Jurnal Medika Saintika - Jurnal Kesehatan Medika Saintika

advertisement
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
A
I ILM
U
K
Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2)
E
AT A N
S EKO L
GG
EH
SY E
IN
S
H
T
NT I K A
D Z A SA I
Jurnal Medika Saintika
http:// jurnal/syedzasaintika.ac.id
HUBUNGAN UMUR DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRISEMESTER
III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI
DI RSUP M. DJAMIL PADANG
Meldafia Idaman
Stikes Syedza Saintika Padang
Abstrak
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa. Data dari profil kesehatan provinsi Sumatra Barat kejadian
BBLR adalah 1,802 orang dari 93,290 kelahiran hidup, sedangkan dikota Padang
sebanyak 94 orang dari 16,805 kelahiran hidup. Di RSUP Dr.M. Djamil Padang Tahun
2015 yaitu sebanyak 60 orang meninggal dari 394 yang BBLR. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan umur dan anemia pada ibu hamil trimester III dengan Berat Badan
Lahir Bayi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian yang digunakan analitik
dengan desain cross sectional, dengan populasi seluruh ibu yang melahirkan di RSUP Dr.
M Djamil Padang pada bulan Januari sampai dengan Juli tahun 2016, sebanyak 95 orang
dengan teknik pengambilan sampel yaitu Systematic Random Sampling, dilaksanakan
pada bulan Agustus 2016. Data dianalisis secara univariat dan Bivariat dengan uji chi
square. Hasil penelitian didapat bayi BBLR (54,7%), umur yang beresiko (55,8%) dan
yang mengalami anemia (50,5%). Terdapat hubungan umur dengan berat badan lahir
bayi dengan p-value 0,002 dan terdapat hubungan anemia dengan berat badan lahir bayi
dengan p-value 0,003. Kesimpulan penelitian lebih dari separuh ibu melahirkan bayi
mengalami BBLR. Petugas kesehatan khususnya bidan di RSUP Dr. M. Djamil Padang
agar meningkatkan metode penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya
memperhatikan umur ibu terutama pada wanita umur muda (< 20 tahun ) untuk menunda
kehamilan sampai umur 20 tahun atau lebih dan menghindari kehamilan pada usia >35
tahun dan menjarakkan atau mengikuti program KB.
Kata Kunci : Umur, Anemia, Ibu hamil, Berat Badan Lahir
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi merupakan salah
disebabkan karena Bayi Berat Lahir
satu indikator dalam menentukan derajat
Rendah (BBLR), infeksi, diare, dan
kesehatan suatu bangsa. Berdasarkan
pneumonia. Di Provinsi Sumatera barat
data
dan
data kematian bayi sudah mengalami
angka
penurunan dari 1047 orang pada tahun
kematian bayi 2012-2013 adalah 32
2014 menjadi 721 orang pada tahun
kematian per 1.000 kelahiran hidup
2015 (Depkes RI, 2015).
hasil
Kesehatan
Survei
Demografi
Indonesia
SDKI
angka kematian bayi tinggi terutama
66
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
Secara terperinci, penyebab utama
kematian
pada
salah
satu
penyebab terjadi BBLR, dimana umur
diantaranya adalah karena pneumonia
ibu kurang dari 20 tahun, kehamilan
(18%), premature/BBLR (14%), diare
yang sangat beresiko karena belum
(11%), asfiksia (9%). (Prawirohardjo,
matangnya
2005). Di Indonesia masih terdapat 10,2
menerima kehamilan, sehingga dapat
% bayi dengan BBLR, yaitu kurang dari
merugikan
2.500 gram. Persentase ini menurun dari
mengganggu
Riskesdas 2010 (11,1%). Data profil
pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010).
kesehatan
Kehamilan
provinsi
BBLR
di
menjadi
dunia
dengan
balita
Umur
Sumatra
1,802
Barat
orang
dari
alat
reproduksi
kesehatan
untuk
Ibu
dan
perkembangan
dan
usia
muda
dapat
mengakibatkan penyulit (komplikasi)
kelahiran hidup sebanyak 93, 290 orang.
kehamilan
yang
Di Kota Padang BBLR sebanyak 94
diantaranya
persalinan
orang dari 16, 805 kelahiran hidup
cukup bulan dengan keracunan yang
(Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015).
memerlukan
BBLR
merupakan
besar,
yang
penanganan
belum
khusus,
satu
persalinan yang berlangsung dengan
penyumbang angka kematian bayi dari
operasi, perdarahan setelah persalinan
data di RSUP DR. M. Djamil Padang
meningkat, kembalinya alat reproduksi
tahun 2015 yaitu sebanyak 60 orang
yang terhambat, mudah terjadi infeksi,
meninggal
pengeluaran ASI yang tidak cukup dan
dari
394
salah
cukup
yang
BBLR.
(Rekam Medis RS.Dr. M.Djamil, 2015).
beresiko
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
(Prawirohardjo, 2008).
umumnya kurang mampu meredam
pada
kejadian
keguguran
Umur Ibu diatas 35 tahun akan
tekanan lingkungan yang baru sehingga
sangat
dapat
preeklamsi dan eklamsi serta anemia
mengakibatkan
pertumbuhan
dan
bahkan
terhambatnya
perkembangan,
dapat
mengganggu
pada
berpotensi
untuk
kehamilan,
terjadinya
keadaan
ini
berpengaruh pada pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya. (Prawirohardjo,
perkembangan
2005).
BBLR di sebabkan beberapa
(Manuaba, 2010). Dalam reproduksi
faktor
yaitu
penyakit
sehat dikenal bahwa usia aman untuk
preeklamsia,
kehamilan dan persalinan adalah umur
faktor
ibu:
Anemia,
hipertensi,
eklamsia,
IMS,
dalam
rahim.
Dan
20-30 tahun. Kematian maternal pada
karakteristik ibu ini sudah meliputi :
wanita hamil dan melahirkan pada usia
Umur, paritas, kehamilan ganda, jarak
kurang dari 20 tahun ternyata 2-5 kali
kelahiran,
lebih tinggi dari pada kematian maternal
faktor
HIV/AIDS.
janin
plasenta,
lingkungan (Proverawati, 2010).
faktor
yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
67
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
Kematian maternal meningkat kembali
kehamilan juga dapat disebabkan karena
sesudah usia 30-35 tahun. Jadi angka
berkurangnya
kematian BBLR tertinggi ditemukan
kebutuhan janin. Pada trimester pertama
pada bayi yang dilahirkan oleh Ibu
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan
dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun
sedikit karena tidak terjadi menstruasi
(Prawirohardjo, 2008).
dan pertumbuhan janin masih lambat.
Menurut
hasil
penelitian
di
Menginjak
cadangan
trimester
besi
kedua
untuk
hingga
Surakarta yang berjudul hubungan umur
ketiga, volume darah dalam tubuh
ibu dengan kejadian abortus di RSUD
wanita akan meningkat sampai 35%, ini
Dr. Moewar di Surakarta Tahun 2015,
ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
terdapat
sangat
memproduksi sel-sel darah merah. Sel
signifikan antara umur ibu dengan
darah merah harus mengangkut oksigen
kejadian abortus di RSUD dr.Moewar di
lebih banyak untuk janin. Pada usia
Surakarta (Dini, 2015).
kehamilan
hubungan
Berdasarkan
yang
III
laju
2013,
pertumbuhan janin pesat dan kenaikan
terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu
berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan
ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari
90% dari pada kenaikan itu merupakan
11,0 gram, dengan proporsi yang hampir
cairan amnion. Terjadinya anemia pada
sama antara di kawasan perkotaan
ibu
(36,4%)
pengenceran darah menjadi semakin
dan
Tingginya
menimpa
Riskesdas
trimester
perdesaan
kejadian
ibu
(37,8%).
anemia
hamil
karena
nyata dengan lanjutnya umur kehamilan
memberikan
terutama pada kehamilan trimester III
kandung dari ibu dalam kehamilan,
maupun
disebabkan
yang
dampak negatif terhadap janin yang di
persalinan
hamil
nifas
yang
di
(Prawirohardjo, 2008).
Menurut hasil penelitian di RSU
Wonogiri
dengan
hubungan
antaranya akan lahir janin dengan
anemia
BBLR,
abortus,
perdarahan postpartum karena atonia
pendarahan post partum, partus lama
uteri di RSUD Wonogiri. Terdapat
dan syok (Prawirohardjo, 2008).
hubungan
partus
premature,
Pada ibu hamil terjadi penurunan
dalam
judul
kehamilan
kehamilan
antara
dengan
anemia
dengan
dalam
perdarahan
kadar Hb karena penambahan cairan
postpartum karena atonia uteri (Ayu,
tubuh yang tidak sebanding dengan
2015).
massa sel darah merah. Penurunan ini
METODE
terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu
Jenis penelitian yang digunakan
sampai 32 minggu, sehingga ibu hamil
analitik dengan desain cross sectional,
itu mengalami anemia. Selain itu anemia
dengan populasi seluruh ibu yang
68
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
melahirkan di RSUP Dr. M Djamil
dilaksanakan pada bulan Agustus 2016.
Padang tahun 2016, sebanyak 95 orang
Data dianalisis secara univariat dan
dengan tehnik pengambilan sampel yaitu
Bivariat dengan uji chi square.
Systematic
Random
Sampling,
HASIL
1.
Karakteristik Responden
a. Tingkat Pendidikan Ibu Hamil
Karakteristik ibu berdasarkan tingkat pendidikan di RSUP Dr. M. Djamil Padang
dapat terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Ibu Hamil
No
Pendidikan
f
%
1.
Rendah
13
13,68
2.
Tinggi
82
86,31
95
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
bahwa
dari
95
orang
ibu
yang
melahirkan
82
orang
(86,31%)
pendidikan yang tinggi.
b. Status Pekerjaan Ibu Hamil
Karakteristik ibu berdasarkan status pekerjaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang
dapat terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Status Pekerjaan Ibu Hamil
No
Status Pekerjaan Ibu
f
%
1.
Bekerja
9
9,47
2.
Tidak bekerja
86
90,53
Jumlah
95
100
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa dari 95 orang ibu yang melahirkan 86
orang (90,53%) tidak bekerja.
2. Analisis Univariat
a. Berat Badan Lahir
Distribusi frekuensi berdasarkan berat badan lahir bayi di RSUP Dr. M. Djamil
Padang dapat terlihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir
No
Berat Badan Lahir
f
%
1.
BBLR
52
54,7
2.
Tidak BBLR
43
45,3
69
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
95
Jumlah
100
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan bahwa dari 95 orang ibu yang melahirkan 52
orang (54,7%) melahirkan bayi dengan BBLR.
b. Umur Ibu
Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu di RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat
terlihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu
No
Umur Ibu
f
%
1.
Beresiko
53
55,79
2.
Tidak Beresiko
42
44,21
Jumlah
95
100
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan bahwa dari 95 orang ibu yang melahirkan 53
orang (55,79%) memiliki umur yang beresiko.
c. Anemia Pada Ibu Hamil
Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian anemia di RSUP Dr. M. Djamil Padang
dapat terlihat pada tabel 5
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia
No
Anemia
f
%
1.
Anemia
48
50,5
2.
Tidak Anemia
47
49,5
95
100
Jumlah
Berdasarkan Tabel 5 didapatkan bahwa dari 95 orang ibu yang melahirkan 48
orang (50,5 %) mengalami anemia.
3. Analisis Bivariat
a.
Hubungan Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir
Kedua variabel yaitu umur ibu dan berat badan lahir di RSUP Dr. M. Djamil Padang
dapat terlihat pada tabel 6.
Tabel 6 Hubungan Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir
N
O
Umur
1
Beresiko
2
Tidak bere
Siko
%
To
tal
%
37
Kejadian BBLR
Tidak
%
BBLR
69,81
16
30,19
53
100
15
35,71
64,29
42
100
BBLR
27
70
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
Jumlah
52
54,7
43
45,2
95
100
Berdasarkan tabel 6 dari 53 orang pada
orang sampel ibu hamil yang tidak
ibu
beresiko
memiliki umur yang beresiko terdapat
terdapat 37 orang (69,81%) melahirkan
27 orang (64,29%) tidak melahirkan
bayi dengan BBLR sedangkan dari 42
bayi dengan BBLR.
yang
memiliki
umur
Secara Statistik dengan Uji Chi-Square didapat nilai ρ value = 0.002 (ρ < 0.05)
artinya ada hubungan antara umur ibu dengan berat badan lahir bayi.
b.
Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil dengan berat badan lahir
Kedua variabel yaitu anemia pada ibu hamil dan berat badan lahir bayi pada ibu
hamil di RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat terlihat pada tabel 7.
Tabel 7 Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Lahir
Kejadian BBLR
NO
Kejadian
Anemia
BBLR
%
1
Anemia
34
2
Tidak
Anemia
Jumlah
Total
%
29,2
48
100
29
61,7
47
100
43
45,2
95
100
69,8
Tidak
BBLR
14
18
38,2
52
54,7
%
Berdasarkan tabel 7 dari 48 orang
1. Hubungan Umur Ibu dengan Berat
sampel pada anemia pada ibu hamil
Badan Lahir Di RSUP Dr. M
yang mengalami anemia terdapat 34
Djamil Padang
orang (69,8%) melahirkan bayi dengan
Dari penelitian tentang hubungan
BBLR, sedangkan dari 47 orang ibu
umur ibu dengan berat badan lahir di
hamil yang tidak anemia terdapat 29
RSUP. Dr. M. Djamil Padang, Setelah
orang (61,7 %) tidak melahirkan bayi
dilakukan hasil uji analisis statistik
dengan BBLR.
didapatkan nilai p = 0,002 (p<0,05),
Secara Statistik dengan Uji Chi-
artinya
terdapat
hubungan
yang
Square didapat nilai ρ value = 0.003 (ρ <
signifikan antara umur ibu dengan berat
0.05) artinya ada hubungan antara
badan lahir. Hasil penelitian ini sama
Anemia dengan berat badan lahir.
dengan penelitian yang dilakukan di
RSUD Dr. Zainoel Abidin Aceh Tahun
PEMBAHASAN
2015. Hasil nilai statistik didapatkan
nilai p = 0,002 (p<0,05), ada hubungan
71
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
yang bermakna antara umur dengan
wanita sudah siap menerima kehamilan.
kejadian BBLR. (Nurfi, 2015)
(Manuaba, 2007)
Pada usia yang kurang dari 20
Rahim siap melakukan fungsinya
tahun, kehamilan merupakan hal yang
setelah wanita berumur 20 tahun dan
sangat
beresiko
karena
belum
pada usia ini fungsi hormonal melewati
reproduksi
untuk
masa kerja yang maksimal. Pada usia
menerima kehamilan, sehingga dapat
14-18 tahun otot-otot rahim belum
merugikan
matangnya
alat
kesehatan
Ibu
dan
cukup kuat sehingga kehamilan dapat
perkembangan
dan
membuat robekan pada rahim. Pada usia
pertumbuhan janin. (Manuaba, 2007).
14-19 tahun sistem hormonal belum
Fisiologis alat reproduksi dalam masa
stabil ditandai dengan belum teraturnya
kanak-kanak,induk telur belum aktif,
haid.
berfungsi dengan baik. Setelah akhir
membuat
baliq terjadilah perubahan besar pada
stabil, mudah terjadi perdarahan dan
tubuh seorang wanita. pubertas tercapai
keguguran atau kematian janin. Ibu
pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun,
remaja beresiko ketika melahirkan dan
hal tersebut dapat dipengaruhi oleh gizi,
dapat
keturunan,
partum. (Muchlis, 2009)
mengganggu
bangsa
dan
lingkungan.
(Muchtar, 2011)
Ketidak
teraturan
kehamilan
mengalami
hormon
menjadi
tidak
komplikasi
pasca
Banyaknya perkawinan dibawah
Usia reproduksi optimal bagi
usia
20
tahun
dikarenakan
belum
seorang ibu adalah antara 20-30 tahun,
matangnya pemikiran seorang wanita
dibawah dan diatas usia tersebut akan
karena hanya mengunakan emosi tanpa
meningkatkan resiko kehamilan maupun
memikirkan
persalinan. Pertambahan umur diikuti
remanja yang akan banyak akibat dari
oleh perkembangan organ – organ dalam
perkawinan tersebut. Kehamilan remaja
rongga pelvic. Pada wanita usia muda,
semakin
dimana organ –organ reproduksi belum
menjadi masalah.Terdapat dua faktor
sempurna
dan
yang mendasari perilaku sek pada
kejiwaan yang belum siap menjadi
remaja. Pertama, harapan untuk kawin
seorang ibu, maka kehamilan dapat
dalam usia yang relative muda (20
berakhir
tahun).
BBLR,
secara
dengan
dan
keseluruhan
suatu
dapat
kegugugran,
disertai
dengan
efek
dari
meningkat
Kedua,
perkawinan
dan
makin
semakin
deras
arus
informasi yang dapat menimbulkan
persalinan macet. Usia hamil pertama
rangsangan
seksual
pada
remaja,
yang ideal bagi seorang wanita adalah
terutama remaja di daerah perkotaan
20 tahun, sebab pada usia tersebut rahim
rangsangan ini mendorong remaja untuk
melakukan hugungan sek pra nikah yang
72
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
pada akhirnya memberikan dampak
meningkatkan
kehamilan
Pada
pembuluh darah yang mengalir kerahim,
akhirnya, masalah kehamilan remaja
meningkatkan aliran darah, jika hormon
dipengaruhi diri remaja itu sendiri
yang dihasilkan belum stabil aliran
sehingga memberikan konflik seperti
darah ibu ke janin akan terganggu
masalah
putus
sehingga
akan
pertumbuhan dan perkembangan janin,
keguguran,
karena nutrisi yang didapat oleh janin
BBLR, perdarahan pasca partum tinggi,
tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga
mudah terjadi infeksi. (Manuaba, 2007)
akan mengakibatkan BBLR, sedangkan
diluar
perkawinan.
psikologi
sekolah,ekonomi
mengakibatkan
yang
anemia,
Sementara itu banyaknya umur
akan
karena
disebabkan
reproduksi.
melemahnya
dan
berdampak
ukuran
terhadap
pada ibu yang ber usia di atas 35 tahun
yang beresiko lebih dari 35 tahun
karena
jumlah
sudah
melemahnya
alat
ransangan alat reproduksi yang akan
Usia diatas 35 tahun fungsi rahim
menyebabkan terjadinya berbagai resiko
yang menurun. Salah satu akibatnya
tinggi pada ibu. Kehamilan yang terjadi
adalah jaringan rahim tak subur padahal
pada saat usia yang lebih dari 35 tahun
dinding
sangat
terjadinya
menempelnya plasenta. kondisi ini tentu
anemia, preeklamsi dan eklamsi serta
memunculkan kecendrungan terjadinya
pada
plasenta previa, jaringan rongga panggul
berpotensi
untuk
kehamilan,
keadaan
ini
rahim
dan
perkembangan
pertambahan usia dan menyebabkan
dalam
rahim.
pun
tidak
sejalan
Semakin lanjut usia wanita, semakin
rongga
tipis cadangan telur yang ada, indung
menghadapi dan mengatasi komplikasi
telur juga semakin kurang peka terhadap
seperti perdarahan dan jika perdarahan
rangsangan gonadotropin. (Manuaba.,
terjadi
2007)
terganggunya suplai darah dan oksigen
Menurut peneliti bahwa usia ibu
panggul
melemah
tempat
berpengaruh pada pertumbuhan dan
janin
ototnya
adalah
akan
mudah
mengakibatkan
kejanin sehingga akan mengakibatkan
yang dibawah 20 tahun alat reproduksi
terganggunya
pertumbuhan
belum matang, fungsi dari ovarium
perkembangan
janin
adalah mengahasilkan hormon esterogen
mengakibatkan
dan progesteron, sedangkan ibu yang
(Muchlis, 2009)
umur
2.
dibawah
20
tahun
kadar
lagi
yang
kejadian
dan
akan
BBLR.
Hubungan Anemia Pada Ibu
hormonnya belum stabil ditandainya
Hamil
dengan belum teraturnya haids. Fungsi
Lahir di RSUP. Dr. M. Djamil
dari
Padang
hormon
esterogen
adalah
dengan Berat Badan
73
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
Dari hasil penelitian berdasarkan
meningkat 45 - 65% dimulai pada
uji analisis statistik didapatkan nilai p =
trimester II kehamilan, dan maksimum
0,003 (p<0,05) artinya ada hubungan
terjadi pada bulan ke -9 dan meningkat
signifikan antara anemia pada ibu hamil
sekitar
dengan berat nadan lahir bayi. Hasil
menjelang aterem serta kembali normal
penelitian ini sesuai dengan penelitian
3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
yang dilakukan di RSUD Raden Matter
meningkatkan volume plasma seperti
Jambi Tahun 2015 tentang hubungan
laktogen plasma, yang menyebabkan
anemia pada ibu hamil dengan kejadian
peningkatan sekresi aldesteron Bahaya
BBLR menujukkan ada hubungan antara
anemia
anemia pada ibu hamil dengan kejadian
tampaknya
BBLR. (Dini, 2015)
berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi
Anemia
dalam
kehamilan
1000
ml,
menurun
terhadap
dengan
janin
anemia
sedikit
janin
sekalipun
mampu
menyerap
akan
mengurangi
merupakan salah satu masalah kesehatan
kemampuan
yang banyak dialami dan cukup tinggi
sehingga menggangu pertumbuhan dan
yang berkisar antara 10-20%. Faktor
perkembangan
yang berpengaruh terhadap kejadian
sehingga
anemia
BBLR. (Rukiyah, 2011)
ini
kehamilan
adalah
berulang
kurang
dalam
gizi,
waktu
metabolisme
janin
dalam
mengakibatkan
Anemia
tubuh
merupakan
rahim
terjadinya
gangguan
singkat, yang menyebabkan cadangan
medis yang paling umum ditemui pada
zat besi ibu sebenarnya belum pulih,
masa hamil, mempengaruhi sekurang-
Karena terkuras oleh keperluan janin
kurangnya 20% wanita hamil yang
yang di kandung berikutnya. Tingginya
memiliki insiden komplikasi puerpurial
anemia
hamil
yang lebih tinggi seperti infeksi. Anemia
memberikan dampak negatif terhadap
menyebabkan penurunan kapasitas darah
janin yang di kandung dari ibu dalam
untuk
kehamilan, persalinan maupun nifas
berupaya mengkompensasi dengan cara
yang di antaranya akan lahir janin
meningkatkan curah jantung. Indeks
dengan
tidak
yang
menimpa
BBLR,
ibu
partus
premature,
membawa
langsung
abortus, pendarahan post partum, partus
oksigen
lama dan syok. (Prawirohardjo, 2015)
ataukadar
adalah
oksigen.
kapasitas
sel
Jantung
pembawa
darah
haemotokrit.
merah
Rentang
Perubahan hematologi sehubung
haemotokrit 37% - 47%, namun nilai
dengan kehamilan adalah oleh karena
normal untuk wanita hamil dengan
perubahan
sirkulasi
cadangan besi yang adekuat rendah
meningkat
terhadap
yang
semakin
plasenta
dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma
yakni 33% akan menyebabkan hidremia
(pengenceran
darah)
atau
anemia
74
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
fisiologis
kehamilan.
Apabila
tidak
dini tersebut, dapat mencegah terjadinya
tersedia cukup besi, untuk memenuhi
anemia
kebutuhan ibu, janin, dan plasenta,
pencegahan anemia pada ibu hamil
cadangan
tidak
dapat dilakukan antara lain dengan cara:
dikorbankan, tetapi simpanan besi ibu
meningkatkan konsumsi zat besi dari
akan dipakai dan massa sel darah merah
makanan,
ibu akan menurun. Defisiensi besi atau
hewani dalam jumlah cukup, namun
anemia pada ibu dapat menyebabkan
karena harganya cukup tinggi sehingga
oksigen
masyarakat
besi
di
untuk
janin
janin
menurun
pada
kehamilan.
Cara
mengkonsumsi
sulit
pangan
mennjangkaunya.
mengakibatkan IUGR (intra uterine
Untuk itu diperlukan alternatif yang lain
growth
ibu
untuk mencegah anemia gizi besi,
gangguan
memakan beraneka ragam makanan
retardation)
menyebabkan
dan
peningkatan
pada
jantung dan komplikasi lain selama
yang
melahirkan. (Manuaba, 2015)
melengkapi
Berdasarkan penelitian yang telah
memiliki
zat
termasuk
besi, seperti vitamin C.
peningkatan volume plasma sehingga
KESIMPULAN
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan janin
dapat
menyebabkan
terganggunya
berikut :
pertumbuhan, perkembangan janin dan
1. Lebih
janin
akan
tergangu.
Kemudian hal ini juga dapat dipengaruhi
oleh kurangnya kebutuhan nutrisi yang
di konsumsi oleh ibu hamil.
vitamin
yang
Dari hasil penelitian maka peneliti
berkurang dalam darah ibu yang dapat
ke
saling
dapat meningkatkan penyerapan zat
dilakukan, peneliti dapat menyatakan
oksigen
gizi
menarik
kesimpulan
separuh
(54,7%)
sebagai
Bayi
mengalami Kejadian BBLR di RSUP
Dr. M. Djamil Padang.
2. Lebih dari separuh (55,8%) ibu
mengalami Umur yang beresiko di
Oleh karena itu untuk mencegah
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
kejadian BBLR diharapkan kepada ibu
3. Separuh (50,5%) ibu mengalami
hamil untuk mengkonsumsi zat besi,
anemia pada ibu hamil di RSUP Dr.
makanan yang bergizi dan sesering
M. Djamil Padang.
mungkin untuk melakukan pemeriksaan
4. Terdapat Hubungan antara Umur Ibu
kehamilan ke tenaga kesehatan agar ibu
dengan Berat Badan Lahir di RSUP
dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu
Dr. M. Djamil Padang.
dan
janin,
seperti
melakukan
5. Terdapat Hubungan antara anemia
pemeriksaan HB (hemoglobin) untuk
pada ibu hamil dengan Berat Badan
mengetahui kadar HB ibu dalam darah
Lahir di RSUP Dr. M. Djamil
sehingga dengan adanya deteksi secara
Padang.
75
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
Pustaka Sarwono Prawirohardjo Rekam
DAFTAR PUSTAKA
medik RS. DR.M.Djamil Padang, 2015.
Depkes RI, 2015. Profil Kesehatan
Rukiyah, Y. 2011. Asuhan Kebidanan
IV (Patologi Kebidanan). Jakarta
: CV. Trans Info Medika
Samsulhadi, H. 2009. Induksi
Ovulasi dan Stimulasi Ovarium,
Jakarta : CV Sagung Seto
Sumatera Barat. Padang.
Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil
Kesehatan tahun 2015. Kota Padang :
2015
Dini, SU. 2015. Hubungan Umur Ibu
dengan
Kejadian
Abortus
di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan
Penyakit
Kandungan
Keluarga
Berencana
dan
Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Muslich,
M.
2009.
Melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas Itu
Mudah. Bumi Aksara. Jakarta.
Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri
Fisiologi Patologi. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2007. Ilmu Kebidanan
Penyakit
Kandungan
Keluarga
Berencana
dan
Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC
Nurfi, L. 2015. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Terjadinya
BBLR di RSUD Dr. Zainoel
Abidin
Prawirohardjo,
S.
2005.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah). Yogyakarta :
Nuha Medika.
Prawirohardjo,
Kebidanan.
S.
Jakarta:
2008.
Ilmu
Yayasan
Bina
76
Volume 7, Nomor 2, Desember 2016
e-ISSN : 2540-9611 | p-ISSN : 2087-8508
77
Download