BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Prancis

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Prancis merupakan bahasa Indo-Eropa yang memiliki penutur di
banyak negara di dunia, seperti Prancis, Belgia, Swiss, Luxembourg, Louisiana,
Afrika Barat, Afrika Utara, Karibia, dan Kanada. Maka tak heran apabila bahasa
Prancis dipertimbangkan sebagai bahasa yang memiliki kontribusi besar dalam hal
penyumbang perbendaharaan kosakata di banyak bahasa di dunia. Bahasa Inggris
menjadi salah satu bahasa yang menyerap kosakata dari bahasa Prancis. Banyaknya
kosakata bahasa Prancis yang dipinjam oleh bahasa Inggris tak terlepas dari adanya
hubungan antara kedua negara tersebut. Kontak antara bangsa Prancis dan Inggris
diperkirakan telah berlangsung sejak lama, yakni dimulai pada tahun 1154-14851.
Pada waktu itu para putri dari Prancis menjadi ratu di Inggris karena menikah
dengan para raja Inggris.
Pernikahan yang terjadi antara dua negara tersebut tentunya memberikan
pengaruh dalam berbagai macam aspek, misalnya aspek sosial, ekonomi, politik,
budaya dan tentunya aspek kebahasaan. Dalam ilmu bahasa atau linguistik, telah
terjadi peningkatan perbendaharaan kosakata. Terdapat ratusan lebih kosakata
bahasa Prancis yang dipinjam ke dalam bahasa Inggris. Kata-kata pinjaman atau
1
Pada tahun 1154-1485, negara Inggris berada dibawah kepemimpinan Duke of Normandy,
Geoffrey V:Anjou-Plantagenet atau sering disebut le Bel (Si Tampan). Pada waktu itu para putri
dari Prancis menjadi ratu di Inggris: Isabella, putri dari Raja Philip IV Prancis, menikah dengan Raja
Edward II dari Inggris; Catherine dari Valois, putri dari Raja Charles VI Prancis, menikah dengan
Raja Henry V dari Inggris. Diakses dari http://www.ambafrance-uk.org/History,29 pada 5 Juni 2016
pukul 19:45)
1
kata-kata serapan tersebut dapat digolongkan ke dalam beberapa bidang tertentu.
Misalnya dalam bidang tata boga, bahasa Inggris menggunakan kata biscuit
‘biskuit’ dan menu ‘daftar makanan’ yang berasal dari bahasa Prancis. Dalam
bidang diplomasi, banyak kata yang dipinjam dari bahasa Prancis misalnya
diplomat ‘diplomat’ dan regime ‘rezim’. Serta terdapat kata camouflage
‘penyamaran’ dan coup d’état ‘kudeta’ yang digunakan dalam bidang militer.
Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang hanya menyerap kosakata dari bahasa
Prancis. Bahasa Prancis ternyata juga menyerap kosakata dari bahasa Inggris. Pada
abad pertengahan, mulai muncul kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa
Prancis. Sejak abad ke-19, terjadi peningkatan kosakata yang diserap dari bahasa
Inggris ke dalam bahasa Prancis. Meskipun begitu, bangsa Perancis tetap memiliki
keengganan dalam proses menyerap kosakata bahasa Inggris (Bernard dan Attali,
2009: 2219).
Kosakata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Prancis muncul pertama
kali dalam bidang kelautan. Kemudian berkembang hingga ke berbagai bidang,
termasuk bidang olahraga. Kata serapan dari bahasa Inggris dalam bidang olahraga
telah ada sejak abad ke-19 (Grevisse, 1993:193). Penggunaan kosakata bahasa
Inggris dalam bahasa Prancis disebut anglicisme. Media online merupakan salah
satu media yang menggunakan kosakata bahasa Inggris dalam penulisan artikelartikelnya. Berikut merupakan contoh anglicisme yang terdapat dalam artikel
olahraga:
2
(1) Si le football est une religion en Argentine, le cœur des habitants de la
Province de Cordoba, d’où est originaire le double champion du monde
WTCC José-Maria Lopez (mais également le tennisman David
Nalbandian et le footballeur Javier Pastore) bat pour le sport
automobile. (L’Équipe, Kamis, 21 April 2016)
‘Jika sepak bola merupakan sebuah agama di Argentina, juga sebagai
jantung dari penduduk Provinsi Cordoba, dan merupakan tempat asal
juara dunia ganda WTCC José María López (juga tempat asal petenis
David Nalbandian dan pemain sepak bola Javier Pastore) yang
berjuang dalam olahraga balap mobil.’
Pada contoh (1) football, tennisman, footballeur dan sport merupakan
kosakata serapan dari bahasa Inggris. Meskipun dalam bahasa Prancis terdapat
istilah ball au pied ‘sepak bola’, tetapi dalam artikel tersebut kosakata football lebih
dipilih untuk digunakan.
Ortografis
football ‘sepak bola’
Pelafalan BIng
[fʊtbɔ:l]
Pelafalan BP
[futbol]
Football dilafalkan /fʊtbɔ:l/ dalam bahasa Inggris dan /futbol/ dalam bahasa
Prancis. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Prancis sebagai bahasa penerima
memiliki perbedaan dalam melafalkan kosakata serapan dari bahasa sumber bahasa
Inggris, meskipun kata tersebut memiliki bentuk ortografis yang sama. Pada
pelafalan football terdapat interferensi bunyi vokal, yakni fonem vokal [ʊ] dalam
bahasa Inggris yang dilafalkan menjadi [u] oleh bahasa Prancis. Selain itu fonem
vokal panjang [ɔ:] juga berubah menjadi vokal pendek [o] pada pelafalan bahasa
Prancis.
Football termasuk ke dalam kosakata serapan leksikal, yakni kata-kata yang
diserap secara utuh dari bahasa asalnya, tanpa mengalami perubahan morfologi
dalam penulisan. Dalam bahasa Inggris, football memiliki makna: 1) kata benda –
salah satu permainan yang dimainkan oleh tim dengan cara menendang bola atau
3
dapat juga bermain dengan menggunakan tangan, khususnya sepak bola di Inggris
dan sepak bola di Amerika Serikat; 2) kata benda – bola yang digunakan dalam
olahraga sepak bola, baik berbentuk bulat (untuk sepak bola) atau oval (untuk
bermain rugby dan sepak bola Amerika) dan biasanya terbuat dari kulit atau plastik
yang diisi dengan udara yang padat2. Dalam artikel olahraga berbahasa Prancis,
football memiliki makna: 1) kata benda – olahraga yang terdiri dari 22 pemain yang
dibagi menjadi dua tim, yang dimainkan dengan cara menggiring bola sampai ke
gawang lawan tanpa memakai bantuan tangan dan berlangsung selama dua kali 45
menit; 2) kata benda – sepak bola Amerika, terutama di Amerika Serikat, olahraga
yang dimainkan oleh dua tim terdiri atas masing-masing 11 pemain dimana
diperbolehkan bermain dengan menggunakan kaki dan tangan. Dalam segi makna,
sudah terlihat perbedaan antara makna yang terkandung dalam bahasa Inggris dan
bahasa Prancis. Secara umum, football dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis
memiliki makna yang sama, yakni olahraga menendang bola dengan menggunakan
kaki dan dimainkan oleh dua tim terdiri atas masing-masing 11 orang. Akan tetapi,
dalam bahasa Inggris terdapat makna lain yakni sebuah bola yang dimainkan dalam
olahraga sepak bola, rugbi dan sepak bola Amerika. Komponen makna dari
kosakata bahasa Inggris yang dipinjam ke dalam bahasa Prancis tersebut ternyata
dapat mengalami penyempitan makna.
2
http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/football (diakses pada 4 Juni 2016 pukul
21:30)
4
1.2 Permasalahan
Setiap bahasa memiliki cara tersendiri dalam menyerap kosakata asing.
Bahasa Prancis memiliki kekhasan dalam menyerap kosakata dari bahasa Inggris.
Kekhasan tersebut dapat meliputi beberapa aspek lingual. Oleh karena itu, rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses
penyerapan kosakata dari bahasa Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa
Prancis, ditinjau dari segi fonologi, morfologi dan semantik.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan proses penyerapan kosakata
dari bahasa Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa Prancis ditinjau dari
segi fonologi, morfologi dan semantik.
1.4 Tinjauan Pustaka
Penulis mengamati bahwa penelitian yang membahas mengenai penyerapan
kosakata asing pernah dilakukan oleh Syamsul Hadi (2003) dalam Kata-kata
Serapan dari Bahasa Arab yang Terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam disertasinya, Hadi menganalisis pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lain.
Analisis meliputi aspek fonologis, morfologis dan semantis. Selain itu, Nani
Kusrini (2000) dalam skripsi berjudul Anglicisme dalam Majalah Elle: Sebuah
Tinjauan Sosiolinguistik membahas bagaimana bentuk pemakaian, pelafalan dan
faktor sosial apa saja yang mempengaruhi banyaknya kosakata pinjaman dari
bahasa Inggris yang dipakai dalam Majalah Elle Prancis. Dalam menganalisis data,
Nani menggunakan teori morfosintaksis, fonetik dan sosiolinguistik.
5
Kemudian penelitian dengan objek material berita olahraga sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Fifi Zulfayani (2008) meneliti gaya bahasa dalam
skripsinya yang berjudul Gaya Bahasa Berita Ulasan Sepakbola. Fifi meneliti jenis
gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam penulisan berita ulasan pertandingan
sepak bola berbahasa Prancis di situs berita online menggunakan analisis data
dengan metode deskriptif.
Pada tahun 2013, Ari Nurweni menulis jurnal yang berjudul Meanings of
English Loanwords In Indonesian Articles of Sport. Ari memaparkan makna kata
pinjaman dari bahasa Inggris dalam teks olahraga berbahasa Indonesia
menggunakan analisis komponen makna. Pada tahun yang sama, Destalian Bata
Mallua menulis skripsi berjudul Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Prancis
Dalam Bahasa Indonesia Di Bidang Mode. Destalian meneliti perubahan makna
yang terjadi dalam kata serapan bidang mode dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perubahan makna tersebut. Metode yang dipakai adalah teknik padan,
selanjutnya dianalisis menggunakan teori semantik khususnya perubahan makna.
Sejauh ini, penelitian yang menganalisis proses penyerapan kosakata bahasa
Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa Prancis ditinjau dari aspek
fonologi, morfologi dan semantik masih belum ditemukan. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menjadikan topik tersebut sebagai fokus analisis.
6
1.5 Landasan Teori
1.5.1
Kontak Bahasa
Dalam suatu masyarakat yang multilingual, kontak bahasa merupakan hal
yang wajar terjadi. Ketika dua bahasa atau lebih digunakan oleh orang yang sama,
maka hal inilah yang dinamakan dengan kontak bahasa. Keadaan atau penggunaan
dua bahasa ini disebut dengan bilingualisme, sedangkan orang yang mampu
berbicara dua bahasa disebut bilingual (Weinreich, 1979: 1). Kontak-kontak
bahasa itu menyebabkan munculnya kata serapan. Kata serapan atau kata pinjaman
adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain (Hudson, 1986: 58).
Bahasa Inggris memiliki sistem kebahasaan yang berbeda dengan bahasa
Prancis. Perbedaan sistem kebahasaan bahasa satu dengan bahasa yang lain
mengakibatkan adanya proses penyesuaian dalam proses penyerapan kosakata
asing. Penyesuaian-penyesuaian meliputi aspek kebahasaan: tata bunyi (fonologi),
tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan
tata makna (semantik).
1.5.2
Media Online
Menurut Carolyn M. Byerly dan Karen Ross (2006: 17), media merupakan
agen yang berpontensi kuat dalam sosialisasi yakni dapat memperlihatkan kepada
kita sebuah role model, menganugerahkan sebuah status dan menunjukkan perilaku
yang dianggap layak sehingga mendorong lahirnya sebuah stereotip.
Perkembangan zaman yang pesat menuntut media agar dapat menyampaikan
informasi secara cepat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya media
online. Media online memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media cetak.
7
Selain menyajikan berita terbaru dengan waktu yang sangat cepat serta mudah
untuk diakses, media online juga dapat mencantumkan video dan suara dalam
memberitakan sebuah informasi.
Dalam proses mengakses media online, kita diharuskan untuk mengerti
teknologi serta paham akan cara penggunaan perangkat canggih seperti komputer,
laptop, handphone, tablet dan lain-lain. Oleh karena itu, tak heran apabila
masyarakat golongan menengah ke atas lah yang biasanya menjadi pembaca media
online.
1.5.3
Proses Penyerapan Kosakata Asing
Penyerapan sebuah kosakata asing biasanya dimulai dari bentuk lisan yang
kemudian diikuti dalam bentuk tulis (Hadi, 2003:78). Bentuk lisan memiliki kaitan
yang sangat erat dengan kajian fonetik dan fonologi. Menurut Verhaar (2010)
fonetik digunakan untuk mendeskripsikan bunyi-bunyi dengan alat-alat ucap,
sedangkan fonologi digunakan untuk menentukan bagaimana pola-pola bunyi
tersebut di dalam sebuah bahasa. Bunyi yang membedakan atau bunyi distingtif
disebut fonem.
Dalam fonologi, terdapat dua macam bunyi yakni bunyi vokal dan bunyi
konsonan. Penggolongan bunyi ini didasarkan pada ada tidaknya hambatan
terhadap arus udara saat bunyi diproduksi. Bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang
arus udaranya tidak mengalami rintangan, sementara bunyi konsonan merupakan
bunyi yang mengalami hambatan dari alat-alat artikulasi yakni penyempitan atau
penutupan pada saat bunyi diproduksi.
8
1.5.3.1 Bahasa Inggris
1.5.3.1.1 Fonem Vokal Bahasa Inggris
Bahasa Inggris memiliki 12 fonem vokal yang terdiri dari tujuh vokal pendek
dan lima vokal panjang. Dalam bahasa Inggris terdapat 10 diftong atau vokal
rangkap dua. Berikut daftar vokal dan diftong dalam bahasa Inggris:
i:
ɪ
e
æ
ɑː
ɒ
see
sit
ten
hat
arm
got
ɔ:
ʊ
u:
ʌ
з:
ə
saw
put
too
cup
fur
ago
eɪ
əʊ
aɪ
ʊə
page
home
five
poor
ɔɪ
ɪə
eə
aʊ
join
near
hair
now
Berikut merupakan bagan fonem vokal bahasa Inggris:
1.5.3.1.1 Bagan Fonem Vokal Bahasa Inggris
diambil dari Roach (2001:8)
1.5.3.1.2 Fonem Konsonan Bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris, konsonan diproduksi di delapan tempat artikulasi
(McMahon, 2002:41). Bahasa Inggris memiliki 24 (dua puluh empat) fonem
konsonan, yakni /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /f/, /v/, /θ/, /ð/, /s/, /z/, /ʃ/, /ʒ/, /h/, /l/, /r/, /m/,
/n/, /ŋ/, /w/, dan /y/. Berikut deskripsi mengenai tempat-tempat yang
memungkinkan kita untuk membentuk sebuah sistem fonem konsonan lengkap.
9
a.
Bilabial
Pada bunyi bilabial, artikulator yang aktif adalah bibir bawah. Sementara
bibir atas sebagai artikulator pasif.
No.
1.
2.
3.
b.
Konsonan
/p/
/b/
/m/
Contoh Kata
pie
by
my
Labio-dental
Bunyi labio-dental merupakan bunyi yang diproduksi dengan bibir bawah
sebagai artikulator aktif. Akan tetapi dengan cara menggerakannya naik ke arah gigi
bagian atas.
No.
1.
2.
c.
Konsonan
/f/
/v/
Contoh Kata
fat
vat
Dental
Pada kebanyakan bunyi dalam bahasa Inggris, artikulator aktif terdapat pada
bagian dari lidah.
No.
1.
2.
Konsonan
/θ/
/ð/
Contoh Kata
thigh
thy
d. Alveolar
Bunyi alveolar diproduksi di ujung lidah saat lidah bergerak. Gerakan ini
terasa seperti saat Anda menekuk lidah tepat dibelakang gigi depan atas.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Konsonan
/t/
/d/
/n/
/s/
/z/
/r/
/l/
Contoh Kata
tie
die
nigh
sip
zip
rip
lip
10
e.
Post-alveolar
Bunyi post-alveolar diproduksi di daun lidah sebagai artikulator aktif
bersamaan dengan bagian-bagian punggung lidah dan langit-langit keras (palatal)
sebagai artikulator pasif.
No.
1.
2.
3.
4.
Konsonan
/ʃ/
/ʒ/
/tʃ/
/dʒ/
Contoh Kata
ship
beige
chunk
junk
f. Palatal
Bunyi palatal diproduksi oleh bagian depan lidah yang bergerak naik menuju
langit-langit keras. Sejauh ini, bunyi palatal ditemukan pada konsonan /j/ seperti
pada kata “yes”.
g. Velar
Untuk bunyi velar, belakang lidah merupakan artikulator aktif. Sementara itu
velum atau langit-langit lunak.
No.
1.
2.
3.
4.
Konsonan
/k/
/g/
/ŋ/
/x/
Contoh Kata
cot
got
rang
loch
h. Glotal
Bunyi glotal merupakan bunyi minoritas dalam hal artikulasi karena
diproduksi tanpa menggunakan lidah. Dalam bahasa Inggris, bunyi glotal terdapat
pada fonem /h/ dengan contoh kata “high”.
11
1.5.3.2 Bahasa Prancis
1.5.3.2.1 Fonem Vokal Bahasa Prancis
Bahasa Prancis memiliki fonem yang lebih banyak daripada bahasa Inggris.
Terdapat 16 (enam belas) fonem vokal yang terdiri dari 12 (dua belas) vokal murni
yakni /i/, /e/, /ɛ/, a/, /ɑ/, /ɔ/, /o/, /u/, /y/, /ø/, /œ/, /ə/ dan 4 (empat) vokal nasal atau
vokal sengau, yakni /ɛ/̃ , /œ̃/, /ɔ/̃ , dan /ã/. Berikut tabel vokal bahasa Prancis.
Tabel.1.5.3.2.1 Fonem Vokal Bahasa Prancis
Tertutup
Non
Labial
[i] si
[e] dé
Labial
[y] vu
[ø] feu
Depan
Terbuka
Oral
Nasal
[ɛ] mer
[a] date
[œ]
leur
[ə] gredin
Belakang
Tertutup
Terbuka
Oral
Nasal
[ɛ]̃ pin
[œ̃] un
[u] ou
[o] ose
[ɔ] note
[ɑ] bas
[ɔ̃] on
[ã] an
1.5.3.2.2 Fonem Konsonan Bahasa Prancis
Bahasa prancis memiliki fonem konsonan yang lebih sedikit dibanding
bahasa Inggris. Terdapat 21 fonem konsonan yang terdiri dari 18 (delapan belas)
fonem konsonan yakni /p/, /t/, /k/, /b/, /d/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /f/, /s/, /ʃ/, /v/, /z/, /ɲ/, /l/,
/r/, /ʒ/ dan 3 (tiga) fonem semi-vokal, yakni /w/, /ɥ/, dan /j/.
12
Tabel 1.5.3.2.2 Fonem Konsonan Bahasa Prancis
Oral
Nasal
Labial
[b] bal
[p] pol
[v] vol
[f] fer
[w] oui
[ɥ] nui
[m] mer
Dental
[d] dur
[t] tir
[z] zut
[s] sol
[l] lac
[n] non
Palatal
Velar
[g] gare
[k] col
[ʒ] jur
[ʃ] char
[R] rat
[j] yeux
[ɲ] digne
[ŋ] ring
Bahasa Prancis memiliki beberapa cara dalam membentuk kosakata serapan
baru, yakni dengan penambahan elemen non-otonom, afiks (imbuhan) pada kata
atau pada akar kata. Hal ini dapat berupa derivasi, atau juga gabungan beberapa
kata yang sudah ada, dan bisa berupa modifikasi kata yang sudah ada sebelumnya.
Derivasi merupakan cara pembentukan sebuah unit leksikal baru dengan
penambahan afiks. Apabila imbuhan atau elemen non-otonom terletak di akhir kata,
maka imbuhan ini disebut sufiks. Apabila imbuhan terletak di depan kata yang
sudah ada, maka imbuhan tersebut dinamakan prefiks, sedangkan proses
penambahan prefiks disebut prefiksasi (Grevisse, 1993:197).
Proses afiksasi
lainnya adalah fleksi. Fleksi merupakan cara pembentukan kata sebagai unsur
leksikal yang sama (Verhaar, 2010:121).
Apabila terdapat penambahan sufiks dan prefiks secara bersamaan pada satu
kata yang sama, maka hal ini disebut dengan derivasi parasynthétique, sedangkan
derivasi regresif adalah pembentukan unit leksikal baru dengan cara menghilangkan
sufiks atau prefiks. Terdapat pula derivasi impropre, yakni berubahnya kelas kata
atau kategori gramatikal sebuah kata tanpa adanya modifikasi terhadap bentuk asli
kata tersebut (Grevisse, 1993:198).
13
Sebuah kata yang diserap dari satu bahasa ke bahasa lain pasti memiliki
pengaruh terhadap perbendaharaan kosakata di dalam kamus bahasa penerima.
Pengaruh ini menyerupai tiga hal: 1) kebingungan tentang makna antara kata
serapan yang baru dengan kosakata atau istilah lama yang telah ada dalam bahasa
penerima; 2) menghilangnya kosakata lama; dan 3) tetap dipakainya kosakata lama
dan kata serapan baru dengan pemberian makna khusus atau makna berbeda untuk
masing-masing kata tersebut (Weinreich, 1979:54).
Samsuri (1994) menggolongkan perubahan makna suatu kata dapat berupa
penambahan, penggurangan dan penggantian. Apabila sebuah kata atau leksem
yang awalnya hanya memiliki satu makna kemudian berkembang menjadi memiliki
lebih dari satu makna, hal ini dinamakan perluasan makna. Akan tetapi, jika sebuah
leksem yang awalnya memiliki banyak makna kemudian berubah terbatas hanya
memiliki satu saja, hal ini dinamakan penyempitan makna. Selain itu, terdapat
perubahan makna total atau penggantian makna, yakni apabila sebuah leksem
berkembang menjadi bermakna baru. Perubahan makna baru dari makna lama
terkadang memiliki hubungan yang sangat jauh, meskipun keduanya masih
berkaitan satu sama lain.
14
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil
data dari situs laman
www.lequipe.fr. L’Équipe dipilih karena merupakan koran olahraga yang paling
banyak dibaca, yakni dengan total pembaca 2.175.000 setiap harinya berdasar studi
One oleh lembaga Audipresse3.
Artikel pada situs L’Équipe dipilih secara acak dengan rentang waktu sejak
17 April–28 April 2016. Artikel-artikel tersebut kemudian dipindai ke komputer
dan dicatat kata-kata apa saja yang termasuk ke dalam kosakata bahasa Inggris.
Data berupa kata-kata yang kemudian dicek kembali dalam kamus besar bahasa
Prancis Le Petit Larousse 1994. Data yang terpilih kemudian dianalisis
menggunakan analisis fonologi, morfologi dan semantik.
Metode agih dan metode padan merupakan meode yang dipilih dalam
analisis. Metode agih merupakan metode yang alat penentunya ada di dalam dan
merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15). Dalam analisis
morfologi, penulis akan menerapkan teknik bagi unsur langsung. Dalam pembagian
unsur, sebuah kata akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu akar kata dan imbuhan
sehingga dapat diketahui morfem yang terkandung dalam kata dan bagaimana
proses pembentukan kata serapan tersebut. Dalam analisis semantik, analisis
komponen digunakan untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam
“Top 10 des quotidiens les plus lus : les gratuits toujours à la Une” oleh Damien Grosset diakses
dari http://www.e-marketing.fr/Thematique/Medias-1006/Breves/Top-10-des-quotidiens-les-pluslus-les-gratuits-toujours-a-la-Une-52008.htm pada 6 Juni 2016 pukul 15:05
3
15
sebuah kata untuk kemudian dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
makna antara kosakata bahasa sumber dengan kosakata serapan bahasa penerima.
Sedangkan metode padan merupakan metode yang alat penentunya di luar,
terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,
1993: 13). Metode yang dipakai yakni metode padan intralingual. Metode padan
intralingual digunakan untuk membandingkan dua hal yang berhubungan. Metode
ini dipakai dalam analisis fonologi. Di sini, yang dihubungkan adalah unsur bahasa
yang bersifat lingual, yakni fonem. Teknik yang dipakai adalah teknik hubung
banding menyamakan dan teknik hubung banding membedakan. Pada tahapan
akhir, hasil analisis data akan dijabarkan dalam bentuk uraian beserta kesimpulan.
1.7 Sistematika Penyajian
Skripsi ini terdiri atas tiga bab. Bab I berisikan latar belakang, permasalahan,
tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan
sistematika penyajian. Pada bab II akan dijabarkan analisis data dan pembahasan
dengan analisis fonologi, morfologi dan semantik. Selanjutnya hasil analisis dan
kesimpulan akan disampaikan pada bab III.
16
Download