ANALISIS ISI PROGRAM ISLAM ITU INDAH DI STASIUN TRANS TV Zamris Habib1 dan Hardjito2 ABSTRAK Program “Islam Itu Indah” merupakan salah satu program talkshow religi yang hadir di pertelevisian Indonesia.Program “Islam Itu Indah” pertama kali tayang sejak tahun 2010 hingga sekarang.Program ini mampu mempertahankan eksistensinya hingga sekarang. Terbukti program tersebut masih tayang setiap hari selama satu jam pada pukul 05.30-06.30 WIB. Namun yang menjadi masalah di sini adalah (1) apakah isi pesan dakwah yang disampaikan oleh ustadz Maulana dalam program “Islam Itu Indah” sudah benar?Dan (2) apakah ustadz Maulana mengemukakan dalil-dalil berdasarkan al-Qur‟an dan Hadis dalam berdakwah? Kata Kunci: Analisis Isi Program, Dakwah, Stasiun TV, Islam Itu Indah PENDAHULUAN Sebagai agama terakhir, Islam merupakan agama penyempurna dari keberadaan agama-agama sebelumnya. Perkembangan agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW di kota Mekkah, kemudian di Madinah, dan selanjutnya berkembang ke seluruh penjuru dunia tidak lain karena adanya proses dakwah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat pada masa permulaan Islam. Perkembangan dakwah inilah yang menyebabkan agama Islam senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.3 Kata dakwah berasal dari bahasa Arab,yakni da‟a- yad‟u- da‟watan yang artinya berteriak, memanggil, mengundang, dan menyebarluaskan.4 Dakwah merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk mengajak manusia kepada agama Allah SWT dengan cara yang bijak agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.5 Agama Islam dikenal sebagai agama dakwah, yakni agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan.6 1 Dosen Tetap Prodi KPI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Dosen Tetap Prodi KPI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta 3 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm 16 4 Attabik Ali Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus KontemporerArab Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), hlm 95 5 Samsul Munir Amin, op.cit., hlm 5 6 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta ; Gema Insani Press, 1998), hlm 76 2 Dakwah merupakan misi dalam agama yang sejak mulanya tidak pernah berubah, yakni mengajak manusia untuk memeluk agama Islam, yang di dalamnya dituntut kepada setiap pemeluknya agar menyeru manusia kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar. Secara umum dakwah Islam dapat dikategorikan ke dalam tiga macam, yaitu7:Dakwah bil hal, dakwah bit tadwin dan dakwah bil lisan. Dakwah bil lisan,yaitu dakwah yang dilakukan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasehat dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh juru dakwah. Dalam perkembangan berikutnya dakwah bil lisan dapat menggunakan alat komunikasi modern dengan mengembangkan melalui publikasi penyiaran (broadcasting publication) antara lain melalui radio penyiaran, televisi atau melalui media internet. Dunia kini telah memasuki abad modern, di mana terjadi perubahanperubahan besar dalam bidang informasi dan teknologi. Dengan kehadiran radio, televisi, satelit, smartphone, komputer, dan alat-alat komunikasi lainnya yang canggih menyebabkan informasi dapat tersebar dengan cepat. Jarak sudah tidak lagi menjadi kendala dalam menyampaikan informasi. Saat bulan suci Ramadhan pun kita juga bisa melihat tayangan orang-orang yang melakukan shalat Tarawih di Masjidil Haram melalui televisi. Jarak dan waktu kini sudah tidak menjadi masalah dalam menyebarkan informasi. Di era teknologi informasi ini, tidaklah cukup dakwah hanya dilakukan dalam bentuk tatap muka, seperti pengajian maupun majelis taklim. Jumlah manusia yang semakin bertambah dan jarak yang jauh membutuhkan media yang mampu membantu agar pesan dakwah bisa sampai kepada orang lain. Karena itu, aktivitas dakwah saat ini perlu dilakukan dengan menggunakan media, baik melalui media cetak (seperti buku, buletin, surat kabar) maupun media elektronik (radio, televisi, internet). Saat ini banyak media massa berupaya membuat beragam program menarik yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Di antara program acara yang kini menjamur di Indonesia salah satunya adalah program acara dakwah. Program dakwah bermuculan, baik melalui radio, televisi, maupun internet. Televisi merupakan salah satu media massa yang digemari oleh masyarakat. Hampir di setiap rumah memiliki televisi. Televisi mampu menampilkan gambar dan suara, sehingga lebih diminati oleh pemirsa, dan program acara dakwah pun juga banyak terdapat di televisi. Banyak stasiun televisi menawarkan program acara dakwah yang bervariasi, mulai dari yang menggunakan metode ceramah (satu arah), hingga yang menggunakan metode interaktif (tanya jawab). Tema yang dibahas pun sangat beragam, mulai dari tema sedekah dan tahfizh Al Qur‟an (seperti yang disampaikan Ustadz Yusuf Mansyur). Tema zikir (oleh Ustadz Arifin Ilham), tema bengkel hati (oleh Ustadz Danu), tema cinta (oleh Ustadz Restu Sugiharto), tema keluarga (oleh Ustadzah Dedeh Rosyidah atau dikenal Mamah Dedeh), 7 Ibid, hlm 11 hingga tema-tema keseharian seperti yang dibawakan oleh Ustadz Muhammad Nur Maulana. Di antara sekian banyak alternatif program acara dakwah, ada satu program dakwah yang hingga saat ini masih mendapat perhatian khalayak, yaitu acara yang dibawakan oleh Ustadz Muhammad Nur Maulana dalam program “Islam Itu Indah” di stasiun Trans TV. “Islam Itu Indah” merupakan salah satu program dakwah yang tayang setiap hari di stasiun Trans TV mulai pukul 05.30 WIB – 06.30 WIB. Pada umumnya, program dakwah cenderung monoton dengan metode ceramah yang sering menimbulkan rasa kantuk dan bosan, namun tidak berlaku di program ini. Ustadz Muhammad Nur Maulana yang mengisi ceramah membawakan acara tersebut diselingi dengan humor. Intonasi suara yang khas dan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukannya membuat semakin diminati oleh masyarakat. Beliau terkenal dengan gaya sapaannya, “Jamaah,oh jamaah, alhamdu, lillah.” Dengan gaya yang khas saat menyapa penonton membuat ustadz ini lebih diingat dan berkesan bagi masyarakat. Di antara banyaknya pujian yang diberikan kepada Ustadz Muhammad Nur Maulana, banyak pula kritikan pedas yang dilontarkan kepadanya terutama di dalam media sosial (media online). Sebagian masyarakat menganggap bahwa sang Ustadz dalam menyampaikan dakwah tidak menyebutkan sumber dalil dari materi yang disampaikan kepada jama‟ah. Ia juga dinilai bersikap kebanci-bancian (kemayu) saat menyampaikan dakwah. Kritikan-kritikan dari masyarakat kepada Ustadz Maulana merupakan bentuk keluhan yang banyak disampaikan melalui media online. Salah satunya, kritikan yang disampaikan oleh Wahyu di website Nahimunkar.com pada tanggal 16 Juni 2011 pukul 12.08 WIB. Menurut Wahyu, ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Maulana dalam program ”Islam Itu Indah” kurang sesuai dengan syariat Islam. Ia juga menyampaikan bahwa gaya ceramah Ustadz Maulana terlihat kemayu. Ada beberapa hal yang aneh menurut Wahyu mengenai mudahnya sang Ustadz menjawab pertanyaan dari penonton yang menyaksikan langsung di studio Trans TV. Ustadz Maulana seolah-olah cenderung seperti berfatwa dengan ilmunya sendiri, karena Ustadz Maulana tidak menukilkan pendapat ulama atau pun menggunakan dalil, baik yang berasal dari Al Qur‟an maupun Al Hadits.8 Ada juga kritikan yang ditulis di rubrik Opini pada website Kompasiana.com yang ditulis pada tanggal 15 Juni 2012 pukul 04.07 WIB. Dalam rubrik tersebut dijelaskan bahwa Ustadz Maulana menggunakan lawakan dan akting seperti pemain teater untuk menarik perhatian. Lawakan dan aktingnya sudah melebihi kadar kewajaran. Lawakannya berlebihan dan terkesan dibuatbuat. Begitu pula gerakan badannya seperti sedang berakting, sehingga substansi 8 http://www.nahimunkar.com/keluhan-tentang-dakwah-di-tv/ diakses tanggal 07 April 2014 pukul 13.00 agama yang dibawakan kurang sekali, bahkan seperti tidak terasa karena tertutup oleh banyaknya humor.9 Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma‟ruf Amin juga mengeluhkan kemunculan ustadz-ustadz yang lebih banyak mengumbar canda tawa daripada dakwah di televisi kepada wartawan Vivanews. Ma‟ruf Amin menilai bahwa mereka tidak memberikan materi yang mendidik, melainkan hanya sekedar pepesan kosong. Beliau juga menambahkan bahwa substansi agamanya sangat kurang sekali. Ustaz tersebut lebih banyak bercanda kepada publik. Seharusnya mereka lebih mendidik dalam rangka meningkatkan kualitas umat Islam. Karena jika hanya sekedar bercanda maka fungsi pendakwah akan hilang.10 Apalagi ada pertanyaan yang sederhana dari jemaah yang tidak bisa dijawab dengan baik dan benar oleh para ustaz termasuk ustad Maulana.misalnya apa perbedaan antara a‟uzubillah dengan na‟uzubilah. Semestinya jawabannya sederhana, tapi malah lari kemana-mana bukan pada substansi pertanyaan. Melihat tanggapan sebagian masyarakat tentang figur Ustadz Muhammad Nur Maulana timbul pertanyaan, bagaimana isi pesan dakwah dalam program “Islam Itu Indah” yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Nur Maulana? Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Isi Program “Islam itu Indah” di Stasiun Trans TV. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah materi dakwah yang disampaikan Ustaz Maulana sudah benar? 2. Apakah Usttaz Maulana mengemukakan dalil-dalil berdasarkan al-Qur‟an dan Hadis dalam berdakwah? Objek penelitian ini adalah program “Islam Itu Indah” di stasiun TRANS TV. Penentuan objek penelitian ini berdasarkan pertimbangan mengenai isi pesan yang disampaikan oleh Ustadz Maulana. Peneliti mengambil tujuh episode secara acak pada program “Islam Itu Indah” yang disiarkan setiap hari pukul 05.30-06.30 WIB di stasiun TRANS TV tahun 2014. METODOLOGI PENELITIAN Peneliti menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan pendekatan kualitatif.Menurut Smith analisis isi merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari tubuh materi (teks) secara sistematis dan objektif dengan mengidentifikasi karakteristik tertentu dari suati materi. 9 http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/14/ustad-ustad-itu-membuat-saya-malu-sebagai-muslim469799.html diakses tanggal 10 April 2014 pukul 17.00 10 http://nasional.news.viva.co.id/news/read/264418-mui--ada-ustad-yang-kurang-mendidik diakses tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00 Analisis isi tiga macam, yaitu analisis wacana, analisis semiotika dan analisis framing.Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis wacana dimana pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komumunikasi dan juga melihat “bagamana” (how) pesan itu disampaikan. Metode yang tidak melihat pada angka-angka, tetapi langsung dituangkan dalam bentuk tulisan berupa narasi yang merupakan penjelasan tentang fenomena yang sedang dibahas dan ditambah dengan studi kepustakaan untuk menambah kelengkapan informasi yang dibutuhkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Program Islam Itu Indahdi Trans TV 1. Profil Trans TV PT Televisi Transformasi Indonesia atau yang dikenal dengan nama TRANS TV adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November.11 Trans TV merupakan perusahaan yang dimiliki oleh PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera PARA Group yang dimikiki Chairul. 2. Gambaran Umum Program “Islam Itu Indah” Stasiun Trans TV menyajikan program “Islam Itu Indah” karena sebagai salah satu stasiun televisi swasta nasional berkewajiban menyiarkan program-program religi kepada masyarakat. Program “Islam Itu Indah” pertama kali tayang pada tanggal 12 Desember 2010. Tagline acara ini adalah “Jama‟ah, Oh Jama‟ah, Alhamdu, Lillah.” Pada awalnya, program “Islam Itu Indah” hanya berdurasi tiga puluh menit. Seiring perjalanannya penambahan durasi dilakukan mengingat perhatian dan ketertarikan masyarakat yang cukup besar terhadap program ini. Akhirnya pihak manajemen Trans TV menambahkan durasi program ini menjadi enam puluh menit dan ditampilkan setiap hari. Shooting program “Islam Itu Indah” dilakukan secara tapping (rekaman) dari satu tempat ke tempat lainnya, dari masjid ke masjid, atau dari sekolah satu ke sekolah lainnya. Program ini dihadiri sekitar 100 jama‟ah majelis ta‟lim yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, di program ini turut juga mengundang bintang tamu dari kalangan selebritis. Adapun tujuan diundangnya selebritis dalam program “Islam Itu Indah” agar lebih menarik penonton. Program “Islam Itu Indah” termasuk dalam jenis acara Talkshow Religi, yaitu sebuah program berisi perbincangan (dakwah) dari narasumber kepada audiensnya yang membahas tentang tema-tema tertentu. Program ini terdiri dari lima sesi. Sesi pertama pengenalan tema dan bintang tamu (selebritis). Sesi kedua ketiga dan keempat adalah pembahasan tema. Pada sesi ini membahas tema yang sedang disampaikan oleh Ustadz Maulana dan diselingi dengan pertanyaan11 http://id.wikipedia.org/wiki/Trans_TVdiakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 12.36 3. 12 pertanyaan, baik dari jama‟ah maupun dari bintang tamu (selebritis) yang hadir. Jama‟ah yang menonton di rumah juga bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mengirimkan twitter ke alamat @islam itu_indah. Jama‟ah juga bisa berkirim surat kepada Ustadz Maulana melalui email di [email protected]. Pada sesi kelima ditutup dengan kesimpulan dan doa yang dipimpin oleh Ustadz Maulana dengan diiringi alunan musik. Profil Ustaz Muhammad Nur Maulana Ustaz Muhammad Nur Maulana lahir di Makassar, 20 September 1974dari orang ayah bernama Naulana dan ibunya Masyita pendidikanPesantren An Nahdah Makassar (setingkat SMA/Aliyah)lulus tahun 1994. PekerjaanGuru Agama Islam SD Mangkura dan SD Islam Athirah. Ustadz Maulana merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara. Di keluarga memang tidak ada yang menjadi Ustadz. Ayahnya adalah pengurus masjid dan ibunya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan saudara lainnya, kini berprofesi di bidang pelayanan jasa. Sebagai tokoh masyarakat, ayahnya dipercaya mengurus berbagai yayasan. Jadi sejak kecil Ustadz Maulana tumbuh di dalam lingkungan agama. Ustadz Maulana mulai berdakwah sejak duduk di bangku kelas 1 SMP di Darud Dakwah Wal Irsyad Galesong Beru (DDI). Pertama kali berdakwah untuk acara Islami, lalu berlanjut di tiap acara Hari Kemerdekaan RI dan saat bulan suci Ramadhan. Aktivitas berdakwah makin terasah saat Ustaz Maulana menjadi santri di Pondok Pesantren An Nahdah di Makassar. Tahun 2000 Ustadz Maulana mulai syiar agama ke berbagai daerah, di kota maupun pelosok desa terpencil. Beliau tidak hanya diundang berceramah di masjid, tapi juga di rumah warga, sekolah, hingga kantor pemerintahan dan swasta.12 Setamat Aliyah tahun 1994, dipercaya mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Hingga tahun 2000 aktif sebagai guru TK dan SD di At-Thamiyah, pesantren An Nahdah, di Sekolah Dasar Islam (SDI) Mangkura, dan SDI Athirah untuk studi Agama Islam dan Pramuka. Langkah Ustaz Maulana semakin mantap untuk menjadi seorang da‟i. Selesai mengajar, lebih sering diundang ceramah untuk acara duka (kematian). Karena seringnya Ustadz diundang ke acara duka, dirinya mendapat julukan “Ustadz Spesial Acara Kematian”. Saat Ustadz Maulana ceramah, ternyata ada yang merekam dan dijual dalam bentuk DVD bahkan ada yang menggunggahnya ke situs Youtube. Penjualan DVD itu laris hingga mencapai 2000 keping.. Suatu ketika salah satu petinggi Trans TV Wishnutama melihat rekaman ceramah Ustadz Maulana di situs Youtube. Ia tertarik dengan tagline, “Jamaah, oh, http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Muhammad-Nur-Maulana-Berkah-DVD-Bajakan-danYoutube-1/ diakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.06 jamaah.” Ketika sedang menghadiri undangan ceramah dari Bupati Kutai Timur, Ustaz Maulana menerima telepon dari salah satu karyawan Trans TV. Untuk meyakinkan bahwa ia adalah Ustaz yang dicari, Ustaz Maulana diminta meniru slogan tadi. Sekitar bulan November 2010, enam hari sebelum Hari Raya Idul Adha Ustaz Maulana ke Jakarta. Ternyata sudah disiapkan sebuah program religi untuknya. Dua minggu kemudian Ustadz Maulana mulai syuting dalam program “Islam Itu Indah” di stasiun Trans TV.13 B. Analisis Hasil Isi Pesan (Ketuntasan Menjawab) dan Penggunaan Dalil Al-Qur’an dan Hadis Peneliti menganalisis isi pesan dalam program “Islam Itu Indah” yang dibawakan oleh Ustadz Maulana sebanyak tujuh episode. Dalam setiap episode, peneliti mengalisis, menguraikan, dan menjelaskan secara deskriptif baik dari sisi kelebihan (positif) maupun kekurangan (negatif) pada pesan yang disampaikan oleh Ustadz Maulana. 1. Kelebihan (Positif) Muhammad Nur Maulana atau yang dikenal dengan Ustadz Maulana memiliki ciri khas yang unik, sehingga mudah dikenal oleh masyarakat.Dengan pakaian yang mencolok dan cerah, serta sorban yang selalu digantung di leher memberikan ciri khas tersendiri dalam hal penampilan.Tag line yang dibuat sendiri oleh Ustadz Maulana juga ampuh untuk membius jama‟ah. Dengan sapaan “Jama‟ah oh jama‟ah, alhamdu, lillah” membuat nama Ustadz Maulana terkenal di masyarakat. Beliau merupakan sosok Ustadz yang unik dan memiliki daya tarik yang tinggi.Gaya ceramah yang lucu, humoris, dan suara yang keras khas orang Timur menjadikan satu kesatuan serta ciri khas ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Maulana.Dengan perolehan rating yang tinggi, maka tidak mengherankan bila acara yang dibawakannya tetap eksis hingga sekarang.Terbukti sejak pertama kali tayang pada tanggal 12 Desember 2010, program Islam Itu Indah masih tetap tayang setiap hari hingga saat ini. 2. Kekurangan (negatif) Selain kelebihan yang dimiliki Ustaz Maulana, baik terhadap isi materi dakwah maupun cara penyampaian, juga dijelaskan kekurangankekurangan yang ada. Peneliti menganalisis berdasarkan teks hasil rekamam yang telah ditranskrip dari isi ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Maulana pada program “Islam Itu Indah” selama tujuh episode. Adapun kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang peneliti temukan dalam isi materi dakwah 13 http://suaraannahdlah.blogspot.com/2012/10/profil-ust-muh-nur-maulana.html diakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.02 yang disampaikan Ustadz Maulana selama tujuh episode yang peneliti teliti adalah sebagai berikut: a. Tema “Jangan Marah” 1) Pada sesi awal Ustadz Maulana kurang lengkap dalam membaca ayat Al Qur‟an karena membaca terlalu cepat. Ustadz : Apalagi kalau berbicara tentang ilmu pengetahuan, ilmu itu tidak sekedar satu ilmu saja. Ilmu itu kan luas, banyak. Ada ilmu yang berkaitan dengan dunia, ada yang berkaitan dengan akhirat.Ada yang menunjang keduaduanya.Bahkan yarfa‟illahulladziina minkum walladziina utul‟ilma darojat. Karena manusia itu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat karena adanya ilmu. 2) Sesi awal materi yang dibahas tidak ada hubungannya dengan tema. 3) Pada sesi pertama Ustadz berkata cepat. Ustadz : Makanya bentuk marah itu wajar. bentuk marah itu wajar. Karena ada sesuatu yang ingin diperoleh dari marah itu.Tapi kalau tidak ada tidak ada alasannya untuk marah-marah maka untuk marah-marah kalau tidak ada perhatiannya kalau tidak ada tujuannya lantas dia marah-marah. (berkata cepat). 4) Pada sesi kedua penjelasan Ustadz tidak menukilkan sumber dalil yang jelas dan saat menjelaskan dicampur dengan humor. Ustadz : Kalau engkau marah dalam keadaan berdiri kata Nabi duduklah. Kalau engkau marah dalam keadaan duduk berbaringlah. Kalau engkau marah pada saat berbaring tidurlah.Setelah tidur masih marah berwudhu. Kalau berwudhu masih marah shalat sunnah dua raka‟at. Dan setelah shalat sunnah dua raka‟at masih marah, berarti kamulah setannya. 5) Pada sesi kedua seorang jama‟ah saat bertanya membacakan ayat Al Qur‟an dengan tidak benar dan Ustadz tidak mengoreksinya. Nasir : Begini Ustadz, ada ayat yang biasa kita dengar dalam Al Qur‟an wa jannatun „ardhuhassamaawatu wal ardhu u‟iddat lilmuttaqin, alladziina yunfiquuna fissarrai waddharraai wal „aafina „aninnas. Ya, yang suka memaafkan. Berarti berdasarkan ayat tersebut, kita disiapkan suka kalau senang, dalam arti tidak marah. Nah bagaimana sekiranya ada teman yang melanggar eee hukum Allah atau mengabaikan hukum Allah, lalu teman tersebut kita cuekin saja tidak dimarahi. Soalnya kalau kita tegur dianggapnya kita sok alim. Bagaimana itu Ustadz? 6) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalilnya. Ustadz : Kata Nabi lupakan kejahatan orang, ingat kebaikan orang. Lupakan kebaikanmu ingat kekuranganmu.Orang yang bisa mengingat kebaikan orang dan melupakan kekurangan orang, kejahatan orang terhadapnya, maka dia bisa bersifat pemaaf.Pemaaf itu tidak gampang loh.Mau tahu pahalanya orang yang memaafkan?Mau tahu pahalanya orang yang memaafkan?Mau tahu?Mau tahu? Jama‟ah : Mau. Ustadz : Ketika di Padang Mahsyar diumumkan dosa-dosa orang, maka mohon maaf astaghfirullahal adzhim. Dibukalah buku catatan.(Sambil bergaya). Jama‟ah : (Tertawa). Ustadz : Kok? Fadli : Kenapa? Ustadz : Aku kan pernah mencuri. Fadli : Terus? Ustadz : Kok di sini tidak ada. Fadli : Kok bisa? Mungkin ga ketulis kali ya? Ustadz : Ah tidak mungkin ada yang terlewatkan dari catatan malaikat. Aku pernah mencuri.Kok di catatan sudah tidak ada.Dihapuskan karena pernah memaafkan orang.Itulah hebatnya (sambil bergaya). Ustadz : Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi. “Ya Rasul nasehati aku.Nasehati aku.”Nabi Cuma berkata, “Jangan marah.”Dia bertanya lagi, “Nasehati aku.”Jangan marah. “Nasehati aku.”.Jangan marah.Sampai tiga kali minta nasehat Nabi tetap berkata “Jangan marah.” Siapa yang marah ?Atasan kepada bawahan.Maka yang diminta bersabar atasan kepada bawahannya.Kalau bawahan tidak usah disuruh bersabar.Saya sabar, tapi setelah itu marah.Karena bosmu (sambil bergaya). Ustadz : Innallaha ma‟ashobirin. Sungguh orang sabar itu dekat dengan Allah. Sabar itu ada tiga tingkatan. Sabar dalam menjalankan perintah Allah. Itu satu pahalanya. Tapi ketika dia sabar dalam menjauhi larangan Allah, itu nilai pahalanya itu dua kali lipat dari yang pertama. Karena dia mampu menahan. Tapi akan menjadi tiga kali lipat pahalanya jikalau dia mampu bersabar atas ujian. Ingat jama‟ah. 7) Pada sesi keempat penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalilnya. Ustadz : Kalau kita yang mau diredakan amarah kita berta‟awudz. Tapi kalau orang lain yang kita harapkan supaya tidak marah, bacakan surat Ali Imran ayat 200 (yaa ayyuhalladzinaa aamanushbiruu wa shobiruu wa rabithuu. Wattaqullaha la‟allakum tuflihuun) ambil hatinya, rebut hatinya supaya dia tidak marah. Surat Ali Imran ayat 200.Apalagi kalau anak-anaknya rewel suka marah (Ustadz bergaya menangis seperti anak bayi). Jama‟ah : (Tertawa). Ustadz : Tiupkan telinganya. Sekarang begini, anak nakal itu anak rewel itu anak emosi itu karena sifat binatangnya belum dihilangkan.Makanya kalau orang lahiran tujuh hari potong kambing, Aqiqah.Kenapa kambing yang dipotong?Untuk menghilangkan sifat kebinatangannya.Kurban setiap tahun.Kita menyembelih.Kenapa menyembelih daging?Memotong binatang hidup?Untuk menghilangkan sifat kebinatangan.Jadi ibu-ibu bagi yang suka marah suaminya, cepat-cepat Aqiqah suaminya. Analisis pada tema “Jangan Marah” tanggal 02 Maret 2014 adalah sebagai berikut : 1) Ustadz Maulana tidak lengkap membaca ayat Al Qur‟an. Beliau tidak menyebutkan sedang membaca surat apa dan ayat keberapa. Ustadz Maulana langsung membaca ayat Al Qur‟an yang berbunyi, “yarfa‟illahulladziina minkum walladziina utul‟ilma darojat.” Karena beliau membaca terlalu cepat, sehingga kurang kata „amanu. Seharusnya yang benar adalah “yarfa‟illahulladziina „amanu minkum walladziina utul‟ilma darojat” (QS. Al Mujadilah; 11). 2) Pada sesi awal, materi yang dibahas tidak ada hubungannya dengan tema. Di sesi awal Ustadz Maulana berkunjung ke sekolah dan mengobrol dengan guru beserta siswa membicarakan tentang teknologi. Padahal temanya adalah “Jangan Marah.” Menurut penulis tidak ada kaitannya sama sekali antara sesi awal dengan tema yang sedang dibahas. Menurut penulis seharusnya sesi awal itu mengantarkan pemirsa untuk masuk ke tema yang sebenarnya. 3) Ustadz Maulana berkata cepat. Salah satu kemampuan Ustadz Maulana untuk membuat tertawa jama‟ah adalah kemampuannya berkata cepat. Menurut penulis kata-kata yang diucapkan Ustadz Maulana saat berkata cepat menjadi kalimat yang rancu sehingga tidak bisa dipahami oleh jama‟ah yang mendengarkannya. 4) Dalam menyampaikan materi, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas (apakah itu hadits, atsar, atau ijma). Beliau tidak menyebutkan dari mana sumber tersebut. Ustadz Maulana juga tidak menyebutkan sumber redaksi tersebut dalam konteks aslinya yang berbahasa Arab. 5) Bapak Nasir tidak benar dalam membacakan potongan ayat Al Qur‟an. Potongan surat Ali Imran ayat 133-134 yang benar adalah “Wa jannatin „ardhuhassamaawatu wal ardhu u‟iddat lilmuttaqin, alladziina yunfiquuna fissarrai waddharraai wal kazhimiinal ghoizho wal „aafina „aninnas.” Bapak Nasir salah membaca, bukan jannatun tapi jannatin. Bapak Nasir juga tidak membaca wal kazhimiinal ghoizho. Ketika Bapak Nasir salah dalam mengucapkan ayat Al Qur‟an, Ustadz Maulana langsung menjawab pertanyaan dan tidak mengoreksi serta membetulkannya terlebih dahulu. a. Tema “Yang Penting Eksis” 1) Pada sesi kedua penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas (darimana sumbernya). Ustadz : Harta di sini disebutkan bahaya bagi manusia. Karena kata Nabi “Ketika engkau mendapatkan kebahayaan itu yang dua itu, antara tahta dan harta, maka lihatlah ke bawah. ”Lihat ke bawah. Fadli : Ni ke bawah, sebelah mana Pak Ustadz? (Sambil bergaya melihat ke bawah). Jama‟ah : (Tertawa). Ustadz : Bukan begitu. Kalau kamu memiliki harta lihat orang di bawahmu supaya kamu tidak sombong. 2) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas. Ustadz : Begini, ee kita hidup di dunia kata Nabi kita sebagai ummatan wasathan. Wasath wasit.Wasit itu di tengah.Umat Nabi Muhammad itu berada di tengah.Artinya menyeimbangkan.Kita tidak terlalu akhirat sampai melupakan dunia.Karena kita punya tanggung jawab di dunia.Sebaliknya juga, kita tidak keduniaan terus, sehingga lupakan akhirat.Begitu juga ngga boleh.Makanya Allah menggambarkan kita ini sebagai ummatan wasathan.Umat yang wasathan.Wasit wasathan itusekarang sudah dimasukkan ke dalam kamus Bahasa Indonesia wasit, penengah.Supaya mudah berada di posisi mana, kaya saya.Saya berada di wasathan di tengah supaya mudah dilihat kiri kanan belakang.Sama, kalau kita berada pada posisi dunia, maka amannya begini, “Kalau engkau berhadapan dengan dunia, maka anggap engkau akan hidup selama-lamanya. Sementara jikalau engkau menghadapi akhirat, anggap engkau akan mati esok. Dan ingatlah kematianmu karena mengingat mati mengingat akhirat.Dan mengingat akhirat pasti akan mengingat Allah.”„Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub, artinya berzikir untuk menenangkan perasaan. Orang yang terlalu terpaut dengan dunia, dia tidak akan tenang hidupnya. 3) Pada sesi kelima penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas. Ustadz : Delapan puluh tahun. Sekarang, kalau 80 tahun ini dia cuma punya kesempatan berapa tahun? Berhitung kan? Dunia itu kita berhitung.Tapi kalau akhirat, di kuburan saja mulai dari Nabi Adam, Adam Smith sampai Adam Malik masih ada dalam kubur. Lama kan? Hitungan akhirat satu banding lima ratus. Satu banding lima ratus. Satu banding lima ratus. Satu harinya akhirat sama dengan lima ratus tahun dunia. Jadi kalau sekarang hitungan dunia dan akhirat baru empat hari.Sekarang tahun 2000. Jenita Janet. Analisis pada tema “Yang Penting Eksis” tanggal 04 Maret 2014 adalah sebagai berikut: 1) Dalam menyampaikan materi pada sesi kedua, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas dan tidak lengkap dalam menjelaskannya. Menurut penulis konteks hadits yang benar adalah dariAbu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Lihatlah oleh kalian orang-orang yang ada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang-orang yang ada di atas kalian. Itu lebih baik supaya kalian tidak meremehkan nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim). 2) Dalam menyampaikan materi pada sesi ketiga, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Menurut penulis penjelasan beliau tidak berdasar, karena menurut hemat penulis kata ummatan wasathan tidak ada hubungannya dengan kata wasit yang menjelaskan posisi umat Islam yang berada di tengah. 3) Pada materi kelima, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Menurut beliau satu hari di akhirat sama dengan lima ratus tahun di dunia. Saat menjelaskan hal tersebut Ustadz Maulana tidak menyebutkan dasar atau dalilnya. Menurut penulis, satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Hal ini berdasarkan pada surat As Sajdah ayat 7 yang artinya, “Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.” b. Tema “Jamu Kuat Berumah Tangga” 1) Pada sesi kedua jawaban yang diberikan Ustadz Maulana tidak ada hubungannya dengan pertanyaan jama‟ah. Misye : Mau tanya, istri kan lebih baik mengalah. Ustadz : Istri lebih baik mengalah. Misye : Iya. Walaupun itu tahu kalau suami kita itu salah.Kenapa kita harus mengalah terus? Fadli : Nah loh, kata ibu-ibu di sini nah loh. Jama‟ah : (Tertawa). Fadli : Nah loh, gimana Pak Ustadz, kenapa harus mengalah terus? Ustadz : Mohon maaf, mohon maaf. Eeee arrijalu qaumuna alannisa.Laki-laki itu pemimpin atas kaum perempuan. Kadangkala laki-laki itu kan memang pemimpin, penanggungjawab. Tapi kadangkala dia juga memiliki titik, yang dalam artian ada salahnya, ada khilafnya.Karena di balik eee kemampuannya itu ada kekurangannya.Maka istrilah yang menutupi kekurangan suami.Kalau begitu istrilah yang tahu selanya suami.Kenapa ibu marah? Karena ibu tahu kapan ayah akan menyerang dia. Analisis pada tema “Jamu Kuat Berumah Tangga” tanggal 05 Maret 2014 adalah, dalam menjawab pertanyaan di sesi ketiga dari salah seorang jama‟ah, menurut penulis jawaban Ustadz Maulana tidak ada kaitannya dengan pertanyaan jama‟ah. c. Tema “Makan Keringat Orang Lain” 1) Pada sesi pertama penjelasan yang disampaikan Ustadz bertele-tele dan nampak tidak tegas serta terjadi pengulangan kalimat. Ustadz : Bersyukurlah kalau kita mempekerjakan orang. Bersyukurlah kalau kita bisa membantu orang.Tapi tidak ada salahnya kita menghargai hasil kerja orang dengan tidak menyakiti perasaan orang yang dipekerjakan.Hati-hati, makan hasil keringat hasil orang hati-hati. Tanpa kita sadari kadangkala kita telah melakukan kezaliman memakan keringat orang lain dengan cara apa? Memperlambat membayar dari eee honor orang apa gaji eee apa upah ya. Memperlambat membayar upah orang.Sudah haram hukumnya memperlambat. Sudah kering keringatnya orang belum kita bayar. Hati-hati, itu sama saja memakan keringat orang. Apalagi mengakui hasil kerja orang lain sebagai hasil kerjanya. Saya terima kasih ada namanya Hak Cipta. Karena kita sebagai orang muslim tidak boleh melakukan tiga hal terhadap muslim yang lain. Apa itu? Tidak boleh mengambil haknya.Tidak boleh menyakiti perasaannya, melukai tubuhnya.Maaf, mengambil haknya, melukai tubuhnya, dan eee dalam artian eee merusak perasaan, tubuh, hak (sambil bergaya). 2) Pada sesi ketiga penjelasan Ustadz tidak menyertakan dalil yang jelas. Ustadz : Jangan menyakiti. Kategori menyakiti banyak.Nabi, astaghfirullahal adzim, Nabi Yakub buta.Eee riwayat mengatakan bahwa kenapa buta? Karena pernah tertawa terbahak-bahak lantas tetangganya menangis karena kelaparan. Dan beliau tidak tahu.Bagaimana kalau sengaja?Sengaja menyakiti?Hati-hati loh.Kalau dosa, dosa kepada Allah, mungkin Allah memaafkannya.Tapi dosa kepada sesama manusia, manusia belum pemaaf. Kalau Allah Maha Pengampun, tapi manusia belum tentu. Hati-hati, jangan sampai kita mengambil haknya orang. Ih, siapa yang menjemur di pagarnya tetangga, air jemurannya jatuh di di tanahnya orang, akan mendapat penyakit yang susah obatnya. Ibu nih yang suka jemur kan? Jemur ikan asin kan? Jama‟ah : (Tertawa). Ustadz : Hati-hati loh. Ada orang yang ditusuk hidungnya di neraka.Kenapa di tusuk hidungnya di neraka?Karena memasak yang enak-enak, lalu tetangganya dia cium lantas tidak diberikan. Fadli : Na‟udzubillah. Ustadz : Air yang jatuh dari atap rumah kita, lantas tetesan air yang jatuh eee air hujan yang jatuh dari atap rumah kita itu jatuh di tanahnya orang, berarti sudah mengambil tanahnya orang kan? Itu tidak akan eee artinya diragukan shalatnya orang yang shalat di rumah itu. 3) Pada sesi keempat penjelasan Ustadz tidak menyertakan sumber dalil yang jelas. Ustadz : Kalau masalah doa dikabulkan jelas dikabulkan. Karena ada tiga doa yang dikabulkan.yang pertama doa kedua orang tua kepada anaknya. Atau pun sebaliknya, doa anak kepada orang tua. Kedua doa orang dalam perjalanan, musafir. Apalagi termasuk orang yang baru pulang dari tanah suci.Itu empat puluh hari doanya dikabulkan. Fadli : Amiin. Ustadz : Empat puluh hari doanya dikabulkan, karena masih proses dalam musafir. Masih ada malaikat yang ikut.Yang ketiga jama‟ah. Jama‟ah : Iye. Ustadz : Yang ketiga doa yang diijabah adalah doa orang yang terzalimi. Tapi alangkah baiknya kalau doamu dikabulkan, apa salahnya engkau berdoa yang baik untuknya. Mudah-mudahan dia diberi rizki yang berberkah supaya bisa bayar utangnya sama saya. Mumpung doa kita dikabulkan. Jangan yaa Allah mudah-mudahan dia bangkrut. Analisis pada tema “Makan Keringat Orang Lain” tanggal 07 Maret 2014 adalah sebagai berikut : 1) Pada sesi pertama penjelasan yang disampaikan Ustadz bertele-tele dan nampak tidak tegas serta terjadi pengulangan kalimat. Terlihat saat menyampaikan ceramah Ustadz Maulana terlihat bingung dan gugup sehingga kata-kata yang disampaikan diulang-ulang, dan beliau menutupi kekurangannya dengan memancing tawa jama‟ah melalui gaya-gaya yang lucu sehingga jama‟ah menjadi tertawa. 2) Dalam menyampaikan materi pada sesi kedua, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas tentang hal-hal yang bersifat gaib, seperti orang yang ditusuk hidungnya, tentang diragukannya shalat seperti penjelasan Ustadz di atas. 3) Dalam menyampaikan materi pada sesi keempat, Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Menurut penulis, seharusnya beliau mengutip apa yang dikatakannya, baik itu berdasarkan Al Qur‟an maupun hadits maupun menukilkan berdasarkan pendapat ulama. d. Tema “Ibu Bapak Ini Cucumu.” Hasil Analisis pada tema “Ibu Bapak Ini Cucumu” tanggal 13 Maret 2014 menurut penulis tidak terdapat kekurangan maupun kelemahan-kelemahan seperti pada episode-episode sebelumnya, baik dalam kesalahan dalam pembacaan ayat Al Qur‟an, ataupun penjelasan yang tidak menggunakan dalil yang jelas. e. Tema “Ketika Ada Idaman Lain.” 1) Pada sesi keempat jawaban Ustadz Maulana tidak menyertakan sumber atau dalil yang jelas. Ani : Nama saya Ibu Ani dari majelis ta‟lim Ar Ridha Meruya Selatan. Begini Pak Ustadz saya ingin bertanya, “Bagaimana seorang istri eee belajar ikhlas jika suami ingin apa eee ingin minta izin ya untuk menikah lagi?” Jama‟ah : (Tertawa). Fadli : (Bergaya sambil batuk-batuk). Sebentar Pak Ustadz, saya batuk. Saya ngga ikut-ikutan Pak Ustadz.Batuknya ngga enak. Ustadz : Oke acaranya mungkin mau ditutup ya. Jama‟ah : (Tertawa). Fadli : Silahkan Pak Ustadz. Pertanyaan Bu Ani ini penting banget. Ustadz : PR banget ini pertanyaannya. Bagaimana cara istri ikhlas kalau suami mau nikah lagi. Dalam hadits, hadiah bagi sebuah wanita satu buah rumah di surga jikalau bisa mengizinkan suaminya nikah lagi. Analisis pada tema “Ketika Ada Idaman Lain” tanggal 14 Maret 2014 menurut penulis adalah dalam menjawab pertanyaan Ustadz Maulana tidak menyebutkan serta menyertakan sumber atau dalil yang digunakan. Karena menurut penulis dalil dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari jama‟ah itu penting, agar jama‟ah mengetahui dan yakin bahwa jawaban yang diberikan benar berdasarkan ajaran Islam (Al Qur‟an dan Hadits). f. Tema “Ngga Konsisten Nih.” 1) Pada sesi pertama jawaban Ustadz Maulana tidak ada hubungannya dengan apa yang ditanya oleh jama‟ah. Melinda : Pak Ustadz yang ganteng mau tanya tentang shalat tasbih. Apakah ada haditsnya dan apakah faedahnya bagi kita yang selalu mengerjakannya? Ustadz : Eee hadits yang menyebutkan shalat tasbih shalat tasbih itu kan banyak-banyak menyebut nama Allah. Shalat tasbih itu ibarat perintah Nabi dianjurkan shalat tasbih itu cuma dalam artian kalau tidak bisa setiap hari sekali sebulan, sekali seminggu.Ngga bisa sekali seminggu, sekali sebulan.Ngga bisa sekali sebulan, sekali setahun. Ah ibaratnya gini, untuk posisi tulang-tulang kita. Ada tiga ratus tulang.Makanya sekat-sekat itu untuk memperkuat.Jadi semua tubuh kita harus ditasbihkan. Makanya shalat tasbih itu empat rakaat dan setiap rakaatnya ada tujuh puluh lima tasbih. Tujuh puluh lima tasbih karena eee berdirinya lima belas, rukuk sepuluh, semua gerakan sepuluh, sampai tujuh kali gerakan. Berarti satu rakaat ada tujuh puluh lima tasbih.Subhanallah walhamdulillah walaailahaillalah wallahuakbar. Jadi semua tiga ratus ya. 2) Pada sesi keempat Ustadz Maulana kurang menjelaskan tentang 10 golongan yang berdosa dalam hal minuman keras. Ustadz : Maaf ya saya sebagai sesama muslim, ketika muslim yang lain ada ada ada kejanggalan, ada kesulitan, ada penderitaan aduh sayang banget pakai jilbab terus foto-foto begituan. Nih kayanya agama kok digituin amat. Terus mohon maaf ya astaghfirullahal adzim sepuluh orang yang tergolong dia minum khamar walaupun dia tidak meminumnya, yang membuat, yang memamerkan, yang menunjukkan, yang yang yang yang mengantarkan, yang menuangkan, yang membayarkan, walaupun dia tidak meminumnya. Jadi orang yang seperti itu, ia mendapatkan nilai seperti orang yang minum. Analisis pada tema “Ngga Konsisten Nih” tanggal 17 Maret 2014 adalah sebagai berikut : 1) Pada sesi pertama menurut penulis Ustadz Maulana tidak mampu menjawab pertanyaan dari jama‟ah tentang apakah ada hadits dan faedah shalat tasbih. Beliau malah menjelaskan tentang tatacara shalat tasbih, padahal jama‟ah bertanya tentang hadits-hadits dan faedah shalat tasbih itu sendiri. 2) Pada sesi keempat Ustadz Maulana tidak menyertakan dan menyebutkan sumber dari penjelasan yang beliau sampaikan mengenai sepuluh orang yang berdosa dalam urusan khamar. Ustadz Maulana juga kurang dalam menjelaskannya. Beliau hanya menjelaskan tujuh orang, padahal Ustadz Maulana menjelaskan ada sepuluh orang yang berdosa berkaitan tentang minuman keras. PENUTUP Kesimpulan Ustadz Maulana kurang menguasai materi dakwah yang disampaikan dalam program “Islam Itu Indah.” Jawaban yang diberikan senantiasa tidak tuntas.Berdasarkan hasil penelitian terhadap tujuh episode hampir di setiap episode banyak penjelasan-penjelasan yang disampaikan Ustaz Maulana tidak menyertakan dalil-dalil, baik dari Al Qur‟an, hadits, maupun pendapat para ulama, kalaupun menyertakan dalil sebagian ada yang salah. Karena itu peneliti merekomendasikan agar Stasiun televisi seyogyanya tidak hanya menampilkan juru dakwah yang menarik, tapi juga yang berkualitas dan memiliki wawasan keislaman yang luas, sehingga program dakwah yang dibawakan tidak hanya menarik, tetapi juga mencerahkan dan menginspirasi masyarakat. Rekomendasi Kepada Lembaga Komunikasi Penyiaran Indonesia (KPI) hendaknya memantau program-program dakwah yang ditayangkan oleh televisi swasta terutama dari sisi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).Akhirnya kepada Ustaz Maulana hendaknya mempersiapkan diri sebelum berdakwah pesan dakwah sesuai dengan tuntunan Al Qur‟an dan Hadits. DAFTAR PUSTAKA Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009. Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Muhdhor , Attabik Ali Ahmad Zuhdi, Kamus KontemporerArab Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996. http://id.wikipedia.org/wiki/Trans_TVdiakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 12.36 http://nasional.news.viva.co.id/news/read/264418-mui--ada-ustad-yang-kurang-mendidik diakses tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00 http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/14/ustad-ustad-itu-membuat-saya-malu-sebagaimuslim-469799.html diakses tanggal 10 April 2014 pukul 17.00 http://suaraannahdlah.blogspot.com/2012/10/profil-ust-muh-nur-maulana.html tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.02 diakses http://www.nahimunkar.com/keluhan-tentang-dakwah-di-tv/ diakses tanggal 07 April 2014 pukul 13.00 http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Muhammad-Nur-Maulana-Berkah-DVDBajakan-dan-Youtube-1/ diakses tanggal 02 Juni 2014 pukul 13.06