hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi

advertisement
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
FITRIA FADLILA
NPM : 1111010023
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017 M
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
FITRIA FADLILA
NPM : 1111010023
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag
Pembimbing II : Drs. Risgiyanto, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK
MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH
Oleh:
FITRIA FADLILA
Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran fiqih yang saat ini
masih menggunakan media pembelajaran yang kurang sesuai, monoton dan belum
mengikuti perkembangan tekhnologi. Padahal media pembelajaran dalam proses
kegiatan belajar mengajar adalah salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Untuk mewujudkan timbulnya motivasi belajar tersebut, maka
penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor penting, yang dalam hal
ini media tersebut merupakan media power point yang telah diterapkan di SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, dan peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat
pengumpul data yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk
mengumpulkan data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar
siswa, disamping interview dan dokumentasi sebagai metode penunjang atau
pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa dari jumlah populasi
108 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.
Dari hasil penelitian tentang penggunaan media power point dan motivasi
belajar siswa dapat dikemukakan bahwa analisa korelasi dengan menggunakan
Product Moment (rxy) diperoleh r = 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa antara
penggunaan media power point (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel
Y) terdapat korelasi yang kuat/tinggi. Adapun kontribusi penggunaan media power
point (variabel X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y) diketahui 46,24%
hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa. Atau
dengan pengertian bahwa pengaruh penggunaan media power point terhadap motivasi
belajar siswa sebesar 46,24%, sedangkan sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor
lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan atau saran terhadap
sekolah, khususnya kepada guru mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan
penggunaan media power point sebagai salah satu media pembelajaran yang berguna
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar di
kelas maupun di luar kelas.
ii
MOTTO
         
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-‘Alaq: 4 – 5).
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku Bapak Drs. Hamzah
dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.I, mertuaku Bapak Samsudin dan Ibu Saminah, suamiku
tercinta Muhammad Yusuf, S.Pd.I, kakak kandungku Ramadhani Fadly, S.Kom, adik
kandungku Ahmad Fadlil Faruqi dan Fadlan Azmy Hamzah, kakak – kakak iparku
Siti Hadijah, Indra Jaya, S.E, Suhani, Ahmad Rifa’i, Siti Rohana, Dody Viktor Joan
dan adik iparku Nur Syamsiah, S.Sy, keponakan-keponakanku Ibnu Habil Mubarok,
Arif Maulana, Nabila Qanita Ramadhani dan Alifah Nadila Humairah yang telah
memberikan dukungan, semangat, motivasi, kasih sayang yang tulus yang tiada hentihentinya serta ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir.
vi
RIWAYAT HIDUP
Fitria Fadlila dilahirkan di Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi
Lampung pada tanggal 18 Maret 1993. Anak ke dua dari empat bersaudara dari
pasangan bapak Drs. Hamzah dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.
Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD Negeri 1 Kalirejo Kecamatan
Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian
melanjutkan ke sekolah menengah pertama di tempuh di MTs Al-Muhsin Metro
Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2008. Sedangkan pendidikan sekolah
menengah atas di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dan diselesaikan pada tahun
2011.
Kemudian pada tahun 2011 meneruskan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi
Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung di Provinsi lampung. Penulis
juga aktif di organisasi Tapak Suci IAIN Raden Intan Lampung pada periode 20112015 di IAIN Raden Intan Lampung.
Kalirejo, 24 Desember 2016
Penulis
Fitria Fadlila
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat taufik, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
walaupun mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus sebagai pembimbing 1
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Risgiyanto, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Ismail, S.E.,M.M selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah I
Kalirejo Lampung Tengah, yang telah memberi izin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian dan membantu dalam pengumpulan data yang
diperlukan untuk penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberi
bekal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang berguna sebagai
penunjang dalam penyusunan skripsi ini.
viii
6. Keluarga Besar K.H Syaifuddin (Almarhum) dan Ummi Kulsum
(Almarhum).
7. Sahabat kecilku hingga sekarang Maziyyatun Niswah dan Via Carollina.
8. Almamater Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat balasan yang
setimpal disisi Allah SWT.
Kalirejo, 24 Desember 2016
Penulis
Fitria Fadlila
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .............................................................. 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 11
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................... 11
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 11
2. Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran .................................................................... 12
1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................ 13
2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar ..................... 15
3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran ....................... 20
x
B. Media Pembelajaran Power Point ............................................... 27
1. Mengenal Menu – menu Power Point ................................... 28
2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point ...................... 31
C. Motivasi Belajar .......................................................................... 33
1. Pengertian Motivasi ............................................................... 34
2. Fungsi Motivasi ..................................................................... 36
3. Pengertian Belajar ................................................................. 37
4. Tujuan Belajar ....................................................................... 41
5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar ....................... 45
6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ..................................... 47
D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ............................................. 49
E. Kerangka Berfikir ........................................................................ 51
F. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 57
1. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 58
2. Definisi Operasional Variabel ............................................... 59
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 60
C. Instrumen Penelitian .................................................................... 62
D. Teknik Analisis Data ................................................................... 62
1. Rumus Uji Validitas .............................................................. 62
2. Rumus Uji Reliabilitas .......................................................... 63
3. Rumus Product Moment ........................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian ........................................... 66
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah
1 Kalirejo Lampung Tengah ................................................. 66
2. Identitas Sekolah ................................................................... 68
3. Tujuan Sekolah ...................................................................... 69
xi
4. Visi Dan Misi Sekolah .......................................................... 70
5. Ciri Khas Yang Menjadi Unggulan ....................................... 70
6. Keadaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ...................... 71
7. Keadaan Siswa ...................................................................... 73
8. Sarana Dan Prasarana ............................................................ 73
9. Data Variabel Penelitian ........................................................ 74
B. Uji Validitas ................................................................................ 79
C. Uji Reliabilitas ............................................................................. 85
D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 91
E. Pembahasan ................................................................................. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 98
B. Saran ............................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Akuntansi Di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung
Tengah .........................................................................................
Tabel
2
8
Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun
2016 .............................................................................................
58
Tabel
3
Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ...... 65
Tabel
4
Data Pendidik (Guru) ................................................................... 71
Tabel
5
Data Tenaga Kependidikan .........................................................
72
Tabel
6
Data Siswa ...................................................................................
73
Tabel
7
Data Sarana Dan Prasarana .......................................................... 73
Tabel
8
Data Skor Angket Tentang Penggunaan Media Power Point ...... 75
Tabel
9
Distribusi Skor Penggunaan Media Power Point ........................
76
Tabel
10
Data Skor Angket Tentang Motivasi Belajar Siswa ....................
77
Tabel
11
Distribusi Skor Motivasi Belajar Siswa ....................................... 78
Tabel
12
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media
Power Point) 15 Sampel ..............................................................
79
Tabel
13
Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 ........................................... 79
Tabel
14
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa) 15 Sampel ........................................................................
82
Tabel
15
Korelasi Uji Validitas Nomor 1 ................................................... 82
Tabel
16
Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point ............ 85
Tabel
17
Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa ..........................
Tabel
18
Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara Variabel X Dan
88
Variabel Y .................................................................................... 91
Tabel
19
Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ...... 94
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Skema Kerangka Pemikiran .............................................................
xiv
54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel Penelitian .................................................................. 103
Lampiran 2
Uji Validitas Instrumen Angket .......................................................
Lampiran 3
Kisi – Kisi Angket ............................................................................ 132
Lampiran 4
Lembar Angket ................................................................................. 133
Lampiran 5
Pedoman Interview ........................................................................... 137
Lampiran 6
Pengesahan Proposal ........................................................................
Lampiran 7
Pengesahan Skripsi ........................................................................... 139
Lampiran 8
Permohonan Mengadakan Penelitian ...............................................
140
Lampiran 9
Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .....................................
141
Lampiran 10
Materi Pelajaran Fiqih ......................................................................
142
Lampiran 11
Nilai-Nilai Kritis Koefisien Korelasi (r) Product Moment ..............
150
xv
104
138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebelum diuraikan lebih lanjut, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang
pengertian :
a. Media
Media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan pembelajaran dari
pengirim ke penerima pesan. Pengirim pesan dalam proses pembelajaran biasa
dikenal dengan sebutan guru dan penerima pesannya disebut dengan murid atau
siswa.1
b. Power Point
Power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide aplikasi. Saat
ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media
komunikasi.2
c. Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.3
1
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Thariqi Press,
2012),h. 19
2
Osdirwan Osman, Microsoft Power Point Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2011), h.1
3
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 73
1
2
d. Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.4
e. Mata Pelajaran Fiqih
Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh
ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini
berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah islamiyah. 5
B. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru
yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi
ini maka lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.
4
Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 9
5
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19
3
Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar merupakan kegiatan
menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Yang mana
dalam hal ini guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima,
bersifat pasif.6 Sehingga jelas bahwa yang harus mengaktifkan kegiatan belajar
mengajar di kelas adalah guru, dengan metode dan media yang tepat agar siswa
termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.
Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya
dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan
anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana
belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana
belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih
banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik
merasa gelisah ketika duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi
seperti ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas.
Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
6
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h. 39.
4
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang
lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.7
Di samping itu juga dari pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua
manusia baik potensi jasmani maupun potensi rohaninya (pikir, karsa, dan rasa)
berkembang sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu lahirlah pemikiran
manusia untuk memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap perkembangan
potensi manusia.8 Alternatif pemecahan masalah itulah yang nanti seharusnya
diidentifikasi oleh guru sehingga menemukan titik terang dalam pemecahan masalah
yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu memiliki tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan
alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat
bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, video, suara, dan
sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan
pelajaran yang disampaikan itu.
Terlebih lagi jika para peserta didik dihadapkan dengan pendidikan agama,
seperti halnya mata pelajaran fiqih pada sekolah-sekolah. Tidak sedikit para siswa
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 1.
8
Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 186.
5
akan merasa jenuh ketika cara penyampaian yang diberikan oleh guru terasa hambar
tanpa adanya variasi metode dan media yang digunakan.
Padahal sekarang ini kita hidup di zaman teknologi yang semakin maju
dengan pesatnya, dan setiap aktifitas tak pernah terlepas dari yang namanya
teknologi, begitupun dalam dunia pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
dampak positif dari kemajuan teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatif
(memudahkan). Memudahkan kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan
berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan berbagai macam
kesantaian dan kesenangan yang semakin luas, memasuki ruang-ruang dan celahcelah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan yang gelap pun dapat
dipenetrasi.9
Media power point yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama
ini dirasa belumditerapkan dengan optimal. Padahal media power point yang berbasis
teknologi
itu
dapat
memudahkan
sekaligus
memfasilitasi
dalam
kegiatan
pembelajaran. Hal itu bisa dilihat ketika penggunaan media Power Point belum
diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah. Padahal salah satu cara untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran yang tepat. Media power point dirasa sangat tepat untuk mengatasi
pembelajaran yang dirasa cukup membosankan bagi para siswa di dalam kelas,
karena media ini memberikan informasi secara audio visual sehingga siswa dapat
menyerap informasi dengan melihat, mendengar, dan merespon secara langsung
9
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 10.
6
karena objek yang ditampilkan terlihat konkret (nyata). Ditambah lagi dengan
penyajian/presentasi power point yang variatif karena terdapat aplikasi gambar,
animasi, sound, dan video sehingga membuat proses pembelajaran tidak
menjenuhkan.
Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan
sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang
untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi juga diartikan
sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Berdasarkan pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun
dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas
tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Menurut Sardiman di dalam bukunya yang berjudul interaksi motivasi belajar
mengajar bahwa indikator motivasi itu ada pada diri siswa sendiri, diantaranya ialah
sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan
3. Lebih senang bekerja sendiri
7
4. Menunjukkan minat dalam belajar10
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar
yang di tunjukkan oleh para siswa pada saat melasanakan kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat dilihat dalam hal:
1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas berjalan
3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan11
Berdasarkan hasil pra survey dengan Bapak Muttaqin, S.Pd.I guru mata
pelajaran fiqih mengatakan bahwa :
Proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
Lampung Tengah selama ini masih terpusat kepada penggunaan media pembelajaran
yang monoton dan tradisional, serta belum mengikuti perkembangan teknologi
elektronik yang ada, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berakibat motivasi
belajar siswa rendah. Gejala yang tampak seperti siswa malas mengerjakan tugas,
mudah putus asa dalam mengerjakan tugas, kurangnya antusias siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru, bolos dalam kegiatan belajar mengajar, dan
siswa cenderung acuh, tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan
guru.12
Berdasarkan wawancara tersebut jelas bahwa motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Fiqih masih rendah.Untuk menjelaskan tentang motivasi belajar siswa
pada pelajaran Fiqih yang diajarkan,maka objek penelitianya itu kelas XI Akuntansi
10
Sardiman, op.cit.,h. 83
Nana Sudjana, PenelitianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
2009), h. 61
12
Muttaqin, Hasil Wawancara Pra Survey, Tanggal 5 Januari 2016
11
8
dengan jumlah 29 siswa. Berdasarkan obeservasi pra survey dengan jumlah 29 siswa
tersebut, maka penulis paparkan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi
di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah
NO
Nama
1
2
3
4
1
ADEK LINDA NOVITA SARI
2
AMELIA NADIA PUTRI
3
ANGGUN RESTU SAPUTRI
4
AYU OKTAVIANI
5
BENI MULYO RAHARJO
6
DESI ANDRA WATI
7
DESI NOVITASARI
√
8
DIMAS SANDI ELVANDA
√
9
DINAR MAYLINDA
10
ENGGI PERMATASARI
11
FITRIANI
12
HIBZON MUDATON
13
IDA PURNAMI RAHAYU
√
14
INDAH SEPTIANA SARI
√
15
KHOFIFAH INDAR
PARAWANGSA
KOMARIYAH
16
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9
17
MERIANA NUR SYAFITRI
18
NILA KURNIA RAHAYU
19
NOVI USRIATIN
20
RIA MELANI
21
RIO RICANDRA
22
SAYU EVASANTI
23
SILVI AULIA
24
TRI HANDAYANI
25
VIVI NURTIANA
26
WIDIA AGUSTINA
√
27
YULIANTI
√
28
YUSTIKARANI CITRA SUCI
29
ZAENAL ARIFIN
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10
8
9
11
(34,48%) (27,59%) (31,03%) (37,93%)
Sumber hasil observasi pada tanggal 5 Januari 2016 di SMK Muhammadiyah
1 Kalirejo
JUMLAH
Keterangan:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan
3. Lebih senang bekerja sendiri
4. Menunjukkan minat dalam belajar
10
Dari data obeservasi pra survey tersebut terlihat bahwa motivasi siswa kelas
XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah dalam mengikuti
pelajaran Fiqih tergolong rendah, terlihat dari siswa yang tekun menghadapi tugas
hanya 34,48%atau 10 siswa, ulet dalam menghadapi kesulitan hanya 27,59% atau 8
siswa, lebih senang bekerja sendiri hanya 31,03% atau 9 siswa, dan menunjukkan
minat dalam belajar hanya37,93%atau 11 siswa. Sehingga, keseluruhan peserta didik
belum termotivasi.
Dalam hal ini, yang menjadi faktor rendahnya motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
Lampung Tengah adalah faktor media pembelajaran. Media Pembelajaran yang
digunakan selama ini adalah media pembelajaran yang tradisional, sehingga membuat
siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Terkait dengan permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, melihat
berbagai kelebihan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media power
point melalui pra survey dengan guru mata pelajaran fiqih, maka mendorong penulis
untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Power
Point Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017”. Dan obyek penelitian
ini penulis lakukan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.
11
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut:“Apakah terdapat hubungan penggunaan
media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan
media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih
di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan solusi alternatif dari
masalah pembelajaran yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran
dan dapat meningkatkan sumber daya manusia.
b. Bagi guru,agar dapat menggunakan media power point dengan tepat dan
baik untuk meningkatkan usaha motivasi belajar siswa.
c. Bagi siswa, untuk memberikan inovasi media pembelajaran kepada para
siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa.
d. Bagi peneliti, untuk mengetahui hubungan penggunaan media power
point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, dan
diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran pendidikan yang dalam
hal ini adalah siswa dan juga proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka
semua karakteristik harus dibangun menjadi satu kesatuan yang utuh untuk
memenuhi kebutuhan siswa. Guru bertanggung jawab terhadap pengaturan proses
belajar mengajar yang bertujuan untuk mengarahkan penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang diharapkan.
Dalam konteks pembelajaran sebagai komunikasi, kedudukan media
pembelajaran sebagai salah satu kawasan teknologi pembelajaran menjadi penting
sebagai perantara dan sumber untuk memberikan kemudahan belajar bagi para siswa.
Media pembelajaran yang baik adalah media yang perancangan, pemilihan, dan
pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik tujuan, karakteristik peserta didik dan
karakteristik materi ajar yang dibelajarkan.
Bahkan dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
disebutkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran dituntut memiliki seperangkat
kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
12
13
profesional.1 Kemampuan memahami, merancang, memilih dan menggunakan media
pembelajaran sebagai subsistem pembelajaran dan subsistem kompetensi pedagogik
merupakan keniscayaan bagi seorang guru sehingga terwujud proses pembelajaran
yang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, memotivasi siswa berperan
aktif, membangun kreativitas dan kemandirian belajar.
Salah satu lingkungan belajar yang sangat berperan dalam memudahkan
penguasaan siswa terhadap kompetensi adalah penerapan teknologi dalam
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat
bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu tugas kependidikannya.
Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi
yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh para guru berkaitan dengan
pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam
merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media.2
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
1
Rangkuman Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005. h. 7.
2
Mulyanta dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media
Pembelajaran, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009), h. 2.
14
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 3
Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat
diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.4
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih
mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangya untuk belajar.
3
Arief S. Sadiman, et al., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 136.
4
15
Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya
yaitu buku, film, kaset, film bingkai dan lain-lain.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)
memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang
diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. 5
Dari beberapa definisi di atas, secara luas media pembelajaran dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan berupa materi
pembelajaran dari guru kepada siswa dengan harapan materi pembelajaran
tersebut dapat dicerna oleh siswa dengan mudah guna mencapai tujuan
pengajaran.
2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Setiap orang memiliki
karakteristik yang berbeda dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang unik untuk
belajar. Upaya dalam kegiatan pembelajaran adalah bagaimana mendorong
5
Arief S. Sadiman, op.cit., h. 6-7.
16
setiap siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Aktivitas tersebut tidak akan
terjadi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar. Dalam upaya
membangkitkan motivasi belajar, media mempunyai peranan yang besar. Rasa
ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil yang ada dalam diri siswa dapat
dimunculkan apabila guru menggunakan media dalam penyajian materi
pembelajarannya.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan tersebut
berupa isi atau materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini
dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh
siswa dinamakan decoding. Dalam proses penafsiran tersebut, ada kalanya
berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan atau ketidak berhasilan dalam
memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati dalam proses
komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noice. Semakin banyak
verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.6
Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu saja
memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang
tidak memerlukan alat bantu berupa media, tetapi di lain pihak ada bahan
pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar di proses
oleh siswa. Apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesanpesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru sadar
6
Hidayatullah, Media Pembelajaran PAI, (Jakarta: Thariqi Press, 2012), h. 22.
17
bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan
dipahami oleh setiap siswa, terutama bahan pelajaran yang rumit atau
kompleks.7
Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan
jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan
keyakinan
bahwa
proses
belajar
mengajar
dengan
bantuan
media
mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama.
Itu berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Media pembelajaran juga sebagai salah satu sumber belajar ikut
membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa. Dengan beraneka macam
bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka itu
akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Dalam menerangkan
suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan
siswa di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan
mengenai benda tersebut, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.
Akan tetapi, dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya kita
tidak menyimpang dari ajaran Islam dan senantiasa berada di bawah kendali
(kontrol) iman dan taqwa kepada Allah, sehingga benar-benar dapat
merealisasikan tujuan misi Islam diturunkan di dunia yakni dapat memberi
rahmat kepada sekalian makhluk-Nya, baik manusia, binatang dan tumbuh-
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 137.
18
tumbuhan atau benda-benda mati yang terdapat di alam, di planet dan ruang
angkasa planet bumi.
Rahmat
Lil’Alamin,
berarti
ilmu-ilmu
yang
dikuasai
dan
dikembangkan oleh manusia tidak diterapkan untuk merusak makhlukmakhluk Allah di bumi, melainkan untuk melestarikan hidup dan
eksistensinya demi kesejahteraan hidup bersama.8 Pedoman dasarnya yaitu
Firman Allah sebagai berikut:
            
               
 
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S. Al-Qhashas: 77)9
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown menunjukkan bahwa
penggunaan media gambar dapat merangsang minat dan perhatian siswa,
gambar-gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat dapat membantu
siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang
menyertainya. Demikian juga hasil penelitian Wilbur Schramm menunjukkan
bahwa siswa yang telah bermotivasi dapat belajar dari medium apa saja, jika
8
9
Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 121.
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), h. 394.
19
media itu dipakai menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan
kebutuhannya.10
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-keguanaan
sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model.
b. Objek yang terlalu kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high-speed photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram dan lain-lain.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lainlain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan
lain-lain.
10
Hidayatullah, loc.cit.
20
3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pelajaran
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami
kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih
sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.
Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan
kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama.
b. Mempersamakan pengalaman.
c. Menimbulkan persepsi yang sama.11
3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran
Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan,
seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviorisme), komunikasi dan
11
Arief S. Sadiman, op.cit., h. 17-18.
21
laju
perkembangan
teknologi
elektronik,
sehingga
media
dalam
perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film,
televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya)
masing-masing yang memiliki ciri-ciri dan kemampuannya sendiri.
Berdasarkan perkembangan jenis media pembelajaran yang beraneka
ragam dan variatif yang dapat berbentuk media visual, audio, audio visual,
multimedia, atau juga media realita yang lainnya, maka karakteristik dan
kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh pendidik atau guru
agar dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
serta karakteristik sasaran (siswa). Karena media pembelajaran tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Jenis dan karakteristik dari masing-masing media dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Media Audio
Media audio yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran.
Beberapa contoh dari jenis media ini adalah:
a. Media Kaset Audio
Kelebihan dari media kaset audio adalah:
a) Materi tak akan berubah, siap direproduksi.
b) Biaya produksi dan penggandaannya relatif murah.
c) Peralatannya juga paling murah dibanding dengan media audio
visual lainnya.
22
d) Program kaset dapat menyajikan kegiatan di luar sekolah (hasil
wawancara, rekaman kegiatan, dll)
e) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan kasetnya dapat
dipakai ulang.
f) Penyajian sepenuhnya dikontrol oleh penyaji.
Adapun kelemahan media audio adalah:
a) Daya jangkaunya yang terbatas (berbeda dengan radio).
b) Penggandaan dan distribusinya bisa mahal bila sasarannya sedikit.
b. Radio
Radio merupakan media audio elektronik yang dapat
menangkap suara dan gelombang tertentu, sehingga informasi
komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai nilai
praktis edukatif, secara formal maupun nonformal.
Kelebihan media radio yaitu:
a) Siaran dapat menjangkau pendengar dalam waktu singkat.
b) Pendengar yang tidak aktif dapat dipersiapkan (partisipasi aktif).
c) Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
sebagainya.
d) Terjangkau harganya, bersifat ekonomis, praktis (dibawa).
e) Operasinya mudah, dimana saja, kemana pergi dapat informasi dan
sudah memasyarakat.
f) Langsung dan up to date.
23
g) Mengatasi ruang dan waktu.
h) Dapat mengembangkan daya imajinasi yang baik bagi peserta
didik.
i) Dapat merangsang partisipasi aktif peserta didik (pendengar).
j) Dapat menyajikan pengalaman dunia luar ke dalam kelas.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan media radio adalah:
a) Tidak mampu menciptakan interaksi secara spontan.
b) Siaran mudah terganggu oleh cuaca atau gelombang lainnya.
c) Feedback dari pendengar tidak ada.
d) Rendahnya kemampuan memindahkan pesan yang sifatnya rumit,
sebab daya tangkap pendengaran manusia lebih rendah dibanding
daya penglihatannya.
2) Media Visual
Media visual yaitu jenis media yang memiliki basis penglihatan.
Diantara jenis media ini adalah:
a. Media Foto
Media foto memiliki beberapa kelebihan seperti berikut:
a) Sifatnya konkrit.
b) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu
c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
d) Dapat memperjelas suatu masalah.
e) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan.
24
Sementara kelemahannya adalah:
a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b) Gambar/foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
b. Media Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Kelebihannya
adalah dapat menarik perhatian, menghindari verbalisme dan harga
dapat disesuaikan, karena media ini dapat dibuat oleh guru sendiri.
c. Media Poster
Poster adalah suatu gambar untuk menyampaikan kesan-kesan
tertentu dan untuk mempengaruhi serta memotivasi tingkah laku orang
yang melihatnya. Syaratnya yaitu sederhana, menyajikan satu ide,
berwarna, slogannya ringkas, tulisannya jitu, motif dan desain
bervariasi.
d. Media Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan
simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan
ringkas terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian.
25
e. Media Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis
atau gambar dan simbol-simbol.
f. Media Diagram
Diagram adalah sebagai suatu gambar sederhana yang
menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan
struktur dari objek.12
3) Media Audio Visual
Media audio visual yaitu jenis media yang memiliki basis
pendengaran dan penglihatan. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan
kedua. Media audio visual ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam, seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara,
cetak suara.
b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan videocassette.13
12
13
Hidayatullah, op.cit., h. 38-41.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 141.
26
4) Media Berbasis Komputer
Pada dasarnya komputer tidak mengandung nilai dalam dirinya
sendiri, semua sangat tergantung bagaimana manusia merancang,
memanfaatkan, dan menerimanya.
Kenyataannya
komputer dapat
memperingan dan telah memberikan manfaat yang luar biasa dalam
berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam
bidang pendidikan, penggunaan teknologi
berbasis
komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor.
Informasi atau materi yang akan disampaikan disimpan dalam bentuk
digital, bukan dalam bentuk cetakan. Selain itu, teknologi ini selalu terkait
dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi atau materi
kepada siswa. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan melalui media
berbasis komputer adalah dalam kegiatan praktek dan latihan, tutorial,
permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah.
Kemajuan media komputer juga telah memberikan beberapa
kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun
belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya
yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah
dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi
primadona dalam kegiatan pembelajaran.
27
Sebagai contoh pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran
dalam mencapai tujuan kognitif yaitu ketika guru akan mengajarkan
tentang konsep-konsep, aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan
kalkulasi yang kompleks. Komputer dapat menjelaskan konsep tersebut
secara sederhana dengan penggabungan audio dan visual yang
dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
Sementara contoh penggunaan komputer untuk tujuan pembelajaran yang
bersifat psikomotorik yaitu proses pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk games dan simulasi dengan tujuan untuk menciptakan kondisi
dunia kerja.
Beberapa contoh program ini antara lain yaitu simulasi pendaratan
pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
Sedangkan proses pembelajaran dengan menggunakan komputer untuk
tujuan afektif yaitu pada program komputer yang didesain secara tepat
dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya
menggugah perasaan. Sehingga dengan model pembelajaran media
komputer melalui video klip tersebut dapat meningkatkan sikap dan
prilaku siswa.14
B. Media Pembelajaran Power Point
Microsoft power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide
presentasi. Dimana saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam
berbagai bentuk media komunikasi, seperti layar monitor, layar lebar melalui infocus,
head proyektor, LCD, dan internet.15 Program aplikasi microsoft power point ini juga
14
15
Hidayatullah, op.cit., h. 46 – 48.
Osdirwan Osman, Microsoft PowerPoint Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2009), h. 1.
28
merupakan aplikasi yang paling populer dan paling banyak digunakan untuk
merancang presentasi yang menarik dan profesional.
Dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada power point
seperti animation effect, slide transition, sound effect dan fasilitas lainnya yang
tersedia, maka slide presentasi akan tersaji dengan indah dan menarik. Selain dapat
digunakan untuk membuat dan mempresentasikan rencana kerja, laporan kerja,
makalah, seminar, maupun promosi hasil produk, ternyata power point juga dapat
digunakan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Mengenal Menu-Menu Power Point
Microsoft power point merupakan program aplikasi presentasi yang
paling populer untuk membuat dan merancang presentasi yang menarik dan
profesional. Berikut ini menu-menu yang terdapat pada microsoft power
point:
1) Ribbon
Ribbon merupakan tampilan user interface (UI) yang dirancang
untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan presentasi, diantaranya
yaitu:
a. Tab (jendela yang berisi tombol-tombol perintah tertentu) didesain
untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
b. Grup yang berada pada masing-masing tab digunakan untuk subsub tugas tertentu.
29
c. Tombol perintah (command button) pada setiap grup digunakan
untuk sebuah perintah atau menampilkan menu dari perintahperintah yang ada.
2) Office Button
Ketika melakukan klik pada office button, maka akan muncul
perintah-perintah dasar seperti New, Open, Save, Print, Prepare, Send,
Publish dan Close.
3) Fasilitas Quick Access Toolbar
Quick Access Toolbar berisi sekumpulan perintah yang berada di
luar tampilan tab. Pengguna dapat menambah tombol-tombol perintah
pada quick access toolbar. Selain itu juga dapat memindahkan quick
access toolbar dari satu lokasi yang ada (di pojok kiri atas atau di bawah
ribbon).
4) Theme dan Quick Style
Theme merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk warna, teks, dan
efek. Theme dapat diaplikasikan ke beberapa slide yang dipilih atau ke
semua slide yang ada. Quick Style merupakan koleksi dari pilihan format
yang digunakan untuk memudahkan pengguna dalam memformat objek.
5) Layout Slide
Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna lebih
leluasa dalam mengatur layout slide. Pengguna dapat membuat kreasi dan
mengembangkan layout yang mungkin berisi banyak placeholder, seperti
30
kotak judul, sub judul, dan teks atau objek seperti grafik, tabel, dan
gambar. Dapat pula berbentuk elemen, seperti SmartArt, audio, video,
termasuk di dalamnya ukuran, posisi, desain latar belakang, dan skema
warna.
6) Grafik SmartArt
Dengan grafik SmartArt, pengguna dapat membuat kreasi ilustrasi
yang dapat diedit dengan mudah tanpa bantuan seorang desainer
profesional. Pengguna juga dapat menambah daya tarik dengan fasilitas
efek visual ke dalam grafik SmartArt, Shape, WordArt, dan grafik,
termasuk di dalamnya efek tiga dimensi, shading, reflection, glow, dan
lainnya.
7) Efek
Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna dapat
menambahkan efek-efek seperti shadow, reflection, glow, soft edges,
bevel, 3-D rotation to shapes, grafik SmartArt, tabel, teks, dan WordArt
dalam dokumen. Pengguna lebih leluasa membuat kreasi efek pada
dokumen. Selain itu, dapat membuat dokumen dengan lebih profesional
dan mudah untuk memodifikasinya secara langsung dalam power point.
8) Tampilan Teks
Pengguna dapat membuat kreasi presentasi secara profesional
dengan banyaknya tampilan teks, termasuk text wrapping, teks dalam
banyak kolom, ataupun menjalankan slide secara vertikal ke bawah.
31
Pilihan tampilan teks mempersilahkan kepada pengguna untuk memilih
berbagai tampilan teks, juga dapat memilih semua huruf kapital atau huruf
kecil, huruf bergaris tengah, ataupun huruf bergaris tengah ganda.
Pengguna juga dapat menambahkan garis-garis, bayangan, maupun cahaya
(glow).
9) Fasilitas Tabel Dan Grafik
Dalam microsoft power point, tabel dan grafik sudah didesain
ulang menjadi lebih mudah untuk diedit dan dikembangkan dengan
ribbon. Selain itu, pengolahan tabel dan grafik presentasi pada power
point sama dengan pengolahan tabel dan grafik pada microsoft excel.16
2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point
Sebelum mengaktifkan power point, pastikan bahwa komputer/laptop
sudah terinstal microsoft office yang memuat power point. Berikut ini cara
mengaktifkan dan menjalankan microsoft power point:
1) Mengaktifkan Power Point
a. Klik tombol Start yang terdapat pada pojok kiri bawah layar monitor.
b. Klik All Programs – Microsoft Office – Microsoft Office Power Point.
c. Akan tampil slide presentasi baru dengan nama Presentation1 sebagai
nama defaultnya (nama standarnya). Selanjutnya power point siap
untuk digunakan.
16
Osdirwan Osman, op.cit., h. 2-8.
32
2) Membuat Dokumen Baru
Dengan mengaktifkan power point, maka secara otomatis pengguna telah
membuat dokumen baru dengan nama Presentation1. Selanjutnya, untuk
membuat dokumen baru lagi, lakukan langkah-langkah berikut:
a. Klik Office Button yang terdapat pada pojok kiri atas. Klik menu
New.
b. Klik tombol Create, maka akan muncul slide presentasi dengan nama
Presentation2.
c. Klik pada teks Click to add title dan ketik kalimat yang diinginkan.
d. Untuk menulis di slide selanjutnya, klik tab Home, klik tombol New
Slide.
3) Menyimpan Dokumen
Langkah-langkah menyimpan dokumen yang baru dibuat adalah sebagai
berikut:
a. Klik Office Button, klik Save As – Power Point Presentation.
b. Maka akan muncul kotak dialog Save As, tentukan lokasi
penyimpanan pada kotak pilihan Save in dan ketik nama file pada
kotak File Name, lalu klik tombol Save.
4) Membuka Dokumen
Berikut ini cara membuka kembali dokumen yang pernah dibuat
sebelumnya:
a. Klik Office Button, lalu klik Open.
33
b. Muncul kotak dialog Open. Klik nama dokumen yang diinginkan dan
klik tombol Open, akan muncul dokumen yang diinginkan.
5) Menutup Dokumen
Berikut ini langkah-langkah menutup dokumen yang sedang aktif:
a. Klik Office Button.
b. Klik menu Close.
6) Keluar Dari Power Point
a. Klik Office Button
b. Klik tombol Exit Power Point.17
C. Motivasi Belajar
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya
tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat,
terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 18 Dalam kehidupan
masyarakat modern, setiap lembaga pendidikan dan pengajaran senantiasa memiliki
pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir.
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si
subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak
faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor
intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek
17
18
Ibid., h. 11-17.
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 57.
34
belajar. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih
menitikberatkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa ini pun perlu untuk ditingkatkan.
1) Pengertian Motivasi
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif”
untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”,
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiap siagaan).19
Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang
dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan
dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.20
Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu,
terutama
bila
kebutuhan
untuk
mencapai
tujuan
sangat
dirasakan/mendesak.
Kata Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting.
19
20
Ibid., h. 73.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 70.
35
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada
pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun
motivasi
itu
muncul
dari
dalam
diri
manusia),
penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni yujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi
itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.21
Sementara M. Ngalim Purwanto di dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa menurut kebanyakan definisi,
21
Sardiman, op.cit., h. 73-74
36
motivasi
mengandung
tiga
komponen
pokok,
yaitu
menggerakkan,
mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.
Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya
kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan
mendapat kesenangan. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, sehingga tingkah laku
individu diarahkan terhadap sesuatu. Menjaga dan menopang tingkah laku,
karena lingkungan sekitar juga harus menguatkan (reinforce) intensitas dan
arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. 22
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel
dalam buku Educational Administration, mengemukakan bahwa motivasi
dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongandorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension
states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga
kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa motivasi itu sendiri
yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan
menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.23
2) Fungsi Motivasi
Dari uraian-uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa setiap motivasi itu
bertalian erat dengan suatu tujuan dan suatu cita-cita. Makin berharga tujuan
itu bagi yang bersangkutan, maka makin kuat pula motivasinya. Sehingga
22
23
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 72.
Ibid., h. 73.
37
motivasi itu sangat berguna bagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari
motivasi itu diantaranya yaitu:
a. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motivasi itu
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah perwujudan suatu
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin
jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
c. Motivasi menyeleksi perbuatan perbuatan kita, artinya menentukan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna
mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak
bermanfaat bagi tujuan itu.24
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lainnya. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya.25
3) Pengertian Belajar
Siapa pun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar
mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di
dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam diri setiap
pribadi siswa.
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan
belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai atau hutan.
Belajar pula merupakan hal yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut
dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari guru dan siswa. Ditinjau dari segi
24
25
Ibid., h. 70-71.
Sardiman, op.cit., h. 85-86.
38
guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong dirancang dalam
desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru, bila
siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar
sekolah. Disamping itu ada juga kegiatan belajar yang tidak termasuk
rancangan guru, artinya siswa belajar karena keinginannya sendiri. 26
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, maka terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar dari
para ahli.
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning mengemukakan
bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan,
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat,
dan sebagainya).
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning mengatakan bahwa
belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi.
Morgan, dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan
bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
26
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 78.
39
Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.27
Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan
cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat
dalam arti luas maupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat
diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Relevan dengan hal ini, ada pengertian bahwa belajar adalah
penambahan pengetahuan. Definisi atau konsep ini dalam praktiknya banyak
dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/menerimanya.
Kemudian muncul banyak pendapat yang mengatakan bahwa belajar itu
menghafal. Hal ini terbukti ketika siswa itu akan ujian, mereka akan
menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian seperti ini secara
esensial belum memadai.
Selanjutnya ada yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”.
Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.
Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang
27
M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 84.
40
belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya
menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa,
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.28
Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagi suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud
bahwa proses interaksi itu adalah:
a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.
Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca
indera perlu ada follow up-nya yakni proses “sosialisasi”. Proses sosialisasi
dalam hal ini dimaksudkan mensosialisasikan atau menginteraksikan atau
menularkan kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, karena berinteraksi
dengan pihak lain sudah barang tentu melahirkan suatu pengalaman. Dari
pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain, akan menyebabkan proses
perubahan pada diri seseorang. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar
menjadi tahu. Jelasnya, proses belajar senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman. Oleh karena itu, dapat
28
Sardiman, op.cit., h. 20-21.
41
dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku
yang berbeda”. Sebagai contoh, misalnya orang yang belajar itu dapat
membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau dapat melakukan
sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi belajar
menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang
lain. Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom meliputi tiga
ranah/matra, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan
adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang
belajar dan kesimpulan tentang definisi belajar itu sendiri. Yaitu bahwa
belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jika si subjek
belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
4) Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan
dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan
belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang
masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu
misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan,
42
guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar
yang tersedia.
Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi
secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki tujuan-tujuan
belajar yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar
tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
Dan sebagai hamba Allah yang berserah diri kepada-Nya, yang
merupakan hamba-Nya yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat,
maka sudah seharusnya tujuan belajar itu hanya untuk mendekatkan diri
kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya:
       
   
Artinya: “Katakanlah Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. AlAn’am: 162)29
Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan
bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai
dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional effect,
yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan-tujuan
yang lebih merupakan hasil sampingan yang tercapai karena siswa
menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu, maka hal itu
lazim diberi istilah nurturant effect.30
29
30
Departemen Agama, op.cit., h. 150.
Sardiman, op.cit., h. 26.
43
Sementara Abu Ahmadi dalam buku Strategi Belajar Mengajar,
mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan pelatihan, sehingga tujuan kegiatan belajar adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap,
bahkan meliputi segenap aspek pribadi.31
Dari uraian di atas, kalau dirangkum dan ditinjau secara umum, maka
tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya yaitu:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan
kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan
pengetahuan,
sebaliknya
kemampuan
berfikir
akan
memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru
sebagai pengajar lebih menonjol. Dalam firman Allah SWT :
            
 
    
31
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h. 17.
44
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. ((Q.S. Al-Nahl : 78)32
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan
suatu keterampilan, baik itu soal keterampilan yang bersifat jasmani
maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui
bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua
memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian
keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan sematamata hanya menghafal atau meniru.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak
didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu
dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan
tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau
model.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena
itu, guru tidak sekedar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang
32
Departemen Agama, op.cit., h. 275.
45
akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi
nilai-nilai itu, maka siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk
mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah untuk mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Dengan
pencapaian tujuan belajar tersebut, maka akan menghasilkan hasil belajar
yang diharapkan.
Tujuan belajar tersebut pun sejalan dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga
negara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang
tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas,
terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat
memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan
lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik,
berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat.33
5) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata
lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacammacam faktor. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu:
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, yang disebut faktor
individual.
b. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial.
33
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 198.
46
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain yaitu; faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan
rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi
sosial.34
Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang
lebih menitik beratkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
pada faktor intern/individual. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktorfaktor fisiologis dan faktor psikologis.
Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan
andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa
memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar
secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi
memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam
belajar.
Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu
dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya fikiran siswa dalam
hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan
terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian,
proses belajar mengajar itu akan berhasil baik kalau didukung oleh faktorfaktor psikologis dari siswa.35
34
35
M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 102.
Sardiman, op.cit., h. 39.
47
6) Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan
keinginan siswa pada proses belajar tak dapat dipungkiri. Karena dengan
menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan siswa, maka akan menjadikan siswa itu lebih giat
belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan motivasi yang kuat, ia tidak
akan merasa lelah dan tidak cepat bosan.
Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi belajar siswa dan
semua yang berkaitan dengan motivasi, seperti kebutuhan, keinginan dan lainlain. Metode dan cara mengajar yang digunakan harus mampu menimbulkan
sikap positif belajar dan gemar belajar. Akibatnya timbul keinginan yang
meluap-luap untuk menuntut ilmu di kalangan para pelajar, kesabaran yang
tak ada taranya dalam menghadapi rintangan dalam menuntut ilmu, sehingga
mampu melampaui jarak yang sangat jauh untuk menuntut ilmu dari sumber
aslinya.
Secara terperinci, Dimyati dan Mudjiono dalam buku Belajar dan
Pembelajaran tentang penringnya motivasi dalam belajar. Dijelaskan bahwa
motivasi penting bagi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Bagi
siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2) Mengiformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya.
48
3) Mengarahkan kegiatan belajar.
4) Membesarkan semangat belajar.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
yang bersinambungan.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru.
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat
juga bagi guru, manfaat itu diantaranya sebagai berikut:
1) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil,
2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacammacam.
3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran, seperti sebagai penasihat, fasilitator, instrukstur,
teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis. 36
Selain harus memperhatikan motivasi seperti yang diuraikan di atas,
guru perlu memperhatikan tujuan pengajaran. Karena tujuan pengajaran itu
justru akan membantu guru dalam mencari bahan yang akan diajarkan, serta
akan membulatkan susunan pengajaran. Sedangkan bahan pengajaran
merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Seperti
halnya paku, palu, gergaji, dan kayu merupakan bahan baku yang dibutuhkan
oleh petukang kayu untuk membuat bangku.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka makin
jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan
memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh
yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh
36
M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 85-86.
49
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan
memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian
orang yang akan dimotivasi.
D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih
Madrasah
adalah
sekolah
yang
berciri
khas
Agama
Islam
yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Sebagai sekolah yang berciri khas Agama
Islam, disamping melaksanakan pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang
diajarkan di sekolah juga memberikan pelajaran Agama Islam lebih terperinci.
Pendidikan Agama
Islam
merupakan pendidikan yang memberikan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi
keimanan, bimbingan ibadah, Al-Qur’an, Hadits, Akhlak, Syariah/Fiqih/Muamalah
dan Tarikh (sejarah islam), yang bersumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.37
Sehingga ketika di dalam Madrasah, seluruh materi tersebut terangkum dalam
beberapa mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Aqidah
Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Dari penjelasan di atas, fiqih termasuk kedalam materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam, yang mana jika di Madrasah fiqih merupakan mata pelajaran tersendiri.
Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran
37
Darwyan Syah, et al., Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Diadit Media, 2009), h. 28.
50
agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih
sama dengan pengertian syari’ah islamiyah.38
Sebagai mata pelajaran yang tujuannya harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, maka para guru harus mempunyai keterampilan menyampaikan isi
pelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efesien
sehingga mampu menanamkan kesadaran siswa untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang telah dipelajarinya. Untuk itulah guru perlu mengembangkan dan
mengkaji setiap kegiatan pembelajaran supaya lebih bermakna.
Sebagai bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka mata
pelajaran fiqih memiliki karakteristik isi bidang studi yang hampir sama dengan
karakteristik isi bidang studi mata pelajaran Agama Islam lainnya. Mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam memiliki wawasan, karakteristik, dan penyajian yang
berbeda. Materi Pendidikan Agama Islam mengandung perintah dan larangan serta
tujuan, maka pola penyajian serta evaluasinya berbeda dengan bidang studi lainnya.
Selain itu pula, mata pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran
Agama di Madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang
lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat
memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami,
melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah
mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam
kehidupan sehari-hari. Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga
38
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19.
51
materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya
dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran
fiqih pun harus sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga guru harus
dapat memilih dengan tepat media yang digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar
dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik.
E. Kerangka Berfikir
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting yang harus
ada dalam kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya media pembelajaran ini
merupakan salah satu teknik yang digunakan di dalam melakukan interaksi dengan
siswa disaat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga proses kegiatan
belajar mengajar tidak terasa hambar, yang dapat menyebabkan kurangnya siswa
untuk termotivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Tujuan utama mempergunakan alat-alat/media pembelajaran tersebut ialah
untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses kependidikan itu. Oleh karena itu
media tersebut perlu diseleksi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses
pembelajaran, mana yang tepat guna dan aman, dan mana yang kurang tepat guna dan
kurang aman dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam proses. 39
Selanjutnya, di dalam penggunaannya media harus disesuaikan dengan karakteristik
individu peserta didik, karena setiap individu memiliki kemampuan dan potensi yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang mendorong kepada setiap pendidik untuk
dapat menyesuaikan dengan karakter dan kemampuan peserta didiknya. 40
Berdasarkan beberapa permas alahan dalam penggunaan media pembelajaran
yang peneliti temukan di kelas, maka peneliti memilih untuk mengkaji tentang media
39
40
Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 117.
Hidayatullah, op.cit., h. 25.
52
pembelajaran power point dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar di kelas.
Yang mana media power point ini memiliki kemampuan dari segi suara dan tampilan,
sehingga dapat menimbulkan efek-efek suara dan gambar bergerak.
Power point itu sendiri merupakan sebuah program aplikasi komputer untuk
presentasi yang dikembangkan oleh microsoft di dalam paket office mereka. Aplikasi
ini memang merupakan salah satu aplikasi yang sering digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas yang menampilkan presentasi berupa slide.
Sedangkan motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk
kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang
timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan
tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.41
Islam sebagai petunjuk Ilahi mengandung implikasi kependidikan (pedagogis)
yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin,
muslim, muhsin dan muttaqin melalui proses tahap demi tahap.42 Sebagai pembawa
misi, Islam menunjukkan secara jelas akan implikasi-implikasi kependidikan yang
bergaya imperatif, motivatif dan persuasif, sebagai sistem dan metode melaksanakan
misi kependidikan. Islam tidak memaksa manusia untuk memeluknya, melainkan
secara wajar melalui proses manusiawi, yaitu pendidikan.43
Pendidikan Agama
Islam
merupakan pendidikan yang memberikan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan
41
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 60.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 30.
43
Ibid., h. 46.
42
53
sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi
keimanan, bimbingan ibadah, Al-Qur’an, Hadits, Akhlak, Syariah/Fiqih/Muamalah
dan Tarikh (sejarah Islam), yang bersumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.44
Dari pengertian di atas, fiqih termasuk kedalam materi pelajaran pendidikan
agama Islam, yang mana jika di madrasah fiqih merupakan mata pelajaran tersendiri.
Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran
agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih
sama dengan pengertian syari’ah Islamiyah.45
Diharapkan setelah penggunaan media pembelajaran power point ini maka
dapat memotivasi siswa terhadap mata pelajaran fiqih. Karena kebosanan dan
kemalasan dalam belajar merupakan salah satu indikasi rendahnya motivasi pada diri
siswa. Salah satu bentuk perhatian guru dalam masalah ini yaitu dengan
menumbuhkan motivasi yang ada pada diri siswa. Karena bagi siswa motivasi itu
diibaratkan bahan bakar sebuah kendaraan, tidak akan berarti betapapun bagusnya
mesin dan halusnya penyetelan kendaraan jika tidak memiliki bahan bakar. Bahan
bakar menjadi unsur vital bagi sebuah kendaraan, begitu pula halnya dengan motivasi
bagi siswa untuk belajar, karena motivasi inilah yang menggerakkan mereka untuk
belajar.
Mengingat tentang begitu pentingnya pemahaman akan materi pelajaran fiqih,
seperti thoharoh, shalat, puasa, zakat, haji dan pelaksanaan ibadah lainnya, maka
44
45
Darwyan Syah, et al., op.cit., h. 28.
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19.
54
motivasi siswa terhadap mata pelajaran fiqih harus menjadi prioritas diantara mata
pelajaran umum yang lainnya, karena fiqih menyangkut tentang hubungan ibadah
kepada sang Kholik. Maka dari itu guru harus mampu menentukan dan sekaligus
menerapkan media pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi pelajaran
fiqih.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, bahwa dapat diduga kuat terdapat
hubungan antara penggunaan media pembelajaran power point terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.
Untuk lebih jelasnya hubungan dari kedua variabel, maka peneliti gambarkan
dengan skema berikut ini:
Media Pembelajaran
Motivasi Belajar
Variabel X
Variabel Y
1. Kejelasan penyajian materi
1. Tekun menghadapi tugas
2. Penyajian yang menarik
2. Ulet dalam menghadapi
3. Keinteraktifan selama
kesulitan
HUBUNGAN
menyampaikan materi
4. Penggunaan waktu dalam
penyampaian materi46
46
47
Hidayatullah, op.cit., h. 24.
Sardiman, op.cit., h. 83.
3. Lebih senang bekerja sendiri
4. Menunjukkan minat dalam
belajar47
55
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan tesis (kesimpulan) yang hipo (tarafnya rendah). Jadi,
hipotesis merupakan kesimpulan yang tarafnya rendah. Disebut demikian karena
belum diuji oleh kenyataan empirik. Jadi, hipotesis bisa bersumber dari kesimpulan
kajian terhadap teori, hasil perenungan berdasarkan informasi terbatas, atau “murni”
hasil perenungan.48
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
dengan data.49
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menjelaskan bahwa yang
dimaksud hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari masalah yang ada dalam
penelitian, penulis harus membuktikan kebenaran dari dugaan itu di lapangan atau
tempat penelitian. Adapun rumusan hipotesis yang penulis ajukan yaitu :
48
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis (Yogyakarta;
C.V Andi Offset, 2006), h.25.
49
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung; Alfabeta, 2006), h. 96.
56
1. Hipotesis Statistik
a) Hipotesis alternatif : Ha =
≠ 0 Ada hubungan antara penggunaan media
power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.
b) Hipotesis nol : H0
= 0 Tidak ada hubungan antara penggunaan media
power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.
2. Hipotesis Penelitian : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo”.50
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet. 20, (Bandung, Alfabeta,
2014), h. 69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian yang dianggap relevan dengan pokok penelitian, yaitu metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono metode
kuantitatif adalah metode yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.1 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto sesuai dengan
namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 2
Dimana penelitian deskriptif adalah penelitian yang menuturkan dan
menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang
terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya dengan apa adanya. Bentuk
yang diamati bisa berupa sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang,
hubungan antara variabel (korelatif), pertentangan dua kondisi atau lebih
(komparatif), pengaruh terhadap suatu kondisi, atau perbedaan-perbedaan antar fakta.
Pada penelitian deskriptif ini, peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat
penelitian berlangsung, seperti pemberian treatment, dan kontrol terhadap variabel.3
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi atau hubungan, korelasi ini
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, apabila ada seberapa eratnya
hubungan itu. Dengan demikian penelitian korelasi ini penelitian yang dilakukan
1
. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet. 20, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 7.
2
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. 12, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), h. 10.
3
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
h. 89.
57
58
untuk mencari hubungan dari dua variabel tersebut yang kemudian akan diketahui
tingkat keeratannya melalui data yang diperoleh.
1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
a) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 4
Jadi populasi bukan hanya orang dan juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau subyek itu. Berarti yang dimaksud
dengan populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi obyek dalam
penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo yaitu
sebanyak 108 siswa dengan rincian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
29
2
Perempuan
79
Jumlah
108
Sumber: Dokumen TU SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016
4
. Sugiyono, op.cit., h. 80.
59
b) Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,
jika jumlah subyeknya besar lebih dari 100 dapat diambil antara 10 - 15%
atau 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih
baik.6
Berdasarkan pedoman di atas karena penelitian ini subyeknya berjumlah
108 dan lebih dari 100, maka penelitian ini adalah penelitian sampel. Yaitu
mengambil 35% dari 108 peserta didik, dengan jumlah 38 peserta didik yang
akan dijadikan sampel penelitian.
2. Definisi Operasional Variabel
a) Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau
variabel yang menjadi penyebab atau yang biasa disebut independent
5
6
. Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 109.
. Ibid., h. 112.
60
variabel.7 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya yaitu
penggunaan media power point.
b) Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat atau variabel tidak
bebas atau variabel tergantung atau biasa disebut dependent variabel. 8 Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan variabel terikat adalah motivasi belajar
siswa, yaitu dorongan untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu.
B. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Metode Angket/Kuisioner
Angket/kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari responden.9
Adapun jenis angket yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah jenis angket langsung dengan bentuk multiple choice (pilihan ganda).
7
Ibid., h. 97.
. Ibid., h. 97.
9
. Sugiono, op.cit. h. 142.
8
61
Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui keaktifan pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas dengan menggunakan media power point.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 10
Menurut pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi
adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara menyelidiki benda-benda
yang menjadi dokumen. Adapun metode dokumen yang penulis gunakan
bertujuan untuk mengetahui keadaan guru, denah lokasi seperti struktur
organisasi sekolah, staf dan karyawan.
3. Metode Interview
Metode Interview adalah alat pengumpulan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan face to face (bertatap muka
langsung) antara pencari informasi dengan sumber informasi. Wawancara
digunakan peneliti apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Metode ini merupakan metode penunjang yang akan digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
Lampung Tengah.
10
. Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 135.
62
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam atau fenomena sosial yang diamati.11 Secara khusus fenomena itu disebut
variabel. Instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan kajian teoritis yang
telah dipaparan. Jumlah instrumen yang dibuat sebanyak 2 buah sesuai dengan
jumlah variabel dalam penelitian yaitu: instrumen untuk mengukur penggunaan
media power point (variabel x) dan instrumen untuk mengukur motivasi belajar
siswa (variabel y).
D. Teknik Analisis Data
1. Rumus Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.12
Setelah diketahui jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
√(
11
12
)
. Sugiyono, op.cit., h. 102.
. Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 144.
63
2. Rumus Uji Reliabilitas
Reliabilitas yaitu suatu instrumen cukup yang dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu, instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun
diambil, tetap akan sama.13 Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket penggunaan
media power point dan motivasi belajar siswa: Menurut hasil uji reliabilitas yang
telah diujikan, pengujian instrumen untuk variabel x penggunaan media power point
memiliki reliabilitas sebesar 0,994 dan untuk pengujian instrumen motivasi belajar
siswa variabel y memiliki reliabilitas sebesar 0,995. Ini menunjukkan bahwa angket
tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat digunakan
dalam penelitian.
Adapun rumus uji reliabilitas untuk menghitung setiap butir soal ganjil dan
setiap butir soal genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut:
∑
√ ∑
∑
Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown:
(
13
)
. Ibid, h. 154.
64
3. Rumus Product Moment
Penelitian ini adalah penelitian korelasi, yang bertujuan untuk menemukan
ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara kedua variabel. Karena itu untuk
menganalisis data dalam penelitian ini digunakan teknik dengan menggunakan rumus
product moment dari Pearson sebagai berikut:
rxy 
N  XY   X  Y 
N  X
2


    N  Y 2    2
2

Keterangan:
rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
XY
= Hasil kali antara X dan Y
N
= Jumlah data
X
= Gejala X
Y
= Gejala Y
Kriteria uji
: Jika rhitung > rtabel = Ha diterima
Jika rhitung < rtabel = Ha ditolak
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel, yaitu penggunaan
media power point dengan motivasi belajar siswa, maka digunakan indeks korelasi
pada tabel berikut:
65
Tabel 3
Interprestasi nilai koefisien korelasi “r” product moment 14
Besarnya “r” product
Interpretasi
moment (rxy)
Antara variabel X dengan variabel Y terdapat
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,60
0,60 – 0,80
0,80 – 1,00
14
korelasi yang sangat lemah/sangat rendah
Antara variabel X dengan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah/rendah
Antara variabel X dengan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang/cukup
Antara variabel X dengan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat/tinggi
Antara variabel X dengan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat/sangat tinggi.
Anas Sudijono., op.cit., h. 193.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo sebelumnya bernama SMEA
Muhammadiyah 1 Kalirejo. Sejarah berdirinya SMEA Muhammadiyah
Kalirejo tidak terlepas dari keberadaan SPG Muhammadiyah Kalirejo yang
telah berdiri sejak tahun 1972, dan dibekukan izin operasionalnya untuk
Sekolah Pendidikan Guru seluruh Indonesia, pada tahun pelajaran 1988/1989
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, maka Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Kalirejo bersama pengelola SPG Muhammadiyah Kalirejo Lampung Tengah
mengambil langkah dengan membuka Sekolah Menengah Ekonomi Atas
(SMEA) Muhammadiyah Kalirejo yaitu tepatnya tanggal 11 April 1988, dan
disetujui izin pendiriannya oleh pemerintah berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :
0871/I.12.B1/U/1991, tanggal 27 Februari 1991 yang ditandatangani oleh
kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
Lampung atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
66
67
Sebagai amal usaha milik Persyarikan Muhammadiyah, SMEA
Muhammadiyah Kalirejo juga telah mendapat izin pendirian sekolah
Muhammadiyah
dan
terdaftar
pada Piagam
Pendirian
Perguruan
Muhammadiyah dengan nomor sebagai berikut :
 Pusat
: 4.500/II-33/LP-90/1991
 Wilayah
: 204/II-107-LT-90/1991
 Daerah
: 059/II-105-LT-90/1991.
Sebagai upaya peningkatan pengelolan dan mutu pendidikan, pada
tahun 1991 untuk
pertama kalinya SMEA Muhammadiyah
Kalirejo
mengajukan akreditasi. Dari hasil penilaian Tim Akreditasi, yang di tuangkan
dalam surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
dengan Nomor : 476/C Kep./I/1991 tanggal 31 Desember 1991, SMEA
Muhammadiyah Kalirejo
dinyatakan sebagai sekolah yang terakreditasi
degan jenjang Akreditasi Diakui.
Pada 1997 SMEA Muhammadiyah Kalirejo mengalami perubahan
nama menjadi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, hal ini berdasarkan
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Lampung Nomor :
10324/I12.BI/U.1997, tanggal 26 Mei 1997 tentang Perubahan Nomenklatur
SMKTA Menjadi SMK Swasta di Propinsi Lampung.
Semenjak berdiri SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo telah mengalamai
beberapa kali pergantian kepala sekolah. Periodesasi kepemimpinan hingga
sekarang sebagai berikut :
68
 Tahun 1988 – 1993 di pimpin oleh Bapak Ambya, S.E.
 Tahun 1993 – 1996 di pimpin oleh Bapak Drs. M. Nashori
 Tahun 1996 – 1999 di pimpin oleh Bapak Ali Imron, S.Pd.
 Tahun 1999 – 2010 di pimpin oleh Bapak Drs. Hamzah.
 Tahun 2010 s.d. sekarang dipimpin oleh Bapak Ismail, S.E., M.M.
Dari awal berdiri hingga sekarang SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
telah mengalami beberapa kali akreditasi dan tetap mempertahankan stutus
akreditasi sebagai sekolah yang terakreditasi. Pada tahun pelajaran 2014/2015
tim akreditasi dari Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAN-SM)
Provinsi
Lampung
melakukan
penilaian
kembali
terhadap
SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo. Berdasarkan Keputusan KetuaBAP-SM Provinsi
Lampung Nomor : 161/BAP– SM/12.LPG/RKO/2014 tanggal 4 November
2014,
Program
Keahlian
Akuntansi
dan
Administrasi
dinyatakan
Terakreditasidengan peringkat/nilai status akreditasi B.Sedangkan untuk
Program Keahlian Tata Niaga sudah lebih dulu akreditasi pada tahun 2011
dengan status terakreditasi B.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah
: SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo
Alamat Sekolah
: Jln. SPGM Kaliwungu Kec. Kalirejo
Kab. Lampung Tengah Kode Pos 34174
Telepon (0729) 370 161
Email
: [email protected]
Nomor Data Sekolah
: 4312030032
Nomor Statistik Sekolah
: 344120221018
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10802070
69
Kompetensi Keahlian
: 1. Akuntansi
2. Administrasi Perkantoran
3. Pemasaran
4. Perbankan
Tahun Berdiri
: 1988
SK Berdiri Nomor
: 0871/I.12.B1/U/1991
Status Sekolah
: Terakreditasi B
Nama Kepala Sekolah
: ISMAIL, S.E., M.M.
Pendidikan Terakhir
: S2
Penyelenggara Sekolah
: Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Provinsi Lampung
Alamat
: Jln. Kapten Tendean No. 7 Durian Payung
Bandar Lampung.
3. Tujuan Sekolah
a. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak mulia
sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai program
keahlian pilihannya
b. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi
dilingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan
yang terjadi di masyarakat.
c. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri dan
mampu berkompetisi di tingkat nasional, regional dan internasional.
70
4. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah
“Mewujudkan SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah
sebagai institusi yang dapat menyiapkan tenaga/manusia yang unggul,
profesional, berwawasan global yang berakar pada akhlaqul karimah”.
b. Misi Sekolah
1.
Optimalisasi penataan dan pendataan melalui Konsolidasi Manajemen,
Konsolidasi organisasi, Konsolidasi Administrasi/- Keuangan sekolah.
2.
Intensifikasi kegiatan, peningkatan mutu pendidikan, pengembangan
pembelajaran serta pembinaan ketenagaan dan pembinaan masyarakat.
3.
Membangun kemitraan dan kerjasama industri, pemerintah dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tamatan.
4.
Pembinaan kader yang memiliki watak, karakter, moral melalui
intensi-fikasi kegiatan kaderisasi dan keagamaan.
5. Ciri Khas Yang Menjadi Unggulan
a. Pembinaan Kerohanian yang dilaksanakan rutin
b. Pelaksanaan sholat berjamaah bersama guru dan siswa
c. Kegiatan Ekstra Kulikuler
d. Kegiatan Tata Boga dan Menjahit
e. Kegiatan Dum Band
f. Kegiatan Tapak Suci Putra Muhammadiyah
71
g. Kegiatan Kepanduan Hisbul Wathon
h. Kegiatan Paskibraka
i. Kegiatan Qiratul Quran
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidik
Guru dan Tenaga Kependidikan merupakan salah satu unsur manusia
yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan
pada lembaga sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Para guru
mengemban tugas yang sangat mulia, yakni mengajar dan mendidik siswa
agar menjadi pribadi yang lebih baik yang memiliki IMTAQ dan
IPTEK.Begitu juga dengan tenaga kependidikan sebagai pusat administrasi
sekolah.
Adapun data guru dan tenaga kependidikan SMK Muhammadiyah 1
Kalirejo dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4
Data Pendidik (Guru)
Status Kepegawaian
No
Nama Mata Pelajaran
Total
Guru
PNS
GT
A
Normatif
1
Al Islam,
Kemuhammadiyahan,
Bahasa Arab (Ismuba)
GTT
Non PNS
GT
Pendidikan
Dip
S1/D4
1
5
6
3
3
3
2
2
2
4
Bahasa Indonesia
Pendidikan
Kewarganegaraan
Penjaskes
2
2
2
5
Seni & Budaya
1
1
1
3
1
3551
≥51
L
P
2
3
1
5
1
2
1
3
2
1
2
1
1
Kelamin
<35
GTT
6
2
S2
lulus
Sertifikasi
profesi
Jenis
Usia
1
2
1
1
1
72
6
BP/ BK
2
2
1
7
Muatan Lokal
1
1
1
B
Adaptif
1
Matematika
4
2
Bahasa Inggris
3
1
1
1
4
4
4
4
KKPI
1
1
1
4
IPA
1
1
1
5
IPS
1
1
6
Kewirausahaan
1
1
1
1
C
Produktif
1
Keuangan
4
4
4
2
2
Tata Niaga
3
3
3
3
3
Administrasi
2
2
TOTAL
38
-
1
2
1
3
1
-
1
1
4
33
1
1
2
2
1
1
3
1
1
1
1
1
37
2
1
3
1
1
1
1
12
2
12
1
1
1
2
2
3
3
2
2
19
7
26
2
12
Keterangan : GT = Guru Tetap, GTT = Guru Tidak Tetap
Tabel 5
Data Tenaga Kependidikan
Status Kepegawaian
No
Tenaga
Kependidikan
Total
Pegawai
PNS
2
3
4
5.
6.
Kepala tata usaha
Tenaga teknis
keuangan
Tenaga perpustakaan
Tenaga laboratorium
Pesuruh/ Penjaga
sekolah
Tenaga administrasi
lainnya
Total
NON PNS
SLTA
PT
1
Pendidikan
PTT
PT
1
1
1
1
Dip
S1
1
<35
3550
1
1
1
2
2
2
-
-
5
-
4
1
1
2
1
Keterangan : PT = Pegawai Tetap, PTT = Pegawai Tidak Tetap
1
4
1
1
1
1
P
1
1
1
1
L
1
1
1
>51
1
1
7
S2
PTT
1
Jenis
Kelamin
Usia
2
2
1
6
1
73
7. Keadaan Siswa
Tabel 6
Data Siswa
No
1
2
3
Kelas
X
XI
XII
Kompetensi Keahlian
Jum. Rombel
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Akuntansi 1
1
6
23
29
Akuntansi 2
1
7
23
30
Adm. Perkantoran
1
9
31
40
Pemasaran
1
13
20
33
Perbankan
1
8
12
20
Jumlah
5
43
112
152
Akuntansi
1
10
33
43
Adm. Perkantoran
1
9
22
31
Pemasaran
1
10
24
34
Jumlah
3
29
79
108
Akuntansi
1
6
30
36
Adm. Perkantoran
1
6
11
17
Pemasaran
1
8
14
22
Perbankan
1
10
27
37
Jumlah
4
30
85
112
12
97
243
334
Jumlah Total
8. Sarana Dan Prasarana
Tabel 7
Data Sarana dan Prasarana
Kondisi Saat Ini
No
Nama Ruang/Area Kerja
A
Ruang Pembelajaran Umum
1.
Ruang Kelas
2.
Ruang Lab. Fisika
3.
Ruang Lab. Kimia
4.
Ruang Lab. Biologi
5.
Ruang Lab. Bahasa
6.
Ruang Lab. Komputer
7.
Ruang Lab. Multimedia
Kebutuhan Ruang
Total
Luas
Jml.
Jml.
Jml.
(m2)
Baik
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
Jml.
Ruang
Luas
(m2)
12
9x8
72
12
1
12x8
96
1
Jml
ruang
Luas
(m2)
Total
Luas
(m2)
15
9x8
72
74
8.
Ruang Praktek Gambar Teknik
9.
Ruang Perpustakaan
B
Ruang Khusus (Praktik)
1
1
12x8
96
R. Praktek Menjahit
1
9x8
72
1
2
R. Praktek Mengetik
1
9x8
72
1
3
Ruang Kesenian
1
8x7
56
1
C
Ruang Penunjang
1.
Ruang Kepala Sekolah & Wakil
1
9x4
36
1
2.
1
9x8
72
1
1
9x4
36
1
4.
Ruang Guru
Ruang Pelayanan Administrasi
(Tata Usaha)
BP/BK
1
8x2
16
1
5.
Ruang OSIS
6.
Ruang Pramuka,
7.
Koperasi,
1
6x2
12
1
8
UKS,
1
3x2
9
Ruang Ibadah
1
8x8
64
1
10
Ruang Bersama (Aula)
1
15x10
150
1
11
Ruang Kantin Sekolah
1
3x2
12
Ruang Toilet
6
2x2
13
Ruang Gudang
1
8x2
14
Ruang Unit Produksi
1
6x2
3.
1
20x1
8
360
1
4
6
1
12
1
9. Data Variabel Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam hal ini adalah peserta didik kelas XI SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo dengan jumlah murid 108 orang, namun penulis
mengambil sampel 35% yaitu sebanyak 38 peserta didik.
b. Data skor penggunaan media power point pada SMK Muhammadiyah 1
Kalirejo.
75
Tabel 8
Data skor angket tentang penggunaan media power point
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
3
5
3
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
3
2
4
4
4
5
3
3
5
3
2
5
5
3
3
5
4
3
4
3
5
3
3
5
4
5
4
4
5
5
5
4
3
3
3
3
4
3
5
3
3
5
5
2
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
2
2
5
4
5
4
4
3
5
5
5
5
3
4
3
2
3
2
3
2
3
3
5
5
5
3
3
5
3
5
3
5
4
2
4
1
4
1
3
3
3
5
5
4
3
3
5
5
4
4
5
5
2
5
5
3
5
5
3
4
5
5
5
5
4
3
5
3
5
5
5
4
4
2
5
5
5
5
3
6
3
3
5
3
4
5
5
5
5
3
5
5
4
5
3
5
5
4
3
4
3
5
5
5
5
5
5
4
3
5
5
4
Item Soal
7 8 9 10
4 3 3 1
5 3 3 2
5 3 3 4
5 3 5 3
5 3 5 3
5 2 3 3
5 3 3 3
2 2 3 2
3 3 3 2
5 3 5 3
5 3 3 4
4 3 3 5
5 3 3 2
5 3 5 3
5 3 3 3
5 3 3 2
5 4 3 3
4 3 3 2
5 4 2 4
4 3 3 2
5 4 3 4
5 1 1 1
5 5 3 3
5 1 1 1
3 3 3 4
3 3 3 3
5 4 3 1
5 3 4 5
4 1 5 4
5 2 2 2
5 4 3 4
3 5 5 3
11
4
4
5
3
3
3
5
3
4
5
3
3
3
5
3
5
5
3
5
3
2
5
3
5
4
4
5
5
3
3
3
3
12
2
4
5
5
5
5
5
2
3
2
5
3
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
13
2
3
3
3
3
3
5
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
1
4
2
5
4
4
4
4
4
3
5
4
5
3
3
14
3
3
2
5
4
3
3
3
5
3
5
2
5
5
3
3
4
3
5
3
5
5
3
3
4
3
4
5
3
2
5
3
15
5
4
4
3
3
3
4
3
2
5
5
3
5
5
4
2
4
4
4
4
4
5
4
5
5
3
5
4
5
3
2
3
Jumlah
50
53
58
60
57
50
64
48
49
60
64
51
53
68
56
58
62
49
61
48
56
57
61
55
59
55
58
68
61
57
59
52
76
33
34
35
36
37
38
3
4
3
4
5
4
3
3
3
3
5
3
3
5
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
5
3
5
3
4
3
5
3
5
5
5
5
5
4
5
5
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
5
4
4
5
5
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
2
3
2
2
3
47
54
51
49
55
51
Setelah data skor angket tentang penggunaan media power point diperoleh,
kemudian mencari intervalnya, yaitu sebagai berikut:
Interval =
=
=7
Untuk mengetahui baik dan kurang baiknya penggunaan media power point,
maka penulis memberikan kriteria sebagai berikut:
No
1
2
3
Jumlah
Tabel 9
Distribusi skor penggunaan media power point
Interval
Kualifikasi
Frekuensi
47 – 53
Kurang
14
54 – 60
Cukup
16
61 – 68
Baik
8
38
Persentase %
36,84%
42,11%
21,05%
100%
Dengan melihat data tersebut di atas, maka penggunaan media power point
dapat dikatakan cukup.
77
Tabel 10
Data skor angket tentang motivasi belajar siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
5
4
4
3
3
3
5
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
5
5
5
3
3
2
3
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
3
4
5
4
5
3
3
3
4
4
3
5
3
3
3
1
3
5
2
4
4
3
5
3
3
3
3
5
5
3
2
5
4
2
4
4
4
3
5
3
4
3
2
3
3
3
4
4
5
5
5
5
3
1
4
4
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
4
5
4
5
5
5
3
3
3
5
3
2
5
5
5
5
3
2
5
5
4
3
4
5
3
5
4
3
3
3
3
5
5
5
5
3
5
3
3
2
5
3
6
3
4
3
4
4
5
5
5
3
4
2
3
2
2
4
2
5
4
5
4
3
4
4
4
5
4
1
5
5
3
5
1
Item Soal
7 8 9
4 4 2
4 3 4
4 2 3
3 3 4
4 2 5
4 3 5
4 4 4
3 3 2
5 2 5
5 5 5
3 3 3
3 2 2
3 3 3
4 3 4
3 3 4
4 3 4
5 4 5
3 3 1
5 4 5
4 2 3
5 4 5
5 4 5
5 3 4
5 4 5
5 3 4
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 3 5
3 5 3
4 2 5
3 1 3
10
5
4
5
5
5
5
5
3
3
5
4
3
4
5
5
1
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
3
2
11
3
3
4
3
3
5
3
3
3
5
5
3
4
5
3
5
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
1
3
4
12
4
5
5
5
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
5
5
4
5
13
3
4
5
3
5
3
4
4
3
5
4
2
4
4
3
4
4
3
5
5
3
5
4
5
5
3
5
5
5
5
5
3
14
5
3
3
3
3
3
3
5
5
4
4
3
4
5
3
5
3
3
5
3
3
3
3
3
5
3
4
2
3
1
3
4
15
1
2
5
5
4
5
3
5
2
5
5
4
5
5
5
1
4
3
5
3
3
1
4
1
3
4
1
5
5
1
3
2
Jumlah
54
52
57
57
57
61
60
54
52
69
57
44
54
62
55
53
63
48
64
52
55
59
59
59
63
59
59
64
66
49
55
42
78
33
34
35
36
37
38
2
3
2
3
3
3
5
3
5
3
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
5
3
3
4
3
3
5
2
3
4
3
4
3
3
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3
1
3
5
5
4
3
5
5
3
3
3
3
3
4
3
5
3
5
2
5
4
4
4
3
4
3
3
2
4
4
3
5
2
5
3
3
2
5
48
51
49
48
50
54
Setelah data skor angket tentang motivasi belajar siswa diperoleh, kemudian
mencari intervalnya, yaitu sebagai berikut:
Interval =
=
=9
Untuk mengetahui baik dan kurang baiknya motivasi belajar siswa, maka
penulis memberikan kriteria sebagai berikut:
No
1
2
3
Jumlah
Tabel 11
Distribusi skor motivasi belajar siswa
Interval
Kualifikasi
Frekuensi
42 - 50
Kurang
8
51 – 59
Cukup
21
60 – 69
Baik
9
38
Persentase %
21,05%
55,26%
23,69%
100%
Dengan melihat data tersebut di atas, maka motivasi belajar siswa dapat
dikatakan cukup.
79
B. Uji Validitas
Berikut hasil uji validitas instrumen angket penggunaan media power point:
Tabel 12
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power
Point) 15 Sampel
Item Soal
No
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
5 4 3 3 5 3 4 3 3 1 4 2 2 3 5
1
50
5 4 4 2 4 3 5 3 3 2 4 4 3 3 4
2
53
5 4 3 3 4 5 5 3 3 4 5 5 3 2 4
3
58
5 5 5 2 5 3 5 3 5 3 3 5 3 5 3
4
60
5 3 3 3 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 3
5
57
5 3 3 2 2 5 5 2 3 3 3 5 3 3 3
6
50
5 5 5 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4
7
64
4 3 5 3 5 5 2 2 3 2 3 2 3 3 3
8
48
5 2 2 5 3 5 3 3 3 2 4 3 2 5 2
9
49
10 5 5 3 5 5 3 5 3 5 3 5 2 3 3 5
60
11 5 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5
64
12 4 3 4 3 3 5 4 3 3 5 3 3 3 2 3
51
13 4 3 3 3 4 4 5 3 3 2 3 3 3 5 5
53
14 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5
68
15 5 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 5 3 3 4
56
Jml 72 58 53 50 65 63 68 43 53 43 56 59 46 54 58
Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel
(y).
No. Sampel
1
2
3
X
5
5
5
Tabel 13
Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1
Y
X2
Y2
50
25
2500
53
25
2809
58
25
3364
XY
250
265
290
80
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
72
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
60
57
50
64
48
49
60
64
51
53
68
56
841
25
25
25
25
16
25
25
25
16
16
25
25
348
3600
3249
2500
4096
2304
2401
3600
4096
2601
2809
4624
3136
47689
300
285
250
320
192
245
300
320
204
212
340
280
4053
Setelah diketahui jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
√(
=
=
)
√
√
=
= 0,994
Karena ada 15 pertanyaan untuk instrumen angket tentang penggunaan media power
point, maka berikut hasil uji validitas dari 15 butir angket terhadap 15 sampel dengan
rtabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514:
81
Pertanyaan nomor 1 : 0,994 > 0,514
Pertanyaan nomor 2 : 0,986 > 0,514
Pertanyaan nomor 3 : 0,966 > 0,514
Pertanyaan nomor 4 : 0,959 > 0,514
Pertanyaan nomor 5 : 0,984 > 0,514
Pertanyaan nomor 6 : 0,973 > 0,514
Pertanyaan nomor 7 : 0,988 > 0,514
Pertanyaan nomor 8 : 0,993 > 0,514
Pertanyaan nomor 9 : 0,978 > 0,514
Pertanyaan nomor 10 : 0,956 > 0,514
Pertanyaan nomor 11 : 0,980 > 0,514
Pertanyaan nomor 12 : 0,966 > 0,514
Pertanyaan nomor 13 : 0,986 > 0,514
Pertanyaan nomor 14 : 0,962 > 0,514
Pertanyaan nomor 15 : 0,978 > 0,514
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa instrumen angket untuk
penggunaanmedia power point dinyatakan valid. Angka valid tertinggi pada butir soal
nomor 1 dengan hasil 0,994, dan angka valid terendah didapat pada butir soal nomor
10 dengan hasil 0,956. Hasil dari perhitungan setiap butir soal membuktikan bahwa
rhitung> rtabel terhadap 15 sampel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514, dan ini
menunjukkan bahwa instrumen tentang penggunaan media power point yang diujikan
dapat digunakan dalam proses penelitian.
82
Berikut hasil uji validitas instrumen angket motivasi belajar siswa:
Tabel 14
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel
Item Soal
No
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
5 3 5 4 3 3 4 4 2 5 3 4 3 5 1
1
54
4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 5 4 3 2
2
52
4 3 3 3 5 3 4 2 3 5 4 5 5 3 5
3
57
3 5 3 3 5 4 3 3 4 5 3 5 3 3 5
4
57
3 3 3 3 5 4 4 2 5 5 3 5 5 3 4
5
57
3 3 5 3 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3 5
6
61
5 3 5 5 3 5 4 4 4 5 3 4 4 3 3
7
60
3 5 3 3 2 5 3 3 2 3 3 5 4 5 5
8
54
3 5 2 3 5 3 5 2 5 3 3 3 3 5 2
9
52
10 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
69
11 3 5 4 3 4 2 3 3 3 4 5 5 4 4 5
57
12 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 4
44
13 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 5
54
14 3 5 4 3 5 2 4 3 4 5 5 5 4 5 5
62
15 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 3 5 3 3 5
55
Jml 52 59 55 49 59 53 56 45 55 66 55 68 56 56 61
Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel
(y).
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
X
5
4
4
3
3
3
Tabel 15
Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1
Y
X2
Y2
54
25
2916
52
16
2704
57
16
3249
57
9
3249
57
9
3249
61
9
3721
XY
270
208
228
171
171
183
83
5
3
3
3
3
4
3
3
3
52
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Setelah
diketahui
√(
=
=
60
54
52
69
57
44
54
62
55
845
jumlahnya
kemudian
25
9
9
9
9
16
9
9
9
188
dimasukkan
3600
2916
2704
4761
3249
1936
2916
3844
3025
48039
ke
300
162
156
207
171
176
162
186
165
2916
dalam
rumus:
)
√
√
=
= 0,970
Karena ada 15 pertanyaan untuk instrumen angket tentang motivasi belajar siswa,
maka berikut hasil uji validitas dari 15 butir angket terhadap 15 sampel dengan r tabel
pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514:
Pertanyaan nomor 1 : 0,970 > 0,514
Pertanyaan nomor 2 : 0,975 > 0,514
84
Pertanyaan nomor 3 : 0,977 > 0,514
Pertanyaan nomor 4 : 0,980 > 0,514
Pertanyaan nomor 5 : 0,970 > 0,514
Pertanyaan nomor 6 : 0,961 > 0,514
Pertanyaan nomor 7 : 0,987 > 0,514
Pertanyaan nomor 8 : 0,976 > 0,514
Pertanyaan nomor 9 : 0,970 > 0,514
Pertanyaan nomor 10 : 0,990 > 0,514
Pertanyaan nomor 11 : 0,982 > 0,514
Pertanyaan nomor 12 : 0,992 > 0,514
Pertanyaan nomor 13 : 0,983 > 0,514
Pertanyaan nomor 14 : 0,971 > 0,514
Pertanyaan nomor 15 : 0,956 > 0,514
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa instrumen angket untuk motivasi
belajar siswa dinyatakan valid. Angka valid tertinggi pada butir soal nomor 12
dengan hasil 0,992, dan angka valid terendah didapat pada butir soal nomor 15
dengan hasil 0,956. Hasil dari perhitungan setiap butir soal membuktikan bahwa
rhitung> rtabel terhadap 15 sampel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514, dan ini
menunjukkan bahwa instrumen tentang motivasi belajar siswa yang diujikan dapat
digunakan dalam proses penelitian.
85
C. Uji Reliabilitas
Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket penggunaan media power point:
Tabel 16
Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
3
3
4
3
5
3
3
5
5
2
3
3
4
3
3
4
2
4
4
4
5
3
3
5
3
2
5
5
4
4
5
5
2
5
5
3
5
5
3
4
5
5
4
3
2
3
2
3
2
3
3
5
Butir Skor Ganjil
7
9
11
4
3
4
5
3
4
5
3
5
5
5
3
5
5
3
5
3
3
5
3
5
2
3
3
3
3
4
5
5
5
5
3
3
4
3
3
5
3
3
5
5
5
5
3
3
Butir Skor Genap
6
8
10
3
3
1
3
3
2
5
3
4
3
3
3
4
3
3
5
2
3
5
3
3
5
2
2
5
3
2
13
2
3
3
3
3
3
5
3
2
3
3
3
3
4
3
12
2
4
5
5
5
5
5
2
3
15
5
4
4
3
3
3
4
3
2
5
5
3
5
5
4
14
3
3
2
5
4
3
3
3
5
Jumlah
31
32
32
34
32
27
37
28
24
36
32
27
30
37
32
Jumlah
19
21
26
26
25
23
27
20
25
86
5
5
3
3
5
4
10
11
12
13
14
15
5
5
3
3
5
3
3
5
5
4
5
3
3
3
3
3
3
3
3
4
5
2
3
3
2
5
3
3
5
5
3
5
2
5
5
3
24
32
24
23
31
24
Setiap jumlah butir skor ganjil dan genap dikorelasikan sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
31
32
32
34
32
27
37
28
24
36
32
27
30
37
32
471
Y
19
21
26
26
25
23
27
20
25
24
32
24
23
31
24
370
X2
961
1024
1024
1156
1024
729
1369
784
576
1296
1024
729
900
1369
1024
14989
Y2
361
441
676
676
625
529
729
400
625
576
1024
576
529
961
576
9304
XY
589
672
832
884
800
621
999
560
600
864
1024
648
690
1147
768
11698
Berdasarkan data di atas, maka setiap butir soal ganjil dan setiap butir soal
genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut:
∑
√(∑
)(∑
)
87
=
=
√
√
=
= 0,99
Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown:
(
)
= 0,994
Hasil perhitungan di atas diperoleh data koefisien seluruh item r total = 0,994.
Hasil perhitungan terebut berada pada kriteria reliabilitas antara 0,80 – 1,00 yang
berarti mempunyai kriteria yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa angket tentang
penggunaan media power point dapat digunakan dalam penelitian.
Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar siswa:
88
Tabel 17
Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
5
4
4
3
3
3
5
3
3
3
3
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
5
5
3
2
5
4
2
4
4
4
2
3
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
3
4
5
3
2
5
5
5
5
3
2
5
5
4
3
4
5
3
4
4
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
Butir Skor Ganjil
7
9
11
4
2
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
5
3
4
5
5
4
4
3
3
2
3
5
5
3
5
5
5
3
3
5
3
2
3
3
3
4
4
4
5
3
4
3
Butir Skor Genap
6
8
10
3
4
5
4
3
4
3
2
5
4
3
5
4
2
5
5
3
5
5
4
5
5
3
3
3
2
3
4
5
5
2
3
4
3
2
3
2
3
4
13
3
4
5
3
5
3
4
4
3
5
4
2
4
4
3
12
4
5
5
5
5
4
4
5
3
5
5
4
4
15
1
2
5
5
4
5
3
5
2
5
5
4
5
5
5
14
5
3
3
3
3
3
3
5
5
4
4
3
4
Jumlah
26
26
33
29
32
35
29
25
28
38
31
23
30
34
28
Jumlah
28
26
24
28
25
26
29
29
24
31
26
21
24
89
5
4
14
15
3
3
2
4
3
3
5
5
5
5
5
3
28
27
Setiap jumlah butir skor ganjil dan genap dikorelasikan sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
26
26
33
29
32
35
29
25
28
38
31
23
30
34
28
447
Y
28
26
24
28
25
26
29
29
24
31
26
21
24
28
27
396
X2
676
676
1089
841
1024
1225
841
625
784
1444
961
529
900
1156
784
13555
Y2
784
676
576
784
625
676
841
841
576
961
676
441
576
784
729
10546
XY
728
676
792
812
800
910
841
725
672
1178
806
483
720
952
756
11851
Berdasarkan data di atas, maka setiap butir soal ganjil dan setiap butir soal
genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut:
∑
√(∑
=
=
√
√
)(∑
)
90
=
= 0,991
Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown:
(
)
= 0,995
Hasil perhitungan di atas diperoleh data koefisien seluruh item r total = 0,995.
Hasil perhitungan terebut berada pada kriteria reliabilitas antara 0,80 – 1,00 yang
berarti mempunyai kriteria yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa angket tentang
motivasi belajar siswa dapat digunakan dalam penelitian.
Menurut hasil uji reliabilitas yang telah diujikan, pengujian instrumen untuk
variabel X penggunaan media power point memiliki reliabilitas sebesar 0,994 dan
untuk pengujian instrumen variabel Y motivasi belajar siswa memiliki reliabilitas
sebesar 0,995 Ini menunjukkan bahwa angket tentang penggunaan media power point
dan motivasi belajar siswa dapat digunakan dalam penelitian.
91
D. Pengujian Hipotesis
Setelah data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar
siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis
menganalisa data tersebut dalam rangka pengujian hipotesis yang penulis sajikan
pada bab sebelumnya.
Untuk memudahkan analisis, penulis memberikan simbol pada kedua variabel
di atas. Dimana simbol X untuk penggunaan media power point, dan simbol Y untuk
motivasi belajar siswa. Selanjutnya penulis membuat tabel kerja untuk mencari
korelasi antara variabel X dan variabel Y sebagai berikut:
Tabel 18
Tabel kerja untuk mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y
No
X
Y
X2
Y2
XY
50
54
2500
2916
2700
1
53
52
2809
2704
2756
2
58
57
3364
3249
3306
3
60
57
3600
3249
3420
4
57
57
3249
3249
3249
5
50
61
2500
3721
3050
6
64
60
4096
3600
3840
7
48
54
2304
2916
2592
8
49
52
2401
2704
2548
9
60
69
3600
4761
4140
10
64
57
4096
3249
3648
11
51
44
2601
1936
2244
12
53
54
2809
2916
2862
13
68
62
4624
3844
4216
14
56
55
3136
3025
3080
15
58
53
3364
2809
3074
16
62
63
3844
3969
3906
17
49
48
2401
2304
2352
18
92
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
N = 38
61
48
56
57
61
55
59
55
58
68
61
57
59
52
47
54
51
49
55
51
2124
64
52
55
59
59
59
63
59
59
64
66
49
55
42
48
51
49
48
50
54
2114
3721
2304
3136
3249
3721
3025
3481
3025
3364
4624
3721
3249
3481
2704
2209
2916
2601
2401
3025
2601
119856
4096
2704
3025
3481
3481
3481
3969
3481
3481
4096
4356
2401
3025
1764
2304
2601
2401
2304
2500
2916
118988
3904
2496
3080
3363
3599
3245
3717
3245
3422
4352
4026
2793
3245
2184
2256
2754
2499
2352
2750
2754
119019
Untuk menganalisis hubungan atas variabel X (Penggunaan media
pembelajaran power point) terhadap variabel Y (Motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih) maka harus mendapatkan nilai korelasi variabel X terhadap variabel
Y. Terlebih dahulu disusun dalam tabel besarnya harga ∑X, ∑Y, ∑X2,∑Y2dan∑
.
Dari tabel di atas diperoleh harga-harga yang diperlukan untuk mencari koefisien
korelasi, untuk menghitung korelasinya menggunakan rumus product moment. Dari
hasil tabulasi data tersebut di atas dapat diketahui:
93
N
= 38
∑X
= 2124
∑Y
= 2114
∑X2
= 119856
∑Y2
= 118988
∑XY = 119019
Langkah selanjutnya adalah dimasukkan ke dalam rumus korelasi product
moment sebagai berikut :
rxy 
n  X





n  XY   X  Y 
2

    n  Y 2    
2
2

38 (119019)  21242114
38(119856)  2124 38(118988)  2114 
2
2
4522722  4490136
(4554528)  (4511376)(4521544)  (4468996)
32586
(42882) (52548)
32586
2253363336
32586
47469,60
= 0,68
Untuk menginterpretasi nilai koefisien korelasi tersebut, penulis menggunakan
interpretasi “r” product moment, yaitu sebagai berikut :
94
Tabel 19
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,60
0,60 – 0,80
0,80 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat lemah/sangat rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah/rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang/cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yangkuat/tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat/sangat tinggi
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa indeks koefisien korelasi sebesar
0,68 dan setelah dihubungkan dengan tabel interpretasi di atas, ternyata nilai “r” 0,68
berada antara (0,60 – 0,80), yang interpretasinya adalah antara variabel X dengan
variabel Y terdapat korelasi yang kuat/tinggi.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi tentang penggunaan media power
point dapat diketahui bahwa dari 38 siswa yang menjadi sampel penelitian, antara
nilai 47 – 53 sebanyak 14 siswa yang mendapat nilai kurang dengan persentase
36,84%, antara nilai 54 – 60 sebanyak 16 siswa yang mendapat nilai cukup dengan
persentase 42,11%, dan antara nilai 61 – 68 sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai
95
baik dengan persentase 21,05%. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
penggunaan media power point di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dapat dikatakan
cukup.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tentang motivasi belajar siswa dapat
diketahui bahwa dari 38 siswa yang menjadi sampel penelitian, antara nilai 42 – 50
sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai kurang dengan persentase 21,05%, antara nilai
51 – 59 sebanyak 21 siswa yang mendapat nilai cukup dengan persentase 55,26%,
dan antara nilai 60 – 69 sebanyak 9 siswa yang mendapat nilai baik dengan
persentase 23,69%. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa
SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dapat dikatakan cukup.
Setelah proses analisis data tentang korelasi antara penggunaan media power
point dengan motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, maka langkah
berikutnya adalah penyajian hasil uji hipotesis serta menginterpretasikan hasil uji
sebagai berikut:
1. Nilai koefisien korelasi (ro) yg diperoleh = 0,68
2. Df = N – Nr
= 38 – 2
= 36
3. Jika nilai koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan pada tabel r product moment
dengan N = 38 dan df = 36 maka didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi (ro)
tersebut lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikan 5% = 0,329 maupun
96
pada taraf signifikan 1% = 0,424 yang berarti bahwa r o lebih besar dari r tabel
yaitu 0,329 < 0,68 > 0,424.
4. Arah korelasinya positif karena ada kesejajaran arah antara penggunan media
power point dengan motivasi belajar siswa. Dimana semakin baik penggunaan
media power point, maka ada kecenderungan akan semakin baik motivasi belajar
siswanya. Begitu juga sebaliknyasemakin tidak baik penggunaan media power
point maka ada kecenderungan semakin tidak baik juga motivasinya.
5. Jika diinterpretasikan pada tabel interpretasi r product moment yaitu:
0,80 – 1,00 = sangat tinggi
0,60 – 0,80 = tinggi
0,40 – 0,80 = cukup
0,20 – 0,40 = rendah
0,00 – 0,20 = sangat rendah
Maka nilai koefisien korelasi (ro) sebesar 0,68 menurut tabel tersebut
beradapada interval 0,60 – 0,80. Ini berarti bahwa hubungan penggunaan media
power point dengan motivasi memiliki tingkat keeratan yang tinggi/kuat. Arah
korelasinya positif, karena ada kesejajaran arah antara penggunaan media power
point dengan motivasi siswa. Dimana semakin baik penggunaan media power
point, maka ada kecenderungan semakin tinggi/kuat motivasi siswanya. Begitu
pula sebaliknya, semakin tidak baik penggunaan media power point maka ada
kecenderungan semakin rendah/lemah tingkat motivasi siswanya.
97
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, dengan menggunakan
rumus statistik product moment maka dapat diketahui bahwa harga product
moment (rxy) hasil hitungan sebesar 0,68 yakni lebih besar dari r tabel, pada taraf
signifikan 5% = 0,329 dan pada taraf signifikan 1% = 0,424, sehingga dapat
dikemukakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang penulis ajukan yaitu: “Ada
hubungan signifikan antara penggunaan media power point dengan motivasi
belajar siswa SMK Muha mmadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017”
diterima. Dengan demikian antara penggunaan media power point dan motivasi
belajar siswa itu sangat berkaitan, yang mana semakin baik penggunaan media
power point maka akan semakin baik pula motivasi siswa untuk belajar.
6. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi,
dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, kemudian dikalikan 100
untuk hitungan persentase1. Jadi koefisien determinasi untuk analisis data di atas
yaitu 0,682 x 100% = 46,24%. Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel Y
(motivasi siswa) 46,24% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel X
(penggunaan media power point). Atau dengan pengertian bahwa pengaruh
penggunaan media power point terhadap motivasi siswa sebesar 46,24% dan
sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor lain.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. 20 (Bandung; Alfabeta,
2014), h. 185.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang hubungan penggunaan media power point
dengan motivasi belajar siswa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sesuai dengan
hasil analisis data yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara
penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK
Muhammadiyah 1 Kalirejo tahun 2017. Dengan demikian antara penggunaan
media power point dan motivasi belajar siswa itu sangat berkaitan, yang mana
semakin baik penggunaan media power point maka akan semakin baik pula
motivasi siswa untuk belajar.
B. Saran
Pada bagian akhir ini penulis akan menyampaikan beberapa saran terkait
dengan hasil penelitian ini, diantaranya yaitu :
a. Kepada Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo agar dapat
mengayomi dan membimbing para guru agar senantiasa memberikan motivasi
kepada siswa. Dan juga agar dapat menambah fasilitas yang diperlukan oleh
guru dalam upaya menunjang kegiatan pembelajaran di kelas sehingga guru
98
99
dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan sesuai dengan kebutuhan para siswa.
b. Kepada para Guru SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, khususnya Guru mata
pelajaran Fiqih, hendaknya dapat menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi siswa dan tingkat kesulitan materi dalam penyampaian
materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mencerna dan memahami materi
yang disampaikan oleh guru melalui perantara media pembelajaran tersebut.
Guru juga harus dapat menguasai teknologi dalam upaya pengajaran, sehingga
tidak tertinggal terhadap perkembangan teknologi modern dalam penggunaan
teknologi sebagai media pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat maka guru dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan giat baik di sekolah maupun di rumah.
c. Kepada para siswa agar senantiasa mengikuti pembelajaran dengan memiliki
landasan motivasi yang tinggi, karena dengan motivasi tersebut maka semua
materi yang diberikan oleh guru akan terasa sangat mudah untuk dipelajari
dan akan merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 2005.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Surabaya: Duta Ilmu, 2005.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002.
Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Thariqi Press,
2012.
Mulyanta, St dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media
Pembelajaran, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009.
Muttaqien, Widianto, Mengoptimalkan Fitur-Fitur Penting Microsoft Office 2003 &
2007, Jakarta: Media Kita, 2008.
Muslihah, Eneng, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Diadit Media, 2010.
Osman, Osdirwan, Microsoft Power Point Untuk Pemula, Jakarta: Kriya Pustaka,
2011.
P. Siagian, Sondang, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Prasetya, Filsafat Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Sadiman, Arief S, et al., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Subana, M dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2009.
, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2011 dan cet 20, 2014.
, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2001.
Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Syafe’i, Rachmat, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Syah, Darwyan, et al., Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Diadit Media, 2009.
, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Haja Mandiri, 2011
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nama
ADEK LINDA NOVITA
AMELIA NADIA PUTRI
ANGGUN RESTU SAPUTRI
AYU OKTAVIANI
DESI ANDRAWATI
DESI NOVITASARI
ENGGI PERMATASARI
FITRIANI
HIBZON MUDATON
ABELLIA ISTIKAROMAH
ANDRI MUSLIHUDIN
ANICO GALANG SADEWA
DESMITA SARI
DEVI FITRIYANA
DIMAS TRISNAWAN
ENDAH YUNI M
FAI GUNAWAN
FARA AMELIA
FERDI YANTO
BERLYN RAFLESIA
BIMA ADITYA
DIKI AFRIADI
EDI SUGIANTO
KHOFIFAH INDAR P
MARYADI
M. SURYANA M.S
MUTIA AYU NINGSIH
NAELA AZIZAH
PUTRI RAHAYU
ADE IQBAL KURNIAWAN
AGUS TRIANI
APRILIA HARYADI
ARIESTA SEPTIANI
AYUNING TYAS
DIANA LESTARI
DINDA ANGGRAINI P
EKA LUSIYANTI
ERDINA
Kelas
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Akutansi
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Perbankan
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
XI Administrasi Perkantoran
103
L/P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
P
L
L
L
P
L
L
P
P
P
L
L
L
P
P
P
P
P
P
Lampiran 2
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15
Sampel
Item Soal
No
Jumlah
1
2 3
4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15
5
4 3
3
5 3
4 3
3 1
4 2
2 3
5
1
50
5
4 4
2
4 3
5 3
3 2
4 4
3 3
4
2
53
5
4 3
3
4 5
5 3
3 4
5 5
3 2
4
3
58
5
5 5
2
5 3
5 3
5 3
3 5
3 5
3
4
60
5
3 3
3
5 4
5 3
5 3
3 5
3 4
3
5
57
5
3 3
2
2 5
5 2
3 3
3 5
3 3
3
6
50
5
5 5
3
5 5
5 3
3 3
5 5
5 3
4
7
64
4
3 5
3
5 5
2 2
3 2
3 2
3 3
3
8
48
5
2 2
5
3 5
3 3
3 2
4 3
2 5
2
9
49
5
5 3
5
5 3
5 3
5 3
5 2
3 3
5
10
60
5
5 3
5
5 5
5 3
3 4
3 5
3 5
5
11
64
4
3 4
3
3 5
4 3
3 5
3 3
3 2
3
12
51
4
3 3
3
4 4
5 3
3 2
3 3
3 5
5
13
53
5
5 3
5
5 5
5 3
5 3
5 5
4 5
5
14
68
5
4 4
3
5 3
5 3
3 3
3 5
3 3
4
15
56
Jml 72 58 53 50 65 63 68 43 53 43 56 59 46 54 58
Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y).
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
4
4
5
3
3
5
3
2
5
5
3
3
5
4
58
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 2
Y
X2
Y2
16
50
2500
16
53
2809
16
58
3364
25
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
25
64
4096
9
48
2304
4
49
2401
25
60
3600
25
64
4096
9
51
2601
9
53
2809
25
68
4624
16
56
3136
841
47689
238
104
XY
200
212
232
300
171
150
320
144
98
300
320
153
159
340
224
3323
√(
=
=
)
√
√
=
= 0,986
Pertanyaan nomor 2 : 0,986 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
4
3
5
3
3
5
5
2
3
3
4
3
3
4
53
√(
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 3
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
16
58
3364
9
60
3600
25
57
3249
9
50
2500
9
64
4096
25
48
2304
25
49
2401
4
60
3600
9
64
4096
9
51
2601
16
53
2809
9
68
4624
9
56
3136
16
841
47689
199
)
√
105
XY
150
212
174
300
171
150
320
240
98
180
192
204
159
204
224
2978
=
√
=
= 0,966
Pertanyaan nomor 3 : 0,966 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
2
3
2
3
2
3
3
5
5
5
3
3
5
3
50
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 4
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
4
58
3364
9
60
3600
4
57
3249
9
50
2500
4
64
4096
9
48
2304
9
49
2401
25
60
3600
25
64
4096
25
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
25
56
3136
9
841
47689
184
)
√
√
=
106
XY
150
106
174
120
171
100
192
144
245
300
320
153
159
340
168
2842
= 0,959
Pertanyaan nomor 4 : 0,959 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
5
4
4
5
5
2
5
5
3
5
5
3
4
5
5
65
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 5
Y
X2
Y2
50
2500
25
53
2809
16
58
3364
16
60
3600
25
57
3249
25
50
2500
4
64
4096
25
48
2304
25
49
2401
9
60
3600
25
64
4096
25
51
2601
9
53
2809
16
68
4624
25
56
3136
25
841
47689
295
)
√
√
=
= 0,984
Pertanyaan nomor 5 : 0,984 > 0,514 = Valid
107
XY
250
212
232
300
285
100
320
240
147
300
320
153
212
340
280
3691
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
5
3
4
5
5
5
5
3
5
5
4
5
3
63
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 6
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
9
58
3364
25
60
3600
9
57
3249
16
50
2500
25
64
4096
25
48
2304
25
49
2401
25
60
3600
9
64
4096
25
51
2601
25
53
2809
16
68
4624
25
56
3136
9
841
47689
277
)
√
√
=
= 0,973
Pertanyaan nomor 6 : 0,973 > 0,514 = Valid
108
XY
150
159
290
180
228
250
320
240
245
180
320
255
212
340
168
3537
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
5
5
5
5
5
5
2
3
5
5
4
5
5
5
68
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 7
Y
X2
Y2
50
2500
16
53
2809
25
58
3364
25
60
3600
25
57
3249
25
50
2500
25
64
4096
25
48
2304
4
49
2401
9
60
3600
25
64
4096
25
51
2601
16
53
2809
25
68
4624
25
56
3136
25
841
47689
320
)
√
√
=
= 0,988
Pertanyaan nomor 7 : 0,988 > 0,514 = Valid
109
XY
200
265
290
300
285
250
320
96
147
300
320
204
265
340
280
3862
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
43
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 8
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
9
58
3364
9
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
4
64
4096
9
48
2304
4
49
2401
9
60
3600
9
64
4096
9
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
9
56
3136
9
841
47689
125
)
√
√
=
= 0,993
Pertanyaan nomor 8 : 0,993 > 0,514 = Valid
110
XY
150
159
174
180
171
100
192
96
147
180
192
153
159
204
168
2425
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
3
5
5
3
3
3
3
5
3
3
3
5
3
53
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 9
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
9
58
3364
9
60
3600
25
57
3249
25
50
2500
9
64
4096
9
48
2304
9
49
2401
9
60
3600
25
64
4096
9
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
25
56
3136
9
841
47689
199
)
√
√
=
= 0,978
Pertanyaan nomor 9 : 0,978 > 0,514 = Valid
111
XY
150
159
174
300
285
150
192
144
147
300
192
153
159
340
168
3013
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
1
2
4
3
3
3
3
2
2
3
4
5
2
3
3
43
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 10
Y
X2
Y2
50
2500
1
53
2809
4
58
3364
16
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
9
64
4096
9
48
2304
4
49
2401
4
60
3600
9
64
4096
16
51
2601
25
53
2809
4
68
4624
9
56
3136
9
841
47689
137
)
√
√
=
= 0,956
Pertanyaan nomor 10 : 0,956 > 0,514 = Valid
112
XY
50
106
232
180
171
150
192
96
98
180
256
255
106
204
168
2444
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
4
5
3
3
3
5
3
4
5
3
3
3
5
3
56
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 11
Y
X2
Y2
50
2500
16
53
2809
16
58
3364
25
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
9
64
4096
25
48
2304
9
49
2401
16
60
3600
25
64
4096
9
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
25
56
3136
9
841
47689
220
)
√
√
=
= 0,980
Pertanyaan nomor 11 : 0,980 > 0,514 = Valid
113
XY
200
212
290
180
171
150
320
144
196
300
192
153
159
340
168
3175
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
2
4
5
5
5
5
5
2
3
2
5
3
3
5
5
59
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 12
Y
X2
Y2
50
2500
4
53
2809
16
58
3364
25
60
3600
25
57
3249
25
50
2500
25
64
4096
25
48
2304
4
49
2401
9
60
3600
4
64
4096
25
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
25
56
3136
25
841
47689
255
)
√
√
=
= 0,966
Pertanyaan nomor 12 : 0,966 > 0,514 = Valid
114
XY
100
212
290
300
285
250
320
96
147
120
320
153
159
340
280
3372
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
2
3
3
3
3
3
5
3
2
3
3
3
3
4
3
46
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 13
Y
X2
Y2
50
2500
4
53
2809
9
58
3364
9
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
9
64
4096
25
48
2304
9
49
2401
4
60
3600
9
64
4096
9
51
2601
9
53
2809
9
68
4624
16
56
3136
9
841
47689
148
)
√
√
=
= 0,986
Pertanyaan nomor 13 : 0,986 > 0,514 = Valid
115
XY
100
159
174
180
171
150
320
144
98
180
192
153
159
272
168
2620
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
2
5
4
3
3
3
5
3
5
2
5
5
3
54
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 14
Y
X2
Y2
50
2500
9
53
2809
9
58
3364
4
60
3600
25
57
3249
16
50
2500
9
64
4096
9
48
2304
9
49
2401
25
60
3600
9
64
4096
25
51
2601
4
53
2809
25
68
4624
25
56
3136
9
841
47689
212
)
√
√
=
= 0,962
Pertanyaan nomor 14 : 0,962 > 0,514 = Valid
116
XY
150
159
116
300
228
150
192
144
245
180
320
102
265
340
168
3059
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
5
4
4
3
3
3
4
3
2
5
5
3
5
5
4
58
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 15
Y
X2
Y2
50
2500
25
53
2809
16
58
3364
16
60
3600
9
57
3249
9
50
2500
9
64
4096
16
48
2304
9
49
2401
4
60
3600
25
64
4096
25
51
2601
9
53
2809
25
68
4624
25
56
3136
16
841
47689
238
)
√
√
=
= 0,978
Pertanyaan nomor 15 : 0,978 > 0,514 = Valid
117
XY
250
212
232
180
171
150
256
144
98
300
320
153
265
340
224
3295
Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel
Item Soal
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
5 3 5 4 3 3 4 4 2 5
3
4
3
5
1
1
54
4 3 3 4 2 4 4 3 4 4
3
5
4
3
2
2
52
4 3 3 3 5 3 4 2 3 5
4
5
5
3
5
3
57
3 5 3 3 5 4 3 3 4 5
3
5
3
3
5
4
57
3 3 3 3 5 4 4 2 5 5
3
5
5
3
4
5
57
3 3 5 3 5 5 4 3 5 5
5
4
3
3
5
6
61
5 3 5 5 3 5 4 4 4 5
3
4
4
3
3
7
60
3 5 3 3 2 5 3 3 2 3
3
5
4
5
5
8
54
3 5 2 3 5 3 5 2 5 3
3
3
3
5
2
9
52
5
5
5
4
5
10 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5
69
5
5
4
4
5
11 3 5 4 3 4 2 3 3 3 4
57
3
4
2
3
4
12 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3
44
4
4
4
4
5
13 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4
54
5
5
4
5
5
14 3 5 4 3 5 2 4 3 4 5
62
3
5
3
3
5
15 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5
55
Jml 52 59 55 49 59 53 56 45 55 66 55 68 56 56 61
Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y).
No
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
3
4
5
4
59
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 2
Y
X2
Y2
54
9
2916
52
9
2704
57
9
3249
57
25
3249
57
9
3249
61
9
3721
60
9
3600
54
25
2916
52
25
2704
69
25
4761
57
25
3249
44
9
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
16
3025
845
245
48039
118
XY
162
156
171
285
171
183
180
270
260
345
285
132
216
310
220
3346
√(
=
=
)
√
√
=
= 0,975
Pertanyaan nomor 2 : 0,975 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
5
3
3
3
3
5
5
3
2
5
4
2
4
4
4
55
√(
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 3
Y
X2
Y2
54
25
2916
52
9
2704
57
9
3249
57
9
3249
57
9
3249
61
25
3721
60
25
3600
54
9
2916
52
4
2704
69
25
4761
57
16
3249
44
4
1936
54
16
2916
62
16
3844
55
16
3025
845
217
48039
)
√
119
XY
270
156
171
171
171
305
300
162
104
345
228
88
216
248
220
3155
=
√
=
= 0,977
Pertanyaan nomor 3 : 0,977 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
4
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
49
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 4
Y
X2
Y2
54
16
2916
52
16
2704
57
9
3249
57
9
3249
57
9
3249
61
9
3721
60
25
3600
54
9
2916
52
9
2704
69
9
4761
57
9
3249
44
9
1936
54
9
2916
62
9
3844
55
9
3025
845
165
48039
)
√
√
=
120
XY
216
208
171
171
171
183
300
162
156
207
171
132
162
186
165
2761
= 0,980
Pertanyaan nomor 4 : 0,980 > 0,514 = Valid
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
2
5
5
5
5
3
2
5
5
4
3
4
5
3
59
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 5
Y
X2
Y2
54
9
2916
52
4
2704
57
25
3249
57
25
3249
57
25
3249
61
25
3721
60
9
3600
54
4
2916
52
25
2704
69
25
4761
57
16
3249
44
9
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
9
3025
845
251
48039
)
√
√
=
= 0,970
Pertanyaan nomor 5 : 0,970 > 0,514 = Valid
121
XY
162
104
285
285
285
305
180
108
260
345
228
132
216
310
165
3370
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
4
3
4
4
5
5
5
3
4
2
3
2
2
4
53
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 6
Y
X2
Y2
54
9
2916
52
16
2704
57
9
3249
57
16
3249
57
16
3249
61
25
3721
60
25
3600
54
25
2916
52
9
2704
69
16
4761
57
4
3249
44
9
1936
54
4
2916
62
4
3844
55
16
3025
845
203
48039
)
√
√
=
= 0,961
Pertanyaan nomor 6 : 0,961 > 0,514 = Valid
122
XY
162
208
171
228
228
305
300
270
156
276
114
132
108
124
220
3002
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
4
4
3
4
4
4
3
5
5
3
3
3
4
3
56
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 7
Y
X2
Y2
54
16
2916
52
16
2704
57
16
3249
57
9
3249
57
16
3249
61
16
3721
60
16
3600
54
9
2916
52
25
2704
69
25
4761
57
9
3249
44
9
1936
54
9
2916
62
16
3844
55
9
3025
845
216
48039
)
√
√
=
= 0,987
Pertanyaan nomor 7 : 0,987 > 0,514 = Valid
123
XY
216
208
228
171
228
244
240
162
260
345
171
132
162
248
165
3180
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
3
2
3
2
3
4
3
2
5
3
2
3
3
3
45
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 8
Y
X2
Y2
54
16
2916
52
9
2704
57
4
3249
57
9
3249
57
4
3249
61
9
3721
60
16
3600
54
9
2916
52
4
2704
69
25
4761
57
9
3249
44
4
1936
54
9
2916
62
9
3844
55
9
3025
845
145
48039
)
√
√
=
= 0,976
Pertanyaan nomor 8 : 0,976 > 0,514 = Valid
124
XY
216
156
114
171
114
183
240
162
104
345
171
88
162
186
165
2577
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
2
4
3
4
5
5
4
2
5
5
3
2
3
4
4
55
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 9
Y
X2
Y2
54
4
2916
52
16
2704
57
9
3249
57
16
3249
57
25
3249
61
25
3721
60
16
3600
54
4
2916
52
25
2704
69
25
4761
57
9
3249
44
4
1936
54
9
2916
62
16
3844
55
16
3025
845
219
48039
)
√
√
=
= 0,970
Pertanyaan nomor 9 : 0,970 > 0,514 = Valid
125
XY
108
208
171
228
285
305
240
108
260
345
171
88
162
248
220
3147
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
5
4
5
5
5
5
5
3
3
5
4
3
4
5
5
66
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 10
Y
X2
Y2
54
25
2916
52
16
2704
57
25
3249
57
25
3249
57
25
3249
61
25
3721
60
25
3600
54
9
2916
52
9
2704
69
25
4761
57
16
3249
44
9
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
25
3025
845
300
48039
)
√
√
=
= 0,990
Pertanyaan nomor 10 : 0,990 > 0,514 = Valid
126
XY
270
208
285
285
285
305
300
162
156
345
228
132
216
310
275
3762
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
3
4
3
3
5
3
3
3
5
5
3
4
5
3
55
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 11
Y
X2
Y2
54
9
2916
52
9
2704
57
16
3249
57
9
3249
57
9
3249
61
25
3721
60
9
3600
54
9
2916
52
9
2704
69
25
4761
57
25
3249
44
9
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
9
3025
845
213
48039
)
√
√
=
= 0,982
Pertanyaan nomor 11 : 0,982 > 0,514 = Valid
127
XY
162
156
228
171
171
305
180
162
156
345
285
132
216
310
165
3144
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
4
5
5
5
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
5
68
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 12
Y
X2
Y2
54
16
2916
52
25
2704
57
25
3249
57
25
3249
57
25
3249
61
16
3721
60
16
3600
54
25
2916
52
9
2704
69
25
4761
57
25
3249
44
16
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
25
3025
845
314
48039
)
√
√
=
= 0,992
Pertanyaan nomor 12 : 0,992 > 0,514 = Valid
128
XY
216
260
285
285
285
244
240
270
156
345
285
176
216
310
275
3848
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
3
4
5
3
5
3
4
4
3
5
4
2
4
4
3
56
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 13
Y
X2
Y2
54
9
2916
52
16
2704
57
25
3249
57
9
3249
57
25
3249
61
9
3721
60
16
3600
54
16
2916
52
9
2704
69
25
4761
57
16
3249
44
4
1936
54
16
2916
62
16
3844
55
9
3025
845
220
48039
)
√
√
=
= 0,983
Pertanyaan nomor 13 : 0,983 > 0,514 = Valid
129
XY
162
208
285
171
285
183
240
216
156
345
228
88
216
248
165
3196
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
5
3
3
3
3
3
3
5
5
4
4
3
4
5
3
56
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 14
Y
X2
Y2
54
25
2916
52
9
2704
57
9
3249
57
9
3249
57
9
3249
61
9
3721
60
9
3600
54
25
2916
52
25
2704
69
16
4761
57
16
3249
44
9
1936
54
16
2916
62
25
3844
55
9
3025
845
220
48039
)
√
√
=
= 0,971
Pertanyaan nomor 14 : 0,971 > 0,514 = Valid
130
XY
270
156
171
171
171
183
180
270
260
276
228
132
216
310
165
3159
No. Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
X
1
2
5
5
4
5
3
5
2
5
5
4
5
5
5
61
√(
=
=
Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 15
Y
X2
Y2
54
1
2916
52
4
2704
57
25
3249
57
25
3249
57
16
3249
61
25
3721
60
9
3600
54
25
2916
52
4
2704
69
25
4761
57
25
3249
44
16
1936
54
25
2916
62
25
3844
55
25
3025
845
275
48039
)
√
√
=
= 0,956
Pertanyaan nomor 15 : 0,956 > 0,514 = Valid
131
XY
54
104
285
285
228
305
180
270
104
345
285
176
270
310
275
3476
Lampiran 3
Kisi – Kisi Angket
Item Item Jumlah
Variabel
Nomor
Indikator
Media
Pembelajaran
(+)
(-)
Item
Item
1. Kejelasan penyajian materi
3
1
4
1, 2, 3, 4
2. Penyajian yang menarik
3
-
3
5, 6, 7
3. Penggunaan waktu selama
8, 9, 10,
1
Power Point
penyampaian materi
(Variabel X)
4. Keinteraktifan selama
3
4
11
12, 13,
3
1
4
menyampaikan materi
Jumlah Item Variabel X
1. Tekun menghadapi tugas
14, 15
10
5
15
3
1
4
1, 2, 3, 4
2
1
3
5, 6, 7
3
1
4
2. Ulet dalam menghadapi
Motivasi
kesulitan
Belajar Siswa
8, 9, 10,
3. Lebih senang bekerja sendiri
(Variabel Y)
11
4. Menunjukkan minat dalam
12, 13,
2
2
4
belajar
14, 15
Jumlah Item Variavel Y
10
5
15
TOTAL
20
10
30
132
Lampiran 4
LEMBAR ANGKET
A. IDENTITAS
Nama
:……………………………..
Kelas
:……………………………..
B. PERNYATAAN ANGKET VARIABEL X (PENGGUNAAN MEDIA POWER
POINT)
1. Saya memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru ketika
menggunakan media pembelajaran power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Media power point yang digunakan oleh guru memperjelas saya menerima materi.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
3. Ketika guru menggunakan power point, semua materi tersampaikan dengan
menyeluruh.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
4. Guru menyampaikan materi tanpa memperhatikan kejelasan yang ada pada presentasi
power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Penyajian materi yang disampaikan guru dengan power point menarik untuk
memperhatikan materi.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
6. Materi yang disampaikan bervariasi setiap pertemuannya.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
133
e. Tidak pernah
7. Guru mata pelajaran fiqih menyampaikan materi dengan teknik yang berbeda dari guru
lainnya.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
8. Guru melebihi waktu yang ditentukan ketika mengajar dengan media power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
9. Saya merasa guru terlalu lama dalam menerangkan materi dengan power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Dalam menyampaikan materi dengan power point, guru terlalu cepat menjalankan slide
materi.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Guru menggunakan waktu dengan tepat dan akurat ketika mengajar.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Kami diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
menggunakan power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
13. Ketika guru menyampaikan materi dengan power point, saya mencoba untuk ikut
berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
14. Guru hanya fokus terhadap materi yang disampaikan tanpa memperhatikan siswa.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
15. Guru menciptakan suasana yang interaktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
134
e. Tidak pernah
b. Sering
d. Pernah
C. PERNYATAAN ANGKET VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR SISWA)
1. Setelah guru menggunakan power point dalam menyampaikan materi, saya menjadi
tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Saya merasa jenuh dalam belajar ketika guru terus menerus menggunakan media power
point dalam pengajaran di kelas.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
3. Setelah guru menyampaikan materi dengan media power point, saya menjadi rajin
dalam belajar fiqih.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
4. Saya merasa senang ketika guru memberikan tugas/PR kepada saya.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Saya sulit belajar ketika guru menyampaikan materi dengan menggunakan media power
point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
6. Media power point memberikan solusi dalam menghadapi kesulitan belajar saya
terhadap mata pelajaran fiqih.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
7. Guru memotivasi kami dengan presentasi yang menarik dari power point agar kami ulet
dalam belajar.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
135
e. Tidak pernah
8. Saya lebih senang untuk belajar sendiri dirumah tanpa ada perintah dari siapapun
setelah guru menerangkan materi dengan power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
9. Saya merasa materi yang saya terima di sekolah harus saya perdalam lagi di rumah.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Saya ingin mengikuti pelajaran fiqih ketika guru menerangkan dengan power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Saya merasa malas untuk belajar sendiri ketika guru sudah menyampaikan materi
dengan power point karena sudah jelas penyampaiannya.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Guru memberikan nasehat kepada siswa untuk belajar sendiri ketika di rumah.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
13. Minat saya untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas meningkat karena guru
menggunakan power point.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
14. Media power point yang digunakan oleh guru membuat siswa gaduh/ribut di dalam
kelas ketika menyampaikan materi.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
e. Tidak pernah
15. Saya merasa media power point tidak mempengaruhi kegiatan belajar saya.
a. Selalu
c. Kadang-Kadang
b. Sering
d. Pernah
136
e. Tidak pernah
Lampiran 5
PEDOMAN INTERVIEW
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran selama di kelas?
2. Apakah semua guru sudah menggunakan media pembelajaran yang
mengikuti perkembangan teknologi elektronik?
3. Bagaimana motivasi siswa selama menggunakan media pembelajaran yang
monoton dan kurang inovasi?
4. Gejala apa saja yang timbul ketika siswa tidak termotivasi dalam belajar di
kelas?
5. Apakah seluruh siswa ikut aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas selama menggunakan media pembelajaran yang
monoton?
137
HOME
BAB 5
ASPEK FIKIH
SK/KD
A. Pengertian Muamalah
B. Asas-asas Transaksi Ekonomi
dalam Islam
C. Penerapan Transaksi Ekonomi
dalam Islam
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
‫الرِح ِيم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِو‬
ASPEK FIKIH
STANDAR KOMPETENSI :
MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG MU’AMALAH
KOMPETENSI DASAR:
1. MENJELASKAN ASAS-ASAS TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM
2. MEMBERIKAN CONTOH TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM
3. MENERAPKAN TRANSAKSI EKONOMI ISLAM DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
BACK
muamalah
Berasal dari bahasa arab Amila yang berbuat atau
bertindak
Menurut istilah muamalah adalah
A. Pengertian Muamalah
Muamalah merupakan bagian dari hukum
Islam yang mengatur hubungan antara
seseorang dan orang lain, baik seseorang itu
pribadi maupun berbentuk badan hukum
seperti perseroan, firma, yayasan dan negara.
Contoh:
Jual beli, sewa menyewa, perserikatan
dibidang pertanian maupun perdagangan,
serta perbankan dan asuransi yang Islami
BACK
B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam
1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban
yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati.
‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آَ َم ُنوا أَ ْوفُوا ِبا ْل ُعقُو ِد أ ُ ِحلَّ ْت لَ ُك ْم َب ِهي َم ُة ْاْلَ ْن َع ِام إِ ََّّل َما‬
‫َّللا َي ْح ُك ُم َما ُي ِري ُد‬
َّ ‫ُي ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّي‬
َ َّ َّ‫الص ْي ِد َوأَ ْن ُت ْم ُح ُر ٌم إِن‬
}1:‫{المائدة‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya. (Al-Maidah:1)
BACK
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam
Lanjutan….
2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab, tidak menyimapang
dari hukum syara’ dan adab sopan santun.
3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
ِ َّ‫أَلَم تَ ر إِلَى ال‬
:‫ين يُ َزُّكو َن أَنْ ُف َس ُه ْم بَ ِل اللَّوُ يُ َزِّكي َم ْن يَ َشاءُ َوالَ يُظْلَ ُمو َن فَتِيالَ {النّساء‬
‫ذ‬
َ
َ ْ
}29
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S.
An-Nisa:29)
BACK
Lanjutan…
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam
4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena
Allah, sehingga terhindar dari penipuan, kecurangan, dan
penyelewengan.
“Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur
penipuan (HR. Muslim)
5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari
syara’, boleh digunakan untuk menentukan batasan dalam
transaksi.
}‫ل {رواه السريطي‬
ِ َ‫ْال َحال‬
‫ب‬
ِ َ‫ال ِع َبا َدةُ َع ْش َرةٌ اَجْ َزا ٍء ِتسْ َع ٌة ِم ْن َها فِيْ َطل‬
“Ibadah itu terdiri dari sepuluh bagian,sembilan bagian
daripadanya terdapat pada mencari rezki yang halal” (HR.AsSayuti)
BACK
C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
1. Jual Beli
a. Pengertian, Dasar Hukum, Hukum Jual Beli
Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara
penjual (yakni pihak yang menyerahkan/menjual
barang) dan pembeli (sebagai pihak yang
membayar/membeli barang yang dijual).
Artinya:
)‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َع ْن بَ ْي ُع الْغَ َرِر(رواه مسلم‬
َ ‫نَ َهى النَّبِ ُّي‬
“Nabi Muhammad SAW telah melarang jual beli
yang mengandung unsur penipuan.”
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
b. Rukun dan Syarat Jual Beli
 Orang yang melakukan akad jual beli (penjual dan
pembeli). Syaratnya:
 Berakal
 Balig
 Berhak menggunakan hartanya.
 Sigat atau ucapan ijab dan kabul.
 Barang yang diperjualbelikan.syaratnya:
 Barang halal
 Ada manfaatnya.
 Barang ada di tempat, atau sudah tersedia ditempat lain.
 Milik si penjual atau berada di bawah kekuasaannya.
 Zat, bentuk, kadar dan sifatnya diketahui kedua pihak
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
 Nilai barang yang dijual (berupa uang).
Syaratnya:



Harga jual harus jelas jumlahnya
Nilai tukar barang dapat diserahkan pada saat
transaksi.
Apabila transaksi dengan barter (AlMuqayadah), naka tidak boleh dengan barang
yang haram.
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
c. Khiyar
Khiyar adalah hak memilih bagi si penjual dan si
pembeli untuk meneruskan jual-belinya atau
membatalkan karena adanya sesuatu hal. Misal cacat
pada barang.
Hukum Islam membolehkan hak khiyar, agar tidak
ada penyesalan. Jika ada penyesalan dalam jual beli,
maka sunah untuk membatalkan, dengan cara
mengembalikan barang kepada penjual.
}‫َم ْن اَقَ َال اَ َخاهُ بَْي ًعا اَقَ َال اهللُ َعثْ َرتَوُ يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة {رواه طرباين‬
Barang siapa yang rela mencabut jual beli terhadap saudaranya,
maka Allah pun akan mencabut kerugiannya dihari kiamat
(HR. Thabrani)
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
d. Macam-macam Jual Beli
1). Jual beli yang sah (terpenuhi rukun dan
syaratnya)
2). Jual beli yang tidak sah (tidak terpenuhi rukun
dan syaratnya)
Contoh:
 Jual beli sesuatu yang termasuk najis (bangkai,
daging babi)
 Jual beli air mani hewan ternak.
ِ ‫صلَّي اهللُ َع ْلي ِو و َسلّم َع ْن َعس‬
}‫ب الْ َف ْح ِل {رواه البخاري‬
ُّ ِّ‫نَ َهي الن‬
َ ‫ِب‬
َ َ
َ
Rasulullah SAW telah melarang menjual mani
hewan(HR. Bukhori)
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam

Jual beli anak hewan yang masih berada dalam
kandungan.
ِ ‫اَ َّن رسوَل‬
‫اهلل‬
‫صلَّي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم نَ َهي َع ْن بَْي ٍع َحبَ ِل ا ََلَْب لَ ِة {رواه‬
َ
ُْ َ
‫البخاري‬
}‫و مسلم‬
Bahwa Rasulullah SAW telah melarang menjual anak
(hewan) yang masih berada dalam perut induknya
 Jual beli yang mengandung kecurangan dan
penipuan
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
3). Jual beli yang sah tetapi terlarang(fasid),
terlarang karena:
Merugikan si penjual, pembeli, dan orang lain
 Mempersulit peredaran barang
 Merugikan kepentingan umum.
Contoh:

 Jual
beli dengan maksud untuk ditimbun
}‫الَ يحْ َت ِك ُر ِاالَّ َخاطِ ٌئ {رواه مسلم‬
Tidak akan menimbun barang kecuali orang yang salah atau
durhaka (HR. Muslim)
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
4).Jual beli Najsyi
Yaitu menawar sesuatu barang dengan maksud
untuk mempengaruhi orang lain agar mau
membeli barang yang ditawarnya, sedangkan
yang menawar barang tersebut adalah teman
sipenjual.
ِ
ِ ‫َّج‬
}‫ش{رواه مسلم‬
ُّ ِ‫نَ َهي الن‬
َ ‫َِّب‬
ْ ‫صلَّي اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َع ِن الن‬
Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara najsyi. (HR. Bukhori dan
Muslim)
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
5).Monopoli
Yaitu menimbun barang agar orang lain
tidak membeli walaupun barang telah
melampaui harga pasaran.
Rasulullah SAW melarang jual beli seperti
ini, karena akan merugikan kepentingan
umum.
BACK
C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
2. Simpan
Pinjam
Rukun dan syarat utang piutang atau simpan pinjam
meminjam, menurut hukum Islam adalah:
a. Yang berpiutang dan yang berutang syaratnya:
1). Sudah baligh dan berakal sehat
2). Yang berpiutang tidak meminta pembayaran melebihi
pokok piutang
3). Peminjam tidak boleh menunda-nunda pembayaran
utangnya.
BACK
Lanjutan….
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Hadits Nabi tentang Orang yang memberi hutang dan
Peminjam
}‫{رواه اَلارس ابن امامة‬
ٍ ‫ُك ُّل قَ ْر‬
‫ف ََ َعةً فَ ُه َو ِربًا‬
َ ‫ض َجَّر َمْن‬
“Setiap piutang yang sengaja untuk mencari manfaat
(pembayaran lebih) adalah riba” (HR. Haris bin Abi Imamah)
ُ ُّ‫َم ْط ُل ال َغ ِني‬
‫ظ ْل ٌم‬
“Orang yang mampu yang melalaikan kewajiban
membayar utangnya adalah zalim (HR. Ahmad dan Tirmizi)
BACK
Lanjutan…
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
b. Barang (uang) yang diutangkan atau dipinjamkan adalah
milik sah dari yang meminjamkan.
Pengembalian utang tidak boleh kurang nilainya.
Disunahkan mengembalikan lebih dari pokok utangnya.
ِ
ِ
}‫ضاءً {رواه امحد والرتمذي‬
‫ق‬
‫م‬
‫ك‬
‫ن‬
‫اس‬
‫ح‬
‫ا‬
‫م‬
‫ك‬
‫ار‬
‫ي‬
‫خ‬
ُ
ُ
َ
َ
َ ْ ُ َ ْ َُ
“Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang membayar
utangnya dengan lebih baik” (HR. Ahmad dan Tirmizi)
BACK
Lanjutan…Penerapan
Transaksi Ekonomi dalam Islam
3. Ijarah
a. Pengertian
Menurut bahasa Ijarah berarti upah, sewa, jasa atau imbalan
Mazhab Syafi’i mendefinisikan Ijarah sebagai transaksi
dengan imabalan tertentu
b. Dasar Hukum Ijarah
َِ ‫ط اْالَ ِجْي ر قَ ْبل اَ ْن‬
}‫ف ُعرقَوُ {رواه ابويعلي وابن ماجهوالطربين والرتمذي‬
‫َي‬
َّ
ُ ‫اُ ْع‬
ُ
َ َ
“Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum
kering keringatnya”
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Dasar Hukum Ijarah
َ ‫س ْم َنا َب ْي َن ُه ْم َمعِي‬
‫ش َت ُه ْم فِي ا ْل َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا‬
َ ‫أَ ُه ْم َي ْقسِ ُمونَ َر ْح َم َة َر ِّب َك َن ْحنُ َق‬
‫س ْخ ِر ًّيا َو َر ْح َم ُة‬
ٍ ‫ض دَ َر َجا‬
ٍ ‫ض ُه ْم َف ْو َق َب ْع‬
ُ ‫ضا‬
ً ‫ض ُه ْم َب ْع‬
ُ ‫ت لِ َي َّتخ َِذ َب ْع‬
َ ‫َو َر َف ْع َنا َب ْع‬
َ‫َر ِّب َك َخ ْي ٌر ِم َّما َي ْج َم ُعون‬
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan. {Q.S. Az-Zuhkhruf:32}
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Dasar Hukum Ijarah
ِ ‫أَس ِكنوى َّن‬
ِ‫اروى َّن ل‬
ِ ‫ث س َك ْنتُم ِمن وج‬
ِ َ‫ضيِّ ُقوا َعلَْي ِه َّن وإِ ْن ُك َّن أُوال‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ض‬
‫ت‬
‫ال‬
‫و‬
‫م‬
‫ك‬
‫د‬
‫ي‬
‫ح‬
‫ن‬
‫م‬
ُّ
َ
ُ
ُ
ُ
َ
َ
ُ
ُ
ْ
ْ
َ
َْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ
‫ورُى َّن َوأْتَ ِم ُروا‬
َ ‫ض ْع َن َح ْملَ ُه َّن فَِإ ْن أ َْر‬
َ َ‫َح ْم ٍل فَأَنِْف ُقوا َعلَْي ِه َّن َحتَّى ي‬
ُ ُ‫ض ْع َن لَ ُك ْم فََآت‬
ُ ‫وى َّن أ‬
َ ‫ُج‬
ٍ ‫ب ي ن ُكم بِمعر‬
ِ ‫وف وإِ ْن تَ عاسرتُم فَستُ ر‬
}6:‫ض ُع لَوُ أُ ْخ َرى {الطالق‬
ْ َ ْ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َْ
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,
Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian
jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada
mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan
baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya. (Q.S. At-Tahalaq: 6)
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Dasar Hukum Ijarah
َِ‫ي األ‬
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
ِ
ِ
ْ
ْ
‫ين‬
‫م‬
‫و‬
‫ق‬
ْ
‫ل‬
‫ا‬
‫ت‬
‫ر‬
‫ج‬
‫أ‬
‫ت‬
‫اس‬
‫ن‬
‫م‬
‫ر‬
‫ي‬
‫خ‬
‫ن‬
‫إ‬
‫ه‬
‫ر‬
‫ج‬
‫أ‬
‫ت‬
‫اس‬
‫ت‬
‫َب‬
‫أ‬
‫ا‬
‫ي‬
‫ا‬
‫م‬
‫اى‬
‫د‬
‫ح‬
َ
ُّ
ْ َ‫قَال‬
َ
َ
َ
ُْ َْ َ َ َ ُ ْ ‫ت إ‬
َْ َْ َ َْ
ُ
}26:‫{القصص‬
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".
{Q.S. Al-Qasas:26}
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
c. Macam-macam Ijarah
1). Ijarah yang bersifat manfaat.
Seperti: sewa-menyewa rumah, toko, kendaraan dan
aneka busana, dll.
2). Ijarah yang bersifat pekerjaan dengan cara
mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan.
Misal: pembantu rumah tangga, buruh bangunan,
tukang jahit dan tukang sepatu.
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
d. Rukun dan Syarat Ijarah
Rukun Ijarah
1) Orang yang berakad
2) Sewa/ imbalan
3) Manfaat
4) Sighat atau ijab kabul
BACK
C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
d. Rukun dan Syarat Ijarah
Syarat Ijarah
1)
2)
3)
4)
5)
Kedua orang yang bertransaksi balig dan berakal
sehat.
Kedua belah pihak bertransaksi dengan kerelaan.
Kondisi barangnya diketahui dan bermanfaat bagi
penyewa.
Objek ijarah bisa diserahkan dan dipergunakan
secara langsung dan tidak cacat.
Objek ijarah merupakan sesuatu yang dihalalkan
syara’
BACK
C. Lanjutan…Penerapan
Transaksi
Ekonomi dalam Islam
d. Rukun dan Syarat Ijarah
Syarat Ijarah
6) Hak yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban
bagi penyewa.
7) Objek ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan.
8) Upah/ sewa dalam transaksi ijarah harus jelas
BACK
C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
e. Sifat Akad/ Transaksi Ijarah
Jumhur ulama berpendapat bahwa akad/transaksi ijarah
bersifat mengikat, kecuali ada cacat, atau barang tersebut
tidak bisa dimanfaatkan.
Karena bersifat mengikat, kematian salah satu pihak yang
menyewakan atau penyewa, tidak membatalkan ijarah.
Manfaat dari sewa menyewa termasuk harta yang bisa
diwariskan.
BACK
C. Lanjutan…Penerapan
Transaksi
Ekonomi dalam Islam
f. Tanggung Jawab Orang yang Diupah/ Digaji
Ijarah yang berupa pekerjaan, apabila orang yang
dipekerjakan itu bersifat pribadi, maka seluruh pekerjaan
yang ditentukan untuk dikerjakan menjadi tangung
jawabnya.
Ulama fikih sepakat, apabila objek yang dikerjakan rusak
ditangan pekerja bukan karena kelalaiannya dan tidak ada
unsur kesengajaan, maka pekerja tidak dapat dituntut ganti
rugi.
BACK
D. Kerja
Sama Ekonomi dalam
Islam
1. Syirkah
Syirkah yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu usaha,
yang keuntungan atau hasilnya utuk mereka bersama.
Syirkah yang sesuai syara’ bertujuan untuk kesejahteraan
bersama merupakan salah satu bentuk ta’awun
}2 :‫{المائدة‬
ِ ‫وتَعاونُوا َعلَى الْبِِّر والتَّ ْقوى والَ تَعاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو‬
‫ان‬
َ ُ َ
ََ َ َ َ
ََ َ
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
{Q.S. Al-Maidah:2}
BACK
D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Syirkah yang sesuai dengan ketentuan Syara‘ :
Syirkah tersebut dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah,
Sabar,
Tawakal,
Jujur,
Saling percaya antara sesama anggota syarikat,
Bersih dari unsur-unsur kecurangan atau penipuan
BACK
D. Lanjutan… Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Macam-macam Syirkah:
b. Syarikat Kerja
Yaitu gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama
dalam suatu jenis perusahaan dan pembagian keuntungan
dibagikan sesuai dengan perjanjian.
Manfaat Syarika Kerja:
 Menjalin hubungan persaudaraan
 Memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan.
 Menyelesaikan pekerjaan besar bersama untuk
kepentingan umat manusia
 Melahirkan kemajuan dalam segala bidang.
BACK
D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
2. Mudarabah (Qirad)
Mudarabah yaitu pemberian modal dari pemilik modal
kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal
dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung bersama
sesuai dengan perjanjian.
Hukum mudarabah adalah mubah (boleh) sesuai dengan
Firman Allah:
}2 :‫{المائدة‬
ِ ‫وتَ عاونُوا َعلَى الْبِ ِّر والتَّ ْقوى والَ تَ عاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو‬
‫ان‬
َ ُ َ
ََ َ َ َ
َََ
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.
{Q.S. Al-Maidah:2}
BACK
D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Rukun Mudarabah (Qirad)
• Muqrid (pemilik modal) dan Muqtarid (yang menjalankan
modal) : balig, berakal sehat, dan jujur
• Modal hendaknya diketahui jumlahnya dan tunai.
• Jenis Usaha dan Tempatnya sebaiknya disepakati bersama.
• Besarnya keuntungan hendaknya sesuai dengan
kesepakatan diawal akad.
• Muqtarid hendaknya jujur dan menggunkan modal atas izin
muqrid.
BACK
D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Hikmah Penerapan Mudarabah di Masyarakat
• Mewujudkan persaudaraan dan persatuan antara Muqrid
(kelompok orang kaya) dan Muqtarid (kelompok miskin)
• Mengurangi atau mungkin menghilangka pengangguran.
• Memberikan pertolongan kepada fakir miskin (yang
menjalankan modal) untuk dapat hidup mandiri.
BACK
D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
3.
Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah
(1). Muzara’ah dan Mukhabarah
Muzara’ah ialah paruhan hasil sawah antara pemilik
dan penggarap, benihnya berasal dari pemilik sawah. Jika
benihnya dari penggarap disebut Mukhabarah.
Muzara’ah dan Mukhabarah merupakan kerja sama
dibidang pertanian yang dibolehkan dalam Islam, sesuai
dengan syara’ dan pelaksanaannya tidak ada unsur
kecurangan dan pemaksaan.
BACK
D. Lanjutan… Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Rukun dalam Muzara’ah dan Mukhabarah
• Kedua pihak sudah balig, berakal sehat, amanah.
• Sawah yang digarap betul-betul milik orang yang
menyerahkan sawahnya untuk digarap.
• Hendaknya ditentukan lamanya masa penggarapan
• Besarnya paruhan antara kedua belah pihak ditentukan
berdasarkan musyawarah antara keduanya.
• Kedua belah pihak hendaknya menaati ketentuan-ketentuan
yang telah mereka sepakati bersama
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
(1). Musaqah
Musaqah ialah paruhan hasil kebun antara pemilik dan
penggarap, besar bagian masing-masing sesuai dengan
perjanjian pada waktu akad.
ٍ
ِ
َّ
‫صلَّي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َع َام َل أ َْى َل َخ ْي َر بِ َش ْر ٍط َما‬
‫ي‬
‫ب‬
َّ
‫ن‬
‫ال‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ا‬
‫م‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ع‬
‫اهلل‬
‫ي‬
‫ض‬
‫َع ِن ابْ ٍن ُع َم َر َر‬
َ
ْ
َّ
َ
ُ
َ
ُ
َ
َ
}‫ج ِم ْن َها ِم ْن ثَ َم ٍر اَ ْو َزْرٍع {رواه مسلم‬
ُ ‫يَ ْخ ُر‬
“Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Nabi SAW telah menyerahkan kebun
miliknya, kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka
dengan perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari hasilnya baik dari
buah-buahan atau hasil tanaman (palawija)” (HR. Muslim)
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Manfaat dari Muzara’ah, Mukhabarah, Musaqah
• Mewujudkan tolong menolong antara pemilik tanah dan
penggarap.
• Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran.
• Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian.
• Usaha pencegahan terhadap terjadinya lahan-lahan kritis.
• Memlihara, meningkatkan dan melestarikan keindahan
alam.
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
4.
Sistem Perbankan yang Islami
Sistem perbankan yang islami maksudnya adalah
sistem yang sesuai dengan ajaran Islam yang
bersumber kepada A-Qur’an dan Hadits.
Bank Islam Adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain
dalam lau lintas pembayaran, serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesusaikan dengan
prinsip syariat Islam.
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Perkembangan Dunia Perbankan Islam
 Mesir telah mendirikan bank Islam (Bank Nasional Nasser
tahun 1971).
 Dubai, Bank Islam Dubai pada tahun 1975.
 Jedah, Saudi arabia, Islamic Development Bank yang
didukung oleh 40 Negara Muslim tanggal 20 Oktober 1975
 Bank Islam di Indonesia didirikan atas prakarsa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) diberi nama Bank Muamalat
Indonesia, mulai beroperasi 1 Mei 1992
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
5.
Sistem Asuransi yang Islami
Asuransi menurut bahasa berarti pertanggungan (AtTa’min). Sedangkan menurut istilah yaitu akad atau
perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dan
mempertanggungkan sesuatu (peserta perusahaan
asuransi)
Asuransi muncul kira-kira pada abad ke-14
Ulama fikih sepakat bahwa asuransi dibolehkan
dengan catatan cara kerja sesuai dengan ajaran Islam,
yaitu ditegakkannya prinsip keadilan, dihilangkannya
unsur untung-untungan, perampasan hak dan kezaliman
serta bersih dari riba.
BACK
D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam
Prinsip Asuransi Islam
Ta’awun
(saling tolong menolong)
ِ ‫وتَعاونُوا َعلَى الْبِِّر والتَّ ْقوى والَ تَعاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو‬
}2 :‫ان {المائدة‬
َ ُ َ
ََ َ َ َ
ََ َ
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
{Q.S. Al-Maidah:2}
BACK
Lampiran 10
Nilai – Nilai Kritis Koefisien Korelasi (r) Product Moment
3
4
5
Taraf Signifikansi
5%
1%
0,997
0,999
0,950
0,990
0,878
0,959
27
28
29
Taraf Signifikansi
5%
1%
0,381
0,487
0,374
0,478
0,367
0,470
55
60
65
Taraf Signifikansi
5%
1%
0,266
0,345
0,254
0,330
0,244
0,317
6
7
8
9
10
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
30
31
32
33
34
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
70
75
80
85
90
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
11
12
13
14
15
0,602
0,576
0,533
0,532
0,514
0,735
0,708
0,681
0,661
0,641
35
36
37
38
39
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
95
100
125
150
175
0,205
0,195
0,176
0,159
0,148
0,263
0,256
0,230
,0210
0,194
16
17
18
19
20
0,487
0,482
0,468
0,456
0,444
0,623
0,606
0,600
0,575
0,561
40
41
42
43
44
0,412
0,308
0,304
0,301
0,297
0,403
0,398
0,393
0,389
0,384
200
300
400
500
600
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,181
0,148
0,128
0,116
0,105
21
22
23
24
25
26
0,433
0,423
0,414
0,404
0,396
0,388
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
0,496
45
46
47
48
49
50
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,279
0,380
0,376
0,372
0,368
0,364
0,361
700
800
900
1000
0,074
0,091
0,086
0,081
0,097
0,091
0,086
N
N
N
Sumber: Suharsimi Arikunto: 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
150
Download