Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik DAMPAK SERTIFIKASI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK THE EFFECT OF TEACHER SERTIFICATION TOWARD THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ LEARNING QUALITY Siswandari dan Susilaningsih Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36A Surakarta email: [email protected] Diterima tanggal: 03/09/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 04/10/2013; Disetujui tanggal: 02/12/2013 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Secara lebih rinci tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) mengkaji kondisi akademik guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik, khususnya implementasi kompetensi pedagogik dan profesi mereka dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, 2) upaya guru untuk mempertahankan sertifikat pendidik yang telah dimiliki, khususnya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, dan 3) dampak sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Penelitian yang mengambil lokasi di eks Karesidenan Surakarta ini menggunakan pendekatan mixed method dengan memanfaatkan hasil penelitian kualitatif untuk mendisain pendekatan kuantitatifnya. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling untuk pendekatan kuantitatif, sedangkan criterion-based selection digunakan pada saat melakukan penelitian kualitatif. Informan dan sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 96 orang guru bersertifikasi, 74 guru yang belum bersertifikasi dan 17 kepala sekolah serta 424 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview), observasi, dokumentasi dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) hanya 37% dari guru bersertifikasi yang dapat menyampaikan materi dengan jelas, kemampuan pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran, kemampuan mengikuti perkembangan iptek dan inovasi pembelajaran serta pengembangan keprofesian berkelanjutan masih perlu ditingkatkan; 2) diskusi antar sejawat yang mengampu mata pelajaran sama merupakan upaya yang paling diminati untuk mempertahankan profesionalitasnya; 3) guru bersertifikasi belum menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas secara signifikan. Hal ini antara lain diindikasikan oleh kemampuan menjelaskan materi yang masih kurang, masih kurangnya kemampuan memanfaatkan teknologi pembelajaran (sekitar 25% dinyatakan kurang sampai cukup) dan 20% guru berindikasi kurang memperhatikan keadaan siswa secara individual. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah dalam mengembangkan keprofesian berkelanjutan (continuing professional development), bagi para guru pasca sertifikasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat dalam mengembangkan kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan guru Indonesia. Kata kunci: sertifikasi guru, kualitas pembelajaran,kompetensi pedagogik, profesi Abstract: The purpose of this study is to examine the impact of teacher certification to improve the quality of teaching-learning process. In detail the objectives are described as follows: 1) assess the condition of teachers’ academic who have been certified, especially in the implementation of their pedagogical and professional competencies in the learning process, 2) attempts of teachers to maintain their certification in improve pedagogical and professional competencies, and 3) the impact of teacher certification to improving the quality of learning process in the classroom. The study that took place in Surakarta using mixed method approach 487 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 by developing result of qualitative research to design the quantitative approach. Simple random sampling was used for quantitative approach while Criterion-based selection was used to draw sample for qualitative approach. Informants and samples involved in this study were 96 certified teachers, 74 teachers who have not been certified and 17 principals, and 424 students. Data collection method used in this study was in-depth interview, observation, documentation and questionnaires. Both interactive method and descriptive statistic were applied to analyze the data. The results of study show: 1) only 37% of certified teachers who deliver material clearly, the ability to use learning media and technology, the ability to follow the development of science and technology and learning innovation, also ability to do continuous professional development, need to be improved; 2) to maintain their professionalism, discussions between peer who teach same subjects is the most desirable method applied; 3) certified teachers have not shown an increase in the quality of teaching- learning process in the classroom significantly. This is partly indicated by the teacher ability to explain the material is still low, there is still a lack of ability to apply learning technologies (about 25% stated less to enough) and 20% of teachers indicated less attention to their student individually. The results of this study are expected to contribute to local governments in developing sustainable professionalism (continuing professional development) for teachers of post certification and to the central government in developing policies related to the welfare of teachers in Indonesia. Keywords: teacher certification, quality of teaching-learning process, pedagogical, professional competencies Pendahuluan Fe nome na adalah guru dan dosen. Oleh karena itu, guru dan bang sa dosen dapat dikatakan sebagai pemegang peran Indonesia di pasar global pada era persaingan r enda hnya day a sa ing yang sangat penting dan strategis dalam usaha kualitas menunjukkan bahwa pendidikan belum meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang pendidikan. Berapa pun besarnya investasi yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rendahnya ditanamkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, daya saing bangsa ditunjukkan oleh indeks tanpa kehadiran guru dan dosen yang kompeten, pengembangan manusia Indonesia yang berada profesional, bermartabat, dan sejahtera dapat pa da p eringkat 124 , ja uh b erad a di baw ah dip astik an ti dak a kan te rcapa i tuj uan y ang peringkat negara tetangga Malaysia yang berada diharapkan (UU No.14 Tahun 2005). pada peringkat 61 dan Singapore berada pada Masalah yang diajukan melalui penelitian ini peringkat 26 (Human Development Report 2013). ada lah ‘apa kah sert ifik asi guru ber damp ak Daya saing yang rendah dalam mendapatkan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran?’ pekerjaan di pasar kerja nasional dan global Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengkaji kondisi diindikasikan oleh tingkat pengangguran yang akademik guru yang telah mendapatkan sertifikat masih tinggi, pada Februari 2012 mencapai 6,32 pendidik, khususnya implementasi kompetensi persen (BPS, 2012). ped agog ik d an p rofe sional m erek a da lam Daya saing yang rendah suatu bangsa dapat kaitannya dengan proses pembelajaran; 2) upaya disebabkan karena rendahnya mutu pendidikan guru untuk mempertahankan sertifikat pendidik dari bangsa tersebut, sehingga keluaran (output) yang telah dimiliki, khususya dalam meningkatkan pe ndid ikan m emenangk an kompetensi pedagogik; 3) dampak sertifikasi guru persaingan di dunia kerja dan dunia usaha. terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di Keluaran pendidikan yang kurang berdaya saing kelas. kur ang mam pu dapat disebabkan karena kurang optimalnya ka pasi tas satuan-satua n pe ndid ikan dal am Kajian Literatur mentranformasikan peserta didik untuk mem- Konsep Kompetensi peroleh nilai tambah. Pelaku utama dalam proses Kompetensi muncul pertama kali dari kalangan transformasi nilai tambah kepada peserta didik industri. Secara spesifik kompetensi berhubungan 488 Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik dengan dunia kerja atau pekerjaan. Hal ini berarti Kompetesi guru yang berkaitan langsung dengan bahwa kompetensi itu dirumuskan secara eksplisit proses belajar mengajar adalah kompetensi terkait dengan bagaimana ekspektasi pengguna pedagogik. Dalam standar Nasional Pendidikan kerja terhadap tenaga kerja yang di– hire di Pasal 28 ayat (3) dikemukakan kompetensi tempat kerja yang dipimpinnya. Di kalangan pe dagogik industri, kompetensi berarti sekelompok pe- pe mbel ajar an p eser ta d idik yang me liputi nge tahuan (knowledge and under standi ng ) , pemahaman terhadap peserta didik, perancangan keterampilan (skills), sikap (attitudes), karakte- dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil ristik pribadi atau ciri kepribadian ( personal belajar, dan pengembangan peserta didik untuk characteristics/ personality traits), dan nilai-nilai baik me ngak tual isasi be rbag ai k ompe tensi ya ng (values) yang dianut (Siswandari, 2007) dimilikinya. Istilah kompetensi dapat dimaknai ke mamp uan atau kecakap an. sebagai Komp etensi adal ah k emam puan mengelola Tuntutan pemerintah di dalam PP No.19 Tahun 20 05 m engi ndik asik an b ahwa tug as d an bia sany a di asosiasi kan deng an p erformansi tanggung jawab guru sangat berat, sehingga pr ofesiona l ya ng t ing gi d an d alam dunia sebaiknya guru memiliki standar kualitas tertentu, pendidikan diyakini bahwa terdapat korelasi agar dapat melakukan tugas dan tanggung jawab antara komp etensi profesional g uru dengan secara baik, terutama dalam hal peningkatan performansi peserta didik, yang dapat ditunjukkan prestasi peserta didik. Hasil penelitian menun- dari hasil belajar atau prestasi peserta didik. jukkan bahwa kualitas guru berpengaruh pada Dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar peningkatan prestasi peserta didik (Robinson, Nasional Pendidikan, pada pasal 28 disebutkan 2009; Hammond, 1999). Lebih lanjut, Sanders & bahwa “ pend idik har us m emil iki kual ifik asi Rivers (1996) menyatakan bahwa faktor paling ak adem ik ag en penting yang memengaruhi prestasi peserta didik pembelajaran, sehat jasmani dan rokhani, serta adalah guru, dan faktor yang dapat meningkatkan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pr esta si pendidikan nasional” (PP No.19 Th 2005, ps 28). berpengetahuan dan terampil. Dengan demikian, Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan guru yang berkualitas akan menghasilkan peserta mi nima l ya ng harus dip enuhi ol eh seora ng didik yang berprestasi baik. d an k ompe tensi se baga i pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau p eser ta Menurut d idi k Mul yasa ad alah (20 07) gur u ya ng komp etensi sertifikat keahlian yang relevan, sesuai dengan pedagogik merupakan kemampuan guru dalam bidang studi yang menjadi tugas pokok. Karena pengelolaan pembelajaran peserta didik yang itu, seorang pendidik, minimal memiliki: kualifikasi sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai akademik serendah-rendahnya sarjana (S1) atau berikut: kemampuan mengelola pembelajaran, Diploma IV, latar belakang pendidikan sesuai pemahaman terhadap peserta didik, pengem- dengan tugas pokok, dan sertifikat profesi. Jika bangan kurikulum/silabus, perancangan pem- yang bersangkutan tidak memiliki ijazah atau be laja ran, pel aksa naan pem bela jara n ya ng sertifikat yang dipersyaratkan namun memiliki mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi keahlian khusus yang diakui dan diperlukan, yang pem bela jara n, e valuasi bersangkutan dapat diangkat sebagai pendidik pengembangan peserta didik untuk mengaktu- setelah menempuh uji kelayakan dan kesetaraan. alisasikan berbagai potensi yang hasi l be laja r, d an dimilikinya. Sedangkan kualifikasi kompetensi yang harus Kompetensi profesional guru menurut Joni dimiliki pendidik adalah kompetensi sebagai agen dalam Suyanto dan Hisyam (2000) diindikasikan pembelajaran, yakni kemampuan pendidik untuk dengan memiliki pengetahuan yang luas dari berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu bidang studi yang diajarkannya, mampu memilih dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. dan menggunakan berbagai metode mengajar di Menurut PP No. 19 tahun 2005, kompetensi dalam proses belajar-mengajar yang diselengga- yang harus dimiliki seorang guru adalah kom- rakannya. Dalam perspektif kebijakan nasional, petensi kepribadian, kompetensi sosial, kom- seb agai mana ter cant um d alam Penjela san petensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang 489 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 Sta ndar Nasiona l Pe ndid ikan kom pete nsi Konsep sertifikasi dalam kaitannya dengan profesional merupakan kemampuan guru dalam kualitas guru penguasaan materi pembelajaran secara luas Selanjutnya menurut Rice (2003), ada lima dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, ind ikat or t eruk ur y ang dapa t di perg unak an da n me toda kei lmua n/t eknologi /seni ya ng sebagai dasar menentukan karakteristik kualitas menaungi/koheren dengan materi ajar; materi ajar guru. Indikator tersebut adalah pengalaman guru, yang ada dalam kurikulum sekolah; hubungan program persiapan dan pendidikan guru, bidang konsep antarmata pelajaran terkait; penerapan studi yang dimiliki guru, nilai tes guru, dan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari- sertifikasi. Dalam konteks the No Child Left Behind hari; dan kompetisi secara profesional dalam Act (NCLBA) (ETS, 2004), untuk menjadi guru yang konteks global dengan tetap melestarikan nilai berkualitas, secara umum guru harus memiliki tiga dan budaya nasional. persyaratan, yaitu memiliki pendidikan sarjana, Kompetensi dapat ditingkatkan, diamati dan bersertifikasi, dan mampu menunjukkan kom- diukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. petensinya dalam bidang studi yang diajarkannya. Pengukuran secara kuantitatif dapat dilakukan Selanjutnya, Goe (2007) fokus pada empat unt uk unsur pem bang un k ompe tensi ya ng kategori sebagai indikator kualitas guru, yaitu: 1) meliputi pengetahuan dan hard-skills, sedangkan kualifikasi guru, 2) karakteristik guru, 3) praktik unsur lainnya dapat diukur secara kualitatif atau yang dilakukan guru, dan 4) efektifitas guru. diamati dengan seksama. Kelompok hard skills Kategori kualifikasi guru meliputi kesesuaian inilah yang paling mudah untuk dideteksi dan guru didasarkan pada kemampuan dan penga- umumnya yang pertama dilihat oleh pengguna lamannya, pengetahuan guru dan pengalaman kerja apakah seorang calon tenaga kerja itu ya ng d imil iki guru ya ng k esem uany a ak an qualified atau tidak. Kebutuhan pengembangan diekspresikan ketika guru berada di dalam kelas. kualitas guru ke depan akan cenderung berubah, Kualifikasi ini dapat dilihat dari pendidikan, nilai baik tuntutan internal maupun eksternal. Namun (I ndek s Pr esta si), bid ang studi, hasi l te s, demikian, hal utama dan pertama yang tetap pengalaman, sertifikasi, dan partisipasi guru dalam relevan untuk dilakukan adalah apa kebutuhan mengikuti pendidikan lanjutan, misalnya magang, pengguna lulusan dan standar. Standar yang pelatihan dan pengembangan profesi. Karak- dimaksud dapat diciptakan sendiri oleh lembaga teristik guru merupakan perilaku dan sikap guru yang bersangkutan (mengembangkan internal ketika berada di dalam kelas, misalnya ekspektasi benchmarking) atau mengacu pada standar lain guru terhadap peserta didik, kerja sama, kompetisi yang berlaku (external benchmarking). Pengukuran dan jender. Praktik yang dilakukan guru diindi- ini penting artinya karena prediksi diri (self- kasikan dengan praktik mengajar yang dilakukan estimates) sebagai orang yang berkompeten guru dimana guru berinteraksi dengan peserta kurang cukup menjadi dasar untuk menyebut didik dan strategi mengajar yang digunakan guru bahwa seseorang yang bersangkutan memang dalam menjalankan tugasnya, misalnya kese- memiliki kompetensi sebagaimana yang distan- suaian pelajaran dengan penilaian, mengkomu- darkan. Selanjutnya kompetensi mengacu pada nikasikan tujuan pembelajaran secara jelas dan bagaimana perilaku seseorang yang berkompeten, prestasi peserta didik yang diharapkan, memberi di mana kompeten itu sendiri lebih dimaknai kesempatan kepada peserta didik untuk meng- sebagai keterampilan dan standar kinerja yang komuni kasi kan apa yang sud ah d ipel ajar i, telah berhasil dicapai. Kompeten menggambarkan menggunakan penilaian formatif untuk menge- “what people can do”, sedangkan kompetensi lebih tahui sejauh mana peserta didik sudah mema- terfokus pada “how they do it (Siswandari, 2007, hami apa yang sudah diajarkan, menyeleng- 2008). ga raka n be laja r ak tif, da n me mpra tikk an serangkaian praktik mengajar terbaik. Indikator terakhir, efektivitas guru, dapat dilihat dari seberapa tinggi nilai tambah yang disumbangkan guru terhadap peserta didik, yang diindikasikan 490 Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik dari peningkatan prestasi peserta didik yang lebih Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan sesuai tinggi dari prestasi yang diharapkan. de ngan Per atur an M ent eri Pend idik an d an Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, Keb udayaan Nomor 05 Tahun 2 012, yak ni dapat disimpulkan bahwa guru yang berkualitas dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, adalah guru yang memiliki pendidikan memadai pendidikan dan latihan profesi guru, pemberian dari bidang ilmu sesuai dengan bidang yang sertifikat pendidik secara langsung, dan melalui diajarkan, meningkatkan keprofesian terus- pendidikan profesi guru. menerus melalui pendidikan lanjutan, memiliki sifat Sertifikasi harus disikapi oleh guru-guru di dan kepribadian yang baik, mendapat pengakuan Indonesia sebagai suatu proses yang dapat da ri p emer inta h at au lemb aga inde pend en menunja ng k emam puan gur u ke ara h le bih seb agai gur u pr ofesiona l ya ng d itunjukk an profesional. Sikap profesional ini diharapkan timbul dengan sertifikasi, mampu mengajar dengan baik, setelah guru lulus uji sertifikasi. Harapan lain sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang sertifikasi ini adalah dapat mewujudkan standar berprestasi baik. dan mutu pendidikan di Indonesia yang sejajar Dengan demikian, tepat jika dikatakan bahwa de ngan pendidi kan di negar a la in. Deng an guru berkualitas atau yang berkualifikasi, adalah sertifikasi guru diharapkan akan meningkatkan yang memenuhi standar pendidik, berpendidikan pre stasi pe sert a di dik. sarjana atau diploma 4, menguasai materi/isi penelitian, guru yang bersertifikasi dan yang pe laja ran sesuai d enga n st anda r isi, d an memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan menghayati dan melaksanakan proses pembe- yang diajarkannya di kelas berhubungan dengan lajaran sesuai dengan standar proses pembe- prestasi peserta didik (Heine, 2006, Rice, 2003). lajaran. Kriteria-kriteria tersebut telah dirumuskan Dengan demi kian, mi salnya seora ng g uru dalam ketentuan perundangan, yaitu UU Sisdiknas matematika yang bersertifikasi, memiliki kualifikasi No. 20 Tahun 2003, UU Guru dan Dosen No. 14 pendidikan sarjana dalam bidang studi mate- Tahun 2005, PP No. 19 tentang Standar Nasional mat ika, mak a guru t erse but akan mam pu Pendidikan dan serangkaian Keputusan Menteri me ning katk an p rest asi mate mati ka p eser ta Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang No. didiknya. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 Se baga imana ya ng Ber dasa rkan t ela h hasil di disk usik an menyiratkan bahwa guru sebagai agen pembe- tersebut di atas, sertifikasi merupakan salah satu lajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu sarana untuk mencapai suatu tujuan pendidikan pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan ya ng l ebih bai k me lal ui p enye diaa n guru fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki berkualitas. Dengan sertifikasi diharapkan guru syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah dapat memilik i kinerj a yang l ebih bai k dan kompetensi. Syarat kompetensi tersebut ditinjau terstandar. Kinerja guru merupakan hasil kerja dari perspektif administratif, ditunjukkan dengan yang dapat dicapai guru melalui tugas utama adanya sertifikat, dan dalam perspektif teknologi mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, pendidikan kompetensi tersebut ditunjukkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik secara fungsional, yaitu kemampuannya menge- pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan lola kegiatan belajar dan pembelajaran. formal , pe ndid ikan dasar, dan pend idik an Dalam meningkatkan kualitas dan kinerja menengah menurut ukuran yang berlaku dalam guru, mulai tahun 2007 pemerintah (Depdiknas) upaya mencapai tujuan organisasi (sekolah). Agar menyelenggarakan uji kompetensi bagi para guru. menjadi guru berkualitas, seorang guru harus Guru-guru yang telah memenuhi kriteria sertifikasi memiliki komitmen untuk belajar terus menerus diberi kesempatan untuk mengikuti serangkaian guna meningkatkan kompetensinya. Peningkatan proses ujian kompetensi untuk bisa mendapatkan Keprofesian Guru Berkelanjutan ( Continuing sertifikat guru. Sertifikasi bagi guru prajabatan Professional Development atau CPD) mencakup dilakukan melalui pendidikan profesi guru (PPG) berbagai proses belajar, baik formal maupun di LPTK yang te rakr edit asi dan dite tapk an informal yang memungkinkan setiap individu pemerintah, diakhiri dengan uji kompetensi. meningkatkan kualitas diri atau kemampuannya. 491 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 Secara khusus CPD merupakan kegiatan menyelenggarakan proses pembelajaran yang pengembangan keprofesian yang dilakukan oleh berkualitas sehingga menghasilkan peserta didik guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan yang berprestasi baik. Karena itu, kualitas guru dan keterampilan mereka, dan memungkinkan harus ditingkatkan secara terus-menerus, sejak mereka mempertimbangkan sikap dan pendekatan masa pendidikan persiapan menjadi guru, masa yang mereka lakukan terhadap pendidikan anak prajabatan, sampai selama menjabat menjadi (pe sert a di dik) dal am k onte ks p eningkat an guru. kualitas proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus ( on-going). Konsep pendidikan, belajar dan mutu proses Pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat pembelajaran dilakukan melalui kegiatan: 1) pengembangan diri, Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mel iput i: m engi kuti dik lat fung sional d an tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 melaksanakan kegiatan kolektif guru; 2) publikasi Pasal 1 Ayat 2 pendidikan diartikan sebagai usaha ilmiah, meliputi: membuat publikasi ilmiah hasil sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana penelitian dan membuat publikasi buku; dan 3) belajar dan proses pembelajaran agar peserta karya inovatif, meliputi: menemukan teknologi didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya tepat guna, menemukan/menciptakan karya seni, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, me mbua t/me modi fika si alat pel ajar an d an pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mengikuti pengembangan penyusunan standar, mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, pedoman, soal dan sej enisnya. Melalui CPD masyarakat, bangsa dan negara. diharapkan setiap guru dapat terus meningkatkan Usaha sada r ya ng t ere ncana te rseb ut kualitas dirinya dan meningkatkan kualitas lulusan terutama harus terfokus pada siswa atau peserta dar i se tiap jenjang pendidi kan (dasar d an didik yang sedang belajar. Semua guru harus menengah) sehingga mereka mempunyai daya fokus pada siswa: seberapa jauh siswa sudah saing yang tinggi. bel ajar, se bera pa j auh apa yang sud ah d i- Beb erap a ha sil pene liti an m enunjukk an pelajarinya itu mampu mereka terapkan dalam ba hwa guru ber kual itas dengan sala h sa tu bersikap dan bekerja, dan bagaimana prestasi indikator bersertifikasi dan yang memiliki latar mereka dalam kerangka daya saing secara umum belakang pendidikan sesuai dengan yang diajar- (Siswandari, 2007). kannya di kelas berhubungan dengan prestasi Era globalisasi yang dimulai pada abad XXI peserta didik (Heine, 2006, Rice, 2003). Tingginya ini dapat dipandang sebagai era persaingan prestasi peserta didik dimungkinkan karena kualit as. Keny ataa n ini me mbaw a be rbag ai proses pembelajaran yang diselenggarakan guru konsekuensi cukup baik sehingga peserta didik dapat mencapai termasuk bidang pendidikan. Konsekuensi baru ha sil bela jar yang ba ik p ula. Châu ( 199 6) itu antara lain adanya tuntutan terhadap lembaga berpendapat bahwa tingkat kompetensi guru pendidikan (termasuk pendidikan dasar dan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi me neng ah serta pendid ikan tinggi) unt uk kualitas pembelajaran. Penelitian yang dilakukan menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam arti Châu di Madhya Pradesh, India, menemukan mampu bersaing, mampu memenuhi kebutuhan bahwa kekurangan penguasaan materi mata untuk menapaki level pendidikan yang lebih tinggi, pelajaran yang diajarkan karena guru tidak dan mampu memenuhi tuntutan pasar kerja memiliki pendidikan profesi, akan berdampak pada (Siswandari, 2007). Lulusan yang berkualitas proses pembelajaran dan pada prestasi peserta sebagaimana dimaksud sudah dapat dipastikan didik. Permasalahan yang sama juga terjadi di merupakan produk dari proses pembelajaran yang negara-negara lain (Châu, 1996, p.186). ba ik, yang bar u ole h pa da Pr iba di b erba gai d iseb ut bida ng, sebag ai Ber dasa rkan beb erap a ha sil pene liti an pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik tersebut dapat disimpulkan bahwa guru yang (Pribadi, 2010:28). Selanjutnya dijelaskan bahwa berkualitas, bagi guru di Indonesia adalah guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang yang bersertifikasi, yang dipandang akan mampu baik sebagaimana dimaksud, maka seorang guru 492 Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik wajib merancang proses pembelajarannya secara interaksi dari tiga komponen, yaitu reduksi data, sistematik dan sistemik. Sistemik merujuk kepada sajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi suatu upaya untuk melakukan tindakan secara (Miles & Huberman dalam Sutopo, 2002:91). terarah, langkah demi langkah dalam rangka Analisis data kuantitatif menggunakan analisis mencapa i statistik deskriptif. tujuan yang sudah diga risk an, sedangkan sistematik merupakan cara pandang yang menganggap sebuah sistem sebagai suatu Hasil Penelitian dan Pembahasan ke satuan kom pone n- Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru komponennya. Itulah yang seharusnya dilakukan y ang utuh de ngan Bersertifikat Pendidik: Kajian Akademik dan semua guru, terutama guru yang sudah ber- Upaya Mempertahankan Sertifikat Pendidik sertifikasi, dalam rangka menghasilkan lulusan Kompetensi pedagogik merupakan salah satu yang cerdas komprehensif dan berdaya saing jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru, tinggi. Negara manapun yang ingin maju wajib karena kompetensi pedagogik pada dasarnya menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas ada lah kema mpua n guru d alam mengelola di mana pendidikan berkualitas ini merupakan pembelajaran peserta didik. Kompetensi peda- kri stal isasi da ri p rose s pe mbel ajar an y ang gogik merupakan kompetensi khas, yang akan berkualitas seperti yang dijelaskan di atas. Hanya membedakan guru dengan profesi lainnya dan melalui pembelajaran yang berkualitas ini saja akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan pe meri ntah Ind onesia b aru bole h be rpeng- hasil pembelajaran peserta didiknya. harapan menghasilkan generasi yang tangguh Berdasarkan hasil kajian pada sekolah yang lahir batin dan mampu bersaing dengan lulusan menjadi kasus dalam penelitian ini diperoleh negara manapun. informasi bahwa secara umum guru bersertifikasi pendidik di sekolah tersebut sudah memiliki Metode Penelitian kompetensi pedagogik yang cukup baik. Sebagian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di besar guru bersertifikasi memahami wawasan beberapa sekolah di eks Karesidenan Surakarta. landasan pendidikan. Indikator ini menunjukkan Teknik sampling yang digunakan adalah simple bahwa guru memiliki latar belakang pendidikan random sampling untuk pendekatan kuantitatif keilmuan sehingga memiliki keahlian secara sedangkan criterion-based selection digunakan akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pad a sa at m elak ukan penelit ian kual itat if pengelolaan pembelajaran yang berbasis mata (Creswell, 2003). Berdasarkan kesediaan kepala pelajaran, berarti guru di sekolah tersebut telah sekolah, maka informan dan responden penelitian mem ilik i ke sesuaian ant ara lata r be laka ng ini berasal dari 18 sekolah, satu sekolah sebagai keilmuan dengan mata pelajaran yang dibina. ka sus dala m pe neli tian dengan pend ekat an Sel ain itu, gur u me mili ki p enge tahuan d an kualitatif, sedangkan 17 sekolah lainnya sebagai pengalaman dalam penyelenggaraan pembe- objek penelitian dengan pendekatan kuantitatif. lajaran di kelas. Sumber data adalah guru bersertifikasi pendidik, Guru bersertifikasi pendidik telah memiliki sebagai informan dalam penelitian tahap I, siswa, pemahaman terhadap peserta didik, melakukan kepala sekolah dan guru yang belum bersertifikat per anca ngan pend idik, serta guru b ersert ifikasi pend idik pe mbel ajar an y ang mend idik dan dia logi s, sebagai responden penelitian tahap II. Jumlah memanfaatkan teknologi pembelajaran, mela- informan da n responden peneliti an ini guru kukan evaluasi belajar, secara ba ik. Hal ini bersertifikasi pendidik sebanyak 96 orang, siswa menunjukkan bahwa semua guru bersertifikasi sebanyak 424 orang, kepala sekolah sebanyak telah memiliki pemahaman tentang psikologi 17 orang, dan guru belum bersertifikat sebanyak per kemb anga n anak, sehi ngga mengeta hui 74 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan dengan bena r pe ndeka tan yang tep at y ang tek nik obse rvasi, di lakukan pada ana k di diknya. Guru dap at dokumentasi dan kuesioner. Analisis data kualitatif membimbing anak melewati masa-masa sulit menggunakan teknik analisis interaktif, yaitu dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru wawa ncar a me ndal am, pem bela jara n, m elak sana kan 493 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap guru p rofe sional m elak sana kan peng ajar an latar belakang pribadi anak, sehingga dapat dengan baik, mengembangkan ilmu pengetahuan mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi dan teknologi serta seni yang dimilikinya sehingga anak serta menentukan solusi dan pendekatan tidak usang, memiliki karakter dan kepribadian yang tepat. yang baik, berperilaku dan bersikap yang baik Guru yang melakukan perancangan pem- dalam masyarakat, agen perubahan dan pem- belajaran berarti guru telah merencanakan sistem baharuan sehingga berbaur dengan masyara- pembelajaran dengan memanfaatkan sumber katnya, berperan aktif dalam organisasi profesi daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari dan organisasi masyarakat. Ilmu mengajar dan awal sampai akhir telah dapat direncanakan mendidik yang dimiliki guru diperoleh melalui secara strategis, termasuk antisipasi masalah pendidikan yang penuh minimal sarjana atau D- yang kemungkinan dapat timbul dari skenario 4. Kondisi ini membuktikan bahwa guru ber- yang direncanakan. Selanjutnya, dalam proses sertifikasi yang telah memiliki pendidikan minimal pembelajaran, guru menciptakan situasi belajar S1 telah mampu menjaga profesionalitas mereka. yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan Terdapat satu hal yang belum dilakukan ruang yang luas bagi peserta didik untuk dapat secara baik oleh guru-guru bersertifikasi, yaitu me ngek splor ke mamp uannya menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. Dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan menyelenggarakan pembelajaran, guru menggu- karena keterbatasan kemampuan guru meng- nakan teknologi sebagai media, potensi da n menyediakan hubungkan konsep teoretis dengan kehidupan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan peserta didik sehari-hari. Seharusnya hal ini dapat menggunakan teknologi informasi. Membiasakan dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan anak peserta didik untuk melakukan pengamatan b erintera ksi deng an m engg unak an teknologi. fenomena yang ada di sekitarnya, dihubungkan Pad a se tiap proses pemb elaj aran, guru dengan teori-teori yang telah diajarkan di kelas. mampu melakukan evaluasi pembelajaran yang Selain itu, guru bersertifikasi pendidik belum meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar mampu mengembangkan pembelajaran dengan anak, metode dan pendekatan. Dalam proses inovasi media, metode, alat dan sumber belajar evaluasi, guru merencanakan penilaian yang secara optimal agar kualitas pembelajaran dapat tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan ber kemb ang seir ing deng an p erke mbangan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. jaman. Ketidakmampuan ini dapat disebabkan Walaupun pada sebagian besar indikator para kar ena kete rbat asan ket eram pila n da lam guru bersertifikasi mampu melaksanakannya, menggunakan teknologi informasi yang ber- namun dalam pengembangan kurikulum dan kembang pesat. Sejalan dengan masalah ter- silabus, para guru belum memberikan kontribusi sebut, maka guru bersertifikasi pendidik di sekolah yang maksimal. Idealnya, guru mampu mengem- tersebut juga belum mengembangkan kurikulum/ bangkan kurikulum pendidikan nasional yang si labus da n me manf aat kan teknolog i ya ng disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan tersedia secara optimal. sekolah. Ketidakmampuan ini seharusnya tidak terjadi, Ditinjau dari kompetensi profesional, secara karena guru profesional harus selalu mening- umum guru bersertifikasi pendidik di sekolah yang katkan pengetahuan dan kompetensinya se- menjadi kasus dalam penelitian ini telah memiliki hingga mampu sebagai agen perubahan dan kompet ensi Guru pembaruan. Guru harus selalu meningkatkan bersertifikasi pendidik telah memahami mata profesionalismenya melalui peningkatan belajar pelajaran yang diajarnya, mampu menyusun secara individu, diskusi, seminar, dan pelatihan. program pengajaran, mampu menyusun pe- Lebih lanjut, guru harus membangun budaya rangkat penilaian, dan mampu mengembangkan profesional dalam dirinya dan diimplementasikan pembelajaran dengan media, metode, alat dan dalam sekolah. profesi ona l cukup baik . sumber belajar secara baik. Secara konseptual, 494 Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik Dampak Sertifikasi Guru terhadap Guru p rofe sional m emi liki kem ampuan Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta memperhatikan peserta didik secara individual, Didik karena peserta didik adalah invidu yang unik, Kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru- individu yang sedang berkembang yang memer- guru bersertifikasi pendidik belum sepenuhnya lukan bimbingan individual, serta mereka memiliki dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan untuk mandiri. Ternyata kemampuan pernyataan peserta didik yang menilai bahwa guru ini juga masih harus ditingkatkan, karena guru bersertifikasi pendidik yang dapat menyampaikan yang cukup dan kurang baik kemampuannya materi pelajaran secara jelas hanya sebanyak memperhatikan siswa secara individual masih 37% , da n se bany ak 5 % ti dak jela s da lam cukup banyak, sekitar 20%. Agar perkembangan menyampaikan materi pelajaran, serta sebanyak individu siswa pada aspek fisik, intelektual, sosial, 10% kurang jelas dalam menyampaikan materi em osional, dan mor al b erja lan baik , ma ka pelajaran. Padahal, guru bersertifikasi atau guru kemampuan ini harus meningkat agar guru dapat yang sudah berkualifikasi adalah guru yang mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi mampu mengajar dengan baik sehingga dapat anak serta menentukan solusi dan pendekatan menghasilkan peserta didik yang berprestasi baik. yang tepat. Di Indonesia guru yang berkualitas adalah guru Searah dengan kompetensi pedagogik, dalam yang memenuhi standar pendidik, menguasai kompetensi profesional, kemampuan mengikuti materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi, perkembangan iptek untuk pemutakhiran materi dan menghay ati dan mela ksanakan proses pem bela jara n pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran masih perlu mendapat perhatian, pembelajaran. Dengan demikian, idealnya, guru karena sekitar 30% guru bersertifikat pendidik yang sudah bersertifikasi akan mampu menyam- masih berada pada kategori cukup dan kurang paikan materi pelajaran dengan baik, karena guru baik kemampuannya. Selain itu, kemampuan menguasai materi yang diajarkan, menguasai mengembangkan keprofesian berkelanjutan juga st rate gi m enga jar dengan da n pe ngem bang an i nova si baik , se hing ga masih kurang. Kurang lebih sebanyak 32% berada seharusnya dapat menjelaskan materi pelajaran pada kategori cukup dan kurang baik. Kegiatan dengan baik. pengembangan profesionalitas berkelanjutan Kompetensi pedagogik guru bersertifikasi wajib dilakukan oleh guru dalam rangka mening- ma sih diti ngka tkan secara terus-me nerus. katkan pengetahuan dan keterampilan mereka, Kemampuan menyiapkan media, memanfaatkan yang memungkinkan guru melakukan peningkatan media pembelajaran dan memanfaatkan teknologi kualitas proses belajar-mengajar secara terus- pembelajaran menjadi prioritas utama, karena menerus. Bagaimanapun, guru profesional harus berdasarkan informasi guru bersertifikasi serta selalu meningkatkan pengetahuan dan kom- guru belum bersertifikasi serta pernyataan kepala pet ensi nya sehi ngga mam pu m enja di a gen se kola h, sebanyak kur ang lebi h 30 % guru perubahan dan pembaruan. bersertifikasi pendidik berkategori cukup dan Agar tetap dapat menjadi guru bersertifikasi kurang mampu melaksanakan tugasnya ber- yang profesional, guru harus selalu meningkatkan hubungan dengan media dan teknologi pembe- kom pete nsinya. lajaran. Padahal, media pembelajaran dapat dilakukan para guru di eks Karesidenan Surakarta membantu guru dalam menyampaikan materi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan pembelajaran, sehingga dapat tercapai suatu kompetensi profesionalnya adalah diskusi dengan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. sejawat dan diskusi pada forum MGMP, mengikuti Menyiapkan media dan memanfaatkannya pada kegiatan ilmiah lokakarya/seminar, mengikuti umumnya terkait erat dengan pemanf aatan perkembangan iptek, studi lanjut, serta kegiatan teknologi pembelajaran. Dengan demikian, ketiga lainnya, misalnya melakukan penelitian tindakan kompetensi tersebut dapat ditingkatkan secara kelas, menulis buku, melakukan studi banding dan simultan. sebagainya. Dari beberapa aktivitas tersebut, Upay a-up aya yang tel ah diskusi antarteman sejawat di sekolah yang 495 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 mengampu mata pelajaran sama merupakan dengan proses pembelajaran belum memuaskan upaya yang paling diminati oleh para guru, yang diindikasikan dengan keadaan sebagai ditunjukkan dengan sekitar 70% guru yang berikut: melakukannya. a. Studi lanjut untuk meningkatkan kualifikasi akademik merupakan upaya yang paling sedikit hanya 37% dari guru bersertifikasi yang dapat menyampaikan materi dengan jelas. b. sekitar 30% guru bersertifikasi pendidik dipilih oleh guru. Sebenarnya banyak model be rkat egor i ‘cukup dan kur ang mamp u’ peningkatan kualifikasi akademik yang bisa dipilih mel aksa naka n oleh guru yang ingin meningkatkan kualifikasinya dengan media dan teknologi pembelajaran. tanpa m engg angg u tugas pokoknya . Da lam memilih model kelanjutan studi, guru c. harus tugasnya b erhubung an sekitar 30% guru berada pada kategori ‘cukup dan kurang baik’ k emampuannya dalam mempertimbangkan berbagai hal yang berkenaan mengikuti dengan kemampuan akademik, kesiapan mental, pe muta khir an m ater i pe mbel ajar an d an kondisi masing- masi ng t anpa mel upak an tanggung jawabnya sebagai guru. Beberapa p erke mbangan ipte k untuk pengembangan inovasi pembelajaran. d. Kurang lebih sebanyak 32% guru berada model peningkatan kualifikasi akademik yang pad a ka tegori ‘ cukup da n kurang bai k’ diprogramkan dan dicanangkan oleh pemerintah ke mamp uannya d alam mengemb angk an dan dapat dipilih untuk meningkatkan kualifikasi keprofesian berkelanjutan. guru antara lain adalah model tugas belajar, model Kedua, berbagai upaya dilakukan guru untuk ijin belajar, model akreditasi, model Belajar Jarak mempertahankan sertifikat pendidik yang telah Jauh (BJJ), model berkala, model berdasarkan dimiliki, khususya dalam meningkatkan kompe- peta kewilayahan, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) tensi pedagogik dan profesional. Diskusi antar- Berbasis ICT, dan Peningkatan Kualifikasi Akademik sejawat yang mengampu mata pelajaran sama (PK A) G uru Berb asis KKG. Beb erap a model merupakan upaya yang paling diminati untuk peningk atan kualifika si akademik ba gi guru mempertahankan keprofesiannya. Sebaliknya, tersebut sudah diimplementasikan di berbagai publikasi ilmiah dan karya inovasi sangat sedikit perguruan tinggi negeri maupun swasta. dilakukan oleh guru yang bersertifikat pendidik. Apa yang telah dilakukan para guru ber- Ketiga, guru bersertifikasi belum menunjuk- sertifikasi pendidik di Surakarta sudah cukup kan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas bagus, namun masih tetap harus dipertahankan secara signifikan. Hal ini, antara lain diindikasikan keberlanjutannya karena semua upaya tersebut oleh kemampuan menjelaskan materi yang masih akan dapat meningkatkan kualitas guru. Semua kurang, masih kurangnya kemampuan meman- upaya pengembangan yang dilakukan dapat faatkan teknologi pembelajaran (sekitar 25% berupa kegiatan pengembangan diri, publikasi dinyatakan kurang sampai cukup), kemampuan ilmiah dan karya inovatif. Dari ketiga jenis kegiatan menyiapkan media (sekitar 30% dinyatakan ter sebut , se bagia n besar g uru b erser tifi kat kurang sampai cukup), dan 20% guru berindikasi pendidi k me lakukan upay a pe ngem bang an kurang sampai cukup memperhatikan keadaan profesionalitasnya melalui pengembangan diri. siswa secara individual. Bahkan, terdapat 5% Guru yang melakukan kegiatan publikasi ilmiah dan guru yang kurang baik dalam menyusun silabus karya inovatif jumlahnya sangat sedikit. pembelajaran. Simpulan dan Saran Saran Simpulan Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka saran Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat yang diberikan adalah sebagai berikut: disimpulkan tiga hal sebagai berikut: Bagi guru bersertifikasi pendidik disarankan Pertama, kondisi akademik guru yang telah untuk: 1) menjaga status ‘guru bersertifikasi’ mendapatkan sertifikat pendidik, khususnya dengan menjalankan p ekerjaan guru sesuai imp leme ntasi d an dengan standar mutu yang ada, terutama yang kompetensi profesional mereka dalam kaitannya me nyangkut siswa a tau pese rta didi k ya ng 496 kompet ensi ped agog ik Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik sedang belajar dan mutu proses pembelajaran; mendukung profesionalitas guru melalui program- da n 2) meningk atka n kualit as d iri seca ra program yang mendukung pengembangan diri, berkelanjutan melalui kegiatan pengembangan publikasi ilmiah dan karya inovatif guru; dan 2) di ri, publ ikasi il miah at au k arya inovati f. mengembangkan budaya pemanfaatan teknologi Peningkatan kualitas diri berkelanjutan ini akan pendidikan bagi semua guru, sehingga sejak memengaruhi guru yang bersangkutan, guru lain proses perencanaan sampai proses evaluasi yang pendidikan dilakukan berbasis teknologi. sudah berserti fika si m aupun be lum bersertifikasi, peserta didik, dan akan menciptakan Selanjutnya bagi pengembang kebijakan atm osfer sekola h yang lebi h dina mis untuk (Pemerintah daerah/Pemerintah Pusat) disa- menjawab tantangan jaman. rankan: 1) sebaiknya sertifikasi menjadi standar Bag i gur u be lum b erser tifik asi pendi dik mutu guru, sehingga proses sertifikasi guru hendaknya mempersiapkan diri menghadapi sebaiknya lebih terstandar, agar jaminan mutu sertifikasi, agar proses sertifikasi dapat dilalui guru bersertifikasi dapat lebih diandalkan; dan 2) dengan baik, dan bila sudah bersertifikasi dapat apabila sertifikasi sudah menjadi standar mutu menunjukkan kinerja profesional yang baik pula. guru, maka kesejahteraan guru dapat ditingkat- Bagi sekolah disarankan agar terus-menerus kan berdasarkan kesesuaian kinerja guru dengan untuk: 1) membangun atmosfer akademik yang standar mutu yang ada. Pustaka Acuan Badan Pusat Statistik. 2012. Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012. Keadaan Ketenagakerjaan Pebruari 2012. Châu, G. 1996. The Quality of Primary Schools in Different Development Contexts. UNESCO: International Institute for Educational Planning. Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. 2nd Edition. Thousand Oaks: Sage. ETS. 2004. Where We Stand On Teacher Quality: An Issue Paper From ETS. Teacher Quality Series. Diunduh 1 Februari 2010 dari http://www.ets.org/Media/News_and_Media/position_paper.pdf. Goe, L. 2007. The Link between Quality and Student Outcomes: A Research Synthesis. Washington, DC: National Comprehensive Center for Teacher Quality. Diunduh 14 Agustus 2012 dari http:// www. Ncctq.org/publications/LinkBetween TQ and Student Outcomes.pdf Hammond, Linda Darling. 1999. Teacher Quality and Student Achievement: A Review of State Policy Evidence. Education Policy Analysis Archives, Volume 8, Issue 1, pp. 1–50. http://epaa.asu.edu/ ojs/article/view/392 diunduh 16 Agustus 2012. Heine, Hilda. 2006. Why Teacher Certification? Pacific Educator. Fall 2006. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 05 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pribadi, Benny A. 2010. Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Robinson, DoÆa I. 2009. Teacher Quality as a Factor of Student Achievement: How Does the Type of Teacher Certification Correlate with Student Mathematics Achievement? Phi Delta Kappa 497 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013 International 2009 Summit on Quality Educator Recruitment and Retention. http:// www.pdkintl.org/member/docs/R_Teacher_Quality.pdf. diunduh 10 Agustus 2012. Sanders, W. & Rivers J. 1996. Cumulative and Residual Effects of Teachers on Future. Tennessee: University of Tennessee Value-Added Research and Assessment Center Siswandari. 2007. Kompetensi, Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum, dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Berkelanjutan - tulisan dimuat dalam Jurnal Pendidikan Dwija Wacana Jilid 8 No. 1, Mei 2007 – Jurnal Terakreditasi SK Dirjen DIKTI No. 23a/DIKTI/Kep/2004 tgl 4 Juni 2004 _________. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Statistika Untuk Meningkatkan Transferable Skills Mahasiswa: Upaya Meningkatkan Daya Saing Lulusan (Jurnal Penelitian Pendidikan Paedagogia Jilid 9 No. 2 Agustus 2007 – Jurnal Terakreditasi SK Dirjen DIKTI No. 23a/DIKTI/ Kep/2004 tgl 4 Juni 2004) _________. 2008. Pengembangan kurikulum dan Implementasinya (Peningkatan Transferable Skills Mahasiswa): Directorate of Academic Affair – Directorate General of Higher Education – Ministry of National Education - Annual Conference on Higher Education Excellence. Edisi Desember 2008 Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi Cita. Rice, Jennifer. 2003. Understanding the Effectiveness of Teacher Attributes. Retrieved on November 5, 2005 from http://www.epinet.org/printer.cfm?id=1500&content_ type1&nice_namebooks_teacher. diunduh 11 September 2012 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 498