Pernyataan Bersama Aliansi Islam untuk Penegakan HAM Menuntut

advertisement
Pernyataan Bersama Aliansi Islam
untuk Penegakan HAM
Menuntut Ditutupnya Penjara Teluk Guantanamo
Setelah kasus penyiksaan tawanan di kamp Abu Ghuraib Irak, militer Amerika Serikat
kembali melakukan pelanggaran hak asasi manusia, seperti terungkap dalam kasus
pelecehan terhadap al-Qur'an di kamp tahanan Guantanamo, Kuba. Yaitu dengan
menodai keyakinan umat Islam atas kitab sucinya Al-Qur’an.
Peristiwa di penjara Teluk Guantanamo, Kuba itu kami nilai sebagai pelanggaran
terhadap kemerdekaan beragama (religious freedom) terutama hak-hak umat Islam dalam
menghormati dan meyakini kitab sucinya. Pemerintah AS kurang memahami keyakinan
umat Islam atas Al-Qur’an sebagai Kitab Suci yang diyakini. Peristiwa ini akan
menimbulkan kebencian terhadap AS dan mempersubur terorisme.
Di samping itu, di Kamp tahanan Guantanamo juga terjadi banyak kasus pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia lainya. Seperti, para tawanan terus disekap tanpa ada
proses pengadilan, tidak mendapatkan bantuan dari lawyer (pengacara), dan ditempatkan
di dalam sel yang tidak manusiawi.
Pelanggaran–pelanggaran itu jelas akan merusak citra Amerika Serikat di mata dunia
sebagai negara yang mengaku sebagai pengawal demokrasi dan HAM. Selain itu, peristiwa
ini akan menjadi penghalang bagi penegakan demokrasi dan HAM di negeri lain,
termasuk Indonesia.
Pemberantasan terorisme hanya bisa dilakukan dengan cara penghormatan terhadap
keyakinan dan kebebasan berkepercayaan atau beragama. Penodaan terhadap keyakinan
tertentu justeru akan makin memancing suburnya kekerasan.
Kami mengkhawatirkan, peristiwa penjara Teluk Guantanamo bisa menjadi pemicu bagi
rusaknya hubungan antar-agama yang sudah terjalin lama, dan berakibat pada
terancamnya perdamaian dunia. Sentimen-sentimen agama akan muncul akibat kekerasan
terhadap keyakinan umat Islam, oleh oknum-oknum militer maupun kebijakan
pemerintah AS, baik di penjara Teluk Guantanamo, Abu Ghuraib di Irak, Bagram di
Afghanistan dan instalasi militer lainnya tempat ‘menyekap’ orang-orang yang dinilai
Amerika Serikat menggangu kepentingannya.
Telah terbukti bahwa perlakuan yang tidak pada tempatnya terhadap kitab suci Al-Qur’an
di Kamp Tahanan Guantanamo tersebut telah memakan korban dan menyulut kekerasan
di banyak negara, serta menyulut kebencian satu dengan yang lain.
Karena itulah, kami Aliansi Islam untuk Penegakan Demokrasi dan HAM menuntut
kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta untuk:
1. Mengakui telah terjadi kesalahan kebijakan pemerintah AS di Kamp Tahanan
Guantanamo, sehingga menimbulkan terjadinya pelecehan terhadap agama Islam.
2. Membuka secara transparan kasus pelecehan Al-Qur'an, menyeret yang bersalah dan
bertanggung jawab di muka pengadilan secara terbuka.
3. Meminta maaf secara terbuka atas apa yang telah terjadi di Guantanamo kepada umat
Islam, khususnya di Indonesia.
4. Segera menutup kamp tahanan Teluk Guantanamo di Kuba, Abu Ghuraib di Irak,
Bagram di Afghanistan dan instalasi penyekapan lainnya, sebagai bukti keseriusan AS
terhadap penegakan demokrasi dan HAM, serta terciptanya perdamaian dunia.
Jakarta, 16 Juni 2005
Kami yang menyutujui pernyataan ini:
1.The Wahid Institute,
2.Lakpesdam NU,
3.Jaringan Islam Liberal (JIL)
4.Yayasan Desantara
5.Institute for Social Institutional Studies (ISIS),
6.Gerakan Anti Diskriminasi (GANDI)
7.International Center for Islam and Pluralism (ICIP),
8.Jaringan Intelektual Muda Muhammdiyah (JIMM)
9.Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP)
.
Download