ANALISIS ISI PROGRAM ISLAM ITU INDAH DI STASIUN TRANS TV

advertisement
ANALISIS ISI PROGRAM ISLAM ITU INDAH
DI STASIUN TRANS TV
Zamris Habib1 dan Hardjito2
ABSTRAK
Program “Islam Itu Indah” merupakan salah satu program talkshow religi
yang hadir di pertelevisian Indonesia.Program “Islam Itu Indah” pertama
kali tayang sejak tahun 2010 hingga sekarang.Program ini mampu
mempertahankan eksistensinya hingga sekarang. Terbukti program tersebut
masih tayang setiap hari selama satu jam pada pukul 05.30-06.30 WIB.
Namun yang menjadi masalah di sini adalah (1) apakah isi pesan dakwah
yang disampaikan oleh ustadz Maulana dalam program “Islam Itu Indah”
sudah benar?Dan (2) apakah ustadz Maulana mengemukakan dalil-dalil
berdasarkan al-Qur‟an dan Hadis dalam berdakwah?
Kata Kunci: Analisis Isi Program, Dakwah, Stasiun TV, Islam Itu Indah
PENDAHULUAN
Sebagai agama terakhir, Islam merupakan agama penyempurna dari
keberadaan agama-agama sebelumnya. Perkembangan agama Islam yang
disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW di kota Mekkah, kemudian di Madinah,
dan selanjutnya berkembang ke seluruh penjuru dunia tidak lain karena adanya
proses dakwah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat pada masa permulaan
Islam. Perkembangan dakwah inilah yang menyebabkan agama Islam senantiasa
berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.3
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab,yakni da‟a- yad‟u- da‟watan yang
artinya berteriak, memanggil, mengundang, dan menyebarluaskan.4 Dakwah
merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar
untuk mengajak manusia kepada agama Allah SWT dengan cara yang bijak agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.5 Agama Islam dikenal sebagai agama
dakwah, yakni agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif
melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan
berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan.6
1
Dosen Tetap Prodi KPI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dosen Tetap Prodi KPI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm 16
4
Attabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus KontemporerArab Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan
Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), hlm 95
5
Samsul Munir Amin, op.cit., hlm 5
6
Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta ; Gema Insani Press, 1998), hlm 76
2
Dakwah merupakan misi dalam agama yang sejak mulanya tidak pernah
berubah, yakni mengajak manusia untuk memeluk agama Islam, yang di
dalamnya dituntut kepada setiap pemeluknya agar menyeru manusia kepada yang
ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar. Secara umum dakwah Islam dapat
dikategorikan ke dalam tiga macam, yaitu7:Dakwah bil hal, dakwah bit tadwin dan
dakwah bil lisan. Dakwah bil lisan,yaitu dakwah yang dilakukan melalui lisan,
yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasehat
dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh juru
dakwah. Dalam perkembangan berikutnya dakwah bil lisan dapat menggunakan
alat komunikasi modern dengan mengembangkan melalui publikasi penyiaran
(broadcasting publication) antara lain melalui radio penyiaran, televisi atau
melalui media internet.
Dunia kini telah memasuki abad modern, di mana terjadi perubahanperubahan besar dalam bidang informasi dan teknologi. Dengan kehadiran radio,
televisi, satelit, smartphone, komputer, dan alat-alat komunikasi lainnya yang
canggih menyebabkan informasi dapat tersebar dengan cepat. Jarak sudah tidak
lagi menjadi kendala dalam menyampaikan informasi. Saat bulan suci Ramadhan
pun kita juga bisa melihat tayangan orang-orang yang melakukan shalat Tarawih
di Masjidil Haram melalui televisi. Jarak dan waktu kini sudah tidak menjadi
masalah dalam menyebarkan informasi.
Di era teknologi informasi ini, tidaklah cukup dakwah hanya dilakukan
dalam bentuk tatap muka, seperti pengajian maupun majelis taklim. Jumlah
manusia yang semakin bertambah dan jarak yang jauh membutuhkan media yang
mampu membantu agar pesan dakwah bisa sampai kepada orang lain. Karena itu,
aktivitas dakwah saat ini perlu dilakukan dengan menggunakan media, baik
melalui media cetak (seperti buku, buletin, surat kabar) maupun media elektronik
(radio, televisi, internet).
Saat ini banyak media massa berupaya membuat beragam program
menarik yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Di antara program acara yang
kini menjamur di Indonesia salah satunya adalah program acara dakwah. Program
dakwah bermuculan, baik melalui radio, televisi, maupun internet. Televisi
merupakan salah satu media massa yang digemari oleh masyarakat. Hampir di
setiap rumah memiliki televisi. Televisi mampu menampilkan gambar dan suara,
sehingga lebih diminati oleh pemirsa, dan program acara dakwah pun juga banyak
terdapat di televisi.
Banyak stasiun televisi menawarkan program acara dakwah yang
bervariasi, mulai dari yang menggunakan metode ceramah (satu arah), hingga
yang menggunakan metode interaktif (tanya jawab). Tema yang dibahas pun
sangat beragam, mulai dari tema sedekah dan tahfizh Al Qur‟an (seperti yang
disampaikan Ustadz Yusuf Mansyur). Tema zikir (oleh Ustadz Arifin Ilham),
tema bengkel hati (oleh Ustadz Danu), tema cinta (oleh Ustadz Restu Sugiharto),
tema keluarga (oleh Ustadzah Dedeh Rosyidah atau dikenal Mamah Dedeh),
7
Ibid, hlm 11
hingga tema-tema keseharian seperti yang dibawakan oleh Ustadz Muhammad
Nur Maulana.
Di antara sekian banyak alternatif program acara dakwah, ada satu
program dakwah yang hingga saat ini masih mendapat perhatian khalayak, yaitu
acara yang dibawakan oleh Ustadz Muhammad Nur Maulana dalam program
“Islam Itu Indah” di stasiun Trans TV.
“Islam Itu Indah” merupakan salah satu program dakwah yang tayang
setiap hari di stasiun Trans TV mulai pukul 05.30 WIB – 06.30 WIB. Pada
umumnya, program dakwah cenderung monoton dengan metode ceramah yang
sering menimbulkan rasa kantuk dan bosan, namun tidak berlaku di program ini.
Ustadz Muhammad Nur Maulana yang mengisi ceramah membawakan acara
tersebut diselingi dengan humor. Intonasi suara yang khas dan gerakan-gerakan
tubuh yang dilakukannya membuat semakin diminati oleh masyarakat. Beliau
terkenal dengan gaya sapaannya, “Jamaah,oh jamaah, alhamdu, lillah.” Dengan
gaya yang khas saat menyapa penonton membuat ustadz ini lebih diingat dan
berkesan bagi masyarakat.
Di antara banyaknya pujian yang diberikan kepada Ustadz Muhammad
Nur Maulana, banyak pula kritikan pedas yang dilontarkan kepadanya terutama di
dalam media sosial (media online). Sebagian masyarakat menganggap bahwa sang
Ustadz dalam menyampaikan dakwah tidak menyebutkan sumber dalil dari materi
yang disampaikan kepada jama‟ah. Ia juga dinilai bersikap kebanci-bancian
(kemayu) saat menyampaikan dakwah.
Kritikan-kritikan dari masyarakat kepada Ustadz Maulana merupakan
bentuk keluhan yang banyak disampaikan melalui media online. Salah satunya,
kritikan yang disampaikan oleh Wahyu di website Nahimunkar.com pada tanggal
16 Juni 2011 pukul 12.08 WIB. Menurut Wahyu, ceramah yang disampaikan oleh
Ustadz Maulana dalam program ”Islam Itu Indah” kurang sesuai dengan syariat
Islam. Ia juga menyampaikan bahwa gaya ceramah Ustadz Maulana terlihat
kemayu. Ada beberapa hal yang aneh menurut Wahyu mengenai mudahnya sang
Ustadz menjawab pertanyaan dari penonton yang menyaksikan langsung di studio
Trans TV. Ustadz Maulana seolah-olah cenderung seperti berfatwa dengan
ilmunya sendiri, karena Ustadz Maulana tidak menukilkan pendapat ulama atau
pun menggunakan dalil, baik yang berasal dari Al Qur‟an maupun Al Hadits.8
Ada juga kritikan yang ditulis di rubrik Opini pada website
Kompasiana.com yang ditulis pada tanggal 15 Juni 2012 pukul 04.07 WIB. Dalam
rubrik tersebut dijelaskan bahwa Ustadz Maulana menggunakan lawakan dan
akting seperti pemain teater untuk menarik perhatian. Lawakan dan aktingnya
sudah melebihi kadar kewajaran. Lawakannya berlebihan dan terkesan dibuatbuat. Begitu pula gerakan badannya seperti sedang berakting, sehingga substansi
8
http://www.nahimunkar.com/keluhan-tentang-dakwah-di-tv/ diakses tanggal 07 April 2014 pukul
13.00
agama yang dibawakan kurang sekali, bahkan seperti tidak terasa karena tertutup
oleh banyaknya humor.9
Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma‟ruf Amin juga mengeluhkan
kemunculan ustadz-ustadz yang lebih banyak mengumbar canda tawa daripada
dakwah di televisi kepada wartawan Vivanews. Ma‟ruf Amin menilai bahwa
mereka tidak memberikan materi yang mendidik, melainkan hanya sekedar
pepesan kosong. Beliau juga menambahkan bahwa substansi agamanya sangat
kurang sekali. Ustaz tersebut lebih banyak bercanda kepada publik. Seharusnya
mereka lebih mendidik dalam rangka meningkatkan kualitas umat Islam. Karena
jika hanya sekedar bercanda maka fungsi pendakwah akan hilang.10
Apalagi ada pertanyaan yang sederhana dari jemaah yang tidak bisa
dijawab dengan baik dan benar oleh para ustaz termasuk ustad Maulana.misalnya
apa perbedaan antara a‟uzubillah dengan na‟uzubilah. Semestinya jawabannya
sederhana, tapi malah lari kemana-mana bukan pada substansi pertanyaan.
Melihat tanggapan sebagian masyarakat tentang figur Ustadz Muhammad
Nur Maulana timbul pertanyaan, bagaimana isi pesan dakwah dalam program
“Islam Itu Indah” yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Nur Maulana?
Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Analisis Isi Program “Islam itu Indah” di Stasiun Trans
TV.
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah materi dakwah yang disampaikan Ustaz Maulana sudah benar?
2. Apakah Usttaz Maulana mengemukakan dalil-dalil berdasarkan al-Qur‟an
dan Hadis dalam berdakwah?
Objek penelitian ini adalah program “Islam Itu Indah” di stasiun TRANS
TV. Penentuan objek penelitian ini berdasarkan pertimbangan mengenai isi pesan
yang disampaikan oleh Ustadz Maulana. Peneliti mengambil tujuh episode secara
acak pada program “Islam Itu Indah” yang disiarkan setiap hari pukul 05.30-06.30
WIB di stasiun TRANS TV tahun 2014.
METODOLOGI PENELITIAN
Peneliti menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan
pendekatan kualitatif.Menurut Smith analisis isi merupakan sebuah teknik yang
digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari tubuh materi (teks)
secara sistematis dan objektif dengan mengidentifikasi karakteristik tertentu dari
suati materi.
9
http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/14/ustad-ustad-itu-membuat-saya-malu-sebagai-muslim469799.html diakses tanggal 10 April 2014 pukul 17.00
10
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/264418-mui--ada-ustad-yang-kurang-mendidik
diakses tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00
Analisis isi tiga macam, yaitu analisis wacana, analisis semiotika dan
analisis framing.Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis wacana dimana
pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa” (what) dari pesan atau teks
komumunikasi dan juga melihat “bagamana” (how) pesan itu disampaikan.
Metode yang tidak melihat pada angka-angka, tetapi langsung dituangkan
dalam bentuk tulisan berupa narasi yang merupakan penjelasan tentang fenomena
yang sedang dibahas dan ditambah dengan studi kepustakaan untuk menambah
kelengkapan informasi yang dibutuhkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Program Islam Itu Indahdi Trans TV
1. Profil Trans TV
PT Televisi Transformasi Indonesia atau yang dikenal dengan
nama TRANS TV adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.
Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November.11
Trans TV merupakan perusahaan yang dimiliki oleh PT. Para Inti
Investindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera PARA
Group yang dimikiki Chairul.
2. Gambaran Umum Program “Islam Itu Indah”
Stasiun Trans TV menyajikan program “Islam Itu Indah” karena
sebagai salah satu stasiun televisi swasta nasional berkewajiban
menyiarkan program-program religi kepada masyarakat. Program “Islam
Itu Indah” pertama kali tayang pada tanggal 12 Desember 2010. Tagline
acara ini adalah “Jama‟ah, Oh Jama‟ah, Alhamdu, Lillah.” Pada awalnya,
program “Islam Itu Indah” hanya berdurasi tiga puluh menit. Seiring
perjalanannya penambahan durasi dilakukan mengingat perhatian dan
ketertarikan masyarakat yang cukup besar terhadap program ini.
Akhirnya pihak manajemen Trans TV menambahkan durasi program ini
menjadi enam puluh menit dan ditampilkan setiap hari.
Shooting program “Islam Itu Indah” dilakukan secara tapping
(rekaman) dari satu tempat ke tempat lainnya, dari masjid ke masjid, atau
dari sekolah satu ke sekolah lainnya. Program ini dihadiri sekitar 100
jama‟ah majelis ta‟lim yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, di program ini turut juga mengundang bintang tamu dari
kalangan selebritis. Adapun tujuan diundangnya selebritis dalam program
“Islam Itu Indah” agar lebih menarik penonton.
Program “Islam Itu Indah” termasuk dalam jenis acara Talkshow
Religi, yaitu sebuah program berisi perbincangan (dakwah) dari
narasumber kepada audiensnya yang membahas tentang tema-tema
tertentu. Program ini terdiri dari lima sesi. Sesi pertama pengenalan tema
dan bintang tamu (selebritis). Sesi kedua ketiga dan keempat adalah
pembahasan tema. Pada sesi ini membahas tema yang sedang
disampaikan oleh Ustadz Maulana dan diselingi dengan pertanyaan11
http://id.wikipedia.org/wiki/Trans_TVdiakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 12.36
3.
12
pertanyaan, baik dari jama‟ah maupun dari bintang tamu (selebritis) yang
hadir. Jama‟ah yang menonton di rumah juga bisa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan mengirimkan twitter ke alamat @islam
itu_indah. Jama‟ah juga bisa berkirim surat kepada Ustadz Maulana
melalui email di [email protected]. Pada sesi kelima ditutup
dengan kesimpulan dan doa yang dipimpin oleh Ustadz Maulana dengan
diiringi alunan musik.
Profil Ustaz Muhammad Nur Maulana
Ustaz Muhammad Nur Maulana lahir di Makassar, 20 September
1974dari orang ayah bernama Naulana dan ibunya Masyita
pendidikanPesantren An Nahdah Makassar (setingkat SMA/Aliyah)lulus
tahun 1994. PekerjaanGuru Agama Islam SD Mangkura dan SD Islam
Athirah.
Ustadz Maulana merupakan anak keempat dari sembilan
bersaudara. Di keluarga memang tidak ada yang menjadi Ustadz.
Ayahnya adalah pengurus masjid dan ibunya sebagai ibu rumah tangga,
sedangkan saudara lainnya, kini berprofesi di bidang pelayanan jasa.
Sebagai tokoh masyarakat, ayahnya dipercaya mengurus berbagai
yayasan. Jadi sejak kecil Ustadz Maulana tumbuh di dalam lingkungan
agama.
Ustadz Maulana mulai berdakwah sejak duduk di bangku kelas 1
SMP di Darud Dakwah Wal Irsyad Galesong Beru (DDI). Pertama kali
berdakwah untuk acara Islami, lalu berlanjut di tiap acara Hari
Kemerdekaan RI dan saat bulan suci Ramadhan. Aktivitas berdakwah
makin terasah saat Ustaz Maulana menjadi santri di Pondok Pesantren
An Nahdah di Makassar. Tahun 2000 Ustadz Maulana mulai syiar agama
ke berbagai daerah, di kota maupun pelosok desa terpencil. Beliau tidak
hanya diundang berceramah di masjid, tapi juga di rumah warga, sekolah,
hingga kantor pemerintahan dan swasta.12
Setamat Aliyah tahun 1994, dipercaya mengajar mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Hingga tahun 2000 aktif sebagai guru
TK dan SD di At-Thamiyah, pesantren An Nahdah, di Sekolah Dasar
Islam (SDI) Mangkura, dan SDI Athirah untuk studi Agama Islam dan
Pramuka.
Langkah Ustaz Maulana semakin mantap untuk menjadi seorang
da‟i. Selesai mengajar, lebih sering diundang ceramah untuk acara duka
(kematian). Karena seringnya Ustadz diundang ke acara duka, dirinya
mendapat julukan “Ustadz Spesial Acara Kematian”. Saat Ustadz
Maulana ceramah, ternyata ada yang merekam dan dijual dalam bentuk
DVD bahkan ada yang menggunggahnya ke situs Youtube. Penjualan
DVD itu laris hingga mencapai 2000 keping.. Suatu ketika salah satu
petinggi Trans TV Wishnutama melihat rekaman ceramah Ustadz
Maulana di situs Youtube. Ia tertarik dengan tagline, “Jamaah, oh,
http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Muhammad-Nur-Maulana-Berkah-DVD-Bajakan-danYoutube-1/ diakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.06
jamaah.” Ketika sedang menghadiri undangan ceramah dari Bupati Kutai
Timur, Ustaz Maulana menerima telepon dari salah satu karyawan Trans
TV. Untuk meyakinkan bahwa ia adalah Ustaz yang dicari, Ustaz
Maulana diminta meniru slogan tadi. Sekitar bulan November 2010,
enam hari sebelum Hari Raya Idul Adha Ustaz Maulana ke Jakarta.
Ternyata sudah disiapkan sebuah program religi untuknya. Dua minggu
kemudian Ustadz Maulana mulai syuting dalam program “Islam Itu
Indah” di stasiun Trans TV.13
B. Analisis Hasil
Isi Pesan (Ketuntasan Menjawab) dan Penggunaan Dalil Al-Qur’an dan
Hadis
Peneliti menganalisis isi pesan dalam program “Islam Itu Indah” yang
dibawakan oleh Ustadz Maulana sebanyak tujuh episode. Dalam setiap
episode, peneliti mengalisis, menguraikan, dan menjelaskan secara deskriptif
baik dari sisi kelebihan (positif) maupun kekurangan (negatif) pada pesan
yang disampaikan oleh Ustadz Maulana.
1. Kelebihan (Positif)
Muhammad Nur Maulana atau yang dikenal dengan Ustadz Maulana
memiliki ciri khas yang unik, sehingga mudah dikenal oleh
masyarakat.Dengan pakaian yang mencolok dan cerah, serta sorban yang
selalu digantung di leher memberikan ciri khas tersendiri dalam hal
penampilan.Tag line yang dibuat sendiri oleh Ustadz Maulana juga ampuh
untuk membius jama‟ah. Dengan sapaan “Jama‟ah oh jama‟ah, alhamdu,
lillah” membuat nama Ustadz Maulana terkenal di masyarakat. Beliau
merupakan sosok Ustadz yang unik dan memiliki daya tarik yang tinggi.Gaya
ceramah yang lucu, humoris, dan suara yang keras khas orang Timur
menjadikan satu kesatuan serta ciri khas ceramah yang disampaikan oleh
Ustadz Maulana.Dengan perolehan rating yang tinggi, maka tidak
mengherankan bila acara yang dibawakannya tetap eksis hingga
sekarang.Terbukti sejak pertama kali tayang pada tanggal 12 Desember 2010,
program Islam Itu Indah masih tetap tayang setiap hari hingga saat ini.
2. Kekurangan (negatif)
Selain kelebihan yang dimiliki Ustaz Maulana, baik terhadap isi
materi dakwah maupun cara penyampaian, juga dijelaskan kekurangankekurangan yang ada. Peneliti menganalisis berdasarkan teks hasil rekamam
yang telah ditranskrip dari isi ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Maulana
pada program “Islam Itu Indah” selama tujuh episode. Adapun kekurangan
atau kelemahan-kelemahan yang peneliti temukan dalam isi materi dakwah
13
http://suaraannahdlah.blogspot.com/2012/10/profil-ust-muh-nur-maulana.html diakses tanggal
02 Juni 2014 pukul 13.02
yang disampaikan Ustadz Maulana selama tujuh episode yang peneliti teliti
adalah sebagai berikut:
a. Tema “Jangan Marah”
1) Pada sesi awal Ustadz Maulana kurang lengkap dalam membaca ayat Al
Qur‟an karena membaca terlalu cepat.
Ustadz : Apalagi kalau berbicara tentang ilmu pengetahuan, ilmu itu tidak
sekedar satu ilmu saja. Ilmu itu kan luas, banyak. Ada ilmu yang berkaitan dengan
dunia, ada yang berkaitan dengan akhirat.Ada yang menunjang keduaduanya.Bahkan yarfa‟illahulladziina minkum walladziina utul‟ilma darojat.
Karena manusia itu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat karena
adanya ilmu.
2) Sesi awal materi yang dibahas tidak ada hubungannya dengan tema.
3) Pada sesi pertama Ustadz berkata cepat.
Ustadz : Makanya bentuk marah itu wajar. bentuk marah itu wajar. Karena ada
sesuatu yang ingin diperoleh dari marah itu.Tapi kalau tidak ada tidak ada
alasannya untuk marah-marah maka untuk marah-marah kalau tidak ada
perhatiannya kalau tidak ada tujuannya lantas dia marah-marah. (berkata cepat).
4) Pada sesi kedua penjelasan Ustadz tidak menukilkan sumber dalil yang
jelas dan saat menjelaskan dicampur dengan humor.
Ustadz : Kalau engkau marah dalam keadaan berdiri kata Nabi duduklah.
Kalau engkau marah dalam keadaan duduk berbaringlah. Kalau engkau marah
pada saat berbaring tidurlah.Setelah tidur masih marah berwudhu. Kalau
berwudhu masih marah shalat sunnah dua raka‟at. Dan setelah shalat sunnah dua
raka‟at masih marah, berarti kamulah setannya.
5) Pada sesi kedua seorang jama‟ah saat bertanya membacakan ayat Al
Qur‟an dengan tidak benar dan Ustadz tidak mengoreksinya.
Nasir : Begini Ustadz, ada ayat yang biasa kita dengar dalam Al Qur‟an wa
jannatun „ardhuhassamaawatu wal ardhu u‟iddat lilmuttaqin, alladziina
yunfiquuna fissarrai waddharraai wal „aafina „aninnas. Ya, yang suka
memaafkan. Berarti berdasarkan ayat tersebut, kita disiapkan suka kalau senang,
dalam arti tidak marah. Nah bagaimana sekiranya ada teman yang melanggar eee
hukum Allah atau mengabaikan hukum Allah, lalu teman tersebut kita cuekin saja
tidak dimarahi. Soalnya kalau kita tegur dianggapnya kita sok alim. Bagaimana itu
Ustadz?
6) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalilnya.
Ustadz : Kata Nabi lupakan kejahatan orang, ingat kebaikan orang. Lupakan
kebaikanmu ingat kekuranganmu.Orang yang bisa mengingat kebaikan orang dan
melupakan kekurangan orang, kejahatan orang terhadapnya, maka dia bisa bersifat
pemaaf.Pemaaf itu tidak gampang loh.Mau tahu pahalanya orang yang
memaafkan?Mau tahu pahalanya orang yang memaafkan?Mau tahu?Mau tahu?
Jama‟ah : Mau.
Ustadz
: Ketika di Padang Mahsyar diumumkan dosa-dosa orang, maka
mohon maaf astaghfirullahal adzhim. Dibukalah buku catatan.(Sambil bergaya).
Jama‟ah : (Tertawa).
Ustadz
: Kok?
Fadli
: Kenapa?
Ustadz
: Aku kan pernah mencuri.
Fadli
: Terus?
Ustadz
: Kok di sini tidak ada.
Fadli
: Kok bisa? Mungkin ga ketulis kali ya?
Ustadz
: Ah tidak mungkin ada yang terlewatkan dari catatan malaikat.
Aku pernah mencuri.Kok di catatan sudah tidak ada.Dihapuskan karena pernah
memaafkan orang.Itulah hebatnya (sambil bergaya).
Ustadz
: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi. “Ya Rasul nasehati
aku.Nasehati aku.”Nabi Cuma berkata, “Jangan marah.”Dia bertanya lagi,
“Nasehati aku.”Jangan marah. “Nasehati aku.”.Jangan marah.Sampai tiga kali
minta nasehat Nabi tetap berkata “Jangan marah.” Siapa yang marah ?Atasan
kepada bawahan.Maka yang diminta bersabar atasan kepada bawahannya.Kalau
bawahan tidak usah disuruh bersabar.Saya sabar, tapi setelah itu marah.Karena
bosmu (sambil bergaya).
Ustadz
: Innallaha ma‟ashobirin. Sungguh orang sabar itu dekat dengan
Allah. Sabar itu ada tiga tingkatan. Sabar dalam menjalankan perintah Allah. Itu
satu pahalanya. Tapi ketika dia sabar dalam menjauhi larangan Allah, itu nilai
pahalanya itu dua kali lipat dari yang pertama. Karena dia mampu menahan. Tapi
akan menjadi tiga kali lipat pahalanya jikalau dia mampu bersabar atas ujian.
Ingat jama‟ah.
7) Pada sesi keempat penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalilnya.
Ustadz
: Kalau kita yang mau diredakan amarah kita berta‟awudz. Tapi
kalau orang lain yang kita harapkan supaya tidak marah, bacakan surat Ali Imran
ayat 200 (yaa ayyuhalladzinaa aamanushbiruu wa shobiruu wa rabithuu.
Wattaqullaha la‟allakum tuflihuun) ambil hatinya, rebut hatinya supaya dia tidak
marah. Surat Ali Imran ayat 200.Apalagi kalau anak-anaknya rewel suka marah
(Ustadz bergaya menangis seperti anak bayi).
Jama‟ah : (Tertawa).
Ustadz
: Tiupkan telinganya. Sekarang begini, anak nakal itu anak rewel
itu anak emosi itu karena sifat binatangnya belum dihilangkan.Makanya kalau
orang lahiran tujuh hari potong kambing, Aqiqah.Kenapa kambing yang
dipotong?Untuk menghilangkan sifat kebinatangannya.Kurban setiap tahun.Kita
menyembelih.Kenapa menyembelih daging?Memotong binatang hidup?Untuk
menghilangkan sifat kebinatangan.Jadi ibu-ibu bagi yang suka marah suaminya,
cepat-cepat Aqiqah suaminya.
Analisis pada tema “Jangan Marah” tanggal 02 Maret 2014 adalah
sebagai berikut :
1) Ustadz Maulana tidak lengkap membaca ayat Al Qur‟an. Beliau tidak
menyebutkan sedang membaca surat apa dan ayat keberapa. Ustadz Maulana
langsung membaca ayat Al Qur‟an yang berbunyi, “yarfa‟illahulladziina minkum
walladziina utul‟ilma darojat.” Karena beliau membaca terlalu cepat, sehingga
kurang kata „amanu. Seharusnya yang benar adalah “yarfa‟illahulladziina „amanu
minkum walladziina utul‟ilma darojat” (QS. Al Mujadilah; 11).
2) Pada sesi awal, materi yang dibahas tidak ada hubungannya dengan tema.
Di sesi awal Ustadz Maulana berkunjung ke sekolah dan mengobrol dengan guru
beserta siswa membicarakan tentang teknologi. Padahal temanya adalah “Jangan
Marah.” Menurut penulis tidak ada kaitannya sama sekali antara sesi awal dengan
tema yang sedang dibahas. Menurut penulis seharusnya sesi awal itu
mengantarkan pemirsa untuk masuk ke tema yang sebenarnya.
3) Ustadz Maulana berkata cepat. Salah satu kemampuan Ustadz Maulana
untuk membuat tertawa jama‟ah adalah kemampuannya berkata cepat. Menurut
penulis kata-kata yang diucapkan Ustadz Maulana saat berkata cepat menjadi
kalimat yang rancu sehingga tidak bisa dipahami oleh jama‟ah yang
mendengarkannya.
4) Dalam menyampaikan materi, Ustadz Maulana tidak menyertakan
sumber atau dalil yang jelas (apakah itu hadits, atsar, atau ijma). Beliau tidak
menyebutkan dari mana sumber tersebut. Ustadz Maulana juga tidak
menyebutkan sumber redaksi tersebut dalam konteks aslinya yang berbahasa
Arab.
5) Bapak Nasir tidak benar dalam membacakan potongan ayat Al Qur‟an.
Potongan surat Ali Imran ayat 133-134 yang benar adalah “Wa jannatin
„ardhuhassamaawatu wal ardhu u‟iddat lilmuttaqin, alladziina yunfiquuna
fissarrai waddharraai wal kazhimiinal ghoizho wal „aafina „aninnas.” Bapak
Nasir salah membaca, bukan jannatun tapi jannatin. Bapak Nasir juga tidak
membaca wal kazhimiinal ghoizho. Ketika Bapak Nasir salah dalam mengucapkan
ayat Al Qur‟an, Ustadz Maulana langsung menjawab pertanyaan dan tidak
mengoreksi serta membetulkannya terlebih dahulu.
a. Tema “Yang Penting Eksis”
1) Pada sesi kedua penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas
(darimana sumbernya).
Ustadz
: Harta di sini disebutkan bahaya bagi manusia. Karena kata Nabi
“Ketika engkau mendapatkan kebahayaan itu yang dua itu, antara tahta dan harta,
maka lihatlah ke bawah. ”Lihat ke bawah.
Fadli
: Ni ke bawah, sebelah mana Pak Ustadz? (Sambil bergaya melihat
ke bawah).
Jama‟ah : (Tertawa).
Ustadz
: Bukan begitu. Kalau kamu memiliki harta lihat orang di
bawahmu supaya kamu tidak sombong.
2) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas.
Ustadz
: Begini, ee kita hidup di dunia kata Nabi kita sebagai ummatan
wasathan. Wasath wasit.Wasit itu di tengah.Umat Nabi Muhammad itu berada di
tengah.Artinya menyeimbangkan.Kita tidak terlalu akhirat sampai melupakan
dunia.Karena kita punya tanggung jawab di dunia.Sebaliknya juga, kita tidak
keduniaan terus, sehingga lupakan akhirat.Begitu juga ngga boleh.Makanya Allah
menggambarkan kita ini sebagai ummatan wasathan.Umat yang wasathan.Wasit
wasathan itusekarang sudah dimasukkan ke dalam kamus Bahasa Indonesia wasit,
penengah.Supaya mudah berada di posisi mana, kaya saya.Saya berada di
wasathan di tengah supaya mudah dilihat kiri kanan belakang.Sama, kalau kita
berada pada posisi dunia, maka amannya begini, “Kalau engkau berhadapan
dengan dunia, maka anggap engkau akan hidup selama-lamanya. Sementara
jikalau engkau menghadapi akhirat, anggap engkau akan mati esok. Dan ingatlah
kematianmu karena mengingat mati mengingat akhirat.Dan mengingat akhirat
pasti akan mengingat Allah.”„Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub, artinya berzikir
untuk menenangkan perasaan. Orang yang terlalu terpaut dengan dunia, dia tidak
akan tenang hidupnya.
3) Pada sesi kelima penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas.
Ustadz
: Delapan puluh tahun. Sekarang, kalau 80 tahun ini dia cuma
punya kesempatan berapa tahun? Berhitung kan? Dunia itu kita berhitung.Tapi
kalau akhirat, di kuburan saja mulai dari Nabi Adam, Adam Smith sampai Adam
Malik masih ada dalam kubur. Lama kan? Hitungan akhirat satu banding lima
ratus. Satu banding lima ratus. Satu banding lima ratus. Satu harinya akhirat sama
dengan lima ratus tahun dunia. Jadi kalau sekarang hitungan dunia dan akhirat
baru empat hari.Sekarang tahun 2000. Jenita Janet.
Analisis pada tema “Yang Penting Eksis” tanggal 04 Maret 2014 adalah
sebagai berikut:
1) Dalam menyampaikan materi pada sesi kedua, Ustadz Maulana tidak
menyertakan sumber atau dalil yang jelas dan tidak lengkap dalam
menjelaskannya. Menurut penulis konteks hadits yang benar adalah dariAbu
Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Lihatlah oleh kalian orang-orang
yang ada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang-orang yang ada di
atas kalian. Itu lebih baik supaya kalian tidak meremehkan nikmat yang telah
Allah karuniakan kepada kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2) Dalam menyampaikan materi pada sesi ketiga, Ustadz Maulana tidak
menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Menurut penulis penjelasan beliau tidak
berdasar, karena menurut hemat penulis kata ummatan wasathan tidak ada
hubungannya dengan kata wasit yang menjelaskan posisi umat Islam yang berada
di tengah.
3) Pada materi kelima, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau
dalil yang jelas. Menurut beliau satu hari di akhirat sama dengan lima ratus tahun
di dunia. Saat menjelaskan hal tersebut Ustadz Maulana tidak menyebutkan dasar
atau dalilnya. Menurut penulis, satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di
dunia. Hal ini berdasarkan pada surat As Sajdah ayat 7 yang artinya, “Dia (Allah)
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.”
b. Tema “Jamu Kuat Berumah Tangga”
1) Pada sesi kedua jawaban yang diberikan Ustadz Maulana tidak ada
hubungannya dengan pertanyaan jama‟ah.
Misye
: Mau tanya, istri kan lebih baik mengalah.
Ustadz
: Istri lebih baik mengalah.
Misye
: Iya. Walaupun itu tahu kalau suami kita itu salah.Kenapa kita
harus mengalah terus?
Fadli
: Nah loh, kata ibu-ibu di sini nah loh.
Jama‟ah : (Tertawa).
Fadli
: Nah loh, gimana Pak Ustadz, kenapa harus mengalah terus?
Ustadz
: Mohon maaf, mohon maaf. Eeee arrijalu qaumuna
alannisa.Laki-laki itu pemimpin atas kaum perempuan. Kadangkala laki-laki itu
kan memang pemimpin, penanggungjawab. Tapi kadangkala dia juga memiliki
titik, yang dalam artian ada salahnya, ada khilafnya.Karena di balik eee
kemampuannya itu ada kekurangannya.Maka istrilah yang menutupi kekurangan
suami.Kalau begitu istrilah yang tahu selanya suami.Kenapa ibu marah? Karena
ibu tahu kapan ayah akan menyerang dia.
Analisis pada tema “Jamu Kuat Berumah Tangga” tanggal 05 Maret
2014 adalah, dalam menjawab pertanyaan di sesi ketiga dari salah seorang
jama‟ah, menurut penulis jawaban Ustadz Maulana tidak ada kaitannya dengan
pertanyaan jama‟ah.
c. Tema “Makan Keringat Orang Lain”
1) Pada sesi pertama penjelasan yang disampaikan Ustadz bertele-tele dan
nampak tidak tegas serta terjadi pengulangan kalimat.
Ustadz : Bersyukurlah kalau kita mempekerjakan orang. Bersyukurlah
kalau kita bisa membantu orang.Tapi tidak ada salahnya kita menghargai hasil
kerja orang dengan tidak menyakiti perasaan orang yang dipekerjakan.Hati-hati,
makan hasil keringat hasil orang hati-hati. Tanpa kita sadari kadangkala kita telah
melakukan kezaliman memakan keringat orang lain dengan cara apa?
Memperlambat membayar dari eee honor orang apa gaji eee apa upah ya.
Memperlambat membayar upah orang.Sudah haram hukumnya memperlambat.
Sudah kering keringatnya orang belum kita bayar. Hati-hati, itu sama saja
memakan keringat orang. Apalagi mengakui hasil kerja orang lain sebagai hasil
kerjanya. Saya terima kasih ada namanya Hak Cipta. Karena kita sebagai orang
muslim tidak boleh melakukan tiga hal terhadap muslim yang lain. Apa itu? Tidak
boleh mengambil haknya.Tidak boleh menyakiti perasaannya, melukai
tubuhnya.Maaf, mengambil haknya, melukai tubuhnya, dan eee dalam artian eee
merusak perasaan, tubuh, hak (sambil bergaya).
2) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas.
Ustadz : Jangan menyakiti. Kategori menyakiti banyak.Nabi, astaghfirullahal
adzim, Nabi Yakub buta.Eee riwayat mengatakan bahwa kenapa buta? Karena
pernah tertawa terbahak-bahak lantas tetangganya menangis karena kelaparan.
Dan beliau tidak tahu.Bagaimana kalau sengaja?Sengaja menyakiti?Hati-hati
loh.Kalau dosa, dosa kepada Allah, mungkin Allah memaafkannya.Tapi dosa
kepada sesama manusia, manusia belum pemaaf. Kalau Allah Maha Pengampun,
tapi manusia belum tentu. Hati-hati, jangan sampai kita mengambil haknya orang.
Ih, siapa yang menjemur di pagarnya tetangga, air jemurannya jatuh di di
tanahnya orang, akan mendapat penyakit yang susah obatnya. Ibu nih yang suka
jemur kan? Jemur ikan asin kan?
Jama‟ah : (Tertawa).
Ustadz : Hati-hati loh. Ada orang yang ditusuk hidungnya di neraka.Kenapa
di tusuk hidungnya di neraka?Karena memasak yang enak-enak, lalu tetangganya
dia cium lantas tidak diberikan.
Fadli : Na‟udzubillah.
Ustadz : Air yang jatuh dari atap rumah kita, lantas tetesan air yang jatuh eee
air hujan yang jatuh dari atap rumah kita itu jatuh di tanahnya orang, berarti sudah
mengambil tanahnya orang kan? Itu tidak akan eee artinya diragukan shalatnya
orang yang shalat di rumah itu.
3) Pada sesi keempat penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalil
yang jelas.
Ustadz : Kalau masalah doa dikabulkan jelas dikabulkan. Karena ada tiga
doa yang dikabulkan.yang pertama doa kedua orang tua kepada anaknya. Atau
pun sebaliknya, doa anak kepada orang tua. Kedua doa orang dalam perjalanan,
musafir. Apalagi termasuk orang yang baru pulang dari tanah suci.Itu empat puluh
hari doanya dikabulkan.
Fadli : Amiin.
Ustadz : Empat puluh hari doanya dikabulkan, karena masih proses dalam
musafir. Masih ada malaikat yang ikut.Yang ketiga jama‟ah.
Jama‟ah : Iye.
Ustadz : Yang ketiga doa yang diijabah adalah doa orang yang terzalimi.
Tapi alangkah baiknya kalau doamu dikabulkan, apa salahnya engkau berdoa
yang baik untuknya. Mudah-mudahan dia diberi rizki yang berberkah supaya bisa
bayar utangnya sama saya. Mumpung doa kita dikabulkan. Jangan yaa Allah
mudah-mudahan dia bangkrut.
Analisis pada tema “Makan Keringat Orang Lain” tanggal 07 Maret 2014
adalah sebagai berikut :
1) Pada sesi pertama penjelasan yang disampaikan Ustadz bertele-tele dan
nampak tidak tegas serta terjadi pengulangan kalimat. Terlihat saat
menyampaikan ceramah Ustadz Maulana terlihat bingung dan gugup sehingga
kata-kata yang disampaikan diulang-ulang, dan beliau menutupi kekurangannya
dengan memancing tawa jama‟ah melalui gaya-gaya yang lucu sehingga jama‟ah
menjadi tertawa.
2) Dalam menyampaikan materi pada sesi kedua, Ustadz Maulana tidak
menyertakan sumber atau dalil yang jelas tentang hal-hal yang bersifat gaib,
seperti orang yang ditusuk hidungnya, tentang diragukannya shalat seperti
penjelasan Ustadz di atas.
3) Dalam menyampaikan materi pada sesi keempat, Ustadz Maulana tidak
menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Menurut penulis, seharusnya beliau
mengutip apa yang dikatakannya, baik itu berdasarkan Al Qur‟an maupun hadits
maupun menukilkan berdasarkan pendapat ulama.
d. Tema “Ibu Bapak Ini Cucumu.”
Hasil Analisis pada tema “Ibu Bapak Ini Cucumu” tanggal 13 Maret
2014 menurut penulis tidak terdapat kekurangan maupun kelemahan-kelemahan
seperti pada episode-episode sebelumnya, baik dalam kesalahan dalam pembacaan
ayat Al Qur‟an, ataupun penjelasan yang tidak menggunakan dalil yang jelas.
e. Tema “Ketika Ada Idaman Lain.”
1) Pada sesi keempat jawaban Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber
atau dalil yang jelas.
Ani
: Nama saya Ibu Ani dari majelis ta‟lim Ar Ridha Meruya Selatan.
Begini Pak Ustadz saya ingin bertanya, “Bagaimana seorang istri eee belajar
ikhlas jika suami ingin apa eee ingin minta izin ya untuk menikah lagi?”
Jama‟ah : (Tertawa).
Fadli
: (Bergaya sambil batuk-batuk). Sebentar Pak Ustadz, saya batuk.
Saya ngga ikut-ikutan Pak Ustadz.Batuknya ngga enak.
Ustadz : Oke acaranya mungkin mau ditutup ya.
Jama‟ah : (Tertawa).
Fadli
: Silahkan Pak Ustadz. Pertanyaan Bu Ani ini penting banget.
Ustadz : PR banget ini pertanyaannya. Bagaimana cara istri ikhlas kalau
suami mau nikah lagi. Dalam hadits, hadiah bagi sebuah wanita satu buah rumah
di surga jikalau bisa mengizinkan suaminya nikah lagi.
Analisis pada tema “Ketika Ada Idaman Lain” tanggal 14 Maret 2014
menurut penulis adalah dalam menjawab pertanyaan Ustadz Maulana tidak
menyebutkan serta menyertakan sumber atau dalil yang digunakan. Karena
menurut penulis dalil dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari jama‟ah itu
penting, agar jama‟ah mengetahui dan yakin bahwa jawaban yang diberikan benar
berdasarkan ajaran Islam (Al Qur‟an dan Hadits).
f. Tema “Ngga Konsisten Nih.”
1) Pada sesi pertama jawaban Ustadz Maulana tidak ada hubungannya
dengan apa yang ditanya oleh jama‟ah.
Melinda : Pak Ustadz yang ganteng mau tanya tentang shalat tasbih.
Apakah ada haditsnya dan apakah faedahnya bagi kita yang selalu
mengerjakannya?
Ustadz : Eee hadits yang menyebutkan shalat tasbih shalat tasbih itu kan
banyak-banyak menyebut nama Allah. Shalat tasbih itu ibarat perintah Nabi
dianjurkan shalat tasbih itu cuma dalam artian kalau tidak bisa setiap hari sekali
sebulan, sekali seminggu.Ngga bisa sekali seminggu, sekali sebulan.Ngga bisa
sekali sebulan, sekali setahun. Ah ibaratnya gini, untuk posisi tulang-tulang kita.
Ada tiga ratus tulang.Makanya sekat-sekat itu untuk memperkuat.Jadi semua
tubuh kita harus ditasbihkan. Makanya shalat tasbih itu empat rakaat dan setiap
rakaatnya ada tujuh puluh lima tasbih. Tujuh puluh lima tasbih karena eee
berdirinya lima belas, rukuk sepuluh, semua gerakan sepuluh, sampai tujuh kali
gerakan. Berarti satu rakaat ada tujuh puluh lima tasbih.Subhanallah
walhamdulillah walaailahaillalah wallahuakbar. Jadi semua tiga ratus ya.
2) Pada sesi keempat Ustadz Maulana kurang menjelaskan tentang 10
golongan yang berdosa dalam hal minuman keras.
Ustadz : Maaf ya saya sebagai sesama muslim, ketika muslim yang lain
ada ada ada kejanggalan, ada kesulitan, ada penderitaan aduh sayang banget pakai
jilbab terus foto-foto begituan. Nih kayanya agama kok digituin amat. Terus
mohon maaf ya astaghfirullahal adzim sepuluh orang yang tergolong dia minum
khamar walaupun dia tidak meminumnya, yang membuat, yang memamerkan,
yang menunjukkan, yang yang yang yang mengantarkan, yang menuangkan, yang
membayarkan, walaupun dia tidak meminumnya. Jadi orang yang seperti itu, ia
mendapatkan nilai seperti orang yang minum.
Analisis pada tema “Ngga Konsisten Nih” tanggal 17 Maret 2014 adalah
sebagai berikut :
1) Pada sesi pertama menurut penulis Ustadz Maulana tidak mampu
menjawab pertanyaan dari jama‟ah tentang apakah ada hadits dan faedah shalat
tasbih. Beliau malah menjelaskan tentang tatacara shalat tasbih, padahal jama‟ah
bertanya tentang hadits-hadits dan faedah shalat tasbih itu sendiri.
2) Pada sesi keempat Ustadz Maulana tidak menyertakan dan menyebutkan
sumber dari penjelasan yang beliau sampaikan mengenai sepuluh orang yang
berdosa dalam urusan khamar. Ustadz Maulana juga kurang dalam
menjelaskannya. Beliau hanya menjelaskan tujuh orang, padahal Ustadz Maulana
menjelaskan ada sepuluh orang yang berdosa berkaitan tentang minuman keras.
PENUTUP
Kesimpulan
Ustadz Maulana kurang menguasai materi dakwah yang disampaikan dalam
program “Islam Itu Indah.” Jawaban yang diberikan senantiasa tidak
tuntas.Berdasarkan hasil penelitian terhadap tujuh episode hampir di setiap
episode banyak penjelasan-penjelasan yang disampaikan Ustaz Maulana tidak
menyertakan dalil-dalil, baik dari Al Qur‟an, hadits, maupun pendapat para ulama,
kalaupun menyertakan dalil sebagian ada yang salah.
Karena itu peneliti merekomendasikan agar Stasiun televisi seyogyanya tidak
hanya menampilkan juru dakwah yang menarik, tapi juga yang berkualitas dan
memiliki wawasan keislaman yang luas, sehingga program dakwah yang
dibawakan tidak hanya menarik, tetapi juga mencerahkan dan menginspirasi
masyarakat.
Rekomendasi
Kepada Lembaga Komunikasi Penyiaran Indonesia (KPI) hendaknya
memantau program-program dakwah yang ditayangkan oleh televisi swasta
terutama dari sisi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).Akhirnya kepada
Ustaz Maulana hendaknya mempersiapkan diri sebelum berdakwah pesan
dakwah sesuai dengan tuntunan Al Qur‟an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009.
Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Muhdhor , Attabik Ali Ahmad Zuhdi, Kamus KontemporerArab Indonesia, Yogyakarta:
Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996.
http://id.wikipedia.org/wiki/Trans_TVdiakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 12.36
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/264418-mui--ada-ustad-yang-kurang-mendidik
diakses tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00
http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/14/ustad-ustad-itu-membuat-saya-malu-sebagaimuslim-469799.html diakses tanggal 10 April 2014 pukul 17.00
http://suaraannahdlah.blogspot.com/2012/10/profil-ust-muh-nur-maulana.html
tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.02
diakses
http://www.nahimunkar.com/keluhan-tentang-dakwah-di-tv/ diakses tanggal 07 April
2014 pukul 13.00
http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Muhammad-Nur-Maulana-Berkah-DVDBajakan-dan-Youtube-1/ diakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.06
Download