PDF (Bab I)

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia (2014), kecelakaan lalu lintas di
Indonesia dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, setelah penyakit jantung
koroner dan tuberculosis/TBC. Peningkatan kecelakaan yang terjadi sebagian besar
akibat dari kelalaian manusia, sehingga banyak yang meninggal, luka-luka dan
mengalami patah tulang/fraktur. Sama halnya menurut Rizal (2014) yang
menyebutkan bahwa dari semua cidera yang terjadi pada manusia, sedikitnya
duapertiga melibatkan sistem muskuloskeletal salah satunya adalah fraktur.
Fraktur menurut Ningsih (2011), adalah rupturnya kontinuitas struktur dari
tulang atau kartilago dengan atau tanpa disertai subluksasi fragmen. Fraktur banyak
terjadi karena trauma atau aktivitas fisik dengan tekanan yang berlebihan, akibat
pukulan langsung, gaya meremuk dan gerakan puntir mendadak. Secara umum
fraktur dibagi menjadi dua macam yakni fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur
tertutup merupakan patah tulang yang tidak menyebabkan robeknya kulit atau kulit
yang tidak tembus oleh fragmen tulang. Sedangkan fraktur terbuka merupakan patah
tulang dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
Sama dengan jenis fraktur, penanganan untuk fraktur juga dibagi menjadi dua yakni
secara operatif dan konservatif. Reduksi operatif dilakukan dengan alat fiksasi
internal (ORIF) ataupun dengan fiksasi eksternal (OREF). Sedangkan reduksi
konservatif dengan menggunakan gips (spalk), traksi (skin&skeletal), splinting
(balutan) (Hoppenfeld, 2011).
1
22
Salah satu jenis patah tulang yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
yakni fraktur tulang radius karena termasuk tulang yang mobile karena sering
digunakan untuk beraktivitas. Dalam Wahyuni (2011), fraktur radius adalah adalah
fraktur yang terjadi pada tulang radius akibat jatuh dan tangan menyangga dengan
siku ekstensi. Sedangkan menurut Muttaqin (2011), fraktur radius adalah
terputusnya hubungan tulang disertai kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan
saraf, pembuluh darah) sehingga terdapat hubungan antara tulang yang disebabkan
oleh cedera lengan bawah, baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung.
Hoisington (2011) menyebutkan bahwa jenis fraktur radius juga dibagi menjadi
fraktur sepertiga proksimal, sepertiga tengah dan sepertiga distal.
Manifestasi klinis terjadinya fraktur antara lain timbulnya nyeri terusmenerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi, fragmen tulang
tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah. Pada fraktur
tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot
yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Selain itu, adanya krepitus yang
teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya, pembengkakan dan
perubahan warna lokal pada kulit akibat trauma dan perdarahan karena terjadinya
fraktur sehingga aktivitas fungsional pasien menjadi terganggu (Ningsih, 2011).
Khususnya untuk kasus fraktur radius bagian distal, aktifitas fungsional pada tangan
penderita akan terganggu seperti menggenggam, memegang benda, gerakan massal
tangan untuk berhias, berpakaian, makan, sampai hygiene personal dan pasien
cenderung menggunakan anggota gerak yang sehat untuk melakukan aktivitas
sehari-harinya (Hoisington, 2011).
33
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2007) menyebutkan bahwa
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),
pelatihan fungsi, komunikasi. Dalam kasus fraktur os radius 1/3 distal sinistra,
Fisioterapi mempunyai peranan penting. Dengan menggunakan modalitas terapi
latihan bertujuan untuk meningkatkan LGS, kekuatan otot dan kemampuan
fungsional tangan kiri pasien. Selain itu, dengan infra merah dan massage bertujuan
untuk mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot dan oedema pada tangan kiri
pasien.
Dari uraian tersebut penulis akan menjelaskan tentang
penatalaksanaan
Fisioterapi pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra di Puskesmas Kartasura.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra
ini, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan infra merah untuk
mengurangi oedema pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra?
2. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan infra merah untuk
mengurangi spasme otot pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra?
3. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan massage untuk
mengurangi nyeri pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra?
44
4. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan terapi latihan
untuk meningkatkan LGS pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal
sinistra?
5. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan terapi latihan
untuk meningkatkan kekuatan otot pada kondisi fraktur os radius 1/3
distal sinistra?
6. Apakah ada manfaat penatalaksanaan fisioterapi dengan terapi latihan
untuk meningkatkan kemampuan fungsional tangan kiri pada kondisi
fraktur os radius 1/3 distal sinistra?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui manfaat modalitas infra merah untuk mengurangi
oedema pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra.
2. Untuk mengetahui manfaat modalitas infra merah untuk mengurangi
spasme otot pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra.
3. Untuk mengetahui manfaat modalitas massage untuk mengurangi nyeri
pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra.
4. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan untuk kekuatan otot tangan kiri
pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra.
5. Untuk mengetahui manfaat terapi latihan untuk meningkatkan LGS pada
kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra.
55
6. Untuk
mengetahui
manfaat
terapi latihan
untuk
meningkatkan
kemampuan fungsional tangan kiri pada kondisi fraktur os radius 1/3
distal sinistra
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Menambah
pengetahuan
bagi
penulis
dalam
menyusun
penatalaksanaan Fisioterapi pada kondisi fraktur os radius 1/3
distal sinistra dengan modalitas infra merah, massage dan terapi
latihan.
2. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah wawasan masyarakat tentang peran Fisioterapi
pada kasus fraktur os radius 1/3 distal sinistra dengan modalitas
infra merah, massage dan terapi latihan.
b. Dapat mengubah pemikiran masyarakat tentang penanganan
fraktur dengan tidak membawa pasien kedukun pijat walaupun
gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.
3. Bagi Pendidikan (Fisioterapi)
a. Dapat memberikan kritik dan masukan tentang penatalaksanaan
Fisioterapi pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal sinistra
dengan modalitas infra merah, massage dan terapi latihan.
b. Menambah wawasan dalam rangka meningkatkan kemampuan
Fisioterapi dalam melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa
Fisioterapi yang tepat pada kondisi fraktur os radius 1/3 distal
sinistra.
Download