BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Strategi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintahan saat ini
adalah pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Salah
satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian subsektor
tanaman
pangan
dan
holtikultura
adalah
pengembangan
komoditas
holtikultura. Indikator keberhasilan tersebut dicirikan adanya peningkatan
kesejahteraan petani dan keluarga.
Peluang untuk pengembangan holtikultura, terutama buah-buahan
masih sangat terbuka lebar karena jutaan hektar lahan kering yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, peningkatan tanaman buah, baik itu
lokal maupun nasional masih sangat tinggi permintaannya.
Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat
dipisahkan sehingga pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil
pertanian di perkotaan. Jenis pertanian suatu desa dipengaruhi oleh prefrensi
masyarakat dan kondisi alam wilayah setempat yang berkaitan dengan sumber
daya alam dan sumber daya manusia.
Kehidupan masyarakat pedesaan dapat dipengaruhi oleh faktor
perkembangan pola pikir masyarakat. Cara pandang masyarakat yang statis,
berubah menjadi cara pandang yang dinamis. Saat ini terjadi perubahan pola
bertani dari petani tradisional menjadi petani komersial, terutamapada petani
Nanas Madu . jenis pertanian ini masih menjadi andalan dan merupakan sektor
1
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
2
yang paling menguntungkan dalam usaha petani di Kabupaten Pemalang.
Kondisi ini akan berhubungan dengan otonomi daerah, dan pemberdayaan
masyarakat.
Sebagian orang mengartikan pertanian sebagai kegiatan manusia
dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, baik
tanaman semusim maupun tanaman tahunan, tanaman pangan maupun tanaman
non pangan, serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan, pengertian
tersebut sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai tujuan dan
alasan mengapa lahan di buka dan diusahakan oleh manusia. Bagi penduduk
pedesaan bertani merupakan mata pencaharian utama, yang berfungsi untuk
membantu pendepatan keluarga, selain sebagai petani ada juga yang berpotensi
diluar bidang pertanian, akan tetapi banyak penduduk yang memilih menjadi
petani. Masyarakat desa mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dari
dulu sampai sekarang kebiasaan bertani yang di lakukan adalah sebagai petani
tradisional.
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan denga masyarakat Desa Belik
yang sebagian besar menjadi petani tradisional dengan memiliki tanah yang
senpit sekitar tempat tinggal, pengolahan yang apa adanya, serta sikap tertutup
masyarakat
terhadap
pembaharuan,
membuat
petani
sulit
berkembang.pertanian yang semula diremehkan sekarang mulai diperhatikan
untuk mengembangkan pertanian yang dapat menghasilkan perubahan, baik di
bidang sosial maupun ekonomi. Petani denga kondisi seperti itu akan
membawa perubahan pada bidang sosial ekonom ke arah yang lebih maju.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
3
Seiring denga perkembangan zaman an peningkatan kebutuhan hidup sebagai
masyarakat Desa Belik berubah ke dalam pertanian baru yang lebih bernilai
ekonomis tinggi yaitu sebagai petani Nanas Madu.
Masyarakat Desa Belik awalnya adalah petani sawah danjuga lahan
kering, akan tetapi dengan kemajuan teknologi mereka mulai berganti
menanam jenis tanaman. Tanaman yanag memiliki nilai ekonomis yang kurang
maka akan digantikan dengan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dengan
adanya perkebunan nanas itu terlihat perubahan sosial ekonomi yang terjadi di
desa Belik, Hal ini dapat dilihat dari pola kehidupanya seperti bentuk rumah,
barang-barang yang dimiliki dan sebagainya, Hal ini mencerminkan
keberhasilan usaha perkebunan Nanas madu.
Tanaman Nanas Madu mulai dibudidayakan dan berhasil dicoba di
Desa Belik, selain itu sebagai penghasil tanaman buah. Dengan demikian
masyarakat sebagai subjek berpikir dengan kemampuannya mampu mengelola
dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan
dapat mencukupi kebutuhan sosial-ekonomi.
Peningkatan pendapatan kehidupan petani ini yang menjadi perhatian
khusus oleh petani dimana penghasilan dari Nanas Madu sangatlah
menjanjikan. Oleh karen itu, petani berganti menananm tanaman yang lebih
menguntungkan, dimana dapat membiayai anak sekolah, kehidupan rumah
tangga, sandang, pangan papan, dan juga yang lainnya.
Adanya kebutuhan yang mendesak masyarakat tidak sulit dalam
proses penjualan hasil panen, petani tinggal memanen, atau juga membawa ke
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
4
tempat pedagang Nanas Madu atau dijajakkan di pinggir jalan yang terjangkau
dengan kendaraan pedagang.
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu
di Desa Belik, Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016. Agar dapat kemudahan
dan efektif dalam penelitian enulis menyederhanakan penelitiannya. Gottsclak
menjelaskan bahwa suatu subjek dapat dikurangi ruang lingkupnya Jika bahanbahannya terlalu banyak untuk bisa digunakan secara pantas dan layak. Hal itu
dapat dilakukan denga mengurangi wilayah geografisnya, jumlah orang dan
jenis kegiatan yang tersangkut. Bedasarkan hal tersebut penulis membatasi
penulisan dalam masalah waktu yang akan diteliti pada tahun 2000-2016.
Adanya alasan penetapan yang ditulis oleh penulis antara tahun 20002016 adalah merupakan hal penting sebagai berikut.
1.
Pada tahun 2000 petani Nanas Madu di Desa Belik mengalami
peningkatan dibanding tahu sebelumnya, yakni yang dulunya petani tidak
memiliki tanaman Nanas Madu pada tahun 2000 hampir semua sudah
memiliki, walaupun prosentasenya kecil.
2.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pada tahun itu
juga (2000-2016), petani Nanas Madu di desa Belik mengalami perubahan
dalam bidang Sosial-Ekonomi yang disebabkan karena harga jual Nanas
Madu laku di pasaran dan peminatnya juga meningkat.
3. Pembatasan penulisan itu untuk memudahkan dalam penelitian dalam
memperoleh data dan fakta-fakta oleh peneliti.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
5
B.
Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaaan wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?
2. Bagaimana perkembangan pertanian Nanas Madu di Desa Belik,
Kabupaten Pemalang ?
3. Bagaimana kehidupan Sosial-Ekonomi yang ada pada petani Nanas Madu
di Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap:
1. Kondisi wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang.
2. Perkembangan petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang,
dan
3. Proses perubahan Sosial-Ekonomi yang terjadi pada petani Nanas Madu di
Desa Belik, Kabupaten Pemalang.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi sebagian besar
pihak yang terkait, baik bagi peneliti, masyarakat Belik, pemerintahan desa,
kalangan akademis maupun kalangan luas. Manfaat dari penelitian ini:
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
6
1. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya perkembangan produksi
atau hasil dengan cara memahami peningkatan kualitas perawatan sehingga
dapat bersaing dengan pertanian lain.
2. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya partisipasi petani dalam
masyarakat denga cara meningkatkan kerjasama dengan petani lain maupaun
dengan masyarakat.
3. Memberi masukkan tentang perlunya kenaikan taraf hidup melalui
pemenuhan fasilitas denga tetap mementingkan saling membatu dengan
sesama petani.
4. Memberi masukkan kepada pemerintah setempat, pihak-pihak terkait dan
petani Nanas Madu untuk terus mengembangkan pertaniannya.
5. Dapat menjadi refrensi atau acuan bagi peniliti yang akan datang dalam
penulisan-penulisan agar lebih baik.
E.
Tinjauan Pustaka
Perubahan Sosial-Ekonomi dimulai dari perubahan ekonomi, dimana
perubahan ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat dibanding
perubahan sosial. pertentangan sosial-ekonomi barat dan timur tentang sistem
ekonomi itu bersifat abadi atau tidak berubah dalam waktu yang lama.
Demikan pula dengan perubahan sosial pada saat ini telah berubah dengan
cepat tidak hanya di kota saja namun juag terjadi di Desa. Perubahan di Desa
Belik yaitu peningkatan pendapatan petani Nanas Madu, dengan adanya
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
7
peningkatan ini pendapatan petani yang semula sedikit kemudian menjadi
lebih banyak, apalagi pada saat panen raya tiba (Salim, 2002 : 137-138).
Perubahan yang lain terjadi pada hal sosial yaitu mengenai kegiatan
gotong-royong mulai pudar. Hal ini dpat dilihat dari kehadiran warga dalam
kerja bakti, mereka lebih suka membayar denga uang dari pada datang
bersama warga lain untuk gotong-royong. Menurut Sayogyo (1995 : 27)
menjelaskan sistem tolong menolong, merupakan tambahan tenaga bantuan
dalam pekerjaan yang tidak disewa tetapi diminta dari sesama warga desa
atau sering disebut gotong-royong. Akan tetapi warga Belik masih banyak
yang mementingkan gotong-royong.
Pada saat ini peniliti cenderung memusatkan kajiannya pada bidang
sejarah Sosial-Ekonomi terutama pertanian. Tujuan utama adalah untuk
mengungkapkan peranan peranan petani, potensi, golongan petani yang
dianggap sangat banyak ambil bagian dlam bidang pertanian dan sektor
agribisnis. Pelaku usaha merupakan suatu peningkatan sumber daya manusia
dalam meningkatkan usaha yang sedang digelutinya. Memperluas pasar
dengan berbagai pihak pelaku agribisnis ini adalah kerjasama yang akan
membawa pemberdayaan petani.Penelitian kehidupan Sosial-Ekonomi pada
petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, merupakan peneliti
yang pertama di Desa tersebut. Akan tetapi penelitain sejenis di tempat lain
yang berkaitan denga Sosial-Ekonomi petani sudah pernah dilakukan.
Menurut Boeke yang di kutip dalam buku Sejarah Sosial-Ekonomi
Indonesia Soegijanto Padmo (1948) mengatakan bahwa perkebunan sebagai
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
8
suatu kompleks perusahaan unit teknis yang sering kali di lengkapi oleh
petugas adminidtratif dan export. Boeke memberikan definisi perkebunan
hanya dari segi teknsis dan efisiensi organisasi, tanpa menyebutkan tentang
ketersediaan tenaga kerja atau kaitanya dengan masyarakat di sekitarnya. Dan
melihat perkebunan sebagai lembaga yang tidak ada hubunganya dengan
masyarakat sekitarnya.
Penelitian Supriyadi (2004) yang berjudul Perubahan Sosial Pada
Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung,
Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004, bahwa peningkatan pendapatan
membuat para pengrajin sale mampu mengubah gaya hidup yang lebih baik.
Kepemilikkn barang mewah menyebabkan perubahan status dan kenaikan
kedudukan sosial, dibidang pendidikan pengrajin sale pisang dapat
menyekolahkan anaknay sampai menuju perguruan tinggi.
Sujanto
(2004)
menurut
dalam
penelitiannya
yang berjudul
Kehidupan Sosial-Ekonomi Pengrajin Gedeg di Desa Selakambang,
Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003,
bahwwa dengan berbekal memiliki kemampuam membuat gedeg mesyarakat
desa Selakambang menjadi lebih maju, dimana masyarakatnya selain bertani
juga memiliki kesibukkan untuk mengembangkan kraetivitas industri kecil.
Ketiga Penelitian tersebut menyimpulakan bahwa keadaan ekonomi
keluarga sangat mempengahruhi kehidupan sebab pendapatan masyarakat
meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga mengikutinya dengan
kebutuhan ekonomi tercukupi misalnya sandang, pangan, papan. Setelah
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
9
ekonomi mapan juga akan berpengaruh pada perubahan lain, misalnya dapat
menyekolahkan anak sampai tingkat yang lebih tinggi.
F.
Landasan Teori dan Pendekatan
Untuk mengungkap secara tepat berbagai permasalahan sebagaimana
sudah disebutkan diatas, maka perlu dilakukan kajian teori terhadap pokok
masalah penelitian. Pada penelitian ini yang mengkaji pokok permasalahan
adalah mengenai Perubahan Sosial Ekonomi Petani Nanas di Desa Belik
Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, untuk itu perlu dilakukan pengkajian
lebih dahulu mengenai sosial ekonomi, apakah dapat merubah dan apakah
sosial ekonomi dapat berubah terhadap orangg lain.
Menurut Khaldun (1993:43) bahwa manusia adalah makhluk sosial
yang pada hakikatnya sifat sosial manusia itu berasal dari kenyataan bahwa
menolong dirinya
sendiri,
yang
diperlukan
aktifitas
dalam
upaya
mempertahankan hidupnya. Untuk itu mansia pada kelompok manapun pasti
memiliki sosial ekonomi. Faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi antara
lain kondisi sosial ekonomi yang bersangkutan. Berdasarkan keterangan
diatas maka dapatlah diambil suatu pengertian mengenai sosial ekonomi..
Karakteristik tersebut berkaitan dengan penggunaan waktu, uang dan obyekobyek yang berkaitan dengan semuanya. Misalnya cara makan, berbicara,
kebiasaan dirumah, kebiasaan dikantor, kebiasaan berbelanja dan pilihan
teman.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
10
Manusia pada kelompok manapun pasti memiliki sosial ekonomi.
Sosial ekonomi ini biasanya yang membedakan kehidupan suatu kelompok
dengan kelompok lain. Sosial ekonomi biasanya dipengaruhi oleh berbagai
factor antara lain kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Dalam ilmu sosial, pertanian, dan masalh pembangunan kehidupan
petani, baik itu yang berkaitan dengan perekonomian maupun yanag lainnya
merupakan penelitian yang mengkaji mengenai masyarakat.
Pokok penelitian ini adalah mengenai kehidupan sosial-ekonomi
petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, untuk mengungkap
permasalahan yang ada, maka perlu diadakan kajian teori pada pokok
permaslahan penelitian.
Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan
kerja dari ilmu pertanian. Sudah selayaknya kalo lebih dahulu ingin
mengetahui apa yang di maksud pertanian itu. Menurut Tohir (1983: 1)
pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari-hari yakni
bercocok tanam sedangkan pertanian dalam arti yang luas atau pertanian
dalam arti ilmiah.
Pertanian Indonesia dalam pengelolaan usaha tani, dimana dan kapan
saja, dalam hakikatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang
mengusahakan. Perlakuan orang itu nyata tergantung dari banyak faktor, di
antaranya dari watak petani itu sendiri, tingkat kebudayaan, dan kebijakan
pemerintah.
Auburn
dan
Nimkof
mengatakan
bahwa
kehidupan
perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya:
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
11
1. Lingkungan alam (invironment).
2. Warisan sosial (heritage), pandangan hidup, dan adat istiadat.
3. Keturunan (heridity).
4. Hidup bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan dan pandangan
mengenai ekonomi.
Pada titik permulaan, cara-cara untuk memperbesar pendapatan nyata
ini dapat diusahakan melalui perluasan lahan pertanian, memperbesar jumlah
produksi, mengubah lingkungan sosial, dan kultural sehingga sumber-sumber
produktif dapat ditambah. Mengingat hal tersebut perlu penegasan tentang
rasionalisasi dan efisiensi dalam arti ekonomis. Ada dua jalan yang dapat
ditempuh untuk mencapai tujuan yakni:
1. Memperkecil biaya keseluruhannya dengan mempertahankan tinggi
produksi yang telah tercapai.
2. Memperbesar produksi tanpa menambah biaya seluruhnya.
Hal tersebut juga bergantung pada kepemilikan tanah yang dimiliki
masyarakat.
Perkembangan petani merupakan suatu upaya yang sangat tepat
karena selain dapat menyerap tenaga kerja, usaha pertanian juga dapat
membantu meningkatkan pendapatan petani. Jadi, usaha pertanian secara
langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan keadaan ekonomi
masyarakat. Sebagaimana masyarakat yang ada di Desa Belik yang menanam
Nanas Madu sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan ekonomi keluarga
apalagi penduduk desa sangat tergantung pada pertanian.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
12
Perkembang yang terjadi pada sektor ekonomi ternyata banyak
berpengaruh pada perkembangan sektor lain dengan meningkatnya pertanian
Nanas Madu ini maka akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan
perkembangan sektor industri secara langsung menyebabkan meningkatnya
kebutuhan hidup yang diikuti oleh meningkatnya biaya hidup.
Menurut Soekanto menyatakan bahwa faktor-faktor yang mendorong
jalannya perubahan, antara lain:
1. Sistem pendidikan yang maju.
2. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
3. Toleransi tehadap perubahan-perubahan yang menyimpang.
4. Sistem terbuka dalam masyarakat.
5. Penduduk yang heterogen.
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
7. Disorganisasi dalam masyarakat.
8. Sikap mudah menerima hal-hal baru.
Menurut Soekanto (1982 : 231-232) ukuran atau kriteria yang biasa
dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kekayaan.
2. Ukuran kekuasaan.
3. Ukuran kehormatan.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
13
Di dalam masyarakat dimana terjadi sesuatu proses perubahan yang dapat
membawa jalannya perubahan kehidupan itu. Soekanto (1982 : 333-336)
menyatakan bahwa faktor pendorong jalannya perubahan tersebut antara lain:
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
4. Tolersansi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, yang
bukan merupakan delik.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Dengan kelima fakor pendorong jalannya perubahan tentunya masih
berkaitan dengan seiring waktu. Sangatlah penting dala sejarah ialah satuan
waktu.
Menurut Kutowijoyo (2004 : 99) sangatlah penting dalam sejarah
ialah satuan waktu. Dalam sejarah ekonomi, maslah tahapan perkembangan
selalu menjadi perhatian yang utama. Tidak saja dalam skala makro akan
tetapi berbicara tentang sistem ekonomi atau cara produksi, tetapi juga dalam
lingkup mikro. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
perubahan dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan di
bidang yang lain, seperti terjadi pada perubahan sosial.
Kenaikan jumlah penduduk, aneka warna suku bangsa Indonesia dan
sikap
mental
penduduk
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung
pembangunan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan
berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif dan tradisional dari
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
14
berbagai hubungan masyarakat yang lain. Tidak ada masyarakat yang statis,
semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak budaya
sebenarnya adalah gerakan manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebuduyaan tadi. Gerak manusia terjadi karena ia
mengadakan hubungann dengan manusia lain atau kelompok manusia dalam
kelompok. Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisi, juga
karena difusi kebudayaan, penemuan baru, masuknya teknologi, dan inovasi.
Pendekatan yang digunakan dalm penelitian ini adalah sosiologiekonomi. Pendekatan ini penting adanya karena berkaitan dengan kehidupan
sosial-ekonomi yang terjadi pada Petani Nanas Madu di Desa Belik
Kabupaten Pemalang. Pendekatan ekonomi akan memilih penekanan
perhatiannya pada bidang produksi, pemasaran, dan konsumsi. Sedangkan,
pendekatan sosiologi
pedesaan yang melihat masalah pembangunan
pertanian sebagai masalah organisasi sosial petani, artinya sebagai insan
sosial, petani berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dan kebutuhan
masyarakat melalui kerjasama dalam kelompok sosial.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
15
G.
Metode Penelitian
Peneliti ini termasuk kategori penelitian sejarah karena didalamnya
terdapat unsur manusia, ruang, dan waktu. Jadi, penelitian ini menggunakan
metode penelitian sejarah. Metode yang digunakan dlam penelitian skripsi
yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu di Desa Belik,
Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016, ini adalah dengan menggunakan
metode penelitian sejarah.
Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah maka metode sejarah
menggunakan empat langkah yaitu, heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi
atau penafisran, dan penulisan sejarah atau historiografi (Notosusanto, 1978 :
36-43).
Akan dijelaskan secara ringkas mengenai masalah metode dalam sejarah yaitu:
1. Heuristik pencarian sumber lisan, sumber sejarah lisan, dan fakta atau
informasi lain, ini adalah metode dengan kegiatan menghimpun jejak-jejak
masa lampau dengan melakukan observasi dan wawancara. Penulis
mengadakan observasi dan ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara.
Penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan para pelaku antara
lain, Petani Nanas Madu, pedagang, warga buruh dan juga informan lain
untik mendapatkan data tentang perkembangan perkebunan Petani Nanas
Madu.
2. Kritik (verifikasi) Berupa pengkajian sumber sejarah, di tempuh dengan
cara mencari keontetikan dan kredibilitas sumber yang sesuai dengan
materi penelitian. Kritik langkah metode ini mempunyai dua aspek, yaitu :
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
16
a. Kritik eksteren yaitu mencari otwntitas atau keotentikan (keaslian),
untuk membuktikan bahwa penjelasan yang di kemukakan oleh suatu
sumber itu otentik atau asli.
b. Kritik interen yaitu untuk menghasilkan kredibilitas isi sumber
(keabsahan untuk dipercaya) penulis menggunakan kedua kritik
tersebut setelah jejak sejarah di kumpulkan dari wawancara kemudian
di nilai,serta di uji kebenaranya agar mendapat data yang vailid.
Sumber lisan dengan cara mewawancarai Petani Nanas Madu, buruh
tani dan masyarakat setempat
3. Interpretasi (penafsiran) yaitu metode penelitian sejarah dengan
penafsiran yang nyata menetapkan makna yang saling berhubungan dari
fakta-fakta yang diperlukan. Penulisan Sejarah di perlukan, Penulisan
sejarah di perlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi.
Fakta yang tidak di interpretasikan bukanlah sejarah (Priyadi, 2013:121).
Dalam
langkah
ini
penulis
menggunakanya
untuk
menghubungkan fakta-fakta yang satu dengan yang lainya agar keserasian
dan kesesuaian yang di miliki nanti.
4. Historigrafi langkah terakhir untuk puncak metode sejarah yaitu penulisan
sejarah atau sering di sebut historiografi, artinya sejarah di pandang sebagai
kisah, yaitu kisah yang di tulis oleh sejarahwan, maupun penulis sehingga
karyanya itu di sebut sejarah sebagaimana di kisahkan (Priyadi,2013:122)..
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
17
H.
Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian dalam sekripsi ini terbagi dalam lima bab.
Antara bab satu antara bab yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan
saling berkaitan. Masing-masing bab terbagi dalam berbagai subbab. Untuk
mempermudah pemahaman, Sistematika penulisan sekripsi ini adalah sebagai
berikut :
Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori dan pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab dua kondisi wilayah desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang
yang terdiri dari letak geografis dan luas wilayah, keadaan penduduk, lahan,
keadaan sosial ekonomi.
Bab tiga menguas tentang Tingkat Kehidupan petani Nanas
Maduyang terdiri dari karakter petani, Dampak petani terhadap Perubahan
Sosial Ekonomi dan tingkat Kehidupan.
Bab empat menjelaskan tentang Mengupas tentang Perkembangan
kehidupan Sosial-Ekonomi di Desa Belik Kabupaten Pemalang terdiri dari
Penghsilan Petani Nanas Madu, Keuntungan untuk saving Petani Nanas Madu,
Interaksi Sosial Petani Nanas Madu, Aktifitas sosial, Pemenuhan kebutuhan
Sosia.
Bab lima berisi simpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran
yang direkomendasikan dalam obyek penelitian.
Perubahan Sosial Ekonomi..., Hardianto, FKIP UMP, 2017
Download