BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung
alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang
mengandung bahan makanan dan/atau bahan tambahan lainnya baik alami
maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Menurut
Surat Keputusan Dirjen POM Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu
minuman dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa
karbonasi (non carbonated soft drink).
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan
mengabsorbsikan karbondioksida ke dalam air minum. Minuman ringan tanpa
karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi (beacukai.go.id).
Bahan makanan dan tambahan lainnya yang ditambahkan dalam minuman
ringan menurut bea-cukai.go.id terdiri dari :
a. Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan/atau produk dari buahbuahan, daun-daunan dan/atau produk dari daun, akar-akaran, batang/kayu
tumbuhan, rumput laut, susu dan/atau produk dari susu.
b. Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin dan stimulan.
c. Tambahan lainnya meliputi : pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma,
pewarna, pengawet, dan garam.
Wedang merupakan salah jenis minuman ringan yang sudah cukup lama di
kenal masyarakat terutama etnis Jawa. Wedang ini merupakan suatu jenis varian
minuman ringan berbentuk cair yang disajikan panas atau hangat. Dimana fungsi
dari wedang ini tidak berbeda jauh dengan fungsi minuman ringan yang dikenal
saat ini, hanya biasanya wedang ini mempunyai peranan lain selain sebagai
minuman juga makanan ringan karena adanya bahan–bahan makanan yang
dicampurkan didalamnya. Wedang sebagaimana halnya dengan minuman ringan
dapat berbentuk bubuk atau cair. (Adam, 2003)
Wedang Ronde merupakan minuman ringan khas Jawa. Minuman ringan ini
sebenarnya bukan merupakan minuman ringan asli Jawa melainkan merupakan
adaptasi dari minuman tradisonal bangsa China (Soesilo, 2004). CV. Ixora
Berjalin Mitra sebuah perusahaan minuman dan makanan mencoba memproduksi
wedang ronde dalam bentuk instant.
Wedang Ronde dalam bentuk instant merupakan salah satu produk minuman
ringan yang tergolong baru di benak konsumen, sebab produk ini termasuk dalam
katagori produk baru.
Dalam upaya menarik minat konsumen akan produk baru tersebut, salah satu
cara yang baik adalah dengan memberikan image produk atau gambaran yang
menarik pada benak mereka mengenai karakteristik produk. Salah satu penunjang
dari produk image adalah melalui kemasan. Kemasan selain sebagai pelindung
barang terhadap cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang, juga
digunakan sebagai wadah/pembungkus agar barang mudah dibawa ke mana saja
selama dalam perjalanan. Fungsi lain dari kemasan ini juga dapat dijadikan sarana
untuk pemasaran,daya tarik dan pembeda dengan produk lain (Wirya, 1999)
Menurut Danger (1992) pengemasan adalah proses yang mencakup
keseluruhan konsep termasuk kemasan langsung, bagian luar, pembungkus dan
lain-lainnya, dan bagian keseluruhannya berperan dalam pemasaran dan
pemajangan. Selanjutnya dikatakan sebuah kemasan yang baik tidak akan dapat
mempengaruhi penjualan produk yang baik jika konsep pengemasannya tidak
tepat. Sebaliknya sebuah kemasan yang buruk bisa memberikan citra yang jelek
terhadap suatu produk yang baik, bagaimanapun baiknya pemikiran atas konsep
pengemasannya. Pengemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam proses
pemasaran, kemasan langsung harus menampilkan sejumlah fungsi vital.
Kemasan harus :
-
melindungi produk dan menjaganya tetap dalam kondisi baik
-
memudahkan distribusi secara ekonomis
-
efektif biayanya
-
menjual produk tersebut.
Dikatakan oleh Davis dalam Peter & Olson (2000), kemasan yang efektif
tidak akan menjadi substitusi bagi produk berkualitas yang ditawarkan pada harga
yang bersaing. Namun demikian kemasan yang efektif dapat :
-
memperkuat cara pandang konsumen tentang suatu produk.
-
meningkatkan tampilan produk dan perusahaan
-
memperkuat citra merek di toko-toko maupun di rumah.
-
mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru.
-
meningkatkan efektivitas biaya anggaran belanja pemasaran
-
meningkatkan kebersaingan garda depan dan laba produk.
Pengemasan menurut Kotler et.al (1998) adalah aktivitas untuk mendesain dan
memproduksi kotak atau pembungkus bagi sebuah produk. Kotak atau
pembungkus ini disebut
kemasan. Sebuah kemasan dapat terdiri dari tiga
tingkatan material yaitu kemasan utama, kemasan sekunder, dan kemasan
pengapalan. Pengemasan telah menjadi alat pemasar yang kuat. Pengemasan
yang didesain dengan baik dapat menciptakan nilai convinient bagi konsumen dan
mempunyai nilai promosi bagi produsen.
Desain kemasan tidak dapat bertahan lama, karena pada suatu masa tiba
juga saatnya desain kemasan harus diperbaharui. Sebuah kemasan yang semula
terlihat menarik, lambat laun akan terlihat ketinggalan dan menampakkan kesan
usang. Hal ini dapat mematikan penjualan. Gejala ini mungkin disebabkan karena
berubahnya kondisi sosial dan gaya hidup konsumen, perkembangan teknologi
pengemasan, ataupun munculnya para pesaing baru dengan kemasan yang lebih
unggul, dan berbagai kemungkinan sesuai kondisi pada masa yang sedang
berjalan (Kotler et al,1998)
Inovasi pada kemasan memang perlu dilakukan asalkan kemasan baru
tersebut tetap mempertahankan beberapa unsur lama. Dengan kata lain evolusi
memang perlu digulirkan agar kemasan terkesan tetap mutakhir dan menjual
(Wirya, 1999).
Selanjutnya dikatakan perubahan desain kemasan yang merupakan identitas
produk memang diperlukan tapi jangan melakukan perombakan secara drastis
yang dapat menyebabkan menjauhnya loyalitas merek dan memberi kesan pada
konsumen adanya perubahan produk secara keseluruhan. Juga perubahan jangan
dilakukan sesering mungkin karena dapat mengaburkan citra merek.
Beberapa alasan sebagai pertimbangan merubah desain kemasan menurut
Wirya (1999) antara lain:
-
Turunnya penjualan
-
Perubahan kecenderungan konsumen
-
Perubahan sikap konsumen
-
Perubahan kondisi pasar
-
Kemasan pesaing lebih unggul
-
Perkembangan bahan dan teknologi
-
Perkembangan eceran baru
-
Kebijakan pemasaran baru.
Wedang Ronde Instant CV. Ixora Berjalin Mitra pada mulanya hanya
dipasarkan secara terbatas di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Disamping itu
pangsa pasar yang dibidik adalah konsumen dengan pendapatan menengah ke
bawah. Pada perkembangannya perusahaan ini mencoba untuk memasarkan
produk ini ke dalam daerah pemasaran yang lebih luas, serta mencoba beralih
sistem penjualan dari semula pemasaran konvensional menjadi pemasaran
network marketing. Disamping itu ada suatu desakan dari mitra usahanya untuk
mengubah bentuk kemasan produknya yang telah ada karena banyaknya keluhan
akan kemasan dan turunnya penjualan, sehingga penting bagi CV. Ixora Berjalin
Mitra sebagai produsen minuman ini, untuk merumuskan rencana strategi yang
tepat guna berupa penggantian kemasan produknya yang akan menarik minat
konsumen untuk mencoba produk minuman ringan instant tersebut.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis ingin meneliti
tentang “Analisis Desain Kemasan Produk Minuman Wedang Ronde Instant
(Studi Kasus di CV. Ixora Berjalin Mitra)”.
1.2. Perumusan Masalah
Beberapa fungsi kemasan diantaranya adalah sebagai penampung dan
pelindung isi produk dari kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh
lingkungan luar atau pada saat proses pendistribusian dilakukan, selain itu
Kemasan juga berfungsi sebagai media komunikasi yang menerangkan atau
mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian promosi, dengan
pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat, serta sebagai bentuk dari
identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk
yang lain ( Wirya, 1999).
Perubahan desain kemasan merupakan salah satu upaya yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi perubahan gaya hidup konsumen, perkembangan
teknologi pengemasan, perubahan kondisi pasar, perkembangan eceran baru dan
kebijakan pemasaran baru. Kebijakan pemasaran baru dari CV. Ixora berjalin
Mitra dari penjualan dengan skala regional ke skala nasional, dari penjualan
konvensional ke network marketing, dan urunnya penjualan akibat banyaknya
keluhan akan kemasan, perlu dilakukan kajian analisis desain kemasan produk
minuman ringan “Wedang Ronde”.
Atas faktor-faktor tersebut diatas dirumuskan pemasalahan sebagai berikut :
-
Atribut-atribut apa saja dalam kemasan yang menjadi perhatian konsumen ?
-
Apa saja yang menjadi keunggulan dan kelemahan berdasarkan pilihan
konsumen dari 3 alternatif desain kemasan minuman ringan yang ditawarkan
perusahaan ?
-
Desain kemasan mana dari ketiga alternatif kemasan minuman ringan yang
paling baik menurut pilihan konsumen ?
-
Bagaimana implikasi kemasan yang dipilih berdasarkan pilihan konsumen
diatas terhadap bauran pemasaran produk minuman ringan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Perubahan kebijakan skala pemasaran dari pemasaran yang bersifat regional
menjadi pemasaran yang bersifat nasional,perubahan sistem penjualan dari
konvensional ke network marketing serta turunnya penjualan akibat kemasan,
memerlukan suatu perubahan atribut pada produk. Atribut produk ini tidak lepas
dari perubahan suatu desain kemasan. Perubahan desain memerlukan beberapa
analisis tentang atribut yang melekat pada kemasan dan juga perlunya penonjolan
karakter produk yang ditampilkan dalam suatu desain kemasan. Disamping itu
desain kemasan juga harus memperhatikan efektifitas biaya produksi kemasan itu
sendiri.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
-
Mengidentifikasi dan menganalisis atribut-atribut apa saja dalam kemasan
yang menjadi perhatian konsumen.
-
Mengkaji keunggulan dan kelemahan 3 alternatif desain kemasan minuman
ringan yang ditawarkan perusahaan, berdasarkan pilihan konsumen
-
Menemukan desain kemasan minuman ringan yang paling baik menurut
pilihan konsumen dari 3 alternatif desain yang ditawarkan perusahaan.
-
Mengkaji implikasi-implikasi kemasan yang dipilih berdasarkan pilihan
konsumen diatas terhadap bauran pemasaran produk minuman ringan.
Download