BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Gaharu Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.)merupakantumbuhan yang mampu menghasilkan resin yang beraroma harum (Gambar 2.1). Adanya resin itu merupakan reaksi pertahanan pohon terhadap infeksi yang timbul karena adanya pelukaan atau pengaruh fisik lain pada batang, cabang, maupun ranting (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:39).Menurut Corner dan Watanabe (1969:495),gaharu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Order : Myrtales Family : Thymelaeaceae Genus : Aquilaria Species : Aquilaria malaccensis Lam. 8 9 Gambar 2.1 Aquilaria malaccensis Lam. (Dok. Pribadi, 2014) Habitus gaharu berupa pohon dengan tinggi dapat mencapai 40 m, dan berdiameter 80 cm pada daerah yang sesuai.Kulit batang licin berwarna putih atau keputih-putihan dan berkayu keras. Bentuk daun lonjong dan memanjang dengan ukuran panjang 5-8 cm dan lebar 3-4 cm, ujung daun runcing, warna daun hijau mengkilat (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:22). Morfologi batang dandaun gaharu dapat dilihat pada Gambar 2.2. (a) (b) Gambar 2.2 (a) Batang gaharu (Leong, 2004) (b) Daun gaharu (Dok. Pribadi, 2014) Bunga gaharu tumbuh pada ketiak daun atau ujung ranting.Buahnya berbentuk lonjong dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm (Gambar 2.3) (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:23). Exocarpium Endocarpium Mesocarpium 10 Gambar 2.3 Buahgaharu (Leong, 2004) Di dalam buah terdapat 2-3 biji.Bijinya berbentuk bulat telur, berwarna cokelat kehitaman dan tertutup rapat oleh rambut-rambut (coma) berwarna cokelat kemerahan (Gambar 2.4). Berat 1000 butir biji sekitar 670 gram (Adelina, 2004:1). Coma Radicula Gambar 2.4 Biji gaharu (Anonim, 2014b) Gaharu mampu menghasilkan resin beraroma harum dan khas. Menurut Suwardi dan Edriana (2005:204) penyebab adanya sifat harum tersebut dikarenakan adanya senyawa guaia-dienal, selina-dienone, dan selina-dienol.Selain itu, terdapat pula senyawa chromone, yangmenghasilkan senyawa metoksibensaldehida dan bensaldehida yang akan menebarkan aroma harum selama dibakar pada suhu 150o C. Komponen lain yang dimiliki gaharu menurut Susetya (2008:6) ialah komponen minyak atsiri berupa sesquiterpenioda, eudesmana, dan valencana. 2.2 Syarat Tumbuh Gaharu 2.2.1 Tempat tumbuh 11 Gaharu tumbuh di hutan primer terutama di tempat yang datar, lereng, punggung bukit sampai ketinggian 750 mdpl (Suwardi dan Edriana, 2005:196).Tumbuhan ini tumbuh baik pada lahan yang tidak terendam air (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:37). 2.2.2 Suhu, kelembaban, dan curah hujan Gaharu tumbuh baik pada suhu udara 24-32o C,kelembaban 80-90%,dan curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:37). 2.2.3 Tanah Tanah yang cocok bagi pertumbuhangaharuialahjenis tanah berlempung,lempung berpasir dan berbatuan,atau liat Podzolik Merah Kuning (PMK) dengan kondisi yang remah.Gaharu dapat tumbuh pada lahan tersebut,baik yang sangat subur,sedang,hingga lahan ekstrim pada tanah dengan solum (ketebalan lapisan tanah) yang dalam (>1 m) (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:37). 2.2.4 Intensitas cahaya Secara fisiologis, pada fase awal pertumbuhan (fase vegetatif), gaharu umumnya tidak tahan akan intensitas cahaya langsung (semitoleran) hingga umur tiga tahun. Penaungnya dapat berupa paranet ataupun tanaman naungan yang telah ditanam terlebih dahulu.Tanaman gaharu yang berupa bibit sampai berumur 2-3 tahun yang ditanam di lahan membutuhkan naungan sekitar 60-70% atau kebutuhan intensitas cahaya mataharinya sekitar 40% (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:39). 2.3 Pertumbuhan Gaharu 12 Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran,bukan hanya dalam volume tapi juga dalam bobot,jumlah sel,banyaknya protoplasma,dan tingkat kerumitan.Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu,yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di meristem (Salisbury dan Ross, 1995b:2). Fase pertumbuhan tanaman dibagi menjadi 2 fase, yakni fase vegetatif dan generatif.Fase vegetatifterjadi pada perkembangan akar,daun,dan batang.Pada fase ini terjadi 3 proses penting yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel. Fase generatif atau fase reproduktif terjadi pada pembentukan atau perkembangan kuncup-kuncup bunga,buah,dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar, dan batang yang berdaging (Novizan, 2005:32). Sumarna (2008:196) mengungkapkan bahwa bahwa peran hara sangat mempengaruhi pertumbuhan semai gaharu, sehingga menjadi lebih cepat mencapai kondisi siap tanam (siap ditanam di lahan penanaman), hal ini dibuktikan dengan penggunaan media campuran tanah dengan kompos organik (1:1) dan campuran tanah, kompos organik, dan pasir (1:1:1) berpengaruh baik terhadap pertumbuhan bibit gaharu. Pada media campuran tanah dan kompos organik, diperoleh persen tumbuh mencapai 85%, sedangkan pada media campuran tanah, kompos organik, dan pasir diperoleh persen tumbuh mencapai 88% setelah 5 bulan penanaman. 13 Perbanyakan gaharu dapat dilakukan secara konvensional baik secara generatif (dengan biji) maupun vegetatif (Kosmiatin, dkk, 2005:62).Tumbuhan gaharu berbunga dan berbuah setelah berumur 5-6 tahun (Adelina, 2004:2).Di daerah Sumatera dan Kalimantan, biasanya tumbuhan mulai berbuah/berbiji pada bulan September-Desember.Bijigaharu tidak memiliki masa dormansi dan merupakan biji yang rekalsitran, yaitu biji yang cepat menurun kadar airnya. Karena sifat tersebut, bijinya harus cepat disemaikan supaya diperoleh kualitas tumbuhan yang baik. Apabila terlalu lama disimpan, dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas kecambah karena kadar air biji cepat sekali berkurang, sehingga daya tumbuh kecambah menjadi rendah (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:70). Biji akan berkecambah setelah berumur 18 hari dengan persen kecambah 7080% pada campuran media tanah, kompos organik, dan sekam (1:1:1) (Adelina, 2004:2). Setelah berumur 1-1,5 bulan setelah semai atau telah memiliki 4 daun(Gambar 2.3), bibit dipindahkan ke polibagberisi media tanam tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1, serta diletakkan di tempat yang bernaung paranet. Ketika berumur 8 bulan hingga 1 tahun atau tingginya telah mencapai sekitar 25-30 cm, tumbuhan gaharu siap dipindah dari polibag ke lahan penanaman (Setyaningrum dan Saparinto, 2014:71). Pada usia lima hingga enam tahun,pohon gaharu sudah dapat dipanen setelah disuntik dengan fungi (jika ingin memacu pembentukan resin secara buatan), dan pada bulan ke enam mulai menunjukkan tanda-tanda terinfeksi (menghasilkan damar 14 gaharu) (Susetya, 2008:28). Sumarna (2007:142) telah melakukan identifikasi patogen pada bagian kayu bekas cabang pohon yang terindikasi penyakit dari beberapa lokasi daerah penghasil gaharu.Dari penelitian tersebut didapat bahwa jenis patogen yang berperan dalam proses terbentuknya gaharu ialah berasal dari jenis fungi yang saling berasosiasi, yaitu: Fusarium sp., Phytium sp., Libertella sp., Rizoctonia sp., Trichoderma sp., Thiolaviopsis sp., Acremonium sp., Botrydiplodia sp., Penicillium sp., dan Lasiodiplodia sp. 2.4 Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman Unsur hara tanaman dibagi menjadi 2 kelompok yaitu unsur hara ensensial dan unsur hara tidak esensial.Menurut Wijaya (2008:9) unsur hara dikatakan esensial apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya secara utuh jika tidak mendapat unsur yang bersangkutan. b. Unsur yang bersangkutan terlibat langsung dalam proses metabolisme. c. Fungsi fisiologisnya tidak dapat digantikan unsur lain. Unsur hara esensial dibagi menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro.Pengelompokkan unsur hara makro dan mikro didasarkan atas jumlah (kuantitas) yang dibutuhkan tanaman.Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif lebih banyak daripada unsur hara mikro (Wijaya, 2008:9).Unsur hara makro terdiri atas Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan unsur hara 15 mikro terdiri atas Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Molibdenum (Mo), Boron (B), dan Khlor (Cl). Unsur mikro ini sedikit sekalidiperlukan oleh tanaman, namun sama pentingnya untuk pertumbuhan tanaman (Tjitrosomo, dkk, 1983:151). 2.5 Peranan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara(Novizan, 2005:3).Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh mikroorganisme pengurai, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang (Novizan, 2005:66). Beberapa manfaat yang dimiliki pupuk organik menurut Novizan (2005:84) ialah: a. Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro. b. Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air. c. Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah. d. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah. e. Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah. Pupuk organik berperan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan tanaman gaharu, dalam hal ini berkaitan dengan penyediaan media pertumbuhan yang 16 baik, sehingga penyerapan unsur hara oleh akar tanaman menjadi lebih baik. Media pertumbuhan yang baik akan menjadikan sifat fisik tanah yang gembur, sehingga pertukaran udara (aerasi tanah) menjadi lebih baik, semakin banyak bahan organik terutama C-organik maka semakin gembur tanahnya (Susila dan Mega, 2012:13).Jenis-jenis pupuk organik ialah sebagai berikut: 2.5.1 Pupuk kompos Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik.Kompos adalah hasil pelapukanbahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam, daundaunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia.Perlakuan yang dilakukan berupa penciptaan lingkungan mikro yang dikondisikan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Perlakuan pengomposan dapat dipercepat dengan cara penambahan mikroorganisme dekomposer atau aktivator (Musnamar, 2008:21). Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio).Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15. Rasio 12-15 berarti bahwa unsur hara yang terikat pada humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tumbuhan (Novizan, 2005:85).Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi, tergantung jenis bahandasar, cara pengomposan, dan cara 17 penyimpanan (Musnamar, 2008:26).Kandungan unsur hara kompos secara umumdapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Kandungan unsur hara pupuk kompos (Novizan, 2005:86) Komponen Kandungan (%) Nitrogen (N) Fosfor (P) Kalium (K) Kalsium (Ca) 0,1-0,6 0,1-0,4 0,8-1,5% 0,8-1,5% Beberapa kegunaan kompos menurut Parnata (2010:79) ialah: 1. Memperbaiki struktur tanah agar menjadi gembur. 2. Memperkuat daya ikat agregat tanah berpasir. 3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air. 4. Memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah. 5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara. 6. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara. 7. Membantu dekomposisi bahan mineral tanah. 8. Menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme yang menguntungkan pertumbuhan tumbuhan. Hayati, dkk (2012:178) telah melakukan penelitian penggunaan pupuk kompos padatanaman cabai (Capsicum annum L.).Dari hasil penelitian tersebut, didapat bahwa pupuk organik kompos memberikan hasil tanaman cabai terbaik.Hal ini diduga, pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsur hara yang tersedia 18 dalam keadaan optimum dan seimbang. Suatu tanaman akan tumbuh subur apabila segala unsur hara yang dibutuhkan cukup tersedia dan dalam bentuk yang sesuai untuk diserap tanaman, seperti unsur hara dalam pupuk kompos. Selain itu, kompos termasuk pupuk organik padat yang tergolong pupuk slow release yang melepaskan unsur hara yang dikandungnya secara berlahan dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga kehilangan unsur hara akibat pencucian oleh air lebih kecil. 2.5.2 Pupuk kandang Selain kompos, jenis pupuk organik lainnya adalah pupuk kandang,yaitu pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak (Novizan, 2005:86).Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.Unsur makro yang dimiliki pupuk kandang yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).sedangkan unsur mikro yang dimiliki yaitu seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium berasal dari kotoran cair (Musnamar, 2008:11).Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang akan meningkatkanagregasi dan meningkatkan kapasitas mengikat air sehingga air yang diberikandapat ditahan dan dapat digunakan untuk kegiatan pemanjangan dan pembesaransel. Ketersediaan air yang tinggi akan digunakan untuk proses pembelahan,pemanjangan dan pembesaran sel sehingga bibit menjadi lebih tinggi (Parwati dan Ramadhan, 2009:19). 19 Komposisi hara pada pupuk kandang dapat dipengaruhi oleh jenis hewan, umur, keadaan hewan,jenis makanan,serta perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum digunakan di lahan (Musnamar, 2008:11).Pupuk kandang memiliki berbagai macam jenis, contohnya yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Jenis pupuk kandang tersebut merupakan pupuk kandang yang paling sering digunakan. Pada umumnya pupuk tersebut mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman (Parnata, 2010:67).Kandungan unsur hara yang terkandung dalam berbagai jenis pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 2.2: Tabel 2.2 Kandungan unsur hara berbagai jenis pupuk kandang (Parnata, 2010:81) Kandungan Unsur Hara (%) Jenis Pupuk Kandang N P K Ca Mg Pupuk sapi Pupuk kambing Pupuk ayam Pupuk kuda Pupuk kerbau Pupuk domba 1,1 1,5 1,5 1,6 0,6 2 2,5 0,66 9,45 3,65 2,25 0,5 0,5 2,5 0,4 4 0,4 2,3 3 1,5 3 1,2 3 0,66 0,6 1,2 Pupuk sapi memilik rasio C/N tinggi karena mengandung serat seperti selulosa. Karena itu,pengaplikasian kotoran sapi segar secara langsung jarang dilakukan, karena penggunaan nitrogen oleh mikroba dalam dekomposisi kotoran akan bersaing dengan tanaman. Hal ini menyebabkan tanaman akan kekurangan unsur nitrogen. Pupuk kambing mengandung nitrogen yang cukup tinggi. Sementara itu,kadar airnya lebih rendah dibandingkan dengan pupuk sapi (Parnata, 2010:68). Kadar air yang rendah merangsang jasad renik melakukan perubahan-perubahan aktif sehingga perubahan berlangsung dengan cepat (Sutedjo, 1999:103).Pupuk ayam 20 memiliki kadar hara fosfor yang lebih tinggi dan lebih mudah terdekomposisi dari kotoran ternak lainnya (Parnata, 2010:67).