PENERAPAN METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR ( Penelitian Tindakan Kelas ) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan oleh : IKHWANUDDIN NIM : 809018300037 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 ABSTRAK IKHWANUDDIN, 809018300037: Penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas atau action research. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi, catatan lapangan, wawancara dan pelaksanaan tes di setiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari dua pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di MI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, pada siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa, di semester genap tahun ajaran 2012/2013. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis, interviu (interview), yaitu mengadakan wawancara kepada beberapa siswa, tes yaitu mengadakan tes dan non tes kepada siswa. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah siswa MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor yang berjumlah 183 orang, sedangkan yang dijadikan sampelnya siswa kelas VI yang berjumlah 20 siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 85% atau nilai 75. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam) pada siklus II meningkat cukup signifikan dibandingkan pada siklus I, dimana siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25% atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17 orang dan yang belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, yakni meningkat 10%. Kata kunci: Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan. Kompetensi Psikomotorik Siswa, Penelitian Tindakan Kelas. i ABSTRACT Ikhwanuddin, 809018300037: Implementation Method Plus Demonstration Lectures and Exercises To Improve Students Psychomotor Competency In Civics Lesson in MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Thesis. Jakarta : Elementary School Teacher Education (primary education), Faculty of Tarbiyah and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. This study aims to gain an overview of lecture plus demonstrations and exercises to improve psychomotor competencies of students in the subject of Civics Class VI MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor. The method used is the method of a class action or action research. Data was collected through observation or observation, field notes, interview and test execution at each end of the meeting. This study was conducted in two cycles, which consisted of two meetings. One cycle consists of four stages, namely: action planning (planning), action (acting), observation (observing), and reflection (reflecting). The study was conducted in MI MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor, the sixth grade students totaling 20 students, in the second semester of academic year 2012/2013 . The instruments used in this study are: observation , namely the systematic observation and recording, interview (interview), which is conducting interviews to some students, test of conducting tests and non- test to students. The population of this research is the student MIS Mathla'ul Anwar Leuwisadeng Bogor totaling 183 people, while sixth grade students made sample totaling 20 students. To analyze the success rate or the percentage of student success after the learning process of each rotation is done by giving an evaluation form about the written test at the end of each round. For mastery learning, there are two categories of mastery learning are individually and classically. Under the guidelines of teaching and learning, that students have completed a study when it has reached a score of 85 % or 75 values. The results showed an increase in student learning outcomes using plus lecture demonstration and training (LDTP) on the subjects of Civics Class VI (six) in the second cycle increased significantly compared to the first cycle, in which the first cycle is 75%, or about 15 people and the has not been thoroughly studied 25% or about 5 people . While the second cycle reaches 85% or about 17 people and that 15% have not been thoroughly studied or about 3 people. It proves an increase from cycle I to cycle II. Thus, it can be said that the method of demonstration and lecture plus exercise (LDTP) may improve psychomotor competencies of students, ie an increase of 10%. Keywords: Methods Lecture Demonstration and Training Plus. Psychomotor Competency Students, Classroom Action Research. ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda yang tercinta Nabi Muhammad SAW. Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang Penulis alami dalam menyusun Penelitian ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun Penelitian ini baik bantuan dalam bentuk moril ataupun materil. Semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridoan Allah SWT. Khususnya kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Fauzan, MA., selaku Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Bapak Dr. Faridal Arkam, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikan skripsi ini. 4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan pinjaman buku-buku sebagai bahan acuan/referensi penyusunan PTK. ii 6. Bapak Ikhwanuddin, A.Ma., selaku Kepala Madrasah MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Guru dan karyawan MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. Terima kasih atas doanya. 8. Untuk ayahanda tercinta yang sangat menginginkan penulis melanjutkan studi ketika masa hidupnya. Semoga Allah membalas amal ibadahnya. Amin. 9. Untuk ibunda tercinta yang telah memberikan do’a dan restu yang tiada henti. 10. Teristimewa untuk Isteri dan Ananda tercinta. Semoga menjadi isteri dan anak-anak yang sholihah yang bisa mendo’akan kepada kedua orang tuanya. 11. Terima kasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Bogor, Juni 2013 Penulis iii DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................ LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR BAGAN .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5 D. Perumusan Masalah .................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ......................................................... A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti............................... 7 1. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (PCDL) ... 7 a. Metode Ceramah ............................................................. 7 b. Metode Demonstrasi ....................................................... 10 c. Metode Latihan (Drill) .................................................... 13 2. Kompetensi Psikomotorik Siswa ......................................... 16 3. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .......... 18 a. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan .......................... 18 b. Pembelajaran PKn di SD/MI........................................... 20 iv B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 21 C. Kerangka Berpikir .................................................................... 21 D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23 1. Tempat Penelitian ................................................................ 23 2. Waktu Penelitian .................................................................. 23 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 23 1. Metode Penelitian ................................................................ 23 2. Rancangan Siklus Penelitian................................................ 25 C. Subjek Penelitian ...................................................................... 25 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .............................. 26 E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 26 1. Pra Tindakan ........................................................................ 26 2. Tindakan Riil di Kelas ......................................................... 26 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 27 G. Data dan Sumber Data ............................................................. 27 H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 28 1. Observasi ............................................................................. 28 2. Interviu (interview/wawancara) ........................................... 28 3. Test ...................................................................................... 28 I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................... 29 1. Validitas ............................................................................... 29 2. Reliabilitas ........................................................................... 30 3. Tingkat Kesukaran ............................................................... 30 4. Daya Pembeda ..................................................................... 31 K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ............................. 32 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 34 1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ........................................... 34 2. Perencanaan Tindakan Siklus 2 ........................................... 37 v BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... A. Deskripsi Data Sekolah ............................................................ 40 1. Sejarah dan Profil Sekolah ................................................ 40 2. Visi .................................................................................... 40 3. Misi .................................................................................... 41 4. Tujuan ................................................................................ 41 5. Struktur Organisasi ............................................................ 41 6. Keadaan Guru .................................................................... 43 7. Keadaan Siswa .................................................................. 43 8. Sarana Prasarana................................................................ 44 B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan . 1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................... 44 a. Perencanaan (Planning) ................................................ 44 b. Tindakan (Action) ......................................................... 45 c. Pengamatan (Observing) .............................................. 45 1) Lembar Observasi Siswa ....................................... 45 2) Lembar Observasi Guru......................................... 46 3) Catatan Lapangan .................................................. 47 4) Wawancara ............................................................ 48 d. Hasil Belajar ................................................................. 49 e. Refleksi (Reflecting) ..................................................... 50 f. Keputusan ..................................................................... 53 2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................ a. Perencanaan (Planning) ................................................ 54 b. Tindakan (Action) ......................................................... 55 c. Pengamatan (Observing) .............................................. 55 1) Lembar Observasi Siswa ....................................... 55 2) Lembar Observasi Guru......................................... 56 3) Catatan Lapangan .................................................. 56 4) Wawancara ............................................................ 57 d. Hasil Belajar ................................................................. 59 e. Refleksi (Reflecting) ..................................................... 59 vi f. Keputusan ..................................................................... 61 C. Pembahasan .............................................................................. 62 D. Keterbatasan dalam Penelitian ................................................. 65 BAB V PENUTUP ...................................................................................... A. Simpulan .................................................................................. 66 B. Saran ......................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68 LAMPIRAN .................................................................................................... vii DAFTAR BAGAN Bagan 3.1. Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot............................... 25 Bagan 4.1. Struktur Organigram Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor .......................................... viii 42 DAFTAR TABEL Tabel 3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen ....................................... 28 Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas Instrumen ...................................................... 30 Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................... 31 Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I ..................... 45 Tabel 4.2 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus I .......................................... 47 Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pada Siklus I .................................................... 48 Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I .......................................... 49 Tabel 4.5 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus I ..................... 50 Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II ................... 55 Tabel 4.7 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus II ......................................... 56 Tabel 4.8 Hasil Wawancara Pada Siklus II ................................................... 58 Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II ......................................... 59 Tabel 4.10 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus II .................... 60 ix DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Tes Hasil Belajar Siklus I .............................................................. 54 Grafik 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II .................... 62 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian (Lembar Observasi, Catatan Lapangan, Wawancara, Tes Hasil Belajar) ................................................ Lampiran 2.` Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II) .................................. Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II) ................................ Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siklus I dan Siklus II) .......................................... Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siklus I dan Siklus II) ....... Lampiran 6. RPP Siklus I dan Siklus II ........................................................ Lampiran 7. Photo Kegiatan Belajar Siswa .................................................. Lampiran 8. Profil Sekolah ........................................................................... Lampiran 9. Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperbaiki taraf kehidupan masyarakat dewasa ini, maka perlu dilakukan peningkatan di segala bidang dan yang paling utama adalah peningkatan mutu dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan dasar dari terciptanya generasi yang berkualitas yang mampu membawa negeri ini ke arah yang lebih maju. Perkembangan pendidikan saat ini hanya mementingkan ketercapaian kurikulum saja. Kompetensi psikomotorik siswa dapat dikatakan keterampilan dan kemampuan dalam bertindak serta meningkatkan pengetahuan agar dapat mempermudah siswa dalam mencerna materi pembelajaran jarang dilibatkan. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam segala aspek yang mempengaruhi keberhasilan kelangsungan belajar mengajar terutama metode pembelajaran. Pendidikan yang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi bertujuan untuk memberikan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif kepada siswa. Selain itu dalam proses belajar mengajar juga akan terjadi interaksi antara siswa sebagai penerima pelajaran dan guru sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu, guru atau tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya yang akan membekali kemampuan-kemampuan tersebut kepada siswa. Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, seperti yang dijelaskan oleh Djamarah: “kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat sumber serta evaluasi”. 1 1 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). hlm.41 1 2 Sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, pendidik merupakan sumber pembelajaran memiliki posisi yang menentukan keberhasilan dalam suatu pembelajaran, karena fungsi utama guru yaitu merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Suatu pembelajaran tidak akan berhasil apabila: 1. Guru belum mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, situasi yang nyaman, yang dapat menarik minat siswa dan memotivasi siswa untuk senantiasa belajar lebih giat lagi. 2. Guru tidak mengetahui komponen metode mengajar. 3. Siswa lebih sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru. Ada bebrapa faktor mengapa hal itu terjadi, namun yang paling utama adalah factor tenaga pendidik dengan caranya menguasai pembelajaran dan mengerti kondisi siswa. Oleh karena itu, diperlukan kepekaan tenaga pengajar dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, serta bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Menentukan metode atau teknik kegiatan belajar merupakan langkah penting yang dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan. Kegiatan itu harus 3 disesuaikan dengan tujuan. Dalam menetapkan kegiatan belajar ini guru harus menetapkan kegiatan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Untuk ini perlu diketahui batas kemampuan siswa. Dan untuk memudahkan pelaksanaan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Merumuskan semua kegiatan belajar yang memungkinkan untuk dilakukan. 2. Menetapkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan agar mencapai efisiensi proses pembelajaran. 3. Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, guru dapat memantapkan kegiatan yang dianggap efektif dan efisien dalam mencapai satu tujuan. Jika dipandang perlu, dapat ditetapkan belajar di luar kelas seperti di laboratorium atau perpustakaan. Jadi, kegiatan apapun dapat dilakukan, asal saja dipandang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasi kita adalah kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar. Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan bersemangat dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran. Ada banyak pilihan bagi seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan laithan (CPDL) merupakan metode yang tepat untuk diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena metode ini merupakan perpaduan atau kombinasi antara kegiatan menguraikan materi dengan kegiatan memperagakan dan latihan. Perpaduan ketiga metode ini diharapkan dapat 4 membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan psikomotoriknya dalam menguasai materi pelajaran. Dalam pelaksanaannya, guru memunculkan sebuah pertanyaan/permasalahan yang mendorong peserta didik untuk mengetahui jawaban sebenarnya. Guru tidak "boleh" membatasi jawaban/argumen siswa dengan vonis "benar" atau "salah". Guru harus memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk mengeksplor pendapat/opini masing-masing. Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula teknik yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan laithan (CPDL) dalam pembelajaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal (KKM) yang sudah ditentukan. Maka dalam penelitian ini, peneliti berupaya menerapkan metode yang tepat untuk diterapkan dengan judul: “Penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”. B. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang terurai pada latar belakang, bahwa persoalan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor penyebabnya adalah : 1. Guru yang menggunakan metode pengajaran cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung. 2. Perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. 3. Pengalaman belajar (learning experience) siswa yang monoton tidak sesuai dengan konsep pembelajaran aktif dalam setiap praktik pembelajaran siswanya, sehingga reformasi pendidikan yang mengarah pada perubahan 5 paradigma pembelajaran dari model pembelajaran pasif ke model pembelajaran aktif tidak terlihat nyata. C. Pembatasan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana terurai di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik dan meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor?”. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. 6 b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, melatih guru dalam memodifikasi sekaligus menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. b. Bagi siswa, memotivasi belajar pada pelajaran PKn. c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknik-teknik yang baik khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai kontribusi nyata bagi dunia pendidikan. BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (PCDL) Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (PCDL) adalah gabungan dari metode ceramah, demonstrasi dan latihan. Hal tersebut senada dengan yang dijelaskan oleh Raymon H. Simamora bahwa: “metode ceramah plus adalah metode pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya”.2 Berikut ini penulis akan menjelaskan tentang metode ceramah, demonstrasi dan latihan. Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. Contoh tiga macam metode ceramah plus adalah: Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT), Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT), metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), Metode ini adalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill).3 a. Metode Ceramah Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan 2 Raymond H. Simamora. Buku Ajar Pendidikan dan Keperawatan. (Jakarta: EGC, 2008). hlm.58 3 Zakiah Daradjat, et.al., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-3, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008). hlm.201-213 7 8 paham siswa. Metode ceramah boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode ini banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam proses pembelajaran.4 Zuhairini menjelaskan bahwa: “metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerapan atau penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelompok pendengar”.5 Masitoh juga mengemukakan bahwa: “metode ceramah meruapakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru”.6 Lebih lanjut, Hasibuan dan Moejiono menjelaskan bahwa: “metode ceramah adalah cara penyampaian bahan dengan komunikasi lisan”.7 Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur yang paling utama dalam metode ini adalah interaksi lisan dari seorang penyaji dalam hal ini adalah guru kepada peserta didik. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ceramah juga lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan pelajaran yang sifatnya informasi dan definisi. 1) Langkah-langkah Metode Ceramah Meskipun mudah untuk dilaksanakan, metode ceramah menuntut tenaga pendidik untuk peka terhadap respon peserta didik. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan menggunakan metode ceramah ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai berikut: a) Merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas. b) Mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa. 4 Djamarah. Ibid.. hlm.97 Muh. Ilyas Ismail. Ilmu Pengetahuan Dasar Ilmu Pendidikan Praktis. (Jakarta: Ganeca Exact, 2008). hlm.63 6 Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: EGC, 2009). hlm.117 7 Ade Khaerudin Taufik. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Luar Sekolah. (Bogor: FKIP-UIKA, 2009). hlm.3 5 9 c) Menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer). d) Menyampaikan bahan materi dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan tulis, dan memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi. e) Merencanakan evaluasi secara terprogram. Dengan langkah-langkah ini, pendidik dapat lebih mudah menggunakan metode ceramah dari saat pembelajaran dimulai sampai dengan tahap penutupan. Langkah-langkah tersebut pula mempermudah pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar. Peranan peserta didik dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh pendidik. Metode ceramah cocok digunakan untuk menjelaskan materi baru yang perlu dipahami dalam kelas yang besar dengan waktu yang terbatas, namun jika metode ini terlalu sering digunakan akan membuat siswa jenuh dan bosan. Oleh karena itu, metode pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahan. 2) Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah merupakan metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini sangat tepat digunakan ketika pendidik memberikan materi pada ruangan yang berkapasitas besar, namun metode ini pula mempunyai banyak kelebihan dan kelemahan. Berikut ini penulis paparkan kelebihan dan kelemahan metode ceramah, sebagaimana dijelaskan oleh Djamarah: 10 Beberapa kelebihan metode ceramah adalah: guru mudah menguasai kelas, guru mudah menerangkan bahan pelajaran, dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar, mudah dilaksanakan. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah: membosankan, menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), merugikan siswa yang gaya belajar secara visual, membuat siswa pasif, mengandung unsur paksaan.8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan mengandalkan kemampuan berkomunikasi lisan dan alat yang dibutuhkan adalah aksen suara. Selain itu, dapat pula ditambahkan dengan media lain seperti media audio dan lain sebagainya. Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode ini adalah ekonomis, mudah dilaksanakan, pendidik dapat menguasai kelas seutuhnya dan lain sebagainya. Sedangkan kelemahan metode ceramah adalah pendidik sukar untuk menafsirkan sejauh mana pengertian dan pemahaman peserta didik terhadap bahan yang telah diajarkan. Selain itu pula kegiatan peserta didik menjadi pasif, karena hampir 80 % suasana kelas menjadi milik pemberi materi. b. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi dapat dikatakan sebagai cara yang dilakukan oleh pendidik untuk memberikan gambaran sebuah kejadian dan untuk mempermudah siswa dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan prosedur. Metode ini diperagakan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses menggunakan sesuatu, proses mengerjakansesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui dan atau melihat kebenaran sesuatu. Djamarah menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan”. 9 8 9 Djamarah. Op.Cit.. hlm.97 Djamarah. Op.Cit.. hlm.90 11 Selanjutnya Laksmi Dewi juga menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu’. 10 Sementara itu Winata Putra juga berpendapat bahwa: “metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.11 Zakiyah Dardjat menjelaskan bahwa:” metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik”.12 Begitu pula Muhibbin menjelaskan bahwa: “metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.13 Sedangkan Ramayulis berkomentar bahwa: “metode demonstrasi merupakan suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan”.14 Beberapa pendapat yang telah dikemukan di atas memberikan pemikiran bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang oleh pendidik atau orang lain yang berkompeten pada bahan ajar yang harus didemonstrasikan disertai dengan penjelasan lisan. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini adalah metode yang dilakukan pertama kali oleh Purba pada zaman dahulu. Pada metode ini, yang dilakukan pendidik adalah memberikan gambaran kepada peserta didik tentang bagaimana suatu proses dapat terjadi. 10 Masitoh. Ibid. hlm.121 Udin, S. Winata Putra. Strategi Belajar. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004). hlm.424 12 Daradjat, et.al., Op. Cit. hlm.296 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002). hlm.208 14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2010). hlm.195 11 12 1) Langkah-langkah Metode Demonstrasi Untuk mencapai tujuan dengan baik dan maksimal dalam menggunakan metode demonstrasi, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang tertib guna mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a) b) c) d) Kegiatan persiapan, dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Kegiatan pelaksanaan, dengan mengatur tempat duduk, memberikan apesefsi, memotivasi siswa dan mengemukakan tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan inti, dengan memulai kegiatan demonstrasi sesuai materi yang diajarkan, menciptakan suasana yang kondusif, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis. Kegiatan akhir, dengan meminta siswa untuk merangkum semua materi yang telah didemonstrasikan, melakukan evaluasi. 15 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan dengan cara memaparkan suatu kejadian atau prosedur dengan sebuah praktek. 2) Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik keadaan sebenarnya maupun hanya tiruan. Seperti pada metode-metode sebelumnya, metode demonstrasi juga memiliki kelebihan dan kelemahan, sebagaimana pula Djamarah menjelaskan: “kelebihan dari metode ini adalah pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Sedangkan kekurangannya adalah menjadikan siswa takut jika guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani”. 16 Jadi alhasil kesimpulannya adalah metode demonstrasi menjadi tidak efektif bila benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa, 15 16 Masitoh. Op. Cit. hlm.163 Djamarah. Loc.Cit.. hlm.91 13 siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya. Agar metode demonstrasi dapat menjadi PAKEM, maka guru harus: (1) merumuskan keterampilan yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah demonstrasi dilakukan: (2) mencoba alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi, supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal; (3) memperkirakan jumlah siswa apakah memungkinkan diadakan metode demonstrasi; (4) menetapkan garis besar langkah yang akan dilaksanakan; (5) memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. c. Metode Latihan (Drill) Menurut Roestiyah, bahwa: “metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”.17 Menurut Sagala bahwa: “Metode latihan atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Metode latihan biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa”. 18 Pada umumnya metode latihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan peserta didik dari apa yang telah dipelajarinya dengan terus mengulang. Kata latihan berarti sesuatu itu selalu di ulang-ulang dan dengan pengulangan, peserta didik akan lebih mudah untuk mengingat pelajaran. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Raymond, bahwa: “metode latihan adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, mengajaknya langsung ke tempat laitihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, keguanaan dan manfaat sesuatu”. 19 Metode latihan berfungsi untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran. Dengan metode ini peserta didik dilatih berulang kali 17 Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2001). hlm.29 Sagala, S. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Surabaya: Alfabeta, 2003). hlm.30 19 Raymond. Op.Cit. hlm.60 18 14 tentang pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan. Metode latihan atau sering dikatakan metode training atau drill ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 1) Langkah-langkah Metode Latihan Bahwa latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa latihan dan praktik lebih ditekankan pada aspek keterampilan dan didasari oleh psikologi daya, yang mengatakan bahwa demikian kemahiran atau kecakapan tersebut perlu ditunjang oleh pengetahuan dan keterampilan. Penerapan metode latihan dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat dipengaruhi dan didasari oleh psikologi daya, yang mengatakan bahwa dalam diri setiap individu itu terdapat sejumlah daya atau potensi yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan latihan dan praktik untuk melatih daya-daya atau potensi-potensi agar dapat berkembang secara optimal. Metode latihan lebih ditekankan pada pengembangan kecakapan secara individual, terutama untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Namun demikian tidak berarti bahwa metode latihan ini tidak dapat dilakukan secara kelompok atau klasikal. Dalam pelaksanannya bisa saja dilakukan secara kelompok atau klasikal, namun yang menjadi sasarannya adalah pengembangan kemampuan individual. Metode latihan ini dapat dilakukan secara terbimbing dan bisa dilakukan secara bebas oleh peserta didik tanpa bimbingan dan pengawasan guru. Agar pembelajaran dengan menggunakan metode latihan dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut : a) b) c) d) Rumuskan tujuan yang matang dari setiap latihan yang diberikan dalam pembelajaran, dan pilihlah materi yang tepat untuk dilatihkan. Tetapkan apakah latihan yang diberikan untuk dikerjakan secara klasikal, kelompok, atau individual. Siapkanlah alat dan sumber belajar yang diperlukan oleh peserta didik dalam melaksanakan latihannya, apakah alat dan sumber tersebut sudah menunjang tercapainya tujuan. Upayakan agar semua peerta didik terlibat dalam setiap latihan yang diberikan. 15 e) f) 2) Berikanlah umpan balik dengan segera terhadap latihan-latihan yang diberikan. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap keefektifan metode latihan maupun terhadap hasil peserta didik. 20 Kelebihan dan Kelemahan Metode Latihan Dalam penerapan metode latihan ini memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: a) b) c) d) Metode latihan dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, tanggung jawab, dan disiplin peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini penting karena dalam kegiatan pembelajaran tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru. Dengan latihan diharapkan peserta didik bekerja secara mandiri, berdasarkan motivasi yang datang dari dalam dirinya, dan kreatifitas yang dimilikinya. Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri. Dalam hal ini ia belajar sendiri menggunakan suatu alat atau sumber belajar dalam menyelesaikan tugas latihannya. Meskipun mungkin ia minta bantuan orang lain dalam latihannya. Metode latihan dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk melatih kemampuan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Dengan demikian dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang inovatif dari peserta didik, karena mereka diberi kebebasan dalam menyelesaikannya, tidak membebek atau mengikuti cara-cara yang dilakukan guru. Sama halnya dengan metode penugasan, di samping metode latihan dapat dilakukan secara individual bisa juga dilakukan secara kelompok. Dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. Hal tersebut melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, bergotong royong, dan bekerja sama dengan orang lain. 21 Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode latihan ini adalah sebagai berikut: a) 20 21 Apabila latihan diberikan untuk dikerjakan di luar kelas, sulit untuk mengontrol apakah peserta didik bekerja secara mandiri atau malah menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. Di samping itu apabila latihan yang diberikan sama antar peserta didik, bekerja secara mandiri atau malah menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. Di samping itu apabila latihan yang diberikan sama antar peserta didik, di mana Djamarah. Loc.Cit.. hlm.95 Djamarah. Loc.Cit.. hlm.96 16 b) c) d) 2. peserta didik yang malas mengerjakan latihan menjiplak pekerjaan temannya yang sudah selesai mengerjakannya. Metode latihan dengan sendirinya menuntut tanggung jawab guru yang sangat besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap latihan-latihan yang dikerjakan oleh peserta didik. Hal ini seringkali menyita waktu, yang mengakibatkan guru kurang tepat dalam memberikan respons. Apabila hal tersebut terjadi maka metode latihan akan membosankan peserta didik. Seringkali terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode latihan, dari pembelajaran menjadi semacam hukuman, atau kebiasaan rutin yang diberikan oleh guru terhadap peserta didik. Apabila latihan tersebut terlalu banyak dan sulit untuk dikerjakan, maka akan menyita waktu peserta didik. Dengan demikian akan menimbulkan rasa malas bagi peserta didik untuk mengerjakan latihan yang dihadapinya, karena merasa waktunya terganggu oleh latihan, misalnya waktu bermain, waktu menonton tv, dan lain-lain. 22 Kompetensi Psikomotorik Siswa Istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.23 Kompetensi (competency) adalah kata baru dalam bahasa Indonesia yang artinya setara dengan kemampuan atau pangabisa dalam bahasa Sunda. Siswa yang telah memiliki kompetensi mengandung arti bahwa siswa telah memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain, ia telah bisa melakukan (psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skill). Inilah hakikat pembelajaran, yaitu membekali siswa untuk bisa hidup mandiri kelak setelah ia dewasa tanpa tergantung pada orang lain, karena ia telah memiliki komptensi, kecakapan hidup. Dengan demikian belajar tidak cukup hanya sampai mengetahui dan memahami. Kompetensi siswa yang harus dimilki selama proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreativitas, pemecahan masalah), 22 23 Djamarah. Loc.Cit.. hlm.96 Roestiyah. Op. Cit. hlm.15 17 kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi aktivitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku). Istilah psikologi kontemporer, kompetensi/kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan profesional (akademik, terutama kognitif) disebut dengan hard skill, yang berkontribusi terhadap sukses individu sebesar 40 % . Sedangkan kompetensi lainnya yang berkenaan dengan afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan kepribadian, sosialisasi, dan pengendalian diri disebut dengan soft skill, yang berkontribusi sukses individu sebesar 60%. Suatu informasi yang sangat penting dan sekaligus peringatan bagi kita semua Setiap makhluk hidup pasti memiliki kemampuan untuk bergerak. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari hewan dan tumbuhan pun memiliki kemampuan untuk bergerak. Manusia dapat berjalan, menulis dan berbicara, ini adalah bukti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk bergerak. Kemampuan bergerak tersebut dikatakan sebagai kemampuan psikomotorik. Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini. Menurut Mulki dan Gracinia: “kemampuan psikomotorik merupakan suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan mengendalikan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat dan otot”24. Selain itu, Chomsin, S. Widodo mengetakan bahwa: “psikomotorik yang berorientasi 24 pada keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan Yani Mulki dan Julisca Gracinia. Kemampuan Pisik, Seni dan Manajemen Diri. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007). hlm.2 18 memanfaatkan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi anggota tubuh”.25 Aspek psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik, sebagai hasilnya dilihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak. Sedangkan kawasan psikomotorik berarti kawasan yang berhubungan dengan seluk-beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Martinis Yamin mengungkapkan bahwa kawasan psikomotorik ini dibagi menjadi empat macam yaitu: 1) Gerakan seluruh tubuh (gross body movement). 2) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement). 3) Komunikasi non verbal (non verbal communication). 4) Kebolehan dalam berbicara (speach behavior).26 3. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensikompetensi sebagai berikut: 1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, 25 Chomsin, S. Widodo dan Jamsadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008). hlm.64 26 Martinis Yamin. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: Gunung Persada Press, 2010). hlm.45 19 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.27 Dalam memasuki era globalisasi yang mana bangsa Indonesia berada dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu atau mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah.28 Hal ini berhubungan dengan proses pembangunan karakter bangsa yang siap untuk menghadapi tantangan jaman, baik sekarang maupun masa yang akan datang. Proses pembangunan karakter bangsa (bational character building) yang sejak proklamasi RI telah mendapat prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi negara Republik Indonesia. Pada hakikatnya proses pembangunan karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses inilah, pembangunan karakter bangsa kembali dirasakn sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran dan paradigma baru. Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan sosial yang di bangun dari sejumlah komponen dasar didalam suatu sistem yang integral. Komponen-komponen dasar dalam sistem kehidupan bernegara terdiri dari sistem personal kelembagaan, normatif, kewilayaan dan sistem idiologis. Berdasarkan pendapat HAR Tilar: “masyarakat yang kita cita-citakan adalah masyarakat demokratis yang individunya bebas dari rasa takut, bebas untuk berkreasi dan terbuka. Masyarakat yang menghargai adanya perbedaan yang 27 http://wordpress.com.//media-pembelajaran-audio-visual.pdf //diakses tgl.28/02/2012 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Pendidikan Dasar. (Jakarta: Depdikbud, 1999). hlm.25 28 20 didasari oleh rasa kebersamaan, penghargaan pada sesama warga negara tanpa memandang perbedaan suku, agama dan budaya”.29 b. Pembelajaran PKn di SD/MI Dengan memahami akan luasnya materi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah, guru sebagai salah satu unsur pendidik diharapkan mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami tentang siswa belajar. Perolehan mendengarkan informasi baru dapat terjadi penjelasan guru mengenai dari materi kegiatan yang membaca, diajarkan atau mendengar/melihat audio visual dan lain–lain. Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting, baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Pentingnya proses belajar dapat dipahami dari traditional/local wisdom, filsafat, temuan penilitian dan teori tentang belajar. Traditional/local wisdom adalah ungkapan verbal dalam bentuk frasa, peribahasa, adagium, maksim, kata mutiara, petatah – petitih atau puisi yang mengandung makna eksplisit atau implisit tentang pentingnya belajar dalam kehidupan manusia. PKn merupakan materi yang fokus pada pembentukan diri yang beragam baik dari segi agama sosio-kultural,bahasa, usia dan suku bangsa, untuk menjadi warganegara yang cerdas, terampil dan berkarakter. Materi PKn bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik sebagai berikut: 1) Berfiqir secara kritis, rasional dan kreatif. 2) Berfartisifasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3) Berkembang secara demokratis dan fositif tingking dan membentuk berdasar karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bekerjasama dengan bangsa-bangsa lainya. 29 Nugroho Sarjan Agung. Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI SD. (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2008). hlm. 9-19 21 4) Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan teknologi informasi dan komunikasi30. B. Hasil Penelitian yang Relevan Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Diantaranya: Sukawati 5 Oktober 2010. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Menerapkan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan Pada Siswa SMK Negeri 3 Sukawati Kelas XII Tari 1. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Sukawati kelas XII Tari 1 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29). Simpulan dari penelitian ini adalah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi psikomotorik siswa di SMK Negeri 3 Sukawati Kelas XII Tari 1 serta metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah merupakan titik tolak dari sebuah penelitian yang kebenarannya diakui oleh peneliti itu sendiri dan merupakan jembatan untuk menyusun hipotesis sebagai argumentasi logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang disusun oleh peneliti berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berpikir pun tidak disusun berdasarkan pada common sense atau akal sehat si peneliti, namun berdasarkan pada hasil kajian yang handal.31 30 Ine Kusuma Aryani & Markum Susatim. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Berbasis Nilai (Jakarta: Depdiknas , 2003). hlm. 18. 31 Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011).hal.48 22 Secara sederhana peneliti merumuskan kerangka berpikir bahwa “Semakin baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin tinggi pula tinggi pula kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor” D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik. 32 Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika metode ceramah plus demonstrasi dan latihan diterapkan, maka akan semakin meningkat kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor”, atau “Semakin baik metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, maka semakin tinggi pula kompetensi psikomotorik siswa di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor 32 Ibid. h.48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di kelas VI (enam) yang beralamat di di Kp. Pamungguan RT.05 RW.05 Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng ini adalah : a. Peneliti mengajar kelas VI (enam), sehingga dalam kegiatan ini peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah lain. b. Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. c. Membangkitkan minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran PKn khususnya untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabuapeten Bogor. 2. Waktu Penelitian Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah dua bulan, yaitu antara bulan Maret-April, dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II (genap) Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan cara kerja yang berencana agar data yang dikumpulkan dapat mencapai maksud dan tujuan dari penelitian. Untuk itu peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu, karena metode merupakan cara kerja untuk mencapai tujuan yang akan memandu peneliti mengenai urutan-urutan sebagaimana penelitian ini dilakukan. Sesuai dengan hal tersebut Winarno Surakhmad mengemukakan sebagai berikut: “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk 23 24 mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran, ditinjau dari penyelidikan dalam arti luas, yang biasanya perlu diperjelas lebih ekspilit dalam setiap penyelidikan”.33 Sukmadinata, mengungkapkan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsiasumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis, dan idiologis, pertanyaan dan isuisu yang dihadapi. Pemilihan dan penentuan metode tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan masalah, kalau permasalahannya hanya difokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel atau aspek tersebut, maka metodenya adalah metode deskriptif atau servei. Jika terdapat dua variabel dan ingin mengetahui hubungan diantara variabel tersebut, maka metodenya adalah metode korelasional atau komparatif. Jelasnya, bahwa pemilihan metode sangat tergantung kepada tujuan dan rumusan masalah yang sudah difokuskan pada bagian sebelumnya. 34 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Sedangkan menurut Prof. Suhardjono mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.35 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah alat yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan dan mencapai suatu penelitian yang disusun secara teratur dan logis yang dituangkan dalam suatu rencana kegiatan penelitian. 33 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik. (Bandung: Tarsito,1985). h. 131 34 Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidayatullah.2010). Cet Ke-1.h.79 35 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: : PT Bumi Aksara.2006). hlm. 56 25 2. Rancangan Siklus Penelitian Untuk mempermudah dalam memahami rencana tindakan secara keseluruhan dan untuk memberikan panduan bagi penulis, maka penulis perlu menampilkan model penelitian tindakan yang akan dilaksanakan, diadaptasi dari model penelitian tindakan model John Elliot. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka /pertemuan). Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: 36 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot Perencanaan SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan 2 Pertemuan @70 Menit : Pertemuan I : Diskusi Pertemuan II Pelaksanaan 2 Pertemuan @70 Menit : Pertemuan I : Diskusi Pertemuan II Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan ? C. Subjek Penelitian Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti adalah guru mata pelajaran PKn, maka subjeknya adalah siswa yakni siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 20 siswa. 36 Ibid. hlm. 6 26 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Strategi pembelajaran yang dilakukan peneleti dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ini menuntut peneliti berperan sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Secara umum Peneliti hanya membantu untuk memperjelas tugas problema yang akan dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan serta membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan. E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Tiap siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Pada tiap siklus dilakukan beberapa tindakan, yang digambarkan sebagai berikut: 1. Pra Tindakan a. Peneliti melakukan observasi kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu, kegiatan pembelajaran di kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. b. Wawancara terhadap siswa dan guru kelas yang lain untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa secara umum, khususnya pada siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. 2. Tindakan Riil di Kelas a. Tahap Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Membuat rencana pembelajaran. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi 27 b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. c. Tahap Pengamatan (Observasi) Pada tahap ini dilakukan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi). d. Tahap Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Intervensi tindakan yang diharapkan dari data kuantitatif ditetapkan pada kriteria bahwa semakin baik strategi pembelajaran metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), menunjukkan adanya kriteria peningkatan kompetensi psikomotorik siswa dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke1 berarti terjadi peningkatan yang positif. G. Data dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang bersumber dari hasil belajar siswa siswa MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor tahun pelajaran 2012/2013 selama proses penelitian. Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari subyek penelitian atau dari siswa yang merupakan sumber data primer yaitu nilai ulangan harian siswa baik nilai ulangan harian sebelum tindakan kelas maupun setelah dilakukannya tindakan kelas oleh guru. Sumber data dapat dilihat pada tabel berikut: 28 Tabel 3.2 Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen Data Sumber Data Instrumen Kognitif Siswa Pretest dan Postest Aktivitas dan sikap siswa ketika proses pembelajaran Siswa Lembar observasi dan catatan lapangan Respon siswa terhadap proses pembelajaran Siswa Wawancara H. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang di selidiki pada perkembangan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas ataupun dari hasil mengerjakan ulangan/tugas yang telah diberikan oleh guru. 2. Interviu (interview/wawancara) Yaitu mengadakan wawancara kepada beberapa siswa. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang di namakan interview guide (pedoman wawancara). Dengan cara ini peneliti dapat mengetahui sejauhmana keantusiasan siswa dalam mengikuti materi pelajaran PKn dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 3. Tes Yaitu mengadakan tes kepada beberapa siswa. Dengan cara ini peneliti dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan siswa dalam mengikuti materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 29 I. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka menghimpun data untuk dijadikan suatu kesimpulan, maka teknik penelitian dilakukan dengan melalui catatan observasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus terakhir. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan keterampilan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan. J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 1. Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dilakukan terhadap soal tes kemampuan pemahaman siswa. Untuk menghitung validitas soal pilihan ganda menggunakan ANATES dan rumus. 3738 Xi Xt Pi rbis = St Keterangan: qi Xbis = koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor total Xi = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i Xt = rata-rata skor total semua responden Pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i 37 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: FITK UIN). h.109 30 2. Reliabilitas Koefisien reliabilitas dengan menggunakan ANATES adalah sebagai berikut:39 ∑piqi k rii = 1S2t k - 1 Keterangan: Xii = koefisien reliabilitas tes K = jumlah butir piqi = varians skor butir pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i S2t = varians skor total Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria Sangat reliabel >0,9 Reliabel 0,7 – 0,9 Cukup reliabel 0,4 – 0,6 Kurang reliabel 0,2 – 0,3 Tidak reliabel 3. Koefisien Reliabilitas <0,2 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES dan rumus: 20 Ibid. h. 113 31 B P = N Keterangan: P = indek kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesulitan soal adalah: Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran 0 – 0,25 4. Kriteria Sukar 0,26 – 0,75 Sedang 0,76 – 1 Mudah Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda di hitung dengan menggunakan ANATES dan rumus: BA D = BB - JA JB Keterangan: JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar 32 Penelitian ini dipergunakan untuk mencari suatu strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa secara efektif dan efisien, sehingga arah penelitian ini dapat mengaktifkan dan memberi pemahaman kepada siswa dalam penguasaan materi, dan untuk pengukuran masalah tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa tes tertulis dan tes praktek yang dilengkapi dengan kisi-kisi soal secara lengkap. Pada penelitian tindakan kelas ini teknik pemeriksaan keterpercayaan dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap siswa berkenaan dengan isi dan kisi-kisi soal dari tes tertulis yang digunakan sebagai alat pengumpul data, sehingga alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam penelitian ini keterpercayaannya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. K. Analisis Data dan Interpretasi Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data berasal dari lembar observasi, anatara lain yang diamati adalah: kerjasama dalam memperhatikan kelompok, pertanyaan memberikan teman, ide, memberikan mengajukan pertanyaan, tanggapan, kemampuan memahami materi, partisifasi dalam kelompok, kemampuan menengahi jika ada kelompok yang salah paham, kemampuan menjelaskan dan menyimpulkan materi yang dibahas. Data yang diperoleh dari pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan kelompok siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisa data kualitatif. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci dari 33 proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan data penunjang meliputi data dari hasil observasi dan catatan lapangan.22 1040 Langkah-langkah analisis data adalah mengkaji data yang terkumpul secara keseluruhan dari semua instrumen, mereduksi data, dan menyimpulkan serta memverifikasi kembali. Tindakan verifikasi mutlak diperlukan untuk melakukan pemeriksaan terakhir pada data yang telah ada melalui sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, misalnya buku penunjang, data siswa dan informasi dari teman sejawat yang berkolaborasi mendukung kegiatan ini. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: Keterangan : = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 85% atau nilai 75 P = 22 ∑ siswa yang tuntas belajar Ibid. h.72 ∑ siswa x 100% 34 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Pada pengembangan perencanaan tindakan, kegiatan penelitian akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan siklus sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa dan lembar observasi. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi. Secara garis besar tahapan strategi pembelajaran metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, sebagai berikut: a) Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang mengarah kedalam metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mempersiapkan instrument observasi disertai cara penskoran. b) Tahap Penyajian Materi Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran, mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran, melakukan tes penjajakan (pre-tes) dan mengidentifikasi keadaan siswa, mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru. 35 c) Tahap Kegiatan Kelompok Selanjutnya siswa diminta mencari teman sejumlah 3 (satu kelompok menjadi 4 anggota), diutamakan mencari teman yang belum mendapat lembar kopian. Kelompok diminta untuk mempelajari pointers materi yang diterima. Siswa mencatat apa yang tidak diketahui dan membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang pointers materi yang dipelajari. Siswa berkumpul lagi di kelas, guru menyuruh siswa menanyakan sesuai yang dipersiapkan dalam kelompok (pertanyaan sebaiknya satu per satu dari masing-masing kelompok). Selanjutnya Guru menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa, sebaiknya menjawab pertanyaan yang belum terjawab dan harus tuntas menjawab isi pertanyaan yang dimaksud). Jawaban atas pertanyaan pendalaman, guru dapat menjelaskan secara jelas, sedang bagaimana penerapan ataupun perbedaan pemahaman tentang isi materi dapat didiskusikan kepada siswa. Guru memberi penekanan pada inti materi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan, kemudian memberikan justifikasi materi (kesimpulan) pada akhir proses pembelajaran. d) Tahap Tes Hasi Belajar Tahap ini dilakukan 1x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara individu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 35 menit. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). c. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. 36 d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kompetensi psikomotroik siswa dalam pokok bahasan belajar pada mata pelajaran PKn. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Data dan cara pengambilannya, adalah sebagai berikut: a. Sumber data: sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan peneliti. b. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: a) Rencana Pembelajaran b) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil belajar. c. Cara pengambilan data: a) Data hasil belajar, diperoleh melalui prites dan postes. b) Data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembar observasi. c) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi. Indikator untuk melanjutkan ke siklus berikutnya adalah peningkatan pemahaman yang dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-kurangnya 65% siswa telah mencapai nilai tuntas (di atas minimal). Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas, maka peneliti dibekali dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Selanjutnya peneliti memberikan arahan tentang cara pengisian lembar observasi kepada rekan guru yang membantu dalam penelitian tersebut. 37 Dari hasil pemantauan secara kolaboratif didiskusikan. Pembahasan tersebut dititikberatkan pada kekurangan dan kelemahan yang dicapai dalam pelaksanaan tindakan. Kemudian dari hasil diskusi dijadikan bahan untuk membuat planning atau rencana berikutnya dengan harapan agar pelaksanaan pada siklus berikutnya menjadi lebih baik. 2. Perencanaan Tindakan Siklus 2 a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah pada siklus pertama dan menyusun alternatif pemecahannya. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa dan lembar observasi. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi. Secara garis besar tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, sebagai berikut: a) Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya mempersiapkan materi dan merancang pembelajaran yang mengarah kedalam metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dan mempersiapkan instrument observasi disertai cara penskoran. b) Tahap Penyajian Materi Dalam tahap ini pengajar menyebutkan tujuan pembelajaran, mengarahkan sikap siswa agar siap memulai pelajaran, melakukan tes penjajakan (pre-tes) dan mengidentifikasi keadaan siswa, mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru. 38 c) Tahap Kegiatan Kelompok Selanjutnya siswa diminta mencari teman sejumlah 3 (satu kelompok menjadi 4 anggota), diutamakan mencari teman yang belum mendapat lembar kopian. Kelompok diminta untuk mempelajari pointers materi yang diterima. Siswa mencatat apa yang tidak diketahui dan membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang pointers materi yang dipelajari. Siswa berkumpul lagi di kelas, guru menyuruh siswa menanyakan sesuai yang dipersiapkan dalam kelompok (pertanyaan sebaiknya satu per satu dari masing-masing kelompok). Selanjutnya Guru menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa, sebaiknya menjawab pertanyaan yang belum terjawab dan harus tuntas menjawab isi pertanyaan yang dimaksud). Jawaban atas pertanyaan pendalaman, guru dapat menjelaskan secara jelas, sedang bagaimana penerapan ataupun perbedaan pemahaman tentang isi materi dapat didiskusikan kepada siswa. Guru memberi penekanan pada inti materi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan, kemudian memberikan justifikasi materi (kesimpulan) pada akhir proses pembelajaran. d) Tahap Tes Hasi Belajar Tahap ini dilakukan 1x tes setelah pertemuan, tes dikerjakan secara individu mandiri. Tes uraian dikerjakan selama 35 menit. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama seperti pada siklus 1 yaitu melaksanakan skenario metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang telah direncanakan. 39 c. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan pada mata pelajaran PKn. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk membuat laporan. Indikator berakhirnya siklus adalah peningkatan pemahaman yang dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-kurangnya 90% siswa telah mencapai nilai tuntas (di atas minimal). BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sekolah 1. Sejarah dan Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang didirikan atas prakarsa seorang tokoh ulama besar dalam hal ini adalah bapak M. Idris. Beliau mendirikan madrasah tersebut dengan tujuan untuk menegakkan syi’ar Islam dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam penguasaan ilmu pengetahuan agama dan teknologi yang didasari atas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor, pertama kalinya dikepalai oleh bapak Muhammad Husen dan dalam perjalanannya, madrasah ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepala madrasah. Berikut ini nama-nama kepala madrasah yang pernah memimpin dan mengepalai Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor: a. Muhamma Husen = Tahun 1968 – 1975 b. Abdul Hamid = Tahun 1976 – 1980 c. M. Baesuni = Tahun 1981 – 1990 d. Muhammad = Tahun 1991 – 1995 e. Ikhwanuddin = Tahun 1996 – Sekarang 2. Visi Membentuk Manusia Muslim Yang Beriman, Berakhlak Mulia, Cakap, Disiplin, dan Tanggung Jawab. 40 41 3. Misi Misi madrasah ibtidaiyah Mathla’ul Anwar yaitu: ”menciptakan sumber daya manusia yang taqwa, berakhlak mulia dan berwawasan”, dengan indikator dari visi tersebut adalah : a) cakap dan tertib dalam ibadah b) cakap/mampu menulis dan membaca al-qur’an c) cakap dalam disiplin d) memiliki kemampuan akademis yang memadai e) memiliki wawasan kebangsaan 4. Tujuan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor adalah: a) Mencerdaskan masyarakat pedesaan yang bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT, bagi terlaksananya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang bersatu, adil dan makmur. b) Memajukan masyarakat pedesaan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan. 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan yang ada pada sebuah lembaga, tersusun secara sistematis dan hirarkis berdasarkan urutan kepengurusan dari yang tertinggi sampai yang terbawah, dari ketua sampai anggota. Hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan sebuah lembaga supaya mampu menjalankan program sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Berikut struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor Masa Bakti 2012-2016: 42 Bagan 4.1 Struktur Organigram Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kabupaten Bogor Periode 2011-2016 Komite Madrasah Kepala Madrasah Ikhwanuddin, A.Ma. Bidang Kurikulum Bidang Kesiswaan Ma’mur Meriyani Guru Kelas 1 Guru Kelas 2 Meriyani Meriyani Guru Kelas 3 Guru Kelas 4 Lia Yuliasari Lia Yuliasari Guru Kelas 5 Guru Kelas 6 Ningrum, A.Ma Ningrum, A.Ma GMP Ikhwanuddin, A.Ma Siswa-Siswi 43 6. Keadaan Personalia Gender No Nama L Pend. P 1 Ikhwanuddin, A.Ma. 1 Kamad D.2 2 Ma’mur 1 Wa.Kamad SLTA 3 Meriyani 1 Guru Kelas SLTA 4 Lia Yuliasari 1 Guru Kelas SLTA 5 Ningrum, A.Ma. 1 Guru Kelas D.2 Jumlah 7. Jabatan 2 3 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran: 2012/2013 Jumlah Murid Awal Bulan Murid Yang Keluar Bulan Ini Murid Yang Masuk Bulan Ini Jumlah Murid Akhir Bulan L P J L P J L P J L P J 1 13 14 27 - - - - - - 13 14 27 2 12 18 30 - - - - - - 12 18 30 3 11 17 28 - - - - - - 11 17 28 4 16 24 40 - - - - - - 16 24 40 5 16 16 32 - - - - - - 16 16 32 6 14 12 26 - - - - - - 14 12 26 Jumlah 82 101 183 - - - - - - 82 101 183 Kelas 44 8. Sarana Prasarana Adapun sarana prasarana yang dimiliki madrasah ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, sebagai berikut: No Jenis Prasarana Jumlah Kondisi 1 Ruang Kepala Sekolah/Madrasah 1 Baik 2 Ruang Guru 1 Baik 3 Ruang Administrasi 1 Baik 4 Ruang Kelas 6 Baik 5 Ruang Komputer 1 Baik 6 Ruang Perpustakaan 1 Baik 7 Masjid 1 Baik 8 Lapangan Olahraga 1 Baik 9 Perlengkapan Olahraga 1 Baik 10 Lapangan Upacara 1 Baik 11 Kebun Sekolah 1 Baik 12 WC Guru 1 Baik 13 WC Siswa 1 Baik B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan 1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan pada rendahnya hasil belajar PKn dan kurangnya keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang desain pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan, kreatifitas, kemandirian, dan berpikir kritis, serta pembelajaran yang mementingkan proses agar terbentuk suatu konsep. Desain pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pembelajaran yang menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan 45 menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan, wawancara, instrument tes soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest serta membentuk kelompok belajar siswa. Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan didalam kelas. Indikator pembelajaran pada siklus ini diantaranya: 1) Menggambar para tokoh pendiri ASEAN 2) Membuat peta negara-negara anggota ASEAN 3) Menggambar logo lambang ASEAN b. Tindakan (Action) Pada tahap ini guru berupaya menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang telah disusun dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Langkah-langkah tindakan pada siklus I dapat disajikan pada lampiran. c. Pengamatan (Observing) 1) Lembar Observasi Siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran PKn dengan menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), diperoleh persentase jumlah siswa yang memunculkan indikator selama proses pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 Langkah-Langkah Metode CPDL Menyadari Masalah Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Rata-rata Keseluruhan Rata-rata Tiap Langkah 25% 30% 62,5% 45% 40% 45% 41,25% Kategori Buruk Buruk Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang 46 Tabel di atas menunjukkan persentase tiap langkah-langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Pencapaian langkah yang berkategorikan buruk yaitu pada langkah menyadari masalah dan merumuskan masalah, dengan persentasenya yaitu 25% dan 30%. Sedangkan pencapaian persentase pada langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang berkategorikan cukup yaitu merumuskan hipotesis dengan persentase 62,5%. Untuk pencapaian persentase pada langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang berkategorikan kurang yaitu mengumpulkan data, menguji hipotesis, menentukan pilihan penyelesaian dengan persentasenya yaitu 45%, 40%, 40%. Jadi, beberapa siswa belum memunculkan langkah-langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang menghasilkan kategori baik, hanya sampai pada kategori kurang dengan rata-rata persentasenya adalah 41,25%. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor belum mengalami peningkatan dari sebelum tindakan. 2) Lembar Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran di amati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I di muat pada lampiran. Pada lampiran tersebut, menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkategori cukup. Pada tahap pendahuluan guru mengajak semua siswa berdo’a, apersepsi untuk memulai pelajaran, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada tahap kegiatan inti guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok diskusi, kemudian bertanya jawab tentang materi yang diajarkan. Peran guru pada saat pembelajaran tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran. Dalam hal ini guru sudah menerapkan tahapan-tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan baik. 47 Pada bagian penutup, guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan ini, guru meluruskan kesalahfahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan, dan memberikan tes. 3) Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus I Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Indikator Uraian Kegiatan Siswa Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan materi melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Kegiatan Guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi kelompok dengan cara berkeliling kelas dan memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menyajikan hasil karyanya. Interaksi antar Siswa Pada saat memecahkan masalah secara berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban dari kelompok lain masih sangat sedikit Interaksi Siswa dengan Guru Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pemerintahan di Indonesia pada pembelajaran PKn masih banyak siswa yang bertanya kepada guru Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa adalah mencari tahu tentang materi pemerintahan di Indonesia pada pembelajaran PKn Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran masih kurang 48 Berdasarkan hasil catatan lapangan, pada indikator kegiatan siswa, interaksi antar siswa dan waktu pembelajaran didapatkan hasil yang masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena siswa merasa kaget dengan penerapan model pembelajaran yang baru mereka kenal. Sedangkan pada indikator kegiatan guru, interaksi siswa dengan guru dan jenis penugasan didapatkan hasil yang cukup meskipun belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Uraian lengkap hasil catatan lapangan pada lembar catatan lapangan siklus I dapat dilihat pada lampiran. 4) Wawancara Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dari perwakilan kelompok yang berbeda pada siklus I, didapatkan hasil wawancara yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pada Siklus I No Indikator 1 Kesenangan Siswa 2 Motivasi Siswa 3 Interaksi antar Siswa 4 Kekurangan Dan Kelebihan Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Uraian Hasil Wawancara (Interview) Siswa mulai merasa senang dengan pembelajaran melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) karena metode ini tidak satu arah melainkan dua arah antar siswa dengan guru, antar siswa dengan siswa Awal melaksanakan kegiatan ini siswa agak sedikit kesulitan dan membingungkan, karena mereka belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode seperti ini sehingga motivasi mereka masih berkurang Siswa masih merasa kesulitan dengan menggunakan teknik ini. Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses pembelajaran Kekurangan: makin banyak masalah, guru kurang banyak menjelaskan materi, memerlukan waktu yang agak lama. Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat melatih kita untuk belajar berpikir logis dan 49 No 5 Indikator Keaktivan Siswa Uraian Hasil Wawancara (Interview) kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam Siswa mulai aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) meskipun ada beberapa siswa yang masih pasif Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa indikator sudah menunjukkan peningkatan siswa dari sebelum dilakukannya tindakan sampai sesudah dilakukannya tindakan. Pada intinya siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor telah merasa senang dengan adanya penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), meskipun terkadang mereka kesulitan untuk menyesuaikannya. Uraian lengkap wawancara dari hal yang ditanyakan sampai hasil wawancara siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. d. Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif siswa pada siklus I dilakukan dengan cara mengadakan pretest dan posttest. Adapaun hasil tes dari tes tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus I Uraian Rata-Rata Pretest Posttest N-gain 33,00 66,00 0,33 Pada siklus pertama, sebelum dilakukannya tindakan mendapatkan rata-rata skor pretest 33,00. Tetapi setelah mengalami tindakan rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 66,00 Untuk mengetahui tingkat efektifitas dilakukannya tindakan pada penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka data skor siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan posttest hasil belajar 50 siswa. Dari selisih skor pretest dan posttest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,33 yang berkategorikan sedang (nilai 0,7>g>0,3). Namun hasil tes akhir (posttest) siklus I hanya mencapai keberhasilan sebanyak 15 siswa yang mencapai nilai KKM (60) dan belum memenuhi indikator keberhasilannya yaitu 85% siswa yang harus memenuhi nilai KKM (lampiran). e. Refleksi (Reflecting) Pada siklus I, terdiri dari satu kali pertemuan yang dilakukan secara keseluruhan, sebagian siswa ada yang berperan aktif dan sebagian lainnya masih ada siswa yang kelihatan pasif khususnya dalam proses penyelesaian masalah dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada kompetensi psikomotorik siswa masih terdapat kekurangannya.sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I ini dapat diuraikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus I No Tindakan 1 Orientasi siswa pada masalah Kekurangan Terkadang terlihat ada beberapa anak yang tidak serius dalam pembelajaran (bercanda, dsb) ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak fokus dalam menentukan atau menangkap. masalah yang ada Perbaikan Guru harus lebih aktif memantau siswa agar tidak ada kesempatan siswa untuk beraktivitas lain selain belajar Siswa belum terbiasa Mengarahkan dan belajar dengan metode ceramah plus demonstrasi dan membimbing siswa untuk bisa belajar dengan metode 51 No Tindakan Kekurangan latihan (CPDL). Siswa kurang menangkap adanya suatu masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Siswa kurang memahami dalam menjelaskan materi tentang masalah yang berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan Masih sangat sedikit Membimbing pemahaman konsep individual maupun kelompok ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Guru harus lebih kreatif dan secara perlahan mengajak siswa untuk belajar memahami masalah/materi Guru harus lebih membimbing siswa pada kesadaran adanya masalah yang dirasakan oleh siswa yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya Memotivasi siswa siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya untuk menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah agar terbentuk rasa percaya diri dalam mengungkapkan pendapat Rendahnya tingkat Selalu memotivasi berpikir kritis siswa 3 Perbaikan Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi Siswa merasa kesulitan dengan proses pemecahan masalah secara siswa untuk berpikir dengan berbagai pertanyaan Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Diadakannya proses pemecahan masalah secara individu agar siswa 52 No Tindakan Kekurangan kelompok Siswa merasa tertekan dengan belajar dengan menerapkan metode CPDL 4 5 Mengembang kan dan menyajikan hasil karya Kurangnya tingkat Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru kurang kreativitas siswa dalam menemukan ide atau kemampuan merancang sesuatu yang baru dan unik menjelaskan tentang materi pelajaran Kurangnya waktu yang tersedia dalam menerapkan metode CPDL Perbaikan tidak merasa kesulitan Dalam langkahlangkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ditambahkannya variasi belajar dengan cara Peserta didik diberikan sebuah kartu indeks, kemudian peserta didik diminta untuk menulis sebuah informasi yang mereka yakini akurat mengenai materi pembelajaran Guru harus lebih menggali lagi pengetahuan siswa dengan berbagai sumber informasi agar siswa lebih kreatif dan inovatif Guru harus lebih berinteraksi lagi dengan siswa dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa Guru harus berupaya mampu untuk mengatur waktu seoptimal mungkin sehingga proses pembelajaran 53 No Tindakan Kekurangan Perbaikan efektif dan efisien Siswa kurang teliti dalam memperhitung kan akibat yang terjadi pada setiap pilihan penyelesaian masalah yang dipilihnya Guru harus lebih melatih siswa untuk teliti dalam menyelesaikan masalah Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam tiap tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menunjukkan kegiatan siswa pada siklus I kurang optimal dalam melaksanakan tahapan-tahapan tersebut. Mulai dari tahapan orientasi siswa pada masalah sampai pada tahapan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Proses perbaikan akan dilaksanakan pada siklus II guna mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). f. Keputusan Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran, bahwa hasil belajar siswa pada kompetensi psikomotorik siswa belum memenuhi indikator yang diharapkan. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 85% siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah, tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 75%. Dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan tindakan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II. Berikut grafik yang menunjukkan tes hasil belajar siswa siklus I: 54 Grafik 4.1 Tes Hasil Belajar Siklus I 80 70 60 50 40 Tuntas 30 Tidak Tuntas 20 10 0 SIKLUS I Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar baru mencapai 75% dan yang belum tuntas belajar 25%. Hal ini belum memenuhi indikator yang diharapkan. Sedangkan indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 85% dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah. 2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan (Planning) Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I, akan merubah desain pembelajaran untuk lebih baik lagi. Perencanaan pada siklus II ini diawali dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam satu kali pertemuan yang berlangsung selama 2 x 35 menit. Indikator-indikator pembelajaran dari materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara yang ditetapkan pada siklus II masih seperti indikator pembelajaran yang ditetapkan pada siklus I, diantaranya: 1) Menggambar para tokoh pendiri ASEAN 2) Membuat peta negara-negara anggota ASEAN 3) Menggambar logo lambang ASEAN 55 Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Jika pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 85%, maka penelitian ini akan dihentikan. b. Tindakan (Action) Pada tahap ini guru masih berupaya menerapkan kegiatan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Penyusunan tindakan kegiatan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran. c. Pengamatan (Observing) 1) Lembar Observasi Siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan siswa diuraikan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II No Langkah-Langkah Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Rata-rata Tiap Langkah Kategori 90% Amat Baik 1 Menyadari Masalah Merumuskan Masalah 76,6% Lebih dari Cukup 2 Merumuskan Hipotesis 90% Amat Baik 3 Mengumpulkan Data 85% Baik 4 Menguji Hipotesis 85% Lebih dari Cukup 5 Menentukan Pilihan Penyelesaian 80% Baik 6 Rata-rata Keseluruhan 82,76% Amat Baik 56 Tabel 4.6 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Persentase tiap langkah menghasilkan rata-rata 82,76% dengan kategori amat baik. Langkah pertama yaitu menyadari masalah dan merumuskan hipotesis didapatkan rata-rata persentasenya sama-sama 90% yang berkategorikan sangat baik. Sedangkan langkah-langkah lainnya seperti merumuskan masalah 76,6%, mengumpulkan data 85%, menguji hipotesis 85%, dan menentukan pilihan penyelesaian sebesar 80%. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran. 2) Lembar Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru terurai pada lampiran. Pada lampiran tersebut menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkategori sangat baik. Terjadi peningkatan persentase dari pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. Peningkatan ini terlihat pada menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap orientasi masalah yaitu dalam memotivasi siswa dan mendefinisikan masalah. Pada tahap proses yaitu dalam membimbing pnyelidikan individual maupun kelompok terlihat baik. Peran guru pada saat pembelajaran tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran. Sehingga siswa bisa aktif, kreatif dan dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam pembelajaran. 3) Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat diuraikan dalam catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Catatan Lapangan Pada Siklus II Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode CPDL Indikator Uraian Kegiatan Siswa Peningkatan pemahaman siswa pada setiap individu atau kelompok dalam mengikuti proses pembelajaran semakin baik, sebagian siswa sudah 57 Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Metode CPDL Indikator Uraian mulai sering bertanya jika mengalami kesulitan dan tidak ragu lagi untuk mengemukakan hasil pemecahan masalahnya Kegiatan Guru Guru telah berusaha membimbing, mengarahkan, memberi motivasi dan melatih siswa untuk selalu belajar memahami materi pelajaran Interaksi antar Siswa Pada saat memecahkan masalah secara berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban dari kelompok lain sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan Interaksi Siswa dengan Guru Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pemerintahan di Indonesia pada pembelajaran PKn sudah tidak ada lagi siswa yang bertanya kepada guru Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswa adalah mencari tahu tentang materi pemerintahan di Indonesia pada pembelajaran PKn Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran sudah mulai efektif dan efesien / tepat sasaran Berdasarkan tabel hasil catatan lapangan, ada peningkatan tindakan siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor dalam menerima dan melaksanakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Uraian lengkap hasil catatan lapangan siklus II dapat dilihat pada lampiran. 4) Wawancara Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini diantaranya sebagai berikut: 58 Tabel 4.8 Hasil Wawancara Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 Indikator Uraian Hasil Wawancara (Interview) Kesenangan Siswa Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih untuk belajar dengan pembelajaran melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ternyata terasa sangat menyenangkan, karena metode ini menuntut kita untuk dapat memahami suatu konsep pembelajaran yang lebih mendalam, meskipun pertama kalinya mengalami kesulitan Motivasi Siswa Dengan diterapkannya model pembelajaran melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), maka belajar kita lebih bersemangat dan lebih aktif sehingga peningkatan hasil belajarnya sangat signifikan Interaksi antar Siswa Siswa sudah tidak lagi merasa kesulitan dengan menggunakan teknik ini. Dan pada saat diskusi pun sebagian sebagian besar siswa sudah mulai aktif Kekurangan Dan Kekurangan: makin banyak masalah, guru Kelebihan Metode kurang banyak menjelaskan materi, memerlukan ceramah plus waktu yang agak lama. demonstrasi dan Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat latihan (CPDL) melatih kita untuk belajar berpikir logis dan kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam Keaktifan Siswa Keaktifan siswa makin meningkat, pada siklus II siswa benar-benar melakukan pembelajaran secara langsung Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II, ada peningkatan tindakan siswa kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor dari setiap indikator wawancara pada siklus I ke siklus II, hal ini terlihat pada uraian hasil wawancara yang telah dikemukakan pada tabel 4. Uraian lengkap wawancara dari hal yang ditanyakan sampai hasil wawancara siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran. 59 d. Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa. Adapun hasil tes belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II Uraian Pretest Posttest N-gain Rata-Rata 33,00 70,00 0,37 Pada siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan rata-rata skor pretest 33,00. Akan tetapi setelah dilakukannya pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 70,00. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dilakukannya tindakan pada penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka data skor siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor rata-rata pretest dan posttest kemampuan siswa. Dari selisih skor pretest dan posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,37. Berdasarkan kategorisasi perolehan skor N-Gain, skor N-Gain 0,37 berkategori sedang (nilai 0,7>g>0,3). Tes hasil akhir (posttest) pada siklus II telah mencapai keberhasilan sebesar 17 Siswa yang mencapai nilai KKM 60 dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85% (terlampir). e. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II ini, tampak siswa mampu belajar mandiri, lebih kondisf dan turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang sulit mengembangkan kemampuan pemahamannya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada siklus II yang terdiri dari satu kali pertemuan sudah bisa dinyatakan efektif, hal ini dapat terlihat dari siswa yang sudah mulai terbiasa belajar secara berkelompok maupun individu dengan menerapkan Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Meski banyak sekali peningkatan dalam proses metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dari siklus I ke siklus II, akan tetapi masih ada sedikit kekurangan yang ada pada tahapan-tahapan Metode 60 ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Uraian kekurangan dan perbaikan dari tahapan-tahapan Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada siklus II ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Pada Siklus II No 1 2 3 Tindakan Orientasi siswa pada masalah Mengorganisasi siswa untuk belajar Membimbing pemahaman konsep individual maupun kelompok Kekurangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Siswa masih kurang Guru harus lebih mampu dalam mengungkapkan pertukaran ide atau gagasan secara bebas Siswa masih merasa kerepotan dalam menjalani langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan metode CPDL 4 5 Perbaikan Mengembang kan dan menyajikan hasil karya Masi kurangnya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Tidak ada tingkat kreatifitas siswa dalam menemukan ide atau kemampuan merancang sesuatu yang baru dan unik keras lagi untuk mendorong dan melatih siswa dalam mengungkapkan pertukaran ide atau gagasan secara bebas tanpa menggangu aktivitas siswa Guru harus lebih sabar dan secara pelan-pelan menanamkan kreatifitas siswa agar tidak lagi merasa kerepotan Guru harus lebih menggali lagi pengetahuan siswa dengan berbagai sumber informasi agar siswa lebih kreatif dan inovatif Tidak ada 61 Dari tabel di atas, terlihat bahwa peran guru terhadap pembelajaran siklus II benar-benar tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran, sehingga siswa bisa aktif, kreatif, berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah dan pembentukan konsep yang baik pada penyelesaian masalahnya. Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan pembelajaran, karena termotivasi dengan masalah kehidupan sehari-hari pada materi isi naskah drama. Siswa juga sudah mulai serius dan focus dalam menganalisis masalah, kemungkinan hal ini terjadi karena guru sudah lebih tegas dalam membimbing proses penyelesaian masalah siswa. Pada saat proses pemecahan masalah secara individu, banyak siswa yang mulai berani menanyakan masalah yang belum jelas baginya kepada guru. Ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung terlihat sudah banyak siswa aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa sangat aktif mencari informasi dari beberapa sumber buku PKn yang ada di sekolah. f. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siswa adalah 70, nilai tersebut lebih baik dari siklus I. hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM (60) sebanyak 17 siswa dengan persentase sebesar 85% Dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, serta tanggapan siswa yang positif tentang metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) sudah mulai meningkat. Hal ini terlihat pada hasil belajar kompetensi psikomotorik siswa sudah mencapai indikator keberhasilan (85%) yaitu sebanyak 17 siswa. Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa siklus dapat diberhentikan (tidak lanjut ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : 62 Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas Tidak Tuntas SIKLUS I SIKLUS II Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25% atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17 orang dan yang belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu dapat diambil keputusan pula bahwa siklus dapat diberhentikan (tidak lanjut ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa. C. Pembahasan Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam), hasil belajar siswa mengalami peningkatan khususnya pada isi naskah drama. Pada siklus I, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pretest yaitu sebesar 33 menjadi 66 nilai rata-rata dari posttest. Hal ini mungkin disebabkan siswa masih belum mengerti bagaimana langkahlangkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang baru mereka dapatkan, selama proses pembelajaran guru bidang studinya belum pernah menerapkan model pembelajaran seperti ini. Sehingga siswa merasa kebingungan dan sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran baru. 63 Pada hasil belajar berupa kognitif (pemahaman) pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM 60 yaitu 15 siswa, sedangkan jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 60 yaitu 5 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum mencapai nilai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan baik model atau metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor N-Gain yang didapatkan pada siklus I sebesar.0,33 dengan kategori sedang. Pada siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM 60 ada 17 siswa, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM 60 ada 3 siswa. skor N-Gain dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor NGain pada siklus I sebesar 0,33 menjadi 0,37 pada siklus II. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) baik secara individu maupun kelompok. Proses pembelajaran ini dapat berinteraksi dengan siswa lainnya, guru dan sumber belajar. Sumber belajara yang digunakan adalah buku paket mata pelajaran PKn dan buku-buku yang lain berkaitan dengan mata pelajaran PKn. Kegiatan siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaannya langkag-langkah metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dengan kategori sedang sebesar 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung selama proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang memunculkan langkah-langkah merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. Pengungkapan pertanyaan siswa pada suatu masalah masih bersifat konsep dasar dan bukan merupakan pengembangan konsep. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu konsep dari suatu permasalahan. Kegiatan guru telah konsisten dalam menerapkan RPP selama pembelajaran. Dari data pengamatan, sebagian besar siswa telah berperan aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil dari sikulus I menujukkan jumlah siswa yang 64 mencapai nilai KKM 60 belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 85% dan hanya mencapai 75%, sehingga penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II. Setelah dilanjutkan ke siklus II yaitu dengan berbagai tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II ternyata hasil belajarnya mengalami peningkatan. Nilai pretest 33,00 dan postest 70,00. Siswa yang mencapai nilai KKM 60 pada siklus II ada 17 siswa, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM 60 ada 3 siswa. skor N-Gain dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor N-Gain pada siklus I sebesar 0,33 menjadi 0,37 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa siswa mampu mengembangkan proses berpikir kritis mereka sehingga mereka bisa berkreasi dan dapat memecahkan masalah secara sistematis dan logis. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan pula dengan data observasi siswa yang menunjukkan telah terlaksananya langkah-langkah dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) diantaranya yaitu menyadari masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menentukan pilihan penyelesaian. Sehingga dihasilkan rata-rata siswa yang memunculkan semua langkah-langkah dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dari siklus I dan siklus II yaitu dari kategori buruk (41,25%) menjadi sangat baik (82,76%). Pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki nilai di atas nilai KKM 65 adalah 85%. persentase tersebut telah memadai nilai indikator keberhasilan yaitu 85%, sehingga pemberian tindakan pada proses pembelajaran siklus II bisa dihentikan. Penerapan pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang berkelanjutan dalam dua siklus telah menujukkan peningkatan pada setiap aspek langkah-langkah pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Jika dianalisis setiap aspeknya, maka tiap-tiap aspek telah menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, dan pada siklus II semua aspek telah menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti siswa telah mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu konsep dengan baik pula. 65 Selain itu, berdasarkan hasil wawancara siswa telah memberikan tanggapantanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang diterapkan karena siswa diberikan pembelajaran secara langsung dan aktif serta diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam menyajikan hasil karya penyelesaian masalah selama proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Siswa juga tidak merasa penasaran dengan apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka pelajari tentang kompetensi psikomotorik siswa. Siswa merasa lebih menyukai model pembelajaran ini dan lebih mudah memahami materi pelajaran. Dari penjelasan-penjelasan di atas, menunjukkan bahwa metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif dan berpikir kritis selama pembelajaran serta pembentukan suatu konsep yang nyata dan sistematis. Sehingga pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor. D. Keterbatasan Dalam Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengalami keterbatasan seperti: 1. Keterbatasan peneliti pada mitra penelitian dalam melakukan observasi pembelajaran secara lebih terperinci; 2. Pengelolaan waktu, karena kegiatan diskusi kelompok biasanya menghabiskan waktu yang relatif lama. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan penelitian ini yang menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL); 4. Keterbatasan peneliti dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang tidak melaporkan semua hasil penelitian secara detail. BAB V PENUTUP A. Simpulan Peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi psikomotorik dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam) pada siklus II meningkat cukup signifikan dibandingkan pada siklus I, dimana bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I mencapai 75% atau sekitar 15 orang dan yang belum tuntas belajar 25% atau sekitar 5 orang. Sedangkan pada siklus II mencapai 85% atau sekitar 17 orang dan yang belum tuntas belajar 15% atau sekitar 3 orang. Ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara di kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, yakni meningkat sampai 10%. Peningkatan kompetensi psikomotorik siswa melalui metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada mata pelajaran PKn Kelas VI (enam) MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor, dilaksanakan dengan melalui tahapantahapan yaitu; mengorientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, penyelidikan baik secara individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dimana pada tahapan ketiga yaitu penyelidikan secara individu, dapat melatih siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab pada suatu masalah dengan peranan guru yang selalu membimbing dan mengarahkan proses penyelidikan dengan baik, sementara itu keaktifan siswa semakin meningkat, siswa benar-benar melakukan pembelajaran secara langsung. Hal ini dapat meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran PKn. 66 67 B. Saran-saran Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru mata pelajaran PKn khususnya pada sekolah MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor disarankan dapat menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), karena pembelajaran model ini mampu meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa, khususnya pada materi tentang peran Indonesia di Asia Tenggara. 2. Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dapat diterapkan dengan kondisi lingkungan sekolah dan memungkinkan terjadinya pembahasan masalah-masalah aktual yang terjadi di lingkungan sekitar yang terkait dengan mata pelajaran PKn. 3. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), dengan menyediakan sarana dan prasarana serta media pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Agung, Nugroho Sarjan, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI SD. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsimi, (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: : PT Bumi Aksara. Aryani, Ine Kusuma & Susatim, Markum, (2003). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Berbasis Nilai. Jakarta: Depdiknas . Daradjat, Zakiah, (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet. ke-3. Jakarta: PT Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1999). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan, (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fatra, Maifalinda, (2010). Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidayatullah. http://wordpress.com.//media-pembelajaran-audio-visual.pdf//diakses tgl.28/02/2012 Ismail, Muh. Ilyas, (2008). Ilmu Pengetahuan Dasar Ilmu Pendidikan Praktis. Jakarta: Ganeca Exact. Masitoh dan Dewi , Laksm, (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: EGC. Mulki, Yani dan Gracinia, Julisca, (2007). Kemampuan Pisik, Seni dan Manajemen Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo. Ramayulis, (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, S. (2003).Konsep dan Makna Pembelajaran. Surabaya: Alfabeta. Simamora, Raymond H, (2008). Buku Ajar Pendidikan dan Keperawatan. Jakarta: EGC. Sofyan, Ahmad, dkk, (2010). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: FITK UIN. Surakhmad, Winarno, (1985) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik. Bandung: Tarsito. Syah, Muhibbin, (2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Taufik, Ade Khaerudin, (2009). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Luar Sekolah. Bogor: FKIP-UIKA. Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (2011). Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah. Widodo, Chomsin, S. dan Jamsadi, (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Winata Putra, Udin, S. (2004). Strategi Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Yamin, Martinis, (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gunung Persada Press. 68 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian (Lembar Observasi, Catatan Lapangan, Wawancara, Tes Hasil Belajar) Lampiran 2.` Hasil Validasi Instrumen (Observasi SiswaSiklus I dan Siklus II) Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II) Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siklus Siklus I dan Siklus II) Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan PosttestSiklus I dan Siklus II) Lampiran 6. RPP Siklus I dan Siklus II Lampiran 7. Photo Kegiatan Belajar Siswa Lampiran 8. Profil Sekolah Lampiran 9. Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Observasi) LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Langkah-Langkah Metode Ceramah Plus No Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 1 Menyadari Masalah 2 Merumuskan Masalah 3 Merumuskan Hipotesis 4 Mengumpulkan Data 5 Menguji Hipotesis 6 Menentukan Pilihan Penyelesaian Kelompok Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya 1 2 3 4 Jumlah Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Observasi) LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No 1 Langkah-Langkah Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Menyadari Masalah 2 Merumuskan Masalah 3 Merumuskan Hipotesis 4 Mengumpulkan Data 5 Menguji Hipotesis 6 Menentukan Pilihan Penyelesaian Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran Rata-rata a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah Rata-rata a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah Rata-rata a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai Rata-rata a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar Rata-rata a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya Rata-rata Persentase Siswa yang Memunculkan Langkah-langkah Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Siklus 1 Siklus 2 % Kategori % Kategori Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Catatan Lapangan) CATATAN LAPANGAN TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Jawaban No Indikator Uraian 1 Kegiatan Siswa Siswa mengerjakan soal pretest dan postes secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang masih kebingungan dengan soal pretest. Siswa masih ada yang kurang serius dalam melaksanakan pembelajaran Siswa masih ada yang kurang berani memberikan tanggapan dikarenakan kurang percaya diri Siswa masih kurang memahami Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 2 Kegiatan Guru Guru berperan sebagai fasilitator. Guru memberikan peluang yang besar untuk siswa berperan langsung dalam proses pembelajaran 3 Interaksi antar Siswa Siswa dengan teman sekelompoknya dalam memecahkan permasalahan Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses pembelajaran 4 Interaksi Siswa dengan Guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa banyak menanyakan materi yang belum dipahami 5 Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa adalah mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn 6 Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 5870 Ya Tidak Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Wawancara/Interviu) LEMBAR WAWANCARA (INTERVIEW) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Wawancara dilaksanakan pada. Hari/Tanggal : ....................................................................... Responden : ....................................................................... Tempat : MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada pada tindakan dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Setelah Tindakan Siklus 1 1. Apakah kamu merasa senang belajar melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)? 2. Teknik pembelajaran manakah yang kamu suka? Pembelajaran seperti biasa atau Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)? 3. Apa kesulitan yang kamu temukan? 4. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKn dengan menggunakan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)? 5. Apakah kamu menjadi lebih aktif dalam kelompok ketika menggunakan teknik ini? Lampiran 1: Instrumen Penelitian (Lembar Tes Hasil Belajar) LEMBAR TES HASIL BELAJAR TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Nama Kelas Mata Pel Hari/Tgl : : : : ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ A. Isilah titik-titik di bawah ini,! 1. ASEAN didirikan pada tanggal..................... 2. Menteri Luar Negeri Indonesia yang ikut menandatangani Deklarasi Bangkok adalah..................... 3. Brunei Darussalam bergabung dan diterima sebagai anggota ASEAN pada tanggal..................... 4. Pada awal berdirinya ASEAN jumlah anggotanya hanya 5 negara, yaitu..................... 5. Jumlah anggota ASEAN sekarang ini adalah..................... 6. ASEAN untuk menjalankan organisasinya memerlukan sebuah sekretariat yang sifatnya..................... 7. Sekretariat ASEAN berada di..................... 8. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh..................... 9. Masa jabatan seorang Sekjen adalah..................... 10. Lambang ASEAN adalah..................... B. Jawablah pertanyaan di bawah ini,! 1. Sebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN. 2. Jelaskan arti lambang ASEAN 3. Sebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN. 4. Sebutkan tugas pokok sekretariat nasional ASEAN 5. Sebutkan contoh bentuk kerja sama ASEAN yang telah tercapai di bidang ekonomi KUNCI JAWABAN No Jabawan A Isilah 1 08 Agustus 1967 di Bangkok 2 H. Adam Malik 3 07 Januari 1984 4 Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura 5 10 Negara 6 Permanen 7 Jakarta 8 Sekretaris Jendral (SEKJEN) 9 4 tahun 10 Seikat batang padi yang berjumlah 10 batang B 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Jawablah H. Adam Malik, Tun Abdul Razak, Thanat Khoman, Narcisco Ramos, S. Rajaratman Ikatan kerjasama untuk mencapai kemakmuran rakyatnya HR. Darsono, Umarjadi Nyotowijono, Datuk Ali Bin Abdullah, Narcisco Reyes, Chan Kai Yau, Phan Wamamethe, Rederick Young, Rusli Noor, Datuk Ajit Singh, Radolfo Severini, Ong Keng Yong Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua fungsi yang dipercayakan oleh sidang menteri ASEAN dan Komite Tetap a. Membuka pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo b. Menyediakan cadangan pangan (beras) Jumlah Skor Keterangan : Jumlah Skor diperoleh x 100 Jumlah Skor Maksimal = N Skor 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 5 5 5 20 Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus I) HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA(SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR LangkahLangkah Metode No Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 1 Menyadari Masalah 2 3 4 5 6 Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Kelompok Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya 4 Jumlah 1 2 3 2 2 1 5 2 1 2 5 2 2 2 2 8 1 1 1 2 5 1 2 1 1 5 2 2 3 3 10 3 4 4 4 15 2 2 3 3 10 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 1 2 1 2 6 1 1 2 2 6 3 4 4 4 15 Observer ( ________________ ) Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus II) HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR LangkahLangkah Metode No Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 1 Menyadari Masalah 2 3 4 5 6 Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Kelompok Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan datadata apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya Jumlah 1 2 3 4 5 5 5 3 18 5 4 4 5 18 4 4 4 4 16 4 4 3 4 15 4 3 4 4 15 4 5 5 4 18 5 5 3 5 18 5 4 4 4 17 4 5 4 4 17 4 4 4 3 15 4 4 3 4 15 5 5 5 3 18 5 3 5 5 15 3 5 5 5 15 Observer ( ________________ ) Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus I) HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU) (SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Langkah-Langkah Metode Ceramah Plus No Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 1 Menyadari Masalah 2 3 4 5 6 Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Jumlah siswa yang memunculkan indikator tiap individu Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya 5 5 8 5 5 10 15 10 8 8 8 6 6 15 Observer ( ________________ ) Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus II) HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU) (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Langkah-Langkah Metode Ceramah Plus No Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 1 Menyadari Masalah 2 3 4 5 6 Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Aspek yang Diamati a. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas b. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran a. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan b. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan c. Siswa dapat memprioritaskan masalah a. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan b. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah a. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih b. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai a. Kecakapan menelaah data b. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar a. Kecakapan memilih alternative penyelesaian b. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya c. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya Jumlah siswa yang memunculkan indikator tiap individu 18 18 16 15 15 18 18 17 17 15 15 18 15 15 Observer ( ________________ ) Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Individu Siklus I dan II) TABEL PERSENTASE HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (INDIVIDU) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No 1 2 3 4 5 6 LangkahLangkah Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Menyadari Masalah Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Menentukan Pilihan Penyelesaian Aspek yang Diamati c. Keadaan adanya masalah pada materi yang sedang dibahas d. Keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran Rata-rata d. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan e. Menjelaskan persepsi masalah yang berkaitan dengan datadata apa yang harus dikumpulkan f. Siswa dapat memprioritaskan masalah Rata-rata c. Menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan d. Menentukan kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah Rata-rata c. Kemampuan mengumpulkan data dan memilih d. Kemampuan menyajikan data dalam bentuk berbagai Rata-rata c. Kecakapan menelaah data d. Menyimpulkan pilihan penyelesaian yang sudah ditentukan dengan baik dan benar Rata-rata d. Kecakapan memilih alternative penyelesaian e. Siswa dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dengan alternative yang dipilihnya f. Siswa dapat memperhitungkan akibat yang akan dipilihnya Rata-rata Persentase Siswa yang Memunculkan Langkah-langkah Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Siklus 1 Siklus 2 % Kategori % Kategori 25 Buruk 90 Amat Baik 25 Buruk 90 Amat Baik 25 90 40 Kurang 80 Baik 25 Buruk 75 Lebih dari Cukup 25 Buruk 75 Lebih dari Cukup 30 76,6 50 Hampir Cukup 90 Amat Baik 75 Lebih dari Cukup 90 Amat Baik 62,5 90 50 Hampir Cukup 85 Baik 40 Kurang 85 Baik 45 85 40 Kurang 75 Lebih dari Cukup 40 Kurang 75 Lebih dari Cukup 40 75 30 Amat Kurang 90 Amat Baik 30 Amat Kurang 75 Lebih dari Cukup 75 Lebih dari Cukup 75 Lebih dari Cukup 45 80 Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa) CATATAN LAPANGAN(SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Jawaban No 1 2 3 4 5 6 Indikator Kegiatan Siswa Kegiatan Guru Interaksi antar Siswa Uraian Ya Siswa mengerjakan soal pretest dan postes secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang masih kebingungan dengan soal pretest. Siswa masih ada yang kurang serius dalam melaksanakan pembelajaran Siswa masih ada yang kurang berani memberikan tanggapan dikarenakan kurang percaya diri Siswa masih kurang memahami Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) √ √ √ √ Guru berperan sebagai fasilitator. Guru memberikan peluang yang besar untuk siswa berperan langsung dalam proses pembelajaran √ √ Siswa dengan teman sekelompoknya dalam memecahkan permasalahan Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses pembelajaran √ √ Interaksi Siswa dengan Guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa banyak menanyakan materi yang belum dipahami √ Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa adalah mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn √ Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 Tidak √ Peneliti ( ________________ ) Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa) CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Jawaban No 1 2 3 4 5 6 Indikator Kegiatan Siswa Kegiatan Guru Interaksi antar Siswa Uraian Ya Siswa mengerjakan soal pretest dan postes secara mandiri. Terlihat beberapa siswa yang masih kebingungan dengan soal pretest. Siswa masih ada yang kurang serius dalam melaksanakan pembelajaran Siswa masih ada yang kurang berani memberikan tanggapan dikarenakan kurang percaya diri Siswa masih kurang memahami Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Guru berperan sebagai fasilitator. Guru memberikan peluang yang besar untuk siswa berperan langsung dalam proses pembelajaran Siswa dengan teman sekelompoknya dalam memecahkan permasalahan Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses pembelajaran Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ Interaksi Siswa dengan Guru Siswa berinteraksi dengan guru selama pembelajaran berlangsung. Siswa banyak menanyakan materi yang belum dipahami √ Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dilakukan oleh siswa adalah mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn √ Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 √ Peneliti ( ________________ ) Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa) HASIL CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No Indikator Uraian 1 Kegiatan Siswa Siswa masih kurang memahami dalam menjelaskan materi melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 2 Kegiatan Guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan diskusi kelompok dengan cara berkeliling kelas dan memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menyajikan hasil karyanya. 3 Interaksi antar Siswa Pada saat memecahkan masalah secara berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban dari kelompok lain masih sangat sedikit 4 Interaksi Siswa dengan Guru Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn masih banyak siswa yang bertanya kepada guru 5 Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswaadalah mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn 6 Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 7 Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran masih kurang Peneliti ( ________________ ) Lampiran 3: Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siswa) HASIL CATATAN LAPANGAN (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No Indikator Uraian 1 Kegiatan Siswa Peningkatan pemahaman siswa pada setiap individu atau kelompok dalam mengikuti proses pembelajaran semakin baik, sebagian siswa sudah mulai sering bertanya jika mengalami kesulitan dan tidak ragu lagi untuk mengemukakan hasil pemecahan masalahnya 2 Kegiatan Guru Guru telah berusaha membimbing, mengarahkan, memberi motivasi dan melatih siswa untuk selalu belajar memahami materi pelajaran 3 Interaksi antar Siswa Pada saat memecahkan masalah secara berkelompok (diskusi) jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dan mengkritisi jawaban dari kelompok lain sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan 4 Interaksi Siswa dengan Guru Pada saat siswa mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn sudah tidak ada lagi siswa yang bertanya kepada guru 5 Jenis Permasalahan atau Penugasan yang Dikerjakan Siswa Jenis permasalahan yang dikerjakan oleh siswaadalah mencari tahu tentang materi pada pembelajaran PKn 6 Sumber Belajar yang Digunakan Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 58-70 7 Waktu Penggunaan waktu pada proses pembelajaran sudah mulai efektif dan efesien / tepat sasaran Peneliti ( ________________ ) Lampiran 4: Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siswa) HASIL WAWANCARA (INTERVIEW)(SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No 1 Indikator Kesenangan Siswa Uraian Hasil Wawancara (Interview) Siswa mulai merasa senang dengan pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) karena metode ini tidak satu arah melainkan dua arah antar siswa dengan guru, antar siswa dengan siswa 2 Motivasi Siswa 3 Interaksi antar Siswa 4 Kekurangan dan kelebihan pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 5 Keaktifan Siswa Awal melaksanakan kegiatan ini siswa agak sedikit kesulitan dan membingungkan, karena mereka belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode seperti ini sehingga motivasi mereka masih berkurang Siswa masih merasa kesulitan dengan menggunakan teknik ini. Pada saat diskusi sebagian kecil masih ada siswa yang pasif, dan sebagiannya sudah aktif dalam proses pembelajaran Kekurangan: makin banyak masalah, guru kurang banyak menjelaskan materi, memerlukan waktu yang agak lama. Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat melatih kita untuk belajar berpikir logis dan kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam Siswa mulai aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) meskipun ada beberapa siswa yang masih pasif Lampiran 4: Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siswa) HASIL WAWANCARA (INTERVIEW) (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR No 1 2 Indikator Kesenangan Siswa Motivasi Siswa Uraian Hasil Wawancara (Interview) Setelah tahu manfaat dan selalu berlatih untuk belajar dengan pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) ternyata terasa sangat menyenangkan, karena metode ini menuntut kita untuk dapat memahami suatu konsep pembelajaran yang lebih mendalam, meskipun pertama kalinya mengalami kesulitan Dengan diterapkannya model pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL), maka belajar kita lebih bersemangat dan lebih aktif sehingga peningkatan hasil belajarnya sangat signifikan 3 Interaksi antar Siswa 4 Kekurangan dan kelebihan pembelajaran melalui penerapan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) 5 Keaktifan Siswa Siswa sudah tidak lagi merasa kesulitan dengan menggunakan teknik ini. Dan pada saat diskusi pun sebagian sebagian besar siswa sudah mulai aktif Kekurangan: makin banyak masalah, guru kurang banyak menjelaskan materi, memerlukan waktu yang agak lama. Kelebihan: metode pembelajaran yang dapat melatih kita untuk belajar berpikir logis dan kritis dan lebih mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam Keaktifan siswa makin meningkat, pada siklus II siswa benar-benar melakukan pembelajaran secara langsung Lampiran 5: Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest) HASIL BELAJAR SISWA (SIKLUS-I) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Nomor Siklus I Preetest Posttest NGain AMELIA RUSTAMI 20 70 0.63 Sedang B-2 ABDUL MUKSIN 10 50 0.44 Sedang 3 C-3 ABDURRAHMAN 40 80 0.67 Sedang 4 D-4 ANIS MARSELINA 10 50 0.44 Sedang 5 E-5 ANISA OKTAVIANA 40 70 0.5 Sedang Tercapai 6 F-6 ASIH MUGI RENATA 40 70 0.5 Sedang Tercapai 7 G-7 DINDA AMELIA 20 50 0.38 Sedang 8 H-8 EMA YULIANA 20 50 0.38 Sedang 9 I-9 EVA JULIANTI 30 60 0.43 Sedang Tercapai 10 J-10 GUSTINA NINGSIH 60 70 0.25 Rendah Tercapai 11 K-11 HERI ALDI OKTAVIAN 40 80 0.67 Sedang Tercapai 12 L-12 INEKE AULIA 30 70 0.57 Sedang Tercapai 13 M-13 IRMA 40 60 0.33 Sedang Tercapai 14 N-14 KOMALASARI 40 50 0.17 Rendah 15 O-15 LISTIYANA AFAF 40 80 0.67 Sedang Tercapai 16 P-16 M. AGUSTIAN SAPUTRA 20 60 0.5 Sedang Tercapai 17 Q-17 M. RAMA RUSTONO 40 80 0.67 Sedang Tercapai 18 R-18 MINDASARI 30 80 0.71 Tinggi Tercapai 19 S-19 MIRASARI 50 70 0.4 Sedang Tercapai 20 T-20 MIRNA HANDAYANI 40 70 0.5 Sedang Tercapai Rata-rata 33.00 66.00 0.33 Sedang Nilai Tertinggi 60.00 80.00 Nilai Terrendah 10.00 50.00 Ur Kode 1 A-1 2 Nama Siswa Kategori Ket. Tercapai Tercapai Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 5 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15 Persentase ketuntasan ( % ) 75 Nilai KKM 60 Lampiran 5: Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest) HASIL BELAJAR SISWA (SIKLUS-II) TENTANG METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VI MIS MATHLA’UL ANWAR LEUWISADENG BOGOR Nomor Siklus II Preetest Posttest NGain Kategori Ket. AMELIA RUSTAMI 10 80 0.78 Tinggi Tercapai B-2 ABDUL MUKSIN 30 70 0.57 Sedang Tercapai 3 C-3 ABDURRAHMAN 40 80 0.67 Sedang Tercapai 4 D-4 ANIS MARSELINA 30 70 0.57 Sedang Tercapai 5 E-5 ANISA OKTAVIANA 40 80 0.67 Sedang Tercapai 6 F-6 ASIH MUGI RENATA 50 70 0.4 Sedang Tercapai 7 G-7 DINDA AMELIA 30 60 0.43 Sedang Tercapai 8 H-8 EMA YULIANA 20 80 0.75 Tinggi Tercapai 9 I-9 EVA JULIANTI 40 60 0.33 Sedang Tercapai 10 J-10 GUSTINA NINGSIH 50 80 0.6 Sedang Tercapai 11 K-11 HERI ALDI OKTAVIAN 10 50 0.44 Sedang 12 L-12 INEKE AULIA 30 60 0.43 Sedang 13 M-13 IRMA 20 50 0.38 Sedang 14 N-14 KOMALASARI 40 50 0.17 Rendah 15 O-15 LISTIYANA AFAF 30 80 0.71 Tinggi Tercapai 16 P-16 M. AGUSTIAN SAPUTRA 40 70 0.5 Sedang Tercapai 17 Q-17 M. RAMA RUSTONO 30 80 0.71 Tinggi Tercapai 18 R-18 MINDASARI 40 70 0.5 Sedang Tercapai 19 S-19 MIRASARI 50 90 0.8 Tinggi Tercapai 20 T-20 MIRNA HANDAYANI 30 70 0.57 Sedang Tercapai Rata-rata 33.00 70.00 0.37 Sedang Nilai Tertinggi 50.00 90.00 Nilai Terrendah 10.00 50.00 Ur Kode 1 A-1 2 Nama Siswa Tercapai Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 3 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17 Persentase ketuntasan ( % ) 85 Nilai KKM 60 Lampiran 6: Hasil Validasi Instrumen (RPP Siklus I dan Siklus II) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Tahun Pelajaran Alokasi Waktu : : : : : MIS Mathla’ul Anwar Pendidikan Kewarganegaraan VI (Enam) / 2 (Dua) 2012/2013 2 x 35 menit (1 x pertemuan). A. Standar Kompetensi: 3.1 Memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara. B. Kompetensi Dasar: 3.1 Menjelaskan pengertian kerja sama negara-negara Asia Tenggara. C. Tujuan Pembelajaran: Peserta Didik mampu: 1. Menyebutkan pengertian kerja sama negara-negara ASEAN. 2. Menyebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN. 3. Menyebutkan negara-negara anggota ASEAN. 4. Menjelaskan arti lambang ASEAN 5. Menyebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN 6. Menggambar para tokoh pendiri ASEAN 7. Membuat peta negara-negara anggota ASEAN 8. Menggambar logo lambang ASEAN Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence) , Tanggung jawab (responsibility) Berani (courage), Integritas (integrity), Peduli (caring), Jujur (fairnes) dan Kewarganegaraan (citizenship) D. Materi Ajar 1. Krjasama Negara-negara di Asia Tenggara. a. Terbentuknya ASEAN b. Tujuan ASEAN c. Anggota ASEAN d. Sekretariat ASEAN e. Kerjasama ASEAN E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan 2. Metode : CTL dan Cooperative Learning. : Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) F. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal/Pendahuluan (10 Menit) a. Apersepsi: Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran. b. Motivasi: Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah. Mengajak siswa untuk menyebutkan lembaga-lembaga negara (lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif) yang dibimbing oleh guru. Tanya jawab ini dikaitkan dengan sistem pemerintahan tingkat pusat yang akan dibahas. 2. Kegiatan Inti (50 Menit) a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai kerja sama antarnegara di Asia Tenggara. Guru menunjukkan peta Asia Tenggara dan meminta semua siswa mengamati letak negara-negaranya. Bersama-sama menyebutkan nama-nama negara ASEAN beserta ibu kotanya. Bersama-sama menyebutkan pemimpin negaranya. Guru menjelaskan sejarah ASEAN. Guru menunjukkan lambang ASEAN dan meminta seluruh siswa untuk mengamatinya. Guru menjelaskan arti lambang ASEAN. Membahas struktur ASEAN. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Menggambar peta ASEAN dan lambangnya. Memberikan contoh-contoh kerja sama ASEAN dalam berbagai bidang seperti bidang, politik dan keamanan, bidang ekonomi dan bidang sosial. Mendiskusikan dampak ASEAN bagi negara-negara anggotanya. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian menugaskan untuk membuat kliping yang berhubungan dengan kerja sama ASEAN dalam berbagai bidang. c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Penutup (10 Menit) Dalam kegiatan penutup, guru: Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. G. Sumber/Bahan Belajar 1. Peta ASEAN. 2. Gambar lambang ASEAN. 3. Buku Paket PKN untuk SD dan MI kelas VI Penerbit:CV. Arya Duta, 2008. hlm. 5870 4. Surat Kabar, dst. H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Menyebutkan pengertian kerja sama negaranegara ASEAN. Menyebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN. Menyebutkan negara-negara anggota ASEAN. Menjelaskan arti lambang ASEAN Menyebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN Menggambar para tokoh pendiri ASEAN Membuat peta negara-negara anggota ASEAN Menggambar logo lambang ASEAN Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen/ Soal Tugas Penilaian Menggambar peta ASEAN. tulisan. Menjelaskan arti lambang berkelompok Penilaian lisan ASEAN dengan kata-kata Tugas sendiri individu. Sebutkan pengertian kerja sama negara-negara ASEAN. Sebutkan nama para tokoh pendiri ASEAN. Sebutkan negara-negara anggota ASEAN. Jelaskan arti lambang ASEAN Sebutkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai sekjen ASEAN. Sebutkan tugas pokok sekretariat Nasional ASEAN Sebutkan langkah-langkah konkret yang telah dicapai ASEAN dalam bidang politik. Sebutkan contoh bentuk kerja sama ASEAN yang telah tercapai di bidang ekonomi Sebutkan upaya-upaya ASEAN dalam mempererat hubungan sosial satu sama lain. Sebutkan upaya-upaya ASEAN dalam melestarikan kebudayaan negara anggotanya Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1. Aspek Konsep Kriteria Skor * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah 4 3 2 1 PERFORMANSI No. 1. 2. Aspek Pengetahuan Kriteria * Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan Sikap * Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap Skor 4 2 1 4 2 1 Bekasi, Maret 2012 Mengetahui Kepala Madrasah Guru Mapel PKn (IKHWANUDDIN, A.Ma.) ( IKHWANUDDIN ) NIM: 809018300037 Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa Kegiatan Belajar Mengajar (Pra Siklus) Kegiatan Belajar Mengajar (Pra Siklus) Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus I ) Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus I ) Lampiran 7: Photo Kegiatan Belajar Siswa Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus II ) Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus II ) Lampiran 8: Profil Sekolah PROFIL SEKOLAH 1. 2. 3. 4. Nama Madrasah NSM/NPSN Akreditasi Madrasah Alamat Lengkap Madrasah : : : : 5. Nama Kepala 6. Nama Yayasan 7. Alamat Yayasan 8. No. Akte Pendirian Yayasan 9. Kepemilikan Tanah : : : : : 10. Status Bangunan 11. Luas Bangunan : : MIS MATHLA’UL ANWAR 111232750061 / 20253439 Terakreditas-A Kp. Pamungguan Desa Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat IKHWANUDDIN, A.Ma Perguruan Mathla’ul Anwar Jalan Pemuda Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor C-1934.HT.01.02 TH. 2005 Wakaf :a. Status Tanah : Wakaf :b. Luas Tanah : 1.687 M2 Pemerintah 600 M2 12. Keadaan Siswa Tahun 2012/2013 Kelas I II III IV V VI Jumlah L 13 12 11 16 16 14 82 Jumlah Murid P 14 18 17 24 16 12 101 J 27 30 28 40 32 26 183 13. Data Sarana dan Prasarana a) Data Ruang Lainnya No Jenis Prasarana 1 Ruang Kepala Sekolah/Madrasah 2 Ruang Guru 3 Ruang Administrasi 4 Ruang Komputer 5 Ruang Perpustakaan 6 Masjid 7 Lapangan Olahraga 8 Perlengkapan Olahraga 9 Lapangan Upacara 10 Kebun Sekolah 11 WC Guru 12 WC Siswa Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik b) Keadaan Ruang Kelas Kelas I II III IV V VI Jumlah Jumlah Ruang Rombel Kelas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6 Baik 1 1 1 1 1 1 6 Kondisi Rusak Ringan Sedang - Ket Berat - - 14. Data Tenaga Pendidik dan Tata Usaha No 1 2 3 4 5 6 7 Tenaga Pendidik dan Tata Usaha Guru PNS (DPK) Guru Bantu Guru Tetap Yayasan (GTY) Guru Tidak Tetap (GTT) Guru yang sudah Sertifikasi Pegawai Tetap Yayasan (PTY) Pegawai Tidak Tetap (PTT) Jumlah Keterangan 5 - Honor - - Bekasi, Juli 2012 Kepala Madrasah ( IKHWANUDDIN, A.Ma ) NIP: - BIOGRAFI PENULIS IKHWANUDDIN, lahir di Bogor pada tanggal 07 Juni 1960, anak ke tujuh dari pasangan Bapak M. Tawil dengan Ibu Ati. Menuntaskan pendidikan dasar di SDN Hegarsari 01 dan lulus pada tahun 1974. Kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar menengah PGAN 4 Tahun Sunanul Huda Leuwiliang Bogor dan lulus pada tahun 1979. Setelah itu melanjutkan ke jenjang pendidikan Madrasah Aliyah Swasta Sunanul Huda Leuwiliang Bogor dan lulus pada tahun 1981. Pada tahun 2008 penulis mendapatkan kesempatan untuk mengajukan Beasiswa S.1 PGMI ke Kementerian Agama Kabupaten Bogor, dan Alhamdulillah berkat ijin Allah penulis mendapatkan kesempatan tersebut di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan sekarang (2012) masih dalam proses penyelesaian. Adapun riwayat pekerjaan penulis dimulai pada tahun 1981 dengan menjadi tenaga pengajar honorer di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor sampai Tahun 1995. Kemudian pada 1996 mutasi ke MIS Mathla’ul Anwar Pamungguan Leuwisadeng Kabupaten Bogor sampai dengan sekarang. Semoga ini menjadi profesi yang pertama dan terakhir untuk tetap bertahan dalam memberikan sumbangsih terhadap agama, bangsa dan negara. Amin.