pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan

advertisement
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
PERAWAT PELAKSANA DIRUANG RAWAT INAP RSUD INCE ABDUL
MOEIS SAMARINDA
EFFECT OF ORGANIZATIONAL CLIMATE ON JOB SATISFACTION OF
EXECUTING NURSES IN LONG STAY WARD OF INCE ABDUL MOEIS
REGIONAL GENERAL HOSPITAL SAMARINDA
Rosnaniar,¹ Sangkala Rewa², Noor Bahri Noer¹
1
Konsentrasi Manajemen Administarsi Rumah Sakit Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
2
Konsentrasi Administarasi Pemerintahan Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi :
Dinas Kesehatan Kota Samarinda
Jl. Milono No.01 Samarinda
HP: 08125843049
[email protected]
Abstrak
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi,rumah sakit sebagai organisasi
pelayanan publik harus fokus pada peningkatan produktivitas, kepuasan konsumen dan manajemen yang lebih
efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana
diruang rawat inap RSUD I.A Moeis Samarinda dengan menggunakan variabel imbalan, struktur, kepemimpinan,
komunikasi dan kondisi fisik lingkungan kerja.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional yang menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan adalah seluruh perawat pelaksana di
ruang rawat inap yaitu 68 orang . Alat analisis yang dipakai adalah analisis univariat, bivariat dan multivariate
dengan regresi logistik.Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, kemudian dilakukan uji regression logistic untuk melihat variabel independen
yang paling berpengaruh.Hasil penelitian menunjukan imbalan, struktur, kepemimpinan, komunikasi dan kondisi
fisik lingkungan kerja sebagai variabel iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Variabel
yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan adalah kondisi fisik lingkungan kerja dengan sig=0,004
dan wald = 8,337. Diharapkan pihak manajemen lebih memperhatikan kondisi fisik lingkungan kerja dalam
meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda.
Kata kunci : iklim organisasi, kepuasan kerja, perawat pelaksana
Abstract
Entering globalization era marked with progress of technology of information, home ill as organization service of
public have to focus at make-up of productivity, satisfaction of more effective management and consumer. This
research aim to know influence of organizational climate to satisfaction of job nurse of executor of room take care of
to lodge RSUD I.A Moeis Samarinda by using reward variable, structure, leadership, environmental physical
condition and communications of this job. Research represent quantitative research with approach of sectional cross
using survey method. Sampel the used is entire/all nurse of executor in room take care of to lodge that is 68 people .
Analyzer weared by is analysis of univariat, and bivariate of multivariate with logistik. Data regresi analysed by
using test of chi square to see relation among independent variable and variable of dependen, later to test logistic
regression to see independent variable which is most of effect. Findings research of reward show, structure,
leadership, environmental physical condition and communications of job as organizational climate variable have an
effect on signifikan to satisfaction of job. biggest variable of its influence to employees performance is the condition
of environmental physical of job with and sig=0,004 of wald = 8,337. Expected by management party more is paying
attention is condition of environmental physical of job in improving satisfaction of job nurse of executor in room take
care of to lodge RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda
Keyword : organizational climate, satisfaction of job, nurse of executor
PENDAHULUAN
Dalam "New Public Management" (Kettl, 2000, Pollit, 1995 dalam Carlucci D, et al
,2012) dinyatakan bahwa memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
informasi,rumah sakit sebagai organisasi pelayanan publik
harus fokus pada peningkatan
produktivitas, kepuasan konsumen dan manajemen yang lebih efektif. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan di rumah sakit pada abad ke -21 berfokus pada pasien (pasien centered),safe, efektif,
efisien, timely dan equitable( Commite on Quality Health Care in Amerika ,2001)
Untuk mewujudkan tujuan tersebut rumah sakit
membutuhkan dukungan berbagai
sumber daya, salah satu diantaranya adalah sumber daya manusia. Di antara berbagai tenaga
professional yang ada, perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang mempunyai
peranan penting dan strategis dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas .Hal ini
disebabkan 90% layanan kesehatan di rumah sakit adalah layanan keperawatan (Huber, 2006
dalam Asmuji .2011), sehingga jumlah perawat lebih besar yaitu: 50%-60% dari seluruh tenaga
yang ada, oleh karena itu perawat dianggap ujung tombak pelayanan kesehatan.
Salah satu bentuk kegiatan pelayanan yang ada di rumah sakit adalah pelayanan rawat
inap. Pelayanan tersebut membutuhkan perawat yang terampil dan terlatih,
pelayanan penuh perhatian, berkualitas dan
memberikan
merespon dengan cepat semua keluhan,
mendampingi pasien dengan jumlah tertentu selama 24. Tingginya tuntutan
dari pasien ,
perubahan teknologi kesehatan yang pesat, adanya berbagai kebijakan , pengaturan internal
rumah sakit dan kadang tekanan dari pihak manajemen untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dapat berdampak terhadap lingkungan kerja yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kepuasan kerja. Adanya ketidakpuasan dalam bekerja berdampak pada perilaku
pegawai seperti menghindari pekerjaan,
mengabaikan tanggung jawab, menurunnya
produktivitas dan komitmen, tidak masuk bekerja, pensiun dini bahkan meninggalkan tempat
bekerja (Idrus M, 2006, Swarnalatha C et al.,2012, Ayodagu S, 2011 )
Kepuasan kerja merupakan wujud dari persepsi karyawan yang tercermin dalam sikap dan
terfokus pada perilaku terhadap pekerjaan.Juga merupakan suatu bentuk interaksi manusia
dengan lingkungan kerjanya. Menurut Harold E Burt (Sunyoto D. 2012) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah hubungan antar karyawan, individual, faktor luar.
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh balas jasa yang adil dan layak, suasana dan lingkungan
kerja yang menyenangkan, teman kerja yang menyenangkan, penempatan yang sesuai dengan
keahlian, berat ringannya pekerjaan, peralatan yang menunjang, sikap pemimpin serta sifat
pekerjaan yang dilakukan (Hasibuan, 2005). Faktor – faktor kepuasan kerja dapat membentuk
iklim organisasi sebab iklim organisasi merupakan persepsi individu atau kelompok terhadap
segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan organisasi yang mampu mempengaruhi sikap dan
perilaku organisasi antara lain kepuasan kerja . Untuk menilai kondisi iklim organisasi beberapa
peneliti menggunakan pendekatan tertentu dalam membuat dimensi iklim organisasi.
Salah satu cara untuk menciptakan kepuasan kerja bagi perwat adalah maka pihak
manajemen rumah sakit berusaha menciptakan iklim organisasi yang kondusif (Blegen, 1993;
Zangaro & Soeken, 2007 dalam Latif 2010, Carlucci at al., 2012). Diasumsikan bahwa perawat
yang puas cenderung lebih produktif, kreatif dan berkomitmen terhadap profesi dan organisasi
(Al-Hassami, 2008).
Dari hasil studi pendahuluan diketahui permasalahan adalah : rendahnya kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap di RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda yaitu 49,3% yang
dapat berakibat terhadap pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien.
Iklim organisasi yang ada disuatu organisasi berbeda- beda tergantung dari lingkungan
eksternal misalnya perubahan teknologi dan munculnya pelanggan, pesaing, peraturan, produk
dan model bisnis baru., kepemimpinan, strategi organisasi, pengaturan organisasi misalnya
pembagian tugas, sistem imbalan, sistem evaluasi, pengukuran kinerja, kebijakan dan prosedurprosedur dan sejarah organisasi. Dimensi iklim organisasi meliputi: ukuran dan struktur
organisasi, pola kepemimpinan, kompleksitas sistem dan jaringan komunikasi (Harianja A,
2006). Kondisi fisik lingkungan kerja merupakan salah satu dimensi iklim organisasi. Untuk
mengetahui iklim organisasi di RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda, peneliti mengadop beberapa
pendapat ahli yang tersebut diatas dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di rumah sakit, yaitu
imbalan, struktur, kepemimpinan, komunikasi dan kondisi fisik lingkungan kerja.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja
perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD I.A Moeis Samarinda dengan menggunakan
variabel imbalan, struktur, kepemimpinan, komunikasi dan kondisi fisik lingkungan kerja.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda. Jenis penelitian yang
digunakan survey analitik menggunakan desain cross sectional study.
Populasi dan sampel
Populasi adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di ruang rawat inap yaitu 68 orang
dan minimal mempunyai masa kerja 6 bulan
dengan alasan mereka telah mengetahui dan
memahami semua peraturan dan kebijakan rumah sakit serta merasakan gaya kepemimpinan
atasan mereka
Instrument peneltian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
dibagikan langsung kepada responden. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner berkaitan
dengan karakteristik perawat, imbalan, struktur, kepemimpinan, komunikasi dan kondisi fisik
lingkungan kerja serta kepuasan kerja
Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, kuesioner dan
wawancara.
Teknik pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara elektornik dengan menggunakan bantuan program
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows.
HASIL
Pengaruh imbalan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD
Ince Abdul Moeis Samarinda
Tabel
1 memperlihatkan dari 68 responden, responden yang menyatakan puas pada
imbalan cukup yaitu 72,2% ( 24 orang) . Sedangkan responden dengan kategori kurang puas
paling banyak pada imbalan kurang yaitu 77,1% ( 27 orang) . Hasil Uji dengan Chi-Square test
memperlihatkan nilai p = 0,000 disimpulkan bahwa imbalan berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD I.A Moeis Samarinda.
Besarnya kontribusi imbakan terhadap kepuasan kerja adalah 49,9%..
Pengaruh struktur terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD
Ince Abdul Moeis Samarinda
Tabel 2 memperlihatkan bahwa dari 68 responden , responden yang menyatakan puas pada
struktur cukup yaitu 75,9% (22 orang ), sedangkan responden yang kurang puas pada struktur
kurang yaitu 74,4% (29 orang ). Hasil Uji dengan Chi-Square test memperlihatkan nilai p =
0,000, disimpulkan bahwa struktur berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda. Besarnya kontribusi
struktur terhadap kepuasan kerja adalah 49,8% .
Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap
RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 68 responden, responden yang menyatakan puas pada
kepemimpinan cukup sebesar 77,4% (24 orang) dan responden yang menyatakan kurang puas
lebih banyak pada kepemimpinan kurang yaitu 78,4% (29 orang ).Hasil Uji dengan Chi-Square
test memperlihatkan nilai p = 0,000, disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD I.A Moeis
Samarinda. Besarnya kontribusi kepemimpinan terhadap kepuasan kerja adalah 55,7%
Pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD
Ince Abdul Moeis Samarinda
Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari 68 responden, responden yang menyatakan puas
pada komunikasi cukup yaitu 73,7% (28 orang ). Sedangkan responden yang menyatakan kurang
puas lebih banyak pada komunikasi yang kurang yaitu 86,7% (26 orang). Hasil Uji dengan ChiSquare test memperlihatkan nilai p = 0,000 , disimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD I.A Moeis
Samarinda. Besarnya kontribusi komunikasi terhadap kepuasan kerja adalah 60%.
Uji multivariat
Pada table 5 memperlihatkan hasil uji regressi linier berganda logistik, yang dinilai
melalui tingkat signifikansi (Sig.)
dan
nilai Wald memperlihatkan bahwa kondisi fisik
lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti kondisi fisik lingkungan
kerja memiliki pengaruh paling kuat terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana RSUD Ince
Abdul Moeis Samarinda.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukka semua variabel independen yaitu, bepengaruh secara positif
terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda. Imbalan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Kepuasan terhadap imbalan adalah perasaan tentang
imbalan yang pantas diterimanya disesuaikan dengan beban dan jenis pekerjaan Bila imbalan
dilihat sebagai yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan
standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan memberikan kepuasan ( Marihot E.H
,2005 dalam Sunyoto D 2012). Dalam penelitian ini terlihat bahwa perawat yang menyatakan
puas lebih banyak pada responden dengan imbalan cukup dan yang menyatakan kurang puas
lebih banyak pada responden dengan imbalan kurang. Hal ini berarti semakin tinggi imbalan akan
meningkatkan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini mempertegas penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Castro et al., (2010), Bhaesajsanguan S. (2010) dan Meeusen et al., (2011)
Struktur berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh
yang besar pada anggotanya.Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja
karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan
bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa respon yang menyatakan puas lebih banyak pada responden yang
menyatakan struktur cukup dan yang menyatakan kurang puas lebih banyak pada responden yang
menyatakan struktur kurang. Ini menunjukkan bahwa semakin baik struktur maka akan
meningkatkan kepuasan kerja.Menurut Campbell at al., (2004) dalam Ahmad Z at el., (2010)
menyatakan bahwa struktur organisasi yang mempunyai karakteristik memberikan kejelasan
tugas , sesuai kompetensi dan koordinasi diantara karyawan yang baik mempunyai hubungan
positif dengan kepuasan kerja
Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Menurut Luthans (2005) dalam
Castro et al., (2010) pada kepemimpinan yang berorientasi karyawan , pimpinan memberikan
dukungan pada staf, saran dan membantu mereka untuk mencapai tujuan mereka . Sedangkan
pada pimpinan berorientasi pada tugas , pada sisi lain , mempertimbangkan fungsi utama mereka
untuk memulai dan mengatur pekerjaan dan mempertimbangkan karyawan berperan penting
dalam pencapaian target organisasi.Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang
menyatakan puas lebih banyak pada responden dengan kepemimpinan cukup dan yang
menyatakan kurang puas lebih bnayak dinyatakan oleh responden dengan kepemimpinan kurang.
Semakin baik kepemimpinan maka akan meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian Holloway
(2012) memperlihatkan 66,1 % ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan sebagai
dimensi iklim organisasi dengan kepuasan kerja perawat di Gergio.
Komunikasi mempengaruhi kepuasan kerja.
Bangun W (2012) menyatakan bahwa
komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja sebab menyangkut penyampaian
pesan antar individu dan kelompok tentang pekerjaan dalam organisasi. Dalam rumah sakit
sangat dibutuhkan suatu komunikasi yang baik karena berperan dalam menciptakan hubungan
interpersonal yang baik antara sesama perawat maupun dengan atasan sebab perawat dapat saling
bertukar pikiran, saling support dan memecahkan masalah secara bersama-sama Dengan
komunikasi yang efektif dan memadai segala informasi yang diperlukan bagi penyelesaian tugas
pekerjaan akan tercukupi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Komunikasi yang
efektif yaitu yang terjadi dalam dua arah menjadi salah satu yang diharapkan oleh karyawan
untuk meminimalisasi masalah individu dan mampu menciptakan hubungan yang akrab antar
karyawan, yang pada akhirnya membantu dalam pemenuhan kebutuhan sosial sehingga dapat
mencapai tingkat kepuasan kerja yang diharapkan. Hasil penelitian ini mempertegas hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh El Salam et al., 2008, Lee MC et al., 2008,)
Pengaruh kondisi fisik lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.Dari hasil penelitian
menunjukkan kondisi fisik lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat sebab
lingkungan kerja yang baik apabila mampu mendukung efektivitas pekerjaan karyawan akan
meningkatkan kepuasan kerja. Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat Spector (1977) dalam
Sunyoto (2012 ) bahwa kondisi kerja merupakan aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja dan
mempertegas hasil penelitian Djukic M at al., ( 2010 ).
KESIMPULAN
Kami menyimpulkan bahwa imbalan , struktur, kepemimpinan,komunikasi, lingkungan
fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan variable yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan kerja adalah kondisi fisik lingkungan kerja. Untuk menciptakan iklim organisasi yang
kondusif maka disarankan kepada manajemen RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda untuk
memperhatikan kelima variable tersebut terutama kondisi fisik lingkungan kerja dalam rangka
meningkatkan kepuasan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2011). Manajemen Keperawatan. AR-RUZZ Media, Yogyakarta
Ahmad Z,
Ahmed I & Nawaz MM. (2010). Organizational Climate (OC) as Employees’
Satisfier: EmpiricalEvidence from Pharmaceutical Sector. International Journal of
Business and Management Vol. 5, No. 10; October
Aydogdu,s. & Asikgil,b., (2011). An empirical study of the relationship among job satisfaction,
Organizational commitment and turnover intention, international review of management
and marketing Vol. 1(3), pp.43 - 53
AL-Hussami, M. (2008). A study of nurses' job satisfaction: the relationship to
organizationalcommitment,
perceived
organizational
support,
transactional
leadership,transformational leadership, and level of education. European Journal of
ScientificResearch, 22, 286 295.
Bhaesajsanguan S, (2010). The Relationship among Organizational Climate, Job Satisfaction and
Organizational Commitment in the Thai Telecomunication Industry
Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Penerbit Erlangga
Carlucci D, Schiuma G, Sole F, Linzalone R, (2012). Assessing and managing climate into
healthcare organizations. International Journal Of Information System In The Service
Sector. Vol.4, issue 4
Commite on Quality of Health Care in Amerika (2001).Crossing the Quality Chasm: A New
Health System For 21st Century. National Academy Press.ISBN : 0-309-51193-3
Castro ML, Martins N. (2010). The relationship between organisational climate and employee
satisfaction in a South African information and technology organisation.SA Journal of
Industrial Psychology/SA TydskrifvirBedryfsielkunde, 36(1)
De Gieter, S., De Cooman, R., Pepermans, R., & Jegers, M. 2010. The Psychoogical Reward
Satisfaction Scale: developing and psychometric testing two refined subscales for nurses.
Journal of Advanced Nursing, 66, 911-922
Djukic M, Kovner C, Budin WC, Norman R, (2010). Physical work environment: testing an
expanded model of job satisfaction in a sample of registered nurses.Nurs Res.NovDec;59(6):441-51(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21048486diaksestgl
04
November 2013)
ElSalam,G.A, Ibrahim, Mohsen, & Hassanein, (2008). Relationship between organizational
climate and empowerment of nurses in Menoufiya hospitals, Egypt
Holloway, J. B, (2012). Leadership Behavior and Organizational climate; An Empirical Study in
a Non –Profit Organization, Emerging Leadership Journeys, Vol. 5 Iss.1,pp.9-35.
Harjana A. (2006). Iklim Organisasi : Lingkungan Kerja Manusiawi. Jurnal ilmu Komunikasi.
Vol.3 No.1 pp.1-36
Hasibuan, Melayu S.P (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi Revisi) Penerbit Bumi
Aksara , Jakarta
Idrus, M. (2006), Implikasi Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kualitas Kehidupan
Kerja Karyawan .Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni
Latif A, Pratyanan Thiangchanya P,Nasae T, (2010). Relationship between Organizational
Climate and Nurses’ Job Satisfaction in Bangladesh..The 2nd International Conference on
Humanities and Social SciencesApril 10t, 2010 Faculty of Liberal Arts, Prince of Songkla
University
Lee MC, Lee SF, (2008). The influence of emotional intelligence and organizational climate for
nurse job satisfaction.Journal of Business & Industrial Marketing, 4, 1-10.
Meeusen V.C.H, Karen van Dam, Brown-Mahoney C, Zundert A.A, Hans T. A. Knape H.T.A,
(2011). Work Climate Related to Job Satisfaction Among Dutch Nurse Anesthetists.
AANA Journal, Vol. 79 No. 1, h. 63-70.
Swarnalatha, Prasanna,T.S. (2012), Job Satisfaction in Health Care Industry in Private MultiSpeciality Organization: A Literature Review, GRA - Global Research Analysis
International,vol.1(5), November
Sunyoto, D.(2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:CAPS(Center for Academic
Publishing Service).
Tabel 1
Pengaruh Imbalan Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang
Rawat Inap RSUD Ince Abdul . Moeis Samarinda, Tahun 2013
Imbalan
Kepuasan Kerja
Puas
Hasil Uji :
Jumlah
Kurang Puas
Chi-Square
N
%
n
%
N
%
Cukup
24
72,7
9
27,3
33
100
X2 = 16,956
Kurang
8
22,9
27
77,1
35
100
p
= 0,000
Jumlah
32
47,1
36
52,9
68
100
φ
= 0,499
Sumber :Data primer
Tabel 2
Pengaruh Struktur Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang
Rawat Inap RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda, Tahun 2013
Struktur
Kepuasan Kerja
Puas
Hasil Uji :
Jumlah
Kurang
Puas
Chi-Square
N
%
n
%
N
%
Cukup
22
75,9
7
24,1
29
100
X2 =16,838
Kurang
10
25,6
29
74,4
39
100
p
= 0,000
Jumlah
32
47,1
36
52,9
68
100
φ
= 0,498
Sumber :Data primer
Tabel 3 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksanadi
Ruang Rawat Inap RSUD Ince Abdul Moeis Samarinda, Tahun 2013
Kepemimpinan
Hasil Uji :
Kepuasan Kerja
Puas
Kurang Puas
Jumlah
Chi-Square
N
%
n
%
N
%
Cukup
24
77,4
7
22,6
31
100
X2 = 21,079
Kurang
8
21,6
29
78,4
37
100
p
= 0,000
Jumlah
32
47,1
36
52,9
68
100
φ
= 0,557
Sumber : Data Primer
Tabel 4
Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang
Rawat Inap RSUD Ince Abdul . Moeis Samarinda, Tahun 2013
Komunikasi
Kepuasan Kerja
Puas
Hasil Uji :
Kurang Puas
Jumlah
Chi-Square
N
%
n
%
N
%
Cukup
28
73,7
10
26,3
38
100
X2 = 24,509
Kurang
4
13,3
26
86,7
30
100
p
= 0,000
Jumlah
32
47,1
36
52,9
68
100
φ
= 0,600
Sumber : Data Primer
Tabel 5
Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Ince Abdul Moeis
Samarinda, Tahun 2013
Kondisi Fisik
Lingkungan
Kerja
Hasil Uji :
Kepuasan Kerja
Puas
Kurang Puas
Jumlah
Chi-Square
N
%
n
%
N
%
Cukup
30
76,9
9
23,1
39
100
X2 = 32,737
Kurang
2
6,9
27
93,1
29
100
p
= 0,000
Jumlah
32
47,1
36
52,9
68
100
φ
= 0,694
Sumber : Data Primer.
Tabel 5. Hasil Uji Multivariat Variabel Independen
df
Sig.
2.960
1
0,085
0,152
1,042
0,506
1
0,466
0,476
-3,402
1,360
6,258
1
0,012
0,033
Komunikasi
-1,877
1,062
3,124
1
0,077
0,153
Kondisi Fisik
Lingkungan kerja
-4.264
1.477
8,337
1
0,004
0,014
Constant
7,003
2,053
11,636
1
0,001
1100,372
Variabel
B
SE
Imbalan
-1,883
1.094
Struktur
-742
Kepemimpinan
Wald
Exp(B)
Download