HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh FITRIA FADLILA NPM : 1111010023 Jurusan : Pendidikan Agama Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh FITRIA FADLILA NPM : 1111010023 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Pembimbing I : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag Pembimbing II : Drs. Risgiyanto, M.Pd FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M ABSTRAK HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH Oleh: FITRIA FADLILA Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran fiqih yang saat ini masih menggunakan media pembelajaran yang kurang sesuai, monoton dan belum mengikuti perkembangan tekhnologi. Padahal media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk mewujudkan timbulnya motivasi belajar tersebut, maka penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor penting, yang dalam hal ini media tersebut merupakan media power point yang telah diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, dan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk mengumpulkan data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa, disamping interview dan dokumentasi sebagai metode penunjang atau pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa dari jumlah populasi 108 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. Dari hasil penelitian tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat dikemukakan bahwa analisa korelasi dengan menggunakan Product Moment (rxy) diperoleh r = 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa antara penggunaan media power point (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y) terdapat korelasi yang kuat/tinggi. Adapun kontribusi penggunaan media power point (variabel X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y) diketahui 46,24% hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa. Atau dengan pengertian bahwa pengaruh penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa sebesar 46,24%, sedangkan sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan atau saran terhadap sekolah, khususnya kepada guru mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan penggunaan media power point sebagai salah satu media pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas. ii MOTTO Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-‘Alaq: 4 – 5). v PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku Bapak Drs. Hamzah dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.I, mertuaku Bapak Samsudin dan Ibu Saminah, suamiku tercinta Muhammad Yusuf, S.Pd.I, kakak kandungku Ramadhani Fadly, S.Kom, adik kandungku Ahmad Fadlil Faruqi dan Fadlan Azmy Hamzah, kakak – kakak iparku Siti Hadijah, Indra Jaya, S.E, Suhani, Ahmad Rifa’i, Siti Rohana, Dody Viktor Joan dan adik iparku Nur Syamsiah, S.Sy, keponakan-keponakanku Ibnu Habil Mubarok, Arif Maulana, Nabila Qanita Ramadhani dan Alifah Nadila Humairah yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, kasih sayang yang tulus yang tiada hentihentinya serta ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir. vi RIWAYAT HIDUP Fitria Fadlila dilahirkan di Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung pada tanggal 18 Maret 1993. Anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan bapak Drs. Hamzah dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd. Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD Negeri 1 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di tempuh di MTs Al-Muhsin Metro Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2008. Sedangkan pendidikan sekolah menengah atas di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011 meneruskan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung di Provinsi lampung. Penulis juga aktif di organisasi Tapak Suci IAIN Raden Intan Lampung pada periode 20112015 di IAIN Raden Intan Lampung. Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis Fitria Fadlila vii KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. 2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus sebagai pembimbing 1 dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Risgiyanto, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Ismail, S.E.,M.M selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah I Kalirejo Lampung Tengah, yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberi bekal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang berguna sebagai penunjang dalam penyusunan skripsi ini. viii 6. Keluarga Besar K.H Syaifuddin (Almarhum) dan Ummi Kulsum (Almarhum). 7. Sahabat kecilku hingga sekarang Maziyyatun Niswah dan Via Carollina. 8. Almamater Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung. Semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat balasan yang setimpal disisi Allah SWT. Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis Fitria Fadlila ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul .......................................................................... 1 B. Latar Belakang Masalah .............................................................. 2 C. Rumusan Masalah ....................................................................... 11 D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................... 11 1. Tujuan Penelitian ................................................................... 11 2. Manfaat Penelitian ................................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran .................................................................... 12 1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................ 13 2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar ..................... 15 3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran ....................... 20 x B. Media Pembelajaran Power Point ............................................... 27 1. Mengenal Menu – menu Power Point ................................... 28 2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point ...................... 31 C. Motivasi Belajar .......................................................................... 33 1. Pengertian Motivasi ............................................................... 34 2. Fungsi Motivasi ..................................................................... 36 3. Pengertian Belajar ................................................................. 37 4. Tujuan Belajar ....................................................................... 41 5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar ....................... 45 6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ..................................... 47 D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ............................................. 49 E. Kerangka Berfikir ........................................................................ 51 F. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ......................................................................... 57 1. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 58 2. Definisi Operasional Variabel ............................................... 59 B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 60 C. Instrumen Penelitian .................................................................... 62 D. Teknik Analisis Data ................................................................... 62 1. Rumus Uji Validitas .............................................................. 62 2. Rumus Uji Reliabilitas .......................................................... 63 3. Rumus Product Moment ........................................................ 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian ........................................... 66 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah ................................................. 66 2. Identitas Sekolah ................................................................... 68 3. Tujuan Sekolah ...................................................................... 69 xi 4. Visi Dan Misi Sekolah .......................................................... 70 5. Ciri Khas Yang Menjadi Unggulan ....................................... 70 6. Keadaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ...................... 71 7. Keadaan Siswa ...................................................................... 73 8. Sarana Dan Prasarana ............................................................ 73 9. Data Variabel Penelitian ........................................................ 74 B. Uji Validitas ................................................................................ 79 C. Uji Reliabilitas ............................................................................. 85 D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 91 E. Pembahasan ................................................................................. 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................. 98 B. Saran ............................................................................................ 98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN xii DAFTAR TABEL Tabel 1 Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Akuntansi Di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah ......................................................................................... Tabel 2 8 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016 ............................................................................................. 58 Tabel 3 Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ...... 65 Tabel 4 Data Pendidik (Guru) ................................................................... 71 Tabel 5 Data Tenaga Kependidikan ......................................................... 72 Tabel 6 Data Siswa ................................................................................... 73 Tabel 7 Data Sarana Dan Prasarana .......................................................... 73 Tabel 8 Data Skor Angket Tentang Penggunaan Media Power Point ...... 75 Tabel 9 Distribusi Skor Penggunaan Media Power Point ........................ 76 Tabel 10 Data Skor Angket Tentang Motivasi Belajar Siswa .................... 77 Tabel 11 Distribusi Skor Motivasi Belajar Siswa ....................................... 78 Tabel 12 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15 Sampel .............................................................. 79 Tabel 13 Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 ........................................... 79 Tabel 14 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel ........................................................................ 82 Tabel 15 Korelasi Uji Validitas Nomor 1 ................................................... 82 Tabel 16 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point ............ 85 Tabel 17 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa .......................... Tabel 18 Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara Variabel X Dan 88 Variabel Y .................................................................................... 91 Tabel 19 Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ...... 94 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................. xiv 54 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian .................................................................. 103 Lampiran 2 Uji Validitas Instrumen Angket ....................................................... Lampiran 3 Kisi – Kisi Angket ............................................................................ 132 Lampiran 4 Lembar Angket ................................................................................. 133 Lampiran 5 Pedoman Interview ........................................................................... 137 Lampiran 6 Pengesahan Proposal ........................................................................ Lampiran 7 Pengesahan Skripsi ........................................................................... 139 Lampiran 8 Permohonan Mengadakan Penelitian ............................................... 140 Lampiran 9 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ..................................... 141 Lampiran 10 Materi Pelajaran Fiqih ...................................................................... 142 Lampiran 11 Nilai-Nilai Kritis Koefisien Korelasi (r) Product Moment .............. 150 xv 104 138 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum diuraikan lebih lanjut, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian : a. Media Media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan pembelajaran dari pengirim ke penerima pesan. Pengirim pesan dalam proses pembelajaran biasa dikenal dengan sebutan guru dan penerima pesannya disebut dengan murid atau siswa.1 b. Power Point Power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide aplikasi. Saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media komunikasi.2 c. Motivasi Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.3 1 Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Thariqi Press, 2012),h. 19 2 Osdirwan Osman, Microsoft Power Point Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2011), h.1 3 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 73 1 2 d. Belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.4 e. Mata Pelajaran Fiqih Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah islamiyah. 5 B. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini maka lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. 4 Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 9 5 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19 3 Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar merupakan kegiatan menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Yang mana dalam hal ini guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat pasif.6 Sehingga jelas bahwa yang harus mengaktifkan kegiatan belajar mengajar di kelas adalah guru, dengan metode dan media yang tepat agar siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik merasa gelisah ketika duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi seperti ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, 6 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 39. 4 tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.7 Di samping itu juga dari pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua manusia baik potensi jasmani maupun potensi rohaninya (pikir, karsa, dan rasa) berkembang sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu lahirlah pemikiran manusia untuk memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap perkembangan potensi manusia.8 Alternatif pemecahan masalah itulah yang nanti seharusnya diidentifikasi oleh guru sehingga menemukan titik terang dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, video, suara, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu. Terlebih lagi jika para peserta didik dihadapkan dengan pendidikan agama, seperti halnya mata pelajaran fiqih pada sekolah-sekolah. Tidak sedikit para siswa 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 1. 8 Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 186. 5 akan merasa jenuh ketika cara penyampaian yang diberikan oleh guru terasa hambar tanpa adanya variasi metode dan media yang digunakan. Padahal sekarang ini kita hidup di zaman teknologi yang semakin maju dengan pesatnya, dan setiap aktifitas tak pernah terlepas dari yang namanya teknologi, begitupun dalam dunia pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dampak positif dari kemajuan teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Memudahkan kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan berbagai macam kesantaian dan kesenangan yang semakin luas, memasuki ruang-ruang dan celahcelah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan yang gelap pun dapat dipenetrasi.9 Media power point yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama ini dirasa belumditerapkan dengan optimal. Padahal media power point yang berbasis teknologi itu dapat memudahkan sekaligus memfasilitasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu bisa dilihat ketika penggunaan media Power Point belum diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah. Padahal salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media power point dirasa sangat tepat untuk mengatasi pembelajaran yang dirasa cukup membosankan bagi para siswa di dalam kelas, karena media ini memberikan informasi secara audio visual sehingga siswa dapat menyerap informasi dengan melihat, mendengar, dan merespon secara langsung 9 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 10. 6 karena objek yang ditampilkan terlihat konkret (nyata). Ditambah lagi dengan penyajian/presentasi power point yang variatif karena terdapat aplikasi gambar, animasi, sound, dan video sehingga membuat proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi juga diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Berdasarkan pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Menurut Sardiman di dalam bukunya yang berjudul interaksi motivasi belajar mengajar bahwa indikator motivasi itu ada pada diri siswa sendiri, diantaranya ialah sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Lebih senang bekerja sendiri 7 4. Menunjukkan minat dalam belajar10 Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang di tunjukkan oleh para siswa pada saat melasanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam hal: 1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran 2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas berjalan 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan11 Berdasarkan hasil pra survey dengan Bapak Muttaqin, S.Pd.I guru mata pelajaran fiqih mengatakan bahwa : Proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah selama ini masih terpusat kepada penggunaan media pembelajaran yang monoton dan tradisional, serta belum mengikuti perkembangan teknologi elektronik yang ada, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berakibat motivasi belajar siswa rendah. Gejala yang tampak seperti siswa malas mengerjakan tugas, mudah putus asa dalam mengerjakan tugas, kurangnya antusias siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, bolos dalam kegiatan belajar mengajar, dan siswa cenderung acuh, tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru.12 Berdasarkan wawancara tersebut jelas bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih masih rendah.Untuk menjelaskan tentang motivasi belajar siswa pada pelajaran Fiqih yang diajarkan,maka objek penelitianya itu kelas XI Akuntansi 10 Sardiman, op.cit.,h. 83 Nana Sudjana, PenelitianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2009), h. 61 12 Muttaqin, Hasil Wawancara Pra Survey, Tanggal 5 Januari 2016 11 8 dengan jumlah 29 siswa. Berdasarkan obeservasi pra survey dengan jumlah 29 siswa tersebut, maka penulis paparkan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1 Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah NO Nama 1 2 3 4 1 ADEK LINDA NOVITA SARI 2 AMELIA NADIA PUTRI 3 ANGGUN RESTU SAPUTRI 4 AYU OKTAVIANI 5 BENI MULYO RAHARJO 6 DESI ANDRA WATI 7 DESI NOVITASARI √ 8 DIMAS SANDI ELVANDA √ 9 DINAR MAYLINDA 10 ENGGI PERMATASARI 11 FITRIANI 12 HIBZON MUDATON 13 IDA PURNAMI RAHAYU √ 14 INDAH SEPTIANA SARI √ 15 KHOFIFAH INDAR PARAWANGSA KOMARIYAH 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 17 MERIANA NUR SYAFITRI 18 NILA KURNIA RAHAYU 19 NOVI USRIATIN 20 RIA MELANI 21 RIO RICANDRA 22 SAYU EVASANTI 23 SILVI AULIA 24 TRI HANDAYANI 25 VIVI NURTIANA 26 WIDIA AGUSTINA √ 27 YULIANTI √ 28 YUSTIKARANI CITRA SUCI 29 ZAENAL ARIFIN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 8 9 11 (34,48%) (27,59%) (31,03%) (37,93%) Sumber hasil observasi pada tanggal 5 Januari 2016 di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo JUMLAH Keterangan: 1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Lebih senang bekerja sendiri 4. Menunjukkan minat dalam belajar 10 Dari data obeservasi pra survey tersebut terlihat bahwa motivasi siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah dalam mengikuti pelajaran Fiqih tergolong rendah, terlihat dari siswa yang tekun menghadapi tugas hanya 34,48%atau 10 siswa, ulet dalam menghadapi kesulitan hanya 27,59% atau 8 siswa, lebih senang bekerja sendiri hanya 31,03% atau 9 siswa, dan menunjukkan minat dalam belajar hanya37,93%atau 11 siswa. Sehingga, keseluruhan peserta didik belum termotivasi. Dalam hal ini, yang menjadi faktor rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah adalah faktor media pembelajaran. Media Pembelajaran yang digunakan selama ini adalah media pembelajaran yang tradisional, sehingga membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Terkait dengan permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, melihat berbagai kelebihan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media power point melalui pra survey dengan guru mata pelajaran fiqih, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Power Point Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017”. Dan obyek penelitian ini penulis lakukan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. 11 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:“Apakah terdapat hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah?” D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan solusi alternatif dari masalah pembelajaran yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran dan dapat meningkatkan sumber daya manusia. b. Bagi guru,agar dapat menggunakan media power point dengan tepat dan baik untuk meningkatkan usaha motivasi belajar siswa. c. Bagi siswa, untuk memberikan inovasi media pembelajaran kepada para siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa. d. Bagi peneliti, untuk mengetahui hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, dan diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan. BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran Mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran pendidikan yang dalam hal ini adalah siswa dan juga proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka semua karakteristik harus dibangun menjadi satu kesatuan yang utuh untuk memenuhi kebutuhan siswa. Guru bertanggung jawab terhadap pengaturan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengarahkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Dalam konteks pembelajaran sebagai komunikasi, kedudukan media pembelajaran sebagai salah satu kawasan teknologi pembelajaran menjadi penting sebagai perantara dan sumber untuk memberikan kemudahan belajar bagi para siswa. Media pembelajaran yang baik adalah media yang perancangan, pemilihan, dan pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik tujuan, karakteristik peserta didik dan karakteristik materi ajar yang dibelajarkan. Bahkan dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran dituntut memiliki seperangkat kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi 12 13 profesional.1 Kemampuan memahami, merancang, memilih dan menggunakan media pembelajaran sebagai subsistem pembelajaran dan subsistem kompetensi pedagogik merupakan keniscayaan bagi seorang guru sehingga terwujud proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, memotivasi siswa berperan aktif, membangun kreativitas dan kemandirian belajar. Salah satu lingkungan belajar yang sangat berperan dalam memudahkan penguasaan siswa terhadap kompetensi adalah penerapan teknologi dalam penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu tugas kependidikannya. Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh para guru berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media.2 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media 1 Rangkuman Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005. h. 7. 2 Mulyanta dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009), h. 2. 14 adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 3 Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.4 Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangya untuk belajar. 3 Arief S. Sadiman, et al., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 136. 4 15 Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya yaitu buku, film, kaset, film bingkai dan lain-lain. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. 5 Dari beberapa definisi di atas, secara luas media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan berupa materi pembelajaran dari guru kepada siswa dengan harapan materi pembelajaran tersebut dapat dicerna oleh siswa dengan mudah guna mencapai tujuan pengajaran. 2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang unik untuk belajar. Upaya dalam kegiatan pembelajaran adalah bagaimana mendorong 5 Arief S. Sadiman, op.cit., h. 6-7. 16 setiap siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Aktivitas tersebut tidak akan terjadi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar. Dalam upaya membangkitkan motivasi belajar, media mempunyai peranan yang besar. Rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil yang ada dalam diri siswa dapat dimunculkan apabila guru menggunakan media dalam penyajian materi pembelajarannya. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan tersebut berupa isi atau materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Dalam proses penafsiran tersebut, ada kalanya berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan atau ketidak berhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noice. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.6 Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu saja memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu berupa media, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar di proses oleh siswa. Apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesanpesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru sadar 6 Hidayatullah, Media Pembelajaran PAI, (Jakarta: Thariqi Press, 2012), h. 22. 17 bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.7 Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Media pembelajaran juga sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa. Dengan beraneka macam bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka itu akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan siswa di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda tersebut, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar. Akan tetapi, dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya kita tidak menyimpang dari ajaran Islam dan senantiasa berada di bawah kendali (kontrol) iman dan taqwa kepada Allah, sehingga benar-benar dapat merealisasikan tujuan misi Islam diturunkan di dunia yakni dapat memberi rahmat kepada sekalian makhluk-Nya, baik manusia, binatang dan tumbuh- 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 137. 18 tumbuhan atau benda-benda mati yang terdapat di alam, di planet dan ruang angkasa planet bumi. Rahmat Lil’Alamin, berarti ilmu-ilmu yang dikuasai dan dikembangkan oleh manusia tidak diterapkan untuk merusak makhlukmakhluk Allah di bumi, melainkan untuk melestarikan hidup dan eksistensinya demi kesejahteraan hidup bersama.8 Pedoman dasarnya yaitu Firman Allah sebagai berikut: Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qhashas: 77)9 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat merangsang minat dan perhatian siswa, gambar-gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat dapat membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya. Demikian juga hasil penelitian Wilbur Schramm menunjukkan bahwa siswa yang telah bermotivasi dapat belajar dari medium apa saja, jika 8 9 Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 121. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), h. 394. 19 media itu dipakai menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan kebutuhannya.10 Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-keguanaan sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. b. Objek yang terlalu kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar. c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain. f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lainlain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 10 Hidayatullah, loc.cit. 20 3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar. b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pelajaran ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam: a. Memberikan perangsang yang sama. b. Mempersamakan pengalaman. c. Menimbulkan persepsi yang sama.11 3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan, seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviorisme), komunikasi dan 11 Arief S. Sadiman, op.cit., h. 17-18. 21 laju perkembangan teknologi elektronik, sehingga media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya) masing-masing yang memiliki ciri-ciri dan kemampuannya sendiri. Berdasarkan perkembangan jenis media pembelajaran yang beraneka ragam dan variatif yang dapat berbentuk media visual, audio, audio visual, multimedia, atau juga media realita yang lainnya, maka karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh pendidik atau guru agar dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta karakteristik sasaran (siswa). Karena media pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jenis dan karakteristik dari masing-masing media dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Media Audio Media audio yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran. Beberapa contoh dari jenis media ini adalah: a. Media Kaset Audio Kelebihan dari media kaset audio adalah: a) Materi tak akan berubah, siap direproduksi. b) Biaya produksi dan penggandaannya relatif murah. c) Peralatannya juga paling murah dibanding dengan media audio visual lainnya. 22 d) Program kaset dapat menyajikan kegiatan di luar sekolah (hasil wawancara, rekaman kegiatan, dll) e) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan kasetnya dapat dipakai ulang. f) Penyajian sepenuhnya dikontrol oleh penyaji. Adapun kelemahan media audio adalah: a) Daya jangkaunya yang terbatas (berbeda dengan radio). b) Penggandaan dan distribusinya bisa mahal bila sasarannya sedikit. b. Radio Radio merupakan media audio elektronik yang dapat menangkap suara dan gelombang tertentu, sehingga informasi komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai nilai praktis edukatif, secara formal maupun nonformal. Kelebihan media radio yaitu: a) Siaran dapat menjangkau pendengar dalam waktu singkat. b) Pendengar yang tidak aktif dapat dipersiapkan (partisipasi aktif). c) Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sebagainya. d) Terjangkau harganya, bersifat ekonomis, praktis (dibawa). e) Operasinya mudah, dimana saja, kemana pergi dapat informasi dan sudah memasyarakat. f) Langsung dan up to date. 23 g) Mengatasi ruang dan waktu. h) Dapat mengembangkan daya imajinasi yang baik bagi peserta didik. i) Dapat merangsang partisipasi aktif peserta didik (pendengar). j) Dapat menyajikan pengalaman dunia luar ke dalam kelas. Sedangkan kelemahan atau kekurangan media radio adalah: a) Tidak mampu menciptakan interaksi secara spontan. b) Siaran mudah terganggu oleh cuaca atau gelombang lainnya. c) Feedback dari pendengar tidak ada. d) Rendahnya kemampuan memindahkan pesan yang sifatnya rumit, sebab daya tangkap pendengaran manusia lebih rendah dibanding daya penglihatannya. 2) Media Visual Media visual yaitu jenis media yang memiliki basis penglihatan. Diantara jenis media ini adalah: a. Media Foto Media foto memiliki beberapa kelebihan seperti berikut: a) Sifatnya konkrit. b) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. d) Dapat memperjelas suatu masalah. e) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan. 24 Sementara kelemahannya adalah: a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata. b) Gambar/foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. b. Media Sketsa Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Kelebihannya adalah dapat menarik perhatian, menghindari verbalisme dan harga dapat disesuaikan, karena media ini dapat dibuat oleh guru sendiri. c. Media Poster Poster adalah suatu gambar untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu dan untuk mempengaruhi serta memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Syaratnya yaitu sederhana, menyajikan satu ide, berwarna, slogannya ringkas, tulisannya jitu, motif dan desain bervariasi. d. Media Kartun Kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian. 25 e. Media Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis atau gambar dan simbol-simbol. f. Media Diagram Diagram adalah sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan struktur dari objek.12 3) Media Audio Visual Media audio visual yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran dan penglihatan. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media audio visual ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu: a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, cetak suara. b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan videocassette.13 12 13 Hidayatullah, op.cit., h. 38-41. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., h. 141. 26 4) Media Berbasis Komputer Pada dasarnya komputer tidak mengandung nilai dalam dirinya sendiri, semua sangat tergantung bagaimana manusia merancang, memanfaatkan, dan menerimanya. Kenyataannya komputer dapat memperingan dan telah memberikan manfaat yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Informasi atau materi yang akan disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Selain itu, teknologi ini selalu terkait dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi atau materi kepada siswa. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan melalui media berbasis komputer adalah dalam kegiatan praktek dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah. Kemajuan media komputer juga telah memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran. 27 Sebagai contoh pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan kognitif yaitu ketika guru akan mengajarkan tentang konsep-konsep, aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan kalkulasi yang kompleks. Komputer dapat menjelaskan konsep tersebut secara sederhana dengan penggabungan audio dan visual yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. Sementara contoh penggunaan komputer untuk tujuan pembelajaran yang bersifat psikomotorik yaitu proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi dengan tujuan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program ini antara lain yaitu simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya. Sedangkan proses pembelajaran dengan menggunakan komputer untuk tujuan afektif yaitu pada program komputer yang didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan. Sehingga dengan model pembelajaran media komputer melalui video klip tersebut dapat meningkatkan sikap dan prilaku siswa.14 B. Media Pembelajaran Power Point Microsoft power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide presentasi. Dimana saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media komunikasi, seperti layar monitor, layar lebar melalui infocus, head proyektor, LCD, dan internet.15 Program aplikasi microsoft power point ini juga 14 15 Hidayatullah, op.cit., h. 46 – 48. Osdirwan Osman, Microsoft PowerPoint Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2009), h. 1. 28 merupakan aplikasi yang paling populer dan paling banyak digunakan untuk merancang presentasi yang menarik dan profesional. Dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada power point seperti animation effect, slide transition, sound effect dan fasilitas lainnya yang tersedia, maka slide presentasi akan tersaji dengan indah dan menarik. Selain dapat digunakan untuk membuat dan mempresentasikan rencana kerja, laporan kerja, makalah, seminar, maupun promosi hasil produk, ternyata power point juga dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar. 1. Mengenal Menu-Menu Power Point Microsoft power point merupakan program aplikasi presentasi yang paling populer untuk membuat dan merancang presentasi yang menarik dan profesional. Berikut ini menu-menu yang terdapat pada microsoft power point: 1) Ribbon Ribbon merupakan tampilan user interface (UI) yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan presentasi, diantaranya yaitu: a. Tab (jendela yang berisi tombol-tombol perintah tertentu) didesain untuk melakukan tugas-tugas tertentu. b. Grup yang berada pada masing-masing tab digunakan untuk subsub tugas tertentu. 29 c. Tombol perintah (command button) pada setiap grup digunakan untuk sebuah perintah atau menampilkan menu dari perintahperintah yang ada. 2) Office Button Ketika melakukan klik pada office button, maka akan muncul perintah-perintah dasar seperti New, Open, Save, Print, Prepare, Send, Publish dan Close. 3) Fasilitas Quick Access Toolbar Quick Access Toolbar berisi sekumpulan perintah yang berada di luar tampilan tab. Pengguna dapat menambah tombol-tombol perintah pada quick access toolbar. Selain itu juga dapat memindahkan quick access toolbar dari satu lokasi yang ada (di pojok kiri atas atau di bawah ribbon). 4) Theme dan Quick Style Theme merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk warna, teks, dan efek. Theme dapat diaplikasikan ke beberapa slide yang dipilih atau ke semua slide yang ada. Quick Style merupakan koleksi dari pilihan format yang digunakan untuk memudahkan pengguna dalam memformat objek. 5) Layout Slide Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna lebih leluasa dalam mengatur layout slide. Pengguna dapat membuat kreasi dan mengembangkan layout yang mungkin berisi banyak placeholder, seperti 30 kotak judul, sub judul, dan teks atau objek seperti grafik, tabel, dan gambar. Dapat pula berbentuk elemen, seperti SmartArt, audio, video, termasuk di dalamnya ukuran, posisi, desain latar belakang, dan skema warna. 6) Grafik SmartArt Dengan grafik SmartArt, pengguna dapat membuat kreasi ilustrasi yang dapat diedit dengan mudah tanpa bantuan seorang desainer profesional. Pengguna juga dapat menambah daya tarik dengan fasilitas efek visual ke dalam grafik SmartArt, Shape, WordArt, dan grafik, termasuk di dalamnya efek tiga dimensi, shading, reflection, glow, dan lainnya. 7) Efek Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna dapat menambahkan efek-efek seperti shadow, reflection, glow, soft edges, bevel, 3-D rotation to shapes, grafik SmartArt, tabel, teks, dan WordArt dalam dokumen. Pengguna lebih leluasa membuat kreasi efek pada dokumen. Selain itu, dapat membuat dokumen dengan lebih profesional dan mudah untuk memodifikasinya secara langsung dalam power point. 8) Tampilan Teks Pengguna dapat membuat kreasi presentasi secara profesional dengan banyaknya tampilan teks, termasuk text wrapping, teks dalam banyak kolom, ataupun menjalankan slide secara vertikal ke bawah. 31 Pilihan tampilan teks mempersilahkan kepada pengguna untuk memilih berbagai tampilan teks, juga dapat memilih semua huruf kapital atau huruf kecil, huruf bergaris tengah, ataupun huruf bergaris tengah ganda. Pengguna juga dapat menambahkan garis-garis, bayangan, maupun cahaya (glow). 9) Fasilitas Tabel Dan Grafik Dalam microsoft power point, tabel dan grafik sudah didesain ulang menjadi lebih mudah untuk diedit dan dikembangkan dengan ribbon. Selain itu, pengolahan tabel dan grafik presentasi pada power point sama dengan pengolahan tabel dan grafik pada microsoft excel.16 2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point Sebelum mengaktifkan power point, pastikan bahwa komputer/laptop sudah terinstal microsoft office yang memuat power point. Berikut ini cara mengaktifkan dan menjalankan microsoft power point: 1) Mengaktifkan Power Point a. Klik tombol Start yang terdapat pada pojok kiri bawah layar monitor. b. Klik All Programs – Microsoft Office – Microsoft Office Power Point. c. Akan tampil slide presentasi baru dengan nama Presentation1 sebagai nama defaultnya (nama standarnya). Selanjutnya power point siap untuk digunakan. 16 Osdirwan Osman, op.cit., h. 2-8. 32 2) Membuat Dokumen Baru Dengan mengaktifkan power point, maka secara otomatis pengguna telah membuat dokumen baru dengan nama Presentation1. Selanjutnya, untuk membuat dokumen baru lagi, lakukan langkah-langkah berikut: a. Klik Office Button yang terdapat pada pojok kiri atas. Klik menu New. b. Klik tombol Create, maka akan muncul slide presentasi dengan nama Presentation2. c. Klik pada teks Click to add title dan ketik kalimat yang diinginkan. d. Untuk menulis di slide selanjutnya, klik tab Home, klik tombol New Slide. 3) Menyimpan Dokumen Langkah-langkah menyimpan dokumen yang baru dibuat adalah sebagai berikut: a. Klik Office Button, klik Save As – Power Point Presentation. b. Maka akan muncul kotak dialog Save As, tentukan lokasi penyimpanan pada kotak pilihan Save in dan ketik nama file pada kotak File Name, lalu klik tombol Save. 4) Membuka Dokumen Berikut ini cara membuka kembali dokumen yang pernah dibuat sebelumnya: a. Klik Office Button, lalu klik Open. 33 b. Muncul kotak dialog Open. Klik nama dokumen yang diinginkan dan klik tombol Open, akan muncul dokumen yang diinginkan. 5) Menutup Dokumen Berikut ini langkah-langkah menutup dokumen yang sedang aktif: a. Klik Office Button. b. Klik menu Close. 6) Keluar Dari Power Point a. Klik Office Button b. Klik tombol Exit Power Point.17 C. Motivasi Belajar Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 18 Dalam kehidupan masyarakat modern, setiap lembaga pendidikan dan pengajaran senantiasa memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek 17 18 Ibid., h. 11-17. Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 57. 34 belajar. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa ini pun perlu untuk ditingkatkan. 1) Pengertian Motivasi Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).19 Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.20 Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Kata Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. 19 20 Ibid., h. 73. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 70. 35 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni yujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.21 Sementara M. Ngalim Purwanto di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa menurut kebanyakan definisi, 21 Sardiman, op.cit., h. 73-74 36 motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, sehingga tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. Menjaga dan menopang tingkah laku, karena lingkungan sekitar juga harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. 22 Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam buku Educational Administration, mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongandorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal. Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa motivasi itu sendiri yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.23 2) Fungsi Motivasi Dari uraian-uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa setiap motivasi itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, maka makin kuat pula motivasinya. Sehingga 22 23 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 72. Ibid., h. 73. 37 motivasi itu sangat berguna bagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari motivasi itu diantaranya yaitu: a. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motivasi itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. c. Motivasi menyeleksi perbuatan perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.24 Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lainnya. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.25 3) Pengertian Belajar Siapa pun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam diri setiap pribadi siswa. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai atau hutan. Belajar pula merupakan hal yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari guru dan siswa. Ditinjau dari segi 24 25 Ibid., h. 70-71. Sardiman, op.cit., h. 85-86. 38 guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Disamping itu ada juga kegiatan belajar yang tidak termasuk rancangan guru, artinya siswa belajar karena keinginannya sendiri. 26 Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, maka terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar dari para ahli. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Gagne, dalam buku The Conditions of Learning mengatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 78. 39 Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.27 Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalam arti luas maupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan hal ini, ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi atau konsep ini dalam praktiknya banyak dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/menerimanya. Kemudian muncul banyak pendapat yang mengatakan bahwa belajar itu menghafal. Hal ini terbukti ketika siswa itu akan ujian, mereka akan menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian seperti ini secara esensial belum memadai. Selanjutnya ada yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang 27 M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 84. 40 belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.28 Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagi suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar. b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan. Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera perlu ada follow up-nya yakni proses “sosialisasi”. Proses sosialisasi dalam hal ini dimaksudkan mensosialisasikan atau menginteraksikan atau menularkan kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, karena berinteraksi dengan pihak lain sudah barang tentu melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain, akan menyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Jelasnya, proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman. Oleh karena itu, dapat 28 Sardiman, op.cit., h. 20-21. 41 dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku yang berbeda”. Sebagai contoh, misalnya orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom meliputi tiga ranah/matra, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar dan kesimpulan tentang definisi belajar itu sendiri. Yaitu bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jika si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. 4) Tujuan Belajar Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, 42 guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Dan sebagai hamba Allah yang berserah diri kepada-Nya, yang merupakan hamba-Nya yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat, maka sudah seharusnya tujuan belajar itu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya: Artinya: “Katakanlah Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. AlAn’am: 162)29 Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yang tercapai karena siswa menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu, maka hal itu lazim diberi istilah nurturant effect.30 29 30 Departemen Agama, op.cit., h. 150. Sardiman, op.cit., h. 26. 43 Sementara Abu Ahmadi dalam buku Strategi Belajar Mengajar, mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan, sehingga tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.31 Dari uraian di atas, kalau dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. Dalam firman Allah SWT : 31 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 17. 44 Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. ((Q.S. Al-Nahl : 78)32 2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan, baik itu soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan sematamata hanya menghafal atau meniru. 3) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena itu, guru tidak sekedar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang 32 Departemen Agama, op.cit., h. 275. 45 akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, maka siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Dengan pencapaian tujuan belajar tersebut, maka akan menghasilkan hasil belajar yang diharapkan. Tujuan belajar tersebut pun sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat.33 5) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacammacam faktor. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu: a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, yang disebut faktor individual. b. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial. 33 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 198. 46 Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain yaitu; faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.34 Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih menitik beratkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada pada faktor intern/individual. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktorfaktor fisiologis dan faktor psikologis. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya fikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan berhasil baik kalau didukung oleh faktorfaktor psikologis dari siswa.35 34 35 M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 102. Sardiman, op.cit., h. 39. 47 6) Pentingnya Motivasi Dalam Belajar Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan keinginan siswa pada proses belajar tak dapat dipungkiri. Karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan siswa, maka akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi belajar siswa dan semua yang berkaitan dengan motivasi, seperti kebutuhan, keinginan dan lainlain. Metode dan cara mengajar yang digunakan harus mampu menimbulkan sikap positif belajar dan gemar belajar. Akibatnya timbul keinginan yang meluap-luap untuk menuntut ilmu di kalangan para pelajar, kesabaran yang tak ada taranya dalam menghadapi rintangan dalam menuntut ilmu, sehingga mampu melampaui jarak yang sangat jauh untuk menuntut ilmu dari sumber aslinya. Secara terperinci, Dimyati dan Mudjiono dalam buku Belajar dan Pembelajaran tentang penringnya motivasi dalam belajar. Dijelaskan bahwa motivasi penting bagi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. 2) Mengiformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. 48 3) Mengarahkan kegiatan belajar. 4) Membesarkan semangat belajar. 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat juga bagi guru, manfaat itu diantaranya sebagai berikut: 1) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil, 2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacammacam. 3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran, seperti sebagai penasihat, fasilitator, instrukstur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. 4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis. 36 Selain harus memperhatikan motivasi seperti yang diuraikan di atas, guru perlu memperhatikan tujuan pengajaran. Karena tujuan pengajaran itu justru akan membantu guru dalam mencari bahan yang akan diajarkan, serta akan membulatkan susunan pengajaran. Sedangkan bahan pengajaran merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Seperti halnya paku, palu, gergaji, dan kayu merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh petukang kayu untuk membuat bangku. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh 36 M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 85-86. 49 karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih Madrasah adalah sekolah yang berciri khas Agama Islam yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Sebagai sekolah yang berciri khas Agama Islam, disamping melaksanakan pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang diajarkan di sekolah juga memberikan pelajaran Agama Islam lebih terperinci. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang memberikan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi keimanan, bimbingan ibadah, Al-Qur’an, Hadits, Akhlak, Syariah/Fiqih/Muamalah dan Tarikh (sejarah islam), yang bersumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.37 Sehingga ketika di dalam Madrasah, seluruh materi tersebut terangkum dalam beberapa mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dari penjelasan di atas, fiqih termasuk kedalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang mana jika di Madrasah fiqih merupakan mata pelajaran tersendiri. Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran 37 Darwyan Syah, et al., Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2009), h. 28. 50 agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah islamiyah.38 Sebagai mata pelajaran yang tujuannya harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka para guru harus mempunyai keterampilan menyampaikan isi pelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efesien sehingga mampu menanamkan kesadaran siswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya. Untuk itulah guru perlu mengembangkan dan mengkaji setiap kegiatan pembelajaran supaya lebih bermakna. Sebagai bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka mata pelajaran fiqih memiliki karakteristik isi bidang studi yang hampir sama dengan karakteristik isi bidang studi mata pelajaran Agama Islam lainnya. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki wawasan, karakteristik, dan penyajian yang berbeda. Materi Pendidikan Agama Islam mengandung perintah dan larangan serta tujuan, maka pola penyajian serta evaluasinya berbeda dengan bidang studi lainnya. Selain itu pula, mata pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran Agama di Madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga 38 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19. 51 materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran fiqih pun harus sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga guru harus dapat memilih dengan tepat media yang digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik. E. Kerangka Berfikir Media pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya media pembelajaran ini merupakan salah satu teknik yang digunakan di dalam melakukan interaksi dengan siswa disaat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar tidak terasa hambar, yang dapat menyebabkan kurangnya siswa untuk termotivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan utama mempergunakan alat-alat/media pembelajaran tersebut ialah untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses kependidikan itu. Oleh karena itu media tersebut perlu diseleksi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses pembelajaran, mana yang tepat guna dan aman, dan mana yang kurang tepat guna dan kurang aman dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam proses. 39 Selanjutnya, di dalam penggunaannya media harus disesuaikan dengan karakteristik individu peserta didik, karena setiap individu memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang mendorong kepada setiap pendidik untuk dapat menyesuaikan dengan karakter dan kemampuan peserta didiknya. 40 Berdasarkan beberapa permas alahan dalam penggunaan media pembelajaran yang peneliti temukan di kelas, maka peneliti memilih untuk mengkaji tentang media 39 40 Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 117. Hidayatullah, op.cit., h. 25. 52 pembelajaran power point dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar di kelas. Yang mana media power point ini memiliki kemampuan dari segi suara dan tampilan, sehingga dapat menimbulkan efek-efek suara dan gambar bergerak. Power point itu sendiri merupakan sebuah program aplikasi komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh microsoft di dalam paket office mereka. Aplikasi ini memang merupakan salah satu aplikasi yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang menampilkan presentasi berupa slide. Sedangkan motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.41 Islam sebagai petunjuk Ilahi mengandung implikasi kependidikan (pedagogis) yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin dan muttaqin melalui proses tahap demi tahap.42 Sebagai pembawa misi, Islam menunjukkan secara jelas akan implikasi-implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif dan persuasif, sebagai sistem dan metode melaksanakan misi kependidikan. Islam tidak memaksa manusia untuk memeluknya, melainkan secara wajar melalui proses manusiawi, yaitu pendidikan.43 Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang memberikan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan 41 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 60. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 30. 43 Ibid., h. 46. 42 53 sehari-hari baik sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui materi keimanan, bimbingan ibadah, Al-Qur’an, Hadits, Akhlak, Syariah/Fiqih/Muamalah dan Tarikh (sejarah Islam), yang bersumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.44 Dari pengertian di atas, fiqih termasuk kedalam materi pelajaran pendidikan agama Islam, yang mana jika di madrasah fiqih merupakan mata pelajaran tersendiri. Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah Islamiyah.45 Diharapkan setelah penggunaan media pembelajaran power point ini maka dapat memotivasi siswa terhadap mata pelajaran fiqih. Karena kebosanan dan kemalasan dalam belajar merupakan salah satu indikasi rendahnya motivasi pada diri siswa. Salah satu bentuk perhatian guru dalam masalah ini yaitu dengan menumbuhkan motivasi yang ada pada diri siswa. Karena bagi siswa motivasi itu diibaratkan bahan bakar sebuah kendaraan, tidak akan berarti betapapun bagusnya mesin dan halusnya penyetelan kendaraan jika tidak memiliki bahan bakar. Bahan bakar menjadi unsur vital bagi sebuah kendaraan, begitu pula halnya dengan motivasi bagi siswa untuk belajar, karena motivasi inilah yang menggerakkan mereka untuk belajar. Mengingat tentang begitu pentingnya pemahaman akan materi pelajaran fiqih, seperti thoharoh, shalat, puasa, zakat, haji dan pelaksanaan ibadah lainnya, maka 44 45 Darwyan Syah, et al., op.cit., h. 28. Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 19. 54 motivasi siswa terhadap mata pelajaran fiqih harus menjadi prioritas diantara mata pelajaran umum yang lainnya, karena fiqih menyangkut tentang hubungan ibadah kepada sang Kholik. Maka dari itu guru harus mampu menentukan dan sekaligus menerapkan media pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi pelajaran fiqih. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, bahwa dapat diduga kuat terdapat hubungan antara penggunaan media pembelajaran power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Untuk lebih jelasnya hubungan dari kedua variabel, maka peneliti gambarkan dengan skema berikut ini: Media Pembelajaran Motivasi Belajar Variabel X Variabel Y 1. Kejelasan penyajian materi 1. Tekun menghadapi tugas 2. Penyajian yang menarik 2. Ulet dalam menghadapi 3. Keinteraktifan selama kesulitan HUBUNGAN menyampaikan materi 4. Penggunaan waktu dalam penyampaian materi46 46 47 Hidayatullah, op.cit., h. 24. Sardiman, op.cit., h. 83. 3. Lebih senang bekerja sendiri 4. Menunjukkan minat dalam belajar47 55 F. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan tesis (kesimpulan) yang hipo (tarafnya rendah). Jadi, hipotesis merupakan kesimpulan yang tarafnya rendah. Disebut demikian karena belum diuji oleh kenyataan empirik. Jadi, hipotesis bisa bersumber dari kesimpulan kajian terhadap teori, hasil perenungan berdasarkan informasi terbatas, atau “murni” hasil perenungan.48 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.49 Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menjelaskan bahwa yang dimaksud hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari masalah yang ada dalam penelitian, penulis harus membuktikan kebenaran dari dugaan itu di lapangan atau tempat penelitian. Adapun rumusan hipotesis yang penulis ajukan yaitu : 48 I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis (Yogyakarta; C.V Andi Offset, 2006), h.25. 49 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung; Alfabeta, 2006), h. 96. 56 1. Hipotesis Statistik a) Hipotesis alternatif : Ha = ≠ 0 Ada hubungan antara penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. b) Hipotesis nol : H0 = 0 Tidak ada hubungan antara penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. 2. Hipotesis Penelitian : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo”.50 50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet. 20, (Bandung, Alfabeta, 2014), h. 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yang dianggap relevan dengan pokok penelitian, yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono metode kuantitatif adalah metode yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.1 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto sesuai dengan namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 2 Dimana penelitian deskriptif adalah penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya dengan apa adanya. Bentuk yang diamati bisa berupa sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antara variabel (korelatif), pertentangan dua kondisi atau lebih (komparatif), pengaruh terhadap suatu kondisi, atau perbedaan-perbedaan antar fakta. Pada penelitian deskriptif ini, peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat penelitian berlangsung, seperti pemberian treatment, dan kontrol terhadap variabel.3 Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi atau hubungan, korelasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, apabila ada seberapa eratnya hubungan itu. Dengan demikian penelitian korelasi ini penelitian yang dilakukan 1 . Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet. 20, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 7. 2 . Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. 12, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 10. 3 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 89. 57 58 untuk mencari hubungan dari dua variabel tersebut yang kemudian akan diketahui tingkat keeratannya melalui data yang diperoleh. 1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a) Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 4 Jadi populasi bukan hanya orang dan juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau subyek itu. Berarti yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi obyek dalam penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo yaitu sebanyak 108 siswa dengan rincian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut: Tabel 2 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016 No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 29 2 Perempuan 79 Jumlah 108 Sumber: Dokumen TU SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016 4 . Sugiyono, op.cit., h. 80. 59 b) Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar lebih dari 100 dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.6 Berdasarkan pedoman di atas karena penelitian ini subyeknya berjumlah 108 dan lebih dari 100, maka penelitian ini adalah penelitian sampel. Yaitu mengambil 35% dari 108 peserta didik, dengan jumlah 38 peserta didik yang akan dijadikan sampel penelitian. 2. Definisi Operasional Variabel a) Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau variabel yang menjadi penyebab atau yang biasa disebut independent 5 6 . Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 109. . Ibid., h. 112. 60 variabel.7 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya yaitu penggunaan media power point. b) Variabel Terikat Variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat atau variabel tidak bebas atau variabel tergantung atau biasa disebut dependent variabel. 8 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel terikat adalah motivasi belajar siswa, yaitu dorongan untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. B. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Metode Angket/Kuisioner Angket/kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.9 Adapun jenis angket yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung dengan bentuk multiple choice (pilihan ganda). 7 Ibid., h. 97. . Ibid., h. 97. 9 . Sugiono, op.cit. h. 142. 8 61 Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui keaktifan pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan media power point. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 10 Menurut pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan cara menyelidiki benda-benda yang menjadi dokumen. Adapun metode dokumen yang penulis gunakan bertujuan untuk mengetahui keadaan guru, denah lokasi seperti struktur organisasi sekolah, staf dan karyawan. 3. Metode Interview Metode Interview adalah alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan face to face (bertatap muka langsung) antara pencari informasi dengan sumber informasi. Wawancara digunakan peneliti apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Metode ini merupakan metode penunjang yang akan digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah. 10 . Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 135. 62 C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau fenomena sosial yang diamati.11 Secara khusus fenomena itu disebut variabel. Instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparan. Jumlah instrumen yang dibuat sebanyak 2 buah sesuai dengan jumlah variabel dalam penelitian yaitu: instrumen untuk mengukur penggunaan media power point (variabel x) dan instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa (variabel y). D. Teknik Analisis Data 1. Rumus Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.12 Setelah diketahui jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam rumus: √( 11 12 ) . Sugiyono, op.cit., h. 102. . Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 144. 63 2. Rumus Uji Reliabilitas Reliabilitas yaitu suatu instrumen cukup yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu, instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.13 Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa: Menurut hasil uji reliabilitas yang telah diujikan, pengujian instrumen untuk variabel x penggunaan media power point memiliki reliabilitas sebesar 0,994 dan untuk pengujian instrumen motivasi belajar siswa variabel y memiliki reliabilitas sebesar 0,995. Ini menunjukkan bahwa angket tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat digunakan dalam penelitian. Adapun rumus uji reliabilitas untuk menghitung setiap butir soal ganjil dan setiap butir soal genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut: ∑ √ ∑ ∑ Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown: ( 13 ) . Ibid, h. 154. 64 3. Rumus Product Moment Penelitian ini adalah penelitian korelasi, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara kedua variabel. Karena itu untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan teknik dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson sebagai berikut: rxy N XY X Y N X 2 N Y 2 2 2 Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y XY = Hasil kali antara X dan Y N = Jumlah data X = Gejala X Y = Gejala Y Kriteria uji : Jika rhitung > rtabel = Ha diterima Jika rhitung < rtabel = Ha ditolak Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel, yaitu penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa, maka digunakan indeks korelasi pada tabel berikut: 65 Tabel 3 Interprestasi nilai koefisien korelasi “r” product moment 14 Besarnya “r” product Interpretasi moment (rxy) Antara variabel X dengan variabel Y terdapat 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,60 0,60 – 0,80 0,80 – 1,00 14 korelasi yang sangat lemah/sangat rendah Antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang lemah/rendah Antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup Antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang kuat/tinggi Antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat/sangat tinggi. Anas Sudijono., op.cit., h. 193. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo sebelumnya bernama SMEA Muhammadiyah 1 Kalirejo. Sejarah berdirinya SMEA Muhammadiyah Kalirejo tidak terlepas dari keberadaan SPG Muhammadiyah Kalirejo yang telah berdiri sejak tahun 1972, dan dibekukan izin operasionalnya untuk Sekolah Pendidikan Guru seluruh Indonesia, pada tahun pelajaran 1988/1989 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menyikapi hal tersebut, maka Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalirejo bersama pengelola SPG Muhammadiyah Kalirejo Lampung Tengah mengambil langkah dengan membuka Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Muhammadiyah Kalirejo yaitu tepatnya tanggal 11 April 1988, dan disetujui izin pendiriannya oleh pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0871/I.12.B1/U/1991, tanggal 27 Februari 1991 yang ditandatangani oleh kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 66 67 Sebagai amal usaha milik Persyarikan Muhammadiyah, SMEA Muhammadiyah Kalirejo juga telah mendapat izin pendirian sekolah Muhammadiyah dan terdaftar pada Piagam Pendirian Perguruan Muhammadiyah dengan nomor sebagai berikut : Pusat : 4.500/II-33/LP-90/1991 Wilayah : 204/II-107-LT-90/1991 Daerah : 059/II-105-LT-90/1991. Sebagai upaya peningkatan pengelolan dan mutu pendidikan, pada tahun 1991 untuk pertama kalinya SMEA Muhammadiyah Kalirejo mengajukan akreditasi. Dari hasil penilaian Tim Akreditasi, yang di tuangkan dalam surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor : 476/C Kep./I/1991 tanggal 31 Desember 1991, SMEA Muhammadiyah Kalirejo dinyatakan sebagai sekolah yang terakreditasi degan jenjang Akreditasi Diakui. Pada 1997 SMEA Muhammadiyah Kalirejo mengalami perubahan nama menjadi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, hal ini berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Lampung Nomor : 10324/I12.BI/U.1997, tanggal 26 Mei 1997 tentang Perubahan Nomenklatur SMKTA Menjadi SMK Swasta di Propinsi Lampung. Semenjak berdiri SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo telah mengalamai beberapa kali pergantian kepala sekolah. Periodesasi kepemimpinan hingga sekarang sebagai berikut : 68 Tahun 1988 – 1993 di pimpin oleh Bapak Ambya, S.E. Tahun 1993 – 1996 di pimpin oleh Bapak Drs. M. Nashori Tahun 1996 – 1999 di pimpin oleh Bapak Ali Imron, S.Pd. Tahun 1999 – 2010 di pimpin oleh Bapak Drs. Hamzah. Tahun 2010 s.d. sekarang dipimpin oleh Bapak Ismail, S.E., M.M. Dari awal berdiri hingga sekarang SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo telah mengalami beberapa kali akreditasi dan tetap mempertahankan stutus akreditasi sebagai sekolah yang terakreditasi. Pada tahun pelajaran 2014/2015 tim akreditasi dari Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAN-SM) Provinsi Lampung melakukan penilaian kembali terhadap SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo. Berdasarkan Keputusan KetuaBAP-SM Provinsi Lampung Nomor : 161/BAP– SM/12.LPG/RKO/2014 tanggal 4 November 2014, Program Keahlian Akuntansi dan Administrasi dinyatakan Terakreditasidengan peringkat/nilai status akreditasi B.Sedangkan untuk Program Keahlian Tata Niaga sudah lebih dulu akreditasi pada tahun 2011 dengan status terakreditasi B. 2. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Alamat Sekolah : Jln. SPGM Kaliwungu Kec. Kalirejo Kab. Lampung Tengah Kode Pos 34174 Telepon (0729) 370 161 Email : [email protected] Nomor Data Sekolah : 4312030032 Nomor Statistik Sekolah : 344120221018 Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10802070 69 Kompetensi Keahlian : 1. Akuntansi 2. Administrasi Perkantoran 3. Pemasaran 4. Perbankan Tahun Berdiri : 1988 SK Berdiri Nomor : 0871/I.12.B1/U/1991 Status Sekolah : Terakreditasi B Nama Kepala Sekolah : ISMAIL, S.E., M.M. Pendidikan Terakhir : S2 Penyelenggara Sekolah : Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung Alamat : Jln. Kapten Tendean No. 7 Durian Payung Bandar Lampung. 3. Tujuan Sekolah a. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak mulia sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai program keahlian pilihannya b. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi dilingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat. c. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri dan mampu berkompetisi di tingkat nasional, regional dan internasional. 70 4. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah “Mewujudkan SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah sebagai institusi yang dapat menyiapkan tenaga/manusia yang unggul, profesional, berwawasan global yang berakar pada akhlaqul karimah”. b. Misi Sekolah 1. Optimalisasi penataan dan pendataan melalui Konsolidasi Manajemen, Konsolidasi organisasi, Konsolidasi Administrasi/- Keuangan sekolah. 2. Intensifikasi kegiatan, peningkatan mutu pendidikan, pengembangan pembelajaran serta pembinaan ketenagaan dan pembinaan masyarakat. 3. Membangun kemitraan dan kerjasama industri, pemerintah dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tamatan. 4. Pembinaan kader yang memiliki watak, karakter, moral melalui intensi-fikasi kegiatan kaderisasi dan keagamaan. 5. Ciri Khas Yang Menjadi Unggulan a. Pembinaan Kerohanian yang dilaksanakan rutin b. Pelaksanaan sholat berjamaah bersama guru dan siswa c. Kegiatan Ekstra Kulikuler d. Kegiatan Tata Boga dan Menjahit e. Kegiatan Dum Band f. Kegiatan Tapak Suci Putra Muhammadiyah 71 g. Kegiatan Kepanduan Hisbul Wathon h. Kegiatan Paskibraka i. Kegiatan Qiratul Quran 6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidik Guru dan Tenaga Kependidikan merupakan salah satu unsur manusia yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan pada lembaga sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Para guru mengemban tugas yang sangat mulia, yakni mengajar dan mendidik siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik yang memiliki IMTAQ dan IPTEK.Begitu juga dengan tenaga kependidikan sebagai pusat administrasi sekolah. Adapun data guru dan tenaga kependidikan SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4 Data Pendidik (Guru) Status Kepegawaian No Nama Mata Pelajaran Total Guru PNS GT A Normatif 1 Al Islam, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab (Ismuba) GTT Non PNS GT Pendidikan Dip S1/D4 1 5 6 3 3 3 2 2 2 4 Bahasa Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan Penjaskes 2 2 2 5 Seni & Budaya 1 1 1 3 1 3551 ≥51 L P 2 3 1 5 1 2 1 3 2 1 2 1 1 Kelamin <35 GTT 6 2 S2 lulus Sertifikasi profesi Jenis Usia 1 2 1 1 1 72 6 BP/ BK 2 2 1 7 Muatan Lokal 1 1 1 B Adaptif 1 Matematika 4 2 Bahasa Inggris 3 1 1 1 4 4 4 4 KKPI 1 1 1 4 IPA 1 1 1 5 IPS 1 1 6 Kewirausahaan 1 1 1 1 C Produktif 1 Keuangan 4 4 4 2 2 Tata Niaga 3 3 3 3 3 Administrasi 2 2 TOTAL 38 - 1 2 1 3 1 - 1 1 4 33 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 37 2 1 3 1 1 1 1 12 2 12 1 1 1 2 2 3 3 2 2 19 7 26 2 12 Keterangan : GT = Guru Tetap, GTT = Guru Tidak Tetap Tabel 5 Data Tenaga Kependidikan Status Kepegawaian No Tenaga Kependidikan Total Pegawai PNS 2 3 4 5. 6. Kepala tata usaha Tenaga teknis keuangan Tenaga perpustakaan Tenaga laboratorium Pesuruh/ Penjaga sekolah Tenaga administrasi lainnya Total NON PNS SLTA PT 1 Pendidikan PTT PT 1 1 1 1 Dip S1 1 <35 3550 1 1 1 2 2 2 - - 5 - 4 1 1 2 1 Keterangan : PT = Pegawai Tetap, PTT = Pegawai Tidak Tetap 1 4 1 1 1 1 P 1 1 1 1 L 1 1 1 >51 1 1 7 S2 PTT 1 Jenis Kelamin Usia 2 2 1 6 1 73 7. Keadaan Siswa Tabel 6 Data Siswa No 1 2 3 Kelas X XI XII Kompetensi Keahlian Jum. Rombel Laki-Laki Perempuan Jumlah Akuntansi 1 1 6 23 29 Akuntansi 2 1 7 23 30 Adm. Perkantoran 1 9 31 40 Pemasaran 1 13 20 33 Perbankan 1 8 12 20 Jumlah 5 43 112 152 Akuntansi 1 10 33 43 Adm. Perkantoran 1 9 22 31 Pemasaran 1 10 24 34 Jumlah 3 29 79 108 Akuntansi 1 6 30 36 Adm. Perkantoran 1 6 11 17 Pemasaran 1 8 14 22 Perbankan 1 10 27 37 Jumlah 4 30 85 112 12 97 243 334 Jumlah Total 8. Sarana Dan Prasarana Tabel 7 Data Sarana dan Prasarana Kondisi Saat Ini No Nama Ruang/Area Kerja A Ruang Pembelajaran Umum 1. Ruang Kelas 2. Ruang Lab. Fisika 3. Ruang Lab. Kimia 4. Ruang Lab. Biologi 5. Ruang Lab. Bahasa 6. Ruang Lab. Komputer 7. Ruang Lab. Multimedia Kebutuhan Ruang Total Luas Jml. Jml. Jml. (m2) Baik Rusak Sedang Rusak Berat Jml. Ruang Luas (m2) 12 9x8 72 12 1 12x8 96 1 Jml ruang Luas (m2) Total Luas (m2) 15 9x8 72 74 8. Ruang Praktek Gambar Teknik 9. Ruang Perpustakaan B Ruang Khusus (Praktik) 1 1 12x8 96 R. Praktek Menjahit 1 9x8 72 1 2 R. Praktek Mengetik 1 9x8 72 1 3 Ruang Kesenian 1 8x7 56 1 C Ruang Penunjang 1. Ruang Kepala Sekolah & Wakil 1 9x4 36 1 2. 1 9x8 72 1 1 9x4 36 1 4. Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi (Tata Usaha) BP/BK 1 8x2 16 1 5. Ruang OSIS 6. Ruang Pramuka, 7. Koperasi, 1 6x2 12 1 8 UKS, 1 3x2 9 Ruang Ibadah 1 8x8 64 1 10 Ruang Bersama (Aula) 1 15x10 150 1 11 Ruang Kantin Sekolah 1 3x2 12 Ruang Toilet 6 2x2 13 Ruang Gudang 1 8x2 14 Ruang Unit Produksi 1 6x2 3. 1 20x1 8 360 1 4 6 1 12 1 9. Data Variabel Penelitian a. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam hal ini adalah peserta didik kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dengan jumlah murid 108 orang, namun penulis mengambil sampel 35% yaitu sebanyak 38 peserta didik. b. Data skor penggunaan media power point pada SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo. 75 Tabel 8 Data skor angket tentang penggunaan media power point No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 2 4 4 4 5 3 3 5 3 2 5 5 3 3 5 4 3 4 3 5 3 3 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 4 3 5 3 3 5 5 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 5 5 5 3 3 5 3 5 3 5 4 2 4 1 4 1 3 3 3 5 5 4 3 3 5 5 4 4 5 5 2 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 4 3 5 3 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 3 6 3 3 5 3 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 Item Soal 7 8 9 10 4 3 3 1 5 3 3 2 5 3 3 4 5 3 5 3 5 3 5 3 5 2 3 3 5 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 5 3 5 3 5 3 3 4 4 3 3 5 5 3 3 2 5 3 5 3 5 3 3 3 5 3 3 2 5 4 3 3 4 3 3 2 5 4 2 4 4 3 3 2 5 4 3 4 5 1 1 1 5 5 3 3 5 1 1 1 3 3 3 4 3 3 3 3 5 4 3 1 5 3 4 5 4 1 5 4 5 2 2 2 5 4 3 4 3 5 5 3 11 4 4 5 3 3 3 5 3 4 5 3 3 3 5 3 5 5 3 5 3 2 5 3 5 4 4 5 5 3 3 3 3 12 2 4 5 5 5 5 5 2 3 2 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 13 2 3 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 1 4 2 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 3 14 3 3 2 5 4 3 3 3 5 3 5 2 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5 3 3 4 3 4 5 3 2 5 3 15 5 4 4 3 3 3 4 3 2 5 5 3 5 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 3 2 3 Jumlah 50 53 58 60 57 50 64 48 49 60 64 51 53 68 56 58 62 49 61 48 56 57 61 55 59 55 58 68 61 57 59 52 76 33 34 35 36 37 38 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 5 3 3 5 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5 3 5 3 4 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 5 4 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 47 54 51 49 55 51 Setelah data skor angket tentang penggunaan media power point diperoleh, kemudian mencari intervalnya, yaitu sebagai berikut: Interval = = =7 Untuk mengetahui baik dan kurang baiknya penggunaan media power point, maka penulis memberikan kriteria sebagai berikut: No 1 2 3 Jumlah Tabel 9 Distribusi skor penggunaan media power point Interval Kualifikasi Frekuensi 47 – 53 Kurang 14 54 – 60 Cukup 16 61 – 68 Baik 8 38 Persentase % 36,84% 42,11% 21,05% 100% Dengan melihat data tersebut di atas, maka penggunaan media power point dapat dikatakan cukup. 77 Tabel 10 Data skor angket tentang motivasi belajar siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 1 5 4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 3 3 2 3 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 3 3 4 4 3 5 3 3 3 1 3 5 2 4 4 3 5 3 3 3 3 5 5 3 2 5 4 2 4 4 4 3 5 3 4 3 2 3 3 3 4 4 5 5 5 5 3 1 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 5 4 5 5 5 3 3 3 5 3 2 5 5 5 5 3 2 5 5 4 3 4 5 3 5 4 3 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 3 2 5 3 6 3 4 3 4 4 5 5 5 3 4 2 3 2 2 4 2 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 1 5 5 3 5 1 Item Soal 7 8 9 4 4 2 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 2 5 4 3 5 4 4 4 3 3 2 5 2 5 5 5 5 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 3 3 1 5 4 5 4 2 3 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 4 2 5 3 1 3 10 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 4 5 5 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 11 3 3 4 3 3 5 3 3 3 5 5 3 4 5 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 4 12 4 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 13 3 4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 2 4 4 3 4 4 3 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 14 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 5 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 4 2 3 1 3 4 15 1 2 5 5 4 5 3 5 2 5 5 4 5 5 5 1 4 3 5 3 3 1 4 1 3 4 1 5 5 1 3 2 Jumlah 54 52 57 57 57 61 60 54 52 69 57 44 54 62 55 53 63 48 64 52 55 59 59 59 63 59 59 64 66 49 55 42 78 33 34 35 36 37 38 2 3 2 3 3 3 5 3 5 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 5 2 3 4 3 4 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 5 5 4 3 5 5 3 3 3 3 3 4 3 5 3 5 2 5 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 5 2 5 3 3 2 5 48 51 49 48 50 54 Setelah data skor angket tentang motivasi belajar siswa diperoleh, kemudian mencari intervalnya, yaitu sebagai berikut: Interval = = =9 Untuk mengetahui baik dan kurang baiknya motivasi belajar siswa, maka penulis memberikan kriteria sebagai berikut: No 1 2 3 Jumlah Tabel 11 Distribusi skor motivasi belajar siswa Interval Kualifikasi Frekuensi 42 - 50 Kurang 8 51 – 59 Cukup 21 60 – 69 Baik 9 38 Persentase % 21,05% 55,26% 23,69% 100% Dengan melihat data tersebut di atas, maka motivasi belajar siswa dapat dikatakan cukup. 79 B. Uji Validitas Berikut hasil uji validitas instrumen angket penggunaan media power point: Tabel 12 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15 Sampel Item Soal No Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5 4 3 3 5 3 4 3 3 1 4 2 2 3 5 1 50 5 4 4 2 4 3 5 3 3 2 4 4 3 3 4 2 53 5 4 3 3 4 5 5 3 3 4 5 5 3 2 4 3 58 5 5 5 2 5 3 5 3 5 3 3 5 3 5 3 4 60 5 3 3 3 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 3 5 57 5 3 3 2 2 5 5 2 3 3 3 5 3 3 3 6 50 5 5 5 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4 7 64 4 3 5 3 5 5 2 2 3 2 3 2 3 3 3 8 48 5 2 2 5 3 5 3 3 3 2 4 3 2 5 2 9 49 10 5 5 3 5 5 3 5 3 5 3 5 2 3 3 5 60 11 5 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5 64 12 4 3 4 3 3 5 4 3 3 5 3 3 3 2 3 51 13 4 3 3 3 4 4 5 3 3 2 3 3 3 5 5 53 14 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 68 15 5 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 5 3 3 4 56 Jml 72 58 53 50 65 63 68 43 53 43 56 59 46 54 58 Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y). No. Sampel 1 2 3 X 5 5 5 Tabel 13 Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 Y X2 Y2 50 25 2500 53 25 2809 58 25 3364 XY 250 265 290 80 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 72 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah 60 57 50 64 48 49 60 64 51 53 68 56 841 25 25 25 25 16 25 25 25 16 16 25 25 348 3600 3249 2500 4096 2304 2401 3600 4096 2601 2809 4624 3136 47689 300 285 250 320 192 245 300 320 204 212 340 280 4053 Setelah diketahui jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam rumus: √( = = ) √ √ = = 0,994 Karena ada 15 pertanyaan untuk instrumen angket tentang penggunaan media power point, maka berikut hasil uji validitas dari 15 butir angket terhadap 15 sampel dengan rtabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514: 81 Pertanyaan nomor 1 : 0,994 > 0,514 Pertanyaan nomor 2 : 0,986 > 0,514 Pertanyaan nomor 3 : 0,966 > 0,514 Pertanyaan nomor 4 : 0,959 > 0,514 Pertanyaan nomor 5 : 0,984 > 0,514 Pertanyaan nomor 6 : 0,973 > 0,514 Pertanyaan nomor 7 : 0,988 > 0,514 Pertanyaan nomor 8 : 0,993 > 0,514 Pertanyaan nomor 9 : 0,978 > 0,514 Pertanyaan nomor 10 : 0,956 > 0,514 Pertanyaan nomor 11 : 0,980 > 0,514 Pertanyaan nomor 12 : 0,966 > 0,514 Pertanyaan nomor 13 : 0,986 > 0,514 Pertanyaan nomor 14 : 0,962 > 0,514 Pertanyaan nomor 15 : 0,978 > 0,514 Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa instrumen angket untuk penggunaanmedia power point dinyatakan valid. Angka valid tertinggi pada butir soal nomor 1 dengan hasil 0,994, dan angka valid terendah didapat pada butir soal nomor 10 dengan hasil 0,956. Hasil dari perhitungan setiap butir soal membuktikan bahwa rhitung> rtabel terhadap 15 sampel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514, dan ini menunjukkan bahwa instrumen tentang penggunaan media power point yang diujikan dapat digunakan dalam proses penelitian. 82 Berikut hasil uji validitas instrumen angket motivasi belajar siswa: Tabel 14 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel Item Soal No Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5 3 5 4 3 3 4 4 2 5 3 4 3 5 1 1 54 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 5 4 3 2 2 52 4 3 3 3 5 3 4 2 3 5 4 5 5 3 5 3 57 3 5 3 3 5 4 3 3 4 5 3 5 3 3 5 4 57 3 3 3 3 5 4 4 2 5 5 3 5 5 3 4 5 57 3 3 5 3 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3 5 6 61 5 3 5 5 3 5 4 4 4 5 3 4 4 3 3 7 60 3 5 3 3 2 5 3 3 2 3 3 5 4 5 5 8 54 3 5 2 3 5 3 5 2 5 3 3 3 3 5 2 9 52 10 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 69 11 3 5 4 3 4 2 3 3 3 4 5 5 4 4 5 57 12 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 4 44 13 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 5 54 14 3 5 4 3 5 2 4 3 4 5 5 5 4 5 5 62 15 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 3 5 3 3 5 55 Jml 52 59 55 49 59 53 56 45 55 66 55 68 56 56 61 Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y). No. Sampel 1 2 3 4 5 6 X 5 4 4 3 3 3 Tabel 15 Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 Y X2 Y2 54 25 2916 52 16 2704 57 16 3249 57 9 3249 57 9 3249 61 9 3721 XY 270 208 228 171 171 183 83 5 3 3 3 3 4 3 3 3 52 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Setelah diketahui √( = = 60 54 52 69 57 44 54 62 55 845 jumlahnya kemudian 25 9 9 9 9 16 9 9 9 188 dimasukkan 3600 2916 2704 4761 3249 1936 2916 3844 3025 48039 ke 300 162 156 207 171 176 162 186 165 2916 dalam rumus: ) √ √ = = 0,970 Karena ada 15 pertanyaan untuk instrumen angket tentang motivasi belajar siswa, maka berikut hasil uji validitas dari 15 butir angket terhadap 15 sampel dengan r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514: Pertanyaan nomor 1 : 0,970 > 0,514 Pertanyaan nomor 2 : 0,975 > 0,514 84 Pertanyaan nomor 3 : 0,977 > 0,514 Pertanyaan nomor 4 : 0,980 > 0,514 Pertanyaan nomor 5 : 0,970 > 0,514 Pertanyaan nomor 6 : 0,961 > 0,514 Pertanyaan nomor 7 : 0,987 > 0,514 Pertanyaan nomor 8 : 0,976 > 0,514 Pertanyaan nomor 9 : 0,970 > 0,514 Pertanyaan nomor 10 : 0,990 > 0,514 Pertanyaan nomor 11 : 0,982 > 0,514 Pertanyaan nomor 12 : 0,992 > 0,514 Pertanyaan nomor 13 : 0,983 > 0,514 Pertanyaan nomor 14 : 0,971 > 0,514 Pertanyaan nomor 15 : 0,956 > 0,514 Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa instrumen angket untuk motivasi belajar siswa dinyatakan valid. Angka valid tertinggi pada butir soal nomor 12 dengan hasil 0,992, dan angka valid terendah didapat pada butir soal nomor 15 dengan hasil 0,956. Hasil dari perhitungan setiap butir soal membuktikan bahwa rhitung> rtabel terhadap 15 sampel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,514, dan ini menunjukkan bahwa instrumen tentang motivasi belajar siswa yang diujikan dapat digunakan dalam proses penelitian. 85 C. Uji Reliabilitas Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket penggunaan media power point: Tabel 16 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 3 5 3 3 5 5 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 5 3 3 5 3 2 5 5 4 4 5 5 2 5 5 3 5 5 3 4 5 5 4 3 2 3 2 3 2 3 3 5 Butir Skor Ganjil 7 9 11 4 3 4 5 3 4 5 3 5 5 5 3 5 5 3 5 3 3 5 3 5 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 3 3 5 5 5 5 3 3 Butir Skor Genap 6 8 10 3 3 1 3 3 2 5 3 4 3 3 3 4 3 3 5 2 3 5 3 3 5 2 2 5 3 2 13 2 3 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 3 4 3 12 2 4 5 5 5 5 5 2 3 15 5 4 4 3 3 3 4 3 2 5 5 3 5 5 4 14 3 3 2 5 4 3 3 3 5 Jumlah 31 32 32 34 32 27 37 28 24 36 32 27 30 37 32 Jumlah 19 21 26 26 25 23 27 20 25 86 5 5 3 3 5 4 10 11 12 13 14 15 5 5 3 3 5 3 3 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 2 3 3 2 5 3 3 5 5 3 5 2 5 5 3 24 32 24 23 31 24 Setiap jumlah butir skor ganjil dan genap dikorelasikan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 31 32 32 34 32 27 37 28 24 36 32 27 30 37 32 471 Y 19 21 26 26 25 23 27 20 25 24 32 24 23 31 24 370 X2 961 1024 1024 1156 1024 729 1369 784 576 1296 1024 729 900 1369 1024 14989 Y2 361 441 676 676 625 529 729 400 625 576 1024 576 529 961 576 9304 XY 589 672 832 884 800 621 999 560 600 864 1024 648 690 1147 768 11698 Berdasarkan data di atas, maka setiap butir soal ganjil dan setiap butir soal genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut: ∑ √(∑ )(∑ ) 87 = = √ √ = = 0,99 Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown: ( ) = 0,994 Hasil perhitungan di atas diperoleh data koefisien seluruh item r total = 0,994. Hasil perhitungan terebut berada pada kriteria reliabilitas antara 0,80 – 1,00 yang berarti mempunyai kriteria yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa angket tentang penggunaan media power point dapat digunakan dalam penelitian. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar siswa: 88 Tabel 17 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 5 4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 5 5 3 2 5 4 2 4 4 4 2 3 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5 3 2 5 5 5 5 3 2 5 5 4 3 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 Butir Skor Ganjil 7 9 11 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 5 5 4 4 3 3 2 3 5 5 3 5 5 5 3 3 5 3 2 3 3 3 4 4 4 5 3 4 3 Butir Skor Genap 6 8 10 3 4 5 4 3 4 3 2 5 4 3 5 4 2 5 5 3 5 5 4 5 5 3 3 3 2 3 4 5 5 2 3 4 3 2 3 2 3 4 13 3 4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 2 4 4 3 12 4 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 4 4 15 1 2 5 5 4 5 3 5 2 5 5 4 5 5 5 14 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 Jumlah 26 26 33 29 32 35 29 25 28 38 31 23 30 34 28 Jumlah 28 26 24 28 25 26 29 29 24 31 26 21 24 89 5 4 14 15 3 3 2 4 3 3 5 5 5 5 5 3 28 27 Setiap jumlah butir skor ganjil dan genap dikorelasikan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 26 26 33 29 32 35 29 25 28 38 31 23 30 34 28 447 Y 28 26 24 28 25 26 29 29 24 31 26 21 24 28 27 396 X2 676 676 1089 841 1024 1225 841 625 784 1444 961 529 900 1156 784 13555 Y2 784 676 576 784 625 676 841 841 576 961 676 441 576 784 729 10546 XY 728 676 792 812 800 910 841 725 672 1178 806 483 720 952 756 11851 Berdasarkan data di atas, maka setiap butir soal ganjil dan setiap butir soal genap masing-masing digunakan rumus sebagai berikut: ∑ √(∑ = = √ √ )(∑ ) 90 = = 0,991 Setelah dihitung dengan rumus di atas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown: ( ) = 0,995 Hasil perhitungan di atas diperoleh data koefisien seluruh item r total = 0,995. Hasil perhitungan terebut berada pada kriteria reliabilitas antara 0,80 – 1,00 yang berarti mempunyai kriteria yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa angket tentang motivasi belajar siswa dapat digunakan dalam penelitian. Menurut hasil uji reliabilitas yang telah diujikan, pengujian instrumen untuk variabel X penggunaan media power point memiliki reliabilitas sebesar 0,994 dan untuk pengujian instrumen variabel Y motivasi belajar siswa memiliki reliabilitas sebesar 0,995 Ini menunjukkan bahwa angket tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat digunakan dalam penelitian. 91 D. Pengujian Hipotesis Setelah data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data tersebut dalam rangka pengujian hipotesis yang penulis sajikan pada bab sebelumnya. Untuk memudahkan analisis, penulis memberikan simbol pada kedua variabel di atas. Dimana simbol X untuk penggunaan media power point, dan simbol Y untuk motivasi belajar siswa. Selanjutnya penulis membuat tabel kerja untuk mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y sebagai berikut: Tabel 18 Tabel kerja untuk mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y No X Y X2 Y2 XY 50 54 2500 2916 2700 1 53 52 2809 2704 2756 2 58 57 3364 3249 3306 3 60 57 3600 3249 3420 4 57 57 3249 3249 3249 5 50 61 2500 3721 3050 6 64 60 4096 3600 3840 7 48 54 2304 2916 2592 8 49 52 2401 2704 2548 9 60 69 3600 4761 4140 10 64 57 4096 3249 3648 11 51 44 2601 1936 2244 12 53 54 2809 2916 2862 13 68 62 4624 3844 4216 14 56 55 3136 3025 3080 15 58 53 3364 2809 3074 16 62 63 3844 3969 3906 17 49 48 2401 2304 2352 18 92 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 N = 38 61 48 56 57 61 55 59 55 58 68 61 57 59 52 47 54 51 49 55 51 2124 64 52 55 59 59 59 63 59 59 64 66 49 55 42 48 51 49 48 50 54 2114 3721 2304 3136 3249 3721 3025 3481 3025 3364 4624 3721 3249 3481 2704 2209 2916 2601 2401 3025 2601 119856 4096 2704 3025 3481 3481 3481 3969 3481 3481 4096 4356 2401 3025 1764 2304 2601 2401 2304 2500 2916 118988 3904 2496 3080 3363 3599 3245 3717 3245 3422 4352 4026 2793 3245 2184 2256 2754 2499 2352 2750 2754 119019 Untuk menganalisis hubungan atas variabel X (Penggunaan media pembelajaran power point) terhadap variabel Y (Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih) maka harus mendapatkan nilai korelasi variabel X terhadap variabel Y. Terlebih dahulu disusun dalam tabel besarnya harga ∑X, ∑Y, ∑X2,∑Y2dan∑ . Dari tabel di atas diperoleh harga-harga yang diperlukan untuk mencari koefisien korelasi, untuk menghitung korelasinya menggunakan rumus product moment. Dari hasil tabulasi data tersebut di atas dapat diketahui: 93 N = 38 ∑X = 2124 ∑Y = 2114 ∑X2 = 119856 ∑Y2 = 118988 ∑XY = 119019 Langkah selanjutnya adalah dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut : rxy n X n XY X Y 2 n Y 2 2 2 38 (119019) 21242114 38(119856) 2124 38(118988) 2114 2 2 4522722 4490136 (4554528) (4511376)(4521544) (4468996) 32586 (42882) (52548) 32586 2253363336 32586 47469,60 = 0,68 Untuk menginterpretasi nilai koefisien korelasi tersebut, penulis menggunakan interpretasi “r” product moment, yaitu sebagai berikut : 94 Tabel 19 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment Besarnya “r” Product Moment Interpretasi 0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,60 0,60 – 0,80 0,80 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat lemah/sangat rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah/rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yangkuat/tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat/sangat tinggi Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa indeks koefisien korelasi sebesar 0,68 dan setelah dihubungkan dengan tabel interpretasi di atas, ternyata nilai “r” 0,68 berada antara (0,60 – 0,80), yang interpretasinya adalah antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang kuat/tinggi. E. Pembahasan Berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi tentang penggunaan media power point dapat diketahui bahwa dari 38 siswa yang menjadi sampel penelitian, antara nilai 47 – 53 sebanyak 14 siswa yang mendapat nilai kurang dengan persentase 36,84%, antara nilai 54 – 60 sebanyak 16 siswa yang mendapat nilai cukup dengan persentase 42,11%, dan antara nilai 61 – 68 sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai 95 baik dengan persentase 21,05%. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan media power point di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dapat dikatakan cukup. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tentang motivasi belajar siswa dapat diketahui bahwa dari 38 siswa yang menjadi sampel penelitian, antara nilai 42 – 50 sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai kurang dengan persentase 21,05%, antara nilai 51 – 59 sebanyak 21 siswa yang mendapat nilai cukup dengan persentase 55,26%, dan antara nilai 60 – 69 sebanyak 9 siswa yang mendapat nilai baik dengan persentase 23,69%. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dapat dikatakan cukup. Setelah proses analisis data tentang korelasi antara penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, maka langkah berikutnya adalah penyajian hasil uji hipotesis serta menginterpretasikan hasil uji sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi (ro) yg diperoleh = 0,68 2. Df = N – Nr = 38 – 2 = 36 3. Jika nilai koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan pada tabel r product moment dengan N = 38 dan df = 36 maka didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi (ro) tersebut lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikan 5% = 0,329 maupun 96 pada taraf signifikan 1% = 0,424 yang berarti bahwa r o lebih besar dari r tabel yaitu 0,329 < 0,68 > 0,424. 4. Arah korelasinya positif karena ada kesejajaran arah antara penggunan media power point dengan motivasi belajar siswa. Dimana semakin baik penggunaan media power point, maka ada kecenderungan akan semakin baik motivasi belajar siswanya. Begitu juga sebaliknyasemakin tidak baik penggunaan media power point maka ada kecenderungan semakin tidak baik juga motivasinya. 5. Jika diinterpretasikan pada tabel interpretasi r product moment yaitu: 0,80 – 1,00 = sangat tinggi 0,60 – 0,80 = tinggi 0,40 – 0,80 = cukup 0,20 – 0,40 = rendah 0,00 – 0,20 = sangat rendah Maka nilai koefisien korelasi (ro) sebesar 0,68 menurut tabel tersebut beradapada interval 0,60 – 0,80. Ini berarti bahwa hubungan penggunaan media power point dengan motivasi memiliki tingkat keeratan yang tinggi/kuat. Arah korelasinya positif, karena ada kesejajaran arah antara penggunaan media power point dengan motivasi siswa. Dimana semakin baik penggunaan media power point, maka ada kecenderungan semakin tinggi/kuat motivasi siswanya. Begitu pula sebaliknya, semakin tidak baik penggunaan media power point maka ada kecenderungan semakin rendah/lemah tingkat motivasi siswanya. 97 Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, dengan menggunakan rumus statistik product moment maka dapat diketahui bahwa harga product moment (rxy) hasil hitungan sebesar 0,68 yakni lebih besar dari r tabel, pada taraf signifikan 5% = 0,329 dan pada taraf signifikan 1% = 0,424, sehingga dapat dikemukakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang penulis ajukan yaitu: “Ada hubungan signifikan antara penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK Muha mmadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017” diterima. Dengan demikian antara penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa itu sangat berkaitan, yang mana semakin baik penggunaan media power point maka akan semakin baik pula motivasi siswa untuk belajar. 6. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, kemudian dikalikan 100 untuk hitungan persentase1. Jadi koefisien determinasi untuk analisis data di atas yaitu 0,682 x 100% = 46,24%. Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel Y (motivasi siswa) 46,24% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel X (penggunaan media power point). Atau dengan pengertian bahwa pengaruh penggunaan media power point terhadap motivasi siswa sebesar 46,24% dan sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor lain. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. 20 (Bandung; Alfabeta, 2014), h. 185. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang hubungan penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sesuai dengan hasil analisis data yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media power point dengan motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo tahun 2017. Dengan demikian antara penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa itu sangat berkaitan, yang mana semakin baik penggunaan media power point maka akan semakin baik pula motivasi siswa untuk belajar. B. Saran Pada bagian akhir ini penulis akan menyampaikan beberapa saran terkait dengan hasil penelitian ini, diantaranya yaitu : a. Kepada Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo agar dapat mengayomi dan membimbing para guru agar senantiasa memberikan motivasi kepada siswa. Dan juga agar dapat menambah fasilitas yang diperlukan oleh guru dalam upaya menunjang kegiatan pembelajaran di kelas sehingga guru 98 99 dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan para siswa. b. Kepada para Guru SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo, khususnya Guru mata pelajaran Fiqih, hendaknya dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan tingkat kesulitan materi dalam penyampaian materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mencerna dan memahami materi yang disampaikan oleh guru melalui perantara media pembelajaran tersebut. Guru juga harus dapat menguasai teknologi dalam upaya pengajaran, sehingga tidak tertinggal terhadap perkembangan teknologi modern dalam penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat maka guru dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan giat baik di sekolah maupun di rumah. c. Kepada para siswa agar senantiasa mengikuti pembelajaran dengan memiliki landasan motivasi yang tinggi, karena dengan motivasi tersebut maka semua materi yang diberikan oleh guru akan terasa sangat mudah untuk dipelajari dan akan merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. , Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Surabaya: Duta Ilmu, 2005. Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004. Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Thariqi Press, 2012. Mulyanta, St dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009. Muttaqien, Widianto, Mengoptimalkan Fitur-Fitur Penting Microsoft Office 2003 & 2007, Jakarta: Media Kita, 2008. Muslihah, Eneng, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Diadit Media, 2010. Osman, Osdirwan, Microsoft Power Point Untuk Pemula, Jakarta: Kriya Pustaka, 2011. P. Siagian, Sondang, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Prasetya, Filsafat Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1997. Sadiman, Arief S, et al., Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Subana, M dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2009. , Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011 dan cet 20, 2014. , Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2001. Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014. Syafe’i, Rachmat, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Syah, Darwyan, et al., Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Diadit Media, 2009. , Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Haja Mandiri, 2011 LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Nama ADEK LINDA NOVITA AMELIA NADIA PUTRI ANGGUN RESTU SAPUTRI AYU OKTAVIANI DESI ANDRAWATI DESI NOVITASARI ENGGI PERMATASARI FITRIANI HIBZON MUDATON ABELLIA ISTIKAROMAH ANDRI MUSLIHUDIN ANICO GALANG SADEWA DESMITA SARI DEVI FITRIYANA DIMAS TRISNAWAN ENDAH YUNI M FAI GUNAWAN FARA AMELIA FERDI YANTO BERLYN RAFLESIA BIMA ADITYA DIKI AFRIADI EDI SUGIANTO KHOFIFAH INDAR P MARYADI M. SURYANA M.S MUTIA AYU NINGSIH NAELA AZIZAH PUTRI RAHAYU ADE IQBAL KURNIAWAN AGUS TRIANI APRILIA HARYADI ARIESTA SEPTIANI AYUNING TYAS DIANA LESTARI DINDA ANGGRAINI P EKA LUSIYANTI ERDINA Kelas XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Akutansi XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Perbankan XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran XI Administrasi Perkantoran 103 L/P P P P P P P P P L P L L P P L P L P L P L L L P L L P P P L L L P P P P P P Lampiran 2 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15 Sampel Item Soal No Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5 4 3 3 5 3 4 3 3 1 4 2 2 3 5 1 50 5 4 4 2 4 3 5 3 3 2 4 4 3 3 4 2 53 5 4 3 3 4 5 5 3 3 4 5 5 3 2 4 3 58 5 5 5 2 5 3 5 3 5 3 3 5 3 5 3 4 60 5 3 3 3 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 3 5 57 5 3 3 2 2 5 5 2 3 3 3 5 3 3 3 6 50 5 5 5 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4 7 64 4 3 5 3 5 5 2 2 3 2 3 2 3 3 3 8 48 5 2 2 5 3 5 3 3 3 2 4 3 2 5 2 9 49 5 5 3 5 5 3 5 3 5 3 5 2 3 3 5 10 60 5 5 3 5 5 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5 11 64 4 3 4 3 3 5 4 3 3 5 3 3 3 2 3 12 51 4 3 3 3 4 4 5 3 3 2 3 3 3 5 5 13 53 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 14 68 5 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 5 3 3 4 15 56 Jml 72 58 53 50 65 63 68 43 53 43 56 59 46 54 58 Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y). No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 4 4 5 3 3 5 3 2 5 5 3 3 5 4 58 Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 2 Y X2 Y2 16 50 2500 16 53 2809 16 58 3364 25 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 25 64 4096 9 48 2304 4 49 2401 25 60 3600 25 64 4096 9 51 2601 9 53 2809 25 68 4624 16 56 3136 841 47689 238 104 XY 200 212 232 300 171 150 320 144 98 300 320 153 159 340 224 3323 √( = = ) √ √ = = 0,986 Pertanyaan nomor 2 : 0,986 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 4 3 5 3 3 5 5 2 3 3 4 3 3 4 53 √( = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 3 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 16 58 3364 9 60 3600 25 57 3249 9 50 2500 9 64 4096 25 48 2304 25 49 2401 4 60 3600 9 64 4096 9 51 2601 16 53 2809 9 68 4624 9 56 3136 16 841 47689 199 ) √ 105 XY 150 212 174 300 171 150 320 240 98 180 192 204 159 204 224 2978 = √ = = 0,966 Pertanyaan nomor 3 : 0,966 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 2 3 2 3 2 3 3 5 5 5 3 3 5 3 50 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 4 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 4 58 3364 9 60 3600 4 57 3249 9 50 2500 4 64 4096 9 48 2304 9 49 2401 25 60 3600 25 64 4096 25 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 25 56 3136 9 841 47689 184 ) √ √ = 106 XY 150 106 174 120 171 100 192 144 245 300 320 153 159 340 168 2842 = 0,959 Pertanyaan nomor 4 : 0,959 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 5 4 4 5 5 2 5 5 3 5 5 3 4 5 5 65 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 5 Y X2 Y2 50 2500 25 53 2809 16 58 3364 16 60 3600 25 57 3249 25 50 2500 4 64 4096 25 48 2304 25 49 2401 9 60 3600 25 64 4096 25 51 2601 9 53 2809 16 68 4624 25 56 3136 25 841 47689 295 ) √ √ = = 0,984 Pertanyaan nomor 5 : 0,984 > 0,514 = Valid 107 XY 250 212 232 300 285 100 320 240 147 300 320 153 212 340 280 3691 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 5 3 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 63 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 6 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 9 58 3364 25 60 3600 9 57 3249 16 50 2500 25 64 4096 25 48 2304 25 49 2401 25 60 3600 9 64 4096 25 51 2601 25 53 2809 16 68 4624 25 56 3136 9 841 47689 277 ) √ √ = = 0,973 Pertanyaan nomor 6 : 0,973 > 0,514 = Valid 108 XY 150 159 290 180 228 250 320 240 245 180 320 255 212 340 168 3537 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 5 5 5 5 5 5 2 3 5 5 4 5 5 5 68 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 7 Y X2 Y2 50 2500 16 53 2809 25 58 3364 25 60 3600 25 57 3249 25 50 2500 25 64 4096 25 48 2304 4 49 2401 9 60 3600 25 64 4096 25 51 2601 16 53 2809 25 68 4624 25 56 3136 25 841 47689 320 ) √ √ = = 0,988 Pertanyaan nomor 7 : 0,988 > 0,514 = Valid 109 XY 200 265 290 300 285 250 320 96 147 300 320 204 265 340 280 3862 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 43 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 8 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 9 58 3364 9 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 4 64 4096 9 48 2304 4 49 2401 9 60 3600 9 64 4096 9 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 9 56 3136 9 841 47689 125 ) √ √ = = 0,993 Pertanyaan nomor 8 : 0,993 > 0,514 = Valid 110 XY 150 159 174 180 171 100 192 96 147 180 192 153 159 204 168 2425 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 3 5 5 3 3 3 3 5 3 3 3 5 3 53 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 9 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 9 58 3364 9 60 3600 25 57 3249 25 50 2500 9 64 4096 9 48 2304 9 49 2401 9 60 3600 25 64 4096 9 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 25 56 3136 9 841 47689 199 ) √ √ = = 0,978 Pertanyaan nomor 9 : 0,978 > 0,514 = Valid 111 XY 150 159 174 300 285 150 192 144 147 300 192 153 159 340 168 3013 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 1 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 5 2 3 3 43 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 10 Y X2 Y2 50 2500 1 53 2809 4 58 3364 16 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 9 64 4096 9 48 2304 4 49 2401 4 60 3600 9 64 4096 16 51 2601 25 53 2809 4 68 4624 9 56 3136 9 841 47689 137 ) √ √ = = 0,956 Pertanyaan nomor 10 : 0,956 > 0,514 = Valid 112 XY 50 106 232 180 171 150 192 96 98 180 256 255 106 204 168 2444 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 4 5 3 3 3 5 3 4 5 3 3 3 5 3 56 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 11 Y X2 Y2 50 2500 16 53 2809 16 58 3364 25 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 9 64 4096 25 48 2304 9 49 2401 16 60 3600 25 64 4096 9 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 25 56 3136 9 841 47689 220 ) √ √ = = 0,980 Pertanyaan nomor 11 : 0,980 > 0,514 = Valid 113 XY 200 212 290 180 171 150 320 144 196 300 192 153 159 340 168 3175 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 2 4 5 5 5 5 5 2 3 2 5 3 3 5 5 59 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 12 Y X2 Y2 50 2500 4 53 2809 16 58 3364 25 60 3600 25 57 3249 25 50 2500 25 64 4096 25 48 2304 4 49 2401 9 60 3600 4 64 4096 25 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 25 56 3136 25 841 47689 255 ) √ √ = = 0,966 Pertanyaan nomor 12 : 0,966 > 0,514 = Valid 114 XY 100 212 290 300 285 250 320 96 147 120 320 153 159 340 280 3372 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 2 3 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 3 4 3 46 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 13 Y X2 Y2 50 2500 4 53 2809 9 58 3364 9 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 9 64 4096 25 48 2304 9 49 2401 4 60 3600 9 64 4096 9 51 2601 9 53 2809 9 68 4624 16 56 3136 9 841 47689 148 ) √ √ = = 0,986 Pertanyaan nomor 13 : 0,986 > 0,514 = Valid 115 XY 100 159 174 180 171 150 320 144 98 180 192 153 159 272 168 2620 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 2 5 4 3 3 3 5 3 5 2 5 5 3 54 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 14 Y X2 Y2 50 2500 9 53 2809 9 58 3364 4 60 3600 25 57 3249 16 50 2500 9 64 4096 9 48 2304 9 49 2401 25 60 3600 9 64 4096 25 51 2601 4 53 2809 25 68 4624 25 56 3136 9 841 47689 212 ) √ √ = = 0,962 Pertanyaan nomor 14 : 0,962 > 0,514 = Valid 116 XY 150 159 116 300 228 150 192 144 245 180 320 102 265 340 168 3059 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 5 4 4 3 3 3 4 3 2 5 5 3 5 5 4 58 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 15 Y X2 Y2 50 2500 25 53 2809 16 58 3364 16 60 3600 9 57 3249 9 50 2500 9 64 4096 16 48 2304 9 49 2401 4 60 3600 25 64 4096 25 51 2601 9 53 2809 25 68 4624 25 56 3136 16 841 47689 238 ) √ √ = = 0,978 Pertanyaan nomor 15 : 0,978 > 0,514 = Valid 117 XY 250 212 232 180 171 150 256 144 98 300 320 153 265 340 224 3295 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel Item Soal Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5 3 5 4 3 3 4 4 2 5 3 4 3 5 1 1 54 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 5 4 3 2 2 52 4 3 3 3 5 3 4 2 3 5 4 5 5 3 5 3 57 3 5 3 3 5 4 3 3 4 5 3 5 3 3 5 4 57 3 3 3 3 5 4 4 2 5 5 3 5 5 3 4 5 57 3 3 5 3 5 5 4 3 5 5 5 4 3 3 5 6 61 5 3 5 5 3 5 4 4 4 5 3 4 4 3 3 7 60 3 5 3 3 2 5 3 3 2 3 3 5 4 5 5 8 54 3 5 2 3 5 3 5 2 5 3 3 3 3 5 2 9 52 5 5 5 4 5 10 3 5 5 3 5 4 5 5 5 5 69 5 5 4 4 5 11 3 5 4 3 4 2 3 3 3 4 57 3 4 2 3 4 12 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 44 4 4 4 4 5 13 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 54 5 5 4 5 5 14 3 5 4 3 5 2 4 3 4 5 62 3 5 3 3 5 15 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 55 Jml 52 59 55 49 59 53 56 45 55 66 55 68 56 56 61 Setiap kolom butir soal (x) dikorelasikan dengan jumlah jawaban setiap sampel (y). No No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5 4 59 Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 2 Y X2 Y2 54 9 2916 52 9 2704 57 9 3249 57 25 3249 57 9 3249 61 9 3721 60 9 3600 54 25 2916 52 25 2704 69 25 4761 57 25 3249 44 9 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 16 3025 845 245 48039 118 XY 162 156 171 285 171 183 180 270 260 345 285 132 216 310 220 3346 √( = = ) √ √ = = 0,975 Pertanyaan nomor 2 : 0,975 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 5 3 3 3 3 5 5 3 2 5 4 2 4 4 4 55 √( = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 3 Y X2 Y2 54 25 2916 52 9 2704 57 9 3249 57 9 3249 57 9 3249 61 25 3721 60 25 3600 54 9 2916 52 4 2704 69 25 4761 57 16 3249 44 4 1936 54 16 2916 62 16 3844 55 16 3025 845 217 48039 ) √ 119 XY 270 156 171 171 171 305 300 162 104 345 228 88 216 248 220 3155 = √ = = 0,977 Pertanyaan nomor 3 : 0,977 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 49 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 4 Y X2 Y2 54 16 2916 52 16 2704 57 9 3249 57 9 3249 57 9 3249 61 9 3721 60 25 3600 54 9 2916 52 9 2704 69 9 4761 57 9 3249 44 9 1936 54 9 2916 62 9 3844 55 9 3025 845 165 48039 ) √ √ = 120 XY 216 208 171 171 171 183 300 162 156 207 171 132 162 186 165 2761 = 0,980 Pertanyaan nomor 4 : 0,980 > 0,514 = Valid No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 2 5 5 5 5 3 2 5 5 4 3 4 5 3 59 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 5 Y X2 Y2 54 9 2916 52 4 2704 57 25 3249 57 25 3249 57 25 3249 61 25 3721 60 9 3600 54 4 2916 52 25 2704 69 25 4761 57 16 3249 44 9 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 9 3025 845 251 48039 ) √ √ = = 0,970 Pertanyaan nomor 5 : 0,970 > 0,514 = Valid 121 XY 162 104 285 285 285 305 180 108 260 345 228 132 216 310 165 3370 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 4 3 4 4 5 5 5 3 4 2 3 2 2 4 53 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 6 Y X2 Y2 54 9 2916 52 16 2704 57 9 3249 57 16 3249 57 16 3249 61 25 3721 60 25 3600 54 25 2916 52 9 2704 69 16 4761 57 4 3249 44 9 1936 54 4 2916 62 4 3844 55 16 3025 845 203 48039 ) √ √ = = 0,961 Pertanyaan nomor 6 : 0,961 > 0,514 = Valid 122 XY 162 208 171 228 228 305 300 270 156 276 114 132 108 124 220 3002 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 3 3 3 4 3 56 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 7 Y X2 Y2 54 16 2916 52 16 2704 57 16 3249 57 9 3249 57 16 3249 61 16 3721 60 16 3600 54 9 2916 52 25 2704 69 25 4761 57 9 3249 44 9 1936 54 9 2916 62 16 3844 55 9 3025 845 216 48039 ) √ √ = = 0,987 Pertanyaan nomor 7 : 0,987 > 0,514 = Valid 123 XY 216 208 228 171 228 244 240 162 260 345 171 132 162 248 165 3180 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 3 2 3 2 3 4 3 2 5 3 2 3 3 3 45 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 8 Y X2 Y2 54 16 2916 52 9 2704 57 4 3249 57 9 3249 57 4 3249 61 9 3721 60 16 3600 54 9 2916 52 4 2704 69 25 4761 57 9 3249 44 4 1936 54 9 2916 62 9 3844 55 9 3025 845 145 48039 ) √ √ = = 0,976 Pertanyaan nomor 8 : 0,976 > 0,514 = Valid 124 XY 216 156 114 171 114 183 240 162 104 345 171 88 162 186 165 2577 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 2 4 3 4 5 5 4 2 5 5 3 2 3 4 4 55 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 9 Y X2 Y2 54 4 2916 52 16 2704 57 9 3249 57 16 3249 57 25 3249 61 25 3721 60 16 3600 54 4 2916 52 25 2704 69 25 4761 57 9 3249 44 4 1936 54 9 2916 62 16 3844 55 16 3025 845 219 48039 ) √ √ = = 0,970 Pertanyaan nomor 9 : 0,970 > 0,514 = Valid 125 XY 108 208 171 228 285 305 240 108 260 345 171 88 162 248 220 3147 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 4 5 5 66 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 10 Y X2 Y2 54 25 2916 52 16 2704 57 25 3249 57 25 3249 57 25 3249 61 25 3721 60 25 3600 54 9 2916 52 9 2704 69 25 4761 57 16 3249 44 9 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 25 3025 845 300 48039 ) √ √ = = 0,990 Pertanyaan nomor 10 : 0,990 > 0,514 = Valid 126 XY 270 208 285 285 285 305 300 162 156 345 228 132 216 310 275 3762 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 3 4 3 3 5 3 3 3 5 5 3 4 5 3 55 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 11 Y X2 Y2 54 9 2916 52 9 2704 57 16 3249 57 9 3249 57 9 3249 61 25 3721 60 9 3600 54 9 2916 52 9 2704 69 25 4761 57 25 3249 44 9 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 9 3025 845 213 48039 ) √ √ = = 0,982 Pertanyaan nomor 11 : 0,982 > 0,514 = Valid 127 XY 162 156 228 171 171 305 180 162 156 345 285 132 216 310 165 3144 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 4 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 68 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 12 Y X2 Y2 54 16 2916 52 25 2704 57 25 3249 57 25 3249 57 25 3249 61 16 3721 60 16 3600 54 25 2916 52 9 2704 69 25 4761 57 25 3249 44 16 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 25 3025 845 314 48039 ) √ √ = = 0,992 Pertanyaan nomor 12 : 0,992 > 0,514 = Valid 128 XY 216 260 285 285 285 244 240 270 156 345 285 176 216 310 275 3848 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 3 4 5 3 5 3 4 4 3 5 4 2 4 4 3 56 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 13 Y X2 Y2 54 9 2916 52 16 2704 57 25 3249 57 9 3249 57 25 3249 61 9 3721 60 16 3600 54 16 2916 52 9 2704 69 25 4761 57 16 3249 44 4 1936 54 16 2916 62 16 3844 55 9 3025 845 220 48039 ) √ √ = = 0,983 Pertanyaan nomor 13 : 0,983 > 0,514 = Valid 129 XY 162 208 285 171 285 183 240 216 156 345 228 88 216 248 165 3196 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 5 3 56 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 14 Y X2 Y2 54 25 2916 52 9 2704 57 9 3249 57 9 3249 57 9 3249 61 9 3721 60 9 3600 54 25 2916 52 25 2704 69 16 4761 57 16 3249 44 9 1936 54 16 2916 62 25 3844 55 9 3025 845 220 48039 ) √ √ = = 0,971 Pertanyaan nomor 14 : 0,971 > 0,514 = Valid 130 XY 270 156 171 171 171 183 180 270 260 276 228 132 216 310 165 3159 No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah X 1 2 5 5 4 5 3 5 2 5 5 4 5 5 5 61 √( = = Tabel Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 15 Y X2 Y2 54 1 2916 52 4 2704 57 25 3249 57 25 3249 57 16 3249 61 25 3721 60 9 3600 54 25 2916 52 4 2704 69 25 4761 57 25 3249 44 16 1936 54 25 2916 62 25 3844 55 25 3025 845 275 48039 ) √ √ = = 0,956 Pertanyaan nomor 15 : 0,956 > 0,514 = Valid 131 XY 54 104 285 285 228 305 180 270 104 345 285 176 270 310 275 3476 Lampiran 3 Kisi – Kisi Angket Item Item Jumlah Variabel Nomor Indikator Media Pembelajaran (+) (-) Item Item 1. Kejelasan penyajian materi 3 1 4 1, 2, 3, 4 2. Penyajian yang menarik 3 - 3 5, 6, 7 3. Penggunaan waktu selama 8, 9, 10, 1 Power Point penyampaian materi (Variabel X) 4. Keinteraktifan selama 3 4 11 12, 13, 3 1 4 menyampaikan materi Jumlah Item Variabel X 1. Tekun menghadapi tugas 14, 15 10 5 15 3 1 4 1, 2, 3, 4 2 1 3 5, 6, 7 3 1 4 2. Ulet dalam menghadapi Motivasi kesulitan Belajar Siswa 8, 9, 10, 3. Lebih senang bekerja sendiri (Variabel Y) 11 4. Menunjukkan minat dalam 12, 13, 2 2 4 belajar 14, 15 Jumlah Item Variavel Y 10 5 15 TOTAL 20 10 30 132 Lampiran 4 LEMBAR ANGKET A. IDENTITAS Nama :…………………………….. Kelas :…………………………….. B. PERNYATAAN ANGKET VARIABEL X (PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT) 1. Saya memperhatikan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru ketika menggunakan media pembelajaran power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 2. Media power point yang digunakan oleh guru memperjelas saya menerima materi. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 3. Ketika guru menggunakan power point, semua materi tersampaikan dengan menyeluruh. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 4. Guru menyampaikan materi tanpa memperhatikan kejelasan yang ada pada presentasi power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 5. Penyajian materi yang disampaikan guru dengan power point menarik untuk memperhatikan materi. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 6. Materi yang disampaikan bervariasi setiap pertemuannya. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah 133 e. Tidak pernah 7. Guru mata pelajaran fiqih menyampaikan materi dengan teknik yang berbeda dari guru lainnya. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 8. Guru melebihi waktu yang ditentukan ketika mengajar dengan media power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 9. Saya merasa guru terlalu lama dalam menerangkan materi dengan power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 10. Dalam menyampaikan materi dengan power point, guru terlalu cepat menjalankan slide materi. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 11. Guru menggunakan waktu dengan tepat dan akurat ketika mengajar. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 12. Kami diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang disampaikan menggunakan power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 13. Ketika guru menyampaikan materi dengan power point, saya mencoba untuk ikut berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 14. Guru hanya fokus terhadap materi yang disampaikan tanpa memperhatikan siswa. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 15. Guru menciptakan suasana yang interaktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang 134 e. Tidak pernah b. Sering d. Pernah C. PERNYATAAN ANGKET VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR SISWA) 1. Setelah guru menggunakan power point dalam menyampaikan materi, saya menjadi tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 2. Saya merasa jenuh dalam belajar ketika guru terus menerus menggunakan media power point dalam pengajaran di kelas. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 3. Setelah guru menyampaikan materi dengan media power point, saya menjadi rajin dalam belajar fiqih. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 4. Saya merasa senang ketika guru memberikan tugas/PR kepada saya. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 5. Saya sulit belajar ketika guru menyampaikan materi dengan menggunakan media power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 6. Media power point memberikan solusi dalam menghadapi kesulitan belajar saya terhadap mata pelajaran fiqih. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 7. Guru memotivasi kami dengan presentasi yang menarik dari power point agar kami ulet dalam belajar. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah 135 e. Tidak pernah 8. Saya lebih senang untuk belajar sendiri dirumah tanpa ada perintah dari siapapun setelah guru menerangkan materi dengan power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 9. Saya merasa materi yang saya terima di sekolah harus saya perdalam lagi di rumah. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 10. Saya ingin mengikuti pelajaran fiqih ketika guru menerangkan dengan power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 11. Saya merasa malas untuk belajar sendiri ketika guru sudah menyampaikan materi dengan power point karena sudah jelas penyampaiannya. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 12. Guru memberikan nasehat kepada siswa untuk belajar sendiri ketika di rumah. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 13. Minat saya untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas meningkat karena guru menggunakan power point. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 14. Media power point yang digunakan oleh guru membuat siswa gaduh/ribut di dalam kelas ketika menyampaikan materi. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah 15. Saya merasa media power point tidak mempengaruhi kegiatan belajar saya. a. Selalu c. Kadang-Kadang b. Sering d. Pernah 136 e. Tidak pernah Lampiran 5 PEDOMAN INTERVIEW 1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran selama di kelas? 2. Apakah semua guru sudah menggunakan media pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi elektronik? 3. Bagaimana motivasi siswa selama menggunakan media pembelajaran yang monoton dan kurang inovasi? 4. Gejala apa saja yang timbul ketika siswa tidak termotivasi dalam belajar di kelas? 5. Apakah seluruh siswa ikut aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas selama menggunakan media pembelajaran yang monoton? 137 HOME BAB 5 ASPEK FIKIH SK/KD A. Pengertian Muamalah B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam الرِح ِيم َّ الر ْح َم ِن َّ بِ ْس ِم اللَّ ِو ASPEK FIKIH STANDAR KOMPETENSI : MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG MU’AMALAH KOMPETENSI DASAR: 1. MENJELASKAN ASAS-ASAS TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM 2. MEMBERIKAN CONTOH TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM 3. MENERAPKAN TRANSAKSI EKONOMI ISLAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BACK muamalah Berasal dari bahasa arab Amila yang berbuat atau bertindak Menurut istilah muamalah adalah A. Pengertian Muamalah Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi maupun berbentuk badan hukum seperti perseroan, firma, yayasan dan negara. Contoh: Jual beli, sewa menyewa, perserikatan dibidang pertanian maupun perdagangan, serta perbankan dan asuransi yang Islami BACK B. Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati. َيا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آَ َم ُنوا أَ ْوفُوا ِبا ْل ُعقُو ِد أ ُ ِحلَّ ْت لَ ُك ْم َب ِهي َم ُة ْاْلَ ْن َع ِام إِ ََّّل َما َّللا َي ْح ُك ُم َما ُي ِري ُد َّ ُي ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّي َ َّ َّالص ْي ِد َوأَ ْن ُت ْم ُح ُر ٌم إِن }1:{المائدة Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (Al-Maidah:1) BACK Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam Lanjutan…. 2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, tidak menyimapang dari hukum syara’ dan adab sopan santun. 3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. ِ َّأَلَم تَ ر إِلَى ال :ين يُ َزُّكو َن أَنْ ُف َس ُه ْم بَ ِل اللَّوُ يُ َزِّكي َم ْن يَ َشاءُ َوالَ يُظْلَ ُمو َن فَتِيالَ {النّساء ذ َ َ ْ }29 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S. An-Nisa:29) BACK Lanjutan… Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena Allah, sehingga terhindar dari penipuan, kecurangan, dan penyelewengan. “Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan (HR. Muslim) 5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’, boleh digunakan untuk menentukan batasan dalam transaksi. }ل {رواه السريطي ِ َْال َحال ب ِ َال ِع َبا َدةُ َع ْش َرةٌ اَجْ َزا ٍء ِتسْ َع ٌة ِم ْن َها فِيْ َطل “Ibadah itu terdiri dari sepuluh bagian,sembilan bagian daripadanya terdapat pada mencari rezki yang halal” (HR.AsSayuti) BACK C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 1. Jual Beli a. Pengertian, Dasar Hukum, Hukum Jual Beli Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang dijual). Artinya: )صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َع ْن بَ ْي ُع الْغَ َرِر(رواه مسلم َ نَ َهى النَّبِ ُّي “Nabi Muhammad SAW telah melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan.” BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam b. Rukun dan Syarat Jual Beli Orang yang melakukan akad jual beli (penjual dan pembeli). Syaratnya: Berakal Balig Berhak menggunakan hartanya. Sigat atau ucapan ijab dan kabul. Barang yang diperjualbelikan.syaratnya: Barang halal Ada manfaatnya. Barang ada di tempat, atau sudah tersedia ditempat lain. Milik si penjual atau berada di bawah kekuasaannya. Zat, bentuk, kadar dan sifatnya diketahui kedua pihak BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Nilai barang yang dijual (berupa uang). Syaratnya: Harga jual harus jelas jumlahnya Nilai tukar barang dapat diserahkan pada saat transaksi. Apabila transaksi dengan barter (AlMuqayadah), naka tidak boleh dengan barang yang haram. BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam c. Khiyar Khiyar adalah hak memilih bagi si penjual dan si pembeli untuk meneruskan jual-belinya atau membatalkan karena adanya sesuatu hal. Misal cacat pada barang. Hukum Islam membolehkan hak khiyar, agar tidak ada penyesalan. Jika ada penyesalan dalam jual beli, maka sunah untuk membatalkan, dengan cara mengembalikan barang kepada penjual. }َم ْن اَقَ َال اَ َخاهُ بَْي ًعا اَقَ َال اهللُ َعثْ َرتَوُ يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة {رواه طرباين Barang siapa yang rela mencabut jual beli terhadap saudaranya, maka Allah pun akan mencabut kerugiannya dihari kiamat (HR. Thabrani) BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam d. Macam-macam Jual Beli 1). Jual beli yang sah (terpenuhi rukun dan syaratnya) 2). Jual beli yang tidak sah (tidak terpenuhi rukun dan syaratnya) Contoh: Jual beli sesuatu yang termasuk najis (bangkai, daging babi) Jual beli air mani hewan ternak. ِ صلَّي اهللُ َع ْلي ِو و َسلّم َع ْن َعس }ب الْ َف ْح ِل {رواه البخاري ُّ ِّنَ َهي الن َ ِب َ َ َ Rasulullah SAW telah melarang menjual mani hewan(HR. Bukhori) BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Jual beli anak hewan yang masih berada dalam kandungan. ِ اَ َّن رسوَل اهلل صلَّي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم نَ َهي َع ْن بَْي ٍع َحبَ ِل ا ََلَْب لَ ِة {رواه َ ُْ َ البخاري }و مسلم Bahwa Rasulullah SAW telah melarang menjual anak (hewan) yang masih berada dalam perut induknya Jual beli yang mengandung kecurangan dan penipuan BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 3). Jual beli yang sah tetapi terlarang(fasid), terlarang karena: Merugikan si penjual, pembeli, dan orang lain Mempersulit peredaran barang Merugikan kepentingan umum. Contoh: Jual beli dengan maksud untuk ditimbun }الَ يحْ َت ِك ُر ِاالَّ َخاطِ ٌئ {رواه مسلم Tidak akan menimbun barang kecuali orang yang salah atau durhaka (HR. Muslim) BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 4).Jual beli Najsyi Yaitu menawar sesuatu barang dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain agar mau membeli barang yang ditawarnya, sedangkan yang menawar barang tersebut adalah teman sipenjual. ِ ِ َّج }ش{رواه مسلم ُّ ِنَ َهي الن َ َِّب ْ صلَّي اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َع ِن الن Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara najsyi. (HR. Bukhori dan Muslim) BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 5).Monopoli Yaitu menimbun barang agar orang lain tidak membeli walaupun barang telah melampaui harga pasaran. Rasulullah SAW melarang jual beli seperti ini, karena akan merugikan kepentingan umum. BACK C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 2. Simpan Pinjam Rukun dan syarat utang piutang atau simpan pinjam meminjam, menurut hukum Islam adalah: a. Yang berpiutang dan yang berutang syaratnya: 1). Sudah baligh dan berakal sehat 2). Yang berpiutang tidak meminta pembayaran melebihi pokok piutang 3). Peminjam tidak boleh menunda-nunda pembayaran utangnya. BACK Lanjutan…. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Hadits Nabi tentang Orang yang memberi hutang dan Peminjam }{رواه اَلارس ابن امامة ٍ ُك ُّل قَ ْر ف ََ َعةً فَ ُه َو ِربًا َ ض َجَّر َمْن “Setiap piutang yang sengaja untuk mencari manfaat (pembayaran lebih) adalah riba” (HR. Haris bin Abi Imamah) ُ َُّم ْط ُل ال َغ ِني ظ ْل ٌم “Orang yang mampu yang melalaikan kewajiban membayar utangnya adalah zalim (HR. Ahmad dan Tirmizi) BACK Lanjutan… Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam b. Barang (uang) yang diutangkan atau dipinjamkan adalah milik sah dari yang meminjamkan. Pengembalian utang tidak boleh kurang nilainya. Disunahkan mengembalikan lebih dari pokok utangnya. ِ ِ }ضاءً {رواه امحد والرتمذي ق م ك ن اس ح ا م ك ار ي خ ُ ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َُ “Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang membayar utangnya dengan lebih baik” (HR. Ahmad dan Tirmizi) BACK Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam 3. Ijarah a. Pengertian Menurut bahasa Ijarah berarti upah, sewa, jasa atau imbalan Mazhab Syafi’i mendefinisikan Ijarah sebagai transaksi dengan imabalan tertentu b. Dasar Hukum Ijarah َِ ط اْالَ ِجْي ر قَ ْبل اَ ْن }ف ُعرقَوُ {رواه ابويعلي وابن ماجهوالطربين والرتمذي َي َّ ُ اُ ْع ُ َ َ “Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringatnya” BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Dasar Hukum Ijarah َ س ْم َنا َب ْي َن ُه ْم َمعِي ش َت ُه ْم فِي ا ْل َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا َ أَ ُه ْم َي ْقسِ ُمونَ َر ْح َم َة َر ِّب َك َن ْحنُ َق س ْخ ِر ًّيا َو َر ْح َم ُة ٍ ض دَ َر َجا ٍ ض ُه ْم َف ْو َق َب ْع ُ ضا ً ض ُه ْم َب ْع ُ ت لِ َي َّتخ َِذ َب ْع َ َو َر َف ْع َنا َب ْع ََر ِّب َك َخ ْي ٌر ِم َّما َي ْج َم ُعون Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. {Q.S. Az-Zuhkhruf:32} BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Dasar Hukum Ijarah ِ أَس ِكنوى َّن ِاروى َّن ل ِ ث س َك ْنتُم ِمن وج ِ َضيِّ ُقوا َعلَْي ِه َّن وإِ ْن ُك َّن أُوال ت ت ض ت ال و م ك د ي ح ن م ُّ َ ُ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ْ َ َْ ُ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ ورُى َّن َوأْتَ ِم ُروا َ ض ْع َن َح ْملَ ُه َّن فَِإ ْن أ َْر َ ََح ْم ٍل فَأَنِْف ُقوا َعلَْي ِه َّن َحتَّى ي ُ ُض ْع َن لَ ُك ْم فََآت ُ وى َّن أ َ ُج ٍ ب ي ن ُكم بِمعر ِ وف وإِ ْن تَ عاسرتُم فَستُ ر }6:ض ُع لَوُ أُ ْخ َرى {الطالق ْ َ ْ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َْ Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (Q.S. At-Tahalaq: 6) BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam Dasar Hukum Ijarah َِي األ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ْ ْ ين م و ق ْ ل ا ت ر ج أ ت اس ن م ر ي خ ن إ ه ر ج أ ت اس ت َب أ ا ي ا م اى د ح َ ُّ ْ َقَال َ َ َ ُْ َْ َ َ َ ُ ْ ت إ َْ َْ َ َْ ُ }26:{القصص Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". {Q.S. Al-Qasas:26} BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam c. Macam-macam Ijarah 1). Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti: sewa-menyewa rumah, toko, kendaraan dan aneka busana, dll. 2). Ijarah yang bersifat pekerjaan dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Misal: pembantu rumah tangga, buruh bangunan, tukang jahit dan tukang sepatu. BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam d. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun Ijarah 1) Orang yang berakad 2) Sewa/ imbalan 3) Manfaat 4) Sighat atau ijab kabul BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam d. Rukun dan Syarat Ijarah Syarat Ijarah 1) 2) 3) 4) 5) Kedua orang yang bertransaksi balig dan berakal sehat. Kedua belah pihak bertransaksi dengan kerelaan. Kondisi barangnya diketahui dan bermanfaat bagi penyewa. Objek ijarah bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak cacat. Objek ijarah merupakan sesuatu yang dihalalkan syara’ BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam d. Rukun dan Syarat Ijarah Syarat Ijarah 6) Hak yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban bagi penyewa. 7) Objek ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan. 8) Upah/ sewa dalam transaksi ijarah harus jelas BACK C. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam e. Sifat Akad/ Transaksi Ijarah Jumhur ulama berpendapat bahwa akad/transaksi ijarah bersifat mengikat, kecuali ada cacat, atau barang tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Karena bersifat mengikat, kematian salah satu pihak yang menyewakan atau penyewa, tidak membatalkan ijarah. Manfaat dari sewa menyewa termasuk harta yang bisa diwariskan. BACK C. Lanjutan…Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam f. Tanggung Jawab Orang yang Diupah/ Digaji Ijarah yang berupa pekerjaan, apabila orang yang dipekerjakan itu bersifat pribadi, maka seluruh pekerjaan yang ditentukan untuk dikerjakan menjadi tangung jawabnya. Ulama fikih sepakat, apabila objek yang dikerjakan rusak ditangan pekerja bukan karena kelalaiannya dan tidak ada unsur kesengajaan, maka pekerja tidak dapat dituntut ganti rugi. BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam 1. Syirkah Syirkah yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu usaha, yang keuntungan atau hasilnya utuk mereka bersama. Syirkah yang sesuai syara’ bertujuan untuk kesejahteraan bersama merupakan salah satu bentuk ta’awun }2 :{المائدة ِ وتَعاونُوا َعلَى الْبِِّر والتَّ ْقوى والَ تَعاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو ان َ ُ َ ََ َ َ َ ََ َ dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2} BACK D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Syirkah yang sesuai dengan ketentuan Syara‘ : Syirkah tersebut dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah, Sabar, Tawakal, Jujur, Saling percaya antara sesama anggota syarikat, Bersih dari unsur-unsur kecurangan atau penipuan BACK D. Lanjutan… Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Macam-macam Syirkah: b. Syarikat Kerja Yaitu gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu jenis perusahaan dan pembagian keuntungan dibagikan sesuai dengan perjanjian. Manfaat Syarika Kerja: Menjalin hubungan persaudaraan Memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan. Menyelesaikan pekerjaan besar bersama untuk kepentingan umat manusia Melahirkan kemajuan dalam segala bidang. BACK D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam 2. Mudarabah (Qirad) Mudarabah yaitu pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian. Hukum mudarabah adalah mubah (boleh) sesuai dengan Firman Allah: }2 :{المائدة ِ وتَ عاونُوا َعلَى الْبِ ِّر والتَّ ْقوى والَ تَ عاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو ان َ ُ َ ََ َ َ َ َََ dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2} BACK D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Rukun Mudarabah (Qirad) • Muqrid (pemilik modal) dan Muqtarid (yang menjalankan modal) : balig, berakal sehat, dan jujur • Modal hendaknya diketahui jumlahnya dan tunai. • Jenis Usaha dan Tempatnya sebaiknya disepakati bersama. • Besarnya keuntungan hendaknya sesuai dengan kesepakatan diawal akad. • Muqtarid hendaknya jujur dan menggunkan modal atas izin muqrid. BACK D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Hikmah Penerapan Mudarabah di Masyarakat • Mewujudkan persaudaraan dan persatuan antara Muqrid (kelompok orang kaya) dan Muqtarid (kelompok miskin) • Mengurangi atau mungkin menghilangka pengangguran. • Memberikan pertolongan kepada fakir miskin (yang menjalankan modal) untuk dapat hidup mandiri. BACK D. Lanjutan…Kerja Sama Ekonomi dalam Islam 3. Muzara’ah, Mukhabarah, dan Musaqah (1). Muzara’ah dan Mukhabarah Muzara’ah ialah paruhan hasil sawah antara pemilik dan penggarap, benihnya berasal dari pemilik sawah. Jika benihnya dari penggarap disebut Mukhabarah. Muzara’ah dan Mukhabarah merupakan kerja sama dibidang pertanian yang dibolehkan dalam Islam, sesuai dengan syara’ dan pelaksanaannya tidak ada unsur kecurangan dan pemaksaan. BACK D. Lanjutan… Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Rukun dalam Muzara’ah dan Mukhabarah • Kedua pihak sudah balig, berakal sehat, amanah. • Sawah yang digarap betul-betul milik orang yang menyerahkan sawahnya untuk digarap. • Hendaknya ditentukan lamanya masa penggarapan • Besarnya paruhan antara kedua belah pihak ditentukan berdasarkan musyawarah antara keduanya. • Kedua belah pihak hendaknya menaati ketentuan-ketentuan yang telah mereka sepakati bersama BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam (1). Musaqah Musaqah ialah paruhan hasil kebun antara pemilik dan penggarap, besar bagian masing-masing sesuai dengan perjanjian pada waktu akad. ٍ ِ َّ صلَّي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َع َام َل أ َْى َل َخ ْي َر بِ َش ْر ٍط َما ي ب َّ ن ال ن ا ا م ه ن ع اهلل ي ض َع ِن ابْ ٍن ُع َم َر َر َ ْ َّ َ ُ َ ُ َ َ }ج ِم ْن َها ِم ْن ثَ َم ٍر اَ ْو َزْرٍع {رواه مسلم ُ يَ ْخ ُر “Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya Nabi SAW telah menyerahkan kebun miliknya, kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari hasilnya baik dari buah-buahan atau hasil tanaman (palawija)” (HR. Muslim) BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Manfaat dari Muzara’ah, Mukhabarah, Musaqah • Mewujudkan tolong menolong antara pemilik tanah dan penggarap. • Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran. • Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian. • Usaha pencegahan terhadap terjadinya lahan-lahan kritis. • Memlihara, meningkatkan dan melestarikan keindahan alam. BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam 4. Sistem Perbankan yang Islami Sistem perbankan yang islami maksudnya adalah sistem yang sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber kepada A-Qur’an dan Hadits. Bank Islam Adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lau lintas pembayaran, serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesusaikan dengan prinsip syariat Islam. BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Perkembangan Dunia Perbankan Islam Mesir telah mendirikan bank Islam (Bank Nasional Nasser tahun 1971). Dubai, Bank Islam Dubai pada tahun 1975. Jedah, Saudi arabia, Islamic Development Bank yang didukung oleh 40 Negara Muslim tanggal 20 Oktober 1975 Bank Islam di Indonesia didirikan atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI) diberi nama Bank Muamalat Indonesia, mulai beroperasi 1 Mei 1992 BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam 5. Sistem Asuransi yang Islami Asuransi menurut bahasa berarti pertanggungan (AtTa’min). Sedangkan menurut istilah yaitu akad atau perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dan mempertanggungkan sesuatu (peserta perusahaan asuransi) Asuransi muncul kira-kira pada abad ke-14 Ulama fikih sepakat bahwa asuransi dibolehkan dengan catatan cara kerja sesuai dengan ajaran Islam, yaitu ditegakkannya prinsip keadilan, dihilangkannya unsur untung-untungan, perampasan hak dan kezaliman serta bersih dari riba. BACK D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam Prinsip Asuransi Islam Ta’awun (saling tolong menolong) ِ وتَعاونُوا َعلَى الْبِِّر والتَّ ْقوى والَ تَعاونُوا َعلَى اْ ِإلثْ ِم والْع ْدو }2 :ان {المائدة َ ُ َ ََ َ َ َ ََ َ dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. {Q.S. Al-Maidah:2} BACK Lampiran 10 Nilai – Nilai Kritis Koefisien Korelasi (r) Product Moment 3 4 5 Taraf Signifikansi 5% 1% 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959 27 28 29 Taraf Signifikansi 5% 1% 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470 55 60 65 Taraf Signifikansi 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317 6 7 8 9 10 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 30 31 32 33 34 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 70 75 80 85 90 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 11 12 13 14 15 0,602 0,576 0,533 0,532 0,514 0,735 0,708 0,681 0,661 0,641 35 36 37 38 39 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 95 100 125 150 175 0,205 0,195 0,176 0,159 0,148 0,263 0,256 0,230 ,0210 0,194 16 17 18 19 20 0,487 0,482 0,468 0,456 0,444 0,623 0,606 0,600 0,575 0,561 40 41 42 43 44 0,412 0,308 0,304 0,301 0,297 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 200 300 400 500 600 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,181 0,148 0,128 0,116 0,105 21 22 23 24 25 26 0,433 0,423 0,414 0,404 0,396 0,388 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496 45 46 47 48 49 50 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361 700 800 900 1000 0,074 0,091 0,086 0,081 0,097 0,091 0,086 N N N Sumber: Suharsimi Arikunto: 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta 150