PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN

advertisement
PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI
DAN LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN
PKn DI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
( Penelitian Tindakan Kelas )
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
oleh :
IKHWANUDDIN
NIM : 809018300037
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ABSTRAK
IKHWANUDDIN, 809018300037: Penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi
dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran
PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas
atau action research.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi, catatan
lapangan, wawancara dan pelaksanaan tes di setiap akhir pertemuan. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari dua pertemuan. Satu siklus itu terdiri
dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di MI
MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, pada siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa,
di semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, yaitu
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, interviu (interview), yaitu mengadakan
wawancara kepada beberapa siswa, tes yaitu mengadakan tes dan non tes kepada
siswa. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah siswa MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor yang berjumlah 183 orang, sedangkan yang dijadikan sampelnya
siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran. Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,
yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 85% atau nilai 75.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata pelajaran PKn Kelas VI
(enam) pada siklus II meningkat cukup signifikan dibandingkan pada siklus I, dimana
siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25% atau
sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17 orang dan yang
belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan adanya peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa,
yakni meningkat 10%.
Kata kunci: Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan. Kompetensi
Psikomotorik Siswa, Penelitian Tindakan Kelas.
i
ABSTRACT
Ikhwanuddin, 809018300037: Implementation Method Plus Demonstration
Lectures and Exercises To Improve Students Psychomotor Competency In Civics
Lesson in MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Thesis. Jakarta : Elementary
School Teacher Education (primary education), Faculty of Tarbiyah and
Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
This study aims to gain an overview of lecture plus demonstrations and
exercises to improve psychomotor competencies of students in the subject of
Civics Class VI MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor. The method used is
the method of a class action or action research.
Data was collected through observation or observation, field notes, interview
and test execution at each end of the meeting. This study was conducted in two
cycles, which consisted of two meetings. One cycle consists of four stages,
namely: action planning (planning), action (acting), observation (observing), and
reflection (reflecting). The study was conducted in MI MIS Mathla'ul Anwar
Leuwisadeng Bogor, the sixth grade students totaling 20 students, in the second
semester of academic year 2012/2013 .
The instruments used in this study are: observation , namely the systematic
observation and recording, interview (interview), which is conducting interviews
to some students, test of conducting tests and non- test to students. The population
of this research is the student MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor totaling
183 people, while sixth grade students made sample totaling 20 students. To
analyze the success rate or the percentage of student success after the learning
process of each rotation is done by giving an evaluation form about the written
test at the end of each round. For mastery learning, there are two categories of
mastery learning are individually and classically. Under the guidelines of teaching
and learning, that students have completed a study when it has reached a score of
85 % or 75 values.
The results showed an increase in student learning outcomes using plus
lecture demonstration and training (LDTP) on the subjects of Civics Class VI (six)
in the second cycle increased significantly compared to the first cycle, in which
the first cycle is 75%, or about 15 people and the has not been thoroughly studied
25% or about 5 people . While the second cycle reaches 85% or about 17 people
and that 15% have not been thoroughly studied or about 3 people. It proves an
increase from cycle I to cycle II. Thus, it can be said that the method of
demonstration and lecture plus exercise (LDTP) may improve psychomotor
competencies of students, ie an increase of 10%.
Keywords: Methods Lecture Demonstration and Training Plus. Psychomotor
Competency Students, Classroom Action Research.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyusun proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa
Pada Mata Pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda yang tercinta
Nabi Muhammad SAW.
Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang Penulis alami dalam menyusun
Penelitian ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun
Penelitian ini baik bantuan dalam bentuk moril ataupun materil. Semoga bantuan
dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridoan Allah SWT.
Khususnya kepada:
1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Fauzan, MA., selaku Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
3.
Bapak Dr. Faridal Arkam, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan hingga terselesaikan skripsi ini.
4.
Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen
di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.
5.
Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan kemudahan pinjaman buku-buku sebagai
bahan acuan/referensi penyusunan PTK.
ii
6.
Bapak Ikhwanuddin, A.Ma., selaku Kepala Madrasah MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis
untuk melaksanakan penelitian.
7.
Guru dan karyawan MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Terima kasih
atas doanya.
8.
Untuk ayahanda tercinta yang sangat menginginkan penulis melanjutkan studi
ketika masa hidupnya. Semoga Allah membalas amal ibadahnya. Amin.
9.
Untuk ibunda tercinta yang telah memberikan do’a dan restu yang tiada henti.
10. Teristimewa untuk Isteri dan Ananda tercinta. Semoga menjadi isteri dan
anak-anak yang sholihah yang bisa mendo’akan kepada kedua orang tuanya.
11. Terima kasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun
telah memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan kalian.
Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membantu, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Bogor,
Juni 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN .................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................
PENGESAHAN PENGUJI ..............................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN .........................................................
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti............................... 7
1. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (PCDL) ... 7
a. Metode Ceramah ............................................................. 7
b. Metode Demonstrasi ....................................................... 10
c. Metode Latihan (Drill) .................................................... 13
2. Kompetensi Psikomotorik Siswa ......................................... 16
3. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .......... 18
a. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan .......................... 18
b. Pembelajaran PKn di SD/MI........................................... 20
iv
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 21
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 21
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23
1. Tempat Penelitian ................................................................ 23
2. Waktu Penelitian .................................................................. 23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 23
1. Metode Penelitian ................................................................ 23
2. Rancangan Siklus Penelitian................................................ 25
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 25
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .............................. 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 26
1. Pra Tindakan ........................................................................ 26
2. Tindakan Riil di Kelas ......................................................... 26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 27
G. Data dan Sumber Data ............................................................. 27
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 28
1. Observasi ............................................................................. 28
2. Interviu (interview/wawancara) ........................................... 28
3. Test ...................................................................................... 28
I.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................... 29
1. Validitas ............................................................................... 29
2. Reliabilitas ........................................................................... 30
3. Tingkat Kesukaran ............................................................... 30
4. Daya Pembeda ..................................................................... 31
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ............................. 32
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 34
1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ........................................... 34
2. Perencanaan Tindakan Siklus 2 ........................................... 37
v
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................
A. Deskripsi Data Sekolah ............................................................ 40
1. Sejarah dan Profil Sekolah ................................................ 40
2. Visi .................................................................................... 40
3. Misi .................................................................................... 41
4. Tujuan ................................................................................ 41
5. Struktur Organisasi ............................................................ 41
6. Keadaan Guru .................................................................... 43
7. Keadaan Siswa .................................................................. 43
8. Sarana Prasarana................................................................ 44
B.
Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan .
1.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................... 44
a. Perencanaan (Planning) ................................................ 44
b. Tindakan (Action) ......................................................... 45
c. Pengamatan (Observing) .............................................. 45
1) Lembar Observasi Siswa ....................................... 45
2) Lembar Observasi Guru......................................... 46
3) Catatan Lapangan .................................................. 47
4) Wawancara ............................................................ 48
d. Hasil Belajar ................................................................. 49
e. Refleksi (Reflecting) ..................................................... 50
f. Keputusan ..................................................................... 53
2.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................
a. Perencanaan (Planning) ................................................ 54
b. Tindakan (Action) ......................................................... 55
c. Pengamatan (Observing) .............................................. 55
1) Lembar Observasi Siswa ....................................... 55
2) Lembar Observasi Guru......................................... 56
3) Catatan Lapangan .................................................. 56
4) Wawancara ............................................................ 57
d. Hasil Belajar ................................................................. 59
e. Refleksi (Reflecting) ..................................................... 59
vi
f. Keputusan ..................................................................... 61
C.
Pembahasan .............................................................................. 62
D. Keterbatasan dalam Penelitian ................................................. 65
BAB V
PENUTUP ......................................................................................
A. Simpulan .................................................................................. 66
B.
Saran ......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN ....................................................................................................
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot...............................
25
Bagan 4.1. Struktur Organigram Madrasah Ibtidaiyah
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor ..........................................
viii
42
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen .......................................
28
Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas Instrumen ......................................................
30
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran ...........................................................
31
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I .....................
45
Tabel 4.2 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus I ..........................................
47
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pada Siklus I ....................................................
48
Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I ..........................................
49
Tabel 4.5 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus I .....................
50
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II ...................
55
Tabel 4.7 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus II .........................................
56
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Pada Siklus II ...................................................
58
Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II .........................................
59
Tabel 4.10 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus II ....................
60
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Tes Hasil Belajar Siklus I ..............................................................
54
Grafik 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II ....................
62
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian (Lembar Observasi, Catatan Lapangan,
Wawancara, Tes Hasil Belajar) ................................................
Lampiran 2.` Hasil Validasi Instrumen
(Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II) ..................................
Lampiran 3.
Hasil Validasi Instrumen
(Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II) ................................
Lampiran 4.
Hasil Validasi Instrumen
(Wawancara Siklus I dan Siklus II) ..........................................
Lampiran 5.
Hasil Validasi Instrumen
(Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siklus I dan Siklus II) .......
Lampiran 6.
RPP Siklus I dan Siklus II ........................................................
Lampiran 7.
Photo Kegiatan Belajar Siswa ..................................................
Lampiran 8.
Profil Sekolah ...........................................................................
Lampiran 9.
Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam rangka memperbaiki taraf kehidupan masyarakat dewasa ini, maka
perlu dilakukan peningkatan di segala bidang dan yang paling utama adalah
peningkatan mutu dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan dasar dari
terciptanya generasi yang berkualitas yang mampu membawa negeri ini ke arah
yang lebih maju.
Perkembangan pendidikan saat ini hanya mementingkan ketercapaian
kurikulum saja. Kompetensi psikomotorik siswa dapat dikatakan keterampilan
dan kemampuan dalam bertindak serta meningkatkan pengetahuan agar dapat
mempermudah siswa dalam mencerna materi pembelajaran jarang dilibatkan.
Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu
dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam segala aspek yang mempengaruhi
keberhasilan kelangsungan belajar mengajar terutama metode pembelajaran.
Pendidikan yang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi
bertujuan untuk memberikan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif kepada
siswa. Selain itu dalam proses belajar mengajar juga akan terjadi interaksi antara
siswa sebagai penerima pelajaran dan guru sebagai pengolah kegiatan belajar
mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu, guru atau tenaga pengajar
yang berkompeten di bidangnya yang akan membekali kemampuan-kemampuan
tersebut kepada siswa.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, seperti yang
dijelaskan oleh Djamarah: “kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah
komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
metode, alat sumber serta evaluasi”. 1
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010). hlm.41
1
2
Sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, pendidik
merupakan sumber pembelajaran memiliki posisi yang menentukan keberhasilan
dalam suatu pembelajaran, karena fungsi utama guru yaitu merancang, mengelola
dan mengevaluasi pembelajaran. Suatu pembelajaran tidak akan berhasil apabila:
1.
Guru belum mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan, situasi yang nyaman, yang dapat menarik minat siswa dan
memotivasi siswa untuk senantiasa belajar lebih giat lagi.
2.
Guru tidak mengetahui komponen metode mengajar.
3.
Siswa lebih sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Ada bebrapa faktor mengapa hal itu terjadi, namun yang paling utama
adalah factor tenaga pendidik dengan caranya menguasai pembelajaran dan
mengerti kondisi siswa. Oleh karena itu, diperlukan kepekaan tenaga pengajar
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945, serta bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi.
3.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Menentukan metode atau teknik kegiatan belajar merupakan langkah
penting yang dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan. Kegiatan itu harus
3
disesuaikan dengan tujuan. Dalam menetapkan kegiatan belajar ini guru harus
menetapkan kegiatan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Untuk ini perlu
diketahui batas kemampuan siswa. Dan untuk memudahkan pelaksanaan, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Merumuskan semua kegiatan belajar yang memungkinkan untuk dilakukan.
2.
Menetapkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan agar mencapai
efisiensi proses pembelajaran.
3.
Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun oleh
siswa.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, guru dapat memantapkan
kegiatan yang dianggap efektif dan efisien dalam mencapai satu tujuan. Jika
dipandang perlu, dapat ditetapkan belajar di luar kelas seperti di laboratorium atau
perpustakaan. Jadi, kegiatan apapun dapat dilakukan, asal saja dipandang dapat
mengantarkan siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan
tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode
pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi
kita adalah kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada
dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.
Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh guru
hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan
metode yang bervariasi inilah siswa akan bersemangat dalam belajar secara
inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses
pembelajaran.
Ada banyak pilihan bagi seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Salah satunya adalah dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan
laithan (CPDL) merupakan metode yang tepat untuk diterapkan pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena metode ini merupakan perpaduan
atau
kombinasi
antara
kegiatan
menguraikan
materi
dengan
kegiatan
memperagakan dan latihan. Perpaduan ketiga metode ini diharapkan dapat
4
membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan psikomotoriknya dalam
menguasai materi pelajaran. Dalam pelaksanaannya, guru memunculkan sebuah
pertanyaan/permasalahan yang mendorong peserta didik untuk mengetahui
jawaban sebenarnya. Guru tidak "boleh" membatasi jawaban/argumen siswa
dengan vonis "benar" atau "salah". Guru harus memberikan keleluasaan pada
peserta didik untuk mengeksplor pendapat/opini masing-masing.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode yang
efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula teknik yang tepat sehingga siswa
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Penerapan metode ceramah plus
demonstrasi dan laithan (CPDL) dalam pembelajaran diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) menunjukkan hasil
belajar yang kurang memuaskan. Sebagian besar siswa memperoleh nilai di
bawah standar ketuntasan belajar minimal (KKM) yang sudah ditentukan.
Maka dalam penelitian ini, peneliti berupaya menerapkan metode yang tepat
untuk diterapkan dengan judul: “Penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi
dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata
Pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”.
B.
Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang terurai pada latar belakang, bahwa persoalan yang terjadi
dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya di MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor penyebabnya adalah :
1.
Guru yang menggunakan metode pengajaran cenderung sama setiap kali
pertemuan di kelas berlangsung.
2.
Perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas
secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga
perbedaan individual kurang mendapat perhatian.
3.
Pengalaman belajar (learning experience) siswa yang monoton tidak sesuai
dengan konsep pembelajaran aktif dalam setiap praktik pembelajaran
siswanya, sehingga reformasi pendidikan yang mengarah pada perubahan
5
paradigma pembelajaran dari model pembelajaran pasif ke model
pembelajaran aktif tidak terlihat nyata.
C. Pembatasan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana terurai
di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: penerapan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan, yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik dan meningkatkan
kompetensi
psikomotorik
siswa
pada
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kompetensi
psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI
MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoretis
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor.
6
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi guru, melatih guru dalam memodifikasi sekaligus menerapkan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) di MIS Mathla’ul
Anwar Leuwisadeng Bogor.
b. Bagi siswa, memotivasi belajar pada pelajaran PKn.
c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang
pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga
dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknik-teknik yang
baik khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai
kontribusi nyata bagi dunia pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A.
Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1.
Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (PCDL)
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (PCDL) adalah gabungan dari
metode ceramah, demonstrasi dan latihan. Hal tersebut senada dengan yang
dijelaskan oleh Raymon H. Simamora bahwa: “metode ceramah plus adalah
metode pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode
ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya”.2 Berikut ini penulis akan
menjelaskan tentang metode ceramah, demonstrasi dan latihan.
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Contoh tiga
macam metode ceramah plus adalah: Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
(CPTT), Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
(CPDT),
metode
ini
dilakukan
secara
tertib
sesuai
dengan
urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran,
kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas. Metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL), Metode ini adalah merupakan kombinasi
antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan
dan latihan (drill).3
a.
Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan
2
Raymond H. Simamora. Buku Ajar Pendidikan dan Keperawatan. (Jakarta: EGC, 2008).
hlm.58
3
Zakiah Daradjat, et.al., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-3, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008). hlm.201-213
7
8
paham siswa. Metode ceramah boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak
dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan
anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode ini banyak menuntut keaktifan
guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu
saja dalam proses pembelajaran.4
Zuhairini menjelaskan bahwa: “metode ceramah adalah sebuah bentuk
interaksi edukatif melalui penerapan atau penuturan secara lisan oleh pendidik
terhadap kelompok pendengar”.5 Masitoh juga mengemukakan bahwa: “metode
ceramah meruapakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan
pelajaran secara lisan dari guru”.6 Lebih lanjut, Hasibuan dan Moejiono
menjelaskan bahwa: “metode ceramah adalah cara penyampaian bahan dengan
komunikasi lisan”.7
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur yang paling
utama dalam metode ini adalah interaksi lisan dari seorang penyaji dalam hal ini
adalah guru kepada peserta didik.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan
paham siswa. Metode ceramah juga lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan
pelajaran yang sifatnya informasi dan definisi.
1)
Langkah-langkah Metode Ceramah
Meskipun mudah untuk dilaksanakan, metode ceramah menuntut tenaga
pendidik untuk peka terhadap respon peserta didik. Oleh karena itu untuk
mendapatkan hasil yang optimal dengan menggunakan metode ceramah ini, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai berikut:
a)
Merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas.
b)
Mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa.
4
Djamarah. Ibid.. hlm.97
Muh. Ilyas Ismail. Ilmu Pengetahuan Dasar Ilmu Pendidikan Praktis. (Jakarta: Ganeca
Exact, 2008). hlm.63
6
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: EGC, 2009). hlm.117
7
Ade Khaerudin Taufik. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Luar Sekolah. (Bogor:
FKIP-UIKA, 2009). hlm.3
5
9
c)
Menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance
organizer).
d)
Menyampaikan bahan materi dengan memberi keterangan singkat dengan
menggunakan papan tulis, dan memberikan rangkuman setiap akhir
pembahasan materi.
e)
Merencanakan evaluasi secara terprogram.
Dengan langkah-langkah ini, pendidik dapat lebih mudah menggunakan
metode ceramah dari saat pembelajaran dimulai sampai dengan tahap penutupan.
Langkah-langkah tersebut pula mempermudah pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk
menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti
gambar.
Peranan peserta didik dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan
teliti dan mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh pendidik. Metode
ceramah cocok digunakan untuk menjelaskan materi baru yang perlu dipahami
dalam kelas yang besar dengan waktu yang terbatas, namun jika metode ini terlalu
sering digunakan akan membuat siswa jenuh dan bosan. Oleh karena itu, metode
pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
2)
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu
dipahami oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan
baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat
memilih metode yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari
atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu
siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah merupakan metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini sangat
tepat digunakan ketika pendidik memberikan materi pada ruangan yang
berkapasitas besar, namun metode ini pula mempunyai banyak kelebihan dan
kelemahan. Berikut ini penulis paparkan kelebihan dan kelemahan metode
ceramah, sebagaimana dijelaskan oleh Djamarah:
10
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah: guru mudah menguasai kelas,
guru mudah menerangkan bahan pelajaran, dapat diikuti anak didik dalam jumlah
besar, mudah dilaksanakan. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah:
membosankan, menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), merugikan siswa yang
gaya belajar secara visual, membuat siswa pasif, mengandung unsur paksaan.8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode
yang dilakukan dengan mengandalkan kemampuan berkomunikasi lisan dan alat
yang dibutuhkan adalah aksen suara. Selain itu, dapat pula ditambahkan dengan
media lain seperti media audio dan lain sebagainya. Metode ceramah memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode ini adalah ekonomis, mudah
dilaksanakan, pendidik dapat menguasai kelas seutuhnya dan lain sebagainya.
Sedangkan kelemahan metode ceramah adalah pendidik sukar untuk menafsirkan
sejauh mana pengertian dan pemahaman peserta didik terhadap bahan yang telah
diajarkan. Selain itu pula kegiatan peserta didik menjadi pasif, karena hampir 80
% suasana kelas menjadi milik pemberi materi.
b.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dapat dikatakan sebagai cara yang dilakukan oleh
pendidik untuk memberikan gambaran sebuah kejadian dan untuk mempermudah
siswa dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan prosedur. Metode
ini diperagakan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan. Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan
tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses menggunakan
sesuatu, proses mengerjakansesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain,
untuk mengetahui dan atau melihat kebenaran sesuatu.
Djamarah menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan”. 9
8
9
Djamarah. Op.Cit.. hlm.97
Djamarah. Op.Cit.. hlm.90
11
Selanjutnya Laksmi Dewi juga menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu
untuk mempertunjukkan proses tertentu’.
10
Sementara itu Winata Putra juga
berpendapat bahwa: “metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk
mempertunjukkan proses tertentu.11
Zakiyah Dardjat menjelaskan bahwa:” metode demonstrasi adalah metode
mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik”.12
Begitu pula Muhibbin menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan”.13 Sedangkan Ramayulis berkomentar bahwa: “metode demonstrasi
merupakan suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses
sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan”.14
Beberapa pendapat yang telah dikemukan di atas memberikan pemikiran
bahwa
metode
demonstrasi
adalah
cara
penyajian
pelajaran
dengan
memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang oleh pendidik atau
orang lain yang berkompeten pada bahan ajar yang harus didemonstrasikan
disertai dengan penjelasan lisan. Metode demonstrasi merupakan metode yang
paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode
ini adalah metode yang dilakukan pertama kali oleh Purba pada zaman dahulu.
Pada metode ini, yang dilakukan pendidik adalah memberikan gambaran kepada
peserta didik tentang bagaimana suatu proses dapat terjadi.
10
Masitoh. Ibid. hlm.121
Udin, S. Winata Putra. Strategi Belajar. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004). hlm.424
12
Daradjat, et.al., Op. Cit. hlm.296
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002). hlm.208
14
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2010). hlm.195
11
12
1)
Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Untuk mencapai tujuan dengan baik dan maksimal dalam menggunakan
metode demonstrasi, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang tertib guna
mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Adapun langkah-langkah metode
demonstrasi adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
Kegiatan persiapan, dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa.
Kegiatan pelaksanaan, dengan mengatur tempat duduk, memberikan
apesefsi, memotivasi siswa dan mengemukakan tujuan yang hendak
dicapai.
Kegiatan inti, dengan memulai kegiatan demonstrasi sesuai materi yang
diajarkan, menciptakan suasana yang kondusif, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis.
Kegiatan akhir, dengan meminta siswa untuk merangkum semua materi
yang telah didemonstrasikan, melakukan evaluasi. 15
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah
metode yang digunakan dengan cara memaparkan suatu kejadian atau prosedur
dengan sebuah praktek.
2)
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu baik keadaan sebenarnya maupun hanya tiruan.
Seperti pada metode-metode sebelumnya, metode demonstrasi juga
memiliki kelebihan dan kelemahan, sebagaimana pula Djamarah menjelaskan:
“kelebihan dari metode ini adalah pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat. Sedangkan kekurangannya adalah menjadikan siswa
takut jika guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani”. 16
Jadi alhasil kesimpulannya adalah metode demonstrasi menjadi tidak efektif
bila benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa,
15
16
Masitoh. Op. Cit. hlm.163
Djamarah. Loc.Cit.. hlm.91
13
siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan ditempat yang
sebenarnya. Agar metode demonstrasi dapat menjadi PAKEM, maka guru harus:
(1) merumuskan keterampilan yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah
demonstrasi dilakukan: (2) mencoba alat-alat yang akan digunakan dalam
demonstrasi, supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal; (3) memperkirakan
jumlah siswa apakah memungkinkan diadakan metode demonstrasi; (4)
menetapkan garis besar langkah yang akan dilaksanakan; (5) memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan.
c.
Metode Latihan (Drill)
Menurut Roestiyah, bahwa: “metode latihan adalah suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”.17
Menurut Sagala bahwa: “Metode latihan atau metode training merupakan
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu,
selain itu sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kesempatan dan keterampilan. Metode latihan biasanya digunakan dengan tujuan
agar siswa”. 18
Pada umumnya metode latihan ini bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan peserta didik dari apa yang telah dipelajarinya dengan terus
mengulang. Kata latihan berarti sesuatu itu selalu di ulang-ulang dan dengan
pengulangan, peserta didik akan lebih mudah untuk mengingat pelajaran. Hal
tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Raymond, bahwa: “metode latihan adalah
suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara
berulang kepada peserta didik, mengajaknya langsung ke tempat laitihan
keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, keguanaan dan manfaat
sesuatu”. 19
Metode latihan berfungsi untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
memahami pelajaran. Dengan metode ini peserta didik dilatih berulang kali
17
Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2001). hlm.29
Sagala, S. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Surabaya: Alfabeta, 2003). hlm.30
19
Raymond. Op.Cit. hlm.60
18
14
tentang pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan. Metode latihan atau
sering dikatakan metode training atau drill ini bertujuan membentuk kebiasaan
atau pola yang otomatis pada peserta didik.
1)
Langkah-langkah Metode Latihan
Bahwa latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau
kecakapan. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa latihan dan praktik lebih
ditekankan pada aspek keterampilan dan didasari oleh psikologi daya, yang
mengatakan bahwa demikian kemahiran atau kecakapan tersebut perlu ditunjang
oleh pengetahuan dan keterampilan.
Penerapan metode latihan dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) sangat dipengaruhi dan didasari oleh psikologi daya, yang mengatakan
bahwa dalam diri setiap individu itu terdapat sejumlah daya atau potensi yang
perlu dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan latihan dan praktik untuk melatih
daya-daya atau potensi-potensi agar dapat berkembang secara optimal.
Metode latihan lebih ditekankan pada pengembangan kecakapan secara
individual, terutama untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Namun demikian tidak berarti bahwa metode latihan ini tidak dapat
dilakukan secara kelompok atau klasikal. Dalam pelaksanannya bisa saja
dilakukan secara kelompok atau klasikal, namun yang menjadi sasarannya adalah
pengembangan kemampuan individual. Metode latihan ini dapat dilakukan secara
terbimbing dan bisa dilakukan secara bebas oleh peserta didik tanpa bimbingan
dan pengawasan guru. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode latihan
dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan langkah-langkah berikut :
a)
b)
c)
d)
Rumuskan tujuan yang matang dari setiap latihan yang diberikan dalam
pembelajaran, dan pilihlah materi yang tepat untuk dilatihkan.
Tetapkan apakah latihan yang diberikan untuk dikerjakan secara
klasikal, kelompok, atau individual.
Siapkanlah alat dan sumber belajar yang diperlukan oleh peserta didik
dalam melaksanakan latihannya, apakah alat dan sumber tersebut sudah
menunjang tercapainya tujuan.
Upayakan agar semua peerta didik terlibat dalam setiap latihan yang
diberikan.
15
e)
f)
2)
Berikanlah umpan balik dengan segera terhadap latihan-latihan yang
diberikan.
Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan,
baik terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap
keefektifan metode latihan maupun terhadap hasil peserta didik. 20
Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan
Dalam penerapan metode latihan ini memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
Metode latihan dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas,
kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini penting karena dalam kegiatan pembelajaran
tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru.
Dengan latihan diharapkan peserta didik bekerja secara mandiri,
berdasarkan motivasi yang datang dari dalam dirinya, dan kreatifitas
yang dimilikinya.
Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara
mandiri. Dalam hal ini ia belajar sendiri menggunakan suatu alat atau
sumber belajar dalam menyelesaikan tugas latihannya. Meskipun
mungkin ia minta bantuan orang lain dalam latihannya.
Metode latihan dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena
mereka dituntut untuk melatih kemampuan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal. Dengan demikian dapat melahirkan
pemikiran-pemikiran yang inovatif dari peserta didik, karena mereka
diberi kebebasan dalam menyelesaikannya, tidak membebek atau
mengikuti cara-cara yang dilakukan guru.
Sama halnya dengan metode penugasan, di samping metode latihan
dapat dilakukan secara individual bisa juga dilakukan secara
kelompok. Dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok kecil. Hal tersebut melatih peserta didik untuk
bekerja secara kelompok, bergotong royong, dan bekerja sama dengan
orang lain. 21
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode latihan ini adalah sebagai
berikut:
a)
20
21
Apabila latihan diberikan untuk dikerjakan di luar kelas, sulit untuk
mengontrol apakah peserta didik bekerja secara mandiri atau malah
menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. Di samping itu apabila
latihan yang diberikan sama antar peserta didik, bekerja secara mandiri
atau malah menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. Di samping
itu apabila latihan yang diberikan sama antar peserta didik, di mana
Djamarah. Loc.Cit.. hlm.95
Djamarah. Loc.Cit.. hlm.96
16
b)
c)
d)
2.
peserta didik yang malas mengerjakan latihan menjiplak pekerjaan
temannya yang sudah selesai mengerjakannya.
Metode latihan dengan sendirinya menuntut tanggung jawab guru yang
sangat besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap
latihan-latihan yang dikerjakan oleh peserta didik. Hal ini seringkali
menyita waktu, yang mengakibatkan guru kurang tepat dalam
memberikan respons. Apabila hal tersebut terjadi maka metode latihan
akan membosankan peserta didik.
Seringkali terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode latihan,
dari pembelajaran menjadi semacam hukuman, atau kebiasaan rutin
yang diberikan oleh guru terhadap peserta didik.
Apabila latihan tersebut terlalu banyak dan sulit untuk dikerjakan,
maka akan menyita waktu peserta didik. Dengan demikian akan
menimbulkan rasa malas bagi peserta didik untuk mengerjakan latihan
yang dihadapinya, karena merasa waktunya terganggu oleh latihan,
misalnya waktu bermain, waktu menonton tv, dan lain-lain. 22
Kompetensi Psikomotorik Siswa
Istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi
mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang dituntut oleh jabatan tertentu.23 Kompetensi (competency) adalah kata baru
dalam bahasa Indonesia yang artinya setara dengan kemampuan atau pangabisa
dalam bahasa Sunda. Siswa yang telah memiliki kompetensi mengandung arti
bahwa siswa telah memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran
yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain, ia telah bisa melakukan
(psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap
selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skill). Inilah hakikat pembelajaran,
yaitu membekali siswa untuk bisa hidup mandiri kelak setelah ia dewasa tanpa
tergantung pada orang lain, karena ia telah memiliki komptensi, kecakapan hidup.
Dengan demikian belajar tidak cukup hanya sampai mengetahui dan memahami.
Kompetensi siswa yang harus dimilki selama proses dan sesudah
pembelajaran adalah kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran, aplikasi,
analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, koneksi, komunikasi,
inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreativitas, pemecahan masalah),
22
23
Djamarah. Loc.Cit.. hlm.96
Roestiyah. Op. Cit. hlm.15
17
kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup kesadaran diri, pengelolaan
suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi aktivitas positif, empati), dan
kemampuan
psikomotorik
(sosialisasi
dan
kepribadian
yang
mencakup
kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku). Istilah psikologi kontemporer,
kompetensi/kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan profesional (akademik,
terutama kognitif) disebut dengan hard skill, yang berkontribusi terhadap sukses
individu sebesar 40 % . Sedangkan kompetensi lainnya yang berkenaan dengan
afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan kepribadian,
sosialisasi, dan pengendalian diri disebut dengan soft skill, yang berkontribusi
sukses individu sebesar 60%. Suatu informasi yang sangat penting dan sekaligus
peringatan bagi kita semua
Setiap makhluk hidup pasti memiliki kemampuan untuk bergerak. Manusia
sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari hewan dan tumbuhan pun
memiliki kemampuan untuk bergerak. Manusia dapat berjalan, menulis dan
berbicara, ini adalah bukti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk bergerak.
Kemampuan bergerak tersebut dikatakan sebagai kemampuan psikomotorik.
Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik.
Psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih
mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai
fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan
diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam
bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini. Menurut Mulki dan Gracinia:
“kemampuan psikomotorik merupakan suatu upaya untuk mengembangkan
kemampuan mengendalikan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi
antara susunan saraf pusat dan otot”24.
Selain itu, Chomsin, S. Widodo mengetakan bahwa: “psikomotorik yang
berorientasi
24
pada
keterampilan
yang
berhubungan
dengan
kemampuan
Yani Mulki dan Julisca Gracinia. Kemampuan Pisik, Seni dan Manajemen Diri. (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2007). hlm.2
18
memanfaatkan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi anggota
tubuh”.25
Aspek psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik, sebagai
hasilnya dilihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak. Sedangkan
kawasan psikomotorik berarti kawasan yang berhubungan dengan seluk-beluk
yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh
tingkat keterampilan fisik tertentu. Martinis Yamin mengungkapkan bahwa
kawasan psikomotorik ini dibagi menjadi empat macam yaitu:
1)
Gerakan seluruh tubuh (gross body movement).
2)
Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement).
3)
Komunikasi non verbal (non verbal communication).
4)
Kebolehan dalam berbicara (speach behavior).26
3.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
a.
Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan
(Citizenship)
merupakan
mata
pelajaran
yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk
membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada
bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Tujuan
mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensikompetensi sebagai berikut:
1)
berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan,
2)
berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
25
Chomsin, S. Widodo dan Jamsadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008). hlm.64
26
Martinis Yamin. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta:
Gunung Persada Press, 2010). hlm.45
19
3)
berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4)
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.27
Dalam memasuki era globalisasi yang mana bangsa Indonesia berada dalam
masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil
society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu atau mata pelajaran di
persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
yang sedang berubah.28
Hal ini berhubungan dengan proses pembangunan karakter bangsa yang siap
untuk menghadapi tantangan jaman, baik sekarang maupun masa yang akan
datang. Proses pembangunan karakter bangsa (bational character building) yang
sejak proklamasi RI telah mendapat prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai
dengan arah dan pesan konstitusi negara Republik Indonesia.
Pada hakikatnya proses pembangunan karakter bangsa diharapkan mengarah
pada penciptaan suatu masyarakat Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses inilah,
pembangunan karakter bangsa kembali dirasakn sebagai kebutuhan yang sangat
mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran dan paradigma baru.
Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan sosial yang di
bangun dari sejumlah komponen dasar didalam suatu sistem yang integral.
Komponen-komponen dasar dalam sistem kehidupan bernegara terdiri dari sistem
personal kelembagaan, normatif, kewilayaan dan sistem idiologis.
Berdasarkan pendapat HAR Tilar: “masyarakat yang kita cita-citakan adalah
masyarakat demokratis yang individunya bebas dari rasa takut, bebas untuk
berkreasi dan terbuka. Masyarakat yang menghargai adanya perbedaan yang
27
http://wordpress.com.//media-pembelajaran-audio-visual.pdf //diakses tgl.28/02/2012
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Pendidikan Dasar. (Jakarta:
Depdikbud, 1999). hlm.25
28
20
didasari oleh rasa kebersamaan, penghargaan pada sesama warga negara tanpa
memandang perbedaan suku, agama dan budaya”.29
b.
Pembelajaran PKn di SD/MI
Dengan memahami akan luasnya materi dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah, guru sebagai salah satu unsur pendidik diharapkan
mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta
didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta
memahami tentang siswa belajar.
Perolehan
mendengarkan
informasi
baru
dapat
terjadi
penjelasan
guru
mengenai
dari
materi
kegiatan
yang
membaca,
diajarkan
atau
mendengar/melihat audio visual dan lain–lain.
Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting,
baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Pentingnya proses
belajar dapat dipahami dari traditional/local wisdom, filsafat, temuan penilitian
dan teori tentang belajar. Traditional/local wisdom adalah ungkapan verbal dalam
bentuk frasa, peribahasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah – petitih atau
puisi yang mengandung makna eksplisit atau implisit tentang pentingnya belajar
dalam kehidupan manusia.
PKn merupakan materi yang fokus pada pembentukan diri yang beragam
baik dari segi agama sosio-kultural,bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi
warganegara yang cerdas, terampil dan berkarakter. Materi PKn bertujuan
mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik sebagai berikut:
1)
Berfiqir secara kritis, rasional dan kreatif.
2)
Berfartisifasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3)
Berkembang secara demokratis dan fositif tingking dan membentuk berdasar
karakter-karakter
masyarakat
Indonesia
agar
dapat
hidup
bersama
bekerjasama dengan bangsa-bangsa lainya.
29
Nugroho Sarjan Agung. Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI SD. (Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008). hlm. 9-19
21
4)
Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan teknologi informasi dan komunikasi30.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan. Diantaranya:
Sukawati 5 Oktober 2010. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Dengan Menerapkan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan Pada Siswa SMK Negeri 3 Sukawati Kelas XII Tari 1. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap
putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,
refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Sukawati
kelas XII Tari 1 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi
kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar
siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I
(60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29). Simpulan dari penelitian ini
adalah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat berpengaruh positif
terhadap peningkatan kompetensi psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sukawati
Kelas XII Tari 1 serta metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
C.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah merupakan titik tolak dari sebuah penelitian yang
kebenarannya diakui oleh peneliti itu sendiri dan merupakan jembatan untuk
menyusun hipotesis sebagai argumentasi logis, rasional dan kritis mengenai
hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang disusun oleh peneliti
berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berpikir pun
tidak disusun berdasarkan pada common sense atau akal sehat si peneliti, namun
berdasarkan pada hasil kajian yang handal.31
30
Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Berbasis Nilai (Jakarta: Depdiknas , 2003). hlm. 18.
31
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi.
(Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011).hal.48
22
Secara sederhana peneliti merumuskan kerangka berpikir bahwa “Semakin
baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin tinggi pula
tinggi pula kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Bogor”
D.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari
penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian
hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah
dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan
menggunakan data empirik. 32
Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika
metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan diterapkan, maka akan semakin meningkat
kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”,
atau “Semakin baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin
tinggi pula kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Bogor
32
Ibid. h.48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian adalah di kelas VI (enam) yang beralamat di
di Kp. Pamungguan RT.05 RW.05 Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng
Kabupaten Bogor. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di Madrasah
Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng ini adalah :
a.
Peneliti mengajar kelas VI (enam), sehingga dalam kegiatan ini peneliti tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah lain.
b.
Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitian.
c.
Membangkitkan minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran PKn
khususnya untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Kabuapeten Bogor.
2.
Waktu Penelitian
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah
dua bulan, yaitu antara bulan Maret-April, dengan kata lain penelitian ini
dilaksanakan pada pertengahan semester II (genap) Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1.
Metode Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan cara kerja yang berencana
agar data yang dikumpulkan dapat mencapai maksud dan tujuan dari penelitian.
Untuk itu peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan
terlebih dahulu, karena metode merupakan cara kerja untuk mencapai tujuan yang
akan memandu peneliti mengenai urutan-urutan sebagaimana penelitian ini
dilakukan. Sesuai dengan hal tersebut Winarno Surakhmad mengemukakan
sebagai berikut: “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk
23
24
mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan
setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran, ditinjau dari penyelidikan dalam
arti luas, yang biasanya perlu diperjelas lebih ekspilit dalam setiap
penyelidikan”.33
Sukmadinata,
mengungkapkan
bahwa
metode
penelitian
merupakan
rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsiasumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis, dan idiologis, pertanyaan dan isuisu yang dihadapi. Pemilihan dan penentuan metode tidak dapat dipisahkan dari
tujuan dan perumusan masalah, kalau permasalahannya hanya difokuskan pada
satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel
atau aspek tersebut, maka metodenya adalah metode deskriptif atau servei. Jika
terdapat dua variabel dan ingin mengetahui hubungan diantara variabel tersebut,
maka metodenya adalah metode korelasional atau komparatif. Jelasnya, bahwa
pemilihan metode sangat tergantung kepada tujuan dan rumusan masalah yang
sudah difokuskan pada bagian sebelumnya. 34
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja.
Sedangkan menurut Prof. Suhardjono mengatakan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai
tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada penelitian
tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah mempunyai
keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.35 Berdasarkan pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah alat yang dapat dipergunakan
untuk melaksanakan dan mencapai suatu penelitian yang disusun secara teratur
dan logis yang dituangkan dalam suatu rencana kegiatan penelitian.
33
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik. (Bandung:
Tarsito,1985). h. 131
34
Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: FITK. UIN
Syarif Hidayatullah.2010). Cet Ke-1.h.79
35
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: : PT Bumi Aksara.2006). hlm.
56
25
2.
Rancangan Siklus Penelitian
Untuk mempermudah dalam memahami rencana tindakan secara keseluruhan
dan untuk memberikan panduan bagi penulis, maka penulis perlu menampilkan
model penelitian tindakan yang akan dilaksanakan, diadaptasi dari model
penelitian tindakan model John Elliot. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan
melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka
/pertemuan). Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai
berikut: 36
Bagan 3.1
Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
2 Pertemuan
@70 Menit :
Pertemuan I :
Diskusi
Pertemuan II
Pelaksanaan
2 Pertemuan
@70 Menit :
Pertemuan I :
Diskusi
Pertemuan II
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
?
C. Subjek Penelitian
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti adalah guru mata
pelajaran PKn, maka subjeknya adalah siswa yakni siswa kelas VI (enam) MIS
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang
terdiri atas 20 siswa.
36
Ibid. hlm. 6
26
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Strategi pembelajaran yang dilakukan peneleti dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ini menuntut
peneliti berperan sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Para
siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan
pengetahuan. Secara umum Peneliti hanya membantu untuk memperjelas tugas
problema yang akan dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan penemuan serta membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil penemuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung
pada tingkat penyelesaian masalah. Tiap siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Pada tiap siklus dilakukan
beberapa tindakan, yang digambarkan sebagai berikut:
1.
Pra Tindakan
a. Peneliti melakukan observasi kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu,
kegiatan pembelajaran di kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor.
b. Wawancara terhadap siswa dan guru kelas yang lain untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi siswa secara umum, khususnya pada siswa
kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor.
2.
Tindakan Riil di Kelas
a. Tahap Perencanaan
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada
siswa.
2) Membuat rencana pembelajaran.
3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan
kelas, alat bantu dan media yang diperlukan.
4) Membuat alat evaluasi
27
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini dilakukan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi).
d. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,
pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi
dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa melalui metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Intervensi tindakan yang diharapkan dari data kuantitatif ditetapkan pada
kriteria bahwa semakin baik strategi pembelajaran metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL), menunjukkan adanya kriteria peningkatan
kompetensi psikomotorik siswa dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi
seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke1 berarti terjadi peningkatan yang positif.
G. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang
bersumber dari hasil belajar siswa siswa MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Bogor tahun pelajaran 2012/2013 selama proses penelitian.
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari subyek
penelitian atau dari siswa yang merupakan sumber data primer yaitu nilai ulangan
harian siswa baik nilai ulangan harian sebelum tindakan kelas maupun setelah
dilakukannya tindakan kelas oleh guru. Sumber data dapat dilihat pada tabel
berikut:
28
Tabel 3.2
Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen
Data
Sumber Data
Instrumen
Kognitif
Siswa
Pretest dan Postest
Aktivitas dan sikap siswa
ketika proses pembelajaran
Siswa
Lembar observasi dan
catatan lapangan
Respon siswa terhadap proses
pembelajaran
Siswa
Wawancara
H. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Observasi
Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang
di selidiki pada perkembangan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di
kelas ataupun dari hasil mengerjakan ulangan/tugas yang telah diberikan oleh
guru.
2.
Interviu (interview/wawancara)
Yaitu mengadakan wawancara kepada beberapa siswa. Wawancara adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang di namakan interview guide (pedoman
wawancara). Dengan cara ini peneliti dapat mengetahui sejauhmana keantusiasan
siswa dalam mengikuti materi pelajaran PKn dengan menggunakan pembelajaran
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3.
Tes
Yaitu mengadakan tes kepada beberapa siswa. Dengan cara ini peneliti dapat
mengetahui sejauhmana keberhasilan siswa dalam mengikuti materi pelajaran
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
29
I.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka menghimpun data untuk dijadikan suatu kesimpulan, maka
teknik penelitian dilakukan dengan melalui catatan observasi yang dilakukan sejak
awal penelitian sampai dengan siklus terakhir.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas
siswa dan pemunculan keterampilan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi
dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan
hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak
pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan
refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
1.
Validitas
Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Validitas dilakukan terhadap soal tes kemampuan
pemahaman siswa. Untuk menghitung validitas soal pilihan ganda
menggunakan ANATES dan rumus. 3738
Xi Xt
Pi
rbis =
St
Keterangan:
qi
Xbis = koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor
total
Xi = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i
Xt = rata-rata skor total semua responden
Pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
37
Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: FITK
UIN). h.109
30
2.
Reliabilitas
Koefisien reliabilitas dengan menggunakan ANATES adalah sebagai
berikut:39
∑piqi
k
rii
=
1S2t
k - 1
Keterangan:
Xii = koefisien reliabilitas tes
K
= jumlah butir
piqi = varians skor butir
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
S2t
= varians skor total
Tabel 3.3
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Kriteria
Sangat reliabel
>0,9
Reliabel
0,7 – 0,9
Cukup reliabel
0,4 – 0,6
Kurang reliabel
0,2 – 0,3
Tidak reliabel
3.
Koefisien Reliabilitas
<0,2
Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES dan
rumus:
20
Ibid. h. 113
31
B
P
=
N
Keterangan:
P
= indek kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesulitan soal adalah:
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran
0 – 0,25
4.
Kriteria
Sukar
0,26 – 0,75
Sedang
0,76 – 1
Mudah
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Daya pembeda di hitung dengan menggunakan ANATES dan rumus:
BA
D
=
BB
-
JA
JB
Keterangan:
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar
32
Penelitian ini dipergunakan untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang
tepat dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa secara efektif dan
efisien, sehingga arah penelitian ini dapat mengaktifkan dan memberi pemahaman
kepada siswa dalam penguasaan materi, dan untuk pengukuran masalah tersebut
peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa tes tertulis dan tes praktek yang
dilengkapi dengan kisi-kisi soal secara lengkap.
Pada penelitian tindakan kelas ini teknik pemeriksaan keterpercayaan
dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap siswa berkenaan dengan isi dan
kisi-kisi soal dari tes tertulis yang digunakan sebagai alat pengumpul data,
sehingga alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
penelitian ini keterpercayaannya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Data berasal dari lembar observasi, anatara lain yang diamati adalah:
kerjasama
dalam
memperhatikan
kelompok,
pertanyaan
memberikan
teman,
ide,
memberikan
mengajukan
pertanyaan,
tanggapan,
kemampuan
memahami materi, partisifasi dalam kelompok, kemampuan menengahi jika ada
kelompok yang salah paham, kemampuan menjelaskan dan menyimpulkan materi
yang dibahas.
Data yang diperoleh dari pengamatan dan penilaian selama proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan kelompok
siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisa data
kualitatif. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa data utama yang dianalisis
adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci dari
33
proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan data penunjang meliputi data dari hasil
observasi dan catatan lapangan.22 1040
Langkah-langkah analisis data adalah mengkaji data yang terkumpul secara
keseluruhan dari semua instrumen, mereduksi data, dan menyimpulkan serta
memverifikasi kembali. Tindakan verifikasi mutlak diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan terakhir pada data yang telah ada melalui sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, misalnya buku penunjang, data siswa dan informasi dari
teman sejawat yang berkolaborasi mendukung kegiatan ini.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif.
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh
rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan :
= Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2.
Untuk ketuntasan belajar.
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 85% atau nilai 75
P =
22
∑ siswa yang tuntas belajar
Ibid. h.72
∑ siswa
x 100%
34
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Pada pengembangan perencanaan tindakan, kegiatan penelitian akan
dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan siklus sebagai berikut:
1.
Perencanaan Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi
psikomotorik siswa dan lembar observasi.
3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan
kelas, alat bantu dan media yang diperlukan.
4) Membuat alat evaluasi.
Secara garis besar tahapan strategi pembelajaran metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi
psikomotorik siswa, sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan
materi dan merancang pembelajaran yang mengarah kedalam metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, dan mempersiapkan instrument observasi
disertai cara penskoran.
b) Tahap Penyajian Materi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran,
mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran, melakukan
tes penjajakan (pre-tes) dan mengidentifikasi keadaan siswa,
mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru.
35
c) Tahap Kegiatan Kelompok
Selanjutnya siswa
diminta mencari teman sejumlah 3 (satu
kelompok menjadi 4 anggota), diutamakan mencari teman yang
belum
mendapat
lembar
kopian.
Kelompok
diminta
untuk
mempelajari pointers materi yang diterima. Siswa mencatat apa yang
tidak diketahui dan membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang
pointers materi yang dipelajari. Siswa berkumpul lagi di kelas, guru
menyuruh siswa menanyakan sesuai yang dipersiapkan dalam
kelompok (pertanyaan sebaiknya satu per satu dari masing-masing
kelompok).
Selanjutnya Guru menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa,
sebaiknya menjawab pertanyaan yang belum terjawab dan harus
tuntas menjawab isi pertanyaan yang dimaksud). Jawaban atas
pertanyaan pendalaman, guru dapat menjelaskan secara jelas, sedang
bagaimana penerapan ataupun perbedaan pemahaman tentang isi
materi dapat didiskusikan kepada siswa. Guru memberi penekanan
pada inti materi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa.
Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan memberikan tugas untuk
mengerjakan soal-soal latihan, kemudian memberikan justifikasi
materi (kesimpulan) pada akhir proses pembelajaran.
d) Tahap Tes Hasi Belajar
Tahap ini dilakukan 1x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara
individu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 35 menit. Hasil tes
digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar
siswa dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
b.
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
c.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
36
d.
Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,
pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi
dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan kompetensi psikomotroik siswa dalam pokok bahasan
belajar pada mata pelajaran PKn. Hasil analisis data yang dilakukan dalam
tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus
berikutnya.
Data dan cara pengambilannya, adalah sebagai berikut:
a. Sumber data: sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan
peneliti.
b. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data
kualitatif yang terdiri dari:
a) Rencana Pembelajaran
b) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil
belajar.
c. Cara pengambilan data:
a) Data hasil belajar, diperoleh melalui prites dan postes.
b) Data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembar
observasi.
c) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
Indikator
untuk
melanjutkan
ke
siklus
berikutnya
adalah
peningkatan pemahaman yang dicapai siswa dengan capaian
minimal sekurang-kurangnya 65% siswa telah mencapai nilai tuntas
(di atas minimal).
Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas, maka peneliti dibekali
dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Selanjutnya peneliti
memberikan arahan tentang cara pengisian lembar observasi kepada rekan guru
yang membantu dalam penelitian tersebut.
37
Dari hasil pemantauan secara kolaboratif didiskusikan. Pembahasan tersebut
dititikberatkan pada kekurangan dan kelemahan yang dicapai dalam pelaksanaan
tindakan. Kemudian dari hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat planning
atau rencana berikutnya dengan harapan agar pelaksanaan pada siklus berikutnya
menjadi lebih baik.
2.
Perencanaan Tindakan Siklus 2
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah pada siklus pertama dan menyusun alternatif
pemecahannya.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi
psikomotorik siswa dan lembar observasi.
3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan
kelas, alat bantu dan media yang diperlukan.
4) Membuat alat evaluasi.
Secara garis besar tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa,
sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan
materi dan merancang pembelajaran yang mengarah kedalam metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dan mempersiapkan
instrument observasi disertai cara penskoran.
b) Tahap Penyajian Materi
Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran,
mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran, melakukan
tes penjajakan (pre-tes) dan mengidentifikasi keadaan siswa,
mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru.
38
c) Tahap Kegiatan Kelompok
Selanjutnya siswa
diminta mencari teman sejumlah 3 (satu
kelompok menjadi 4 anggota), diutamakan mencari teman yang
belum
mendapat
lembar
kopian.
Kelompok
diminta
untuk
mempelajari pointers materi yang diterima. Siswa mencatat apa yang
tidak diketahui dan membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang
pointers materi yang dipelajari. Siswa berkumpul lagi di kelas, guru
menyuruh siswa menanyakan sesuai yang dipersiapkan dalam
kelompok (pertanyaan sebaiknya satu per satu dari masing-masing
kelompok).
Selanjutnya Guru menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa,
sebaiknya menjawab pertanyaan yang belum terjawab dan harus
tuntas menjawab isi pertanyaan yang dimaksud). Jawaban atas
pertanyaan pendalaman, guru dapat menjelaskan secara jelas, sedang
bagaimana penerapan ataupun perbedaan pemahaman tentang isi
materi dapat didiskusikan kepada siswa. Guru memberi penekanan
pada inti materi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa.
Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan memberikan tugas untuk
mengerjakan soal-soal latihan, kemudian memberikan justifikasi
materi (kesimpulan) pada akhir proses pembelajaran.
d) Tahap Tes Hasi Belajar
Tahap ini dilakukan 1x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara
individu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 35 menit. Hasil tes
digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar
siswa dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama seperti pada siklus 1 yaitu
melaksanakan skenario metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) yang telah direncanakan.
39
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,
pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi
dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan pada mata
pelajaran PKn. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan
dipergunakan sebagai acuan untuk membuat laporan.
Indikator berakhirnya siklus adalah peningkatan pemahaman yang
dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-kurangnya 90% siswa
telah mencapai nilai tuntas (di atas minimal).
BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Sekolah
1.
Sejarah dan Profil Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat. merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang
didirikan atas prakarsa seorang tokoh ulama besar dalam hal ini adalah bapak M.
Idris. Beliau mendirikan madrasah tersebut dengan tujuan untuk menegakkan
syi’ar Islam dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
penguasaan ilmu pengetahuan agama dan teknologi yang didasari atas keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor,
pertama kalinya dikepalai oleh bapak Muhammad Husen dan dalam
perjalanannya, madrasah ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepala
madrasah. Berikut ini nama-nama kepala madrasah yang pernah memimpin dan
mengepalai Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten
Bogor:
a.
Muhamma Husen
= Tahun 1968 – 1975
b.
Abdul Hamid
= Tahun 1976 – 1980
c.
M. Baesuni
= Tahun 1981 – 1990
d.
Muhammad
= Tahun 1991 – 1995
e.
Ikhwanuddin
= Tahun 1996 – Sekarang
2.
Visi
Membentuk Manusia Muslim Yang Beriman, Berakhlak Mulia, Cakap,
Disiplin, dan Tanggung Jawab.
40
41
3.
Misi
Misi madrasah ibtidaiyah Mathla’ul Anwar yaitu: ”menciptakan sumber
daya manusia yang taqwa, berakhlak mulia dan berwawasan”, dengan indikator
dari visi tersebut adalah :
a)
cakap dan tertib dalam ibadah
b)
cakap/mampu menulis dan membaca al-qur’an
c)
cakap dalam disiplin
d)
memiliki kemampuan akademis yang memadai
e)
memiliki wawasan kebangsaan
4.
Tujuan
Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten
Bogor adalah:
a)
Mencerdaskan masyarakat pedesaan yang bertaqwa dan beriman kepada
Allah SWT, bagi terlaksananya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara
yang bersatu, adil dan makmur.
b)
Memajukan masyarakat pedesaan untuk mencapai kesejahteraan dan
keadilan.
5.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan yang ada pada sebuah
lembaga, tersusun secara sistematis dan hirarkis berdasarkan urutan kepengurusan
dari yang tertinggi sampai yang terbawah, dari ketua sampai anggota. Hal ini
bertujuan untuk mempertanggungjawabkan sebuah lembaga supaya mampu
menjalankan program sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART). Berikut struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Kabupaten Bogor Masa Bakti 2012-2016:
42
Bagan 4.1
Struktur Organigram Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Kabupaten Bogor
Periode 2011-2016
Komite Madrasah
Kepala Madrasah
Ikhwanuddin, A.Ma.
Bidang Kurikulum
Bidang Kesiswaan
Ma’mur
Meriyani
Guru Kelas 1
Guru Kelas 2
Meriyani
Meriyani
Guru Kelas 3
Guru Kelas 4
Lia Yuliasari
Lia Yuliasari
Guru Kelas 5
Guru Kelas 6
Ningrum, A.Ma
Ningrum, A.Ma
GMP
Ikhwanuddin, A.Ma
Siswa-Siswi
43
6.
Keadaan Personalia
Gender
No
Nama
L
Pend.
P
1
Ikhwanuddin, A.Ma.
1
Kamad
D.2
2
Ma’mur
1
Wa.Kamad
SLTA
3
Meriyani
1
Guru Kelas
SLTA
4
Lia Yuliasari
1
Guru Kelas
SLTA
5
Ningrum, A.Ma.
1
Guru Kelas
D.2
Jumlah
7.
Jabatan
2
3
Keadaan Siswa Tahun Pelajaran: 2012/2013
Jumlah Murid
Awal Bulan
Murid Yang
Keluar
Bulan Ini
Murid Yang
Masuk
Bulan Ini
Jumlah Murid
Akhir Bulan
L
P
J
L
P
J
L
P
J
L
P
J
1
13
14
27
-
-
-
-
-
-
13
14
27
2
12
18
30
-
-
-
-
-
-
12
18
30
3
11
17
28
-
-
-
-
-
-
11
17
28
4
16
24
40
-
-
-
-
-
-
16
24
40
5
16
16
32
-
-
-
-
-
-
16
16
32
6
14
12
26
-
-
-
-
-
-
14
12
26
Jumlah
82
101
183
-
-
-
-
-
-
82
101
183
Kelas
44
8.
Sarana Prasarana
Adapun sarana prasarana yang dimiliki madrasah ibtidaiyah Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor, sebagai berikut:
No
Jenis Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kepala Sekolah/Madrasah
1
Baik
2
Ruang Guru
1
Baik
3
Ruang Administrasi
1
Baik
4
Ruang Kelas
6
Baik
5
Ruang Komputer
1
Baik
6
Ruang Perpustakaan
1
Baik
7
Masjid
1
Baik
8
Lapangan Olahraga
1
Baik
9
Perlengkapan Olahraga
1
Baik
10
Lapangan Upacara
1
Baik
11
Kebun Sekolah
1
Baik
12
WC Guru
1
Baik
13
WC Siswa
1
Baik
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan
1.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a.
Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan
bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan pada rendahnya
hasil belajar PKn dan kurangnya keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung.
Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan, kreatifitas, kemandirian, dan berpikir kritis, serta
pembelajaran yang mementingkan proses agar terbentuk suatu konsep.
Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pembelajaran yang
menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan
45
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan, wawancara, instrument tes
soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest serta membentuk kelompok belajar
siswa.
Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan. Pembelajaran
dilaksanakan didalam kelas. Indikator pembelajaran pada siklus ini diantaranya:
1)
Menggambar para tokoh pendiri ASEAN
2)
Membuat peta negara-negara anggota ASEAN
3)
Menggambar logo lambang ASEAN
b.
Tindakan (Action)
Pada tahap ini guru berupaya menerapkan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang telah
disusun dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Langkah-langkah
tindakan pada siklus I dapat disajikan pada lampiran.
c.
Pengamatan (Observing)
1)
Lembar Observasi Siswa
Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran PKn
dengan menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL),
diperoleh persentase jumlah siswa yang memunculkan indikator selama proses
pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
Langkah-Langkah Metode CPDL
Menyadari Masalah
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Menguji Hipotesis
Menentukan Pilihan Penyelesaian
Rata-rata Keseluruhan
Rata-rata
Tiap
Langkah
25%
30%
62,5%
45%
40%
45%
41,25%
Kategori
Buruk
Buruk
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
46
Tabel di atas menunjukkan persentase tiap langkah-langkah metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Pencapaian langkah yang berkategorikan
buruk yaitu pada langkah menyadari masalah dan merumuskan masalah, dengan
persentasenya yaitu 25% dan 30%.
Sedangkan pencapaian persentase pada langkah metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) yang berkategorikan cukup yaitu merumuskan
hipotesis dengan persentase 62,5%.
Untuk pencapaian persentase pada langkah metode ceramah plus demonstrasi
dan latihan (CPDL) yang berkategorikan kurang yaitu mengumpulkan data,
menguji hipotesis, menentukan pilihan penyelesaian dengan persentasenya yaitu
45%, 40%, 40%. Jadi, beberapa siswa belum memunculkan langkah-langkah
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang menghasilkan
kategori baik, hanya sampai pada kategori kurang dengan rata-rata persentasenya
adalah 41,25%. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas VI (enam) MIS
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor belum mengalami peningkatan dari
sebelum tindakan.
2) Lembar Observasi Guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran di amati dengan menggunakan
lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I di muat pada
lampiran.
Pada lampiran tersebut, menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam
menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkategori cukup.
Pada tahap pendahuluan guru mengajak semua siswa berdo’a, apersepsi untuk
memulai pelajaran, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Pada tahap kegiatan inti guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok
diskusi, kemudian bertanya jawab tentang materi yang diajarkan. Peran guru pada
saat pembelajaran tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu
untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran. Dalam hal ini guru sudah
menerapkan tahapan-tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) dengan baik.
47
Pada bagian penutup, guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari
selama pertemuan ini, guru meluruskan kesalahfahaman, memberikan penguatan
dan kesimpulan, dan memberikan tes.
3) Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan
lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus I
Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL)
Indikator
Uraian
Kegiatan Siswa
Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan
materi melalui metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL)
Kegiatan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan
diskusi kelompok dengan cara berkeliling kelas dan
memantau proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan menyajikan hasil karyanya.
Interaksi antar Siswa
Pada saat memecahkan masalah secara berkelompok
(diskusi) jumlah siswa yang mengungkapkan
pendapat dan mengkritisi jawaban dari kelompok
lain masih sangat sedikit
Interaksi Siswa dengan
Guru
Pada saat siswa mencari tahu tentang materi
pemerintahan di Indonesia pada pembelajaran PKn
masih banyak siswa yang bertanya kepada guru
Jenis Permasalahan
atau Penugasan yang
Dikerjakan Siswa
Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa
adalah mencari tahu tentang materi pemerintahan di
Indonesia pada pembelajaran PKn
Sumber Belajar yang
Digunakan
Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI
Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70
Waktu
Penggunaan waktu pada proses pembelajaran masih
kurang
48
Berdasarkan hasil catatan lapangan, pada indikator kegiatan siswa, interaksi
antar siswa dan waktu pembelajaran didapatkan hasil yang masih kurang efektif.
Hal ini disebabkan karena siswa merasa kaget dengan penerapan model
pembelajaran yang baru mereka kenal.
Sedangkan pada indikator kegiatan guru, interaksi siswa dengan guru dan
jenis penugasan didapatkan hasil yang cukup meskipun belum sesuai dengan apa
yang diinginkan. Uraian lengkap hasil catatan lapangan pada lembar catatan
lapangan siklus I dapat dilihat pada lampiran.
4) Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dari perwakilan kelompok
yang berbeda pada siklus I, didapatkan hasil wawancara yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Wawancara Pada Siklus I
No
Indikator
1
Kesenangan Siswa
2
Motivasi Siswa
3
Interaksi antar Siswa
4
Kekurangan Dan
Kelebihan Metode
ceramah plus
demonstrasi dan latihan
(CPDL)
Uraian Hasil Wawancara (Interview)
Siswa mulai merasa senang dengan
pembelajaran melalui metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) karena
metode ini tidak satu arah melainkan dua arah
antar siswa dengan guru, antar siswa dengan
siswa
Awal melaksanakan kegiatan ini siswa agak
sedikit kesulitan dan membingungkan, karena
mereka belum terbiasa belajar dengan
menggunakan metode seperti ini sehingga
motivasi mereka masih berkurang
Siswa masih merasa kesulitan dengan
menggunakan teknik ini.
Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada
siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif
dalam proses pembelajaran
Kekurangan: makin banyak masalah, guru
kurang banyak menjelaskan materi,
memerlukan waktu yang agak lama.
Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat
melatih kita untuk belajar berpikir logis dan
49
No
5
Indikator
Keaktivan Siswa
Uraian Hasil Wawancara (Interview)
kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan
yang lebih luas dan mendalam
Siswa mulai aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) meskipun
ada beberapa siswa yang masih pasif
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa indikator sudah
menunjukkan peningkatan siswa dari sebelum dilakukannya tindakan sampai
sesudah dilakukannya tindakan. Pada intinya siswa kelas VI (enam) MIS
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor telah merasa senang dengan adanya
penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), meskipun
terkadang mereka kesulitan untuk menyesuaikannya. Uraian lengkap wawancara
dari hal yang ditanyakan sampai hasil wawancara siswa pada siklus I dapat dilihat
pada lampiran.
d.
Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif siswa pada
siklus I dilakukan dengan cara mengadakan pretest dan posttest. Adapaun hasil tes
dari tes tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I
Uraian
Rata-Rata
Pretest
Posttest
N-gain
33,00
66,00
0,33
Pada siklus pertama, sebelum dilakukannya tindakan mendapatkan rata-rata
skor pretest 33,00. Tetapi setelah mengalami tindakan rata-rata hasil belajar siswa
meningkat menjadi 66,00 Untuk mengetahui tingkat efektifitas dilakukannya
tindakan pada penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka data skor siswa
dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan posttest hasil belajar
50
siswa. Dari selisih skor pretest dan posttest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,33
yang berkategorikan sedang (nilai 0,7>g>0,3). Namun hasil tes akhir (posttest)
siklus I hanya mencapai keberhasilan sebanyak 15 siswa yang mencapai nilai
KKM (60) dan belum memenuhi indikator keberhasilannya yaitu 85% siswa yang
harus memenuhi nilai KKM (lampiran).
e.
Refleksi (Reflecting)
Pada siklus I, terdiri dari satu kali pertemuan yang dilakukan secara
keseluruhan, sebagian siswa ada yang berperan aktif dan sebagian lainnya masih
ada siswa yang kelihatan pasif khususnya dalam proses penyelesaian masalah
dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan
(CPDL)
pada
kompetensi
psikomotorik
siswa
masih
terdapat
kekurangannya.sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I ini dapat diuraikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus I
No
Tindakan
1 Orientasi siswa pada
masalah
Kekurangan
 Terkadang terlihat
ada beberapa anak
yang tidak serius
dalam pembelajaran
(bercanda, dsb)
ketika proses
pembelajaran
berlangsung,
sehingga siswa tidak
fokus dalam
menentukan atau
menangkap. masalah
yang ada
Perbaikan
 Guru harus lebih
aktif memantau
siswa agar tidak
ada kesempatan
siswa untuk
beraktivitas lain
selain belajar
 Siswa belum terbiasa  Mengarahkan dan
belajar dengan
metode ceramah plus
demonstrasi dan
membimbing siswa
untuk bisa belajar
dengan metode
51
No
Tindakan
Kekurangan
latihan (CPDL).
 Siswa kurang
menangkap adanya
suatu masalah
2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
 Siswa kurang
memahami dalam
menjelaskan materi
tentang masalah
yang berkaitan
dengan data-data
yang harus
dikumpulkan
 Masih sangat sedikit
Membimbing
pemahaman konsep
individual maupun
kelompok
ceramah plus
demonstrasi dan
latihan (CPDL)
 Guru harus lebih
kreatif dan secara
perlahan mengajak
siswa untuk belajar
memahami
masalah/materi
 Guru harus lebih
membimbing siswa
pada kesadaran
adanya masalah
yang dirasakan
oleh siswa yang
berkaitan dengan
materi yang
dipelajarinya
 Memotivasi siswa
siswa yang berani
mengungkapkan
pendapatnya untuk
menentukan
kemungkinankemungkinan
penyelesaian
masalah
agar terbentuk rasa
percaya diri dalam
mengungkapkan
pendapat
 Rendahnya tingkat
 Selalu memotivasi
berpikir kritis siswa
3
Perbaikan
 Siswa merasa
kesulitan dalam
memahami materi
 Siswa merasa
kesulitan dengan
proses pemecahan
masalah secara
siswa untuk
berpikir dengan
berbagai
pertanyaan
 Membimbing siswa
yang mengalami
kesulitan dalam
memahami materi
 Diadakannya
proses pemecahan
masalah secara
individu agar siswa
52
No
Tindakan
Kekurangan
kelompok
 Siswa merasa
tertekan dengan
belajar dengan
menerapkan metode
CPDL
4
5
Mengembang kan
dan menyajikan hasil
karya
 Kurangnya tingkat
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Guru kurang
kreativitas siswa
dalam menemukan
ide atau kemampuan
merancang sesuatu
yang baru dan unik
menjelaskan tentang
materi pelajaran
 Kurangnya waktu
yang tersedia dalam
menerapkan metode
CPDL
Perbaikan
tidak merasa
kesulitan
 Dalam langkahlangkah metode
ceramah plus
demonstrasi dan
latihan (CPDL)
ditambahkannya
variasi belajar
dengan cara Peserta
didik diberikan
sebuah kartu
indeks, kemudian
peserta didik
diminta untuk
menulis sebuah
informasi yang
mereka yakini
akurat mengenai
materi
pembelajaran
 Guru harus lebih
menggali lagi
pengetahuan siswa
dengan berbagai
sumber informasi
agar siswa lebih
kreatif dan inovatif
 Guru harus lebih
berinteraksi lagi
dengan siswa dan
menjelaskan
kembali materi
yang belum
dipahami siswa
 Guru harus
berupaya mampu
untuk mengatur
waktu seoptimal
mungkin sehingga
proses
pembelajaran
53
No
Tindakan
Kekurangan
Perbaikan
efektif dan efisien
 Siswa kurang teliti
dalam memperhitung
kan akibat yang
terjadi pada setiap
pilihan penyelesaian
masalah yang
dipilihnya
 Guru harus lebih
melatih siswa
untuk teliti dalam
menyelesaikan
masalah
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam tiap tahapan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL), masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Hal ini menunjukkan kegiatan siswa pada siklus I kurang optimal
dalam melaksanakan tahapan-tahapan tersebut. Mulai dari tahapan orientasi siswa
pada masalah sampai pada tahapan menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Proses perbaikan akan dilaksanakan pada siklus II guna
mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL).
f.
Keputusan
Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran, bahwa hasil belajar siswa pada
kompetensi psikomotorik siswa belum memenuhi indikator yang diharapkan.
Indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 85% siswa memiliki nilai di
atas KKM sekolah, tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 75%. Dalam hal ini
perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan tindakan dan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan
penelitian tindakan kelas ini ke siklus II. Berikut grafik yang menunjukkan tes
hasil belajar siswa siklus I:
54
Grafik 4.1
Tes Hasil Belajar Siklus I
80
70
60
50
40
Tuntas
30
Tidak Tuntas
20
10
0
SIKLUS I
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar
baru mencapai 75% dan yang belum tuntas belajar 25%. Hal ini belum memenuhi
indikator yang diharapkan. Sedangkan indikator yang ditetapkan oleh peneliti
yaitu sebesar 85% dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah.
2.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari
siklus I, akan merubah desain pembelajaran untuk lebih baik lagi. Perencanaan
pada siklus II ini diawali dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes.
Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan yang
berlangsung selama 2 x 35 menit. Indikator-indikator pembelajaran dari materi
tentang peran Indonesia di Asia Tenggara yang ditetapkan pada siklus II masih
seperti indikator pembelajaran yang ditetapkan pada siklus I, diantaranya:
1)
Menggambar para tokoh pendiri ASEAN
2)
Membuat peta negara-negara anggota ASEAN
3)
Menggambar logo lambang ASEAN
55
Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada materi tentang peran Indonesia di
Asia Tenggara melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
Jika pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 85%,
maka penelitian ini akan dihentikan.
b.
Tindakan (Action)
Pada tahap ini guru masih berupaya menerapkan kegiatan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Penyusunan tindakan kegiatan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran.
c.
Pengamatan (Observing)
1)
Lembar Observasi Siswa
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan
lembar observasi. Hasil observasi kegiatan siswa diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II
No
Langkah-Langkah Metode
ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL)
Rata-rata
Tiap Langkah
Kategori
90%
Amat Baik
1
Menyadari Masalah
Merumuskan Masalah
76,6%
Lebih dari Cukup
2
Merumuskan Hipotesis
90%
Amat Baik
3
Mengumpulkan Data
85%
Baik
4
Menguji Hipotesis
85%
Lebih dari Cukup
5
Menentukan Pilihan Penyelesaian
80%
Baik
6
Rata-rata Keseluruhan
82,76%
Amat Baik
56
Tabel 4.6 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa ketika pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
Persentase tiap langkah menghasilkan rata-rata 82,76% dengan kategori amat
baik. Langkah pertama yaitu menyadari masalah dan merumuskan hipotesis
didapatkan rata-rata persentasenya sama-sama 90% yang berkategorikan sangat
baik. Sedangkan langkah-langkah lainnya seperti merumuskan masalah 76,6%,
mengumpulkan data 85%, menguji hipotesis 85%, dan menentukan pilihan
penyelesaian sebesar 80%. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran.
2) Lembar Observasi Guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan
lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru terurai pada lampiran.
Pada lampiran tersebut menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam
menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkategori sangat baik.
Terjadi peningkatan persentase dari pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I.
Peningkatan ini terlihat pada menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Pada tahap orientasi masalah yaitu dalam memotivasi siswa dan
mendefinisikan masalah. Pada tahap proses yaitu dalam membimbing pnyelidikan
individual maupun kelompok terlihat baik. Peran guru pada saat pembelajaran
tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat
langsung selama pembelajaran. Sehingga siswa bisa aktif, kreatif dan dapat
berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam pembelajaran.
3) Catatan Lapangan
Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat diuraikan dalam
catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus II
Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode CPDL
Indikator
Uraian
Kegiatan Siswa
Peningkatan pemahaman siswa pada
setiap individu atau kelompok dalam
mengikuti proses pembelajaran
semakin baik, sebagian siswa sudah
57
Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode CPDL
Indikator
Uraian
mulai sering bertanya jika mengalami
kesulitan dan tidak ragu lagi untuk
mengemukakan hasil pemecahan
masalahnya
Kegiatan Guru
Guru telah berusaha membimbing,
mengarahkan, memberi motivasi dan
melatih siswa untuk selalu belajar
memahami materi pelajaran
Interaksi antar Siswa
Pada saat memecahkan masalah secara
berkelompok (diskusi) jumlah siswa
yang mengungkapkan pendapat dan
mengkritisi jawaban dari kelompok
lain sudah mengalami peningkatan
yang sangat signifikan
Interaksi Siswa dengan Guru
Pada saat siswa mencari tahu tentang
materi pemerintahan di Indonesia pada
pembelajaran PKn sudah tidak ada lagi
siswa yang bertanya kepada guru
Jenis Permasalahan atau Penugasan
yang Dikerjakan Siswa
Jenis permasalahan yang dikerjakan
oleh siswa adalah mencari tahu
tentang materi pemerintahan di
Indonesia pada pembelajaran PKn
Sumber Belajar yang Digunakan
Buku Paket PKN untuk SD dan MI
kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta,
2008. hlm. 58-70
Waktu
Penggunaan waktu pada proses
pembelajaran sudah mulai efektif dan
efesien / tepat sasaran
Berdasarkan tabel hasil catatan lapangan, ada peningkatan tindakan siswa
kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor dalam menerima dan
melaksanakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Uraian
lengkap hasil catatan lapangan siklus II dapat dilihat pada lampiran.
4) Wawancara
Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan
perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini diantaranya sebagai
berikut:
58
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Pada Siklus II
No
1
2
3
4
5
Indikator
Uraian Hasil Wawancara (Interview)
Kesenangan Siswa
Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih untuk
belajar dengan pembelajaran melalui metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
ternyata terasa sangat menyenangkan, karena
metode ini menuntut kita untuk dapat memahami
suatu konsep pembelajaran yang lebih
mendalam, meskipun pertama kalinya
mengalami kesulitan
Motivasi Siswa
Dengan diterapkannya model pembelajaran
melalui metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL), maka belajar kita lebih
bersemangat dan lebih aktif sehingga
peningkatan hasil belajarnya sangat signifikan
Interaksi antar Siswa Siswa sudah tidak lagi merasa kesulitan dengan
menggunakan teknik ini. Dan pada saat diskusi
pun sebagian sebagian besar siswa sudah mulai
aktif
Kekurangan Dan
Kekurangan: makin banyak masalah, guru
Kelebihan Metode
kurang banyak menjelaskan materi, memerlukan
ceramah plus
waktu yang agak lama.
demonstrasi dan
Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat
latihan (CPDL)
melatih kita untuk belajar berpikir logis dan
kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan yang
lebih luas dan mendalam
Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa makin meningkat, pada siklus II
siswa benar-benar melakukan pembelajaran
secara langsung
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II, ada peningkatan tindakan siswa
kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor dari setiap indikator
wawancara pada siklus I ke siklus II, hal ini terlihat pada uraian hasil wawancara
yang telah dikemukakan pada tabel 4. Uraian lengkap wawancara dari hal yang
ditanyakan sampai hasil wawancara siswa pada siklus II dapat dilihat pada
lampiran.
59
d.
Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan
tes hasil belajar siswa. Adapun hasil tes belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II
Uraian
Pretest
Posttest
N-gain
Rata-Rata
33,00
70,00
0,37
Pada siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan rata-rata skor
pretest 33,00. Akan tetapi setelah dilakukannya pembelajaran rata-rata hasil
belajar siswa meningkat menjadi 70,00. Untuk mengetahui tingkat efektifitas
dilakukannya tindakan pada penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka data
skor siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor rata-rata pretest dan posttest
kemampuan siswa. Dari selisih skor pretest dan posttest didapatkan nilai N-Gain
sebesar 0,37. Berdasarkan kategorisasi perolehan skor N-Gain, skor N-Gain 0,37
berkategori sedang (nilai 0,7>g>0,3). Tes hasil akhir (posttest) pada siklus II telah
mencapai keberhasilan sebesar 17 Siswa yang mencapai nilai KKM 60 dan sudah
memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85% (terlampir).
e.
Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II ini, tampak siswa mampu
belajar mandiri, lebih kondisf dan turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
yang sulit mengembangkan kemampuan pemahamannya dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik.
Pada siklus II yang terdiri dari satu kali pertemuan sudah bisa dinyatakan
efektif, hal ini dapat terlihat dari siswa yang sudah mulai terbiasa belajar secara
berkelompok maupun individu dengan menerapkan Metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL). Meski banyak sekali peningkatan dalam proses
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dari siklus I ke siklus II,
akan tetapi masih ada sedikit kekurangan yang ada pada tahapan-tahapan Metode
60
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Uraian kekurangan dan perbaikan
dari tahapan-tahapan Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada
siklus II ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus II
No
1
2
3
Tindakan
Orientasi siswa pada
masalah
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Membimbing
pemahaman konsep
individual maupun
kelompok
Kekurangan
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
 Tidak ada
 Siswa masih kurang
 Guru harus lebih
mampu dalam
mengungkapkan
pertukaran ide atau
gagasan secara bebas
 Siswa masih merasa
kerepotan dalam
menjalani langkahlangkah
pembelajaran dengan
menerapkan metode
CPDL
4
5
Perbaikan
Mengembang kan
dan menyajikan hasil
karya
 Masi kurangnya
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
 Tidak ada
tingkat kreatifitas
siswa dalam
menemukan ide atau
kemampuan
merancang sesuatu
yang baru dan unik
keras lagi untuk
mendorong dan
melatih siswa
dalam
mengungkapkan
pertukaran ide
atau gagasan
secara bebas tanpa
menggangu
aktivitas siswa
 Guru harus lebih
sabar dan secara
pelan-pelan
menanamkan
kreatifitas siswa
agar tidak lagi
merasa kerepotan
 Guru harus lebih
menggali lagi
pengetahuan siswa
dengan berbagai
sumber informasi
agar siswa lebih
kreatif dan
inovatif
 Tidak ada
61
Dari tabel di atas, terlihat bahwa peran guru terhadap pembelajaran siklus II
benar-benar tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk
siswa terlibat langsung selama pembelajaran, sehingga siswa bisa aktif, kreatif,
berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah dan pembentukan konsep yang baik
pada penyelesaian masalahnya.
Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan pembelajaran, karena
termotivasi dengan masalah kehidupan sehari-hari pada materi isi naskah drama.
Siswa juga sudah mulai serius dan focus dalam menganalisis masalah,
kemungkinan hal ini terjadi karena guru sudah lebih tegas dalam membimbing
proses penyelesaian masalah siswa. Pada saat proses pemecahan masalah secara
individu, banyak siswa yang mulai berani menanyakan masalah yang belum jelas
baginya kepada guru. Ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung terlihat
sudah banyak siswa aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa sangat aktif
mencari informasi dari beberapa sumber buku PKn yang ada di sekolah.
f.
Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh nilai rata-rata untuk tes hasil
belajar siswa adalah 70, nilai tersebut lebih baik dari siklus I. hal tersebut dapat
diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM (60) sebanyak 17
siswa dengan persentase sebesar 85%
Dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, serta tanggapan siswa yang
positif tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) sudah mulai
meningkat. Hal ini terlihat pada hasil belajar kompetensi psikomotorik siswa
sudah mencapai indikator keberhasilan (85%) yaitu sebanyak 17 siswa. Oleh
karena itu dapat diambil keputusan bahwa siklus dapat diberhentikan (tidak lanjut
ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator
keberhasilan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dapat digambarkan pada
grafik di bawah ini :
62
Grafik 4.2
Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tuntas
Tidak Tuntas
SIKLUS I
SIKLUS II
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar
pada siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar
25% atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17
orang dan yang belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan
adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Oleh karena itu dapat diambil keputusan pula bahwa siklus dapat
diberhentikan (tidak lanjut ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus II
sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa.
C. Pembahasan
Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) tentang motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam), hasil belajar siswa mengalami
peningkatan khususnya pada isi naskah drama. Pada siklus I, terjadi peningkatan
nilai rata-rata dari pretest yaitu sebesar 33 menjadi 66 nilai rata-rata dari posttest.
Hal ini mungkin disebabkan siswa masih belum mengerti bagaimana langkahlangkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang baru mereka
dapatkan, selama proses pembelajaran guru bidang studinya belum pernah
menerapkan model pembelajaran seperti ini. Sehingga siswa merasa kebingungan
dan sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran baru.
63
Pada hasil belajar berupa kognitif (pemahaman) pada siklus I jumlah siswa
yang mencapai KKM 60 yaitu 15 siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak
mencapai KKM 60 yaitu 5 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum mencapai
nilai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan baik
model atau metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor N-Gain yang
didapatkan pada siklus I sebesar.0,33 dengan kategori sedang.
Pada siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM 60 ada 17 siswa, sedangkan
yang belum mencapai nilai KKM 60 ada 3 siswa. skor N-Gain dari siklus I ke
siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor NGain pada siklus I sebesar 0,33 menjadi 0,37 pada siklus II.
Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang
diterapkan selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) baik secara individu maupun kelompok.
Proses pembelajaran ini dapat berinteraksi dengan siswa lainnya, guru dan sumber
belajar. Sumber belajara yang digunakan adalah buku paket mata pelajaran PKn
dan buku-buku yang lain berkaitan dengan mata pelajaran PKn.
Kegiatan siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaannya
langkag-langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan
kategori sedang sebesar 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung selama proses
pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang memunculkan langkah-langkah
merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. Pengungkapan pertanyaan
siswa pada suatu masalah masih bersifat konsep dasar dan bukan merupakan
pengembangan konsep. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau
selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu konsep dari suatu
permasalahan.
Kegiatan guru telah konsisten dalam menerapkan RPP selama pembelajaran.
Dari data pengamatan, sebagian besar siswa telah berperan aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung. Hasil dari sikulus I menujukkan jumlah siswa yang
64
mencapai nilai KKM 60 belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85% dan
hanya mencapai 75%, sehingga penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II.
Setelah dilanjutkan ke siklus II yaitu dengan berbagai tindakan perbaikan
yang dilaksanakan pada siklus II ternyata hasil belajarnya mengalami
peningkatan. Nilai pretest 33,00 dan postest 70,00. Siswa yang mencapai nilai
KKM 60 pada siklus II ada 17 siswa, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM
60 ada 3 siswa. skor N-Gain dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar dengan skor N-Gain pada siklus I sebesar 0,33 menjadi
0,37 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa siswa mampu mengembangkan
proses berpikir kritis mereka sehingga mereka bisa berkreasi dan dapat
memecahkan masalah secara sistematis dan logis.
Peningkatan pada siklus II ditunjukkan pula dengan data observasi siswa
yang menunjukkan telah terlaksananya langkah-langkah dengan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) diantaranya yaitu menyadari masalah,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menentukan
pilihan penyelesaian. Sehingga dihasilkan rata-rata siswa yang memunculkan
semua langkah-langkah dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) dari siklus I dan siklus II yaitu dari kategori buruk (41,25%) menjadi
sangat baik (82,76%). Pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki nilai di atas
nilai KKM 65 adalah 85%. persentase tersebut telah memadai nilai indikator
keberhasilan yaitu 85%, sehingga pemberian tindakan pada proses pembelajaran
siklus II bisa dihentikan.
Penerapan pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) yang berkelanjutan dalam dua siklus telah menujukkan
peningkatan pada setiap aspek langkah-langkah pembelajaran dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Jika dianalisis setiap aspeknya,
maka tiap-tiap aspek telah menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, dan
pada siklus II semua aspek telah menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti siswa
telah mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu konsep dengan
baik pula.
65
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara siswa telah memberikan tanggapantanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang diterapkan karena siswa
diberikan pembelajaran secara langsung dan aktif serta diberi kesempatan untuk
mengungkapkan
gagasan-gagasan
baru
dalam
menyajikan
hasil
karya
penyelesaian masalah selama proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas.
Siswa juga tidak merasa penasaran dengan apa yang mereka lihat, mereka dengar,
dan mereka pelajari tentang kompetensi psikomotorik siswa. Siswa merasa lebih
menyukai model pembelajaran ini dan lebih mudah memahami materi pelajaran.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, menunjukkan bahwa metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif dan berpikir kritis selama pembelajaran
serta pembentukan suatu konsep yang nyata dan sistematis. Sehingga
pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu melalui metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
PKn Kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor.
D. Keterbatasan Dalam Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengalami keterbatasan seperti:
1.
Keterbatasan peneliti pada mitra penelitian dalam melakukan observasi
pembelajaran secara lebih terperinci;
2.
Pengelolaan
waktu,
karena
kegiatan
diskusi
kelompok
biasanya
menghabiskan waktu yang relatif lama.
3.
Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung terlaksananya
kegiatan penelitian ini yang menerapkan metode ceramah plus demonstrasi
dan latihan (CPDL);
4.
Keterbatasan peneliti dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
tidak melaporkan semua hasil penelitian secara detail.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi psikomotorik dengan
menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata
pelajaran PKn Kelas VI (enam) pada siklus II meningkat cukup signifikan
dibandingkan pada siklus I, dimana bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada
siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25%
atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17
orang dan yang belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan
adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada
materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara di kelas VI (enam) MIS
Mathla’ul
Anwar
Leuwisadeng
Bogor
dapat
meningkatkan
kompetensi
psikomotorik siswa, yakni meningkat sampai 10%.
Peningkatan kompetensi psikomotorik siswa melalui metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam) MIS
Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, dilaksanakan dengan melalui tahapantahapan yaitu; mengorientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk
belajar, penyelidikan baik secara individu maupun kelompok, mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Dimana pada tahapan ketiga yaitu penyelidikan secara individu, dapat
melatih siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab pada suatu masalah dengan
peranan guru yang selalu membimbing dan mengarahkan proses penyelidikan
dengan baik, sementara itu keaktifan siswa semakin meningkat, siswa benar-benar
melakukan pembelajaran secara langsung. Hal ini dapat meningkatkan kompetensi
psikomotorik siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran PKn.
66
67
B. Saran-saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1.
Guru mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah MIS Mathla’ul Anwar
Leuwisadeng Bogor disarankan dapat menerapkan pembelajaran dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), karena pembelajaran
model ini mampu meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, khususnya
pada materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara.
2.
Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dapat
diterapkan dengan kondisi lingkungan sekolah dan memungkinkan terjadinya
pembahasan masalah-masalah aktual yang terjadi di lingkungan sekitar yang
terkait dengan mata pelajaran PKn.
3.
Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dengan menyediakan sarana
dan prasarana serta media pembelajaran sehingga dapat membantu siswa
untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Nugroho Sarjan, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI SD.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi, (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: : PT Bumi
Aksara.
Aryani, Ine Kusuma & Susatim, Markum, (2003). Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) Berbasis Nilai. Jakarta: Depdiknas .
Daradjat, Zakiah, (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-3.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1999). Kurikulum Pendidikan Dasar.
Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan, (2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fatra, Maifalinda, (2010). Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
FITK. UIN Syarif Hidayatullah.
http://wordpress.com.//media-pembelajaran-audio-visual.pdf//diakses
tgl.28/02/2012
Ismail, Muh. Ilyas, (2008). Ilmu Pengetahuan Dasar Ilmu Pendidikan Praktis.
Jakarta: Ganeca Exact.
Masitoh dan Dewi , Laksm, (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: EGC.
Mulki, Yani dan Gracinia, Julisca, (2007). Kemampuan Pisik, Seni dan
Manajemen Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ramayulis, (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, S. (2003).Konsep dan Makna Pembelajaran. Surabaya: Alfabeta.
Simamora, Raymond H, (2008). Buku Ajar Pendidikan dan Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Sofyan, Ahmad, dkk, (2010). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta: FITK UIN.
Surakhmad, Winarno, (1985) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik.
Bandung: Tarsito.
Syah, Muhibbin, (2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Taufik, Ade Khaerudin, (2009). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Luar
Sekolah. Bogor: FKIP-UIKA.
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (2011). Pedoman
Penulisan Skripsi. (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Widodo, Chomsin, S. dan Jamsadi, (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Winata Putra, Udin, S. (2004). Strategi Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis, (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gunung Persada Press.
68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian
(Lembar Observasi, Catatan Lapangan, Wawancara, Tes Hasil
Belajar)
Lampiran 2.`
Hasil Validasi Instrumen
(Observasi SiswaSiklus I dan Siklus II)
Lampiran 3.
Hasil Validasi Instrumen
(Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II)
Lampiran 4.
Hasil Validasi Instrumen
(Wawancara Siklus Siklus I dan Siklus II)
Lampiran 5.
Hasil Validasi Instrumen
(Hasil Belajar Pretest dan PosttestSiklus I dan Siklus II)
Lampiran 6.
RPP Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7.
Photo Kegiatan Belajar Siswa
Lampiran 8.
Profil Sekolah
Lampiran 9.
Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Observasi)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Langkah-Langkah
Metode Ceramah Plus
No
Demonstrasi dan
Latihan (CPDL)
1 Menyadari Masalah
2
Merumuskan Masalah
3
Merumuskan Hipotesis
4
Mengumpulkan Data
5
Menguji Hipotesis
6
Menentukan Pilihan
Penyelesaian
Kelompok
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah
pada materi yang sedang
dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
a. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi
masalah yang berkaitan
dengan data-data apa yang
harus dikumpulkan
c. Siswa dapat
memprioritaskan masalah
a. Menentukan sebab akibat
dari masalah yang ingin
diselesaikan
b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
a. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
b. Kemampuan menyajikan
data dalam bentuk berbagai
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
a. Kecakapan memilih
alternative penyelesaian
b. Siswa dapat
memperhitungkan
kemungkinan yang akan
terjadi dengan alternative
yang dipilihnya
c. Siswa dapat
memperhitungkan akibat
yang akan dipilihnya
1
2
3
4
Jumlah
Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Observasi)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
No
1
Langkah-Langkah
Metode Ceramah
Plus Demonstrasi
dan Latihan
(CPDL)
Menyadari Masalah
2
Merumuskan
Masalah
3
Merumuskan
Hipotesis
4
Mengumpulkan Data
5
Menguji Hipotesis
6
Menentukan Pilihan
Penyelesaian
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah
pada materi yang sedang
dibahas
b. Keterlibatan langsung
dalam proses
pembelajaran
Rata-rata
a. Kemampuan untuk
mengemukakan
pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi
masalah yang berkaitan
dengan data-data apa yang
harus dikumpulkan
c. Siswa dapat
memprioritaskan masalah
Rata-rata
a. Menentukan sebab akibat
dari masalah yang ingin
diselesaikan
b. Menentukan
kemungkinankemungkinan
penyelesaian masalah
Rata-rata
a. Kemampuan
mengumpulkan data dan
memilih
b. Kemampuan menyajikan
data dalam bentuk
berbagai
Rata-rata
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik
dan benar
Rata-rata
a. Kecakapan memilih
alternative penyelesaian
b. Siswa dapat
memperhitungkan
kemungkinan yang akan
terjadi dengan alternative
yang dipilihnya
c. Siswa dapat
memperhitungkan akibat
yang akan dipilihnya
Rata-rata
Persentase Siswa yang Memunculkan
Langkah-langkah Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Siklus 1
Siklus 2
%
Kategori
%
Kategori
Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Catatan Lapangan)
CATATAN LAPANGAN
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Jawaban
No
Indikator
Uraian
1
Kegiatan Siswa
 Siswa mengerjakan soal pretest dan postes
secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang
masih kebingungan dengan soal pretest.
 Siswa masih ada yang kurang serius dalam
melaksanakan pembelajaran
 Siswa masih ada yang kurang berani
memberikan tanggapan dikarenakan kurang
percaya diri
 Siswa masih kurang memahami Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
2
Kegiatan Guru
 Guru berperan sebagai fasilitator.
 Guru memberikan peluang yang besar untuk
siswa berperan langsung dalam proses
pembelajaran
3
Interaksi antar Siswa
 Siswa dengan teman sekelompoknya dalam
memecahkan permasalahan
 Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada
siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif
dalam proses pembelajaran
4
Interaksi Siswa dengan
Guru
 Siswa berinteraksi dengan guru selama
pembelajaran berlangsung. Siswa banyak
menanyakan materi yang belum dipahami
5
Jenis Permasalahan
atau Penugasan yang
Dikerjakan Siswa
 Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa
adalah mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn
6
Sumber Belajar yang
Digunakan
 Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas
VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 5870
Ya
Tidak
Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Wawancara/Interviu)
LEMBAR WAWANCARA (INTERVIEW)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Wawancara dilaksanakan pada.
Hari/Tanggal
:
.......................................................................
Responden
:
.......................................................................
Tempat
:
MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor
Tujuan Wawancara
:
Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada tindakan
dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa melalui penerapan
Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Setelah Tindakan Siklus 1
1.
Apakah kamu merasa senang belajar melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL)?
2.
Teknik pembelajaran manakah yang kamu suka? Pembelajaran seperti biasa atau Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)?
3.
Apa kesulitan yang kamu temukan?
4.
Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKn dengan menggunakan Metode Ceramah
Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)?
5.
Apakah kamu menjadi lebih aktif dalam kelompok ketika menggunakan teknik ini?
Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Tes Hasil Belajar)
LEMBAR TES HASIL BELAJAR
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR
Nama
Kelas
Mata Pel
Hari/Tgl
:
:
:
:
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
A. Isilah titik-titik di bawah ini,!
1. ASEAN didirikan pada tanggal.....................
2. Menteri Luar Negeri Indonesia yang ikut menandatangani Deklarasi Bangkok adalah.....................
3. Brunei Darussalam bergabung dan diterima sebagai anggota ASEAN pada tanggal.....................
4. Pada awal berdirinya ASEAN jumlah anggotanya hanya 5 negara, yaitu.....................
5. Jumlah anggota ASEAN sekarang ini adalah.....................
6. ASEAN untuk menjalankan organisasinya memerlukan sebuah sekretariat yang sifatnya.....................
7. Sekretariat ASEAN berada di.....................
8. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh.....................
9. Masa jabatan seorang Sekjen adalah.....................
10. Lambang ASEAN adalah.....................
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini,!
1. Sebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN.
2. Jelaskan arti lambang ASEAN
3. Sebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN.
4. Sebutkan tugas pokok sekretariat nasional ASEAN
5. Sebutkan contoh bentuk kerja sama ASEAN yang telah tercapai di bidang ekonomi
KUNCI JAWABAN
No
Jabawan
A Isilah
1 08 Agustus 1967 di Bangkok
2 H. Adam Malik
3 07 Januari 1984
4 Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura
5 10 Negara
6 Permanen
7 Jakarta
8 Sekretaris Jendral (SEKJEN)
9 4 tahun
10 Seikat batang padi yang berjumlah 10 batang
B
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Jawablah
H. Adam Malik, Tun Abdul Razak, Thanat Khoman, Narcisco Ramos, S. Rajaratman
Ikatan kerjasama untuk mencapai kemakmuran rakyatnya
HR. Darsono, Umarjadi Nyotowijono, Datuk Ali Bin Abdullah, Narcisco Reyes, Chan Kai
Yau, Phan Wamamethe, Rederick Young, Rusli Noor, Datuk Ajit Singh, Radolfo Severini,
Ong Keng Yong
Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua fungsi yang dipercayakan oleh sidang menteri
ASEAN dan Komite Tetap
a. Membuka pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo
b. Menyediakan cadangan pangan (beras)
Jumlah Skor
Keterangan :
Jumlah Skor diperoleh x 100
Jumlah Skor Maksimal
=
N
Skor
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
20
3
2
5
5
5
20
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus I)
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA(SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
LangkahLangkah
Metode
No Ceramah Plus
Demonstrasi
dan Latihan
(CPDL)
1 Menyadari
Masalah
2
3
4
5
6
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Mengumpulkan
Data
Menguji
Hipotesis
Menentukan
Pilihan
Penyelesaian
Kelompok
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah pada
materi yang sedang dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
a. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi masalah
yang berkaitan dengan data-data
apa yang harus dikumpulkan
c. Siswa dapat memprioritaskan
masalah
a. Menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin diselesaikan
b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
a. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
b. Kemampuan menyajikan data
dalam bentuk berbagai
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
a. Kecakapan memilih alternative
penyelesaian
b. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi
dengan alternative yang
dipilihnya
c. Siswa dapat memperhitungkan
akibat yang akan dipilihnya
4
Jumlah
1
2
3
2
2
1
5
2
1
2
5
2
2
2
2
8
1
1
1
2
5
1
2
1
1
5
2
2
3
3
10
3
4
4
4
15
2
2
3
3
10
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
1
2
1
2
6
1
1
2
2
6
3
4
4
4
15
Observer
( ________________ )
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus II)
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
(SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
LangkahLangkah
Metode
No Ceramah Plus
Demonstrasi
dan Latihan
(CPDL)
1 Menyadari
Masalah
2
3
4
5
6
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Mengumpulkan
Data
Menguji
Hipotesis
Menentukan
Pilihan
Penyelesaian
Kelompok
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah pada
materi yang sedang dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
a. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi masalah
yang berkaitan dengan datadata apa yang harus
dikumpulkan
c. Siswa dapat memprioritaskan
masalah
a. Menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin
diselesaikan
b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
a. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
b. Kemampuan menyajikan data
dalam bentuk berbagai
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
a. Kecakapan memilih alternative
penyelesaian
b. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi
dengan alternative yang
dipilihnya
c. Siswa dapat memperhitungkan
akibat yang akan dipilihnya
Jumlah
1
2
3
4
5
5
5
3
18
5
4
4
5
18
4
4
4
4
16
4
4
3
4
15
4
3
4
4
15
4
5
5
4
18
5
5
3
5
18
5
4
4
4
17
4
5
4
4
17
4
4
4
3
15
4
4
3
4
15
5
5
5
3
18
5
3
5
5
15
3
5
5
5
15
Observer
( ________________ )
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus I)
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU)
(SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Langkah-Langkah
Metode Ceramah Plus
No
Demonstrasi dan Latihan
(CPDL)
1 Menyadari Masalah
2
3
4
5
6
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Menguji Hipotesis
Menentukan Pilihan
Penyelesaian
Jumlah siswa yang
memunculkan indikator
tiap individu
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah pada
materi yang sedang dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
a. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi masalah
yang berkaitan dengan data-data
apa yang harus dikumpulkan
c. Siswa dapat memprioritaskan
masalah
a. Menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin diselesaikan
b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
a. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
b. Kemampuan menyajikan data
dalam bentuk berbagai
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
a. Kecakapan memilih alternative
penyelesaian
b. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi
dengan alternative yang
dipilihnya
c. Siswa dapat memperhitungkan
akibat yang akan dipilihnya
5
5
8
5
5
10
15
10
8
8
8
6
6
15
Observer
( ________________ )
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus II)
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU)
(SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Langkah-Langkah
Metode Ceramah Plus
No
Demonstrasi dan Latihan
(CPDL)
1 Menyadari Masalah
2
3
4
5
6
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Menguji Hipotesis
Menentukan Pilihan
Penyelesaian
Aspek yang Diamati
a. Keadaan adanya masalah pada
materi yang sedang dibahas
b. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
a. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
b. Menjelaskan persepsi masalah
yang berkaitan dengan data-data
apa yang harus dikumpulkan
c. Siswa dapat memprioritaskan
masalah
a. Menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin diselesaikan
b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
a. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
b. Kemampuan menyajikan data
dalam bentuk berbagai
a. Kecakapan menelaah data
b. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
a. Kecakapan memilih alternative
penyelesaian
b. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi
dengan alternative yang
dipilihnya
c. Siswa dapat memperhitungkan
akibat yang akan dipilihnya
Jumlah siswa yang
memunculkan indikator
tiap individu
18
18
16
15
15
18
18
17
17
15
15
18
15
15
Observer
( ________________ )
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus I dan II)
TABEL PERSENTASE
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
No
1
2
3
4
5
6
LangkahLangkah
Metode
Ceramah Plus
Demonstrasi
dan Latihan
(CPDL)
Menyadari
Masalah
Merumuskan
Masalah
Merumuskan
Hipotesis
Mengumpulkan
Data
Menguji
Hipotesis
Menentukan
Pilihan
Penyelesaian
Aspek yang Diamati
c. Keadaan adanya masalah pada
materi yang sedang dibahas
d. Keterlibatan langsung dalam
proses pembelajaran
Rata-rata
d. Kemampuan untuk
mengemukakan pertanyaan
e. Menjelaskan persepsi masalah
yang berkaitan dengan datadata apa yang harus
dikumpulkan
f. Siswa dapat memprioritaskan
masalah
Rata-rata
c. Menentukan sebab akibat dari
masalah yang ingin diselesaikan
d. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian
masalah
Rata-rata
c. Kemampuan mengumpulkan
data dan memilih
d. Kemampuan menyajikan data
dalam bentuk berbagai
Rata-rata
c. Kecakapan menelaah data
d. Menyimpulkan pilihan
penyelesaian yang sudah
ditentukan dengan baik dan
benar
Rata-rata
d. Kecakapan memilih alternative
penyelesaian
e. Siswa dapat memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi
dengan alternative yang
dipilihnya
f. Siswa dapat memperhitungkan
akibat yang akan dipilihnya
Rata-rata
Persentase Siswa yang Memunculkan
Langkah-langkah Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Siklus 1
Siklus 2
%
Kategori
%
Kategori
25
Buruk
90
Amat Baik
25
Buruk
90
Amat Baik
25
90
40
Kurang
80
Baik
25
Buruk
75
Lebih dari
Cukup
25
Buruk
75
Lebih dari
Cukup
30
76,6
50
Hampir Cukup
90
Amat Baik
75
Lebih dari
Cukup
90
Amat Baik
62,5
90
50
Hampir Cukup
85
Baik
40
Kurang
85
Baik
45
85
40
Kurang
75
Lebih dari
Cukup
40
Kurang
75
Lebih dari
Cukup
40
75
30
Amat Kurang
90
Amat Baik
30
Amat Kurang
75
Lebih dari
Cukup
75
Lebih dari
Cukup
75
Lebih dari
Cukup
45
80
Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa)
CATATAN LAPANGAN(SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Jawaban
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru
Interaksi antar Siswa
Uraian
Ya
 Siswa mengerjakan soal pretest dan postes
secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang
masih kebingungan dengan soal pretest.
 Siswa masih ada yang kurang serius dalam
melaksanakan pembelajaran
 Siswa masih ada yang kurang berani
memberikan tanggapan dikarenakan kurang
percaya diri
 Siswa masih kurang memahami Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan
(CPDL)
√
√
√
√
 Guru berperan sebagai fasilitator.
 Guru memberikan peluang yang besar untuk
siswa berperan langsung dalam proses
pembelajaran
√
√
 Siswa dengan teman sekelompoknya dalam
memecahkan permasalahan
 Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada
siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif
dalam proses pembelajaran
√
√
Interaksi Siswa dengan
Guru
 Siswa berinteraksi dengan guru selama
pembelajaran berlangsung. Siswa banyak
menanyakan materi yang belum dipahami
√
Jenis Permasalahan
atau Penugasan yang
Dikerjakan Siswa
 Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa
adalah mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn
√
Sumber Belajar yang
Digunakan
 Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas
VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm.
58-70
Tidak
√
Peneliti
( ________________ )
Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa)
CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Jawaban
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru
Interaksi antar Siswa
Uraian
Ya
 Siswa mengerjakan soal pretest dan postes
secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang
masih kebingungan dengan soal pretest.
 Siswa masih ada yang kurang serius dalam
melaksanakan pembelajaran
 Siswa masih ada yang kurang berani
memberikan tanggapan dikarenakan kurang
percaya diri
 Siswa masih kurang memahami Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan
(CPDL)
 Guru berperan sebagai fasilitator.
 Guru memberikan peluang yang besar untuk
siswa berperan langsung dalam proses
pembelajaran
 Siswa dengan teman sekelompoknya dalam
memecahkan permasalahan
 Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada
siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif
dalam proses pembelajaran
Tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
Interaksi Siswa dengan
Guru
 Siswa berinteraksi dengan guru selama
pembelajaran berlangsung. Siswa banyak
menanyakan materi yang belum dipahami
√
Jenis Permasalahan
atau Penugasan yang
Dikerjakan Siswa
 Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa
adalah mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn
√
Sumber Belajar yang
Digunakan
Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas
VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm.
58-70
√
Peneliti
( ________________ )
Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa)
HASIL CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
No
Indikator
Uraian
1
Kegiatan Siswa
Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan
materi melalui penerapan Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
2
Kegiatan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan
diskusi kelompok dengan cara berkeliling kelas
dan memantau proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan menyajikan hasil karyanya.
3
Interaksi antar Siswa
Pada saat memecahkan masalah secara
berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang
mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban
dari kelompok lain masih sangat sedikit
4
Interaksi Siswa dengan Guru
Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn masih banyak siswa yang
bertanya kepada guru
5
Jenis Permasalahan atau Penugasan
yang Dikerjakan Siswa
Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh
siswaadalah mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn
6
Sumber Belajar yang Digunakan
Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI
Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70
7
Waktu
Penggunaan waktu pada proses pembelajaran masih
kurang
Peneliti
( ________________ )
Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa)
HASIL CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
No
Indikator
Uraian
1
Kegiatan Siswa
Peningkatan pemahaman siswa pada setiap individu
atau kelompok dalam mengikuti proses
pembelajaran semakin baik, sebagian siswa sudah
mulai sering bertanya jika mengalami kesulitan dan
tidak ragu lagi untuk mengemukakan hasil
pemecahan masalahnya
2
Kegiatan Guru
Guru telah berusaha membimbing, mengarahkan,
memberi motivasi dan melatih siswa untuk selalu
belajar memahami materi pelajaran
3
Interaksi antar Siswa
Pada saat memecahkan masalah secara
berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang
mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban
dari kelompok lain sudah mengalami peningkatan
yang sangat signifikan
4
Interaksi Siswa dengan Guru
Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn sudah tidak ada lagi siswa yang
bertanya kepada guru
5
Jenis Permasalahan atau Penugasan
yang Dikerjakan Siswa
Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh
siswaadalah mencari tahu tentang materi pada
pembelajaran PKn
6
Sumber Belajar yang Digunakan
Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI
Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70
7
Waktu
Penggunaan waktu pada proses pembelajaran sudah
mulai efektif dan efesien / tepat sasaran
Peneliti
( ________________ )
Lampiran 4: Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siswa)
HASIL WAWANCARA (INTERVIEW)(SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR
No
1
Indikator
Kesenangan Siswa
Uraian Hasil Wawancara (Interview)
Siswa mulai merasa senang dengan pembelajaran
melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL) karena metode ini tidak satu arah
melainkan dua arah antar siswa dengan guru, antar
siswa dengan siswa
2
Motivasi Siswa
3
Interaksi antar Siswa
4
Kekurangan dan kelebihan
pembelajaran melalui penerapan
Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
5
Keaktifan Siswa
Awal melaksanakan kegiatan ini siswa agak sedikit
kesulitan dan membingungkan, karena mereka belum
terbiasa belajar dengan menggunakan metode seperti ini
sehingga motivasi mereka masih berkurang
Siswa masih merasa kesulitan dengan menggunakan
teknik ini.
Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang
pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses
pembelajaran
Kekurangan: makin banyak masalah, guru kurang banyak
menjelaskan materi, memerlukan waktu yang agak lama.
Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat melatih kita
untuk belajar berpikir logis dan kritis dan lebih
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam
Siswa mulai aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL) meskipun ada beberapa siswa yang masih
pasif
Lampiran 4: Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siswa)
HASIL WAWANCARA (INTERVIEW) (SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
No
1
2
Indikator
Kesenangan Siswa
Motivasi Siswa
Uraian Hasil Wawancara (Interview)
Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih untuk belajar
dengan pembelajaran melalui penerapan Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) ternyata
terasa sangat menyenangkan, karena metode ini
menuntut kita untuk dapat memahami suatu konsep
pembelajaran yang lebih mendalam, meskipun
pertama kalinya mengalami kesulitan
Dengan diterapkannya model pembelajaran melalui
penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL), maka belajar kita lebih bersemangat
dan lebih aktif sehingga peningkatan hasil belajarnya
sangat signifikan
3
Interaksi antar Siswa
4
Kekurangan dan kelebihan
pembelajaran melalui penerapan
Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
5
Keaktifan Siswa
Siswa sudah tidak lagi merasa kesulitan dengan
menggunakan teknik ini. Dan pada saat diskusi pun
sebagian sebagian besar siswa sudah mulai aktif
Kekurangan: makin banyak masalah, guru kurang banyak
menjelaskan materi, memerlukan waktu yang agak lama.
Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat melatih kita
untuk belajar berpikir logis dan kritis dan lebih
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam
Keaktifan siswa makin meningkat, pada siklus II siswa
benar-benar melakukan pembelajaran secara langsung
Lampiran 5: Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest)
HASIL BELAJAR SISWA (SIKLUS-I)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Nomor
Siklus I
Preetest
Posttest
NGain
AMELIA RUSTAMI
20
70
0.63
Sedang
B-2
ABDUL MUKSIN
10
50
0.44
Sedang
3
C-3
ABDURRAHMAN
40
80
0.67
Sedang
4
D-4
ANIS MARSELINA
10
50
0.44
Sedang
5
E-5
ANISA OKTAVIANA
40
70
0.5
Sedang
Tercapai
6
F-6
ASIH MUGI RENATA
40
70
0.5
Sedang
Tercapai
7
G-7
DINDA AMELIA
20
50
0.38
Sedang
8
H-8
EMA YULIANA
20
50
0.38
Sedang
9
I-9
EVA JULIANTI
30
60
0.43
Sedang
Tercapai
10
J-10
GUSTINA NINGSIH
60
70
0.25
Rendah
Tercapai
11
K-11
HERI ALDI OKTAVIAN
40
80
0.67
Sedang
Tercapai
12
L-12
INEKE AULIA
30
70
0.57
Sedang
Tercapai
13
M-13
IRMA
40
60
0.33
Sedang
Tercapai
14
N-14
KOMALASARI
40
50
0.17
Rendah
15
O-15
LISTIYANA AFAF
40
80
0.67
Sedang
Tercapai
16
P-16
M. AGUSTIAN SAPUTRA
20
60
0.5
Sedang
Tercapai
17
Q-17
M. RAMA RUSTONO
40
80
0.67
Sedang
Tercapai
18
R-18
MINDASARI
30
80
0.71
Tinggi
Tercapai
19
S-19
MIRASARI
50
70
0.4
Sedang
Tercapai
20
T-20
MIRNA HANDAYANI
40
70
0.5
Sedang
Tercapai
Rata-rata
33.00
66.00
0.33
Sedang
Nilai Tertinggi
60.00
80.00
Nilai Terrendah
10.00
50.00
Ur
Kode
1
A-1
2
Nama Siswa
Kategori
Ket.
Tercapai
Tercapai
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
5
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15
Persentase ketuntasan ( % )
75
Nilai KKM
60
Lampiran 5: Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest)
HASIL BELAJAR SISWA (SIKLUS-II)
TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL)
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR
LEUWISADENG BOGOR
Nomor
Siklus II
Preetest
Posttest
NGain
Kategori
Ket.
AMELIA RUSTAMI
10
80
0.78
Tinggi
Tercapai
B-2
ABDUL MUKSIN
30
70
0.57
Sedang
Tercapai
3
C-3
ABDURRAHMAN
40
80
0.67
Sedang
Tercapai
4
D-4
ANIS MARSELINA
30
70
0.57
Sedang
Tercapai
5
E-5
ANISA OKTAVIANA
40
80
0.67
Sedang
Tercapai
6
F-6
ASIH MUGI RENATA
50
70
0.4
Sedang
Tercapai
7
G-7
DINDA AMELIA
30
60
0.43
Sedang
Tercapai
8
H-8
EMA YULIANA
20
80
0.75
Tinggi
Tercapai
9
I-9
EVA JULIANTI
40
60
0.33
Sedang
Tercapai
10
J-10
GUSTINA NINGSIH
50
80
0.6
Sedang
Tercapai
11
K-11
HERI ALDI OKTAVIAN
10
50
0.44
Sedang
12
L-12
INEKE AULIA
30
60
0.43
Sedang
13
M-13
IRMA
20
50
0.38
Sedang
14
N-14
KOMALASARI
40
50
0.17
Rendah
15
O-15
LISTIYANA AFAF
30
80
0.71
Tinggi
Tercapai
16
P-16
M. AGUSTIAN SAPUTRA
40
70
0.5
Sedang
Tercapai
17
Q-17
M. RAMA RUSTONO
30
80
0.71
Tinggi
Tercapai
18
R-18
MINDASARI
40
70
0.5
Sedang
Tercapai
19
S-19
MIRASARI
50
90
0.8
Tinggi
Tercapai
20
T-20
MIRNA HANDAYANI
30
70
0.57
Sedang
Tercapai
Rata-rata
33.00
70.00
0.37
Sedang
Nilai Tertinggi
50.00
90.00
Nilai Terrendah
10.00
50.00
Ur
Kode
1
A-1
2
Nama Siswa
Tercapai
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
3
Jumlah siswa yang tuntas belajar
17
Persentase ketuntasan ( % )
85
Nilai KKM
60
Lampiran 6: Hasil Validasi Instrumen (RPP Siklus I dan Siklus II)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas /Semester
Tahun Pelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
MIS Mathla’ul Anwar
Pendidikan Kewarganegaraan
VI (Enam) / 2 (Dua)
2012/2013
2 x 35 menit (1 x pertemuan).
A. Standar Kompetensi:
3.1 Memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara.
B. Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan pengertian kerja sama negara-negara Asia Tenggara.
C. Tujuan Pembelajaran:
Peserta Didik mampu:
1. Menyebutkan pengertian kerja sama negara-negara ASEAN.
2. Menyebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN.
3. Menyebutkan negara-negara anggota ASEAN.
4. Menjelaskan arti lambang ASEAN
5. Menyebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN
6. Menggambar para tokoh pendiri ASEAN
7. Membuat peta negara-negara anggota ASEAN
8. Menggambar logo lambang ASEAN
 Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan
perhatian (respect), Tekun (diligence) ,
Tanggung jawab (responsibility) Berani
(courage), Integritas (integrity), Peduli
(caring),
Jujur
(fairnes)
dan
Kewarganegaraan (citizenship)
D. Materi Ajar
1. Krjasama Negara-negara di Asia Tenggara.
a. Terbentuknya ASEAN
b. Tujuan ASEAN
c. Anggota ASEAN
d. Sekretariat ASEAN
e. Kerjasama ASEAN
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan
2. Metode
: CTL dan Cooperative Learning.
: Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
F. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan (10 Menit)
a. Apersepsi:

Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing untuk mengawali pelajaran.
b. Motivasi:


Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan
pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.
Mengajak siswa untuk menyebutkan lembaga-lembaga negara (lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif) yang dibimbing oleh guru. Tanya jawab
ini dikaitkan dengan sistem pemerintahan tingkat pusat yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk
secara bergiliran mengenai kerja sama antarnegara di Asia Tenggara.
 Guru menunjukkan peta Asia Tenggara dan meminta semua siswa mengamati
letak negara-negaranya.
 Bersama-sama menyebutkan nama-nama negara ASEAN beserta ibu kotanya.
 Bersama-sama menyebutkan pemimpin negaranya.
 Guru menjelaskan sejarah ASEAN.
 Guru menunjukkan lambang ASEAN dan meminta seluruh siswa untuk
mengamatinya.
 Guru menjelaskan arti lambang ASEAN.
 Membahas struktur ASEAN.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menggambar peta ASEAN dan lambangnya.
 Memberikan contoh-contoh kerja sama ASEAN dalam berbagai bidang seperti
bidang, politik dan keamanan, bidang ekonomi dan bidang sosial.
 Mendiskusikan dampak ASEAN bagi negara-negara anggotanya.
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian menugaskan untuk
membuat kliping yang berhubungan dengan kerja sama ASEAN dalam berbagai
bidang.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama
pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi
dan Kompetensi Dasar.
 Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
 Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
G. Sumber/Bahan Belajar
1. Peta ASEAN.
2. Gambar lambang ASEAN.
3. Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 5870
4. Surat Kabar, dst.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
 Menyebutkan
pengertian kerja
sama negaranegara ASEAN.
 Menyebutkan
nama para tokoh
pendiri ASEAN.
 Menyebutkan
negara-negara
anggota ASEAN.
 Menjelaskan arti
lambang ASEAN
 Menyebutkan
nama-nama yang
pernah menjabat
sebagai sekjen
ASEAN
 Menggambar para
tokoh pendiri
ASEAN
 Membuat peta
negara-negara
anggota ASEAN
 Menggambar logo
lambang ASEAN
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
Tugas
 Penilaian
 Menggambar peta ASEAN.
tulisan.
 Menjelaskan arti lambang
berkelompok

Penilaian
lisan
ASEAN dengan kata-kata
Tugas
sendiri
individu.
 Sebutkan pengertian kerja
sama negara-negara ASEAN.
 Sebutkan nama para tokoh
pendiri ASEAN.
 Sebutkan negara-negara
anggota ASEAN.
 Jelaskan arti lambang
ASEAN
 Sebutkan nama-nama yang
pernah menjabat sebagai
sekjen ASEAN.
 Sebutkan tugas pokok
sekretariat Nasional ASEAN
 Sebutkan langkah-langkah
konkret yang telah dicapai
ASEAN dalam bidang
politik.
 Sebutkan contoh bentuk kerja
sama ASEAN yang telah
tercapai di bidang ekonomi
 Sebutkan upaya-upaya
ASEAN dalam mempererat
hubungan sosial satu sama
lain.
 Sebutkan upaya-upaya
ASEAN dalam melestarikan
kebudayaan negara
anggotanya
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
 PERFORMANSI
No.
1.
2.
Aspek
Pengetahuan
Kriteria
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
Sikap
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
Skor
4
2
1
4
2
1
Bekasi, Maret 2012
Mengetahui
Kepala Madrasah
Guru
Mapel PKn
(IKHWANUDDIN, A.Ma.)
( IKHWANUDDIN )
NIM: 809018300037
Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa
Kegiatan Belajar Mengajar
(Pra Siklus)
Kegiatan Belajar Mengajar
(Pra Siklus)
Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa
Kegiatan Belajar Mengajar
(Siklus I )
Kegiatan Belajar Mengajar
(Siklus I )
Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa
Kegiatan Belajar Mengajar
(Siklus II )
Kegiatan Belajar Mengajar
(Siklus II )
Lampiran 8: Profil Sekolah
PROFIL SEKOLAH
1.
2.
3.
4.
Nama Madrasah
NSM/NPSN
Akreditasi Madrasah
Alamat Lengkap Madrasah
:
:
:
:
5. Nama Kepala
6. Nama Yayasan
7. Alamat Yayasan
8. No. Akte Pendirian Yayasan
9. Kepemilikan Tanah
:
:
:
:
:
10. Status Bangunan
11. Luas Bangunan
:
:
MIS MATHLA’UL ANWAR
111232750061 / 20253439
Terakreditas-A
Kp. Pamungguan Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat
IKHWANUDDIN, A.Ma
Perguruan Mathla’ul Anwar
Jalan Pemuda Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
C-1934.HT.01.02 TH. 2005
Wakaf
:a. Status Tanah : Wakaf
:b. Luas Tanah : 1.687 M2
Pemerintah
600 M2
12. Keadaan Siswa Tahun 2012/2013
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
L
13
12
11
16
16
14
82
Jumlah Murid
P
14
18
17
24
16
12
101
J
27
30
28
40
32
26
183
13. Data Sarana dan Prasarana
a) Data Ruang Lainnya
No
Jenis Prasarana
1
Ruang Kepala Sekolah/Madrasah
2
Ruang Guru
3
Ruang Administrasi
4
Ruang Komputer
5
Ruang Perpustakaan
6
Masjid
7
Lapangan Olahraga
8
Perlengkapan Olahraga
9
Lapangan Upacara
10
Kebun Sekolah
11
WC Guru
12
WC Siswa
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
b) Keadaan Ruang Kelas
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
Jumlah
Ruang
Rombel
Kelas
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
6
Baik
1
1
1
1
1
1
6
Kondisi
Rusak
Ringan Sedang
-
Ket
Berat
-
-
14. Data Tenaga Pendidik dan Tata Usaha
No
1
2
3
4
5
6
7
Tenaga Pendidik dan Tata Usaha
Guru PNS (DPK)
Guru Bantu
Guru Tetap Yayasan (GTY)
Guru Tidak Tetap (GTT)
Guru yang sudah Sertifikasi
Pegawai Tetap Yayasan (PTY)
Pegawai Tidak Tetap (PTT)
Jumlah
Keterangan
5
-
Honor
-
-
Bekasi, Juli 2012
Kepala Madrasah
( IKHWANUDDIN, A.Ma )
NIP: -
BIOGRAFI PENULIS
IKHWANUDDIN, lahir di Bogor pada tanggal 07 Juni 1960,
anak ke tujuh dari pasangan Bapak M. Tawil dengan Ibu Ati.
Menuntaskan pendidikan dasar di SDN Hegarsari 01 dan
lulus pada tahun 1974.
Kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar menengah PGAN 4
Tahun Sunanul Huda Leuwiliang Bogor dan lulus pada tahun 1979. Setelah itu
melanjutkan ke jenjang pendidikan Madrasah Aliyah Swasta Sunanul Huda
Leuwiliang Bogor dan lulus pada tahun 1981.
Pada tahun 2008 penulis mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
Beasiswa S.1 PGMI ke Kementerian Agama Kabupaten
Bogor, dan
Alhamdulillah berkat ijin Allah penulis mendapatkan kesempatan tersebut di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan sekarang (2012)
masih dalam proses penyelesaian.
Adapun riwayat pekerjaan penulis dimulai pada tahun 1981 dengan menjadi
tenaga pengajar honorer di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng
Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor sampai Tahun 1995. Kemudian pada
1996 mutasi ke MIS Mathla’ul Anwar Pamungguan Leuwisadeng Kabupaten
Bogor sampai dengan sekarang. Semoga ini menjadi profesi yang pertama dan
terakhir untuk tetap bertahan dalam memberikan sumbangsih terhadap agama,
bangsa dan negara. Amin.
Download