BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.(WHO, dan oleh Setiadi 2008).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Depkes RI,
1998 dan oleh Setiadi 2008).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.(Bailon & Maglaya, 1989 dan oleh Setiadi 2008).
Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Duvall dan Logan dikutip oleh Arita Murwani, 2008).
8
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
Unit terkecil masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih dan adanya
ikatan perkawinan dan pertalian darah yang hidup dalam satu rumah
tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan sling
berinteraksi diantara sesama anggota keluarga dan setiap anggota keluarga
mempunyai peranan masing-masing.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmann (1986) dalam Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008)
mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psiko sosial.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh ; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain.
b. Saling menghargai; Bila anggota saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan setiap hak anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan
tercapai.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
2. Fungsi sosialisasi.
Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social. Sosialisasi dimulai sejak
manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah,ibu, dan orang – orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
meskipun
demikian
keluarga
tetap
berperan
penting
dalam
bersosialisasi.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan, dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan
keluarga.
Kesanggupan
keluarga
melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Menurut Friedman(1986) dalam Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008)
tipe dan bentuk keluarga terdiri atas :
1. Tipe keluarga tradisional
a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia
lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
e. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian).
g. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa
berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
h. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur,
sumur yang sama.
j. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
2. Tipe keluarga non tradisional
a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang
dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang
hidup serumah.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa
saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma
dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang
sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
saudara untuk waktu sementara.
j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang
permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
4. Tahap dan Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Menurut Duval dan Miller (1985) dikutip oleh Setiadi (2008). Tahaptahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 tahap yaitu:
1) Tahap I: keluarga pemula atau keluarga pasangan baru. Tugas
perkembangannya meliputi:
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a)
Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Membangun jalinan persaudaraan yang harmonis
c)
Keluarga berencana
Masalah kesehatan utama adalah penyesuaian seksual dan peran
perkawinan, penyuluhan dan konseling, prenatal dan komunikasi, keluarga
informasi sering mengakibatkan masalah-masalah emosional dan seksual,
kekuatan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan penyakitpenyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan.
Pada tahap ini, peran perawat sebagai perawat keluarga harus
memberikan penyuluhan ataupun konseling tentang seksualitas, keluarga
berencana, prenatal, dan masalah-masalah yang terkait pada keluarga
pemula/pasangan baru.
2) Tahap II: keluarga yang sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Setelah lahir anak pertama keluarga mempunyai tugas perkembangan yang
penting yaitu:
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran orang tua, kakek dan nenek.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan
maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini,
imunisasi, konseling, perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi
keluarga, dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umumnya.
Pada tahap kedua ini peran perawat memberikan konseling dan
demolistrasi pada keluarga tentang kebutuhan nutrisi anak.
3) Tahap III: Keluarga dengan anak usia prasekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2 ½ tahun dan berakhir
ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga
lima orang, dengan pasti suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki- saudara,
anak perempuan-saudari.
Tugas perkembangan
Menurut Duval dan Miller (1985) dikutip oleh Setiadi (2008) tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a) Memenuhi keutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bersalin,
prifasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(Keluarga besar dan komunitas).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bateri dan virus, serta
paparan yang meningkat, anak-anak usia pra sekolah sering menderita
sakit dengan suatu penyakit infeksi primer secara bergantian. Jadi kontak
anak dengan penyakit infeksi dan menular, serta kerentanan umum mereka
terhadap
penyakit
merupakan
masalah-masalah
kesehatan
utama.(Friedman, 1998 dikutip oleh Setiadi, 2008).
Masalah kesehatan fisik yang terutama adalah penyakit-penyakit
menular yang umum pada anak, jatuh, luka bakar,keracunan serta
kecelakaan-kecelakaan lain yang terjadi selama usia prasekolah. Masalahmasalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara kakakadik, keluarga berencana, keutuhan pertumbuhan dan perkembangan
masalah pengasuh anak seperti pembatasan lingkungan (disiplin),
penganiyaan dan menelantarkan anak, keamanan dirumah dan masalah
komunikasi keluarga.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah memberikan pengetahuan
pada keluarga perawatan terhadap anak usia prasekolah, memberikan
penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dan memotifasi keluarga agar
memperhatikan kesehatan anak.
4) Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dengan tugas
perkembangannya
adalah
mensosialisasikan
anak-anak,
termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
teman sebaya
yang sehat, kemudian mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga.
Peran perawat pada tahap ini adalah memotivasi keluarga untuk selalu
memperhatikan kegiatan anak baik didalam maupun diluar rumah.
5) Tahap V: Keluarga dengan anak remaja
Tahap keluarga dengan anak remaja diawali pada saat anak pertama
berusia 13 tahun, tahap ini akan berlangsung 6-7 tahun, meskipun tahap ini
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau jika
anak masih tinggal dirumah sampai berusia 19 atau 20 tahun (Friedman,
1998 dikutip oleh Setiadi, 2008).
Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu :
a. Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab sejalan dengan
maturitas remaja.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan antar pasangan.
c. Melakukan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Mempertahankan standar etik dan moral keluarga.
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai
otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan
fungsinya).Seringkali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena
anak menginginkan kebebabasan untuk melakukan aktivitasnya sementara
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
orang tua mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak.Dalam hal ini
orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari
kecurigaan dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap
harmonis.
6) Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (pelepasan)
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini agak
singkat atau panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah tinggal setelah tamat sekolah.
Pada tugas perkembangan tahap ini yaitu memperoleh siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru, dengan
melanjutkan untuk mempengaruhi dan menyesuaikan kembali, serta
yang paling penting adalah membantu orang tua lanjut usia yang sakitsakitan dari suami atau istri.
7) Tahap VII: orang tua usia pertengahan
Orang tua usia pertengahan
dimulai
ketika anak
terakhir
meninggalkan rumah dan terakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun sampai kurang lebih 16-18 tahun kemudian.
Tugas perkembangan yang pertama adalah menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, kemudian mempertahankan hubunganhubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
lansia dan anak-anak, dan yang terakhir memperkokoh hubungan
perkawinan.
8) Tahap VIII: Keluarga dalam usia pensiun dan lansia
Tugas keluarga antara lain, yang pertama untuk mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, yang kedua yaitu menyesuaikan
terhadap penghasilan yang menurun untuk tetap bisa mempertahankan
hubungan perkawinan dan menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan, hal ini juga perlu mempertahankan ikatan keluarga agar
generasi penerus untuk memahami eksistensi mereka.
Peran perawat pada tahap ini diantaranya memberikan konseling
pada keluarga tentang persiapan pelepasan orang yang dicintai.
5. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1986) dalam Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008)
struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, Selalu
menyeleseikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak mengulangulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1. Karakteristik pengirim :
a. Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
c. Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2. Karakteristik penerima :
a. Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota keluarga
b. Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang di Kemukakan
anggota keluarga.
c. Melakukan validasi
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang di berikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istrri,
anak dan sebagainya. Tetapi terkadang peran ini tidak dapat di jalankan
oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang
terpaksa memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedang orang
tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c. Strukur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah
perilaku orang lain ke arah positif (Setyiowati, 2008)
Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :
1.
Legitimate power/ kekuasaan/ hak untuk mengontrol
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2.
Referent power/ seseorang yang ditiru
Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain
karena identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif
seorang anak dengan orang tua (role mode).
3.
Reward power/ kekuasaan penghargaan
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4.
Coercive power/ kekuasan paksaan/ dominasi
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum
dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5.
Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan melalui
manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau
kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami
istri.
d. Nilai-Nilai Keluarga Nilai merupakan suatu sistem sikap dan
kepercayaan yangsecara sadar atau tidak mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan system dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan
di tularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
6. Struktur Peran Dan Keluarga.
Serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberiakan. Struktur peran keluarga dibagi menjadi dua yaitu :
1) Struktur peran formal
Perilaku dimana keluarga melakukan posisi normal dala keluarga yang
bersifat homogen yang didalam keluarga mempunyai peran.
2) Struktur peran informal
Dimana suatau peran tertutup yang bersifat tidak tampak kepermukaan
dan hanya memenuhi kebutuhan emosional.
7. Proses dan strategi koping keluarga
Stresor merupakan agen-agen pencetus / penyebab stress dan
adaptasi merupakan proses penyesuaian terhadap perubahan. Stresorstresor keluarga bisa berupa kejadian/ pengalaman antara pribadi (dari
dalam maupun luar keluarga), lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Menurut White (1974) dalam Friedman (2010) mengidentifikasi
tiga strategi untuk mengatasi stress individu: mekanisme pertahanan
koping
dan
penguasaan.
Mekanisme
pertahanan
menurut
White
merupakan cara-cara yang dipelajari, kebiasaan, secara otomatis
digunakan
untuk
berespon.
Strategi
koping,
berlawanan
dengan
mekanisme strategi, ini sebagai strategi positif dari adaptasi, koping terdiri
dari upaya pemecahan masalah seorang individu yang diharapkan pada
tuntunan yang berkaitan dengan keadaan kesejahteraan. Penguasaan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
merupakan model adaptasi paling positif, adalah hasil penggunaan dari
strategi koping individu yang efektif ( Friedman, 2010).
Friedman juga membagi dua tipe strategi koping, yaitu internal dan
eksternal. Strategi koping internal atau interfamilial dilakukan dengan
cara: mengendalikan kelompok keluarga, penggunaan humor, lebih banyak
melakukan pengungkapan bersama, mengontrol makna dari masalah dan
penyusunan kembali kognitif, pemecahan masalah secara bersama-sama
fleksibilitas peran serta menormalkan. Strategi koping eksternal dilakukan
dengan cara: mencari informasi, memelihara hubungan aktif dengan
komunitas, dan mencari dukungan spiritual.
8. Keluarga sebagai klien
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga, (Friedman,
1998 dikutip oleh Setiadi, 2008) yang membagi keluarga ke dalam bidang
kesehatan yang dapat dilakukan, yaitu :
1) Dapat mengenal masslah kesehatan disetiap anggotanya yang
menngalami masalah
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keuarga yang bermasalah dengan kesehatannya.
3) Memberikan
keperawatan
terhadap
anggota
keluarganya
yang
mengalami gangguan kesehatan dan dapat membantu dirinya sendiri yang
cacat atau usianya yang terlalu masih muda.
4) Mempertahankan suasan dirumah
yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5) Mempertahankan hubungan timbak balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan ( pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada ).
9. Peran Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga.
Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
yang dilkukan perawat,yaitu :
1) Pengenalan tentang betapa pentingnya kesehatan dan perawat
membantu tentang adanya penyimpangan tentang keadaan normal dari
kesehatannya.
2) Pemberi pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
3) Memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit.
4) Memberikan fasilitas kesehatan dengan mudah yang dapat dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencari solusi untuk memecahkan.
5) Pendidikan kesehatn dapat merubah perilaku keluarga yang ddari tidak
sehat untuk menjadi sehat pada nantinya.
6) Memberikan penyuluhan bahkan dapat memberikan petunjuk tentang
asuhan keperawatan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perawat tidak
dapat bekerja sendirian, melainkan bekerja sama dengan tin yang lain yang
memiliki profesi yang sama untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga
dengan baik, benar dan dapat dimengerti oleh masyarakat.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Masalah Kesehatan
1. Pengertian Diabetes mellitus
a) Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskular, dan
neuropati (NANDA,2012).
b) Diabetes mellitus adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan, 2007).
c) Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai
oleh hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa serum) akibat kurangnya
hormon insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya (Jennifer P,
2011).
Dari pengertian diabetes mellitus diatas dapat disimpulkan bahwa
diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi Pankreas
Gambar 2.1
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan
±12,5 cm dan tebal ± 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai
kelengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran
ke duodenum (usus 12 jari) organ ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua
bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin.
1) Struktur Pankreas terdiri dari :
a)
Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis
melingkarinya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b)
Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
c)
Ekor pankreas
Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang
sebenarnya menyentuh limfa.
2) Saluran Pankreas
Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi
pankreas ke dalam duodenum :
a)
Ductus Wirsung, yang bersatu dengan ductus chole dukus,
kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi
b)
Ductus Sartonni, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam
duodenum di sebelah atas sphincter oddi.
3) Jaringan pankreas
Ada 2 jaringan utama yang menyusun pankreas :
a) Asim berfungsi untuk mensekresi getah pencernaan dalam duodenum
b) Pulau langerhans
Gambar 2.2
Hormon-hormon yang dihasilkan :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1) Insulin
Adalah suatu poliptida mengandung dua rantai asam amino
yang dihubungkan oleh gambaran disulfide.Enzim utama yang
berperan adalah insulin protease, suatu enzim dimembran sel yang
mengalami internalisasi bersama insulin.Efek faali insulin yang
bersifat luas dan kompleks.
Efek-efek tersebut biasanya dibagi:
a) Efek cepat (detik)
Peningkatan transport glukosa, asam amino dan k+ ke dalam sel
peka insulin.
b) Efek menengah (menit)
Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein,
pengaktifan glikogen sintesa dan enzim-enzim glikolitik.
c) Efek lambat (jam)
2) Peningkatan Massenger Ribonucleic Acid (MRNA) enzim
lipogenik dan enzim lain. Pengaturan fisiologi kadar glukosa
darah sebagian besar tergantung dari:
a)
Ekstraksi glukosa
b)
Sintesis glikogen
c)
Glikogenesis
3) Glukogen
Molekul
glukogen
adalah
polipeptida
rantai
lurus
yang
mengandung 29 n residu asam amino dan memiliki 3485 glukogen
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip
aktivitas fisiologi meningkatkan kadar glukosa darah.
4)
Somatostatin
Somatostatin
menghambat
sekresi
insulin,
glukogen
dan
polipeptida pankreas dan mungkin bekerja di dalam pulau-pulau
pankreas,
5)
Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear
yang dibentuk oleh sel pulau langerhans.
b. Fisiologi
1) Fungsi eksokrin pankreas:
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan
ketiga jenis makanan utama, protein, karbohidrat dan lemak.la
juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang
memegang peranan penting dalam menetralkan timus asam yang
dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim
proteolitik
adalah
tripsin,
kemotripsin,
karboksi, peptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease.Tiga enzim
pertama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang
dicernakan, sedangkan nuclease memecahkan kedua jenis asam
nukleat, asam ribonukleat dan deoksinukleat.
Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amylase
pankreas, yang menghidrolisis pati, glikogen dan sebagian besar
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat,
sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak adalah lipase
pankreas yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam
lemak dan kolesterol esterase yang menyebabkan hidrolisis esterester kolesterol.
a) Pancreatic juice
Sodium bicarboinat memberikan sedikit pH alkalin (7,1 - 8,2)
pada pancreatic juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari
lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan enzimenzim dalam usus halus.
b) Pengaturan sekresi pankreas ada 2 yaitu :
1) Pengaturan saraf
2) Pengaturan hormonal
c) Fungsi endokrin pankreas
Tersebar diantara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok
sel epithelium yang jelas, terpisah dan nyata.
Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil / kepulauan langerhans
yang bersama-sama membentuk organ endokrin
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3. Etiologi
Penyebab gangguan metabolisme dalam tubuh yaitu : akibat
kekurangan insulin, glukosa dikeluarkan semua maka pembakaran di
dalam tubuh dipakai lemak dan protein menjadikan orang tersebut
kurus dan banyak makan (poliphagi), penumpukan aceton dalam
darah (Murwani, 2008).
Menurut Bustan (2007:106-107) penyebab dari DM antara lain:
a. Tipe 1: Diabetes Mellitus Tergantung Insulin atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) disebabkan oleh gangguan sel Beta
pankreas. DM ini berhubungan dengan antibodi berupa Islet Ceii
antibodies
(ICA),
Insulin
Autoantibodies
(GADA).
Anak-anak
penderita IDDM 90% mempunyai jenis antibodi. Pada DM tipe 1
terjadi destruksi sel Beta, ditandai dengan defisiensi insulin absolut.
b. Tipe II: Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin atau Non-Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang terjadi dari dominasi
insulin resisten relatif sampai defek sekresi insulin.
c. Tipe Gestasional
Diabetes gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap diabetes. Penyebab dibetes gestasional dianggap berkaitan
dengan peningkatan kebutuhan energi dan kadar esterogen serta
hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama masa
kehamilan. Hormon pertumbuhan dan esterogen
pengeluaran insulin dan dapat menyebabkan
merangsang
gambaran sekresi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
berlebih insulin seperti diabetes tipe II yang akhirnya menyebabkan
penurunan responsivitas sel.
d. Diabetes tipe lain
DM tipe ini bisa berupa defek genetik fungsi insulin, defek genetik
kerja insulin, infeksi, karena obat/kimiawi, sebab imunologis lain,
sindrom genetik yang terkait DM.
4. Patofisiologi
Diabetes Mellitus mengalami defisiensi insulin, menyebabkan
glikogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula baru
(glukoneugenesis)
meningkat.
yang
Kemudian
menyebabkan
terjadi
proses
metabolisme
lemak
pembentukan
keton
(ketogenesis). Terjadinya peningkatan keton didalam plasma akan
menyebabkan ketonurea (keton dalam urin) dan kadar natrium
menurun serta pH serum menurun yang menyebabkan asidosis.
Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel
menjadi menurun,
sehingga kadar gula dalam plasma tinggi
(Hiperglikemia). Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi ambang
ginjal
maka
akan
timbul
Glukosuria.
Glukosuria
ini
akan
menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi
dehidrasi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Glukosuria
mengakibatkan
keseimbangan
kalori
negatif
sehingga menimbulkan rasa lapar yang tinggi (polipagi). Penggunaan
glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme
energi menjadi menurun, sehingga tubuh menjadi lemah
Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri
kecil sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi
berkurang, yang akan menyebabkan luka tidak cepat sembuh, karena
suplai makanan dan oksigen tidak adekuat akan menyebabkan
terjadinya infeksi dan terjadinya gangguan.
Gangguan pembuluh darah akan menyebabkan aliran darah ke
retina menurun, sehingga suplai makanan dan oksigen ke retina
berkurang, akibatnya pandangan menjadi kabur. Salah satu akibat
utama dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur
dan fungsi ginjal, sehingga terjadi nefropati.Diabetes mempengaruhi
syaraf-syaraf perifer, sistem syaraf otonom dan sistem syaraf pusat
sehingga mengakibatkan neuropati. (Price, 2000)
5. Tanda dan gejala
a. Gejala Klinis
1. Gejala khas
- Poliuria (sering kencing)
- Poliphagia (cepat lapar)
- Polidipsia (sering haus)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
-
Lemas
-
Berat badan menurun
2. Gejala lain
-
Gatal-gatal
-
Mata kabur
-
Gatal dikemaluan (wanita)
-
Impotensia
-
Kesemutan
b.
Gambaran Laboratorium
-
Gula darah sewaktu > = 200 mg/dL
-
Atau gula darah puasa > 126 mg/dL (puasa = tidak ada
masukan makanan/kalori sejak 10 jam terakhir)
-
Atau glukosa plasma 2 jam> 200 mg/dL setelah beban
glukosa 75 gram.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Sebagai pedoman dalam diagnosis DM, WHO mengeluarkan
panduan diagnosis DM, sesuai table 3.1 :
Tabel 3.1.
Rekomendasi
WHO
Kriteria
Diagnosis
DM
dan
Hiperglikemi Intermediat
Jenis Pemeriksaan
Diabetes :
- Glukosa puasa
- Glukosa 2 jam pp
Impaired Glucose Tolerance (IGT)
- Glukosa puasa
- Glukosa 2 jam pp
Impaired Fasting Glucose (IFG)
- Glukosa puasa
- Glukosa 2 jam pp*
Nilai Normal
> = 7.0 mmol/l (126 mg/dl), atau
> = 11.1 mmol/l (200 mg/dl)
< 7.0 mmol/l (126 mg/dl), dan
> = 7.8 mmol/l dan < 11.1 mmol/l
(140 mg/dl dan 2000 mg/dl)
6.1 – 6.9 mmol/l (110-125 mg/dl),
dan < 7.8 mmol/l (140 mg/dl)
+ Glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75gram glukosa.
*Jika 2 jam pp tidak diukur, status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak
bisa dikeluarkan.
Sumber : Definition and Diagnosis of DM and Intermediate
Hyperglycemia, WHO.2006
6. Penatalaksanaan
Laporkan kenaikan kadar glukosa darah ( yang melebihi 300 mg/dL
[16,6 mmol/L] atau jika dinyatakan lain) atau hasil keton urin yang positif
kepada dokter.
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa
terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas klien.
Menurut Badawi (2009, h. 43-45) menyebutkan empat hal utama
yang dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:
a. Pengaturan makan atau diit dengan penekanan pada pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan : Syarat diit DM dapat memperbaiki kesehatan umum
penderita, mengarahkan pada berat badan normal, menormalkan
pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda, menekan dan menunda
timbulnya penyakit angiopati diabetik. Dalam melaksanakan diit
diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:
1) J I
: jumlah kalori yang diberikan harus habis
2) J II
: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
3) J III
: jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung
Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan
rumus:
BB (Kg)
BBR =
X 100 %
TB (cm) – 100
1) Kurus (underweight) : BBR < 90 %
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Normal (ideal)
: BBR 90 – 110 %
3) Gemuk (overweight) : BBR > 110 %
4) Obesitas, apabila
b.
: BBR > 120 %
a) Obesitas ringan
: BBR 120 – 130 %
b) Obesitas sedang
: BBR 130 – 140 %
c) Obesitas berat
: BBR 140 – 200 %
d) Morbid
: BBR > 200 %
Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu
selama 30-60 menit. Menurut Tandra (2008, h. 190), olahraga yang
sesuai bagi penderita diabetes adalah olahraga aerobik.Olahraga
aerobik adalah olahraga yang berirama teratur.Yang termasuk
olahraga aerobik adalah jogging, jalan, bersepeda, senam, dansa
aerobik, dan berenang.
c.
Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat
dikendalikan :
1. Pemberian obat oral
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan obat penurun kadar
glukosa pada darah yang diresepkan oleh dokter khusus bagi
penderita diabetes mellitus. OHO bekerja melalui beberapa cara
untuk menurunkan kadar glukosa darah. Obat-obat ini dapat
membantu penderita diabetes mellitus untuk menggunakan insulinnya
sendiri dengan lebih baik dan menurunkan pelepasan glukosa oleh
hati
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2. Penyuntikan insulin
Cara pemberian insulin ada beberapa macam, yaitu :
a) Intra vena : bekerja sangat cepat, yakni dalam 2 hingga 5 menit
akan terjadi penurunan glukosa darah.
b) Intramuskular : penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada
subkutan.
c) Subkutan : penyerapannya tergantung penyuntikan, pemijatan,
kedalaman, konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha
maupun lengan. Jenis insulin human lebih cepat dari insulin animal,
insulin analpg lebih cepat dari insulin human.
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar
gula darah dalam batas normal sepanjang hari, yaitu 80-120 mg% saat
puasa dan 80-160 mg% setelah makan. Karena kadar gula darah
memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali kadar ini mungkin
lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lemah (through)
dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4
mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikan ditempat yang berbeda,
tetapi paling baik dibawah kulit perut.
d.
Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap
meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan
laboratorium.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Penatalaksanaan Keperawatan :
Diagnosa keperawatan :
Resiko infeksi pada keluarga Bpk.A khususnya Ibu.U berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes mellitus
Fokus Intervensi :
Diagnosa I
: Resiko infeksi pada keluarga Bpk.A khususnya Ibu.U
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan Diabetes mellitus
Tujuan
: Setelah dilakukan 2 kali kunjungan resiko infeksi teratasi.
Kriteria hasil
: Keluarga dan klien mampu merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan DM.
Intervensi :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan DM
a. Diskusikan dengan keluarga pengertian, penyebab, tanda gejala dan
penanganan DM dengan menggunakan leaflet dan lembar balik.
b. Evaluasi penjelasan yang telah diberikan.
c. Berikan reinforcement positif atas jawaban benar.
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM
a. Demonstrasikan therapi senam kaki diabetik.
b. Evaluasi kembali dengan mengulang therapi senam kaki diabetik
c. Berikan reinforcement positif kepada klien dan keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7. Pathways
Ketidakseimbangan
Produksi insulin
kerusakan sel beta
faktor genetic
inveksi virus,
Pengrusakan
imunologik
Gula dalam darah tidak
Dapat dibawa masuk
Hiperglikemi
vikositas darah
Meningkat
syok
anabolisme protein
hiperglikemik
menurun
Batas melebihi
Ambang ginjal
aliran darah
lambat
Glukosuria
iskemik jaringan
Dieresis osmotic
ketidakefektifan perfusi
Jaringan perifer
Poliuri
kehilangan kalori
koma diabetic kerusakan pada
antibody
kekebalan tubuh menurun
resiko infeksi
Resikoinfeks
i
neuropati sensori
Perifer
Ketidakmampuan merawat
Kehilangan elektrolit
Dalam sel
sel kekurangan bahan
untuk metabolisme
nekrosis luka
Dehidrasi
protein dan lemak
Dibakar
gangrene
Resiko syok
BB menurun
Merangsang
Hipotalamus
kelemahan
ketidakmampuan merawat
Pusat lapar dan
katabolisme lemak
pemecahan protein
Intoleransi aktivitas
klien tidak
merasa sakit
kerusakan
integritas jaringan
Haus
Polidipsi, polipagia
asam lemak
keton
ureum
Keteasidosis
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
8. Fokus intervensi keperawatan
a) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga denga Diabetes mellitus :
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari
diharapkan Resiko Infeksi teratasi.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan kunjungan selama 1x30 menit diharapkan
keluarga mampu :
1) Tujuan khusus 1 : Keluarga mampu mengenal masalah Diabetes mellitus :
Intervensi :
- Jelaskan pengertian Diabetes mellitus.
- Diskusikan dengan keluarga penyebab Diabetes mellitus.
- Kaji pengetahuan keluarga dan diskusikan tentang tanda dan gejala Diabetes
mellitus.
- Diskusikan dengan keluarga bagaimana cara penanganan Diabetes mellitus.
2)
Tujuan Khusus 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan anggota keluarga
untuk mengatasi masalah Diabetes mellitus.
Intervensi :
- Menyebutkan cara pencegahan Diabetes mellitus.
- Beri reinfoorcement positif pada keluarga atas usahanya.
3) Tujuan Khusus 3 : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi :
- Menyebutkan alternatif pengobatan Diabetes mellitus dikeluarga.
- Beri reinforcement positif pada keluarga atas usahanya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4)
Tujuan Khusus 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan baik.
Intevensi :
- Kaji pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang baik bagi penderita DM.
- Diskusikan dengan keluarga tentang bagaimana lingkungan yang baik bagi
penderita DM.
- Beri reinforcement positif pada keluarga atas usahanya.
5) Tujuan Khusus 5 : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Intervensi :
- Diskusikan manfaat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
- Beri reinforcement positif pada keluarga atas usahanya.
b. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan
aktivitas tidak terganggu.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan kunjungan selama 1x30 menit diharapkan
keluarga mampu :
1) Tujuan khusus 1 : Keluarga mampu mengenal masalah kelelahan.
Intervensi :
- Diskusikan tanda gejala kelelahan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Tujuan khusus 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan dengan masalah
kelelahan.
Intervensi :
- Kaji pengetahuan keluarga tentang cara mencegah kelelahan.
- Jelaskan cara mencegah kelelahan.
3) Tujuan khusus 3 : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi :
- Kaji keluarga bagaimana merawat anggota keluarga yang mengalami
kelelahan.
- Diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga yang mengalami
kelelahan.
4) Tujuan khusus 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang aman bagi
anggota keluarga yang mengalami kelelahan.
Intervensi :
- Kaji keluarga tentang lingkungan yang aman bagi anggota keluarga yang
mengalami kelelahan.
- Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang aman bagi anggota
keluarga yang mengalami kelelahan.
5) Tujuan khusus 5 : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Intervensi :
- Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., OKTI HERLIANI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download