Petunjuk Praktis

advertisement
Bab 2:
2.1
Gambaran Umum Wilayah`
Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran berdasarkan
UU Nomor 40 Tahun 2003 Tanggal 18 Desember 2003 dari Kabupaten Maluku Tengah
menjadi Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram
Bagian Timur. Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu kabupaten yang
terletak dibagian Timur dan selatan Pulau Seram Provinsi Maluku, dimana secara geografis
berada pada 128˚20´-130˚10´ BT dan 02˚50´ – 04˚40´ LS. Sesuai Undang-Undang Nomor 40
Pasal 7 Tahun 2003 batas wilayah kabupaten Seram Bagian Timur sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Arafura
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah.
Luas wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur mencapai 20.656,894 km 2, yang
mencakup luas wilayah daratan 5.799,12 km2, dan wilayah lautan 14.877,771 km2. Terdiri dari
50 Pulau, terdapat di 15 kecamatan.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten/Kota
Nama DAS
Luas (Ha)
Das Bobot
Das Masiwang
Das Bobi
Sumber: RTRW Kab.
Administratif
Luas Wilayah Admisitratif Wilayah Terbangun per-Kecamatan
Nama
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
Administrasi
/Desa
Bula
Werinama
Seram Timur
PP. Gorom
Wakate
Tutuk Tolu
Siwalalat
Kilmuri
Bula Barat
Gorom Timur
Telu Waru
Pulau Panjang
Lian vitu
Kian Darat
Teor
Total
Luas Wilayah
10
10
7
11
14
9
12
12
11
18
9
6
10
10
10
161
Km2
643,36
993,84
73,35
91,23
37,58
330,09
847,19
873,62
880,29
29,29
669,67
20,53
172,37
129,23
7,48
5.799,12
HA
64.336
99.384
7.335
9.123
3.758
33.009
84.719
87.362
88.029
2.929
66.967
2.053
17.237
12.923
748
579.912
Terbangun
(%) thd
total
(Ha)
5.470
2.048
4.724
6.600
2.544
1.640
2.014
1.720
2.974
2.358
1.374
608
1.508
1.246
493
37.586
(%) thd total
8,502
2,061
64,404
72,345
67,696
4,968
2,377
1,969
3,378
80,505
2,052
29,615
8,749
9,642
65,869
6,481
Sumber:: Kantor Bupati Seram Bagian Timur
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber:
Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kab. SBT
2.2
Demografi
Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir
Nama
Kecamatan
n-5
Bula
Werinama
Seram Timur
PP. Gorom
Wakate
Tutuk Tolu
Siwalalat
Kilmuri
Bula Barat
Gorom Timur
Telu Waru
Pulau Panjang
Lianfitu
Kian Darat
Teor
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tahun
Tahun
n-….
n-1
n-5
n-….
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
n-1
n-5
n-….
Kepadatan pddk
Tahun
n-1
n -…
n-1
2.735
1.024
2.362
3.300
1.272
820
1.007
860
1.487
1.179
687
304
754
2.362
379
20.532
16410
6144
14172
19800
7632
4920
6042
5160
8922
7074
4122
1824
4524
3738
2274
Sumber:……
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Kecamatan
N
Bula
Werinama
Seram Timur
PP. Gorom
Wakate
Tutuk Tolu
Siwalalat
Kilmuri
Bula Barat
Gorom Timur
Telu Waru
Pulau Panjang
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
Tahun
Tahun
n+….
n+4
N
n+….
n+4
n
n+….
Kepadatan Pddk
n+4
Tahun
n-….
n-1
Lianfitu
Kian Darat
Teor
TOTAL
Sumber:…..
2.3
No
A
a.1
a.1.1
a.1.2
a.1.3
a.1.4
a.2
a.2.1
a.2.2
a.2.3
a.3
a.3.1
a.3.2
a.3.3
a.3.4
a.3.5
B
b.1
b.1.1
b.1.2
b.1.3
b.1.4
b.1.5
b.1.6
b.1.7
b.1.8
b.2
b.2.1
b.2.2
b.2.3
C
Keuangan dan Perekonomian Daerah
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009 – 2013
Tahun
Rata2
Realisasi Anggaran
pertumbuh
2009
2010
2011 2012 2013
an
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain pendapatan daerah
yang sah
Dana Perimbangan (Transfer)
Dana bagi hasil
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan yang
Sah
Hibah
Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari
provinsi kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari
provinsi/pemerintah daerah
lainnya
Belanja (b1 + b.2)
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan sosial
Belanja bagi hasil
Bantuan keuangan
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Pembiayaan
10.719.652.524
1.205.723.264
541.338.870
5.779.336.429
1.259.184.088
689.702.480
0
152.380.880
8.972.590.391
3.678.068.980
371.163.256.137
316.473.963
219.402.316
69.518.323
214.695.338
34.605.800
4.054.089.963
385.036.998.625
89.964.718.477
123.174.025.442
353.750.730.860
241.993.866.521
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber :
Realisasi APBD tahun … - …, diolah
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten/Kota….. Tahun 20…
- 20….
No
Tahun
SKPD
n-4
1
1.a
1.b
2
2.a
2.b
3
3.a
3.b
4
4.a
4.b
5
5.a
5.b
6
6.a
6.b
N
n.a
n.b
PU-CK
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
KLH
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Kimtaru
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinkes
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Bappeda
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Bapermas
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
SKPD lainnya (sebutkan)
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
8
Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
9
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
10
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
11
Belanja Langsung
12
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
13
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
14
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber :
Realisasi APBD tahun … - …., diolah
n-3
n-2
n-1
N
Rata2
pertumbuhan
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 20….. – 20 ……
Belanja Sanitasi (Rp.)
No
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
2.1
2.2
2.3
3
4
Uraian
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah Domestik
Sampah rumah tangga
Drainase perkotaan
PHBS
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
DAK Sanitasi
DAK Lingkungan Hidup
DAK Perumahan dan Permukiman
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
n-4
n-3
n-2
n-1
N
Rata-rata
Pertumbuhan
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
Sumber : APBD tahun 20.. – 20.., diolah
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota ….Tahun 20… - 20…
No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2
Jumlah Penduduk
Tahun
n-4
n-3
n-2
n-1
Rata-rata
n
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber : APBD dan BPS, diolah
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
No
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
SKPD
1
1.a
1.b
2
2.a
2.b
3
3.a
3.b
Retribusi Air Limbah
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
Retribusi Sampah
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
Retribusi Drainase
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
4
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
5
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
6
Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
Sumber : …
n-4
n-3
n-2
n-1
n
Pertumb
uhan (%)
Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 20… - 20…
No
Deskripsi
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber :
2.4
Tahun
n-4
n-3
n-2
n-1
Tata Ruang Wilayah
2.4.1.
Konsep Struktur Ruang
Struktur ruang di Kabupaten Seram Bagian Timur akan dibentuk dengan
mengembangkan kota-kota berdasarkan hirarki. Pengembangan struktur kota
N
berhirarki tersebut bertujuan untuk membentuk ruang sebagai satu kesatuan yang
dibentuk oleh unsur-unsur fungsional yang satu sama lain mempunyai sifat
hubungan timbal balik.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah gambaran susunan unsur-unsur
pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang
digambarkan secara hirarki dan berhubungan satu sama lain.
Rencana struktur ruang kabupaten meliputi hirarki kota, sistem jaringan transportasi,
dan sistem prasarana wilayah. Hirarki kota ditentukan berdasarkan besarnya
permukiman, ketersediaan fasilitas dan fungsi yang ada maupun fungsi yang
ditetapkan.
Penentuan hirarki kota mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Konsep struktur ruang kota untuk Kabupaten
Seram Bagian Timur terdiri atas PKW, PKL dan PPK dan PPL.
Kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) adalah:
1.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
2.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten;
dan/atau;
3.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) adalah:
1.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan
2.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Pengembangan jaringan transportasi di Kabupaten Seram Bagian Timur
mengacu pada tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah di Kabupaten
Seram Bagian Timur dan mendukung struktur perkotaan yang direncanakan.
Sistem transportasi yang direncanakan adalah sistem transportasi terintegrasi
baik transportasi darat, laut maupun udara dengan pengembangan beberapa
pintu gerbang (multigate system).
Pengembangan jaringan prasarana wilayah seperti listrik, air, dan prasarana
pengelolaan lingkungan disesuaikan dengan perkembangan penduduk dan struktur
kota.
2.4.2. Wilayah Pengembangan
Wilayah Pengembangan dimaksudkan sebagai kebijakan pembangunan agar
tingkat pelayanan wilayah lebih efektif dan efisien, baik pelayanan pemerintahan,
pelayanan fasilitas kehidupan maupun pelaksanaan kegiatan pembangunan wilayah.
Sejalan dengan program-program pengembangan/ pembangunan yang telah
direncanakan, serta untuk memperpendek rentang pelayanan pemerintah, baik dalam
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian pembangunan dan pelayanan fasilitas
kehidupan.
Pusat-pusat wilayah yang ditunjuk akan menjadi tempat konsentrasi fasilitas
pelayanan umum sesuai kebutuhan wilayah belakangnya dan kecamatan-kecamatan
yang dibawahinya.
Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, Wilayah
Pengembangan (WP) dibagi menjadi 6 (Enam) yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Wilayah Pengembangan – I, dengan pusat pengembangan di Kota Bula
(Kecamatan Bula). Kegiatan yang akan dikembangkan di WP I meliputi
pemerintahan kecamatan, perkotaan, permukiman, pertanian, perkebunan,
peternakan, perdagangan, pariwisata, dan pertambangan.
Wilayah Pengembangan – II, dengan pusat pengembangan di Kota
Werinama (Kecamatan Werinama). Kegiatan yang akan dikembangkan di WP
II adalah perkotaan, pemerintahan kecamatan,permukiman, perdagangan,
perkebunan, peternakan dan pariwisata.
Wilayah Pengembangan – III, dengan pusat pengembangan di Kota Geser
(Kecamatan Seram Timur). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini
meliputi pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan,perdagangan&jasa
dan pariwisata.
Wilayah Pengembangan – IV, dengan pusat pengembangan di Kota Kataloka
(Kecamatan PP Gorom). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini
adalah pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan perdagangan&jasa
dan pariwisata.
Wilayah Pengembangan – V, dengan pusat pengembangan di Kota Hunimua
(Kecamatan Tutuk Tolu) Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini
adalah pemerintahan Kabupaten, perkebunan, perikanan, perdagangan &
jasa, pariwisata.
Wilayah Pengembangan – VI, dengan pusat pengembangan di Kota Tamher
Timur (Kecamatan Wakate). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini
adalah pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan, perdagangan & jasa
dan pariwisata.
Selain pertimbangan dalam menentukan Wilayah Pengembangan diatas, juga
keselarasannya dengan mekanisme perencanaan pembangunan tahunan yang
berlaku di wilayah Seram Bagian Timur. Program-program pembangunan demi
kemudahan pengelolaan pelaksanaannya melibatkan proses pelimpahan
kewenangan kepada perangkat pemerintah kecamatan. Oleh karena itu pembagian
WP sesuai batas-batas kecamatan di wilayah ini diharapkan dapat memudahkan
pengukuran pencapaian target-target pembangunan yang direncanakan dalam
RTRW kabupaten.
2.4.3.
Sistem Perkotaan
Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten dan
berdasarkan hasil analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan
di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, sistem hierarki pusat-pusat pertumbuhan
atau hirarki perkotaan di Kabupaten Seram Bagian Timur akan dikategorikan dalam 5
(lima) kelompok berdasarkan fungsi dan pelayanannya dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi kabupaten, yaitu :
1.
Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dalam hal ini
merupakan kota yang termasuk kedalam hirarki pusat pelayanan di RTRW
Nasional dan RTRW Provinsi (sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor
yang mendukung PKN), berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani
skala provinsi atau beberapa kabupaten. Untuk Kabupaten Seram Bagian
Timur PKW terdapat di Kota Bula dan Kota Werinama;
2.
Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), merupakan kota
yang termasuk kedalam hirarki pusat pelayanan di RTRW Provinsi. Kota ini
merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan, merupakan pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan, dan
simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
Berdasarkan RTRW Provinsi PKL untuk Kabupaten Seram Bagian Timur
ditentukan di Dataran Hunimua, Kota Geser dan Kota Kataloka;
Dataran Hunimua adalah ibukota kabupaten definitif yang saat ini berfungsi sebagai
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang akan dipromosikan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW).
3.
Kota atau wilayah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) , yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK yang ditetapkan di
Kabupaten Seram Bagian Timur adalah di Kota Tamher Timur (Kecamatan
Wakate) dan Kota Waras-waras (Kecamatan Tutuk Tolu).
4.
Wilayah yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan lingkungan (PPL) yang
merupakan Pusat Desa yang skala pelayanannya melayani desa disekitarnya.
PPL ditetapkan di Kabupaten Seram bagian Timur adalah Atiahu, Batuasa,
Kilmuri, Urung, Kwaos, Selagor, Kian, Danama,
Banggoi R, Waru ,
Amarsekaru, Miran, Pulau Panjang, Utta, Lahema dan Teor.
Kemudian akan ada rencana pemekaran bakal calon 6 kecamatan baru yaitu :
1.
Kecamatan Bula yaitu Kecamatan Bula Barat
2.
Kecamatan Werinama yaitu Kecamatan Atiahu
3.
Kecamatan Seram Timur yaitu Kecamatan Kilmuri dan Kecamatan Kian
4.
Kecamatan Wakate yaitu Kecamatan Teor
5.
Kecamatan Pulau-pulau Gorom yaitu Gorom Timur
Sistem pusat-pusat permukiman tidak bisa dilepaskan dari struktur ruang yang ada,
karena permukiman merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk struktur
ruang. Sementara itu penataan ruang sendiri pada dasarnya mengarahkan pada
sistem pusat-pusat permukiman.
Fungsi kota-kota dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur akan
diarahkan sesuai kemampuan kota tersebut dalam mendukung fungsi yang
diembannya, baik sebagai pusat kegiatan dalam wilayah kota itu sendiri maupun
secara regional atau wilayah kota di sekitarnya.
Penetapan fungsi-fungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan kota
yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar dan pengembangan
wilayah secara umum. Sesuai dengan fungsinya dalam lingkup wilayah Kabupaten
Seram Bagian Timur, maka pengembangan kota diarahkan sebagai pusat-pusat
pelayanan, yaitu :
1. Pusat Pemerintahan Kabupaten
2. Pusat Pemerintahan Kecamatan
3. Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran
4. Pusat Perhubungan dan Komunikasi
5. Pusat Produksi Pengolahan
6. Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-lain)
Untuk mendukung wilayah tersebut diatas sesuai dengan hierarki kotanya masingmasing seperti :
1.
Pusat Perdagangan, jasa dan pemasaran yaitu direncanakan pembangunan
dan atau penambahan fasilitas seperti pasar, warung, toko dan bank di
setiap wilayah hierarki perkotaan.
2.
Pusat Pelayanan sosial yaitu :
(1)
Kesehatan, direncanakan pembangunan dan atau penambahan
fasilitas seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dan poliklinik
disetiap wilayah hierarki perkotaan. Khusus untuk rumah sakit
umum yang semula hanya ada di Kota Bula (Kecamatan Bula), akan
dikembangkan di Kota Kataloka (Kecamatan PP Gorom).
(2)
Pendidikan, direncanakan pembangunan dan atau penambahan
fasilitas seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP/ Sederajat), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ Sederajat) di
setiap wilayah hierarki perkotaan.
Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber: RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
2.4.4. Rencana Sistem Perkotaan dan Perdesaan
1.Rencana Sistem Kawasan Perkotaan
Sistem kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai pusat pemukiman,
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
Kawasan perkotaan dibedakan atas :
a. Kawasan perkotaan yang berstatus administratif daerah kota
b. Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari kabupaten
c.
Kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah
kawasan pedesaan menjadi perkotaan
d. Kawasan perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang
berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi dan fisik perkotaan
Penetapan fungsi-fungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan daerah
yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar. Sesuai dengan fungsinya
dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka pengembangan
perkotaan diarahkan sebagai pusat-pusat pelayanan, yaitu :
(1) Pusat Permukiman
(2) Pusat Perkotaan
(3) Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran
(4) Pusat Perhubungan dan Komunikasi
(5) Pusat Produksi Pengolahan
(6) Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-lain)
Kawasan perkotaan yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Seram Bagian Timur adalah wilayah – wilayah yang dimungkinkan untuk berkembang
menjadi kota yang dapat menopang seluruh aktivitas yang berhirarki sebagai fungsi
pelayanan.
Rencana sistem perkotaan berada pada hirarki pusat pelayanan yaitu :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terdapat pada Kecamatan Bula dan
Werinama
b.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang terdapat pada Kecamatan Seram Timur
(Geser), Kecamatan Gorom (Kataloka) dan Dataran Hunimua yang akan
dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten Definitif
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang terdapat pada Kota Tamher Timur
(Kecamatan Wakate) dan Kota Waras-waras (Kecamatan Tutuk Tolu).
Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Pengelolaan kawasan perkotaan dalam konteks pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan,
mengacu kepada Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, yang
menetapkan Pusat-pusat Kegiatan Utama dan Pusat-pusat Pengembangan Wilayah.
Pusat-pusat yang direncanakan merupakan pusat kegiatan atau pusat pelayanan yang
nantinya akan memiliki fungsi sebagai kota yang menjadi orientasi perkembangan bagi
kawasan di sekitarnya.
Pengelolaan kawasan perkotaan di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah sebagai
berikut :
1. Mengembangkan kawasan perkotaan yang mampu memberikan pelayanan
optimal bagi masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan berbagai
2.
3.
4.
5.
6.
2.
kegiatan perdagangan, jasa dan industri serta kegiatan sosial-ekonomi-budaya
lainnya.
Mendorong pihak swasta untuk menanamkan investasinya dalam
pengembangan kawasan perkotaan.
Menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Rencana Induk Sistem
Prasarana agar pengembangan kawasan perkotaan dalam jangka panjang
memiliki arah yang jelas sesuai dengan arahan fungsinya.
Mengembangkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan
perdesaan dan kawasan lainnya untuk menciptakan sinergi bagi perkembangan
wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur dan sekitarnya.
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur bertanggung-jawab dalam
pengembangan dan pengelolaan kawasan perkotaan dengan memperhatikan
kondisi, karakteristik dan potensi sosial-ekonomi dan prospek pengembangan
kawasan perkotaan dalam konstelasi wilayah yang lebih luas.
Pengawasan dan penertiban pemanfaatan kawasan perkotaan dilakukan
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (Dinas Terkait) untuk menjaga
kelestarian lingkungan, keberlangsungan pembangunan dan tata nilai setempat.
Rencana Sistem Kawasan Perdesaan
Sistem perdesaan tidak bisa dilepaskan dari struktur ruang perkotaan yang ada.
Fungsi perdesaan dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur akan
diarahkan sesuai kemampuan desa tersebut dalam mendukung fungsi yang
diembannya yaitu sebagai pusat kegiatan dalam wilayah perdesaan itu sendiri.
Penetapan fungsi-fungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan
desa yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar. Sesuai dengan
fungsinya dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka
pengembangan perdesaan diarahkan sebagai pusat-pusat pelayanan, yaitu :
(7)
Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran
(8)
Pusat Perhubungan dan Komunikasi
(9)
Pusat Produksi Pengolahan
(10)
Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-lain)
Adapun wilayah perdesaan yang termasuk didalam kriteria tersebut adalah
Wilayah yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan lingkungan (PPL) yang
merupakan Pusat Desa yang skala pelayanannya melayani desa disekitarnya
kriteria pusat lingkungan adalah Atiahu, Batuasa, Kilmuri, Urung, Kwaos,
Selagor, Kian, Danama, Banggoi R, Waru , Amarsekaru, Miran, Pulau Panjang,
Utta, Lahema dan Teor
Pada Wilayah Pulau Kesui (Kecamatan Wakate) akan dijadikan sebagai sentral
produksi perikanan dengan cluster pengembangan minapolitan yang
peruntukannya untuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan penghasil
rumput laut dan Tamher Timur dijadikan Pusat Pendaratan Ikan (PPI).
Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan
Dalam UU No. 32 tahun 2004, dinyatakan bahwa pengertian desa adalah suatu
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pengelolaan kawasan perdesaan adalah:
1.
Untuk mengembangkan kawasan perdesaan yang dapat mendukung kesatuan
sistem dan keterkaitan fungsional antara kawasan perdesaan dengan kawasan
perdesaan dan antara kawasan perdesaan dengan kawasan lainnya.
2. Untuk menciptakan keserasian perkembangan kegiatan pertanian dalam
mendukung pengembangan wilayah sekitarnya.
3. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan keanekaragaman hayati.
4. Agar sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dapat dimanfaatkan secara
optimal.
5. Untuk mendorong terciptanya lingkungan perumahan dan permukiman yang
layak, bersih, sehat dan aman.
Pengelolaan kawasan perdesaan diwujudkan dalam bentuk :
1. Pengembangan ekonomi perdesaan
2. Penyempurnaan prasarana dan sarana dasar
3. Mengembangkan keterkaitan desa - kota
4. Peningkatan aksesibilitas ke/dari kawasan perdesaan.
5.
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur bertanggung-jawab dalam
pengembangan dan pengelolaan kawasan perdesaan dengan memperhatikan
kondisi, karakteristik dan potensi sosial-ekonomi dan sosial-budaya setempat.
6. Pengawasan dan penertiban pemanfaatan kawasan perdesaan dilakukan
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (dinas dan atau instansi terkait)
secara bersama-sama dengan pemerintahan kecamataan dan pemerintahan
desa untuk menjaga kelestarian lingkungan, keberlangsungan pembangunan dan
tata nilai setempat.
2.4.5.
Konsep Pola Ruang
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. alam
dan sumber daya buatan. Pola ruang kabupaten merupakan gambaran distribusi
peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang belum ditetapkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola
ruang wilayah kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang
wilayah yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi.
Rencana Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam
penataan ruang baik yang dilakukan berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan,
maupun nilai strategis kawasan. Yang termasuk dalam kawasan lindung adalah:
1.
Kawasan hutan lindung
2.
Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain kawasan
bergambut, dan kawasan resapan air;
3.
Kawasan perlindungan setempat, antara lain sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air;
4.
Kawasan suaka alam dan cagar alam, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan
suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa, serta
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
5.
6.
Kawasan rawan bencana alam, antara lain kawasan rawan letusan gunung berapi,
kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan
gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; dan
Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan
plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.
Rencana Hutan Lindung
Secara umum kawasan hutan lindung di Kabupaten Seram Bagian Timur direncanakan
seluas 96.878,54 Ha dengan rincian untuk wilayah Kecamatan Bula dengan luas
36.791,13 Ha, Kecamatan Werinama dengan luas 37.723,43 Ha, Kecamatan
Seram Timur dengan luas 16.196,22 Ha, Kecamatan Tutuk Tolu dengan luas
246,86 Ha, Kecamatan Pulau-Pulau Gorom dengan luas 4.208,20 Ha, dan
Kecamatan Wakate dengan luas 1.712,70 Ha dari luas hutan secara keseluruhan.
Kawasan Hutan Lindung ini meliputi seluruh wilayah kecamatan yang ada di
Kabupaten Seram Bagian Timur.
Rencana Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan
resapan air yang berada pada seluruh wilayah hutan yang tersebar di seluruh kecamatan.
Rencana Kawasan Perlindungan Setempat
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan lindung sempadan pantai meliputi :
Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari
titik pasang tertinggi ke arah darat;
Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau
terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan lindung sempadan sungai, meliputi :
Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima)
meter dari kaki tanggul sebelah luar;
Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan
Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.
Hal ini penting ditetapkan untuk memperkecil tekanan terhadap kawasankawasan sumber air dan sedimen. Perlindungan sempadan sungai merupakan
upaya untuk menekan proses sedimentasi yang akan terjadi di perairan pesisir.
3.
Kawasan Lindung Spiritual
Rencana kawasan lindung spiritual di Kabupaten Seram Bagian Timur berada di
Desa Bati Kecamatan Seram Timur.
4.
Kawasan Lindung Kearifan Lokal
Kawasan Lindung kearifan lokal yaitu “Sasi” yang diberlakukan diseluruh wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur.
Peta 2.4: Rencana pola ruang Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber: RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
2.5
Sosial dan Budaya
Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama Kecamatan
Bula
Werinama
Seram Timur
P. Gorom
Wakate
Tutuk Tolu
Siwalalat
Kilmuri
SD
SLTP
9
11
15
19
12
5
9
11
12
8
9
3
6
5
4
138
3
3
4
9
5
2
3
4
2
3
3
1
3
2
2
49
Umum
SMA
2
1
3
2
1
2
2
1
1
15
SMK
MI
Agama
MTs
MA
3
1
1
1
1
1
8
1
1
3
2
4
1
1
2
1
1
17
2
1
5
2
1
1
1
2
2
2
19
1
1
2
1
1
1
1
8
Bula Barat
Gorom Timur
Telu Waru
Pulau Panjang
Lian Fitu
Kian Darat
Teor
TOTAL
Sumber. Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Bula
1326
Werinama
367
Seram Timur
1748
PP. Gorom
2888
Wakate
986
Tutuk Tolu
549
Siwalalat
569
Kilmuri
593
Bula Barat
Gorom Timur
Teluk Waru
Pulau Panjang
Lianfitu
Kian Darat
Teor
TOTAL
9026
Sumber: Bappeda (Data Kemiskinan 2013)
Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan
Bula
Werinama
Seram Timur
PP. Gorom
Wakate
Tutuk Tolu
Siwalalat
Kilmuri
Jumlah Rumah
541
133
1044
1601
526
291
221
267
Bula Barat
Gorom Timur
Teluk Waru
Pulau Panjang
Lianfitu
Kian Darat
Teor
TOTAL
Sumber: Bappeda (Data Kemiskinan 2013)
2.6
4624
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota
SEKRETARIAT DPRD
BUPATI
WAKIL BUPATI
-
Bagian Umum
- Bagian Risalah &
Persidangan
- Bagian Humas
- Bagian Keuangan
DPRD
SEKRETARIAT DAERAH
Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat
STAF AHLI
- Bagian Pemerintahan
- Bagian
Kesejahteraan
Rakyat
- Bagian Humas
-
Bagian Pembangunan
Bagian Perekonomian
Dinas Daerah
KECAMATAN
KELURAHAN
Asisten Bidang Administrasi
dan Tata Laksana
Asisten Perekonomian &
Pembangunan
-
Bagian Hukum
- Bagian Organisasi dan Tata
Laksana
- Bagian Umum
Lembaga Teknis Daerah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pertanian dan Peternakan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesejahteraan Sosial
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Kepegawaian Daerah
3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Negeri
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
6. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Rumah Sakit Umum Daerah
Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian
Timur
2.7
Komunikasi dan Media
Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
No
1
Kegiatan
Tahun
Pemicuan STBM
Dinas
Pelaksana
Dinas
Kesehatan
Tujuan Kegiatan
Meningkatkan
peranserta
masyarakat dalam
penyediaan
layanan sanitasi
dan membiasakan
PHBS dalam
kehidupan seharihari.
Khalayak
Sasaran
Masyarakat di 1
Desa/Kelurahan
prioritas yang
memiliki Indek
Risiko Sanitasi
Tertinggi.
Pesan Kunci
Pembelajaran
Sanitasi buruk
dan perilaku
hidup tidak
bersih dan tidak
sehat itu
menJijikan,
memalukan dan
membuat sakit,
karenanya perlu
kita perbaiki
sanitasi dan
biasakan PHBS.
Terbatasnya
tenaga fasilitator
yang handal,
membuat
pemicuan di
sejumlah RT
kurang sukses,
perlu peningkatan
jumlah fasilitator
handal.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. SBT
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No
1.
2.
3.
4.
Jenis Media
a)
Khalayak
b)
Pendanaan
c)
Isu yang
Diangkat
d)
Pesan Kunci
e)
Belum ada komunikasi lewat media untuk
kerjasama pembangunan di sector sanitasi
Sumber: Hasil Kajian
Efektivitas
f)
Download