politeknik negeri bandung jurusan teknik sipil

advertisement
 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Bangunan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002
tentang bangunan gedung. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagaian atau seluruhnya berada diatas dan / atau di dalam tanah dan /
atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan khusus. Menurut
PERMEN 45/PRT/M/2007 yang dimaksud dengan bangunan Negara
adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan
menjadi kekayaan milik Negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan
yang berasal dari dana APBN, dan perolehan lainnya yang sah, antara lain
seperti : gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang,
rumah Negara, dan lain-lain.
2.1.2 Definisi Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
Menurut PERMEN 24/PRT/M/2008, perawatan atau perbaikan
bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti
bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau sarana
dan prasarana agar bangunan gedung tetap layak fungsi, sedangkan
pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan
bangunan gedung beserta sarana dan prasarananya agar bangunan gedung
selalu layak fungsi.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
1
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2.2 Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
2.2.1 Latar Belakang Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
Bangunan digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan – tujuan
dan juga terlaksananya fungsi – fungsi pokok organisasi pemakai atau
pengguna bangunan secara optimal. Bangunan diharapkan dapat bersifat
fleksibel terhadap perubahan – perubahan yang mungkin terjadi dalam
organisasi pemakai atau pengguna bangunan. Karena itulah, kegiatan
pemeliharaan bangunan sangat penting. Perawatan bangunan merupakan
bagian yang integral dari tujuan dan fungsi organisasi pengguna atau
pemakai bangunan. Kurangnya perhatian terhadap kegiatan pemeliharaan
bangunan akan mengakibatkan dampak negatif pada produktivitas kerja
karena kondisi kerja yang kurang baik dan kurang sehat.
2.2.2 Tujuan Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
Tujuan dari pekerjaan perawatan dan pemeliharaan adalah untuk
mengupayakan tercapainya atau memperpanjang umur pakai rencana
bahan, konstruksi bangunan atau meningkatkan fungsi serta kekuatan
bangunan. Sasaran dari pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan adalah
untuk mengoptimalkan pemanfaatan gedung agar tetap layak fungsi.
Tujuan utama dari kegiatan perawatan adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memperpanjang usia bangunan.
2.
Untuk menjaga fungsi bangunan.
3.
Untuk menjamin kesiapan oprasional peralatan, seperti dalam
menghadapi keadaan darurat atau bencana.
4.
Untuk menjamin keselamatan manusia yang mempergunakan
fasilitas bangunan tersebut.
5.
Menghindari kerugian yang lebih besar dan gangguan kenyamanan
pengguna akibat kerusakan bangunan.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
2
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2.2.3 Tipe Perawatan
British Standard (BS. 3811) melihat pekerjaan perawatan dapat
dilakukan ke dalam dua kondisi, yaitu :
1.
Perawatan yang dilakukan dengan suatu perencanaan
Perawatan ini dilakukan dengan suatu analisis yang telah
ditentukan dan merupakan suatu pekerjaan rutin. Perawatan ini dibagi
menjadi dua kategori :
a.
Perawatan pencegahan (preventive)
Perawatan ini bersifat proaktif dimana perawatan dilakukan untuk
suatu kondisi yang dapat diperkirakan sebelumnya. Perawatan jenis ini
bertujuan untuk mempertahankan keutuhan fisik rencana dasar dan untuk
meminimalkan biaya pemeliharaan korektif.
b.
Perawatan korektif (corrective)
Perawatan ini bersifat reaktif dimana perawatan dilakukan untuk
rencana jangka pendek, termasuk reparasi minor, misalkan untuk satu
tahunan atau dua tahunan. Perawatan ini melibatkan perbaikan – perbaikan
untuk mempertahankan fungsi dari peralatan, fungsi utilitas, dan fungsi
fasilitas bangunan.
2.
Perawatan yang dilakukan tanpa perencanaan
Perawatan ini dilakukan apabila diperlukan untuk mencegah akibat
yang lebih besar, misalkan perawatan untuk kerusakan besar peralatan atau
keselamatan kerja. Kegiatan perawatan selanjutnya dapat dibagi ke dalam
tiga tingkatan, yaitu :
a.
Servis (Servicing)
Merupakan pelayanan kebersihan yang dilakukan secara teratur
dengan interval waktu tertentu dan biasanya disebut dengan pemeliharaan
harian.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
3
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
b.
Perbaikan (Rectification)
Merupakan kegiatan yang sering terjadi pada awal usia gedung
yang diakibatkan oleh kesalahan disain, ketidak sesuaian komponen,
kerusakan pada saat instalasi, dan kesalahan pemasangan.
c.
Penggantian (Replacement)
Merupakan kegiatan yang tidak bisa dihindari karena kondisi layan
material yang menurun pada tingkat yang berbeda.
2.2.4 Program Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
Program perawatan dan pemelihaaraan bangunan merupakan suatu
usaha untuk memberikan beban pekerjaan yang seimbang, dengan
membagi kedalam tingkatan. Adapun pemrograman dibagi kedalam tiga
tingkatan yakni :
1.
Program Jangka Pendek
Program jangka pendek atau bulanan ini dilakukan untuk
mengurangi beban pekerjaan pada program tahunan dan juga dapat
menghitung biaya perawatan pekerjaan. Program jangka pendek adalah
perawatan yang sifatnya berulang setiap tahun. Secara garis besar
biayanya dapat diestimasikan sebagai berikut :
a.
Total biaya tahunan dibagi kedalam pekerjaan rutin dan emergency
b.
Menentukan
besaran
biaya
untuk
pekerjaan
yang
akan
dikontrakkan
c.
Menentukan besaran biaya untuk pekerjaan yang dilakukan
secara swakelola.
2.
Program Jangka Menengah
Program jangka menengah atau juga program tahunan adalah
program yang menghitung biaya perawatan dengan tingkat kerusakan
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
4
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
ringan, sedang dan berat yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam
bulanan. Tujuan dari program tahunan adalah membuat program yang
direncanakan dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan
terakhir dan juga besar anggarannya sehingga lebih akurat selama satu
tahun yang akan datang. Pertimbangan utama pada program tahunan ini
adalah sebagai berikut :
a.
Penentuan jadwal pekerjaan yang disesuaikan dengan kegiatan
organisasi sehingga tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan.
b.
Mengelompokkan
pekerjaan
yang
sejenis
sehingga
dapat
dikerjakan bersama.
c.
Menetapkan jadwal untuk pekerjaan yang akan di tenderkan
d.
Pembagian biaya sesuai dengan pekerjaan agar pengendalian lebih
mudah dilakukan.
3.
Program Jangka Panjang
Program jangka panjang atau program lima tahunan ini berisikan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak terinci, hanya sebagai kerangka kebijakan
dalam menentukan besaran anggaran biaya yang direncanakan, dan
perawatan jangka panjang ini biasanya dibuat kedalam grafik Maintenance
profil dengan maksud untuk mengetahui tingkat kerusakan bangunan
gedung serta dapat diprediksi kerusakan-kerusakannya sampai umur
ekonomis bangunan. Tujuan dari program jangka panjang adalah :
a.
Menentukan anggaran perawatan pada tingkat yang masih umum
untuk mencapai bangunan dalam kondisi standar.
b.
Mencegah besarnya fluktuasi pada anggaran tahunan dengan cara
perataan item-item besar pekerjaan dan sisa dari pekerjaan yang
tidak dapat ditangani pada saat itu akan dikerjakan pada periode
berikutnya.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
5
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
c.
Menentukan waktu yang tepat dan optimum untuk pelaksanaan
pekerjaaan perbaikan sehingga tidak mengganggu penghuni/user.
d.
Menentukan struktur dan staf organisasi pemeliharaan dan apakah
akan lebih menguntungkan apabila dengan menggunakan tenaga
kerja langsung untuk menangani perbaikan, atau lebih baik
pekerjaan penanganannya diserahkan seluruhnya pada pihak
ketiga.
Rencana perawatan gedung jangka panjang adalah rencana untuk
melakukan perawatan kedepan hingga sampai dengan umur rencana
gedung. Umur rencana gedung berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
kualitas gedung.
Rencana jangka panjang ini berupa rencana perawatan komponen gedung
sesuai siklus umur masing-masing komponen.
Rencana ini termasuk
perhitungan estimasi biaya pertahun sampai dengan umur bangunan
gedung.
2.3
Elemen Bangunan
Perawatan elemen bangunan harus diperhatikan dengan serius agar
diperoleh hasil yang maksimal dan pada gilirannya berakibat semakin
terpeliharanya kondisi bangunan. Bangunan yang terpelihara baik akan
menguntungkan pihak pemilik maupun pihak pengguna. Agar kegiatan
perawatan dapat terselenggara dengan lancar maka tinjauan terhadap
elemen bangunan yang akan dirawat dibagi berdasarkan elemennya seperti
terlihat pada Gambar II.1
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
6
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
Elemen Bangunan
Arsitektur :
Struktural :
1. Sarana jalan
keluar
2. Dinding
3. Penutup atap
4. Plafond
5. Kusen, jendela,
pintu
Mekanikal dan elektrikal :
1. Pondasi
2. Struktur bangunan
baja
3. Struktur bangunan
beton
4. Struktur bangunan
komposit
1. Instalasi tata udara
2. instalasi listrik
3. Instalasi proteksi
kebakaran
4. Instalasi trnsportasi
vertikal
Sanitasi Dan Plumbing :
1. Peralatan saniter
2. Saluran air bersih
3. saluran air kotor
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PERMEN) No. 24/PRT/M/2008
Gambar II.1 Elemen bangunan
2.4 Kerusakan Bangunan
Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau
komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau
akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih,
kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. Menurut PERMEN
PU No. 24 Th 2008, tingkat kerusakan bangunan dapat di bagi menjadi
tiga bagian, yaitu :
a. Kerusakan ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen nonstruktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding
pengisi.
b. Kerusakan sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non
struktural dan atau komponen struktural seperti struktur atap, struktur
lantai dan sebagainya.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
7
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
c. Kerusakan berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah
diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2.5 Sifat Kerusakan
Sifat kerusakan dilihat dari pengaruh kerusakan terhadap pengguna
gedung dan dampak negatif dari kerusakan itu terhadap komponen
disekelilingnya. Walaupun suatu kerusakan kecil seperti kran air rusak,
kerusakan ini dampaknya sangat mengganggu aktifitas penghuni. Contoh
kerusakan yang mengakibatkan
kerusakan komponen disekelilingnya
adalah kebocoran atap, walaupun kebocoran kecil, air yang masuk
kedalam gedung dapat merusak langit-langit, mengotori dinding dan
sebagainya. Sifat kerusakan dibagi menjadi tiga seperti tabel II.1 berikut:
Tabel II.1 Sifat kerusakan
Sifat Kerusakan
Pengaruh / Dampak
Emergency
Kerusakan
yang
Contoh Kerusakan
mempunyai Kerusakan atap bocor,
pengaruh sangat tinggi terhadap instalasi listrik, Kunci
aktivitas penghuni dan kerusakan pintu utama dan lainkomponen lainnya pada gedung
Urgent
Kerusakan
yang
lain
mempunyai Kerusakan pada lantai
pengaruh tinggi terhadap aktivitas keramik di bagian yang
penghuni
dan
kerusakan sering
komponen lainnya pada gedung
dilalui,
pada
plafon, jalan berlubang
dan lain-lain.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
8
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
Normal
Kerusakan
kecil
yang Cat dinding, pintu atau
menyebabkan
fungsi
sempurna atau penurunan tampak keramik lepas dibagian
pada komponen bangunan
kurang bagian lainnya kusam,
yang yang jarang dilewati dan
mempunyai pengaruh kecil pada lain-lain.
aktivitas penghuni.
Sumber : Udi Rahardjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2012)
2.6 Penyebab Kerusakan Bangunan
2.6.1 Faktor Usia Bangunan / Komponen Bangunan
Bangunan gedung sebagaimana barang konstruksi lainnya akan
rusak karena umur. Gedung yang terdiri dari beberpa komponen, umur
komponennya tidak sama, sebagai contoh seperti tabel II.2 dibawah ini :
Tabel II.2 Perkiraan umur komponen gedung
KOMPONEN
GEDUNG
Struktur
Arsitektur
1. Penutup lantai
2. Dinding
3. Pintu dan
jendela
4. Langit-langit
5. Penutup atap
BAHAN
Beton
Beton komposet
Baja
Kayu
UMUR
RENCANA
(tahun)
40 – 60
40 – 60
40 – 60
10 – 20
Keramik
Parkit
15 – 20
10 – 20
Bata merah
Batako
Kayu papan
Kayu lapis
15 – 20
15 – 20
10 – 20
10 – 20
Kayu
Aluminium
Vinil
10 – 20
20 – 30
10 – 20
Kayu
Eternit/ asbes
semen
Gip
10 – 20
15 – 25
10 – 20
Genteng tanah
Genteng beton
Seng
Asbes
Poli carbonat
Plastik
15 – 25
15 – 25
15 – 20
15 – 20
5 – 12
3 –7
2–4
KOMPONEN
GEDUNG
6.





Finishing
Cat tembok
Cat kayu
Cat besi
Politur /vernis
Melamin
Mekanikal dan
elektrikal
1. Instalasi plumbing
 Pompa air dangkal
 Pompa air dalam
 Instalasi pipa
galvanis
 Instalasi pipa PVC
 Reservoar beton
 Reservoar stainless
stell
 Resevoar plastic
 Solar waterheater
 Gas waterheater
 Electric waterheater
2.




Istalasi listrik
Panel induk
Panel gedung
Genset
Instalasi kabel
BAHAN
UMUR
RENCANA
(tahun)
Air
Minyak
Minyak
Spiritus/thinner
thinner
3–7
4 – 10
4 – 10
2–5
3–7
-
5 -10
10-15
-
10-15
10-15
50-60
-
8-12
5-10
7-10
5-7
5-7
-
15-20
15-20
10-15
13-16
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
9
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
Sumber : Udi Rahardjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2012)
Kebanyakan bangunan gedung permanen diencanakan sekitar 50 tahun
sampai dengan 60 tahun, rencana umur ini adalah didasarkan ada umur
fisik komponen utama gedung, missal komponen struktur dari beton
bertulang.
Komponen lain yang umurnya tidak mencapai umur rencana bangunan
akan mengalami kerusakan dan penggantian yang baru, missal genting
beton yang berumur 15 - 25 tahun akan menggalami penggantian satu kali,
pintu kayu yang berumur 10 - 20 tahun akan mengalami penggantian dua
kali.
Pekerjaan perawatan adalah bertujuan untuk mempertahankan keawetan
bangunan sehingga selain melakukan penggantian komponen juga
melakukan
pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan sebagai upaya
preventif agar bangunan atau komponennya tidak mengalami kerusakan
sebelum usia rencana.
2.6.2 Faktor suhu
Suhu yang paling berpengaruh terhadap kerusakan bangunan
adalah apabila terjadi perbedaan yang ekstrim, yaitu panas siang hari
dengan dingin malam hari selisihnya besar. Komponen bangunan bagian
luar terutama penutup atap adalah bagian yang paling meneima pengaruh
suhu. Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus betul-betul tahan
terhadap pengaruh suhu, selama ini penggunaan penutup atap dari genting
tanah, genting beton dan logam /seng cukup dapat menahan pengaruh
suhu. Beberapa komponen gedung yang sering terkena pengaruh suhu
sehingga perlu perawatan intensif adalah lapisan water proofing diatas
atap plat beton, cat pada lisplank kayu, coating pada sambungansambungan talang dari plat logam/seng, cat ekterior pada dinding yang
tinggi yang sering terkena panas matahari langsung.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
10
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2.6.3 Faktor Hujan
Menurut hasil penelitian bahwa air adalah musuh utama terhadap
kerusakan gedung. Air bisa berasal dari hujan atau air instalasi gedung.
Bagian gedung yang sering rusak karena air hujan adalah kebocoran atap
dan talang, rembesan atap plat beton, dinding luar kotor dan ambang
bawah kusen luar lapuk karena air hujan dll.
2.6.4 Faktor Angin
Angin adalah gaya yang ditimbulkan karena perbedaan tekanan
udara. Pengaruh angin terhadap gedung bisa berupa gaya tekan atau gaya
tarik. Secara umum di Indonesia tidak terjadi gaya angin yang sangat besar
karena terjadinya taufan atau tornado. Angin dengan tekanan tinggi hanya
terjadi secara sporatis dibeberapa daerah seperti angin claret tahun. angin
bahorok, angin kumbang, angin puyuh. Pengaruh angin kencang terhadap
bangunan gedung seperi menerbangkan atap genting atau atap seng. Pada
serangan angin yang tidak terlalu kencang dalam jangka panjang sering
menimbulkan gerakan-gerakan pada atap seng dan menimbulkan
pembesaran lubang pengikat hingga terjadi pelepasan.
2.6.5 Faktor Gempa
Gempa terjadi akibat pergerakan kulit bumi, runtuhan kulit bumi,
benturan meteor, letusan gunung berapi bisa juga ledakan senjata. Gempa
yang berbahaya adalah gempa akibat pergerkan kulit bumi atau disebut
gempa tektonik.
Besar kecilnya energi gempa yang diterima bangunan sangat
tergantung pada kedalaman pusat gempa, media tanah yang dilalui, jarak
pusat gempa terhadap bangunan. Getaran gelombang gempa yang sangat
berbahaya adalah gelombang pendek, gaya gempa diasumsikan akan
bekerja mendatar pada setiap elevasi lantai bangunan, dan biasa disebut
gaya lateral. Secara teknis getaran gempa yang sampai pada bangunan
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
11
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
diterjemahkan sebagai parameter waktu getar, kecepatan dan percepatan.
Besarnya parameter gempa yang diterima bangunan ditentukan oleh
kondisi tanah dan kualitas bangunan itu sendiri.
2.6.6 Faktor petir
Walaupun kerusakan bangunan akibat petir relatif jarang dibanding
pengaruh lainnya namun kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
kerusakan yang serius. Jenis kerusakan yang paling sering terjadi akibat
petir adalah pada komponen /instalasi elektrikal, peralatan dengan power
listrik, jaringan telepon, jaringan internet.
2.6.7 Faktor hama
Jenis hama yang paling terkenal adalah rayap. Komponen yang
diserang pada umumnya jenis kayu kualitas rendah dan tidak diawetkan.
Rayap dalam kehidupannya menghindar dari sinar terang sehingga dia
menyerang kayu lewat dari dalam atau pada bagian yang gelap.
2.7 Cara Perawatan dan Pemeliharaan Gedung
2.7.1 Perawatan dan Pemeliharaan Penutup Atap
Atap yang terletak dibagian atas gedung berfungsi untuk
melindungi bagian bawahnya dari hujan, panas matahari dan udara dingin
atau pada daerah tertentu dari salju. Fungsi atap sebagai pelindung
meyebabkan tuntutan akan kondisi atap harus benar-benar sangat baik.
Kerusakan pada atap mempunyai pengaruh besar pada kerusakan
komponen dibawahnya. Pemilihan atap kualitas terbaik sangat dianjurkan
bila diinginkan untuk meringankan beban pemeliharaan dan perbaikan
nantinya.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
12
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
A. Genting
Genting ini umumnya terbuat dari tanah yang dibakar dan dari
beton. Apabila pembuatannya sesuai dengan standar baik campuran bahan,
pencetakan, pengeringan dan pembakarannya maka umurnya dapat
mencapai lebih dari 20 tahun.

Pemeliharaan
1. Pemeliharaan secara berkala untuk membersihkan kotoran-kotoran
yang ada diatap. Kotoran yang ada diatap biasanya terdiri dari daundaun kering, ranting, layang-layang atau barang- barang bekas yang
tertinggal diatap.
2. Menata kembali posisi genting yang tidak tepat (berubah) karena angin
atau lainnya, terutama posisi kait yang apabila kurang tepat dapat
menyebabkan genting jatuh. Posisi genting yang tidak benar juga
sering menimbulkan percikan air hujan masuk kedalam ruang atap, hal
ini lama-kelamaan dapat menimbulkan kerusakan komponen didalam
ruang atap terutama yang paling sering menimbulkan noda-noda warna
hitam di plafon.
3. Melakukan pengecatan genting apabila kekedapan genting terhadap air
sudah atau akan terjadi. Pada genting yang kualitasnya kurang juga
sering terjadi lumut yang menepel, sehingga dengan pengecatan
disamping akan membuat genting kedap air juga diperoleh genting
akan terlihat lebih bagus/indah seperti baru dan memperpanjang umur
genting.

Perawatan atau Pemeliharaan
1. Sering terjadi genting pecah yang disebabkan mutu genting yang tidak
seragam karena jumlah genting yang cukup banyak (terutama
pencampuran genting secara manual) sehingga terjadi beberapa
genting pecah sebelum umurnya. Genting yang pecah harus dilakukan
penggantian, untuk itu agar genting pengganti sama dengan genting
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
13
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
yang lama maka disarankan pada saat pembelian genting jumlahnya
2. Bila kondisi genting sudah baik dan masih terjadi kebocoran biasanya
disebabkan oleh jarak reng yang lebih panjang dari standar sehingga
panjang overlap lebih pendek. Overlap yang lebih pendek akan
dilebihkan dan dilakukan penyimpanan dengan baik.
menyebabkan air hujan akan masuk terutama saat hujan yang disertai
dengan angin. Perbaikan terhadap kasus ini sebaiknya dilakukan
pembongkaran genting dan memperpendek jarak reng. Pada prinsipnya
panjang overlap dipengaruhi oleh sudut kemiringan atap dan kecepatan
angin, semakin rendah sudut kemiringan atap dan semakin tinggi
kecepatan angin maka semakin diperlukan overlap yang lebih panjang.
Umumnya jarak overlap untuk genting berkisar antara 5 cm sampai 8
cm.
3. Point 1 dan 2 diatas mesti dilakukan untuk mencegah kerusakan atap,
namun bila diperlukan tambahan agar atap benar-benar sangat baik dan
tidak terjadi kebocoran walau kecil maka dapat dilakukan penutupan
dengan lembaran aluminium foil yang dipasang dibawah genting. Atap
yang dilengkapi dengan lembaran ini umumnya untuk menjaga
ruangan
dibawahnya
karena
penggunaannya
sangat
penting
diantaranya ruang rapat utama, ruang laboratorium komputer, ruang
penyimpanan peralatan tertentu yang harus terjaga dari kebocoran air
atau kelembaban dan sebagainya.
B. Seng / Asbes Semen dan (Atap Lembaran Besar)
Atap lembaran besar umumnya terbuat dari logam (seng,
zincalume, metal roof), dan asbes. Ukuran di pasaran yang paling banyak
lebar 120 cm dan panjang 240 cm, setelah terpasang efektif lebar 1 m dan
panjang 2 m. Bentuknya biasanya bergelombang.

Pemeliharaan
1. Pembersihan atap harus dilakukan secara berkala. Kotoran-kotoran
berupa daun, ranting atau lainnya dapat menyebabkan kebocoran atap
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
14
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
seperti kotoran yang menyusup antar sambungan atap diikuti aliran air
2. Kerusakan kecil yang paling sering terjadi adalah melebarnya lubang
paku/baut yang disebabkan oleh keausan, karat dan gerakan-gerakan
atap karena angin. Untuk mencegah kebocoran karena lubang ini
(kapiler).
biasanya ditutup dengan bahan coating atau bitumen.
3. Pada atap bahan logam pada umur tertentu (berkisar 10 tahun) kadang
tejadi lapisan tahan karatnya atau catnya sudah mulai terkelupas, untuk
menghindari rusak karena karat dapat dilakukan pengecatan.

Perawatan atau Pemeliharaan
Kebocoran pada atap seng maupun asbes sering disebabkan oleh
kurangnya panjang sambungan overlap. Untuk sambungan memanjang
panjang sambungan dipengaruhi oleh sudut atap dan kecepatan angin yang
ada. Semakin datar sudut atap dan semakin tinggi kecepatan angin yang
ada maka sambungan semakin panjang. Untuk perbaikan kondisi demikian
dapat dilakukan dengan melepas atap dan memperpanjang sambungan.
Untuk sambungan kearah melintang sama dengan kearah memanjang,
umumnya kebocoran disebabkan oleh kurangnya panjang sambungan.
Sambungan melintang yang hanya overlap satu lekukan/ gelombang sering
masih terjadi kebocoran disaat terjadi hujan lebat disertai angin. Untuk
lebih tahan terhapada kebocoran pada sambungan kearah melintantang
disarankan sambungan sepanjang 2 lekukan/gelombang.
Seng yang telah lama (lebih 15 tahun) karena karat yang telah lama akan
terjadi lubang-lubang kecil pada lembaran seng. Kondisi demikian bila
dilakukan penutupan/pengecatan dengan coat maka sebentar kemudian
sudah bobor kembali. Jadi sebaiknya seng yang telah berlubang dilakukan
penggantian.
Untuk asbes yang sudah lama (lebih 20 tahun ) akan mengalami
pelapukan, pecah sehinnga terjadi kebocoran. Asbes yang lapuk akan
mudah patah maupun rembes air. Kalau kondisinya demikian sudah
waktunya dilakukan penggantian keseluruhan penutup atap.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
15
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
C. Atap Datar (dari Plat Beton Bertulang)
1. Air lambat mengalir atau sering terjadi genangan walau permukaannya
sudah diusahakan miring sedikit.
2. Beton adalah bukan bahan kedap air, walau kecil pada beton masih
terjadi rembesan air.
Kebocoran atap datar dari plat beton umumnya disebabkan oleh :
3. Kurangnya pemeliharaan dan kesulitan mengamati kondisi
atap
karena posisinya diatas, genangan air yang terjadi lama kelamaan
rembesannya menyebabkan kebocoran.
4. Disekitar lubang pipa pengeluaran air /talang sering terjadi retak kecil
yang menyebabkan rembesan terus diikuti lembab, cat bernoda/jamur
bahkan ada yang tumbuh tanaman.

Perawatan atap datar
Memberi lapisan waterproofing diatas permukaan atap. Lapisan
waterproofing yang lebih panjang umurnya berupa lembaran/membrane.
Untuk yang mudah dilaksankan berupa cairan yang dioleskan/dicatkan
namun umurnya lebih pendek (2 tahun-4 tahun). Pada bagian disekitar
lubang pipa harus dikerjakan dengan betul-betul baik sesuai/manual pabrik
produsen bahan waterproofing. Contoh merk water proofing cairan seperti
multi guard dan Aqua proof.
Banyak kasus pemeliharaan dan perbaikan atap kurang memuaskan
karena tidak lama setelah dilakukan perbaikan terjadi bocor kembali.
Disamping itu karena kesulitan pengawasan disebabkan tinnginya atap
maka untuk perbaikan atap diperlukan jaminan kualitas pelaksanaan.
D. Perawatan dan Pemeliharaan Bubungan
Bagian yang sering mengalami kerusakan pada bubungan adalah
retakan-retakan pada adukan antara genteng dan bubungan. Adukan ini
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
16
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
berfungsi sebagai dudukan untuk meratakan dan mengikat bubungan
sekaligus menutup celah antara genteng dan bubungan.

Kebanyakan
terjadi
retakan-retakan
pada
adukan
pengikat
bubungan. Retakan ini umumnya jenis retak rambut (retakan kecil) dan
Perawatan dan Pemeliharaan bubungan
dapat menyebabkan air merembes sehingga terjadi kebocoran. Untuk
menutup retakan-retakan dapat digunakan bahan yang dapat banyak dijual
dipasaran yaitu multyguard, aquaproof, plinkcoat dll. Penutupan dengan
menggunakan kuas pada retakan dan dilakukan minimal satu tahun sekali.
Bubungan pecah jarang terjadi. Bubungan pecah terjadi kalau
memang genteng bubungan telah terjadi cacat sebelum dipasang atau
bubungan terkena benda keras. Perbaikan bubungan yang pecah harus
dilakukan dengan penggantian.
2.7.2 Perawatan dan Pemeliharaan Penutup Lantai
Lantai merupakan salah satu elemen rumah yang paling sering
dimanfaatkan semua pengguna bangunan. Setiap hari lantai selalu diinjak
dan menjadi alas untuk menahan beban-beban yang ada di atasnya.
Akibatnya, lama kelamaan lantai mengalami perubahan atau masalah.
A. Lantai Amblas atau Turun
Sering ditemukan kondisi lantai turun atau amblas ke bawah. Hal
ini dikarenakan sifat asli dasar lantai berupa tanah atau pekerjaan pada saat
pemasangan lantai yang tidak benar. Beberapa contoh penyebab
amblasnya lantai akibat kondisi tanah antara lain tanah lembek atau labil,
retak, atau adanya akar tanaman yang tersisa dibawah lantai. Bila didapati
ada lantai yang amblas, segera diperbaiki sebelum kerusakan tersebut
bertambah parah. Berikut cara memperbaiki lantai yang turun atau amblas.
a.
Alat dan bahan
 Semen
 Pasir
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
17
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Batu kricak atau kerikil
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Angkat lantai yana turun, termasuk adukan semen dan urugan pasir
dasar hingga permukaan dasar tanah terlihat.
 Sendok semen
2. Padatkan tanah dengan cara tumbuk. Bila permukaan tanah masih
lembek, tambahkan batu kricak atau kerikil, lalu padatkan sampai
rata.
3. Setelah benar-benar padat, taburkan pasir secara merata hingga
ketebalan sekitar 10 cm dan siram sampai pasir memadat.
4. Untuk pemasangan lantai lama, terlebih dahulu bersihkan lantai
dari sisa-sisa perekat lama.
5. Siapkan spesi sebagai perekat lantai berupa campuran semen dan
pasir dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir.
6. Letakkan spesi di atas pasir yang sudah padat, lalu ratakan.
7. Pasang lantai secara rapi dan hati-hati dengan memperhatikan
kerataannya.
B. Lantai Menyembul (Poping)
Lantai menyembul atau terangkat ke atas biasanya disebabkan oleh
bagian bawah (tanah) keramik labil atau tidak padat sehingga
menimbulkan ruang dibawah keramik. Ruang di bawah keramik yang
terbentuk akibat pemberian spesi tidak rata ini disebut kopong. Ketika
lantai sering terinjak atau terbebani oleh benda berat maka keramik yang
kopong akan terangkat ke atas atau menyembul. Penyebab lain lantai
keramik terangkat adalah nat terlalu sempit, adukan spesi tidak rata, dan
spesi tidak menutupi seluruh permukaan bawah keramik. Bila ada lantai
keramik yang terangkat walaupun hanya beberapa keramik, sebaiknya
kerusakan tersebut segera diperbaiki agar tidak bertambah parah. Berikut
cara memperbaiki lantai keramik yang terangkat atau menyembul.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
18
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
a.
Alat dan bahan
 Palu atau martil
 Semen
 Pasir
 Sendok semen
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Bongkar terlebih dahulu lantai keramik yang menyembul.
2. Setelah dibongkar, hancurkan lapisan semen perekat keramik yang
tersisa dengan menggunakan palu.
3. Periksa keramik lain dengan cara diketuk. Bila bersuara “dungdung” maka suara tersebut menandakan kopong. Namun, bila
menimbulkan suara “deg-deg” maka suara tersebut menandakan
padat.
4. Bongkar bagian keramik yang bersuara kopong. Setelah itu,
padatkan tanah pada bagian tersebut.
5. Pasang kembali keramik dengan cara yang baik dan benar.
C. Lantai Keramik Pecah
Lantai keramik yang sering pecah disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranya dorongan air dari dalam tanah yang menembus lapisan adesif
lalu mendorong keramik serta adanya perubahan suhu sehingga keramik
mangalami muai-susut. Kejadian tersebut tidak dibarengi dengan
pergerakan adesif maupun natnya sehingga keduanya retak atau pecah dan
mengakibatkan pegangan keramik terlepas. Oleh karena itu, lantai harus
berupa lapisan kedap air. Kedap air artinya dapat menahan air dalam tanah
untuk tidak menembus lapisan adesif.
Adapun langkah-langkah pencegahan agar masalah tersebut tidak
terjadi adalah sebagai berikut.
1. Jangan menginjak keramik yang baru dipasang. Berikan waktu
beberapa saat agar keramik dan adesifnya benar-benar kuat melekat.
Dengan cara ini keramik tidak akan tergeser dan kuat menahannya.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
19
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Lakukan pemasangan keramik secara cermat dan pemilihan bahan
adesif maupun nat yang berkualitas.
3. Beri sela yang memadai pada bagian antar keramik. Agar air tidak naik
ke permukaan, buatlah lapisan kedap air pada lantai dasar sebelum
dilapisi adesif.
4. Bila ditemukan hanya beberapa keramik yang pecah, sebaiknya jangan
ganti keseluruhan keramik karena biayanya tidak sedikit, cukup
keramik yang pecah saja.
Adapun upaya mengatasi keramik yang pecah sebagai berikut.
a.
Alat dan bahan
 Semen
 Pasir
 Cutter
 Kain
 Kape
 Nailset
 Palu atau martil
 Pisau tajam
 Penggaris besi
 Pahatan batu
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Lepaskan nat dengan menggunakan pisau tajam.
2. Beri tanda keramik yang rusak dengan irisan cutter dari ujung ke
ujung secara menyilang dan lurus. Agar garisnya lurus, gunakan
penggaris besi. Penggunaan cutter di sini bukan untuk memotong,
tetapi hanya untuk membuat garis yang kemudian dipotong
dengan nailset.
3. Retakan keramik yang sudah diiris tersebut dengan menggunakan
nailset. Pertama-tama pukul bagian tengah atau titik pertemuan
garis diagonal.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
20
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
4. Pecahkan retakan hingga bersih dengan menggunakan pahatan
batu.
5. Bersihkan adukan yang sudah mengeras, lalu ratakan bagian
dasarnya dengan menggunakan kape. Setelah itu, bersihkan dari
serpihan dan butiran batu atau kerikil.
6. Letakkan adukan atau spesi yang baru, kemudian letakkan keramik
baru dibagian terssebut.
7. Beri nat di sekeliling keramik dan bersihkan dengan kain agar rapi.
2.7.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Pelapis Dinding
Dinding dibuat bukan saja untuk melindungi penghuni dari
pengaruh cuaca dan bahaya-bahaya dari luar, tetapi juga sebagai privasi
terhadap lingkungan luar. Dinding yang langsung berhubungan dengan
lingkungan luar bangunan akan selalu berhadapan dengan kondisi cuaca
sehingga timbul berbagai masalah. Beberapa permasalahan yang sering
muncul pada dinding antara lain sebagai berikut.
A. Cat Dinding Memudar
Cat yang memudar biasanya terjadi pada dinding bagian luar
bangunan. Memudarnya cat ini terjadi akibat pemakaian cat yang kurang
berkualitas. Kualitas cat sangat menentukan daya tahan cat setelah
diaplikasikan. Bila cat kurang berkualitas, warna cat akan cepat pudar
akibat diterpa sinar matahari.
Pudarnya cat dapat diatasi dengan cara pengecetan ulang pada
dinding. Pengecetan ini sebaiknya menggunakan cat bermutu atau cat
khusus untuk eksterior. Usaha pengaplikasiannya pun harus baik dan
benar. Cat eksterior yang banyak dijual di pasaran adalah jenis
weatherproof, weathershield, weathercoat, dan easyshield yang dilengkapi
bahan kimia untuk melindungi keindahan warna agar tahan lama.
a.
Alat dan bahan
 Kuas
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
21
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Cat tembok
 Kuas rol (roller)
 Kape
 Cat dasar
 Bak untuk cat
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Agar cat tidak menggelembung, kerok cat lama dengan kape.
2. Setelah benar-benar bersih dari cat lama, aplikasikan cat dasar pada
dinding dengan menggunakan roller. Pengecatan cukup satu lapis.
3. Biarkan cat mengering selama 1-2 jam.
4. Aplikasikan cat tembuk pada permukaan dinding secara merata
dengan roller. Untuk bidang sempit atau menyudut, gunakan
kuas.
B. Cat Dinding Mengelupas
Umumnya disebabkan oleh pengecatan awal yang salah dan
lapisan cat akhir tidak merekat kuat. Kerusakan tersebut sebenarnya dapat
dihindari bila proses pengecatan awal dilakukan dengan benar dan
pemilihan cat yang sesuai. Sebelum dilakukan pengecatan pun sebaiknya
dinding dicat dengan cat dasar walaupun akan menggunakan cat eksterior.
Penggunaan cat dasar bermanfaat untuk mencegah cat luar bersentuhan
dengan alkali yang terkandung dalam campuran semen, pasir, dan air.
Berikut langkah-langkah untuk mengatasi cat dinding yang mengelupas.
a.
Alat dan bahan
 Kuas rol (roller)
 Kuas
 Bak untuk mengecat

Kape
 Lap basah dan lap kering
 Ampelas No 100-200
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
22
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Cat tembok (cat eksterior)

b.
Cat dasar (alkali resistant prymer)
Langkah-langkah pengerjaan
1. Kerok cat yang mengelupas dengan menggunakan kape.
2. Ampelas permukaan dinding hingga sisa cat hilang.
3. Agar benar-benar bersih, lap dengan lap kering, kemudian
dilanjutkan dengan lap basah.
4. Aplikasikan cat dasar pada dinding yang telah dibersihkan dengan
menggunakan roller. Pengecatan cukup satu lapis, kemudian
biarkan kering selama 1-2 jam.
5. Sambil menunggu cat dasar kering, campurkan cat eksterior
dengan air sebanyak 10% dari jumlah cat. Aduk cat hingga rata,
kemudian tuang kedalam bak pengecatan. Celupkan roller ke bak
cat, lalu gulirkan pada permukaan bak.
6. Aplikasikan cat pada permukaan dinding yang telah diberi cat
dasar. Gunakan kuas kecil untuk mengecat pinggiran dinding atau
lis.
7. Setelah lapisan pertama mengering, lanjutkan pengecatan lapisan
kedua di atas lapisan pertama.
C. Cat Dinding Menggelembung (blistering)
Cat menggelembung diakibatkan oleh lapisan yang rapat dan
plastis pada cat bermutu tinggi. Bila ada air yang terjebak dibawahnya, air
tersebut akan tertahan dan menggelembungkan lapisan cat. Selain itu,
pengecatan dinding yang masih basah juga dapat menimbulkan
gelembung. Kasus yang sering terjadi pada pengecatan ulang dinding
adalah lapisan pertama terlalu tebal sehingga pengeringan tidak merata
atau lapisan cat pertama belum benar-berar kering.
Agar penggelembungan tidak terjadi, lakukan pencegahan sedini
mungkin. Bagian dinding yang akan dicat diusahakan benar-bener kering.
Bila dilakukan pengecatan ulang, usahakan agar lapisan pertama benar-
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
23
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
benar sudah kering sebelum pelapisan cat selanjutnya. Namun, bila
penggelembungan sudah terjadi, lakukan langkah-langkah berikut ini.
a.
Alat dan bahan
 Kuas
 Kape
 Cat tembok (cat eksterior)
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Kerok bagian cat yang menggelembung dengan kape.
2. Bersihkan permukaannya dan biarkan sampai kering.
3. Setelah kering lakukan pengecatan.
D. Dinding Berjamur dan Berlumut
Iklim tropis sangat mendukung tumbuhnya jamur, terutama
ruangan yang lembap, seperti toilet, atau bahkan tembok luar yang sering
terkena cipratan air hujan. Memang penyebab jamur bukan hanya itu,
dapat juga jamur terjadi akibat atap bocor atau air tanah naik ke dinding.
Adanya jamur pada dinding ditandai oleh noda hitam, sedangkan lumut
biasanya tampak suatu area berwarna hijau. Kedua masalah ini dapat
membuat dinding sedikit demi sedikit melapuk sehingga berkurang
kekuatannya. Bila jamur dan lumut sudah tumbuh di dinding, sebaiknya
segera diatasi dengan cara berikut ini.
a.
Alat dan bahan
- Cat anti jamur dan anti lumut (jenis weatherproof, meathershield,
weathercoat, dan easyshieeld)
- Kaporit atau cairan pemutih pakaian
- Lap
- Sarung tangan karet
- Masker
- Sikat
- Kape scrape
- Cairan antijamur dan antilumut
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
24
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
- Bak cat
- Cat dasar dan wall alkali sealer
- Kuas dan roller
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Gunakan sarung tangan dan masker terlebih dahulu.
2. Bersihkan lumut dan jamur pada dinding dengan menggunakan
kape scrape dan sikat kering.
3. Semprot permukaan dinding dengan air bersih.
4. Campurkan 500 g kaporit atau larutan pemutih dangan 2 liter air.
5. Usapkan lap ke dinding secara merata. Biarkan selama satu jam
agar jamur dan lumut mati.
6. Semprotkan air bersih ke dinding untuk memilasnya.
7. Setelah dinding menjadi kering, sapukan cairan antijamur dan
antilumut dengan kuas. Biarkan selama 2-6 jam. Cairan ini dapat
diperoleh di toko banguna atau toko cat.
8. Bilas lagi dengan air bersih. Biarkan selama satu hari supaya
dinding benar-benar kering.
9. Aplikasikan cat dasar dan tunggu sampai kering. Aplikasikan pula
cat dinding berupa cat khusus antijamur dan antilumut.
E. Dinding Retak
Retak pada dinding tidak mengenal jenis bangunan. Mulai
bangunan kecil hingga bangunan megah pun tidak luput dari keretakan.
Ada dua jenis retak pada dinding, yaitu retak rambut dan retak struktur.
Retak rambut mengakibatkan dinding tidak enak dilihat, sedangkan retak
sruktur dapat membahayakan pengguna bangunan. Retak struktur ditandai
dangan kondisi retakan yang lebar dan dalam, yaitu diatas 1 mm. Retak
rambut merupakan retakan bercabang-cabang dan ukurannya dibawah 1
mm.
Ada banyak penyebab yang membuat dinding retak. Retak rambut
disebabkan oleh pekerjaan acian yang tidak sempurna. Dengan kata lain,
pengerjaan acian yang tipis dan belum kering, tetapi sudah dilapisi lagi
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
25
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
dengan acian hingga saat acian yang terakhir kering. Padahal, acian
pertama belum kering betul. Hal ini membuat uap hasil proses
pengeringan acian yang pertama mendorong lapisan acian di atasnya dan
terjadi retakan. Retakan struktur disebabkan oleh pengaplikasian campuran
adukan semen yang komposisinya tidak sesuai serta terjadi pergerakan
tanah yang tidak didukung oleh struktur pondasi yang benar.
Keretakan akibat struktur perlu penanganan khusus sehingga harus
diserahkan pada ahlinya. Lain halnya pada retak rambut, perbaikannya
dapat dilakukan sendiri. Berikut langkah-langkah pengerjaannya.
a.
Alat dan bahan

Ampelas

Kuas

Cat yang fleksibel

Roller besar dan kecil

Kape dank kape scrape

Kain
 Wall filler (dempul tembok)
 Wall sealer (pengikat tembok)
b. Langkah-langkah pengerjaan
1. Kupas cat yang terdapat di sekitar retakan dinding dengan
menggunakan kape dan ampelas hingga terlihat dinding
betonnya, lalu bersihkan dengan kain hingga tidak berdebu.
2. Siapkan wall sealer, lalu aplikasikan ke seluruh dinding
dengan kuas atau roller. Tujuannya agar permukaan dinding
terlapisi dengan kuat sebagai awal pengrjaan pelapisan
selanjutnya.
Seliter
dempul
tembok
dapat
menutupi
permukaan dinding seluas 10-13 m2.
3. Setelah kering, lakukan pengaplikasian dempul tembok pada
seluruh bagian dinding yang retak dengan menggunakan
kape. Setelah kering dinding diampelas dan agar dinding siap
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
26
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
di cat, lapisi lagi bagian yang didempul dengan bahan
pengikat tembok.
4. Agar pengerjaan terlihat rapi, lakukan pengecatan secara
bertahap pada bagian dinding yang sudah didempul. Mulailah
dari bagian sisi luar atau tepi bidang dinding yang berbatasan
dengan plafon atau kusen. Lakukan pengecatan dengan kuas.
Untuk bidang yang luas, pengecatan dilakukan dengan roller.
F. Plesteran Dinding Lepas
Plesteran pada dinding terlepas dapat diakibatkan oleh kualitas spesi
saat pengerjaan penutupan dinding kurang baik. Untuk itu, segera perbaiki
kerusakan tersebut dengan cara ini.
a.
Alat dan bahan

Palu

Sendok

Kape

Air

Semen

Pasir
b.
Langkah-langkah pengerjaan
- Lepas semua bagian plesteran pada dinding dengan kape sampai
pada bagian yang masih melekat kuat di dinding.
- Basahi dinding agar plesteran baru dapat merekat kuat.
- Lapisi
dinding
dengan
plesteran
yang
berkualitas,
yaitu
perbandingan semen dan pasir cukup.
2.7.4 Perawatan dan Pemeliharaan Plafon
Fungsi plafon secara umum adalah untuk menahan panas yang
masuk atau meresak melalui atap, menutupi rangka atap, menahan kotoran
yang jatuh dari atap, dan meredam suara air hujan yang jatuh ke atap.
Untuk daerah tropis seperti di Indonesia, sebaiknya tinggi plafon tidak
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
27
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
kurang dari 3 m di atas lantai. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar
ruangan di bawah plafon tidak terasa panas dan pengap. Semakin tinggi
letak plafon dari lantai maka ruangan akan semakin terasa sejuk.
A. Kayu Rangka Plafon Keropos
Rayap memang binatang yang gemar memakan kayu, tak
terkecuali kayu pada rangka plafon suatu bangunan. Sebagai pencegah
serangan rayap, sebaiknya kayu-kayu penyusun rangka plafon dilaburi
obat antirayap yang banyak tersedia di toko-toko bangunan, obat nyamuk
cair, atau kapur yang dapat membuat kayu jadi panas. Alternatif lain dapat
menggunakan cairan antirayap hasil racikan sendiri, yaitu campuran
minyak tanah dan tumbukan kapur barus.
Cara lain adalah dengan menggunakan rangka plafon yang terbuat
dari besi hollow. Namun, besi bisa berkarat sehingga perlu dilapisi dengan
cat besi. Di pasaran dapat dijumpai berbagai ukuran besi hollow,
diantaranya 4 cm x 4 cm dan 2 cm x 4 cm. ketebalannya pun beragam,
yaitu 0,6-2 mm. oleh kaena itu, pemilihan ukuran yang tepat tergantung
kebutuhan.
Untuk
kayu-kayu
plafon
yang
sudah
terlanjur
keropos,
mengatasinya dapat dengan menyuntikan obat antirayap melalui sisi kayu
yang keropos. Perlakuan ini dilakukan dengan hati-hati karena bau obat
yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia. Untuk menahan bau yang
menyengat, gunakan masker penutup hidung. Selain itu, mata juga harus
dijaga. Bila diperlukan, gunakan kaca mata khusus.
B. Sambungan Plafon Retak
Umumnya keretakan pada plafon terjadi pada sambungan antar
lembaran plafon yang satu dengan yang lainnya. Biasanya keretakan
terjadi pada plafon yang berbahan gypsum. Keretakan disebabkan oleh
proses pemasangan bahan plafon yang kurang baik.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
28
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
Untuk mengatasi masalah keretakan tersebut, tambal plafon yang
retak dengan kompon. Kompon merupakan bahan pengisi sambungan
yang dapat membuat permukaan plafon gypsum menjadi rata. Setelah
tertutup kompon, ratakan kembali permukaan plafon dengan pangecatan
ulang.
C. Plafon melengkung
Sering terjadi plafon melengkung sehingga tidak enak dipandang.
Penyebab plafon melengkung umumnya karena pemasangannya salah.
Plafon
melengkung
juga
diakibatkan
oleh
bahan
rangka
tidak
menggunakan kayu berkualitas cukup baik, ukuran kayu tidak sesuai atau
jarak antar rangka terlalu lebar, bentangan plafon terlalu lebar dan tidak
dibatasi sekat atau dinding pemisah, ataupun pemakuan antar kayu satu
dengan yang lain tidak kuat. Kayu dengan kualitas kurang baik akan
mudah memuai atau dimakan rayap. Kondisi ini bisa menyebabkan rangka
plafon turun sehingga plafon tampak melengkung.
Plafon yang melengkung dapat diperbaiki dengan cara seluruh
bagian rangka plafon diganti yang baru atau ditambahkan penyangga di
bagian dalam plafon untuk menghubungkannya ke rangka atap. Adanya
penyangga diharapkan akan mampu menarik lengkungan plafon tersebut.
Bila plafon tampak bergelombang, gunakan penyangga diberbagai
titik yang mengalami pelendutan atau penurunan. Dengan cara ini
diharapkan permukaan plafon akan kembali rata. Material penyangga yang
biasa digunakan antara lain kayu dengan berbagai ukuran sesuai dengan
kebutuhan, besi hollow, dan kawat sling. Pemakaian penyangga dari kawat
sling lebih fleksibel atau lentur. Tinggi rendahnya pun dapat diatur.
2.7.5
Pemeliharaan dan Perbaikan Kusen dan Daun Pintu/Jendela
Kusen adalah kerangka untuk membuat lubang pintu dan jendela,
termasuk lubang hawa dan sejenisnya. Letak kusen ini ada yang di dalam
dan di luar bangunan atau berhubungan dengan lingkungan luar bangunan.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
29
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
Kusen yang berada diluar bangunan sering mengalami berbagai
permasalahan karena sering terpengaruh oleh hujan dan panas. Namun,
bukan berarti hanya kusen yang berhubungan dengan lingkungan luar
bangunan saja yang sering mengalami permasalahan, kusen di dalam
bangunan pun sering bermasalah. Berikut beberapa permasalahan pada
kusen serta daun pintu, jendela dan cara mengatasinya.
A. Gagang Pintu Longgar atau Goyang
Membuka dan menutup pintu merupakan pekerjaan yang setiap
hari dilakukan. Tidak mengherankan bila lambat-laun kunci pintu pun
mengalami kerusakan. Memang, tidak semua kerusakan pada kunci pintu
disebabkan oleh rutinitas membuka dan menutup pintu. Ada dua tingkat
kerusakan, yaitu ringan dan berat. Disebut tingkat kerusakan ringan bila
gagang kunci pintu tidak bekerja sebagaimana mestinya atau putarannya
terasa keras dan tidak tersangkut. Sementara dikatakan kerusakan berat
bila kunci patah atau struktur mekanis di dalam rumah kunci rusak.
Kerusakan yang tidak terlalu parah dapat diperbaiki sendiri.
Mengetahui jenis dan tingkat kerusakan kunci pintu dilakukan
melalui pengamatan kunci pintu itu sendiri. Bila gagang pintu tidak
bekerja, berarti ada kerusakan pada sistem pengungkit pintu. Hal ini bisa
terjadi akibat bagian dalam gagang sudah aus atau besi penghubung kedua
gagang patah. Agar sumber permasalahan dapat ditemukan, gagang pintu
perlu dilepaskan dari daun pintu. Bila ditemukan bagian dalam gagang
kunci pintu rusak, sebaiknya bagian ini diganti dengan yang baru. Berikut
cara untuk memperbaiki kerusakan kunci pintu.
a.
Alat dan bahan
 Pelat logam
 Obeng
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Lepaskan gagang kunci dari daun pintu.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
30
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Amati kerusakannya. Bila terlihat rusak (dol atau aus atau
longgar), tancapkan besi penghubung gagang pintu ke lubang di
gagang pintu. Setelah itu, selipkan pelat logam di celah-celah
antara besi penghubung dengan sisi dalam lubang di gagang
pintu. Pastikan plat logam terjepit rapat di celah-celah dan besi
penghubung tidak goyang lagi.
3. Pasang kembali gagang pintu dan gerak-gerakan. Bila bekerja
sebagaimana mestinya, berarti masalahnya sudah terselesaikan.
B. Pintu Memuai dan Menyusut
Pintu merupakan elemen yang frekuesi penggunaannya tinggi
sehingga tidak heran bila lama-kelamaan engsel pintu kendor atau rusak
dan sulit dibuka atau di tutup. Selain itu, bila terdapat celah diantara
sambungan rangka atau kerutan-kerutan maka daun pintu tersebut
memuai. Proses pemuaian umumnya disebabkan oleh perubahan cuaca
selain factor lain seperti kesalahan memilih material, proses pengolahan
kayu yang tidak sempurna, kayu masih basah saat digunakan, dan ujung
pintu tidak siku atau tidak presisi. Agar kembali presisi, pintu perlu
dicopot, kemudian dipres. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah
pengepresan berikut dapat diikuti.
a.
Alat dan bahan
 Ampelas duco No.300
 Ampelas No.2
 Obeng
 Palu
 Penyerut
 Kayu kaso
 Bor
 Lem kayu
 Pasak kayu
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
31
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
 Lilin
 Pelitur
 Pengencer pelitur
 Thinner
 Kuas 2 inci
 Sarung tangan
 Dempul kayu
b.
Langkah-langkah pengerjaan
1. Lepaskan pintu dari kusen.
2. Buat alat pengepres pintu dari kayu kaso.
3. Tidurkan daun pintu di atas alat pengepres sederhana tersebut.
4. Pasang pasak berbentuk segi tiga di antara celah daun pintu dengan
alat pengepres. Lalu, pukul dengan palu hingga rapat. Pukul juga
pada keempat sisi pintu.
5. Buka pengunci sendi-sendi pintu dengan menggunakan bor ukuran
6 mm. jaga agar posisi pintu tidak berubah.
6. Siapkan pasak pengganti dari bambu atau kayu. Lumuri lubang
pasak lama dengan lem kayu.
7. Masukan pasak pengganti kelubang bekas pasak pengancing pintu.
Pukul dengan palu hingga rapat.
8. Siapkan dempul yang telah dicampur dengan lilin. Dempul celahcelah rangka dan biarkan selama sehari hingga dempul benarbenar kering, lalu ampelas dempul tersebut.
9. Siapkan
pelitur
yang
telah
dicampur
afdunner
dengan
perbandingan 1pelitur : 0,25 liter afdunner.
10. Oleskan campuran pelitur secara merata ke seluruh bagian pintu
dengan menggunakan kuas 2 inci. Biarkan sekitar 2 jam hingga
pelitur benar-benar kering.
11. Ampelas hasil pelitur dangan ampelas doco halus No.300. Pelitur
sekali lagi. Setelah kering, pintu dapat dipasang ke kusen
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
32
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
C. Pintu dan Jendela Sulit Dibuka
Terkadang pintu dan jendela sulit dibuka atau “seret” dan berderit.
Kondisi ini tentu tidak disukai pengguna. Untuk mengatasinya, engsel
pintu dan jendela yang berderit cukup diberi pelumas. Sebagai pelumas,
dapat digunakan minyak goreng. Untuk pencegahan, sebaiknya secara
berkala engsel pintu dan jendela dilumasi. Selain menghindari dari bunyi
derit dan sulit dibuka, pelumasan juga berfungsi melindungi engsel dari
karat.
D. Kusen Berjamur
Udara lembap merupakan pemicu tumbuhnya jamur pada kusen,
pintu dan jendela. Serangan jamur ini dapat menyebabkan kerusakan
kusen dan penampilannya tidak artistik. Mengatasi serangan jamur dapat
dilakukan dengan membersihkan jamur pada bagian jamur yang terserang.
Setelah bersih, permukaan kusen dilapisi water repellent (sejenis pelitur,
tetapi mengandung zat anti jamur).
E. Kaca Berkerak
Perawatan kaca sering kali diabaikan, akibatnya sering timbul
kerak pada kaca sehingga merusak pemandangan. Bahkan, kaca yang tidak
terawat secara tidak langsung dapat mengganggu kesehatan. Kerak yang
sudah parah merupakan media berkembangnya mikroorganisme penyebab
penyakit kulit. Adanya kerak biasanya diikuti dengan tumbuhnya jamur.
Kerak pada kaca disebabkan oleh cipratan air hujan yang tidak
segera dibersihkan sehingga kaca menjadi lembap. Akibatnya, kaca mudah
dihinggapi bakteri. Oleh karena itu, tindakan pencegahan berkembangnya
bakteri adalah membersihkan kaca secara rutin. Berikut langkah-langkah
untuk membersihkan kaca yang berkerak.
a.
Alat dan bahan
- Serabut baja (steel wool)
- Kain katun kering
- Sprayer
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
33
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
- Kayu berujung kepala runcing
- Pembersih kaca yang mengandung alkohol
b.
Langkah-langkah pengerjaan
- Tahap awal, semprotkan pembersih kaca pada bagian yang
berkerak, kemudian lap dengan kain kering hingga bersih.
- Gosokan serabut baja pada permukaan kaca yang berkerak.
Penggosokan dengan serabut baja diusahakan jangan terlalu
ditekan karena kaca akan terbaret. Bagian kaca yang bersudut
dapat menggunakan ujung kayu yang terbungkus serabut baja.
Penggosoksn ini jangan menggunakan air karena kerat akan
mudah timbul kembali.
- Lap dengan kain kering hingga kaca bersih dari serabut baja.
F. Kayu Kusen Retak
Retak kayu kusen, pintu, dan jendela dapat disebabkan oleh
penyusutan kayu. Penyusutan terjadi akibat kayu yang digunakan dalam
pembuata kusen, pintu, dan jendela masih basah. Bila terjadi retak pada
kayu kusen, pintu, dan jendela, langkah-langkah berikut dapat dilakukan.
a. Alat dan bahan
1. Dempul kayu
2. Kape scrape
3. Ampelas
4. Pelitur
5. Kuas
b. Langkah-langkah pengerjaan
1.
Tutup bagian retak dengan dempul kayu.
2.
Biarkan hingga kering, lalu ampelas permukaan kayu yang kurang
rapi hingga menjadi rata.
3.
Lapisi permukaan kayu dengan pelitur.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
34
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
2.8 Rencana Anggaran Biaya
Tahap ini merupakan perkalian antara hasil perhitungan volume
pekerjaan. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang tidak bisa di hitung
dengan unit price atau sejak awal ditetapkan sebagai lumpsum, maka
harga satuan untuk pekerjaan tersebut ditetapkan berdasarkan perkiraan.
Namun, perkiraan tersebut tetap mengunakan dasar yang rasional dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Sebelum menghitung rencana anggaran biaya, ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan. Tahapan – tahapan tersebut adalah
penguraian item-item pekerjaan atau disebut juga WBS ( Work
Breakdown Structur), perhitungan volume pekerjaan, dan analisa harga
satuan pekerjaan. Selain itu, di butuhkan juga data berupa daftar harga
satuan bahan dan daftar harga satuan upah tenaga kerja. Berikut ini akan di
jelaskan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan tersebut.
2.8.1
WBS ( Work Breakdown Structure)
WBS (Work Breakdown Structure) adalah suatu cara untuk
membagi/memecah pekerjaan secara hirarkis dan logis menjadi divisidivisi yang terdiri dari subdivisi-subdivisi sampai ke bagian yang terkecil
yang disebut dengan paket pekerjaan.
WBS merupakan diagram terstruktur dan hirarki berupa diagram
pohon ( tree structure diagram ). Penyusunan WBS dilakukan secara topdown dengan tujuan agar setiap komponen-komponen kegiatan yang telah
dipecah tetap berorientasi pada tujuan proyek.
WBS merupakan proses awal dari proyek manajemen yang
membagi kedalam fase-fase proyek. WBS sangat penting dalam
perencanaan proyek. Dengan WBS kita akan menuliskan tahap-tahap
proyek secara mendetail. Dari tahap-tahap yang kita tuliskan, kita akan
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
35
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
menganalisa kebutuhan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
seperti tempat, fasilitas, dan alat-alat yang diperlukan.
Dari analisa sumber daya ini, kita bisa menentukan tentang waktu
yang di butuhkan. Dari total waktu yang dibutuhkan dan pemakaian
sumber daya lainnya kita bisa menentukan biaya proyek. Biaya proyek di
tambah dengan keuntungan akan didapatkan harga proyek.
Kemampuan membuat WBS sangat menentukan ketepatan pekerja
proyek, jika di tambah dengan SOP ( Standard Operating Procedure ) yang
bagus, maka proyek memungkinkan dikerjakan secara tepat waktu.
Manfaat pemecahan pekerjaan ini antara lain :

Memudahkan pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya proyek.

Menentukan penanggung jawab masing-masing elemen pada setiap
tingkatan.

Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek, karena penyimpanan biaya
dan jadwal paket kerja tentu dapat dibandingkan dengan WBS.
2.8.2
Volume Pekerjaan
Volume adalah banyaknya macam pekerjaan atau bahan
dengan satuan yang berbeda-beda dengan kebutuhan dalam setiap macam
pekerjaan yang dilakukan.
Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya
volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai
kubikasi pekerjaan. Jadi volume atau kubikasi suatu pekerjaan bukanlah
merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian
pekerjaan dalam satu kesatuan. Volume yang dimaksud bisa dalam bentuk
satuan panjang (m), luas (m²), isi (m³), buah (bh), unit, dan lumpsum (ls).
Dalam menghitung volume pekerjaan, perlu dilakukan
penguraian volume pekerjaan yaitu menguraikan secara rinci besar volume
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
36
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
atau kubikasi suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar
volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
2.8.3
Harga Satuan Upah Pekerja
Harga satuan upah pekerja ini berada dalam sebuah daftar
yang berisi penetapan besarnya upah bagi pekerja yang akan digunakan
sebagai dasar pemberian kontraprestasi bagi buruh. Besarnya upah sangat
bergantung dari lokasi proyek, dimana standar penggajiannya berdasarkan
Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/P) daerah tersebut.
2.8.4
Harga Satuan Bahan/Material
Daftar ini berisi seluruh isi jenis material yang akan
digunakan dalam proyek. Harga dari setiap material disiapkan berdasarkan
data terbaru. Lokasi proyek juga berpengaruh terhadap harga material,
sehingga disarankan agar material yang dicantumkan dalam daftar adalah
harga sampai di proyek (termasuk biaya transportasi).
Daftar ini nantinya
akan digunakan sebagai basis
perhitungan besarnya harga satuan pekerjaan. Jadi untuk kebutuhan ini
diperlukan data yang senyata-nyatanya agar diperoleh rencana anggaran
biaya yang akurat dan realistis.
2.8.5
Analisa Harga Satuan
Pekerjaan jumlah material dan kebutuhan tenaga dalam
proses pekerjaan bangunan memegang peranan cukup penting umtuk
kontrol kualitas dan kuantitas pekerjaan. Untuk mereka sudah terbiasa
dengan gambar struktur dan angka koefisien pada anlisa satuan pekerjaan
hal tersebut bukanlah pekerjaan sulit, tapi bagi mereka yang awam
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
37
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
memperkirakan jumlah marterial merupakan pekerjaan yang cukup sulit
dan memusingkan.
Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman
awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya
terdapat angka yang menunjukkan jumlah material, tenaga, dan biaya
satuan pekerjaan.
Dalam analisa harga satuan ini terdapat angka koefisien
baik itu untuk tenaga kerja maupun bahan/material. Penentuan koefisien
analisa harga satuan pekerjaan bisa dilakukan dangan berbagai cara, antara
lain:

Melihat buku analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken)
BOW adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan
oleh Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada
zaman pemerintah Belanda. Koefisien analisa haraga satuan BOW
ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya
pada koefisien tenaga.

Melihat standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dikeluarkan resmi oleh Badan
Standarisasi Nasional secara berkala, sehingga SNI tahun terbaru
merupakan revisi edisi SNI sebelumnya. Untuk memudahkan
mengetahui edisi yang terbaru, SNI diberi nama sesuai dengan
tahun terbitnya, missal: SNI-DT-91-0007-2007 dan SNI-DT-910008-2007.

Melihat standar perusahaan
Pada perusahaan konstruksi/konsultan biasanya menentukan
koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja.
Koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan
rahasia perusahaan.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
38
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Pengamatan dan penelitian langsung di lapangan
Cara ini dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman.
Hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari
pengalaman kita dilapangan. Caranya dengan meneliti kebutuhan
bahan, waktu, dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.

Melihat standar harga satuan per wilayah
Harga
satuan
ini
dikeluarkan
per
wilayah
oleh
pemerintah/perusahaan. Jika kita menggunakan harga satuan ini
maka kita tidak memerlukan koefisien analisa harga satuan karena
untuk menghitung rencana anggaran biaya. Kita hanya perlu
mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
2.8.6
Rekapitulasi
Tahap terakhir dalam penyusunan rencana anggaran biaya adalah
rekapitulasi. Pada tahap ini hanya ditampilkan item-item pokok saja.
Sesuai dengan peraturan yang saat ini berlaku, persentase jasa bagi
penyedia jasa tidak lebih dari 10%. Saat ini, rata-rata persentase yang
digunakan adalah 7%. Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditambahkan
dalam nilai proyek sebanyak 10%. Setelah semuanya diperhitungkan,
maka akan diperoleh besarnya biaya proyek.
Fuad Fakhrurrozi, Ihsan Peryoga, Identifikasi dan Perhitungan…..II-
39
Download