i PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V
MIN 1 PESAWARAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan untuk melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
DEDE FADILAH
NPM. 1211100031
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pembimbing I
: Dr. M. Akmansyah, MA
Pembimbing II
: Dr. Nasir,M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1438 H/2017 M
i
ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1
PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh:
DEDE FADILAH
Proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran
mengalami hambatan yaitu masih ada siswa yang hasil belajarnya dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 terutama di membaca pemahaman. Kondisi ini yang
melatar belakangi peneliti untuk menggunakan metode SQ3R sehingga dengan metode
tersebut membaca pemahaman pada siswa dapat meningkat. Sebagaimana saat
melakukan kunjungan lapangan ketika pra survey didapat informasi bahwa metode SQ3R
belum pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu untuk
mengatasi permasalahan tersebut agar proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan
berfariatif pendidik yang dalam hal ini guru sebaiknya dapat menggunakan dan
memaksimalisasikan metode dalam proses pembelajaran, sehingga rumusan masalah
yang diajukan adalah ”Apakah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan
dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran?”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa
kelas V MIN 1 Pesawaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrom Action
Research karena ruang lingkupnya dalam pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan
oleh guru didalam kelas. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap
yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Adapun metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan
dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran, hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata pra survey 60,25 dengan ketuntasan belajar 27,5%. Pada siklus
1 diperoleh nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan belajar 47%, dan pada siklus II diperoleh
nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan belajar 82%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan dari kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1
Pesawaran.
Kata kunci : Metode SQ3R, Membaca Pemahaman
ii
iii
iv
MOTTO
           
      
Artinya :”Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab ini pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan
yang lurus ”.( Q.S. Al-Maidah : 16 ).1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: CV Pustaka Agung,
2006), h.146.
v
PERSEMBAHAN
Teriring Do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, peneliti persembahan skripsi ini
sebagai tanda baktiku yang tulus kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Ayahanda Hisni Barmawi dan Ibunda
Misbah yang tiada henti selalu memanjatkan doa dan melakukan yang
terbaik untukku sampai saat ini, dan yang selalu memberi dorongan,
motivasi, cinta dan kasih sayang yang tulus . Merekalah sepasang malaikat
dalam hidup ku.
2. Kakak-kakak tersayang (Hayati, Camelia, Yuslina)
yang senantiasa
menjagaku dan memberikan semangat serta do’a agar aku bisa menjadi
adik yang dapat membahagiakan dan membuat bangga keluarga besarku.
3. seluruh keponakan penulis (Ayu Dya Wahyuni, Rama Dian Fikri, Arya
Dinata, Haikal Al-Ma’ruf, A. Najib Al-Hamam, Muhammad Azmi, Azzira
Khoirunnisa dan M. Rossi Al-Mudhof) yang selalu memberikan keceriaan
dan semangat untukku.
4. Untuk nenekku tersayang Ibunyai Hazanah Yang selalu mendoakanku.
5.
Almamaterku IAIN Raden Intan Lampung di mana tempat peneliti
menuntut ilmu.
vi
RIWAYAT HIDUP
DEDE FADILAH, adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, yaitu Hayati, Camelia
dan Yuslina, yang kesemuanya dilahirkan dari pasangan suami istri Ayahanda Hisni
Barmawi dan Ibunda Misbah. penulis dilahirkan di Desa Pasar Baru, tepatnya pada
tanggal 25 Juli 1993.
Jenjang pendidikan pertama penulis dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Negeri 10 Kedondong yang diselesaikan pada tahun 2006, selanjutnya melanjutkan ke
Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Pesawaran selesai pada tahun 2009 dan
melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Pesawaran yang diselesaikan
pada tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung dan diterima di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) TAHUN 2012.
Riwayat organisasi anggota pramuka MAN 1 Pesawaran tahun 20092011,anggota Paskibra MAN 1 Pesawaran 2009-2010, ketua ranting kecamatan
kedondong 2010-2011, Paskibra Kecamatan Kedondong Tahun 2009, Paskibraka
Kabupaten Pesawaran 2010, Ketua Paskibra MAN 1 Pesawaran 2010-2011, Anngota
Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Pesawaran 2010-2011.
Ketua HMJ-PGMI Tahun 2013-2015, Anggota perhimpunan pelajar muslim
Indonesia 2013-2014, pecan orientasi kader BAPINDA 2012, pengurus DEMA-FTK
2015-2016, Anggota HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah dan Keguruan
2013 sampai sekarang, Pengurus HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah
vii
2016-2017, pengurus Ikatan Mahasiswa PGMI Indonesia (IMPI) Wilayah Sumatera
2015-2016, Ketua DPD Pernusa Kabupaten Pesawaran periode 2015-2020. Pengurus
DPD Kota Bandar Lampung Asosiasi Kontraktor Mekanikal Elektrikal Indonesia
(AKMI) periode 2016-2021. Owner Sarajevo Clan 2016-Sekarang.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
Rahmat, Hidayah serta Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan
Lampung dengan judul skripsi: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA
KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
Peneliti menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan
kekhilafan, kenyataan ini menyadarkan peneliti bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghormatan yang tulus kepada:
1. Rektor IAIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag
2. Bapak Dr. Chairul Anwar, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.
3. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan Lampung.
4. Bapak Dr. M. Akmansyah, MA selaku pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga peneliti
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Nasir, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahanya.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada
peneliti.
7. Bapak Gamferi, S.Pd.I, selaku kepala MIN 1 Pesawaran, Bapak Sobri,
S.Pd. Ibu Asmawiyah, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia MIN 1
ix
Pesawaran, beserta seluruh staf dan dewan guru MIN 1 Pesawaran yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung serta seluruh staf yang
telah meminjamkan buku guna terselesaikanya skripsi ini.
9. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa PGMI angkatan 2012 serta jajaran
pengurus HMJ-PGMI angkatan 2013-2015 yang saya banggakan.
10. Untuk HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah Dan Keguran.
11. Untuk seluruh kader dan Alumni HMI Cabang Bandar Lampung
Komisariat Tarbiyah Dan Keguran.
12. Ikatan Mahasiswa PGMI seluruh Indonesia (IMPI).
13. Sahabat Penulis
14. Dan semua pihak yang membantu terselesaikanya skripsi ini yang tidak
bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Akhir kata peneliti mohon maaf bila ada kesalahan.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, Februari 2017
Peneliti
Dede Fadilah
NPM. 1211100031
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
Halaman
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
8
C. Pembatasan Masalah
8
D. Rumusan Masalah
9
E. Tujuan Penelitian
9
F. Manfaat Penelitian
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Pemahaman
11
1. Pengertian Membaca
11
2. Tujuan Membaca
12
3. Keterampilan Membaca
13
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca
14
5. Membaca Pemahaman
15
6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
17
B. Metode SQ3R
18
1. Pengertian Metode SQ3R
18
xi
2. Karakteristik Metode SQ3R
19
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R
19
4. Langkah-langkah Metode SQ3R
20
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
23
D. Kerangka Berfikir
25
E. Hipotesa Tindakan
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
28
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
29
C. Subjek Penelitian
37
D. Data dan Sumber Data
37
E. Metode Pengumpulan Data
41
F. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
43
BAB IV LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Sejarah Berdirinya MIN 1 Pesawaran……………………………….45
1. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi MIN 1 Pesawaran……………...46
2. Tata Tertib Siswa MIN 1 Pesawaran ……………………………46
3. Daftar Kegiatan Ekstra Kulikuler Siswa Min 1 Pesawaran……..51
4. Sepulu (10) Budaya Malu Pegawai MIN 1 Pesawaran………….51
5. Sepulu (10) Budaya Malu Siswa MIN 1 Pesawaran…………….52
B. Tindakan Pembelajaran Siklus 1……………………………….……56
1. Tahap Perencanaan………………………………………….…...56
2. Tahap Pelaksanaan………………………………………….……56
3. Tahapa Pengamatan…………………………………………....…60
a. Data Lembar Observasi………………………………….……60
b. Data Hasil Test…………………………………………….….62
c. Catatan Lapangan………………………………………….….64
xii
d. Tahap Refleksi………………………………………………..64
C. Tindakan Pembelajaran Siklus II……………………………….…….66
1. Tahap Perencanaan…………………………………………….....66
2. Tahap Pelaksanaan…………………………………………….….66
3. Tahapa Pengamatan………………………………………….....…69
a. Data Hasil Pengamatan.………………………………….……69
b. Data Hasil Test………………………………………….....…..69
c. Catatan Lapangan………………………………………….…..71
d. Tahap Refleksi………………………………………………...72
D. Analisis Data dan Pembahasan………………………………………..72
1. Data Hasil Observasi Pembelajaran…………………………….…72
a. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus 1…………………….…….73
b. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus II…………………….…....74
c. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru….………………………….74
d. Data Hasil Belajar……………………………………………..76
E. Hasil Penggunaan Metode SQ3R……………………………….…….77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………….….78
B. Saran……………………………………………………………….…79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN
1 Pesawaran………………………………………………………
6
Tabel 2
Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian………….
25
Tabel 3
Tahapan Intervensi Tindakan ………………………………….…
31
Tabel 4
Instrumen Aktivitas Mengajar Guru………………………….…...
37
Tabel 5
Instrumen Aktivitas Belajar Siswa …………………….…………
38
Tabel 6
Kisi-kisi Soal post test siklus I …………………………………....
39
Tabel 7
Kisi-kisi soal post test siklus II……………………………………
40
Tabel 8
Daftar Nama Guru MIN 1 Pesawaran…………………………….
46
Tabel 9 Keadaan Guru GTT di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran
2016/2017…………………………………………………………
Tabel 10
47
Keadaan Tenaga Kependidikan di MIN 1 Pesawaran Tahun
Pelajaran 2016/2017………………………………………………
48
Tabel 11
Daftar Prestasi Siswa MIN 1 Pesawaran …………………………
50
Tabel 12
Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I…………………………………..
61
Tabel 13
Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II……………………………….…
68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan KerangkaBerpikir…………………………………………….….…23
2. AlurPenelitianTindakanKelas .......................................................................28
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pengesahan proposal ...............................................................................78
2. Surat penelitian dari akademik ................................................................79
3. Surat telah melakukan penelitian dari MIN 1 Pesawaran……….……...80
4. Kartu konsultasi ......................................................................................81
5. Silabus .....................................................................................................82
6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) .............................................84
7. Hasil belajar siklus 1 ...............................................................................100
8. Hasil belajar siklus II ..............................................................................102
9. Lembar observasi 1 .................................................................................104
10. Lembar observasi II.................................................................................105
11. Dokumentasi foto ....................................................................................106
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde
baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program
wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat
berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga
sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan
benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang
tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan
bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3)
sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia
untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk
berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana
pengembangan penalaran.2
2
Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan
Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.
1
Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang
wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai
keterampilan membaca pemahaman dengan baik serta mampu menerapkannya
dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq
ayat 1-5.
               
        
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3
Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan
berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,
3
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Per kata Tajwid Kode
Angka (Jakarta: P.T. Kalim, 2010), h.598.
2
dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu,
pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi
strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya.
Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum
diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang
diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya.
Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting
dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah
membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan
membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar.
Sebagian siswa menganggap membaca merupakan kegiatan pembelajaran
yang cenderung membuat bosan, jenuh dan malas untuk memahami isi bacaan itu
sendiri, siswa kurang aktif karena mengaanggap membaca merupakan
pembelajaraan yang kurang menarik, lebih cenderung membuat keributan di
dalam kelas. Hal tersebut disebabkan karena kurang bervariasinya metode yang
dipakai guru dalam menyampaikan pengajaran membaca sehingga keaktifan siswa
dalam berinteraksi dengan guru atau dengan siswa yang lainnya rendah ini dapat
mempengaruhi hasil pemahaman siswa terhadap bahan bacaan.4
4
Asmawiyah, wawancara, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016
3
Dalam dunia pendidikan
yang semakin berkembang ini, untuk
memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada
tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan
berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan
hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran.
Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan
membosankan.
Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus
diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca.
Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud
atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang
memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir,
sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa masih kurang dari KKM.
Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena
banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini
siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang
terbuang sia-sia.
Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang
mampu dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau
menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya
4
latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca
pemahaman siswa.
Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan
berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara
memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read,
recite dan riview. Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka,
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan metode
tersebut dengan judul ” Peningkatan Ketrampilan Membaca Pemahaman Dengan
Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran ”.
Proses membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti
membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa (language Skill) yang
sifatnya objektif, bertahap, bias digeneralisasikan, merupakan perkembangan
konsep, pengenalan dan identifikasi, serta merupakan interpretasi mengenai
informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MIN 1 Pesawaran
siswa kelas V diperoleh keterangan bahwa guru masih menggunakan metode
pembelajaran yang kurang tepat seperti penugasan, membaca sendiri tanpa
diarahkan oleh guru dan bersifat kurang menarik, guru dalam kegiatan
pembelajaran belum menggunakan metode yang tepat dan menarik sehingga siswa
jenuh dan keaktifan belajar yang rendah, siswa memerlukan suasana belajar yang
lebih inovatif sehingga mampu menguasai materi pembelajaran yang disampaikan
5
oleh guru, siswa akan lebih aktif dengan metode pembelajaran yang
menyenangkan.5
Itulah hasil dari temuan-temuan yang diperoleh dari survey pada penelitian
pendahuluan yang sekaligus menjadi indikasi dan faktor yang membuat
kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas V MIN 1 Peasawaran masih
rendah, ditambah dengan bukti nilai kemampuan membaca pemahaman, seperti
tabel berikut:
Tabel I
Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN 1
Pesawaran.
No
Nama
Literal/
IdePokok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Agista Hayyu Mamula
Ahmad Zidanul Qodri
Aliza Awal Saputra
Alya Dwi Rahmawati
Annisa Anggraini
Arivaldo Dwistira
Audiana Zahra
Azril Julainsyah Altra
Daffi Anugrah Hanif
Debbi Marta Salsabila
Della Nafisah
Dhohan Zulkarnaen A.
Dinda Khalisah M
2
2
1
2
1
1
1
2
2
0
2
2
1
5
Aspek Penilaian
Inferensi
Kritis/
al/ kata
mengetahui
Sinonim benar salah
2
1
1
1
2
3
2
1
2
2
2
2
2
0
1
2
2
2
1
3
0
3
2
2
1
3
Observasi, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016
6
Kreatif/
Menyimp
ulkan
Juml
ah
Skor
Nilai
2
1
0
0
1
2
2
2
0
2
1
1
1
7
6
6
5
6
7
5
7
6
5
6
7
6
70
60
60
50
60
70
50
70
60
50
60
70
60
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
N=40
Fathiya Azzahra
Febriani Safira
Hartawan Lisfiko
Linggar Putra Serunting
M. Fazly imandia
M. Haikal dafi
Mahiz Pratama
Mufazzal Arkan Daffa
Mustika Putri Armanda
Mutiya Melinda
Naila Nafiah
Nazwa Safitri
Nurlailaul Rohmah
Nyimas Ayu Salsabila
Rafi Darma Sakti
Rahadatul Aisy
Rahman khusnul Kh.
Raykaa Arif
Reza Nurul Fadila
Shofani Putra Mepisya
Suci Rahmawati
Sulis Setiawati
Sulthon Mufti N
Sutra Aurelia
Wildan Habatul Aziz
Wulan Aulia Putri
Yuniza Sarhan Lutfi
Nilai Rata-rata
1
2
1
2
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
0
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
0
1
1
0
2
0
3
2
3
0
1
2
2
2
3
0
2
1
3
1
1
3
1
2
2
1
1
2.410/40 = 60,25
2
2
1
1
1
2
0
2
0
2
2
1
1
1
0
2
2
2
0
2
1
0
0
1
2
2
1
5
6
4
5
6
6
4
7
6
6
7
6
5
7
6
5
8
6
7
7
6
6
5
6
7
7
6
Berdasarkan KKM yang ditentukan MIN 1 Pesawaran untuk mata pelajaraan
bahasa Indonesia ≥ 70, sedangkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Model Pesawaran masih
rendah, nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-ratakan belum ada yang
7
50
60
40
50
60
60
40
70
60
60
70
60
50
70
60
50
80
60
70
70
60
60
50
60
70
70
60
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna
mengetahui adakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan
menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran. Oleh karena
itu penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul
adalah sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia monoton.
2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa
Indonesia rendah.
3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang
efektif.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah.
5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya
permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.
8
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan
metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan
sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
rumusan masalah yang timbul adalah ” Apakah keterampilan membaca
pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa
kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan
keterampilan membaca pemahaman melalui penggunaan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun
manfaat yang diharapkan adalah:
9
1. Bagi guru:
a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan
metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.
2. Bagi siswa :
a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca
pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan
yang lebih luas.
c. Memanfaatkan sarana perpustakaan yang ada secara maksimal.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keterampilan Membaca Pemahaman
1. Pengertian Membaca
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat
memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak,
membaca, menulis, dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih
dijelaskan mengenai membaca. Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.6
Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup
membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca
merupakan interaktif.7
Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati,
memahami, dan memikirkan.8 Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa
“reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed
6
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar,
(Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98.
7
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Ed. 2, Cet. 4, h. 2.
8
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 63.
11
or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahan tertulis.9
Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai
suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat,
tersirat, maupun yang tersorot.
2. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan
suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Untuk mendapatkan informasi.
b. Meningkatkan citra diri.
c. Melepaskan diri dari kenyataan.
d. Membaca untuk tujuan rekreatif.
e. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.10
Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan
membaca mencakup:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
9
Kesenangan;
Menggunakan membaca nyaring;
Menggunakan strategi tertentu;
Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99.
Novi Resmini dan Dadan juanda, op.cit, h. 78.
10
12
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks;
9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.11
Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri
pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai
kegiatan membaca.
3. Keterampilan Membaca
Keterampilan adalah sebuah usaha untuk
mengetahui dan atau
memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah
kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak
atau berbicara.12 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan
memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik
kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun
evaluasi.
Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang
terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas.
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis
lewat tulisan.
Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal
dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan
11
Farida Rahim, op.cit, h. 11-12.
Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), Cet. V, h. 143.
12
13
perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam
atau pengujaran keras-keras.13 Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan
dan budaya membaca. Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina
mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya budaya membaca,
maka akan tercipta pula Negara maju.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas
membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan
kebiasaan membaca.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca
permulaan
maupun
membaca
lanjut
(membaca
pemahaman).
Adapun
faktorfaktornya adalah sebagai berikut:
a. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.
b. Faktor intelektual
c. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di
rumah, dan social ekonomi keluarga siswa.
d. Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi,
dan penyesuaian diri.14
13
14
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67.
Ibid, h. 16-19.
14
Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor.
Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam
bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), factor
lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi
membaca.15
Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan
kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.
5. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca
dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta
ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau menggerakkan
bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang lebih luas. Tarigan
menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.16
Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca
dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif,
yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya
bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca
dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu
tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.17
Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu
bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi
15
Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7.
16
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110.
17
Ibid, h. 89.
15
pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada
penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.18
Menurut Kundharu Saddhono dan Slamet membaca intesif atau
pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa
yang seharusya dikuasai siswa/pembaca.”19 Tampubolon mengatakan bahwa
“Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan
ingatan
dalam
upaya
menemukan
dan
memahami
informasi
yang
dikomunikasikan pengarang.20
Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa
dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari &
Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan
dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:
a. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi
bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.
b. Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam
menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.
c. Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran jauh
lebih cepat gerakan bibir.
d. Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah
dibaca.
e. Kebiasaan membaca terlalu cepat.21
18
Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi,(Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80.
19
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.
20
Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r,
jurnal uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.
21
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85.
16
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca
pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami
suatu isi bacaan.
6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Beberapa
mempengaruhi
prinsipprinsip
penelitian
keberhasilan
membaca
memperlihatkan
membaca.
yang
bahwa
Menurut
didasarkan
pada
banyak
faktor
yang
McLaughlin
&
Allen,
yang
paling
penelitian
mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.
a. Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c. Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada
berbagai tingkat kelas.
g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman
membaca.
h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.22
Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada
diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.
22
Farida Rahim, op.cit, h. 4.
17
B. Metode SQ3R
1. Pengertian Metode SQ3R
Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah
satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk
selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi
agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah
satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P.
Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat
praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.23
Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah metode membaca yang
terlebih dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa
yang akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri
sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan
lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan
kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar
dapat menguasai dan mengingatnya lebih lama.24
Metode SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam membantu
seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran yang sedang
dipelajari/dibaca.25 Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang menagalami
kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar dapat
memahami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali.
23
Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja
rosdakarya, 2010), h. 128
24
Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap
Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id,
2012.
25
Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata
Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.
18
Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu metode
membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkahlangkah yang telah ditetapkan.
2. Karakteristik Metode SQ3R
Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu:
a) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran
b) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif.
c) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru
sebagai pembimbing.
d) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk
mensurvei lebih dahulu.26
Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang
dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul
bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan,
siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun
tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan
peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh
sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh
jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.27
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R
Seperti halnya Metode pembelajaran lain, metode pembelajaran SQ3R
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca
cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut
bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan sistematik.
26
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan
dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat,
skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak
dipublikasikan.
27
Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode
Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa
Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1,
2014.
19
Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan dapat
dipelajari dengan metode ini.28
Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani
kelebihan metode SQ3R adalah:
a. Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang
terdapat didalam buku teks tersebut,
b. Membuat siswa menjadi lebih aktif,
c. Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok
materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.29 Sehingga tidak menutup
kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan
yang diharapkan.
Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah:
a. Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks,
b. Kurangnya waktu belajar, serta
c. Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.30
Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting
dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangankekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari
pembelajaran akan tercapai secara optimal.
4. Langkah-langkah Metode SQ3R
Pada penggunaan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan
mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari
pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya
merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
28
Warsiti, loc.cit.
Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6.
30
Ibid, h. 7
29
20
a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh
teks,
b. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan
teks,
c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
tersusun pada langkah kedua dan ketiga.31
Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan
lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan
terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan
tersurat dalam teks.
Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus
terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode
SQ3R, yaitu:
1) Survey (menyelidiki)
Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada
teks dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci
dan sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik
skimming, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran
umum isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”32
Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, guru memastikan siswa
mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau teks tersebut berisi informasi
31
32
Muhibbin syah , loc.cit.
Budinuryanta Y, Kasuriyanta, dan Imam Koermen, op.cit, h. 11.13
21
yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai gambaran menganai
pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat dengan lebih
cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan
baik.
Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil,
kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian
tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan,
perlu ditandai untuk memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan
pada langkah selanjutnya.
2) Question (bertanya)
Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan
denganteks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan
mengubah pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk
menjawab tugas tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk
atau contoh membuat pertanyaan-pertanyaan yang jelas.
3) Read (membaca)
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan pada tahap
kedua tadi, selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang
sesungguhnya. Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan
kecepatan yang sama. Dengan cara ini, siswa harus menggali bahan, aktif
mencari hal-hal yang penting.
22
4) Recite (menceritakan kembali)
Setelah melakukan tahapan membaca, siswa menceritakan atau
membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa
juga akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya
sebagai pemandu penceritaan hasil baca.
5) Review (meninjau ulang).
Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban serta
meninjau ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di
sini dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca
dan dipahami siswa.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang
telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu:
a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar
Dalam
penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa pada
konsep permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan melalui
metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan
melalui penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat
23
meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus
II.33
b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar Dalam penelitian yang
berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui metode membaca
SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan
melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi 72.80
sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan membaca.34
c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman, Dalam
penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca pemahaman
cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa
penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai ratarata 52,88 menjadi 86, 35.35
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
33
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan
dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat,
skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak
dipublikasikan.
34
Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada
Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
35
Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen
dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2
Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2011, tidak
dipublikasikan.
24
sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi
pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi
penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota,
terutama dalam budaya dan gaya hidup.
D. Kerangka Berfikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran yang selama ini
dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu
ceramah dan diskusi. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
pemberian LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang
bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa menjadi
kurang bersemangat dan menjadi jenuh.
Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk
meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan
kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang
dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana
memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak
mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan
dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.
Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif mengikuti
25
pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa
untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih
efektif. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MIN 1 Pesawaran dengan
pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun
penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar I
Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi awal
kelas
(sebelum
tindakan)
Metode mengajar guru yang monoton
Kondisi awal (konvensional)
Hasil belajar yang rendah, dibawah nilai
ketuntasan KKM
Kesulitan siswa memahami teks bacaan, bersikap
pasif, merasa bosan dan tidak tertarik dalam
mengikuti pelajaran
Tindakan
yang
akan
dilakukan
oleh guru
dan
Kondisi
akhir
yang
diharapkan
setelah
tindakan
Menerapkan metode SQ3R dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa lebih tertarik dan aktif dalam
pembelajaran
Hasil belajar siswa meningkat dan diatas nilai
KKM yang telah ditentukan
Proses pembelajaran berjalan aktif, dan kreatif.
26
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa:
“keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan
metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran 2016/2017”.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V MIN 1 Pesawaran.
2. Waktu Penelitian
Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
2016/2017. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender
akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif.
Rencana tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian
dilakukan yakni mulai bulan juni 2016 sampai dengan Februari 2017.
Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel II
Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan
No
Jadwal Kegiatan
1
Persiapan awal
sampai penyusunan
proposal
Perencanaan (studi
lapangan)
Kegiatan penelitian
Pengelolahan data &
analisis data
2
3
4
Juni
Juli
28
Agu
stus
Jan
Feb
Feb
Feb
5
Penyusunan
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian
tindakan (Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data
kuantitatif. Oleh David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut:
“a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a
social (including educational) situation in order to improve the rationality
and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their
understanding of these practices; and (c) the situations in which practices
are carried out”.36
Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK
mengandung pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah
bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan
dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan
keadilan tentang: praktikpraktik kependidikan mereka, pemahaman mereka
tentang praktik-praktik tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut
dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari
penelitian lainnya, karakteristik tersebut antara lain:
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional,
36
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46.
29
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional,
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.37
Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
penelitian yang dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk
melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan
(pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah
siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
Pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun
sebagai berikut:38
37
Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah
Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta:
Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.
38
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet. Ke-6, h. 74
30
Gambar II
Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Desain Model Kemmis dan Mc Taggart)
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa.
31
2. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan
alternatif pemecahan masalah.
3. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri
dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS,
menyiapkan sumber belajar dan lain-lain.
b) Menentukan format penilaian.
c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi
pembelajaran).
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP
yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.
c. Pengamatan,
1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat.
2) Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang
sudah dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh.
d. Refleksi,
1) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah dianalisis.
32
2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi
yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah
tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan
dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka
penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum
tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi
siklus II sebagai acuannya.
3. Peran dan Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan
tersendiri
yaitu sebagai
mengumpulkan data
perancang kegiatan, pelaksana kegiatan,
serta melaporkan hasil penelitian pada jalannya
proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode SQ3R.
4. Tahapan dan Intervensi Tindakan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan
siklus pertama. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti
33
dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua”.39 Peneliti merancang
penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan
untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan
atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus
tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II
masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada siklus III begitu
seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai
jawaban dari permasalahan penelitian.
Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
Tabel III
Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap
Kegiatan
1. Pra Penelitian/ a. Observasi ke sekolah
Kegiatan
b. Mengurus surat izin penelitian
Pendahuluan
c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas.
d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas.
e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan
tindakan selanjutnya.
f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternative
pemecahan masalah.
2. siklus I
a. Membuat
rencana
39
pembelajaran
dengan
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet. Ke-6, h. 74
34
Perencanaan
menggunakan metode SQ3R.
b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran
siklus I
Pelaksanaan
a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran.
b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang
dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.
c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
Tahap
siklus I
Pengamatan
Kegiatan
a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan
aktivitas belajar siswa di kelas
siklus I
a. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil
Refleksi
pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan
keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan
dari tindakan tersebut.
b. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan
hasil evaluasi pada siklus I.
Tahap
3. siklus II
Perencanaan
Kegiatan
a. Membuat
rencana
pembelajaran
dengan
menggunakan metode SQ3R yang telah diperbaiki
35
berdasarkan pada siklus I.
b. Menyiapkan media pembelajaran.
c. Membuat
lembar
observasi
guru
dalam
observasi
siswa
dalam
pembelajaran.
d. Membuat
lembar
pembelajaran.
siklus II
Pelaksanaan
a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran.
b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang
dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.
c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
Tahap
siklus II
Pengamatan
Kegiatan
a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan
aktifitas belajar siswa di kelas.
siklus II
Refleksi
a. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari
hasil
pengamatan
untuk
dilakukan
perbaikan-
perbaikan dari tindakan tersebut.
b. Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti
membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
5. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa
36
Indonesia melalui metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan
apabila:
1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah
langkah pembelajaran SQ3R dengan kategori baik.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 1
Pesawaran semester genap tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas V adalah
40 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 24 perempuan.
D. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil
dokumentasi jalannya proses pembelajaran.
2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas
menagajar guru dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat
37
diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi
aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel IV
Instrumen Aktivitas Mengajar Guru
No
Nilai
Aspek yang diobservasi
SB
1
Mengkondisikan kelas.
2
Apersepsi
3
Menyampaikan tujuan
4
Menjelaskan materi
5
Menjelaskan langkah metode SQ3R
6
Mengarahkan perhatian siswa
7
Menggunakan media
8
Memberikan kesempatan:
a. Mensurvey isi teks
b. Membuat pertanyaan
c. Membaca teks
d. Membaca hasil latihan
e. Memeriksa hasil latihan
f.
Membuat kesimpulan
Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
Tabel V
38
B
C
S
SK
Instrumen Aktivitas Belajar Siswa
No
Aspek yang diobservasi
1
Kegiatan Awal
Menjawab salam dan berdo’a.
2
Menjawab pertanyaan dari guru.
3
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
4
Kegiatan Inti
Memperhatikan penjelasan materi.
5
Terlibat dalam penggunaan media.
6
Mencatat penjelasan guru.
7
Memahami langkah-langkah pembelajaran
metode SQ3R.
Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.
8
No
Aspek yang diobservasi
9
Membuat pertanyaan.
10
Membaca teks bacaan.
11
Mencatat jawaban.
12
Membacakan hasil latihan dengan kalimat
sendiri
14
Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang
dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
Memberikan pendapat
15
Antusias selama mengikuti pembelajaran.
16
Menyimpulkan materi saat itu.
13
Keterangan:
39
Penilaian
SB
B
C
K
SK
K
SK
Penilaian
SB
B
C
Aspek Penilaian:
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
b. Lembar Tes Hasil Belajar
Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan
untuk mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus
adalah sebagai berikut:
Tabel VI
Kisi-kisi Soal post test siklus I
Kompetensi
Dasar
Menemukan gagasan
utama suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75 kata per
menit
Materi Pokok
1. Gagasan
utama.
Indikator
Menentukan maksud
gagasan utama.
Menentukan maksud
gagasan utama.
2. Menjawab
Pertanyaan dari
teks bacaan.
3. Amanat yang
dibaca
40
Menentukan
jawaban dari
pertanyaan teks
Menentukan
jawaban dari
pertanyaan teks
Nomor
Urut
Soal
6
5, 7, 8,
9, 10,
11, 15,
1, 2, 3,
4, 12,
13, 14,
11
Tabel VII
Kisi-kisi soal post test siklus II
Kompetensi
Dasar
Menemukan gagasan
utama suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75 kata per
menit
Materi Pokok
Indikator
4. Tema isi
bacaan.
Menentukan
tema isi bacaan.
5. Menentukan
maksud kalimat
atau kata pada
teks bacaan.
6. menyimpulkan
isi bacaan.
Menentukan
maksud kalimat
atau kata pada
teks bacaan.
Menentukan
kesimpulan dari
suatu bacaan.
Nomor
Urut
Soal
6, 9, 14,
1, 2, 3, 4, 5,
8, 10, 1, 15,
6,7, 12, 13,
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Teknik tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.40 Pengertian tes adalah sejumlah
pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk
mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau
beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat
40
Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 67
41
berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi
motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.41
Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar. Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir
soal/instrument soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan
pada aktivitas pembelajaran dengan indikator soal-soal pemahaman guna
mengukur kemampuan pemahaman siswa.
2. Teknik non tes
Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut :
a) Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi
pembelajaran SQ3R berlangsung. Pengamatan atau observasi adalah
kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran.42 Dalam menggunakan metode
observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format
atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi.43
41
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186
42
Ibid, h. 143
43
Burhan Elfanani, op.cit, hal. 90
42
b) Catatan lapangan
Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh
peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap
subjek atau observasi atau objek penelitian tindakan kelas. 44 Peneliti
menggunakan catatan lapangan untuk mengungkap aktivitas siswa dan
guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi.
F. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus.
Maka langkah selanjutnya adalah:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.45
2. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes
pada setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal
pilihan ganda.
S=R
44
Kunandar, op.cit, h. 197
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet ke-9, h. 54.
45
43
Dimana:
S = Score
R = Jawaban yang betul.46
b) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh
ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:
Nilai Akhir (NA) =
Jumlah Skor yang didapat siswa x 100
Skor maksimum
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan:
MX = ΣF (X)
ΣN
MX
= Mean (nilai rata-rata) yang kita cari
ΣF(X) = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor
dengan frekuensinya.
ΣN
= Number of Cases”.47
c) Penulis mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan
rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
P = F x 100%
N
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P = angka persentase”.48
46
58 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 188.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Cet.
XXIV,hlm. 83.
48
Ibid., h.43
47
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat MIN 1 pesawaran
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran adalah madrasah yang
berstatus negeri, pada mulanya madrasah ini berasal dari sebuah madrasah
Madrasah Islamiyah Swasta yang berdiri pada tahun 1969 dan Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran Baru telah empat kali mengalami
perubahan nama yaitu: Madrasah Teladan, Madrasah Pelita, Madrasah Filial,
kemudian sejak tahun 1999 sampai sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 1 Pesawaran di lingkungan Kementerian Agama RI dengan Surat
Keputusan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam Nomor. E/2424/1999.Pada tanggal 17 september 2014 berubah menjadi MIN 1 Pesawaran
Langkah-langkah strategis dalam rangka pengembangan kebijakan agar
Madrasah pada giliranya menjadi sekolah umum yang berciri khas Islam dapat
dapat diwujudkan setelah diberlakukanya Undang-undang No. 2 tahun 1989
tentang pendidikan Nasional dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 0489/V/1992, yang selanjutnya diamandemen menjadi Undang-Undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sejak masa peralihan , MIN 1 Pesawaran telah mengalami pergantian
Kepala Madrasah sebagai berikut :
1.
Bapak Marhayun, tahun 1969 s/d 1984
2.
Bapak Abu Bakar, tahun1984 s/d 1996
3.
Bapak Hambali, tahun 1996 s/d 1999
4.
Bapak Aceng Rauyani, S.Ag, tahun 1999 s/d 2007
5.
Bapak Hilman, S.Ag., M.Pd.I tahun 2007 s/d Februari 2012
6.
Bapak Gamferi, M.Pd., sejak Februari 2012 s/d sekarang
45
1. VISI DAN MISI MIN 1 PESAWARAN
a.
Visi MIN 1 Pesawaran
“Terwujudnya Madrasah yang Unggul, Sehat, Berwawasan Agama dan
Berprilaku Santun (USWATUN)”
b. Misi MIN 1 Pesawaran
1. Meningkatkan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2. Meningkatkan Kualitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan
4. Meningkatkan Kualitas Sarana, Prasarana dan Lingkungan
5. Meningkatkan Kualitas Akhlaq dan Kepribadian
6. Meningkatkan Tata Kelola Administrasi Berbasis Madrasah
2.
TATA TERTIB SISWA MIN 1 PESAWARAN
a. Hak
1. Memperoleh pembelajaran dan bimbingan sesuai dengan program
madrasah.
2. Memanfaatkan fasilitas madrasah untuk proses belajar
3. Memperoleh pelayanan dan perlakukan yang baik tanpa perbedaan.
4. Ikut serta dalam kegiatan akademis dan non akademis seperti
perlombaan keagamaan dan umum, karya wisata dan pengembangan
bakat melalui kurikuler dan ektrakurikuler.
b. Kewajiban
1. Mentaati tata tertib madrasah
2. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan
pancasila dengan sebaik-baiknya.
3. Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan peraturan yang
berlaku
46
4. Menjaga kebersihan, kenyamanan dan ketertiban madrasah
5. Memilihara barang-barang inventaris madrasah
6. Menjaga nama baik madrasah, keluarga, masyarakat dan Negara
7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh madrasah
8. Menghormati teman, guru dan warga madrasah serta tamu madrasah
9. Memakai seragam yang berlaku sesuai dengan peraturan madrasah
10. Berperan dalam mensukseskan visi dan misi madrasah
c. Larangan
1. Tidak masuk sekolah tanpa surat pemberitahuan
2. Meninggalkan kelas/madrasah tanpa izin guru atau pihak madrasah
3. Membuang sampah sembarangan
4. Mencoret-coret dinding, meja dan peralatan madrasah dilingkungan
madrasah
5. Berkata-kata jorok atau tidak sopan dan melanggar norma agama dan
adat istiadat
6. Memakai perhiasan, handphone (hp) tanpa izin guru atau pihak
madrasah
7. Membawa senjata tajam, merokok, buku pornografi dan zat berbahaya
lain
8. Berambut gondrong, kuku panjang dan berpenampilan yang tidak baik
9. Berkelahi antar teman, madrasah/sekolah lain
10. Tidak mentaati peraturan yang berlaku
47
d. Tata Krama
1. Berbaris rapi sebelum masuk kelas
2. Tidak memakai topi di dalam kelas/ruangan
3. Berdo’a sebelum dan sesudah belajar
4. Memberikan salam kepada teman, guru ketika bertemu di dalam
maupun di luar ruang kelas
5. Bersalaman dengan mencium tangan guru ketika datang dan pulang
6. Bertutur kata yang sopan kepada siapa saja
7. Makan dan minum dengan posisi duduk
8. Mengucapkan permisi jika berjalan di depan orang lain
9. Saling menyanyangi dan bekerja sama antar warga madrasah
10. Menjunjung tinggi visi dan misi madrasah
Tabel VIII
DAFTAR NAMA GURU MIN 1 PESAWARAN
Keadaan Guru PNS di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran
2016/2017
No
Nama Guru
Status
Jabatan
1
Gamferi, M.Pd.
PNS
Kepala Madarsah
2
Suraida, S.Pd.
PNS
Guru
3
Ema Istiana, S.Pd.SD
PNS
Guru
4
Asmawiyah, S.Pd.
PNS
Guru
5
Mastu’ah, S.Pd.I
PNS
Guru
6
Masnoni, S.Pd.
PNS
Guru
7
Irniwati, S.Pd.I
PNS
Guru
8
Sobri AB., S.Pd.I
PNS
Guru
9
Neti Suryani, S.Ag.
PNS
Guru
48
10
Nurwathon, S.Pd.I
PNS
Guru
11
Nurleli, S.Pd.
PNS
Guru
12
Syaifuddin, M.Pd.I
PNS
Guru
13
Supri, S.Pd.I
PNS
Guru
14
Maslahah, S.Ag
PNS
Guru
15
Firmansyah, M.Pd.I
PNS
Guru
16
Desi Trimulyani, S.Pd.I
PNS
Guru
17
Alhanina, S.Pd.SD
PNS
Guru
18
A. Khomsan, S.Pd.I
PNS
Guru
19
Rita Wahyuni, S.Pd.SD
PNS
Guru
20
Farhatunnajah, S.Pd.SD.
PNS
Guru
21
Hartati, S.Pd.SD
PNS
Guru
22
Syamsidar, S.Pd.SD
PNS
Guru
23
Yayah Hajiah, S.Pd.SD
PNS
Guru
24
Fatimah, S.Pd.SD
PNS
Guru
25
Sobri WL, S.Pd.I
PNS
Guru
26
Entiana Neni S.Pd.
PNS
Guru BP
27
Muhamat Hafizi
PNS
TU
Tabel IX
Keadaan Guru GTT di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajarn 2016/2017
No
Nama Guru
Status
1
Makhfiroh, S.Pd.I
GTT
Guru
2
Maya Rohata, S.Pd.I
GTT
Guru
3
Subairi, S.Pd.SD
GTT
Guru
4
Dewi Yunvalika, A.Md.
GTT
Guru
5
Nova Amalia, S.Pd
GTT
Guru
6
Haikal Fasha, SGO
GTT
Guru
49
Jabatan
7
Yulia, S.Pd.I
GTT
Guru
8
Yulis Mahafarini, S.Pd.
GTT
Guru
9
Tri Kurnia, S.Pd
GTT
Guru
10
Bay Musthofia, S.Pd
GTT
Guru
11
Faizal, S.HI
GTT
Guru
12.
Novi Zahrina, S.Pd.
GTT
Guru
13.
Khairunnisa, S.Pd.I
GTT
Guru
14.
Iin Aliyah, S.Pd.I
GTT
Guru
15.
Romlah, S.Pd
GTT
Guru
Tabel X
Keadaan Tenaga Kependidikan di MIN 1 Pesawaran Tahun
Pelajaran 2016/2017
No
Nama Guru
Status
Jabatan
1
Rosmawati, S.Kom
Honor
Staf TU bag. Administrasi
2
Ayu Wulandari, S.Pd.
Honor
Petugas Perpustakaan
3
Wahyu Nuslifar
Honor
Staf TU bag. KKM
4
Isbahrul
Ngasri,
S.Kom
Honor
Staf TU bag. Sarana dan
Prasarana
5
Riswandi, S.Pd.I
Honor
Staf TU bag Umum
6
Muharlin
Honor
Pegawai Kebersihan
7
Rozikin
Honor
Pegawai Kebersihan
Honor
Petugas Kesehatan
Honor
Petugas Kesehatan
Honor
Pelatih Pramuka
8
9
10
Nana
Oktaria,
A.Md.Keb
Oksa
A.Md.Keb
Suhaibi
Nuryeni,
50
11
3.
Aulia
Honor
Pelatih Kesenian
DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA MIN 1
PESAWARAN
1. Pramuka
2. Drumband
3. Karate
4. Olahraga
5. Kesenian
6. Paskibra
7. Pencak Silat
8. Tahfidz
9. Tahzin
4.
SEPULUH (10) BUDAYA MALU PEGAWAI MIN 1 PESAWARAN
1. Malu terlambat masuk kantor
2. Malu tidak ikut apel / upacara
3. Malu sering tidak masuk kerja tanpa alas an
4. Malu sering minta izin tidak masuk
5. Malu bekerja tanpa program
6. Malu pulang sebelum waktunya
7. Malu sering meninggalkan meja kerja tanpa alasan penting
8. Malu bekerja tanpa pertanggung jawaban
9. Malu pekerjaan terbengkalai
10. Malu berpakaian seragam tidak rapi
5.
SEPULUH (10) BUDAYA MALU SISWA MIN 1 PESAWARAN
1. Malu tidak belajar
51
2. Malu tidak mengerjakan PR
3. Malu membolos sekolah
4. Malu berbohong dan berdusta
5. Malu meminjam alat tulis teman
6. Malu terlambat sekolah
7. Malu tidak piket kelas
8. Malu menyontek
9. Malu bercanda dan berkelahi
10. Malu membuang sampah sembarangan
Tabel XI
DAFTAR PRESTASI SISWA MIN 1 PESAWARAN
Daftar Prestasi Siswa-Siswi MIN 1 Pesawaran Dari Tahun 2014 s/d
TAHUN 2014
NO TANGKAI LOMBA
1
TINGKAT
PENYELENGGARA
SENAM PRAMUKA
PROPINSI
2
DA'I CILIK
PROPINSI
3
HAFIDZ JUZ 30
PROPINSI
4
DA'I CILIK PUTRI
PROPINSI
5
DA'I CILIK PUTRA
PROPINSI
6
DRUMBAND
PROPINSI
OLIMPIADE / KSM
MATEMATIKA
KABUPATEN
OLIMPIADE / KSM
MATEMATIKA
KABUPATEN
7
8
52
SMAN 1 GADING
REJO
PGMI IAIN RADEN
INTAN LAMPUNG
SMP
ALKAUTSAR
BANDAR LAMPUNG
KANTOR
GUBERNUR
LAMPUNG
KANWIL KEMENAG
LAMPUNG
PDBI
KAB.
PRINGSEWU
KEMENAG
KAB.
PESAWARAN
KEMENAG
KAB.
PESAWARAN
2016
PRESTASI
JUARA II
JUARA III
JUARA III
JUARA III
JUARA I
JUARA III
JUARA I
JUARA III
12
OLIMPIADE / KSM
SAINS (IPA)
OLIMPIADE / KSM
SAINS (IPA)
PIDATO
BHS
INDONESIA
PUTRA
PIDATO
BHS
INDONESIA PUTRI
13
MTQ PUTRI
9
10
11
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
KABUPATEN
KABUPATEN
KEMENAG
PESAWARAN
KEMENAG
PESAWARAN
BAZAR SIAGA
JAMBORE
PENGGALANG
PUTRA
JAMBORE
PENGGALANG
PUTRI
KABUPATEN
KEMENAG
PESAWARAN
KEMENAG
PESAWARAN
KEMENAG
PESAWARAN
KEMENAG
PESAWARAN
KEMENAG
PESAWARAN
KWARCAB
PESAWARAN
KABUPATEN
KWARCAB
PESAWARAN
KARATE PUTRA
PIDATO
BHS.
INDONESIA
PUTRA
PIDATO
BHS.
INDONESIA PUTRI
KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
HAFIDZ JUZ 30
KABUPATEN
ATLETIK LARI 60
METER PUTRA
KABUPATEN
KABUPATEN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
MTQ PUTRI
KECAMATAN
TIGA
MTQ PUTRA
KECAMATAN
ATLETIK LARI 60 TIGA
METER PUTRA
KECAMATAN
ATLETIK LARI 60 TIGA
METER PUTRI
KECAMATAN
TIGA
HAFIDZ JUZ 30
KECAMATAN
53
KAB.
JUARA I
KAB.
JUARA III
KAB.
JUARA I
KAB.
JUARA III
KAB.
JUARA I
KAB.
JUARA II
KAB.
JUARA II
JUARA III
JUARA I
KWARCAB
PESAWARAN
JUARA II
KKGO PESAWARAN
/ O2SN
JUARA I
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
KKM
MIN
PESAWARAN
1
JUARA I
1
JUARA I
1
JUARA I
1 HARAPAN
II
1
JUARA I
1
JUARA III
1
JUARA I
27
28
29
30
31
TIGA
FUTSAL
KECAMATAN
TENIS
MEJA TIGA
PUTRA
KECAMATAN
TIGA
TENIS MEJA PUTRI KECAMATAN
TIGA
LARI 100 METER
KECAMATAN
34
KARATE PUTRA
GEBYAR LOMBA
SD/MI
CERDAS CERMAT
MAPEL
CERDAS CERMAT
MAPEL
35
ADZAN
36
ADZAN
37
PBB PUTRA
38
PBB PUTRI
39
MENGGAMBAR
40
MENGGAMBAR
41
44
FUTSAL
BADMINTON
PUTRA
GUGUS
BADMINTON
PUTRI
GUGUS
TENIS
MEJA
PUTRA
GUGUS
45
TENIS MEJA PUTRI
GUGUS
46
CATUR PUTRA
GUGUS
32
33
42
43
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
TIGA
KECAMATAN
54
MTSN
1
PESAWARAN
MTSN
1
PESAWARAN
MTSN
1
PESAWARAN
MTSN
1
PESAWARAN
KKGO KECAMATAN
/ O2SN
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
SMPN
4
KEDONDONG
KKGO
GUGUS
/
O2SN
KKGO
GUGUS
/
O2SN
KKGO
GUGUS
/
O2SN
KKGO
GUGUS
/
O2SN
KKGO
GUGUS
/
O2SN
JUARA III
JUARA I
JUARA III
JUARA III
JUARA I
JUARA
UMUM
JUARA I
JUARA II
JUARA I
JUARA III
JUARA I
JUARA III
JUARA I
JUARA II
JUARA II
JUARA I
JUARA I
JUARA I
JUARA I
JUARA II
47
KID ATLETIK
GUGUS
48
MAYORET
PROPINSI
49
DISPLEY
PROPINSI
50
GITAPATI
PROPINSI
51
PROPINSI
55
MAYORET
KEJURDA
DRUMBAND
(GITAPATI)
KEJURDA
DRUMBAND (LBB)
KEJURDA
DRUMBAND
(MAYORET)
KEJURDA
DRUMBAND
(DISPLEY)
56
LOMBA PBB
52
53
54
57
58
59
60
61
62
KKGO
O2SN
GUGUS
PDBI
PRINGSEWU
PDBI
LAMPUNG
PDBI
LAMPUNG
PDBI
LAMPUNG
/
JUARA III
JUARA
KAB. HARAPAN
I
PROP
JUARA III
PROP
JUARA IV
PROP
JUARA II
PROP
PROPINSI
PDBI
LAMPUNG
PDBI
LAMPUNG
PROP
PROPINSI
PDBI
LAMPUNG
PROPINSI
PROPINSI
KECAMATAN
3
LOMBA PBB
KECAMATAN
3
SENAM PRAMUKA KECAMATAN
MORSE
DAN 3
SEMAPURE
KECAMATAN
3
HASTA KARYA
KECAMATAN
KEBERSIHAN
3
TENDA
KECAMATAN
3
ADZAN
KECAMATAN
B. Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tahap Perencanaan
55
JUARA I
PROP
JUARA III
JUARA III
PDBI
PROP HARAPAN
LAMPUNG
III
KWARAN
WAY
LIMA
JUARA I
KWARAN
KEDONDONG
JUARA I
KWARAN
KEDONDONG
JUARA I
KWARAN
KEDONDONG
JUARA I
KWARAN
KEDONDONG
JUARA II
KWARAN
KEDONDONG
JUARA II
KWARAN
KEDONDONG
JUARA I
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
durasi 5 x 35 menit dipertemuan pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan
kedua. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah memahami teks
dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak.
Pada tahap perencanaan Siklus I peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru Bahasa Indonesia kelas agar
materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah terebut.
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) kepada siswa. Penelitian dilaksanakan di
kelas V yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 16 laki-laki dan 24
perempuan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi
2 x 35 menit dipertemuan pertama dan 3 x 35 menit dipertemuan kedua.
Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke- 1 (Senin, 30 Januari 2017)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama (2x35) pelajaran
dimulai pada pukul 11.05-12.15 WIB. Jumlah siswa yang hadir saat itu
sebanyak 40 siswa
Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang diajarkan pada
siklus I ini adalah memahami teks dengan membaca sekilas, membaca
memindai, dan membaca cerita anak.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, mengabsen
siswa. untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal,
bulan dan tahun saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti
juga menyampaikan tujuan pembelajaran.
56
Pada saat peneliti memberikan penjelasan, siswa terlihat sangat
memperhatikan. Kemudian, peneliti menyajikan materi dengan
menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review) dimulai dengan membagikan teks bacaan pada setiap siswa.
Untuk mengkondisikan kelas tetap fokus,
Langkah pertama dalam pelaksanaan metode SQ3R, yaitu Survey.
Siswa diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagianbagian teks dan isi bacaan sambil menggaris bawahi bagian-bagian
yang penting. Peneliti memberikan waktu selama 3 menit untuk
melakukan survey.
Pada tahap kedua yaitu Question, siswa diminta untuk membuat
pertanyaan dari hasil pengamatan sebanyak 5 pertanyaan. Masih ada
beberapa siswa yang mengalami kesulitan membuat pertanyaan,
sehingga peneliti menjelaskan terlebih dulu acuan membuat pertanyaan
berdasarkan kata apa, siapa, bagaimana, kapan, dan lain-lain. Selain itu,
pada tahap ini peneliti juga membimbing siswa.
Tahap ketiga Read, siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan
dengan teliti, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka
buat.
Tahap keempat Recite, siswa diminta untuk menulis jawabannya
pada buku tulis mereka masing-masing sesuai dengan pemahaman
mereka sendiri. Selanjutnya, peneliti meminta beberapa siswa
membacakan jawaban-jawaban yang telah mereka susun dengan
menggunakan kalimat sendiri. Pada tahap ini, peneliti meminta siswa
lain untuk menanggapi jawaban yang dibacakan oleh temannya.
Tahap terakhir Review, yaitu siswa diminta untuk memeriksa dan
meninjau ulang pertanyaan dan jawaban yang telah mereka susun.
57
Setelah siswa meninjau ulang, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran.
Pada
tahap
penutup,
peneliti
membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian diakhir kegiatan
pembelajaran, dilakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
pada materi yang sudah dipelajari.
Setelah semua tahapan dilakukan, guru menilai pertanyaan dan jawaban
yang telah mereka buat. Dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan membaca hamdalah serta mengucapkan salam.
Pada siklus ini, peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti
proses pembelajaran dan bisa dikatakan semua siswa ikut berperan aktif
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Namun, demikian, beberapa
siswa ada yang belum memahami isi teks bacaan dan enggan
menjawab.
Pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R belum terselesaikan, maka proses
pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.
2) Pertemuan ke-2 (Kamis, 02 Februari 2017)
Pertemuan kedua berlangsung selama 3 x 35 dimulai pada pukul
07.30-09.15 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini sebanyak
40 siswa. Materi pada pertemuan kedua adalah memahami teks dengan
membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak, dan
menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca surat
Juzz Amma, berdoa, menyanyikan lagu wajib dan mengabsen siswa.
untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan
tahun saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga
58
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru,
dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali
materi yang telah dipelajari (apersepsi). Pada saat Tanya jawab,
sebagian besar siswa menjawab walaupun masih ada beberapa siswa
diam tidak menjawab tetapi memperhatikan.
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review) dimulai dengan mensurvey bacaan dan menggaris bawahi
bagian-bagian yang penting dari isi bacaan. Kemudian, tahap kedua
siswa membuat 5 pertanyaan. Tahap ketiga, siswa membaca teks untuk
mendapatkan pemahaman. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama
dengan didampingi peneliti agar terkontrol dan sesuai waktu yang
diharapkan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat
pada tahap kedua. Menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas
tiap paragraf. Pada tahap keempat, beberapa siswa menguraikan hasil
latihan mereka. Kemudian, satu persatu siswa menyimpulkan isi bacaan
yang telah dibaca.
Pada tahap terakhir, siswa memeriksa jawaban mereka. Pada
kegiatan penutup, peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
mengenai materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian, peneliti
mengoreksi tugas siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan alhamdalah bersama-sama.
59
3. Tahap Pengamatan
a. Data Lembar Observasi
Tahap pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan proses pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan metode SQ3R berlangsung dua kali pertemuan
dikelas V MIN 1 Pesawaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 30 Februari 2017 pada jam 11.05-12.15 WIB, sedangkan untuk
pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 02 Februari 2017 WIB pada
jam 07.30 - 09.15 WIB.
Observer mengambil posisi duduk di belakang kelas agar
keberadaannya tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Observasi
ini
difokuskan
untuk
mengetahui
pelaksanaan
yang
dilaksanakan oleh guru (peneliti), serta aktivitas siswa di dalam kelas.
Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman observasi terlampir
sebagaimana terlampir.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru
mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran seperti mengucap salam, berdo’a,
membaca Juzz Amma bersama, dan mengabsen siswa.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran apersepsi untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa terhadap materi yang sudah diberikan dan
kaitannya dengan materi yang akan diberikan. Seluruh siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan guru dengan penuh semangat. Kemudian, guru
menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai. Pada kegiatan
tersebut terlihat siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru dengan penuh rasa ingin tahu.
Proses kegiatan inti pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penggunaan metode SQ3R dimulai dengan memberikan penjelasan
materi. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi yang
60
disampaikan. Guru dan siswa saling bertanya jawab kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat. Langkah
berikutnya adalah memberikan latihan kepada siswa dengan tujuan agar
lebih memahami materi yang disampaikan dengan memberikan teks
bacaan yang sudah disiapkan sebagai acuan dalam latihan.
Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
melalui metode SQ3R. Tahap pertama yaitu survey, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca cepat bacaan selama 3 menit.
Selama kegiatan tersebut siswa menggaris bawahi kalimat-kalimat
yang berkaitan dengan gagasan utama dan kalimat-kalimat untuk
membuat pertanyaan. Pada tahap kedua yaitu Question, siswa membuat
pertanyaan dari hasil survey mereka. Guru memberikan kesempatan dan
membimbing siswa dalam membuat pertanyaan. Guru memberikan acuan
dalam membuat pertanyaan untuk mempermudah siswa.
Pada tahap ketiga yaitu Read, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca seluruh teks guna menemukan jawaban pertanyaan
yang telah mereka buat.
Kemudian siswa diminta untuk mencatat jawaban atas pertanyaan
yang telah dibuat. Pada tahap ini masih terdapat siswa yang enggan
menjawab atau mencatat jawaban yang mereka buat. Hal tersebut terlihat
ketika guru melakukan penilaian pada tugas mereka yang dikumpulkan.
Pada tahap keempat yaitu Recite, Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membacakan hasil tugas yang telah dikerjakan
dengan kalimat sendiri. Pada tahap recite, Masih banyak siswa yang
malu untuk membacakan hasil tugasnya didepan kelas. Hal ini
merupakan tantangan tersendiri bagi guru dalam mengupayakan agar
murid selalu percaya diri dalam membacakan hasil tugasnya didepan
kelas. Salah satu caranya adalah dengan menunjuk siswa sesuai absen
dan memberikan pujian atau nilai yang bagus. Tindakan tersebut cukup
61
efektif, siswa mulai membacakan hasil tugasnya di depan kelas. Pada
tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menanggapi. Sebagian siswa menanggapi dan memperhatikan temannya.
Kemudian, tahap terakhir dalam penggunaan metode SQ3R yaitu
Riview, Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengkaji ulang
kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil
latihan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati kesulitan
yang dihadapi siswa dalam penggunaan metode SQ3R. Siswa tampak
antusias mengikuti pembelajaran. kemudian guru memberikan penilaian
yang dapat digunakan sebagai ukuran dalam melihat perkembangan
siswa.
Sebagai tahap akhir, guru membimbing siswa untuk merumuskan
kesimpulan materi yang telah dipelajari. Hal ini berlaku pula untuk setiap
pelajaran lain. Lebih jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan
sebelas yaitu hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
b. Data Hasil Tes
Peneliti melaksanakan Siklus I pada hari Kamis, tanggal 02
Februari 2017. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 40 siswa, hal
ini berarti semua siswa kelas V MIN 1 Pesawaran hadir mengikuti tes
siklus I. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 08.30-09.00 WIB.
Dibawah ini merupakan hasil gambar ketika siswa sedang mengerjakan
pos test siklus I.
Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada akhir siklus I diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel XII
Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I
62
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Tahun Pelajaran
2016/2017
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Nama Siswa
AGISTA HAYYU MAMULA
AHMAD ZIDANUL QODRI
ALIZA AWAL SAPUTRA
ALYA DWI RAHMAWATI
ANNISA ANGGRAINI
ARIVALDO DWISTIRA
AUDIANA ZAHRA
AZRIL JULAINSYAH ALTRA
DAFFI ANUGRAH HANIF
DEBBI MARTA SALSABILA
DELLA NAFISAH
DHOHAN ZULKARNAEN A.
DINDA KHALISAH M
FATHIYA AZZAHRA
FEBRIANI SAFIRA
HARTAWAN LISFIKO
LINGGAR PUTRA SERUNTING
M. FAZLY IMANDIA
M. HAIKAL DAFI
MAHIZ PRATAMA
MUFAZZAL ARKAN DAFFA
MUSTIKA PUTRI ARMANDA
MUTIYA MELINDA
NAILA NAFIAH
NAZWA SAFITRI
NURLAILAUL ROHMAH
NYIMAS AYU SALSABILA
RAFI DARMA SAKTI
RAHADATUL AISY
RAHMAN KHUSNUL KH.
RAYKAA ARIF
REZA NURUL FADILA
SHOFANI PUTRA MEPISYA
SUCI RAHMAWATI
SULIS SETIAWATI
SULTHON MUFTI N
SUTRA AURELIA
63
L/P
Nilai
KKM
Keteranagan
P
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
P
L
L
P
L
P
P
L
P
75
80
70
75
70
60
70
80
50
75
50
50
80
75
70
50
75
50
75
60
80
70
60
75
60
75
75
80
70
60
70
75
70
75
50
75
50
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
38
39
40
N=40
WILDAN HABATUL AZIZ
WULAN AULIA PUTRI
YUNIZA SARHAN LUTFI
Rata- rata
L
P
P
50
70
Belum Tuntas
80
70
Tuntas
75
70
Tuntas
2.715/40 = 67.875
Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siklus I di atas, diperoleh ratarata nilai siswa 67.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan siklus I ini dilaksanakan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan
pada setiap pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar
catatan lapangan pada akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 02 Februari 2017)
Pada aspek kegiatan inti, pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya yang terkait dengan pelajaran yang dibahas. Guru
memberikan penjelasan mengenai acuan dasar membuat pertanyaan.
Siswa juga sangat antusias terhadap pembelajaran melalui metode
SQ3R.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap
hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Pada pembelajaran dengan metode SQ3R siklus I ini masih terdapat
kekurangan, diantaranya:
1) Masih
terdapat
siswa
yang
mengalami
kesulitan
membuat
pertanyaan.
2) Masih terdapat siswa yang tidak memberikan jawaban yang benar.
64
3) Masih terdapat siswa yang belum berani mengemukakan pendapat
terhadap jawaban temannya.
4) Masih terdapat siswa yang hanya mampu membuat pertanyaan tetapi
tidak menemukan jawaban (pada sesi latihan).
5) Aspek bahan bacaan yang menurut siswa terbilang sulit untuk
dipahami, sehingga mempengaruhi langkah-langkah pembelajaran
metode SQ3R, seperti pada langkah membuat pertanyaan dan pada
langkah Recite. Hal tersebut dapat dikatakan siswa belum sering
dilatih membuat pertanyaan.
6) Masih ada 13 siswa yang nilainya di bawah KKM. Hal ini karena
mereka kurang serius mengerjakan tugas, kemampuan membaca
yang minim. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan daya tangkap
yang minim.
7) Guru tidak optimal dalam mengendalikan kondisi kelas agar fokus
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan, maka untuk
siklus II perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya:
1) Perlu ditingkatkan bimbingan, perhatian serta arahan saat siswa
mengerjakan tugas agar kelas lebih kondusif.
2) Perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memotivasi siswa untuk
lebih aktif dan lebih berani dalam mengungkapkan pendapat.
Dengan cara menunjuk siswa dan meminta pendapatnya.
3) Perlu lebih kreatif lagi memusatkan konsentrasi siswa dalam
proses pembelajaran dengan memberikan Ice Breaking atau
berupa iyel-iyel.
4) Guru memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia secara efisien
dengan membagi antara materi uraian dengan latihan sesuai
kebutuhan.
65
C. Tindakan Pembelajaran Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil tes siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran harus lebih diarahkan. Guru harus lebih memberikan arahan
secara jelas dan penuh perhatian terhadap siswa. Guru pun harus lebih tegas
mengkondisikan kelas. Pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien
seperti alokasi waktu untuk menjelaskan materi dan mengerjakan latihan
digunakan sesuai kebutuhan. guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang
lebih aktif agar meningkat keaktifan maupun prestasinya.
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari
hasil diskusi bersama guru Bahasa Indonesia, guna memperbaiki Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan hasil refleksi. Peneliti juga
menyiapkan instrumen-instrumen penelitian seperti lembar observasi kegiatan
guru dan siswa, soal tes untuk akhir siklus II, dan alat dokumentasi.
Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 3 x
35.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan 2 kali pertemuan dengan durasi
3x35. Adapun uraian proses pembelajaran siklus II adalah sebagai
berikut:
66
a) Pertemuan ke-1 (Senin, 06 Februari 2017)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 3 x 35 menit dimulai
pada pukul 11.05-12.15 WIB. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40
siswa.
Pada tahap kegiatan awal, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang
sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, Pembelajaran dimulai
dengan mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa, Peneliti
juga menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan metode SQ3R Pada tahap survey, siswa membaca
cepat dengan durasi waktu 3 menit Pada tahap ini siswa juga
menggarisbawahi bagian-bagian yang menurut mereka penting.
Penelitipun membimbing dan memperhatikan kegiatan mereka agar
tetap focus membaca dan sesuai waktu yang ditentukan.
Tahap Question, siswa membuat 5 pertanyaan. Peneliti terus
mengarahkan dan membimbing mereka agar membuat pertanyaan
dengan benar dan tepat. Siswa pun bertanya kepada peneliti mengenai
kesulitan mereka.
Pada saat melakukan recite, masih banyak siswa yang belum
percaya diri untuk membacakan hasil latihan yang mereka kerjakan.
Namun, hingga akhirnya ada siswa yang berani untuk membacakan
hasil latihannya di depan kelas dengan memanggil namanya sesuai
absen. Kemudian, siswa yang lain memberanikan diri membacakan
dengan penuh percaya diri dan begitu seterusnya hingga waktu pada
tahap ini berakhir.
b.
Pertemuan ke-2 (Kamis, 09 Februari 2017)
Pertemuan kedua berlangsung selama 3x 35 menit, dimulai pada
pukul 07.30-09.15 WIB. Semua siswa kelas V MIN 1 Pesawaran hadir
yang berjumlah 40 siswa. Pokok bahasan pada pertemuan kedua adalah
menyimpulkan dan mencatat hal-hal penting yang ada di teks bacaan.
67
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca surat
Juzz Amma, berdoa, menyanyikan lagu wajib dan mengabsen siswa.
untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan
tahun saat itu serta menuliskannya di papan tulis. Peneliti juga
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru,
dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali
materi yang telah dipelajari. Pada saat tanya jawab, sebagian besar
siswa menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini berarti siswa
memahami materi yang dipelajari sebelumnya.
Pelaksanaan metode SQ3R dimulai dengan memberikan sedikit
penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini, siswa
dan peneliti bertanya jawab.
Pada saat membuat pertanyaan siswa tidak terlalu banyak bertanya
mengenai kesulitan mereka dalam membuat pertanyaan. Siswa juga
mengerjakan semua tugas yang diperintahkan. Hal ini dapat dikatakan
siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan ini. Siswa sangat antusias
mengikuti pembelajaran.
Siswa membacakan hasil tugas yang dikerjakan. Setelah selesai,
peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan isi bacaan yang telah
dibaca dan mencatat hal-hal penting pada isi bacaan yang telah dibaca.
Peneliti bersama siswa membahas jawaban yang mereka catat.
Kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan masing-masing
siswa mengumpulkan soal evaluasi yang diberikan peneliti.
68
3. Tahap Pengamatan
a) Data Hasil Pengamatan
Observasi pada siklus II dilaksanakan saat pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan metode SQ3R yang berlangsung selama 2 pertemuan.
Siklus II ini dilaksanakan dikelas pada tanggal 06 Februari 2017 pukul
11.05-12.15 WIB, sedangkan pertemuan kedua pada tanggal 09
Februari 2017 pukul 07.30-09.15 WIB.
Pada siklus ini suasana lebih tenang dan teratur. Siswa mulai
terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R.
Minat, peran aktif dan rasa percaya diri siswa mulai terbangun,
terutama saat membuat pertanyaan siswa sudah mulai terbiasa dengan
latihan-latihan membuat pertanyaan dan mencatat jawaban.
Hal ini berbeda dengan siklus I, sebagian besar siswa dapat
menggunakan waktu dengan efektif dan efisien. Mereka dapat
menyelesaikan kegiatan berupa membuat pertanyaan, membaca dan
mencatat jawaban dengan tepat waktu.
b) Data Hasil Tes
Peneliti melaksanakan Siklus II pada hari Kamis, tanggal 09
Februari 2017. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 40 siswa, hal
ini berarti semua siswa kelas V MIN 1 Pesawaran hadir mengikuti tes
siklus II. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 08.30-09.00 WIB.
Dibawah ini merupakan hasil gambar pelaksanaan tes siklus II.
69
Tabel
Melaksanakan Pos test Siklus II
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Tahun Pelajaran
2016/2017
NO
Nama Siswa
L/P
Nilai
KKM
Keteranagan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
AGISTA HAYYU MAMULA
AHMAD ZIDANUL QODRI
ALIZA AWAL SAPUTRA
ALYA DWI RAHMAWATI
ANNISA ANGGRAINI
ARIVALDO DWISTIRA
AUDIANA ZAHRA
AZRIL JULAINSYAH ALTRA
DAFFI ANUGRAH HANIF
DEBBI MARTA SALSABILA
DELLA NAFISAH
DHOHAN ZULKARNAEN A.
DINDA KHALISAH M
FATHIYA AZZAHRA
FEBRIANI SAFIRA
HARTAWAN LISFIKO
LINGGAR PUTRA SERUNTING
M. FAZLY IMANDIA
M. HAIKAL DAFI
MAHIZ PRATAMA
MUFAZZAL ARKAN DAFFA
MUSTIKA PUTRI ARMANDA
MUTIYA MELINDA
NAILA NAFIAH
NAZWA SAFITRI
NURLAILAUL ROHMAH
NYIMAS AYU SALSABILA
RAFI DARMA SAKTI
RAHADATUL AISY
RAHMA KHUSNUL KH.
RAYKAA ARIF
REZA NURUL FADILA
SHOFANI PUTRA MEPISYA
SUCI RAHMAWATI
P
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
P
L
L
P
L
P
73
60
60
93
80
93
93
80
86
86
73
86
53
53
73
73
93
80
66
86
73
86
80
86
80
86
86
66
100
86
86
86
66
93
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
70
SULIS SETIAWATI
P
73
70
Tuntas
35
SULTHON MUFTI N
L
86
70
Tuntas
36
SUTRA AURELIA
P
80
70
Tuntas
37
WILDAN HABATUL AZIZ
L
86
70
Tuntas
38
WULAN AULIA PUTRI
P
80
70
Tuntas
39
YUNIZA SARHAN LUTFI
P
93
70
Tuntas
40
N=40
Rata- rata
3205/40 = 80.125
Sumber: Dokumentasi nilai Bahasa Indonesia kelas V MIN 1 Pesawaran
2016/2017
c) Catatan Lapangan
Catatan lapangan siklus II ini dilaksanakan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan pada
setiap pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar catatan
lapangan pada akhir siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1 (Senin, 06 Februari 2017)
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan siswa mengucapkan
salam dan guru menjawab salam kemudian dilanjutkan dengan
mengabsen siswa. Pada tahap kegiatan awal, Banyak siswa yang
gaduh, namun guru segera memusatkan konsentrasi siswa dengan
cukup baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias,
seperti pada tahap Read, siswa membaca sambil menggaris bawahi isi
atau kalimat bacaan yang menurut mereka penting. Guru memberikan
penjelasan mengenai acuan dasar membuat pertanyaan. Kegiatan
pembelajaran pun berjalan sesuai rencana.
2) Pertemua ke-2 (Kamis, 09 Februari 2017)
Pada tahap kegiatan awal, siswa dan guru membaca surat Juzz Amma
yang di pimpin oleh siswa menggunakan pengeras suara yang diikuti
oleh seluruh siswa dan guru. Pada tahap inti, guru bersama siswa
melakukan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan apa yang
telah disiapkan dalm proses pembelajaran, siswa juga terlihat lebih
71
tenang dan antusias sehingga siswa dapat mengikuti arahan guru
dengan baik dan pembelajaran pun sesuai rencana.
d) Tahap Refeleksi
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan
guru pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode
pembelajaran SQ3R. Dalam pembelajaran ini, semua tahapan dan langkahlangkahnya sudah sesuai dengan baik. Hal tersebut didasarkan pada
pengamatan selama proses pembelajaran yang tercatat dalam lembar
observasi terhadap penggunaan metode pembelajaran SQ3R. Hasil tes
belajar keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II menunjukkan
hasil yang lebih baik yaitu dalam rentang nilai 53-100.
B. Analisis Data dan Pembahasan
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Data Hasil Observasi Pembelajaran
Indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini adalah
apabila lembar observasi aktifitas mengajar guru dan aktifitas belajar siswa
selama dua siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang
diamati. Berikut penjelasan dan uraiannya.
72
a) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
diperoleh gambaran mengenai penilaian terhadap peran aktif siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan metode
SQ3R. Berikut adalah uraian penilaian secara lengkap.
1) Pada pertemuan pertama, siswa kurang mengerti tentang langkahlangkah pembelajaran melalui penggunaan metode SQ3R, karena
siswa belum terbiasa menggunaan metode SQ3R. Terutama dalam
membuat pertanyaan, siswa selalu bertanya kepada guru mengenai
langkah
tersebut.
Sebagian
siswa
enggan
mencatat
jawaban
pertanyaannya. Hal ini terlihat ketika guru melakukan penilaian pada
tugas yang dikumpulkan.
Pada tahap memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan
dan jawaban dari teks bacaan mendapatkan kategori kurang baik. hal
ini disebabkan karena siswa enggan memeriksa dan memperbaiki
pertanyaan dan jawaban. Hal tersebut terlihat ketika guru melakukan
penilaian tugas yang dikumpulkan. Sehingga masih banyak siswa
yang tidak mendapatkan nilai yang cukup baik.
2) Pada pertemuan kedua, tidak semua siswa yang menjawab pertanyaan
guru
(apersepsi),
Siswa
juga
kurang
memperhatikan
dan
mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal
tersebut terjadi karena siswa masih terlihat belum siap menerima
pelajaran. Disamping itu juga, masih banyak siswa yang tidak
memberikan pendapatnya terhadap jawaban siswa lain. Hal ini berarti
proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan metode
SQ3R perlu ditingkatkan.
73
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Pelaksanaan siklus II sudah berlangsung dengan baik, dalam arti
secara umum segala kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui penggunaan metode SQ3R telah dapat diatasi.
Siswa telah melaksanakan langkah-langkah penggunaan metode SQ3R
dengan baik karena sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Siswa dapat
membuat pertanyaan dengan baik. Terbukti ketika proses pembelajaran
berlangsung, siswa menyelesaikan tahapan tersebut sesuai waktu yang
disediakan. Siswa juga memeriksa ulang jawaban dan pertanyaan mereka
dengan baik. hal ini terbukti ketika guru melakukan penilaian tugas, ratarata siswa mendapatkan nilai cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, proses pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui penggunaan metode SQ3R di kelas V MIN 1
Pesawaran sudah memenuhi criteria.
c. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Pada siklus I belum semua aspek menunjukkan kategori baik.
Aspek tersebut yaitu penggunaan bahasa yang disampaikan guru sulit
dipahami siswa. Dalam artian guru sudah berusaha menggunakan Bahasa
Indonesia yang baku dan beberapa istilah. Hal ini mungkin yang menjadi
penyebab. Kemudian dalam penggunaan media dianggap kurang atraktif,
lebih banyak menggunakan teks saja tetapi tidak menggunakan media
visual. Secara umum, penggunaan media visual akan sangat membantu
daya tarik materi pelajaran untuk diperhatikan oleh siswa.
Adapun aspek yang sudah memenuhi kriteria adalah pada awal
pembelajaran guru mengkondisikan siswa dengan ice breaking yang
menyenangkan. guru menguji apersepsi siswa untuk mengetahui
pamahaman
awal
mereka.
Setelah
menyampaikan
tujuan
materi
pembelajaran kemudian dijelaskan langkah-langkah metode SQ3R. Pada
74
tahap selanjutnya, guru memberikan kesempatan siswa untuk menggunaan
metode tersebut. Sebagian siswa kemudian menyadari bahwa ternyata
secara tidak langsung mereka pernah menerapkan metode tersebut kendati
tidak secara sistematis dan tidak pula nmengenal istilah SQ3R tersebut.
Hal ini menjadikan penyampain metode SQ3R menjadi lebih mudah.
Akan tetapi, pada tahap question masih terdapat sejumlah siswa
yang tidak begitu cekatan membuat pertanyaan. Hal ini lebih
dimungkinkan karena kurangnya latihan dan minimnya bahan bacaan.
Situasi tersebut umum terjadi walaupun disadari tetapi selalu luput dari
perhatian.
Kendala lain yaitu pada tahap membaca, siswa mengulang-ulang
kata yang sudah dibaca, menunjuk kata satu persatu dan masih ada yang
membaca
dengan
bersuara
atau
menggerakkan
bibirnya.
Dalam
menentukan gagasan utama dan kalimat penjelas siswa masih ragu-ragu.
Hal ini lebih disebabkan karena kurang konsentrasi dalam memahami
bacaan dan siswa cenderung tidak mempunyai minat untuk membaca. Hal
ini terlihat ketika pertemuan selanjutnya siswa acuh tak acuh terhadap
proses pembelajaran, siswa mengeluh ketika diminta untuk membaca.
Disamping itu, pada tahap recite. masih terdapat siswa yang malumalu maju\kedepan untuk mengungkapkan pendapat hasil latihan yang
telah dikerjakan, dari 40 siswa hanya 8 orang siswa yang lebih percaya diri
untuk tampil di depan kelas. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk
selalu memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri.
Pada pertemuan kedua, guru memperbaiki aspek penjelasan materi.
Guru menggunakan bahasa yang lebih sederhana agar siswa lebih paham
menerima penyampaian materi dari guru. Pada tahap membaca guru selalu
mengingatkan dan menyampaikan kepada siswa cara-cara membaca cepat
seperti membaca dalam hati, hanya mata saja yang bergerak dan harus
konsentrasi.
75
Pada siklus II, guru berupaya memperbaiki aspek yang telah dikaji
pada siklus I. Kondisi siswa lebih kondusif karena suasana kelas lebih
mencair dan siswa lebih siap mengikuti pembelajaran. Terbukti saat guru
menguji apersepsi siswa dan partisipasi siswa lebih meningkat.
Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa dalam
melaksanakan langkah-langkah metode SQ3R dengan batas waktu yang
ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan alokasi waktu yang
disediakan lebih efektif dan membuat siswa tebiasa dengan latihan-latihan
yang diberikan.
d. Data Hasil Belajar
Nilai tes hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan
metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricite, Review) pada siklus I dan
siklus II terdapat adanya peningkatan. pada hasil belajar post test siklus I
nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terkecil adalah 50. Siswa yang mencapai
nilai KKM sebanyak 28 siswa dan 12 siswa diantaranya belum memenuhi
nilai KKM. hal ini terjadi karena kemampuan siswa dalam memahami
bacaan masih minim, konsentrasi saat pembelajaran kurang ditambah
minimnya latihan.
Pada siklus I ditemukan beberapa siswa yang mencapai nilai di atas
ketuntasan, kelompok ini memang dikenal mempunyai intelegensi yang
baik, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM memang
dibutuhkan perhatian khusus melalui latihan yang cukup. Makin sering
intensitas membaca dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajukan
pertanyaan dan terlatih pula menemukan gagasan utama, tema atau topik
dan kesimpulan pada suatu bacaan.
Namun, pada hasil post test siklus II hampir seluruh siswa cukup
memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 40 siswa. Nilai tertinggi adalah 100
dan nilai terendah adalah 53. Dikatakan demikian, karena indikator
76
ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini adalah jika rata-rata siswa
telah mencapai nilai KKM 70.
Jika ditelaah lebih mendalam, perolehan nilai tersebut secara keseluruhan
hasil siklus I sampai hasil siklus II mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian
adalah “Keterampilan Membaca Pemahaman Dapat Ditingkatkan Dengan
Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
.
C. Hasil Penerapan Metode SQ3R
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan pada siklus I dan II, metode SQ3R
berhasil digunakan di kelas V MIN 1 Pesawaran dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil post test siklus I, II.
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode SQ3R, siswa
menjadi antusias mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa juga lebih
memperhatikan penjelasan guru dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan SQ3R,
Dengan metode ini guru memfasilitasi dengan bahan-bahan pembelajaran.
Disisi lain, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Penggunaan
metode SQ3R mampu meningkatkan kualitas proses pemahaman bahan bacaan
khususnya pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan
dan
analisa
data
membuktikan
bahwa
penggunaan Metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V
MIN 1 Pesawaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran
2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari indikasi peningkatan kemampuan membaca
pemahaman pada setiap siklusnya yaitu pada siklus 1 dari 40 siswa yang tuntas
dilihat dari hasil test terdapat 28 siswa atau 70%, sedangkan 12 siswa atau 30%
masih dibawah KKM dengan nilai rata-rata 67.
Pada siklus II dari 40 siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 33 siswa atau 82.5%
sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau 17.5 % masih dibawah KKM
dengan nilai rata-rata 80.
B. Saran
Dari
hasil
penelitian
ini,
sebagai
bahan
rekomendasi
dengan
mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis didalam
kelas, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Jika ingin memperoleh hasil belajar yang maksimal pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia maka siswa perlu meningkatkan kemampuan
dalam belajar, baik secara pribadi maupun atas dasar bimbingan dari
pendidik, orang tua atau teman sekelasnya yang lebih mengerti, agar hasil
belajar yang ditunjukkan dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik
lebih meningkat lagi.
78
2. Bagi Peneliti Lain
Sebaiknya mengadakan penelitian yang lebih lanjut terhadap
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode-metode pembelajaran.
79
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008,
Cet. Ke-6, h. 74
Asmawiyah, wawancara, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016
Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan
Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka,2008, cet. ke-2, h. 1.12.
isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar,
Bandung: UPI PRESS, 2007, Cet. Kesatu, h. 98.
Dadan Juanda dan Resmini Novi, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi,Bandung, UPI PRESS, 2007, Cet kesatu, h. 80.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: CV Pustaka Agung,
2006, h.146.
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Per kata Tajwid Kode Angka,
Jakarta: P.T. Kalim, 2010, h.598.
Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah
Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan
Mahasiswa, Yogyakrta: Araska, 2013, cet. 1, h. 25-26.
Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, cet ke-5, h. 186
Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode
Sq3r, jurnal uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.
Observasi, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016.
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2009, Ed. 2, Cet. 4, h. 2.
80
siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di
SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatulloh Jakarta, 2013, h. 24, tidak dipublikasikan.
Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2008, Cet. V, h. 143.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013, Cet ke-9, h. 54.
Syah Muhibbin, Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, Bandung: remaja
rosdakarya, 2010, h. 128
anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Cet.
XXIV,hlm. 83.
Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R
Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, Jakarta:
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan.
81
82
83
84
HASIL BELAJAR SIKLUS I
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Tahun Pelajaran
2016/2017
NO
Nama Siswa
L/P
Nilai
KKM
Keteranagan
1
AGISTA HAYYU MAMULA
P
75
70
Tuntas
2
AHMAD ZIDANUL QODRI
L
65
70
Belum Tuntas
3
ALIZA AWAL SAPUTRA
P
70
70
Tuntas
4
ALYA DWI RAHMAWATI
P
65
70
Belum Tuntas
5
ANNISA ANGGRAINI
P
70
70
Tuntas
6
ARIVALDO DWISTIRA
L
60
70
Belum Tuntas
7
AUDIANA ZAHRA
P
70
70
Tuntas
8
AZRIL JULAINSYAH ALTRA
L
80
70
Tuntas
9
DAFFI ANUGRAH HANIF
L
50
70
Belum Tuntas
10
DEBBI MARTA SALSABILA
P
75
70
Tuntas
11
DELLA NAFISAH
P
50
70
Belum Tuntas
12
DHOHAN ZULKARNAEN A.
L
50
70
Belum Tuntas
13
DINDA KHALISAH M
P
65
70
Belum Tuntas
14
FATHIYA AZZAHRA
P
75
70
Tuntas
15
FEBRIANI SAFIRA
P
70
70
Tuntas
16
HARTAWAN LISFIKO
L
50
70
Belum Tuntas
17
LINGGAR PUTRA SERUNTING
P
75
70
Tuntas
18
M. FAZLY IMANDIA
L
50
70
Belum Tuntas
19
M. HAIKAL DAFI
L
75
70
Tuntas
20
MAHIZ PRATAMA
L
60
70
Belum Tuntas
21
MUFAZZAL ARKAN DAFFA
L
65
70
Belum Tuntas
22
MUSTIKA PUTRI ARMANDA
P
70
70
Tuntas
85
23
MUTIYA MELINDA
P
60
70
Belum Tuntas
24
NAILA NAFIAH
P
75
70
Tuntas
25
NAZWA SAFITRI
P
60
70
Belum Tuntas
26
NURLAILAUL ROHMAH
P
65
70
Belum Tuntas
27
NYIMAS AYU SALSABILA
P
75
70
Tuntas
28
RAFI DARMA SAKTI
L
65
70
Belum Tuntas
29
RAHADATUL AISY
P
70
70
Tuntas
30
RAHMAN KHUSNUL KH.
L
60
70
Belum Tuntas
31
RAYKAA ARIF
L
70
70
Tuntas
32
REZA NURUL FADILA
P
65
70
Belum Tuntas
33
SHOFANI PUTRA MEPISYA
L
70
70
Tuntas
34
SUCI RAHMAWATI
P
65
70
Belum Tuntas
35
SULIS SETIAWATI
P
50
70
Belum Tuntas
36
SULTHON MUFTI N
L
75
70
Tuntas
37
SUTRA AURELIA
P
75
70
Tuntas
38
WILDAN HABATUL AZIZ
L
50
70
Belum Tuntas
39
WULAN AULIA PUTRI
P
65
70
Belum Tuntas
40
YUNIZA SARHAN LUTFI
P
75
70
Tuntas
N=40
Rata- rata
2.725/40 = 68
86
HASIL BELAJAR SIKLUS II
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Tahun Pelajaran
2016/2017
NO
Nama Siswa
L/P
Nilai
KKM
Keteranagan
1
AGISTA HAYYU MAMULA
P
73
70
Tuntas
2
AHMAD ZIDANUL QODRI
L
60
70
Belum Tuntas
3
ALIZA AWAL SAPUTRA
P
60
70
Belum Tuntas
4
ALYA DWI RAHMAWATI
P
93
70
Tuntas
5
ANNISA ANGGRAINI
P
80
70
Tuntas
6
ARIVALDO DWISTIRA
L
93
70
Tuntas
7
AUDIANA ZAHRA
P
93
70
Tuntas
8
AZRIL JULAINSYAH ALTRA
L
80
70
Tuntas
9
DAFFI ANUGRAH HANIF
L
86
70
Tuntas
10
DEBBI MARTA SALSABILA
P
86
70
Tuntas
11
DELLA NAFISAH
P
73
70
Tuntas
12
DHOHAN ZULKARNAEN A.
L
86
70
Tuntas
13
DINDA KHALISAH M
P
53
70
Belum Tuntas
14
FATHIYA AZZAHRA
P
53
70
Belum Tuntas
15
FEBRIANI SAFIRA
P
73
70
Tuntas
16
HARTAWAN LISFIKO
L
73
70
Tuntas
17
LINGGAR PUTRA SERUNTING
P
93
70
Tuntas
18
M. FAZLY IMANDIA
L
80
70
Tuntas
19
M. HAIKAL DAFI
L
66
70
Belum Tuntas
20
MAHIZ PRATAMA
L
86
70
Tuntas
21
MUFAZZAL ARKAN DAFFA
L
73
70
Tuntas
22
MUSTIKA PUTRI ARMANDA
P
86
70
Tuntas
87
23
MUTIYA MELINDA
P
80
70
Tuntas
24
NAILA NAFIAH
P
86
70
Tuntas
25
NAZWA SAFITRI
P
80
70
Tuntas
26
NURLAILAUL ROHMAH
P
86
70
Tuntas
27
NYIMAS AYU SALSABILA
P
86
70
Tuntas
28
RAFI DARMA SAKTI
L
66
70
Belum Tuntas
29
RAHADATUL AISY
P
100
70
Tuntas
30
RAHMAN KHUSNUL KH.
L
86
70
Tuntas
31
RAYKAA ARIF
L
86
70
Tuntas
32
REZA NURUL FADILA
P
86
70
Tuntas
33
SHOFANI PUTRA MEPISYA
L
66
70
Belum Tuntas
34
SUCI RAHMAWATI
P
93
70
Tuntas
35
SULIS SETIAWATI
P
73
70
Tuntas
36
SULTHON MUFTI N
L
86
70
Tuntas
37
SUTRA AURELIA
P
80
70
Tuntas
38
WILDAN HABATUL AZIZ
L
86
70
Tuntas
39
WULAN AULIA PUTRI
P
80
70
Tuntas
40
YUNIZA SARHAN LUTFI
P
93
70
Tuntas
N=40
Rata- rata
3.205/40 = 80.125
Sumber: Dokumentasi nilai Bahasa Indonesia kelas V MIN 1 Pesawaran
2016/2017
88
Instrumen Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I
No
1
Aspek yang diobservasi
Penilaian
SB
B
C
K
SK
Kegiatan Awal
Menjawab salam dan berdo’a.
√
2
Menjawab pertanyaan dari guru.
3
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
√
√
disampaikan guru.
4
Kegiatan Inti
√
Memperhatikan penjelasan materi.
5
Terlibat dalam penggunaan media.
√
6
Mencatat penjelasan guru.
√
7
Memahami langkah-langkah pembelajaran
√
metode SQ3R.
8
Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.
No
Aspek yang diobservasi
√
Penilaian
SB
B
C
9
Membuat pertanyaan.
10
Membaca teks bacaan.
√
11
Mencatat jawaban.
√
12
Membacakan hasil latihan dengan kalimat
√
√
sendiri
13
K
Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang
dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
89
√
SK
14
Memberikan pendapat
15
Antusias selama mengikuti pembelajaran.
√
16
Menyimpulkan materi saat itu.
√
√
Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
90
Instrumen Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II
No
1
Aspek yang diobservasi
Penilaian
SB
B
C
K
SK
K
SK
Kegiatan Awal
Menjawab salam dan berdo’a.
√
2
Menjawab pertanyaan dari guru.
√
3
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
√
disampaikan guru.
4
Kegiatan Inti
Memperhatikan penjelasan materi.
√
5
Terlibat dalam penggunaan media.
√
6
Mencatat penjelasan guru.
√
7
Memahami langkah-langkah pembelajaran
√
metode SQ3R.
8
Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.
No
Aspek yang diobservasi
√
Penilaian
SB
9
Membuat pertanyaan.
10
Membaca teks bacaan.
√
11
Mencatat jawaban.
√
12
Membacakan hasil latihan dengan kalimat
B
√
√
sendiri
13
Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang
dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
91
√
C
14
Memberikan pendapat
15
Antusias selama mengikuti pembelajaran.
16
Menyimpulkan materi saat itu.
√
√
√
Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
92
Instrumen Aktivitas Mengajar Guru
Komponen Guru
No
Aspek yang diobservasi
Nilai
SB
B
1
Mengkondisikan kelas.
√
2
Apersepsi
√
3
Menyampaikan tujuan
√
4
Menjelaskan materi
√
5
Menjelaskan langkah metode SQ3R
√
6
Mengarahkan perhatian siswa
√
7
Menggunakan media
√
8
Memberikan kesempatan:
a. Mensurvey isi teks
√
b. Membuat pertanyaan
√
c. Membaca teks
√
d. Membaca hasil latihan
√
e. Memeriksa hasil latihan
f.
Membuat kesimpulan
√Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
93
C
√
√
S
SK
Lampiran . . .
LEMBAR OBSERVASI PTK PRA PENELITIAN
Komponen Siswa
No
1.
Hal Yang Diamati
Skor
Siswa
Keaktifan Siswa:
1
a. Siswa aktif mengikuti dan memperhatikan √
materi yang disampaikan oleh pendidik
b. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang
tidak dimengerti
√
c. Siswa aktif beragumen
2.

√
√
Kedisiplinan:


a. Kehadiran/absensi
b. Datang tepat waktu
4.

Perhatian Siswa:
a. Tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3.
2
Penugasan:

a. Mencatat poin-poin penting yang terdapat
pada teks bacaan
b. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah
Jumlah

16
Keterangan:
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik
3: Baik
4: Sangat Baik
94
3
4
Lampiran . . .
LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS 1
Komponen Siswa
No
1.
Hal Yang Diamati
Skor
Siswa
Keaktifan Siswa:
1

Perhatian Siswa:



Kedisiplinan:

a. Kehadiran/absensi
b. Datang tepat waktu
4.
4

a. Tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3.
3

a. Siswa aktif mengikuti dan memperhatikan
materi yang disampaikan oleh pendidik
b. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang
tidak dimengerti
c. Siswa aktif beragumen
2.
2

Penugasan:

a. Mencatat poin-poin penting yang terdapat
pada teks bacaan
b. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah
Jumlah

22
Keterangan:
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik
3: Baik
4: Sangat Baik
95
Lampiran . . .
LEMBAR OBSERVASI PTK SIKLUS II
Komponen Siswa
No
1.
Hal Yang Diamati
Skor
Siswa
Keaktifan Siswa:
1


Perhatian Siswa:



a. Tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
3.
Kedisiplinan:


a. Kehadiran/absensi
b. Datang tepat waktu
4.
3

a. Siswa aktif mengikuti dan memperhatikan
materi yang disampaikan oleh pendidik
b. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang
tidak dimengerti
c. Siswa aktif beragumen
2.
2
Penugasan:

a. Mencatat poin-poin penting yang terdapat
pada Teks bacaan
b. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah
Jumlah

30
Keterangan:
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik
3: Baik
4: Sangat Baik
96
4
Mengunjungi Pasar Malam
Dimas tidak akan pernah melupakan liburannya akhir tahun lalu bersama
keluarga. Waktu itu, ia berlibur ke desa kakeknya.
Pada suatu sore, Dimas, Wita, Pak Bani, Kakek, dan Nenek pergi berjalan-jalan.
Mereka berjalan ke Pasar Malam di alun-alun.
“Ketika masih kecil, Ayah sering diajak ke Pasar Malam oleh Kakek-Nenekmu.
Pasar malam itu menjadi sarana hiburan yang murah dan meriah,”kata Pak Bani
sebelum memasuki arena Pasar Malam.
Mereka telah sampai di depan pintu gerbang arena Pasar Malam. Dimas berdiri
paling depan.
Ia menunjuk papan yang dipajang diatas pintu masuk. Papan itu papan
pengumuman.
“Bagaimana cara masuk arenanya, yah?” Tanya Dimas.
“Berapa harga karcis masuknya, yah? Tanya Wita pula.
“Coba kamu baca dulu pengumuman itu. Kamu nanti pasti tahu!” jawab Ayah.
Dimas membaca pengumuman yang ditujukan kepada pengunjung Pasar Malam.
Setelah membeli karcis, mereka pun masuk. Di dalam, orang sudah penuh sesak.
Tampaknya, seluruh warga desa ada di sana.
“Mengapa ada tata tertib, yah?” Tanya Dimas.
“Ya, agar pengunjung teratur, tertib, dan tidak berdesak-desakan. Pengunjung
akan merasa aman dan nyaman menikmati pasar malam, “jelas Ayah lebih lanjut.
“Bagaimana jika ada yang melanggar?”
“Pelanggannya akan berurusan dengan petugas keamanan atau pihak berwajib,
“jawab Ayah.
“Kapan Pasar Malam ini mulai dibuka, Bu? Tanya Wita.
“Mulai dibuka hari Minggu, 27 Juni. Berakhirnya hari Minggu, 11 Juli,”Jawab
Ibu.
Di pasar malam, ada berbagai permainan anak-anak, seperti komidi putar, kereta
gantung, kereta putar, dan sebagainya. Ada juga hiburan pentas musik yang
diselingi lawak.
Dimasa dan Wita naik komidi putar, keduanya senang sekali. Bahkan, dimas
sampaiberkhayal. Ia membayangkan dirinya sebagai seorang satria penunggang
kuda yang gagahberani.
Hampir tiga jam mereka mengelilingi Pasar Malam. Dimas dan Wita sangat
senang. Merekapulang naik angkutan umum bersama-sama warga desa.
97
Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo
Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat.Contohnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten
Buton, Sulawesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih
jauh dari standar kesehatan lingkungan atau masyarakat Kampung Bajo.
Kampung Bajo merupakan salah satu objek kunjungan wisatawan. Jalanjalan kayun yang kini terbentang membelah tengah desa adalah salah satu hasil
dari banyaknya kunjungan turis. Ini berarti, kampung tersebut memiliki daya tarik
tersendiri.
Namun, kita akan merasa sedih jika kita masuk ke sisi-sisi terdalam di
kampung ini. Terutama jika kita keluar dari garis jalan kayu, menyusup ke celahcelah antargubuk di sana. Atau kita ikut mengendarai sampan, mengelilingi sisi
luar kampung. Kita akan melihat pemandangan yang tentu saja mengharukan.
Bagaimana tidak, kita mesti menyaksikan jambanjamban pembuangan yang hasil
buangannya jatuh begitu saja ke laut.
Hal itu baru satu permasalahan. Masalah air bersih juga menjadi satu hal
penting di sini. Untuk mencukupi persediaan air, orang Bajo harus membawa air
dengan jeriken-jeriken. Mereka juga harus menghemat air karena di sana memang
sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk mandi saja, mereka menggunakan air
laut.
Satu hal yang cukup memiriskan adalah kebiasaan orang Bajo membuang
sampah di laut. Mereka berpikir bahwa laut itu sedemikian luasnya. Jadi, kalau
membuang sedikit sampah di sana, tidak akan berpengaruh sama sekali.
Dapat dibayangkan jika penduduk Bajo yang sekarang sekitar 1.500 orang itu
setiap hari membuang satu kilogram sampah. Berarti hampir setiap hari, laut di
sana menampung 1,5 ton sampah organik dan anorganik.
Kebiasaan ini sudah berjalan turun-temurun di kalangan para nelayan.
Menurut mereka, laut tidak akan tercemar jika mereka membuang sampah di sana.
Tidak ada yang dapat disalahkan memang. Orang-orang Bajo hanyalah para
pelaku yang tidak mengerti. Pemerintah yang seharusnya lebih banyak campur
tangan mengenai masalah ini. Hal itu karena pemerintah memiliki tanggung jawab
terhadap warganya.
98
Menanam Kangkung
Apakah kamu suka makan sayur? Sayur banyak sekali manfaatnya bagi
tubuh kita. Kangkung, misalnya, mengandung zat besi yang berguna untuk
menambah darah. Pada umumnya, orang menanam kangkung di sawah sehingga
memerlukan lahan yang cukup luas. Akan tetapi, ada cara mudah untuk menanam
kangkung, yaitu dengan cara hidroponik (menanam tanpa tanah).
Kangkung yang dapat ditanam dengan cara hidroponik adalah kangkung
darat. Kangkung jenis ini berkembangbiak dengan biji. Kangkung tersebut
ditanam di atas zeolit. Zeolit adalah bahan seperti batuan kecil yang dapat
menyerap air.
Zeolit ditaruh di bak plastik berbentuk persegi panjang dengan ukuran
kira-kira 35 x 30 cm. jika tidak ada bak plastik, dapat diganti dengan playbag atau
ember plastik. Untuk kelengkapannya, dapat ditambahkan plastik strimin sebagai
alas dengan ukuran 25 x 30 cm.
benih kangkung dapat diperoleh di toko-toko yang menjual sarana produksi
pertanian. Setiap kantong palstik biasanya berbobot kurang lebih 100-200 gram.
Sebelum ditanam, benih harus direndam dahulu dalam air hangat kira-kira satu
jam.
Cara menanamnya sangat mudah. Pertama, lubangi dasar bak plastik.
Tujuannya, agar aliran air dan udara dapat berjalan lancer. Kemudian, letakkan
plastik strimin di dasar bak plastik yang telah dilubangi. Gunanya untuk menahan
zeolit agar tidak keluar melalui lubang-lubang dasar bak. Selanjutnya, zeolit
dimasukkan ke dalam bak, kemudian disiram air. Benih yang telah direndam itu,
selanjutnya ditanam ke dalam bak dengan jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih
ditanam dalam satu lubang tanam, kemudian, ditutup dengan zeolit.
Pemeliharaan dimulai sejak benih ditanam. Setiap hari, benih disiram
dengan air hinggatunasnya kelihatan. Pemupukan jug perlu. Caranya, larutkan 1
gram urea dalam satu liter air. Penyiraman harus hati-hati. Jangan sampai
mengenai daun karena dapat terbakar atau mati. Kegiatan ini dilakukan dua kali
sekali.
Setelah berumur 25-30 hari, kangkung sudah dapat dipanen. Cara
memanennya tidak dicabut, tetapi cukup dipetik. Dengan cara ini, kangkung akan
bertunas dan bercabang sehingga dapat dipanen berkali-kali.
99
Sensus Penduduk
Pemerintah melakukan cacah jiwa (sensus penduduk) setiap lima tahun
sekali. Sensus penduduk dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk suatu
Negara.
Sensus penduduk dilakukan oleh petugas khusus. Petugas itu mendatangi rumah
satu per satu. Ia mencatat data tentang keadaan penghuni rumah. Petugas ingin
mendapatkan informasi yang lengkap tentang berapa jumlah anggota keluarga
dalam satu rumah, siapa kepala keluarganya, serta siapa nama suami-istri dan
anak-anaknya. Mereka juga mencatat jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan
pendidikan.
Dengan adanya sensus penduduk, dapat diketahui berapa jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan, jumlah anak usia balita, usia sekolah, usia pekerja, dan
usia lanjut. Disamping itu, juga untuk mengetahui jenis pendidikan dan jenis
pekerjaan penduduk secara nasional. Misalnya, berapa persen yang bersekolah
SD,SMP,SMA, dan perguruan tinggi. Berapa persen yang bekerja sebagai
pengawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, petani, pedagang, nelayan, atau
pengangguran.
100
DOKUMENTASI
MIN 1 PESAWARAN Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran
101
102
103
Download