Tugas Akhir - 2013 REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN ROKOK (ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP IKLAN GUDANG GARAM SURYA VERSI SUCCESS) Pradipta Caesar Adisurya¹, Maylanny Christin. S.s², M.si³ ¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom Abstrak Iklan televisi merupakan bentuk pemasaran yang tidak hanya bertujuan menjual produk namun juga membentuk citra. Citra yang dibentuk oleh iklan televisi dapat mengkonstruksi “realita”. Maskulin merupakan konsep gender yang disematkan kepada laki-laki oleh suatu budaya. Iklan rokok Gudang Garam Surya versi Success menampilkan sebuah citra maskulin yang agak berbeda dari iklan rokok pada umumnya, yakni perpaduan antara citra laki-laki urban dan citra laki-laki yang mendominasi atau gladiator-retro man . Penelitian bertujuan mengungkap makna denotasi, konotasi dan mitos dalam iklan tersebut. Dan juga mencari ideologi yang mendominasi dalam iklan tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode semiotika versi Roland Barthes yang mengkaji tanda-tanda melalui dua tahap signifikasi yaitu tahap denotasi dan tahap konotasi. Hasil penelitian secara denotasi menampilkan citra dari kehidupan dan kesuksesan seorang lakilaki eksekutif di sebuah kota besar. Namun secara konotasi, menampilkan representasi dari tipe laki-laki yang aktif dan dominan dalam kehidupan. Kemudian ideologi yang mendominasi dalam iklan ini yaitu ideologi patriarki. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan studi ilmu komunikasi dan menjadi acuan bagi cara pandang kaum laki-laki dalam memaknai iklan televisi rokok. Kata Kunci: Iklan, Representasi, Maskulinitas, Semiotika, Rokok Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan pada dasarnya merupakan suatu bentuk proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi gagasan atau ide kepada sekelompok orang atau individu melalui suatu media. Liliweri (dalam Widyatama, 2009:15) mendefinisikan iklan sebagai suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Media massa memiliki peran besar dalam memproduksi dan mengkonstruksi nilai tanda. Televisi selain sebagai salah satu media elektronik yang memiliki kemampuan dalam menjangkau khalayak luas juga memiliki fungsi lain yakni fungsi konstruksi. Dikemukakan oleh Mulyana (2009:12) bahwa televisi juga dapat menawarkan definisi tertentu mengenai kehidupan manusia. Dapat disimpulkan bahwa iklan televisi memiliki kemampuan dalam menciptakan sebuah persepsi manusia akan realitas. Penggunaan iklan televisi khususnya sebagai sarana promosi dapat memberikan dampak emosional yang kuat bagi Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 2 audiensnya. Hal tersebut menurut Moriarty et al. (2009:332) dikarenakan paduan gambar, suara, warna dan gerak dan drama yang dimiliki iklan televisi dapat menciptakan respons emosional dibanding media lain. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan iklan pada media televisi juga merupakan cara berpromosi yang paling efektif dalam menjangkau khalayak luas dan dapat digunakan untuk menciptakan citra dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Kemudian di Indonesia, rokok menjadi salah satu komoditas kontroversial bersama dengan kondom dan alkohol. Hal tersebut menurut Handayani et al (2012:145) terjadi dikarenakan dampak negatif yang dimilikinya dapat mempengaruhi pengguna, lingkungan dan sosial secara langsung maupun tidak langsung. Karenanya beragam upaya promosi ditempuh para pelaku industri rokok di Indonesia untuk menyebarkan citra positif rokok pada khalayak. Salah satunya dengan menggunakan berbagai jenis media sebagai sarana berpromosi, khususnya media elektronik sebagai medium berpromosi produk rokok. Televisi menjadi media massa favorit bagi para produsen produk untuk mengiklankan produknya. Jumlah pengeluaran belanja iklan televisi industri rokok di media masa terhitung berjumlah besar dan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 3 mengalami peningkatan. Pada 2010 total belanja iklan televisi industri rokok mencapai 1,98 triliun rupiah, naik 0,20 triliun rupiah pada 2009 (http://m.tempo.co/read/news/2012/02/21/206385464/). Tercatat pada kuartal pertama di 2011, televisi mendominasi pangsa pasar iklan sebesar 62% dari total belanja iklan, atau sekitar Rp9,672triliun, diikuti surat kabar sebesar 35%. Pada periode tersebut industri rokok menjadi produk pangan dengan jumlah belanja iklan tertinggi yang beriklan di media televisi. Tabel 1.1 : Pengiklan Terbesar kuartal 1/2011 (iklan televisi) Peringkat Jenis Produk / Instansi Persentase Belanja Iklan 1 Telekomunikasi Rp. 1,211 triliun 2 Otomotif Rp. 580 miliar 3 Perawatan Rambut Rp. 576 miliar 4 Pemerintah & Politik Rp. 525 miliar 5 Rokok Rp. 516 miliar 6 Susu Pertumbuhan Rp. 497 miliar 7 Perawatan Wajah Rp. 478 miliar Sumber : http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/397493/44/ Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 4 Hasil survey Nielsen turut menyebutkan bahwa media menerima Rp. 1,5 triliun pendapatan dari iklan rokok, dimana media televisi mendapat total 70 % pendapatan mereka (http://www.bali-bisnis.com/index.php/category/ekonomibisnis/jasaekonomibisnis/). Hal tersebut menjadikan iklan televisi rokok sebagai salah satu pemasukan terbesar bagi media televisi. Baudrillard menyebutkan bahwa iklan mewujudkan anggaran luar biasa besar dan habis-habisan yang bukan bertujuan untuk menambah, tetapi menghilangkan nilai guna suatu objek. (http://filsafat.kompasiana.com/2010/06/19/pencitraan-darimerokok-feminim-sampai-politik-171583.html). Dapat disimpulkan bahwa industri rokok menghabiskan dana besar hanya untuk menjual citra positif produknya pada masyarakat. Namun pada dasarnya industri rokok tidak dapat dengan leluasa beriklan di Indonesia karena adanya peraturan mengenai iklan rokok di televisi yang dikeluarkan oleh Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang tercantum sebagai berikut: a. Merangsang atau menyarankan orang untuk merokok; b. Menggambarkan atau menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat kesehatan; Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 5 c. Memeperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan atau gabungan keduanya, rokok atau orang sedang merokok atau mengarah pada orang yang sedang merokok; d. Ditujukan terhadap atau menampilkan dalam bentuk gambar atau tulisan anak dan atau wanita hamil; e. Mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah rokok (Kasali, 2007:217). Dengan berlakunya peraturan tersebut produsen rokok melakukan alternatif lain dalam mengiklankan produk mereka di televisi yakni dengan menggunakan sosok laki-laki dewasa menggantikan produk rokok sebagai nilai jual utama pada iklan mereka. Syar’an (dalam Kurnia, 30:2004) menuturkan bahwa ekspolitasi maskulinitas banyak terjadi dalam iklan rokok. Hal tersebut terjadi karena penggunaan laki-laki yang dilengkapi dengan beragam atributnya sebagai figur utama dalam iklan rokok. Pemilihan laki-laki sebagai figur sentral dalam iklan rokok tersebut disebabkan oleh tatanan budaya yang berlaku di Indonesia, yakni budaya patriarki. Budaya patriarki Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 6 merupakan suatu sistem budaya yang bercirikan laki-laki. Pada sistem ini laki-laki yang memiliki kekuasaan untuk menentukan. Secara tradisional, hegemoni kekuasaan laki-laki dalam pandangan budaya Indonesia maupun dunia telah tertata dalam bangunan masyarakat patriarki. “Bahwa pada dasarnya perkembangan peradaban manusia tersistemasi oleh seksualitas dengan menempatkan laki-laki ada diatas sistem sosial kemasyarakatan sebagai pihak yang berkuasa, sementara perempuan sebagai pihak subordinat atau sebagai pihak yang dikuasai. Hal ini telah tersosialisasikan secara turun temurun” (Bordieu:http://thwydfisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-50237-UmumNegara%20dan%20Seksualitas.html). Dipandang dari pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa laki-laki pada budaya patriarki diciptakan sebagai sosok yang lebih superior yang menguasai lawan jenisnya (perempuan). Penggunaan sosok laki-laki sebagai tokoh sentral dalam iklan rokok juga menampilkan identitas lakilaki menurut perbedaan gendernya. Menurut Puspitawati (dalam Wibowo, 78:2006) “gender merupakan suatu konstruksi sosio-kultural yang membedakan maskulin dan feminin”. Berbeda dengan jenis kelamin atau seks yang bersifat biologis. Maskulin merupakan karakter gender yang Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 7 secara sosial disematkan bagi laki-laki, sedangkan feminin disematkan bagi perempuan. Piliang (2010:274) membedakan beberapa ciri-ciri dan sifat-sifat maskulin dan feminin secara tradisional yang di antaranya : Tabel 1.2 : Perbedaan Struktural Gender Maskulin Feminin Kuat Lemah Aktif Pasif Rasional Irasional Tampan Cantik Kasar Lembut Superior Inferior Macho Elegan Sumber : Yasraf Amir Piliang, 2010, hal. 274 Namun Piliang menambahkan bahwa “batas-batas maskulinitas dan femininitas tersebut semakin mencair, melonggar, bercampur, bersilangan, dan mengabur. Baik lakilaki maupun perempuan bebas memilih ciri atau sifat tersebut sebagai pengukuhan identitas mereka”. Konsep maskulinitas ditampilkan dalam sebuah ideologi yang dikonstruksi oleh iklan. Hal tersebut terwujud dalam relasi tanda-tanda yang terdapat didalamnya. Konsep tanda Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 8 menurut Chandler (1995:2) mengambil bentuk berupa katakata, gambar, suara, rasa, gerakan atau objek. Namun suatu hal bisa hanya berupa tanda tanpa makna apabila kita tidak memberikan makna padanya. Identifikasi produk rokok sebagai produk laki-laki juga telah merasuk dalam tatanan konsumsi rokok pada masyarakat. Bahkan, menurut Susilo (dalam Jurnal STIKES, 2012) perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja laki-laki. Para remaja beranggapan bahwa merokok merupakan bagian dari aktifitas kaum lelaki. Dengan merokok, maka akan terlihat keren, gagah, macho dan disukai lawan jenis (Vanguard : Sex, Lies and Ciggaretes, 2010). Para laki-laki menghisap rokok hanya untuk mencitrakan dirinya sebagai laki-laki. Citra menurut Piliang ( 2010:14) merupakan sesuatu yang tampak oleh indera, tetapi tidak memiliki eksistensi secara nyata. Dari pernyataan Piliang tersebut dapat dipahami bahwa ciri atau identitas yang dimiliki sebuah produk yang ditampilkan dalam iklannya, hanyalah sebuah citraan yang tidak memiliki nilai kepentingan sama sekali. Marcuse (dalam Moriarty et al. 2009:264) menyebutkan bahwa “generasi modern lebih mementingkan bungkusan daripada isi, kesan daripada substansi, tampilan daripada Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 9 intisari dan peran daripada jatidiri”. Dua produk andalan dari lini Gudang Garam Surya, yakni Surya 16 dan Surya 12 mengkonstruksi citra sebagai produk yang maskulin. Hal tersebut disematkan melalui penggunaan tokoh utama lakilaki dalam iklan mereka yang terbalut dengan slogan masingmasing produk, Gudang Garam Surya 16 dengan “Citra Ekslusif” dan Surya 12 dengan “Selera Pemberani” yang dapat membentuk suatu pemahaman tertentu mengenai sebuah konsep maskulin yang berlaku di masyarakat. Syar’an (dalam Kurnia, 30:2004) menyebutkan beberapa karakteristik representasi maskulinitas dimunculkan dalam iklan rokok Gudang Garam Surya, seperti laki-laki yang berkuasa atau kuat, dingin, pelindung, berani dan problem solver. Karakteristik maskulin tersebut ditampilkan melalui beragam tanda seperti teknik pengambilan kamera, baju yang digunakan, warna cahaya hingga penggunaan slogan pada produknya. Pada iklan Gudang Garam Surya versi “Success” slogan yang digunakan adalah “Drive for Success” dengan mengangkat tema yakni visi yang merupakan awal dari sebuah keberhasilan. Dalam iklan tersebut, sosok laki-laki ditampilkan sangat sentral dan dominan dalam suatu kehidupan. Namun dominasi kekuatan laki-laki dalam iklan tersebut ditunjukan dalam Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 10 bentuk pola pikir, harta, prestasi dan kebersamaan. Tidak seperti iklan rokok umumnya yang menampilkan sosok lakilaki dengan keunggulan dan kekuatan secara fisik. Secara fisiologis, laki-laki dalam iklan tersebut ditampilkan memiliki kulit putih, berusia muda, tidak memiliki janggut atau kumis, memiliki proporsi tubuh sedang, selalu berpakaian tertutp tanpa menampilkan ototnya dengan menggunakan kemeja putih serta jas hitam. Warna latar yang digunakan dalam iklan tersebut menggunakan warna-warna yang cenderung gelap sehingga menimbulkan kesan elegan dan tenang. Sedangkan musik latar yang digunakan berjenis musik ilustrasi. Secara naratif juga disebutkan bahwa laki-laki tersebut merupakan laki-laki sukses. Laki-laki dalam iklan tersebut juga ditampilkan memiliki kehidupan pada malam hari yang hedonis, mewah serta pencapaian prestasi yang ia raih tanpa melalui sebuah proses tertentu. Tabel 1.3 Screenshot Iklan Gudang Garam Surya versi “Success” Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 11 Sumber: www.youtube.com Beragam konsep dan citra maskulin ditampilkan dari beberapa iklan televisi Gudang Garam Surya 16, Surya 12 maupun Gudang Garam Surya. Tanda-tanda yang membentuk konsep dan citra maskulinitas dalam iklan tersebut merupakan hasil konstruksi media massa. Tanda-tanda tersebut lebih jauh dapat membentuk suatu realitas yang baru diruang publik. Ini dapat terjadi karena khalayak dapat menghasilkan makna Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 12 yang berbeda dengan apa yang ditawarkan teks media. Manusia merupakan produsen makna (producer of meaning) karena makna terdapat dalam diri tiap manusia. Konsep makna berkaitan dengan komunikasi menurut DeVito (dalam Sobur, 2009:20), yakni proses yang kita gunakan untuk mereproduksi, di benak pendengar, apa yang ada di benak kita. Makna yang dikodekan oleh khalayak terjadi dalam ruang atau individu yang berbeda-beda berdasarkan kemampuan kognitif maupun afektif khalayak. “Sebagai kombinasi antara gambar dan teks, sebuah iklan jelas menghasilkan sebuah informasi yaitu berupa representasi pengetahuan tertentu yang disampaikan lewat mediasi elemen-elemen tanda sebuah iklan” (Piliang, 2010:322). Dapat disimpulkan bahwa konsep maskulinitas yang ditampilkan dalam iklan Gudang Garam Surya versi Success merupakan representasi dari sebuah ideologi dominan. Representasi dapat mengkonstruksi dunia dimaknai sekitar sebagai kita dan suatu proses juga proses memaknainya. Dalam hal ini, iklan televisi mengkonstruksi realitas dengan penggunaan beragam tanda-tanda yang saling berelasi didalamnya dimana tanda-tanda tersebut merupakan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 13 representasi dari hegemoni ideologi dominan yang menyusup ke dalam tatanan masyarakat. Dalam menganalisa representasi maskulinitas yang terdapat dalam iklan Gudang Garam Surya versi Success, penulis menggunakan metodologi semiotika Roland Barthes sebagai acuannya. Semiotika merupakan studi tentang tanda dan cara memahami bagaimana tanda-tanda tersebut saling bekerja dalam membentuk sebuah makna. Untuk menganalisa sebuah sistem tanda, Barthes memiliki model signifikansi dua tahap yang menyebutkan dimana sebuah sistem tanda memiliki dua makna, yakni denotatif (primary sign) dan konotatif (secondary sign). Menurut Barthes, makna denotasi yaitu makna yang paling nyata dari tanda sedangkan konotasi merupakan makna yang subjektif karena makna tanda berhubungan dengan mitos yang berlaku sesuai kebudayaan yang berlaku. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis dan teknik analisis yang digunakan, penelitian ini akan berfokus pada: 1. Pengungkapkan makna denotatif yang terdapat pada tanda-tanda dalam iklan Surya versi Success yang merepresentasikan maskulinitas. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 14 2. Pengungkapan makna konotatif yang terdapat pada tanda-tanda dalam iklan Surya versi Success yang merepresentasikan maskulinitas. 3. Pembongkaran ideologi yang mendasarinya dari tanda-tanda yang merepresentasikan sebuah konsep maskulinitas dalam iklan Surya versi Success. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan penulis, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni : 1. Mengetahui makna denotasi yang terdapat pada tanda-tanda dalam iklan Surya versi Success yang merepresentasikan maskulinitas. 2. Mengetahui makna konotasi yang terdapat pada tanda-tanda dalam iklan Surya versi Success yang merepresentasikan maskulinitas. 3. Mengetahui ideologi dominan yang terdapat pada iklan Surya versi Success. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 15 1.4 Manfaat Penelitian 1) Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan khususnya dalam kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan bagaimana menganalisa dengan menggunakan metode analisis semiotika untuk mengkaji suatu tanda di balik sebuah makna dan dapat menambah konstribusi penelitian kualitatif melalui analisis semiotika. 2) Aspek Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan menumbuhkan kesadaran khalayak akan tanda-tanda yang dimunculkan dalam teks sebuah iklan sehingga menghasilkan sebuah makna yang kemudian dapat mendeskripsikan konsep maskulinitas dalam sebuah iklan. 1.5 Tahapan Penelitian Pada tahap pertama, penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap banyak dan beragamnya iklan televisi rokok di Indonesia. Setelah melakukan pengamatan peneliti menemukan sebuah gagasan bahwa iklan televisi rokok di Indonesia selalu menggunakan tokoh utama seorang laki-laki. Kemudian Fakultas Komunikasi dan Bisnis pada tahap berikutnya, penulis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 16 mengamati fenomena banyaknya laki-laki Indonesia yang menjadi perokok aktif, mulai dari usia balita hingga dewasa, dari status sosial dan budaya yang berbeda. Pengamatan pada tahap ini dilakukan melalui studi kepustakaan yakni melalui buku, majalah, film, iklan dan artikel cetak maupun online. Melalui pengamatan yang telah dilakukan, peneliti menemukan suatu gagasan bahwa Gudang Garam Surya 16 dan Surya 12 merupakan rokok yang dicitrakan dapat mewakili konsep seorang pria atau laki-laki dewasa dimana pada tiap iklannya selalu menggunakan seorang laki-laki sebagai figur utama. Namun selalu terdapat perbedaan konsep maskulinitas yang ditampilkan pada tiap iklannya, termasuk pada sebuah iklan yang mewakili kedua produk yakni iklan Gudang Garam Surya. Dari kedua tahapan pengamatan tersebut peneliti menyimpulkan sebuah permasalahan yang akan diteliti yakni mengenai konsep maskulin yang ditampilkan dalam iklan rokok Gudang Garam Surya. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan penulis, berkembanglah pertanyaan penelitian yakni : “Bagaimana maskulinitas direpresentasikan dalam iklan Gudang Garam Surya?”. Pada tahap berikutnya, penulis menentukan metode pengolahan data yang akan digunakan dalam menganalisa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 17 permaslahan tersebut. Metode analisa semiotika model Roland Barthes menjadi metode analisa yang penulis pilih. Metode analisa semiotika model Roland Barthes merupakan model sistematis dalam menganalisis makna dengan tanda-tanda. Fokus perhatiannya tertuju pada signifikasi dua tahap (two order of signification). Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Dalam sebuah tanda tahap realitas eksternal, Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna penting nyata dari sebuah tanda. Sedangkan signifikasi tahap kedua yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi serta nilai-nilai dari kebudayaannya, disebut sebagai konotasi yang akan berhubungan dengan mitos maskulinitas yang terdapat dalam iklan rokok tersebut.. Berikut merupakan bagan tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis : Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 18 Tabel 1.4 Tahapan Penelitian Mencari Topik Penelitian Menentukan Pertanyaan Penelitian Menentukan Metode Pengolahan Data Berdasarkan Model Semiotika Analisis Data Kesimpulan Sumber : Penulis 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan berdasarkan pada penggunaan beragam literatur berupa buku, artikel cetak dan online, jurnal, skripsi, iklan hingga dokumentasi film sebagai pengumpulan data. Selain itu pengumpulan data berupa literatur tertulis dilakukan di beberapa perpustakaan seperti perpustakaan Telkom University Bandung, perpustakaan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 19 Universitas Islam Bandung, dan perpustakaan Universitas Padjajaran Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2012 dengan melakukan pengamatan terhadap iklan rokok yang beredar di televisi. Kemudian waktu pengumpulan data dilakukan pada kurun waktu Agustus 2012 hingga Maret 2013. Penulisan Bab I hingga Bab III dilakukan pada bulan Januari 2013 hingga Maret 2013. Kemudian penyusunan Bab IV hingga Bab V dilakukan pada bulan September 2013 hingga bulan Oktober 2013. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 176 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes, terdapat beberapa hal yang mengindikasikan representasi sifat dan ciri maskulinitas yang terdapat dalam iklan Gudang Garam Surya vesi Success yaitu: 1. Makna denotasi yang terdapat pada iklan Gudang Garam Surya versi Success yakni kehidupan malam laki-laki urban yang memiliki citra kemewahan dan eksklusif. 2. Makna konotasi yang terdapat pada iklan Gudang Garam Surya versi Success yakni laki-laki merupakan kaum yang aktif secara seksual, memegang kendali dan dominan pada kehidupannya. 3. Ideologi yang mendominasi iklan Gudang Garam Surya versi Success adalah ideologi patriarki. 5.2 Saran Penciptaaan sebuah konsep dan realita melalui representasi yang terkandung dari nilai-nilai gender seperti Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 177 maskulin atau feminin, maka diperlukan penggunaan tandatanda yang memiliki nilai-nilai kedekatan budaya dimana iklan tersebut ditayangkan. Penggunaan tanda-tanda budaya asing dalam merepresentasikan konsep gender di Indonesia dirasa penulis tidak tepat digunakan karena menjadikan iklan televisi sebagai alat atau medium imperialisme dan kolonialisasi dimana seolah-olah terlihat meninggikan dan mengagungkan nilai-nilai budaya asing dibandingkan dengan budaya lokal. Seperti penggunaan sosok model dengan warna kulit orang Indonesia yang bukanlah putih tetapi lebih kepada sawo matang. Penggunaan tanda tersebut dapat menciptakan proximity atau unsur kedekatan, kepemilikan atau kemiripan dengan nilai dan budaya lokal yang berlaku di Indonesia. Kemudian dalam mengiklankan produk yang kontroversial seperti rokok, maka haruslah lebih jujur dalam menyampaikan pesannya seperti dengan mengurangi penggunaan citra dan identifikasi produk yang terkesan hiperbola dan tidak sesuai dengan fungsi dari produk itu sendiri. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini maka secara khusus dapat memperkaya referensi dalam bidang penelitian mengenai representasi gender. Kemudian secara umum, penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 178 khalayak luas khususnya kaum laki-laki dalam memahami konsep maskulinitas yang ditampilkan dalam iklan televisi. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 DAFTAR PUSTAKA Barthes, Roland. 2012. Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta : Jalasutra Bungin, M. Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda dan Makna (Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi). Yogyakarta : Jalasutra. Davis, Howard. & Walton Paul. 2010. Bahasa, Citra, Media. Yogyakarta : Jalasutra. Fiske, John. 2011. Cultural and Communication Studies (Sebuah Pengantar Paling Komprehensif). Yogyakarta : Jalasutra Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 DM, Abhisam, Ary Hasriadi & Harlan Miranda. 2011. Membunuh Indonesia (Konspirasi Global Penghancuran Kretek). Jakarta : Kata-Kata Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers. Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, & Media Studies. Yogyakarta : Jalasutra. Hamedani, Alieh. 2009. Semalam Bersama Setan : Perdebatan antara Manusia dan Setan. Yogyakarta : Al Falaq. Kinasih, Herjuno Ndaru, Febriani Rika & Sulistyoningsih. 2012. Tembakau, Negara dan Keserakahan Modal Asing. Jakarta : Indonesia Berdikari Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Prenada Media Group. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Mulyana, Deddy. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya. Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika (Kode, Gaya dan Matinya Makna). Bandung : Matahari. Prabasmoro, Aquarini Priyatna. 2003. Becoming White : Representasi Ras, Kelas, Femininitas dan Globalitas dalam Iklan Sabun. Yogyakarta : Jalasutra. Satori, Djam’an & Komariah Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Stewart, Colin & Kowaltzke, Adam. 2008. Media, New Ways & Meanings. Australia : John Wiley & Sons. Strinati, Dominic. 2004. Popular Culture (Pengantar Menuju Teori Budaya Populer). Yogyakarta : Bentang Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Susanto, A.B. 2001. Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta: Kompas. Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Prenada Media Group. West,R. & Turner, H Lynn. 2008. Pengantar Teori Komunikasi (3rd ed.). Jakarta : Salemba Humanika. Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi. Jakarta : Mitra Wacana Media. Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Jakarta : Buana Pustaka Indonesia. SITUS http://202.59.162.82/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id =1022&pageNum=1 (diakses pada 22 September 2013) Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 http://www.aber.ac.uk/media/Documents/S4B/semiotic.html (diakses pada 7 Januari 2013) http://www.bali-bisnis.com/index.php/category/ekonomibisnis/jasaekonomibisnis/ (diakses pada 25 Oktober 2012) http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1435544/Christthe-Redeemer (diakses pada 22 September 2013) http://www.ciggiesworld.com/gudang-garam-surya-16/ (diakses pada 21 Juni 2012) http://www.ciputraentrepreneurship.com/mobile-1526gudang-garam-produsen-rokok-asal-kediri.html(diakses pada 25 Februari 2013) http://www.dacostume.com/tag/sejarah-kemeja/(diakses pada 22 September 2013) http://www.e-jurnal.com/category/psi-gender/ (diakses pada 18 Februari 2013) http://filsafat.kompasiana.com/2010/06/19/pencitraan-dari-merokokfeminim-sampai-politik-171583.html (diakses pada 2 Maret 2013) Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 http://finance.detik.com/read/2012/09/15/125339/2020444/4/ (diakses pada 5 Agustus 2012) www.gudanggaramtbk.com (diakses pada 21 Juni 2012) http://health.kompas.com/read/2011/01/24/11325641/Perokok.Pasif. Paling.Dirugikan?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_ca mpaign= (diakses pada 24 Juni 2012) http://icsa-indo.com/winner/icsa.html Februari 2013) (diakses pada 16 http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=pengertian-artiwarna (diakses pada 13 September 2013) http://www.inacigar.com/gudang-garam/23-gudang-garamsurya-16.html (diakses pada 23 Juni 2012) http://indonesian.irib.ir/momentum//asset_publisher/hm7C/content/id/5072549 (diakses pada 13 September 2013) http://interior.lintas.me/article /warna-hitam-memberikankesan-maskulin-nan-elegan/ (diakses pada 10 September 2013) http://kabarbisnis.com/read/2833457 November 2012) (diakses pada 14 http://lightidea.cabanova.com (diakses pada 12 November 2012) Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 http://m.metrotvnews.com/read/news/2013/03/17/139054/ (diakses pada 12 September 2013) http://m.tempo.co/read/news/2012/02/21/206385464/ (diakses pada 26 Januari 2013) http://properti.kompas.com/read/2012/01/10/19114085 (diakses pada 21 September 2013) http://www repository.ipb.ac.id (diakses pada 17 Oktober 2012) http://satulingkar.com/detail/read/9/191/riwayat-jas-danperseteruan-politik#sthash.WTUqhl1H.dpuf (diakses pada 10 September 2013) http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/397493/44/ (diakses pada 2 Februari 2013) http://www.temanggungkab.go.id (diakses pada 12 September 2013) www.unlam.ac.id (diakses pada 12 September 2013) Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286direktori/1913-generasi-kedua-gudang-garam (diakses pada 22 Januari 2012) http://thwyd-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-50237Umum-Negara%20dan%20Seksualitas.html (diakses pada 14 September 2013) http://www.wvwnews.net/story.php?id=2785 (diakses pada 14 September 2013) http://www.youtube.com (diakses pada 20 Juni 2012) http://www.zigsam.at/l07/B_Cig/GudangGaramSurya12fID2011(diakses pada 23 Juni 2021) JURNAL Helper, Sahat, & Rachmalina, SP. (2010). Pengetahuan, sikap dan perilaku penderita Tuberculosis Paru di Kabupaten Tangerang., 1200-1206. Kurniawan, Achmad. et.al. (2012). Jurnal Perempuan No.64: Saatnya Bicara Laki-laki,. 37-227.. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Kusumaningrum, Elisabeth Anita Dwi. (2012). Maskulinitas Dalam Iklan : Studi Analisis Isi Maskulinitas pada Majalah Men’s Health Indonesia Periode Januari-Desember 2010, 5-9. Wijayadi, Asmara Yudha. (2013). Representasi Maskulinitas pada Iklan Rokok dalam Media Cetak, 1-6. Winata, I Nyoman. (2012). Hegemoni Maskulinitas dalam Iklan Minuman Berenergi, 109-122. MAJALAH Natakusumah Arief (2013) Tabloid BOLA Edisi 2.525 (29 Agustus – 9 September). Phutut E. A (2012) “Hikayat Negeri Tembakau”. National Geographic Indonesia (Desember 2012). Purjono Suhendro & Safrezi Fitra (2013) “ Beleid Adiktif Setengah Hati”. Bloomberg Businessweek Indonesia (31 Januari – 06 Februari 2013). SWA Sembada (Juli 2012). Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 FILM Michael Mann (1999) “The Insider” Christof Putzel (2011) “ Vanguard : Sex, Lies and Cigarettes. Season 5 Episode 2” Peter Joseph (2007) “Zeitgeist : The Movie” Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi