PENERAPAN METODE SQ3R DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU HARUKU OLEH HALAWATIA TUASIKAL DIBIMBING OLEH Zumrotus Sya’diyah, S.Si, M.Si Selaku pembimbing I Andy Muhammad Ayyub, M. Pd Selaku pembimbing II FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (F-KIP) UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON 2013 I. PENDAHULAUN LATAR BELAKANG Keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar, bukan saja pesan guru tetapi didukung oleh metode pembelajaran yang menimbulkan minat belajar, keingintahuan siswa terhadap apa yang dipelajari. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif bila terjalin interaksi antara guru dan siswa melalui metode pembelajaran, (Arsyad, 1996:50). Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah (nilai rata-rata kelasnya 5,5) dari nilai KKM yang telah ditetapkan. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini yaitu KTSP, namun paradigma lama dimana guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas masih dipertahankan dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita banyak waktu. Materi yang peneliti pilih pada penelitian ini adalah himpunan, karena pada materi ini diperlukan kemampuan visualisasi yang tinggi dan banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Dari uraian latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode SQ3R Dalam Meningkatkan Hasil Belajar materi himpunan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pulau Haruku”. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan urain latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah Dengan Penerapan Metode SQ3R Dapat Meningkatkan Hasil Belajar materi himpunan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pulau Haruku?” TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :“untuk mengetahui manfaat penerapan metode SQ3R dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi himpunan”. MANFAAT PENELITIAN ➣ Sumber informasi bagi guru matematika umumnya dan khususnya guru matematika pada SMP Negeri 1 Pulau Haruku agar dapat menentukan metode pembelajaran yang baik dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan matematika. ➣ Melalui penerapan metode SQ3R siswa mampu memecahkan berbagai persoalan matematika. ➣ Merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah khususnya masalah pendidikan. PENJELASAN ISTILAH 1. Agar tidak terjadi salah presepsi ataupun menimbulkan penafsiran kata atau kalimat dalam penulisan ini, maka perlu diuraikan beberapa istilah sebagai berikut: 2. SQ3R SQ3R adalah S singkatan dari survey (memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks), Q adalah Question (menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks) dan 3R singkatan dari Read (membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersususn) recite (menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan) review (meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersususun), (Syah, 2007 : 130). 3. Himpunan Himpunan adalah kumpulan beberapa benda atau objek yang didefenisiskan dengan jelas,(Pattiapon, 2006:01). 4. Hasil Belajar Hasil balajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, (Sudjana, 2009:22). II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar Hasil Belajar Metode SQ3R Kelebihan Dan Kekurangan Ruang Lingkup Materi Kerangka Berpikir III. METODE PENELITIAN TIPE PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tipe penelitian tindakan kelas (Class Action Research). TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat Penelitian dilaksanakan pada kelas VII1 SMP Negeri 1 Pulau Haruku Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 15 Maret 2013 SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII1, SMP Negeri 1 Pulau Haruku yang terdiri dari 25 siswa. INSTRUMEN PENELITIAN Adapun instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah : Instrumen tes Lembar observasi a. Siswa b. Guru Angket PROSEDUR PENELITIAN Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus I dan Siklus II, dimana kedua siklus saling berkaitan. Kegiatan disetiap siklusnya dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai dengan beberapa kali pertemuan. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. TEKNIK ANALISA DATA Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1deskripsi Hasil Tes Awal Diperoleh data kualifikasi tingkat penguasaan siswa yang berbedabeda. Data kualifikasi tingkat penguasaan siswa materi himpunan pada tes awal ditunjukan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tes Awal Kemampuan Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pulau Haruku. Tingkat KKM ≥ 60 < 60 Jumlah Frekuensi Persentase Keterangan 5 20 25 20 % 80 % 100 % Tuntas Tidak tuntas Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukan bahwa oleh 5 siswa (20 %) dikatakan tuntas dan 20 siswa (80 %) dikatakan tidak tuntas. 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I (2x pertemuan) Siklus pertama terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pokok bahasan yang diajarkan pada siklus pertama ini adalah memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya. Tingkat KKM ≥ 60 Aspek Afektif siswa Frekuensi Persentase Keterangan Tuntas 80% < 60 5 Tidak tuntas 20% Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan afektif siswa pada siklus I dengan tuntas diperoleh oleh 20 Siswa (80%), dan tidak tuntas diperoleh oleh 5 siswa (20%). 20 Hasil lembaran observasi aspek psikomotor siswa dapat dilihat pada berikut ini : Tingkat KKM 60 Aspek Psikomotor siswa Frekuensi Persentase 16 64% 9 36% Keterangan Tuntas Tidak tuntas tabel Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan psikomotor siswa pada siklus I dengan tuntas terdapat 16 siswa (64%), dan tidak tuntas diperoleh 9 siswa (36%). Disamping melakukan observasi terhadap siswa, peneliti juga melakukan analisis hasil belajar pada aspek kognitif siswa pada siklus I untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tingkat KKM 60 Aspek kognitif siswa Frekuensi Persentase 18 72% 7 28% Keterangan Tuntas Tidak tuntas Dari tabel di atas jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan ketuntasan belajar maka hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai berikut : 18 siswa (72%) dikategorikan tuntas dan 7 siswa (28%) dikategorikan tidak tuntas. Siklus II (2x pertemuan) Bertitik tolak dari refleksi pada siklus I, maka peneliti melanjutkan proses pembelajaran pada siklus II. Tingkat KKM Aspek Afektif siswa Frekuensi Persentase ≥ 60 25 < 60 - 100% - Keterangan Tuntas Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan afektif siswa pada siklus II dengan tuntas diperoleh oleh 25 Siswa (100%). Hasil lembaran observasi aspek psikomotor siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tingkat KKM ≥ 60 < 60 Aspek Psikomotor siswa Frekuensi Persentase 22 3 88% 12% Keterangan Tuntas Tidak tuntas Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan psikomotor siswa pada siklus II dengan tuntas terdapat 22 siswa (88%), dan tidak tuntas diperoleh 3 siswa (12%). Tabel 4.7 Hasil Penilaian Aspek Kognitif Siswa Siklus II Tingkat KKM ≥ 60 < 60 Aspek Kognotif siswa Frekuensi Persentase 23 2 92% 8% Keterangan Tuntas Tidak tuntas Dari tabel di atas jika dikaitkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan ketuntasan belajar maka hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai berikut : 23 siswa (92%) dikategorikan tuntas dan 2 siswa (8%) dikategorikan tidak tuntas. 4.1 Pembahasan 4.1.1 Hasil Tes Awal Dari hasil tes awal (pre tes) dapat dilihat bahwa 5 siswa (20%) dikategorikan tuntas dan 20 siswa (80%) dikategorikan tidak tuntas. 4.1.2 Deskripsi Hasil Belajar Setelah Penerapan Metode SQ3R Setelah tes awal dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R, siswa dinilai melalui 3 aspek yaitu : • Aspek kognitif Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa aspek kognitif siklus I 18 siswa (72%) dikatakan tuntas (mencapai KKM) dan 7 siswa (28%) dikatakan tidak tuntas (mencapai KKM). Dikarenakan ketujuh siswa tersebut kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, kurang serius dalam proses pembelajaran dan kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Sedangkan pada siklus II meningkat dari sebelumnya yang tuntas (mencapai nilai KKM) sebanyak 23 siswa (92%) dan yang tidak tuntas (mencapai nilai KKM) terdapat 2 siswa (8%). Siswa yang belum mencapai nilai KKM itu disebabkan siswa tersebut dari siklus I hingga siklus II kurang memperhatikan, kurang serius dalam proses pembelajaran melalui metode SQ3R dan kurang teliti dalam menyelesaikan soal. • Aspek psikomotor Dari hasil penelitian pada siklus I ditemukan ada 7 siswa yang tidak tuntas pada aspek kognitif, diantaranya ART, BBT, IBT, IP, IAP, MSL, dan MS. 7 siswa yang tidak tuntas pada aspek kognitif karena kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, kurang serius dalam proses pembelajaran dan kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Sedangkan siswa yang tidak tuntas pada aspek afektif diantaranya : ART, disebabkan kurang adanya perhatian dalam mengikuti pelajaran, kurang adanya minat dalam belajar serta kurang serius dalam mengerjakan soal yang diberikan. 4.2.3 Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Pernyataan Angket Angket yang ditanyakan dalam penelitian ini sebanyak 10 pernyataan terkait metode SQ3R yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil siswa terhadap angket bahwa 76,07% Setuju dan 23,93% Ragu-ragu, ini menunjukan bahwa metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran itu baik dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. V. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode SQ3R, dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor, khususnya pada tes akhir belajar pada 25 siswa, siswa mencapai KKM dengan ketuntasan 18 siswa (72%), dan tidak tuntas 7 siswa (28%), dibanding dengan tes awal siswa yang hanya mencapai KKM 5 siswa (20%). 4.2 Saran Berdasarkan hasil yang ditemukan selama penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran matematika yaitu: Hendaknya para guru lebih banyak memilih model pembelajaran yang akan digunakan saat akan melakukan pelaksanaan pembelajaran, Agar pembelajaran tidak menjadi bosan dan monoton dan siswa belajar dengan aktif. Salah satu metode yang dapat digunakan pada pelajaran matematika yakni metode SQ3R Peneliti yang terjun langsung sebagai guru sebaiknya sebelum melakukan penelitian harus lebih banyak berdiskusi terlebih dahulu dengan guru bidang studi matematika mengenai kondisi kelas dan siswa. Setiap selesai melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru dan peneliti selalu berkoordinasi tentang rencana tindakan selanjutnya agar terjadi keserasian dalam “GURU SEJATI ADA DIDALAM HATI MANUSIA YANG PALING DALAM” Pesan seorang pendekar (Jacky Chen) kepada muridnya dalam “FORBIDDEN KINGDOM” Thank You For Your Attention