinsip dari ciptaan baru sekarang
mengatur jalan hidupmu.17 Hidup-Nya adalah hidupmu dan hidupmu tersembunyi di dalam Dia.18
Berjalan dengan Dia dalam hidup yang baru
Tidak menjadi lelah oleh penderitaan Kristus
Ketika engkau berjalan dalam hidup yang baru, engkau tidak dipimpin ke dalam pencobaan, dan
engkau tidak dilelahkan oleh penderitaan Kristus.19 Yesus memperingatkan murid-murid-Nya untuk
6
Rm 4:25. Ibr 13:20
Ibr 5:7-9
8
Yoh 6:53-54
9
Rm 8:17
10
1Tes 4:13-18
11
1Yoh 5:12
12
2Kor 5:17. Yoh 12:24
13
Kol 1:27. Rm 8:11
14
Gal 2:20
15
Rm 10:17
16
Yoh 14:6
17
2Kor 5:17
18
Kol 3:3-4
19
Mat 26:36-46
7
20
tidak jatuh ke dalam pencobaan sementara mereka berdoa dengan Dia. Pencobaan mereka adalah
untuk dikalahkan oleh keadaan dan menjadi lelah dalam pikiran dan tubuh mereka.
Engkau akan dicobai untuk tidak taat ketika Dia berbicara kepadamu. Jika engkau melakukannya,
engkau akan menolak cawan yang Kristus berikan untukmu. Ketaatan kepada Kristus
menghubungkanmu kepada persekutuan penderitaan-Nya, di mana darah-Nya dicurahkan bagimu.
Jika engkau tidak taat, bukannya menerima hidup ciptaan baru, engkau akan menjadi lelah dalam
tubuh, pikiran dan roh.
Ketika Roh Kudus membawakan kuasa dari Roh yang Kekal kepada Kristus, Dia dikuatkan untuk
mempersembahkan diri-Nya kepada Elohim sebagai suatu korban yang hidup.20 Ketika engkau
menaati perintah Kristus untuk berjaga-jaga dan berdoa dengan Dia, engkau akan dikuatkan, dihibur
dan dimampukan oleh kuasa yang sama ini.21 Engkau juga akan mengenal kuasa hidup kebangkitan
yang memberikanmu kapasitas untuk bertahan di tengah-tengah penderitaan. Rasul Paulus
menyoroti hal ini ketika dia berkata, ‘Dan jika Roh Dia [Bapa], yang telah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di
dalam kamu’.22
Inilah yang membuat persekutuan penderitaan Kristus itu luar biasa. Menemukan persekutuan
dalam penderitaan Kristus, berjalan bersama-sama dengan kuasa yang membangkitkan Kristus dari
kematian. Ketika engkau memiliki yang satu, engkau memiliki yang lain! Ketika engkau menderita
dengan Kristus, engkau juga dibangkitkan dengan Dia oleh kuasa kebangkitan untuk berjalan di
suatu jalan yang baru. Oleh karena itu, persekutuan dalam penderitaan Kristus merupakan jalan
masuk ke dalam banyak kesembuhan dan mujizat.
Ketika engkau berjalan dalam jalan ini, engkau dipelihara oleh kasih Elohim dan bersatu dengan
saudara-saudaramu.23 Engkau dibatasi dan didorong oleh kasih Kristus untuk tetap teguh, selalu
berlimpah dalam pekerjaan Tuhan, mengetahui bahwa kerja kerasmu tidak sia-sia.24
Mengalahkan dunia
Ketika engkau berjalan dalam hidup yang baru, engkau mengalahkan dunia dan semua yang ada di
dalamnya, tidak takut dengan manusia, penderitaan, atau maut.25 Ketika engkau membuat pilihanpilihan untuk tetap hidup semudah mungkin dan tanpa rasa sakit, maka engkau hidup tertawan pada
perjuanganmu sendiri untuk bertahan hidup. Ketika engkau berjalan dalam hidup ciptaan baru,
engkau tidak takut kehilangan hidupmu, reputasimu, uangmu, gambaran/citramu, statusmu dan
bahkan beberapa dari hubungan-hubunganmu. Engkau tahu bahwa ada suatu kuasa yang lebih tinggi
dan bahwa engkau telah dibangkitkan dengan Kristus mengatasi hal-hal yang berasal dari bumi ini.26
Dengan realitas ini, sudut pandangmu mengenai hidup berubah dan engkau melihat hal-hal
sebagaimana Elohim melihatnya.27
20
Luk 22:42-44
Ibr 9:14. Luk 22:43
22
Rm 8:11
23
Yud 1:20-21
24
1Kor 15:58
25
Why 12:11
26
Kol 3:1-2
27
2Kor 3:16
21
21
Menderita menurut kehendak Elohim
Ketika engkau dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup yang baru dan engkau berpartisipasi dalam
penderitaan Kristus, Tuhan sanggup melakukan suatu pekerjaan ajaib dalammu dan dalam
kehidupan orang lain. Engkau menerima kekuatan untuk bertahan dalam pengujian supaya Roh dan
kuasa Elohim dapat diberikan kepada yang lain. Hidupmu tersembunyi dengan Kristus dalam
Elohim, jadi penderitaan apapun yang engkau alami sekarang diperhitungkan sesuai dengan
kehendak Elohim.28
Penderitaanmu bukanlah suatu hukuman untuk tindakan-tindakan dosa, juga bukan hasil dari
tindakan-tindakanmu sendiri yang dilakukan di luar kehendak Elohim. Engkau berhenti dari dosa,
supaya penderitaanmu bukanlah karena dosa.29 Ketika engkau menerima bahwa segala sesuatu
berasal dari tangan-Nya, maka sekarang penderitaan adalah menurut kehendak Elohim.30 Dalam hal
ini, engkau terus belajar taat supaya engkau bisa dijadikan sempurna, seperti Kristus.31 Seperti
misalnya, engkau menolak keinginan untuk membela dirimu, untuk menetapkan dirimu sendiri,
untuk mencari alasan dan untuk mendakwa dirimu sendiri. Semua hal ini dibereskan dalam aplikasi
setiap hari dari baptisanmu.32
Kadang kala engkau akan menghadapi situasi-situasi menakutkan dan engkau akan mencari Tuhan
untuk arahan dan pertolongan. Ketika Dia mengatakan ‘Jangan takut, Aku menyertaimu’, maka
ketaatanmu adalah berjalan tanpa rasa takut, mengetahui bahwa Dia ada bersama denganmu,
meskipun ada ancaman bahwa sesuatu mungkin akan menyebabkan rasa sakit. Engkau dapat
percaya, tahu bahwa, ketika engkau menaati perintah Kristus dan dilepaskan dari rasa takut serta
kekuatiran, engkau akan menunjukkan kebesaran kuasa-Nya.33 Pada waktu-waktu inilah, prinsip
hidup ciptaan baru ditunjukkan dengan sangat berkuasa.
Hal ini akan seperti yang dinubuatkan nabi Yesaya. Ketika engkau melewati air, engkau tidak akan
tenggelam atau dihanyutkan. Ketika engkau berjalan melalui api, api dan panasnya tidak akan
menjamahmu. Engkau telah ditebus oleh darah Kristus dan engkau berharga di mata-Nya.34
Kesimpulan
Baptisan ke dalam kematian Kristus dan jalan hidup baru yang disediakannya merupakan suatu harta
yang engkau pegang dengan erat dalam kelemahan daging manusiawimu. Ini menunjukkan bahwa
kuasa yang engkau hidupi haruslah dari Elohim, karena itu pastinya bukan berasal dari dirimu
sendiri; karena kuasa itu begitu besar.35 Ketika engkau bersekutu pada perjamuan kudus setiap
minggu, engkau akan tahu tentang membawa kematian Yesus dalam tubuhmu sehingga hidup Yesus
dapat sepenuhnya dinyatakan dalammu.36 Hidup yang dinyatakan adalah hidup yang telah
mengalahkan maut dan sekarang menunjukkan kuasanya sementara engkau berpartisipasi dalam
persekutuan penderitaan-Nya. Engkau hidup dengan keyakinan sebagai bagian dari ciptaan baru
dalam Kristus, mengetahui dengan pasti bahwa Bapa akan membangkitkanmu dengan Yesus dalam
kebangkitan.37
28
1Ptr 4:19. Kol 3:3
Yoh 9:1-3
30
2Kor 4:15. Rm 8:28
31
Ibr 5:9. Flp 3:15
32
1Ptr 3:21
33
2Kor 4:7
34
Yes 43:1-4
35
2Kor 4:7
36
2Kor 4:10
37
2Kor 4:11-14
29
22
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Dibangkitkan dengan Dia
dalam hidup yang baru
Ketika Yesus mengambil cawan pada perjamuan kudus pertama (perjamuan malam terakhir), Dia
memberikan cawan itu kepada murid-murid-Nya dengan mengatakan, ‘[Minumlah ini, kamu semua]
Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh darah-Ku.’ Dari perjamuan malam terakhir ini Yesus pergi ke
taman Getsemani, dan di sanalah darah-Nya mulai dicurahkan.

Apa kesaksianmu tentang disatukan dengan persekutuan penderitaan Kristus? Bagaimana
hidupmu berubah melalui partisipasi dalam penderitaan-Nya?

Di manakah dalam hidupmu, engkau menunjukkan bahwa engkau telah dibangkitkan dengan
Kristus dalam hidup yang baru untuk kemuliaan Bapa?
23
BERSATU DENGAN PERSEKUTUAN
PENDERITAAN KRISTUS
Richie Kaa
Pendahuluan
Dalam artikel ini saya ingin mengajakmu untuk memperhatikan bagaimana engkau ‘bersatu dengan
persekutuan penderitaan Kristus’ dalam keadaan hidupmu sekarang ini. Seperti yang telah kita
pelajari, persekutuan penderitaan-Nya hanya akan menjadi suatu realitas (nyata) bagimu jika engkau
hidup dalam iman baptisanmu. Dengan pemikiran tersebut, tujuan dari artikel ini adalah untuk
mendefinisikan persekutuan penderitaan Kristus, dan untuk membahas apa yang diperoleh ketika
engkau bersatu dengan persekutuan ini dalam perjalananmu sebagai seorang anak Elohim.
Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus menjelaskan bahwa motivasinya untuk menanggung
penderitaan dan kerugian dalam hidupnya adalah untuk mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan penderitaan-Nya, menjadi serupa dengan kematian-Nya; supaya dia dapat
mencapai kebangkitan dari kematian.1
Memperoleh kebangkitan
Pandangan jangka panjang Paulus adalah ‘beroleh kebangkitan dari antara orang mati’. Pada waktu
Paulus menuliskan suratnya, pembahasan mengenai kebangkitan adalah suatu permasalahan yang
menjadi perdebatan di dalam komunitas Yahudi.2 Akan tetapi, Paulus mengatakan bahwa
kerinduannya untuk memperoleh kebangkitan merupakan pengharapannya sebagai seorang anak
Elohim. Ini juga merupakan pengharapan kita.
1
2
Flp 3:10-11
Kis 17:32. Kis 23:6-8
25
Memperoleh kebangkitan artinya bahwa kita telah menerima warisan penuh dari hidup kekal
sebagai seorang anak Elohim.3 Dalam kebangkitan, kita menerima suatu tubuh kekal, sama seperti
yang Yesus terima ketika Dia bangkit dari kematian. Untuk disempurnakan sebagai seorang anak
Elohim, kita harus bersatu dengan proses yang melaluinya status anak disempurnakan oleh Anak
Manusia. Inilah jalan salib.
Baru-baru ini kita telah memahami bahwa anak-anak yang dilahirkan ke dalam rumah-rumah
perjanjian adalah anak-anak yang dilahirkan dengan benih hidup Elohim. Benih ini adalah kodrat
ilahi. Begitu banyak yang diberikan kepada seorang anak dalam penyediaan ini. Ketika orang tua
Kristen dengan setia memelihara benih ini, ada suatu keyakinan besar bahwa seorang anak akan
bertumbuh dalam jalan-jalan Tuhan dan memperoleh penentuan penuh mereka sejak semula sebagai
seorang anak Elohim. Akan tetapi, hidup Elohim saja tidak akan cukup bagi seorang anak untuk
memenuhi panggilan Elohim. Ini karena setiap anak Elohim dilahirkan dengan suatu kecenderungan
terhadap dosa. Benih kodrat ilahi tidak akan bertumbuh dan menghasilkan buah dalam hidup
seseorang jika kecenderungan terhadap dosa ini tidak dibereskan.
Membereskan kecenderungan kita terhadap dosa
Paulus menyebut kecenderungan ini ‘hukum yang lain’ dan ‘kebenaranku sendiri’.4 Hukum ini adalah
motivasi untuk melakukan kehendak Elohim, tetapi dalam suatu cara yang terlihat benar bagi kita
dan menurut kekuatan kita sendiri. Kita menyebut ini ‘berjalan menurut daging’. Ketika kita hidup
dengan cara ini, kita tidak sanggup memenuhi kehendak Elohim atau menaklukkan kuasa dari
hukum dosa di dalam kita.
Salib Kristus
Salib Kristus adalah keseluruhan penyediaan Elohim yang melaluinya kita dapat menerima janji-Nya
akan hidup kekal.5 Baptisan menyatukan kita kepada proses salib. Baptisan pertama-tama
menyatukan kita kepada kematian Kristus.6 Paulus mengajarkan bahwa jika kita telah ‘menjadi satu
[dengan Dia] dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan
[dengan Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa’.7 Karena kita telah dilepaskan dari
dosa, kita sekarang tidak lagi berada di bawah penghukuman. Penderitaan kita dalam hidup bukan
menandakan kematian kekal kita. Penderitaan kita dalam hidup sekarang merupakan konteks di
mana Bapa sedang mendisiplin kita sebagai anak-anak-Nya.
Ketika engkau memilih untuk berjalan di jalan salib setiap hari, dua aspek dari hidup-Nya akan
menjadi nyata dalam hidupmu. Aspek pertama adalah bahwa engkau akan diberikan kapasitas yang
sama yang membangkitkan Yesus dari kematian. Aspek kedua adalah bahwa kapasitas kebangkitan
ini menguatkanmu untuk berpartisipasi dalam persekutuan penderitaan Kristus.8 Dua unsur yang
bekerja sama inilah yang memampukan kita untuk mengalahkan dosa, mempersembahkan tubuh kita
sebagai suatu korban yang hidup dan mulai menghasilkan buah bagi Elohim.
3
Tit 1:2. 1Yoh 2:25
Rm 7:23. Flp 3:9
5
1Yoh 2:25
6
Rm 6:3
7
Rm 6:5-7
8
Flp 3:10
4
26
Darah Kristus
Dalam suratnya yang pertama, Yohanes menyatakan bahwa ‘jika kita hidup di dalam terang ... kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain’ dan darah Yesus Kristus aktif terhadap kita untuk
menyucikan kita dari dosa.9 Terang yang Yohanes bicarakan adalah iluminasi yang datang dari firman
hidup. Yohanes mengatakan bahwa ketika kita memahami bagaimana kita menerima dan hidup oleh
firman hidup, kita akan menemukan koinonia. Ini adalah kata Yunani untuk ‘persekutuan’, atau
‘perjamuan’. Hanya dalam koinonia maka darah-Nya dapat mengalir kepada kita. Ketika kita tetap
setia di dalam persekutuan penderitaan-Nya, dan persekutuan kita bersama sebagai orang-orang
percaya, kita sedang diubahkan. Dia memberikan kita hidup-Nya, yang merupakan satu-satunya
hidup yang telah ‘kembali’ dari kematian karena dosa.
Persekutuan penderitaan-Nya adalah suatu aspek kunci dari baptisan. Hal ini menekankan pekerjaan
darah-Nya, yang sekarang tersedia bagi kita. Kita tahu bahwa darah Kristus tercurah ketika Dia
menderita. Ketika darah-Nya mengalir kepada kita, darah itu memberikan kita hidup-Nya, yang
memampukan tiga tindakan berbeda dalam hidup kita:
1.
menebus kita kembali dari maut yang disebabkan oleh dosa
2. menyucikan hati nurani kita dari pekerjaan yang sia-sia (mati)
3. memberikan kita kapasitas untuk taat melakukan kehendak Elohim.
Setiap minggu, kita makan dan minum unsur-unsur Perjanjian Baru pada meja perjamuan kudus. Di
sini, kita bersatu untuk saling melayani hidup-Nya kepada satu sama lain. Ketika kita mengambil
bagian dalam unsur-unsur perjamuan, kita melakukannya dalam iman untuk partisipasi kita yang
terus-menerus dalam persembahan Kristus sepanjang minggu. Baptisan menyatukan kita kepada
persembahan ini, dan perjamuan kudus merupakan penyediaan untuk partisipasi harian kita dalam
persekutuan persembahan-Nya.
Yesus mengatakan bahwa cawan yang kita minum adalah darah-Nya. Tentu saja, kita bukan minum
darah yang sesungguhnya; kita bahkan tidak minum anggur sesungguhnya! Dan ini tentu saja tidak
secara misterius berubah menjadi darah Kristus ketika kita meminumnya. Tetapi, cawan yang kita
terima adalah ‘darah ... yang berbicara’.10 Darah-Nya aktif terhadap kita dalam firman yang
disampaikan. Tindakan meminum dari cawan dan memakan sepotong roti merupakan demonstrasi
praktis bahwa kita menerima firman-Nya dan berkomitmen untuk melakukan kehendak Elohim
dengan kapasitas hidup yang Kristus berikan kepada kita.
Yesus mengajarkan bahwa cawan yang Dia berikan untuk kita minum adalah suatu persekutuan
dalam penderitaan-Nya. Bahkan, Dia menghubungkan ini secara langsung kepada baptisan. Dia
bertanya kepada Yakobus dan Yohanes, ‘Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?’11 Yesus secara spesifik merujuk kepada kematianNya di atas salib. Darah Kristus dimanifestasikan ketika Dia menderita. Darah-Nya efektif dalam
kehidupan kita ketika kita bersatu dengan persekutuan penderitaan-Nya. Sebagai orang-orang yang
mengambil bagian dalam unsur-unsur perjamuan kudus, kita tidak seharusnya heran ketika kita
mengalami penderitaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita meminum cawan dalam iman untuk
berpartisipasi dalam penderitaan-penderitaan ini.
Bagi seorang Kristen, penderitaan bukanlah suatu hukuman. Penderitaan adalah cara yang olehnya
kita bersatu dengan suatu proses yang melaluinya kita sedang disempurnakan sebagai anak-anak
9
1Yoh 1:7
Ibr 12:24-25
11
Mrk 10:38
10
27
Elohim. Penderitaan diberikan kepada kita oleh Bapa untuk mendisiplin kita dan melatih kita sebagai
anak-anak-Nya. ‘Memang tiap-tiap ganjaran (disiplin) pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai
kepada mereka yang dilatih olehnya.’12
Keadaan yang celaka
Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Paulus mendefinisikan pergumulan dari setiap orang Kristen
dalam membereskan dosa, bersaksi bahwa ‘apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa
yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat’. 13 Dia
sedang menggambarkan bahwa niat yang sungguh-sungguh untuk menjalani apa yang baik telah
sepenuhnya diambil alih oleh ‘hukum yang lain’ di dalam kita.14 Melalui pendekatan terhadap hidup
ini, kita berakhir dengan melakukan yang sangat jahat yang tidak ingin kita lakukan dan gagal untuk
melakukan kebaikan yang kita ingin lakukan. Terganggu oleh dilema ini, Paulus bertanya, ‘Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?’15 Dengan kata lain, ‘Siapakah yang akan
membebaskan aku dari tubuh yang dikontrol oleh dosa ini yang memimpin kepada maut?’
Banyak orang yang membaca artikel ini akan mengajukan pertanyaan yang sama dan, sama seperti
Paulus, kita harus memahami penyediaan luar biasa yang kita terima melalui baptisan:
1.
kita sanggup menjadi seperti Dia dalam kematian-Nya, yang membebaskan kita dari dosa
2. kita diberikan hidup kebangkitan, yang merupakan kapasitas untuk menanggung
penderitaan
3. kita diberikan partisipasi dalam persekutuan penderitaan-Nya
4. kita diberikan jalan masuk kepada darah-Nya ketika kita berpartisipasi dalam persekutuan
ini
5. darah-Nya sekarang menyucikan hati nurani dari pekerjaan yang sia-sia (mati), membawa
kita kembali dari kematian karena dosa; dan memberikan kita kapasitas untuk menaati
kehendak Bapa.
Kemudian penyediaan ini memampukan kita ‘supaya tuntutan hukum Taurat digenapi’.16 Karena kita
telah dilahirkan dari Roh, dan dosa di dalam kita telah dimatikan dalam baptisan, kita sanggup
menujukan pikiran kita pada hal-hal yang dari Roh. Pikiran yang tertuju pada Roh tidaklah sama
dengan tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Tetapi, ini menggambarkan suatu pribadi yang rohani
yang berfokus pada kehidupan sebagai seorang anak Elohim dan memenuhi kehendak Bapa. Inilah
artinya ‘pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi’.17
Berlawanan dengan ini, seseorang yang tidak bersatu dengan kematian Kristus belum dilepaskan dari
‘hukum yang lain’ di dalam mereka yang membawa mereka ke dalam penawanan dosa dan maut.
Dengan demikian, mereka tidak sanggup menujukan pikiran mereka pada hal-hal yang dari Roh.
Seseorang yang pikirannya tertuju pada Roh percaya bahwa apa yang mereka telah terima dalam
koinonia akan memampukan mereka untuk melakukan kehendak Elohim dalam daging mereka. Ini
bukanlah penggenapan kehendak Elohim suatu hari nanti di masa yang akan datang, melainkan
suatu realitas bagi setiap anak Elohim hari ini.
12
Ibr 12:11
Rm 7:15
14
Rm 7:23
15
Rm 7:24
16
Rm 8:4
17
Kol 3:2
13
28
Hukum yang lain
Pengharapan untuk memperoleh kebangkitan bergantung pada suatu pengertian yang tepat tentang
injil. Tipu daya bagi banyak orang Kristen adalah untuk menjadi ‘terfokus pada dosa’, berpikir bahwa
kita harus secara pribadi menangani dosa oleh semangat agamawi atau kemampuan rohani kita
sendiri. Ini adalah alasan favorit untuk ‘hukum yang lain’. Hukum yang lain adalah keinginan dalam
setiap pribadi untuk melayani Elohim dan ‘melakukan kehendak-Nya’ dalam cara yang terlihat benar
bagi mereka. Jika kita menghadapi hidup dengan cara ini, kita pasti akan kembali pada keadaan yang
celaka. Ini karena kita melibatkan hukum yang lain untuk membantu kita dalam pergumulan
melawan dosa. Sebaliknya, baptisan memampukan kita untuk bersatu dengan kematian, penguburan
dan kebangkitan-Nya.
Ketaatan Kristus
Hukum lain yang mendorong kita untuk mengejar suatu cara yang terlihat benar bagi kita, dan yang
mengunci kita untuk menaati ide kita sendiri mengenai apa yang benar, adalah sepenuhnya hilang
(tidak ada) di dalam Kristus. Ini menyediakan suatu pengertian yang lebih jelas mengenai ketaatan
Kristus. Kita tahu bahwa ketika kita taat kepada kehendak Bapa, ketaatan kita memimpin kita untuk
menderita. Penderitaan di atas dasar ini tidak pernah sia-sia, karena penderitaan tersebut memimpin
kepada pengudusan. Dalam cara ini, persekutuan penderitaan-Nya kemudian menjadi suatu
persyaratan penting bagi setiap anak Elohim.
29
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Bersatu dengan
persekutuan penderitaan Kristus

Diskusikan mengapa hidup Elohim saja tidak cukup untuk memperoleh panggilan Elohim dalam
kehidupan kita.

Apakah artinya ‘menujukan pikiran kita pada hal-hal yang dari atas’?

Diskusikan bagaimana darah Kristus dilayani kepadamu hari ini.

Bagi seorang Kristen, penderitaan bukanlah suatu penghukuman. Tetapi, merupakan ganjaran,
atau pendisiplinan, dari Bapa. Diskusikan pendisiplinan Elohim yang telah membawa perubahan
dalam hidupmu.
30
SEORANG ANAK ELOHIM
MENJAGA DIRINYA
Bruce Hamilton
Rasul Yohanes menuliskan, ‘Dia yang lahir dari Elohim melindunginya (terj. Bhs. Ing. ‘He who has been
born of Elohim keeps himself’ artinya ‘Dia yang dilahirkan dari Elohim menjaga dirinya’), dan si jahat tidak
dapat menjamahnya.’1 Perhatikan tiga poin utama dalam pernyataan ini.
1.
Rasul Yohanes berbicara tentang anak-anak Elohim. Dia bukan hanya berbicara tentang
sekelompok orang tertentu pada waktu tertentu di dalam sejarah. Yohanes berbicara tentang
semua anak Elohim yang pernah hidup dan yang akan hidup. Kita tahu hal ini karena dia
memasukkan dirinya sendiri dalam kumpulan anak-anak Elohim. Segera setelah ayat yang
disebutkan di atas, dalam ayat-ayat berikutnya Yohanes merujuk kepada ‘kita’ dan ‘kami’
ketika berbicara tentang anak-anak Elohim.2 Hal ini memberitahu kita bahwa segala yang dia
nyatakan tentang bagaimana anak-anak Elohim hidup, diaplikasikan sama kepada kita saat
ini sebagai anak-anak Elohim sebagaimana dengan anak-anak Elohim pada saat itu.
2. Semua anak-anak Elohim menjaga diri mereka. ‘Menjaga’ sesuatu adalah memperhatikan dan
mengawasinya dengan tujuan untuk melindunginya.
3. Hasil dari anak-anak Elohim yang menjaga diri mereka adalah si jahat tidak dapat menjamah
mereka.
Pada poin yang keempat, di mana Yohanes tidak menyatakannya secara gamblang, adalah bahwa
ketika engkau menjaga dirimu, Tuhan juga akan melindungi (menjaga)-mu.3 Menjaga dirimu adalah
suatu partisipasi dalam hidup dan kasih-Nya. Suatu implikasi penting dari hal ini adalah bahwa
1
1Yoh 5:18
1Yoh 5:18-21
3
Why 3:10
2
31
engkau tidak hanya peduli untuk menjaga dirimu, tetapi engkau juga akan menjadi penjaga
saudaramu.4
Ketika engkau bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai seorang anak Elohim, engkau juga akan
bertumbuh dalam memahami cara menjaga dirimu dan arti semua ini.5 Maka, patutlah kita
mengambil waktu untuk memeriksa bagaimana kita menjaga diri kita, dan apa artinya bagi kita
sebagai orang-orang Kristen.
Dalam pemikiran alamiah, menjaga diri kita akan berarti bahwa engkau akan melakukan yang terbaik
untuk mempertahankan hidupmu. Engkau akan menyelamatkan dirimu dari bahaya. Ketika engkau
menyetir di Australia, engkau akan ‘Tetap di sebelah Kiri’ jalan. Ketika engkau mengunjungi kebun
binatang, engkau akan menjauh dari pagar tempat singa berada. Semua ini adalah nasihat yang baik
dan sesuatu yang harus engkau perhatikan, tetapi bukan ini yang dibicarakan oleh Yohanes.
Sama halnya, menjaga diri kita bukanlah mengendalikan diri atau mengatur diri dalam cara yang
dipahami masyarakat pada umumnya. Artinya, ini bukan suatu sistem manajemen pribadi yang
membantumu untuk mengendalikan apa yang engkau pikir, katakan, dan lakukan, supaya engkau
dapat menjadi siapa yang dirimu ingin jadi. Ini akan membatasi pengertian kita hanya kepada tahaptahap perkembangan secara alami dari masa kanak-kanak sampai dewasa, yang pada akhirnya
membentuk respon-respon dan pilihan-pilihan hidup kita. Meskipun tetap berlaku dan penting bagi
setiap kita untuk berkembang dalam area-area pengendalian diri dan pengaturan diri ini, kita
memerlukan lebih: kita memerlukan pengertian rohani. Jika tidak, maka tidak ada artinya untuk
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya’.6 Manusia alamiah akan bertanya, ‘Bagaimana engkau menjaga hidupmu dengan
kehilangan hidup itu?’
Menjaga dirimu
Apakah pengertian rohani dari ‘menjaga dirimu’? Ini dimulai dengan mengetahui bahwa engkau
adalah seorang anak Elohim. Engkau berada dalam Kristus dan engkau mengenal Elohim, yang adalah
benar.7 Ketika engkau mengenal Dia, engkau akan takut akan Dia dan memelihara perintah-perintahNya.8 Engkau juga akan mengetahui bahwa dirimu bukanlah milikmu sendiri. Menjaga dirimu
bukanlah suatu tindakan independen atau berpusat pada diri sendiri. Engkau milik Tuhan. Engkau
adalah seorang anggota tubuh Kristus dan bait Roh Kudus.9 Dalam surat pertamanya kepada jemaat
Korintus, Paulus menuliskan, ‘Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus?’,
‘Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia’, dan ‘Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang
kamu peroleh dari Elohim, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Elohim dengan tubuhmu (terj. Bhs. Inggris ‘in
your body and in your spirit, which are God’s’ artinya ‘dalam tubuhmu dan rohmu, yang merupakan milik Elohim’)!’10
Rasul Paulus menginstruksikan Timotius, ‘Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari
padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus
Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang
4
Kej 4:9. 1Yoh 5:2-3
1Yoh 2:3. Why 14:12
6
Mat 16:25
7
1Yoh 5:20. Kol 3:3
8
Yoh 14:21,23,24. Yoh 15:9-10
9
1Kor 12:27. 1Kor 6:15,19,20
10
1Kor 6:15,17,19-20
5
32
diam di dalam kita.’11 Ini adalah suatu poin penting. Sebagai seorang anak Elohim, engkau berada
dalam Kristus dan engkau harus berjalan setiap hari dalam iman dan kasih oleh Roh Kudus, yang
akan membantumu memelihara firman Elohim.
Yudas menasihati ‘mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam (terj. Bhs. Ing. ‘sanctified by’ artinya
‘dikuduskan oleh’) Elohim Bapa, dan yang dipelihara dalam Yesus Kristus’.12 Dia menuliskan, ‘Akan
tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang
paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Elohim sambil
menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal’.13
Rasul Yakobus menuliskan bahwa agama yang murni dan yang tak bercacat adalah menjaga supaya
dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.14 Tuhan telah memisahkanmu kepada diri-Nya.15 Jagalah
dirimu terpisah dari dunia.16 Beberapa cara praktis yang olehnya engkau dapat menjaga dirimu
adalah: melalui ketaatan yang sederhana kepada firman Elohim; dengan menjaga dirimu dalam
persekutuan melalui suatu pilihan yang aktif bukan berdasarkan pada apa yang engkau rasakan;
melalui doa, oleh Roh Kudus; dengan berjalan dalam iman dan kasih; dan dengan mempersembahkan
dirimu sebagai suatu persembahan kepada Elohim; melayani satu sama lain dalam kasih.17
Engkau harus menjaga hatimu dengan segala kerajinan.18 Ini artinya bahwa engkau harus menjadi
proaktif dalam menjaga dirimu. Berjaga-jaga dan berdoa supaya engkau tidak kekurangan suatu
apapun, diperlengkapi dan dipersiapkan secara menyeluruh untuk melakukan setiap ‘pekerjaan
baik’.19 Engkau bertanggung jawab untuk bagaimana engkau menggunakan waktumu dan apa yang
engkau lakukan. Bukannya mencoba untuk mencari waktu, tetapi membuat waktu untuk berdoa,
melayani, mengetahui kehendak Elohim bagi hidupmu, mempelajari firman Elohim. Dengan aktif dan
bersungguh-sungguh taklukkan setiap pemikiran kepada ketaatan Kristus.20 Dituntun oleh Tuhan
dan bukan oleh apa yang engkau rasakan. Jadilah proaktif, bukan reaktif, dalam perjalanan
Kekristenanmu.
Tuhan adalah Penjagamu
Pemazmur banyak mengatakan tentang Tuhan menjagamu. Dia tidak akan mengizinkan kakimu
tergelincir. Dia menjagamu siang dan malam. Dia tidak akan tertidur atau beristirahat dalam
menjagamu. ‘TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.’21 Tuhan adalah
Gembalamu dan Penjaga jiwamu.22 Dia sanggup menjagamu dari ketersandungan, dan
mempersembahkanmu tak bernoda di hadapan kemuliaan-Nya dengan sukacita yang penuh.23
Yesus berdoa untuk murid-murid-Nya dan untuk masing-masing kita yang percaya di dalam Dia dan
yang menjaga firman-Nya.24 Dia katakan, ‘Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu,
11
2Tim 1:13-14
Yud 1:1
13
Yud 1:20-21
14
Yak 1:27
15
Im 20:26. Gal 1:15
16
2Kor 6:17
17
Gal 5:13
18
Ams 4:23. Ul 4:9
19
2Tim 3:14-17
20
2Kor 10:5
21
Mzm 121
22
Mzm 23. 1Ptr 2:25
23
Yud 1:24
24
Yoh 17:20. Yoh 17:6
12
33
yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita
... Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau
melindungi mereka daripada yang jahat.’25 Tuhan adalah Penjagamu. Bapa, Anak dan Roh Kudus
adalah Tuhan (yang adalah Satu).26 Bersama-sama, Mereka menjagamu.
Apakah engkau memiliki keyakinan dan kesaksian yang sama seperti yang Paulus ekspresikan ketika
dia menulis kepada Timotius, ‘Aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku
yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada
hari Tuhan.’27 Tuhan setia menjagamu. Yesus mengajar kita untuk berdoa, ‘Janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.’28 Dia akan menjagamu ketika
engkau dengan rela menaati dan mengikuti tuntunan-Nya. Dipelihara dalam hidup dan kasih Elohim
bukan berarti semuanya terserah kepadamu; bukan juga semuanya terserah kepada Elohim. Ini
adalah suatu partisipasi. Ini adalah suatu persekutuan.
Saling menjaga satu sama lain
Dipersenjatai dengan keyakinan bahwa engkau dijaga dengan aman oleh Elohim dan bahwa engkau
dengan rajin menjaga dirimu sendiri, maka hasil praktis dari hal ini adalah bahwa engkau juga akan
saling menjaga satu sama lain.29 Jika engkau mengasihi Elohim, engkau akan saling mengasihi satu
sama lain.30 Engkau juga akan mengetahui bahwa ada banyak orang lain yang menjagamu dalam kasih
Elohim. Orang tua Kristen dan para pemimpin berjaga-jaga atasmu dan berdoa untukmu,
merindukan supaya benih hidup Elohim dalammu terjaga dan terlindungi.31
Menerima nasihat dari rasul Petrus: ‘Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguhsungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.’32 Ketika engkau dijaga
dalam kasih Elohim, maka tidak ada yang dapat memisahkanmu dari Elohim. 33 Engkau akan
dilepaskan dari segala jenis kejahatan dan kekejian. Kasihmu untuk saudara-saudaramu akan menjadi
nyata ketika engkau berdoa untuk mereka, bersabar/bertahan bersama mereka, percaya bersama
mereka dan menunjukkan kebaikan, kelemahlembutan dan keramahan sebagai saudara.34
Tuhan memberkati dan menjagamu!35
25
Yoh 17:11,15
Ul 6:4. Zak 14:9. Mrk 12:29
27
2Tim 1:12
28
Mat 6:13
29
Flp 2:3-4
30
1Yoh 4:20-5:2. Yoh 13:34-35
31
Ibr 13:17
32
1Ptr 4:7,8
33
Rm 8:35-39
34
1Kor 13:4-7. Kol 3:12-17
35
Bil 6:24
26
34
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Seorang anak Elohim
menjaga dirinya

Dalam cara-cara spesifik apakah engkau menjaga firman Elohim? Bagaimana firman Elohim telah
menjagamu tidak dicemarkan oleh dunia?

Apa bukti bahwa engkau menjaga dirimu dalam kasih Elohim?

Apa kesaksianmu mengenai bagaimana Tuhan telah menjagamu?

Dalam cara-cara apakah engkau menjadi penjaga saudaramu? Siapakah saudara-saudaramu, dan
dalam cara-cara apakah mereka telah menjagamu?
35
KASIH KARUNIA UNTUK
MEMBAWA BEBAN KITA SENDIRI
Ross Wills
Rasul Paulus mengajarkan orang-orang Kristen di Galatia bahwa setiap orang akan menanggung,
1
atau bertanggung jawab untuk, tanggungan (beban) mereka sendiri. Kita tidak hidup di bumi ini
karena kebetulan. Hari-hari kita telah direncanakan untuk kita oleh Bapa sorgawi kita, dan kita
berarti bagi Dia. Oleh karena itu, kita juga berarti bagi orang-orang yang dengan siapa Dia telah
menyatukan kita dalam tubuh Kristus. Setiap dari kita ‘diperhitungkan’, dan ada hal-hal yang harus
kita lakukan. Ini adalah suatu beban yang setiap orang harus tanggung, artinya bahwa Elohim ingin
kita bertanggung jawab untuk hal-hal yang merupakan bagian yang harus kita lakukan pada setiap
tahapan kehidupan kita.
Elohim telah memberikan kesempatan kepada setiap anak Elohim untuk mempersembahkan diri
2
mereka sebagai suatu korban yang hidup. Menarik untuk diperhatikan bahwa suatu korban yang
mati hanya dapat dipersembahkan satu kali. Berlawanan dengan ini, sebagai suatu korban yang
hidup, kita harus terus mempersembahkan diri kita kepada Tuhan – seluruh diri kita, selama hidup
kita, dalam semua area kehidupan kita. Hal ini akan terlihat di rumah, di tempat kerja kita dan di
gereja.
Pemahaman akan tanggung jawab ini akan berdampak atas kehidupan kita sehari-hari. Paulus sangat
jelas dalam instruksi-instruksinya sehubungan dengan praktek-praktek kehidupan kita sehari-hari.
3
Dia mengatakan, ‘Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan’.
Paulus juga menginstruksikan pencuri yang telah bertobat/berbalik kepada Kristus untuk berhenti
mencuri.4 Orang ini mengambil dari orang lain untuk mendapatkan penyediaan, dan menopang,
1
Gal 6:5
Rm 12:1
3
2Tes 3:10
2
37
hidupnya sendiri. Setelah menjadi seorang anak Elohim, dia seharusnya bekerja dengan tangannya
5
sendiri supaya dia memiliki sesuatu untuk diberikan kepada yang lain.
Kita memiliki suatu kecenderungan untuk menjadi seperti pencuri ini ketika kita memperlakukan
orang lain sebagai suatu sumber untuk memelihara kehidupan kita sendiri. Kita bahkan dapat
mencoba untuk membuat orang lain bertanggung jawab bagi hidup kita. Sebagai contoh, ketika halhal tidak berjalan baik bagi kita, kita dapat menyalahkan orang lain, seperti orang tua, guru-guru atau
teman-teman kita, untuk situasi-situasi yang kita hadapi. Kadang kala kita bahkan menuntut Elohim
menyelamatkan kita dari situasi-situasi sulit kita, meskipun kitalah penyebabnya.
Seseorang yang menanggung beban mereka sendiri juga akan bertanggung jawab untuk dosa mereka.
Raja Daud memahami hal ini. Dia telah tidak taat kepada Elohim dengan menghitung umat Israel.
Ketika murka Elohim diarahkan kepadanya, dia menolak untuk diselamatkan dan tidak mau
menerima pemberian tempat pengirikan dan sumber-sumber untuk membuat suatu persembahan.
Sebaliknya, Daud membeli itu dengan sumbernya sendiri, menyatakan bahwa dia tidak akan
mempersembahkan kepada ‘TUHAN, Elohim-ku’ dengan tidak membayar apapun.6 Tuhan
mengirimkan tulah karena dosa Daud. Tulah tersebut berkelanjutan sampai Daud bertanggung jawab
untuk tindakan-tindakannya. Dia memahami bahwa dia bertanggung jawab untuk ketidaktaatannya.
Kita juga, harus menanggung tanggung jawab kita ketika kita tidak mengenai sasaran.
Paulus adalah seorang teladan yang baik mengenai seseorang yang membawa bebannya sendiri.
Ketika dia mengunjungi jemaat Tesalonika, dia tidak memakan roti siapapun dengan gratis, tetapi dia
bekerja siang dan malam supaya dia tidak menjadi beban bagi mereka. Kemudian dia memberitakan
injil kepada jemaat Tesalonika dan meninggalkan mereka dengan suatu teladan untuk diikuti.7
Ketika seseorang menanggung bebannya sendiri, dia siap dan sanggup memberi kepada yang lain.
Ada suatu perkembangan yang nyata dalam ukuran beban yang kita bawa dalam kehidupan ketika
kita bertumbuh dan menjadi dewasa dalam status anak kita. Beban yang kita bawa akan bertambah
dalam rumah kita, dalam kehidupan pekerjaan kita, dan dalam kehidupan kita di gereja. Kita
bertumbuh dari anak-anak yang ditopang dan dilatih oleh orang tua, menjadi orang-orang yang
membawa beban kita sendiri dan menemukan penyediaan untuk hidup kita. Ini berlaku dalam tubuh
Kristus.
Kita membaca dalam surat Paulus kepada jemaat Korintus bahwa ‘Elohim [Bapa] telah memberikan
kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya’.8 Ini artinya bahwa tidak ada orang lain yang sepertimu, dan tidak ada orang lain yang dapat
melakukan pekerjaan yang telah diberikan kepadamu. Setiap bagian perlu melakukan bagiannya.
Kita bertumbuh dan menjadi dewasa untuk membawa beban kita. Ini dapat terjadi sekarang ketika
engkau menopang pertemuan-pertemuan di mana engkau terlibat di dalamnya. Sebagai contoh,
dalam konteks seperti pertemuan-pertemuan remaja atau dewasa muda, atau pertemuan-pertemuan
perjamuan kudus, engkau dapat menopang dengan membersihkan dan mengatur, memimpin,
bermain musik, bernyanyi, berdoa, membagikan firman, dll. Dengan berpartisipasi dengan cara ini,
kita menopang dan mendorong satu sama lain. Ini menghasilkan pertumbuhan tubuh Kristus untuk
9
pembangunan tubuh Kristus dalam kasih.
4
Ef 4:28
Ef 4:28
6
2Sa 24:24
7
2Tes 3:8-9
8
1Kor 12:18
9
Ef 4:16
5
38
Kasih karunia Elohim cukup bagi kita untuk membawa beban kita di sepanjang hidup kita,
meskipun kita mungkin merasa terbatas dalam kemampuan kita untuk melakukannya. Ketika Paulus
menderita apa yang dia rujuk sebagai ‘duri dalam daging’, dia memohon kepada Tuhan tiga kali
supaya duri ini diambil. Jawaban Tuhan adalah, ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna’.10 Kasih karunia yang berlimpah tersedia bagi
Paulus untuk melanjutkan, meskipun ia mengalami kesulitan besar. Dia menuliskan kepada jemaat
Korintus, mendorong mereka dengan kebenaran bahwa tidak ada kesulitan atau masalah yang telah
menguji mereka yang tidak umum bagi manusia, tetapi Elohim setia dan tidak akan mengizinkan kita
untuk diuji melampaui apa yang dapat kita tanggung. Dia akan menyediakan semua kapasitas yang
kita perlukan untuk menanggung beban yang diberikan kepada kita.11
Kasih karunia Elohim tersedia bagi kita untuk membawa beban kita sendiri.
10
11
2Kor 12:7-9
1Kor 10:13
39
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Kasih karunia untuk
membawa beban kita sendiri

Bagaimana engkau secara praktis membawa suatu beban dalam rumahmu dan dalam
persekutuan lokal di mana engkau ditanamkan?

Apa kesaksianmu sehubungan dengan kesetiaan Elohim dimana Ia tidak mengizinkanmu diuji
melampaui apa yang dapat engkau tanggung?
40
MENANG ATAS KETIDAKADILAN
Luke Pomery
Menderita dengan tidak adil
Setiap pribadi dalam dunia ini akan menghadapi penderitaan, permusuhan dan ketidakadilan di
sepanjang hidup mereka. Beberapa orang akan dengan mudah mengakui bahwa mereka pantas
menerima akibat-akibat dari kesalahan mereka sendiri. Akan tetapi, kebanyakan orang akan
merasakan lebih sulit untuk menerima ketidakadilan dari penderitaan karena kesalahan-kesalahan
orang lain. Tanpa pertolongan Tuhan, tidak ada satupun dari kita akan sanggup menang atas
ketidakadilan.
Suatu ‘ketidakadilan’ adalah sesuatu yang terjadi pada kita, yang kita pikir tidak seharusnya terjadi.
Ketidakadilan adalah kesalahan, rasa sakit atau luka yang ditimpakan atas kita oleh orang lain.
Bagaimanapun juga, penting untuk menyadari bahwa setiap orang Kristen perlu untuk mempelajari
bagaimana menang atas ketidakadilan sebagai suatu bagian dari pengujian iman yang Elohim izinkan
untuk keselamatan mereka.1
Apa artinya menang atas ketidakadilan? Ini bukan berarti kita melarikan diri dari situasi-situasi yang
tidak adil. Juga bukan berarti kita mempertahankan diri, membenarkan diri atau berkompensasi
ketika kita menderita karena kekeliruan. Tetapi, menang atas ketidakadilan sebagai seorang Kristen
berarti bahwa hidup Elohim dimanifestasikan dalam daging kita ketika kita menderita. Hidup-Nya
berkemenangan di tengah-tengah penderitaan kita. Dengan demikian, Tuhan setia mengajarkan kita
bagaimana bertahan melalui ketidakadilan yang kita hadapi.
1
1Ptr 1:5-7
41
Yesus menanggung semua permusuhan
Kitab Suci menasihati kita untuk mengamati bagaimana Yesus menang atas ketidakadilan.2 Yesus
menderita permusuhan, perlawanan dan kontradiksi terhadap diri-Nya dari ‘tangan orang-orang
berdosa’.3 Adalah benar jika dikatakan bahwa salib Kristus adalah peristiwa yang paling tidak adil dalam
sejarah. Menurut hukum, Yesus memiliki segala ‘hak’ untuk membela ketidakbersalahan-Nya dan
dibebaskan dari dakwaan-dakwaan palsu terhadap-Nya. 4
Akan tetapi sebaliknya, dalam kehinaan penderitaan-Nya, Dia menghilangkan hak-Nya atas
keadilan.5 Dan, yang penting, kita perhatikan bahwa Dia tidak mencoba membalas dendam
menentang pelaku-pelaku dari ketidakadilan-Nya.6 Mengenai Yesus, rasul Petrus mengamati bahwa
‘Ketika Ia dicaci maki [yaitu, diejek], Ia tidak membalas dengan mencaci maki’.7 Dia tidak
menggunakan ‘kebenaran’-Nya menurut hukum sebagai alat untuk membela diri-Nya.
Yesus mengizinkan hak-Nya atas keadilan diambil dari Dia. Dia merendahkan diri-Nya sampai mati.8
Kita mengagumi bagaimana seseorang dapat dengan rela menerima penghinaan dan perlakuan tidak
adil yang sedemikian ekstrim. Namun rahasia yang Yesus pahami adalah bahwa kehendak Elohim
sedang dinyatakan melalui ketaatan-Nya.
Sepanjang peristiwa salib, Bapa meletakkan atas Yesus, pertentangan dari seluruh dunia. Setiap
ketidakadilan, setiap ‘hak’ yang bersaing untuk mempertahankan diri, setiap pelanggaran dan setiap
kesedihan yang tidak terselesaikan sedang diletakkan atas-Nya.9 Melalui pekerjaan ketaatan-Nya di
atas salib, Kristus memiliki kuasa untuk menyelesaikan semua konflik dan pertentangan yang
dialami oleh setiap orang sehubungan dengan kejatuhan manusia.
Oleh karena itu, satu-satunya harapan yang kita miliki dalam menemukan damai sejahtera di tengahtengah konflik dan keadaan-keadaan berlawanan yang kita hadapi sepanjang kehidupan kita adalah
dengan bersatu dengan Kristus dalam persekutuan penderitaan-Nya. Ketika kita bertemu dengan Dia
dalam setiap situasi, kita mempelajari ‘jalan dari salib’ dengan Dia. Kita bahkan tidak perlu
menjelaskan, dalam pemikiran kita, ‘bagaimana’ atau ‘mengapa’ situasi-situasi seperti itu dapat
terjadi! Melainkan, sama seperti Kristus, kita bisa memiliki damai sejahtera Elohim yang melampaui
segala akal.10
Dianiaya karena menjadi orang Kristen
Sebagai orang Kristen, kita akan menderita perlawanan, pertentangan, permusuhan, penganiayaan
dan dakwaan palsu. Yesus berkata hal ini akan terjadi.11 Kita akan dibenci dan difitnah karena kita
adalah pengikut-pengikut Kristus.12 Dengan demikian, penderitaan akan menjadi suatu bagian dari
pengalaman kita.
Meskipun demikian, penting untuk menyadari bahwa tidak ada nilai yang melekat dalam penderitaan.
Oleh karena itu, kita tidak dengan sengaja menempatkan diri kita dalam jalan penderitaan sebagai
2
Ibr 12:3
Ibr 12:3. Mat 26:45
4
Luk 23:2,10
5
Kis 8:33
6
Kis 8:32
7
1Ptr 2:23
8
Flp 2:8
9
Yes 53:6
10
Flp 4:7
11
Mat 5:11
12
1Ptr 4:14
3
42
suatu cara untuk mendapatkan semacam keuntungan rohani. Ini bukanlah ‘menderita dengan Kristus’!
Kitab Suci dengan jelas menunjukkan bahwa ‘merendahkan diri’ seperti ini sama sekali tidak ada
faedahnya bagi kita.13
Melainkan, sama seperti Kristus, fokus kita adalah melakukan kehendak Elohim dalam kehidupan kita.
Dan ketika kita menderita menurut kehendak Elohim, maka pengalaman kita akan menjadi
keuntungan bagi kita.14 Melalui doa, kita dikuatkan oleh Bapa untuk bersatu dengan penderitaan
Kristus. Dengan kasih karunia dan kapasitas-Nya yang diberikan kepada kita, kita akan sanggup
untuk menahan diri dari mempertahankan diri kita sendiri atau membalas ketika kita diperlakukan
dengan kurang baik. Kita tidak akan perlu meresponi ‘dengan sikap seperti itu’ atau naik banding
kepada sistem dunia ini untuk mendapatkan kembali keadilan kita. Sebaliknya, kita akan
mempercayakan diri kita kepada Elohim yang menghakimi dengan benar/adil.15
Ketika kita menderita menurut kehendak Elohim, jaminan kita adalah bahwa pada kenyataannya,
kita ada di dalam tangan Bapa sorgawi kita, dan bukan di dalam tangan orang-orang yang
menganiaya kita. Bapa sangat sadar akan keadaan-keadaan kita dan kita tahu bahwa tidak
seorangpun dapat ‘merebut kita dari tangan Bapa’.16 Oleh karena itu, karena kita ada di ‘dalam
tangan-Nya’, kita yakin bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi bukanlah di luar kehendak-Nya bagi
kita.
Respon kita terhadap penderitaan
Iman kita sebagai anak-anak Elohim adalah bahwa setiap keadaan yang bertentangan yang kita
temukan adalah berasal dari tangan Elohim yang mendisiplin atas kehidupan kita.17 Ketika kita
menderita permusuhan dari orang lain, meskipun mereka merencanakannya untuk kejahatan, Elohim
bekerja di dalamnya untuk kebaikan kita. Inilah respon Yusuf terhadap permusuhan yang dia alami di
tangan saudara-saudaranya.18
Ketika kita bertemu dengan Tuhan, kita tidak akan menganggap enteng, tidak juga menjadi putus
asa, dengan pendisiplinan Bapa yang datang kepada kita melalui orang-orang yang menentang kita.19
Ketika kita menanggung pendisiplinan-Nya, Tuhan mengajarkan kita ketaatan, dan Dia
membereskan ‘hukum yang lain’ dari diri kita. 20 Setiap saat kita mengalami ketidakadilan, hukum
yang lain dari diri kita adalah mekanisme yang muncul di dalam kita, yang membuat kita ingin
membela diri kita sendiri.
Akan tetapi, Yesus memberikan hidup-Nya di tengah-tengah penderitaan kita. Dan hidup-Nya
memampukan kita untuk menang atas ketidakadilan dan menahan diri dari berespon menurut
hukum yang lain dari diri kita.21 Dengan cara ini, hidup Kristus menang di dalam kita melalui
keadaan-keadaan yang bertentangan.
Semua yang bertentangan dapat diselesaikan ketika kita berjalan dan berdoa di dalam Roh.22 Kita
‘membicarakan situasi yang dialami’ dengan Tuhan, meminta Tuhan untuk memperhatikan apa yang
13
Kol 2:23. 1Kor 13:3
1Ptr 4:19
15
Mzm 7:11. 1Ptr 2:23. 1Ptr 4:19. 2Tim 1:12
16
Yoh 10:29
17
Ibr 12:5-7
18
Kej 50:20
19
Ibr 12:5
20
Ibr 5:8. Rm 7:23
21
2Kor 4:11
22
Rm 8:4,6
14
43
sedang terjadi.23 Dan meskipun kita mungkin merasa ingin membalas dendam kepada orang-orang
yang mencelakakan kita, ketika kita berdoa di dalam Roh kita dapat menanggalkan sikap-sikap kita
yang mempertahankan diri sendiri. Berjalan di dalam Roh memampukan kita untuk menanggalkan
hukum yang lain dari diri kita.24 Kemudian kita dapat mengasihi orang-orang yang menghina kita.25
Ini adalah bukti bahwa hidup Yesus ada di dalam kita, menang atas ketidakadilan.26
Ketika kita bertemu dengan Tuhan dan satu sama lain, kita belajar bagaimana memproses responrespon kita mengenai penderitaan.27 Pertama-tama, perlu kita sadari bahwa mengakui respon-respon
kita untuk bersedih atau merasa trauma, seperti tergoncang, menyangkal, marah atau merasa sakit
hati tentunya bukanlah merupakan suatu tanda dari ketidakrelaan kita untuk menerima penderitaan
Kristus. Ini hanya sekedar menunjukkan bahwa kita sedang menderita! Pastinya, ada suatu dampak
emosi, mental atau fisik atas kita ketika kita mengalami suatu kejahatan atau kesedihan.
Rasul Paulus membuat beberapa pernyataan yang bermanfaat dalam suratnya kepada jemaat
Korintus mengenai respon-respon kita terhadap penderitaan. Dia mengatakan, ‘Dalam segala hal
kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun
tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.’28 Sama seperti rasul Paulus,
kadang-kadang kita akan habis akal dan mungkin tidak tahu bagaimana untuk terus berlanjut di
tengah-tengah penderitaan kita. Namun kita tidak putus asa seperti orang-orang yang tidak
berpengharapan.29 Meskipun kita merasa habis akal, kita menemukan resolusinya karena kita tahu
bahwa Tuhan akan memimpin kita melalui setiap keadaan.
Tuhan mengajar kita untuk ‘berjalan dengan Dia’ melalui setiap langkah kita. Dia membantu kita
untuk menyelesaikan berbagai respon dan emosi kita. Keadaan-keadaan kita yang bertentangan
hanya dapat benar-benar diselesaikan ketika kita bersekutu dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Akan tetapi, jika kita gagal bertemu dengan Tuhan dengan cara ini, maka kita tidak akan menemukan
damai sejahtera dan penyelesaian. Dan, dengan demikian, setiap reaksi apapun terhadap
ketidakadilan yang tidak berguna, yang kita pegang, bukannya terselesaikan, malah akan menjadi
suatu permasalahan bagi kita. Demikianlah, reaksi-reaksi yang ditekan (ditahan) atau tertanam ini
akan berdampak atas ketenteraman kita dalam berhubungan dengan yang lain.
Suatu bagian dalam penderitaan-Nya
Setiap saat kita menderita perlawanan, ketidakadilan atau permusuhan, kita harus bersukacita!30 Kita
seharusnya tidak malu untuk menderita sebagai seorang Kristen, meskipun kita diejek karena
dianggap ‘lemah’ ketika kita tidak membela diri kita.31 Kita merendahkan diri di tengah-tengah
penderitaan, mengetahui bahwa kuasa Elohim sedang dinyatakan dalam kelemahan kita.32 Sikap yang
kita miliki, sebagai para pengikut Kristus, adalah kebodohan bagi dunia.33
Pada akhirnya, penting untuk menyadari bahwa tujuan dari penderitaan kita bukan hanya membereskan
‘hukum yang lain’ dari diri kita. Ya, kita berhenti dari dosa dan menang sebagai anak-anak Elohim.34 Tapi,
23
Kis 4:29. 2Raj 19:4
Rm 8:2
25
Mat 5:44
26
1Yoh 3:14
27
2Kor 4:8-9
28
2Kor 4:8-9
29
Rm 5:3-5
30
1Ptr 4:13. Mat 5:12. Kis 5:41
31
1Ptr 4:16. 2Kor 13:4
32
Rm 1:16. 2Tim 1:8. 2Kor 12:9
33
1Kor 1:23
34
1Ptr 4:1. 1Yoh 5:4
24
44
jauh melebihi hal ini, kita juga membawa dalam tubuh kita, kehidupan dan kematian Yesus Kristus. 35
Penderitaan kita adalah demi yang lain, dan bukan hanya untuk keuntungan kita. Kita menyatakan
hidup Kristus di tengah-tengah penderitaan kita.36
Baiklah kita tidak menjadi lemah atau putus asa
Baiklah kita tidak menjadi lemah atau putus asa melalui berbagai ujian dan ketidakadilan yang kita
hadapi.37 Kita juga tidak seharusnya membiarkan kepahitan atau kemarahan bangkit jika kita
menderita untuk periode waktu yang lama.38 Kita dapat terdorong bahwa, ketika kita menantikan
Tuhan, Dia akan memberikan kekuatan-Nya sehingga kita tidak menjadi lemah dalam setiap
musim.39 Ketika kita berhubungan dengan saudara-saudara seiman kita, mereka akan mendorong
kita untuk berlanjut dalam pekerjaan baik dari status anak kita.40 Oleh karena itu, ‘Janganlah kita
jemu-jemu berbuat baik’.41
Kita tahu bahwa Tuhan sedang menghasilkan buah dalam kehidupan kita, bahkan di tengah-tengah
keadaan-keadaan sulit yang kita hadapi. Marilah kita terus ‘memandang kepada Yesus’.42 Dia setia
untuk mengajar kita bagaimana bertahan dan menang atas setiap ketidakadilan.
35
2Kor 4:10
2Kor 4:11
37
Ibr 12:3
38
1Kor 13:5. Ibr 12:15
39
Yes 40:30-31
40
Ibr 10:24
41
Gal 6:9
42
Ibr 12:2
36
45
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menang atas
ketidakadilan

Apakah bukti bahwa hidup Elohim memampukanmu untuk menang di tengah-tengah
ketidakadilan?
Ketika kita bertemu dengan Tuhan dan satu sama lain, kita belajar bagaimana menemukan jawaban
atau penyelesaian atas respon-respon kita dalam keadaan-keadaan sulit.



Buatlah daftar mengenai beberapa cara di mana respon-responmu terhadap ketidakadilan adalah
tidak dewasa atau belum terselesaikan?
Bagaimana engkau dapat menemukan penyelesaian sehubungan dengan masing-masing respon
ini?
Buatlah daftar mengenai masalah-masalah yang dapat terjadi jika kita gagal bertemu Tuhan
dengan cara ini.
Kita semua akan menghadapi penderitaan dan ketidakadilan di sepanjang musim-musim kehidupan
kita. Dalam setiap musim, kita tidak boleh menjadi lemah atau putus asa.

Apa artinya bagimu untuk tidak menjadi lemah dalam situasi-situasi yang saat ini engkau hadapi?
46
PERJAMUAN KUDUS ADALAH
PERSEKUTUAN
Kane McNally
Persekutuan kasih yang semula
Rasul Paulus menggambarkan perjamuan kudus sebagai suatu persekutuan kasih Elohim.1 Kasih
Elohim juga digambarkan sebagai kasih yang semula.2 Kasih yang semula merupakan kasih yang unik
dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang diberikan kepada orang Kristen oleh Roh Kudus.3 Sebagai
anak-anak Elohim, kita menerima kasih ini supaya kita dapat hidup oleh kasih itu, menemukan
persekutuan dengan Elohim dan saudara-saudara seiman kita.
Roh Kudus secara terus-menerus mencurahkan kasih Elohim ke dalam hati kita.4 Hal ini berdampak
atas cara kita hidup, berhubungan dan bersekutu bersama sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.
Kita ‘berakar dan berdasar’ di dalam kasih Elohim, artinya bahwa hubungan-hubungan kita dengan
saudara-saudara dan saudari-saudari kita di dalam Kristus ditegakkan dan dikuatkan dalam kasih
Elohim.5 Sekarang kita hidup bersama dalam kasih yang semula karena kita adalah anggota-anggota
satu sama lain.6
1
Ef 3:17-19
1Yoh 4:19
3
Rm 5:5
4
Rm 5:5
5
Ef 3:17
6
Rm 12:5
2
47
Lebih lanjut Paulus menjelaskan bahwa ketika kita bersekutu dengan ‘semua orang kudus’ kita dapat
memahami (menangkap) lebarnya, panjangnya, tingginya dan dalamnya kasih Elohim.7 Sungguh
suatu alasan yang luar biasa untuk berkumpul bersama! Ketika kita datang ke perjamuan kudus,
karunia-karunia Roh terlayani dan kita diiluminasi untuk musim yang akan datang.8 Setiap pribadi
terlayani supaya mereka dapat memenuhi kehendak Elohim. Dengan cara ini, kita memahami
keragaman yang mengagumkan dari kasih Elohim bersama dengan saudara-saudara seiman kita.
Sebagai anak-anak Elohim, masing-masing kita dimampukan untuk menunjukkan dan melayani
kasih dan hidup Elohim kepada satu sama lain. Secara bersama-sama, kita sedang dipenuhi sampai
kepada seluruh kepenuhan Elohim.9 Dapat kita katakan bahwa kita sedang dipenuhi dengan kasih dan
hidup Elohim ketika kita bertemu bersama.
Perjamuan kudus adalah suatu persekutuan memberi dan menerima hidup
Elohim
Dimotivasi oleh kasih Elohim, kita bertemu bersama untuk perjamuan kudus setiap minggu. Ini
adalah titik puncak dari persekutuan kita dengan satu sama lain dan dengan Bapa, Anak serta Roh
Kudus. Ibadah perjamuan kudus merupakan suatu persekutuan memberi dan menerima. Kita tidak hanya
datang untuk menerima hidup Elohim; kita juga datang untuk berpartisipasi dalam memberikan
hidup Elohim kepada satu sama lain. Setiap daripada kita, termasuk orang-orang muda, dapat
menjadi yakin bahwa kita sepenuhnya diperlengkapi untuk bersatu dengan persekutuan memberi
dan menerima ini. Kasih Elohim juga mendorong kita untuk mengesampingkan segala permasalahan
pribadi sehubungan dengan partisipasi kita pada perjamuan kudus. Kita dapat berpartisipasi
sepenuhnya ketika kita mengikuti pimpinan dan tuntunan Roh Kudus.
Ketika kita bernyanyi dengan Roh dan berpartisipasi dalam karunia-karunia Roh, kita dikuatkan
oleh satu sama lain dengan Roh dan hidup Elohim. Melalui pelayanan Roh, tubuh Kristus
membangun dirinya sendiri dalam kasih.10
Rasul Paulus menggunakan fungsi dari tubuh manusia untuk mengilustrasikan cara kerja tubuh
Kristus. Dia menekankan bahwa setiap bagian dari tubuh penting supaya seluruh tubuh berfungsi
dengan sebagaimana mestinya.11 Setiap orang percaya di dalam tubuh Kristus memiliki Roh dan
hidup Elohim. Mereka sanggup berpartisipasi dalam pelayanan tubuh. Melalui ekspresi khusus dari
setiap pribadi, maka tubuh Kristus dibangun oleh apa yang setiap pribadi berikan.12
Kasih Elohim memotivasi kita untuk bersatu dengan persekutuan perjamuan kudus. Ketika kita
semua berpartisipasi bersama, hidup dan kasih Elohim dimultiplikasi kepada setiap anggota jemaat.
Karunia-karunia Roh Kudus memberikan kita iluminasi dan arahan supaya kita tahu bagaimana
berjalan sebagai anak-anak Elohim selama minggu yang akan datang.
Persekutuan kasih yang semula ada bersama dengan kita setiap hari
Karena kita telah bersatu dengan persekutuan memberi dan menerima di meja perjamuan kudus, kita
dapat berlanjut dengan iman yang penuh. Kita dapat menjadi yakin bahwa, meskipun kita akan
bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus, kita juga akan mengenal kuasa kebangkitan-Nya.13
7
Ef 3:18
Ef 4:16
9
Ef 3:19
10
Ef 4:16
11
Ef 4:16
12
Ef 4:16
13
Flp 3:10
8
48
Kita tahu bahwa kita telah sepenuhnya diperlengkapi oleh Elohim dalam persekutuan kasih yang
semula.
Selain itu, penting untuk memperhatikan bahwa kita terus berpartisipasi dalam persekutuan ini
sepanjang minggu. Paulus menasihati jemaat Korintus demikian, ‘Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus,
dan kasih Elohim (Bapa), dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian’. 14 Secara signifikan,
persekutuan ini ada bersama dengan kita semua ketika kita beranjak dari perjamuan kudus.
Di samping itu, akan sangat membantu untuk mengingat bahwa persekutuan kasih yang semula ada
bersama dengan kita setiap hari. Kita tidak hanya ditinggalkan sendirian untuk mengatasi kesulitankesulitan hidup, diperlengkapi dengan semacam ‘peralatan supernatural untuk bertahan hidup’ yang
kita terima pada perjamuan kudus. Tetapi, karena kita setiap hari terus berada dalam suatu
persekutuan kasih yang semula, kita bisa menjadi yakin bahwa Elohim akan memimpin dan
menuntun kita bahkan melalui keadaan-keadaan yang paling sulit. Dia akan membantu kita untuk
menerima kasih karunia dan hidup yang disampaikan kepada kita di perjamuan kudus. Bagaimana ini
terjadi?
Sepanjang minggu, kita berdoa kepada Bapa kita, dan Dia mendengarkan doa-doa kita.15 Yesus
Kristus adalah Juruselamat dan Sahabat kita, yang berjalan bersama dengan kita setiap saat di
sepanjang hari. Kita berdoa dan bersekutu dengan Dia sepanjang hari dalam keyakinan bahwa Dia
ada bersama dengan kita.16 Roh Kudus adalah Penolong yang diutus untuk memimpin dan menuntun
kita dalam kebenaran dari nama dan pekerjaan kita sebagai seorang anak Elohim.17 Dia terus
mencurahkan kasih Elohim ke dalam hati kita, mengingatkan kita akan firman Elohim bagi kita
dalam musim tersebut.18
Kita bukan hanya harus bersekutu dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus di sepanjang minggu, tapi kita
juga bersekutu dengan saudara-saudara seiman kita yang terkasih di dalam Kristus. Kita terus
berlanjut di sepanjang minggu dalam suatu budaya kasih yang semula bersama-sama sebagai saudarasaudara dan saudari-saudari.19 Kita memberikan diri untuk mempelajari firman Elohim. Kita
bersekutu bersama-sama satu sama lain sebagai keluarga-keluarga. Kita memecahkan roti bersama,
membagikan kesaksian firman Elohim dalam kehidupan kita. Kita berdoa secara individu dan sebagai
rumah tangga-rumah tangga, tetap tinggal dalam buah kehidupan yang kita telah terima.
Kesimpulan
Pada musim ini, Roh Kudus sedang membawa perhatian kita pada kebutuhan untuk bertumbuh
dalam pengertian kita tentang perjamuan kudus serta berpartisipasi dalam perjamuan kudus. Ini
adalah suatu pengertian berharga yang kita terima. Kita bertemu bersama di meja perjamuan kudus,
sementara kita sedang dipenuhi sampai pada kepenuhan kasih Elohim. Kemudian kita berlanjut dari
meja perjamuan kudus sampai minggu yang akan datang, dan Elohim bersama dengan kita; dan juga
saudara-saudara seiman kita. Ketika kita terus berada dalam budaya kasih yang semula, kita akan
kembali pada meja perjamuan kudus di minggu berikutnya, penuh iman, siap untuk berpartisipasi
lagi sebagai seorang anggota tubuh Kristus. Mari kita bersemangat untuk berlanjut dalam
persekutuan kasih yang semula ini bersama-sama!
14
2Kor 13:14
Mat 6:6. Luk 11:2. 1Yoh 5:14-15
16
Mat 28:20
17
Yoh 16:7. Yoh 16:13
18
Rm 5:5
19
Kis 2:42
15
49
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Perjamuan kudus adalah
persekutuan

Kasih yang semula adalah kasih yang unik dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang telah diberikan
oleh Roh Kudus kepada kita sebagai anak-anak Elohim. Setelah menerima kasih-Nya, kita dapat
mengasihi satu sama lain seperti Dia mengasihi kita. Uraikan apa yang sekarang engkau pahami
tentang kasih yang semula, bagaimana kita menerimanya dan bagaimana kita ditegakkan di
dalamnya?

Apa yang menjadi dampak dari pengertian kasih yang semula ini – cara Elohim mengasihi – atas
cara hidupmu dan caramu berhubungan di tengah-tengah umat Elohim?

Jelaskan bagaimana engkau memberikan dirimu untuk berpartisipasi dengan keyakinan dalam
persekutuan memberi dan menerima di dalam ibadah perjamuan kudus.

Bagaimana engkau memberikan perhatian kepada persekutuan dengan Bapa, Anak, Roh Kudus
dan saudara-saudara seimanmu di sepanjang minggu sehingga engkau datang ke ibadah
perjamuan kudus siap untuk memberikan hidup Elohim dalam pertemuan tersebut?
50
Inilah Perjamuan (nyanyian)
Nyanyian ‘Inilah Perjamuan’ menguraikan unsur-unsur penting dari perkumpulan perjamuan kudus
kita dan merayakan persekutuan berharga yang kita nikmati bersama dengan saudara-saudara
seiman kita dan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Inilah Perjamuan
(Kane McNally)
BAIT 1
Kita datang berkumpul s’bagai tubuh Kristus
Ambil perjamuan kudus satu dalam kematian-Nya
Memakan roti minum anggur p’nuh iman
Mempersembahkan dan menderita, bersama Tuhan kita
REFRAIN
Inilah perjamuan satu tubuh
Perjamuan kudus Tuhan
Kita saling dikuatkan dengan
Roh dan kehidupan Tuhan
BAIT 2
Karunia Roh berlimpah kasih bertumbuh
Iluminasi dan arahan tuntun langkah kita
Di masa ‘kan datang kita kuat bertahan
Mempersembahkan dan menderita, bersama Tuhan kita
51
52
JADIKAN PANGGILAN DAN
PILIHANMU TEGUH
Michael Hall & Peter Hay
Lahir dari benih yang berharga
Banyak dari kalian telah dibesarkan dalam rumah-rumah Kristen. Karena iman orang tuamu,
kepadamu dikaruniakan kodrat ilahi. Benih yang berharga dari hidup Elohim mulai bertumbuh di
dalam dirimu pada titik pembuahan dalam kandungan ibumu. Ini adalah benih yang sama yang
seseorang dari dunia terima ketika mereka bertemu Yesus dan ‘dilahirkan kembali’. Akan tetapi,
menerima benih yang tidak terkorupsi dari Elohim tidak menjamin bahwa seseorang akan menjadi
anak Elohim selamanya. Mengapa demikian?
Dalam perumpamaan tentang penabur dan benih, Yesus menyamakan kelahiran seseorang ‘dari atas’
dengan sebuah benih yang telah bertunas dan mulai tumbuh. Perumpamaan ini mengajarkan kita
bahwa benih kodrat ilahi tidak bertumbuh sampai kedewasaan yang menghasilkan buah di dalam
kita dengan sendirinya. Vitalitas (kekuatan) dari tunas yang muncul dari status anak kita dipengaruhi
oleh kondisi tanah di mana benih itu ditaburkan. Tanah, dalam perumpamaan ini berbicara tentang
hati kita.
Apa ini artinya bahwa kita tidak dapat mengetahui apakah kita akan menerima suatu warisan kekal
sebagai seorang anak Elohim? Tentu tidak! Kita ingat bahwa rasul Yohanes menulis surat pertamanya
‘kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Elohim, tahu, bahwa kamu memiliki hidup
yang kekal.’1 Implikasi dari perumpamaan Yesus adalah bahwa merupakan tanggung jawab kita untuk
bersatu dengan proses yang Kristus tegakkan untuk membereskan kondisi hati kita. Mengenal Bapa,
Anak dan Roh Kudus adalah kunci untuk bertahan dalam proses ini dan bertumbuh dalam keyakinan
akan keselamatan kita.
1
1Yoh 5:13
53
Mengenal Tuhan
Rasul Paulus mengatakan bahwa dia telah mengganggap kekayaan dunianya sebagai sampah dalam
memandang harta yang luar biasa dari mengenal Kristus Yesus.2 Apakah kita menghargai berkat status
anak kita dan hubungan kita dengan Elohim? Jika itu tidak berharga bagi kita, maka kita tidak akan
rajin/giat untuk menangkap hidup yang Dia ingin kita miliki.
Paulus telah bertemu dengan Yesus di jalan menuju Damsyik.3 Akan tetapi, dia terus menderita
kerugian akan segala sesuatu untuk mengenal Tuhan.4 Jelas, Paulus ingin mengenal Tuhan lebih dalam.
Hubungan ini adalah fondasi dari suatu proses yang melaluinya dia akan menerima pengharapan
akan kebangkitan. Persekutuan penderitaan Kristus, dan kuasa kebangkitan-Nya adalah cara yang
olehnya benih hidup Elohim dapat bertumbuh di dalam kita.
Paulus mendorong orang-orang percaya untuk dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Elohim
sehingga ‘hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu
memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Elohim’.5 Paulus menggambarkan karakteristik dari seorang Kristen yang dewasa. Mereka menghasilkan
buah yang baik dari Roh dan mengenal Elohim lebih dan lebih lagi.
Kedewasaan dan buah sulung
Kedewasaan orang Kristen bukan hanya berarti menjadi ‘dewasa/lebih tua’. Lebih spesifik, ini artinya
bahwa ekspresi kodrat ilahi dari seseorang itu sesuai untuk usia dan tahapan kehidupan mereka.
Inilah yang dimaksudkan oleh Paulus ketika dia berkata supaya ‘marilah kita, yang sempurna’
memiliki sikap ‘berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari
Elohim dalam Kristus Yesus’.6 Ini adalah orang-orang yang menghasilkan buah yang Elohim minta
dari mereka, pada waktu yang Ia tentukan. Jelas, ekspresi dari hidup Elohim dengan nyata akan
berbeda bagi seseorang yang berusia tujuh tahun dibandingkan dengan seorang Kristen yang berusia
tujuh belas tahun! Demikian juga, kesempatan-kesempatan dan tanggung jawab untuk membuat
persembahan akan berubah sebagai seorang Kristen usia muda.
Kitab Suci menggunakan simbol-simbol pertanian untuk menggambarkan hidup dan budaya dari
umat Elohim. Dengan pendekatan bahasa ini, kita dapat menyamakan kedewasaan orang Kristen
dengan prinsip ‘buah sulung’. Buah sulung adalah suatu persembahan yang kaum Israel lakukan bagi
Elohim. Mereka mempersembahkan gandum pertama yang dihasilkan dari tuaian mereka setiap
musim.7 Persembahan ini dilakukan dalam iman untuk tuaian penuh, percaya bahwa semua itu milik
Tuhan. Secara khusus, istilah ‘buah sulung’ berdasarkan pada kata Ibrani yang sama untuk ‘anak
sulung’. Anak sulung adalah pewaris dari suatu rumah perjanjian, dan Tuhan katakan bahwa anak
sulung adalah milik-Nya.8
Seorang Kristen seharusnya menunjukkan prinsip buah sulung. Ini adalah seseorang yang telah
mempercayai firman yang memanggil mereka untuk menjadi seorang anak Elohim, dan telah
ditegakkan dalam budaya persembahan. Dengan tidak mundur dari partisipasi dalam penderitaan
Kristus, mereka menunjukkan hormat dan takut akan Elohim sehubungan dengan proses salib.
Mereka menerima bahwa proses-proses ini penting untuk memampukan mereka mengambil bagian
2
Flp 3:8
Kis 9:3-6
4
Flp 3:10
5
Kol 1:9-10
6
Flp 3:14-15
7
Kel 23:19
8
Kel 13:1-2
3
54
dalam kodrat ilahi. Hidup persembahan yang mereka hidupi dalam daging fana mereka adalah hidup
yang akan mereka hidupi selamanya dalam suatu tubuh yang tidak fana.
Sementara kita mengikuti tema-tema ‘buah sulung’ dan ‘anak sulung’ di sepanjang Kitab Suci, kita
melihat bahwa Elohim memberikan suatu mandat spesifik, atau kapasitas, bagi orang-orang yang
seperti buah sulung. Ini adalah kapasitas untuk memerintah dalam hidup dan berfungsi dalam pelayanan
pendamaian. Kapasitas buah sulung ini ditunjukkan dalam hidup Yusuf.
Dalam setiap situasi, Yusuf mempercayai Elohim dan setia dalam pekerjaan yang diberikan
kepadanya. Ketika dia mempercayai firman Elohim tentang dirinya, dia menemukan kasih karunia
untuk setiap keadaan. Inilah bagaimana dia memerintah dalam hidup. Yusuf menunjukkan kapasitas
pendamaian ketika dia mengampuni saudara-saudaranya dan membantu mereka untuk pulih kepada
nama dan tujuan yang Elohim miliki bagi mereka. Elohim telah memanggil dan memilih mereka
untuk menjadi buah sulung dari kedua belas suku Israel.
Fondasi (dasar) dari status anak
Kita semua adalah orang-orang Kristen buah sulung selama kita ‘sampai kepada akhirnya teguh
berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan’.9 Untuk menjadi yakin bahwa kita
akan menerima warisan penuh kita sebagai seorang anak Elohim, Paulus mendorong orang-orang
percaya untuk menjadi ‘penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang
dijanjikan Elohim’.10 Untuk menuruti (meneladani) orang-orang yang mewarisi janji-janji Elohim
melalui iman, pertama-tama kita harus memperhatikan kepada siapa janji-janji itu diberikan.
Janji akan status anak pertama-tama disampaikan kepada Abraham.11 Kita ingat bahwa Elohim
mengadakan suatu ‘perjanjian kekal’ dengan Abraham dan keturunannya.12 Perjanjian Kekal
menyampaikan kerinduan Elohim untuk melahirkan banyak anak yang dilahirkan dari hidup-Nya
sendiri. Ini adalah janji akan hidup kekal. Janji ini diberikan kepada Abraham dan diteruskan kepada
Ishak dan kemudian Yakub sebagai suatu berkat. Melalui interaksi-Nya dengan ketiga orang ini,
fondasi (dasar) dari perjanjian Elohim ditegakkan sepenuhnya.
Elohim Abraham, Ishak dan Yakub
Ketika Petrus memproklamirkan berita Perjanjian Baru kepada orang-orang Yahudi di serambi
Salomo, dia berkata, ‘Elohim Abraham, Ishak dan Yakub, Elohim nenek moyang kita telah memuliakan hambaNya, yaitu Yesus’.13 Mengapa Petrus menggunakan deskripsi Elohim ini untuk memproklamirkan injil
Yesus Kristus? Ini karena kita harus mengenal Elohim Abraham, Ishak dan Yakub jika kita mau
mewarisi janji-janji Elohim yang telah tersedia bagi kita dalam Kristus.
Bertemu dengan Elohim Abraham, Ishak dan Yakub adalah mengenal Elohim sehubungan dengan
perlakuan-Nya terhadap Abraham, Ishak dan Yakub. Segala yang Elohim nyatakan mengenai diriNya kepada masing-masing dari ketiga bapa ini, Dia menjadi demikian bagi mereka. Inilah mengapa
Dia disebut, sebagai contoh, ‘Elohim Abraham’ dan ‘Yang Disegani oleh Ishak’. Segala yang
ditegakkan oleh Elohim melalui interaksi-Nya dengan Abraham kemudian dirangkum dalam
identitas-Nya sebagai ‘Elohim Abraham’. Prinsip ini sama bagi Ishak dan Yakub.
9
Ibr 3:6
Ibr 6:11-12
11
Gal 3:16
12
Kej 17:7
13
Kis 3:13
10
55
Meskipun Ishak dan Yakub telah menerima berkat Abraham sebagai suatu hak lahir, iman mereka
untuk berkat ini diuji melalui pengalaman-pengalaman hidup yang spesifik dan pertemuanpertemuan pribadi mereka dengan Tuhan. Melalui setiap pertemuan ini, mereka ditegakkan dalam apa
yang bapa-bapa mereka telah terima, dan sesuatu yang lebih lanjut dari berkat perjanjian Elohim
ditegakkan dalam kehidupan mereka.
Hal ini penting untuk dipahami. Apa yang diteruskan kepada pewaris-pewaris berkat ini penting
untuk menerima apa yang Elohim ingin tegakkan selanjutnya. Sebagai contoh, Yakub memberi
kesaksian kepada Laban, ‘Seandainya Elohim ayahku, Elohim Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak
tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa’. 14
Yakub memahami bahwa penyediaan berkat Elohim baginya melalui musim kesengsaraannya adalah
karena dia mengenal Elohim Abraham dan Yang Disegani Ishak. Dia telah menerima iman Abraham
dan panggilan Ishak untuk menjadi seorang anak perjanjian. Setelah kepergiannya dari rumah Laban,
pilihan kemudian ditegakkan dengan Yakub ketika dia bergumul dengan Tuhan dan menerima nama
barunya, Israel, yang artinya ‘Pangeran Elohim’.15
Iman, panggilan dan pilihan
Paulus menggambarkan Abraham sebagai ‘bapa semua orang percaya’. Ini adalah orang-orang yang
mengikuti langkah-langkah imannya.16 Iman Abraham adalah dia mempercayai Elohim, ‘yang
menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi
ada’.17 Abraham memiliki iman karena dia menerima dan mempercayai Elohim dan firman-Nya. Dan,
karena hal ini, Elohim memperhitungkan itu kepadanya sebagai kebenaran.18 Mengenal ‘Elohim
Abraham’ adalah mengenal kebapaan Elohim dalam hidup kita, dan hidup oleh iman Abraham.
Panggilan yang kita terima adalah panggilan untuk menjadi anak-anak Elohim.19 Bersatu dengan
persekutuan persembahan Kristus merupakan krisis bagi pribadi yang telah menerima panggilan
untuk menjadi seorang anak Elohim. Perjanjian status anak diteguhkan kepada Abraham dan Ishak
melalui partisipasi dalam persembahan Anak Domba yang Elohim sediakan bagi diri-Nya Sendiri.
Dengan cara yang sama, keyakinan akan status anak kita hanya ditemukan ketika kita menjadi
serupa dengan kematian Kristus. Orang percaya sejati memikul salibnya dan menerima warisan
status anak melalui bersatu dengan sunat Kristus, yang merupakan persekutuan penderitaan-Nya.
Inilah yang menegakkan orang-orang percaya sebagai anak-anak Elohim, dan menunjukkan bahwa
mereka mengenal ‘Yang Disegani Ishak’.
Fondasi (dasar) dari pilihan ditegakkan oleh Elohim dengan Yakub.20 Orang-orang pilihan adalah
orang-orang yang, seperti Yakub, dengan sabar menanggung pengujian Tuhan. Melalui proses ini
mereka sedang dilepaskan dari kecenderungan sifat kejatuhan mereka. Sama seperti rasul Paulus,
mereka rindu mengenal Tuhan lebih lagi ketika mereka memahami nama dan pekerjaan mereka sebagai
seorang anak Elohim. Ini ada di dalam komunitas orang percaya yang sedang dibangun bersama
sebagai suatu bait yang kudus bagi Tuhan.
14
Kej 31:42
Kej 32:28
16
Rm 4:11-12
17
Rm 4:17
18
Gal 3:6
19
1Yoh 3:1
20
Yes 45:4
15
56
Kesimpulan
Untuk ditegakkan dengan sebagaimana mestinya sebagai seorang Kristen di jalan status anak, kita
harus mengenal Elohim. Elohim ingin mengenal kita dan kita mengenal Dia. Kita memperoleh warisan
kita dengan bertumbuh dalam pengetahuan akan, dan hubungan dengan, Elohim Abraham, Ishak dan
Yakub. Inilah bagaimana kita menerima iman, menjadikan panggilan dan pilihan kita teguh, dan
bertumbuh sebagai seorang percaya buah sulung. Kita harus terus hidup oleh iman yang kita telah
terima dari Elohim, dan menjadikan panggilan dan pilihan kita teguh. Rasul Petrus berkata bahwa jika
kita melakukan ini, kita tidak akan tersandung dan akan memperoleh jalan masuk ke dalam kerajaan
kekal Yesus Kristus.21
21
2Ptr 1:10-11
57
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Jadikan panggilan dan
pilihanmu teguh
Perhatikan berkat luar biasa dari dilahirkan kembali! Seseorang dapat mengenal Elohim dan menerima
benih dari kodrat-Nya. Paulus menganggap ini harta yang luar biasa yang oleh karenanya dia telah
menderita kehilangan segala sesuatu.

Bagaimana engkau mengembangkan hubunganmu dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus?

Apa yang telah engkau korbankan dengan menjadi orang Kristen?
Elohim mengharapkan kita menghasilkan buah dari status anak yang sesuai dengan usia dan tahapan
kita.

Dalam cara-cara apakah, kesempatan-kesempatan dan tanggung jawabmu dalam membuat
persembahan telah berubah selama dua tahun terakhir? Berikan contoh-contoh praktis.
Hidup Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf menunjukkan bahwa kita perlu mempercayai firman
Elohim dan menanggung musim-musim ujian dan pencobaan agar mewarisi janji-janji Elohim.

Dalam musim ini, apa poin-poin kedewasaan yang Elohim ingin tegakkan dalam hidupmu?
Bagaimana engkau mengetahuinya?
58
MENGENAL BAPA
Upah dari status anak
Tim Maurice
‘Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya (memberikan upah) kepadamu.’1
Instruksi dari Yesus ini merupakan salah satu fondasi (dasar) dari kehidupan orang Kristen. Tanpa
Bapa, tidak akan ada anak-anak Elohim. Tanpa Bapa, tidak akan ada persekutuan Bapa dan Anak
dalam ke-Elohiman. Sesungguhnya, kita harus memahami dengan jelas bahwa kita tidak dapat
menjadi seorang Kristen tanpa kebapaan dari Elohim.
Ini mungkin sepertinya merupakan suatu hal yang jelas untuk dikatakan. Jika engkau dibesarkan di
dalam rumah Kristen, memiliki suatu hubungan dengan Anak dan dengan Bapa bagimu akan terlihat
sealamiah siang berganti malam. Pada saat yang sama, kita semua perlu didorong untuk berlanjut di
dalam dan memperdalam hubungan kita dengan Bapa sorgawi. Jadi, mari kita lihat lebih dekat pada
apa yang kami maksud dengan berhubungan kepada Elohim sebagai Bapa kita.
Benar di dalam kita
Kita tahu bahwa Yesus berkata, ‘Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa’. Jadi,
bukankah ini berarti bahwa jika kita memiliki Anak, secara otomatis kita juga memiliki Bapa?
Memang, tentu saja hal itu benar pada saat kita percaya. Tetapi sama seperti begitu banyak hal dalam
kehidupan orang Kristen, apa yang benar sebagai suatu pernyataan awal dari iman harus benar-benar
1
Mat 6:6
59
menjadi suatu serangkaian tindakan yang terus-menerus. Apa yang benar bagi kita harus menjadi
benar di dalam kita.2
Dengan kata lain, cara kita hidup harus mulai merefleksikan apa yang kita nyatakan benar. Sebagai
contoh, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa kita adalah kudus; tapi tanpa kita menguduskan diri
kita setiap hari bagi Tuhan, kita tidak akan tetap kudus. Kita mungkin dipenuhi dengan Roh satu
kali; tapi kepenuhan Roh Kudus setiap hari-lah yang menentukan apakah kita menjalankan waktu
kita di bumi dalam takut akan Tuhan.
Ketika kita bertemu dengan Bapa setiap hari, mengambil bagian dalam persekutuan dengan Dia,
mempercayakan kehidupan kita kepada-Nya, kualitas-kualitas ini akan bersinar dalam kehidupan
kita. Kita akan menghasilkan buah. Dan, seperti yang Yesus katakan, menghasilkan banyak buah
adalah yang membawa kemuliaan kepada Bapa. Ini karena buah dari seorang anak Elohim merupakan
suatu refleksi yang sesungguhnya dari kemuliaan Bapa. Buah adalah bukti bahwa kita hidup seperti
yang Bapa telah tentukan sejak semula untuk kita hidupi. Kita benar-benar menjadi anak laki-laki
dan anak perempuan yang Dia maksudkan untuk kita jadi – melakukan hal-hal yang Dia rencanakan
untuk kita lakukan.
Roh adopsi
Suatu poin penting perlu dibuat di sini. Kita hanya dapat memiliki hubungan yang benar dengan
Bapa jika roh adopsi yang memotivasi kita. Ini adalah motivasi Elohim yang sedang bekerja dalam
kita, dan ini sangat penting untuk dipahami. Jika kita mau menangkap janji-janji Kitab Suci dengan
semangat dari roh kita sendiri – untuk menangkal kejahatan, menghindari penderitaan atau karena
kita takut akan maut (beberapa dari contoh yang ada), kita sama sekali tidak akan berhubungan
dengan Bapa dengan sebagaimana mestinya.
Kembali pada masalah identitas: agar mengenal Bapa, kita harus mengenal diri kita sendiri. Sejenak,
pikirkan tentang seorang anak kecil. Seorang anak berusia dua tahun tidak perlu bertanya kepada
ayahnya tentang siapa dirinya. Keyakinannya adalah dalam pengetahuan bahwa dia dijaga oleh kasih
orang tuanya yang terus-menerus dan berdampak luas. Untuk menjawab pertanyaan tentang ‘siapa
dirinya’ terjadi seiring berjalannya waktu, dalam batasan-batasan yang aman oleh ketaatannya
terhadap orang tua.
Kita dapat melihat kegagalan akan hubungan orang tua dengan anak ini dalam setiap area kehidupan
modern. Tanpa batasan-batasan atau kasih yang sesungguhnya, pengenalan diri tidaklah mungkin.
Sebaliknya, kita menemukan orang-orang muda menuntut hak untuk menetapkan diri sendiri: ‘Jika
saya dapat menetapkan diri saya sendiri, maka saya memiliki serangkaian tindakan yang jelas di
hadapan saya. Melalui tindakan-tindakan saya, saya dapat menciptakan realitas diri saya sendiri.
Saya dapat membentuk diri saya sendiri.’
Gambaran ‘diri sendiri’ ini adalah pekerjaan Iblis, yang pertama-tama membayangkan dirinya
terpisah dari persekutuan dengan Elohim. Dengan khayalan inilah Iblis mencobai Adam dan Hawa –
‘Engkau bisa menjadi seperti Elohim, dan hidup di luar Dia’. Hal ini mustahil; namun, makhluk hidup
terus mencoba untuk menempa masa depan mereka sendiri dengan menggunakan bahan baku
imajinasi mereka sendiri.
2
1Yoh 2:8
60
Suatu nama pribadi
Tetapi kita tidak memiliki masa depan tanpa kita mengenal Dia yang memberikan penentuan kita –
Bapa. Dan jika kita rindu mengenal Dia, Dia akan ditemukan. Inilah mengapa perkataan Yesus di awal
artikel ini begitu penting. Ketika kita bertemu Bapa di tempat rahasia, Dia memberi upah kepada
kita. Apakah sifat dari upah ini? Rahasia terbesar bagi setiap anak Elohim adalah rahasia nama
mereka.
‘Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan
mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh
siapapun, selain oleh yang menerimanya.’3
Kepemilikan atas suatu nama pribadi adalah warisan yang kita nantikan dalam adopsi penuh kita
sebagai anak. Kita mungkin melakukan banyak hal dalam hidup ini, tapi satu hal yang kita akan jadi
untuk selama-lamanya adalah sebagai seorang anak Elohim dengan sebuah nama yang unik. Bapa
sorgawi kita telah menamai kita, dan dalam mengenal Dia-lah maka kita diberikan kehormatan
untuk mengenal diri kita sendiri. Pengenalan diri ini tidak hanya sekedar terjadi secara psikologi, tapi
di kedalaman akan pengetahuan Elohim tentang kita.4 Berlanjut dari pengetahuan yang Dia miliki –
Dia yang sepenuhnya Satu – kita sanggup menjadi satu dengan Dia, saudara-saudara seiman kita dan
diri kita sendiri.
Perhatikan rasul Paulus. Sampai akhir hidupnya, terkurung di penjara Roma, dia dapat menulis
kepada Timotius tentang mengapa dia menderita. Sejak awal pelayanannya kepadanya telah
dinyatakan bahwa dia akan menderita demi Kristus. Dan ketika dia menjadi dewasa sebagai seorang
anak Elohim, dia memahami mengapa demikian – mengapa ada suatu duri tertentu yang ditempatkan
dalam dagingnya. Paulus tidak mempercayakan hidupnya kepada Elohim dalam beberapa cara yang
tidak jelas dan umum. Dia hidup setiap hari dalam hadirat Elohim, bertumbuh dalam pengertian
sebagaimana dia menundukkan dirinya kepada pelatihan Bapa.5
Pendisiplinan Bapa
Dengan kata lain, Paulus menerima pendisiplinan dari Bapa. Dia dengan rela menerima pukulan dan
penawanan, karena dia tahu bahwa penderitaan Kristus mengerjakan bagi dia kemuliaan kekal yang
melebihi segala-galanya. Dia belajar hal ini dari Yesus Sendiri. Seperti yang Yesus telah katakan
kepada murid-murid-Nya:
‘Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan (perhentian). Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.’6
Paulus belajar bagaimana berjalan dalam suatu sikap yang rendah hati di hadapan Elohim dan
manusia. Dia belajar bagaimana membawa kematian Tuhan Yesus dalam tubuhnya. Dan dia
membawa persekutuan kematian ini ke manapun dia pergi, mempersembahkannya sebagai jalan
untuk hidup. Dia menemukan kecukupan penuh dari kasih karunia Elohim dalam kelemahan
dagingnya.
3
Why 2:17
Ams 9:10
5
Kis 9:16. 2Kor 12:7. 2Tim 1:12
6
Mat 11:29-30
4
61
Pertolongan Bapa
Kita semua bisa menemukan kasih karunia ini. Ingat, jika kita meminta roti kepada Bapa kita, Dia
tidak akan memberikan kita batu.7 Ketika engkau mendekat kepada Bapa, meminta pertolongan, Dia
tidak akan mengabaikan kita. Jika engkau mengosongkan diri di hadapan-Nya, berseru untuk
bertemu dengan-Nya, Dia tidak akan menolakmu. Kerinduan-Nya sejak sebelum dunia diciptakan
adalah supaya kita saling mengasihi satu sama lain sama seperti ke-Elohiman mengasihi. Apa yang
nyata di dalam Mereka dapat nyata di dalam kita.
Bapa sorgawi akan memberi upah kepadamu di tempat rahasia dengan berkat persekutuan-Nya.
Dalam mengenal Dia, engkau akan menerima pengetahuan-Nya, dan dengan pengetahuan itu engkau
memiliki keyakinan teguh bahwa Dia akan menjaga namamu hingga hari di mana nama itu
sepenuhnya dinyatakan. Seperti yang Paulus katakan menjelang akhir hidupnya, ‘Aku tahu kepada
siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan’.8 Semoga kita semua bertumbuh dalam mengenal Dia yang
kita percayai, dan mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada tuntunan tangan-Nya.
7
8
Mat 7:9
2Tim 1:12
62
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Mengenal Bapa

Mengapa begitu penting untuk dimotivasi oleh roh adopsi, dan bukan hanya semangat kita
sendiri?

Menurutmu apa yang Yesus maksudkan ketika Dia mendorong kita untuk masuk ke dalam
‘tempat rahasia’ untuk berdoa kepada Bapa?

Gambarkan bagaimana mengetahui bahwa Bapa menjaga namamu itu lebih mendorongmu.

Dalam cara-cara apa engkau dapat lebih lagi membangun hubunganmu dengan Bapa?
63
ANAK-ANAK ELOHIM YANG
MERUPAKAN IMAM-IMAM BAGI
ELOHIM
Diurapi untuk melayani hidup Elohim
Keren McNally
Terang dan hidup
Sebagai anak-anak Elohim, sungguh indah untuk menjadi yakin akan kebenaran bahwa kita memiliki
hidup Kristus yang bertumbuh di dalam kita. Kita yakin bahwa kita telah menerima hidup-Nya, dan
kita juga dapat menjadi yakin bahwa kita dapat melayani hidup-Nya. Sementara kita memperhatikan
hal ini, pertama-tama mari kita menghargai bahwa firman Elohim-lah yang membuat kita semakin
pasti dengan kebenaran ini. Firman Elohim adalah terang yang bersinar atas kita. Firman-Nya
bersinar supaya kita dapat melihat dan menangkap penyediaan yang luar biasa dari hidup Elohim bagi
kita dan bertumbuh di dalam kita. Terang firman Elohim menyatakan hidup-Nya kepada kita. Bahkan,
terang-Nya adalah hidup-Nya sendiri!1 Kita dapat melayani hidup dan terang Elohim ketika kita
berjalan bersama-sama sebagai anak-anak Elohim.
Setelah menerima hidup Kristus, kita tahu bahwa kita menjadi milik-Nya dan kita adalah anggotaanggota tubuh-Nya. Banyak dari kita dilahirkan dalam rumah tangga-rumah tangga yang percaya dan
oleh karena itu kita menerima benih dari hidup status anak ketika di dalam kandungan ibu kita. Sungguh
suatu penyediaan yang luar biasa! Begitu mengagumkan, ini artinya kita telah menjadi seorang anak
Elohim dan seorang anggota tubuh Kristus sejak dalam kandungan. Beberapa dari kita dilahirkan dari
1
Yoh 1:4
65
Elohim pada tahap selanjutnya dalam kehidupan, yaitu setelah keluar dari ‘dunia’. Dengan cara
manapun kita menerima hidup Kristus, kita menghargai kasih yang begitu besar dari Bapa kepada
kita untuk menempatkan kita dalam tubuh Kristus supaya kita dapat ‘bertumbuh’ ke dalam
kepenuhan Elohim.2 Suatu aspek penting dari bertumbuh ke dalam kepenuhan-Nya adalah menjadi
anggota yang aktif dan berpartisipasi dalam tubuh Kristus dengan melayani hidup Elohim.
Imam-imam melalui baptisan
Sebagai anak-anak Elohim, kita dipanggil untuk menjadi imam-imam bagi Elohim dan melayani, atau
membagikan, hidup Kristus dengan yang lain. ‘Keimamatan’ adalah pekerjaan dari melayani hidup
Elohim. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk pekerjaan keimamatan kita yang khusus.
Masing-masing kita membawa beban dan pekerjaan unik kita; akan tetapi, kita tidak melakukan ini
menurut kita sendiri.3 Kita membawa beban kita sebagai seorang anggota tertentu dalam tubuh
Kristus, dan kita dapat menanggung beban seorang akan yang lain.4 Keimamatan kita adalah
pekerjaan kita yang dikuduskan, yang memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan kita. Rasul
Petrus menuliskan, ‘Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang
berguna untuk hidup yang saleh (terj. Bhs. Ing. ‘life and godliness’ artinya ‘hidup dan kesalehan’)’.5 Kita
dapat menjadi yakin bahwa kita memiliki segala sesuatu yang diperlukan untuk menjadi seorang
imam.
Baptisan memampukan kita untuk menjadi seorang imam. Melalui baptisan kita telah menerima
nama Tuhan Yesus Kristus sebagai suatu pengurapan, atau minyak, yang dicurahkan atas kita. 6
Minyak ini telah mengurapi kita, atau mentahbiskan kita, untuk menjadi seorang imam. Nama-Nya,
yakni pengurapan-Nya, telah memberikan kita kapasitas dan otoritas penuh akan keimamatan.
Paulus dengan jelas mengatakan tentang baptisan, ‘Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus,
telah mengenakan Kristus’.7 Baptisan menyatukan kita pada keimamatan Kristus dan mengenakan
kepada kita suatu pakaian keimamatan. Kita diberikan pakaian sebagai seorang imam bersama
dengan Imam Besar agung kita. Setiap anggota tubuh Kristus – muda dan tua – dapat menerima
kapasitas keimamatan ini yang secara unik merupakan milik Kristus. Jika kita dibaptis sebagai
seorang anak kecil, kita menerima ‘baju efod kecil’ kita. Ini sama seperti yang Kitab Suci gambarkan
tentang Samuel, anak Hana dan Elkana, yang melayani dalam bait suci sebagai seorang anak muda
yang mengenakan jubah kecil.8
Bercahaya dengan ketujuh kali lipat nyala api
Kita menerima baptisan Roh Kudus sebagai api. Yohanes Pembaptis berkata tentang Kristus, ‘Aku
membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku ...
akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api’.9 Ketika minyak dari nama Kristus
dinyalakan oleh api Roh Kudus, kita bercahaya seperti nyala api! Nyala api, atau terang ini, bukanlah
Roh Kudus. Tetapi, ketujuh kali lipat Roh Elohim (atau Yahweh). Roh Elohim dapat terlihat secara
2
Ef 4:15
Gal 6:4-5
4
Gal 6:2
5
2Ptr 1:3
6
Kid 1:3. 1Yoh 2:20
7
Gal 3:26-27
8
1Sam 2:18-19
9
Mat 3:11
3
66
fisik sebagai ‘lidah api’ di atas kepala seratus dua puluh murid ketika mereka dipenuhi dengan Roh
Kudus ketika mereka berkumpul pada Hari Pentakosta.10
Ketujuh kali lipat Roh Elohim berbicara tentang ‘kepenuhan’ Elohim. Ini adalah Roh Bapa, Roh Anak,
dan Roh Kudus. Ini adalah kuasa dari ketiga Pribadi ke-Elohiman. Roh Kudus membawakan kepada
kita kuasa dari Roh Elohim. Roh Elohim memampukan kita untuk berfungsi sebagai imam-imam dan
melayani hidup Yesus kepada yang lain. Kuasa yang sama yang memampukan keimamatan Yesus
diberikan kepada kita untuk pelayanan keimamatan kita. Sungguh suatu kemampuan luar biasa yang
kita terima!
Yesus Sendiri dikuatkan untuk menjadi seorang imam oleh Roh Elohim. Dia menerima pengurapan
oleh Roh Kudus yang membawakan ketujuh kali lipat Roh Elohim.11 Ini menguatkan Yesus untuk
membuat persembahan dan melayani hidup-Nya kepada kita.12 Kita dapat melihat dengan jelas
bahwa baptisan bukanlah satu rumusan atau suatu ritual kosong. Juga tidak membuat kita menjadi
seorang anggota tubuh Kristus. Tetapi, baptisan telah memberikan kita suatu pengurapan yang
penting dengan kuasa! Kita telah menerima minyak dan suatu pakaian keimamatan.
Menyatakan terang
Dari baptisan kita, kita terus bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai anak laki-laki dan anak
perempuan Elohim sementara kita melayani hidup-Nya. Kita adalah imam-imam yang merupakan
bagian dari suatu kerajaan imam!13 Sekarang kita adalah anggota tubuh Kristus yang aktif dan
berpartisipasi. Melalui pekerjaan Roh Kudus, kita memiliki kuasa Elohim atas kita. Kita memahami
bahwa kita telah memiliki segala sesuatu yang kita perlukan untuk mengekspresikan terang Roh
Elohim dalam tubuh Kristus. Kita berpartisipasi dalam keimamatan Kristus di tengah-tengah jemaat.
Ini artinya bahwa ketika kita datang ke meja perjamuan kudus kita diperlengkapi sepenuhnya untuk
berpartisipasi dalam pelayanan tubuh yang membangun setiap anggota. Kita datang dalam iman dan
keyakinan bahwa kita sanggup menyampaikan suatu firman yang merefleksikan, atau memfokuskan,
terang Roh Elohim. Ini adalah hidup Elohim sendiri.
Dengan cara ini, kita bukan melihat kodrat ilahi dari setiap orang sedang dinyatakan. Tetapi kita
melihat Yahweh Sendiri sedang dinyatakan melalui kita dan di tengah-tengah kita. Sebagai anakanak Elohim, kita telah menerima otoritas keimamatan, otoritas dari nama Kristus. Kita perhatikan
bahwa kita juga diteguhkan dalam otoritas dari nama kita. Dalam nama Kristus ada setiap nama yang
lain, yang termasuk nama dari setiap anak Elohim. Ketika kita melayani sebagai seorang imam, kita
melakukannya sesuai dengan nama kita. Kita tidak dapat menjadi ‘seorang yang lain’. Dalam iman itu,
kita mempersembahkan diri kita, dan bukan sebagai seorang yang lain, sebagai suatu korban yang
hidup. Ini adalah ibadah (pelayanan) keimamatan kita yang berkenan.14
Kita merefleksikan terang Yahweh dalam tubuh Kristus oleh Roh Elohim. Roh Elohim telah
dibawakan kepada kita, dengan kuasa, oleh Roh Kudus. Kita semua sanggup merefleksikan terang
Roh Elohim dalam tubuh Kristus, yang muda dan yang tua bersama-sama! Terang ini menerangi jalan
status anak supaya kita dapat berjalan di dalamnya sebagai individu-individu dan sebagai
sekumpulan umat bersama. Terang ini melayani kepada setiap anak Elohim dalam rumah Elohim.
Inilah bagaimana kita tahu bagaimana memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan kita, setiap
minggu dan dalam musim berikutnya.
10
Kis 2:1-4
Mzm 133:1-3
12
Ibr 9:14
13
Why 1:6
14
Rm 12:1
11
67
Ketika kita berjalan dalam terang yang bersinar, kita bertumbuh ke dalam kepenuhan hidup Elohim.
Kita menerima kuasa Yahweh untuk bertumbuh dalam hidup-Nya dan memenuhi kehendak-Nya.
Secara luar biasa, kuasa Elohim ini menguatkan kita untuk terus mempersembahkan dan tetap
menyerahkan diri kita kepada Elohim.
Suatu kerajaan imam
Mari kita dikuatkan dalam pengetahuan bahwa kita telah menerima otoritas dan kapasitas untuk
menjadi seorang imam bagi Elohim. Ini karena kita disatukan kepada Kristus dan keimamatan-Nya
melalui baptisan. Kita adalah imam-imam dan kita adalah bagian dari suatu kerajaan imam. Kita telah
memasuki pelayanan keimamatan kerajaan. Kristus yang mengasihi kita ‘telah membuat kita menjadi
suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Elohim, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.’15
Kita tahu bahwa kita dapat melayani hidup dan mempersembahkan diri kita, karena kita telah
menerima kapasitas oleh Roh Elohim. Dalam hal ini, Paulus menuliskan, ‘Dengan diri kami sendiri kami
tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak,
kesanggupan kami adalah pekerjaan (dari) Elohim. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi
pelayan-pelayan dari suatu Perjanjian Baru’.16 Bapa, Anak dan Roh Kudus, semuanya berkomitmen
untuk menyanggupkan kita sebagai imam-imam.
Sebagai anak-anak Elohim bersama-sama, kita bertumbuh dalam kapasitas kita untuk merefleksikan
terang Roh Elohim yang bersinar atas kita. Ini supaya kita semua dapat dikumpulkan bersama dalam
terang-Nya. Terang yang bersinar ini memberikan hidup kepada kita! Dan kita menerima substansi
dari hidup ini sebagai sesuatu yang baru yang belum kita miliki sebelumnya.
Kita dapat memiliki keyakinan yang besar bahwa sesungguhnya kita adalah bagian dari fungsi
keimamatan dari gereja. Ini karena kita dinyalakan oleh Roh Kudus dengan kuasa dari Roh Elohim.
Kita diyakinkan bahwa kita bersinar dengan terang dari ketujuh kali lipat Roh yang berdiam atas
gereja. Kita berjalan dalam terang di jalan status anak bersama-sama sebagai imam-imam bagi Elohim
dan Bapa kita.
15
16
Why 1:5-6
2Kor 3:5-6
68
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Anak-anak Elohim yang
merupakan imam-imam bagi Elohim

Sepanjang sejarah, arti baptisan telah dilemahkan menjadi suatu rumusan atau ritual.
Kebenarannya adalah bahwa baptisan merupakan suatu pengurapan yang penting. Apa yang
telah engkau terima melalui baptisan?

Elohim telah memberikan kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk berpartisipasi sebagai
seorang imam bagi Elohim. Apakah engkau mengerti tentang apa yang telah engkau terima?

Bagaimana hal ini telah mengubah caramu berpikir tentang partisipasimu dan partisipasi orang
lain di meja perjamuan kudus?

Apa kesaksianmu tentang menerima dari yang lain, terang Roh Elohim yang dilayani di meja
perjamuan kudus? Bagaimana terang ini menjadi hidup bagi dirimu?
69
MEMAHAMI MENGAPA KITA
MENDERITA
Kaylene Hall
Rasul Paulus menjelaskan bahwa, sebagai orang-orang percaya, kita harus mengambil bagian dalam
penderitaan Kristus.1 Bukan hanya itu, kita juga harus bersukacita dalam penderitaan ini, mengetahui
bahwa penderitaan tersebut menghasilkan suatu kemuliaan kekal bagi kita.2 Kemuliaan kekal ini
adalah warisan unik kita akan hidup Elohim untuk selama-lamanya.3 Kita pasti dapat bersukacita
akan kesempatan untuk menerima hidup Elohim. Akan tetapi, bersukacita ketika kita menderita
bukanlah kecenderungan alamiah kita secara umum! Ini karena kita memiliki suatu keinginan yang
tertanam di dalam kita untuk menghindari penderitaan dan meminimalisasi rasa sakit dari
penderitaan.
Pengalaman penderitaan itu sendiri tidak akan memampukan kita untuk menerima hidup Elohim.
Kita dapat menanggung semua keadaan sulit di sepanjang hidup kita dan berakhir dengan tidak
berbeda dari orang-orang dalam dunia yang tidak mengenal Elohim dan yang juga mengalami
penderitaan dalam kehidupan mereka. Sekedar ‘menggertakkan gigi’ untuk melalui masa-masa sulit
tentu saja tidak akan menghasilkan kemuliaan kekal apapun di dalam kita. Pendekatan ini hanya
menguatkan keinginan alamiah kita untuk menyelamatkan diri kita dan mengatasi kesulitankesulitan dengan cara terbaik yang kita bisa.
1
1Ptr 4:13
Rm 5:3. 2Kor 4:17
3
1Ptr 1:4
2
70
Pendekatan kita terhadap penderitaan
Jadi, bagaimana penderitaan menghasilkan suatu kemuliaan kekal di dalam kita? Jawabannya ada di
dalam pola pikir kita ketika kita menghadapi penderitaan. Akankah kita berbalik kepada Tuhan dan
benar-benar bersandar kepada-Nya untuk menguatkan dan melatih kita melalui situasi itu? Atau
akankah kita berbalik kepada cara kita sendiri dalam melihat dan mengatasi keadaan tersebut?
Sering kali respon pertama kita ketika berhadapan dengan penderitaan adalah bertanya, ‘Mengapa ini
terjadi kepada saya?’ Mungkin dengan lebih spesifik, kita menanyakan diri kita sendiri, ‘Apa yang
salah dengan apa yang telah saya lakukan?’ Kita takut bahwa Elohim menghukum kita karena
kekurangan kita. Kita mengukur apa yang kita rasakan adalah keberhasilan atau kegagalan dalam
hidup kita, sehingga kita dapat membuat kesimpulan yang masuk akal tentang alasan bagi
penderitaan kita. ‘Mungkin apakah karena saya melakukan ini? ‘Mungkin apakah karena saya tidak
seharusnya melakukan itu?’ Kita berharap apabila kita dapat membereskan kesalahan yang kita
lakukan, maka kita dapat memperbaiki masalahnya dan dengan segera mengakhiri penderitaan kita!
Pikiran yang tertuju pada daging
Respon ini menyoroti dasar motivasi kita. Ada suatu prinsip di dalam kita yang percaya bahwa kita
dapat ‘melakukan dengan baik’ oleh diri kita sendiri. Kita percaya bahwa kita dapat menetapkan apa
jalan terbaik supaya kita melalui hidup dengan berhasil, mengatasi kesulitan-kesulitan dan melayani
Elohim dengan berkenan. Pemikiran ini, yang berdasarkan motivasi-motivasi yang berpusat pada diri
sendiri, tidak akan pernah membuat kita memahami penderitaan kita. Penderitaan akan menjadi
suatu ketersandungan bagi kita, khususnya pada saat-saat dimana kelihatannya tidak ada alasan
yang masuk akal untuk penderitaan kita. Cara berpikir seperti ini hanya membuat kita menjadi
berkecil hati. Kita menjadi sibuk dengan keadaan-keadaan hidup dan keinginan untuk menjadikan
hal-hal lebih baik bagi kita. Inilah yang Alkitab gambarkan sebagai menujukan pikiran kita pada halhal yang dari daging.4
Paulus menjelaskan bahwa pikiran yang tertuju pada daging adalah perseteruan dengan Elohim
karena mereka yang hidup dalam daging tidak dapat berkenan kepada Elohim. 5 Cara hidup ini
mengasingkan (menjauhkan) kita dari Elohim dan dari hidup-Nya. Jelas, pikiran kita perlu
diperbaharui supaya kita tidak lagi terikat dengan hidup dan pemikiran menurut daging kita. Paulus
bersukacita bahwa ketika kita bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus, kita menerima
kapasitas untuk mengalahkan motivasi-motivasi daging kita.6
Bersatu dengan penderitaan Kristus
Kristus mengalami penderitaan yang paling tidak adil dalam sejarah dunia. Melalui setiap keadaan
sulit, Dia menyerahkan diri-Nya ke dalam tangan Bapa-Nya, untuk berjalan di jalan yang Bapa telah
tentukan bagi Dia. Melalui doa, Kristus sanggup mengalahkan pencobaan untuk berbalik kepada
sumber-Nya sendiri untuk mengatasi penderitaan, meskipun Dia memiliki segala alasan untuk
menyelamatkan diri-Nya Sendiri. Bapa menguatkan Dia untuk menanggung penderitaan dalam tubuh
fisik-Nya, yang memimpin Dia di sepanjang jalan sampai mati di kayu salib. Kuasa yang sama dari
Bapa yang menguatkan Kristus dalam penderitaan-Nya, juga membangkitkan Dia dari kematian dan
memberikan Dia suatu tubuh kebangkitan. Kristus berjalan di jalan penderitaan ini demi kita, supaya
kita dapat diberikan kuasa dan hidup kebangkitan yang sama yang diberikan kepada Dia.
4
Rm 8:5
Rm 8:7-8
6
Flp 3:9-11
5
71
Kita perlu bersatu dengan penderitaan Kristus supaya kita dapat dibebaskan dari keinginan untuk
hidup oleh sumber-sumber kita sendiri, di luar dari Elohim. Secara praktis, kita disatukan dengan
penderitaan Kristus ketika Bapa sorgawi mengizinkan kita untuk mengalami masa-masa sulit,
ketidakadilan dan bahkan penderitaan fisik. Penderitaan ini bukanlah suatu hukuman karena dosa
kita. Kristus membayar harga untuk dosa kita. Tetapi, penderitaan ini merupakan keadaan-keadaan
spesifik yang menyediakan suatu kesempatan bagi kita untuk berhenti bersandar pada mekanisme
pengaturan diri, dan kembali kepada Tuhan. Tuhan menggunakan penderitaan kita untuk melatih
dan memampukan kita untuk hidup oleh hidup-Nya. Ketika kita berdoa, Bapa sanggup menguatkan
kita dalam ujian-ujian dan kesulitan-kesulitan hidup hari demi hari. Dia menolong kita untuk
menanggung keadaan-keadaan ini dengan kasih karunia dan kekuatan yang melampaui kapasitas
alamiah kita. Ini karena kita menerima hidup dan kuasa kebangkitan yang Kristus sediakan bagi kita.
Pikiran kita diperbaharui
Kristus berjalan dengan kita dan memimpin kita melalui setiap keadaan hidup. Dia memahami segala
yang kita hadapi karena Dia telah melewati jalan ini sebelum kita. Dia sanggup mengajar kita untuk
berjalan seperti Dia berjalan, dan menyerahkan diri kita di jalan yang Bapa telah rencanakan bagi kita.
Ketika kita merangkul penderitaan yang merupakan milik kita untuk dibawa sesuai dengan
kehendak Elohim, pikiran kita diperbaharui sehingga kita berpikir dengan berbeda tentang keadaankeadaan yang kita hadapi. Kita tidak dimotivasi oleh keinginan kita sendiri untuk menjadikan hal-hal
lebih mudah atau membenarkan diri kita di tengah-tengah kesulitan. Kristus mendorong kita supaya
ketika kita belajar dari Dia, kita akan menemukan perhentian untuk jiwa kita.7 Kita akan
mendapatkan damai sejahtera yang melampaui segala pengertian manusiawi kita, bahkan ketika
keadaan-keadaan kita yang bertentangan tidak pernah berubah.8
Kita dapat menjadi puas dimana kita mungkin tidak selalu memahami alasan kita mengalami
kesulitan-kesulitan tertentu. Kita tahu bahwa Elohim sedang bekerja, bahkan ketika kita tidak
sepenuhnya memahami segala yang Dia lakukan. Dia membebaskan kita dari pemikiran kita sendiri
yang berusaha untuk menetapkan apa yang ‘baik’ atau ‘tidak baik’, ‘adil’ atau ‘tidak adil’ bagi kita.
Kita tidak takut akan kesalahan yang kita telah lakukan. Kita tahu bahwa kita semua telah berdosa
dan kehilangan apa yang Elohim telah rencanakan bagi kita.9 Kita tidak lagi melihat penderitaan kita
sebagai akibat dari kita melakukan sesuatu yang salah. Tetapi, ketika kita mempercayakan diri kita
kepada Elohim dalam segala keadaan, kita tahu Dia memberikan kita kapasitas untuk berbalik dari
perjuangan yang berpusat pada diri sendiri dan memenuhi kehendak-Nya dalam kehidupan kita.10
Kasih Elohim dicurahkan ke dalam hati kita
Rasul Petrus mendorong kita untuk tidak heran ketika kita menghadapi berbagai macam ujian,
seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi kepada kita.11 Tetapi, kita dapat bersukacita bahwa, di tengahtengah keadaan-keadaan sulit, kasih Elohim dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.12 Kasih
Elohim yang sempurna melenyapkan ketakutan.13 Ketika kita mulai memahami arti sesungguhnya
dari penderitaan dengan Kristus, kasih-Nya menggantikan kekuatiran kita. Bukannya dipenuhi
7
Mat 11:29
Flp 4:6
9
Rm 3:23
10
1Ptr 4:19. 1Ptr 4:1-2
11
1Ptr 4:12
12
Rm 5:5
13
1Yoh 4:18
8
72
dengan kesulitan-kesulitan kita sendiri, kita justru termotivasi oleh Roh Kudus untuk menunjukkan
kasih Elohim kepada yang lain. Inilah bagaimana kita tahu bahwa kita menerima hidup-Nya.14
Kita disatukan bersama-sama dalam Kristus, sebagai anggota-anggota tubuh-Nya, dan kita berjalan
satu dengan yang lain melalui berbagai musim dan tahapan kehidupan. Kadang kala, kita akan
mengamati orang-orang yang kita kasihi, mengalami bagian penderitaan mereka sendiri dari tangan
Bapa. Kita tidak harus menjadi tersandung pada sifat dari penderitaan mereka atau membuat
penilaian kita sendiri tentang alasan untuk ujian-ujian khusus mereka.
Sebaliknya, kita terhubung dengan satu sama lain dalam iman, bahwa kita dapat mengalahkan
pencobaan untuk kembali pada cara-cara daging kita. Kita dapat berdoa bagi satu sama lain dan
mendorong satu sama lain untuk percaya kepada Elohim di tengah-tengah setiap keadaan hidup. Kita
dapat bersuka seorang akan yang lain ketika kita dikuatkan oleh Bapa dan menerima kasih karunia
dan damai sejahtera yang Dia berikan kepada kita. Kita dapat bersukacita, seperti yang rasul Petrus
lakukan, bahwa setelah kita menderita ‘seketika lamanya’, Elohim sumber segala kasih karunia, yang
memanggil kita kepada kemuliaan-Nya yang kekal dalam Kristus, akan melengkapi
(menyempurnakan), meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita.15
14
15
1Yoh 3:14
1Ptr 5:10
73
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami mengapa kita
menderita
Kita perlu disatukan dengan penderitaan Kristus supaya kita dapat dibebaskan dari keinginan untuk
hidup oleh sumber-sumber kita sendiri, di luar dari Elohim. Hal ini menyediakan kita suatu
kesempatan untuk berhenti bersandar pada mekanisme pengaturan diri dan berbalik kepada Tuhan.



Secara praktis bagaimana engkau bersatu dengan penderitaan Kristus?
Pikirkan apa yang engkau rasakan ketika engkau menghadapi keadaan-keadaan yang sulit atau
yang tidak adil. Dapatkah engkau mengidentifikasi bagaimana engkau menangani situasi-situasi
ini menurut pemikiranmu sendiri?
Bagaimana pikiranmu diperbaharui sehingga engkau dapat berpikir dengan berbeda tentang
keadaan-keadaan sulit yang engkau hadapi?
Tuhan menggunakan penderitaan kita untuk melatih dan memampukan kita untuk hidup oleh
hidup-Nya.

Bagaimana engkau tahu bahwa engkau menerima hidup Kristus melalui penderitaan yang engkau
alami?
74
MENEMUKAN DAMAI SEJAHTERA
DALAM SEGALA KEADAAN
Lisa Hay
Dalam semua konteks kehidupan kita sehari-hari, kita berinteraksi dengan orang-orang yang hidup
dengan prinsip-prinsip dunia. Terpisah dari hidup Elohim, orang-orang ini hidup menurut keinginan
daging, keinginan mata mereka dan keangkuhan hidup.1 Hidup menurut keinginan-keinginan ini
adalah hidup dengan apa yang Alkitab sebut ‘hukum yang lain’.2 ‘Hukum yang lain’ adalah ‘hukum
saya’. Hidup dengan cara ini berarti membuat keputusan berdasarkan pada apa yang orang-orang
anggap baik untuk diri mereka sendiri. Ini termasuk berusaha untuk membuat sebuah nama bagi diri
mereka sendiri, dan menghindari hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman atau yang
menyebabkan rasa sakit dan penderitaan bagi mereka.
Sementara usaha-usaha ini mungkin membuat orang merasa puas, aman dan bahagia untuk beberapa
waktu lamanya, namun upaya-upaya ini tidak akan bertahan. Kita membaca dalam kitab
Pengkhotbah bahwa yang manusia dapatkan dari kerja kerasnya dan pergumulannya adalah rasa
sakit dan kesedihan, dan pikirannya tidak tenteram (tidak ada perhentian).3 Kekuatiran,
ketidakpastian dan rasa takut tidak pernah jauh dari pikiran orang-orang yang tidak mengenal
Elohim. Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang yang terpisah dari Elohim.4 Damai sejahtera
1
1Yoh 2:16
Rm 7:23
3
Pkh 2:22-23
4
Yes 48:22
2
75
Elohim melampaui segala akal dan pengertian manusia.5 Ini tidak dapat diperoleh melalui kerja keras
apapun dari manusia, tidak peduli betapa kerasnya seseorang mencoba!
Luar biasanya, injil yang kita terima adalah suatu injil damai sejahtera.6 Ini memperlengkapi kita
untuk menghidupi suatu kehidupan yang tidak dimotivasi oleh rasa takut dan kekuatiran. Kaki kita
dapat dipersiapkan dengan injil damai sejahtera sebagai ‘kasut/sepatu’ pada kaki kita.7 Ketika kita
dipersiapkan dengan injil damai sejahtera, firman dan Roh mengarahkan jalan kita, supaya kita
berjalan menurut kehendak Elohim bagi kehidupan kita. Kita tahu di mana harus berjalan dan
bagaimana kita mencapainya. Tidak ada lagi kewajiban apapun untuk mengejar hal-hal yang dari
daging.8 Kita aman karena kita mengenal Bapa dan kita mengenal Yesus Kristus. Kita tahu nama dan
pekerjaan kita yang Bapa telah persiapkan bagi kita untuk berjalan di dalamnya. Kasih karunia dan
damai sejahtera-Nya dimultiplikasikan kepada kita dalam pengetahuan ini, dan Roh Kudus
memimpin kita dalam kebenaran ini.9
Melalui ketaatan-Nya yang sempurna kepada Bapa, Yesus merintis jalan status anak. Ini adalah suatu
jalan baru untuk hidup, berpikir dan berfungsi. Ini bukan menurut prinsip-prinsip dunia. Yesus tidak
hidup dalam upaya (pengejaran) untuk memuaskan keinginan-Nya sendiri. Tetapi, Dia sepenuhnya
taat kepada kehendak Bapa-Nya, bahkan sampai mati di kayu salib.10 Dia dikuatkan oleh Roh Elohim
untuk berjalan di jalan yang ditentukan di depan-Nya.
Melalui ketaatan terhadap firman-Nya kita disanggupkan untuk menanggalkan keinginan-keinginan
daging kita dan menujukan pikiran kita pada hal-hal yang dari Roh. Kita menaklukkan setiap pikiran
kepada ketaatan Kristus.11 Akan menjadi jelas apa ketaatan spesifik kita, ketika kita hidup oleh
firman yang keluar dan mengambil bagian dalam unsur-unsur perjamuan kudus di hari Minggu.
Setiap minggu, kita dapat menjadi yakin bahwa firman-Nya akan menerangi jalan kita.12 Roh
memimpin kita di jalan ini dan menguatkan kita untuk menanggung setiap keadaan yang sulit. Jika
kita berjalan oleh Roh, kehidupan kita akan menunjukkan buah-buah dari Roh. Kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri
akan menjadi nyata dalam kehidupan kita.13
Sebagai orang-orang Kristen yang telah menerima Roh Kristus, pencobaan bagi kita adalah berbalik
untuk berjalan menurut daging dan prinsip-prinsip dunia. Pencobaan ini adalah motivasi di dalam
kita untuk melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri, berusaha menurut sudut pandang kita
sendiri, hidup oleh hukum kita sendiri! Kita dapat berusaha untuk merasa diterima oleh teman-teman
sebaya kita, untuk unggul di sekolah, universitas atau pekerjaan, untuk menjadi mandiri, untuk
mendapatkan uang dan harta benda agar menopang masa depan, atau hanya untuk menyelesaikan
segala sesuatu! Motivasi-motivasi ini tidak selaras dengan kehendak Elohim bagi hidup kita. Tetapi,
hal-hal ini merupakan indikasi dari upaya (pengejaran) yang penuh kekuatiran akan apa yang kita
pikir baik untuk daging kita. Ketika kita hidup oleh hukum yang lain, kita tidak memiliki damai
sejahtera. Ini karena daging dan Roh berlawanan satu sama lain.14
5
Flp 4:7
Ef 6:15
7
Ef 6:15
8
Gal 5:16
9
2Ptr 1:2. Yoh 16:13
10
Flp 2:8
11
2Kor 10:5
12
Mzm 119:105
13
Gal 5:22
14
Gal 5:17
6
76
Dalam persiapan untuk berjalan menurut Roh, kita perlu berdoa di dalam Roh.15 Secara praktis, ini
artinya memiliki waktu berdoa yang teratur di awal dan akhir dari setiap harinya. Dalam doa, kita
memberitahukan permintaan kita kepada Elohim, dan menyerahkan setiap keadaan kepada-Nya.16
Sementara kita berjalan sepanjang hari, kita tahu Roh sedang memimpin, dan damai sejahtera-Nya
menjaga hati dan pikiran kita.17 Kita mendapati bahwa kita tidak lagi bergumul atau kuatir,
meskipun kita mungkin menghadapi keadaan-keadaan sulit.
Marilah kita didorong oleh perkataan Yesus ketika Dia berkata, ‘Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku, Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.’18 Ketika kita taat kepada
firman-Nya, kita dapat menjadi yakin bahwa damai sejahtera-Nya tersedia bagi kita dalam segala
keadaan hidup kita. Dia akan menjawab doa-doa kita dan menguatkan kita untuk berjalan setiap hari
oleh Roh-Nya.
15
Ef 6:18
Flp 4:6
17
Flp 4:7
18
Yoh 14:27
16
77
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menemukan damai
sejahtera dalam segala keadaan
Dorongan rasul Petrus kepada setiap orang Kristen adalah supaya ‘Kasih karunia dan damai sejahtera
melimpahi (bermultiplikasi bagi) kamu oleh pengenalan akan Elohim dan akan Yesus, Tuhan kita’. 19
Dia mengatakan bahwa kasih karunia dan damai sejahtera berlimpah terhadap kita ketika kita
mengenal Bapa dan Anak dengan lebih baik. Kita juga memiliki damai sejahtera dalam Roh Kudus.20

Apa yang engkau lakukan untuk mengenal Bapa, Anak dan Roh Kudus dengan lebih baik?

Apa kesaksianmu tentang menerima kasih karunia dan damai sejahtera dalam keadaan-keadaan
spesifik sementara engkau terus maju untuk mengenal Elohim dengan lebih baik?

Bagaimana engkau mempersiapkan dirimu setiap hari dengan injil damai sejahtera di kakimu?
19
. 2Ptr 1:2
. Rm 14:17
20
78
MEMAHAMI PENCOBAAN
Andrew Hay
Pembahasan mengenai pencobaan telah sering dibicarakan dalam pemikiran dan tulisan-tulisan
Kristen sejak berabad-abad awal gereja. Banyak orang menyimpulkan bahwa Iblis adalah sumber
pencobaan. Yang lain menyatakan bahwa pencobaan hanyalah suatu aspek dari sifat kejatuhan
manusia. Beberapa bahkan menyatakan bahwa Elohim merencanakan ujian-ujian pencobaan spesifik
untuk memberikan orang Kristen suatu kesempatan untuk belajar bagaimana mengalahkannya, dan
dengan demikian membuktikan kebenaran mereka. Sejumlah gereja-gereja modern telah mengambil
suatu pendekatan yang berbeda, memandang pencobaan sebagai suatu masalah manajemen diri. Para
pemimpin di gereja-gereja mengajarkan strategi-strategi praktis untuk membantu orang-orang muda
menghindari dosa. Banyak orang yang tentunya ingat akan suatu masa di mana merupakan hal
populer bagi orang-orang Kristen yang masih muda untuk mengenakan gelang silikon di pergelangan
tangan mereka yang bertuliskan WWJD. Ini untuk mengingatkan si pemakai gelang dalam masamasa pencobaan dengan pertanyaan ‘What Would Jesus Do (Apa yang Akan Yesus Lakukan)?’
Sayangnya, tidak ada satupun dari metode ini dengan cukup kuat memperlengkapi orang Kristen
untuk memahami dan mengalahkan pencobaan.
Kehendak bebas dan pencobaan
Sebagai pendahuluannya, kita memahami bahwa Elohim menamai dan menentukan kita sejak
semula, sebelum dunia diciptakan. Elohim juga menciptakan umat manusia dengan ‘kehendak bebas’.
Ini artinya bahwa kita bebas memilih untuk menerima kehendak Elohim dan menjadi taat kepada
rencana-Nya bagi kehidupan kita; atau kita dapat menjalankan kehendak dan hidup kita sendiri
seperti yang kita inginkan.
‘Pencobaan’ itu sendiri bukanlah dosa, tapi merupakan suatu unsur dari kehendak bebas umat
manusia. Karena kita memiliki suatu kehendak bebas, kita dapat dicobai untuk berbalik dari jalan
79
Elohim kepada ‘jalan yang disangka orang lurus’.1 Hawa menghadapi pencobaan di taman Eden
bahkan sebelum dia tahu apa itu dosa. Penulis kitab Ibrani menjelaskan bahwa Yesus, yang ‘dijadikan
sama dengan saudara-saudara-Nya’, ‘telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa’.2 Rasul Paulus membuat
suatu poin yang sama kepada orang Kristen di Korintus, menyatakan bahwa ‘pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia’.3
Implikasinya jelas. Kita semua menghadapi pencobaan. Kita tidak bisa hanya mencoba untuk
mengatur kesulitan-kesulitan yang muncul karenanya. Kita harus memahami bagaimana pencobaan
bekerja di dalam kita dan diperlengkapi secara rohani untuk mengalahkannya.
Keinginan-keinginan kita sendiri
Yakobus memberikan kita suatu poin awal yang membantu. ‘Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi,
ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.’4
Yakobus menghilangkan pernyataan bahwa Iblis adalah sumber pencobaan kita. Kita ‘dicobai oleh
keinginan kita sendiri, karena kita diseret dan dipikat olehnya’. Kitab Roma mengidentifikasi
masalah ini sebagai suatu pola pikir yang disibukkan dengan permasalahan-permasalahan hidup dan
keberadaan individu kita. ‘Karena keinginan (pikiran) daging adalah maut.’5
‘Keinginan (pikiran) daging’ hidup dari sudut pandangnya sendiri bukannya dari Elohim. Rasul
Paulus menyebut ini ‘hukum yang lain’.6 Kita ingat bahwa sebelum Iblis memperdaya Hawa dengan
sebuah dusta, Hawa telah terbuka untuk pencobaan dengan menujukan pikirannya pada daging. Dia
senang akan hukum Elohim di satu sisi, tetapi pada saat yang sama, dia menjadi tidak sabar untuk
mewujudkan penentuannya sejak semula untuk menjadi ‘ibu dari semua yang hidup’.7 Pikirannya
memutuskan bahwa ada suatu masalah, dan membangkitkan dalam dirinya hukumnya sendiri yang
menciptakan gejolak dalam hatinya. Iblis menyadari ketidakbahagiaan ini dan mempromosikan suatu
firman yang lain – suatu dusta yang sasarannya adalah kerapuhan Hawa. Jadi Iblis bekerja dengan
menggunakan kesempatan yang ada, menyatakan bahwa hukum pikiran (akal budi) kita dapat
mencapai hasil yang sama seperti jalan Elohim.
Hukum kita dan ketersandungan
Pencobaan juga disebutkan dalam perumpamaan tentang penabur. Yesus berbicara tentang orangorang yang menjadi tersandung dan murtad karena pencobaan. ‘Yang jatuh di tanah yang berbatubatu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka
itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.’ 8 Reaksireaksi muncul ketika pikiran kita yang tertuju pada daging diperhadapkan dengan cara Roh. Paulus
menuliskan dalam suratnya kepada jemaat Roma bahwa daging akan berusaha untuk membenarkan
‘hukum Taurat yang tertulis di dalam hati mereka’ dan menyebabkan kita ‘beralasan’ terhadap respon
kita atau bahkan ‘mendakwa’ yang lain berdasarkan sudut pandang kita sendiri.9 Yakobus juga
menuliskan tentang ‘hawa nafsu di dalam’ kita yang menjadi sumber dari ‘sengketa dan
1
Ams 14:12
Ibr 2:17. Ibr 4:15
3
1Kor 10:13
4
Yak 1:14-15
5
Rm 8:6
6
Rm 7:23
7
Kej 3:20
8
Luk 8:13
9
Rm 2:14-15
2
80
pertengkaran’.10 Jadi inilah dimana beberapa orang dengan sukacita menerima keselamatan, namun
jatuh tersandung karena mereka tunduk kepada pencobaan untuk hidup oleh hukum lain dari diri
mereka sendiri. Karena tidak sanggup untuk menjembatani kesenjangan budaya antara cara mereka
dengan cara sahabat-sahabat Kristen mereka, maka mereka meninggalkan konteks (persekutuan)
yang di dalamnya mereka menemukan hidup.
Tentu saja, Elohim berkomitmen untuk membantu kita menolak pencobaan. Petrus menuliskan
bahwa ‘Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan’ sementara Paulus, dalam surat
pertamanya kepada jemaat Korintus, mencatat bahwa ‘Elohim setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya’.11
Status anak
Kunci pertama bagi kita dalam mengalahkan pencobaan adalah suatu komitmen, di atas semua yang
lain, terhadap status anak kita. Status anak menggambarkan cara hidup seseorang yang telah bersatu
dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya melalui baptisan. Seorang anak
Elohim berfokus pada hidup oleh kuasa dan hidup Elohim. Dengan cara ini, kita dimampukan untuk
menaati kehendak Bapa sorgawi kita dan menyerahkan hidup kita untuk yang lain.
Yesus, perintis kita di jalan ini, diperhadapkan dengan berbagai pencobaan tetapi mengalahkan
semua itu dengan memelihara komitmen-Nya kepada kehendak Bapa.12 Ketaatan-Nya memimpin Dia
di suatu perjalanan yang melibatkan penderitaan dan penumpahan darah; akan tetapi, kesetiaan-Nya
juga membangkitkan kuasa Elohim yang mengalahkan dosa dan maut. Ketika kita bersatu dengan
persekutuan penderitaan-Nya, kita juga mengenal kuasa dari darah itu dan mengalahkan pencobaan,
berhenti dari dosa, dan mewujudkan hidup-Nya.13 Penulis kitab Ibrani mengatakan kepada kita
bahwa sesungguhnya darah-Nya menyucikan hati nurani kita.14 Lebih lanjut kita memperhatikan
bahwa setiap pencobaan di jalan penderitaan yang Yesus alami, menjadi suatu titik pengudusan. Di
taman Getsemani, Dia berdoa kepada Bapa-Nya, ‘Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka’.15 Demikian
juga, Yesus mengatakan bahwa penderitaan kita dalam dunia ini sebagai seorang anak Elohim adalah
bagian dari tangan Elohim yang mendisiplin kita.16 Penderitaan itu memproses dan memurnikan
respon-respon kita sehubungan dengan pencobaan dan ketidakadilan yang kita alami dalam hidup.
Dengan demikian, Elohim tidak memindahkan kita dari setiap situasi sulit. Tetapi, Dia menguatkan
kita dengan kuasa-Nya supaya kita dapat menanggung ujian atau kesukaran, tanpa menjadi tunduk
kepada pencobaan untuk menujukan pikiran kita kepada daging. Dengan cara ini kita bertumbuh
dalam nama dan pekerjaan kita sebagai anak-anak Elohim.
Berjaga-jaga dan berdoa
Respon paling penting yang dapat kita buat terhadap pencobaan adalah berdoa. Di taman Getsemani,
Yesus mengatakan kepada murid-murid bahwa mereka harus ‘berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya
kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan’.17 Kita juga ingat bahwa Tuhan mengajarkan murid-muridNya untuk berdoa kepada Bapa, ‘Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan’.18 Ketika kita
10
Yak 4:1
2Ptr 2:9. 1Kor 10:13
12
Ibr 6:20. Luk 22:42
13
Flp 3:10
14
Ibr 9:14
15
Yoh 17:19
16
Yoh 17:18, Ibr 5:8
17
Mat 26:41
18
Luk 11:4
11
81
sedang dicobai untuk menggunakan hukum kita sendiri karena penderitaan kita, respon pertama kita
seharusnya merendahkan diri kita dan pergi berdoa. Pencobaan dan hukum yang lain tidak dapat
dikalahkan oleh ketetapan hati manusia. Ya, kita dipanggil untuk menjadi rajin dan proaktif
sehubungan dengan ‘berjaga-jaga’19 dan ‘waspadalah’ dan bahkan ‘lawanlah’ iblis. Yesus Sendiri
mengajarkan murid-murid supaya ‘jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan
buanglah itu’.20 Namun, hanya Elohim-lah sumber kasih karunia dan kekuatan yang akan
memampukan kita untuk melakukan hal-hal ini. Dan doa adalah bagaimana kita mendapatkan
kapasitas ini.
Persekutuan
Pada akhirnya, kita juga menyadari bahwa persekutuan adalah suatu kunci untuk mengalahkan
pencobaan. Ketika kita merasa malu atau terasing, kita lebih mudah untuk diperdaya. Musuh kita, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum, mencari orang yang dapat ditelannya,
dan yang paling rapuh adalah orang-orang yang terpisah dari kawanan domba.21 Menarik untuk
diperhatikan bahwa Hawa terperdaya ketika dia sendirian. Karena itulah Elohim telah menempatkan
kita dalam keluarga-keluarga dan memberikan kita suatu konteks jemaat dimana kita dapat
‘mengenal seperti kita dikenal’.22 Kita dapat dan seharusnya secara teratur bercerita tentang
jalan/cara kita, dan bahkan masalah-masalah pencobaan yang paling praktis, dengan orang-orang
yang berjaga-jaga atas jiwa kita, mengetahui bahwa Elohim Sendiri akan menolong dan mendorong
kita melalui interaksi-interaksi ini. Seperti yang rasul Yohanes tuliskan, ‘Tetapi jika kita hidup di
dalam Terang sama seperti Dia ada di dalam Terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan
yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa’.23
19
2Yoh 1:8. 1Yoh 5:21. Yak 4:7
Mat 18:8
21
1Ptr 5:8
22
1Kor 13:12
23
1Yoh 1:7
20
82
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami pencobaan

Mengapa Elohim mengizinkan kita menghadapi pencobaan?

Dengan menggunakan pengalaman pribadimu, gambarkan perbedaan antara pencobaan dan dosa.

Bagaimana kita mengaktifkan pertolongan Elohim sehubungan dengan mengalahkan pencobaan?
Jawablah melalui kesaksian.

Seperti apakah persekutuan itu bagimu sehubungan dengan masalah pencobaan?
83
BERDIRI TEGUH DALAM IMANMU
Stuart Gale
Fase akhir dari sejarah dunia dirujuk di dalam Kitab Suci sebagai ‘kegenapan waktu’.1 Sekarang kita
hidup dalam fase ini. Dalam gereja-gereja di seluruh dunia ada suatu kemurtadan besar dari iman dan
persekutuan ketika orang Kristen meninggalkan kebenaran injil. Mereka mendengar dan
mempercayai ‘injil-injil’ lain. Berita-berita lain ini berlawanan dengan firman hidup yang memanggil
setiap orang untuk menjadi seorang anak Elohim.
Dalam masyarakat Barat, kebenaran firman Elohim sedang ditantang dari banyak arah yang berbeda.
Babylon adalah salah satu dari kuasa-kuasa ini, yang berkompetisi untuk mendapatkan hati dan
pikiran para laki-laki dan perempuan. Dimotivasi oleh Iblis, Babylon ditegakkan oleh manusia
sebagai suatu jalan alternatif untuk hidup. Babylon berlawanan dengan jalan yang Elohim maksudkan
untuk dicapai oleh setiap individu, keluarga dan bangsa. Kerinduan Elohim adalah membawa banyak
anak kepada kemuliaan.2
Berita mendasar dari roh Babylon adalah bahwa seseorang hanya dapat dibebaskan ketika mereka
mengambil alih hidup mereka sendiri. Berita ini menyatakan bahwa ‘Engkau bisa melakukan apa
yang engkau inginkan dan menjadi apapun yang engkau ingin jadi’. Tidak seharusnya ada batasan
terhadap apa yang seseorang dapat capai, tidak ada batasan terhadap siapa yang dapat mereka jadi.
Di sekolah-sekolah, universitas-universitas dan tempat-tempat kerja, orang-orang muda disuguhi
dengan pernyataan bahwa mereka dapat menjadi ‘kapten dari kapal mereka sendiri’, dan bahwa
mereka dapat, dan seharusnya, menetapkan jalur hidup mereka sendiri. Mereka diajarkan bahwa ini
1
2
Ef 1:10
Ibr 2:10
84
adalah ‘kemerdekaan’ yang sesungguhnya. Akan tetapi, janji untuk menjadi benar-benar merdeka
adalah kebohongan besar dari Babylon.
Kita belajar dari firman Elohim bahwa jika kita memilih jalan kita sendiri, kita tidak benar-benar
menjadi merdeka. Kita hanya menjadi tawanan terhadap apapun yang kita kejar. Ini mungkin
termasuk ambisi-ambisi karir, pengejaran pengetahuan, kekayaan dan kepemilikan materi, gengsi
dan status. Rasul Paulus bertanya, ‘Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan
dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus
kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang
memimpin kamu kepada kebenaran?’3 Kita bisa menjadi budak-budak kebenaran yang memimpin
kepada hidup, ataupun budak-budak dosa yang memimpin kepada maut. Pada akhirnya kita adalah
budak dari siapapun yang kita taati.
Merupakan hak istimewa yang besar untuk menjadi seorang pengikut Yesus dan hidup menurut
firman-Nya kepada kita. Bagi dunia, pemikiran seperti ini benar-benar merupakan kebodohan, tetapi
bagi orang-orang yang mendengar dan percaya, pemikiran ini akan membawakan hidup, damai
sejahtera dan keamanan. Kita tidak perlu menjadi kuatir tentang pekerjaan apa yang akan kita
lakukan, mata pelajaran-mata pelajaran apa yang akan kita pelajari di sekolah atau universitas, atau
bagaimana kita akan menghasilkan uang yang cukup. Prioritas kita hanyalah mencari dahulu
Kerajaan Elohim dan kebenaran-Nya, dan Dia akan meluruskan jalan kita.4 Lebih lanjut, ketika kita
mempercayai dan menaati firman-Nya, Kristus Sendiri akan menjaga kita supaya kita tidak
terperdaya dan tidak murtad pada hari-hari ini ketika firman dan tujuan Elohim bagi kita sedang
ditantang dengan begitu kuat.5
Dalam kasih Bapa yang besar, Dia mengirimkan Anak-Nya, supaya kita dapat hidup melalui Dia.6
Melalui ketaatan-Nya, Dia merintis jalan status anak.7 Satu-satunya prioritas Yesus selama waktuNya di muka bumi adalah melakukan kehendak Bapa dan menyatakan hati Bapa kepada kita.8
Kerinduan Bapa adalah supaya kita menjadi anak-anak-Nya.
Yesus menunjukkan bagaimana menjadi seorang anak ketika, di hadapan dakwaan palsu dan tekanan
permusuhan, Dia menolak untuk menyimpang dari melakukan kehendak Bapa. Dia menetapkan
pandangan-Nya dengan teguh atas kehendak Bapa bagi Dia. Ini adalah teladan bagi kita. Kita juga,
dapat berpegang teguh pada iman kita ketika kita memandang kepada Elohim dalam segala keadaan
hidup kita.
Melalui pendidikan atau pelatihan kita, kita dengan rajin berusaha untuk memperoleh pengetahuan
secara teori dan keterampilan pekerjaan. Berlawanan dengan itu, pelatihan yang Bapa berikan kepada
kita menegakkan pengetahuan-Nya dalam hati kita. Firman Elohim adalah buku pelajaran kita untuk
pelatihan. Yesus berkata, ‘Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu’.9
Firman adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.10 Hanya ketika kita mengizinkan
firman menetapkan jalan kita, maka kita dapat merdeka. Dalam firman ada kuasa untuk menjadi anak
yang Dia telah panggil untuk kita jadi. Ketika kita berpartisipasi di meja perjamuan kudus, kita
3
Rm 6:16
Mat 6:33
5
Why 3:10
6
1Yoh 4:9
7
Ibr 2:10
8
Yoh 5:30
9
Yoh 8:31
10
Mzm 119:105
4
85
disatukan dengan persekutuan orang-orang percaya. Dalam konteks tubuh orang-orang percaya
inilah maka kita dapat menemukan siapa yang Tuhan telah namai untuk kita jadi.
Tidak peduli betapa kita berusaha untuk menemukan damai sejahtera dan perhentian, kita tidak
akan pernah menemukannya tanpa mengetahui kehendak Elohim bagi kehidupan kita. Kita hanya
akan mengenal perhentian sejati ketika kita menundukkan kehendak kita kepada Bapa dan
mengizinkan tangan kasih-Nya untuk menuntun kehidupan kita. Berlawanan dengan berita yang
dipromosikan oleh Babylon, kita hanya dapat menemukan identitas kita yang telah ditentukan sejak
semula sebagai seorang anak Elohim dengan menerima dan menaati firman Elohim bagi kehidupan
kita.
Sepanjang hidupmu, engkau akan menemukan pengujian, pencobaan dan kesulitan-kesulitan.
Sementara roh Babylon dengan tidak terelakkan menjadi semakin kuat di dalam dunia, tekanan
bagimu untuk menyesuaikan diri dengan jalan-jalannya juga akan menjadi semakin kuat. Di tengahtengah semua ini, kita dapat menemukan perhentian dan damai sejahtera. Engkau dapat dibebaskan
dari kekuatiran dan kecemasan ketika engkau menempatkan hidupmu ke dalam tangan Elohim.
Dengan keyakinan yang besar engkau dapat mempercayai Dia dan, dengan demikian, engkau dapat
menemukan sukacita besar yang Dia telah sediakan di hadapanmu. Ini adalah sukacita menjadi
seorang anak Elohim.
86
Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Berdiri teguh dalam
imanmu

Dalam cara-cara apakah engkau perhatikan roh Babylon menjadi semakin jelas di sekolah,
universitas atau tempat kerjamu?

Apakah tekanan-tekanan atau harapan-harapan lain dari dunia, yang engkau alami dari hari ke
hari?

Apa kesaksianmu tentang bagaimana engkau mengetahui kehendak Elohim bagi hidupmu?

Bagaimana engkau dapat membantu saudara-saudara dan saudari-saudari Kristen-mu untuk
memelihara perjalanan Kekristenan mereka dalam menghadapi tekanan-tekanan untuk hidup
dengan suatu cara yang berbeda?
87
GLOSARIUM
Batu Penjuru
Pada zaman dulu, sebuah batu penjuru digunakan baik sebagai fondasi
(dasar) maupun standar yang atasnya suatu bangunan didirikan.
Hukum yang lain
Suatu prinsip atau sikap yang mendorong kita untuk mau mengikuti
jalan kita sendiri. Ini adalah keinginan-keinginan kita sendiri dan halhal yang terlihat ‘benar’ bagi kita. Kapanpun kita mengalami
ketidakadilan, hukum yang lain adalah mekanisme yang muncul di
dalam kita, membuat kita ingin membela diri kita sendiri. Digambarkan
dalam Roma 7:23 sebagai ‘dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat
hukum lain’ yang ingin hidup dari petunjuk saya sendiri daripada
menaati Elohim. Digambarkan paling baik dengan pernyataan: ‘Saya
dapat melakukan apa yang saya inginkan untuk mendapatkan apa yang
saya inginkan.’
Humanisme
Mempromosikan praktek ‘penalaran’, atau pemikiran logis umat
manusia, memerlukan keterangan secara ilmiah; dan pemenuhan
manusia dalam dunia alamiah. Tidak ada hubungannya dengan firman
Elohim.
Imam
Seseorang yang melayani hidup Elohim dan memenuhi kehendak
Elohim melalui persembahan. Seorang imam dikuatkan oleh Roh Elohim
untuk membuat persembahan.
Injil
Diambil dari sebuah kata Yunani yang artinya ‘kabar baik’. Injil
digambarkan sebagai ‘kekuatan Elohim yang menyelamatkan’, karena
injil merupakan keseluruhan pernyataan dari keselamatan untuk setiap
orang.
Jalan penderitaan
Suatu ekspresi yang menggambarkan perjalanan setiap orang Kristen
yang memikul salib mereka setiap hari untuk mengikuti Kristus dan
bersatu dengan penderitaan-Nya. Luk 9:23. Flp 3:10. 1Ptr 4:13.
89
‘Jemaah Iblis’
Istilah ini menggambarkan sekelompok orang yang sependapat, yang
tidak puas, yang menjadi sakit hati dan menentang saudara-saudara
seiman yang membawakan firman Elohim kepada mereka. Istilah ini
menggambarkan orang-orang yang tertawan kepada suatu pemikiran
agamawi yang merupakan akibat dari tipu daya Iblis.
Kasih yang semula
Kasih yang unik dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang diberikan
kepada orang-orang Kristen oleh Roh Kudus. Dia mencurahkan kasih
ini ke dalam hati kita sebagai kesaksian bahwa kita telah ‘berpindah
dari dalam maut ke dalam hidup’. Kasih ini memampukan kita untuk
menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara seiman kita.
Kehendak Bapa
Bapa memiliki sebuah nama dan penentuan sejak semula yang unik bagi
setiap anak Elohim. Rencana ini dijalani (dihidupi) setiap hari melalui
berbagai keadaan yang kita hadapi. Pengalaman-pengalaman ini
termasuk menderita ‘karena kebenaran’. 1Ptr 3:14. Penderitaan menurut
kehendak Bapa tidaklah sia-sia, karena membereskan kecenderungan
kita terhadap dosa. Kita tidak berusaha untuk menyimpang dari
kehendak Bapa ketika kita menghadapi ujian-ujian seperti itu,
mengingat bahwa Yesus berdoa di Getsemani, ‘Bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi’. Luk 22:42.
Kehendak bebas
Kapasitas, martabat dan kebebasan
mengekspresikan kehidupan kita sendiri.
Ketaatan
Suatu kapasitas yang diberikan kepada kita oleh Elohim supaya kita
dapat menaati Dia. Kapasitas ini tidak ada dalam daging kita, tapi
merupakan suatu kualitas yang penting dari ciptaan baru. Kristus
mewujudkan ketaatan yang ajaib sebagaimana Dia memenuhi kehendak
Bapa dalam daging-Nya. Kita sanggup mewujudkan ketaatan ajaib yang
sama ini ketika kita menyerahkan diri kita kepada persekutuan dengan
Kristus dalam penderitaan-Nya. Dengan melakukan demikian, kita
dikuatkan oleh Roh yang Kekal untuk melakukan kehendak Elohim.
Ketidakadilan
Sesuatu yang terjadi kepada kita, yang kita pikir tidak seharusnya
terjadi; perlakuan yang keliru, rasa sakit atau luka-luka yang
ditimpakan atas kita oleh orang lain. Sengatan ketidakadilan memukul
kita karena kita gagal mengidentifikasi Kristus sebagai penerima
sesungguhnya dari semua penderitaan.
Keyakinan
Keyakinan kita adalah bahwa apa yang Elohim telah katakan akan
terjadi. Keyakinan ini memberikan kita dorongan yang kuat. Ibr 6:17-18.
Kita tahu bahwa Tuhan setia dengan janji-Nya kepada kita. Ibr 10:23.
Kita memiliki keyakinan karena Elohim tetap setia.
Kontradiksi, atau
keadaan yang
berlawanan
Situasi, interaksi hubungan, atau sikap permusuhan apapun dari yang
lain, yang berlawanan terhadap, atau dalam persaingan dengan, hak
istimewa atau inisiatif pribadi kita. Sebagai orang-orang Kristen, ini
adalah keadaan apapun yang muncul menjadi pertentangan terhadap
kehendak Elohim yang sedang bekerja dalam hidup kita. Akan tetapi,
kita dapat menemukan penyelesaian terhadap setiap pertentangan
ketika kita bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus. Dan
90
untuk
memiliki
dan
Elohim sanggup mengerjakan semua keadaan yang bertentangan demi
kebaikan kita. Inilah artinya bagi kita ‘menderita menurut kehendak
Elohim’.
Makanan yang bertahan
‘Makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.’ Yoh 6:27. Ini
adalah hidup Kristus sendiri, dibagikan kepada kita. Ini bukanlah roti
jasmani; tetapi, Yesus berkata, ‘Akulah roti hidup’, dan ‘Perkataanperkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup’. Yoh
6:48,63.
Manajemen diri
Penerapan strategi-strategi yang demikian praktis dan mandiri untuk
meringankan pencobaan.
Manusia lama
Suatu istilah yang digunakan oleh Paulus untuk menggambarkan
cara/jalan dari kemanusiaan yang telah jatuh, tapi secara khusus
diaplikasikan kepada orang-orang Kristen yang hidup oleh responrespon dari suatu pikiran yang tertuju pada daging. Ef 4:22.
Menang atas
ketidakadilan
Kita dimampukan untuk menanggung penderitaan oleh hidup Elohim,
yang Dia berikan kepada kita. Dia memberikan kita kapasitas untuk
bertekun melewati ketidakadilan tanpa membalas ‘dengan sama’ kepada
orang-orang yang menganiaya kita. Sebagai anak-anak Elohim, setiap
keadaan yang bertentangan yang kita temui dikumpulkan menjadi
‘kehendak Elohim’ untuk hidup kita. Dalam hal ini, apa yang
dimaksudkan untuk mencelakakan kita, Elohim maksudkan untuk
kebaikan kita.
Partisipasi
Partisipasi kita adalah dalam persembahan Kristus. Dalam kehidupan
gereja, ini paling jelas ketika kita bersatu dengan persekutuan meja
perjamuan kudus. Rasul Paulus mengatakan: ‘Bukankah cawan
pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah
persekutuan [partisipasi] dengan darah Kristus? Bukankah roti yang
kita pecah-pecahkan adalah persekutuan [partisipasi] dengan tubuh
Kristus?’ 1Kor 10:16.
Pencobaan
Godaan/daya tarik untuk lebih memilih jalan kita sendiri, dan
menentang, ketaatan kepada Elohim. Bahkan Yesus dicobai, jadi
pencobaan bukanlah dosa. Pencobaan adalah suatu usaha dari Iblis
untuk menarik kepada kecenderungan terhadap dosa di dalam kita.
Perjamuan kudus
Persekutuan yang berharga dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, dimana
kita disatukan sebagai anggota-anggota tubuh Kristus. Kita berkumpul
bersama setiap minggu untuk makan dan minum unsur-unsur
Perjanjian Baru. Kita makan dan minum roti dan anggur perjamuan
kudus dalam iman untuk berpartisipasi dalam persembahan-Nya dan
penderitaan-Nya. Perjamuan kudus adalah suatu persekutuan memberi
dan menerima dalam setiap jemaat dimana kita berkumpul bersama
untuk melayani Roh dan hidup Elohim satu sama lain.
Persekutuan
Dasar dari semua persekutuan adalah hubungan antara Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Persekutuan ini berdasarkan atas persembahan masingmasing anggota ke-Elohiman kepada dua anggota yang lain. Kepada
persekutuan inilah dimana para rasul memanggil orang-orang percaya –
91
memproklamirkan bahwa persekutuan ke-Elohiman adalah konteks
hidup bagi setiap orang percaya. Jika kita berjalan dalam terang
persekutuan ini, kita dapat memiliki persekutuan satu dengan yang lain;
mengasihi sebagaimana Elohim mengasihi; dan menyerahkan hidup kita
untuk saudara-saudara seiman kita.
Penderitaan
Ada jenis-jenis penderitaan yang berbeda. Semua manusia menderita
sebagai suatu akibat dari kejatuhan manusia, dan penderitaan ini tidak
melayani tujuan kekal. Bahkan, Elohim tidak menyukai bentuk
penderitaan ini. Kristus menderita untuk semua kemanusiaan dan
membuat penyediaan bagi kita dalam penderitaan-Nya melalui salib.
Dalam penderitaan-penderitaan ini, Dia mengumpulkan semua
penderitaan manusia dan memberikan kita hak istimewa untuk
memiliki persekutuan dengan Dia dalam penderitaan-Nya. Penderitaan
ini menjadi suatu pendisiplinan bagi kita, dan mengerjakan suatu bobot
kemuliaan kekal bagi kita.
Rasa malu
Kita dapat merasa malu karena tindakan-tindakan kita, dengan hasil
yang memimpin kita kepada pertobatan. Akan tetapi, lebih sering
ketika kita berbicara tentang seseorang yang merasa malu, maksud kita
adalah mereka terperangkap dalam suatu keadaan malu dan kecewa.
Dengan kata lain, mereka merasa malu karena mereka memiliki hati
nurani, tapi sesungguhnya hati nurani mereka harus disucikan supaya
mereka dapat menemukan pertobatan sejati.
Roh Elohim
Roh Bapa, Anak dan Roh Kudus; kekuatan dan kapasitas dari satu
hidup Mereka yang diberikan kepada kita. Disebut juga Roh yang Kekal
dan Roh Yahweh.
Sion
Kota Elohim yang hidup. Ibr 12:22-24. Tujuan dari setiap anak Elohim.
Status anak
Nama, panggilan, pengalaman penderitaan, dan pekerjaan unik dari
setiap anak Elohim. Hak untuk menjadi seorang anak Elohim diberikan
kepada semua yang percaya; akan tetapi, hanya orang-orang yang
berjalan dalam ketaatan kepada penentuan mereka yang semula yang
akan mewarisinya. Sebelum Kristus datang kembali, kita memperoleh
status anak kita melalui iman, mengetahui bahwa perwujudan
penuhnya akan datang kelak. Namun, kita bersukacita setiap hari dalam
iman yang sama seperti rasul Yohanes, yang berkata, ‘Sekarang kita
adalah anak-anak Elohim!’
92
Download