EFEK PEMBERIAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)

advertisement
i
EFEK PEMBERIAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)
TERHADAP BOBOT AKHIR AYAM BROILER DAN
JUMLAH BAKTERI PATOGEN PADA USUS
SKRIPSI
Oleh:
YUSDIMAN AHMAD
NIM.D1B4 10 083
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
i
ii
EFEK PEMBERIAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)
TERHADAP BOBOT AKHIR AYAM BROILER DAN
JUMLAH BAKTERI PATOGEN PADA USUS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Peternakan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Peternakan
Oleh:
YUSDIMAN AHMAD
NIM. D1B4 10 083
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
i
iii
iii
iv
iiii
v
iv
i
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Atas berkat rahmat Allah SWT penulis dilahirkan pada tanggal
02 Mei 1992 di desa Tolowe Ponre Waru, Kecematan Wolo,
Kabupaten Kolaka. Penulis adalah anak ketuju dari tujuh
bersaudara dari pasangan Bapak Shyarun, dan Ibu Rossy (Alm).
Pendidikan penulis diawali dengan pendidikan di TK Raudhatul
Atfal pada tahun 1997-1998. kemudian melanjutkan Sekolah
Dasar di SD Negeri 1 Ponre Waru dan menyelesaikan pada tahun 2004.
Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2007 di MTS,s
Madrasa Tsanawia Darul Arqam Ponre Waru dan pendidikan lanjutan tingkat atas
diselesaikan pada tahun 2010 di SMA Negeri 1 Wolo, selama menempuh
pendidikan penulis pernah menjadi anggota Pramuka. Penulis diterima sebagai
mahasiswa Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan Universitas Halu Oleo pada
tahun 2010 melalui jalur seleksi lokal masuk perguruan tinggi (SLMPTN). Dan
pada tahun 2012 dari Jurusan Peternakan menjadi Fakultas peternakan. Selama
menjalani perkuliahan, Penulis juga pernah menjadi Penguru MPM AL ZAYTUN
tahun 2010 -2012 Fakultas Pertanian, menjadi bendahara DPM Fakultas
Peternakan 2012-2013, Pengurus LISPIKTER Biro KKM 2013-2014 Fakultas
Peternakan, menjadi pengurus IMM Kota Kendari 2013-2014, menjadi pengurus
DKC Kota Kendari 2013-218, dan Menjadai Pengurus RACANA UHO 20152016 Bidang Perekrutan dan Kaderisasi.
iv
vii
ABSTRACT
YUSDIMAN AHMAD (D1B4 10 083) Combine Application influence Extracts
turmeric (Curcuma domestica Vahl.) and Brotowali's Extract( Tinospora crispa L.
Miers) to Hematologi's Profile and Echerichia coli bacteria in Broiler Digestive
(Supervised by SYAM RAHADI and ANDI MURLINA TASSE).
Lime has potential to be used as natural antibiotic and. as the digestive
organs process optimizer. It can also be used as medicine for humans and as a
natural antioxidant for broiler. This study was aimed to find out the effect of lime
extract on the performance of broiler and the number of pathogenic bacteria in
their digestive tract. The total of 96 broilers was used and divided into 16 plots.
Each plot consisted of six broilers selected randomly. Completely randomized
design was applied with four treatments and four replications, each replication
consisted of six broilers. The treatments was percentage of lime extract : 0%,
02%, 04%, 0.6%. The observed parameters were the daily body weight gain, the
number of salmonella, and Echerichia coli. The results showed the lime extract
adding did not provide any significant effect (p = > 005) toward the daily body
weight gain, but the addition of lemon extract in the diet affected the growth of
salmonella and Echerichia coli bacteria in the digestive tract of broilers
significantly. The highest growth of both salmonella and Echerichia coli bacteria
was found in the treatment of 0.6%, (2.50 colonies/g).
Keywords: Lime extract, Salmonella, the Echerichia coli.
vi
i
viii
ABSTRAK
YUSDIMAN AHMAD (L1A1 10 083) Efek pemberian sari jeruk nipis (citrus
aurantifolia) terhadap bobot akhir ayam broiler dan jumlah bakteri patogen pada
usus (Dibimbing oleh MUH. AMRULLAH sebagai pembimbing I dan SYAM
RAHADI sebagai pembimbing II).
Penggunaan jeruk nipis sangat potensial sebagai antibiotik alami. Jeruk
nipis dalam bentuk sari jeruk nipis dapat digunakan untuk mengoptimalkan kerja
organ pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian sari
jeruk nipis terhadap bobot badan akhir ayam broiler dan jumlah bakteri pathogen
pada saluran pencernaan ayam broiler. Penelitian ini menggunakan ayam broiler
sebanyak 96 ekor dengan total petak kandang berjumlah 16 petak dengan 6 ekor
ayam pada setiap petak yang disimpan secara acak. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan masing masing
ulangan diberi 1 kali seminggu terdiri atas 6 ekor ayam broiler. Perlakuaan terdiri
atas persentasi sari jeruk nipis 0 % 02 % 04 % 0,6 % dari bobot badan, variabel
yang diamati yaitu pertambahan bobot akhir, jumlah bakteri salmonella, dan
jumlah bakteri Echerichia coli dalam saluran usus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian sari jeruk nipis tidak memberikan pengaruh nyata (p>005)
terhadap pertambhan bobot akhir, tetapi memberikan pengaruh secara nyata
terhadap jumlah bakteri salmonella dan Echerichia coli pada saluran pencernaan
ayam broiler. Perlakuan terbaik dalam menekan pertumbuhan bakteri salmonella
dan Echerichia coli terdapat pada perlakuan 0,6 % .
Kata kunci : Jeruk nipis, Jumlah Bakteri Salmonella, dan Jumlah Bakteri
Echerichia coli.
vii
i
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efek pemberian Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap
Performans Ayam Broiler dan Jumlah Bakteri Patogen Pada Usus” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. beserta
keluarga, para sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir
zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr.
Muh. Amrullah Pagala, S.Pt., M.Si., selaku Pembimbing I dan Bapak Syam
Rahadi, S.Pt., M.P., selaku Pembimbing II Sekaligus Selaku Penasehat Akademik
atas arahan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis untuk kesempurnaan
skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran selalu dicurahkan. Ucapan terima
kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada
Ayahanda tercinta Syahrun, dan Ibunda tercinta Rossy atas segala cinta, kasih
sayang, perhatian, doa dan pengorbanan yang tiada terukur.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse., M.S., selaku Rektor Universitas Halu
Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc., selaku Ketua Jurusan
Peternakan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan
di Universitas Halu Oleo.
2.
Bapak Dr. Muh. Amrullah Pagala, S.Pt., M.Si., Syam Rahadi, S.Pt., Ibu Dr.
Ir. Andi Murlina Tasse, M.Si. Ibu Ir. Hj. Nuraini, M.P., dan Bapak Hamdan
Has, S.Pt., M.Si., selaku dosen pembimbing dan penguji atas kesediaannya,
i
viii
x
memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan
skripsi.
3.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah
memberi fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama
masa kuliah penulis.
4.
Kakaku tercinta Hikmawati, Tahir, Suhardin, Kamaludin, Syamsia Nur,
Sulkarnain. serta kemenakanku tersayang Ari, Hisbulla (Uul), Muh Hilmi
Asti Amelia, Riska, Aldi, Lisa, Ramdan, Humaira nuri , Fatir, Akbar, Evi,
Sami, Nurul asyira putri, Apikar. Dengan penuh rasa bangga kuhaturkan
ucapan terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, perhatian, dan
doa.
5.
Teman-teman Angkatan 2010: Andi Alif Abbusalam S.Pt, Sitti Nurlia S.Pt,
Salomina Sambolinggi S.Pt, Elen Rosalia Joka S.Pt Diska Bintayani S.Pt,
Mugni Noor S.Pt, Desna Sari Putri S.Pt, Juita S,Pt, Anita Mustika Ibrahim
S.Pt, Muh Fajrin S.Pt, Ariadin H S.Pt, Muh Ikhlas AG, S.Pt Sahrul Asmi,
S.Pt, Basruddin, Mihtahul Rahma S.Pt, Rifka Ayu Pratiwi S.Pt, Wiwik S.Pt,
Wiwin Malpina S.Pt Kiki S.Pt Isdar S.Pt , Srlian S.Pt. Yayat S.Pt, Anas Arif
Sofyan S.Pt, Hidra S.Pt, Resa S.Pt, Yanto, LD Nassar Safie, La Irwan,
Supardi, LD Fajar Sahidi, Pakatuno. terima kasih atas kebersamaan yang
indah selama di bangku kuliah serta motivasi dan inspirasi tiada henti
6.
Anggota Lebkes Propinsi Sulawesi Tenggara, ibu ani, ibu eka, ibu hikma, ibu,
jasra, Ibu, Pitri yang telah membimbing dan memberikan motofasi yang
tinggi kepada saya selama melakukan penelitian dan ABK (Anak Buah
Kandang Fakultas Peternakan) yang telah membantu selama penelitian.
7.
Sahabat-sahabatku : Ariadin H S.Pt, Muh Ihlas AG S.Pt, Muh Fajrin S.Pt,
Fakrul Aripin Nasution S.Pt, Rido S.Pt, Kreno S.Pt, Usman S.Pt, Mahfut S.Pt,
Widi Astiri S.Pt, Lija S.Pt, Sulna S.Pt, Irman S.Pt, Said S.Pt, Sulfitrianingsih
S.Pt, Ni Made Novita Sari. S,Pt, Ashar S.Pt, Agis Cahyono Widodo S.Pt,
Edris, S.Pt, , Muh. Edi Suriono S.Pt, Jumardin S.Pt, Arifin, Herwanto, Tomas
Ali, Jandi S.Pt, Ranti Atminasari, Saiddin S.Pt., Andi Jumadil, Handi
iix
xi
Johandika S.Pt, Mansur S.Pt,. Terima kasih atas kebersamaan kalian selama
saya berada di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.
8.
Senior-seniorku : Algasali S,Pt, Risal S.Pt Ferdi S.Pt, Ayu Utami S.Pt, Erik
S.Pt, Halim S.Pt, Arni S.Pt, Hasan S.Pt, Harjono Ruli S.Pt, Rina S.Pt, S.Pt
La Ode Rahmat Suleman, S.Pt, Hidayat, S.Pt, La Ode Sahaba, S.Pt,Budi ,
S.Pt, La Ira, S.Pt, . terima kasih atas segala bimbingan, arahan, dan ilmu yang
selama ini telah berbagi dan kebersamaan yang indah selama di bangku
kuliah serta motivasi dan inspirasi tiada henti
9.
Junior-juniorku angkatan Angkatan 2011 (Sumarni S.Pt, Widiastuti S.Pt, Lijja
Numria Nullah S.Pt, Albar S.Pt, Iva Armilla S.Pt, Ridwan S.Pt, Wa Icha,
Erfin S.Pt, dan Muh Dzikrullah S.Pt, Edrisyanto S,Pt, Erfin S.Pt, Sarpen S.Pt,
Hajar S.Pt, Marniati, Muh Ilham Sunaryo dan Jamaria dan La Baisu ahsar
S.Pt, Jusdin , Jasdin, dkk.) 2012 (La Atri, S.Pt, Dewi S.Pt, Siti S.Pt, Melly
S.Pt Zizet S.Pt, Erfiana S.Pt, Andi Ahmadi, Mun Andi, S.Pt Reza, Awang,
Darsin, Asis, Fardi, Dimas,, Fikaet S.Pt, Zainuddun S.Pt, S.Pt,Yunus S.Pt,
Ajeng, Indra, Kabul, Feby S.Pt, Hikma S.Pt, Novi S.Pt, Umy Darsin, Vivin
S.Pt,, danang, Ardi dkk), 2013 ( Bois, Sinar, ade, karmila, Linlin, Rasya,
Mita, syarip, ajen, Yanto, Anto, Rina, dan Chaca, dkk), angkatan 2014
(Jaka, Roslan, Andis, ahmad, aris, Tiris, Yuyun, Wati, Irfan Roy Ardianto,
Aprianto, Egha dkk) terima kasih atas kerjasama selama ini, terus semangat
menempuh kuliah di Fakultas Peternakan tercinta.
10. Rekan-rekan seperjuangan di lokasi KKN REGULER I tahun 2014 di desa
Mawar Kec. Mataoleo Kab.Bombana : Badru Iju (Kosdes), S.Pd, Algino
Surya S.KM, Asjad S.H, Dama Surya S.T, Intan Lestari S.Pd, Nisma S.Pd,
Liliana S.Pd Yeti S.Pd, Citra Melani S.Pd, Iin S.P, Halma S.Si, Fitriana
S.KM, Sinar S.Sos, Susi S.Kom , dan tidak lupa keluarga dari Bapak Kepala
desa Mawar La Ode Zillu yang telah bersedia menerima kami dalam
melaksanakan kegiatan, terima kasih atas kerjasama dan canda tawanya
selama pelaksanaan kegiatan KKN REGULER I tahun 2014.
ix
xii
11. Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh
kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih
dan semoga Tuhan memberi balasan yang sesuai.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang
terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Maha Esa.
Kendari, 02 Agustus 2016
YUSDIMAN AHMAD
ixi
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL……………….. ...................................................... i
PERYATAAN……. .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………. ........................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN……. ........................... iv
RIWAYAT HIDUP……. ........................................................................... v
ABSTRACT……....................................................................................... vi
ABSTRAK……. ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR……. ..................................................................... viii
DAFTAR ISI……………………………………. ..................................... xii
DAFTAR TABEL............... ...................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……. ...................................................................xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …. ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah….. ...................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………. ......................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori………………………… .......................................... 4
1. Ayam Broiler ……………………………… .............................. 4
2. Performans Ayam Broiler……………………. ........................... 5
3. Aditif Pakan………………… .................................................... 6
Defenisi Aditif Pakan .................. ............................................... 6
Manfaat Aditif Pakan................................................................... 7
4. Mikroorganisme Patogen ………………………………………. 7
Salmonella Enteritidis …………………………… ..................... 7
Escherichia Coli ......................................................................... 8
5. Potensi Jeruk Nipis Sebagai Aditif Pakan ................................... 9
Komposisi Kimia Jeruk Nipis.. .................................................. 10
B. Kerangka Pikir……………………………. ..................................... 13
C. Hipotesis…………………………. .................................................. 14
III. MATERI DAN METODE
A. Lokasi dan Waktu Penelitian………………… ................................ 15
B. Materi Penelitian…………………. ................................................. 15
i
xii
xiv
C.
D.
E.
F.
1. Peralatan Penelitian………………………................................. 15
2. Bahan Penelitian…………………… ......................................... 15
Prosedur Penelitian………………………….. ................................. 16
1. Pembuatan Sari Jeruk Nipis ....................................................... 16
2. Proses penyusunan pakan……………………............................ 16
3. Persiapan Kandang…………………… ..................................... 17
4. Penempatan Ayam Percobaan…………………. ........................ 17
5. Pemeliharaan, Pemberian Pakan dan Air Minum………… ........ 17
6. Perhitungan Jumlah Bakteri …… .............................................. 18
Rancangan Penelitian……………….. ............................................. 18
Variabel Penelitian………………………….. .................................. 18
1. Bobot Badan Akhir………………… ......................................... 18
2. Jumlah Bakteri Salmonella……… ............................................. 19
3. Jumlah Bakteri E. coli…………….. .......................................... 19
Analisis Data………………………. ............................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bobot Badan Akhir ........................................ .................................. 20
B. Bakteri Salmonella ............................................ ............................... 21
C. Bakteri E.coli .................................................................................... 23
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan....................................................... .................................. 26
B. Saran..................................................................... ............................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i xiii
xv
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
Halaman
Nilai rata-rata bobot badan akhir ayam broiler yang diberi sari jeruk
nipis dalam pakan................................................... ............................
20
Nilai jumlah bakteri Salmonella dalam saluran pencernaan ayam
broiler ............................................................ ....................................
21
Nilai jumlah bakteri E. coli dalam saluran pencernaan ayam broiler
............................................................................................................
23
ixiv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
Skema kerangka piker penelitian.....................................................
xv
i
13
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Analisis ragam rataan pertambahan bobot badan ayam broiler yang
diberi pakan dengan penambahan sari jeruk nipis (g)…. ................... 31
2.
Analisis ragam jumlah bakteri Salmonella (koloni/g) dalam
saluran pencernaan ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis …. ..... 34
3.
Analisis ragam jumlah bakteri E.coli (koloni/g) dalam saluran
pencernaan ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis …................... 39
xvi
i
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perunggasan di Indonesia terutama ayam broiler berkembang sangat pesat,
hal ini disebabkan oleh produknya yang
umum dikonsumsi oleh manusia, dan
harganya relatif murah. Ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk
dikembangkan, baik dalam peternakan skala besar maupun peternakan skala kecil.
Ayam broiler merupakan penghasil daging, yang baik karena pertumbuhannya
yang cepat sehingga waktu pemeliharaannya lebih singkat, pakan lebih efisien dan
produksi daging tinggi. Pertambahan bobot ayam yang tinggi salah satunya ditunjang
faktor pakan yang cukup kualitas maupun kuantitasnya.
Selain pemberian pakan peternak umumnya menggunakan antibiotik sintetis
untuk menjaga agar fisiologis ayam tetap normal dan sehat. Cara ini dinilai kurang
baik karena terdapat residu dalam daging sehingga dapat membahayakan kesehatan.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ditimbulkan akibat pemakaian antibiotik sintetis, salah satunya yakni penggunaan
antibiotik herbal yang berasal dari tanaman obat tradisional. Salah satu yang sudah
mulai diteliti untuk menggantikan antibiotik sebagai imbuhan pakan adalah tanaman
jeruk nipis (citrus aurantifolia), tanaman ini merupakan tanaman yang banyak
digunakan dalam kehidupan manusia dan diketahui mempunyai zat berkhasiat yang
juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
2
Pengawasan Salmonella dipeternakan melibatkan pentingnya sanitasi dan higenis
terhadap kandang, peralatan maupun lingkungan peternakan, serta fumigasi penetasan
telur ayam untuk mengurangi keberadaan bakteri patogen dalam pengeraman di
peternakan (Arianti, 2005).
Nilai bobot badan akhir dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan.
Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran dan pertambahan berat, dalam jaringan
jaringan tubuh seperti otak, jantung, tulang, berat daging dan jaringan lainnya
(Jaelani, 2011)
Jeruk nipis adalah jenis tanaman perdu yang banyak tumbuh di kebun. Di
dalam buah jeruk nipis terkandung banyak seynawah kimia yang bermanfaat seperti
asam sitrat, asam amino dan minyak atsiri maupun vitamin A, B1 dan C (Hag, 2010).
Penggunaan jeruk nipis sangat potensial sebagai antibiotik alami. Jeruk nipis
dalam bentuk sari jeruk nipis digunakan untuk mengoptimalkan kerja organ
pencernaan. Jeruk nipis termasuk tanaman famili yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk mengobati kelainan organ tubuh khususnya pencernaan. Tanaman
jeruk nipis juga dapat dijadikan sebagai obat pada manusia dan juga diharapkan dapat
diterapkan sebagai antioksidan alami pada ayam broiler dalam bentuk sari jeruk nipis
sehingga dengan pemberian sari jeruk nipis terciptalah paduan ramuan yang
diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan ayam broiler. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dilakukan penelitian untuk melihat efek pemberian sari jeruk nipis
terhadap performans ayam broiler, jumlah pertumbuhan bakteri Salmonella dan
Escherichia coli dalam saluran pencernaan ayam broiler.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belankang maka dirumuskan masalah sebagai berikiut:
Apakah sari buah jeruk nipis dapat mempengaruhi performans ayam broiler dan
jumlah bakteri patogen dalam saluran pencernaan ayam broiler.
C. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian sari jeruk
nipis terhadap bobot badan ayam broiler dan jumlah bakteri patogen pada saluran
pencernaan ayam broiler.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
efek sari jeruk nipis terhadap antibiotik pada ayam broiler dan bakteri salmonella,
Escherichia coli dalam saluran pencernaan ayam broiler.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat
pada umur 1-5 minggu. Ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya
dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam
broiler tersebut akan terbentuk bila didukung oleh lingkungan karena sifat genetik
saja
tidak
menjamin keunggulan
bisa
segera
terlihat. Untuk dapat melihat
keunggulan ayam broiler biasanya dengan pengunaan pakan yang kualitas dan
kuantitasnya harus diperhatikan sehingga pertumbuhan yang sangat cepat didukung
dengan pakan yang dimakan dengan jumlah unsur nutrisi yang harus masuk kedalam
tubuh ayam. Juga temperatur lingkungan, ayam broiler akan tumbuh optimal pada
temperatur lingkungan 19-21ºC. Bila
temperatur
lingkungan
terlalu
panas,
membuat ayam lebih memilih untuk banyak minum dari pada makan karena untuk
mengeluarkan panas tubuh dengan mekanisme pembuangan uap air melalui saluran
pernapasan (panting). Apabila sejumlah unsur nutrisi dan keperluan nutrisi utama
bagi ayam tidak masuk sehingga keunggulan ayam menjadi tidak tampak (Handayani,
2014).
Ayam yang semakin besar akan makan lebih banyak untuk menjaga
ukuran berat badan. Sebesar 80% protein digunakan untuk menjaga berat badan dan
20% untuk pertumbuhan sehingga efisiensi pakan menjadi berkurang. Mengunakan
5
konversi pakan dan sudah jauh diatas angka dua, pemeliharaannya sudah kurang
menguntungkan lagi. Oleh karena itu, ayam broiler biasanya dipasarkan maksimal
pada umur 6 minggu (Handayani, 2014).
Ayam
broiler
memiliki beberapa
keunggulan
dibandingkan
dengan
peternakan penghasil daging lainnya. Keunggulan itu diantaranya adalah siklus
produksi yang singkat yaitu dalam waktu 4-6 minggu ayam broiler sudah dapat
dipanen dengan bobotbadan 1,5-1,56 kg/ekor dan tidak memerlukan lahan yang
luas, sehingga lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien. Siklus
produksi yang pendek inilah yang menjadi daya tarik bagi peternak karena
perputaran modalnya relatif lebih cepat. Modal yang telah dikeluarkan akan
cepat kembali, sehingga keuntungan akan cepat didapatkan. Kondisi tersebut
berpengaruh terhadap minat para peternak untuk terus memproduksi ayam
broiler (Yemima, 2014)
2. Performans Ayam Broiler
Ayam pedaging merupakan ayam yang tumbuh dengan cepat dan dapat
dipanen dalam waktu yang singkat, keunggulan genetik yang dimiliki ayam pedaging
dan pemberian pakan yang baik mampu menampilkan performa produksi yang
optimal. Selain faktor genetik dan pakan, lingkungan kandang mempunyai peran
yang besar dalam menentukan performans ayam broiler dan keuntungan yang
diperoleh peternak (Wardana, 2013).
Bobot badan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi,
dengan demikian perbedaan kandungan zat-zat makanan dan banyaknya volume
6
pakan yang termakan seharusnya memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot
badan ayam karena kandungan zat-zat makanan yang seimbang tersebut mutlak
diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Peningkatan pertambahan bobot badan
ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi pakan yaitu semakin tinggi konsumsi
pakan maka meningkat pula bobot badanya, karena salah satu fungsi pakan dalam
tubuh ayam selain untuk kebutuhan hidup pokok juga untuk pertumbuhan
(Wijayanti, 2011).
Konsumsi pakan berkaitan erat dengan pertambahan bobot badan dan
konversi pakan. Zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan diperoleh dari
pakan yang dikonsumsi. Secara umum, semakin banyak pakan yang dikonsumsi
maka pertumbuhan akan semakin baik (Jaelani, 2011).
Konversi pakan mempunyai arti dan nilai ekonomis yang menentukan bagi
kepentingan usaha karena merupakan perbandingan antara pakan yang dihabiskan
dan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Makin kecil angka konversi yang
dihasilkan berarti semakin baik. Konversi pakan perlu diperhatikan karena erat
hubungannya dengan biaya produksi karena dengan bertambah besarnya konversi
pakan berarti biaya produksi pada setiap satuan bobot badan akan bertambah besar
(Yunilas, 2005).
3. Aditif Pakan
a.Defenisi aditif pakan
Pakan aditif sebagai bahan pemacu pertumbuhan dan peningkatan efisiensi
pakan. Umumnya aditif pakan ini berasal dari produk komersial (sintetis) yang
7
kurang terjamin aspek keamanannya, sehingga sering terjadi kasus munculnya residu
pada daging, antibiotik, hormon, dan lain-lain pada produk hasil ternak (Rahayu,
2005).
Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini banyak ditemukan pakan aditif
yang beredar dipasaran yang semuanya memiliki keunggulan dalam memacu
pertumbuhan ternak. Salah satu pakan aditif ternak yang saat ini mulai dilirik oleh
banyak peternak adalah pakan aditif herbal yaitu aditif pakan yang bahan dasarnya
diperoleh dari alam (Sari, 2009).
b. Manfaat Aditf Pakan
Aditif pakan berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan meningkatkan
efisiensi pakan pada ayam, antara lain antibiotik, hormon dan sebagainya. Selama ini
digunakan pakan aditif komersial yang selain harganya tinggi juga kurang terjamin
aspek keamanannya karena adanya residu bahan kimia dan hormon dalam produk
pangan (Rahayu, 2005).
4.
Mikroorganisme Patogen
a.
Salmonella enteritidis
Salmonella enteritidis merupakan bakteri patogenik terhadap ternak terutama
ayam dan dapat menginfeksi manusia salmonella enteritidis dapat ditularkan secara
vertikal melalui telur ayam terinfeksi maupun secara horizontal melalui kontak
langsung atau tidak langsung dengan hewan atau bahan-bahan yang mengandung
salmonella. Pengendalian salmonellosis pada tingkat produksi ternak dimulai dengan
menggunakan bibit ayam dan bahan pakan yang bebas salmonella, disertai sanitasi
8
lingkungan peternakan yang balk, sela njutnya dilakukan monitoring salmonella
pada peternakan dan proses pascapanen (Ariyanti, 2005).
Salmonellosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebut foodborne
diarrheal disease dan terdapat di seluruh dunia. Disebut foodborne diarrheal disease
karena penyakit ini ditularkan oleh ternak carrier yang sehat ke manusia melalui
makanan yang terkontaminasi. Salmonella spp, dan menyebabkan enteritis, di negara
berkembang seperti Indonesia, dokter praktek dan rumah sakit sering menerima
pasien dengan diagnosa thypus atau parathypus dengan insiden yang cukup tinggi
sepanjang tahun. Insidensi salmonellosis di negara-negara berkembang yang
menyerang manusia meningkat antara tahun 1980-1990 an, sejalan dengan semakin
intensifnya budidaya ternak dan munculnya klon-klon salmonella baru (Poeloengan,
2005).
Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber utama bakteri
penyebab infeksi dan intoksikasi. Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup
dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses
pengolahan. Banyak hewan-hewan yang disembelih membawa mikroorganisme
seperti salmonella dan campylobacter, selain mikrooranisme yang secara alami
terdapat pada saluran pencernaan seperti clostridiumperfringens, Escherichia coli,
yersinia entercolitica dan listeria monocytogenes (Khoiriyah, 2013).
b. Escherichia coli (E. coli)
Saluran pencernaan pada unggas yang baru ditetaskan umumnya steril. Sesaat
setelah menetas unggas yang masih muda secara alami mikroflora saluran
9
pencernaannya berkembang melalui kontaminasi dari material feses yang berasal dari
ayam dewasa. Untuk mengetahui genus dan menduga spesies bakteri, terhadap
seluruh isolat selanjutnya dilakukan identifikasi berdasarkan karakteristik morfologi
dan biokimiawi. Identifikasi yang pertama dilakukan untuk mengelompokkan bakteri
apakah termasuk gram positif atau gram negatif adalah dengan melakukan uji
pewarnaan gram. Hasil uji yang dilakukan memperlihatkan bahwa ke-138 isolat
bakteri tergolong kedalam bakteri gram positif, hal ini ditandai dengan terbentuknya
warna ungu pada sel bakteri akibat penambahan kristal violet (Yusra dkk, 2014).
Bakteri E.coli secara normal berada di saluran pencernaan bagian bawah dan
akan dapat berubah menjadi patogen jika perkembangan kuman di dalam tubuh
yang melebihi batas normal, akibat perubahan makanan secara mendadak serta
perubahan lingkungan dari panas ke hujan atau sebaliknya (Darsana, 2012).
5. Potensi Jeruk Nipis Sebagai Aditif Pakan
Jeruk nipis sangat mudah ditemui di Indonesia dan di negara lain
sehingga jeruk nipis memiliki banyak nama lain dan nama jeruk nipis disetiap daerah
atau negara akan berbeda. Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) dikenal dengan
nama Lime (Inggris), Lima (Spanyol), Limah (Arab); Jeruk nipis (Indonesia),
Sumatera: kelangsa (Aceh). Jawa: jeruk nipis (Sunda), jeruk pecel (Jawa). Nusa
Tenggara:
jeruk alit, kaputungan, lemo (Bali), dongaceta
(Bima), mudutelong
(Flores), jeru (Sawu), mudakenelo (Solor), delomakii (Roti). Kalimantan: lemau
nepis. Sulawesi: lemo ape, lemo kapasa (Bugis), mude nahu
10
(Tolaki) mude nahu lemo kadasa (Makasar). Maluku: punhat em nepi (Buru), ahusi
hinsi, aupsifis (Seram), inta, lemonepis, ausinepis (Anna, 2014).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman toga yang di
gunakan pada masyarakat, baik untuk bumbu masakan maupun untuk obat-obatan
dari bagian perasan air buah jeruk nipisnya dan memiliki daya anti bakteri minyak
atsiri jeruk nipis disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya serta
kandungan asam sebesar 7-7,6% yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri.Buahbuahan dari genus Citrus memiliki komposisi padatan terlarut yang sebagian besar
terdiri dari asam organik dan gula.Asam organik utama yang terdapat dalam
buah-buahan genus Citrus adalah asam sitrat dan asam malat dengan sedikit
mengandung asam tartarat, asam benzoat, asam askorbat, dan asam laktat (Awang,
2014).
Daya antibakteri minyak atsiri jeruk nipis disebabkan oleh adanya
senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri.
Salah satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida
lima kali lebih kuat dibandingkan fenol (Enda, 2012)
a.
Komposisi Kimia Jeruk Nipis
Pada umumnya masyarakat sudah banyak mengetahui akan komposisi
vitamin C nya yang cukup besar. Namun ternyata masih banyak lagi komposisi dari
buah ini seperti halnya mineral yang dikandungnya (Anna, 2012). Dalam setiap 100
gram buah jeruk nipis terkandung; vitamin C 27 mg, kalsium 40 mg, fosfor 22 mg,
11
karbohidrat 12,4 mg, vitamin B 10,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,1 mg, kalori 37
mg, protein 0,8 mg air 86 g, zat-zat lain hingga 100 %) (Prasetyono, 2012).
Komposisi lain yang ditemukan dalam jeruk nipis antara lain seperti vitamin B1,
belerang, asam sitrun, glikosida, dammar, minyak atrisi (meliputi; nildehid,
aktilaldehid, linali-lasetat, gerani-lasetat, kadinen, lemon kamfer,
felandren,
limonene, sitral), asam amino (lisin, triptofan), asam sitrat, minyak terbang.
Selain itu jeruk nipis juga mengandung senyawa saponon dan flavonoid yaitu
hesperedin (hesperitin 7 rutinosida), tangeritin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide.
Buah
jeruk
nipis memiliki
unsur-unsur
senyawa
kimia
yang
bermanfaat
diantaranya asam sitrat sebanyak 7-7,6%, damar lemak, glikosida, mineral,
vitamin B1, minyak terbang (minyak atsiri atau essensial oil) (Awang, 2014).
Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis memiliki sejumlah asam organik
seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama kemudian asam malat, asam
laktat dan asam tartarat. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam organik karena
penurunan pH dibawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan penghambatan
metabolisme oleh molekul asam yang tak terdisosiasi (Rahardjo, 2012).
Tanaman jeruk nipis yang tergolong suku Rutaceae ini mempunyai
banyak kegunaan dalam kehidupan manusia terutama sebagai bahan minuman
dan obat tradisional. Berdasarkan pengalaman, air perasan buah jeruk nipis
dapat menyembuhkan penyakit batuk. Selain buah, kulit buah jeruk nipis juga
mempunyai kegunaan karena dalam kulit buah jeruk nipis tersebut mengandung
minyak atsiri. Dalam kegunaan sehari-hari cairan buah ini digunakan untuk
12
memberi rasa asam pada berbagai masakan. Daunnya dapat dipakai sebagai
bumbu pada gorengan lauk-pauk dari daging. Kulit terluar buah jeruk nipis dapat
diambil minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan obat dan hampir seluruh
industri makanan, minuman, sabun, kosmetik dan parfum menggunakan sedikit
minyak atsiri ini sebagai pengharum dan juga dapat digunakan sebagai
antirematik, antiseptik, antiracun, astringent, antibakteri, diuretik, antipiretik,
antihipertensi, antijamur, insektisida, tonik, antivirus, ekspektoran (Agusta, 2000).
Manfaat dari komponen-komponen kimia yang terkandung dalam jeruk nipis
sangat beragam, diantaranya vitamin C dan bioflavonoid memiliki manfaat untuk
memperbaiki daya tahan tubuh dan antioksidan. Selain itu vitamin C adalah salah
satu komponen untuk pembentukan kolagen secara alami di dalam tubuh. Air
jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit
tenggorokan, dapat mengatasi bau mulut yang tak sedap karena wangi dari kulit
buahnya dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat
mematikan kuman. Selain itu jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan
flavonoid (Awang 2014).
Penggunaan perasan jeruk nipis sebagai dekontaminan masih cukup efektif
menurun-kan jumlah bakteri Escherichia coli, karena mampu menurunkan jumlah
bakteri lebih tinggi dibandingkan dekontaminan lain dengan konsentrasi lebih tinggi
yang dilakukan secara sendiri-sendir (Rahardjo, 2012).
13
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka kerangka pikir yang disusun
dalam penelitian ini adalah pada umumnya ayam broiler mempunyai produktivitas
yang cukup tinggi dan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang
tinggi dalam waktu yang relatif pendek, namun ayam broiler juga mudah terserang
bibit penyakit baik disebabkan dari virus maupun bakteri pathogen. sehingga dapat
menurunkan produksi. Untuk meningkatkan status kesehatan ternak dapat dilakukan
dengan memberikan sari dari tanaman herbal. penelitian ini dilakukan pemberian
sari jeruk nipis dalam pakan ayam broiler untuk melihat pengaruh terhadap jumlah
bakteri salmonella dan E.coli dalam saluran pencernaan ayam broiler. Bagan alir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Ayam broiler
Produktivitas tinggi
Kesehatan Ternak
Jumlah Bakteri Salmonella
Pemberian sari jeruk
nipis
Jumlah Bakteri Escherichia coli
Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian
14
C. Hipotesis
Diduga pemberian sari jeruk nipis berpengaruh terhadap bobot akhir ayam
broiler dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang terdapat pada usus
ayam broiler.
15
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2016 di kandang unit
unggas. Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo dan dilanjutkan pegamatan dan
analisis bakteri dibalai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Materi Penelitian
1. Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 16 petak kandang
yang berukuran 1 m x 1 m x 0,6 m. Tiap kandang masing-masing di isi sebanyak 6
ekor ayam dan dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum, serta lampu pijar
(Fhilips) 15 watt sebagai penerang. Alat lain yang digunakan yaitu timbangan digital
(untuk menimbang bobot badan ayam, bahan pakan, sisa pakan), kantong plastik
untuk menyimpan sisa pakan.
2. Bahan Penelitian
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas ayam broiler
sebanyak 96 ekor yang dipelihara selama 30 hari dan diambil sampel ususnya setiap
ekornya untuk keperluan analisis laboratorium. Pakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pakan komersial BP-11, air bersih, dan sari jeruk nipis.
16
C. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Sari Jeruk Nipis
Sari jeruk nipis dibuat dengan menggunakan metode pemerasan yang terdiri
dari beberapa tahapan yaitu pencucian , pemotogan dan penyaringan. Setelah dibelah
tanaman jeruk nipis dicacah atau dipotong. Selanjutnya, jeruk nipis disaring
menggunakan kain yang halus sehingga diperoleh sari jeruk nipis .
Setelah memperoleh sari jeruk nipis, maka sari jeruk nipis tersebut
dikombinasikan untuk di campur dengan pakan yang telah disusun untuk di berikan
pada ayam broiler yang berumur 1 minggu.
2. Pakan Perlakuan
Bahan pakan untuk pakan ayam dasar dipersiapkan sesuai dengan rancangan
perlakuan. Susunan pakan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas pakan
komersial BP-11 produksi PT. Charoen Pokphand Makassar, kemudian ditambahkan
sari jeruk nipis sesuai dengan perlakuan dengan komposisi sebagai berikut:
P0 = Kontrol
P1 = Pakan +sari jeruk nipis 0,2 % dari bobot badan diberikan seminggu sekali
P2 = Pakan + sari jeruk nipis 0,4 % dari bobot badan diberikan seminggu sekali
P3 = Pakan + sari jeruk nipis 0,6 % dari bobot badan diberikan seminggu sekali
17
3. Persiapan Kandang
Pembuatan kandang litter setelah kandang selesai dibuat maka seluruh
kandang, lantai, dinding dan peralatan disucihamakan terlebih dahulu menggunakan
desinfektan atau kapur untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme yang
merugikan dan mempengaruhi kesehatan ayam broiler selama pemeliharaan.
Selanjutnya membuat kandang litter dengan alas serbuk gergaji.
4. Penempatan Ayam Percobaan.
Penelitian ayam broiler yang digunakan sebanyak 96 ekor strain avian SR-707
produksi PT. Satwa Utama Raya Makassar dan ditempatkan menggunakan rancangan
acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga total petak kandang
berjumlah 16 petak. Setiap petak diisi dengan 6 ekor ayam yang didistribusi secara
acak.
5. Pemeliharaan, Pemberian Pakan dan Air Minum
Ayam broiler akan dipelihara mulai dari DOC sampai umur 30 hari yang
ditempatkan secara acak di dalam kandang. Pemeliharan dibagi dalam dua tahap yaitu
tahap pertama pembiasaan pakan pada umur 1-7 hari dan tahap yang kedua
pemberian perlakuan yaitu pada umur 8-30 hari. Pakan diberikan dua kali sehari pada
pukul 07.00 dan 17.00 WITA dengan pemberian pakan yang telah dibuat sedangkan
air minum akan diberikan secara ad libitum.
18
6. Perhitungan Jumlah Bakteri
Perhitungan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan cara ayam disembelih
pada hari ke-30, usus pada bagian secum dimasukkan dalam plastik steril yang
mengandung kemudian disimpan pada suhu -20oC sebelum diuji. Isi usus ditimbang
dan ditambah dengan larutan NaCl 0,9 - 0,85 %. Penghitungan jumlah bakteri
berdasarkan metode total plate count .Setiap pengenceran diinokulasi pada media
agar emba untuk E.coli dan media agar SSA untuk Salmonella kemudian diinkubasi
pada suhu 37oC selama 18- 24 jam.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan masing-masing ulangan terdiri atas 6 ekor
ayam broiler.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Bobot badan akhir
Bobot badan akhir dapat dihitung dengan menguragi berat badan akhir
minggu dengan berat badan awal minggu kemudian dibagi lama pemeliharaan.
19
2. Jumlah bakteri Salmonela
Bakteri Salmonella didapatkan setelah pemotogan dan
diambil ususnya
kemudian dihitung jumlah bakteri salmonella. Membawa usus dilaboratorium dan
dilihat mengunakan miskroskop.
3. Jumlah bakteri E.coli
Bakteri E.coli didapatkan setelah pemotogan dan diambil ususnya kemudian
dihitung jumlah bakteri E.coli. Membawa usus dilaboratorium dan dilihat
mengunakan miskroskop.
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan analisis ragam menurut petunjuk Steel
dan Torrie (1991) dengan model matematika yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Yij = µ + αi + ∑ij
Dimana
Yij
= Nilai penelitian pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ
= Nilai rataan umum
αi
= Pengaruh pakan ke-i
∑ij
= Galat timbul karena kombinasi pakan ke-i dan ulangan ke-j
i
= Perlakuan ke-i
j
= Ulangan ke-j
Jika perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bobot Badan Akhir
Nilai rata-rata bobot badan akhir ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis
dalam pakan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Bobot Badan Akhir (g/ekor) Ayam Broiler
dalam Pakan
Ulangan
Perlakuan
1
2
3
P0
1381,50 1413,00 1499,00
P1
1413,00 1483,50
1511,00
P2
1414,50
1515,00
1479,33
P3
1506,84 1514,83
1378,67
yang Diberi Sari Jeruk Nipis
4
1584,00
1510,84
1525,17
1472,67
Rataan
1469,37
1479,58
1483,50
1468,25
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data rataan kisaran jumlah bobot badan ayam
broiler yang mengunakan sari jeruk nipis berkisar antara 1469,37 – 1468,25 g/ekor.
Jumlah bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuaan P3 (1468,25 g/ekor) dan
terendah pada P0 (1459,37 g/ekor).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian sari jeruk nipis dalam
pakan, ayam broiler memberikan pengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap bobot badan
ahir ayam broiler. Pemberian sari jeruk nipis dengan persentase pemberian hingga
0,6% tidak memberikan pengaruh terhadap bobot badan akhir ayam broiler. Rasyaf
(2010), menyatakan bahwa bobot badan unggas dipengaruhi antara lain oleh kualitas
dan kuantitas makanan yang di berikan.
21
Konsumsi pakan berkaitan erat dengan pertambahan bobot badan dan
konversi pakan. Zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan diperoleh dari pakan
yang dikonsumsi. Secara umum, semakin banyak ransum yang dikonsumsi maka
pertumbuhan akan semakin baik (Jaelani, 2011).
Ketersediaan pakan yang baik dari segi kuantitas dan kualitas memegang
peranan penting dalam menentukan produktivitas ternak dan merupakan faktor yang
dapat menentukan efisiensi pemeliharaan ayam broiler. Keberhasilan budidaya
peternakan secara intensif salah satunya ditentukan oleh penyediaan ransum yang
berkualitas tinggi ditinjau dari segi nutrisi maupun bentuk fisik. Bentuk fisik dapat
mempengaruhi palatabilitas ransum sehingga dapat meningkatkan konsumsi ransum
dan memperbaiki performa ayam broiler (Widianingsih, 2008)
B. Bakteri Salmonella
Nilai jumlah bakteri Salmonella dalam saluran pencernaan ayam broiler
dengan penambahan sari jeruk nipis tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Bakteri salmonella (koloni/g) dalam Saluran Pencernaan Ayam
Broiler
Ulangan
Perlakuan
Rataan
1
2
3
4
15x107
14x108
16x107
12x108
7,275x108a
P0
4
5
4
5
7x10
5x10
9x10
6x10
3,15x105b
P1
5x103
5x103
5x103
4x103
4,75x103c
P2
3x102
4x102
3x102
3x102
3,25x102d
P3
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan pengaruh
yang sangat nyata (p<0.01).
22
Berdasarkan Tabel 2. Diperoleh data jumlah koloni bakteri salmonella, dalam
saluran pencernaan ayam dengan jumlah koloni antara 3,25x102– 7,25x108 (koloni/g).
Jumlah koloni tertinggi terdapat pada perlakuan P0 (7,275x108 koloni/g) dan
terendah, pada P3 (3,25x102 koloni/g).
Jumlah koloni salmonella dalam penelitian ini masih dalam kisaran normal.
Sebagaimana Natsir (2016) yang menyatakan bahwa jumlah rataan koloni salmonella
pada pencernaan ayam pedaging dalah (12x103 koloni/g).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian sari jeruk nipis dalam
pakan ayam broiler memberikan pengaruh nyata (p<0,01) terhadap jumlah bakteri
salmonella dalam saluran pencernaan ayam broiler. Pemberian sari jeruk nipis dengan
persentase pemberian hingga 0,6 % sangat nyata mampu menurunkan jumlah bakteri
salmonella dalam saluran pencernaan ayam broiler. Hasil tersebut disebabkan karena
adanya minyak atsiri yang terdapat pada tanaman jeruk nipis sehingga mampu
menekan pertumbuhan bakteri salmonella dalam usus (Enda, 2012).
Pengurangan jumlah koloni bakteri salmonella tersebut kemungkinan juga
dipengaruhi karena adanya senyawa antibakteri dalam jeruk nipis untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Selain itu, pH usus juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
bakteri, seperti yang dilaporkan Jatmiko dkk (2013) yang menyatakan bahwa
penurunan pH dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti bakteri
salmonella karena bakteri patogen cenderung tidak mampu bertahan hidup dalam
kondisi yang asam.
23
Asam sitrat sebagai acidifier yang digunakan sari jeruk nipis,
memperbaiki pertumbuhan ternak melalui penurunan
kondisi
pH
mampu
saluran
pencernaan (gastroinstestinal) yang sesuai untuk mendukung kinerja dari enzim
pencernaan serta mengurangi pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan
di usus (Hasanuddin, 2013).
Fitriyah (2013) bahwa asam sitrat pada jeruk
nipis
berfungsi
dapat
menurunkan pH saluran pencernaan yaitu pada proventrikulus dan ventrikulus,
yang
berakibat
meningkatkan viskositas
digesta serta menjadikan mikroba
pathogen mati sehingga tidak mengganggu proses pencernaan dan pemanfaatan
nutrien.
Berdasarkan uji lanjut yang menunjukkan bahwa perlakuan P3 (3,25x102
koloni/g) memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah bakteri Salmonella dalam
saluran pencernaan ayam broiler.
C. Bakteri E. coli
Nilai jumlah bakteri E. coli dalam saluran pencernaan ayam broiler dengan
penambahan sari jeruk nipis terterah pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Bakteri E. coli (koloni/g) dalam Saluran Pencernaan Ayam Broiler.
Ulangan
Rataan
1
2
3
4
14x107a
P0
18x107
17x107
3x107
18x107
3,97x105b
P1
9x104
8x105
6x105
1x105
3,85x104c
P2
7x103
8x104
7x103
6x104
4,75x102d
P3
4x102
7x102
4x102
4x102
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama memberikan pengaruh
yang sangat nyata (p<0.01).
Perlakuan
24
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh data jumlah koloni bakteri E. coli, dalam
saluran pencernaan ayam dengan jumlah koloni antara 4,75x102 – 14x107 (koloni/g).
Jumlah koloni tertinggi terdapat pada perlakuan P0 (14x107 koloni/g), dan terendah,
pada P3 (4,75x102 koloni/g), dapat dilihat pada Tabel 3.
Jumlah koloni E. coli dalam penelitian ini masih dalam kisaran normal.
Sebagaimana Natsir (2016) yang menyatakan bahwa jumlah rataan koloni E.coli pada
pencernaan ayam pedaging adalah (11x103koloni/g).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian sari nipis dalam pakan
ayam broiler memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap jumlah
bakteri E. coli dalam saluran pencernaan ayam broiler. Pemberian sari jeruk nipis
dengan persentase pemberian hingga 0,6 % sangat nyata mampu mempengaruhi
perkembangan bakteri E. coli dalam saluran pencernaan ayam broiler. Hasil tersebut
disebabkan karena adanya senyawa aktif flavonoid yang terdapat pada tanaman jeruk
nipis sehingga mampu menekan pertumbuhan bakteri E. coli dalam usus.
Berkurangnya jumlah koloni bakteri E. coli tersebut kemungkinan juga
dipengaruhi karena adanya senyawa antibakteri dalam jeruk nipis untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Selain itu, pH usus juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
bakteri, seperti yang dilaporkan Jatmiko dkk (2013) yang menyatakan bahwa
penurunan pH dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti bakteri E. coli
karena bakteri patogen cenderung tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi yang
asam.
25
Haq (2010) menambahkan bahwa sari jeruk nipis memiliki zat aktif,
flavanoid, asam amino, asam sitra, dan minyak atsiri yang secara ilmiah terbukti
memiliki kemampuan sebagai antimikroba dan antioksidan. Banyak tanaman herbal
yang diteliti untuk efek antimikroba, namun penelitian terus difokuskan kepada efek
antimikroba yang berspektrum luas. Sari jeruk nipis menhasilkan zona inhibisi pada
pengujian terhadap bakteri E. coli.
Berdasarkan uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan P3 (4,75x102 koloni/g)
memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah bakteri E.coli dalam saluran
pencernaan ayam broiler.
26
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. Pemberian sari jeruk nipis dalam pakan hingga taraf 0,6 % tidak berpengaruh
terhadap bobot badan akhir ayam broiler,
2. Pemberian sari jeruk nipis memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah
salmonella dan E. coli dalam saluran pencernaan. Pemberian sari jeruk nipis dalam
pakan 0,6 % memberikan pengaruh yang terbaik dalam menekan pertumbuhan
salmonella dan E. coli.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian disanrankan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan penambahan sari jeruk nipis diatas 0,6 % dari bobot badan dalam
ransum perlakuan terhadap pertambahan bobot badan, jumlah koloni bakteri
Salmonella dan E. coli dalam saluran pencernaan ayam broiler.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, T. 2005. Peranan Salmonella Enteritidis pada Ayam dan Produknya. Jurnal
Veteriner 15(2) : 57-65.
Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropik Indonesia, Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Anna, K. 2012, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Ed. ke-1, Stomata. Surabaya.
Awang, M. 2014. Pengaruh Berkumur Larutan Air Perasan Jeruk Nipis (citrus
aurantifolia) Terhadap Akumulasi Plak. Skipsi. Universitas Mahasaraswasti
Denpasar. Bali.
Darsana, I.G.O. 2012. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)Steenis)
dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro.
Jurnal Indonesia Medicus Veterinus 1(3) : 337 – 351.
Endah, F. 2012. Pengaruh pemberian larutan ekstrak jeruk nipis (citrus aurantifolia)
terhadap pembentukan plak gigi. Skipsi. Universitas Diponegoro.
Fitriah, A.R. 2013. Pengaruh penambahan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dalam
Ransum terhadap laju digesta dan kecernaan serat Kasar pada itik Magelang.
Jurnal Animal Agriculture 2 (1) : 309-318.
Haq, G.I. 2010. Efektifitas Penggunaan sari buah jeruk nipis terhadap ketahanan nasi.
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia 1(1) : 44-58.
Handayani, I. 2014. Efisiensi Ekonomi Frekuensi Pemberian Pakan Pada pemeliharan
Ayam Broiler. Skipsi. Universitas Hasanuddin.Makassar.
Hasanuddin. S. V. D. 2013. Lemak dan kolesterol daging pada ayam broiler yang
Diberi pakan step down protein dengan penambahan Air perasan jeruk nipis
sebagai acidifier. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak 9 (1) : 47-53.
Jaelani, A. 2011. Performans Ayam Pedaging Yang Diberi Enzim Beta Mannanase
dalam Ransum Yang Berbasis Bungkil Inti Sawit. Media Sains 3(2) :228-237.
Jatmiko, N, E.Widodo dan O. Sjofjan. 2013. Pengaruh Penambahan Jus Jahe Merah
(Zingiber offeinale var. Rubrum) Sebagai Imbuhan Pakan Dalam Pakan
28
Terhadap Kondisi Mikroflora Usus Halus Itik Pedaging Hibrida. Laporan
Penelitian Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.
Khoiriyah, A. 2013. Bahaya Salmonella Bagi Kesehatan, Jurnal Balai Veteriner
Lampung 30 (2) 1-44 .
Natsir, M.H. 2016. Penggunaan kombinasi tepung kunyit(curcuma domestica) dan
jahe(zingiber Officinale) bentuk enkapsulasi dan tanpa enkapsulasi terhadap
Karakteristik usus dan mikroflora usus ayam pedaging. Buletin Peternakan
40 (1): 1-10.
Permatasari, G.A.A.A. 2013, Daya Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap
pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus 2
(2) : 162-169.
Poeloengan, M. 2005. Bahaya Salmonella Terhadap Kesehatan. Lokakarya Nasional
Penyakit Zoonosis 30 (30) : 216-224.
Prasetyono, D. S. 2012, A – Z Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar Kita, Ed.
Ke-1, Flashbooks., Yogjakarta
Rahardjo, A.H.D. 2012. Efektivitas Jeruk Nipis dalam Menurunkan Bakteri
Salmonella dan Escherichia Coli Pada Dada Karkas Ayam Broiler. Jurnal Ijas
2 (3) : 91-94.
Rahayu, I. 2005. Pemanfaatan tanaman tradisional sebagai feed Additive dalam upaya
menciptakan budidaya Ayam lokal ramah lingkungan. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Ternak, Fapet IPB. Bogor.
Rasyaf, M. 2010. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Jakarta. Penebar Swadaya
Sari, A. I. 2009. Karakteristik Kategori Adopter dalam Adopsi Inovasi Feed Additive
Herbal untuk Ayam Pedaging. Buletin Peternakan 33 (3) : 196-203.
Wardana, F. P. 2013. Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging
antara Sistem Kandang Close House Dan Open House di Desa Darurejo
Kecamatan Plandaan Jombang. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Malang.
Widianingsi, M.N. 2008. Persentase Organ dalam Broiler Yang Diberi Ransum
Crumble berperekat Onggok, Bentonit Dan Tapioka. Skipsi. Institut Pertanian
Bogor.
Wijayanti, R. P.2011. Effect of house temperature on performance of broiler in
starter Period. Faculty Animal Husbandry University of Brawijaya. Malang.
29
Yunilas, 2005. Performans Ayam Broileryang Diberi Berbagai Tingkat Protein
hewani dalam Ransum. Jurnal Agribisnis Peternakan 1 (1) : 22-26.
Yemima, 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di
desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika 3 (1) : 27-32.
30
31
ANALISIS RAGAM
Lampiran 1. Sidik Ragam Bobot Badan akhir Ayam Broiler yang Diberi Sari
Air Jeruk Nipis (gram)
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
Total
Ulangan
1
1381,50
1413,00
1414,50
1506,84
5715,84
2
1413,00
1483,50
1515,00
1514,83
5926,33
3
1499,00
1511,00
1479,33
1378,67
5868,00
4
1584,00
1510,84
1525,17
1472,67
6092,68
Total
1469,37
1479,58
1483,50
1468,25
5900.70
1. Derajat Bebas (db)
Derajat Bebas Perlakuan (db.P) = p – 1
=3
Derajat Bebas Galat (db.G)
= p x (u – 1 ) = 12
Derajat Bebas Total (db.T)
= (p x u) – 1 = 15
2. Faktor Koreksi (FK)
FK =
.
=
=
= 2176141.30
3. Jumlah Kuadrat (JK)
-
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = Ʃ Yij – FK =
1381.502
+ ..… + 1584.002 – 217614.30
=
1908542.30 + ..… + 2509056.00 – 217614.30
=
8661168.30 – 217614.30
=
8443554
32
-
Jumlah Kudrat Perlakuan (JKP)
JKP =
Ʃ
.
– FK =
.
…….
.
=
.
=
.
…….
.
– 217614.30
= 1463394.6
-
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT - JKP = 8443554 – 1463394.6
= 6980159.4
4. Kuadrat Tengah (KT)
-
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)
KTP
-
=
.
.
=
= 48798.2
Kuadrat Tengah Galat (KTG)
KTG
=
.
.
=
= 581679.95
5. F Hitung
F Hitung =
=
.
.
– 217614.30
= 0.0838
– 217614.30
33
6. Tabel Analisis Ragam
Keragaman
Db
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
3
1463394.6
48798.2
Galat
12
6980159.4
581679.95
Total
15
8443554
Ket:
tn
=
F Tabel
F Hitung
0.0838
Tidak berbeda nyata (P > 0.05)
tn
5%
3.4902
1%
5.9525
34
Lampiran 2. Hasil bakteri Salmonella (koloni/g) dalam saluran pencernaan
ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis (data asli).
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
4
Rataan
P0
P1
15x107
7x104
14x108
5x105
16x107
5x105
12x108
6x105
7.275x108
3.15x105
P2
5x103
5x103
5x103
4x103
4.75x103
P3
3x102
4x102
3x102
3x102
3.25x102
35
Lampiran 2. Sidik ragam jumlah bakteri Salmonella (koloni/g) dalam saluran
Pencernaan ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis (data
Transformasi log).
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
Total
Ulangan
1
8.18
4.85
3.70
2.48
19.20
2
9.15
5.70
3.70
2.60
21.15
3
8.20
5.70
3.70
2.48
20.08
Total
4
9.08
5.78
3.60
2.48
20.94
Rataan
34.61
22.02
14.70
10.03
81.36
1. Derajat Bebas (db)
Derajat Bebas Perlakuan (db.P)
= p–1
=3
Derajat Bebas Galat (db.G)
= p x (u – 1 ) = 12
Derajat Bebas Total (db.T)
= (p x u) – 1 = 15
2. Faktor Koreksi (FK)
FK
=
=
.
=
.
= 413.71
3. Jumlah Kuadrat (JK)
-
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT
= Ʃ Yij – FK
= 8.182
+ ..… + 2.482 – 413.71
= 66.85 + ..… + 6.14 – 413.71
= 501.26 – 413.71
= 87.55
8,65
5,50
3,67
2,50
36
-
Jumlah Kudrat Perlakuan (JKP)
JKP =
Ʃ
.
– FK
.
=
…….
.
=
…….
.
=
– 413.71
= 86.09
-
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT - JKP = 87.55 - 86.09
= 1.46
4. Kuadrat Tengah (KT)
-
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)
KTP
-
=
.
.
=
= 28.7
Kuadrat Tengah Galat (KTG)
KTG =
.
=
.
= 0.12
.
– 413.71
.
– 413.71
37
5. F Hitung
F Hitung
=
=
.
.
= 236.23
6. Tabel Analisis Ragam
Keragaman
Db
Perlakuan
Galat
Total
Ket:
3
12
15
** =
F Tabel
Jumlah
Kuadrat
F Hitung
Kuadrat
Tengah
5%
1%
236.2 *
3.49
5.95
86.09
28.70
3
*
1.46
0.12
87.55
berbeda sagat nyata pada taraf 1% (p < 0.01).
38
a.
Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) Pengaruh sari jeruk nipis Terhadap
Kadar bakteri salmonella pada Ayam Broiler.
BNJ
(0,05)=
Qα (P, DB G)
.
,
= (4,12) x
= 5,95 x
X
0,0075
= 5,95 x 0,866
= 0,5177
Pemberian Rata-rata Konsumsi Ayam Broiler yang diberi sari jeruk nipis
Perlakuan
Sari jeruk nipis
Rata-rata
Notasi
0,%
8,65
a
0,2 %
5,50
b
0,4 %
3,67
c
0,6 %
2,50
d
Kesimpulan : Perlakuan sari jeruk nipis yang terbaik yaitu 0,6 % yang memberikan
pengaruh nyata (p<0,01) terhadap jumlah bakteri salmonella .
39
Lampiran 3. Hasil bakteri E. coli (koloni/g) dalam saluran pencernaan ayam
broiler yang diberi sari jeruk nipis (data asli).
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
Ulangan
1
18x107
9x104
7x103
4x102
2
17x107
8x105
8x104
7x102
3
3x107
6x105
7x103
4x102
4
18x107
1x105
6x104
4x102
Rataan
14x107
3.97x105
3.85x104
4.75x102
40
Lampiran 3. Sidik ragam jumlah bakteri E. coli (koloni/g) dalam saluran
pencernaan ayam broiler yang diberi sari jeruk nipis. (data
Transformasi log).
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
Total
Ulangan
2
3
8.23
7.48
5.90
5.78
4.90
5.85
2.85
2.60
21.88
21.70
1
8.26
4.95
3.85
2.60
19.66
4
8.26
5.00
4.78
2.60
20.64
1. Derajat Bebas (db)
Derajat Bebas Perlakuan (db.P)
= p–1
=3
Derajat Bebas Galat (db.G)
= p x (u – 1 ) = 12
Derajat Bebas Total (db.T)
= (p x u) – 1 = 15
2. Faktor Koreksi (FK)
FK =
=
.
=
.
= 439.7
3. Jumlah Kuadrat (JK)
-
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = Ʃ Yij – FK =
8.32
+ ..… + 2.62 – 439.7
=
68.1 + ..… + 6.8 – 439.7
=
502
=
62.25
– 439.7
Total
32.22
21.64
19.37
10.65
83.88
Rataan
8,05
5,41
4,48
2,66
41
-
Jumlah Kudrat Perlakuan (JKP)
JKP =
Ʃ
.
– FK
.
=
…….
.
=
…….
.
=
– 439.7
= 59
-
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT - JKP = 62.25 – 59
= 3.25
4. Kuadrat Tengah (KT)
-
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)
KTP
-
=
.
=
= 19.67
Kuadrat Tengah Galat (KTG)
KTG =
.
=
.
= 0.27
.
– 439.7
.
– 439.7
42
5. F Hitung
F Hitung =
=
.
.
= 72.58
6. Tabel Analisis Ragam
Jumlah Kuadrat
Keragaman
Db
Kuadrat Tengah
F Hitung
72.58 **
3
59.00
19.67
Perlakuan
12
3.25
0.27
Galat
15
62.25
Total
Ket: ** = berbeda nyata pada taraf 1% (p < 0.01).
F Tabel
5%
1%
3.49
5.95
43
b.
Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) Pengaruh sari jeruk nipis Terhadap jumlah
bakteri E.coli padaAyam Broiler.
BNJ (0,05)= Qα (P, Db G)
= (4,12) x
X
KT Galat
r.b
0,27
16
= 5,95 x √0,0168
= 5,95 x 0,1296
= 0,5771
Pemberian Rata-rata Konsumsi Ayam Broiler yang diberi sari jeruk nipis
Perlakuan
Sari jeruk nipis
Rata-rata
Notasi
0,%
8,05
a
0,2 %
5,41
b
0,4%
4,84
c
0,6 %
2,66
d
Kesimpulan : Perlakuan sari jeruk nipis yang terbaik yaitu 0,6 % yang
pengaruh nyata (p<0,01) terhadap jumlah bakteri E.coli..
memberikan
44
DOKUMENTASI
Pembuatan Sari Jeruk Nipis
Penimbangan
Penyembelihan
45
Pengumpulan Sampel
Pengamatan Bakteri
Sampel Pada Cawan Petri
Download